• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tempat dan Waktu Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tempat dan Waktu Penelitian"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

35 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Setting Penelitian

4.1.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah Kecamatan Mollo Tengah, Kabupaten Timor Tengah Selatan Propinsi Nusa Tenggara Timur tepatnya di Desa Binaus. Adapun penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu 4 bulan, dimulai dari bulan Agustus sampai dengan November 2012.

Luas wilayah kecamatan Mollo Tengah 99,69 km2 dengan jumlah penduduk 7270 jiwa, merupakan satu dari tiga puluh dua kecamatan yang ada di Kabupaten Timor Tengah Selatan. Kecamatan Mollo Tengah ini terdiri dari Desa Binaus, Oelbubuk, Nekemunifeto, Oel'ekam, Kualeu dan Desa Pika. Dilihat dari segi topografi sebagian besar wilayah Kecamatan Mollo Tengah yaitu berbukit-bukit, berbatu dan membentuk padang rumput (BPS, 2012)

(2)

36

Gambar 1. Peta Kecamatan Mollo Tengah (BPS 2012)

4.1.2 Gambaran Umum Lokasi

4.1.2.1 Gambaran Geografis

Desa Binaus merupakan salah satu desa yang terletak di wilayah kecamatan Mollo Tengah dengan luas wilayah 14,76 km², batas wilayah bagian Timur berbatasan dengan desa Oelekam dan desa Kualeu, bagian Barat berbatasan dengan desa Nekemunifeto dan desa Bikekneno, bagian Utara berbatasan dengan desa Oelbubuk dan Lelobatan dan bagian Selatan berbatasan dengan desa Noinbila.

(3)

37 Terdapat 3 buah dusun yang terletak di desa Binaus. Ke 3 dusun tersebut memiliki nama masing-masing yaitu Aneotob, Tofleu dan Nishala. Dari segi topografis desa Binaus terdiri dari wilayah yang berbukit-bukit, berbatu dan membentuk padang rumput.

Gambar 2. Peta Desa Binaus (Karwur, F. F., Suharmiati., Batubara, S. O., Tauho, K. D. 2012)

4.1.2.2 Gambaran Demografis a) Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk desa Binaus pada tahun 2012 berjumlah 1037 jiwa dengan komposisi penduduk menurut jenis kelamin antara lain jumlah laki-laki sebanyak 513 orang dengan 255 kepala keluarga dan jumlah wanita sebanyak 524 orang. Penduduk desa Binaus mayoritas beragama Kristen Protestan yakni berjumlah 1.011 orang. Sementara, penduduk yang

(4)

38 beragama Kristen Katolik berjumlah 12 orang dan aliran kepercayaan sejumlah 7 orang.

Masyarakat Desa Binaus selalu bergotong royong dalam membangun fasilitas umum, maupun fasilitas pribadi warga setempat yang sudah menjadi kebiasaan mereka sejak dulu kala. Selain itu warga juga terlihat bergotong royong saat dilakukan panen jagung, dikumpulkan dan diikat secara bersama–sama. kemudian jagung-jagung dimasukkan ke dalam rumah bulat/ume kbubu untuk dipanggang agar tidak rusak dan bertahan hingga musim tanam berikutnya.

Aktivitas masyarakat dipagi hari yaitu masyarakat disibukkan dengan memotong rumput untuk memberi sapi makan, berkebun, bersawah, dan mengambil air bersih dari PDAM yang ditampung di dalam bak penampung.

Hampir setiap warga memiliki lahan berkebun sendiri sebagai tempat untuk menanam jagung, ubi, pisang, tebu, nenas, dan sayur-sayur bahkan untuk mengikat sapi. Untuk menjual hasil panen mereka, setiap hari Kamis pukul 04.00 WITA masyarakat menggunakan angkutan umum ataupun ojek untuk membawa hasil panen mereka ke pasar yang terletak di

(5)

39 kota Kapan Kecamatan Mollo Utara untuk dijual. Uang dari hasil jualan panen mereka dipakai untuk membeli beras, minyak goreng, gula pasir dan lain-lain yang digunakan untuk kebutuhan keluarga sehari-hari.

(6)

40 b) Tingkat Pendidikan

Diagram diatas Menunjukkan bahwa tingkat pendidikan terbanyak yaitu SD, sedangkan tingkat pendidikan terendah yaitu TK.

(7)

41 c) Pekerjaan

Diagram diatas menunjukkan bahwa status pekerjaan tertinggi adalah Petani, sedangkan status pekerjaan terendah adalah Pensiun.

d) Kesehatan

Dilihat dari status kesehatan masyarakat di Desa Binaus, mulai dari kesehatan lingkungan, rumah, keluarga dan status gizi terdapat beberapa kasus kesehatan seperti wabah muntahber, malaria, demam berdarah, Gizi buruk, kurang gizi, dan penyakit kulit antara lain kudis, panu, cacar air merupakan wabah yang diakibatkan oleh lingkungan yang kurang sehat dan gaya hidup sehat yang masih kurang. Untuk mensiasati kekurangan-kekurangan tersebut, pemerintah desa dan masyarakat melakukan upaya pengembangan mutu layanan kesehatan melalui upaya

71% 5% 5% 5% 2% 12%

Pekerjaan

Petani Guru PNS Wiraswasta Pensiun TKI

(8)

42 pengkaderan tenaga kesehatan desa atau relawan kesehatan dan berbagai macam pendidikan dan latihan serta berbagai sosialisasi kesehatan bagi masyarakat yang diselenggarakan dari PLAN dan CWS (Church World Services) yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Perkembangan sarana dan prasarana kesehatan masyarakat Desa Binaus dari waktu ke waktu terus meningkat. Hal ini terlihat dengan bertambahnya sarana dan prasarana kesehatan desa yang menunjang kebutuhan kesehatan masyarakat desa. Adapun ketersediaan sarana dan prasaran kesehatan desa, antara lain terdapat dua buah Posyandu yang terletak di dusun 1 dan 2 sebagai tempat dilaksanakannya pemeriksaan ibu hamil dan bayi 0 bulan hingga 5 tahun. Posyandu tersebut diadakan setiap bulan sekali pada tanggal 21 untuk dusun 1 dan tanggal 22 untuk dusun 2, yang dilaksanakan oleh bidan desa dan dibantu oleh kader desa yang ditunjuk dan diberikan pelatihan seputar kesehatan ibu dan anak.

Berdasarkan pengakuan masyarakat setempat bidan yang ditugaskan jarang berada ditempat saat posyandu berlangsung dan klinik bersalin, sehingga

(9)

43 sangat sulit bagi warga yang mengalami sakit untuk melakukan pemeriksaan dan mendapatkan obat, begitu juga ibu yang akan melakukan proses persalianan di jam malam. Sedangkan berdasarkan peraturan yang telah ditetapkan pemerintah kecamatan jika ada ibu yang melakukan psoses persalinan tanpa adanya bantuan dari tenaga kesehatan maka akan dikenai denda yaitu ibu dan anak tidak dilayani oleh bidan, mantri atau para kader saat sakit dan tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah kecamatan berupa peralatan ibu dan bayi selama menjalani masa post partum.

(10)

44 Gambar 4. Posyandu Desa Binaus

(11)

45

4.1.3. Gambaran Umum Partisipan

Tabel 1. Data Ibu Post partum Desa Binaus Kecamatan Mollo Tengah Kecamatan Timor Tengah Selatan

No Nama Usia Agama Pendidika n terakhir

Pekerjaan Alamat Jumlah anak Riwayat Obstetrik Riwayat Post partum Riwayat penggunaan tatobi Infeksi (+/-) G P A 1 Ibu.SOB 22 thn Kristen protestan SMP IRT Dusun 1/RT03 Desa Binaus 2 orang 2 2 0 Menggunakan tatobi (kompres panas) 2x tatobi + 2 Ibu. RT 31 thn Kristen protestan SD IRT Dusun 1/RT09 Desa Binaus 2 orang 2 2 0 Menggunakan tatobi (kompres panas) 2x tatobi + 3 Ibu. DO 24 thn Kristen protestan SD IRT Dusun 1/RT05 Desa Binaus 2 orang 2 2 0 Menggunakan tatobi (kompres panas) 2x tatobi + 4 Ibu.MT1 32 thn Kristen protestan

SMA IRT Dusun II/RT06

Desa Binaus 2 orang 2 2 0 Menggunakan tatobi (kompres panas) 2x tatobi + 5 Ibu. DL 22 thn Kristen protestan

SD IRT Dusun II/RT07

Desa Binaus

1 orang 1 1 0 Menggunakan

tatobi (kompres panas)

(12)

46 6 Ibu. IB 33 thn Kristen Katolik SD IRT Dusun 1/RT02 Desa Binaus 3 orang 3 3 0 Menggunakan tatobi (kompres panas) 3x tatobi + 7 Ibu. MT2 27 thn Kristen protestan SD IRT Dusun 1/RT05 Desa Binaus 2 orang 2 2 0 Menggunakan tatobi (kompres panas) 2x tatobi + 8 Ibu. ES 49 thn Kristen protestan

SMA IRT Dusun 1/RT05

Desa Binaus 4 orang 4 4 0 Menggunakan tatobi (kompres panas) 4x tatobi + 9 Ibu. EO 27 thn Kristen protestan

SMA IRT Dusun 1/RT05

Desa Binaus 1 orang 1 1 0 Menggunakan tatobi (kompres panas) 1x tatobi + 10 Ibu. TB 27 thn Kristen protestan D2 PGSD Guru honor SD Dusun 1/RT03 Desa Binaus 2 orang 2 2 0 Menggunakan tatobi (kompres panas) 2x tatobi - 11 Ibu.AFK 20 thn Kristen protestan SMP IRT Dusun 1/RT03 Desa Binaus 2 orang 2 2 0 Tidak menggunakan tatobi (kompres panas) 2x tatobi - 12 Ibu. MK 35 thn Kristen protestan SMP IRT Dusun 1/RT03 Desa Binaus 5 orang 7 5 2 Menggunakan tatobi (kompres panas) 5x tatobi - 13 Ibu. SS1 22 thn Kristen protestan SD IRT Dusun 1/RT04 Desa Binaus 1 orang 1 1 0 Menggunakan tatobi (kompres panas) 1x tatobi -

