• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah Biak di SD YPK Effata Waupnor Kabupaten Biak Numfor Provinsi Papua T2 942010010 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah Biak di SD YPK Effata Waupnor Kabupaten Biak Numfor Provinsi Papua T2 942010010 BAB IV"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

55

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Dalam Bab ini akan ditampilkan data dari pembahasan menyangkut variabel-variabel penelitian sebagai tindak lanjut dari hasil pengumpulan data dengan instrumen wawancara dan observasi. Setelah melakukan penelitian langsung terhadap sasaran penelitian yang telah ditetapkan dalam batasan dan rumusan masalah, sesuai prosedur metode penelitian yang telah ditetapkan. Agar lebih jelas, bab ini akan menguraikan tentang penyajian data dan analisis hasil penelitian, yang dibagi dalam dua bagian yaitu: pertama, Sejarah singkat Bahasa Biak dan gambaran Umum Tempat penelitian. Kedua, Hasil Penelitian dan Analisis, yang di uraikan sebagai berikut :

4.1 Sejarah Singkat

(2)

56

pula pulau-pulau kecil yang cukup banyak jumlahnya. Hampir semua pulau itu berpenduduk. Pulau Biak dan Supiori mempunyai latar belakang sosial budaya dan sejarah yang dulunya berbeda dengan pulau Numfor, tetapi lama kelamaan hubungan mereka semakin erat, sehingga kini terlihatlah satu kebudayaan yang utuh, yakni kebudayaan Biak. Menurut sejarah katanya, nama Biak berasal dari kata /byak/ yang berarti : 1). Pulau yang timbul, yakni pulau itu timbul sebagai pulau karang di tengah-tengah samudera, yang dari kejauhan kelihatan seperti sesuatu benda terapung-apung; 2). Orang Asli, orang dalam, orang yang memiliki tanah, atau orang yang berasal dari darat (udik). Artinya, pulau Biak dikuasai dan dimiliki oleh orang asli Biak, yang dulunya sebagian besar berdiam di pedalaman.

(3)

57

Biak dewasa ini, misalnya: ansona, orwa, orne, osuwa, roru, toffer, erwasi, kapenayer, biwain, mek, dan lain-lain. Kata-kata tersebut termasuk kata-kata asli bahasa Numfor yang tidak terdapat dalam bahasa Biak. Kosa kata tersebut diatas membuktikan bahwa dahulu pulau Biak dan Numfor memiliki penduduk dan bahasa masing-masing. Perkembangan sejarah selanjutnya sudah berbeda dengan kenyataan di atas.

Dengan perkembangan tersebut Bahasa Biak pun ikut mengalami perbedaan dalam perkembang seirama dengan perkembangan penuturnya. Peristiwa tersebut membawa berbagai dampak dalam kebudayaan umumnya dan Bahasa khususnya, terutama di pulau-pulau atau daerah-daerah yang ada penduduk aslinya; seperti Numfor, pesisir pantai utara “Kepala Burung” Papua dan pulau-pulau kecil sekitarnya. Dampak yang sangat menarik ialah timbulnya ragam bahasa Biak yang sedikit berbeda dengan bahasa Biak di pulau Biak dan Supiori. Misalnya ragam bahasa Biak di Dore Manokwari, Amberbaken, Karon Pantai, dan pulau-pulau di Raja Ampat terutama Waigeo Utara, Kofiau, sampai Misol.

(4)

58

(5)

59

masa lampau. Tidak heran kalau mereka mampu hidup dan bertahan dimana-mana, dengan menggunakan budaya mereka terutama bahasa sebagai sarana komunikasi yang sangat pokok dalam kehidupan umat manusia. Sebagian dari mereka kini menggunakan nama besar masa lalu seperti Kapisa, Dimara, yang merupakan gelar yang masih terkait dengan sultan Tidore dan Ternate. Hidup bersama dengan kelompok etnis yang berbeda-beda sudah barang tentu saling mempengaruhi, walaupun seditkit. Pengaruh timbal balik membawa akibat tertentu pula dibidang bahasa, yakni munculnya variasi dialektis yang beraneka ragam. Demikian halnya perkembangan bahasa Biak dimana-mana tentu saling pengaruh-mempengaruhi, antara bahasa Biak dengan lingkungan yang dimasuki, maka keberadaan Bahasa Biak saat ini mengalami berberapa macam ragam/dialek yang berbeda.

(6)

60

Biak maupun pulau-pulau sepanjang Pantai Utara Tanah Papua. Hal tersebut didasarkan atas suatu kenyataan bahwa cukup banyak penduduk yang bukan etnis biak di Kepulauan Raja Ampat dapat menggunakan bahasa Biak secara fasih, walaupun mereka memiliki bahasa daerah sendiri-sendiri (Fautngil, 1984).

Bertolak dari penjelasan diatas, dapat dikemukakan disini bahwa daerah pakai bahasa Biak secara geografis terdapat disebelah utara pulau Papua yang terbentang dari timur sampai ke barat dengan jumlah penutur yang cukup besar.

4.2 Gambaran Umum Tempat Penelitian

(7)

61

berbasis PAKEM; Mengembangkan bakat dan minat siswa yang trampil melalui kegiatan ekstrakurikuler; Membiasakan siswa berperilaku sopan; Membiasakan siswa melaksanakan kegiatan Keagamaan sesuai ajaran Kristiani; Kerjasama guru dan orang tua untuk meningkatkan mutu pendidikan. SD YPK Effata Waupnor berdiri pada tanggal 1 Januari 1962. SD YPK Effata Waupnor telah banyak mendapat kepercayaan dari masyarakat dan pemerintah. Hal ini dapat terlihat pada jumlah peserta didik yang juga telah mengamanatkan beberapa lulusan sejak mulai berdirinya sekolah tersebut.

Tabel 4.1

Jumlah Siswa SD YPK Effata Waupnor

Tahun Ajaran Jumlah 2006/2007 132 2007/2008 182 2008/2009 182 2009/2010 200 2010/2011 200 2011/2012 213 2012/2013 285

Sumber data : Dokumentasi SD YPK Effata Waupnor

(8)

62

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian

Dalam bagian ini akan disajikan hasil penelitian tentang proses perencanaan, Pelaksanaan, evaluasi, dan hasil terhadap program pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah Biak di SD YPK Effata Waupnor Kabupaten Biak Numfor yaitu :

4.3.1 Deskripsi Perencanaan Program Pembelajaran Pada umumnya peran guru SD YPK Effata Waupnor menyatakan bahwa keterlibatan mereka dalam perencanaan program pembelajaran bahasa daerah Biak atau dalam menyiapkan bahan pelajaran kelas dan dikembangkan masing-masing guru kelas sesuai kebutuhan anak didik. Pendesaian dan pengembangan mulok Bahasa Daerah Biak oleh guru berdasarkan program yang telah disediakan kepala sekolah dengan Rencana Kegiatan Harian RKH) dan Rencana Kegiatan Mingguan (RKM).

(9)

63

guru untuk dikembangkan oleh guru masing-masing dalam kelas.

Pelajaran Mulok Bahasa Daerah Biak telah diterapkan pada tahu 2008/2009 namun belum efektif dilaksanakan dalam pembelajaran karena belum ada silabus yang baku sebagai acuan dalam pembelajaran tetapi juga belum ada guru yang berkompeten dan mampu mengajarkan muatan lokal bahasa daerah tersebut dan hanya diajarkan berdasarkan panduan yang pernah dibuat oleh kepala sekolah senior yang sudah purna tugas. Dalam wawancara juga, guru-guru mengatakan, bahwa persiapan bahan ajar mulok seni dan budaya, ketrampilan tersebut disiapkan sebelum proses belajar mengajar dikelas dilakukan dan itu disiapkan oleh masing-masing guru kelas. Sedangkan materi ajar untuk mulok bahasa daerah diajarkan berdasarkan contoh materi yang telah disiapkan oleh kepala sekolah seperti dikatakan guru yang sudah lama mengajar Lima Tahun di kelas tiga ;

GK IIIA:... Kalau Kepala sekolah kami yang dulu itu

pernah membuat satu materi pembelajaran khusus

untuk muatan lokal bahasa daerah Biak tapi bahan

materinya atau topik materinya hanya tema-tema

dasar saja seperti: menyebut angka 1-10 (Kelas I) 1-20

(keles II), 1-50 (kelas III) dalam bahasa biak, menyebut

(10)

64

khas suku biak. Cuma itu saja dan kalau kami

mengajar kadang materi sudah selesai namun waktu

masih banyak, jadi ya... kadang kami juga sulit untuk

melanjutkan PMB, akhirnya siswa diprintahkan

untuk bermain atau disuruh untuk menggambar

bebas saja supaya waktu tidak terbuang percuma...!

Jadi, alokasi waktu itu belum bagus... belum cocok

dengan materi yang diajarkan.

Gambar 4.1:

Guru kelas III seusai wawancara

Tabel 4.2

(11)

65

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Mendengarkan

2.1Berbicara secara lisan Tentang berbagai bahasa yang telah didengar dengan baik. 2.2 Mensiskripsikan bunyi

bahasa tersebut. Membaca

Memahami teks pendek dengan membaca nyaring dengan intonasi yang benar. sederhana yang ditulis di papan tulis

4.3Menyalin kalimat yang ditulis dipapan tulis dengan benar.

