• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA

2.1 Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Buku

Buku adalah sekumpulan kertas yang berisi sebuah informasi yang dapat dimanfaatkan untuk mengetahui apa yang terjadi di masalalu dan masa sekarang dengan cara dijilid serta bagian luarnya diberi pelindung yang terbuat dari kertas tebal, karton atau bahan lainnya. (Sitepu, 2012). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Online (2019), buku adalah lembaran kertas yang dijilid atau kosongan yang berisi informasi tentang kebudayaan, sosial dan lain sebagainya.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan buku adalah kumpulan kertas yang didalamnya terdapat ilmu pengetahuan yang berisi gambaran dari ide imajinasi pikiran seseorang.

2.1.2 Sejarah Perkembangan Buku

Pada abad sebelum Masehi, manusia mengutarakan ide pikiran atau gagasan dan perasaan melalui bahasa lisan, bahasa gerak gerik (gesture), bahasa tanda (codes) dan bahasa tulisan. Semua perasaan diutarakan dalam bentukan tulisan dan gambaran yang ditemukan di dinding-dinding gua pada ribuan tahun Sebelum Masehi. Gambar dan tulisan-tulisan tersebut banyak mengandung peristiwa-peristiwa yang dialami oleh manusia pada abad tersebut, sehingga peristiwa tersebut menjadi sebuah sejarah yang sekarang di buat dalam buku.

Gambar dan tulisan-tulisan tersebut akhirnya menjadi awal Sejarah perkembangan buku tidak lepas dari perkembangan tulisan. Pada awalnya bangsa Mesir Kuno menggunakan tulisan hieroglif, tulisan-tulisan tersebut menggunakan keping- kepingan batu berupa prasasti, daun lontar atau papirus, serta menggunakan kulit- kulit binatang, sehingga dapat di katakan sebagai buku kuno.

(2)

Gambar 2.1. Hieroglif : Tulisan bangsa Mesir kuno Sumber : kumparan.com

Para peneliti sejarah menyatakan bahwa manusia yang tinggal di pinggir Sungai Euphrates di Asia Kecil sekitar tahun 2000 SM membuat sebuah tulisan dengan lempengan tipis dari tanah liat yang dibakar sampai keras. Sehingga lempengan tanah liat yang sudah digambar dan ditulis dapat disimpan dan dibawa ketempat lain sehingga banyak orang dapat membaca dan mengetahuinya.

Sementara itu manusia yang tinggal di pinggiran sungai Nil membuat buku dengan menggunakan batang pohon papirus yang dipotong-potong dengan panjang sekitar 60 cm dan kulitnya dibuang. Manusia memilih pohon papirus karena pohon papirus banyak yang tumbuh di pesisir Laut dan di sepanjang pinggir Sungai Nil. Pembuatan lembaran kertas dengan menggunakan pohon papirus ini dengan cara memotong pohon diiris tipi-tipis dan di sambung dengan menggunakan lem sampai membentuk sebuah lembaran kertas yang panjang kemudian digulung.

Gambar 2.2. Tulisan bangsa mesir kuno yang menggunakan bahan lempengan tanah liat.

(3)

Gambar 2.3. Lembaran kertas dari pohon Papirus Sumber : vebma.com

Gambar 2.4. Kertas dari pohon Papirus Sumber : vebma.com

Bangsa Romawi untuk menyampaikan informasi dalam bentuk tulisan dan gambar ini juga menggunakan lembaran kertas yang sudah tergulung. Akan tetapi bangsa Romawi memakai lembaran kertas dengan menggunakan kulit domba yang di sebut perkamen (parchment) yang membuatnya lebih muda dibandingkan dari kayu. Lembaran kertas ini masih dipakai sampai sekitar tahun 300 Masehi untuk menyampaikan informasi tertulis. Pada akhirnya gulungan lembaran tersebut semakin panjang dengan menyambung-nyambungnya dan dijahit sehingga semakin kuat. Bentukan itulah disebut codex yang menjadi cikal bakal lahirnya buku seperti yang ada saat ini.

Hennep adalah lembaran kertas yang terbuat dari bahan serat yang di temukan di Negara Tiongkok pada tahun 105 Masehi. Penemuan ini membawa pengaruh besar terhadap pembuatan buku yang sebelumnya dalam bentuk gulungan menjadi bentuk terjilid. Penemuan lembaran kertas ini berkembang dan

(4)

sampai menyebar di negara-negara lain yaitu Asia Tengah, Arab, Spanyol dan Eropa. Pertama kali pabrik kertas ada di Perancis pada tahun 1189, di Italia pada tahun 1276, dan di Jerman pada tahun 1391. Pada tahun 1400 untuk menyampaikan informasi masih menggunakan bentukan tulisan dibuat dengan tangan memakai tinta dan disalin untuk penggandaan dan penyebarluasannya.

