• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kadar Estradiol Serum Pada Wanita Menopause Dengan Dan Tanpa Sindroma Vasomotor Di RSUP H Adam Malik Dan Rs Jejaring Fk Usu Medan Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kadar Estradiol Serum Pada Wanita Menopause Dengan Dan Tanpa Sindroma Vasomotor Di RSUP H Adam Malik Dan Rs Jejaring Fk Usu Medan Chapter III V"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode cross

sectional untuk mengetahui kadar estradiol serum pada wanita

menopause dengan sindroma vasomotor dan tanpa sindroma vasomotor

serta penelitian analitik untuk mengetahui perbedaan kadar estradiol

serum wanita menopause dengan sindroma vasomotor derajat ringan,

sedang, dan berat..

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

- Penelitian dilakukan di Departemen Obstetri dan Ginekologi

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara - RSUP Haji

Adam Malik Medan, Rumah Sakit Jejaring FK USU Medan, dan

Laboratorium Klinik Prodia Medan.

- Waktu penelitian dimulai bulan Februari 2015 sampai dengan

(2)

3.3. Populasi Penelitian 3.3.1. Populasi Target

Populasi target adalah wanita yang telah memasuki masa

menopause di RSUP Haji Adam Malik dan Rumah Sakit Jejaring FK USU

Medan.

4.3.2. Populasi Terjangkau

Wanita menopause berumur 45-65 tahun yang bekerja di RSUP

Haji Adam Malik dan Rumah Sakit Jejaring FK USU Medan yang

mengalami sindroma vasomotor dan tanpa sindroma vasomotor.

3.4. Kriteria Penelitian

3.4.1. Kriteria Inklusi

a. Wanita berusia 45-65 tahun dengan menopause fisiologis.

b. Telah berhenti haid minimal dalam 12 bulan sampai dengan

maksimal 24 bulan berturut-turut dengan dan tanpa sindroma

vasomotor.

c. Tidak pernah mendapat pengobatan sulih hormon.

d. Tidak pernah mengalami operasi pengangkatan rahim dan

kedua indung telur.

e. Tidak memiliki riwayat gangguan psikiatrik (Kejiwaan).

f. Tidak menderita penyakit keganasan.

g. Tidak mempunyai riwayat penyakit jantung, diabetes mellitus,

(3)

h. Tidak memiliki kebiasaan minum alkohol.

i. Tidak memiliki kebiasaan merokok.

3.4.2. Kriteria Eksklusi

a. Sampel darah rusak dan tidak dapat dilakukan pemeriksaan.

3.5 Sampel dan Besar Sampel

Pengumpulan sampel dilakukan dengan cara consecutive

sampling dimana setiap sampel yang memenuhi kriteria inklusi

dimasukkan ke dalam penelitian.

Dengan menggunakan rumus penentuan besar sampel

untuk menguji perbedaan dua rata-rata yaitu :

Besar sampel penelitian dihitung secara statistik berdasarkan

rumus :21 2

n1 = n2 = 2 (Zα + Zβ) x SD

X1 – X2

Dimana :

Zα = Nilai baku normal dari tabel Z yang besarnya bergantung

pada nilai α yang ditentukan. Nilai α = 0,05 Zα= 1,96

Zβ = Nilai baku normal dari tabel Z yang besarnya bergantung

pada nilai β yang ditentukan. Nilai β = 0,10 Zβ= 1,28

S = Simpangan baku gabungan = 5,05 pg/ml ((Joanne Kaye

(4)

X1-X2 = Selisih minimal rerata yang dianggap bermakna = 4 pg/ml

n1 = n2 = 24,99  dibulatkan menjadi 25 orang (jumlah sampel

masing-masing kasus dan kontrol), N= 50 orang.

3.6 Variabel Penelitian A. Variabel Dependan

- Wanita menopause dengan sindroma vasomotor

B. Variabel Independen

- Kadar estradiol serum

3.7 Batasan Operasional

No Variable Definisi Cara dan alat ukur

Kategori Skala

(5)

berdasarkan

(6)

5 Lama

menopause

wanita berusia di atas 40 tahun yang sudah tidak mengalami menstruasi selama 1 tahun.

Kalender

Anamnesis Ringan

Sedang

(7)

dan

kegiatan sehari-hari

3.8. Proses Penelitian

Pengambilan dan pengiriman sampel

Wanita menopause yang memenuhi kriteria inklusi diikutsertakan

dalam penelitian dengan mendapat penjelasan terlebih dahulu mengenai

tujuan, manfaat dan prosedur penelitian dan menandatangani persetujuan

untuk mengikuti penelitian.

