• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fungsi Dan Tanggung Jawab Controller Dalam Pengawasan Aktiva Tetap Pada Pt. Pelabuhan Indonesia I (PERSERO) Medan Chapter III IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Fungsi Dan Tanggung Jawab Controller Dalam Pengawasan Aktiva Tetap Pada Pt. Pelabuhan Indonesia I (PERSERO) Medan Chapter III IV"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

3.1 Aktiva Tetap

MenurutSamryn (2015:162) “aktiva tetap pada umumnya merupakan komponen

aktiva jangka panjang yang paling besar nilainya dalam perusahaan. Aktiva tetap

merupakan kelompok aktiva perusahaan yang memenuhi semua kriteria sebagai

berikut:

a. Mempunyai masa manfaat, atau umur ekonomis lebih dari satu tahun.

b. Dimiliki dengan tujuan untuk digunakan dalam membantu aktivitas

perusahaan. Dalam pengertian dimiliki bukan untuk dijual atau digunakan

sebagai bahan untuk melengkapi produk.

c. Fisik barangnya dapat dilihat dan diraba, sehingga biasa juga disebut aktiva

tetap berwujud, aktiva tetap yang tidak memenuhi kriteia ini disebut aktiva

tetap tidak berwujud. Biasanya mempunya nilai perusahaan yang relatif besar.

Berdasarkan kriteria ini, aktiva perusahaan yang bisa dipakai bertahun-tahun,

tetapi harga perolehannya tidak signifikan, maka aktiva yang bersangkutan

tidak dikelompokkan sebagai aktiva tetap, dan bakan kadang-kadang langsung

dikategorikan sebagai beban yang disatukan dengan tujuan pembelanjaannya.

Sedangkan menurut Warrenet al. (2015:494), “aktiva tetap adalah aktiva yang

bersifat jangka panjang atau secara relatif memiliki sifat permanen seperti

peralatan, mesin, gedung, dan tanah. Nama lain yan biasa digunakan dalam bahasa

inggris untuk aktiva tetap adalah plant asset atau property, plant, and equipment.

(2)

merupakan aset berwujud, dimiliki dan digunakan oleh perusahaan dalam

kegiatan operasi, tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian dari kegiatan

operasi.

3.2 Jenis - Jenis Aktiva Tetap

Jenis aktiva tetap disetiap perusahaan berbeda-beda, hal ini disebabkankarena

perbedaan jenis kegiatan operasional yang dilakukan

perusahaan.MenurutWarrenet al. (2015:511) penggolongan aktiva tetap

didasarkan pada beberapa sudut pandang, yaitu :

a. Dari sudut pandang substansinya terdiri dari aktiva berwujud (tangible

assetscontohnya lahan, gedung, mesin, dan lain lain. Sedangkan aktiva tak

berwujud (intangible assets)contohnya hak cipta (copy right), hak merek

(trade mark), paten dan lain-lain.

b. Dari sudut pandang penyusutan terdiri dari aktiva tetap yang disusutkan

(depreciated plant assets)contohnya gedung, mesin, kendaraan, dan lain-lain.

Sedangkan aktiva tetap yang tidak disusutkan (undepreciated plant assets)

contohnya Tanah

c. Dari sudut pandang umur terdiri dari aktiva tetap berwujud yang umur atau

masa kegunaanya tidak terbatas. Misalnya tanah, bangunan pabrik, gudang

dan kantor. Aktiva tetap berwujud yang umur atau masa kegunaannya terbatas

dan dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa kegunaannya telah

berakhir. Misalnya bangunan, mesin, perlengkapan kantor, kendaraan dan alat

transport. Sedangkan aktiva berwujud yang umur atau masa kegunaanya

(3)

kegunaannya sudah habis, seperti tambang hutan atau biasa disebut aktiva

sumber alam.