Negara Cina sudah memakai pencetak huruf yang terbuat dari balok kayu untuk menuliskan karyanya. Buku yang dihasilkan di Cina ini berkembang sehingga menjadi inspirasi ke warga Eropa. Johanes Gensleich Zur Laden Zum Gutenberg dari kota Mainz berkebangsaan Jerman adalah penemuan cara untuk pencetakan buku dengan menggunakan huruf-huruf lepas yang terbuat dari logam.

Penemuan mesin yang masih sederhana ini pada tahun 1450. Huruf-huruf yang telah dibuat itu bisa dibentuk menjadi kata atau kalimat. Kelebihan mesin cetak ini dapat menggandakan cetakan dengan cepat dan jumlah banyak , tetapi untuk awal menyelesaikan satu buah buku di perlukan waktu agak lama karena mesinnya agak kecil dan jumlah huruf yang digunakan terbatas.

Gambar 2.5. Mesin cetak Sumber : boombastis.com

Sejarah panjang pembuatan buku, seperti menggambarkan perjuangan panjang manusia dalam menciptakan sebuah karya, yang mengubah peradaban dari zaman kezaman. Dunia perbukuan sudah semakin modern dan teknologi juga semakin berkembang dari masa ke masa yang membawa inovasi dan cara baru bagi manusia untuk menikmati hal-hal tertentu termasuk buku. Dengan menciptakan sebuah komputer pembuatan buku menjadi lebih muda dan lebih

(5)

menarik. Pembuatan buku bisa lebih didesain lebih menarik yang sesuai dengan target audience, berwarna, layout yang tertata bagus, proses pembuatan yang singkat, serta bisa langsung dihubungkan ke mesin cetak yang secara otomatis memprosesnya sehingga tercetak, terjilid, terpotong menjadi buku yang siap digunakan. Dengan adanya komputer dan mesin cetak, pembuatan buku bukan hanya bisa lebih menarik penampilannya tetapi juga bisa menghasilkan jumlah buku yang lebih banyak (Hidayati, n.d).

2.1.3. Bentuk dan Jenis Buku 2.1.3.1. Buku Menurut Bentuknya 1. Bentuk Cetak

Buku dalam bentuk cetak adalah buku yang pada umumnya terdiri atas setumpuk kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu dan berisi teks dan gambar ( Junaedi, 2014).

2. Bentuk Digital

Buku dalam bentuk digital atau buku elektronik yang disingkat e-book adalah bentuk digital dari buku cetak. Buku digital ini menggunakan media komputer, laptop, tablet, atau smartphone untuk mendapatkan informasi digital yang berisi teks, gambar, audio, dan video (Junaedi, 2014).

2.1.3.2. Buku Umum

1. Buku Pengetahuan Umum

Buku pengetahuan umum atau buku pengetahuan populer adalah buku yang mengandung banyak manfaat, masuk akal, sistematis, dan bahasanya di sajikan dengan bahasa ringan dan komunikatif sehingga dapat mudah ditangkap, mudah dicerna atau dipahami, oleh semua pembaca terutama kalangan remaja.

Dalam buku ini mendapatkan butir-butir bacaan pokok yang berharga dan buku ini berisi dari informasi tentang kesehatan, teknologi modern, pertanian, perkebuanan, komputer, kepribadian, dan lain-lain (Juliarta, 2013).

(6)

Gambar 2.6. Buku pengetahuan umum Sumber : rarirureropramesthi.files.wordpress.com

2. Buku Komik

Buku komik adalah buku seni yang mempunyai karakteristik berbeda-beda yang berisi gambar-gambar tidak bergerak berisi dialog, kata-kata tersebut menceritakan apa yang dimaksud dalam komik tersebut. Buku komik bisa diterbitkam dalam berbagai bentuk yaitu strip dalam koran, majalah, dan buku tersendiri (Ardiles, 2014).