Dilakukan wawancara berupa anamnesa keluhan dan pemeriksaan

fisik pada setiap sampel yang memenuhi kriteria inklusi. Selanjutnya

sampel dibagi menjadi 2 kelompok yaitu wanita menopause dengan

sindroma vasomotor dan wanita menopause tanpa sindroma vasomotor.

Kemudian dilakukan pengambilan sampel darah dari masing-masing

kelompok sebanyak 5 cc dari vena mediana cubiti dengan spuit 5 cc dan

sampel darah kemudian dikirim segera ke Laboratorium Klinik Prodia

Medan.

- Bahan : Serum diperoleh dari darah yang diambil dari vena

mediana cubiti sebanyak 5 cc, dipisahkan secara pemusingan.

Prosedur pemeriksaan kadar estradiol serum :

- Alat / instrumentasi :

(8)

b. Kapas dan alkohol 76 %

c. Pembendung / tourniquet yang mudah dilepas

d. Tabung pemeriksaan

e. Sentrifuge

f. Label nama / identitas penderita

g. Chemiluminenescent, Automatic Chemistry Analyzer (Advia)

1. Mengeluarkan 80 uL sampel dan 75 uL reagen Ancillary pack

kedalam cuvetteI dan akan di inkubasi selama 4,5 menit pada

suhu 370C.

Prinsip pemeriksaan kadar estradiol serum :

Estradiol endogen yang terkandung didalam satu sampel

dilepaskan dari protein pengikatnya oleh senyawa pelepas. Kemudian,

satu antibodi monoklonal anti-estradiol yang dilabeli dengan acridinium

ester ditambahkan agar dapat berikatan dengan estradiol yang tersedia.

Akhirnya, satu fase kaptur padat turunan estradiol ditambahkan kedalam

reaksi untuk berkompetisi dengan estradiol di dalam pengikatan antibodi

yang dilabeli acridinium. Setelah dilakukan pembilasan, asam dan basa

akan dikeluarkan untuk menginisiasi satu reaksi chemiluminescent.

Sistem ini akan secara otomatis melakukan kerja berikut ini:

2. Mengeluarkan 75 uL Reagent Lite dan akan di inkubasi selama

(9)

3. Mengeluarkan 100 uL Reagent fase padat dengan 25 uL

Ancillary well dan akan di inkubasi selama 5,5 menit pada suhu

370C.

4. Memisahkan, mengaspirasi, dan membilas cuvettel dengan

Wash 1.

5. Mengeluarkan masing 300 uL dari reagen asam dan basa

untuk menginisiasi satu reaksi chemiluminescent.

Jumlah estradiol yang dijumpai didalam sampel pasien berbanding

terbalik dengan jumlah unit cahaya relatif (RLU) yang terdeteksi oleh

sistem.

3.9 Analisa data

Data di analisa secara deskriptif untuk melihat distribusi

frekuensi dari karakteristik, nilai mean, dan standard deviasi serta data

numerik. Distribusi data-data karakteristik subjek penelitian dan kadar

estradiol serum dari wanita menopause dengan sindroma vasomotor dan

non vasomotor kemudian ditentukan. Untuk mengetahui perbedaan rerata

kadar estradiol serum pada penderita sindroma vasomotor berdasarkan

derajat ringan, sedang, dan berat dilakukan uji statistik Anova. Sementara,

korelasi karakteristik wanita menopause dengan dan tanpa sindroma

vasomotor terhadap kadar estradiol serum ditentukan dengan memakai

(10)

3.10. Etika penelitian

a. Mendapat persetujuan dari subjek yang diteliti dengan

menandatangani persetujuan mengikuti penelitian.

b. Penelitian ini diajukan ke Komisi Etika Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara untuk mendapatkan ethical clearance.

c. Semua biaya penelitian dan komplikasi penelitian ditanggung oleh

peneliti.

(11)

3.11. Alur penelitian

Wanita Menopause yang memenuhi Kriteria Inklusi

Sampel Penelitian

Sindroma Vasomotor (+) Sindroma Vasomotor (-)

Pemeriksaan Kadar Estradiol Serum (pg/ml)

Analisis Data

Ringan Berat

(12)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan dan

Rumah Sakit Jejaring FK USU Medan dengan total sampel sebanyak 60

orang dengan masing-masing kasus Sindroma Vasomotor sebanyak 34

orang dan kasus Non Sindroma Vasomotor sebanyak 26 orang. Setiap

kelompok diambil serum estradiolnya dan kemudian diperiksakan di

Laboratorium Klinik Prodia Medan.

