PT Trikomsel Oke Tbk. dan Anak Perusahaan
Laporan keuangan konsolidasi
Enam bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2009 dan 2008
ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 30 JUNI 2009 DAN 2008
(Tidak Diaudit)
Daftar Isi
Halaman
Neraca Konsolidasi ……… 1-2
Laporan Laba Rugi Konsolidasi ……….. 3
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi ……….. 4
Laporan Arus Kas Konsolidasi ……… 5
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi ……….. 6-40
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
AKTIVA
AKTIVA LANCAR
Kas dan setara kas 2f,3 120.113.988.412 95.934.399.109
Piutang usaha 2g,4 232.187.424.473 115.978.558.994
Piutang lain-lain 2h,5,21 29.756.322.482 13.877.922.309
Persediaan 2i,2m,5 911.910.021.103 409.101.117.589
Biaya dan pajak dibayar di muka
dan uang muka 2i,2j,6,12d 176.571.235.885 172.186.940.356
JUMLAH AKTIVA LANCAR 1.470.538.992.355 807.078.938.357
AKTIVA TIDAK LANCAR
Aktiva pajak tangguhan, bersih 2n,12f - 303.398.378
Aset tetap, bersih 2l,7 43.228.868.026 33.412.230.924
Aktiva tidak lancar lainnya 2q,8 27.589.558.765 13.247.964.275
JUMLAH AKTIVA TIDAK LANCAR 70.818.426.791 46.963.593.577
JUMLAH AKTIVA 1.541.357.419.146 854.042.531.934
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi
Biaya masih harus dibayar 1.784.820.606 2.684.851.320
Hutang sewa guna usaha 2l,7 848.005.450 885.894.336
Kewajiban lancar lainnya 2h,12,21 5.971.162.882 5.627.886.280
JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR 876.109.833.059 566.520.302.130
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
Estimasi kewajiban imbalan kerja karyawan 2o,13 5.826.970.111 5.023.197.207
Kewajiban pajak tangguhan, bersih 2n,11f 15.430.488 -
Kewajiban tidak lancar lainnya 494.395.151 116.962.934
JUMLAH KEWAJIBAN TIDAK LANCAR 6.336.795.750 5.140.160.141
JUMLAH KEWAJIBAN 882.446.628.809 571.660.462.271
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal Rp100 per saham Modal dasar - 12.000.000.000 saham pada
tahun 2008 dan 750.000.000 saham
JUMLAH EKUITAS 658.910.790.337 282.382.069.663
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 1.541.357.419.146 854.042.531.934
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
Catatan 2009 2008*)
PENDAPATAN BERSIH 2p,17 2.555.929.868.520 2.285.179.883.995
BEBAN POKOK PENDAPATAN 2p,18 2.312.193.498.983 2.111.534.445.172
LABA KOTOR 243.736.369.537 173.645.438.823
BEBAN USAHA 2h,2p,19,21 124.589.539.223 95.123.701.948
LABA USAHA 119.146.830.314 78.521.736.875
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Beban keuangan 20 (36.877.259.251) (19.240.529.249)
Laba (rugi) selisih kurs, bersih 2c,2d (5.191.947.858) 7.327.020.383
Pendapatan bunga 2.655.953.068 1.524.768.610
Lain-lain, bersih 601.840.469 51.118.387
Penghasilan (Beban) lain-lain, bersih (38.811.413.572) (10.337.621.869)
LABA SEBELUM BEBAN PAJAK
PENGHASILAN BADAN 80.335.416.742 68.184.115.006
MANFAAT (BEBAN)
PAJAK PENGHASILAN BADAN 2n,12b
Tahun berjalan (22.561.619.640) (21.088.897.700)
Tangguhan (730.042.117) 99.258.537
Beban pajak penghasilan badan, bersih (23.291.661.757) (20.989.639.163)
LABA BERSIH 57.043.754.985 47.194.475.843
LABA BERSIH PER SAHAM DASAR 2r,16 14 25
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
4 (Tidak Diaudit)
Selisih Kurs
Modal Saham Uang Muka karena Penjabaran
Ditempatkan dan Tambahan Pem esanan Laporan
Catatan Disetor Penuh Modal Saham Keuangan Saldo Laba Ekuitas, Bersih
Saldo tanggal 1 Januari 2008 20.000.000.000 - 94.190.000.000 - 136.507.593.820 250.597.593.820
Tambahan setoran modal 14 209.780.000.000 - (94.190.000.000) - - 115.590.000.000
Pembagian dividen - - - - (131.100.000.000) (131.100.000.000)
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan - - - - - -
Laba bersih tahun berjalan - - - - 47.194.475.843 47.194.475.843
Saldo tanggal 30 Juni 2008 229.780.000.000 - - - 282.382.069.663 282.382.069.663
Saldo tanggal 1 Januari 2009 321.310.000.000 - - (618.615.723) 107.989.708.114 428.681.092.391
Tambahan setoran modal 14,15 123.690.000000 50.992.584.389 - - - 174.682.584.389
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan - - - (1.496.641.428) - (1.496.641.428)
Laba bersih tahun berjalan - - - - 57.043.754.985 57.043.754.985
Saldo tanggal 30 Juni 2009 445.000.000.000 50.992.584.389 - (2.115.257.151) 165.033.463.099 658.910.790.337
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan 2.469.475.068.367 2.422.995.503.646 Pembayaran kas kepada pemasok & karyawan (2.599.034.689.584) (2.432.024.409.049) Pembayaran beban operasi (146.155.772.534) (84.836.471.807)
Kas diperoleh dari (digunakan untuk) operasi (275.715.393.751) (93.865.377.210) Pembayaran pajak penghasilan badan (22.577.050.128) (35.617.517.490)
Kas bersih diperoleh dari (digunakan
untuk) aktivitas operasi (298.292.443.879) (129.482.894.700)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Penerimaan penghasilan bunga 2.655.953.068 1.524.768.610
Hasil penjualan aset tetap - 6.447.155
Perolehan aset tetap 7 (14.777.990.667) (4.811.936.885)
Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi (12.122.037.599) (3.280.721.120)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan hutang bank 82.724.535.176 37.583.414.089
Penambahan modal saham 14 123.690.000.000 127.208.250.000 Pembayaran beban keuangan (36.877.259.251) (18.539.589.147) Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan (1.496.641.428) - Pembayaran hutang sewa guna usaha (600.471.584) (362.859.740)
Tambahan setoran modal 15 50.992.584.389 -
Kas bersih diperoleh dari aktivitas pendanaan 218.432.747.302 145.889.215.202
KENAIKAN BERSIH KAS DAN BANK (91.981.734.176) 13.125.599.382
KAS DAN BANK AWAL TAHUN 3 212.095.722.588 82.808.799.727
KAS DAN BANK AKHIR TAHUN 3 120.113.988.412 95.934.399.109
AKTIVITAS YANG TIDAK MEMPENGARUHI KAS
Penambahan modal saham melalui
kapitalisasi saldo laba - 82.571.750.000
1. UMUM
a. Pendirian Perusahaan
PT Trikomsel Oke Tbk. (“Perusahaan”) didirikan di Indonesia berdasarkan Akta Notaris Ny. Liliana Indrawati Tanuwidjaja, S.H., No. 11 tanggal 21 Agustus 1996. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman (Menkeh) Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-9342.HT.01.01.Th.96 tanggal 7 Oktober 1996 dan diumumkan dalam Tambahan No. 9342, dari Berita Negara Republik Indonesia No. 93 tanggal 19 November 1996. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir adalah dengan Akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 25 tanggal 29 Oktober 2008 mengenai peningkatan modal dasar Perusahaan dari Rp900.000.000.000 menjadi Rp1.200.000.000.000 dan modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp229.780.000.000 menjadi Rp321.310.000.000. Perubahan dalam anggaran dasar Perusahaan tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-92568.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 2 Desember 2008 (Catatan 14).
Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan No. 6 tanggal 11 Februari 2009, yang dipertegas dengan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan No. 20 tanggal 26 Februari 2009, keduanya dibuat di hadapan Fathiah Helmi S.H. Notaris di Jakarta yang telah disetujui oleh Menhunkam berdasarkan Keputusan No. AHU-08029.AH.01.02 TH 2009 tanggal 19 Maret 2009, Pemegang Saham Perusahaan menyetujui untuk meningkatkan modal ditempatkan dan disetor Perusahaan dari Rp321.310.000.000 menjadi Rp400.000.000.000.
Pada akta tersebut di atas, juga disetujui perubahan status Perusahaan menjadi Perusahaan Terbuka dengan nama PT Trikomsel Oke Tbk.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Persetujuan Bersama seluruh Pemegang Saham Perusahaan No. 27 tanggal 22 April 2009 yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi S.H. Notaris di Jakarta telah diputuskan antara lain perubahan modal ditempatkan dan disetor penuh menjadi Rp445.000.000.00.
Berdasarkan anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan utama Perusahaan meliputi usaha perdagangan dan distribusi perangkat telekomunikasi, yang mencakup telepon selular, aksesoris, suku cadang, kartu telepon pra bayar dan paska bayar, serta jasa yang terkait dengan telekomunikasi dan multimedia. Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tanggal 21 Agustus 1996. Kantor Perusahaan berkedudukan di Jalan Raya R.S. Fatmawati No. 40, Cipete Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Pada tanggal 30 Juni 2009 dan 2008, Perusahaan mengoperasikan secara keseluruhan masing-masing 802 dan 768 toko.
b. Penawaran Umum Efek Perusahaan
c. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan
Susunan dewan komisaris dan direksi Perusahaan adalah sebagai berikut:
30 Juni 2009:
Komisaris Direksi
Kindarto Kohar - Presiden Komisaris Sugiono Wiyono Sugialam - Presiden Direktur
Christine Barki - Komisaris Independen Ellianah Wati Setiady - Direktur Tidak Terafiliasi
Suryatin Setiawan - Komisaris Independen Djohan Sutanto - Direktur
Sekretaris Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2009 adalah Juliana Samudro yang ditunjuk berdasarkan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.1.4 tentang pembentukan Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary) seiring dengan rencana Perusahaan untuk mencatatkan saham perdananya pada Bursa Efek Indonesia.
Sampai dengan tanggal laporan keuangan ini diterbitkan, Perusahaan belum memiliki Komite Audit. Sesuai dengan Peraturan Pencatatan PT Bursa Efek Indonesia No. 1-A dan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.1.5, Perusahaan akan membentuk Komite Audit dalam jangka waktu 6 (enam) bulan setelah pencatatan sahamnya di Bursa Efek Indonesia atau selambatnya pada tanggal 14 Oktober 2009.
Gaji dan tunjangan yang dibayarkan kepada komisaris dan direksi Perusahaan per tanggal 30 Juni 2009 masing-masing sebesar Rp 316.268.000 dan Rp 1.924.604.400. Sedangkan gaji dan tunjangan yang dibayarkan kepada komisaris dan direksi Perusahaan per tanggal 30 Juni 2008 adalah sebesar Rp 1.944.000.000.
Pada tanggal 30 Juni 2009 dan 2008, Perusahaan mempunyai karyawan tetap masing-masing sebanyak 872 dan 1.134 orang (tidak diaudit).
d. Anak Perusahaan
Pada tanggal 30 Juni 2009, Perusahaan memiliki Anak perusahaan dengan kepemilikan hak suara langsung lebih dari 50% dalam Anak perusahaan, sebagai berikut:
Kegiatan Mulai Persentase Jumlah Aktiva
Nam a Usaha/ Tempat Beroperasi Pemilikan Sebelum Eliminasi
Anak Perusahaan Produk Kedudukan Komersial Efektif (Dalam Jutaan)
Trikomsel Pte, Ltd. Retail Singapura 25 November 2008 100.00 74.810*)
1. UMUM (lanjutan)
d. Anak Perusahaan (lanjutan)
Pada tanggal 25 November 2008, Perusahaan mengakuisisi Trikomsel Pte. Ltd., Anak perusahaan yang berkedudukan di Singapura, dengan nilai investasi awal sejumlah SGD1 dan kemudian pada tanggal yang sama ditingkatkan penyertaan sahamnya menjadi sebesar SGD1.300.000 (setara dengan Rp10,036.000.000), dengan persentase kepemilikan saham 100%. Anak perusahaan tersebut bergerak dalam bidang distribusi penjualan telepon selular.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
Kebijakan akuntansi dan pelaporan yang dipergunakan oleh Perusahaan disusun berdasarkan prinsip dan praktik akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK), yaitu Peraturan No. VIII.G.7 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. KEP-06/ PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” dan Surat Edaran Ketua BAPEPAM No. SE-02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002 tentang “Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik”.
Laporan keuangan Anak perusahaan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku di Singapura. Untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasi, laporan keuangan Anak perusahaan tersebut telah terlebih dahulu disesuaikan dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi, yang disajikan dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain, disusun berdasarkan basis akrual dengan menggunakan konsep biaya historis, kecuali persediaan yang dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih.
Laporan arus kas konsolidasi, yang disusun dengan menggunakan metode langsung, menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran kas yang diklasifikasikan menjadi aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi adalah mata uang Rupiah.
b. Prinsip-prinsip Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi mencakup laporan keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan. Seluruh saldo akun dan transaksi yang material antar perusahaan yang dikonsolidasi telah dieliminasi.
c. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Transaksi dalam mata uang asing dicatat ke dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan.
Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan ke dalam Rupiah menggunakan kurs tengah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia pada hari terakhir transaksi perbankan pada tahun tersebut. Laba atau rugi selisih kurs yang terjadi, dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi periode berjalan.
Pada tanggal 30 Juni 2009 dan 2008, kurs yang digunakan untuk $AS1 masing-masing sebesar Rp10.225 dan Rp9.225.
d. Instrumen Derivatif
Setiap instrumen derivatif (termasuk derivatif melekat) dicatat sebagai aktiva atau kewajiban dalam neraca konsolidasi dan diakui sebesar nilai wajar masing-masing kontrak. Perubahan nilai wajar instrumen derivatif harus dibukukan pada usaha tahun berjalan, kecuali untuk lindung nilai tertentu yang memungkinkan laba atau rugi instrumen derivatif saling hapus dengan aktiva atau kewajiban yang dilindungi dalam laporan laba rugi konsolidasi. Setiap entitas diharuskan untuk melakukan dokumentasi, merancang dan menilai efektivitas atas transaksi yang diperlakukan sebagai akuntansi lindung nilai. Instrumen derivatif Perusahaan tidak dimaksudkan sebagai aktivitas lindung nilai untuk tujuan akuntansi.
e. Kas yang Dibatasi Penggunaannya
Kas yang diperoleh dari pemegang saham sebagai uang muka pemesanan saham, yang belum dapat ditarik pada saat ini, dicatat sebagai kas yang dibatasi penggunaannya pada neraca.
f. Deposito Berjangka
Deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan, diklasifikasikan sebagai “Setara Kas”. Sedangkan deposito berjangka dengan jangka waktu lebih dari tiga bulan sejak tanggal penempatan namun dijaminkan disajikan dalam akun “Aktiva Tidak Lancar Lainnya - Fixed Deposit” dalam neraca konsolidasi.
g. Penyisihan Piutang Ragu-ragu
Perusahaan membentuk penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir periode.
h. Transaksi dengan Pihak-pihak Hubungan Istimewa
Perusahaan mempunyai transaksi dengan pihak-pihak hubungan istimewa sebagaimana didefinisikan dalam PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan
Istimewa”. Yang dimaksud dengan pihak-pihak hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
h. Transaksi dengan Pihak-pihak Hubungan Istimewa (lanjutan)
(2) perusahaan asosiasi (associated companies);
(3) perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut; yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor;
(4) karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan
(5) perusahaan, bilamana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan yang bersangkutan. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari perusahaan pelapor dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan perusahaan pelapor.
Transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan persyaratan dan kondisi yang sama sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.
i. Persediaan
Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang (weighted-average method).
Persediaan diakui Perusahaan pada saat barang tiba di gudang Perusahaan sementara Anak perusahaan mengakui persediaan ketika tagihan dari pemasok telah diterima.
Penyisihan untuk persediaan usang ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan fisik persediaan pada akhir periode.
j. Biaya Dibayar di Muka
Biaya dibayar di muka dibebankan pada operasi sesuai masa manfaat biaya yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method).
k. Investasi
k. Investasi (lanjutan)
Semua jenis investasi lainnya dicatat dengan metode biaya perolehan.
Penyertaan saham pada perusahaan asosiasi atau anak perusahaan dicatat dengan metode biaya perolehan jika penyertaan saham tersebut diperoleh dan dimiliki dengan tujuan untuk dijual dalam jangka pendek. Penyertaan saham tersebut disajikan sebagai “Investasi Jangka Pendek” pada neraca konsolidasi.
l. Aset Tetap
Pemilikan Langsung
Sebelum tanggal 1 Januari 2008, aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.
Efektif pada tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK No. 16 (1994), “Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain” dan PSAK No. 17 (1994), “Akuntansi Penyusutan”. Berdasarkan pernyataan ini, Perusahaan telah memilih untuk menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi atas aset tetapnya. Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasi Perusahaan.
Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Biaya perolehan tersebut meliputi biaya penggantian bagian dari aset tetap tersebut pada saat terjadinya, jika kriteria pengakuan aset tetap terpenuhi. Demikian juga pada saat dilakukan penelaahan, biaya perolehan dicatat sebesar nilai tercatat aset tetap sebagai nilai pengganti jika kriteria-kriteria pengakuan aset tetap terpenuhi. Seluruh biaya perbaikan dan pemeliharaan dicatat dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya.
Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap tersebut (selisih antara penerimaan bersih dari pelepasan aset dengan nilai tercatatnya) harus dimasukkan dalam laporan laba rugi pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya.
Nilai residu aset, umur manfaat dan metode penyusutan ditelaah, dan dilakukan penyesuaian secara prospektif jika perlu, pada setiap akhir periode laporan keuangan konsolidasi. Dalam hal nilai tercatat aset tetap melebihi perkiraan jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable
amount), aset tersebut diturunkan nilainya menjadi sebesar perkiraan jumlah yang dapat diperoleh
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
l. Aset Tetap (lanjutan)
Sewa Guna Usaha
Pada tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan menerapkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), “Sewa” yang menggantikan PSAK No. 30 (1990), “Akuntansi Sewa Guna Usaha”. Menurut PSAK revisi ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Pada awal masa sewa, lessee
mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan kewajiban dalam neraca sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban. Beban keuangan dialokasi ke setiap periode selama masa sewa. Aset sewaan yang dimiliki oleh lessee dengan dasar sewa
pembiayaan disusutkan konsisten dengan aset yang dimiliki sendiri, atau disusutkan secara penuh selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode masa sewa dan umur manfaat aset sewaan, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa.
Suatu sewa yang tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi dengan dasar garis lurus (straight-line
basis) selama masa sewa.
Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasi Perusahaan.
Sebelum tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan melaporkan transaksi sewa dengan menggunakan metode direct financing lease jika memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Penyewa guna usaha memiliki hak opsi untuk membeli aset yang disewagunausahakan pada akhir masa sewa guna usaha dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa guna usaha.
2. Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh penyewa guna usaha ditambah dengan nilai sisa mencakup pengembalian biaya perolehan barang modal yang disewagunausahakan serta bunganya, merupakan keuntungan perusahaan sewa guna usaha (full payout lease). 3. Masa sewa guna usaha minimum 2 (dua) tahun.
Transaksi sewa yang tidak memenuhi salah satu kriteria tersebut di atas dibukukan dengan menggunakan metode sewa menyewa biasa (operating lease method).
Aset sewa guna usaha dengan hak opsi disajikan dalam neraca sebagai bagian dari aset tetap sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha selama masa sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) yang harus dibayar pada akhir masa sewa guna usaha. Penyusutan aset sewa guna usaha dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat aset sewa guna usaha yang sama dengan aset yang diperoleh melalui pemilikan langsung.
m. Penurunan Nilai Aktiva
Perusahaan melakukan penelaahan untuk menentukan adanya peristiwa atau perubahan kondisi yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat tidak dapat dipulihkan seluruhnya pada setiap tanggal pelaporan. Apabila kondisi tersebut terjadi, Perusahaan diharuskan untuk menentukan taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) atas semua aktivanya dan mengakuinya sebagai kerugian dalam laporan laba rugi periode berjalan.
n. Pajak Penghasilan Badan
Beban pajak periode berjalan disajikan berdasarkan estimasi laba kena pajak periode berjalan. Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aktiva dan kewajiban untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Aktiva pajak tangguhan yang timbul dari rugi fiskal yang belum dikompensasikan diakui apabila besar kemungkinan manfaat pajak tersebut dapat direalisasi.
Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Perubahan-perubahan nilai tercatat aktiva dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada periode berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.
Perubahan terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak diterima atau, jika Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.
o. Estimasi Kewajiban Imbalan Kerja Karyawan
Perusahaan mencatat estimasi kewajiban imbalan kerja karyawan tanpa pendanaan sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003 (“Undang-undang”).
Efektif tanggal 1 Januari 2006, Perusahaan menerapkan secara retrospektif PSAK No. 24 (Revisi 2004), “Imbalan Kerja”, dan mengubah kebijakan akuntansi sebelumnya untuk imbalan kerja mengikuti kebijakan akuntansi sesuai PSAK tersebut.
Berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), perhitungan estimasi kewajiban untuk imbalan kerja karyawan berdasarkan Undang-undang ditentukan dengan menggunakan metode aktuarial
“Projected Unit Credit”. Keuntungan atau kerugian aktuaria diakui sebagai pendapatan atau beban
apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuaria bersih yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian ini diakui atas dasar metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan yang diperkirakan.
p. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan diakui pada saat barang diserahkan dan risiko serta hak kepemilikannya berpindah kepada pelanggan. Pendapatan jasa perbaikan barang dalam garansi (service warranty) diakui pada saat terjadinya. Penjualan konsinyasi dicatat sebesar nilai penjualan kepada pelanggan dikurangi beban terkait, sebesar jumlah yang harus dibayarkan kepada pemilik (consignor).
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
q. Biaya Ditangguhkan - Biaya Pinjaman
Biaya signifikan yang timbul untuk mendapatkan pinjaman jangka panjang ditangguhkan dan disajikan sebagai bagian dari akun “Aktiva Tidak Lancar Lainnya - Biaya Ditangguhkan”, yang diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama jangka waktu pinjaman tersebut. Apabila Perusahaan mengalami kegagalan pembayaran pokok atau bunga pinjaman maupun pemenuhan rasio keuangan tertentu yang dapat mengakibatkan seluruh saldo pokok pinjaman beserta bunga masih harus dibayar menjadi jatuh tempo segera, biaya-biaya terkait dengan hutang bank tersebut dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi periode berjalan.
r. Laba Bersih per Saham Dasar
Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih periode berjalan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar selama periode yang bersangkutan setelah memperhitungkan pengaruh retroaktif atas kapitalisasi sebagian saldo laba posisi tanggal 31 Desember 2007 sebesar Rp82.571.750.000, sebagaimana telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan tanggal 13 Maret 2008 (Catatan 16). Rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2009 dan 2008 masing-masing berjumlah 4.028.486.592 saham dan 1.859.638.250 saham (Catatan 16).
s. Informasi Segmen
Informasi segmen Perusahaan disajikan berdasarkan segmen usaha sebagai segmen primer dan segmen saluran distribusi sebagai segmen sekunder.