(13)

47

14 Ibu. AK 22 thn Kristen protestan

SMA IRT Dusun 1/RT06

Desa Binaus 1 orang 1 1 0 Menggunakan tatobi (kompres panas) 1x tatobi - 15 Ibu. SS2 23 thn Kristen protestan SMP IRT Dusun 1/RT06 Desa Binaus 3 orang 3 3 0 Menggunakan tatobi (kompres panas) 3x tatobi - 16 Ibu. DK 37 thn Kristen protestan SD IRT Dusun 1/RT06 Desa Binaus 2 orang 2 2 0 Menggunakan tatobi (kompres panas) 2x tatobi - 17 Ibu. SH 38 thn Kristen protestan

PGAK/P Guru Dusun 1/RT04

Desa Binaus 5 orang 5 5 0 Menggunakan tatobi (kompres panas) 5x tatobi - 18 Ibu. YT 29 thn Kristen protestan SD IRT Dusun 1/RT09 Desa Binaus 3 orang 4 3 1 Menggunakan tatobi (kompres panas) 3x tatobi - 19 Ibu. MA 29 thn Kristen protestan SD IRT Dusun 1/RT04 Desa Binaus 2 orang 2 2 0 Menggunakan tatobi (kompres panas) 2x tatobi - 20 Ibu. LN 24 thn Kristen protestan

SMA IRT Dusun 1/RT09

Desa Binaus

2 orang 2 2 0 Menggunakan

tatobi (kompres panas)

2x tatobi -

21 Ibu. SIS 32 thn Kristen protestan SD IRT Dusun 1/RT04 Desa Binaus 2 orang 2 2 0 Menggunakan tatobi (kompres panas) 2x tatobi -

(14)

48

22 Ibu. ITH 25 thn Kristen protestan

Mahasiswa Mahasiswa Dusun 1/RT04 Desa Binaus 1 orang 1 1 0 Menggunakan tatobi (kompres panas) 1x tatobi - 23 Ibu. YMA 24 thn Kristen protestan

Mahasiswa Mahasiswa Dusun 1/RT04 Desa Binaus 2 orang 2 2 0 Menggunakan tatobi (kompres panas) 2x tatobi - 24 Ibu. AT 40 thn Kristen protestan

SD IRT Dusun II/RT06

Desa Binaus 3 orang 5 3 2 Menggunakan tatobi (kompres panas) 3x tatobi - 25 Ibu. OB 32 thn Kristen protestan

SMP IRT Dusun II/RT07

Desa Binaus

1 orang 1 1 0 Menggunakan

tatobi (kompres panas)

(15)

49 Tabel 1 menunjukkan data 25 orang ibu post partum, dilihat dari status pendidikan 11 orang ibu menyelesaikan tingkat pendidikan di bangku SD, 5 orang ibu di bangku SMP, 2 orang ibu di bangku SMA dan 2 orang ibu tamatan D2PGSD dan PGAKP. Dari status pekerjaan terdapat 21 orang ibu yang bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT) dan 2 orang ibu bekerja sebagai Guru. Dilihat dari segi agama terdapat 24 orang ibu post partum menganut agama Kristen Protestan sedangkan 1 orang ibu post partum beragama Kristen Katolik.

Dilihat dari riwayat kehamilan, terdapat 7 orang ibu yang pertama kali hamil dan tidak pernah mengalami abortus, 12 orang ibu dengan jumlah kehamilan yaitu 2x hamil dan tidak pernah mengalami abortus, 2 orang ibu dengan jumlah kehamilan yaitu 3x hamil dan pernah mengalami abortus sebelumnya dengan alasan bayi meninggal dalam kandungan setelah ibu terjatuh saat berkebun, 2 orang ibu dengan jumlah kehamilan yaitu 4 kali hamil dan salah satunya pernah mengalami aborsi sebanyak 1 kali dengan alasan tidak sengaja menginjak sarung yang dikenakannya dan akhirnya terjatuh kearah depan saat pergi memanggil suaminya yang sedang berkebun di samping bawah rumah karena kedatangan tamu, 2 orang ibu dengan jumlah kehamilan yaitu 5 kali hamil dan salah satunya pernah mengalami aborsi tanpa disengaja sebanyak 2x yaitu janin meninggal dalam kandungan, 1 orang ibu

(16)

50 dengan jumlah kehamilan yaitu 7x hamil dan 2x aborsi dikarenakan usia kehamilan belum cukup bulan sudah dipaksakan untuk melahirkan dan akhirnya bayi meninggal dalam kandungan.

Dilihat dari riwayat persalinan terakhir, terdapat 11 orang ibu melahirkan di rumah, 2 orang ibu melahirkan di rumah bulat (ume kbubu), 8 orang ibu melahirkan di RSUD, 3 orang ibu melahirkan di Pustu dan 1 orang ibu melahirkan di Puskesmas BKIA.

Dilihat dari riwayat post partum, dari 25 orang ibu post partum terdapat 1 orang ibu post partum yang tidak menggunakan tatobi dengan alasan tidak mendapat ijin dari ibu bidan karena jika terjadi sesuatu dengan kondisi kesehatan Ibu AFK maka tidak akan dilayani oleh ibu Bidan.

Dilihat dari riwayat penggunaan tatobi, terdapat 6 orang ibu yang menggunakan tatobi sebanyak 1x, 12 orang ibu menggunakan tatobi sebanyak 2x, 4 orang ibu menggunakan tatobi sebanyak 3x, 1 orang ibu menggunakan tatobi sebanyak 4x, 2 orang ibu menggunakan tatobi sebanyak 5x.

(17)

51 4.1.4. Gambaran infeksi post partum

Tabel 2. Tempat, Alat dan bahan, area tatobi, frekuensi tatobi, tanda infeksi dan lokasi infeksi Post partum pada Ibu yang menggunakan tatobi di Desa Binaus.

Variabel Ibu. SOB Ibu. RT Ibu. DO Ibu. MT1 Ibu. DL Ibu. IB Ibu. MT2 Ibu. ES Ibu. EO

Tempat Rumah bulat/ume kbubu

Ume kbubu Ume kbubu Ume kbubu Ume kbubu Ume kbubu Ume kbubu Ume kbubu Ume kbubu

Alat dan bahan Ar panas, handuk, sabun mandi Air panas, tenun timor (kain selimut), Air panas, tenun timor (kain selendang), kulit pohon matani Air panas, tenun timor (kain selimut) Air panas, kain biasa berbahan kaos Air hangat, tenun timor (kain selendang) Air panas, tenun timor (kain selendang) Air panas, tenun timor (kain selimut) Air panas, tenun timor (kain selimut)

Area tatobi Perut, pundak, belakang, daerah perineum Perut, pundak, belakang, daerah perineum Perut, belakang, punggung, daerah perineum Perut, pundak, belakang, daerah perineum Pinggang, dada, belakang Perut, bahu, belakang, daerah perineum Perut, pundak, belakang, daerah perineum Belakang, perut, pundak daerah perineum Belakang, perut, pinggang, daerah perineum

(18)

52

Frekuensi tatobi

3x sehari 4x sehari 10x sehari 2x sehari 1x sehari 2x sehari 3x sehari 3x sehari 4x sehari Tanda infeksi Nyeri perineum, terlihat bengkak disertai kemerahan, mengeluarkan nanah berwarna kuning kehijauan bercampur darah Demam, nyeri perineum, terlihat bengkak disertai kemerahan, teraba panas saat disentuh. Pusing, demam, terasa gatal pada daerah perineum, terlihat bengkak disertai kemerahan, teraba panas saat disentuh dan mengeluarka n keputihan. Pusing, nyeri perineum, terlihat bengkak disertai kemerahan, teraba panas saat disentuh. Demam, terlihat bengkak pada jahitan operasi, mengaeluar kan nanah berwarna kuning Nyeri perineum, terlihat bengkak disertai kemerahan, teraba panas saat disentuh Nyeri pada daerah operasi Ceaser, kemerahan disertai rasa demam Nyeri perineum, terlihat bengkak disertai kemerahan, teraba panas saat disentuh, mengeluark an nanah warna orens bercampur putih Nyeri perineum, terlihat bengkak disertai kemerahan, teraba panas saat disentuh, Lokasi infeksi Daerah perineum Daerah perineum Daerah perineum Daerah perineum Jahitan operasi Caesar Daerah perineum Jahitan operasi Caesar Daerah perineum Daerah perineum

(19)

53 Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa tatobi yang dilakukan oleh 9 orang ibu post partum dimulai dari tubuh bagian perut, pundak, belakang dan berakhir pada jalan lahir dengan frekuensi tatobi sebanyak 2-10 kali sehari didalam rumah bulat/ume kbubu. Dari 9 orang ibu post partum terdapat 7 orang ibu yang mengalami infeksi pada perineum yaitu Ibu. SOB, Ibu. RT, Ibu. DO, Ibu. MT1, Ibu. IB, Ibu. ES dan Ibu. EO. Dua orang ibu lainnya yaitu Ibu. DL dan Ibu. MT2 mengalami infeksi pada jahitan operasi caesar. Infeksi pada perineum dan jahitan operasi caesar menunjukkan tanda yang sama yaitu nyeri, kemerahan, bengkak dan panas ketika disentuh. Selain itu Ibu. RT, Ibu. DO, Ibu. DL dan Ibu. MT2 mengalami demam karena infeksi pada luka perineum dan operasi caesar akibat penggunaan tatobi. Tiga orang ibu lainnya mengalami tanda infeksi yang berbeda berupa keluarnya nanah dengan ciri-ciri nanah yaitu Ibu. SOB berwarna kuning kehijaun bercampur darah, Ibu. DL berwarna kuning, Ibu. ES berwana orange bercampur putih. Selain faktor tatobi, infeksi juga terjadi karena praktik tatobi dilakukan didalam rumah bulat/ume kbubu yang mana kondisi rumah bulat tersebut penuh dengan debu dari tungku api yang dicurigai terdapat berbagai mikroorgaisme patogen.