Tabel 4.1. Karakteristik Subjek Penelitian

Karakteristik

Kelompok Penelitian

Jumlah Menopause

Sindroma Vasomotor

Menopause Non

Sindroma Vasomotor

N % N %

Usia (Tahun)

45 – 50 0 ,0 22 84,6 22 (36,7%)

51 – 55 11 32,4 4 15,4 15 (25,0%)

56 – 60 14 41,2 0 ,0 14 (23,3%)

61 – 65 9 26,4 0 ,0 9 (15,0%)

IMT

Normoweight 34 100,0 0 ,0 34 (56,7%)

Obese 0 ,0 22 84,6 22 (36,7%)

Overweight 0 ,0 4 15,4 4 (6,7%)

(13)

Usia Menopause (Tahun)

45 – 50 0 ,0 25 96,1 25 (41,7%)

51 – 55 24 70,6 1 3,9 25 (41,7%)

56 – 60 10 29,4 0 ,0 10 (16,7%)

Jumlah

34 100,0 26 100,0 60 (100,0%)

Lama Menopause (Tahun)

1 - 2 5 14,7 26 100 31 (51,7%)

3 - 4 9 26,5 0 0 9 (15,0%)

≥5 20 58,8 0 ,0 20 (33,3%)

Jumlah 34 100,0 26 100,0 60 (100,0%)

Tabel di atas menunjukkan bahwa kelompok kasus Sindroma

Vasomotor pada penelitian ini sebagian besar dijumpai pada kelompok

usia 56 – 60 tahun (41,2%) dan diikuti pada kelompok usia 51 - 55 tahun

(32,4%) dan yang terendah pada kelompok usia 61 – 65 tahun (26,4%).

Pada kelompok kasus Non Sindroma Vasomotor umumnya dijumpai pada

kelompok usia 45 - 50 tahun (84,6%) dan diikuti pada kelompok usia

51-55 tahun (15,4%) dan tidak ada yang berumur diatas 56 tahun. Disini perlu

dicatat bahwa, usia subjek adalah usia pada saat sampel darah diambil,

dan bukan usia pada saat menopause dimulai. Usia ini dicantumkan untuk

menentukan sudah berapa lama masa menopause berlangsung dengan

mengurangi usia sekarang dengan usia pada saat menopause dimulai.

Berdasarkan status IMT, kelompok kasus Sindroma Vasomotor

(14)

kelompok kasus Non Sindroma Vasomotor umumnya dijumpai dengan

status obese (84,6%) dan terendah status overweight (15,4%).

Temuan ini bertolak belakang dengan temuan oleh Amabebe E et

al pada tahun 2014 yang menunjukkan adanya hubungan yang secara

signifikan positif antara IMT dan tingkat dan volume keringat yang

disekresi. Peningkatan IMT di identifikasi sebagai faktor resiko

peningkatan keringat selama menopause khususnya selama masa

perimenopause.59

Temuan yang bertolak belakang lainnya dilaporkan oleh SWAN

(N=3,302), dimana wanita yang tidak dijumpai atau jarang mengalami

VMS memiliki IMT 28 kg/m2, sementara subjek yang sering mengalami

keluhan VMS (mengalami VMS paling lama 6 hari dalam 2 minggu

terakhir) dijumpai dengan IMT 31 kg/m2. Hubungan antara VMS dan IMT

yang lebih tinggi ini tetap bertahan walaupun telah dikontrol dengan faktor

resiko yang terkait.60,61

Akan tetapi, sudah lama diketahui bahwa obesitas malah

merupakan faktor yang melindungi terhadap VMS karena androgen yang

diaromatisasi menjadi estrogen di dalam lemak tubuh. Wanita dengan

jaringan adiposa yang lebih banyak diperkirakan beresiko lebih rendah

untuk mengalami VMS karena kadar estrogen yang dimiliki lebih tinggi.58

Berdasarkan usia menopause, kelompok Sindroma Vasomotor

sebagian besar mengalami menopause pada usia 51 – 55 tahun (70,6%)

dan terendah pada usia 56 – 60 tahun (29,4%). Sedangkan pada

(15)

menopause pada usia 45 – 50 tahun (96,1%). Hal ini menunjukkan bahwa

pada kasus Non Sindroma Vasomotor mengalami menopause lebih dini

daripada kasus Sindroma Vasomotor.

