MODUL 04
PENYUSUNAN RENCANA INDUK, STUDI KELAYAKAN, DAN PTMP
SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A DIREKTORAT PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
BAHAN AJAR
DISEMINASI DAN SOSIALISASI KETEKNIKAN
BIDANG PLP SEKTOR PERSAMPAHAN
i DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR GAMBAR ... ii
DAFTAR TABEL ... iii
1. PENDAHULUAN ... 175
2. PENYUSUNAN RENCANA INDUK PERSAMPAHAN ... 176
2.1. Tahap Penyusunan Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan ... 177
2.2. Pengumpulan Data ... 178
2.3. Strategi Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan ... 188
2.4. Rencana Pengembangan Pengelolaan Persampahan ... 191
2.5. Tahap Pelaksanaan ... 198
3. PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN 202 3.1. Pendahuluan ... 202
3.2. Kriteria Kelayakan Teknis... 204
3.3. Norma, Kriteria Teknis Kelayakan Ekonomi dan Keuangan ... 204
3.4. Norma dan Standar Teknis Kelayakan Lingkungan ... 205
3.5. Perencanaan Studi Kelayakan Ekonomi dan Finansial ... 206
3.6. Proyeksi Pendapatan Tarif Retribusi Persampahan ... 212
3.7. Perhitungan Kelayakan Ekonomi dan Keuangan ... 213
4. PENYUSUNAN PERENCANAAN TEKNIS DAN MANAJEMEN PERSAMPAHAN 214 4.1. Kriteria Umum ... 214
4.2. Persyaratan Teknis ... 214
4.3. Tenaga Ahli Penyusunan Perencanaan Teknis dan Manajemen Persampahan ... 215
4.4. Tata Cara Penyusunan Perencanaan Teknis dan Manajemen Persampahan ... 215
5. PEMILIHAN LOKASI TPA/TPST ... 219
6. PEMILIHAN PRASARANA SARANA BIDANG PERSAMPAHAN ... 241
7. PERENCANAAN RUTE PENGANGKUTAN ... 255
7.1. Desain Rute Makro ... 258
7.2. Desain Rute Mikro (MetodeHeuristic) ... 258
7.3. Keseimbangan Rute dan Pembagian Wilayah ... 260
7.4. Rute Pengangkutan Sampah ... 262
7.5. Pendekatan Perhitungan Jumlah Trip (Rit) ... 267
7.6. Pemilihan Alat Berat di TPA... 269
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1Tahap penyusunan rencana induk persampahan kota ... 178
Gambar 3. 1 Skematik biaya dan manfaat proyek... 209
Gambar 5. 1 Derajat kepekaan akuifer dan jenis limbah ... 239
Gambar 6. 1 Gerobak sampah ... 244
Gambar 6. 2 Becak dan sepeda sampah ... 245
Gambar 6. 3 Motor sampah tertutup ... 246
Gambar 6. 4 Kontainer sampah ... 247
Gambar 6. 5 Pick up sampah ... 248
Gambar 6. 6 Dump truck kecil ... 249
Gambar 6. 7 Compactor truck sampah ... 250
Gambar 6. 8 Truk penyapu jalan ... 251
Gambar 6. 9 Dump truck bak ... 252
Gambar 6. 10 Arm roll truck ... 253
Gambar 6. 11 Compactor truck sampah ... 254
Gambar 6. 12 Flat deck truck ... 254
Gambar 7. 1 Flow-diagram rute pengangkutan ... 256
Gambar 7. 2 Diagram rute makro ... 257
Gambar 7. 3 Diagram rute makro ... 258
Gambar 7. 4 Pengujian rute ... 260
Gambar 7. 5 Poal kontainer angkat 1 ... 262
Gambar 7. 6 Pola kontainer angkat 2 ... 263
Gambar 7. 7 Pola kontainer angkat 3 ... 264
Gambar 7. 8 Pengangkutan dengan SCS Mekanis ... 265
Gambar 7. 9 Penangkutan dengan SCS Manual... 265
Gambar 7. 10 Contoh alat berat pada operasi landfilling ... 272
iii DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Data gambaran umum wilayah studi ... 179
Tabel 2. 2 Data kondisi fisik kota ... 179
Tabel 2. 3 Data prasarana kota ... 180
Tabel 2. 4 Data kependudukan ... 180
Tabel 2. 5 Data sosial ekonomi masyarakat ... 181
Tabel 2. 6 Data rencana pembangunan kota ... 182
Tabel 2. 7 Data yang dibutuhkan dalam aspek peraturan ... 183
Tabel 2. 8 Data yang dibutukan aspek institusi ... 183
Tabel 2. 9 Data yang dibutuhkan aspek teknis ... 184
Tabel 2. 10 Data yang dibutuhkan aspek pembiayaan ... 186
Tabel 2. 11 Data yang dibutuhkan aspek peran serta masyarakat dan swasta... 187
Tabel 2. 12 Tabel proyeksi kebutuhan pelayanan jangka pendek ... 192
Tabel 2. 13 Tabel proyeksi kebutuhan pelayanan jangka menengah ... 193
Tabel 2. 14 Tabel proyeksi kebutuhan pelayanan jangka panjang ... 194
Tabel 2. 15 Rencana program pengelolaan persampahan ... 201