Sedangkan jenis-jenis aktiva tetap menurut Warren et al.(2015:496), terdiri dari :

a. Lahan, yaitu bidang tanah terhampar baik yang merupakan tempat bangunan

maupun yang masih kosong. Dalam akuntansi, apabila ada lahan yang

didirikan bangunan diatasnya maka harus dipisahkan pencatatannya dari

lahan tersebut. Khusus untuk bangunan yang dianggap sebagai dari lahan atau

yang dapat meningkatkan nilai gunanya seperti jalan, maka pencatatannya

dapat digabungkan dalam nilai lahan.

b. Gedung, yaitu bangunan yang berdiri di atas lahan baik diatas tanah ataupun

diatas air. Tidak seperti tanah yang tidak pernah disusutkan, maka gedung

mengalami penyusutan dari tahun ke tahun sehingga nilainya akan berkurang

tiap periodenya.

c. Mesin, yaitu alat mekanis yang dikuasai perusahaan alam kegiatan baik untuk

dagang ataupun jasa. Pencatatannya dilakukan dengan menambahkan nilai

dari peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari mesin itu.

d. Kendaraan, merupakan sarana angkutan yang dimiliki perusahaan untuk

mendukung kegiatan operasionalnya. Misalnya truk, mobil dinas, kendaraan

roda dua, serta jenis kendaraan lain yang dapat digunakan sebagai sarana

transportasi.

e. Investasi, perlengkapan yang melengkapi isi kantor misalnya, termasuk

perlengkapan pabrik, kantor, ataupun alat-alat besar yang digunakan dalam

perusahaan. Contohnya Inventaris kantor, inventaris pabrik, inventaris

(4)

PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan menggolongkan daftar aktiva tetap

yaitu: Setiap Aktiva mempunyai masa manfaat sesuai dengan golongannya

masing-masing. Masa manfaat yang diberlakukan sesuai No.

DokumenPTPI/PM/KEU/KAK-12 tanggal 11 Januari 2011 disajikan pada Tabel

3.1:

Tabel 3.1

(5)

No Kelompok

III Alat-alat Fasilitas Pelabuhan

Sumber: Data Sekunder PT Pelabuhan Indonesia I, (2017)

3.3 Cara Perolehan Aktiva Tetap

Menurut Raja (2012:152) ada beberapa cara untuk memperoleh aktiva tetap

dalam perusahaan diantaranya adalah:

a. Pembelian tunaisebesar uang yang dikeluarkan untuk pembelian tersebut

ditambah dengan biaya-biaya lain sehubungan pembelian tersebut. Bila ada

potongan harga atau diskon maka harus dikurangi dari nilai perolehan. Tetapi

jika diskon tersebut tidak diambil maka perusahaan harus melaporkan sebagai

discount lost.

b. Pembelian angsuran ada kalanya suatu aset tetap dibeli secara angsuran.

Dalam hal demikian, kontrak pembelian dapat menyebutkan bahwa

pembayaran akan dilakukan dalam sekian kali angsuran dan terhadap saldo

yang belum bayar dikenakan bunga. Pembelian secara kredit merupakan salah

(6)

pembayaran yang akan diangsur guna melunasi hutang akibat pembelian

kredit ini.

c. Penerbitan surat-surat berharga aset tetap yang diperoleh melalui penerbitan

surat berharga (misalnya penerbitan saham ataupun obligasi), maka harga dari

aset tetap tidak bisa diukur secara cepat. Jadi dasar pencatatan yang mungkin

digunakan adalah nilai pasar surat berharga yang diterbitkan. Jika nilai pasar

dari surat berharga yang ditukarkan tidak dapat ditentukan, maka nilai pasar

aset tetap itu harus ditentukan oleh appraisal yang independen, dan dari hasil

penilaian tersebut digunakan sebagai dasar mencatat aset dan penerbitan surat

berharga.

d. Perolehan aset tetap dengan konstruksi sendiri kadang kala aset tetap dibuat

atau dirakit sendiri oleh perusahaan untuk digunakan sendiri. Aset tetap dicatat

pada harga perolehannya, termasuk semua pengeluaran yang terjadi untuk

membuat aset dan mempersiapkan aset tersebut untuk digunakan dalam

kegiatan operasional perusahaan. Semua biaya yang dapat dikaitkan dengan

konstruksi dapat dibebankan ke aset tersebut antara lain: biaya bahan baku,

biaya tenaga kerja, niaya konstruksi, biaya asuransi selama masa

pembangunan, dan biaya kontraktor. Selain itu, biaya bunga atas pinjaman

yang terjadi akibat pembiayaan pembangunan atau perakitan aset tersebut

harus dimasukan sebagai biaya perolehan aset.

e. Pertukaran dengan aset lain Untuk aset tetap yang diperoleh dari suatu aset

tetap diukur pada nilai wajar kecuali transaksi pertukaran tidak memiliki

substansi komersial atau nilai wajar dari aset yang diterima dan diserahkan

(7)

cara pertukaran aset sejenis, syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam

pertukaran aset sejenis ini adalah nilai pasar aset tetap yang dipertukarkan

tidak diketahui danaset tetap yang ditukarkan adalah jenis. Pencatatan untuk

transaksi pertukaran aset tidak sejenis ini adalah keuntungan dikurangkan pada

harga aset tetap sedangkan kerugian dibebankan dalam tahun berjalan.

PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan memperoleh aktiva tetap melalui

pembelian tunai dan aktiva tetap yang diperoleh dari hibah.

3.3.1 Pembelian Tunai

Aktiva tetap melalui pembelian tunai dicatat sebagai aktiva tetap pada saat aktiva

tetap dimaksud diterima dan dinyatakan dalam berita acara penerimaan aktiva

tetap. Aktiva tetap tersebut dinilai berdasarkan harga belinya ditambah dengan

semua biaya yang dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut siap digunakan.

Pembelian aktiva tetap pada PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan

dilakukan dengan membuat surat kerjasama dengan penjual. Dalam perjanjian itu

ditetapkan ketentuan-ketentuan yang harus dipatuhi oleh kedua belah pihak.

Jenis aktiva tetap yang diperoleh dari pembelian tunai adalah berupa aktiva tetap

pokok, yaitu bangunan fasilitas pelabuhan, kapal, alat-alat fasilitas pelabuhan dan

instalasi fasilitas pelabuhan. Untuk aktiva tetap penunjang yang dibeli dengan

pembelian tunai yaitu tanah dan peralatan, sedangkan untuk aktiva tetap

pelengkap yaitu kendaraan dan emplacement.

3.3.2 Aktiva yang diperoleh dari Hibah

Aktiva tetap yang diperoleh dari hibah atau donasi pemerintah, swasta atau pihak

lain diakui dan diukur sebesar biaya perolehannya. Biaya perolehan meliputi nilai

(8)

tetap bersangkutan dalam kondisi siap digunakan sesuai keinginan dan maksud

manajemen.

Apabila aktiva tetap yang diperoleh dari hibah atau donasi pemerintah, swasta

atau pihak lain tidak dapat diukur dengan nilai wajar maka nilai perolehannya

diukur sesuai dengan nilai transaksi pasar yang serupa. Aktiva tetap yang

diperoleh dari hibah atau donasi pemerintah, swasta atau pihak lain diakui

berdasarkan bukti serah terima.

3.4Metode Penyusutan

Menurut Warrenet al. (2015:496) “penyusutan adalah penurunan kemampuan

aktiva tetap dalam menyediakan manfaat dalam rangka aktivitas operasional

perusahaan. Hal ini dikarenakan pemakaian yang terus menerus, sehingga

mengakibatkan fungsi aktiva tetap tersebut menurun dari hari ke hari. Dalam

menghitung penyusutan (depresiasi) ada beberapa faktor yang perlu di perhatikan

yaitu sebagai berikut:

a. Harga perolehan aktiva tetap (Asset Cost)

b. Nilai residu atau sisa (Residual Value), yaitu nilai yang diharapkan dapat

direalisasikan pada saat aktiva tidak dapat digunakan lagi.

c. Masa manfaat (Useful Life)

d. Metode penyusutan (Depreciation Method). Metode penyusutan aktiva tetap

yang digunakan oleh suatu perusahaan harus sesuai dengan sifat dan

penggunaan aktiva tetap. Kebijaksanaan pimpinan dan metode penyusutan

(9)

Adapun penyusutan dapat disebabkan oleh faktor faktor fisik atau fungsional

a. Penyusutan fisik terjadi karena penggunaan dan dibebakan oleh cuaca.

b. Penyusutan fungsional terjadi saat asset tetap tidak lagi dapat menyediakan

jasa pada tingkat yang diharapkan. Sebagai contoh, peralatan dapat menjadi

kuno akibat perubahan teknologi.

