• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan praktikum telur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "laporan praktikum telur"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN BAHAN PAGAN

MENGETAHUI DAN MEMAHAMI

KARAKTERISTIK TELUR

DISUSUN OLEH :

ALFI NUR ROCHMAH (12730003)

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG 2012

(2)

I. PENDAHULUAN

I.1Teori

Telur ayam segar konsumsi adalah telur ayam yang tidak mengalami proses pendinginan dan tidak mengalami penanganan pengawetan serta tidak menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan embrio yang jelas, kuning telur belum tercampur dengan putih telur, utuh dan bersih (Dewan Standardisasi Nasional, 2008). Menurut Sirait (1986), Telur merupakan salah satu bahan pangan yang berasal dari hewan ternak, memiliki kandungan gizi yang tinggi karena di dalamnya terkandung zat-zat makanan yang diperlukan tubuh seperti asam-asam amino, vitamin, serta mempunyai daya cerna yang tinggi.

Telur merupakan bahan pangan yang memiliki semua kandungan zat gizi kecuali vitamin C dan vitamin K. Telur mengandung vitamin B12 yang dapat memperbaiki fungsi saraf, yang biasanya terdapat pada daging. Selain itu, telur juga mengandung lesithin (emulsifier alami) yang banyak mengandung cholin. Cholin berperan dalam metabolisme lemak, dalam pemindahan kolesterol melalui peredaran darah, dan merupakan komponen penting pada membran sel dan jaringan saraf. Di dalam telur terkandung asam amino esensial yang tidak dapat diproduksi tubuh (Wirakusumah, 2005). Menurut Insel (1990) dalam Wirakusumah (2005), nilai biologi telur adalah 100, Net Protein Utilization (NPU) telur 94, Protein Efficiency Ratio 3.92, dan skor asam amino telur sebesar 100. Dibanding bahan makanan sumber protein lainnya seperti susu sapi, ikan, daging sapi, beras tumbuk, dan jagung, nilai mutu pada telur paling tinggi.

Komposisi telur secara keseluruhan dipengaruhi oleh jenis (varietas), asupan makanan, dan usia hewan. Jenis makanan hewan ternak tidak banyak berpengaruh pada kualitas dagingnya, tetapi berpengaruh pada kandungan zat gizi telur. Kandungan zat gizi berbagai macam telur dapat dilihat pada Tabel

1.1.

(3)

Tabel 1.1. Kandungan Zat Gizi Berbagai Macam Telur (per 100 gram)

Zat Gizi Ayam Bebek Puyuh Penyu

Energi (kal) 162 189 131 144 Protein (g) 12.8 13.1 13.1 12.0 Lemak (g) 11.5 14.3 11.1 10.2 Karbohidrat (g) 0.7 0.8 1.0 0 Kalsium (mg) 54.0 56.0 62.0 4.0 Fosfor (mg) 180.0 175.0 224.0 193.0 Besi (mg) 2.7 2.8 3.7 1.3 Vitamin A (RE) 309.0 422.0 70.0 206.0 Vitamin C (mg) 0 0 0 0 Vitamin B1 (mg) 0.10 0.18 0.13 0.11 Sumber : USDA, 1989.

Putih telur merupakan protein yang terdiri dari ovalbuen, conalbumen,

ovomucoid, lysozyme, ovomucin, avidin, ovoglubulin, ovoinhibitor, dan flavoprotein yang berada pada larutan encer. Putih telur ini merupakan protein

yang berkualitas, karena tidak memiliki kandungan lemak di dalamnya. Kandungan lemak terdapat pada semua bagian kuning telur berupa lipoprotein, yang terdiri dari High Density Lypoprotein (HDL), Low Density

Lypoprotein ((LDL), dan Very Low Density Lypoprotein (VLDL). Lemak telur

berbentuk emulsi yang mudah dicerna oleh tubuh, sehingga dapat dikonsumsi oleh semua orang (Wirakusumah, 2005).

Telur memiliki struktur terdiri dari kuning telur yang dikelilingi oleh putih telur dengan kandungan air tinggi, mempunyai sifat elastis, dan dapat mengabsorbsi goncangan yang terjadi pada telur (Sirait, 1986). Secara umum, telur terdiri atas 3 komponen pokok, yaitu : kulit telur atau cangkakng (± 11% dari berat total telur), putih telur (± 57% dari berat total telur), dan kuning telur (± 32% dari berat total telur) (Suprapti, 2002). Struktur bagian telur dapat dilihat pada Gambar 1.1.