(20)

54 4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Studi Kasus

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada 25 ibu post partum di desa Binaus Kecamatan Mollo Tengah Kab. TTS terdapat 9 orang ibu yang terinfeksi selama menjalani perawatan post partum. Ibu post-partum dengan kasus infeksi yang berbeda. Perbedaan tersebut terletak pada proses penggunaan kompres panas (tatobi), hubungan antara infeksi dengan praktik kompres panas (tatobi), tingkat pendidikan, sosial ekonomi, budaya dan lingkungan fisik.

4.2.2. Kasus 1 : Ibu SOB

4.2.2.1. Identitas umum ibu

Ibu SOB berusia 22 tahun yang beragama Kristen Protestan, tinggal di Dusun 1/RT03 desa Binaus Kecamatan Mollo Tengah Kabupaten TTS. Ibu SOB adalah seorang ibu rumah tangga dengan status sudah menikah secara agama dan hanya menyelesaikan tingkat pendidikan hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP). Ibu SOB memiliki 2 orang anak diantaranya anak pertama berusia 2 tahun 1

(21)

55 bulan sedangkan anak keduanya berusia 1 tahun. Ibu SOB merupakan anak 1 dari 4 orang bersaudara.

4.2.2.2. Riwayat Kehamilan

Kehamilan ibu SOB direncanakan bersama suaminya dan tidak pernah mengalami abortus sebelumnya. Selama hamil, Ibu SOB rajin melakukan kontrol kehamilannya sebulan sekali di Pustu bersama Bidan klinik.

Selama hamil ibu SOB tidak pernah merokok, mengkonsumsi alkohol, obat-obat terlarang yang dapat mempengaruhi kesehatan janinnya. Jenis imunisasi yang digunakan ibu SOB adalah tetanus toksoid.

Adapun jenis kontrasepsi yang digunakan ibu SOB berupa KB Susuk dengan jenjang waktu 10 bulan. Pemasangan alat kontrasepsi di lengan tubuh bagian kiri dan rajin melakukan kontrol sebulan sekali di Pustu. Tidak ada keluhan yang dirasakan ibu SOB selama pemasangan alat kontrasepsi tersebut.

(22)

56 Selama hamil ibu SOB rajin mengikuti PENKES yang diselenggarakan oleh PLAN diantaranya sosialisasi tentang relaksasi pernapasan, manfaat ASI, cara menyusui bayi, metode penggunaan KB, perawatan perineum dan perawatan payudara.

Aktivitas yang dilakukan ibu SOB selama hamil antara lain memikul ember yang berisi air, memasak, menyapu, mencuci piring, mengambil kayu bakar di kebun. Tidak ada keluhan yang dirasakan ibu SOB saat melakukan aktivitasnya sehari-hari. Berikut pernyataan yang mendukung informasi tersebut :

Kerja banyak nona. saya biasa pi timbah air di bak dekat sawah sana, terus masak, bacuci, basapu di luar, ambil kayu di kebun. Tidak ada keluhan apa-apa pas saya kerja nona. Justru itu lebih bagus lai supaya pas melahirkan na kita tidak stengah mati (mimik wajah serius).

4.2.2.3. Riwayat Persalinan

Proses persalinan ibu SOB berlangsung pada tanggal 22 Agustus 2011 pukul 02.00 WITA. Lamanya persalinan yaitu 6 jam 20 menit dihitung dari kala I sampai kala IV dengan posisi fetus Kep.

(23)

57 Tipe persalinan yaitu partus spontan (Normal) dengan penolong persalinan oleh bidan dan berlangsung di rumah ibu SOB.

Alasan memilih lokasi persalinan di rumahnya sendiri yaitu tiba-tiba perut ibu SOB terasa sakit dan tidak sempat di bawa ke RSUD/Pustu bayinya sudah dilahirkan. Orang-orang yang terlibat selama persalinan berlangsung diantaranya bidan sebagai penolong persalinan, kader sebagai pendamping bidan dalam menolong persalinan, ayah dan ibu kandung serta suami sebagai motivator dalam keluarga selama persalinan berlangsung. Berikut pernyataan yang mendukung informasi tersebut : Tidak stengah mati memang nona, ade mea keluar cepat sa. Ibu Bidan datang ju ade mea pung kepala su diluar. Saya su tau memang jadi yang pas hamil itu saya kerja berat biar pas melahirkan itu tidak stengah mati nona (sambil tersenyum).

4.2.2.4. Riwayat Post partum

Selama menjalani perawatan masa post partum, ibu SOB mandi tiga kali sehari menggunakan alat dan bahan berupa air panas, handuk dan sabun mandi. Kebersihan alat genitalia dilakukan saat akan

(24)

58 BAB/BAK yaitu disiram dari arah depan ke belakang menggunakan air bersih, menggunakan pembalut dengan tujuan untuk mencegah keluarnya sisa-sisa darah kotor dari dalam tubuh.

Pola istirahat ibu SOB pada siang hari dari pukul 10.00-11.00 WITA, sedangkan pola istirahat pada malam hari dari pukul 19.00-06.00 WITA. Ibu SOB sering terbangun pada malam hari tidak pada siang hari dikarenakan bayinya rewel dan saat BAB/BAK. Hal tersebut membuat ibu SOB tidak dapat tidur nyenyak pada malam hari. Adapun aktivitas yang dilakukan ibu SOB selama tiga minggu post-partum diantaranya memasak dan mencuci popok bayinya.

Selama menjalani perawatan masa post-partum ibu SOB rajin melakukan kontrol kesehatannya empat kali dalam sebulan dengan jenis kontrol yaitu memeriksa jalan lahir oleh bidan di rumah ibu SOB. Berikut pernyataan yang mendukung informasi tersebut :

Permisi nona, itu waktu ibu bidan yang datang di rumah ko periksa saya pung jahitan terus oles kasih saya betadine. Satu bulan ibu bidan datang empat kali nona. Nah, kalo obat yang mantri kasih

(25)

59 itu dong pu nama amoxcilin deng ampicilin nona

(beranjak dari tempat duduk dan pergi mengambil obat), mantri bilang itu obat untuk mencegah infeksi pas abis melahirkan (memperlihatkan kedua obat tersebut sambil menjelaskan fungsinya sesuai dengan penjelasan mantri).

4.2.2.5. Riwayat Penggunaan Tatobi

Pandangan ibu SOB tentang tatobi yaitu kompres tubuh menggunakan air panas dengan tujuan agar tubuh tidak terasa sakit dan tetap kuat saat bekerja keras serta luka dari dalam rahim cepat sembuh dan untuk menutup kembali jalan lahir. Alat dan bahan yang digunakan ibu SOB saat akan di tatobi antara lain air panas, handuk dan sabun mandi. Teknik tatobi ini dilakukan saat mandi dan di kompres terlebih dahulu tubuh bagian perut, pundak, belakang dan berakhir pada daerah perineum. Proses tatobi ini dilakukan 3x sehari di dalam rumah bulat (ume kbubu) yang dibantu oleh ibu kandungnya dalam waktu 3 minggu post partum. Berikut pernyataan yang mendukung informasi tersebut :

Itu waktu saya tatobi pake air panas di dalam dapur nona. Yang tatobi saya itu waktu saya pung mama kandung. Mamatua tatobi ini dari saya pung perut, belakang baru yang terakhir minta permisi nona ma di saya pung jalan lahir juga (mimik wajah serius).

(26)

60 Selain tatobi ibu SOB juga melakukan tradisi/kebiasaan panggang/Se’i. Menurut ibu SOB Se’i adalah proses memanggang didalam rumah bulat/Ume kbubu selama 40 hari 40 malam yang mana ibu SOB dan bayinya harus duduk dan berbaring di atas tempat tidur dengan beralaskan batang pohon bambu dan tikar, dan di bawah kolong tempat tidur itu terdapat arang dari hasil pembakaran kayu api. Bara api yang harus tetap menyala selama 40 hari di bawah samping tempat tidur. Menurut ibu SOB, tujuan dilakukan Se’i ialah untuk mengeringkan darah dari dalam rahim, jlan lahir kembali tertutup seperti semula, agar tubuh tetap kuat, kondisi tubuh ibu dan bayi dalam keadaan hangat. Berikut pernyataan yang mendukung informasi tersebut :

Saya panggang juga nona, karna kalo tidak panggang nanti kita pung darah didalam rahim tidak kering, baru badan nanti tidak sehat ko kita sakit-sakit terus nona, baru bisa buat kita pung badan tetap hangat (mimic wajah serius).

Selain tatobi dan panggang/Se’I, ibu SOB juga menggunakan obat kampung sebagai pengobatan tradisional. Obat kampung yang diberikan orang tua kepada ibu SOB sudah dalam bentuk jadi. Obat kampung

(27)

61 tersebut di ambil dari kulit pohon matani kemudian direbus dengan air hingga mendidih. Air yang direbus dengan kulit pohon matani dikonsumsi sampai habis, sedangkan kulit dari pohon matani tersebut disimpan orang tua di tempat yang aman. Sehari ibu SOB menghabiskan 2 gelas berukuran sedang. Obat kampung ini dikonsumsi selama 40 hari 40 malam dengan tujuan yaitu Untuk mencegah darah putih agar tidak naik di kepala karena bisa menyebabkan ibu menjadi gila, mengeluarkan sisa-sisa darah kotor dari dalam tubuh, agar tubuh tetap kuat dan sehat. Berikut pernyataan yang mendukung informasi tersebut :

Kita minum itu obat kampung juga nona supaya darah putih jang naik dikepala karna kalo tidak nanti bikin kita sampe gila, terus kasih keluar kita pung darah kotor dong yang tatinggal dirahim, baru untuk kasih kuat badan juga supaya badan sehat kembali (Mimik wajah serius).

