• Tidak ada hasil yang ditemukan

Welcome to Trikomsel Website

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Welcome to Trikomsel Website"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

PT Trikomse l Oke Tbk. dan Anak Pe rusahaan

Laporan keuangan konsolidasi

Enam bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2010 dan 2009

(2)

ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 30 JUNI 2010 DAN 2009

(Tidak Diaudit)

Daftar Isi

Halaman

Neraca Konsolidasi ……… 1-2

Laporan Laba Rugi Konsolidasi ……….. 3

Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi ……….. 4

Laporan Arus Kas Konsolidasi ……… 5

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi ……….. 6-44

(3)

Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

Catatan 2010 2009

AKTIVA

AKTIVA LANCAR

Kas dan setara kas 2e,5 68.800.060.185 120.113.988.412

Piutang usaha – Pihak Ketiga 2f,6 234.132.664.557 232.187.424.473

Piutang lain-lain

Pihak Ketiga 2g,23 24.937.427.075 29.756.322.482

Persediaan – setelah dikurangi penyisihan atas Penurunan nilai persediaan sebesar

Rp 1.090.582.711 pada tahun 2009 2h,2k,7 937.060.178.139 911.910.021.103

Pajak dibayar dimuka 81.335.117.757 68.357.264.210

Biaya dibayar dimuka 2i,8 617.808.625.391 108.213.971.675

JUMLAH AKTIVA LANCAR 1.964.074.073.104 1.470.538.992.355

AKTIVA TIDAK LANCAR

Aktiva pajak tangguhan, bersih 2l 2.090.272.370 -

Aset tetap – setelah dikurangi akumulasi penyusutan Sebesar Rp 41.184.623.408 pada tahun 2010 dan

Rp 30.089.517.998 pada tahun 2009 2j,9 40.477.126.958 43.228.868.026

Aktiva tidak lancar lainnya 2p,10 24.427.836.845 27.589.558.765

JUMLAH AKTIVA TIDAK LANCAR 66.995.236.173 70.818.426.791

JUMLAH AKTIVA 2.031.069.309.277 1.541.357.419.146

(4)

Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

Catatan 2010 2009

KEWAJIBAN DAN EKUITAS

KEWAJIBAN LANCAR

Hutang bank – pihak ketiga 11 1.106.676.220.212 778.732.030.974

Hutang usaha

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 22 1.094.710 -

Pihak Ketiga 2g,11 145.295.362.557 85.534.248.234

Hutang pajak 13a 7.948.594.378 3.239.564.913

Biaya masih harus dibayar 14.438.982.487 1.784.820.606

Hutang sewa guna usaha 2j,7 688.552.491 848.005.450

Kewajiban lancar lainnya 2g,14,23 13.603.678.907 5.971.162.882

JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR 1.288.652.485.742 876.109.833.059

KEWAJIBAN TIDAK LANCAR

Estimasi kewajiban imbalan kerja karyawan 2n,14 7.819.089.123 5.826.970.111

Kewajiban pajak tangguhan, bersih 2l,13 790.221 15.430.488

Kewajiban tidak lancar lainnya 354.903.477 494.395.151

JUMLAH KEWAJIBAN TIDAK LANCAR 8.174.782.821 6.336.795.750

JUMLAH KEWAJIBAN 1.296.827.268.563 882.446.628.809

HAK MINORITAS ATAS ASET BERSIH

ANAK PERUSAHAAN YANG KONSOLIDASI 24.862 -

EKUITAS

Modal saham - nilai nominal Rp100 per saham Modal dasar - 12.000.000.000 saham pada

tahun 2010 dan 2009

Modal ditempatkan dan disetor penuh -

4.450.000.000 saham pada tahun 2010 dan

2009 16 445.000.000.000 445.000.000.000

Tambahan setoran modal, bersih 50.992.584.389 50.992.584.389

Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan (3.873.793.782) (2.115.257.151)

Laba ditahan 158.927.559.144 107.989.708.114

Saldo laba 83.195.666.101 57.043.754.985

JUMLAH EKUITAS 734.242.015.852 658.910.790.337

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 2.031.069.309.277 1.541.357.419.146

(5)

Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

Catatan 2010 2009

PENDAPATAN BERSIH 2o,18 2.425.388.691.515 2.555.929.868.520

BEBAN POKOK PENDAPATAN 2o,19 2.109.993.374.162 2.312.193.498.983

LABA KOTOR 315.395.317.353 243.736.369.537

BEBAN USAHA 2g,2o,20,22 157.629.040.717 124.589.539.223

LABA USAHA 157.766.276.636 119.146.830.314

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN

Beban keuangan 21 (35.934.069.045) (36.877.259.251)

Laba (rugi) selisih kurs dan Beban swap - bersih 2c,2d (8.978.432.417) (5.191.947.858)

Pendapatan bunga 1.003.797.087 2.655.953.068

Lain-lain, bersih (2.294.759.160) 601.840.469

Penghasilan (Beban) lain-lain, bersih (46.203.463.534) (38.811.413.572)

LABA SEBELUM BEBAN PAJAK

PENGHASILAN BADAN 111.562.813.103 80.335.416.742

MANFAAT (BEBAN)

PAJAK PENGHASILAN BADAN 2l,13b

Tahun berjalan (28.367.147.150) (22.561.619.640)

Tangguhan - (730.042.117)

Beban pajak penghasilan badan, bersih (28.367.147.150) (23.291.661.757)

LABA SEBELUM HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH

ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI 83.195.665.953 57.043.754.985

HAK MINORITAS ATAS RUGI BERSIH ANAK

PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI 148 -

LABA BERSIH 83.195.666.101 57.043.754.985

LABA BERSIH PER SAHAM DASAR 2q,17 19 14

(6)

Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

4

(Tidak Diaudit)

Selisih Kurs Saldo Laba

karena

Modal Saham Uang Muka Penjabaran Telah Belum

Ditempatkan dan Tambahan Modal Pemesanan Laporan Ditentukan Ditentukan

Catatan Disetor Penuh Disetor - Bersih Saham Keuangan Penggunaannya Penggunaannya Jumlah Ekuitas

Saldo tanggal 1 Januari 2009 321.310.000.000 - - (618.615.723) 107.989.708.114 428.681.092.391

Tambahan setoran modal 16 123.690.000.000 50.992.584.389 - - - 174.682.584.389

Pembagian dividen - - - - -

Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan - - (1.496.641.428) - (1.496.641.428)

Laba bersih tahun berjalan - - - - 57.043.754.985 57.043.754.985

Saldo tanggal 30 Juni 2009 445.000.000.000 50.992.584.389 - (2.115.257.151) - 165.033.463.099 658.910.790.337

Saldo tanggal 1 Januari 2010 445.000.000.000 50.992.584.389 - (3.085.179.432) 1.000.000.000 193.527.559.144 687.434.964.101

Pembayaran dividen tunai 17 - - - - - (35.600.000.000) (35.600.000.000)

Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan - - - (788.614.350) - - (788.614.350)

Laba bersih tahun berjalan - - - - - 83.195.666.101 83.195.666.101

Saldo tanggal 30 Juni 2010 445.000.000.000 50.992.584.389 - (3.873.793.782) 1.000.000.000 242.123.225.245 734.242.015.852

(7)

Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

Catatan 2010 2009

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan 2.489.567.435.271 2.469.475.068.367

Pembayaran kas kepada pemasok (2.386.800.532.418) (2.599.034.689.584)

Pembayaran beban operasi (108.340.084.224) (146.155.772.534)

Kas diperoleh dari (digunakan untuk) operasi (5.573.181.371) (275.715.393.751)

Pembayaran pajak penghasilan badan (28.109.474.500) (22.577.050.128)

Kas bersih diperoleh dari (digunakan

untuk) aktivitas operasi (33.682.655.871) (298.292.443.879)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Penerimaan penghasilan bunga 1.003.797.087 2.655.953.068

Hasil penjualan aset tetap 167.660.000 -

Perolehan aset tetap 9 (4.957.663.574) (14.777.990.667)

Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi (3.786.206.487) (12.122.037.599)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Penerimaan hutang bank 92.489.511.087 82.724.535.176

Penambahan modal saham 16 - 123.690.000.000

Penerimaan hutang pembiayaan konsumen 392.546.889 -

Pembayaran beban keuangan (35.934.069.045) (36.877.259.251)

Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan - (1.496.641.428)

Pembayaran dividen (35.600.000.000) -

Pembayaran hutang sewa guna usaha - (600.471.584)

Tambahan setoran modal - 50.992.584.389

Kas bersih diperoleh dari aktivitas pendanaan 21.347.988.931 218.432.747.302

KENAIKAN BERSIH KAS DAN BANK (16.120.873.426) (91.981.734.176)

KAS DAN BANK AWAL TAHUN 5 84.920.933.611 212.095.722.588

KAS DAN BANK AKHIR TAHUN 5 68.800.060.185 120.113.988.412

(8)

1. UMUM

a. Pendirian Perusahaan

PT Trikomsel Oke Tbk. (“Perusahaan”) didirikan di Indonesia berdasarkan Akta Notaris Ny. Liliana Indrawati Tanuwidjaja, S.H., No. 11 tanggal 21 Agustus 1996. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-9342.HT.01.01.Th.96 tanggal 7 Oktober 1996 dan diumumkan dalam Tambahan No. 9342, dari Berita Negara Republik Indonesia No. 93 tanggal 19 Nopember 1996. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir adalah dengan Akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 27 tanggal 22 April 2009 sehubungan dengan realisasi jumlah saham yang dikeluarkan saat penawaran perdana. Perubahan anggaran dasar tersebut telah diberitahukan ke Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-AH.01.10-08860 tanggal 29 Juni 2009.

Berdasarkan anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan utama Perusahaan meliputi usaha perdagangan dan distribusi perangkat telekomunikasi, yang mencakup telepon selular, aksesoris, suku cadang, kartu telepon pra bayar dan paska bayar, netbook, serta jasa yang terkait

dengan telekomunikasi dan multimedia. Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tanggal 21 Agustus 1996. Kantor Perusahaan berkedudukan di Jalan Raya R.S. Fatmawati No. 40, Cipete

Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, Perusahaan mengoperasikan secara keseluruhan masing-masing 766 dan 808 toko (tidak diaudit).

b. Penawaran Umum Efek Perusahaan

Sesuai dengan Surat Pernyataan Efektif yang diterbitkan oleh Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“BAPEPAM-LK”) No. S-2475/BL/2009 tanggal 31 Maret 2009, Perusahaan melakukan penawaran umum perdana kepada masyarakat sebanyak 450.000.000 saham dengan nilai nominal sebesar Rp100 per saham melalui Bursa Efek Indonesia dengan harga penawaran sebesar Rp225 per saham. Pada tanggal 14 April 2009, seluruh saham Perusahaan telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia, berdasarkan surat No.S-01871/BEI.PSJ/04-2009 tanggal 7 April No.S-01871/BEI.PSJ/04-2009.

c. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan

Susunan dewan komisaris dan direksi Perusahaan adalah sebagai berikut:

30 Juni 2010:

Dewan Komisaris Direksi

Kindarto Kohar - Presiden Komisaris Sugiono Wiyono Sugialam - Presiden Direktur

Glenn T Sugita - Komisaris Djohan Sutanto - Direktur

Christine Barki - Komisaris Independen Djoko Harijanto - Direktur Suryatin Setiawan - Komisaris Independen Evy Soenarjo - Direktur

Ellianah Wati Setiady - Direktur Juliana Julianti Samudro - Direktur

Hening Tjiptadi Sudirdjo - Direktur tidak terafiliasi 30 Juni 2009:

Dewan Komisaris Direksi

Kindarto Kohar - Presiden Komisaris Sugiono Wiyono Sugialam - Presiden Direktur Christine Barki - Komisaris Independen Ellianah Wati Setiady - Direktur

(9)

1. UMUM (LANJUTAN)

Susunan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2010 adalah sebagai berikut:

Ketua : Suryatin Setiawan Anggota : Felix Kristani

Anggota : Lely Setyaningsih Kwik

Sekretaris Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2010 adalah Juliana Samudro.

Gaji dan tunjangan yang dibayarkan kepada komisaris dan direksi Perusahaan per tanggal 30 Juni 2010 masing-masing sebesar Rp 568.119.624 dan Rp 3.268.964.052 sedangkan gaji dan tunjangan yang dibayarkan kepada komisaris dan direksi Perusahaan per tanggal 30 Juni 2009 masing-masing sebesar Rp 316.268.000 dan Rp 1.924.604.400

Pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009, Perusahaan mempunyai karyawan tetap masing-masing sebanyak 819 dan 872 orang (tidak diaudit).

d. Anak Perusahaan

Pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009, Perusahaan memiliki Anak perusahaan dengan kepemilikan hak suara langsung lebih dari 50% dengan rincian sebagai berikut:

Mulai Persentase Jumlah Aset sebelum

Beroperasi Kepemilikan Eliminasi (dalam jutaan)

Secara

Nama Anak Perusahaan Domisili Kegiatan Usaha Komersial 2010 2009 2010 2009

Trikomsel Pte. Ltd. Singapura Distribusi penjualan 25 Nopember

Telepon selular 2008 100.00% 100.00% 175.547 74.810

PT Okeshop* Indonesia Perdagangan alat-alat

Multimedia, komputer, telepon selular beserta aksesoris

dan suku cadangnya - 99.90% - 1.988 -

*) sampai dengan tanggal 30 Juni 2010, PT Okeshop belum beroperasi secara komersial

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING

Kebijakan akuntansi dan pelaporan yang dipergunakan oleh Perusahaan disusun berdasarkan prinsip dan praktik akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan peraturan BAPEPAM-LK, yaitu Peraturan No. VIII.G.7 Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. KEP-06/ PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” dan Surat Edaran Ketua BAPEPAM-LK No. SE-02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002 tentang “Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik”.

Laporan Keuangan Anak Perusahaan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Singapura. Untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasi, laporan keuangan Anak perusahaan tersebut telah terlebih dahulu disesuaikan dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

(10)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (LANJUTAN)

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi, yang disajikan dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain, disusun berdasarkan basis akrual dengan menggunakan konsep biaya historis, kecuali persediaan yang dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih.

Laporan arus kas konsolidasi, yang disusun dengan menggunakan metode langsung, menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran kas yang diklasifikasikan menjadi aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi adalah mata uang Rupiah.

b. Prinsip-prinsip Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi meliputi akun-akun Perusahaan dan Anak perusahaan yang dimiliki oleh Perusahaan, secara langsung dengan kepemilikan saham lebih dari 50%. Seluruh saldo akun dan transaksi yang material antar perusahaan yang dikonsolidasi telah dieliminasi.

Berdasarkan PSAK No. 11 “Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing”, untuk tujuan akuntansi investasi dalam Anak perusahaan di luar negeri dan perhitungan bagian laba (rugi) terkait, laporan keuangan Anak perusahaan di luar negeri dikonversikan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs tengah pada akhir tahun untuk akun-akun aset dan kewajiban, kurs historis untuk akun-akun ekuitas dan kurs rata-rata dalam tahun yang bersangkutan untuk akun-akun laba rugi. Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan disajikan sebagai “Selisih Kurs Karena Penjabaran Laporan Keuangan” dalam kelompok Ekuitas di neraca konsolidasi.

Bagian kepemilikan pemegang saham minoritas atas aset bersih Anak perusahaan disajikan sebagai akun “Hak Minoritas atas Aset Bersih Anak Perusahaan yang Dikonsolidasi” pada neraca konsolidasi. Kerugian yang menjadi bagian dari pemegang saham minoritas pada suatu Anak perusahaan dapat melebihi bagiannya dalam ekuitas Anak perusahaan. Kelebihan tersebut dan kerugian lebih lanjut yang menjadi bagian pemegang saham minoritas, dibebankan kepada pemegang saham mayoritas, kecuali terdapat kewajiban yang mengikat pemegang saham minoritas untuk menutup kerugian tersebut dan pemegang saham minoritas mampu memenuhi kewajibannya. Apabila pada periode selanjutnya, Anak perusahaan melaporkan laba, maka laba tersebut harus terlebih dahulu dialokasikan kepada pemegang saham mayoritas sampai seluruh bagian kerugian pemegang saham minoritas yang dibebankan pada pemegang saham mayoritas dapat ditutup.

c. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Transaksi dalam mata uang asing dicatat ke dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan.

