BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode cross
sectional untuk mengetahui kadar estradiol serum pada wanita
menopause dengan sindroma vasomotor dan tanpa sindroma vasomotor
serta penelitian analitik untuk mengetahui perbedaan kadar estradiol
serum wanita menopause dengan sindroma vasomotor derajat ringan,
sedang, dan berat..
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian
- Penelitian dilakukan di Departemen Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara - RSUP Haji
Adam Malik Medan, Rumah Sakit Jejaring FK USU Medan, dan
Laboratorium Klinik Prodia Medan.
- Waktu penelitian dimulai bulan Februari 2015 sampai dengan
3.3. Populasi Penelitian 3.3.1. Populasi Target
Populasi target adalah wanita yang telah memasuki masa
menopause di RSUP Haji Adam Malik dan Rumah Sakit Jejaring FK USU
Medan.
4.3.2. Populasi Terjangkau
Wanita menopause berumur 45-65 tahun yang bekerja di RSUP
Haji Adam Malik dan Rumah Sakit Jejaring FK USU Medan yang
mengalami sindroma vasomotor dan tanpa sindroma vasomotor.
3.4. Kriteria Penelitian
3.4.1. Kriteria Inklusi
a. Wanita berusia 45-65 tahun dengan menopause fisiologis.
b. Telah berhenti haid minimal dalam 12 bulan sampai dengan
maksimal 24 bulan berturut-turut dengan dan tanpa sindroma
vasomotor.
c. Tidak pernah mendapat pengobatan sulih hormon.
d. Tidak pernah mengalami operasi pengangkatan rahim dan
kedua indung telur.
e. Tidak memiliki riwayat gangguan psikiatrik (Kejiwaan).
f. Tidak menderita penyakit keganasan.
g. Tidak mempunyai riwayat penyakit jantung, diabetes mellitus,
h. Tidak memiliki kebiasaan minum alkohol.
i. Tidak memiliki kebiasaan merokok.
3.4.2. Kriteria Eksklusi
a. Sampel darah rusak dan tidak dapat dilakukan pemeriksaan.
3.5 Sampel dan Besar Sampel
Pengumpulan sampel dilakukan dengan cara consecutive
sampling dimana setiap sampel yang memenuhi kriteria inklusi
dimasukkan ke dalam penelitian.
Dengan menggunakan rumus penentuan besar sampel
untuk menguji perbedaan dua rata-rata yaitu :
Besar sampel penelitian dihitung secara statistik berdasarkan
rumus :21 2
n1 = n2 = 2 (Zα + Zβ) x SD
X1 – X2
Dimana :
Zα = Nilai baku normal dari tabel Z yang besarnya bergantung
pada nilai α yang ditentukan. Nilai α = 0,05 Zα= 1,96
Zβ = Nilai baku normal dari tabel Z yang besarnya bergantung
pada nilai β yang ditentukan. Nilai β = 0,10 Zβ= 1,28
S = Simpangan baku gabungan = 5,05 pg/ml ((Joanne Kaye
X1-X2 = Selisih minimal rerata yang dianggap bermakna = 4 pg/ml
n1 = n2 = 24,99 dibulatkan menjadi 25 orang (jumlah sampel
masing-masing kasus dan kontrol), N= 50 orang.
3.6 Variabel Penelitian A. Variabel Dependan
- Wanita menopause dengan sindroma vasomotor
B. Variabel Independen
- Kadar estradiol serum
3.7 Batasan Operasional
No Variable Definisi Cara dan alat ukur
Kategori Skala
berdasarkan
5 Lama
menopause
wanita berusia di atas 40 tahun yang sudah tidak mengalami menstruasi selama 1 tahun.
Kalender
Anamnesis Ringan
Sedang
dan
kegiatan sehari-hari
3.8. Proses Penelitian
Pengambilan dan pengiriman sampel
Wanita menopause yang memenuhi kriteria inklusi diikutsertakan
dalam penelitian dengan mendapat penjelasan terlebih dahulu mengenai
tujuan, manfaat dan prosedur penelitian dan menandatangani persetujuan
untuk mengikuti penelitian.