Segmen usaha menyajikan produk atau jasa yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain. Suatu segmen saluran distribusi merupakan suatu komponen yang terpisah, yang menyalurkan produk atau jasa melalui saluran distribusi tertentu yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan komponen yang menyalurkan produk atau jasa melalui saluran distribusi lain.
Perusahaan tidak menyajikan informasi sehubungan dengan segmen geografis dikarenakan manajemen Perusahaan berpendapat bahwa Perusahaan beroperasi pada suatu lingkungan ekonomi yang mempunyai risiko dan imbalan yang sama.
t. Penggunaan Estimasi
Citibank N.A., Jakarta 1.599.682.279 3.203.192.882
PT Bank Danamon Indonesia Tbk. 2.845.228.943 244.740.554
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 443.965.617 -
PT Bank International Indonesia Tbk. 61.001.818 -
PT Rabobank International Indonesia 972.637 -
Standard Chartered Bank , Jakarta 32.630.000 -
pada tahun 2009 dan 2008) 36.415.783.101 25.553.830.529
3. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan)
Jumlah kas dan setara kas 120.113.988.412 95.934.399.109
Pada tanggal 30 Juni 2009 dan 2008, tidak terdapat saldo kas yang dijaminkan.
4. PIUTANG USAHA - PIHAK KETIGA
Akun ini terdiri dari piutang usaha dari pihak ketiga sebagai berikut:
2009 2008
PT Carrefour Indonesia 9.869.955.021 5.787.935.289
PT Bank OCBC NISP Tbk. 521.835.400 -
Citibank N.A., Jakarta 2.878.806.861 5.490.342.985
PT Bank Permata Tbk. 1.237.761.006 1.608.075.964
PT Hero Supermarket Tbk. 1.748.369.048 6.564.439.719
PT Bank International Indonesia Tbk. 53.050.000 3.201.380.000
PT Access - 2.953.150.000
PT Matahari Putra Prima Tbk. - 2.546.854.535
PT Cipta Multi Usaha Perkasa - 2.167.215.002
Parastar Echorindo - 1.427.827.500
PT Bank Central Asia 235.470.471 1.088.355.487
PT Bank Mega Tbk. 406.217.250 1.085.664.500
pada tahun 2009 dan 2008) 2.949.947.958 2.442.008.306
Sony Ericsson Mobile Communication AB, Sweden ($AS16.512 dan $AS25.238
pada tahun 2009 dan 2008) 1.104.842.635 321.038.317
GSM City Inc.
($AS25.280) 258.488.000 -
Prime Net (S) Pte Ltd
2009 2008
Royal Teletrading Pte Ltd
($AS69.000) 705.525.000 -
Daily Glory Telecommunications Trading Ltd
($AS580.923) 5.939.942.102 -
19.917.537.933 2.763.046.623
Jumlah piutang usaha 232.187.424.473 115.978.558.994
Seluruh piutang usaha pada tanggal 30 Juni 2009 dan 2008 digunakan sebagai jaminan atas hutang bank, seperti dijelaskan dalam Catatan 9 atas laporan keuangan konsolidasi.
Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir periode, manajemen Perusahaan berpendapat bahwa seluruh saldo piutang usaha tersebut di atas dapat tertagih.
5. PERSEDIAAN
2009 2008
Telepon selular 813.110.687.607 279.721.841.292
Kartu perdana dan voucher isi ulang 68.724.077.670 110.216.190.084
Barang dalam perjalanan 17.201.462.127 19.884.293.669
Aksesoris 4.960.421.054 595.886.805
Suku cadang 8.866.075.502 928.125.538
Netbook/laptop 137.879.854 -
Jumlah persediaan 913.000.603.814 411.346.337.388
Dikurangi penyisihan atas penurunan
nilai persediaan (1.090.582.711) (2.245.219.799)
Persediaan, bersih 911.910.021.103 409.101.117.589
Pada bulan September 2008, Perusahaan mulai menjual Netbook/Laptop di outlet-outlet ritel Perusahaan.
Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa penyisihan penurunan nilai persediaan pada tanggal 30 Juni 2009 cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas penurunan nilai persediaan.
5. PERSEDIAAN (lanjutan)
Pada bulan Mei 2008, persediaan Perusahaan yang berada di salah satu gudang ekspedisi dengan nilai perolehan persediaan pada tanggal 31 Mei 2008 sebesar Rp13.543.342.965 telah terbakar. Sampai dengan tanggal laporan auditor independen, penyelesaian penggantian kerugian tersebut oleh pihak asuransi masih dalam proses. Perusahaan berkeyakinan bahwa kerugian atas terbakarnya persediaan akan tertutup dengan nilai pertanggungan asuransi sebesar Rp15.000.000.000 (yang dihitung berdasarkan harga jual eceran atas persediaan tersebut) dengan telah diterimanya sebagian pembayaran dari perusahaan asuransi pada tanggal 8 Agustus 2008 sebesar Rp4.500.000.000, atau sebesar 30% dari jumlah nilai pertanggungan persediaan. Pada tanggal 30 Juni 2009, sisa nilai persediaan yang terbakar sebesar Rp9.043.342.965 dicatat dalam akun “Piutang Lain-lain” dalam neraca konsolidasi tanggal 30 Juni 2009.
6. BIAYA DAN PAJAK DIBAYAR DI MUKA DAN UANG MUKA
2009 2008
Biaya dan Pajak Dibayar di Muka
Tagihan pajak penghasilan (Catatan 11d) 51.651.911.474 8.211.957.215
Sewa dibayar di muka 25.015.399.579 20.032.588.822
Pajak pertambahan nilai
dibayar di muka 16.705.352.736 18.640.906.342
Fit Out 5.666.759.062 6.698.007.945
Asuransi dibayar di muka 27.620.448 2.056.859.637
Lainnya 678.700.159 139.525.997
Jumlah biaya dan pajak dibayar di muka 99.745.743.458 55.779.845.958
Uang Muka
Pembelian persediaan
($AS3.603.545 dan Rp 13.296.073.246 pada tahun 2009, $AS11.524.515
pada tahun 2008) 50.142.319.837 106.313.651.338
Pembelian aset tetap
($AS2.438.865 dan $AS1.084.895 pada
tahun 2009 dan 2008) 25.011.755.200 10.093.443.060
Lain-lain 1.671.417.390 -
Jumlah uang muka 76.825.492.427 116.407.094.398
Jumlah biaya dan pajak dibayar di muka
dan uang muka 176.571.235.885 172.186.940.356
Fit Out merupakan biaya renovasi dan dekorasi di outlet-outlet ritel Perusahaan yang diamortisasi selama 1 (satu) tahun. Biaya amortisasi atas Fit Out disajikan sebagai bagian dari “Beban Usaha” dalam laporan laba rugi konsolidasi (Catatan 19).
Uang muka pembelian persediaan merupakan uang muka kepada operator untuk pembelian voucher.
Saldo Awal Saldo Akhir
Peralatan kantor 48.804.595.113 13.265.701.173 - - 62.070.296.286
Kendaraan 3.925.556.978 1.528.000.000 - - 5.453.556.978
Sub-jumlah 55.952.134.542 14.793.701.173 - - 70.745.835.715
Peralatan kantor 21.855.435.633 3.961.428.470 - - 25.816.864.103
Kendaraan 2.277.327.896 292.486.968 - - 2.569.814.864
Sub-jumlah 24.660.550.162 4.334.464.998 - - 28.995.015.160
Aset sewa guna usaha
Kendaraan 883.353.199 211.149.639 - - 1.094.502.838
Jumlah akumulasi penyusutan 25.543.903.361 4.545.614.637 - - 30.089.517.998
Nilai buku bersih 32.980.781.490 43.228.868.026
Peralatan kantor 40.134.191.460 5.173.711.608 16.957.190 - 45.290.945.878
Kendaraan 1.724.844.388 78.150.000 - - 1.802.994.388
Sub-jumlah 45.528.869.299 5.251.861.608 16.957.190 - 50.763.773.717
Aset sewa guna usaha
Kendaraan 3.370.112.899 - - - 3.370.112.899
Jumlah nilai perolehan
48.898.982.198 5.251.861.608 16.957.190 - 54.133.886.616
Mutasi 2008
Akum ulasi penyusutan
Pemilikan langsung
Bangunan 396.544.240 91.745.838 - - 488.290.078
Peralatan kantor 13.695.454.695 3.810.230.836 2.961.447 - 17.502.724.084
Kendaraan 1.029.912.869 90.122.688 - - 1.120.035.557
Sub-jumlah 15.121.911.804 3.992.099.362 2.961.447 - 19.111.049.719
Aset sewa guna usaha
Kendaraan 1.359.247.840 251.358.133 - - 1.610.605.973
Jumlah akumulasi penyusutan 16.481.159.644 4.243.457.495 2.961.447 - 20.721.655.692
7. ASET TETAP (lanjutan)
Penyusutan yang dibebankan pada operasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp 4.545.614.637 dan Rp4.243.457.495 (Catatan 19).
