• Tidak ada hasil yang ditemukan

FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB CONTROLLER DALAM PENGAWASAN AKTIVA TETAP PADA PT. PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) MEDAN TUGAS AKHIR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB CONTROLLER DALAM PENGAWASAN AKTIVA TETAP PADA PT. PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) MEDAN TUGAS AKHIR."

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN

FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB CONTROLLER DALAM PENGAWASAN AKTIVA TETAP PADA PT. PELABUHAN

INDONESIA I (PERSERO) MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh : REZA DWI SYAPUTRA

142101027

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Meneyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2017

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

NAMA : REZA DWI SYAPUTRA

NIM : 142101027

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN

JUDUL : FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB

CONTROLLER DALAM PENGAWASAN

AKTIVA TETAP PADA PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) MEDAN

Tanggal...2017 DOSEN PEMBIMBING

Drs. Yeni Absah, SE, M.Si NIP. 19741123 200012 2 001

Tanggal...2017 KETUA PROGRAM STUDI

Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si NIP. 19591229 198903 1 002

Tanggal...2017 DEKAN

Prof. Dr. Ramli, SE, M.S NIP. 19580602 198803 1 001

(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih, yang senantiasa memberikan yang terbaik kepada seluruh umat manusia di dunia.

Begitupula shalawat teriring salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa tatanan iman dan ajaran selamat-menyelamatkan di dunia semu ini. Adapun judul Tugas Akhir ini adalah “Fungsi dan Tanggung Jawab Controller dalam Pengawasan Aktiva Tetap PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan”.

Penulisan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis menyadari banyak dukungan serta bantuan baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak, khususnya kepada kedua orang tua terkasih, atas segala kasih sayang, doa serta dukungan yang terus mengalir tanpa henti sehingga penulis mampu menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik

.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan, kerjasama dari berbagai pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala tersebut dapat diatasi. Dan ucapan terima kasih dan penghargaan teristimewa kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, M.S, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si, selaku Ketua Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

(4)

ii

3. Ibu Yasmin Chairunisa Muchtar, SP, MBA, selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

5. Kepada seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

6. Kepada seluruh staf, Karyawan PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan.

7. Kak Fitri dan Adel yang telah memberikan doa, dukungan, dan perhatiannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan lancar.

8. Teman-teman semua dan yang special Rizka yang telah banyak membantu dan telah memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan Tugas Akhir.

Medan, Mei 2017 Penulis

Reza Dwi Syaputra 142101027

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 9

2.2 Struktur Organisasi ... 15

2.3 Uraian Tugas ... 17

2.4 Kinerja Terkini ... 22

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Aktiva Tetap ... 27

3.2 Jenis - Jenis Aktiva Tetap ... 28

3.3 Cara Perolehan Aktiva Tetap ... 31

3.4 Metode Penyusutan ... 34

3.5 Teknik Pengawasan Aktiva Tetap ... 39

3.6 Fungsi Dan Tanggung Jawab Controller Terhadap Pengawasan Aktiva Tetap ………..44

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 47

4.2 Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 49 LAMPIRAN

(6)

iv

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

Tabel 1.1 Daftar aktiva tetap ... ..3 Tabel 2.1 Wilayah Kerja PT. Pelindo (Persero) I Medan ... 12 Tabel 3.1 Daftar aktiva tetap ... 30 Tabel 3.2 Aktiva Tetap PT.Pelindo (Persero) I Medan Tahun

2014………..37 Tabel 3.3 Aktiva Tetap PT.Pelindo (Persero) I Medan Tahun

2015………..37

(7)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman Gambar 2.1 Logo Visi dan Misi PT. Pelindo I (Persero) ... ..13 Gambar 2.2 Logo Konsep PT. Pelindo I (Persero)………....14 Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT. Pelindo I (Persero)..…………16

(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai berbagai kegiatan tertentu dalam usahanya untuk mencapai tujunnya. Secara umum, tujuan utama sebuah perusahaan adalah memperoleh laba (profit). Selanjutnya laba tersebut digunakan untuk menjamin kelanjutan usaha (continue), untuk meningkatkan pertumbuhan usaha (growth), serta untuk mempertahankan kelangsungan usaha (survival).

Perusahaan yang memenuhi hal di atas dapat digolongkan sebagai perusahaan yang makmur. Kemakmuran perusahaan dapat tercapai apabila kinerja perusahaan meningkat dan perusahaan menunjukkan perubahan ke arah yang lebih baik dan dapat bersaing secara kompetitif dalam persaingan dunia usaha seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi.

Setiap perusahaan baik perusahaan dagang, perusahaan jasa, perusahaan industri, pertambangan maupun perusahaan perkebunan dalam melaksanakan kegiatan operasinya menggunakan aktiva tetap selain aktiva-aktiva lainnya.

Aktiva tetap adalah harta berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

Perkiraan aktiva tetap merupakan salah satu unsur yang terdapat didalam neraca yang sifatnya permanen dan dapat digunakan terus menerus dalam proses produksi, selama taksiran umur ekonomis aktiva tersebut. Aktiva tetap terdiri dari tanah, peralatan, kendaraan, gedung, mesin, dan harta berwujud lainnya. Aktiva

(9)

tetap merupakan faktor yang menunjang terjaminnya operasional atau organisasi dengan lancar. Jika aktiva tetap perusahaan mengalami kerusakan karena kurangnya perhatian dari pihak perusahaan atau kurangnya pengawasan terhadap aktiva tetap yang akan membawa pengaruh kepada jalannya kegiatan ekonomi perusahaan.

Aktiva tetap merupakan faktor yang sangat penting dalam menjalankan operasi perusahaan sehingga pengawasan terhadap aktiva tetap penting dilaksanakan untuk melindungi aktiva dari pencurian, penggelapan, penyalahgunaan, atau penempatan aktiva pada lokasi yang tidak tepat. Dalam hal ini, pengawasan terhadap aktiva tetap merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh perusahaan, sebab jika terdapat kesalahan pengelolaan aktiva karena kurangnya perhatian dari perusahaan akan membawa pengaruh pada kegiatan ekonomi dan juga merugikan perusahaan. Sebaliknya, apabila pengawasan terhadap aktiva dilaksanakan dengan baik akan memberikan keuntungan yang besar bagi perusahaan.

Untuk itu aktiva tetap yang ada pada suatu perusahaan atau organisasi haruslah benar-benar diperhatikan karena bila ditinjau dari segi pengolahan dan pembuatannya memakan waktu yang cukup lama serta pengawasan yang rumit.

Sistem pengawasan dimulai saat dibuatnya komitmen terhadap pengadaan aktiva tetap sampai diposisi terakhir melalui penjualan aktiva tetap. Pengawasan dilaksanakan untuk menguji kebenaran aktiva tetap, apakah dipertanggung jawabkan, dipergunakan secara jujur, diasumsikan secukupnya dan ditangani dengan cara lain sebagaimana yang telah diciptakan oleh manajemen perusahaan.

(10)

3

Apabila terdapat kesalahan dalam mengelola aktiva tetap yang terdapat dalam perusahaan seperti kesalahan dalam penafsiran umur ekonomi ataupun pemeliharaan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan perlu dibuat pengawasan yang benar. Kebenaran aktiva tetap harus dipertanggung jawabkan, dipergunakan secara wajar, dan ditangani dengan cara lain sebagaimana yang telah ditetapkan oleh manajemen dan diawasi oleh controller perusahaan.

Demikian juga dengan PT. Pelabuhan Indonesia I (persero) Medan, sebagai sebuah perusahaan yang tergolong cukup besar pastinya memiliki aktiva tetap yang cukup banyak, tentunya memerlukan pengawasan yang baik oleh controller agar aktiva tetapnya terkelola dan terpelihara dengan baik. Aktiva tetap memiliki peranan penting sebagai penunjang kegiatan operasinya untuk memberikan kinerja yang baik yang pada akhirnya dapat meningkatkan laba yang besar bagi perusahaan.