(11)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (LANJUTAN)

Pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009, kurs yang digunakan adalah sebagai berikut:

2010 2009

1 Dolar Amerika Serikat 9.083 10.225

1 Dolar Singapura 6.481 7.055

1 Dolar Hong Kong 1.167 -

1 Baht Thailand 280 -

1 Dolar Taiwan 291 -

d. Instrumen Derivatif

Setiap instrumen derivatif (termasuk derivatif melekat) dicatat sebagai aset atau kewajiban dalam neraca konsolidasi dan diakui sebesar nilai wajar masing-masing kontrak. Perubahan nilai wajar instrumen derivatif harus dibukukan pada usaha tahun berjalan, kecuali untuk lindung nilai tertentu yang memungkinkan laba atau rugi instrumen derivatif saling hapus dengan aset atau kewajiban yang dilindungi. Setiap entitas diharuskan untuk melakukan dokumentasi, merancang dan menilai efektivitas atas transaksi yang diperlakukan sebagai akuntansi lindung nilai. Instrumen derivatif Perusahaan dan Anak perusahaan tidak dimaksudkan sebagai aktivitas lindung nilai untuk tujuan akuntansi.

e. Deposito Berjangka

Deposito berjangka dengan jangka waktu tiga (3) bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan, diklasifikasikan sebagai “Setara Kas”. Sedangkan deposito berjangka dengan jangka waktu lebih dari tiga (3) bulan sejak tanggal penempatan dan / atau dijaminkan atau dibatasi penggunaannya disajikan dalam akun “Aset Tidak Lancar Lainnya - bersih -Deposito yang dibatasi penggunaannya” dalam neraca konsolidasi.

f. Penyisihan Piutang Ragu-ragu

Perusahaan dan Anak perusahaan membentuk penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan hasil penelaahan terhadap kemungkinan tidak tertagihnya piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun.

g. Transaksi dengan Pihak-pihak Hubungan Istimewa

Transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dicatat dan diungkapkan sesuai dengan PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.

Transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak hubungan istimewa, telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.

h. Persediaan

Efektif tanggal 1 Januari 2009, Perusahaan dan Anak perusahaan menerapkan PSAK No. 14 (Revisi 2008),”Persediaan”, yang menggantikan PSAK No. 14 (1994), ”Persediaan”. Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasi Perusahaan.

(12)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (LANJUTAN)

yang diperlukan untuk melaksanakan penjualan. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang (weighted-average method).

Penyisihan untuk persediaan usang ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan fisik persediaan pada akhir tahun.

i. Biaya Dibayar di Muka

Biaya dibayar di muka dibebankan pada operasi sesuai masa manfaat biaya yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method).

j. Aset Tetap

Pemilikan Langsung

Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK No. 16 (1994), “Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain” dan PSAK No. 17 (1994), “Akuntansi Penyusutan”, dimana Perusahaan dan Anak perusahaan telah memilih model biaya sebagai dasar pengukuran aset tetapnya.

Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai (jika ada). Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap pada saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat (carrying amount) aset tetap sebagai suatu pengganti jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya.

Penyusutan dihitung sebagai berikut:

Taksiran Umur Manfaat

Jenis Aset Tetap Metode (Tahun) Tarif

Perusahaan

Bangunan Garis Lurus 20 5%

Peralatan kantor Saldo Menurun Berganda 4 dan 8 50% dan 25%

Kendaraan Saldo Menurun Berganda 8 25%

Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi konsolidasi pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.

Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan ditelaah, dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif.

Sewa

(13)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (LANJUTAN)

Sewa (Lanjutan)

aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Menurut PSAK revisi ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substantial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.

Perusahaan sebagai lessee

i) Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), dalam sewa pembiayaan, Perusahaan dan Anak perusahaan mengakui aset dan kewajiban dalam neraca pada awal masa sewa, sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban sewa. Beban keuangan dialokasikan pada setiap periode selama masa sewa, sehingga menghasilkan tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban. Rental kontinjen dibebankan pada periode terjadinya. Beban keuangan dicatat dalam laporan laba rugi. Aset sewaan (disajikan sebagai bagian aset tetap) disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara umur manfaat aset sewaan dan periode masa sewa, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Perusahaan akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa.

ii) Dalam sewa operasi, Perusahaan dan Anak perusahaan mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa.

k. Penurunan Nilai Aset

Perusahaan dan Anak perusahaan melakukan penelaahan untuk menentukan adanya peristiwa atau perubahan kondisi yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat tidak dapat dipulihkan seluruhnya pada setiap tanggal pelaporan. Apabila kondisi tersebut terjadi, Perusahaan diharuskan untuk menentukan taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) atas semua asetnya dan mengakuinya sebagai kerugian dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan.

l. Pajak Penghasilan Badan

Beban pajak tahun berjalan ditetapkan berdasarkan estimasi laba kena pajak tahun berjalan. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aset dan kewajiban untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui sejauh besar kemungkinan realisasi atas manfaat pajak tersebut.

Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Perubahan-perubahan nilai tercatat aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.

(14)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (LANJUTAN)

m. Tambahan modal disetor - bersih

Tambahan modal disetor - bersih merupakan selisih antara harga penawaran dari hasil penawaran umum perdana saham Perusahaan dengan nilai nominal saham, setelah dikurangi dengan biaya -biaya yang terjadi sehubungan dengan penawaran umum perdana saham tersebut.

n. Estimasi Kewajiban Imbalan Kerja Karyawan

Perusahaan mencatat estimasi kewajiban imbalan kerja karyawan tanpa pendanaan sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003 (“Undang-undang”) dan diakui sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2004) “Imbalan Kerja Karyawan”.

Berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), perhitungan estimasi kewajiban untuk imbalan kerja karyawan berdasarkan Undang-undang ditentukan dengan menggunakan metode aktuarial “Projected Unit Credit”. Keuntungan atau kerugian aktuaria diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuaria bersih yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian ini diakui atas dasar metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan. Selanjutnya, biaya jasa lalu yang timbul pada saat program imbalan pasti diperkenalkan pertama kali atau terjadi perubahan imbalan terhutang atas program imbalan yang ada, akan diamortisasi sampai imbalan tersebut menjadi hak pekerja (vested).

o. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan diakui pada saat barang diserahkan dan risiko serta hak kepemilikannya berpindah kepada pelanggan. Pendapatan jasa perbaikan barang dalam garansi (service warranty) diakui pada saat terjadinya. Pendapatan dari penjualan konsinyasi diakui sebesar jumlah penjualan konsinyasi kepada pelanggan, sedangkan beban terkait diakui sebesar jumlah yang terhutang kepada pemilik (consignor) sebagai bagian dari pendapatan. Pendapatan dari penjualan voucher isi pulsa diakui pada saat penerimaan pembayaran.

Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis).

p. Biaya Ditangguhkan - Biaya Pinjaman

Biaya signifikan yang timbul untuk mendapatkan pinjaman jangka panjang ditangguhkan dan disajikan sebagai bagian dari akun “Aset Tidak Lancar Lainnya - bersih - Biaya Ditangguhkan, bersih - Biaya Pinjaman Sindikasi”, yang diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama jangka waktu pinjaman tersebut. Apabila Perusahaan mengalami kegagalan pembayaran pokok atau bunga pinjaman maupun pemenuhan rasio keuangan tertentu yang dapat mengakibatkan seluruh saldo pokok pinjaman beserta bunga masih harus dibayar menjadi jatuh tempo segera, biaya-biaya terkait dengan hutang bank tersebut dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan.

q. Laba Bersih per Saham Dasar

(15)

r. Informasi Segmen

Informasi segmen Perusahaan dan Anak perusahaan disajikan berdasarkan segmen usaha sebagai segmen primer dan segmen saluran distribusi sebagai segmen sekunder.

Segmen usaha menyajikan produk atau jasa yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain. Suatu segmen saluran distribusi merupakan suatu komponen yang terpisah, yang menyalurkan produk atau jasa melalui saluran distribusi tertentu yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan komponen yang menyalurkan produk atau jasa melalui saluran distribusi lain.