Sumber Dokumen SD YPK Effata Waupnor: Materi belajar Mulok Bahasa daerah dikelas I-III SD YPK Effata Waupnor 2008/2009.

(12)

66

menyelesaikan persiapannya tepat waktu karena menentukan tema pembelajarannya sendiri-sendiri sesuai kebutuhan kelasnya.

KS:... memang kami telah sampaikan dan sudah di

bentuk dalam pertemuan guru-guru sebelum semua

materi pelajaran diajarkan, guru sudah harus

Mempersiapkan persiapan mengajarnya termasuk

juga pelajaran mulok, Dan harus selesai. Saya juga

berharap guru-guru saya dapat Memaksimalkan

waktu yang ada dengan baik supaya anak-anak juga

dapat Belajar dengan baik. Tapi masih belum

maksimal juga karena ada guru Yang mengajar mulok

tidak tahu bahasa daerahnya sendiri bahkan

mungkin karena gurunya bukan putra daerah

akhirnya sulit untuk mengajarkan Mulok tersebut.

(13)

67

Kemampuan dalam daya dan dana belum dapat membantu guru dalam melaksanakan.

GKI:… Biasanya kalau kami mau mengajar mulok,

baik seni buaya, ketrampilan ataupun bahasa daerah

itu temanya sudah ada dan ada contoh yang dibuat,

dan kami tinggal ikut saja, kami coba kembangkan

dengan apa yang kami tahu saja.

Selain itu para guru juga menjelaskan bahwa untuk materi ajar mulok disesuaikan dengan kelasnya (kelas I – III), dalam pelaksanaan penerapan materi ajar mulok banyak kendalanya tetapi harus tetap diajarkan karena sangat dibutuhkan bagi pengembangan pendidikan terkhusus terhadap kecintaan murid terhadap budaya bangsa secara universal. Dalam menyiasati kendala untuk tetap menjadi minat murid mengikuti pembelajaran tersebut maka ada cara lain yang diditerapkan guru yaitu, guru meluangkan dan memanfaatkan waktu dan hari khusus untuk sebuah kegiatan ekstra pembelajaran tersebut yan disebut free learning. Hal yang dilakukan guru juga secara fisik yaitu mengajar tari-tarian dan menyanyi lagu-lagu berbahasa daerah Biak, membuat keterampilan sederhana dengan menggunakan bahan yang dapat ditemui siswa.

GK II A:... Selama ini ya.. materi ajar kami coba

(14)

68

sendiri, walaupun masih banyak kekurangannya.

Persiapan mengajar juga kami ambil contoh dari

buku paket Bahasa Indonesia, tapi mungkin tidak

semua tema dipakai Sebagai bahan untuk kami pake

mengajar karena kami sesuiakan dengan tingkat

kelas masing-masing. Dan menurut saya pribadi

memang, Mulok Ini penting sehingga saya pribadi juga

mau usul supaya mungkin dapat di masukan dalam

program sekolah, kepsek perlu membuat program

pembelajaran sekolah dengan memberi waktu

tambahan belaja. yang disebut tambahan waktu.

Supaya bisa kami tidak hanya mengajarkan bahasa

daerah saja tapi mungkin bisa tambah dengan buat

pekerjaan tangan ketrampilan, berlatih tari-tarian

lokal. Kalau untuk pelajaran umum lainnya tidak ada

masalah, cuma pelajaran Mulok ini yang sangat perlu

bagi murid supaya mereka juga tahu dan Kenal

bahasa lokalnyasendiri (bahasa daerahnya).

Penerapan mulok ini jadi perhatian khusus kalau

perlu diberi waktu lebih supaya dapat Diterapkan

sebaik mungkin pada anak–anak. Jadi tambahan

waktu juga penting.

(15)

69

Hal tersebut seperti menanggapi persetujuan orang tua yang terjadi dalam wawancara dengan OT1, OT2, OT3 yaitu menginginkan anak–anak mereka juga mengerti bahasa daerahnya, dengan alasan supaya bisa membaca, menulis bahkan dalam bercakap setiap hari. Bukan hanya itu saja tetapi selebihnya memperkaya budaya bangsa kita.

Meskipun demikian para guru juga mengukapkan dalam wawancara bahwa cara menyampaikan meteri atau dalam KBM tidak hanya dalam hal nonfisik saja karena kekayaan budaya secara lokal itu sangat banyak sesuai kondisi daerah setempat sehingga yang bersifat fisik juga perlu diterapkan dengan mengalokasikan waktu yang baik dalam pembelajaran, dan perlu dilaksanakan secara sederhana pada siswa sehingga tidak membebani mereka dalam belajar mulok. GM, menyatakan bahwa selain memberi materi mulok bahasa daerah juga perlu diterapkan mulok ketrampilan dan seni dan budaya seperti menyanyi lagu daerah bahasa biak dan juga mengenal nama simbol-simbol berupa ukiran pada gambar-gambar yang dibuat secara sederhana sehingga tidak membuat anak bosan dalam menerima pembelajaran.

(16)

70

dilakukan belum efektif dan cocok bagi murid. Di kelas I dalam pengenalan bunyi vokal, lafal kata dan mengucapan sebuah kata dalam menghitung belum dilakukan dengan metode yang tepat. Guru belum dapat menggunakan metode lokal untuk menerapkan pembelajaran dikelas. Untuk belajar bahasa daerah biak di SD kelas I guru masih mencontohi dari buku bahasa Indonesia kelas I. Untuk berbicara menyebutkan satu kata belum baik sesuai pengucapan yang benar antar huruf hidup dan huruf mati (Biak-Byak). Menulis dan mengucapkannya mempunyai perbedaan. Kemudian masih harus diucapkan berulang-ulang, dan ini membosankan murid dalam belajar.

Pendapat lain yang diberikan kepala sekolah dalam hal materi adalah bahwa bagaimana cara menyampaikan materi tersebut agar dapat dikatakan sesuai bagi siswa ;

KS:.. kalau seandainya kita dapat menyiasati, kadang

kita memberikan Pembelajaran mulok dengan cara

yang gimana, ya.. mungkin bisa pakai Cara bermain,

bernyanyi atau cara yang bagaimana begitu supaya

anak tidak bosan, tidak buat anak malas atau tidak

suka untuk belajar mulok dan itukan tergantung

pada kemampuan guru yang mengajar dan kalau

Guru itu bisa menurut saya itu tidak ada masalah.

(17)

71

disekolah kami dan ya... pokoknya masih harus

ditingkatkan.

Seorang guru yang sebelumnya mengajar disekolah di desa dan sekarang pindah mengajar di SD ini melengkapi jawaban kepala sekolah dan menjawab bahwa ;

GK.IV:... ya memang benar, karena belajar Bahasa

Biak ini harus orang fasih bahasa Biak atau guru

yang bisa barbicara bahasa Biak, hmm... mungkin

kalau kita mau siasati ya kita pakai guru-guru yang

dari kampung saja, contohnya macan saya guru yang

pernah mengajar dikampung (desa). Mengapa...saya

bilang begitu ya... karena kami di kampung itu setiap

hari berbicara pakai Bahasa kami Bahasa Biak. Jadi

mungkin yang cocok mengajar muatan lokal Bahasa

Biak, atau kalau masih ada orang tua-orang tua kita

yang mampu itu kita bisa pakai mereka untuk

mengajar Bahasa Biak kepada anak-anak kita. Ya...

mungkin dengan strategi itu menjadi acuan bagi

guru-guru untuk mau belajar mengembangkan

potensinya dalam belajar berbahasa Biak, atau

mungkin juga murid akan lebih cepat untuk mengerti

dan bisa berbicara Bahasa Biak dengan cepat.

(18)

72

mengucapkan ataupun berdialog dengan bahasa biak dirumah, karena orang tua juga tidak bisa berbicara bahasa daerah. Sehingga mereka bisa mengatakan bahwa pembelajaran bahasa Daerah Biak sangat penting dan harus dimasukan dalam program pembelajaran bahkan harus tetap ada dalam pelajaran disekolah supaya anak–anak mempunyai pemahaman dan pengetahuan yang baik tentang bahasa daerahnya sebagai bukti bahwa mereka mencintai budaya dan menjujung tinggi nilai–nilai budaya bangsa yang sesungguhnya tidak dibiasakan dalam keluarga. Seperti ungkapan seorang wali murid berikut ini ;

OT.1:.... saya mo bilang bagaimana ya.. bu guru

soalnya saya sendiri juga belum bisa bahasa Biak

dengan baik Bicara bahasa Biak tidak begitu lancar,

mengerti juga sedikit-sedikit saja dan tiap hari itu

Kitong hanya bicara pake Bahasa Indonesia

sehari-hari jadi gimana kitong mo ajar anak-anak Bahasa

biak ibu...