Dilakukan wawancara berupa anamnesa keluhan dan pemeriksaan
fisik pada setiap sampel yang memenuhi kriteria inklusi. Selanjutnya
sampel dibagi menjadi 2 kelompok yaitu wanita menopause dengan
sindroma vasomotor dan wanita menopause tanpa sindroma vasomotor.
Kemudian dilakukan pengambilan sampel darah dari masing-masing
kelompok sebanyak 5 cc dari vena mediana cubiti dengan spuit 5 cc dan
sampel darah kemudian dikirim segera ke Laboratorium Klinik Prodia
Medan.
- Bahan : Serum diperoleh dari darah yang diambil dari vena
mediana cubiti sebanyak 5 cc, dipisahkan secara pemusingan.
Prosedur pemeriksaan kadar estradiol serum :
- Alat / instrumentasi :
b. Kapas dan alkohol 76 %
c. Pembendung / tourniquet yang mudah dilepas
d. Tabung pemeriksaan
e. Sentrifuge
f. Label nama / identitas penderita
g. Chemiluminenescent, Automatic Chemistry Analyzer (Advia)
1. Mengeluarkan 80 uL sampel dan 75 uL reagen Ancillary pack
kedalam cuvetteI dan akan di inkubasi selama 4,5 menit pada
suhu 370C.
Prinsip pemeriksaan kadar estradiol serum :
Estradiol endogen yang terkandung didalam satu sampel
dilepaskan dari protein pengikatnya oleh senyawa pelepas. Kemudian,
satu antibodi monoklonal anti-estradiol yang dilabeli dengan acridinium
ester ditambahkan agar dapat berikatan dengan estradiol yang tersedia.
Akhirnya, satu fase kaptur padat turunan estradiol ditambahkan kedalam
reaksi untuk berkompetisi dengan estradiol di dalam pengikatan antibodi
yang dilabeli acridinium. Setelah dilakukan pembilasan, asam dan basa
akan dikeluarkan untuk menginisiasi satu reaksi chemiluminescent.
Sistem ini akan secara otomatis melakukan kerja berikut ini:
2. Mengeluarkan 75 uL Reagent Lite dan akan di inkubasi selama
3. Mengeluarkan 100 uL Reagent fase padat dengan 25 uL
Ancillary well dan akan di inkubasi selama 5,5 menit pada suhu
370C.
4. Memisahkan, mengaspirasi, dan membilas cuvettel dengan
Wash 1.
5. Mengeluarkan masing 300 uL dari reagen asam dan basa
untuk menginisiasi satu reaksi chemiluminescent.
Jumlah estradiol yang dijumpai didalam sampel pasien berbanding
terbalik dengan jumlah unit cahaya relatif (RLU) yang terdeteksi oleh
sistem.
3.9 Analisa data
Data di analisa secara deskriptif untuk melihat distribusi
frekuensi dari karakteristik, nilai mean, dan standard deviasi serta data
numerik. Distribusi data-data karakteristik subjek penelitian dan kadar
estradiol serum dari wanita menopause dengan sindroma vasomotor dan
non vasomotor kemudian ditentukan. Untuk mengetahui perbedaan rerata
kadar estradiol serum pada penderita sindroma vasomotor berdasarkan
derajat ringan, sedang, dan berat dilakukan uji statistik Anova. Sementara,
korelasi karakteristik wanita menopause dengan dan tanpa sindroma
vasomotor terhadap kadar estradiol serum ditentukan dengan memakai
3.10. Etika penelitian
a. Mendapat persetujuan dari subjek yang diteliti dengan
menandatangani persetujuan mengikuti penelitian.
b. Penelitian ini diajukan ke Komisi Etika Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara untuk mendapatkan ethical clearance.
c. Semua biaya penelitian dan komplikasi penelitian ditanggung oleh
peneliti.