Tabel 2. 16 Rencana pembiayaan pengelolaan persampahan ... 201
Tabel 5. 1 Tata cara pemilihan lokasi TPA ... 227
Tabel 5. 2 Nilai evaluasi lahan landfill dengan SNI 19-3241-1994 ... 231
Tabel 5. 3 Skema pemilihan lokasi ... 234
Tabel 5. 4 Tabel rekapitulasi nilai deskriptif hidrogeologi ... 238
Tabel 5. 5 Tabel situasi peringkat penilaian ... 240
Tabel 6.1Proses pemilihan alat angkut persampahan berdasarkan pola pengelolaan persampahan ... 242
Tabel 6. 2 Estimasi harga satuan alat angkut persampahan ... 243
Tabel 7. 1 Kegunaan alat berat di TPA ... 271
Tabel 7. 2 Persyaratan peralatan di Sanitary Landfill ... 271
iv
175 PENYUSUNAN RENCANA INDUK, STUDI KELAYAKAN, DAN PTMP SISTEM
PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
1. PENDAHULUAN
Perencanaan pengelolaan sampah harus dilakukan untuk jangka panjang dan layak secara teknis, ekonomis dan berwawasan lingkungan serta dapat dimplementasikan dengan mudah. Tahapan perencanaan dimulai dari rencana induk, studi kelayakan dan perencanaan teknis.
Rencana induk merupakan rencana garis besar yang menggambarkan arahan sistem pengelolaan sampah dalam 25 tahun kedepan.
Studi Kelayakan merupakan bagian dari rencana induk yang secara jelas akan diketahui kelayakannya, baik kelayakan teknis, ekonomi, lingkungan maupun sosial. Pada tahap ini secara bersamaan juga dilakukan studi pemilihan lokasi TPA dengan mengacu pada SNI atau metode lain dan studi AMDAL atau UKL/UPL.
Perencanaan teknis merupakan rencana detail dengan mengacu pada rencana induk atau studi kelayakan dan dilengkapi dengan gambar detail, spesifikasi teknis, SOP dan dokumen lain yang diperlukan (penjabaran RKL/RPL atau UKL/UPL) serta siap untuk dilakukan tahap pelaksanaan (penyediaan prasarana dan sarana).
Secara umum substansi untuk setiap tahap perencanaan adalah sebagai berikut:
a. Rencana Induk, terdiri dari:
• Identifikasi perumusan masalah
• Prioritas penanganan
• Skenario pengembangan (teknis, institusi dan finansial)
• Proyeksi kebutuhan
• Usulan program ( jangka pendek, menengah dan jangka panjang)
• Kriteria desain
b. Studi Kelayakan, terdiri dari:
• Review Skenario pengembangan
• Analisis (kelayakan teknis, ekonomi, lingkungan dan kelembagaan)
• Alternatif terpilih
• Rencana pengembangan
• AMDAL/UKL-UPL
176
c. Perencanaan Teknis (DED), terdiri dari:
• Lingkup desain
• Pengukuran (topografi, geohidrologi dll)
• Peta-peta (skala 1:500)
• Design drawing
• Mechanical & electrical
• Estimasi biaya
• Revisi RKL/RPL
• Dokumen tender dan spesifikasi teknis
2. PENYUSUNAN RENCANA INDUK PERSAMPAHAN
Rencana induk penyelenggaraan perencanaan sistem pengelolaan persampahan dapat berupa:
1. Rencana induk penyelenggaraan prasarana dan sarana persampahan di dalam satu wilayah administrasi kabupaten atau kota
2. Rencana induk penyelenggaraan prasarana dan sarana persampahan lintas kabupaten dan/atau kota.
Rencana induk penyelenggaraan prasarana dan sarana persampahan lintas kabupaten dan/atau kota mencakup wilayah pelayanan sampah atau minimal pelayanan TPA/TPST di dalam lebih dari saru wilayah administrasi kabupaten dan/atau kota dalam satu provinsi.
3. Rencana induk penyelenggaraan prasarana dan sarana persampahan lintas provinsi.
Rencana induk penyelenggaraan persampahan lintas provinsi mencakup wilayah pelayanan sampah atau minimal pelayanan TPA/TPST yang terdapat di dalam lebih dari satu wilayah administrasi kabupaten dan/atau kota serta di dalam lebih dari satu provinsi.
Rencana induk penyelenggaraan persampahan paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Rencana umum, meliputi:
a. Evaluasi kondisi kota/kawasan dan rencana pengembangannya, yang bertujuan untuk mengetahui karakter, fungsi strategis dan konteks regional nasional kota/kawasan yang bersangkutan.
b. Evaluasi kondisi eksisting penanganan sampah dari sumber sampai TPA.