Menurut PSAK 17 (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) penyusutan adalah

alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang

diestimasi. Besarnya penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan ke

pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung.

a. Berdasarkan Waktumetode penyusutan berdasarkan waktu terdiri dari dua

metode yaitu metode garis lurus (straight line method)danmetode pembebanan

yang menurun (declining balance method)

b. Berdasarkan Penggunaanmetode penyusutan berdasarkan penggunaan terdiri

dua metode yaitu metode jam jasa (service hours method)dan metode jumlah

unit produksi (productive output method)

c. Berdasarkan kriteria Lainnyametode penyusutan berdasarkan waktu terdiri

dari tiga metode yaituMetode berdasarkan jenis dan kelompok (group and

composite method), metode anuitas (annuity method)dan sistem persediaan

(inventory system)

Tujuan suatu perusahaan menghitung jumlah penyusutan dari aktiva tetap yang

dimilikinya adalah agar tercapainya prinsip pengaitan (matching principle), yaitu

mengaitkan pendapatan pada satu periode akutansi dengan biaya dari barang

barang dan jasa yang dikonsumsi guna menghasilkan pendapatan serta

(10)

Bersamaan dengan berlalunya waktu, maka seluruh aktiva tetap kecuali tanah

harus disusutkan, karena secara nyata nilai aktiva yang dipakai dari tahun ke tahun

manfaatnya menurun. Ada beberapa ketentuan yang tercantum pada kebijakan

akuntansi PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan mengenai penyusutan

aktiva tetap sesuai dengan KU. 60/3/16/P1-99 yaitu :

a. penyusutan aktiva tetap didasarkan pada taksiran umur ekonomisnya dengan

menggunakan metode penyusutan garis lurus dengan umur ekonomis,

b. penyusutan aktiva tetap dihitung secara bulanan, dan pembebanannya dimulai

pada bulan berikutnya setelah aktiva tetap tersebut digunakan / dioperasikan,

c. penyusutan aktiva tetap yang telah mengalami pemeliharaan yang

dikapitalisasi, disesuaikan berdasarkan penambahan umur, ekonomi dan/atau

penambahan kapasitas yang dibuktikan dengan berita acara,

d. aktiva tetap yang telah habis disusutkan (Full depreciated) dan masih

dioperasikan dinilai Rp. 1,-.

Berdasarkan ketentuan-ketentuan di atas dapat diketahui bahwa PT. Pelabuhan

Indonesia I ( Persero ) Medan menggunakan metode penyusutan garis lurus

(straight line) yaitu berdasarkan taksiran ekonomis yang sudah ditentukan oleh

direksi, untuk setiap aktiva tetap kecuali tanah. Penyusutan aktiva tetap ini

dihitung secara konsisten dari tahun ke tahun. Berikut ini adalah pencatatan aset

tetap tahun 2014 dan 2015 pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan yang

disajikan pada Tabel 3.2 dan Tabel 3.3:

Tabel 3.2

(11)

Ekonomis

2.677.522.808.96 50 2% 3.167.864.827.7

Kapal Pandu 440.424.629.373 20 2% 502.943.610.610

Peralatan 58.885.960.829 5 2% 63.063.899.092

Kendaraan 38.758.752.760 20 20% 11.935.414.637 Aset dalam

Penyelesaian

487.124267.205 - - 137.901.111.330

Jumlah 3.797.777.102.51 - - 3.963.280.666.9

Sumber:www.pelindo1.co.id, (2017)

Tabel 3.3

Aktiva Tetap PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan Tahun 2015 Aset Tetap Saldo Awal (Rp) Umur

3.167.864.827.75 50 2% 3.247.381.598.9

Kapal Pandu 502.943.610.610 20 2% 511.614.588.579

Peralatan 63.063.899.092 5 2% 69.711.865.410

Kendaraan 11.935.414.637 20 20% 11.933.818.637 Aset dalam

Penyelesaian

137.901.111.330 - - 386.953.213.785

Jumlah 3.963.280.666.94 - - 4.326.833.416.9

Sumber: www.pelindo1.co.id, (2017)

Metode garis lurus mengalokasikan jumlah yang dapat disusutkan dari suatu asset

dalam jumlah yang sama selama estimasi manfaatnya tidak berubah. Beban

penyusutan tiap tahunnya dapat dihitung dengan mengalikan tarif penyusutan

dengan dasar penyusutan. Dasar penyusutan yang digunakan adalah biaya

perolehan aset dikurangi dengan nilai sisanya. Secara sistematis beban penyusutan

dapat dihitung sebagai berikut:

(12)

Esimasi Manfaat (dalam tahun)

Untuk lebih jelasnya dibawah ini akan dijelaskan cara perhitungan penyusutan

aset tetap berdasarkan penyusutan yang digunakan oleh PT. Pelabuhan Indonesia I

(Persero) Medan yaitu metode garis lurus (straight line method). PT. Pelabuhan

Indonesia melakukan pengadaan kapal pandu pada tanggal 31 Desember 2014

dengan harga perolehan Rp. 440.424.629.373, nilai residu 2% dan umur

ekonomisnya 20 tahun.