(4)

Gambar 1.1. Struktur Bagian Telur (Mine, 2008)

Lapisan telur paling luar merupakan bagian yang keras dengan ketebalan 0.2 – 0.4 mm yang mempunyai kandungan kalsium karbonat berfungsi memberi perlindungan pada telur bagian dalam. Warna cangkang telur bervariasi dari putih hingga kecoklatan tergantung jenis unggasnya. Secara keseluruhan, warna ini tidak mempengaruhi kualitas isi telur. Pada telur ayam broiler, cangkang telur yang berwarna coklat lebih tebal daripada yang berwarna putih, sehingga cenderung lebih awet. Bagian luar kulit telur ini dilapisi protein mucin, yang dapat dilalui aliran gas namun tidak dapat dilalui cairan melalui pori-porinya. Membran sel berbentuk seperti dinding pelapis yang berfungsi untuk mencegah masuknya bakteri ke dalam telur. Ketebalannya bervariasi, minimal 0.02 mm. Gas dan uap air dapat mengalir masuk melewati membran sel melalui proses osmosis. Bagian putih telur (albumin) mengandung 78% air, sehingga cairan ini tidak berwarna. Sedangkan bagian kuning telur mengandung 16% protein dan 32 – 35% lemak. Kandungan lemak di dalamnya terdiri dari 66% trigliserida, 28% phospholipid, 5% kolesterol, dan sisanya jenis lemak lainnya. Warna kuning telur ini bervariasi dari kuning muda hingga oranye (Wirakusumah, 2005). Kuning telur dikelilingi oleh putih telur dan dibungkus oleh kerabang (United States Department of Agriculture, 2000). Komposisi telur mempengaruhi jenis mikroorganisme yang tumbuh. Telur terdiri atas beberapa bagian yang mempunyai komposisi berbeda sehingga jumlah dan jenis

Putih Telur Lapisan encer luar Lapisan kental Lapisan encer dalam Lapisan khalaza Khalaza

Kuning Telur

Bintik pusat (germinal) Leher latebra

Lapisan kuning telur cerah Lapisan kuning telur gelap Membran vitelin

Membran Sel Kantung udara Membran luar telur Membran dalam telur Sel

Kutikula Lapisan bunga karang Lapisan mammilari

(5)

mikroorganisme yang tumbuh pada masing-masing bagian tersebut juga berbeda-beda (Fardiaz, 1992).

Telur segar yang baik adalah yang kondisi luarnya baik, bentuk kulit baik dan cukup tebal, tidak cacat (retak atau pecah), tekstur permukaan dan warnanya bagus serta bersih. Bila diteropong rongga udaranya kecil, kuning telur ditengah, dan tidak terdapat bercak atau noda darah (Haryoto, 1996). Banyak jenis telur unggas yang dapat kita jumpai di sekitar kita. Menurut Wirakusumah (2005), secara umum ada 5 macam telur ungas yang paling sering dimanfaatkan oleh masyarakat yaitu :

a. Telur ayam kampung, umumnya berwarna putih atau putih kecoklatan, dengan berat berkisar antara 36 – 37 gram per butir.

b. Telur ayam negeri/ras, umumnya berwarna cokelat pastel hingga cokelat merah, dengan berat berkisar antara 50 – 60 gram per butir.

c. Telur itik/bebek, umumnya berwarna biru kehijauan, dengan berat berkisar antara 60 – 70 gram per butir. Ukurannya lebih besar dari telur ayam, dan mempunyai bau yang lebih amis dan rasanya lebih kuat.

d. Telur angsa, umumnya berwarna putih, dengan berat berkisar antara 70 – 80 gram per butir. Kulit luar telur angsa lebih keras, dan aromanya lebih kuat.

e. Telur burung puyuh, umumnya berwarna putih bertotol-totol cokelat kehitaman, dengan berat ± 10 gram per butir.