Tabel 1.1

Aktiva Tetap PT Pelabuhan Indonesia I (persero) Pada Bulan Agustus Tahun 2016

Uraian Umur

Ekonomis

Sisa Umur

Instalasi Air dan perlengkapan 10 4

Instalasi listrik 25 10

Instalasi penangkal petir 5 2

Genset 10 6

Instalasi Telkom dan Peralatannya 25 15

Instalasi AC 5 3

Aktiva Tetap Penunjang

Tanah - -

(11)

Uraian Umur Ekonomis

Sisa Umur

Tanah Daratan - -

Jalan dan Jembatan 20-30 15

Jalan disamping Gedung BPL 25 15

Jalan menuju pelabuhan 20 10

Kolam Pelabuhan 50 5

Gudang Penumpukan Permanen 50 40

Gudang Semi Permanen 30 15

Lapangan Penumpukan 10 10

Rail Crane 15 5

Pelampung 10 10

Galangan Kapal 30 30

Kapal Pandu 20 20

Kapal Tunda 20 20

Kapal Repil 10 10

Motor Boat 10 10

Kran Darat 15 15

Kran Apung 20 20

Kran Listrik 15 15

Kran Peti Kemas 20 20

Transtainer 15 15

Mobil 5 5

Mobil Pemadam Kebakaran 10 5

Jembatan Timbang 10 10

Timbangan Lainnya 10 10

Forklift S/D 5 Ton 5 5

(12)

5

Uraian Umur

Ekonomis

Sisa Umur

Tongkang 10 10

Traktor 10 10

Head Truck 5 5

Chasis 10 10

Conveyor 5 5

Motor Pompa 10 6

Bak Reservior 25 25

Sepeda Motor 5 5

Jaringan Telepon 25 25

Komputer

Sentral Telepon 10 10

Alat Medis dan Perlengkapan Rumah sakit 5 3

Alat Pendidikan dan Pelatihan 5 3

Alat Perlengkapan Kapal 10 8

Sumber : PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), (2017)

Berdasarkan Tabel 1.1 aktiva tetap PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) pada bulan Agustus tahun 2016 terjadi kesalahan pencatatan pada sisa umur instalasi listrik, jalan dan jembatan yang akan berakibat buruk kepada laba perusahaan. Pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) pemeriksaan pertama sekali dilakukan oleh sub bidang pelaporan, setelah itu dilakukan pemeriksaan ulang oleh controller. Kesalahan terjadi atas kelalaian pencatatan yang dilakukan oleh sub bidang pelaporan, kemudian dilakukan perbaikan dalam hal pencatatan maka dari itu peran controller diperlukan agar dilakukan evaluasi mengenai sisa umur aset tersebut. Pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) apabila terjadi kesalahan

(13)

pencatatan atau pengawasan akan sangat berpengaruh pada laporan keuangan tahunan perusahaan. Melihat kaitan antara fungsi controller dengan fungsi-fungsi manajemen, diperoleh suatu gambaran pentingnya peranan controller dalam mencapai tujuan dan sasaran perusahaan, sebab dengan adanya bagian controller ini akan semakin meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan dengan ketentuan bahwa bagian contoller ini benar-benar dibawahi oleh seorang yang professional. Jika perusahaan tidak melakukan pengendalian dan pengawasan terhadap aset tetap perusahaan maka akan mengalami kerugian berupa penghancuran aset, pencurian aset, kerusakan informasi, dan gangguan sistem informasi pada perusahaan tersebut.

Berdasarkan uraian diatas terlihat jelas mengenai pentingnya peranan controller dalam membantu manajemen untuk mengadakan pengawasan terhadap investasi pada aktiva tetap dalam mendorong tercapainya tujuan organisasi, maka peneliti mengambil judul “Fungsi dan Tanggung Jawab Controller dalam Pengawasan Aktiva Tetap pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan”.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam menjalankan setiap kegiatan dalam perusahaan, tentu saja perusahaan memiliki masalah yang terkadang muncul dan sudah pasti harus dihadapi oleh perusahaan. Masalah merupakan faktor yang dapat membahayakan perusahaan jika tidak segera di selesaikan. Peneliti merumuskan masalah yang berkaitan untuk penelitian ini yaitu:

(14)

7

1. Bagaimana fungsi controller terhadap pengawasan aktiva tetap pada PT.

Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan ?

2. Bagaimana Tanggung Jawab Controller terhadap pengawasan aktiva Tetap pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan sudah berjalan dengan efektif ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penulisan yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis fungsi controller terhadap pengawasan aktiva tetap pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis tanggung jawab controller terhadap pengawasan aktiva tetap pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan sudah berjalan dengan efektif .

1.4 Manfaat Penelitian

Setiap penelitian haruslah memiliki manfaat yang dapat diambil, adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain :

1. Bagi peneliti :

Menambah pengetahuan dan memperluas wawasan peneliti mengenai pengawasan aktiva tetap pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan.

2. Bagi PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan :

Sebagai bahan masukan untuk memperbaiki fungsi dan tanggung jawab controller terhadap pengawasan aktiva tetap pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan.

(15)

3. Bagi peneliti selanjutnya :

Sebagai bahan masukan untuk menyempurnakan penelitian sejenis berikutnya

(16)

BAB II

PT. PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) MEDAN

2.1 Sejarah Ringkas

PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) lahir melalui berbagai perubahan bentuk usaha dan status hukum pengusahaan jasa kepelabuhanan. Pada tahun 1945-1951 perusahaan berada di dalam wewenang Departemen Van Scheepvaart (suatu badan peninggalan pemerintah Belanda) yang berfungsi untuk memberikan layanan jasa kepelabuhanan yang dilaksanakan oleh Haven Bedrijf. Pada tahun 1952 sampai dengan tahun 1959, pengelolaan pelabuhan dilaksanakan oleh Jawatan Pelabuhan.

Sejak tahun 1960 pengelolaan pelabuhan umum di Indonesia dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara di bawah pengendalian pemerintah. Bentuk Badan Usaha Milik Negara yaitu Perusahaan Negara Pelabuhan yang diberi kewenangan untuk mengelola pelabuhan umum sejak tahun 1960 sampai dengan tahun 1993 telah mengalami beberapa perubahan, disesuaikan dengan arah kebijaksanaan pemerintah dalam rangka menunjang pembangunan nasional dan mengimbangi pertumbuhan permintaan layanan jasa kepelabuhanan yang dinamis.

Sejarah perusahaan sejak tahun 1960 sampai dengan sekarang adalah sebagai berikut:

Tahun 1960-1963 : Pengelolaan pelabuhan umum dilakukan oleh Perusahaan Negara (PN) Pelabuhan I-VIII berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1960.

(17)

Tahun 1964-1969 : Aspek komersil dari pengelolaan pelabuhan tetap dilakukan oleh PN Pelabuhan, tetapi kegiatan operasional pelabuhan dikoordinasikan oleh lembaga pemerintah yang disebut Port Authority.

Tahun 1969-1983 : Pengelolaan sebagian besar pelabuhan umum dilakukan oleh Badan Pengusahaan Pelabuhan (BPP) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1969. PN Pelabuhan dibubarkan dan lembaga pemerintah Port Authority menjadi BPP.

Tahun 1983-1992 : Pengelolaan pelabuhan umum dibedakan antara pelabuhan umum yang diusahakan dan pelabuhan umum yang tidak diusahakan. Pengelolaan pelabuhan umum yang diusahakan dilakukan oleh Perusahaan Umum (Perum) Pelabuhan, sedangkan pengelolaan pelabuhan umum yang tidak diusahakan dilakukan oleh unit pelaksana teknis di bawah Direktorat Jenderal Perhubungan Laut sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1983.

Perum Pelabuhan I merupakan salah satu dari empat Perum Pelabuhan di Indonesia yang mengelola pelabuhan-pelabuhan yang diusahakan dan dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1983.

Tahun 1992 hingga sekarang : Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 56 tanggal 19 Oktober 1991 tentang pengalihan status Perusahaan Pelabuhan menjadi Perusahaan Perseroan (Persero), maka bentuk Perusahaan Umum Pelabuhan diubah menjadi PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I, sesuai akte pendirian Anggaran Dasar yang dibuat Notaris Robert Purba, SH tanggal 02 Januari 1999 sebagaimana dimuat dalam Berita Negara TI tanggal 01 November 1994 No. 87 jo Tambahan Berita Negara RI tanggal 02 Januari 1999 No. 01.

(18)

PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero), merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor Perhubungan Laut yang bergerak dalam bidang pengusahaan jasa kepelabuhan. Sebelumnya dikenal dengan nama PERUM Pelabuhan, yang kemudian berdasarkan Perarturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 1991 tanggal 19 Oktober 1991 tentang Pengalihan Bentuk Perum Pelabuhan I menjadi Perusahaan Perseroan (PERSERO) beralih menjadi PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero).

PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) didirikan berdasarkan dengan Akte Pendirian/Anggaran Dasar Nomor 1 tanggal 01 Desember 1992, Sebagaimana telah diumumkan dalam Tambahan Berita Negara RI Nomor 87, kemudian telah diubah sebagaimana dimuat dalamTambahan Berita Negara Nomor 1 tanggal 02 Januari 1999, dan terakhir diubah dengan akte perubahan Anggaran Dasar Perusahaan Nomor 1 tanggal 15 Agustus 2008 dibuat dihadapan Notaris Agus Sudiono Kuntjoro, SH, dan telah disetujui oleh Menteri Hukum dan HAM berdasarkan keputusan No.HU-85564.AH..01.01 Tahun 2008 tanggal 13 November 2008 dan telah diajukan ke Menteri Hukum dan HAM untuk diumukan dalam Tambahan Berita Republik Indonesia. Nama lengkap perusahaan adalah PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) berkantor pusat diJalan Krakatau Ujung No. 100 Medan 20241 Sumatera Utara.