3.11. Alur penelitian
Wanita Menopause yang memenuhi Kriteria Inklusi
Sampel Penelitian
Sindroma Vasomotor (+) Sindroma Vasomotor (-)
Pemeriksaan Kadar Estradiol Serum (pg/ml)
Analisis Data
Ringan Berat
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan dan
Rumah Sakit Jejaring FK USU Medan dengan total sampel sebanyak 60
orang dengan masing-masing kasus Sindroma Vasomotor sebanyak 34
orang dan kasus Non Sindroma Vasomotor sebanyak 26 orang. Setiap
kelompok diambil serum estradiolnya dan kemudian diperiksakan di
Laboratorium Klinik Prodia Medan.
Tabel 4.1. Karakteristik Subjek Penelitian
Karakteristik
Kelompok Penelitian
Jumlah Menopause
Sindroma Vasomotor
Menopause Non
Sindroma Vasomotor
N % N %
Usia (Tahun)
45 – 50 0 ,0 22 84,6 22 (36,7%)
51 – 55 11 32,4 4 15,4 15 (25,0%)
56 – 60 14 41,2 0 ,0 14 (23,3%)
61 – 65 9 26,4 0 ,0 9 (15,0%)
IMT
Normoweight 34 100,0 0 ,0 34 (56,7%)
Obese 0 ,0 22 84,6 22 (36,7%)
Overweight 0 ,0 4 15,4 4 (6,7%)
Usia Menopause (Tahun)
45 – 50 0 ,0 25 96,1 25 (41,7%)
51 – 55 24 70,6 1 3,9 25 (41,7%)
56 – 60 10 29,4 0 ,0 10 (16,7%)
Jumlah
34 100,0 26 100,0 60 (100,0%)
Lama Menopause (Tahun)
1 - 2 5 14,7 26 100 31 (51,7%)
3 - 4 9 26,5 0 0 9 (15,0%)
≥5 20 58,8 0 ,0 20 (33,3%)
Jumlah 34 100,0 26 100,0 60 (100,0%)
Tabel di atas menunjukkan bahwa kelompok kasus Sindroma
Vasomotor pada penelitian ini sebagian besar dijumpai pada kelompok
usia 56 – 60 tahun (41,2%) dan diikuti pada kelompok usia 51 - 55 tahun
(32,4%) dan yang terendah pada kelompok usia 61 – 65 tahun (26,4%).
Pada kelompok kasus Non Sindroma Vasomotor umumnya dijumpai pada
kelompok usia 45 - 50 tahun (84,6%) dan diikuti pada kelompok usia
51-55 tahun (15,4%) dan tidak ada yang berumur diatas 56 tahun. Disini perlu
dicatat bahwa, usia subjek adalah usia pada saat sampel darah diambil,
dan bukan usia pada saat menopause dimulai. Usia ini dicantumkan untuk
menentukan sudah berapa lama masa menopause berlangsung dengan
mengurangi usia sekarang dengan usia pada saat menopause dimulai.
Berdasarkan status IMT, kelompok kasus Sindroma Vasomotor
kelompok kasus Non Sindroma Vasomotor umumnya dijumpai dengan
status obese (84,6%) dan terendah status overweight (15,4%).