Gambar 2.7. Buku komik Sumber : senibudayaku.com

(7)

3. Buku Cerita Fiksi dan Non-fiksi

Buku cerita fiksi yaitu suatu karya sastra yang didalamnya menceritakan imajinasi si pengarang, sehingga dapat di olah sebagai cerita pengalaman, wawasan, tafsiran, kecendikiaan, dan penilaian kepada berbagai kejadian baik itu secara nyata atau rekaan. Cerita fiksi berupa Cerpen, Novel, Puisi, Drama, Dongeng, Mitos, Fabel, Hikayat, Komik, dan lain-lain. Buku cerita non-fiksi adalah buku yang berisi kejadian sebenarnya yang membutuhkan pengamatan dan juga data sehingga buku ini dapat dipertanggung jawabkan dan bersifat informatif. Cerita non-fiksi berupa Laporan ilmiah (Skripsi, disertasi, tesis) Buku pelajaran, Buku Ensiklopedia, Jurnal, Biografi, Esai, Opini, Pidato, dan lain-lain (Ibeng, 2018).

Gambar 2.8. Buku fiksi Sumber : thegorbalsla.com

Gambar 2.9. Buku non fiksi Sumber : ensiklobuku.id

(8)

2.1.3.3. Buku Pendidikan 1. Buku Teks

Buku teks adalah buku yang sering dipakai untuk pembelajaran serta sebagai sumber belajar bagi siswa yang konvensional. Buku teks dianggap sebagai buku tradisional karena masih dianggap buku yang konvensional, tetapi buku ini masih memberikan kontribusi yang baik pada pembelajaran (Imran, 2014).

Gambar 2.10. Buku teks Sumber : aidafiteri.blogspot.com

2. Buku Pengayaan

Menurut Puskurbuk, 2008 dari buku pengayaan Full description ditulis oleh Prasandha, 2017 mengatakan bahwa buku pengayaan adalah buku yang berbeda dengan buku teks pelajaran , buku ini bersifat penyajian yang khas dan bervariasi, baik dengan menggunakan gambar, ilustrasi, atau alur wacana. Buku Pengayaan di bagi menjadi tiga kelompok, yaitu buku pengayaan pengetahuan, buku pengayaan keterampilan, dan buku pengayaan kepribadian.

Gambar 2.11. Buku pengayaan Sumber : irmaindriani.co

(9)

3. Buku Referensi

Buku referensi adalah buku yang di perlukan oleh siswa atau pengajar sebagai referensi sebuah topik atau pelajaran dan sebagai acuan oleh buku lain (termasuk buku ajar). Buku referensi di buat oleh orang yang ahli dalam topik atau bidang tersebut. Buku referensi ini terkenal buku yang tebal, karena halamannya sampai beratus-ratus halaman.

Gambar 2.12. Buku referensi

Sumber : materikuliahfhunibraw.files.wordpress.com

2.1.4. Tinjauan Unsur Komposisi 2.1.4.1. Layout

Layout adalah suatu proses untuk menyusun bagian dan lain sebagainya menurut suatu aturan atau pola layout dalam desain menyangkut penempatan teks dan gambar di dalam sebuah desain, meliputi bagaimana elemen-elemen tersebut diletakkan dan diatur, baik dalam hubungan dalam antar elemen satu sama lain, maupun secara keseluruhan di dalam desain (Wibowo, 2011).

Layout juga bisa dikatakan sebagai ilmu manajemen ruang dan bentuk.

Tujuan utama penyusunan layout adalah untuk menghadirkan aspek visual dari tulisan maupun gambar yang akan dikomunikasikan kepada pembacanya, agar mampu menerima informasi yang disajikan secara maksimal tanpa kesulitan yang berarti. Ada tiga kriteria dasar untuk layout yang baik, yaitu pengaturannya harus berhasil, terorganisir, dan mampu menarik khalayak. Dalam layout terdapat grid system yang merupakan pemecahanan permasalahan ruang, mengorganisasi ruang menjadi lebih terstruktur menurut hierarki visual sehingga informasi yang dapat

(10)

bersifat lebih komunikatif. Selain itu penggunaan grid yang benar bisa membantu pembaca untuk menyeleksi berbagai jenis informasi. Grid memiliki berbagai macam (Nathania, 2012).

a. Manuscript Grid

Manuscript grid yaitu grid yang paling simple atau sederhana. Grid ini biasanya di gunakan untuk mengisi materi yang banyak yang berupa teks seperti buku bernaskah panjang yang tidak dibatasi oleh teks dan gambar untuk mengisi blok.

Gambar 2.13. Manuscript grid Sumber : html1-f.scribdassets.com

b. Column Grid

Column Grid terdapat gutter atau space tiap kolom dan margin yang dibuat biasanya 2 kali ukuran gutter. Tujuannya supaya pembaca dapat lebih fokus ke dalam ruang yang lebih aktif. Biasanya lebar kolom tergantung pada beberapa elemen internal untuk desain yang kemungkinan besar ukuran teks.