Pada tanggal 30 Juni 2009, aset tetap diasuransikan terhadap risiko kerugian akibat kebakaran, banjir dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu dari PT Asuransi AIU Indonesia, pihak ketiga, dengan nilai pertanggungan sebesar Rp26.147.000.000, yang berdasarkan pendapat manajemen Perusahaan adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian dari risiko-risiko tersebut.
Perusahaan mengadakan perjanjian sewa guna usaha dengan pihak ketiga, yaitu PT Bumiputera-BOT Finance, PT Bank Jasa Jakarta dan PT ORIX Indonesia Finance dengan jangka waktu berkisar antara 2 (dua) sampai dengan 3 (tiga) tahun untuk kendaraan.
Pada tanggal 30 Juni 2009 dan 30 Juni 2008, nilai buku bersih aset sewa guna usaha berupa kendaraan masing-masing sebesar Rp 1.478.047.472 dan Rp1.759.506.926.
Hutang sewa guna usaha dijamin dengan aset sewa guna usaha yang bersangkutan. Perjanjian sewa guna usaha membatasi Perusahaan untuk tidak menjual atau mengalihkan aset sewa guna usaha
Biaya Pinjaman Sindikasi 13.358.075.930 -
Biaya Emisi - 2.297.488.355
Deposit sewa dan keamanan 5.687.555.576 3.296.941.700
Lainnya ($AS3.393) 34.689.234 847.153.945
Jumlah aktiva tidak lancar lainnya 27.589.558.765 13.247.964.275
Biaya ditangguhkan - biaya pinjaman sindikasi terdiri dari biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan hutang bank sindikasi, seperti: biaya upfront, biaya arrangement, biaya agen jaminan dan lain-lain. Biaya ditangguhkan tersebut diamortisasi selama jangka waktu perjanjian hutang bank sindikasi, yaitu 3 (tiga) tahun, kecuali biaya agen jaminan yang merupakan biaya tahunan yang diamortisasi selama 1 (satu) tahun (Catatan 9a). Amortisasi biaya tangguhan yang dibebankan untuk periode fiskal yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2009 sebesar Rp 3.991.873.149 disajikan sebagai bagian dari “Beban Usaha” dalam laporan laba rugi konsolidasi.
2009 2008
Jumlah cerukan 41.557.030.974 32.412.897.231
Pinjaman berjangka:
PT Bank Central Asia Tbk. (b) 50.000.000.000 -
PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (c) - 15.000.000.000
Jumlah pinjaman berjangka 50.000.000.000 15.000.000.000
235.175.000.000 360.952.588.511
Jumlah hutang bank 778.732.030.974 408.365.485.742
Informasi sehubungan dengan hutang bank yang diperoleh Perusahaan adalah sebagai berikut:
a. Pada tanggal 3 Juli 2008, Perusahaan menandatangani Revolving Facility Agreement, yang dilakukan dengan sindikasi bank-bank, yaitu Citigroup Global Markets Asia Ltd., PT Bank Central Asia Tbk., PT Bank Internasional Indonesia Tbk., PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., dan PT Bank CIMB Niaga Tbk. (selanjutnya disebut “Bank’’), dengan Citicorp International Limited sebagai
facility agent dan PT Bank Central Asia Tbk. sebagai security agent. Hutang bank sindikasi
tersebut terdiri dari Tranche A yang merupakan fasilitas berdenominasi Rupiah dengan maksimum pagu kredit sebesar Rp480.000.000.000 dan Tranche B yang merupakan fasilitas berdenominasi Dolar Amerika Serikat dengan maksimum pagu kredit sebesar $AS27.000.000. Fasilitas-fasilitas pinjaman tersebut akan jatuh tempo dalam 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang untuk 2 (dua) tahun berikutnya.
Perjanjian ini mensyaratkan Perusahaan untuk mempertahankan rasio keuangan sebagai berikut:
9. HUTANG BANK - PIHAK KETIGA (lanjutan)
Perusahaan telah memenuhi seluruh persyaratan rasio keuangan di atas.
Perjanjian tersebut juga mensyaratkan Perusahaan untuk memperoleh persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bank sebelum melakukan tindakan tertentu, yaitu antara lain:
- Memperoleh pinjaman baru atau memberikan pinjaman kepada pihak lain. - Memberikan jaminan kepada pihak lain.
- Mendirikan atau mengakuisisi anak perusahaan.
Jumlah beban bunga untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2009 sebesar Rp 35.398.928.648 disajikan dalam akun “Penghasilan (Beban) Lain-lain - Beban Keuangan” dalam laporan laba rugi konsolidasi periode yang bersangkutan.
b. Berdasarkan adendum perjanjian kredit dengan PT Bank Central Asia Tbk. (“BCA”) yang diaktakan dengan Akta Notaris Veronica Sandra Irawaty Purnady, S.H., No. 30 tanggal 24 Agustus 2007, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dari BCA, yang mencakup fasilitas kredit lokal (rekening koran) dengan batas maksimum pinjaman sebesar Rp50.000.000.000, Letters of Credit
(L/C) dan Trust Receipt (T/R) atau UPAS dengan batas maksimum pinjaman sebesar
$AS13.000.000, pinjaman berjangka dengan batas maksimum pinjaman sebesar Rp100.000.000.000, dan Bank Guarantee Line dengan batas maksimum pinjaman sebesar Rp1.000.000.000. Fasilitas-fasilitas tersebut mengharuskan Perusahaan untuk membayar margin
deposit minimum sebesar 10% dari saldo fasilitas L/C atau T/R atau UPAS. Fasilitas tersebut di
atas akan jatuh tempo pada tanggal 10 Mei 2008 namun telah diperpanjang sampai dengan tanggal 10 Mei 2009. Perusahaan diharuskan memenuhi beberapa persyaratan pinjaman, antara lain untuk mempertahankan rasio keuangan sebagai berikut:
2009 2008
Rasio aktiva lancar terhadap kewajiban lancar, minimal 110% 150%
Rasio hutang bersih terhadap EBITDA, maksimal 350% -
Rasio hutang terhadap tangible net worth, maksimal 250% -
Rasio EBITDA terhadap pembayaran bunga, minimal 200% -
Rasio kewajiban terhadap ekuitas, maksimal - 150%
Rasio jumlah piutang dan persediaan terhadap
kewajiban bank dan hutang dagang, minimal - 150%
Rasio EBIT terhadap pembayaran bunga,minimal - 175%
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2009 dan 2008, Perusahaan telah memenuhi seluruh persyaratan rasio keuangan di atas.