Alasan ibu SOB masih menggunakan tatobi dan proses memanggang (Se’i) yakni agar tidak mendapat marah dari orang tua dengan alasan agar ibu tidak mengalami sakit saat melewati 40 hari 40 malam. Berikut pernyataan yang mendukung informasi tersebut :

Oh.. begitu ko nona? Tapi kalo saya tidak tatobi dengan panggang nanti orang tua takut orang tua dong marah saya, dong bilang supaya pas lewat

(28)

62 dari 40 hari saya jang sakit-sakit lai (mimik wajah

serius).

4.2.2.6. Riwayat Kejadian Infeksi

Tanda-tanda infeksi yang dirasakan ibu SOB pada minggu ke-3 post partum yaitu dilihat dari efek fisik IbuSOB merasakan nyeri pada jahitan perineum, terjadi pembengkakan disertai kemerahan hingga mengeluarkan nanah berwarna kuning kehijauan bercampur darah namun tidak berbau, ibu SOB juga mengalami batuk. Adapun efek psikis yang dialami ibu SOB yakni perasaan takut dan cemas yang membuatnya tidak dapat beristirahat dengan nyenyak pada malam hari.

Saya tatobi tidak sampe 40 hari 40 malam nona karena pas 3 minggu itu minta parmisi ma saya pung jalan lahir sakit ke pedis-pedis sampe bengkak ko bamerah. Maaf nona tapi itu waktu ada keluar deng nanah juga, itu nanah warna kuning campur hijau baru ada deng darah juga, tapi tidak bau. Itu waktu saya ada batuk juga. Itu yang buat saya takut sampe tidak bisa tidur tiap malam (mimik wajah serius).

(29)

63 4.2.3. Kasus II : Ibu RT

4.2.3.1. Identitas Umum Ibu

Ibu RT berusia 31 tahun yang beragama Kristen Protestan, tinggal di Dusun1/RT09 desa Binaus Kecamatan Mollo Tengah Kabupaten TTS. Ibu RT adalah seorang ibu rumah tangga dengan status belum menikah secara agama. Ibu RT hanya menyelesaikan tingkat pendidikannya di bangku Sekolah Dasar (SD). Ibu RT memiliki 2 orang anak diantaranya anak pertama berusia 1 tahun 7 bulan sedangkan anak keduanya berusia 1 minggu. Ibu RT adalah anak ke-2 dari 6 orang bersaudara.

4.2.3.2. Riwayat Kehamilan

Kehamilan ibu RT direncanakan bersama suaminya dan tidak pernah mengalami abortus sebelumnya. Selama hamil ibu RT rajin melakukan kontrol kehamilannya sebulan sekali di Pustu bersama bidan klinik hingga bersalin. Masalah kehamilan yang dialami ibu RT pada trimester pertama yaitu mual, muntah, pusing yang berlebihan serta napsu makan berkurang, sedangkan pada trimester kedua dan tiga tidak ada masalah kehamilan yang dirasakan ibu RT.

(30)

64 Selama hamil ibu RT tidak pernah merokok, mengkonsumsi alkohol, obat-obat terlarang yang dapat mempengaruhi kesehatan janinnya. Jenis imunisasi yang digunakan ibu RT adalah tetanus toksoid, namun Ibu RT tidak mengikuti program KB saat pertama kali melahirkan. Selama hamil ibu RT mengikuti PENKES yang diselenggarakan oleh PLAN diantaranya sosialisasi tentang manfaat ASI dan perawatan payudara.

Aktivitas yang dilakukan ibu RT selama hamil antara lain memasak, mengambil air dibak penampung, menumbuk jagung, berkebun, mencuci pakaian. Keluhan yang dirasakan ibu RT saat beraktivitas yaitu nyeri pada bagian perut dan pinggang. Berikut pernyataan yang mendukung informasi tersebut :

Itu sudah ibu. Waktu hamil saya pung kerja andia bamasak, ambil air, tumbuk jagung, pi ambil kayu bakar di kebun, deng cuci pakian dong. Pas habis kerja ko mau istirahat itu baru saya rasa perut dengan pinggang sakit ibu (mimik wajah serius).

(31)

65 4.2.3.3. Riwayat Persalinan

Proses persalinan ibu RT berlangsung pada tanggal 17 Agustus 2012 pukul 08.30 WITA. Tipe persalinan ibu RT yaitu partus spontan (Normal). Proses persalinan dilakukan di dalam rumah bulat (ume kbubu) dengan penolong persalinan ibu mertua dan suaminya.

Alasan ibu RT memilih lokasi persalinan di rumahnya sendiri karena tiba-tiba ibu RT merasakan nyeri pada bagian perut dan tidak sempat di bawa ke Pustu bayinya sudah dilahirkan. Orang-orang yang terlibat selama persalinan ibu RT berlangsung diantaranya ibu mertua dan suaminya sendiri yang sebagai penolong persalinan. Berikut pernyataan yang mendukung informasi tersebut :

Itu waktu su rencana untuk melahirkan di pustu ibu tapi tidak jadi karna saya pung perut tiba-tiba sakit ko ade mea su langsung keluar. Jadi yang bantu saya melahirkan itu waktu saya pung mama mantu deng saya pung suami ibu. Itu saya melahirkan pas pagi-pagi lai jadi mau hubungi ibu bidan ju susah ibu karna saya su stengah mati baru yang ad dirumah hanya saya pung suami. Untung ju saya pung suami pi pange mama mantu d sebelah sini sa ko datang bantu saya ibu. (mimik wajah serius).

(32)

66 4.2.3.4. Riwayat Post partum

Selama menjalani perawatan masa post partum, ibu RT biasanya mandi empat kali sehari menggunakan alat dan bahan berupa air panas dan tenun timor (kain selimut). Kebersihan alat genitalia ibu RT dilakukan dengan cara disiram dari arah depan kebelakang menggunakan air bersih sesudah BAB/BAK, menggunakan pembalut dengan tujuan untuk mencegah keluarnya sisa-sisa darah kotor dari dalam tubuh.

Pola istirahat ibu RT pada siang hari di mulai dari pukul 10.00-13.00 WITA, sedangkan pola istirahat pada malam hari dari pukul 21.00-07.00 WITA. Ibu SOB sering terbangun baik saat istirahat di siang hari maupun malam hari dikarenakan bayinya sering menangis dan saat BAB/BAK. Hal tersebut membuat ibu RT tidak dapat tidur dengan nyenyak. Aktivitas yang dilakukan ibu RT selama tiga minggu post partum diantaranya mengangkat ember yang berisi air, memasak, mencuci, menyapu dalam rumah dan halaman sekitar rumah.

(33)

67 Selama menjalani masa post partum ibu RT tidak pernah melakukan kontrol baik di rumah sakit maupun di pustu dikarenakan proses persalinan ibu RT berlangsung di rumah sehingga membuat ibu RT tidak berani bertemu dengan bidan klinik dan para kader karena telah melanggar peraturan yang sudah ditetapkan. Berikut pernyataan yang mendukung informasi tersebut :

Itu waktu saya tidak melahirkan di pustu jadi saya tidak berani pi periksa di ibu bidan makanya saya hanya tatobi sa ibu. Baru su ada peraturan kalo melahirkan di rumah nanti dapat denda baru bidan deng kader dong tidak layani kita. (menundukkan kepala dan terlihat sedih)

4.2.3.5. Riwayat Penggunaan Tatobi

Pandangan ibu RT tentang tatobi yaitu mandi menggunakan air panas mendidih dengan tujuan untuk mengeluarkan sisa-sisa darah kotor dari dalam rahim, mengembalikan kekuatan fisik, mencegah agar ibu tidak mengalami sakit berat. Alat dan bahan yang digunakan ibu RT saat di tatobi antara lain air panas, tenun timor (kain selimut). Teknik tatobi ini dilakukan saat mandi dan dikompres terlebih dahulu tubuh bagian perut, pundak, belakang dan berakhir pada daerah

(34)

68 perineum. Proses tatobi ini dilakukan selama 4x sehari di dalam rumah bulat (ume kbubu) yang dibantu oleh suaminya selama 5 hari post partum.

Itu waktu saya tatobi pake air panas di dalam dapur nona. Yang tatobi saya itu waktu saya pung suami. Dia tatobi ini dari saya pung perut, pundak, belakang baru yang terakhir minta permisi nona ma di saya pung jalan lahir (mimik wajah serius).

Selain menggunakan tatobi ibu RT juga melakukan tradisi/kebiasaan panggang/Se’i. Menurut ibu RT, Se’i adalah salah satu tradisi orang tua dulu yaitu di panggang dalam rumah bulat/Ume kbubu selama 40 hari 40 malam, yang mana ibu RT dan bayinya harus duduk dan berbaring di atas tempat tidur dengan beralaskan papan , tikar, dan di bawah kolong tempat tidur itu terdapat arang dari hasil pembakaran kayu api. Bara api yang harus tetap menyala selama 40 hari di bawah samping tempat tidur. Menurut ibu RT, tujuan dilakukan Se’i ialah untuk mengeringkan darah dari dalam rahim, tubuh tetap kuat, menjaga kondisi tubuh ibu dan bayi agar tetap hangat. Berikut pernyataan yang mendukung informasi tersebut :

Itu waktu saya panggang juga nona karna kalo tidak panggang nanti saya pung darah dalam rahi tidak kering baru saya pung badan nanti lemah ke orang penyakit. Baru kalo panggang nanti saya deng saya pung anak tetap hangat dalam dapur

(35)

69 nona. itu waktu saya panggang didalam dapur

selama 40 hari nona (mimik wajah serius).