Perusahaan tidak menyajikan informasi sehubungan dengan segmen geografis dikarenakan manajemen Perusahaan berpendapat bahwa Perusahaan beroperasi pada suatu lingkungan ekonomi yang mempunyai risiko dan imbalan yang sama.

s. Penggunaan Estimasi

Penyusunan laporan keuangan konsolidasi berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi-estimasi dan asumsi-asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasi. Karena adanya ketidakpastian yang melekat dalam penetapan estimasi, maka jumlah sesungguhnya yang akan dilaporkan di masa mendatang mungkin berbeda dari jumlah yang diestimasi tersebut.

3. AKUISISI ANAK PERUSAHAAN

Pada tanggal 25 Nopember 2008, Perusahaan mengakuisisi 100% saham Trikomsel Pte. Ltd., perusahaan di Singapura, yang bergerak dalam bidang distribusi penjualan telepon selular, dengan harga perolehan sebesar nilai buku yaitu SGD1 dari Bapak Sugiono Wiyono Sugialam, yang merupakan presiden direktur dan pemegang saham Perusahaan.

Pada tanggal yang sama, Perusahaan melakukan peningkatan modal disetor di Trikomsel Pte. Ltd. sebesar SGD1.299.999 sehingga investasi Perusahaan menjadi sebesar SGD1.300.000.

Kemudian pada tanggal yang sama, guna memperluas jaringan usaha dan basis pelanggannya, Perusahaan telah menandatangani perjanjian kerjasama dengan Trikomsel Pte. Ltd., dimana Trikomsel Pte. Ltd. ditunjuk oleh Perusahaan untuk memasarkan telepon selular di luar negeri melalui jalur distribusi resmi yang izinnya dimiliki Perusahaan.

4. PENDIRIAN ANAK PERUSAHAAN

Berdasarkan Akta Notaris Lilik Kristiwati, S.H. tanggal 1 Oktober 2009, Perusahaan mendirikan PT Okeshop (OkeShop), yang bergerak dalam bidang perdagangan alat-alat multimedia, komputer, telepon, telepon selular beserta asesoris dan suku cadangnya. Pendirian tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-57725.AH.01.01.Tahun 2009 tanggal 25 Nopember 2009. Modal yang telah disetor sebesar Rp25.000.000 berasal dari Perusahaan dan PT Delta Sarana Pradana (DSP) masing-masing sebesar Rp24.975.000 atau dan Rp25.000, sehingga kepemilikan Perusahaan dan DSP masing-masing sebesar 99,90% dan 0,10%. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2009, OkeShop belum beroperasi secara komersial.

(16)

2,000.000.000 yang diambil bagian dan disetor seluruhnya oleh Perusahaan, sehingga kepemilikan Perusahaan dan DSP menjadi Rp 1.999.975.000 dan Rp 25.000.

Pada tanggal 8 Pebruari 2010 dan 17 Maret 2010, Perusahaan telah mengirimkan laporan keterbukaan informasi kepada Ketua BAPEPAM-LK sehubungan dengan pembentukan Anak perusahaan, OkeShop, dimana Perusahaan masih melakukan study sehubungan pendirian OkeShop.

Berdasarkan Akta Notaris Lilik Kristiwati, S.H. tanggal 21 Mei 2010, Okeshop mendirikan PT Mobile World Indonesia (MWI), yang bergerak dalam bidang perdagangan alat-alat multimedia, komputer, telepon, telepon selular beserta asesoris dan suku cadangnya. Pendirian tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-32716.AH.01.01.Tahun 2010 tanggal 29 Juni 2010. Modal yang telah disetor sebesar Rp25.000.000 berasal dari Okeshop, PT Erajaya Swasembada (EJS) dan PT Parastar Echorindo (PSE) masing-masing sebesar Rp1.000.000.000, sehingga kepemilikan Okeshop, EJS dan PSE masing-masing sebesar 33.33%. Sampai dengan tanggal 30 Juni 2010, MWI belum beroperasi secara komersial.

Citibank N.A., Jakarta 529.647.620 1.599.682.279

PT Bank Danamon Indonesia Tbk. 168.034.938 2.845.228.943

PT Bank International Indonesia Tbk. 46.898.531 61.001.818

PT Rabobank International Indonesia 621.706 972.637

Standard Chartered Bank , Jakarta 13.221.331 32.630.000

PT Bank Mutiara 1.401.372 -

Bank Of Tokyo 4.922.050 -

35.416.177.285 54.534.421.083

(17)

5. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan)

($AS 47.210,48 pada tahun 2010 dan

$AS 11.064 pada tahun 2009) 428.812.790 113.127.048

Standard Chartered Bank, Jakarta ($AS 15.042,90 Pada tahun 2010 dan

$AS 6.705 pada tahun 2009) 136.634.661 68.561.078

Standard Chartered Bank, Singapura

($AS 2.069.536,69 pada tahun 2010 dan

$AS 1.498.662 pada tahun 2009) 17.678.902.053 15.323.822.837

($AS 7.913,29 pada tahun 2010 dan

$AS 503.967 pada tahun 2009) 71.876.413 5.153.063.700

Jumlah kas dan setara kas 68.800.060.185 120.113.988.412

(18)

6. PIUTANG USAHA - PIHAK KETIGA

Akun ini terdiri dari piutang usaha dari pihak ketiga sebagai berikut:

(19)

6. PIUTANG USAHA - PIHAK KETIGA (LANJUTAN)

Jumlah piutang usaha 234.132.664.557 232.187.424.473

Sebagian piutang usaha pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009 digunakan sebagai jaminan atas hutang bank, seperti dijelaskan dalam Catatan 9 atas laporan keuangan konsolidasi.

Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir periode, manajemen Perusahaan berpendapat bahwa seluruh saldo piutang usaha tersebut di atas dapat tertagih.

7. PERSEDIAAN

2010 2009

Telepon selular 898.241.193.230 813.110.687.607

Kartu perdana dan voucher isi ulang 35.887.707.898 68.724.077.670

Barang dalam perjalanan - 17.201.462.127

Aksesoris 3.488.682.513 4.960.421.054

Suku cadang 686.046.859 8.866.075.502

Netbook/laptop 2.024.341.527 137.879.854

Jumlah persediaan 940.327.972.027 913.000.603.814

Dikurangi penyisihan atas penurunan

nilai persediaan (3.267.793.888) (1.090.582.711)

Persediaan, bersih 937.060.178.139 911.910.021.103

Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa penyisihan penurunan nilai persediaan pada tanggal 30 Juni 2010 cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas penurunan nilai persediaan.

Sebagian persediaan Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009 digunakan sebagai jaminan atas hutang bank, seperti dijelaskan dalam Catatan 9 atas laporan keuangan konsolidasi.

(20)

8. BIAYA DAN PAJAK DIBAYAR DI MUKA

2010 2009

Pajak Dibayar di Muka

Tagihan pajak penghasilan (Catatan 11d) 11.014.049.388 51.651.911.474

Pajak Penghasilan pasal 22 37.813.889.003 -

Pajak Penghasilan pasal 23 41.511.135 -

Pajak pertambahan nilai

dibayar di muka 32.465.668.239 16.705.352.736

pada tahun 2009) 519.893.193.278 50.142.319.837

Pembelian aset tetap

($AS 3.580.500 dan Rp.1.516.880.030 pada tahun

2010 dan $AS 2.438.865 pada tahun 2009) 37.334.354.058 25.011.755.200

Lain-lain 15.441.887.946 1.671.417.390

Jumlah uang muka 572.669.435.282 76.825.492.427

Jumlah biaya dibayar di muka

dan uang muka pihak ketiga 617.808.625.391 108.213.971.675

Fit Out merupakan biaya renovasi dan dekorasi di outlet-outlet ritel Perusahaan yang diamortisasi selama 1 (satu) tahun. Biaya amortisasi atas Fit Out disajikan sebagai bagian dari “Beban Usaha” dalam laporan laba rugi konsolidasi (Catatan 20).

Uang muka pembelian persediaan merupakan uang muka kepada operator untuk pembelian voucher.

Uang muka pembelian aset tetap sebagian besar merupakan uang muka pembelian unit gedung perkantoran Equity Tower kepada PT Graha Sampoerna, pihak ketiga, dengan nilai pembelian sebesar $AS3.850.500.