Sebelumnya, Perusahaan telah memiliki perjanjian kredit dengan BCA yang diaktakan dengan Akta Notaris Veronica Sandra Irawaty Purnady, S.H., No. 14 tanggal 8 Desember 2006 dan No. 2 tanggal 10 Mei 2006, dimana Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dari BCA yang mencakup fasilitas kredit lokal (rekening koran), serta fasilitas Omnibus Sight Letters of Credit
(L/C) dan Trust Receipt (T/R) dengan batas maksimum pinjaman masing-masing sejumlah
Rp50.000.000.000 dan $AS13.000.000. Fasilitas-fasilitas tersebut jatuh tempo pada tanggal 10 Mei 2007 dan telah diperbaharui sebagaimana telah disebutkan di atas.
c. Berdasarkan Surat Penawaran Fasilitas tanggal 27 Agustus 2007, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (“Danamon”), yang terdiri dari: Fasilitas 1
(Import Letters of Credit (L/C) at Sight/ Usance, Trust Receipt, Usance Paid At Sight (UPAS), dan
Open Accounting Financing); Fasilitas 2 (cerukan dan pinjaman berjangka); dan Fasilitas 3
(Uncommited Forex Line). Fasilitas tersebut telah diperpanjang sampai dengan tanggal 30 Juni
2009.
Berdasarkan perjanjian kredit dengan Danamon yang diaktakan dengan Akta Notaris Lolani Kurniati Irdham-Idroes, S.H., LL.M., No. 3 tanggal 12 Mei 2006, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dari Danamon sebagai berikut: fasilitas L/C Sight/Usance, Financing Against Trust
Receipt (T/R) dan UPAS dengan batas maksimum pinjaman masing-masing sebesar
$AS10.000.000. Berdasarkan perubahan terhadap perjanjian kredit dengan Danamon yang diaktakan dengan Akta Notaris No. 13 dari notaris yang sama tanggal 27 Desember 2006, batas maksimum fasilitas-fasilitas pinjaman tersebut di atas telah ditingkatkan menjadi masing-masing sebesar $AS20.000.000. Perjanjian ini telah diperpanjang sampai dengan tanggal 30 Juni 2009.
Berdasarkan perjanjian kredit yang diaktakan dengan Akta Notaris No. 4 dari notaris yang sama tanggal 12 Mei 2006, Perusahaan memperoleh fasilitas cerukan dan fasilitas kredit berjangka pendek dari Danamon dengan batas maksimum pinjaman masing-masing sebesar Rp15.000.000.000. Fasilitas-fasilitas tersebut telah diperpanjang sampai dengan tanggal 30 Juni 2009.
Perusahaan harus memenuhi persyaratan-persyaratan dalam perjanjian-perjanjian pinjaman tersebut, yang antara lain mencakup: Perusahaan harus menyerahkan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit kepada Danamon dan harus mempertahankan rasio keuangan sebagai berikut:
2009 2008
Rasio aktiva lancar terhadap kewajiban lancar, minimal 110% 100%
Rasio hutang bersih terhadap EBITDA, maksimal 350% -
Rasio hutang terhadap tangible net worth, maksimal 250% 200%
Rasio EBITDA terhadap pembayaran bunga, minimal 200% -
Rasio EBITDA terhadap pembayaran pokok pinjaman
dan bunga, minimal - 150%
Rasio jumlah pinjaman dengan pihak terkait terhadap
jumlah net worth, maksimal - 18%
Rasio pembayaran dividen terhadap laba setelah
pajak, maksimal - 20%
9. HUTANG BANK - PIHAK KETIGA (lanjutan)
d. Perusahaan mendapatkan fasilitas kredit dari PT Bank ANZ Panin (ANZ) berupa “Revolving Working Capital Facility” (Kredit Modal Kerja) sebesar $AS20.000.000 dengan kombinasi plafond sebagai berikut:
a. Kredit Modal Kerja dengan jumlah maksimum sebesar $AS20.000.000 b. Fasilitas trade dengan jumlah maksimum sebesar $AS10.000.000 c. Fasilitas Transaksi mata uang asing sejumlah $AS3.000.000
Sesuai dengan Facility Agreement (Perjanjian Fasilitas Perbankan) No. 100966/III/2009 yang ditandatangani pada tanggal 5 Maret 2009 dan dilanjutkan dengan penandatanganan pengikatan jaminan (Fiducia) di depan Notaris Veronica Nataatmadja, S.H. Notaris di Jakarta pada tanggal 15 April 2009, Perusahaan menjaminkan 125% dari jumlah fasilitas yang terpakai dengan kombinasi antara tagihan piutang usaha, persediaan dan uang muka pembelian.
e. Perusahaan mendapatkan fasilitas kredit dari Standard Chartered Bank berupa “Import Invoice Financing” sebesar $AS10.000.000 sesuai dengan surat Banking Facilities to PT Trikomsel Oke No. JKTA/ATE/2627 tertanggal 12 Maret 2009 yang dapat dipergunakan khusus untuk pembelian telepon selular merk Nokia. Penandatanganan pengikatan jaminan (Fiducia) di depan Notaris Fathiah Helmi, S.H. Notaris di Jakarta pada tanggal yang sama. Perusahaan akan menjaminkan 100% dari jumlah fasilitas yang terpakai dengan kombinasi antara persediaan atas produk telepon seluler merk Nokia dan tangihan piutang usaha.
Seluruh hutang bank di atas dijamin dengan seluruh piutang usaha dan persediaan Perusahaan (Catatan 4 dan 5).
Suku bunga tahunan dari berbagai fasilitas hutang bank di atas adalah sebagai berikut:
2009 2008
PT Kreatip Komunikacitra 3.629.127.054 7.356.700.763
3.629.127.054 7.356.700.763
Pihak ketiga:
Pada tanggal 30 Juni 2009 dan 2008) 17.170.753.338 23.384.082.061
Gailia Worldwide Ltd., Singapura
($AS1.737.167) - 16.025.361.681
Added Benefit Investment Ltd., Singapura
($AS857.731) - 7.912.571.856
Brightpoint Singapore Pte. Ltd., Singapura
($AS403.482) - 3.722.123.664
Sony Ericsson Mobile
($AS3.571.356) 36.517.113.566 -
DHL Global Forwarding (Singapore) Pte. Ltd.
($AS73.657) 753.138.838 -
54.441.005.742 51.044.139.262
Jumlah hutang usaha 85.534.248.234 146.703.499.802
Akun ini pada umumnya merupakan kewajiban kepada para pemasok atas pembelian barang dagang.
Pada tanggal 30 Juni 2009 dan 2008, hutang usaha pihak ketiga-lainnya dalam Rupiah sebesar Rp20.728.427.850 dan Rp82.680.718.228 merupakan uang muka pembelian yang diterima dari para
dealer sehubungan dengan pesanan barang ke Perusahaan.
Menurut manajemen Perusahaan, seluruh hutang usaha pada tanggal 30 Juni 2009 dan 2008 akan atau telah dilunasi dalam waktu 90 hari.
11. PERPAJAKAN
Pajak Pertambahan Nilai Singapura 1.833.286.263 -
Jumlah hutang pajak 3.239.564.913 2.252.684.650
11. PERPAJAKAN (lanjutan)
b. Beban (manfaat) pajak penghasilan badan:
2009 2008
Tahun berjalan 22.561.619.640 21.088.897.700
Tangguhan 730.042.117 (99.258.537)
Beban pajak penghasilan badan, bersih 23.291.661.757 20.989.639.163
c. Rekonsiliasi antara laba sebelum beban pajak penghasilan badan seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi konsolidasi, dan penghasilan kena pajak untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2009 dan 2008 sebagai berikut:
2009 2008
Laba sebelum beban pajak
penghasilan badan 80.335.416.742 68.184.115.006
Beda temporer
Penyusutan aset tetap 81.270.180 (689.015.543)
Penyisihan atas penurunan nilai persediaan - 2.245.219.799
Estimasi kewajiban imbalan kerja karyawan - 900.537.903
Rugi atas penjualan aset tetap - 2.653.994
Bagian laba atas hasil usaha bersih
perusahaan asosiasi - (2.128.534.363)
Beda permanen
Beban yang tidak dapat dikurangkan 1.964.260.880 1.706.400.969
Beban pajak 51.101.328 996.268.400
Jamuan dan sumbangan 759.599.448 661.781.542
Penghasilan bunga yang telah
dikenakan pajak final (2.614.435.472) (1.524.768.610)
Penghasilan kena pajak 80.577.213.106 70.354.659.097
d. Perhitungan tagihan pajak penghasilan adalah sebagai berikut:
2009 2008
Penghasilan kena pajak (dibulatkan) 80.577.213.100 70.354.659.000
Beban pajak penghasilan badan - tahun berjalan 22.561.619.640 21.088.897.700
Jumlah pajak penghasilan dibayar di muka 41.331.442.552 29.300.854.915
Tagihan pajak penghasilan 18.769.822.912 8.211.957.215
Tagihan pajak penghasilan pada tanggal 30 Juni 2009 dan 2008 dicatat sebagai bagian dari akun “Biaya Dibayar di Muka dan Uang Muka” dalam neraca konsolidasi tanggal 30 Juni 2009.