(19)

73

tetapi juga tetap menjadi bagian dalam kecintaan setiap daerah terhadap kearifan lokal daerahnya dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai budaya. Seperti katanya ;

OT.2: Begitu sudah ibu, kitong orang tua ini juga

salah karna kitong juga tra tahu bahasa jadi

bagaimana anak-anak dong mo tahu bahasa biak yoo,

orang tua saja tra tahu baru..Jadi perlu ada perhatian

khusus dan kesadaran dari semua pihak-pihaksaat

dong terapkan Mulok ini: pertama,dari pemda dorang

(Pemerintah Daerah Dinas Pendidikan) karena mereka

yang punya hak to dalam mengambil suatu kebijakan

untuk memajukan Pendidikan didaerah, perlu mebuat

peraturan yang baik atur dana-dana pendidikan buat

anak sekolah dorang. jadi pemerintah dong yang tahu

mana yang baik untuk kita di biak pu kemajuan

pendidikan.Jadi kira-kira pemerintah daerah dong mo

atur bagaimana tergantung dong pu aturan saja.yang

baik dalam mendukung pendidikan, dan harus serius

dalam Memajukan pendidikan itu supaya sumber

daya alam yang ada pun Mampu dikembangkan dan

tidak ikut-ikutan begitu.

(20)

74

Bertanggung jawab dan berkewajiban menjalankan kebijakan berdasarkan aturan yang telah ditetapkan agar pendidikan formal tetap berlangsung dengan baik.

GS:... Menurut saya supaya pendidikan akan berjalan baik bila semua pihak ikut Bertanggung jawab, bekerjasama mendukung dan betul-betul mau membantu pengembangan pendidikan di Daerah kita ini. selain itu Dinas Pendidikan harus banyak survei ke lapangan supaya tahu apa yang dibutuhkan Sekolah-sekolah, apakah KBM berjalan baik kah...pengajar/guru-guru cukup sesuai kebutuhan sekolah kah...,mungkin sekolah perlu buku–buku untuk pake belajar kah.. atau kebutuhan sekolah yang lain-lain begitu...

Hal yang sama dikatan oleh bapak kepala dinas kecamatan Biak Kota, bahwa ;

PTK/SD:.. ya betul sekali memang masih Perlu banyak perhatian buat pendidikan Dan memang kami sebagai bawahan dari dinas pendidikan di kabupaten memberi bantuan buku-buku pelajaran yang bermutu sesuai dengan perkembangan pendidikan yang ada Sebagai Panduan belajar bagi guru dan murid, memberikan training-khusus bagi guru-guru dilapangan yang materi trainingnya sesuai kebutuhan kerjanya dilapangan (sekolah), Untuk mengembangkan mutu mengembangkan pembela-jaran bernuansa lokal perlu ada kerja sama antara pemerintah, sekolah dan masyarakat dalam menciptakan SDM yang baik; Bahan ajar, dan juga panduan-panduan khusus (buku dan sapras yang lain yang termasuk dalam perangkat pembelajara Mulok. Itu sesuai dengan kenyataan di lapangan, jangan hanya kejar Program atau proyek dong punya program kerja saja, tapi harus melihat peningkatan mutu pendidikan didaerah kita.

(21)

75

Seperti sudah terlihat dari hasil wawancara diatas, bahwa hal-hal yang berhubungan dengan kebutuhan khususnya dalam bidang pengembangan pendidikan di daerah yang sangat penting dan membutuhkan tenaga pengajar yang berkompeten dan serius dalam melaksanakan pembelajaran baik dalam mendidik peserta didik, membuat seperangkat bahan pembelajaran (Silabus), bahkan kemampuan dalam teknik mengajar agar tujuan intruksional dalam pembelajaran tersebut dapat tercapai dan mendapat hasil yang baik.

(22)

76

Dan hasilnya nanti dapat bermanfaat bagi peserta didik untuk tetap meningkatkan kecintaan dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya daerahnya bahkan akan berkembang mengangkat martabat bangsa dimata dunia.

4.3.2 Deskripsi Pelaksanaan Program Pembelajaran Data hasil penelitian terhadap pelaksanaan pembelajaran mulok Bahasa Daerah Biak, antara lain: guru, siswa, sarana-prasarana, Proses belajar-mengajar, metode yang digunakan, Media pembelajaran, dan interaksi warga belajar terhadap pembelajaran.

(23)

77

pembelajaran (silabus/RPP) untuk menjadi panduan dalam proses belajar mengajar dalam kelas.

Gambar 4.2:

Kelompok Diskusi Work Shop

(24)

78

bahasa yang sederhana yang dapat dimengerti serap dan mudah ditiru, penggunaan metode sesuai kebutuhan anak.

(25)

79

mengatakan ada beberapa hal yang menjadi kekurangan yaitu kurikulum pelajaran muatan lokal Bahasa Daerah Biak, tenaga pengajar, sarana prasarana dan buku-buku penunjang bagi pembelajaran mulok. Beberapa guru seperti: GK.IA, GK.IIB, GK.IIIB mengatakan bahwa kekurangan itu menyebabkan guru tidak bisa menyiapkan lingkungan belajar yang menyenangkan baik dalam kelas maupun di luar kelas. Sehingga untuk belajar yang memerlukan praktek tidak dapat terlaksanakan dengan optimal. Salah satu guru II.A mengungkapkan bahwa secara akademis anak-anak harus dididik sesuai tujuan pendidikan yang diajarkan dan berdasarkan acuan yang telah diprogramkan. Selanjutnya anak-anak tidak hanya belajar secara akademis tetapi juga secara sosial emosional dan fisik. Tetapi SD YPK Effata Waupnor masih kekurangan beberapa penunjang baik di dalam maupun diluar kelas yang berhubungan langsung dengan lingkungan Proses Belajar Mengajar (PBM).

(26)

80

Guru tidak fasih berbahasa daerah, kehidupan sosial siswa di luar sekolah tidak dibiasakan berkomunikasi Bahasa Daerah Biak, secara fisikpun guru dan siswa tidak serius mengimplementasikan kebudayaan lokalnya.

Salah satu guru dari kelas III yaitu GK.III.A mengatakan dalam wawancara bahwa, hal tersebut sedikit menjadi problem dalam proses belajar mengajar. Namun guru tersebut mengakui bahwa akan lebih berkompeten apabila semua pihak ikut berpartisipasi dalam mengembangkan pendidikan bernuansa lokal. Peran terpenting yaitu masyarakat dan pengambil kebijakan.

(27)

81

memahami waktu/jam sapaan namun hal tersebut masih belum dapat dilakukan dengan baik dan tidak dibiasakan dalam memberi salam atau sapaan dalam bahasa Biak.

Dalam setting lingkungan pembelajaran yang berhubungan dengan penataan ruang diantaranya adalah kearifan lokal budaya lingkungan alam setempat yang dapat di padukan secara pembelajaran tematik dimana ada tema-tema yang dapat dipadukan sesuai dengan pelajaran lain tetapi juga yang berdiri sendiri berdasarkan konsep pemahaman dan pengetahuan. Guru mengatakan ;

GK.III.B:.. ya kalau disesuaikan dengan judul/tema,

kami kadang agak susah juga dan bingung juga

contohnya karena kalau ada materi yang harus

dihubungkan dengan keadaan kami disini misalnya

yang berhubungan dengan pelajaran umum to seperti

tentang tumbuhan atau atau juga binatang Materi

kami hubungkan dengan yang ada pada kami, agak

susah juga tapi ya kami coba-coba terapkan saja

dengan apa yang ada pada kami to, contohnya

menyebut nama tumbuhan, binatang yang ada

didaerah kami begitu.

(28)

82

peningkatan dan kemampuan dari guru dalam hal tersebut.

Pelaksanaan Mulok Bahasa Daerah Biak dalam penelitian ini meliputi tersedianya tenaga pengajar, tersedianya fasilitas belajar, diperlukan di daerah setempat.

(29)

83

menggunakan metode yang tepat dalam pelaksanaan pembelajaran. Beberapa guru seperti GM, GK4 mengatakan bahwa kekurangan itu menyebabkan guru tidak bisa melaksanakan pembelajaran dengan efektif sesuai waktu yang telah ditentukan. Sehingga pelaksanaan pembelajaran tersebut diakali guru dengan memberi tugas lain yang tidak sesuai dengan program pembelajaran. Salah satu guru mengungkapkan bahwa ;

GK.I... Kami belum dapat menerapkan mulok itu

dengan baik walaupun sudah di buat wokh shop dan

buku panduan juga sudah dibagikan oleh dinas

kesetiap sekolah untuk kelas kecil saja, namun kami

belum dapat melaksanakan pembelajaran mulok itu

secara efektif.

Ungkapan tersebut ditegaskan oleh Guru kelas II bahwa ;

GK.II:..Iya Benar kami belum dapat

mengimplementasikan mulok Bahasa Biak itu dengan

baik, kadang kami coba buat kegiatan belajar yang

lain misalnya menggambar, menyanyi, Bahkan kami

menyuruh anak-anak keluar kelas untuk angkat

sampah dengan waktu yang sisa Yang penting waktu

pembelajaran mulok itu bisa terlaksana, karena kami

sudah selesai mengajar Mulok tapi waktu masih ada

(30)

84

dengan berikan Kegiatan seperti itu yang penting

tepat dengan alokasi waktu pelajaran mulok itu….