Alasan ibu RT masih menggunakan tatobi dan proses memanggang selain mendapat marah dari orang tua, agar kelak ibu RT tidak mengalami sakit. Berikut pernyataan yang mendukung informasi tersebu:

Saya tetap tatobi deng panggang nona karna kao tidak saya nanti kena marah dari orang tua dong baru bilang nanti sakit terus kalo tidak tatobi deng panggang makanya saya takut ko tatobi nona (mimic wajah serius).

4.2.3.6. Riwayat Kejadian Infeksi

Tanda-tanda infeksi yang dirasakan ibu RT pada hari ke-5 post partum yaitu dilihat dari efek fisik ibu RT mengalami demam, nyeri pada daerah perineum, terlihat bengkak hingga kemerahan, terasa panas saat disentuh namun tidak mengeluarkan nanah. Adapun efek psikis yang dirasakan ibu RT yakni perasaan takut, cemas dan gelisah yang membuat ibu RT tidak dapat beristirahat pada malam hari Berikut pernyataan yang mendukung informasi tersebut:

Sebenarnya mau tatobi sampe 40 hari 40 malam ibu tapi pas hari ke-5 itu, minta permisi tapi saya pung badan panas tinggi baru saya pung jalan lahir sakit ke pedis-pedis. Itu waktu sempat bengkak sampe bamerah ko pas saya pegang begini te panas mati sampe buat saya tidak bisa tidur

(36)

70 malam-malam karna takut makanya saya langsung

berenti tatobi (mimik wajah serius).

4.2.4. Kasus III : Ibu DO

4.2.4.1. Identitas Umum Ibu

Ibu DO berusia 24 tahun yang beragama Kristen Protestan, tinggal di Dusun 1/RT05 desa Binaus Kecamatan Mollo Tengah Kabupaten Timor Tengah Selatan. Ibu DO adalah seorang ibu rumah tangga dengan statusnya yang sudah menikah secara agama. Ibu DO hanya menyelesaikan tingkat pendidikannya di bangku Sekolah Dasar (SD). Ibu DO memiliki 2 orang anak diantaranya anak pertama berusia 3 tahun 5 bulan sedangkan anak kedua berusia 1 tahun 1 bulan. Ibu DO adalah anak ke-3 dari 9 orang bersaudara.

4.2.4.2. Riwayat Kehamilan

Kehamilan ibu DO direncanakan bersama suaminya dan tidak pernah mengalami abortus sebelumnya. Pada trimester pertama ibu DO tidak pernah melakukan kontrol kehamilannya baik di pustu maupun di rumah sakit. Masuk pada trimester kedua dan ketiga ibu DO sudah rajin melakukan kontrol

(37)

71 kehamilannya di pustu sebanyak 6 kali hingga melahirkan bersama bidan klinik. Selama hamil ibu DO tidak pernah merokok, mengkonsumsi alkohol maupun obat-obat terlarang yang dapat mempengaruhi kesehatan janinnya.

Selama hamil Ibu DO mengikuti program imunisasi yaitu tetanus toksoid dan mengikuti Program KB yaitu KB Suntik dengan jenjang waktu 6 bulan. Keluhan yang dirasakan ibu DO selama menggunakan KB suntik yaitu pusing. Selama menggunakan KB suntik ibu DO rajin melakukan kontrol sebulan sekali di Posyandu. Selama hamil ibu DO rajin mengikuti PENKES yang diselenggarakan oleh PLAN dan CWS (Church World Services) diantaranya sosialisasi tentang relaksasi pernapasan, manfaat ASI, metode penggunaan KB, perawatan perineum, perawatan payudara.

Aktivitas yang dilakukan ibu DO selama kehamilannya antara lain mencuci pakaian, memasak, menyapu, mengambil air bersih di bak penampung seminggu 2x saat akan pergi mandi. Tidak ada keluhan yang dirasakan ibu DO saat beraktivitas.

(38)

72 Berikut pernyataan yang mendukung informasi tersebut :

Yang pas hamil itu saya kerja banyak nona, mau cuci pakian, bamasak, basapu, pi ambil air di bak sana. Tidak ada keluhan apa-apa nona, hanya cape sa. Ma habis sapa yang mau kerja lai nona.,, Baru saya pung anak dong ju masih kecil-kecil.

4.2.4.3. Riwayat Persalinan

Proses persalinan ibu DO berlangsung pada tanggal 25 Juli 2011 pukul 07.30 WIB. Lamanya persalinan ibu DO tidak diketahui karena proses persalinannya dibantu oleh dukun dan tidak ada catatan dalam buku persalinan. Tipe persalinan ibu DO yaitu partus spontan (Normal). Tempat persalinannya berlangsung di dalam rumah bulat (ume kbubu) dengan tujuan untuk mendapatkan kehangatan dan tidak ada komplikasi selama persalinan berlangsung.

Orang-orang yang terlibat selama persalinan ibu DO berlangsung diantaranya ibu kandung sebagai dukun bersalin, tetangga dan saudara perempuan sebagai motivator. Berikut pernyataan yang mendukung informasi tersebut :

(39)

73 Itu waktu saya melahirkan di dapur nona, yang kasih

melahirkan saya andia saya pu mama. Mamatua dukun jadi kita yang dalam rumah kalo melahirkan pasti mamtua su yang bantu, tidak pi rumah sakit/pustu lagi (tersenyum).

4.2.4.3. Riwayat Post partum

Selama menjalani perawatan masa post-partum, sehari ibu DO mandi 10x menggunakan alat dan bahan berupa air panas dan tenun timor (kain selendang). Kebersihan alat genitalia ibu DO dilakukan dengan cara disiram dari arah depan ke belakang menggunakan air bersih baik sesudah BAB/BAK, menggunakan tenun timor (kain sarung) pengganti pembalut untuk mencegah keluarnya sisa darah kotor dari dalam tubuh.

Pola istirahat ibu DO pada siang hari yaitu dari pukul 11.00-13.00 WITA, sedangkan pola istirahat pada malam hari dari pukul 20.00-06.00 WITA. Ibu DO sering terbangun pada malam hari tidak pada siang hari dikarenakan bayinya sering rewel, BAB/BAK dan saat menyusui. Hal tersebut membuat ibu DO tidak dapat tidur dengan nyenyak pada malam hari.

Aktivitas yang dilakukan ibu DO selama tiga minggu post partum adalah mengangkat ember yang

(40)

74 berisi air, memasak, mencuci, menyapu dalam rumah dan halaman sekitar rumah. Selama menjalani masa post partum ibu DO tidak pernah melakukan kotrol baik di rumah sakit maupun di pustu. Hal tersebut disebabkan karena proses persalinan ibu DO berlangsung di rumah bulat (ume kbubu) dengan penolong persalinan yaitu dukun bersalin ibu kandungnya sendiri, sehingga ibu DO tidak berani bertemu dengan bidan klinik dan para kader. Berikut pernyataan yang mendukung informasi tersebut : Tidak bisa nona, nanti tidak dilayani karena su ada peraturan baru kalo melahirkan dirumah ko ada apa-apa bidan tidak tolong. Itu waktu saya melahirkan di dapur bukan di pustu/RS jadi saya tidak berani ketemu ibu bidan (mimik wajah serius).

4.2.4.5. Riwayat Penggunaan Tatobi

Pandangan ibu DO tentang tatobi yaitu mandi menggunakan air panas dengan tujuan untuk mengeluarkan sisa-sisa darah kotor dari dalam rahim, menutup kembali jalan lahir, agar tubuh terasa segar dan kembali kuat. Alat dan bahan yang digunakan antara lain air panas, tenun timor (kain selimut) dan kulit pohon matani. Teknik tatobi ini dilakukan 10x sehari saat keluarnya darah kotor dari dalam tubuh dan

(41)

75 di tatobi terlebih dahulu tubuh bagian perut, belakang, punggung dan berakhir pada organ perineum. Proses tatobi ini dilakukan ibu DO di dalam rumah bulat (ume kbubu) yang dibantu oleh ibu kandung dengan statusnya sebagai dukun bersalin selama 3 minggu post partum.

Itu waktu saya tatobi pake air panas di dalam dapur nona. Yang tatobi saya itu waktu saya pung mama kandung. Mamatua tatobi ini dari saya pung perut, punggung, belakang baru yang terakhir minta permisi nona ma di saya pung jalan lahir. Satu hari itu mama tatobi saya 10 kali nona. habis tatobi mama muat tambah air lai ko tatobi (mimik wajah serius).

Selain menggunakan tatobi ibu DO juga melakukan proses panggang/Se’i. Menurut ibu DO, Se’i ialah proses memanggang yang berlangsung selama 40 hari 40 malam didalam rumah bulat/ume kbubu. Yang mana ibu DO dan bayinya harus duduk dan berbaring di atas tempat tidur dengan beralaskan batang pohon bambu, tikar, dan di bawah kolong tempat tidur terdapat arang dari hasil pembakaran kayu api. Bara api yang harus tetap menyala selama 40 hari di bawah samping tempat tidur. Menurut ibu DO, tujuan dilakukan Se’i yitu menjaga tubuh ibu dan bayi tetap hangat, mengeringkan darah dari dalam rahim, menutup kembali jalan lahir, agar tubuh tetap kuat. Berikut pernyataan yang mendukung informasi tersebut :

(42)

76 Itu waktu saya tidak tatobi saja tapi saya ada

panggang juga supaya saya deng saya pung anak tetap hangat, baru orang tua dong bilang panggangg supaya darah yang ada didalam rahim cepat kering ko jalan lahir bisa tatutup kembali, deng badan tetap kuat (mimik wajah serius).