Telur dapat mudah rusak dan busuk, oleh karena itu perlu penanganan yang cermat sejak pemungutan dan pengumpulan telur dari kandang sampai penyimpanan pada konsumen. Kerusakan telur dapat dilihat dari bentuknya, keutuhannya, warnanya, teksturnya, dan kebersihan kulitnya. Di ruang terbuka (suhu kamar), telur segar hanya mempunyai masa simpan yang pendek. Lama penyimpanan ini akan menentukan kondisi telur. Semakin lama disimpan, kualitas dan kesegaran telur semakin merosot. Untuk telur konsumsi akan mengalami keruaskan setelah disimpan lebih dari 2 minggu. Kerusakan ini

(6)

biasanya ditandai dengan kocaknya isi telur dan bila dipecah isinya tidak mengumpul lagi (Haryoto, 1996).

I.2Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui serta memahami jenis, komposisi kimia, dan sifat fisik, serta faktor yang mempengaruhi komposisi telur.

(7)

II. METODOLOGI

II.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Pengetahuan Bahan Pangan mengenai mengetahui dan memahami karakeristik telur dilaksanakan pada hari Senin, 11 Desember 2012 pukul 13.00-16.00 WIB dan bertempat di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian, Politeknik Negeri Lampung.

II.2 Alat dan Bahan

a. Sifat Fisik Telur Utuh

Bahan : telur ayam ras (lama dan baru), telur ayam buras (lama dan baru), telur puyuh, telur bebek (lama dan baru), telur ayam arab

Alat : jangka sorong

b. Struktur Fisik Telur

Bahan : telur ayam ras (lama dan baru), telur ayam buras (lama dan baru), telur puyuh, telur bebek (lama dan baru), telur ayam arab

Alat : timbangan, sendok, pisau, cawan petri besar, mikrometer sekrup

c. Parameter Telur

Bahan : telur ayam ras (lama dan baru), telur ayam buras (lama dan baru), telur puyuh, telur bebek (lama dan baru), telur ayam arab, kertas milimeter

Alat : alat tulis, alat candling

d. Sifat Fungsional Telur

Bahan : telur ayam ras (lama dan baru), telur ayam buras (lama dan baru), telur puyuh, telur bebek (lama dan baru), telur ayam arab.

(8)

Alat : alat tulis, gelas ukur, panci perebusan

II.3 Cara Kerja

a. Sifat Fisik Telur Utuh

1) Telur diamati warna dan kekerasan permukaannya 2) Diameter dan panjang diukur dengan jangka sorong

3) Ditimbang

b. Struktur Fisik Telur

1) Telur

dipecahkan di atas kertas milimeter

2) Diamati

lapisan encer dan kental pada putih telur

c. Parameter Telur

1) Pemeriksaan Telur Utuh dengan Candling

a) Telur ditempatkan pada alat candling b) Lampu dinyalakan

c) Diamati sambil telur diputar posisinya

2) Pemeriksaan Isi Telur

a) Mengamati putih dan kuning telur (pemeriksaan subjektif) b) Diukur tinggi dan diameternya (pemeriksaan objektif)

II.4 Sifat Fungsional Telur a. Daya Koagulasi

1) Telur direbus

2) Dibandingkan dengan telur mentah

b. Daya Buih

1) Telur dilepaskan dari kulitnya dan diukur volumenya

2) Telur dikocok sampai berbuih

3) Dihitung volume setelah pengocokan untuk mengetahui volume pengembangan.

c. Pewarna

(9)

III.PENGAMATAN DAN HASIL PEMBAHASAN

III.1 Hasil Pengamatan

a. Sifat Fisik Telur No Jenis

Telur

Mutu Umur Parameter Ciri-Ciri

Diameter (cm) Panjang (cm) Berat (Gram) 1. Telur ayam ras 2 3 Baru Lama 3,64 3,46 4,5 4,59 46,5 44 Warna kulit cokelat, bersih, bau khas, dan tidak ada retak Warna kulit cokelat tua, bau khas, 2. Telur ayam kampung 2 3 Baru Lama 3,70 3,83 5,00 4,97 53,3 58 Warna kulit telur putih, bersih, bau khas,

tidak ada

keretakan.