Peralatan kantor 65.952.344.162 3.513.618.635 750.042.806 - 68.715.919.991

Kendaraan 8.289.107.287 - - - 8.289.107.287

Sub-jumlah 77.463.433.900 4.192.663.174 750.042.806 - 80.906.054.268

(21)

9. ASET TETAP (Lanjutan)

Aset sewa guna usaha

Kendaraan - 765.000.000 - - 765.000.000

Jumlah nilai perolehan 77.463.433.900 4.957.663.174 750.042.806 81.671.054.268

Akum ulasi penyusutan Pemilikan langsung

Bangunan 688.885.755 91.866.970 - - 780.752.725

Peralatan kantor 31.141.595.016 4.680.627.994 163.467.169 35.658.755.841

Kendaraan 4.158.391.809 516.339.435 4.674.731.244

Sub-jumlah 35.988.872.580 5.288.834.399 163.467.168 41.114.239.810

Aset sewa guna usaha

Kendaraan - 79.687.500 79.687.500

Jumlah akumulasi penyusutan 35.988.872.580 5.368.521.899 163.467.168 41.193.927.310

Nilai buku bersih 41.474.561.320 40.477.126.958

Saldo Awal Saldo Akhir

Peralatan kantor 48.804.595.113 13.265.701.173 - - 62.070.296.286

Kendaraan 3.925.556.978 1.528.000.000 - - 5.453.556.978

Sub-jumlah 55.952.134.542 14.793.701.173 - - 70.745.835.715

Peralatan kantor 21.855.435.633 3.961.428.470 - - 25.816.864.103

Kendaraan 2.277.327.896 292.486.968 - - 2.569.814.864

Sub-jumlah 24.660.550.162 4.334.464.998 - - 28.995.015.160

Aset sewa guna usaha

Kendaraan 883.353.199 211.149.639 - - 1.094.502.838

Jumlah akumulasi penyusutan 25.543.903.361 4.545.614.637 - - 30.089.517.998

Nilai buku bersih 32.980.781.490 43.228.868.026

Penyusutan yang dibebankan pada operasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 5.368.521.899 dan Rp 4.545.614.637 (Catatan 20).

Pada tanggal 30 Juni 2010 aset tetap diasuransikan terhadap risiko kerugian akibat kebakaran, banjir dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu dari PT Asuransi AIU Indonesia, pihak ketiga, dengan nilai pertanggungan sebesar Rp26.147.000.000, yang berdasarkan pendapat manajemen Perusahaan adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian dari risiko-risiko tersebut.

(22)

9. ASET TETAP (Lanjutan)

Pada tanggal 30 Juni 2010 dan 30 Juni 2009, nilai buku bersih aset sewa guna usaha berupa kendaraan masing-masing sebesar Rp 685.312.500 dan Rp 1.478.047.472.

Hutang sewa guna usaha dijamin dengan aset sewa guna usaha yang bersangkutan. Perjanjian sewa guna usaha membatasi Perusahaan untuk tidak menjual atau mengalihkan aset sewa guna usaha

Biaya Pinjaman Sindikasi 8.084.825.049 13.358.075.930

Lainnya 1.267.187.500

Lainnya ($AS 550.035,41 pada tahun 2010 dan

$AS 3.393 pada tahun 2009) 8.457.694.217 34.689.234

Jumlah aktiva tidak lancar lainnya 24.427.836.845 27.589.558.765

Biaya ditangguhkan - biaya pinjaman sindikasi terdiri dari biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan hutang bank sindikasi, seperti: biaya upfront, biaya arrangement, biaya agen jaminan dan lain-lain. Biaya ditangguhkan tersebut diamortisasi selama jangka waktu perjanjian hutang bank sindikasi, yaitu 3 (tiga) tahun, kecuali biaya agen jaminan yang merupakan biaya tahunan yang diamortisasi selama 1 (satu) tahun (Catatan 9a). Amortisasi biaya tangguhan yang dibebankan untuk periode fiskal yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2009 sebesar Rp 3.991.873.149 disajikan sebagai bagian dari “Beban Usaha” dalam laporan laba rugi konsolidasi.

Margin deposit merupakan deposit yang ditempatkan Perusahaan pada PT Bank Central Asia Tbk. sebesar $AS 708.269 pada tahun 2009.

(23)

11. HUTANG BANK - PIHAK KETIGA (LANJUTAN)

540.111.286.561 235.175.000.000

Jumlah hutang bank 1.106.676.220.212 778.732.030.974

Informasi sehubungan dengan hutang bank yang diperoleh Perusahaan adalah sebagai berikut:

a. Pada tanggal 12 Maret 2009, Perusahaan menandatangani perjanjian kredit dengan Standard Chartered Bank (”SCB”), dimana Perusahaan memperoleh fasilitas Import Invoice Financing dengan pagu kredit maksimum sebesar $AS10.000.000 yang digunakan untuk pembiayaan pembelian telepon selular ke Nokia, Finlandia. Fasilitas pembiayaan ini merupakan fasilitas yang berdenominasi dalam Rupiah dan Dolar Amerika Serikat. Perusahaan juga memperoleh fasilitas Foreign Exchange I terkait dengan swap suku bunga dan Foreign Exchange II terkait dengan transaksi forward nilai tukar. Seluruh fasilitas tersebut akan berakhir pada tanggal 28 Pebruari 2010 dan secara otomatis diperpanjang untuk periode 3 bulan, kecuali terdapat amandemen lain dari SCB. Pada tanggal 25 Maret 2009, fasilitas Foreign Exchange I tersebut dibatalkan melalui amandemen perjanjian fasilitas bank.

Kemudian pada tanggal 30 Juni 2009, perjanjian fasilitas Import Invoice Financing tersebut diamandemen kembali untuk mengubah tanggal dimulainya fasilitas pembiayaan tersebut dari tanggal 12 Maret 2009 menjadi tanggal 30 Juni 2009. Pada tanggal 18 Pebruari 2010, Perusahaan menandatangani perpanjangan perjanjian dengan Standard Chartered Bank, Jakarta sehubungan dengan perpanjangan jangka waktu fasilitas import invoice financing dan fasilitas foreign exchange dari tanggal 18 Pebruari 2010 sampai dengan 30 Nopember 2010 dan penambahan fasilitas import invoice financing II sebesar $AS10.000.000 dengan maksimum tenor pembiayaan tiga (3) bulan. Seluruh fasilitas import invoice financing dan fasilitas foreign exchange dijamin dengan persediaan merk Nokia sebesar $AS10.000.000 dan piutang sebesar $AS10.000.000.

(24)

11. HUTANG BANK - PIHAK KETIGA (LANJUTAN)

Perjanjian ini mensyaratkan Perusahaan untuk mempertahankan rasio keuangan sebagai berikut:

- Rasio EBITDA terhadap bunga minimal 200%;

- Rasio hutang bersih terhadap EBITDA tidak boleh melebihi 350%; - Rasio hutang terhadap tangible net worth tidak boleh melebihi 250%.

Untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2010, Perusahaan telah memenuhi seluruh persyaratan rasio keuangan di atas.

Seluruh fasilitas di atas dijamin dengan persediaan yang bermerk Nokia dan piutang milik Perusahaan, masing-masing senilai $AS10.000.000 (Catatan 6 dan 7).

b. Pada tanggal 5 Maret 2009, Perusahaan menandatangani perjanjian dengan PT ANZ Panin Bank (“ANZ”), yang disahkan oleh Notaris Veronica Nataadmadja, S.H., No. 14/L/III/2009 pada tanggal yang sama, dimana Perusahaan memperoleh fasilitas revolving working capital dengan maksimum pagu kredit gabungan sebesar $AS20.000.000 yang terdiri dari: working capital dengan pagu kredit sebesar $AS20.000.000 dan trade facility dengan pagu kredit sebesar $AS10.000.000. Selain itu, Perusahaan juga memperoleh fasilitas transaksi mata uang asing dengan pagu kredit sebesar $AS3.000.000. Fasilitas-fasilitas tersebut akan digunakan untuk pembiayaan pembelian persediaan telepon selular dan akan berakhir pada tanggal 5 Maret 2010.