Temuan ini bertolak belakang dengan temuan oleh Amabebe E et
al pada tahun 2014 yang menunjukkan adanya hubungan yang secara
signifikan positif antara IMT dan tingkat dan volume keringat yang
disekresi. Peningkatan IMT di identifikasi sebagai faktor resiko
peningkatan keringat selama menopause khususnya selama masa
perimenopause.59
Temuan yang bertolak belakang lainnya dilaporkan oleh SWAN
(N=3,302), dimana wanita yang tidak dijumpai atau jarang mengalami
VMS memiliki IMT 28 kg/m2, sementara subjek yang sering mengalami
keluhan VMS (mengalami VMS paling lama 6 hari dalam 2 minggu
terakhir) dijumpai dengan IMT 31 kg/m2. Hubungan antara VMS dan IMT
yang lebih tinggi ini tetap bertahan walaupun telah dikontrol dengan faktor
resiko yang terkait.60,61
Akan tetapi, sudah lama diketahui bahwa obesitas malah
merupakan faktor yang melindungi terhadap VMS karena androgen yang
diaromatisasi menjadi estrogen di dalam lemak tubuh. Wanita dengan
jaringan adiposa yang lebih banyak diperkirakan beresiko lebih rendah
untuk mengalami VMS karena kadar estrogen yang dimiliki lebih tinggi.58
Berdasarkan usia menopause, kelompok Sindroma Vasomotor
sebagian besar mengalami menopause pada usia 51 – 55 tahun (70,6%)
dan terendah pada usia 56 – 60 tahun (29,4%). Sedangkan pada
menopause pada usia 45 – 50 tahun (96,1%). Hal ini menunjukkan bahwa
pada kasus Non Sindroma Vasomotor mengalami menopause lebih dini
daripada kasus Sindroma Vasomotor.
Penelitian oleh Stanford et al menunjukkan bahwa umur median
pada saat menopause alami terjadi di negara maju rata-rata adalah 50-51
tahun.62 Penelitian lain oleh Kwawukume EY et al tentang usia
menopause pada wanita dari negara berkembang menunjukkan bahwa
usia alami pada saat menopause adalah 4 tahun lebih dini dari usia
menopause negara yang sudah maju.63 Menopause yang terjadi sebelum
usia 46 tahun dihubungkan dengan tingkat mortatilitas yang bermakna.64
Dalam satu penelitian oleh Stefanopoulou E pada tahun 2014, usia
median menopause alami di Uni Emirat Arab adalah 48 tahun dan usia
harapan hidup rata-rata seorang wanita adalah 76,2 tahun.65,66
Vehid S et al juga menunjukkan bahwa usia menopause alami
adalah 47,5 ± 3,9 tahun, sementara usia mediannya adalah 47 tahun,
dengan usia onset menopause terendah 32 tahun dan tertinggi 58 tahun.46
Ola Orun pada tahun 2009 melaporkan usia mean menopause
secara keseluruhan berdasarkan wawancara adalah 48.5 ± 4.6 tahun,
dengan usia median 49 tahun. Diantara yang mengalami menopause
dalam penelitian ini dengan usia mean responden adalah 52.6 ± 4.8 tahun
dan menopause terjadi antara usia 31 dan 60 tahun. Tiga belas wanita
(2,7%) mengalami menopause secara prematur (30-39 tahun), sementara
38 wanita (7,8%) mengalami menopause alami pada usia yang lebih lanjut
Tabel di atas menjelaskan bahwa kelompok Sindroma Vasomotor
lebih banyak dengan lama menopause ≥ 5 tahun (58,8%) dan terendah
dengan lama menopause 1-2 tahun (14,7%). Sedangkan pada kelompok
Non Sindroma Vasomotor seluruhnya dengan lama menopause 1-2 tahun
(100%).
Tabel 4.2. Kadar Estradiol Serum Antara Kelompok Penelitian Kel.Penellitian
N
Mean Rank Kadar Estradiol
(pg/ml)
Sindroma Vasomotor 34 17,50
Non Sindroma Vasomotor 26 47,50
Total 60
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa mean rank kadar
esteradiol serum kelompok penelitian non sindroma vasomotor lebih tinggi
daripada mean rank kelompok penelitian sindroma vasomotor.
Menurut penelitian Wahdi tahun 2003, melaporkan bahwa rerata
kadar estradiol serum pada seluruh subjek adalah 9,557 pg/mL.
Sedangkan rerata kadar estradiol serum pada kelompok non vasomotor
adalah 14,160 pg/mL, dan pada kelompok vasomotor adalah 4,953 pg/mL.