Penelitian oleh Stanford et al menunjukkan bahwa umur median

pada saat menopause alami terjadi di negara maju rata-rata adalah 50-51

tahun.62 Penelitian lain oleh Kwawukume EY et al tentang usia

menopause pada wanita dari negara berkembang menunjukkan bahwa

usia alami pada saat menopause adalah 4 tahun lebih dini dari usia

menopause negara yang sudah maju.63 Menopause yang terjadi sebelum

usia 46 tahun dihubungkan dengan tingkat mortatilitas yang bermakna.64

Dalam satu penelitian oleh Stefanopoulou E pada tahun 2014, usia

median menopause alami di Uni Emirat Arab adalah 48 tahun dan usia

harapan hidup rata-rata seorang wanita adalah 76,2 tahun.65,66

Vehid S et al juga menunjukkan bahwa usia menopause alami

adalah 47,5 ± 3,9 tahun, sementara usia mediannya adalah 47 tahun,

dengan usia onset menopause terendah 32 tahun dan tertinggi 58 tahun.46

Ola Orun pada tahun 2009 melaporkan usia mean menopause

secara keseluruhan berdasarkan wawancara adalah 48.5 ± 4.6 tahun,

dengan usia median 49 tahun. Diantara yang mengalami menopause

dalam penelitian ini dengan usia mean responden adalah 52.6 ± 4.8 tahun

dan menopause terjadi antara usia 31 dan 60 tahun. Tiga belas wanita

(2,7%) mengalami menopause secara prematur (30-39 tahun), sementara

38 wanita (7,8%) mengalami menopause alami pada usia yang lebih lanjut

(16)

Tabel di atas menjelaskan bahwa kelompok Sindroma Vasomotor

lebih banyak dengan lama menopause ≥ 5 tahun (58,8%) dan terendah

dengan lama menopause 1-2 tahun (14,7%). Sedangkan pada kelompok

Non Sindroma Vasomotor seluruhnya dengan lama menopause 1-2 tahun

(100%).

Tabel 4.2. Kadar Estradiol Serum Antara Kelompok Penelitian Kel.Penellitian

N

Mean Rank Kadar Estradiol

(pg/ml)

Sindroma Vasomotor 34 17,50

Non Sindroma Vasomotor 26 47,50

Total 60

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa mean rank kadar

esteradiol serum kelompok penelitian non sindroma vasomotor lebih tinggi

daripada mean rank kelompok penelitian sindroma vasomotor.

Menurut penelitian Wahdi tahun 2003, melaporkan bahwa rerata

kadar estradiol serum pada seluruh subjek adalah 9,557 pg/mL.

Sedangkan rerata kadar estradiol serum pada kelompok non vasomotor

adalah 14,160 pg/mL, dan pada kelompok vasomotor adalah 4,953 pg/mL.

Hasil pengujian statistik menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0,01)

dimana wanita menopause dengan sindroma vasomotor memiliki kadar

estradiol yang lebih rendah dibandingkan wanita menopause tanpa

(17)

Kekurangan estrogen akan berpengaruh pada sistem parasimpatis

sehingga menyebabkan reaksi vasomotorik, berupa gejolak panas,

banyak berkeringat, pusing dan jantung berdebar-debar, serta

insomnia.11,26

Ketidakstabilan vasomotor ini disebabkan defisiensi estradiol yang

menghilangkan prekursor sintetis estrogen-katekolamin, sehingga terjadi

penurunan kendali simpato-hipotalamik yang mempengaruhi pengaturan

panas dan sistem kardiovaskuler. Selama masa prodromal terjadi

semburan panas, kadar adrenalin serum meningkat dan mengakibatkan

palpitasi. Kira-kira 30 detik kemudian, noradrenalin serum menurun yang

mengakibatkan vasodilatasi dan peningkatan aliran darah. Vasodilatasi

terbatas pada kulit muka, lengan atas dan tangan. Vasodilatasi dan

peningkatan aliran darah meningkatkan temperatur kulit dan

mengakibatkan perseperasi. Semburan panas dan keluarnya keringat

yang berlebihan merupakan mekanisme kompensasi untuk mengadakan

sinkronisasi antara temperatur sentral dengan menghilangkan panas

(18)