Untuk menyempurnakan organisasi, tata kerja dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas dan badan usaha yang dibentuk berdasarkan PP No. 11 Tahun 1983, PP No. 23 Tahun 1985 dan PP No. 4 Tahun 1985, Perusahaan Umum Pelabuhan (Perumpel) I perlu dialihkan bentuknya menjadi perseroan ditetapkan dengan PP No. 56 Tahun 1991 dengan Akte Notaris Imas Fatimah, SH. No. 1 tanggal 1 Desember 1992.

(19)

Berdasarkan PP No. 64 Tahun 2001 mengenai kedudukan, tugas dan wewenang, Menteri Keuangan selaku pemegang saham pada Persero/Perseroan Terbatas dialihkan kepada Menteri BUMN. Pembinaan teknis operasional berada di tengan Departemen Perhubungan RI dan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. Sebagai salah satu dari 17 BUMN di lingkungan Departemen Perhubungan oleh Pemerintah diberikan wewenang untuk mengusahakan sejumlah pelabuhan yang berlokasi di 4 (empat) provinsi yaitu Nanggroe Aceh Darusalam, Sumatera Utara, Riau dan Kepulauan Riau dengan kantor pusat di Medan.

Tabel 2.1

Wilayah Kerja PT. Pelindo (Persero) I Medan 2017

No. Cabang

Pelabuhan

Kelas Cabang

Kawasan

1. Belawan Utama Pangkalan Susu/ Brandan

2 Dumai Utama Pangkalan Susu/ Brandan

3 Belawan Internasional Container Terminal

Kelas I -

4 Terminal Petikemas Domestik Belawan

Kelas I -

5 Tanjung Pinang Kelas II a. Sei Kolak Kijang b. Tanjung Ubang

6 Pekan baru Kelas II Rengat

7 Tanjung Balai Karimun

Kelas II Selat Panjang

8 Kuala Tanjung Kelas II -

9 Batam Kelas III Pulau Sambu

10 Sungai Pakning Kelas III -

11 Sibolga Kelas III -

(20)

No. CABANG PELABUHAN

KELAS CABANG

Kawasan

12 Malahayati Kelas IV Meulaboh

13 Lhokseumawe Kelas IV Kuala Langsa 14 Tanjung Balai

Asahan

Kelas IV -

15 Tembilahan Kelas V a. Kuala Enok

b. Rengat 16 Gunung Sitoli Kelas V

Sumber : www.pelindo1.co.id, (2017)

2.1.1 Visi dan Misi PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan

Gambar 2.1

Logo Visi dan Misi PT.Pelindo I (Persero) Sumber: www.pelindo1.co.id, (2017)

Visi PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)

Visinya adalah “Menjadi Nomor Satu di Bisnis Kepelabuhan di Indonesia”.

Misi PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)

Misinya adalah “Menyediakan Jasa Kepelabuhanan yang Terintegrasi, Berkualitas dan Bernilai Tambah untuk Memacu Pertumbuhan Ekonomi Wilayah”.

Values PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)

a. Customer Focus, Proaktif dalam melayani dan membangun hubungan dengan pelanggan, melalui perilaku kunci : Proaktif dan Cepat Tanggap, Mengutamakan Pelayanan Prima dan Kepuasan Pelanggan

(21)

b. Integrity, Mengutamakan perilaku terpuji sesuai dengan nilai, prinsip dan etika perusahaan, melalui perilaku kunci : Jujur & Taat, serta Berani &

Bertanggung jawab

c. Professionalism, Penguasaan terhadap pekerjaan yang mencakup pengetahuan keterampilan dan sikap melalui perilaku kunci : Kompeten &

Disiplin, serta Berkualitas.

d. Teamwork, Keinginan yang tulus untuk bekerja sama dengan orang lain, melalui perilaku kunci: Berkolaborasi & Bersinergi, serta Tulus & Saling Menghargai.

2.1.2 Makna dari logo PT. Pelabuhan Indonesia I (persero) Medan

Gambar 2.2

Logo Konsep PT.Pelindo I (Persero) Sumber: www.pelindo1.co.id, (2017)

Logo ini merupakan symbol Pelindo I yang bersemangat terus melakukan perubahan menjadi Global Company. Seiring dengan perubahan tersebut Pelindo I terus mengembangkan bisnis dibidang logistik dan kepelabuhan dengan berbasis value CIPTa dan nasionalisme yang menjadi semangat kerja Pelindo I. Logo ini berstruktur dasar diagonal melambangkan kedinamisan usaha pelabuhan Indonesia Adapun nilai-nilaidari logo PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) adalah

(22)

a. Nilai secara simbol

Dinamis dan Atraktif, melayani dengan ramah, akrab b. Nilai Aplikasi

Perlu warna pendukung dan Aplikasi, Digunakan untuk Umum c. Makna dan Bentuk

Terdiri dari gabungan unsur daratan/dermaga dan kolom pelabuhan di dermaga.

2.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu faktor yang mendukung keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam struktur organisasi terdapat kerangka yang menggambarkan wewenang, tanggung jawab, dan hubungan tiap bagian yang ada didalamnya.

Struktur organisasi akan memudahkan dalam menentukan dan mengarahkan serta mengawasi kegiatan operasi perusahaan. Oleh karena itu penting struktur organisasi dalam suatu perusahaan. Maka setiap perusahaan membuat struktur organisasi sendiri. Dalam menyusun struktur organisasi harus disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan serta sifat perusahaan agar dapat mengefisienkan dan suatu pekerjaan untuk mencapai suatu pekerjaan untuk mencapai tujuan yang maksimal. Adapun tipe struktur organisasi yang digunakan oleh PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan ini adalah bentuk organisasi garis. Dalam organisasi ini tugas-tugas perencanaan, pengendalian, pengawasan berada di satu tangan dan garis kewenangan (line authority) pimpinan langsung ke bawah. Secara sistematik struktur organisasi PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan dapat digambarkan pada Gambar 2.3 :

(23)

Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan Sumber: www.pelindo1.co.id, (2017)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(24)

2.3 Uraian Tugas

Berdasarkan Keputusan Direksi PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan Nomor: PR.02/1/21/P.1-09 tentang Organisasi dan Tata Kerja pada Kantor Pusat, berikut ini akan diuraikan pembagian tugas dan fungsi pada masing-masing bidang kerja pada PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan.

Berikut ini merupakan uraian tugas dan fungsi berdasarkan Keputusan Direksi PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan Nomor: UM.50/47/11/P.I-11 tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance.

2.3.1 Direktur Utama

Direktur Utama PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang mempunyai tugas sebagai berikut :

a. Untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan menerima petunjuk- petunjuk dari dan bertanggung jawab kepada RUPS tentang kebijakan umum untuk menjalankan tugas pokok perusahaan dan tugas-tugas lain yang ditetapkan RUPS.

b. Melaksanakan tugas-tugas pokok perusahaan dan usaha lain.

c. Mengendalikan pelaksanaan kebijakan Direksi yang dilakukan oleh para Direktur Komersial dan Pengembangan usaha Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha membawahi 4 (empat) Bidang yang terdiri dari Bidang Pemasaran, Bidang Perencanaan dan Pengembangan Usaha, Bidang Bina Usaha dan Bidang Manajemen Resiko dan Manajemen Mutu.

(25)

2.3.2 Direktur Komersial

Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Pembinaan dan penyelenggaraan pemasaran jasa kepelabuhan serta penyusunan Trafik Produksi dan Pendapatan (TPP).

b. Pembinaan dan penyelenggaraan perencanaan dan pengembangan usaha dan penyusunan Master Plan dan Lingkungan.

c. Pembinaan dan penyelenggaraan bina usaha.

d. Pembinaan dan penyelenggaraan manajemen resiko dan manajemen mutu.

2.3.3 Direktur Operasi dan Teknik

Direktur Operasi dan Teknik membawahi 4 (empat) Bidang yang terdiri dari Bidang Pelayanan Kapal dan Barang, Bidang Teknologi dan Informasi, Bidang Peralatan dan Bidang Fasilitas. Direktur Operasi dan Teknik mempunyai tugas sebagai berikut :

a. Pembinaan dan penyelenggaraan pelayanan kapal dan barang.

b. Pembinaan dan penyelenggaraan teknologi informasi.

c. Pembinaan dan penyelanggaraan fasilitas pelabuhan.

d. Pembinaan dan penyelanggaraan perencanaan dan pengadaan peralatan pelabuhan.