Alasan ibu DO masih menggunakan tatobi dengan Se’i yaitu selain mendapat marah dari orang tua, agar tubuh kembali kuat dan segar. Berikut pernyataan yang mendukung informasi tersebut :

Aduh nona, kalo saya tidak tatobi nanti orang tua dong marah stengah mati bilang nanti besok-besok badan tidak kuat baru tidak segar.

Selain tatobi dan Se’i ibu DO juga menggunakan obat kampung sebagai pengobatan tradisional. Obat kampung yang digunakan ibu DO berasal dari pohon matani. Cara pengolahannya yaitu kulit pohon matani diambil kemudian direbus dengan air hingga mendidih, lalu airnya diminum sampai habis. Sehari ibu DO menghabiskan 2 gelas berukuran sedang. Tujuan dari penggunaan obat kampung menurut ibu DO yaitu selain untuk memproduksi ASI, mencegah darah putih agar tidak naik ke kepala, tubuh tetap kuat dan sehat. Selain itu ibu DO juga

(43)

77 menggunakan kuning telur yang dicampur dengan susu coklat lalu diminum menggunakan gelas berukuran sedang 2x sehari selama 40 hari 40 malam dengan tujuan menstabilkan tekanan darah agar kembali normal dan menghilangkan rasa pusing. Berikut pernyataan yang mendukung informasi tersebut :

Itu waktu saya ada minum deng obat kampung juga nona. itu obat kampung mama ambil dari kulit pohon matani baru rebus sampe mendidih ko saya minum. Satu hari saya minum 2x pagi dan sore. Mama bilang minum supaya air susu lancar. Habis saya ada campur kuning telur deng susu coklat ko minum karna itu waktu saya pung badan panas tinggi jadi mama suruh saya minum itu dong biar cepat sembuh (mimik wajah serius).

4.2.4.6. Riwayat Kejadian Infeksi

Tanda-tanda infeksi yang dialami ibu DO pada minggu ke-3 post partum yaitu dilihat dari efek fisik ibu DO mengalami demam, terasa gatal pada daerah perineum, teraba panas saat di sentuh dan terjadi pembengkakan serta kemerahan, mengeluarkan keputihan. Adapun efek psikis yang dialami ibu DO yakni perasaan takut, cemas dan gelisah yang membuat ibu DO tidak dapat beristirahat pada malam hari. Berikut pernyataan yang mendukung informasi tersebut:

(44)

78 Itu saya tatobi hanya 3 minggu sa nona karena

tiba-tiba saya pung kepala pusing baru badan panas sampe saya menggigil. Baru minta permisi, itu waktu saya pung jalan lahir gatal ko saya tidak tahan jadi saya garuk sampe bengkak ko bamerah baru pas raba begini te panas ngeri, baru keluar keputihan. Ceritanya begini nona. pertama itu saya pung jahitan gatal-gatal, terus saya garuk baru pi ambil air panas ko cuci, itu yang buat sampe bangka ko bamerah,itu buat saya takut stengah mati ko tidak bisa tidur malam-malam (mimik wajah serius).

4.2.5. Kasus IV : Ibu MT1

4.2.5.1. Identitas Umum Ibu

Ibu MT1 berusia 32 tahun yang beragama Kristen Protestan, tinggal di Dusun II/RT07 desa Binaus Kecamatan Mollo Tengah Kabupaten TTS. Ibu MT1 menyelesaikan tingkat pendidikannya di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Ibu MT1 adalah anak tunggal dalam keluarganya dan memiliki 2 orang anak diantaranya anak pertama berusia 2 tahun 1 bulan sedangkan anak keduanya berusia 29 hari.

4.2.5.2. Riwayat Kehamilan

Kehamilan ibu MT1 direncanakan bersama suaminya dan tidak pernah mengalami abortus sebelumnya. Ibu MT1 rajin melakukan kontrol kehamilannya sebulan sekali di rumah sakit hingga melahirkan. Selama hamil ibu MT1 tidak pernah

(45)

79 merokok, mengkonsumsi alkohol maupun obat-obat terlarang yang dapat mempengaruhi kesehatan janinnya. Jenis imunisasi yang digunakan ibu MT1 selama hamil adalah tetanus toksoid, namun Ibu MT1 tidak mengikuti program KB.

Selama hamil ibu MT1 rajin mengikuti PENKES yang diselenggarakan oleh PLAN dan CWS (Church World Services) diantaranya sosialisasi tentang manfaat ASI, metode penggunaan KB, perawatan perineum, perawatan payudara. Aktivitas yang dilakukan ibu MT1 selama hamil antara lain memasak, mengambil air bersih di bak penampung, mencuci piring, menyapu dalam rumah dan halaman sekitar rumah, membersihkan kebun. Keluhan yang dirasakan ibu MT1 selama beraktivitas yaitu nyeri pada bagian perut dan pundak. Berikut pernyataan yang mendukung informasi tersebut :

Oh… Itu waktu yang pas hamil saya kerja banyak nona mau bamasak, pi ambil air bersih di bak untuk masak ko minum, cuci piring, basapu di dalam deng luar rumah, terus bersihkan kebun ibu. Pokoknya kerja terlalu banyak ibu (sambil tersenyum). itu waktu saya pung pinggang dengan pundak yang sakit tapi saya kasih minyak kelapa ko urut sendiri habis itu su tidak sakit-sakit lai. (sambil memegang perut dan pundak).

(46)

80 4.2.5.3. Riwayat Persalinan

Proses persalinan ibu MT1 berlangsung pada tanggal 31 Juli 2012 pukul 15.00 WITA. Lamanya persalinan yaitu 8 jam 15 menit dihitung dari kala I-IV. Tipe persalinan yaitu partus spontan (Normal) dengan posisi fetus Kep. Proses persalinan ibu MT1 berlangsung di RSUD Soe dengan penolong persalinan oleh bidan. Alasan ibu MT1 memilih lokasi persalinan di RSUD yaitu ibu MT1 sudah mendapat arahan terlebih dahulu dari bidan dan para kader untuk tidak melahirkan di rumah karena akan di kenai denda.

Alasan yang disampaikan oleh suami ibu M1 yaitu Karena angka kematian di TTS semakin meningkat jadi alangkah baiknya proses persalinan berlangsung di rumah sakit. Orang-orang yang terlibat selama persalinan ibu MT1 berlangsung diantaranya bidan sebagai penolong persalinan, suami dan orang tua angkat sebagai motivator. Berikut pernyataan yang mendukung informasi tersebut :

Saya takut dapat denda ibu makanya saya pilih melahirkan di rumah sakit. Baru ibu bidan deng kader dong su pernah kasih arahan bilang kalo masih ada juga yang melahirkan di rumah nanti tidak di layani kalo ada sakit. Alasan suami ibu MT yaitu karena

(47)

81 angka kematian ibu dan bayi di TTS semakin

meningkat jadi alangkah baiknya proses persalinan berlangsung di rumah sakit (suara tegas dan mimik wajah serius).

4.2.5.4. Riwayat Post partum

Selama menjalani perawatan masa post partum, sehari ibu MT1 mandi 2x yaitu pagi dan sore hari menggunakan alat dan bahan berupa air panas dan tenun timor (kain selimut). Kebersihan alat genitalia ibu MT1 dilakukan dengan cara disiram dari arah depan ke belakang menggunakan air bersih sesudah BAB/BAK, mengganti pembalut tiga kali sehari yaitu, pagi, siang dan sore hari untuk mencegah keluarnya sisa darah kotor dari dalam tubuh.

Pola istirahat ibu MT1 pada siang hari yaitu dari pukul 12.00-13.00 WITA, sedangkan pola istirahat pada malam hari dari pukul 20.00-05.00 WITA. Ibu MT1 sering terbangun pada malam hari tidak pada siang hari dikarenakan bayinya sering menangis, BAB/BAK, saat akan menyusui. Hal tersebut membuat ibu MT1 tidak dapat tidur dengan nyenyak pada malam hari.

Aktivitas yang dilakukan ibu MT1 selama tiga minggu post partum antara lain memasak, mencuci, menyapu dalam rumah dan halaman sekitar rumah.

(48)

82 Selama menjalani masa post partum ibu MT1 rajin melakukan kontrol jahitannya 2 minggu sekali di rumah sakit bersama ibu bidan. Berikut pernyataan yang mendukung informasi tersebut :

Tidak sonu memang ibu, apa lagi pas tidur malam. Saya pusing mau jaga kasih susu ade mea, ganti ade mea pung loyor pas dia kencing atau mau perhatikan saya pung penyakit. Tapi untung ada saya pung suami jadi dia bisa bantu urus kami pung anak.

Ibu bidan bilang saya kena infeksi jadi mamatua suruh saya ko tiap dua minggu datang periksa. Habis itu su tidak sakit smpe Bangka-bangka lai ibu.

4.2.5.5. Riwayat Penggunaan Tatobi

Pandangan ibu MT1 tentang tatobi yaitu tradisi dari nenek moyang/orang tua dulu yang menjadi turun temurun yaitu mandi menggunakan air panas dengan tujuan agar tubuh tetap kuat dan tidak sakit-sakit serta menutup kembali jalan lahir. Alat dan bahan yang digunakan ibu MT1 saat di tatobi antara lain air panas dan tenun timor (kain selimut) dan di tatobi terlebih dahulu tubuh bagian perut, pundak belakang dan berakhir pada daerah perineum. Teknik tatobi ini dilakukan 2x dalam sehari saat mandi didalam rumah bulat (ume kbubu) yang dibantu oleh suaminya selama 1 minggu post partum.