Pada tanggal 21 Mei 2010 Perusahaan telah menandatangani perjanjian dengan PT ANZ Panin Bank (ANZ), dimana perseroan memperoleh penambahan plafond kredit, sehingga total kredit yang diperoleh Perusahaan dari ANZ adalah sebesar USD 40 juta. Fasilitas ini menjadikan fasilitas kredit terbesar yang diterima oleh Perseroan

Perjanjian ini mensyaratkan Perusahaan untuk mempertahankan rasio keuangan sebagai berikut: - Rasio aset lancar terhadap kewajiban lancar, minimal 110%;

- Rasio hutang bersih terhadap EBITDA tidak boleh melebihi 350%; - Rasio hutang terhadap ekuitastidak boleh melebihi 250%; - Rasio EBITDA terhadap biaya bunga , minimal 200%; - Net worth minimal Rp350.000.000.000;

- Rasio piutang ditambah dengan persediaan dan prepayment of handsets inventory level adalah 125% dari total hutang.

Untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2010, Perusahaan telah memenuhi seluruh persyaratan rasio keuangan di atas.

Seluruh fasilitas pinjaman di atas dijamin dengan persediaan dan piutang milik Perusahaan dengan jumlah senilai $AS25.000.000 (Catatan 6 dan 7).

Perjanjian tersebut juga mensyaratkan Perusahaan untuk memperoleh persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bank sebelum melakukan tindakan tertentu, yaitu antara lain:

- Menjaminkan kembali persediaan dan piutang yang telah dijadikan jaminan; - Melakukan peleburan dan penggabungan;

- Menjual, menyewakan, menyerahkan atau melepaskan aset kecuali dalam rangka menjalankan usaha sehari-hari;

- Mengumumkan atau membayar dividen; - Memperoleh hutang lain;

- Perpanjangan hutang.

(25)

11. HUTANG BANK - PIHAK KETIGA (LANJUTAN)

c. Pada tanggal 3 Juli 2008, Perusahaan menandatangani Revolving Facility Agreement, yang dilakukan dengan sindikasi bank-bank, yaitu Citigroup Global Markets Asia Ltd., PT Bank Central Asia Tbk., PT Bank Internasional Indonesia Tbk., PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., dan PT Bank CIMB Niaga Tbk. (dahulu PT Bank Lippo Tbk) (selanjutnya disebut “Bank’’), dengan Citicorp International Limited sebagai facility agent dan PT Bank Central Asia Tbk. sebagai security agent.

Hutang bank sindikasi tersebut terdiri dari Tranche A yang merupakan fasilitas berdenominasi Rupiah dengan maksimum pagu kredit sebesar Rp480.000.000.000 dan Tranche B yang merupakan fasilitas berdenominasi Dolar Amerika Serikat dengan maksimum pagu kredit sebesar $AS27.000.000. Hutang bank sindikasi ini dibayar tiga (3) bulan dari tanggal penarikan hutang dan bersifat revolving sampai dengan jangka waktu fasilitas pinjaman, dimana fasilitas-fasilitas pinjaman tersebut akan jatuh tempo dalam 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang untuk dua (2) tahun berikutnya. Pada tanggal 12 Pebruari 2010, Perusahaan menandatangani perubahan perjanjian hutang bank sindikasi sehubungan dengan Revolving Facility Agreement. Berdasarkan perubahan perjanjian tersebut, hutang bank sindikasi yang terdiri dari Tranche A yang merupakan fasilitas berdenominasi Rupiah dengan maksimum pagu kredit sebesar Rp480.000.000.000 dan Tranche B yang merupakan fasilitas berdenominasi Dolar Amerika Serikat dengan maksimum pagu kredit sebesar $AS27.000.000 berubah menjadi Tranche A1 dan Tranche A2 yang merupakan fasilitas berdenominasi Rupiah dengan maksimum pagu kredit masing-masing sebesar Rp480.000.000.000 dan Rp20.000.000.000 dan Tranche B yang merupakan fasilitas berdenominasi Dolar Amerika Serikat dengan maksimum pagu kredit sebesar $AS25.000.000.

Perjanjian ini mensyaratkan Perusahaan untuk mempertahankan rasio keuangan sebagai berikut:

- Rasio aset lancar terhadap kewajiban lancar minimal 110%; - Rasio hutang bersih terhadap EBITDA tidak boleh melebihi 350%; - Rasio hutang terhadap tangible net worth tidak boleh melebihi 250%; - Rasio EBITDA terhadap pembayaran bunga minimal 200%.

Untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2010, Perusahaan telah memenuhi seluruh persyaratan rasio keuangan di atas.

Perjanjian tersebut juga mensyaratkan Perusahaan untuk memperoleh persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bank sebelum melakukan tindakan tertentu, yaitu antara lain:

- Memperoleh pinjaman baru atau memberikan pinjaman kepada pihak lain; - Memberikan jaminan kepada pihak lain;

- Mendirikan atau mengakuisisi Anak perusahaan diatas $AS2.000.000 untuk satu (1) Anak perusahaan atau secara keseluruhan diatas $AS10.000.000.

Pada tanggal 2 Pebruari 2009, Perusahaan telah menginformasikan transaksi akuisisi Trikomsel Pte. Ltd., Singapura, yang dilakukan pada tanggal 25 Nopember 2008 (Catatan 3) kepada Citicorp International Limited, selaku facility agent dari hutang bank sindikasi di atas.

Jumlah beban bunga untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp14.757.648.287 dan Rp6.998.461.618 disajikan dalam akun “Penghasilan (Beban) Lain-lain - Beban Keuangan” dalam laporan laba rugi konsolidasi.

(26)

11. HUTANG BANK - PIHAK KETIGA (LANJUTAN)

d. Perusahaan memiliki perjanjian kredit dengan PT Bank Central Asia Tbk. (“BCA”) yang diaktakan dengan Akta Notaris Veronica Sandra Irawaty Purnadi, S.H., No. 2 tanggal 10 Mei 2006 dan Perubahan Perjanjian Kredit No. 14 tanggal 8 Desember 2006, dimana Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dari BCA yang mencakup fasilitas kredit lokal (rekening koran), serta fasilitas Omnibus Sight Letters of Credit (“L/C“) dan Trust Receipt (“T/R“) atau Usance Payable at Sight L/C(“UPAS”) dengan batas maksimum pinjaman masing-masing sejumlah Rp50.000.000.000 dan $AS13.000.000. Fasilitas-fasilitas tersebut jatuh tempo pada tanggal 10 Mei 2007.

Berdasarkan amandemen perjanjian kredit dengan BCA yang diaktakan dengan Akta Notaris Veronica Sandra Irawaty Purnadi, S.H., No. 30 tanggal 24 Agustus 2007, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dari BCA, yang mencakup fasilitas kredit lokal (rekening koran) dengan batas maksimum pinjaman sebesar Rp50.000.000.000, fasilitas L/C dan T/R atau UPAS dengan batas maksimum pinjaman sebesar $AS13.000.000, pinjaman berjangka dengan batas maksimum pinjaman sebesar Rp100.000.000.000, dan Bank Guarantee Line dengan batas maksimum pinjaman sebesar Rp1.000.000.000. Fasilitas-fasilitas tersebut mengharuskan Perusahaan untuk membayar margin deposit minimum sebesar 10% dari saldo fasilitas L/C dan T/R atau UPAS.

Berdasarkan amandemen perjanjian kredit yang diaktakan dengan Akta Notaris Veronica Sandra Irawaty Purnadi, S.H., No. 50 tanggal 29 Juli 2008, batas maksimum fasilitas L/C dan T/R atau UPAS diturunkan dari $AS13.000.000 menjadi $AS7.000.000 dan Time Revolving Loan diturunkandari Rp100.000.000.000 menjadi Rp75.000.000.000.

Berdasarkan amandemen perjanjian kredit yang diaktakan dengan Akta Notaris Veronica Sandra Irawaty Purnadi, S.H., No.01 tanggal 6 Agustus 2009, BCA memberikan tambahan fasilitas Forex Line dengan batas maksimum sebesar $AS6.000.000, mengalihkan fasilitas bank garansi, menurunkan dan mengubah struktur fasilitas L/C dan T/R atau UPAS sebesar $AS7.000.000 menjadi fasilitas L/C dan T/R atau UPAS dan Standby Letter of Credit (SBLC) sebesar $AS5.000.000. Fasilitas tersebut di atas jatuh tempo pada tanggal 10 Mei 2008 dan telah diperpanjang sampai dengan tanggal 10 Mei 2010.