2.3.4 Direktur Keuangan

Direktur Keuangan membawahi 4 (empat) Bidang yang terdiri dari Bidang Akuntansi Manajemen, Bidang Akuntansi Keuangan, Bidang Perbendaharaan dan Bidang Kemitraan dan Bina Lingkungan.

(26)

Direktur Keungan mempunyai tugas sebagai berikut : a. Pembinaan dan penyelenggaraan akuntansi manajemen.

b. Pembinaan dan penyelenggaraan perebendaharaan.

c. Pembinaan dan penyelenggaraan akuntansi keuangan.

d. Pembinaan dan penyelanggaraan kemitraan dan bina lingkungan.

2.3.5 Direktur Personalia dan Umum

Direktur Personalia dan Umum membawahi 3 (tiga) Bidang yang terdiri dari Bidang Perencanaan Organisasi dan SDM, Bidang Administrasi dan Kesejahteraan SDM, Bidang Umum atau Kepala Kantor Pusat.

Direktur Personalia dan Umum mempunyai tugas sebagai berikut :

a. Pembinaan dan penyelenggaraan perencanaan, pengembangan organisasi dan pengembangan SDM.

b. Pembinaan dan penyelenggaraan hubungan administrasi dan kesejahteraan SDM.

c. Pembinaan dan penyelenggaraan administrasi umum.

2.3.6 Satuan Pengawasan Intern (SPI)

Satuan Pengawasan Intern membawahi 5 (lima) Pengawas dan Bidang yang terdiri dari Pengawas Wilayah I, Pengawas Wilayah II, Pengawas Wilayah III, Pengawas Bidang Khusus dan Tata Satuan Pengawasan Intern. Satuan Pengawasan Intern mempunyai tugas sebagai berikut :

a. Penyelenggaraan penilaian pelaksaan sistem pengendalian internal dan sistem pengendalian manejemn perusahaan.

b. Penyelenggaraan pemeriksaan keuangan dan operasional perushaan.

(27)

c. Penyelenggaraan dokumentasi laporan hasil pemeriksaan dan tindak lanjut temuan pemeriksaan serta ketatausahaan.

d. Pendorong pelaksanaan pengawasan melekat yang lebih efektif di perusahaan.

e. Pendorong penerapan Good Corporate Governance

f. Sebagai mitra kerja dengan Komite Audit dan Pemeriksaan Eksternal dalam mengawasi pengelolaan perusahaan.

g. Pelaksanaan program kerja dan menyelenggarakan penerapan sistem informasi manajemen di lingkungan kerja.

2.3.7 Corporate Secretary

Corporate Secretary membawahi 3 (tiga) Assistance Corporate Secretary (ACS) yang terdiri dari ACS Kesekretarian Direksi, ACS Hubungan Masyarakat dan ACS Hubungan Antar Lemabaga dan Hubungan Internasional. Corporate Secretary mempunyai tugas sebagai berikut :

a. Sebagai pejabat penghubung (Liason Officer) antara Perusahaan dengan Pemegang Saham, Regulator, lembaga lain dan publik serta sebagai penanggung jawab sekretariat Perusahaan maupun sekretariat Direksi dan menata usahakan dokumen-dokumen perusahaan.

b. Penyiapan pembinaan, penyusunan program kerja dan penyelenggaraan kegiatan kesekretariatan Direksi.

c. Penyiapan pembinaan, penyusunan program kerja dan penyelenggaraan kegiatan hubungan masyarakat.

d. Penyiapan pembinaan, penyusunan program kerja dan penyelenggaran kegiatan hubungan antar lemabaga dan hubungan internasional.

(28)

e. Pemantauan penerapan Good Corporate Governance.

f. Penyiapan pembinaan, penyusunan program kerja dan penyelenggaraan kegiatan.

2.3.8 Biro Hukum

Biro hukum mempunyai tugas sebagai berikut :

a. Perlindungan kepentingan perusahaan dan pemantauan atas kepatuhan perusahaan terhadap peraturan perusahaan atau perundangan yang berlaku.

b. Penelaahan peraturan perusahaan.

c. Pemberian bantuan dan pertimbangan hukum di dalam pengelolaan perusahaan.

d. Penyimpanan dokumen hukum dan sosialisasi peraturan perusahaan atau perundangan yang berlaku.

e. Pelaskanaan program kerja dan menyelenggarakan penerapan sistem informasi manajemen di lingkungan kerja.

2.3.9 Biro Logistik

Biro Logistik mempunyai tugas sebagai berikut :

a. Pembinaan dan pelaksaan program kerja pengembangan sistem logistik perusahaan.

b. Pembinaan dan pelaksanaan program kerja bidang pengadaan dan perbekalan bidang teknik dan non teknik.

c. Pembinaan dan pelaksanaan program kerja bidang administrasi dan ketatausahaan pengadaan barang dan jasa.

d. Pembinaan dan pelaksanaan program kerja dan menyelenggarakan penerapan sistem informasi manajemen di lingkungan kerja.

(29)

2.4 Kinerja Terkini

2.4.1 Jaringan Usaha

Maksud dan tujuan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) sesuai Anggaran Dasar Perusahaan adalah melakukan usaha dibidang penyelenggaraan dan pengusahaan jasa kepelabuhan, serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan barang atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat untuk mendapatkan/mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) dapat melaksanakan kegiatan usaha utama sesuai Anggaran Dasar Perusahaan sebagai berikut:

a. Penyedia atau pelayanan kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas dan tempat berlabuhnya kapal

b. Penyedia atau pelayanan jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan dan penundaan kapal

c. Penyedia atau pelayanan dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat, bongkar muat peti kemas, curah cair, curah kering (general cargo), dan kendaraaan d. Penyedia atau pelayanan jasa terminal peti kemas, curah cair, curah kering,

multi purpose, penumpang, pelayaran rakyat dan Ro-Ro

e. Penyedia atau pelayanan gudang-gudang dan lapangan penumpukan dan tangki/tempat penimbunan barang-barang, angkutan bandar, alat bongkar muat, serta peralatan pelabuhan

(30)

f. Penyedia atau pelayanan tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan, industri dan gedung-gedung/bangunan yang berhubungan dengan kepentingan kelancaran angkutan multi moda

g. Penyedia atau pelayanan listrik, air minum, dan instalasi limbah serta pembuangan sampah

h. Penyedia atau pelayanan jasa pengisian bahan bakar minyak untuk kapal dan kendaraan di lingkungan pelabuhan

i. Penyedia atau pelayanan kegiatan konsilidasi dan distribusi barang termasuk hewan

j. Penyedia atau pelayanan jasa konsultansi, pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan kepelabuhanan

k. Pengusahaan dan pelayanan depo peti kemas dan perbaikan, cleaning, fumigasi, serta pelayanan logistik

Selain kegiatan utama di atas, PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I dapat melakukan kegiatan usaha lain yang dapat menunjang tercapainya tujuan Perusahaan dan dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perusahaan meliputi :

a. Jasa angkutan

b. Jasa persewaan dan perbaikan fasilitas dan peralatan

c. Jasa perawatan kapal dan peralatan di bidang kepelabuhanan

d. Jasa pelayanan alih muat dari kapal (Ship to Ship Transfer) termasuk jasa ikutan lainnya

e. Properti di luar kegiatan utama kepelabuhanan f. Fasilitas pariwisata dan perhotelan

(31)

g. Jasa konsultan dan surveyor kepelabuhanan h. Jasa komunikasi dan informasi

i. Jasa konstruksi kepelabuhanan j. Jasa forwarding/ekpedisi k. Jasa kesehatan

l. Perbekalan dan catering

m. Tempat tunggu kendaraan bermotor dan shuttle bus n. Jasa penyelaman (salvage)

o. Jasa tally

p. Jasa pas pelabuhan q. Jasa timbangan

2.4.2 Kinerja Terkini

Daerah lingkungan kerja PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) berada ditempat yang strategis. PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) merupakan Hinterland perusahaan yang artinya daerah penghasil komoditi ekspor yang bersumber dari industri pertanian, perkebunan, pertambangan, pariwisata dan industri lainnya. Pihak manajemen menyadari bahwa pengembangan usaha kepelabuhanan tersebut, tidak semua dapat dikelola sendiri karena dibutuhkan investasi yang cukup besar untuk pembangunan dan pengembangan pelabuhan.

Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja dan pendapatan perseroan adalah melakukan pelaksanaan kerjasama usaha dengan pihak swasta.