(49)

83 Selain menggunakan tatobi ibu MT1 juga melakukan tradisi/kebiasaan memanggang (Se’i). Menurut ibu MT1, Se’i adalah proses memanggang didalam rumah bulat/ume kbubu selama 40 hari 40 malam. Yang mana ibu MT1 dan bayinya harus duduk dan berbaring di atas tempat tidur dengan beralaskan batang pohon bambu, tikar, dan di bawah kolong tempat tidur terdapat arang dari hasil pembakaran kayu api. Bara api yang harus tetap menyala selama 40 hari di bawah samping tempat tidur. Menurut ibu MT1, tujuan dilakukan Se’i ialah untuk mengeringkan darah dari dalam rahim menutup kembali jalan lahir, tubuh tetap kuat, agar tubuh ibu dan bayi tetap hangat. Berikut pernyataan yang mendukung informasi tersebut :

Itu waktu saya ada panggang juga nona, karna orang tua dong bilang panggang supaya darah dalam rahim cepat kering ko jalan lahir bisa tatutup kembali, supaya badan tetap kuat, biar saya deng saya pung anak tetap hangat didalam dapur nona). Itu waktu saya panggang didalam dapur selama 40 hari 40 malam baru saya keluar pi rumah besar nona (mimik wajah serius).

Alasan ibu MT1 masih menggunkan tatobi dan Se’i karena dipaksa oleh orang tua. Adapun pernyataan dari suami ibu MT1 menceritakan bahwa tanta dari suami ibu MT1 meninggal dikarenakan tidak menggunakan tatobi

(50)

84 sehingga banyak mengeluarkan darah dari rahim dan akhirnya meninggal. Berikut pernyataan yang mendukung informasi tersebut :

Itu waktu saya tatobi pake air panas di dalam dapur nona. Yang tatobi saya itu waktu saya pung suami. Dia tatobi ini dari saya pung perut, belakang baru yang terakhir minta permisi nona ma di saya pung jalan lahir (mimik wajah serius).Itu waktu saya tatobi 2x sehari selama 1 minggu sa nona. Pernyataan dari suami ibu MT : saya pung istri tiap kali habis melahirkan harus tatobi ibu karna pengalaman saya pung tanta pernah meninggal karna tidak tatobi ko darah los makanya sampe dia meninggal (mimik wajah serius).

4.2.5.6. Riwayat Kejadian Infeksi

Tanda-tanda infeksi yang dirasakan ibu MT1 pada minggu ke-3 post partum yaitu dilihat dari efek fisik ibu MT1 mengalami pusing, terasa nyeri pada jahitan perineum, terlihat bengkak disertai kemerahan, terasa panas saat disentuh. Adapun efek psikis yang dialami ibu MT1 yaitu perasaan takut dan cemas hingga membuat ibu MT1 tidak dapat beristirahat pada malam hari. Berikut pernyataan yang mendukung informasi tersebut :

Itu waktu saya tatobi hanya 1 minggu sa ibu karna saya pung kepala kaget pusing, baru minta permisi tapi itu waktu saya pung jalan lahir sakit terus bengkak baru pas saya tunduk ko liat begini te su bamerah sa baru pas pegang di bagian jahitan begini panas sekali ibu. It waktu pas saya tau saya takut

(51)

85 sekali sampe saya tidak bisa tidur malam-malam

(mimik wajah serius).

4.2.6. Kasus V : Ibu DL

4.2.6.1. Identitas Umum Ibu

Ibu DL berusia 22 tahun yang beragama Kristen Protestan, tinggal di Dusun II/RT07 desa Binaus Kecamatan Mollo Tengah Kabupaten TTS. Ibu DL adalah seorang ibu rumah tangga dengan status sudah menikah secara agama dan hanya menyelesaikan tingkat pendidikan dibangku Sekolah Dasar (SD). Ibu DL memiliki 1 anak laki-laki yang berusia 3 bulan. Ibu DL merupakan anak ke-3 dari 3 orang bersaudara. 4.2.6.2. Riwayat Kehamilan

Kehamilan ibu DL direncanakan bersama suaminya dan tidak pernah mengalami abortus sebelumnya. Selama hamil ibu DL rajin melakukan kontrol kehamilannya di RS maupun Pustu bersama bidan klinik.

Selama hamil ibu DL tidak pernah merokok, mengkonsumsi alkohol maupunn obat-obat terlarang yang dapat mempengaruhi kesehatan janinnya. Jenis imunisasi yang digunakan ibu DL selama hamil adalah

(52)

86 tetanus toksoid, namun ibu DL tidak mengikuti program KB. Selama hamil ibu DL rajin mengikuti PENKES yang diselenggarakan oleh PLAN dan CWS (Church World Services) diantaranya sosialisasi tentang relaksasi pernapasan, manfaat ASI, metode penggunaan KB, perawatan perineum, perawatan payudara.

Aktivitas yang dilakukan ibu DL selama hamil antara lain mencuci pakaian, memasak, menyapu, mengambil air bersih di bak penampung seminggu 2x saat pergi mandi. Keluhan yang dirasakan saat beraktivitas itu nyeri pinggang. Berikut pernyataan yang mendukung informasi tersebut :

Aduh saya pung kerja terlalu banyak nona, mau bamasak, ambil air di bak, pi kebun, basapu, bacuci, balik tanah, pagar kebun. Saya pung pinggang sa yang rasa sakit nona, mungkin pengaruh cape karna terlalu banyak kerja (mimik wajah serius).

4.2.6.3. Riwayat Persalinan

Proses persalinan ibu DL berlangsung pada tanggal 05 Mei 2012 pukul 19.00 WITA. Lamanya persalinan tidak ditulis dalam catatan persalinan. Tipe persalinan yaitu Caesar. Proses persalinan ibu DL

(53)

87 berlangsung di RSUD Soe dengan penolong persalinan oleh dokter dan bidan. Alasan ibu DL memilih lokasi persalinan di RSUD yaitu karena kondisi ibu DL tidak bisa tertolong di pustu sehingga dirujuk ke RSUD untuk dilakukan tindakan Caesar.

Orang-orang yang terlibat selama persalinan ibu DL berlangsung diantaranya dokter dan bidan sebagai penolong persalinan, orang tua kandung, suami dan ibu mertua sebagai motivator. Berikut pernyataan yang mendukung informasi tersebut :

Karna tidak tertolong di pustu sini andia ko rujuk pi RSU nona. Untung ko rujuk saya kalo tidak mungkin saya su tidak tau lai deng saya pung anak nona (menunduk sambil melihat kearah bayinya yang sedang digendong).

4.2.6.4. Riwayat Post partum

Selama menjalani perawatan masa post partum, Ibu DL biasanya mandi satu kali dalam sehari menggunakan air panas dan kain biasa berbahan kaos. Kebersihan alat genitalia ibu DL dilakuan dengan cara disiram dari arah depan kebelakang menggunakan air bersih sesudah BAB/BAK, mengganti pembalut tiga kali sehari yaitu, pagi, siang dan sore hari untuk mencegah keluarnya sisa-sisa darah kotor dari dalam tubuh.

(54)

88 Pola istirahat ibu DL pada siang hari yaitu dari pukul 13.00-15.00 WITA, sedangkan pola istirahat pada malam hari dari pukul 19.00-06.00 WITA. Ibu DL sering terbangun pada malam hari tidak pada siang hari dikarenakan bayinya sering menangis dan BAB/BAK. Hal tersebut membuat ibu DL tidak dapat beristirahat dengan nyenyak pada malam hari.

Aktivitas yang dilakukan ibu DL selama tiga minggu post partum antara lain memasak dan meyapu. Selama menjalani masa post partum hanya melakukan kontrol jahitan 2x setelah dilakukan tindakan Caesar dengan bidan, setelah itu sudah tidak lagi. Menjelang beberapa hari kemudian kondisi ibu DL memburuk dan harus segera dibawa ke RSUD oleh suami dan kakak iparnya dikarenakan jahitan operasinya terlepas. Berikut pernyataan yang mendukung informasi tersebut:

Saya terlalu takut nona ko langsung pi periksa di RSUD deng saya pung suami deng kaka ipar, sampe sana ko dokter periksa habis dia suruh saya ko tidur di rumah sakit selama 1 minggu (menggenggam kedua tangan).

(55)

89 4.2.6.5. Riwayat Penggunaan Tatobi

Pandangan ibu DL tentang tatobi yaitu tradisi dari nenek moyang/orang tua dulu jadi harus diterapkan secara terus-menerus yaitu mandi menggunakan air panas dengan tujuan untuk mengeluarkan sisa-sisa darah kotor, tidak mengalami sakit berat, mencegah darah putih agar tidak naik ke kepala, menutup kembai jalan lahir. Alat dan bahan yang digunakan ibu DL saat di tatobi diantaranya air panas dan kain biasa berbahan kaos dan di tatobi terlebih dahulu tubuh bagian pinggang, dada dan berakhir pada bagian belakang. Teknik tatobi ini dilakukan 1x sehari saat mandi di dalam rumah bulat/ume kbubu dengan bantuan ibu kandung selama 2 minggu post partum dikarenakan jahitan ibu DL terlepas dan harus segera dirawat di RSUD Soe. Berikut pernyataan yang mendukung informasi tersebut:

Iya nona saya hanya tatobi selama 2 minggu sa, itu saya pung jahitan talepas baru sakit minta ampun. Dokter deng bidan su larang ko jang tatobi tapi nenek deng mama dong paksa harus tatobi supaya darah kotor dong keluar dan pas anak su besar kita tidak sakit-sakit. Jadi saya ikut sa nenek deng mama pung omong (Sambil memegang perut).