Warna kulit putih kecokelat -an, bau khas,

sedikit ada bercak di kulit 3. Telur omega 1 3,32 4,51 40 Warna kulit putih, bau khas,tidak ada keretakan dikulit telur, bersih 4. Telur puyuh 1 2,11 2,91 14 Warna kulit bercak cokelat, putih, dan hitam, bau normal, bersih, dan tidak ada keretakan

(10)

bebek

4 Lama 3,80 4,91 58

kehijauan,bersih , bau normal Warna kulit biru keputihan, bau sedikit amis, kotor.

b. Struktur Fisik Kuning Telur di Cawan

No Jenis Telur Umur Parameter

Diameter panjang Tinggi

1. Telur ayam ras  Baru

 Lama 29,3 19 27,3 36 1,71 0,33 2. Telur ayam

kampung LamaBaru

9,5 16 9,5 10 1.76 1,37 3. Telur omega 7 8 0,33 4. Telur puyuh 4 5 0,72

5. Telur bebek  Baru

 Lama

15 19 0,97

c. Candling Telur

(11)

Gambar 3. Telur Ayam Ras Gambar 4 Telur Ayam Kampung

Gambar 5. Telur Omega Gambar 6. Telur Puyuh

(12)

d. Daya Buih Telur

No Volume awal Setelah dikocok

Tanpa Busa Dengan Busa

1. 69 63 90

2. 67 63 78

3. 68 56 100

4. 70 69 90

e. Daya Koagulasi Telur

No Jenis Telur Umur Keterangan

1. Telur ayam ras Baru

Lama

Tekstur kenyal, kuning telur besar dan cerah dipinggir Tekstur kenyal, kuning telur dipinggir

2. Telur ayam kampung Baru Lama

Tekstur kenyal, kuning telur besar

Tekstur lembek, kuning telur dipinggir, warna kuning telur kuning agak kehitaman

3. Telur omega Tekstur kenyal, warna

kuning telur agak orange di tengah

4. Telur puyuh Tekstur kenyal, kuning telur

di tengah

5. Telur bebek Baru

Lama

Tekstur kenyal, kuning telur besar dan berwarna orange

(13)

III.2 Pembahasan

IV.KESIMPULAN

Praktikum Pengetahuan Bahan Pangan dengan tema mengetahui dan memahami karakteristik telur didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Dewan Standardisasi Nasional. 2008. Telur Ayam Konsumsi. SNI 01-3926-2008. Standar Nasional Indonesia, Jakarta.

Sirait, C. H. 1986. Telur dan Pengolahannya. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor.

Wirakusumah, Emma S. 2005. Menikmati Telur. Gramedia. Jakarta.

United States Department of Agriculture (USDA). 1989. Egg Grading Manual. Federal Crop Insurance Corporation (FCIC), Washington DC.

(15)

Mine, Y. 2008. Egg Bioscience and Biotechnology. Department of Food Science University of Guelph. Wiley-interscienc A John Wiley & Sons, Inc., Publication.

Fardiaz, S. 1989. Analisis Mikrobiologi Pangan. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Gambar

Tabel 1.1. Kandungan Zat Gizi Berbagai Macam Telur (per 100 gram)
Gambar 1.1. Struktur Bagian Telur (Mine, 2008)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian tentang ketahanan sperma dalam saluran kelarnin betina untuk membuahi sel telur serta pertumbuhan dan perkembangan embrio ayam Kedu dilaku- kan di

UMUR EMBRIO OPTIMAL BAG1 PERTUMBUHAN VIRUS NEWCASTLE DISEASE (LA SOTA) PADA. TELUR EMBRIO TERTUNAS

1) Aplikasi ini memudahkan pengguna dalam mengelola suhu dan kelembaban pada mesin pembentukan embrio telur ayam. 2) Semua pencatatan terkait pembentukan embrio telur, terdapat

Telur ayam membutuhkan suhu yang konstan setiap hari sesuai dengan suhu ideal penetasan telur ayam, sedangkan pengelolaan penetasan pada telur itik lebih baik dilakukan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi telur, berat telur, konsumsi dan konversi pakan, ayam ras yang diberikan kerabang telur dalam pakan antara perlakuan PI, PII

Telur adalah suatu bentuk tempat penimbunan zat gizi seperti air, protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan embrio sampai

paragallinarum serotipe A strain 221; (B) embrio mengalami hemoragi pada bagian kepala dan tubuh pada kelompok telur ayam berembrio yang diinokulasi A.. paragallinarum serotipe

Tujuan Praktikum bertujuan untuk mengetahui dan menentukan kualitas pada telur dengan mengamati ciri kesegaran fisik serta menghitung indeks putih telur, indeks kuning telur dan indeks