Tabel 4.3. Perbedaan Rerata Kadar Estradiol Serum Wanita Menopause Dengan Sindroma Vasomotor Berdasarkan Derajat Keluhan

DERAJAT

Kadar Estradiol (pg/mL)

p*

N Mean Std. Deviation

RINGAN 4 25,80 2,34 0,0001

SEDANG 15 15,58 2,64

BERAT 15 11,80 0,00

*) Uji Anova

Dari tabel 4.3. di atas didapatkan rerata kadar estradiol wanita

menopause dengan sindroma vasomotor derajat ringan, sedang, dan

berat berturut-turut adalah 25,80 ± 2,34 pg/ml; 15,58 ± 2,64 pg/ml; 11,80

pg/ml. Analisa statistik dengan uji Anova didapatkan perbedaan yang

bermakna terhadap kadar estradiol wanita menopause pada berbagai

tingkatan derajat keluhan vasomotor dengan p value 0,0001 (p<0,05). Hal

ini menunjukkan bahwa semakin berat derajat sindroma vasomotor maka

kadar estradiol serum semakin rendah.

Sejauh ini belum ada penelitian yang melaporkan perbedaan kadar

estradiol berdasarkan derajat sindroma vasomotor yang dijumpai.

Wahdi pada tahun 2003 melaporkan bahwa 63% subjek dalam

penelitiannya merasakan keluhan dalam 1–2 tahun setelah berhenti haid,

(19)

dengan 1–2 tahun setelah berhenti haid, dan 7% merasakan keluhan

dalam 1 tahun setelah berhenti haid.43

Tabel 4.4. Korelasi Karakteristik Wanita Menopause Dengan Kadar Estradiol Serum

Usia (tahun) Correlation Coefficient

Berdasarkan tabel 4.4 menjelaskan bahwa ada korelasi negatif

yang kuat dan bermakna antara usia wanita menopause dengan kadar

(20)

usia akan merendahkan kadar estradiol serum. Indeks Massa Tubuh juga

menunjukkan adanya korelasi positif yang bermakna dengan

nilai r = 0,699 yang menunjukkan bahwa semakin tinggi IMT maka kadar

estradiol serum semakin tinggi.

Tabel di atas menjelaskan bahwa ada korelasi negatif yang

bermakna antara usia menopause dengan kadar estradiol dengan

nilai r = -0,830 yang menunjukkan bahwa usia menopause yang lebih

lama akan merendahkan kadar estradiol. Demikian juga ada korelasi

negatif yang bermakna antara lama menopause dengan kadar estradiol

dengan nilai r = -0,880 yang menunjukkan bahwa semakin lama

menopause akan merendahkan kadar estradiol.

Sejauh ini, belum ada penelitian yang melaporkan hubungan antara

karekteristik usia, usia menopause, lama menopause, dan IMT dengan

kadar estradiol serum.

Laporan oleh Col NF pada tahun 2009 menunjukkan bahwa 205

wanita menopause yang diikuti selama 13 tahun tampaknya mendukung

fakta bahwa durasi rata–rata sindroma vasomotor yang mengganggu

adalah 5 tahun, yang secara bermakna lebih lama dibandingkan laporan–

laporan sebelumnya.

Blumel JE juga menunjukkan bahwa dari seluruh wanita yang

terlibat dalam penelitiannya, 54,5% dijumpai dengan VMS (derajat

berapapun), dengan 9,6% yang dijumpai dengan keluhan yang

mengganggu. Tingkat VMS secara signifikan meningkat dari satu tahap

(21)

jumpai pada wanita pasca menopause dini (68,5%) dan penurunan yang

lebih lanjut pada subjek dengan pasca menopause lanjut (60,6%). Lebih

dari setengah (63,6%) wanita dengan rentang onset menopause 10-15

tahun tetap dijumpai dengan VMS.46

Menurut Wahdi (2003) juga melaporkan adanya hubungan

karekteristik yang bermakna dalam hal usia responden, usia menopause,

lama menopause, IMT, dan paritas terhadap kadar estradiol serum.

Sedangkan usia menars, status pernikahan, pendidikan, dan pekerjaan

tidak menunjukkan hubungan yang bermakna. Usia wanita menopause

yang lebih tua dan lama menopause yang lebih lama memperlihatkan

kadar estradiol serum yang lebih rendah. Sedangkan wanita menopause

(22)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

1. Karakteristik subjek penelitian kelompok penelitian Sindroma

Vasomotor pada penelitian ini sebagian besar dijumpai pada

kelompok usia 56 – 60 tahun, sedangkan pada kelompok penelitian

Non Sindroma Vasomotor umumnya dijumpai pada kelompok usia 45

- 50 tahun .