(56)

90 Selain menggunakan tatobi ibu DL juga melakukan tradisi/kebiasaan memanggang (Se’i). Menurut ibu DL, Se’i adalah kebiasaan memanggang yang wajib dilakukan ibu-ibu setelah persalinan selama 40 hari 40 malam didalam rumah bulat/ume kbubu. Yang mana ibu DL dan bayinya harus duduk dan berbaring di atas tempat tidur dengan beralaskan batang pohon bambu, tikar, dan di bawah kolong tempat tidur terdapat arang dari hasil pembakaran kayu api. Bara api yang harus tetap menyala selama 40 hari di bawah samping tempat tidur. Menurut ibu DL, tujuan dilakukan Se’i ialah menjaga agar tubuh ibu dan bayi tetap hangat, mengeringkan darah dari dalam rahim, menutup kembali jalan lahir, tubuh tetap kuat. Berikut pernyataan yang mendukung informasi tersebut :

Itu waktu saya ada panggang juga nona. saya panggang didalam dapur selama 40 hari 40 malam baru saya keluar pi rumah besar , karna orang tua dong bilang panggang supaya darah dalam rahim cepat kering ko jalan lahir bisa tatutup kembali, supaya badan tetap kuat, biar saya deng saya pung anak tetap hangat didalam dapur nona (mimik wajah serius).

Alasan ibu DL masih menggunakan tatobi dan Se’i yaitu Jika tidak dilakukan maka sisa-sisa darah kotor dalam tubuh tidak dapat keluar sehingga tubuh terasa lemas dan kesakitan. Selain itu, orang tua akan marah

(57)

91 besar jika tidak dilakukan tatobi dan Se’i. Berikut pernyataan yang mendukung informasi tersebut :

Kalo tidak panggang dengan tatobi nona nanti orang tua-tua dong akan marah bilang kita pung badan nanti sakit-sakit baru lemas karna sisa darah kotor yang ada di dalam tubuh tidak keluar semua (Mimik wajah serius).

4.2.6.6. Riwayat Kejadian Infeksi

Tanda-tanda infeksi yang dirasakan ibu DL pada minggu ke-2 post partum yaitu dilihat dari efek fisik ibu DL mengalami demam, terjadi pembengkakan pada jahitan operasi, jahitan terasa panas saat disentuh, jahitan operasi terlepas hingga mengeluarkan nanah berwarna kuning. Adapun efek psikis yang dialami ibu DL yaitu perasaan takut, cemas dan gelisah yang membuat ibu DL tidak dapat beristirahat pada malam hari. Berikut pernyataan yang mendukung informasi tersebut:

Itu waktu saya pung jahitan sakit ke pedis-pedis baru ke batatikam begitu nona. Iya nona, saya pung jahitan sampe bengkak baru bamerah, maaf nona ma sampe keluar deng nanah juga. Itu waktu saya ada demam juga nona. Kalo tidak salah minggu kedua. Tidak apa-apa nona karna itu waktu nanah keluar warna kuning hanya tidak bau (mimik wajah serius). Itu sampe saya tidak tidur pas malam-malam karna takut kenapa-kenapa deng saya nona (mimik wajah serius).

(58)

92 4.2.7. Kasus VI : Ibu IB

4.2.7.1. Identitas Umum Ibu

Ibu IB berusia 33 tahun yang beragama Kristen Katolik, tinggal di Dusun I/RT02 desa Binaus Kecamatan Mollo Tengah Kabupaten TTS. Ibu IB adalah seorang ibu rumah tangga dengan status belum menikah secara agama. Ibu IB hanya menyelesaikan tingkat pendidikannya di bangku Sekolah Dasar (SD). Ibu IB memiliki 3 orang anak diantaranya anak pertama berusia 9 tahun, anak kedua berusia 5 tahun dan anak ketiga berusia 11 bulan. Ibu IB adalah anak ke-2 dari 2 orang bersaudara.

4.2.7.2. Riwayat Kehamilan

Kehamilan ibu IB direncanakan bersama suaminya dan tidak pernah mengalami abortus sebelumnya. Ibu IB juga rajin melakukan kontrol kehamilannya sebulan sekali di Pustu bersama bidan klinik. Selama hamil ibu IB tidak pernah merokok, mengkonsumsi alkohol maupun obat-obat terlarang yang dapat mempengaruhi kesehatan janinnya.

(59)

93 Jenis imunisasi yang digunakan ibu IB selama hamil adalah tetanus toksoid, namun Ibu IB tidak mengikuti program KB. Selama hamil ibu IB mengikuti PENKES yang diselenggarakan oleh PLAN dan CWS (Church World Services) antara lain relaksasi pernapasan, manfaat ASI, cara menyusui, metode penggunaan KB, perawatan perineum dan perawatan payudara.

Aktivitas yang dilakukan ibu IB selama hamil antara lain memasak,. mencuci pakaian, mengepel lantai, menyapu dalam rumah dan halaman sekitar rumah. Tidak ada keluhan yang dirasakan ibu IB selama beraktivitas. Berikut pernyataan yang mendukung informasi tersebut :

Yang pas hamil itu andia saya pung kerja ke biasa nona bamasak, bacuci pakian, pel lante rumah terus basapu didalam rumah dengan halaman sekitar rumah. Tidak ada keluhan apa-apa nona, rasa ke biasa-biasa sa.

4.2.7.3. Riwayat Persalinan

Proses persalinan ibu IB berlangsung pada tanggal 15 September 2011 pukul 10.00 WITA. Lamanya persalinan yaitu 4 jam 15 menit dihitung dari kala I-IV. Tipe persalinan ibu IB yaitu partus spontan

(60)

94 (Normal) dengan penolong persalinan oleh bidan. Alasan ibu IB memilih Pustu sebagai lokasi persalinan yaitu menurut ibu IB dan suaminya Pustu adalah salah satu lokasi kesehatan yang aman, cepat tertolong dan fasilitas kesehatan lengkap sehingga tidak membahayakan nyawa istri dan calon banyinya selama persalinan berlangsung.

Orang-orang yang terlibat selama persalinan ibu IB berlangsung diantaranya bidan sebagai penolong persalinan, keluarga yaitu suami, tanta dan adik sebagai motivator. Berikut pernyataan yang mendukung informasi tersebut :

Itu waktu saya melahirkan di Pustu nona karna itu tempat aman baru cepat tertolong karena fasilitas kesehatan lengkap, jadi kalo ada apa-apa deng saya terus saya pung anak dalam perut begitu su tidak susah-susah lai, langsung bidan dong tangani (Mimik wajah serius).

4.2.7.4. Riwayat Post partum

Selama menjalani perawatan masa post partum, ibu IB biasanya mandi dua kali sehari menggunakan alat dan bahan berupa air panas dan tenun Timor (kain selendang). Kebersihan alat genitalia ibu IB dilakukan dengan cara mencuci tangan sebelum membersihkan

(61)

95 organ perineum yaitu disiram dari arah depan kebelakang menggunakan air bersih baik saat BAB/BAK, menggunakan pembalut dan diganti saat darah sudah penuh.

Pola istirahat ibu IB pada siang hari yaitu dari pukul 12.00-15.00 WITA, sedangkan pola istirahat pada malam hari dari pukul 20.00-05.00 WITA. Ibu IB sering terbangun pada malam hari untuk menyusui bayinya, namun menurut ibu IB sendiri hal tesebut tidak mengganggu pola istirahatnya pada malam hari. Selama tiga minggu post partum ibu IB tidak melakukan aktivitas apa-apa setelah melewati 40 hari 40 malam. Selama menjalani masa post partum ibu IB rajin melakukan kontrol 2 kali dalam sebulan bersama bidan klinik di pustu. Jenis kontrol yang dilakukan saat itu yaitu kontrol jahitan perineum dan mendapat obat amoxcilin. Berikut pernyataan yang mendukung informasi tersebut :

Itu waktu saya pi periksa saya pung jahitan 2x di ibu bidan terus ibu bidan kasih saya obat amoxcilinuntuk minum.

Gambar

Gambar 2. Peta Desa Binaus (Karwur, F. F., Suharmiati.,  Batubara, S. O., Tauho, K. D
Gambar 3 . Rumah Bulat (Ume Kbubu)
Diagram  diatas  Menunjukkan  bahwa  tingkat  pendidikan    terbanyak  yaitu  SD,  sedangkan  tingkat  pendidikan terendah yaitu TK
Diagram  diatas  menunjukkan  bahwa  status  pekerjaan  tertinggi  adalah  Petani,  sedangkan  status  pekerjaan  terendah adalah Pensiun
+5

Referensi

Dokumen terkait

“dari hal itu tepat sekali sebab ketika menggunakan buku pelajaran biasa yang digunakan untuk anak tunanetra sangat tidak tepat oleh karena itu penggunaan buku agama yang tepat

Menurut Indrasari (2012) kejadian berat badan bayi lahir rendah (BBLR) dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain karakteristik sosial demografi ibu (usia kurang

Pada novel Kekal penulis memberikan kritik terhadap Perusahaan C yang melakukan pembakaran hutan di Riau dengan sengaja. Kegiatan ini tentu saja melanggar hukum

Dari table diatas penggambaran tentang nilai romantisme dilihat dari visualisasi adegan romantisme, posisi terbanyak adalah adegan memegang tangan pasangan 15%, posisi

Menanamkan kebiasaan-kebiasaan beribadah kepada anak karena pada usia yang masih dini (4-12 tahun) anak lebih peka terhadap apa yang akan dilihat dan didengar

Konsultasi kesehatan dilakukan apabila Ibu mengalami keluhan tentang kesehatan anak atau ibu yang berkaitan dengan tumbuh- kembang anak, akan tetapi ibu-ibu mengaku bahwa

Tabel 4.1 Karakteristik Umum Subjek Penelitian berdasar atas Usia, Jenis Kelamin, Pendidikan Terakhir Ibu, Status Pekerjaan Ibu, Usia Ibu Saat Hamil, Tinggi Badan Ibu, dan Riwayat

Hal ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Maulidya pada tahun 2013 di Jambi, didapatkan bahwa dari dari data yang berjumlah 44 bayi yang mengalami ikterus, terdapat 25 bayi 57%