Perusahaan diharuskan memenuhi beberapa persyaratan pinjaman, antara lain untuk mempertahankan rasio keuangan sebagai berikut:

Rasio aset lancar terhadap kewajiban lancar, minimal 110%

Rasio hutang bersih terhadap EBITDA, maksimal 350%

Rasio hutang terhadap tangible net worth, maksimal 250%

Rasio EBITDA terhadap pembayaran bunga, minimal 200%

Untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009, Perusahaan telah memenuhi seluruh persyaratan rasio keuangan di atas.

Perjanjian tersebut juga mensyaratkan Perusahaan untuk memperoleh persetujuan tertulis terlebih dahulu dari bank sebelum melakukan tindakan tertentu, yaitu antara lain:

- Memperoleh pinjaman/kredit baru;

- Meminjamkan uang kepada pihak lain (selama tidak melebihi 15% ekuitas); - Melakukan transaksi di luar praktek yang ada;

- Mengajukan permohonan pailit;

(27)

11. HUTANG BANK - PIHAK KETIGA (LANJUTAN)

- Menjual atau melepaskan harta tidak bergerak atau kekayaan utama; - Melakukan peleburan, penggabungan, pengambilalihan atau pembubaran;

- Mengubah status kelembagaan, anggaran dasar, susunan direksi, komisaris serta para pemegang saham;

- Melakukan pembagian dividen melebihi 45% dari laba bersih tahun berjalan.

Sehubungan dengan pembatasan-pembatasan tersebut di atas, pada tanggal 12 Maret 2008 dan 30 Maret 2009, Perusahaan telah menerima surat waiver dari BCA masing-masing mengenai perubahan anggaran dasar dan pembagian dividen; dan transaksi akuisisi Trikomsel Pte. Ltd., Singapura, yang dilakukan pada tanggal 25 Nopember 2008 (Catatan 3).

Sehubungan dengan pendirian PT Okeshop, Perusahaan telah memperoleh surat waiver dari BCA pada tanggal 25 Maret 2010.

e. Pada tanggal 31 Maret 2010 Perusahaan telah menandatangani perjanjian dengan Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ Ltd (BTMU) untuk memperoleh fasilitas kredit sebesar USD 10 juta.

f. Pada tanggal 16 Juni 2010 Perusahaan telah menandatangani Perjanjian dengan JPMorgan Chase Bank N.A. (JPMorgan) untuk memperoleh fasilitas Post Import Finance dengan pagu kredit maksimum sebesar USD 15 juta

g. Pada tanggal 22 Juni 2010 Perusahaan telah menandatangani Perjanjian dengan PT Bank UOB Buana untuk memperoleh fasilitas Kredit F/X Line sebesar USD 10 juta

Seluruh hutang bank di atas dijamin dengan piutang usaha dan persediaan Perusahaan (Catatan 6 dan 7).

h. Suku bunga tahunan dari berbagai fasilitas hutang bank di atas adalah sebagai berikut:

2010 2009

Rupiah

Hutang bank sindikasi 10,05%-10,09% 12,91%-15,00%

Pinjaman berjangka:

PT Bank Central Asia Tbk. 10,25%-11,25% 10,00%-10,56%

Cerukan:

PT Bank Central Asia Tbk. 10,75%-13,50% 10,75%-13,50%

Dolar Amerika Serikat

Hutang bank sindikasi 3.90%-6.50% 6,81%-8,04%

Hutang non-cash loan usance

PT ANZ Panin Bank 3.80%-3.95% -

Standard Chartered Bank, Indonesia 3.80%-4.00% -

PT Bank Central Asia Tbk. - 4,19%-6,94%

Hutang Pinjaman modal kerja:

The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Ltd. 3.39%-3.75% -

Post Import Finance:

(28)

12. HUTANG USAHA

DHL Global Forwarding (Singapore) Pte. Ltd. ($AS 0 pada tahun 2010 dan

Jumlah hutang usaha 145.296.457.267 85.534.248.234

Akun ini pada umumnya merupakan kewajiban kepada para pemasok atas pembelian barang dagang.

Pada tanggal 30 Juni 2009, hutang usaha pihak ketiga-lainnya dalam Rupiah sebesar Rp.20.728.427.850 merupakan uang muka pembelian yang diterima dari para dealer sehubungan dengan pesanan barang ke Perusahaan.

Menurut manajemen Perusahaan, seluruh hutang usaha pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009 akan atau telah dilunasi dalam waktu 90 hari.

13. PERPAJAKAN

Pajak Pertambahan Nilai Singapura 3.265.565.393 1.833.286.263

Pajak Penghasilan Badan Singapura 1.260.884.995 -

Jumlah hutang pajak 7.948.594.378 3.239.564.913

(29)

13. PERPAJAKAN (LANJUTAN)

b. Beban (manfaat) pajak penghasilan badan:

2010 2009

Tahun berjalan 28.367.147.150 22.561.619.640

Tangguhan - 730.042.117

Beban pajak penghasilan badan, bersih 28.367.147.150 23.291.661.757

c. Rekonsiliasi antara laba sebelum beban pajak penghasilan badan seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi konsolidasi, dan penghasilan kena pajak untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2010 dan 2009 sebagai berikut:

2010 2009

Laba sebelum beban pajak

penghasilan badan 111.562.813.103 80.335.416.742

Laba anak perusahaan sebelum pajak penghasilan 1.503.904.342 -

Laba Perusahaan sebelum pajak penghasilan 110.058.908.761 80.335.416.742

Koreksi fiskal

Penyusutan aset tetap (3.619.968.613) 81.270.180

Beban yang tidak dapat dikurangkan 1.898.780.953 1.964.260.880

Beban Pajak 3.768.807.972 51.101.328 -

Jamuan dan sumbangan 1.298.704.851 759.599.448

Penghasilan bunga yang telah dikenakan

Pajak final (967.334.987) (2.614.435.472)

Penghasilan kena pajak 112.437.898.937 80.577.213.106

d. Perhitungan tagihan pajak penghasilan adalah sebagai berikut:

2010 2009

Penghasilan kena pajak (dibulatkan) 112.437.898.000 80.577.213.100

Beban pajak penghasilan badan - tahun berjalan 28.109.474.500 22.561.619.640

Jumlah pajak penghasilan dibayar di muka 37.855.400.138 41.331.442.552

Tagihan pajak penghasilan 9.745.925.638 18.769.822.912

(30)

13. PERPAJAKAN (LANJUTAN)

Terdapat perbedaan antara penghasilan kena pajak tahun 2006 dan 2005 dengan SPT yang dilaporkan Perusahaan ke Kantor Pelayanan Pajak. Namun, pada bulan Mei 2008, Perusahaan telah melakukan revisi atas perhitungan pajak penghasilan badan tahun 2005 dan 2006, dimana Perusahaan membayar tambahan pajak sebesar Rp.996.268.400 ke Kantor Pajak. Jumlah tersebut dicatat sebagai “Beban usaha - Pajak dan Perizinan” dalam laporan laba rugi konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008.

e. Rekonsiliasi antara laba sebelum beban pajak penghasilan badan yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku, dengan beban pajak penghasilan badan adalah sebagai berikut:

2010 2009

Laba sebelum beban pajak penghasilan badan 110.058.908.761 80.335.416.742

Beban pajak penghasilan dengan

tarif pajak yang berlaku 27.514.727.190 22.493.916.688

Pengaruh pajak atas koreksi fiskal:

Beban yang tidak dapat dikurangkan 474.952.238 1.273.411.755

Jamuan dan sumbangan 324.676.213 212.687.845

Beban pajak 942.201.993 14.308.372

Penyusutan aset tetap (904.992.153) 29.379.029

Penghasilan bunga yang telah

dikenakan pajak final (241.833.747) (732.041.932)

Beban pajak penghasilan badan

Perusahaan 28.109.731.734 23.291.661.757

Anak perusahaan 257.415.416 -

28.367.147.150 23.291.661.757

f. Pada bulan September 2008, Undang-undang No. 7 tahun 1983 mengenai ”Pajak Penghasilan” diubah untuk keempat kalinya dengan Undang-undang No. 36 tahun 2008. Perubahan tersebut juga mencakup perubahan tarif pajak penghasilan badan dari sebelumnya menggunakan tarif pajak progresif menjadi tarif tunggal yaitu 28% untuk tahun 2009 dan 25% untuk tahun 2010 dan seterusnya. Perusahaan mencatat penurunan manfaat pajak atas dampak penurunan tarif tersebut sebesar Rp. 282.211.730 dan Rp. 17.423.280 sebagai bagian dari ” Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan Badan – Tangguhan ” pada laporan Laba Rugi Konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008.