Terdapat perbedaan antara penghasilan kena pajak tahun 2006 dan 2005 dengan SPT yang dilaporkan Perusahaan ke Kantor Pelayanan Pajak. Namun, pada bulan Mei 2008, Perusahaan telah melakukan revisi atas perhitungan pajak penghasilan badan tahun 2005 dan 2006, dimana Perusahaan membayar tambahan pajak sebesar Rp996.268.400 ke Kantor Pajak. Jumlah tersebut dicatat sebagai “Beban usaha - Pajak dan Perizinan” dalam laporan laba rugi konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2008.
e. Rekonsiliasi antara laba sebelum beban pajak penghasilan badan yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku, dengan beban pajak penghasilan badan adalah sebagai berikut:
2009 2008
Laba sebelum beban pajak penghasilan badan 80.335.416.742 68.184.115.006
Beban pajak penghasilan dengan
tarif pajak yang berlaku 22.493.916.688 20.437.734.472
Pengaruh pajak atas beda permanen:
Beban yang tidak dapat dikurangkan 1.273.411.755 511.920.291
Jamuan dan sumbangan 212.687.845 198.534.463
Beban pajak 14.308.372 298.880.520
Penyusutan aset tetap 29.379.029 -
Penghasilan bunga yang telah
dikenakan pajak final (732.041.932) (457.430.583)
Penghasilan sewa yang telah
dikenakan pajak final -
Lain-lain - -
Beban pajak penghasilan badan 23.291.661.757 20.989.639.163
f. Pengaruh pajak tangguhan atas beda temporer antara laporan keuangan konsolidasi untuk tujuan komersial dan perpajakan atas aktiva dan kewajiban Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
2009 2008
Aktiva pajak tangguhan
Estimasi kewajiban imbalan kerja karyawan 1.456.742.528 1.506.959.162
Penyisihan atas penurunan nilai persediaan 305.363.159 673.565.940
Kewajiban pajak tangguhan
Aset tetap (1.777.536.175) (1.877.126.724)
12. KEWAJIBAN LANCAR LAINNYA
Akun ini merupakan hutang dengan pihak-pihak di bawah ini:
2009 2008
PT Asuransi Allianz Utama Indonesia - 1.228.770.000
Jumlah kewajiban lancar lainnya 5.971.162.882 5.627.886.280
13. ESTIMASI KEWAJIBAN IMBALAN KERJA KARYAWAN
Perusahaan menyediakan imbalan kerja bagi karyawannya yang mencapai usia pensiun pada usia 55 tahun berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003. Imbalan kerja tersebut tidak didanai.
Estimasi kewajiban imbalan kerja karyawan pada tanggal 30 Juni 2008 dicatat berdasarkan penilaian aktuaria yang dilakukan oleh PT Binaputera Jaya Hikmah, aktuaris independen, berdasarkan laporannya bertanggal 3 September 2008, dengan menggunakan metode “Projected Unit Credit”. Asumsi-asumsi penting yang digunakan dalam penilaian tersebut adalah sebagai berikut:
2008
Rincian pemilikan saham pada tanggal 30 Juni 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
2008 saham memutuskan untuk meningkatkan modal dasar Perusahaan dari Rp900.000.000.000 menjadi Rp1.200.000.000.000 dan modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp229.780.000.000 menjadi Rp321.310.000.000. Peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp91.530.000.000 atau sebanyak 915.300.000 saham baru tersebut seluruhnya diambil bagian oleh PT Delta Sarana Pradana. Perubahan dalam anggaran dasar Perusahaan tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-92568.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 2 Desember 2008.
Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan No. 6 tanggal 11 Februari 2009, yang dipertegas dengan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan No. 20 tanggal 26 Februari 2009, keduanya dibuat di hadapan Fathiah Helmi S.H. Notaris di Jakarta yang telah disetujui oleh Menhunkam berdasarkan Keputusan No. AHU-08029.AH.01.02 TH 2009 tanggal 19 Maret 2009, Pemegang Saham Perusahaan menyetujui untuk meningkatkan modal ditempatkan dan disetor Perusahaan dari Rp321.310.000.000 menjadi Rp400.000.000.000.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Persetujuan Bersama seluruh Pemegang Saham Perusahaan No. 27 tanggal 22 April 2009 yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi S.H. Notaris di Jakarta telah diputuskan antara lain perubahan modal ditempatkan dan disetor penuh menjadi Rp445.000.000.00.
16. LABA BERSIH PER SAHAM DASAR
Rincian dari perhitungan laba bersih per saham dasar adalah sebagai berikut:
2009 2008
Laba bersih 57.043.754.985 47.194.475.843
Jumlah rata-rata tertimbang saham 4.028.486.592 1.859.638.250
Laba bersih per saham dasar 14 25
17. PENDAPATAN BERSIH
Akun ini merupakan pendapatan bersih yang diterima dari pihak ketiga dengan rincian sebagai berikut:
2009 2008
Penjualan telepon selular
Domestik 1.875.105.746.241 902.174.350.520
Outbound - 316.739.877.948
Penjualan voucher isi ulang 651.891.770.291 1.011.928.273.031
Content 5.173.636 34.192.252.462
Servis 25.047.596.563 20.145.130.034
Lainnya 3.879.581.789 -
Jumlah pendapatan bersih 2.555.929.868.520 2.285.179.883.995
18. BEBAN POKOK PENDAPATAN
Rincian beban pokok pendapatan adalah sebagai berikut:
2009 2008
Saldo persediaan pada awal periode 468.101.489.921 143.471.217.070
Pembelian 2.756.002.030.165 2.378.526.394.490
Persediaan tersedia untuk dijual 3.224.103.520.086 2.521.997.611.560
Saldo persediaan pada akhir periode (911.910.021.103) (411.346.337.388)
Jumlah beban pokok pendapatan 2.312.193.498.983 2.111.534.445.172
19. BEBAN USAHA
2009 2008
Gaji tenaga kerja lepas 22.971.711.355 18.200.488.808
Sewa 21.637.216.824 17.097.160.557
Gaji dan imbalan kerja karyawan 14.497.173.169 15.143.285.977
Transportasi 11.177.613.989 4.577.048.027
2009 2008
Pemasaran dan iklan 5.178.597.589 14.059.090.723
Penyusutan (Catatan 8) 4.545.614.637 4.243.457.495
Amortisasi biaya ditangguhkan 3.991.873.149 -
Jasa pengelola 3.626.730.508 2.411.009.684
Listrik dan air 2.621.788.975 2.360.325.110
Telekomunikasi 2.355.150.150 2.714.392.488
Jasa konsultan 1.924.681.725 2.669.849.958
Penurunan nilai persediaan - 2.245.219.799
Pajak dan perizinan 997.536.447 1.481.739.687
Perlengkapan kantor 501.090.517 1.027.732.130
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp1 miliar) 18.677.117.064 3.920.077.366
Jumlah beban usaha 124.589.539.223 95.123.701.948
20. BEBAN KEUANGAN
2009 2008
Beban bunga bank 35.398.928.647 13.305.055.485
Beban administrasi bank 1.385.040.589 5.847.749.837
Beban bunga sewa guna usaha 93.290.015 87.723.927
Jumlah beban keuangan 36.877.259.251 19.240.529.249
21. SALDO, TRANSAKSI DAN HUBUNGAN DENGAN PIHAK-PIHAK HUBUNGAN ISTIMEWA
Dalam kegiatan usaha normal, Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak hubungan istimewa dengan rincian sebagai berikut:
a. Pada tanggal 14 November 2008, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama Jasa Layanan Pengiriman Barang Telekomunikasi dan Perlengkapannya dengan PT Alpha EMS, entitas sepengendali, dimana PT Alpha EMS akan memberikan jasa penyimpanan dan pengiriman barang telekomunikasi milik Perusahaan di seluruh Indonesia. Perjanjian ini berlaku untuk jangka