Gambar 2.14. Column grid Sumber : html2-f.scribdassets.com

(11)

c. Modular Grid

Modular grid seperti column grid dengan penambahan divinisi horizontal yang di tandai dengan baris sehingga tercipta kotak-kotak atau modul-modul. Modular gird digunakan untuk grafik, formulir, dan tabel data.

Gambar 2.15. Modular grid Sumber : html2-f.scribdassets.com

d. Hierarki Grid

Hierarki grid digunakan untuk web yang didasarkan pada penempatan elemen intuitif, yang masih sesuai dengan kebutuhan informasi yang di buat secara organik dengan terlebih dahulu menempatkan elemen desain pada halaman dan menentukan struktur yang rasional untuk menyajikan unsur-unsur tersebut.

Gambar 2.16. Hierarki grid Sumber : html2-f.scribdassets.com

(12)

2.1.4.2. Sejarah Layout

Seiring dengan berjalannya waktu, layout semakin berkembang. Pada zaman dahulu layout berbentuk dan format layout yang masih standart terkesan kaku, hanya bermain pada komposisi vertikal dan horizontal saja, dengan berkembangnya zaman sekarang layout mengalami perubahan seperti teknik pemotongan, penghilangan bagian tertentu, dengan bantuan media-media lainnya.

Setelah terjadinya perubahan pada layout, dapat terlihat hasilnya yang semakin semarakpada desain buku-buku yang telah terbit, komposisi serta layoutnya lebih terlihat segar, unik, dan nyaman untuk dilihat.

Pada masa yang telah berkembang pesat saat ini, layout yang secara umum telah dilanggar, yang bertujuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan tampilan yang lebih menarik. Pengaturan komposisi yang berani dapat dilakukan dengan cara mengatur grid sebagai garis bantu, sehingga objek tetap berada di tempat yang tidak biasa, namun terlihat teratur dan seimbang.

2.1.4.3. Jenis Layout

Menurut Dabner, dari skripsi Wibowo, 2012 mengatakan bahwa layout dapat dibagi menjadi dua macam jenis dasar, simetri yaitu layout tradisional yang desainnya mengacu satu titik halaman dan lebih formal sedangkan yang asimetris layout lebih kearah dinamis, seperti peletakan kolom pada tepi kiri saja, atau kanan dengan menggunakan rata kanan kiri (justify), maupun diletakkan di tepi bidang, maupun diletakkan tersebar menutupi hampir seluruh bidang. Era modern tidak memakai ornament dan font serif dalam tipografi dan layoutnya, lebih menggunakan tipografi sans serif dalam tipografi dan layoutnya, lebih menggunakan tipografi sans serif agar lebih terlihat simple dan santai.

2.1.5. Kelebihan dan Kekurangan Media Buku

Setiap media pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri.

Seperti media buku juga mempunyai kelebihan dan kekurangan. Walaupun mempunyai kelebihan dan kekurangan media buku masih diminati oleh masyarakat untuk mencari informasi atau menambah pengetahuan. Masyarakat

(13)

masih berminat untuk membeli dan membaca buku. Media buku mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri.

Kelebihan media buku yaitu siswa bisa belajar dan maju sesuai dengan kecepatan masing-masing. Karena materi pelajaran sudah dirancang sedemikian rupa sehingga mampu untuk memenuhi kebutuhan siswa baik yang cepat maupun yang lamban membaca dan memahahi, tetapi pada akhirnya semua siswa diharapkan dapat menguasai mata pelajaran tersebut. Di samping itu siswa juga dapat mengulangi materi dalam media buku yang akan mengikuti urutan pikiran secara logis. Perpaduan teks dan gambar dalam halaman buku bisa menambah daya tarik serta bisa memperlancar pemahaman informasi yang disajikan dalam dua format verbal dan visual. Dan isi informasi buku harus diperbaharui dan direvisi sesuai dengan perkembangan dan temuan-temuan baru dalam bidang ilmu atau materi tersebut bisa di reproduksi dengan ekonomis dan didistribusikan dengan mudah.