14. KEWAJIBAN LANCAR LAINNYA

Akun ini merupakan hutang dengan pihak-pihak di bawah ini:

2010 2009

Pihak hubungan istimewa (Catatan 21)

Bapak Sugiono Wiyono Sugialam - 36.793.027

Pihak ketiga

Rupiah 13.591.726.678 5.924.492.812

Dolar Amerika Serikat

CPF, Singapura ($AS966) - 9.877.043

Lainnya ($AS1.315,89) 11.952.229 -

Jumlah kewajiban lancar lainnya 13.603.678.907 5.971.162.882

(31)

15. ESTIMASI KEWAJIBAN IMBALAN KERJA KARYAWAN

Perusahaan menyediakan imbalan kerja bagi karyawannya yang mencapai usia pensiun pada usia 55 tahun berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003. Imbalan kerja tersebut tidak didanai.

Estimasi kewajiban imbalan kerja karyawan pada tanggal 30 Juni 2008 dicatat berdasarkan penilaian aktuaria yang dilakukan oleh PT Binaputera Jaya Hikmah, aktuaris independen, berdasarkan laporannya bertanggal 3 September 2008, dengan menggunakan metode “Projected Unit Credit”. Asumsi-asumsi penting yang digunakan dalam penilaian tersebut adalah sebagai berikut:

2010 2009

Rincian pemilikan saham pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

(32)

16. MODAL SAHAM (LANJUTAN)

diaktakan dengan Akta Notaris Fathiah Helmi, S.H. No. 20 tanggal 26 Pebruari 2009, pemegang saham memutuskan antara lain:

- Mengubah seluruh anggaran dasar Perusahaan dalam rangka menjadi perusahaan terbuka. - Mengeluarkan sebanyak-banyaknya 500.000.000 saham baru dari portepel yang ditawarkan

kepada masyarakat melalui penawaran umum.

- Meningkatkan modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp78.690.000.000 atau 786.900.000 saham yang seluruhnya diambil oleh PT Delta Sarana Pradana tanggal 24 Pebruari 2009, sehingga jumlah modal disetor dan ditempatkan Perusahaan menjadi sebesar Rp400.000.000.000 atau 4.000.000.000 saham.

Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-08209.AH.01.02 TH 2009 tanggal 19 Maret 2009.

Berdasarkan Subscription Agreement Mandatory Exchangable Bonds tertanggal 16 Juni 2008 dan kesepakatan yang dibuat antara PT Delta Sarana Pradana, Kindarto Kohar (pemegang saham), Sugiono Wiyono Sugialam (pemegang saham) dan Canopus Finance Limited (”Canopus”) tertanggal 28 Pebruari 2009, telah menyepakati penerbitan Mandatory Exchangable Bonds (”MEB”) oleh PT Delta Sarana Pradana kepada Canopus, pihak yang tidak terafiliasi terhadap Perusahaan dan Pemegang Saham termasuk PT Delta Sarana Pradana. Berdasarkan kesepakatan MEB, Canopus memiliki opsi untuk mengkonversi MEB yang dimilikinya menjadi sejumlah saham Perusahaan dan ketentuan yang disepakati oleh Pemegang Saham dan Canopus. MEB tersebut dapat ditukarkan dengan sejumlah saham milik PT Delta Sarana Pradana di perusahaan yang mewakili 25% dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perusahaan sesudah penawaran umum. Pada tanggal 1 Desember 2009, Canopus telah

melakukan konversi MEB dengan 1.112.500.000 lembar saham Perusahaan.

Berdasarkan Pernyataan Keputusan Persetujuan Bersama Seluruh Pemegang Saham Perusahaan yang diaktakan dengan Akta Notaris Fathiah Helmi, S.H. No. 27 pada tanggal 22 April 2009 dan disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-AH.01.10-08860 tanggal 29 Juni 2009, pemegang saham memutuskan antara lain:

- Memberikan kuasa kepada dewan komisaris perseroan untuk menyatakan peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor Perusahaan, setelah Penawaran Umum Perdana selesai dan mencatatkan saham-saham tersebut pada Bursa Efek dan Daftar Pemegang Saham Perseroan sehingga modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh menjadi sebesar Rp445.000.000.000 atau 4.450.000.000 saham, dengan dikeluarkannya saham sejumlah 450.000.000 saham dalam rangka Penawaran Umum.

- Mengubah susunan dewan komisaris dan direksi Perusahaan yang berlaku efektif sejak tanggal 22 April 2009 sampai dengan Rapat Umum Pemegang Saham yang akan dilakukan pada tahun 2010 sebagai berikut:

Dewan Komisaris Direksi

Kindarto Kohar - Presiden Komisaris Sugiono Wiyono Sugialam - Presiden Direktur

Christine Barki - Komisaris Independen Djohan Sutanto - Direktur

Suryatin Setiawan - Komisaris Independen Djoko Harijanto - Direktur

Glenn T. Sugita - Komisaris Evy Soenarjo - Direktur

Ellianah Wati Setiady - Direktur tidak terafiliasi

(33)

16. MODAL SAHAM (LANJUTAN)

Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diaktakan dengan Akta Notaris Fathiah Helmi, S.H. No. 6 tanggal 7 Mei 2010, para pemegang saham Perusahaan menyetujui susunan dewan komisaris dan direksi Perusahaan yang berlaku efektif sejak 7 Mei 2010 sampai dengan penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tahun 2012 sebagai berikut::

Dewan Komisaris Direksi

Kindarto Kohar - Presiden Komisaris Sugiono Wiyono Sugialam - Presiden Direktur

Glenn T Sugita - Komisaris Djohan Sutanto - Direktur

Christine Barki - Komisaris Independen Djoko Harijanto - Direktur Suryatin Setiawan - Komisaris Independen Evy Soenarjo - Direktur

Ellianah Wati Setiady - Direktur Juliana Julianti Samudro - Direktur

Hening Tjiptadi Sudirdjo - Direktur tidak terafiliasi

Dan telah menyetujui pembagian dividen kas sebesar Rp 35.600.000.000, yang diambil dari saldo laba tahun buku 2009, dan menentukan cadangan umum dari laba bersih tahun 2009 sebesar Rp1.000.000.000

17. LABA BERSIH PER SAHAM DASAR

Rincian dari perhitungan laba bersih per saham dasar adalah sebagai berikut:

2010 2009

Laba bersih 83.195.666.101 57.043.754.985

Jumlah rata-rata tertimbang saham 4.450.000.000 4.028.486.592

Laba bersih per saham dasar 19 14

18. PENDAPATAN BERSIH

Akun ini merupakan pendapatan bersih yang diterima dari pihak ketiga dengan rincian sebagai berikut:

2010 2009

Milik Perusahaan :

Penjualan telepon selular 1.571.547.110.288 1.875.105.746.241

Penjualan voucher isi ulang 432.678.778.617 651.891.770.291

Content 16.918.182 5.173.636

Servis 898.614.494 25.047.596.563

Lainnya 13.240.028.102 3.879.581.789

2.018.381.449.683 2.555.929.868.520

Milik anak perusahaan 407.007.241.832 -

Jumlah pendapatan bersih 2.425.388.691.515 2.555.929.868.520

Referensi

Dokumen terkait

Laporan Keuangan Pengadilan Agama Kendal yang terdiri dari : Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan atas

Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan nilai keagamaan atau religius dalam Serat Wedhatama pupuh Pangkur adalah sebagai berikut. 1) Agama merupakan sumber

Berdasarkan pengolahan data secara statistik, didapatkan bahwa mahasiswa baru program studi Administrasi Perhotelan STP “X” di Bandung yang memiliki academic

Apabila harga transaksi dalam suatu pasar yang tidak aktif berbeda dengan nilai wajar instrumen sejenis pada transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi atau berbeda dengan

pembelajaran fisika berbasis inkuiri dengan menyertakan kegiatan diskusi dan debat tentang fisika dan dikaji bagaimana partisipasi dan kualitas argumen siswa saat

Di samping upaya untuk melakukan konfirmasi ulang atas hubungan komitmen dan kepercayaan, hal yang mendesak dilakukan penelitian ini adalah membangun pola keterkaitan