Apabila sebuah tema atau topik pembelajaran telah selesai diajarkan, dan waktu masih tersisa banyak dalam PBM, maka dapat disertai dengan memberi nyanyian-nyanyian yang ada hubungannya dengan tema pembelajaran mulok bahasa daerah misalnya lagu :

ARWO BABO = PAGI HARI ARWO BABO ARWO BABO KOMASIKO KOMASIKO

KOSANSUNKO KOSANSUN KO KORAKOFARKOR

KOSASYAR KWAR KOSASYAR KWAR KOBUR BERUM KOBUR BERUM SNAR KOBISER SNAR KOBISER AYE AWINO

Contoh Tulisan Lagu Berbahasa Biak: “Pagi Hari”

(31)

85

Gambar 4.3:

Guru-guru SD YPK Effata Waupnor

Guru sebagai pelaksana kurikulum memegang peranan penting, kerena tanpa guru tidak akan terjadi kegiatan Proses Belajar Mengajar (PBM). Guru-guru SD YPK Effata Waupnor ada 17 orang, dimana 6 guru bertanggung jawab atas kelas parallel dari kelas I samapai III. Semua guru–guru SD YPK Effata Waupnor berpendidikan sarjana (S1 dan D3), 5 orang berpendidikan Strata-1 pendidikan, 3 orang berpendidikan Strata-1 Pendidikan Agama Kristen, satu orang guru merupakan sarjana pendidikan bahasa inggris dan 8 orang berpendidikan diploma tiga (D3) PGSD dan 1 orang berpendidikan SGO.

(32)

86

(33)

87

Pernyataan guru–guru tersebut didukung oleh kepala sekolah dalam wawancara yang menyatakan bahwa mereka telah memiliki kompetensi-kompetensi yang mendukung sebagai pendidik namun masih perlu training-training khusus untuk menambah kompetensi mereka dalam mengajarkan mulok kepada murid apalagi dikelas kecil yang pola pembelajarannya bersifat Tematik.

2. Siswa

(34)

88

disebutkan sebelumnya bahwa perbandingan guru dengan siswa dikelas sangatlah tidak efektif dalam proses belajar dan mengajar khusus kelas yang kecil (I – III) karena dengan jumlah siswa yang banyak dan dibimbing hanya seorang guru saja, ini akan memyebabkan kegiatan belajar dikelas akan tidak nyaman, guru sulit untuk mengontrol siswa, dan situasi kelas akan sangat tidak mendukung saat PMB berlangsung. Sebab kelas harus dibuat parallel dan gurunya harus 2 dibanding 30 sampai 50 agar PMB dalam kelas tersebut dapat berlangsung dengan baik dan proses belajarpun dapat berlangsung dengan efektif dan menyenangkan.

3. Sarana Prasarana

(35)

89

Lokal jadi masih perlu sarana dan prasarana belajar bagi siswa.

Untuk ruangan–ruangan pembelajaran yang tersedia adalah rung kelas berjumlah sepuluh ruang kelas, ruang perpustakaan berjumlah 1 ruang, ruang guru satu ruang, ruang kantor kepala sekolah 1 ruang, ruang WC berjumlah 5 ruangan (masing-masing: WC Murid untuk pria, untuk wanita, dan WC untuk guru pria, dan untuk guru wanita serta satu ruang untuk WC Kepala Sekolah). Sedangkan yang tidak tersedia adalah ruang kesehatan, ruang bimbingan, ruang lab. Sains, lab komputer dan ruang praktek mulok.

Kemudian untuk sarana pendukung kerja dan pembelajaran seperti papan tulis, kapur tulis, penghapus, meja dan kursi untuk siswa dan guru, lemari penyimpanan arsip dan buku-buku paket semua tersedia dengan kondisi baik. Sedangkan untuk pembelajaran mulok disesuaikan dengan sarana pendukung yang telah ada karena tidak ada sarana khusus untuk mulok.

(36)

90

buku target kurikulum semua buku tersebut dibuat dalam satu box file untuk memudahkan guru saat menyelesaikan administrasi kelas.

Untuk alat permainan edukatif, sekolah ini belum ada dan hanya dimanfaatkan satu buah alat menghitung model lama yaitu alat hitung “DEKAK”, dan alat music (gitas, tifa, dan ukulele) disediakan untuk pembelajaran muatan lokal saat praktek didalam maupun diluar kelas. Hanya ruangan khusus untuk pelaksanaan dan penyediaan untuk bahan praktek muatan lokal yang belum tersedia.

Sekolah juga telah tersedia seperangkat tape Deck dan Amplivier sebagai media audio-visual sebagai salah satu sarana pendukung pembelajaran. Untuk komputer hanya tersedia dua unit biasanya di gunakan oleh para guru dan kepala sekolah menyelesaikan administrasi.

Sarana lain pendukung bahan pustaka yang dimiliki sekolah ini berupa buku–buku cerita yang ditempatkan diperpustakaan yang sering juga dipakai para guru sebagai sumber pembuatan materi pembelajaran.

(37)

91

guru memanfaatkan sisi dinding ruangan di kelas. Sedangkan untuk ketrampilan mulok yang tidak dapat ditempel dapat disimpan diruang kantor guru atau dilemari yang telah tersedia pada setiap kelas masing– masing.

Data hasil penelitian terhadap pelaksanaan pembelajaran mulok Bahasa Daerah Biak, antara lain: Proses belajar-mengajar, metode yang digunakan, Media pembelajaran, dan interaksi warga belajar terhadap pembelajaran serta hasil penilaian pembelajaran.

4. Proses Belajar-Mengajar

(38)

92

Dalam Observasi dikelas II, peneliti menemukan hal yang sejalan dengan pernyataan tersebut. Ketika penyampaian konsep dalam menghitung, bernyanyi, menggambar guru hanya melakukan sesuai konsep yang telah ada dan sering diulang-ulang pembelajarannya. Akibatnya siswa dalam belajar menjadi bosan dan tidak berminat, bermain dikelas, keluar masuk kelas sehingga suasana kelas tidak nyaman, guru membiarkan anak-anak dalam situasi belajar tidak serius dan akhirnya anak-anak diperintahkan main diluar kelas menunggu waktu pulang.

Seorang guru senior yang juga mengajar dikelas I – III memberi jawaban yang melengkapi pernyataan sebelumnya.

GS2:…. Kalau menurut saya tu ya guru yang mungkin

harus betul-betul serius mengajar Guru fokus begitu buat dia pu persiapan mengajar apalagi ini anak-anak kelas paling Kecil maksudnya kelas paling dasar skali, jadi kira-kira bagaimanlah guru tu dia apa nananya buat Anak-anak kecil kelas I-III tu dong senang untuk belajar mulok itu. ya..pasti kitong guru Jadi bisa tahu bagaimana yang baik supaya anak-anak dong kasian jang dong lari-lari Keluar masuk kelas, ganggu teman, main-main dan lain–lain tapi mungkin dong bisa Senang untuk belajar begitu, jadi yo tergantung gurunya to bisa buat suasana belajar bagus ka tidak sa kira begitu.

(39)

93

diterapkan memerlukan keseriusan dan kefasihan dalam berbahasa, mampu menciptakan situasi belajar yang menyenangkan dalam PBM mengucapkan huruf, kata, dan membuat kalimat yang dalam bahasa daerah biak dengan baik dan benar agar siswa dapat berminat, senang dan juga serius untuk belajar. Apalagi bahasa biak dalam pengucapan huruf itu menggunakan pengucapan lewat bibir (mulut) misalnya huruf “B-V” itu anak harus dilatih mengucapkan dengan baik sehingga terbiasa.

Dalam hal kefasihan atau lancar berbahasa baik mengucapkan huruf dan kata dalam bahasa biak dalam pelajaran muatan lokal, guru–guru dalam wawancara mengatakan bahwa mereka juga masih perlu belajar dengan baik cara mengucapkan huruf ataupun kata bahasa biak dengan baik karena dialek bahasa biak ada berbeda-beda tapi mengucapkan huruf atau kata tetap sama dan harus sesuai dengan huruf yang terhitung khusus untuk bahasa biak. Salah satu Guru senior menjelaskan, seperti berikut ;

GS3:…. Kalau belajar bahasa biak itu kita guru harus

tahu huruf-huruf yang termasuk dalam bahasa biak

Tapi juga harus tahu cara mengucapkan huruf huruf

khusus yang diucapkan dengan bunyi yang Benar,

misalnya huruf “B dan V” karena sebut dua huruf ini

(40)

94

meniup kah.. gimana ee saya mo bilang.. begini

diucapkan dengan keluarkan udara lewat Bibir untuk

menyebut huruf itu. Dan itu perlu latihan juga oleh

bapa/ibu guru dorang karena nyata bahwa bapak/ibu

guru banyak yang belum dapat ucapkan dengan baik,

jadi intinya perlu latihan bicara supaya bisa ajar

murid juga terbiasa bicara bahasa Biak dengan baik.