2. Berdasarkan karakteristik Indeks Masa Tubuh (IMT), kelompok

Sindroma Vasomotor umumnya dijumpai dengan kondisi

normoweight, sedangkan pada kelompok Non Sindroma Vasomotor

umumnya dijumpai dengan kondisi obese.

3. Berdasarkan usia menopause, kelompok Sindroma Vasomotor

sebagian besar mengalami menopause pada usia 51 – 55 tahun.

Sedangkan pada kelompok Non Sindroma Vasomotor sebagian besar

mengalami menopause pada usia 45 – 50 tahun.

4. Kelompok Sindroma Vasomotor lebih banyak dengan lama menopause

≥ 5 tahun dan terendah dengan lama menopause 1–2 tahun.

Sedangkan pada kelompok Non Sindroma Vasomotor seluruhnya

dengan lama menopause 1-2 tahun.

5. Kadar estradiol serum kelompok penelitian Sindroma Vasomotor

memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan Non Sindroma

(23)

6. Ada perbedaan yang bermakna terhadap kadar estradiol serum wanita

menopause pada berbagai tingkatan derajat keluhan vasomotor.

Semakin berat derajat sindroma vasomotor maka kadar estradiol

serum semakin rendah.

7. Dijumpai korelasi yang bermakna pada masing-masing karakteristik

terhadap kadar estradiol serum wanita menopause.

5.2. SARAN

1. Pada wanita usia ≥ 51 tahun mulai mengalami keluhan sindroma

vasomotor oleh karena kadar estradiol serum lebih rendah daripada

yang tidak mengalami keluhan. Dengan demikian wanita usia ≥ 51

tahun dengan sindroma vasomotor sebaiknya memeriksakan diri

untuk mendapatkan penanganan yang memadai.

2. Penulis menganjurkan perlu dilakukan penelitian lanjutan di dalam hal

ini, terutama untuk menentukan titik potong kadar estradiol serum

untuk penderita sindroma vasomotor derajat ringan, sedang, dan

berat. Hal ini pada gilirannya dapat di tindak lanjuti dengan penelitian

prospektif yang meneliti tentang pemberian dosis terapi sulih hormon,

terutama estrogen, dan lebih spesifik lagi seberapa banyak dosis yang

Gambar

Tabel 4.1. Karakteristik Subjek Penelitian
Tabel di atas menunjukkan bahwa kelompok kasus Sindroma
Tabel 4.3. Perbedaan Rerata Kadar Estradiol Serum Wanita
Tabel 4.4. Korelasi Karakteristik Wanita Menopause Dengan Kadar

Referensi

Dokumen terkait

a. Pastikan bahwa media dan/atau APE yang akan digunakan dalam pembelajaran, sudah tersedia sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian, baik ketersediaan jenis maupun

Penulisan ilmiah ini menjelaskan mengenai perancangan program aplikasi pendaftaran dan pembayaran siswa SLTP Harjamukti dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0

Pembuatan Penulisan Ilmiah ini menggunakan Aplikasi software Visual Basic 6 dengan Ms.Access 2003 sebagai aplikasi datbasenya.Data-data diambil langsung dari lokasi penelitian

2015, yang dibentuk berdasarkan Keputusan Karo Sarpras Polda Bali selaku Kuasa Pengguna Anggaran Nomor : Kep/08/XII/2014 tanggal 30 Desember 2014 tentang Penunjukan dan

Dari penjelasan tersebut diatas, Penulis mengambil kesimpulan bahwa bila proses pendaftaran siswa dan penyimpanan datanya dilakukan dengan sistem manual memiliki beberapa

Kepada peserta Pelelangan yang keberatan, diberikan kesempatan untuk menyampaikan sanggahan khususnya mengenai ketentuan dan prosedur yang telah ditentukan dalam dokumen

maka kami mohon kehadiran Bapak/ Ibu untuk menjadi Tim Penguji PKN/KKN sesuai dengan jadwal di atas. Demikian, atas perhatiannya kami ucapkan

• Tujuan utama mempelajari Mekanika Bahan adalah untuk menentukan besarnya tegangan ( stresses ), regangan (strains) dan perpindahan ( displacement ) pada suatu