(32)

Kerjasama usaha yang telah dilaksanakan:

a. Kerjasama pengelolaan air kapal / umum yang layak minum di pelabuhan Belawan, Dumai dan Tanjung Balai Karimun

b. Kerjasama pelayanan jasa bunkering Bahan Bakar Minyak (BBM) di Pelabuhan Belawan

c. Kerjasama pelayanan penundaan kapal di pelabuhan Belawan, Dumai, Pekanbaru dan Tanjung Pinang

d. Kerjasama pengoperasian Dermaga untuk Kepentingan Sendiri (DUKS) dilingkungan kerja PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I

e. Kerjasama penanganan bongkar muat komoditi minyak kelapa sawit f. (CPO) dan ikutannya dengan sistem pipanisasi di Pelabuhan Belawan

g. Pengoperasian Public Tank Storage untuk komoditi minyak kelapa sawit (CPO) dan turunannya di pelabuhan Belawan

h. Pengoperasian Gudang Curah Kering khusus untuk komoditi bungkil di Pelabuhan Belawan

i. Kerjasama pengoperasian pelabuhan umum Teluk Lembu Pekanbaru khusus kegiatan bongkar muat peti kemas

j. Kerjasama pengoperasian alat bongkar muat untuk handling container di Terminal Container Pelabuhan Perawang Pekanbaru

k. Kerjasama pengelolaan dan pengoperasian area Ship To Ship (STS) Transfer Perairan Karimun di cabang Tanjung Balai Karimun

l. Kerjasama pengelolaan dan pengoperasian Ship Transit Anchorage Area (area labuh jangkar kapal-kapal) di area perairan Pulau Nipah di luar DLKR

(33)

atau DLKP pelabuhan Tanjung Balai Karimun dengan PT. Maxsteer Dynusa Perdana Kerjasama usaha yang akan dilaksanakan

m. Kerjasama pelayanan jasa kepelabuhanan di Pulau Batam

n. Kerjasama pembangunan dan pengelolaan gudang terpadu khusus komoditi curah kering di Pelabuhan Dumai

o. Kerjasama pelayanan komoditi curah cair minyak kelapa sawit (CPO) dan turunannya melalui instalasi pipa terpadu di Pelabuhan Dumai

(34)

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Aktiva Tetap

Menurut Samryn (2015:162) “aktiva tetap pada umumnya merupakan komponen aktiva jangka panjang yang paling besar nilainya dalam perusahaan.

Aktiva tetap merupakan kelompok aktiva perusahaan yang memenuhi semua kriteria sebagai berikut:

a. Mempunyai masa manfaat, atau umur ekonomis lebih dari satu tahun.

b. Dimiliki dengan tujuan untuk digunakan dalam membantu aktivitas perusahaan. Dalam pengertian dimiliki bukan untuk dijual atau digunakan sebagai bahan untuk melengkapi produk.

c. Fisik barangnya dapat dilihat dan diraba, sehingga biasa juga disebut aktiva tetap berwujud, aktiva tetap yang tidak memenuhi kriteia ini disebut aktiva tetap tidak berwujud. Biasanya mempunya nilai perusahaan yang relatif besar.

Berdasarkan kriteria ini, aktiva perusahaan yang bisa dipakai bertahun-tahun, tetapi harga perolehannya tidak signifikan, maka aktiva yang bersangkutan tidak dikelompokkan sebagai aktiva tetap, dan bakan kadang-kadang langsung dikategorikan sebagai beban yang disatukan dengan tujuan pembelanjaannya.

Sedangkan menurut Warren et al. (2015:494), “aktiva tetap adalah aktiva yang bersifat jangka panjang atau secara relatif memiliki sifat permanen seperti peralatan, mesin, gedung, dan tanah. Nama lain yan biasa digunakan dalam bahasa inggris untuk aktiva tetap adalah plant asset atau property, plant, and equipment.

aktiva tetap mempunyai kriteria yang memiliki bentuk fisik dan dengan demikian

(35)

merupakan aset berwujud, dimiliki dan digunakan oleh perusahaan dalam kegiatan operasi, tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian dari kegiatan operasi.”

3.2 Jenis - Jenis Aktiva Tetap

Jenis aktiva tetap disetiap perusahaan berbeda-beda, hal ini disebabkan karena perbedaan jenis kegiatan operasional yang dilakukan perusahaan. Menurut Warren et al. (2015:511) penggolongan aktiva tetap didasarkan pada beberapa sudut pandang, yaitu :

a. Dari sudut pandang substansinya terdiri dari aktiva berwujud (tangible assets contohnya lahan, gedung, mesin, dan lain lain. Sedangkan aktiva tak berwujud (intangible assets) contohnya hak cipta (copy right), hak merek (trade mark), paten dan lain-lain.

b. Dari sudut pandang penyusutan terdiri dari aktiva tetap yang disusutkan (depreciated plant assets) contohnya gedung, mesin, kendaraan, dan lain-lain.

Sedangkan aktiva tetap yang tidak disusutkan (undepreciated plant assets) contohnya Tanah

c. Dari sudut pandang umur terdiri dari aktiva tetap berwujud yang umur atau masa kegunaanya tidak terbatas. Misalnya tanah, bangunan pabrik, gudang dan kantor. Aktiva tetap berwujud yang umur atau masa kegunaannya terbatas dan dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa kegunaannya telah berakhir. Misalnya bangunan, mesin, perlengkapan kantor, kendaraan dan alat transport. Sedangkan aktiva berwujud yang umur atau masa kegunaanya terbatas dan tidak dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa

(36)

kegunaannya sudah habis, seperti tambang hutan atau biasa disebut aktiva sumber alam.

Sedangkan jenis-jenis aktiva tetap menurut Warren et al. (2015:496), terdiri dari :

a. Lahan, yaitu bidang tanah terhampar baik yang merupakan tempat bangunan maupun yang masih kosong. Dalam akuntansi, apabila ada lahan yang didirikan bangunan diatasnya maka harus dipisahkan pencatatannya dari lahan tersebut. Khusus untuk bangunan yang dianggap sebagai dari lahan atau yang dapat meningkatkan nilai gunanya seperti jalan, maka pencatatannya dapat digabungkan dalam nilai lahan.

b. Gedung, yaitu bangunan yang berdiri di atas lahan baik diatas tanah ataupun diatas air. Tidak seperti tanah yang tidak pernah disusutkan, maka gedung mengalami penyusutan dari tahun ke tahun sehingga nilainya akan berkurang tiap periodenya.

c. Mesin, yaitu alat mekanis yang dikuasai perusahaan alam kegiatan baik untuk dagang ataupun jasa. Pencatatannya dilakukan dengan menambahkan nilai dari peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari mesin itu.

d. Kendaraan, merupakan sarana angkutan yang dimiliki perusahaan untuk mendukung kegiatan operasionalnya. Misalnya truk, mobil dinas, kendaraan roda dua, serta jenis kendaraan lain yang dapat digunakan sebagai sarana transportasi.

e. Investasi, perlengkapan yang melengkapi isi kantor misalnya, termasuk perlengkapan pabrik, kantor, ataupun alat-alat besar yang digunakan dalam

(37)

perusahaan. Contohnya Inventaris kantor, inventaris pabrik, inventaris laboratorium, serta inventaris gudang.

PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan menggolongkan daftar aktiva tetap yaitu: Setiap Aktiva mempunyai masa manfaat sesuai dengan golongannya masing-masing. Masa manfaat yang diberlakukan sesuai No. Dokumen PTPI/PM/KEU/KAK-12 tanggal 11 Januari 2011 disajikan pada Tabel 3.1:

Tabel 3.1

Daftar Aktiva Tetap PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan Tahun 2017

No Kelompok

Aset Tetap

Umur Ekonomis

Batas Minimum Kapitalisasi

% Dari Replacement

Cost

Nilai Residu

I BANGUNAN FASILITAS PELABUHAN

1. Kolam Pelabuhan 50 2 Rp.1.000.000

2. Dam/Penahan Gelombang

50 2 Rp.1.000.000

3. Tambatan/Dermaga

Kayu/Besi/Ponton 10 10 2%

4. Tambatan/Dermaga Beton

50 2 2%

5. Gudang Penumpukan Permanen

50 2 2%

6. Gudang Penumpukan Semi Permanen

30 4 2%

7. Lapangan Penumpukan

10 10 Rp.1.000.000

8. Lapangan

Penumpukan Fleksibel

20 4 Rp.1.000.000

9. Jembatan Roro (Roll- On/Roll-Off)

30 5 2%

10. Rail Crane 15 7 2%

11 . Pelampung 10 10 2%

12. Galangan Kapal 30 4 2%

II Kapal

(38)

No Kelompok Aset Tetap

Umur Ekonomis

Batas Minimum Kapitalisasi

% Dari Replacement

Cost

Nilai Residu

1. Kapal Pandu 20 5 2%

2. Kapal Tunda 20 5 2%

3. Kapai Kepil 10 10 2%

4. Motor Boat 10 10 2%

5. Lain-Lain 10 10 2%

III Alat-alat Fasilitas Pelabuhan

1. Kran Darat 15 7 2%

2. Kran Apung 15 7 2%

3. Kran Listrik 20 5 2%

4. Kran Peti Kema 15 7 2%

5. Transtainer 12 9 2%

Sumber: Data Sekunder PT Pelabuhan Indonesia I, (2017)

3.3 Cara Perolehan Aktiva Tetap

Menurut Raja (2012:152) ada beberapa cara untuk memperoleh aktiva tetap dalam perusahaan diantaranya adalah:

a. Pembelian tunai sebesar uang yang dikeluarkan untuk pembelian tersebut ditambah dengan biaya-biaya lain sehubungan pembelian tersebut. Bila ada potongan harga atau diskon maka harus dikurangi dari nilai perolehan. Tetapi jika diskon tersebut tidak diambil maka perusahaan harus melaporkan sebagai discount lost.

b. Pembelian angsuran ada kalanya suatu aset tetap dibeli secara angsuran.