Hasil pengujian statistik menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0,01)
dimana wanita menopause dengan sindroma vasomotor memiliki kadar
estradiol yang lebih rendah dibandingkan wanita menopause tanpa
Kekurangan estrogen akan berpengaruh pada sistem parasimpatis
sehingga menyebabkan reaksi vasomotorik, berupa gejolak panas,
banyak berkeringat, pusing dan jantung berdebar-debar, serta
insomnia.11,26
Ketidakstabilan vasomotor ini disebabkan defisiensi estradiol yang
menghilangkan prekursor sintetis estrogen-katekolamin, sehingga terjadi
penurunan kendali simpato-hipotalamik yang mempengaruhi pengaturan
panas dan sistem kardiovaskuler. Selama masa prodromal terjadi
semburan panas, kadar adrenalin serum meningkat dan mengakibatkan
palpitasi. Kira-kira 30 detik kemudian, noradrenalin serum menurun yang
mengakibatkan vasodilatasi dan peningkatan aliran darah. Vasodilatasi
terbatas pada kulit muka, lengan atas dan tangan. Vasodilatasi dan
peningkatan aliran darah meningkatkan temperatur kulit dan
mengakibatkan perseperasi. Semburan panas dan keluarnya keringat
yang berlebihan merupakan mekanisme kompensasi untuk mengadakan
sinkronisasi antara temperatur sentral dengan menghilangkan panas
Tabel 4.3. Perbedaan Rerata Kadar Estradiol Serum Wanita Menopause Dengan Sindroma Vasomotor Berdasarkan Derajat Keluhan
DERAJAT
Kadar Estradiol (pg/mL)
p*
N Mean Std. Deviation
RINGAN 4 25,80 2,34 0,0001
SEDANG 15 15,58 2,64
BERAT 15 11,80 0,00
*) Uji Anova
Dari tabel 4.3. di atas didapatkan rerata kadar estradiol wanita
menopause dengan sindroma vasomotor derajat ringan, sedang, dan
berat berturut-turut adalah 25,80 ± 2,34 pg/ml; 15,58 ± 2,64 pg/ml; 11,80
pg/ml. Analisa statistik dengan uji Anova didapatkan perbedaan yang
bermakna terhadap kadar estradiol wanita menopause pada berbagai
tingkatan derajat keluhan vasomotor dengan p value 0,0001 (p<0,05). Hal
ini menunjukkan bahwa semakin berat derajat sindroma vasomotor maka
kadar estradiol serum semakin rendah.
Sejauh ini belum ada penelitian yang melaporkan perbedaan kadar
estradiol berdasarkan derajat sindroma vasomotor yang dijumpai.
Wahdi pada tahun 2003 melaporkan bahwa 63% subjek dalam
penelitiannya merasakan keluhan dalam 1–2 tahun setelah berhenti haid,
dengan 1–2 tahun setelah berhenti haid, dan 7% merasakan keluhan
dalam 1 tahun setelah berhenti haid.43
Tabel 4.4. Korelasi Karakteristik Wanita Menopause Dengan Kadar Estradiol Serum
Usia (tahun) Correlation Coefficient
Berdasarkan tabel 4.4 menjelaskan bahwa ada korelasi negatif
yang kuat dan bermakna antara usia wanita menopause dengan kadar
usia akan merendahkan kadar estradiol serum. Indeks Massa Tubuh juga
menunjukkan adanya korelasi positif yang bermakna dengan
nilai r = 0,699 yang menunjukkan bahwa semakin tinggi IMT maka kadar
estradiol serum semakin tinggi.
Tabel di atas menjelaskan bahwa ada korelasi negatif yang
bermakna antara usia menopause dengan kadar estradiol dengan
nilai r = -0,830 yang menunjukkan bahwa usia menopause yang lebih
lama akan merendahkan kadar estradiol. Demikian juga ada korelasi
negatif yang bermakna antara lama menopause dengan kadar estradiol
dengan nilai r = -0,880 yang menunjukkan bahwa semakin lama
menopause akan merendahkan kadar estradiol.
Sejauh ini, belum ada penelitian yang melaporkan hubungan antara
karekteristik usia, usia menopause, lama menopause, dan IMT dengan
kadar estradiol serum.