Rp. 440.424.629.373 – 2% Penyusutan per tahun =

20 tahun

= Rp. 22.021.231.468

PT.Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan menggunakan metode garis lurus

(straight line method) dikarenakan selain perhitungannya mudah, metode garis

lurus merupakan metode perhitungan yang paling sederhana karena metode ini

menghasilkan biaya secara wajar dalam penggunaan aktiva. Jika suatu aktiva tidak

digunakan setahun penuh maka tahunnya disesuaikan menurut lamanya

pemakaian.

Metode garis lurus sangat sederhana dan dipergunakan secara luas. Metode ini

menciptakan transfer biaya yang layak kebeban periodik. Jika pemanfaatan aktiva

dan pendapatan yang terkait dari pemakaian itu sama setiap periodenya. Samanya

penyusutan aktiva tersebut tiap periodenya mempermudah pemegang saham

melihat penyusutan dilaporan keuangan. Nilai sisa dianggap Rp. 0, perhitungan

beban penyusutan ditetapkan dari biaya perolehan historisnya.

Penggunaan metode penyusutan pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan

(13)

salah satu metode penyusutan yang ada yaitu dengan menggunakan metode garis

lurus (straight line method).

3.5Teknik Pengawasan Intern Aktiva Tetap

3.5.1 Teknik Pengawasan

Menurut Krismanji (2010:222) “pengawasan intern adalah rencana organisasi

dan metode yang digunakan untuk menjaga dan melindungi aktiva,

menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya, memperbaiki

efisiensi, dan untuk mendorong ditaatinya kebijakan manajemen.

Konsep dasar yang terkandung dalam definisi tersebut adalah:

a. Pengendalian Intern adalah suatu proses. Pengendalian Intern merupakan

cara untuk mencapai tujuan, bukan tujuan itu sendiri.

b. Pengendalian Intern dipengaruhi oleh manusia. Pengendalian intern bukan

hanya terdiri dari buku pedoman kebijakan dan formulir-formulir, tetapi

juga orang-orang pada berbagai jenjang dalam suatu organisasi, termasuk

dewan komisaris, manajemen, serta personel lainnya.

c. Pengendalian Intern diharapkan memberikan keyakinan memadai,bukannya

keyakinan penuh, bagi manajemen dan dewan komisaris satuan usaha karena

adanya kelemahan-kelemahan bawaan yang melekat pada seluruh system

pengendalian intern dan perlunya mempertimbangkan biaya dan manfaat.

d. Pengendalian Intern adalah alat untuk mencapai tujuan, yaitu pelaporan

keuangan, kesesuaian operasi.

Menurut Diana (2011;82), “pengendalian Intern adalah semua rencana

organisasional, metode, dan pengukuran yang dipilih oleh suatu kegiatan usaha

(14)

data akuntansi usaha tersebut, meningkatkan efisiensi operasional, dan

mendukung dipatuhinnya kebijakan manajerial yang telah ditetapkan”.

MenurutRobbins (2010;182) “pengendalian (Controlling) adalah proses

mengawasi (monitoring), membandingkan (comparing) dan mengoreksi

(correcting) kinerja”.

Dalam melakukan teknik pengawasan aktiva tetap tentunya tidak terlepas dari

sistem pengawasan intern yang terdapat di dalam suatu perusahaan, sebab teknik

pengawasan aktiva tetap merupakan bagian dari cara–cara yang digunakan oleh

pimpinan untuk mengawasi operasional suatu perusahaan.

PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan melakukan teknik pengawasan

internal atas aktiva tetapnya sebagai berikut:

a. Menempatkan karyawan yang cakap, dipercaya dan bisa mengoperasikan

komputer

b. Setiap aktiva diberi nomor aktiva yang berurut dan ditandai pada aktiva yang

bersangkutan

c. Secara periodik setahun sekali dilakukan pengecekkan fisik atas Dasar

Kumpulan Aktiva Tetap (DKAT) yang bersangkutan dan hasil pemeriksaan

akan dilaporan ke direksi kantor pusat. Untuk aktiva yang hilang, atau tidak

bisa dipakai unit usaha diwajibkan membuat permohonan ke direksi untuk

proses pengajuan afkir atas aktiva yang bersangkutan. Dari permohonan unit

usaha tersebut direksi menugaskan tim dari bagian akuntansi dan bagian

tekhnik berkunjung ke unit usaha untuk mengajukan permohonan tersebut.