Dalam hal demikian, kontrak pembelian dapat menyebutkan bahwa pembayaran akan dilakukan dalam sekian kali angsuran dan terhadap saldo yang belum bayar dikenakan bunga. Pembelian secara kredit merupakan salah satu cara untuk memperoleh suatu aset. Akan tetapi dengan cara ini timbulah

(39)

pembayaran yang akan diangsur guna melunasi hutang akibat pembelian kredit ini.

c. Penerbitan surat-surat berharga aset tetap yang diperoleh melalui penerbitan surat berharga (misalnya penerbitan saham ataupun obligasi), maka harga dari aset tetap tidak bisa diukur secara cepat. Jadi dasar pencatatan yang mungkin digunakan adalah nilai pasar surat berharga yang diterbitkan. Jika nilai pasar dari surat berharga yang ditukarkan tidak dapat ditentukan, maka nilai pasar aset tetap itu harus ditentukan oleh appraisal yang independen, dan dari hasil penilaian tersebut digunakan sebagai dasar mencatat aset dan penerbitan surat berharga.

d. Perolehan aset tetap dengan konstruksi sendiri kadang kala aset tetap dibuat atau dirakit sendiri oleh perusahaan untuk digunakan sendiri. Aset tetap dicatat pada harga perolehannya, termasuk semua pengeluaran yang terjadi untuk membuat aset dan mempersiapkan aset tersebut untuk digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan. Semua biaya yang dapat dikaitkan dengan konstruksi dapat dibebankan ke aset tersebut antara lain: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, niaya konstruksi, biaya asuransi selama masa pembangunan, dan biaya kontraktor. Selain itu, biaya bunga atas pinjaman yang terjadi akibat pembiayaan pembangunan atau perakitan aset tersebut harus dimasukan sebagai biaya perolehan aset.

e. Pertukaran dengan aset lain Untuk aset tetap yang diperoleh dari suatu aset tetap diukur pada nilai wajar kecuali transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial atau nilai wajar dari aset yang diterima dan diserahkan tidak dapat diukur secara andal. Jenis pertukaran aset dapat dilakukan dengan

(40)

cara pertukaran aset sejenis, syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pertukaran aset sejenis ini adalah nilai pasar aset tetap yang dipertukarkan tidak diketahui dan aset tetap yang ditukarkan adalah jenis. Pencatatan untuk transaksi pertukaran aset tidak sejenis ini adalah keuntungan dikurangkan pada harga aset tetap sedangkan kerugian dibebankan dalam tahun berjalan.

PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan memperoleh aktiva tetap melalui pembelian tunai dan aktiva tetap yang diperoleh dari hibah.

3.3.1 Pembelian Tunai

Aktiva tetap melalui pembelian tunai dicatat sebagai aktiva tetap pada saat aktiva tetap dimaksud diterima dan dinyatakan dalam berita acara penerimaan aktiva tetap. Aktiva tetap tersebut dinilai berdasarkan harga belinya ditambah dengan semua biaya yang dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut siap digunakan. Pembelian aktiva tetap pada PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan dilakukan dengan membuat surat kerjasama dengan penjual. Dalam perjanjian itu ditetapkan ketentuan-ketentuan yang harus dipatuhi oleh kedua belah pihak.

Jenis aktiva tetap yang diperoleh dari pembelian tunai adalah berupa aktiva tetap pokok, yaitu bangunan fasilitas pelabuhan, kapal, alat-alat fasilitas pelabuhan dan instalasi fasilitas pelabuhan. Untuk aktiva tetap penunjang yang dibeli dengan pembelian tunai yaitu tanah dan peralatan, sedangkan untuk aktiva tetap pelengkap yaitu kendaraan dan emplacement.

3.3.2 Aktiva yang diperoleh dari Hibah

Aktiva tetap yang diperoleh dari hibah atau donasi pemerintah, swasta atau pihak lain diakui dan diukur sebesar biaya perolehannya. Biaya perolehan

(41)

meliputi nilai wajar hibah dan biaya-baiaya yang dapat diatribusikan secara langsung agar aktiva tetap bersangkutan dalam kondisi siap digunakan sesuai keinginan dan maksud manajemen.

Apabila aktiva tetap yang diperoleh dari hibah atau donasi pemerintah, swasta atau pihak lain tidak dapat diukur dengan nilai wajar maka nilai perolehannya diukur sesuai dengan nilai transaksi pasar yang serupa. Aktiva tetap yang diperoleh dari hibah atau donasi pemerintah, swasta atau pihak lain diakui berdasarkan bukti serah terima.

3.4 Metode Penyusutan

Menurut Warren et al. (2015:496) “penyusutan adalah penurunan kemampuan aktiva tetap dalam menyediakan manfaat dalam rangka aktivitas operasional perusahaan. Hal ini dikarenakan pemakaian yang terus menerus, sehingga mengakibatkan fungsi aktiva tetap tersebut menurun dari hari ke hari.

Dalam menghitung penyusutan (depresiasi) ada beberapa faktor yang perlu di perhatikan yaitu sebagai berikut:

a. Harga perolehan aktiva tetap (Asset Cost)

b. Nilai residu atau sisa (Residual Value), yaitu nilai yang diharapkan dapat direalisasikan pada saat aktiva tidak dapat digunakan lagi.

c. Masa manfaat (Useful Life)

d. Metode penyusutan (Depreciation Method). Metode penyusutan aktiva tetap yang digunakan oleh suatu perusahaan harus sesuai dengan sifat dan penggunaan aktiva tetap. Kebijaksanaan pimpinan dan metode penyusutan yang digunakan harus konsisten.

(42)

Adapun penyusutan dapat disebabkan oleh faktor faktor fisik atau fungsional

a. Penyusutan fisik terjadi karena penggunaan dan dibebakan oleh cuaca.

b. Penyusutan fungsional terjadi saat asset tetap tidak lagi dapat menyediakan jasa pada tingkat yang diharapkan. Sebagai contoh, peralatan dapat menjadi kuno akibat perubahan teknologi.

Menurut PSAK 17 (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Besarnya penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung.

a. Berdasarkan Waktu metode penyusutan berdasarkan waktu terdiri dari dua metode yaitu metode garis lurus (straight line method) dan metode pembebanan yang menurun (declining balance method)

b. Berdasarkan Penggunaan metode penyusutan berdasarkan penggunaan terdiri dua metode yaitu metode jam jasa (service hours method) dan metode jumlah unit produksi (productive output method)

c. Berdasarkan kriteria Lainnya metode penyusutan berdasarkan waktu terdiri dari tiga metode yaitu Metode berdasarkan jenis dan kelompok (group and composite method), metode anuitas (annuity method) dan sistem persediaan (inventory system)

Tujuan suatu perusahaan menghitung jumlah penyusutan dari aktiva tetap yang dimilikinya adalah agar tercapainya prinsip pengaitan (matching principle), yaitu mengaitkan pendapatan pada satu periode akutansi dengan biaya dari barang

(43)

barang dan jasa yang dikonsumsi guna menghasilkan pendapatan serta memperhitungkan penurunan kegiatan aktiva tetap karena pemakaian.

Bersamaan dengan berlalunya waktu, maka seluruh aktiva tetap kecuali tanah harus disusutkan, karena secara nyata nilai aktiva yang dipakai dari tahun ke tahun manfaatnya menurun. Ada beberapa ketentuan yang tercantum pada kebijakan akuntansi PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan mengenai penyusutan aktiva tetap sesuai dengan KU. 60/3/16/P1-99 yaitu :

a. penyusutan aktiva tetap didasarkan pada taksiran umur ekonomisnya dengan menggunakan metode penyusutan garis lurus dengan umur ekonomis,

b. penyusutan aktiva tetap dihitung secara bulanan, dan pembebanannya dimulai pada bulan berikutnya setelah aktiva tetap tersebut digunakan / dioperasikan, c. penyusutan aktiva tetap yang telah mengalami pemeliharaan yang

dikapitalisasi, disesuaikan berdasarkan penambahan umur, ekonomi dan/atau penambahan kapasitas yang dibuktikan dengan berita acara,

d. aktiva tetap yang telah habis disusutkan (Full depreciated) dan masih dioperasikan dinilai Rp. 1,-.