(41)

95

dan buku tata bahasa biak yang telah ada supaya dapat membantu pemahaman tentang Bahasa Biak tersebut Seperti yang dalam wawancara dengan salah satu guru bantu lain yang mengatakan bahwa ;

SPK:... Kalau guru mengajar harus betul–betul tahu

dan memperhatikan huruf yang Termasuk dalam

Bahasa Biak, karena dialek bahasa kita ada sedik

berbeda dengan mereka yang didaerah Biak utara,

Biak timur, dan Biak barat. Jadi guru juga harus bisa

belajar untuk mengucapkan kata dan huruf tertentu

yang digunakan dalam bahasa Biak itu dengan baik

sehingga saat mengajar dapat memberi contoh yang

Baik pula bagi siswa to…! Jadi menurut saya tuh

alangkah baiknya ajarkan anak-anak menggunakan

bahasa Biak yang umum saja supaya mereka cepat

mengerti artinya bahasa Biak yang sudah biasa

dipakai atau sudah Umum dipakai setiap hari.

Ungkapan itu ditegaskan pula oleh salah satu Orang Tua siswa bahwa, Berkomunikasi Bahasa Biak kepada anak-anak setiap hari masih sangat sulit dan masih perlu banyak belajar dan pembiasaan baik kepada dari orang tua ataupun kepada anak, tetapi kadang belum dapat tercapai dengan baik, karena kemampuan dalam berbahasa Biak dan peminat Bahasa Biak sudah berkurang.

(42)

96

Dalam proses belajar mengajar di SD Effata Waupnor guru menggunakan beberapa metode dalam mengajar yang disesuaikan dengan keadaan sekolah tersebut dalam pembelajaran. Metode tersebut telah dirancang sebelumnya dalam silabus kecuali pelajaran mulok bahasa, terkadang tidak menentu karena tema berubah-ubah sehingga metode mulok juga berganti-ganti. Sebagai contoh yang diketemukan dalam hasil wawancara dan pengamatan adalah metode bernyanyi untuk kegiatan awal, ceramah dan Tanya jawab untuk mengingatkan kembali (Reminding back) tentang pelajaran yang telah diajarkan. Selanjutnya terkadang satu kegiatan guru bisa menggabungkan metode–metode tersebut, misalnya guru Kelas I mengatakan :

GK.I.B:….. Biasa itu metode yang kitong pakai ya..menggambar symbol–symbol. Dan itu biasa kitong buat gambar di papan tulis atau kadang digambar di kertas Lalu dibagikan ke anak-anak lalu mereka sendiri yang tulis nama symbol itu.Tapi kadang juga kitong bimbing anak–anak dong untuk bicara atau ucapkan Nama simbol–simbol itu. Setelah anak–anak dong semua sudah selesai tulis Baru mereka diajak bernyanyi beberapa lagu daerah dalam bahasa Biak. Ya Lagu–lagu yang sudah pernah dikase ajar untuk anak–anak dong menyanyi. Dan mereka bisa menyanyi lagu bahasa Biak itu.

(43)

97

mengajarkan bahasa daerah biak berdasarkan standar kompetensi mendengarkan dan membaca sesuai topik tersebut yaitu mendengarkan bunyi kosa kata dalam menghitung angaka 1-10 dan kemudian siswa mencoba untuk mengucapkan kosa kata yang telah didengar tersebut dengan secara perlahan lahan. Guru mengingatkan kembali ucapan angka 1-10 dengan Tanya jawab guru menunjukkan gambar angka 1-10 yang telah di tulis dipapan tulis. Setelah selesai kegiatan mendengarkan, berbicara dan membaca barulah siswa diajak untuk menulis dibukunya masing-masing. Didalam menulis guru masih harus membimbing siswa karena anak–anak agar mereka dapat menulis dengan baik benar. Selama itu kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru-guru bagi siswa SD dalam mengajarkan muatan lokal bahasa daerah karena hanya sebatas itu bahan yang dipakai untuk mengajar sehingga anak-anak hanya menerima pembelajaran sebatas apa yang diajarkan oleh guru, dan terkadang tidak menjadi suatu materi pembelajaran yang aktif bagi anak didik.

6. Evaluasi

(44)

98

bagi siswa. Siswa belum dibiasakan untuk meminati pelajaran mulok tidak menjadi pelajaran yang menarik. Seperti hasil wawancara berikut ini ;

GKII:….. Sebenarnya ibu kalau kita mo lihat dari pelajaran mulok ini sebenarnya bagus Dan sangat

penting io to…? Tra tahu ee, maksud saya sebenarnya

memang Kami berusaha uuntuk mengajar pelajaran

mulok itu tapi ya… Cuma sebatas Itu saja seperti

menghitung, menyebut nama anggota keluarga, dan mungkin Kami tambah dengan beberapa kata–kata benda yang cocok kami ajarkan Buat anak-anak dorang, dan itu bagi saya sendiri ibu… tra tahu dengan guru Kelas lain.. ya karena itu juga karena saya masih sedikit-sedikit bisa paham Bahasa biak yang sehari- hari saja, dan metode yang kami pakai

juga ya yang Sudah umum dipakai itu to… jadi pasti

itu juga yang buat anak-anak tidak Terlalu serius atau minat untuk belajar mulok, tapi menurut saya mulok itu Bagus dan penting untuk kitong pu anak-anak dibiak ini. Tapi ya.. perlu apa E, guru khusus, terus mungkin atau guru-guru perlu dikase pelatihan kah, Supaya guru dong bisa mantap kalo mengajar mulok ibu.

(45)

99

Sehubungan dengan hal tersebut kepala sekolah menyampaikan bahwa seharusnya masih perlu ada perhatian khusus bagi para guru. Perlu ada pengajar khusus mata pelajaran muatan lokal bila perlu diadakan pelatihan bagi guru-guru tentang pengembangan pembelajaran mulok ini karena pelajaran itu sangat penting bagi anak sekolah dasar di daerahnya masing masing termasuk kami di SD YPK effata Waupnor. Selain itu pelatihan diperlukan karena dapat membantu para guru untuk mengembangkan potensi guru dalam hal menggunakan metode sesuai dengan kondisi tempat mengajar. Dan itu akan menjadi perhatian penting juga oleh kepala sekolah sehingga dapat dibentuk semacam tim untuk membantu mendukung mengembangkan kepentingan pendidikan khusus pelajaran mulok di sekolah ini.

7. Media Pembelajaran

(46)

100

menyesuaikan, sering menggunakan media manual yaitu menggambar di papan tulis atau siswa sediakan sendiri dari rumah sebagai pengganti media yang tidak tersedia disekolah. Untuk media manual guru menulis simbol-simbol atau ukiran budaya Biak anak-anak menirukan dengan menulis simbol-simbol tersebut, untuk media yang disediakan anak-anak yaitu menyediakan sisa kain bekas yang bermotif papua dan dibuat prakarya dari anak dan disesuaikan dengan jenjang kelas anak-anak.

Dalam pemilihan media untuk mengajar di SD YPK Effata Waupnor guru mengacu pada pengalaman dan disesuaikan dengan kegiatan. Guru kelas dua yang menjelaskan bahwa dalam menggunakan media tergantung pada kegiatan dan pelajarannya, misalnya kalau menyanyi menggunakan papan tulis untuk menuliskan lagu bahasa Biak untuk bernyanyi bersama dan anak-anak paling senang bernyanyi bersama-sama. Kalau untuk belajar menghitung dalam bahasa Biak guru dapat menggunakan alat menghitung model lama (DEKAK) untuk menarik perhatian dan semangat belajar anak, tetapi pada umumnya guru hanya memanfaatkan papan tulis saja.

(47)

101

hari sebelum pelajaran dikelas karena media tersebut yang akan dipakai dikelas. Namun dalam wawancara juga terungkap bahwa kadang media yang akan dipakai tidak dapat di buat oleh guru karena guru kurang trampil juga dalam membuat media mulok untuk dipakai dalam pembelajaran. Seperti menurut salah satu guru karena media yang dibutuhkan belum dapat disediakan guru dan untuk menyiapkan itu memerlukan waktu yang akan melebihi alokasi waktu yang tersedia dalam proses belajar.

4.3.3 Deskripsi Evaluasi Program Pembelajaran

Data hasil penelitian terhadap evaluasi pembelajaran mulok Bahasa Daerah Biak terlihat dari ungkapan salah satu guru memberikan contoh dengan menunjukkan program hari efektif belajar seperti yang terlihat pada gambar tabel.

Tabel 4.3

Susunan Program Pengajaran Muatan

Lokal di SD YPK Waupnor Kab. Biak Numfor

(48)

102 mulok Apakah bisa saya siapkan media untuk belajar kah.., Saya sangat sulit untuk menyediakan media

mulok Menurut saya… waktu perlu ditambah karena

mulok itu banyak Prakteknya juga dan kita harus sesuaikan dengan tema yang diajarkan. iya jadi sa kira begitu bu.. waktu perlu ditambah biar mulok juga dapat diajar dengan baik tapi juga guru dapat belajar dalam buat media pembelajaran.