2. Rencana penanganan sampah dengan mengedepankan pengurangan sampah yang ditimbun di TPA, pemanfaatan sampah sebagai sumber daya melalui kegiatan 3R, pewadahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah.
3. Program dan kegiatan penanganan sampah disusun berdasarkan hasil evaluasi terhadap permasalahan yang ada dan kebutuhan pengembangan di masa depan.
4. Kriteria, mencakup kriteria teknis yang dapat diaplikasikan dalam perencanaan yang sudah umum digunakan, tetapi jika ada data hasil survey, maka kriteria teknis menjadi bahan acuan.
177 5. Standar pelayanan ditentukan sejak awal, seperti tingkat pelayanan dan cakupan pelayanan
yang diinginkan.
6. Rencana alokasi lahan TPA
Untuk merencanakan penanganan sampah dari sumber sampai dengan TPA diperlukan ketetapan alokasi lahan.
7. Rencana keterpaduan dengan air minum, air limbah, dan drainasi, yang meliputi:
a. Identifikasi sumber air baku air minum
b. Identifikasi potensi pencemar badan air yang digunakan sebagai air baku air minum c. Identifikasi lokasi IPAL/IPLT.
d. Identifikasi saluran drainase di sekitar TPA/TPST.
8. Rencana pembiayaan dan pola investasi, berupa indikasi besar biaya tingkat awal, sumber, dan pola pembiayaan. Perhitungan biaya tingkat awal mencakup seluruh komponen pekerjaan perencanaan, pekerjaan konstruksi, pajak, pembebasan tahan, dan perizinanan.
9. Rencana pengembangan kelembagaan
Kelembagaan penyelenggara meliputi, struktur organisasi dan penempatan tenaga ahli sesuai dengan latar belakang pendiudikan yang mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku.
2.1. Tahap Penyusunan Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan
Peningkatan pelayanan pengelolaan sampah membutuhkan perhatian yang serius agar dapat meningkatkan kinerja untuk meningkatkan cakupan pelayanan. Konsep pengelolaan sampah dengan paradigma baru menerapkan pengelolaan sampah terpadu yang tidak hanya mengolah sampah, tetapi di dalamnya sudah mencakup pengurangan sampah yang pada akhirnya dapat membantu mengurangi kerja Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah. Di samping itu pengurangan sampah juga akan mengurangi kebutuhan peralatan pengumpulan dan pengangkutan yang pada akhirnya juga dapat menghemat biaya operasional.
Master Plan atau rencana induk adalah rencana pengelolaan sampah secara keseluruhan mulai dari pengumpulan, pengurangan, dan pemrosesan akhir. Selain itu juga berisikan rencana aspek manajemen termasuk rencana garis besar tentang kelembagaan.
2.1.1. Jangka Waktu Perencanaan
Rencana induk pengembangan prasarana dan sarana persampahan harus direncanakan untuk periode perencanaan 10 tahun. Rencana induk ini secara teknis dapat mengacu pada ketentuan yang terdapat pada SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Operasional Teknik Pengelolaan Sampah Perkotaan dan pedoman pembangunan TPA SNI 03-3241-1994.
178
2.1.2. Evaluasi Rencana Induk
Rencana induk pengembangan prasarana dan sarana harus dievaluasi setiap 5 tahun untuk disesuaikan dengan perubahan yang terjadi dan disesuaikan dengan perubahan rencana induk bidang sanitasi lainnya, tata ruang dan rencana induk SPAM serta perubahan strategi di bidang lingkungan (Local Environment Strategy) ataupun hasil rekomendasi audit lingkungan kota yang terkait dengan persampahan.
2.1.3. Kedudukan Rencana Induk
a. Penyusunan rencana induk pengembangan prasarana dan sarana persampahan wajib mengacu pada Rencana Jangka Panjang Daerah (RJPD) dan rencana tata ruang.
b. Penyusunan program 5 tahunan bidang pengembangan prasarana dan sarana persampahan atau rencana Renstra Dinas, wajib mengacu pada rencana induk sektor persampahan.
c. Rencana induk disusun oleh instansi yang berwenang di masing-masing Kabupaten/Kota dengan melibatkan Stakeholders dan hasilnya disosialisasikan pada masyarakat luas (termasuk melalui internet dengan domain khusus dari instansi pengelola lingkungan daerah). Pengesahan rencana induk Persampahan ditetapkan melalui Perda.
Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan perlu dilakukan sebaik mungkin agar mendapatkan hasil yang optimal. Dalam penyusunan perencanaan perlu diperhatikan bagaimana kondisi yang ada saat ini (eksisting) serta kebijakan dan peraturan perundangan yang terkait dengan bidang persampahan. Tahapan Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Persampahan dapat dilhat pada Gambar 2.1 di bawah ini.
Gambar 2. 1Tahap penyusunan rencana induk persampahan kota
2.2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah penting dalam proses penyusunan Rencana Induk Persampahan karena kunci dalam memproyeksikan rencana pengembangan jangka panjang