Hasil dari kunjungan tersebut berupa berita acara pemeriksaan aktiva tetap

(15)

atau tidak. Bentuk persetujuan direksi berupa SK afkir. Aktiva tetap yang

telah disetujui disimpan ditempat yang khusus dan wajib dijaga oleh unit

usaha yang bersangkutan

d. Untuk aktiva tetap yang di afkir, apabila hendak dihapus bukukan dari

laporan keuangan perusahaan. Direksi membuat surat permohonan

persetujuan Dewan Komisaris dan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham)

Kementerian BUMN.Penghapusan bukuan bisa dengan jalan pelelangan

kerjasama dengan Badan Lelang Negara (BLN) atau pembangunan kembali

terhadap aktiva-aktiva

e. Setiap tutup buku bulanan controller memeriksa biaya penyusutan dan

akumulasi penyusutan perkebun, apakah sudah sesuai dengan neraca

percobaan dengan Daftar Kumpulan Aktiva Tetap (DKAT)

Menurut peneliti sistem teknik pengawasan aktiva tetap pada PT. Pelabuhan

Indonesia I (Persero) Medan telah sesuai dengan teori pada kutipan yang peneliti

sajikan, dimana metode yang digunakan perusahaan telah dipergunakan

sepenuhnya begitu juga dengan tujuan pengawasan aktiva tetap, maka

pengawasan yang dilakukan perusahaan sudah baik.

3.5.2 Tujuan Pengawasan Aktiva Tetap

Dalam suatu organisasi yang memiliki nilai aktiva tetap yang dominan dari total

nilai aktiva organisasi harus memiliki sistem akuntansi yang baik yang

mendukung pengawasan intern(internal control) terhadap intern aktiva tetap yang

diandalkan. Sistem akuntansi yang baik harus meliputi semua teknik, metode dan

prosedur dalam pencatatan dan pengolahan data akuntansi untuk memperoleh

(16)

baik maka kita dapat mengetahui kecurangan kecurangan atau penyelewengan

aktiva yang terjadi di organisasi. Dari kecurangan dan penyelewengan tersebut

maka dapat diterapkan system pengawasan intern yang baik sebagai upaya untuk

mengurangi atau menghindari kecurangan dan penyelewengan yang sering terjadi

dalam organisasi. Dalam kaitannya dengan pengawasan aktiva tetap secara

spesifik, tekanan dari tujuan sistem pengawasan intern lebih diutamakan pada

perlindungan terhadap kekayaan aktiva tetap.

Menurut Mardi (2011:59) tujuan pengawasan yaitu:

a. Menjaga Keamanan harta milik perusahaan

b. Memeriksa ketelitian dan kebenaran akuntansi

c. Meningkatkan efisiensi operasional perusahaan

d. Membantu menjaga kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan

Adapun menurut Siswandi (2009:183) mengatakan bahwa tujuan pengawasan

adalah:

a. Pengukuran kepatuhan terhadap kebijakan, rencana, prosedur, peraturan

danhukum yang berlaku

b. Menjaga sumber daya yang dimiliki organisasi

c. Pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan oleh organisasi

d. Dipercayainya informasi danketerpaduan informasi yang ada di dalam

organisasi

e. Kinerja yang sedang berlangsung dan kemudian membandingkan kinerja

aktual dengan standar serta menetapkan tingkat penyimpangan yang kemudian

(17)

Menurut PT Pelabuhan Indonesia I Persero (Medan) mengenai penjelasan tujuan

pengawasan aktiva tetap sebagai berikut:

a. Menghindari kecurangan terhadap pencatatan fisik aktiva tetap dengan yang

sebenarnya dilakukan dengan cara memeriksa daftar kumpulan aktiva tetap

kemudian mengadakan pengecekan langsung kelapangan, apakah sesuai

catatan dengan kenyataan yang ada dilapangan. Apabila ada aktiva tetap yang

berkurang karena sudah rusak dan akan diafkir, akan dilakukan pemeriksaan

daftar usulan pengafkiran aktiva tetap. Aktiva tetap apabila mengalami

kecurian, harus dibuat berita acara kehilangan agar barang tersebut bisa

diundurkan dari barang produktif

b. Untuk mendeteksi aktiva tetap yang telah hilang, rusak atau menganggur,

perhitungan fisik persediaan aktiva tetap harus dilakukan secara periodik

dalam rangka memeriksa keakuratan catatan akuntansi. Selain itu aktiva tetap

harus diperiksa secara periodik untuk menentukan kondisinya. Pengawaan

yang hati-hati harus dilaksanakan dalam pelepasan aktiva tetap. Semua

pelepasan harus diotorisasi dan disetujui secara benar

c. Mengetahui keberadaan aktiva tetap apakah sesuai dengan fungsinya

dilakukan dengan cara adanya daftar kumpulan aktiva tetap maka dapat

diketahui keberadaan aktiva tetap dan fungsinya masing-masing. Pengecekan

langsung dilakukan untuk memeriksa keberadaan aktiva tetap berdasarkan

catatan yang ada pada kumpulan aktiva tetap

Menurut peneliti sistem tujuan pengawasan aktiva tetap pada PT. Pelabuhan

Indonesia I (Persero) Medan telah sesuai dengan teori pada kutipan yang peneliti

(18)

sepenuhnya begitu juga dengan tujuan pengawasan aktiva tetap, maka

pengawasan yang dilakukan perusahaan sudah baik.

3.6Fungsi dan Tanggung Jawab Controller Pengawasan Intern Aktiva

TetapPada PT Pelabuhan Indonesia I Persero (Medan)

Menurut Supriyono(2009:210) “controller adalah manajer yang bertugas pada

departemen akuntansi. Mereka adalah anggota staf tim manajemen puncak yang

aktif berpartisipasi dalam proses perencanaan, pengendalian dan pembuatan

keputusan. Controller sekaligus juga sebagai manajer lini pada departemen,

meskipun controller tidak melakukan pengendalian dalam ukuran wewenang lini,

tetapi sebagai manajer informasi mereka mempunyai posisi yang penting dalam

melaksanakan pengendalian dengan cara-cara yang sangat khusus, yaitu melalui

pelaporan dan panafsiran data yang diperlukan untuk proses perencanaan,

pengendalian dan pembuata keputusan”.

Adapun fungsi-fungsi controller menurut Supriyono (2010 : 212), yaitu:

a. Fungsi Perencanaan (Planning Function)

Menetapkan dan memelihara suatu rencana operasi yang terintegrasi sejalan

dengan sasaran dan tujuan perusahaan, baik jangka pendek maupun jangka

panjang, menganalisis, merevisi, bila perlu, mengkomunikasikan kepada

semua tingkat manajemen, serta menggunakan sistem-sistem dan prosedur

yang cocok.

b. Fungsi Akuntansi (Accounting Function)

Pencatatan transaksi-transaksi keuangan secara sistematis sering dipandang

(19)

c. Fungsi Pelaporan (Reporting Function)

Fungsi pelaporan berhubungan erat dengan fungsi perencanaan dan fungsi

pengendalian.

d. Fungsi Pengawasan (Controlling Function)

Fungsi pengendalian manajemen adalah pengukuran dan perbaikan terhadap

pelaksanaan sehingga tujuan dan rencana perusahaan dapat dicapai.

Fungsi Pengawasan merupakan fungsi utama controller. Menurut PT Pelabuhan

Indonesia I Persero Medan telah mengatur tugas pokok dan fungsi dari seorang

controller yaitu:

a. Tugas dan tanggung jawab seorang controller yang utama yaitu memilih dan

menentukan metode akuntansi yang digunakan, memonitoring dan audit

internal, mengawasi proses pelaksanaan akuntansi keuangan, mengawasi

pelaksanaan akuntansi manajemen.

b. Untukmenilaiapakahpengawasan terhadap aktiva tetap

telahcukupmemadaidandilaksanakansecaraefektif

c. Untukmenilaiapakahlaporan yang dihasilkantelahmenggambarkankegiatan

yang sebenarnyasecaracermatdantepat

d. Untukmenilaiapakahsetiap unit telahmelakukankebijaksanaandanprosedur

yang menjaditanggungjawabnya

e. Untukmengawasiapakahkegiatantelahdilaksanakansecaraefektifyaitumencapai

tujuan yang telahditetapkan

f. Untukmenentukanapakahpelaksanaansesuaidenganperencanaan

g. Memberikankerangkauntukmelaksanakandanmengembangkankegiatanpengaw

(20)

h. Serta

menjadisaranauntukmemahamiperandanruanglingkupdantujuanpengawasanter

sebut

Melihat antara fungsi controller dengan fungsi-fungsi manajemen, diperoleh suatu

kesimpulan begitu pentingnya peranan controller dalam mencapai tujuan dan

sasaran perusahaan, sebab dengan adanya bagian controller ini akan semakin

meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan dengan ketentuan bahwa

bagian controller ini benar-benar diawasi oleh seorang yang professional.