(49)

103

pembelajaran. Kenyataan tersebut merupakan hal yang tersulit bagi guru dan siswa dalam kegiatan proses belajar mengajar dan perlu banyak persiapan yang baik sebagai penunjang belajar.

Beberapa kesulitan lain yang dihadapi guru dalam mempersiapkan media mulok ini. Empat guru menyatakan yaitu faktor waktu, dua guru menyatakan kemampuan atau ketrampilan guru, dan satu guru menyatakan ketersediaan bahan untuk pembuatan media sebagai alat peraga dalam pembelajaran mulok. Guru terpaku pada bahan yang sudah ada dan harus dapat kreatif untuk dapat membuat dan menggunakan. Dan hal tersebut yaitu penggunaan media sebagai satu metode dalam pembelajaran membutuhkan pendekatan yang cocok dengan tingkat dan kebutuhan anak didik serta perlu kesiapan dan kemampuan dari guru dalam membuat hal tersebut.

Masalah penyiapan Media atau metode dalam pembelajaran mulok ini memerlukan kemampuan tersendiri dari pendidik yang dibenarkan oleh kepala sekolah ;

KS:….. iya harus perlu latihan banyak dalam

(50)

104

ikut pelajaran mulok. Eee karena ada banyak kesulitan dan kendala dalam mengajar mulok ini (bahasa Daerah). Dan selama ini sangat disanyangkan karena belum obtimal walaupun sudah lama ya diterapkan mulok bahasa daerah ini, mungkin waktu dalam menyiapkan, kurang mampunya guru meyiapkan diri mengajarkan mulok,atau mungkin karena harus diajarkan ya akhirnya dilaksanakan saja. Setelah dilakukan ternyata tidak ada hasil yang orang yang punya bakat dan talenta juga itu. Tapi ya itu ada nilai tambah untuk jadi poin tambahan buat anak-anak sekolah to…!

Jadi media sebagai metode dalam pembelajaran itu sangat penting dan bermanfaat sekali, namun ketersediaannya tidak optimal dan berpengaruh kepada persiapan bahkan dalam menciptakan sangat sulit dilakukan termasuk juga dalam menggunakan metode dalam pembelajaran. Hal tersebut menjadi kendala dan penghambat bagi guru dalam mengimplementasikan mulok tersebut.

Penjelasan guru tersebut ditegaskan juga oleh Kabid. Dikjar Dinas Pendidikan dalam wawancara ;

KD:... iya memang benar bahwa selama ini kalau mau

dilihat muatan lokal khusus untuk Bahasa Daerah

Biak ini sangat memprihatinkan, kenapa saya bilang

begitu, ya karena kenyataan dilapangan khusus

(51)

105

sendiri sudah tidak mampu/tidak bisa berbicara

dengan bahasa lokalnya_sendiri_(Bahasa_Biak).

Gambar 4.4:

Diskusi Work Shop Mulok Bahasa Daerah Biak (Dinas P&P Kab. Biak Numfor)* Kabid. Dijar

(52)

106

KS:.... Menurut kami masih perlu banyak belajar atau

latihan dalam hal berbicara, kenapa?... Kami menilai

masih ada guru putra daerah sendiri yang tidak bisa

dalam berbicara Bahasa Biak, padahal dia lahir dan

dibesarkan didaerahnya sendiri tapi Tiadak bisa

bicara Bahasa Biak sudah pasti akan susah dalam

mengajar, apalagi dalam membuat persiapan

mengajar, penggunaan metode dan media

Pembelajaran dikelas. Tetapi juga kalau guru kelas tu

Orang amber (pendatang), pastinya akan lebih susah

lagi dalam berbicara bahasa daerah setempat,

Bagaimana? yang orang Biak saja tidak bisa apalagi

guru amber (dari daerah lain).

Merujuk pada uraian penjelasan diatas dapat dipahami bahwa masih terdapat dilema dalam penerapan pembelajaran Mulok Bahasa Daerah Biak bagi siswa Sekolah Dasar di Kabupaten Biak Numfor.

4.3.4 Hasil Proses Belajar Mengajar (PBM)

(53)

107

Dalam setiap kegiatan, terkadang anak suka bermain, tidak berminat untuk belajar. Hal tersebut penulis temukan saat melakukan observasi dikelas. Saat observasi dalam wawancara sebagian guru mengakui bahwa dalam proses belajar mengajar masih cenderung anak bermain, tidak minat belajar, kurang berinteraksi terhadap pelajaran bahasa. Hal ini merupakan sebuah dilema bagi guru dalam proses belajar mengajar karena masih melibatkan peran guru. Dua guru dari kelas II A dan II B memberikan penjelasan yang hampir sama dengan guru kelas III A dan IIIB menjelaskan bahwa terkadang anak suka bermain dalam kelas saat pelajaran diberikan, hal itu dipengaruhi oleh kurang minatnya siswa belajar bahasa Biak, dan kurang kreatifnya guru dalam menciptakan suasana belajar dikelas. Sehingga anak tidak merasa membutuhkan atau suka dengan pembelajaran tersebut. Berdasarkan observasipun, memang ada beberapa anak yang mengikuti kegiatan di kelas, namun hanya sebagai pelajaran dan tidak fokus hanya asal-asalan saja mengikuti pelajaran tersebut, ada juga yang memberi respon apabila ditanya oleh guru itupun kalau ditunjuk oleh guru. Untuk kasus seperti itu, salah satu guru yang diwawancarai mengatakan:

(54)

108

pelajaran mulok ini, dan kami tanyakan lagu daerah apa yang mau dinyanyikan, tapi itu kadang anak-anak lupa dan tidak ingat lagunya sehingga guru harus menuntun untuk mengingatkan lagu yang pernah dinyanyikan atau juga kalau ada anak yang punya pengalaman dirumah tentang lagu daerah bisa kita ajak untuk memimpin lagunya buat dinyayikan bersama. Tetapi sering terjadi yaitu guru yang harus memberi rangsangan pada anak bukan pada nyanyi saja tapi juga pada saat dilatih membaca, menulis pelajaran mulok tersebut. Dan itu terkadang buat guru juga sedikit susah bahkan tidak serius dalam memberikan pelajaran mulok, anak-anak biasanya dibiarkan juga main atau beraktifias sendiri dikelas.

Sebagian besar guru memberikan jawaban yang mendukung contoh tersebut bahwa mereka memberi motivasi bagi siswa yaitu dengan mengingatkan atau mengajak mereka untuk bisa tertarik pada pelajaran itu. Namun terkadang juga guru tidak serius dan fokus untuk mengajar mulok tersebut dan anak-anak dibiarkan beraktifitas sendiri dalam kelas, bermain, menggambar. Jadi inti dalam pembelajaran untuk menanamkan rasa minat, dan kecintaan pada pelajaran mulok tersebut tidak optimal karena gurupun tidak fokus dalam melaksanakannya.

(55)

109

Seperti dikatan oleh dua guru pada sekolah SD yang lain GC.I dan GC.2 mengungkapkan bahwa salah satu penyebabnya adalah situasi kelas, maksudnya adalah pada saat anak mempunyai masalah terhadap minat belajar tetang muatan lokal, perhatian mereka pada guru, hubungan sosial mereka dengan teman ataupun mereka tidak mentaati tata tertib dalam kelas menyebabkan suasana belajarpun tidak menyenangkan dan tidak fokus. Pada saat itu guru mencoba untuk menghentikan kegiatan dan diganti dengan menasihati dan memberikan tugas anak-anak untuk menggambar bebas sesuai keinginan mereka. Hal tersebut membuat pelajaran tidak sesuai dengan jadwal dan tema pembelajaran yang telah ada.

Guru lain juga memberi alasan lain seperti terkadang mulok mau diterapkan dengan cara lain misalnya memberi tari-tarian, mengunjungi tempat sejarah, membuat prakarya daerah tetapi masih susah dan banyak kendalanya baik dari waktu, bahan-bahan dan juga kemampuan guru dalam melaksanakan.

(56)

110

mengimplementasikan muatan lokal bahasa daerah Biak. Seperti terlihat pada tabel berikut ini ;

Tabel 4.4

Jam Pelajaran Muatan Lokal di SD YPK Waupnor Kabupaten Biak Numfor

Satuan

Pendidikan Sekolah Dasar

Mata Pelajaran I I I III IV V VI

Bahasa Daerah 1 1 1 2 2 2

Muatan lokal yang lain 2 2 2 2 4 4

Jumlah 3 3 3 4 6 6

Sumber: Data diambil dari pengalaman penulis dalam melaksanakan tugas.

a. Lamanya jam pelajaran 1. Kelas I dan II = 30 menit 2. Kelas I s/d VI = 40 menit

b. Jumlah jam pelajaran per-minggu kurikulum muatan lokal

1.Kelas I, II dan III = 3 JP 2. Kelas IV = 4 JP

3. Kelas V = 6 JP

4. Kelas V-VI = 6 JP

(57)

111

tabel 4.2. Sebagai laporan kepada orang tua siswa pada setiap semester akhir dan dibuat dalam bentuk buku Raport dimana harus mendeskripsikan hasil belajar siswa seperti terlihat pada tabel 4.5 terhadap daya serap siswa. Hal ini membutuhkan keseriusan para pendidik dan pengembang pendidikan dalam meningkatkan dan menunjang pedidikan khususnya dalam mengimplementasikan kurikulum muatan lokal pada tingkat Sekolah Dasar.