waktu 2 (dua) tahun sejak ditandatanganinya perjanjian dan akan diperpanjang secara otomatis untuk jangka waktu 1 (satu) tahun untuk tahun-tahun berikutnya, kecuali salah satu pihak memutuskan perjanjian tersebut. Jasa penyimpanan dan pengiriman terkait dengan perjanjian tersebut yang dibebankan kepada Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2009 adalah sebesar Rp320.364.031
21. SALDO, TRANSAKSI DAN HUBUNGAN DENGAN PIHAK-PIHAK HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
Dalam kegiatan usaha normal, Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak hubungan istimewa dengan rincian sebagai berikut:
c. Pada tanggal 10 Juni 2008, Perusahaan menandatangani perjanjian dengan PT Kreatip Komunikacitra, dimana Perusahaan menunjuk PT Kreatip Komunikacitra sebagai salah satu penyedia tenaga kerja di wilayah kerja Jawa, Bali dan tempat lainnya. Perjanjian berlaku untuk jangka waktu 12 (dua belas) bulan dan dapat diperpanjang secara otomatis. Beban jasa penyedia tenaga kerja terkait dengan perjanjian tersebut yang dibebankan kepada Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2009 adalah sebesar Rp183.462.884
d. Pada tanggal 1 Maret 2008, Perusahaan menandatangani perjanjian berlangganan jasa telekomunikasi berbasis Internet Protocol (IP) dengan PT Mobicom Selularindo Gemilang. Jangka waktu berlangganan adalah untuk periode 3 (tiga) tahun sejak ditandatanganinya perjanjian dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu 1 (satu) tahun kedepan untuk tahun-tahun berikutnya. Tidak ada beban telekomunikasi yang dibebankan kepada Perusahaan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2009 yang berkaitan dengan perjanjian tersebut.
e. Pada tanggal 7 Januari 2008, Perusahaan menandatangani perjanjian kerjasama download
content dengan PT Trikomsel Yahoh Communication. Perjanjian tersebut berlaku sejak
ditandatanganinya perjanjian sampai dengan tanggal 7 Januari 2010 dan diperpanjang secara otomatis untuk jangka waktu 1 (satu) tahun berikutnya. Per tanggal 30 Juni 2009 tidak ada pembelian content dan saldo hutang yang terkait dengan perjanjian tersebut.
f. Pada tanggal 2 Januari 2008, Perusahaan menandatangani perjanjian sewa menyewa ruangan dan rak untuk menempatkan perangkat-perangkat terkait dengan penyediaan jasa internet dengan PT Sinergitama Komindo. Perjanjian tersebut akan berakhir pada 31 Desember 2009 dan dapat diperpanjang untuk 1 (satu) tahun kedepan secara otomatis. Kemudian, pada tanggal 1 Februari 2008, Perusahaan menandatangani perjanjian untuk berlangganan jasa internet dengan PT Sinergitama Komindo. Perjanjian tersebut berlaku efektif untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak ditandatanganinya perjanjian dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu 1 (satu) tahun kedepan untuk tahun-tahun berikutnya. Beban-beban terkait dengan kedua perjanjian tersebut yang dibebankan dalam operasi per tanggal 30 Juni 2009 adalah sebesar Rp207.044.729.
g. Pada tahun 2008, Perusahaan menggunakan jasa kontraktor PT Delta Komindo Pratama untuk mendekorasi (fitting out) sejumlah outlet yang dimiliki Perusahaan. Biaya fit out dibayar di muka pada tanggal 30 Juni 2009 adalah sebesar Rp40.288.422. Amortisasi fit out yang dibebankan pada Perusahaan berkaitan dengan transaksi tersebut untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2009 adalah sebesar Rp34.405.088, disajikan sebagai bagian dari “Beban Usaha” dalam laporan laba rugi konsolidasi Perusahaan.
(lanjutan)
Dalam kegiatan usaha normal, Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak hubungan istimewa dengan rincian sebagai berikut:
i. Pada tahun 2006, Perusahaan menandatangani perjanjian dengan PT Kreatip Komunikacitra, dimana Perusahaan menunjuk PT Kreatip Komunikacitra dalam pembuatan desain iklan pemasaran. Biaya pemasaran dan iklan yang dibebankan dalam operasi per tanggal 30 Juni 2009 sebesar Rp36.450.000 disajikan sebagai bagian dari “Beban Usaha” dalam laporan laba rugi konsolidasi Perusahaan.
j. Perusahaan menyewa outlet yang berlokasi di Jalan Polisi Istimewa, Surabaya, melalui perjanjian sewa dengan Kindarto Kohar, Presiden Komisaris dan pemegang saham Perusahaan, untuk jangka waktu sewa dari tanggal 1 Januari 2006 sampai dengan tanggal 31 Desember 2016. Tidak ada beban sewa yang dibebankan kepada Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2009.
Rincian saldo piutang dan hutang yang timbul dari transaksi dengan pihak-pihak hubungan istimewa pada tanggal 30 Juni 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
Persentase terhadap
Rincian beban yang timbul dari transaksi dengan pihak-pihak hubungan istimewa untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2009 dan 2008, adalah sebagai berikut:
21. SALDO, TRANSAKSI DAN HUBUNGAN DENGAN PIHAK-PIHAK HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
Sifat hubungan dan transaksi Perusahaan dengan pihak-pihak hubungan istimewa tersebut di atas adalah sebagai berikut:
Pihak hubungan istimewa Sifat hubungan Sifat Transaksi
PT Delta Sarana Pradana Pemegang saham Perusahaan Transaksi keuangan
PT Mobicom Selularindo Gemilang Perusahaan yang dikendalikan oleh Transaksi keuangan
PT Delta Sarana Pradana
PT Kreatip Komunikacitra Perusahaan yang dikendalikan oleh Jasa desain iklan, sewa, penyediaan Bapak Sugiono Wiyono dan pengelolaan tenaga kerja dan Sugialam, presiden direktur dan pembelian voucher isi ulang
pemegang saham Perusahaan
PT Sinergitama Komindo Perusahaan yang dikendalikan oleh Jasa telekomunikasi internet
Bapak Sugiono Wiyono Sugialam
PT Deltakomindo Pratama Perusahaan yang dikendalikan oleh Jasa konstruksi fit out
Bapak Sugiono Wiyono Sugialam
PT Triyakom Perusahaan yang dikendalikan oleh Pembelian content
Bapak Sugiono Wiyono Sugialam
PT Alpha EMS Perusahaan yang dikendalikan oleh Jasa penyimpanan dan
Bapak Sugiono Wiyono Sugialam pengiriman barang
Telekomunikasi
22. AKTIVA DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING
Pada tanggal 30 Juni 2009, Perusahaan memiliki aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang Dolar Amerika Serikat dan Dolar Singapura sebagai berikut:
Mata Uang Asing Ekuivalen (Rp)
Standard Chartered Bank, Singapura 82.058 589.536.179
PT Bank UOB Buana Tbk. 17.122 128.896.303
Standard Chartered Bank, Singapura 1.498.662 15.323.822.836
PT Bank Danamon Indonesia Tbk. 19.812 202.575.859
PT ANZ Panin Bank 149.979 1.533.534.662
Standard Chartered Bank, Jakarta 6.705 68.561.078
Merrill Lynch Pte. Ltd., Singapura 503.967 5.153.063.700
Deposito berjangka