Berdasarkan ketentuan-ketentuan di atas dapat diketahui bahwa PT.

Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) Medan menggunakan metode penyusutan garis lurus (straight line) yaitu berdasarkan taksiran ekonomis yang sudah ditentukan oleh direksi, untuk setiap aktiva tetap kecuali tanah. Penyusutan aktiva tetap ini dihitung secara konsisten dari tahun ke tahun. Berikut ini adalah pencatatan aset tetap tahun 2014 dan 2015 pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan yang disajikan pada Tabel 3.2 dan Tabel 3.3:

(44)

Tabel 3.2

Aktiva Tetap PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan Tahun 2014 Aset Tetap Saldo Awal (Rp) Umur

Ekonomis (Tahun)

Nilai Residu

Saldo Akhir (Rp) Harga Perolehan

Tanah 95.060.683.385 - - 99.571.803.530

Bangunan &

Prasarana

2.677.522.808.96 50 2% 3.167.864.827.7 Kapal Pandu 440.424.629.373 20 2% 502.943.610.610

Peralatan 58.885.960.829 5 2% 63.063.899.092

Kendaraan 38.758.752.760 20 20% 11.935.414.637 Aset dalam

Penyelesaian

487.124267.205 - - 137.901.111.330

Jumlah 3.797.777.102.51 - - 3.963.280.666.9

Sumber: www.pelindo1.co.id, (2017)

Tabel 3.3

Aktiva Tetap PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan Tahun 2015 Aset Tetap Saldo Awal (Rp) Umur

Ekonomis (Tahun)

Nilai Residu

Saldo Akhir (Rp) Harga Perolehan

Tanah 99.571.803.530 - - 99.238.331.647

Bangunan &

Prasarana

3.167.864.827.75 50 2% 3.247.381.598.9 Kapal Pandu 502.943.610.610 20 2% 511.614.588.579

Peralatan 63.063.899.092 5 2% 69.711.865.410

Kendaraan 11.935.414.637 20 20% 11.933.818.637 Aset dalam

Penyelesaian

137.901.111.330 - - 386.953.213.785

Jumlah 3.963.280.666.94 - - 4.326.833.416.9

Sumber: www.pelindo1.co.id, (2017)

Metode garis lurus mengalokasikan jumlah yang dapat disusutkan dari suatu asset dalam jumlah yang sama selama estimasi manfaatnya tidak berubah.

Beban penyusutan tiap tahunnya dapat dihitung dengan mengalikan tarif penyusutan dengan dasar penyusutan. Dasar penyusutan yang digunakan adalah biaya perolehan aset dikurangi dengan nilai sisanya. Secara sistematis beban penyusutan dapat dihitung sebagai berikut:

(45)

Harga Perolehan – Nilai Residu Penyusutan per tahun =

Esimasi Manfaat (dalam tahun)

Untuk lebih jelasnya dibawah ini akan dijelaskan cara perhitungan penyusutan aset tetap berdasarkan penyusutan yang digunakan oleh PT.

Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan yaitu metode garis lurus (straight line method). PT. Pelabuhan Indonesia melakukan pengadaan kapal pandu pada tanggal 31 Desember 2014 dengan harga perolehan Rp. 440.424.629.373, nilai residu 2% dan umur ekonomisnya 20 tahun.

Rp. 440.424.629.373 – 2%

Penyusutan per tahun =

20 tahun = Rp. 22.021.231.468

PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan menggunakan metode garis lurus (straight line method) dikarenakan selain perhitungannya mudah, metode garis lurus merupakan metode perhitungan yang paling sederhana karena metode ini menghasilkan biaya secara wajar dalam penggunaan aktiva. Jika suatu aktiva tidak digunakan setahun penuh maka tahunnya disesuaikan menurut lamanya pemakaian.

Metode garis lurus sangat sederhana dan dipergunakan secara luas. Metode ini menciptakan transfer biaya yang layak ke beban periodik. Jika pemanfaatan aktiva dan pendapatan yang terkait dari pemakaian itu sama setiap periodenya.

Samanya penyusutan aktiva tersebut tiap periodenya mempermudah pemegang saham melihat penyusutan dilaporan keuangan. Nilai sisa dianggap Rp. 0, perhitungan beban penyusutan ditetapkan dari biaya perolehan historisnya.

(46)

Penggunaan metode penyusutan pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yaitu dengan menggunakan salah satu metode penyusutan yang ada yaitu dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method).

3.5 Teknik Pengawasan Intern Aktiva Tetap 3.5.1 Teknik Pengawasan

Menurut Krismanji (2010:222) “pengawasan intern adalah rencana organisasi dan metode yang digunakan untuk menjaga dan melindungi aktiva, menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya, memperbaiki efisiensi, dan untuk mendorong ditaatinya kebijakan manajemen.

Konsep dasar yang terkandung dalam definisi tersebut adalah:

a. Pengendalian Intern adalah suatu proses. Pengendalian Intern merupakan cara untuk mencapai tujuan, bukan tujuan itu sendiri.

b. Pengendalian Intern dipengaruhi oleh manusia. Pengendalian intern bukan hanya terdiri dari buku pedoman kebijakan dan formulir-formulir, tetapi juga orang-orang pada berbagai jenjang dalam suatu organisasi, termasuk dewan komisaris, manajemen, serta personel lainnya.

c. Pengendalian Intern diharapkan memberikan keyakinan memadai, bukannya keyakinan penuh, bagi manajemen dan dewan komisaris satuan usaha karena adanya kelemahan-kelemahan bawaan yang melekat pada seluruh system pengendalian intern dan perlunya mempertimbangkan biaya dan manfaat.

d. Pengendalian Intern adalah alat untuk mencapai tujuan, yaitu pelaporan keuangan, kesesuaian operasi.

(47)

Menurut Diana (2011;82), “pengendalian Intern adalah semua rencana organisasional, metode, dan pengukuran yang dipilih oleh suatu kegiatan usaha untuk mengamankan harta kekayaannya, mengecek keakuratan dan keandalan data akuntansi usaha tersebut, meningkatkan efisiensi operasional, dan mendukung dipatuhinnya kebijakan manajerial yang telah ditetapkan”.

Menurut Robbins (2010;182) “pengendalian (Controlling) adalah proses mengawasi (monitoring), membandingkan (comparing) dan mengoreksi (correcting) kinerja”.

Dalam melakukan teknik pengawasan aktiva tetap tentunya tidak terlepas dari sistem pengawasan intern yang terdapat di dalam suatu perusahaan, sebab teknik pengawasan aktiva tetap merupakan bagian dari cara–cara yang digunakan oleh pimpinan untuk mengawasi operasional suatu perusahaan.

PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan melakukan teknik pengawasan internal atas aktiva tetapnya sebagai berikut:

a. Menempatkan karyawan yang cakap, dipercaya dan bisa mengoperasikan komputer

b. Setiap aktiva diberi nomor aktiva yang berurut dan ditandai pada aktiva yang bersangkutan

c. Secara periodik setahun sekali dilakukan pengecekkan fisik atas Dasar Kumpulan Aktiva Tetap (DKAT) yang bersangkutan dan hasil pemeriksaan akan dilaporan ke direksi kantor pusat. Untuk aktiva yang hilang, atau tidak bisa dipakai unit usaha diwajibkan membuat permohonan ke direksi untuk proses pengajuan afkir atas aktiva yang bersangkutan. Dari permohonan unit usaha tersebut direksi menugaskan tim dari bagian akuntansi dan bagian

(48)

tekhnik berkunjung ke unit usaha untuk mengajukan permohonan tersebut.

Hasil dari kunjungan tersebut berupa berita acara pemeriksaan aktiva tetap yang di afkir. Berita acara tersebut direksi memutuskan untuk menyetujui atau tidak. Bentuk persetujuan direksi berupa SK afkir. Aktiva tetap yang telah disetujui disimpan ditempat yang khusus dan wajib dijaga oleh unit usaha yang bersangkutan

d. Untuk aktiva tetap yang di afkir, apabila hendak dihapus bukukan dari laporan keuangan perusahaan. Direksi membuat surat permohonan persetujuan Dewan Komisaris dan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) Kementerian BUMN. Penghapusan bukuan bisa dengan jalan pelelangan kerjasama dengan Badan Lelang Negara (BLN) atau pembangunan kembali terhadap aktiva-aktiva

e. Setiap tutup buku bulanan controller memeriksa biaya penyusutan dan akumulasi penyusutan perkebun, apakah sudah sesuai dengan neraca percobaan dengan Daftar Kumpulan Aktiva Tetap (DKAT)

Menurut peneliti sistem teknik pengawasan aktiva tetap pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan telah sesuai dengan teori pada kutipan yang peneliti sajikan, dimana metode yang digunakan perusahaan telah dipergunakan sepenuhnya begitu juga dengan tujuan pengawasan aktiva tetap, maka pengawasan yang dilakukan perusahaan sudah baik.