Pada PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan fungsi dan tanggung

jawabcontrollersudah berjalan sesuai kebijaksanaan atau prosedur yang ditetapkan

dan sesuai dengan teori yang peniliti sajikan.Controller bertanggung jawab untuk

mengawasi akan kemungkinan-kemungkinan terjadinya kecurangan atau

(21)

BAB IV

Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa terhadap fungsi dan tanggung jawab

controller terhadap pengawasan aktiva tetap pada PT. Pelabuhan Indonesia I

(Persero) Medan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Fungsi dan tanggung jawab controller terhadap pengawasan aktiva tetap

pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan sudah dilakukan dengan

baik dan sesuai prosedur walaupun masih ada kelalaian dalam hal pencatatan

dan pelaporan, tetapi kelalaian tersebut langsung dievaluasi dan ditindak

lanjuti oleh controller

2. Tanggung jawab controller terhadap pengawasan aktiva tetap pada PT.

Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan sudah cukup baik dan efektif serta

sudah sesuai prosedur, melakukan pengawasan internal atas aktiva

tetapnyapemeriksaan secara fisik atas kekayaan perusahaan. Setiap tutup

buku bulanan controller memeriksa biaya penyusutan dan akumulasi

(22)

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis mencoba memberikan saran yang

mungkin dapat bermanfaat kepada pihak PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero)

Medan dalam mencapai visi dan misi perusahaan, adapun saran-saran yang akan

disampaikan adalah sebagai berikut :

1. Sebaiknyateknikpengawasanaktivatetap di PT. Pelabuhan Indonesia I

(Persero) Medan harusmemeperhatikansegalaaspek yang

adauntukaktivatetapmulaidaripengadaan, penggunaandanpencatatan agar

aktivatetap yang digunakanlebihefisienuntukmencapaikemajuandalamaktivitas

serta memberikan pelatihan khusus bagi pegawai yang melakukan kesalahan

pada pencatatan dan pelaporan agar tidak terjadi kesalahan kembali.

2. Membuat fungsi dan tanggung jawab contoller secara terpisah dengan

bagian-bagian lain, sebaliknya contoller dilaksanakan oleh satu bagian yang

bertanggung jawab secara langsung kepada atasan. Dengan demikian kinerja

dari bagian-bagian yang berhubungan dengan pengawasan dan pengendalian

aktiva tetap dapat lebih dipertanggung jawabkan serta dapat mencegah atau

mengurangi kemungkinan-kemungkinan terjadinya korupsi dalam pengadaan

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.3

Referensi

Dokumen terkait

Dari fungsi internal auditor diatas dapat dijelaskan bahwa fungsi internal auditor dibuat dalam satuan usaha untuk memantau efektivitas kebijakan dan prosedur lain yang

Pengawasan intern yang dilakukan oleh AJB Bumiputera 1912 cabang Brayan Medan sudah baik, dimana tidak ada terjadi penyelewengan terhadap kas dan. penyalahgunaan harta

Demikian juga pada Perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, sebagai sebuah bagian dari institusi pendidikan juga memiliki aktiva tetap, tentunya

Untuk memperdalam wawasan penulis mengenai pengawasan intern kas yang baik dalam membantu perusahaan dalam mengurangi kecurangan yang dapat dilakukan oleh karyawan..

Rafika Agustini Harahap: Pengawasan Intern Aktiva Tetap pada PT... Rafika Agustini Harahap: Pengawasan Intern Aktiva Tetap

Tujuan sistem pengendalian terhadap aktiva tetap yang diterapkan oleh PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan yaitu menghindari kecurangan terhadap pencatatan terhadap

Aset atau aktiva tetap memerlukan perencanaan dan pengawasan yang baik agar tidak terjadi penggelapan, kecurangan, ataupun penyelewengan terhadap aktiva tersebut.Penetapan

Tujuan sistem pengendalian terhadap aktiva tetap yang diterapkan oleh PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan yaitu menghindari kecurangan terhadap pencatatan terhadap