Laporan oleh Col NF pada tahun 2009 menunjukkan bahwa 205
wanita menopause yang diikuti selama 13 tahun tampaknya mendukung
fakta bahwa durasi rata–rata sindroma vasomotor yang mengganggu
adalah 5 tahun, yang secara bermakna lebih lama dibandingkan laporan–
laporan sebelumnya.
Blumel JE juga menunjukkan bahwa dari seluruh wanita yang
terlibat dalam penelitiannya, 54,5% dijumpai dengan VMS (derajat
berapapun), dengan 9,6% yang dijumpai dengan keluhan yang
mengganggu. Tingkat VMS secara signifikan meningkat dari satu tahap
jumpai pada wanita pasca menopause dini (68,5%) dan penurunan yang
lebih lanjut pada subjek dengan pasca menopause lanjut (60,6%). Lebih
dari setengah (63,6%) wanita dengan rentang onset menopause 10-15
tahun tetap dijumpai dengan VMS.46
Menurut Wahdi (2003) juga melaporkan adanya hubungan
karekteristik yang bermakna dalam hal usia responden, usia menopause,
lama menopause, IMT, dan paritas terhadap kadar estradiol serum.
Sedangkan usia menars, status pernikahan, pendidikan, dan pekerjaan
tidak menunjukkan hubungan yang bermakna. Usia wanita menopause
yang lebih tua dan lama menopause yang lebih lama memperlihatkan
kadar estradiol serum yang lebih rendah. Sedangkan wanita menopause
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
1. Karakteristik subjek penelitian kelompok penelitian Sindroma
Vasomotor pada penelitian ini sebagian besar dijumpai pada
kelompok usia 56 – 60 tahun, sedangkan pada kelompok penelitian
Non Sindroma Vasomotor umumnya dijumpai pada kelompok usia 45
- 50 tahun .
2. Berdasarkan karakteristik Indeks Masa Tubuh (IMT), kelompok
Sindroma Vasomotor umumnya dijumpai dengan kondisi
normoweight, sedangkan pada kelompok Non Sindroma Vasomotor
umumnya dijumpai dengan kondisi obese.
3. Berdasarkan usia menopause, kelompok Sindroma Vasomotor
sebagian besar mengalami menopause pada usia 51 – 55 tahun.
Sedangkan pada kelompok Non Sindroma Vasomotor sebagian besar
mengalami menopause pada usia 45 – 50 tahun.
4. Kelompok Sindroma Vasomotor lebih banyak dengan lama menopause
≥ 5 tahun dan terendah dengan lama menopause 1–2 tahun.
Sedangkan pada kelompok Non Sindroma Vasomotor seluruhnya
dengan lama menopause 1-2 tahun.
5. Kadar estradiol serum kelompok penelitian Sindroma Vasomotor
memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan Non Sindroma
6. Ada perbedaan yang bermakna terhadap kadar estradiol serum wanita
menopause pada berbagai tingkatan derajat keluhan vasomotor.
Semakin berat derajat sindroma vasomotor maka kadar estradiol
serum semakin rendah.
7. Dijumpai korelasi yang bermakna pada masing-masing karakteristik
terhadap kadar estradiol serum wanita menopause.
5.2. SARAN
1. Pada wanita usia ≥ 51 tahun mulai mengalami keluhan sindroma
vasomotor oleh karena kadar estradiol serum lebih rendah daripada
yang tidak mengalami keluhan. Dengan demikian wanita usia ≥ 51
tahun dengan sindroma vasomotor sebaiknya memeriksakan diri
untuk mendapatkan penanganan yang memadai.
2. Penulis menganjurkan perlu dilakukan penelitian lanjutan di dalam hal
ini, terutama untuk menentukan titik potong kadar estradiol serum
untuk penderita sindroma vasomotor derajat ringan, sedang, dan
berat. Hal ini pada gilirannya dapat di tindak lanjuti dengan penelitian
prospektif yang meneliti tentang pemberian dosis terapi sulih hormon,
terutama estrogen, dan lebih spesifik lagi seberapa banyak dosis yang