3.5.2 Tujuan Pengawasan Aktiva Tetap

Dalam suatu organisasi yang memiliki nilai aktiva tetap yang dominan dari total nilai aktiva organisasi harus memiliki sistem akuntansi yang baik yang mendukung pengawasan intern (internal control) terhadap intern aktiva tetap

(49)

yang diandalkan. Sistem akuntansi yang baik harus meliputi semua teknik, metode dan prosedur dalam pencatatan dan pengolahan data akuntansi untuk memperoleh pengawasan intern yang baik dalam organisasi. Dengan sistem akuntansi yang baik maka kita dapat mengetahui kecurangan kecurangan atau penyelewengan aktiva yang terjadi di organisasi. Dari kecurangan dan penyelewengan tersebut maka dapat diterapkan system pengawasan intern yang baik sebagai upaya untuk mengurangi atau menghindari kecurangan dan penyelewengan yang sering terjadi dalam organisasi. Dalam kaitannya dengan pengawasan aktiva tetap secara spesifik, tekanan dari tujuan sistem pengawasan intern lebih diutamakan pada perlindungan terhadap kekayaan aktiva tetap.

Menurut Mardi (2011:59) tujuan pengawasan yaitu:

a. Menjaga Keamanan harta milik perusahaan b. Memeriksa ketelitian dan kebenaran akuntansi c. Meningkatkan efisiensi operasional perusahaan

d. Membantu menjaga kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan

Adapun menurut Siswandi (2009:183) mengatakan bahwa tujuan pengawasan adalah:

a. Pengukuran kepatuhan terhadap kebijakan, rencana, prosedur, peraturan dan hukum yang berlaku

b. Menjaga sumber daya yang dimiliki organisasi

c. Pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan oleh organisasi

d. Dipercayainya informasi dan keterpaduan informasi yang ada di dalam organisasi

(50)

e. Kinerja yang sedang berlangsung dan kemudian membandingkan kinerja aktual dengan standar serta menetapkan tingkat penyimpangan yang kemudian mencari solusi yang tepat.

Menurut PT Pelabuhan Indonesia I Persero (Medan) mengenai penjelasan tujuan pengawasan aktiva tetap sebagai berikut:

a. Menghindari kecurangan terhadap pencatatan fisik aktiva tetap dengan yang sebenarnya dilakukan dengan cara memeriksa daftar kumpulan aktiva tetap kemudian mengadakan pengecekan langsung kelapangan, apakah sesuai catatan dengan kenyataan yang ada dilapangan. Apabila ada aktiva tetap yang berkurang karena sudah rusak dan akan diafkir, akan dilakukan pemeriksaan daftar usulan pengafkiran aktiva tetap. Aktiva tetap apabila mengalami kecurian, harus dibuat berita acara kehilangan agar barang tersebut bisa diundurkan dari barang produktif

b. Untuk mendeteksi aktiva tetap yang telah hilang, rusak atau menganggur, perhitungan fisik persediaan aktiva tetap harus dilakukan secara periodik dalam rangka memeriksa keakuratan catatan akuntansi. Selain itu aktiva tetap harus diperiksa secara periodik untuk menentukan kondisinya. Pengawaan yang hati-hati harus dilaksanakan dalam pelepasan aktiva tetap. Semua pelepasan harus diotorisasi dan disetujui secara benar

c. Mengetahui keberadaan aktiva tetap apakah sesuai dengan fungsinya dilakukan dengan cara adanya daftar kumpulan aktiva tetap maka dapat diketahui keberadaan aktiva tetap dan fungsinya masing-masing. Pengecekan langsung dilakukan untuk memeriksa keberadaan aktiva tetap berdasarkan catatan yang ada pada kumpulan aktiva tetap

(51)

Menurut peneliti sistem tujuan pengawasan aktiva tetap pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan telah sesuai dengan teori pada kutipan yang peneliti sajikan, dimana metode yang digunakan perusahaan telah dipergunakan sepenuhnya begitu juga dengan tujuan pengawasan aktiva tetap, maka pengawasan yang dilakukan perusahaan sudah baik.

3.6 Fungsi dan Tanggung Jawab Controller Pengawasan Intern Aktiva Tetap Pada PT Pelabuhan Indonesia I Persero (Medan)

Menurut Supriyono (2009:210) “controller adalah manajer yang bertugas pada departemen akuntansi. Mereka adalah anggota staf tim manajemen puncak yang aktif berpartisipasi dalam proses perencanaan, pengendalian dan pembuatan keputusan. Controller sekaligus juga sebagai manajer lini pada departemen, meskipun controller tidak melakukan pengendalian dalam ukuran wewenang lini, tetapi sebagai manajer informasi mereka mempunyai posisi yang penting dalam melaksanakan pengendalian dengan cara-cara yang sangat khusus, yaitu melalui pelaporan dan panafsiran data yang diperlukan untuk proses perencanaan, pengendalian dan pembuata keputusan”.

Adapun fungsi-fungsi controller menurut Supriyono (2010 : 212), yaitu:

a. Fungsi Perencanaan (Planning Function)

Menetapkan dan memelihara suatu rencana operasi yang terintegrasi sejalan dengan sasaran dan tujuan perusahaan, baik jangka pendek maupun jangka panjang, menganalisis, merevisi, bila perlu, mengkomunikasikan kepada semua tingkat manajemen, serta menggunakan sistem-sistem dan prosedur yang cocok.

(52)

b. Fungsi Akuntansi (Accounting Function)

Pencatatan transaksi-transaksi keuangan secara sistematis sering dipandang sebagai fungsi pokok dari Controller.

c. Fungsi Pelaporan (Reporting Function)

Fungsi pelaporan berhubungan erat dengan fungsi perencanaan dan fungsi pengendalian.

d. Fungsi Pengawasan (Controlling Function)

Fungsi pengendalian manajemen adalah pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan sehingga tujuan dan rencana perusahaan dapat dicapai.

Fungsi Pengawasan merupakan fungsi utama controller. Menurut PT Pelabuhan Indonesia I Persero Medan telah mengatur tugas pokok dan fungsi dari seorang controller yaitu:

a. Tugas dan tanggung jawab seorang controller yang utama yaitu memilih dan menentukan metode akuntansi yang digunakan, memonitoring dan audit internal, mengawasi proses pelaksanaan akuntansi keuangan, mengawasi pelaksanaan akuntansi manajemen.

b. Untuk menilai apakah pengawasan terhadap aktiva tetap telah cukup memadai dan dilaksanakan secara efektif

c. Untuk menilai apakah laporan yang dihasilkan telah menggambarkan kegiatan yang sebenarnya secara cermat dan tepat

d. Untuk menilai apakah setiap unit telah melakukan kebijaksanaan dan prosedur yang menjadi tanggung jawabnya

e. Untuk mengawasi apakah kegiatan telah dilaksanakan secara efektif yaitu mencapai tujuan yang telah ditetapkan

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cemaran bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus yang terdapat pada jamu gendong yang dijual oleh beberapa orang

“Pengalaman Kepala Ruangan dalam Mengelola Konflik di Ruang Perawatan Intensif Rumah Sakit Umum pemerintah di Kota Medan; Studi

Dari hasil penelitian, secara parsial dapat disimpulkan bahwa modal berdagang, pengalaman berdagang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan pedagang kain di Kota

secara parsial dapat diambil kesimpulan, bahwa Pertumbuhan laba, Tingkat Suku Bunga, dan Return on Equity tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Investasi Aktiva

Kaidah pertama dari algoritma Boyer- Moore ini adalah masing-masing karakter dari pattern pencocokan harus mempunyai kode ASCII yang sama terhadap target karakter

sebagai media untuk membantu kegiatan apapun, pengguna jaringan internet saat ini yang terbanyak adalah di area kampus atau universitas, mulai dari proses belajar

Hasil observasi awal dalam kegiatan ini ditemukan bahwa guru kelas lima di SDIT Bumi Darun Najah mengalami beberapa kendala dalam proses kegiatan belajar

The subject company/companies may have been a client/clients of UBS AG, its affiliates or subsidiaries during the 12 months preceding the date of distribution of the research