Hasil pembelajaran mulok Bahasa Daerah Biak yang diberikan kepada anak didik dalam proses belajar mengajar implementasinya tidak terpadu dan bentuk penilaian hanya terfokus pada hasil kerja siswa yang diarahkan dan dibimbing oleh guru. Hasil kegiatan siswa seperti karya kerja siswa seperti berbicara, membaca, dan menulis hasilnya di isi pada buku atau daftar nilai yang telah disediakan guru kelas masing-masing. Penulis menemukan bahwa berdasarkan visi-misi perkembangan sekolah tersebut dalam lingkup pembelajaran mulok bagi siswa belum mempunyai tingkat-tingkat perkembangan, ada beberapa anak tidak mampu mencapai tingkat perkembangan sesuai tujuan pembelajaran tersebut. Tabel 4.5

(58)
(59)

113

anak, kelas III anak, belum dapat serius dalam mendengarkan pembelajaran mulok bahasa daerah Biak tersebut. Telah dijelaskan sebelumnya di aspek proses interaksi dalam pembelajaran bahwa anak kurang menaruh perhatian full untuk mendengarkan dan saat dilatih berbicara, berkomunikasi, sangat sulit mereka kurang berinteraksi atau memberi respons balik pada guru. Kemudian anak di kelas II dan III pada lingkup berbicara, membaca dan menulis misalnya ada 22 dan 23 anak yang tidak dapat menguasai menerima atau serius mempelajari Mulok Bahasa Daerah Biak dengan baik.

Mengenai hasil tersebut guru mengungkapkan dalam wawancara bahwa hal itu memang terjadi, ada guru yang mengatakan pendapat bahwa hal tersebut menjadi dilemma karena belum sesuai dengan tujuan dari apa yang manjadi visi-misi dari SD YPK Effata Waupnor yang seharusnya mampu mengembangkan mulok bahasa daerah Biak disekolah tersebut yang juga disebut salah satu sekolah percontohan mulok Bahasa Daerah Biak yang membuat seperangkat silabus mulok Bahasa Daerah Biak untuk dipakai dalam proses belajar disekolah. Guru kelas IIA mengungkapkan hal yang sama dengan guru lain.

(60)

114

yang baik padahal sebenarnya belajar belum bagus tapi ya itu karena mereka anak didaerah biak jadi mau gimana harus dikase nilai 7 atau 8. Tetapi nilai itu tidak memberi motivasi buat anak itu lebih belajar bahasa Biak lebih sungguh-sungguh disekolah atau dirumahnya. Ya mungkin di sekolah kurang mungkin di rumah bisa lebih lagi karena dirumahkan orang tua pasti bisa lebih komunikasi dengan anak jadi pasti anak senang untuk belajar juga jadi pasti kalau belajar di kelas sudah ada pengalaman to.., tapi ya.. tidak juga.

Dari hasil wawancara tersebut diatas dapat dikatakan bahwa ketidakmampuan anak dalam tingkat perkembangan akademik khusus pembelajaran Bahasa Daerah Biak masih sangat memprihatinkan dan harus banyak perhatian khusus dari guru, orang tua agar dapat bekerja sama dengan para guru untuk mengembangkan pembelajaran mulok bahasa daerah tersebut. Walaupun nanti hal itu akan menjadi acuan khusus bagi pihak pemerintah yaitu dinas pendidikan untuk lebih memperhatikan kemajuan pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional yang ada di negara kita.

(61)

115

pada jenjang sekolah dasar dan itu tidak salah karena merupakan pelajaran yang paling dasar perlu diperkenalkan pada anak. Atau ada alasan lain juga bahwa anak tidak semua dari Biak ada yang dari pernakan serui dan juga gurunya yang mengajar belum tahu bahasa daerah Biak dengan baik sehingga belum mampu mengajar dengan baik pula. Seperti yang diungkapkan oleh kepala sekolah ;

KS:….. Ya kalau dilihat dari sisi akademik, ee memang saya mo bilang bahwa, kami tidak mempunyai satu standart pembelajaran mulok bahasa daerah Biak yang pas untuk diajarkan kepada anak-anak, karena memang masih perlu banyak perhatian yang serius juga perlu pendekatan-pendekatan yang pas pada belajar mulok bahasa daerah ini. Bukan hanya siswanya saja tapi guru juga harus pandai dan bisa mampu mengaplikasiakan mulok bahasa itu kepada anak-anak. Karena ini berhubungan dengan nilai-budaya khas daerah. Ya.. jadi guru jangan hanya ajar mulok yang dasar-dasar saja tapi dikembangkan juga yang lebih lagi karena kita ini guru jadi harus bisa to.. begitu kira-kira.

(62)

116

bahwa mereka ingin anak-anak mereka dapat mengerti pelajaran yang bersifat loka didaerah, sehingga anak mereka punya pengetahuan yang baik tentang nilai-nilai budayanya yang begitu banyak dan saat melanjutkan ke jenjang sekolah selanjutnya mereka lebih paham lagi akan cara melestarikan nilai-nilai budayanya dengan baik. OT3 dan OT4 mengungkapkan bahwa soal akademik memang suatu keharusan dan tetap diperkenalkan dalam pendidikan tetapi alangkah lebih baik lagi lebih ditingkatkan hasil yang optimal pada perkembangan dalam kemandirian dalam mempraktek-kan nilai-nilai luhur budayanya.

4.4 Pembahasan

Berdasarkan data yang dtelah dipaparkan diatas dapat disimpulkan pada tiap pembahasan yaitu:

4.4.1 Perencanaan Pembelajaran

(63)

117

akhir keberhasilan siswa. Penyusunan bahan ajar berdasarkan program tahunan (semester) sesuai yang dikembangkan kepala sekolah berdasarkan Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan dan UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Hasil data tersebut sejalan dengan hasil penelitian Fauzyyah, dkk (2008) yaitu bahwa seorang guru sebelum melakukan proses belajar mengajar perlu ada pengelolaan dan pemetaan, silabus dan program penunjang pembelajaran lainnya yang didalamnya sudah terencana mengenai tujuan, bahan ajar, alokasi waktu, media strategi dan bagaimana mengevaluasinya serta termasuk dalamnya bagaimana apabila tujuan pembelajaran tidak tercapai, bagaimana kerjasama antar semua pihak dalam turut memajukan pendidikan dengan bernuansa kontekstual.

(64)

118

dimasukan dalam kurikulum muatan lokal sebagai bahasa pengantar dan untuk lebih mendapat tujuan yang baik perlu ada dukungan dari pihak pemerintah daerah setempat yaitu harus ditetapkan dalam peraturan Daerah/Kota sehingga dapat dikembangkan oleh bagian pengembangan atau pengelola pendidikan didaerah terhadap program-program pembelajaran dan rancangan bahan ajar bagi kemajuan pendidikan didaerah tersebut. Dari paparan diatas dapat dikatakan bahwa dalam mengembangkan pembelajaran dan meningkatkan belajar siswa perlu ada persiapan dan dukungan baik dari semua pihak supaya penyelenggaraan pendidikan dalam sistem belajar mengajar disekolah dan perencanaan bahan ajar mulok berjalan optimal ditunjang oleh dana, sarana prasarana yang baik (lengkap) maka persiapan-persiapan pembelajaranpun akan berjalan optimal sesuai dengan kebutuhan anak didik.

(65)

119

mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Guru belum mampu memberi bahan ajar, perlu ada traning-traning khusus dan buku-buku panduan bagi guru agar dapat mengajar anak sesuai dengan kemampuan anak dan akan terlihat dari keseriusan dan kemampuan anak dalam menerima pelajaran mulok seperi berbicara, membaca dan menulis anak dalam hasil penilaian belum berhasil karana anak didik dalam komunikasi setiap hari belum dapat berbicara dengan bahasa daerahnya kepada orang lain. Hal ini perlu keseriusan, bimbingan, atau les-les khusus serta panduan belajar yang lebih baik agar anak terbiasa dan berminat untuk belajar bahasa daerahnya. Selain itu cara penyampaian konsep atau materi perlu ditingkatkan agar dapat menciptakan suasana menyenangkan sehingga tidak membuat anak bosan atau malas belajar mulok bahasa daerah. Kepala sekolahpun harus bekerja sama berperan aktif dalam selalu mengecek keseuaian materi dan metode yang digunakan guru-guru dalam pelaksanaan silabus pembelajaran dikelas. Sehingga proses belajar mengajar yang dilakukan benar-benar terjadi sesuai dengan tingkat belajar siswa SD.

(66)

kata-120

(67)

121

sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan dan bermakna sesuai nilai-nilai budayanya.

4.4.2 Pelaksanaan Pembelajaran

Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas menyatakan bahwa Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Hal ini mengandung arti bahwa suatu pembelajaran akan terjadi atau terlaksana apabila ada pertemuan antara seorang pendidik (guru) dengan yang didik (Siswa) dalam suatu wadah tertentu (kelas), didalam pertemuan tersebut akan terjadi satu kegiatan belajar dan mengajar dan terjadi interaksi antara guru dan peserta didik, dalam interaksi tersebut akan menghasilkan perubahan terhadap anak untuk suatu yang tetap dalam kebiasaan perilaku, pikiran dan sifatnya baik dalam ruangan maupun diluar ruangan.

(68)

122

(69)

123

Melihat pada Pelaksanaan mulok Bahasa Daerah Biak Nampak pada tenaga pengajar, ketersedianya fasilitas belajar, diperlukan di daerah setempat.

(70)

124

Atas dasar pernyataan diatas dapat diketahui bahwa, dalam pelaksanaan muatan lokal bahasa daerah Biak sebagai bahan ajar di SD YPK Effata Waupnor perlu diperhatikan hasil pembelajarannya bagi anak didik dalam proses belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar siswa dapat berinteraksi dengan guru sehingga terjadi perkembangan dan pengalaman belajar yang bermakna, siswa menjadi berminat menerima pembelajaran tersebut dengan baik. Hal tersebut dipengaruhi juga dengan kemampuan guru dalam menyiapkan semua perangkat pembelajaran sebagai penunjangnya, misalnya sarana prasarana, metode, media, dan perangkat lain yang sesuai dengan kebutuhan belajar saat itu. Evaluasi pelaksanaan pembelajaran dilihat pada aspek :

1. Guru

Dari data latar belakang pendidikan yang dimiliki, maka guru-guru SD YPK Effata Waupnor telah memenuhi kualitas akdemik sebagai guru SD. Hal ini bila dilihat dari Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.16 Tahun 2007 tentang Standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru ;

(71)

125

psikologi yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

Meskipun demikian, guru-guru tersebut sebagian hampir telah memenuhi semua kompetensi sebagai pendidik. Penguasaan kompetensi-kompetensi guru seperti yang telah dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang standar Nasional yaitu kompetensi pedagogis, kepribadian sosial dan profesional sangat penting. Karena menurut Sauri (2010) peserta didik yang berkualitas tergantung pada sejauh mana seorang pengajar (guru) itu bisa menjadi seorang pendidik yang memiliki kapasitas dan kompetensi mengarahkan mereka.

(72)

126

karena masih ada yang harus ditingkatkan yaitu jenis pendidikan para guru serta kemampuan pedagogis dari beberapa guru dalam menyiapkan media pembelajaran dan kemapuan khusus dalam pembelajaran muatan lokal dalam melakukan tugasnya sebagai motivator dalam pembelajaran. Sehingga guru sebagai aspek masukan di SD YPK Effata Waupnor ini dapat dikatan sangat penting karena terlihat masih banyak guru belum mampu menjalankan tugasnya secara kompeten untuk mengimplementasikan kemampuan khusus terhadap muatan lokal bahasa daerah Biak bahkan sebagai motivator dalam memfasilitasi media pembelajaranpun tidak mampu. Oleh karena itu guru perlu mendapat tambahan pengetahuan dan ketrampilan misalnya melalui traning-traning (pelatihan) ataupun seminar-seminar bila perlu bisa diusahakan mendapat pendidikan khusus untuk jalur muatan lokal bahasa daerah Biak jenjang sekolah dasar sehingga dapat memenuhi kompetensinya terutama pada pedagogis dan profesionalnya.

2. Siswa

(73)

127

Hal tersebut telah sesuai dengan menjamin tercapainya mutu pendidikan yang diselenggarakan daerah, pemerintah melalui Menteri Pendidikan Nasional telah menetapkan Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar, yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 15 Tahun 2010 bahwa Standar pelayanan minimal pendidikan dasar (SPM) merupakan tolok ukur kinerja pelayanan pendidikan dasar, sekaligus sebagai acuan dalam perencanaan program dan penganggaran pencapaian target masing-masing daerah kabupaten/kota. Hal tersebut sangat penting kerena kurikulum atau program kegiatan pada anak usia sekolah tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan anak sesuai dengan tahap perkembangannya.

(74)

128

Selain itu dengan guru pembimbing dalam rombongan belajar dengan murid yang tidak terlalu banyak, setiap anak diharapkann bisa mendapat perhatian dan bimbingan yang optimal dari guru.

3. Sarana Prasarana (Sapras)

Secara umum sarana prasarana yang mendukung pelaksanaan pembelajaran mulok Bahasa daerah Biak diSD YPK Effata Waupnranor terlihat belum mendukung karena masih kurang lengkap. Sarana prasarana ini mencakup ruangan, sarana pendukung kerja dan pembelajaran, kurikulum atau silabus, media, bahan pustaka dan sarana pendukung lainnya. Ada hal-hal yang belum bisa disediakan oleh sekolah namun tidak menggangu jalannya proses belajar mengajar. Misalnya media pembelajaran, ruangan praktek, buku-buku panduan dan ruang bimbingan.

(75)

129

memadai maka hasil yang diharapkan tidak dapat dicapai secara maksimum.

Sehingga dapat dikatakan bahwa kelengkapan sarana parasarana mampu menjadi faktor pendukung penerapan dalam mengimplementasikan pembelajaran dan hasil yang diharapkan. Oleh sebab itu sangat penting bagi lembaga pendidikan untuk melengkapi sarana prasarana di SD YPK Effata Waupnor dikatakan masih perlu dilengkapi sarana prasarana agar proses belajar mengajar dapat berjalan efektif.

4. Metode Pembelajaran

(76)

130

Pendekatan dan metode pembelajaran yang digunakan tampak kurang bervariasi, biasanya hanya mengandalkan dalam bentuk ceramah yang membuat siswa menjadi malah terkantuk-kantuk. Hal tersebut terindikasi bahwa guru masih belum mampu atau masih terjebak dengan penggunaan metode dalam proses belajar mengajar (Ahmad Sudrajat, 2008).

5. Media Pembelajaran dalam Bentuk Gambar

(77)

131

molok seni budaya, seperangkat komputer itu hanya dipakai oleh guru yang bisa mengoperasikannya dan bagi guru kelas kecil hanya bisa menyesuaikan, sering menggunakan media manual yaitu menggambar di papan tulis, tetapi masih ada kesulitan dalam dan hambatannya, misalnya dalam menjelaskan nama simbol yang ditulis, syair lagu yang dinyanyikan dan bentuk gambar yang dapat diartikan sebagai pengetahuan bagi siswa. Misalnya gambar: benda, buah tumbuhan dan lain-lain yang ada di lingkungan sekitar.

Penggunaan media pendidikan dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar sehingga pembelajaran lebih bermakna bagi berbagai kemampuan siswa (Azhar Arsyad, 2002).

(78)

132

(79)

133

materi pelajaran dapat diseragamkan, 2). Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik, 3). Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, 4). Efisiensi dalam waktu dan tenaga, 5). Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.

4.4.3 Evaluasi Program Pembelajaran

Menurut Mulyasa (2008), pelaksanaan program pembelajaran adalah suatu proses penerapan ide, konsep dan kebijakan aktivitas pembelajaran sehingga peserta didik menguasai kompetensi tertentu sebagai interaksi dengan lingkungan dimana proses belajar mengajar terjadi dan akan berdampak pada beberapa aktivitas dalam proses ini yang berpengaruh pada hasil.

(80)

134

memberikan perhatian secara individual. Begitupun dalam organisasi dikelas guru juga banyak menggunakan perintah supaya anak dapat mendengarkan apa yang disampaikan. Ada guru yang memberi motivasi kepada anak, misalnya menggunakan inisiatif atau ide anak dan memuji saat berhasil menjawab atau melakukan tugas. Tetapi ada juga guru yang tidak melakukan itu.

(81)

135

Gambar

Tabel 4.1 Jumlah Siswa SD YPK Effata Waupnor
Gambar 4.1:
Gambar 4.2:
Gambar 4.3:
+6

Referensi

Dokumen terkait

Kajian dengan menggunakan metode French mendapatkan besarnya volume tebangan jenis ramin sekitar 9.104,3 m3 yang berasal dari sebanyak 3.672 pohon. Kendati demikian,

  Keywords: strategi humas, meningkatkan jumlah pengguna jasa kereta api komuter 

12 Agustus 2011, maka dengan ini diumumkan pemenang pelelangan umum untuk pekerjaan sebagaimana berikut:. Nomor

Dapat disimpulkan bahwa implementasi pengajaran pendidikan jasmani pendekatan taktik ( Teaching Game for Understanding ) mahasiswa prodi PJKR Fakultas Ilmu

Teknik jatuhan ini dilakukan dengan menghilangkan tumpuan badan lawan, sehingga lawan tidak dapat menumpu lagi dan kehilangan kesimbangan. Teknik ini dapat dilakukan dengan

[r]

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pengadaan langsung Nomor : 06/PM-OH4011 Tanggal 23 Agustus 2011, maka dengan ini diumumkan Ponyedia Barang/Jasa Bro$s Pengadaan Lang$ung

[r]