Sedangkan kelemahannya sendiri yaitu media buku sulit menampilkan gerak dalam halaman, biaya percetakan buku juga akan mahal jika ingin menampilkan gambar atau foto yang berwarna-warni. Proses pencetakan buku memakan waktu beberapa hari bahkan berbulan-bulan tergantung dengan peralatan percetakan dan kerumitan informasi pada halaman cetakan, dan perawatan buku jika tidak dengan baik akan mudah cepat rusak atau hilang (winnertech, 2016).

2.1.6. Pengertian Media Promosi

Menurut Ardhi, 2013 (dalam jurnal) mengatakan bahwa, media promosi adalah sarana atau untuk mempromosikan sebuah produk, jasa, image atau perusahaan kepada masyarakat, agar lebih di kenal oleh masyarakat luas. Pada zaman dahulu media promosi ini melakukan promosi dengan cara dari mulut ke mulut, karena pada zaman dahulu media promosi belum maju seperti saat ini.

contoh media promosi adalah brosur, leaflet, flyer, poster, billboard, iklan di koran, televisi, gelas, jam dinding, kartu nama, sticker dan lain-lain. Media

(14)

promosi dibagi menjadi beberapa katagori yaitu media cetak konvensional, iklan media cetak, media luar ruang, media online dan elektronik.

2.1.7. Bentuk-bentuk Promosi

Menurut Hapsari, 2014 mengatakan promosi adalah membuat sebuah brosur, memberikan diskonharga, menjual produk melalui telepon atau media elektronik lainnya, yang menyebarkan informasi produk dari mulut ke mulut, dan lain sebaginya. Promosi pada umumnya memiliki fungsi dan tujuan yang sama dan bentuk-bentuk promosi tersebut dibedakan berdasarkan tugas. Bentuk-bentuk promosi adalah :

a. Periklanan (Advertising)

Periklanan adalah bentuk promosi non-personal yang menggunakan berbagai media yang ditujukan untuk merangsang pembeli. Bentuk penyajian periklanan berupa ide yang berisi informasi, bujukan, serta pengingat supaya target yang dituju melihat iklan tersebut dan tertarik barang atau jasa yang diiklankan sehingga terdorong untuk melakukan pembelian. Periklanan adalah bentuk yang efektif dalam mengubah sikap dan perilaku konsumen. Ada macam-macam periklanan mulai dari sederhana sampai istimewa antara lain adalah dari elektronik yaitu TV dan radio, sedangkan dari media cetak yaitu koran, majalah, brosur, dan lain sebagainya.

b. Penjualan Perseorangan (Personal Selling)

Penjualan Perseorangan (Personal Selling) adalah bentuk promosi yang secara langsung dengan mempresentasikan secara lisan tentang produknya kepada calon pembeli yang bertujuan untuk merangsang pembelian. Sifat penjualan perseorangan ini harus melakukan percakapan yang sangat luwes karena penjual bertatap muka secara langsung sehingga bisa secara langsung menyesuaikan penawaran penjual dengan kebutuhan dan keinginan pembeli. Penjual juga mengetahui reaksi calon pembeli terhadap penawarannya sehingga dapat mengadakan penyesuaian di tempat dan pada saat itu juga. Penjualan perseorangan juga termasuk alat yang efektif dalam hal biaya, membantu proses pembelian lebih lanjut,

(15)

membangun preferensi, keyakinan, dan tindakan pembeli. Penjualan perseorangan ini mempunyai ciri khusus yaitu konfrontasi perseorangan, mempererat, dan tanggapan.

c. Promosi Penjual (Sales Promotion)

Promosi penjualan adalah kegiatan penjualan yang bersifat jangka pendek dan tidak dilakukan secara berulang-ulang serta tidak melakukan secara rutin untuk mendorong keinginan konsumen untuk mencoba atau membeli produk yang ditawarkan. Promosi penjualan merupakan unsur utama dalam kampanye pemasaran, yaitu kumpulan alat-alat insentif yang memiliki sifat jangka pendek yang dirancang untuk merangsang konsumen untuk membeli sebuah produk dengan lebih cepat dan besar. Alat untuk promosi konsumen (sampel, kupon, tawaran pengambilan uang, potongan harga, premi, hadiah, hadiah langganan, percobaan gratis, garansi, promosi berhubungan, promosi silang, pajangan, dan demonstrasi di toko tempat pembelian), promosi perdagangan (potongan harga, tunjangan iklan dan pajangan, dan barang gratis) dan promosi bisnis dan wiraniaga (misalnya, pameran dan konvensi perdagangan, kontes untuk wiraniaga, dan iklan khusus).

d. Hubungan Masyarakat (Public Relation)

Hubungan masyarakat adalah suatu program untuk mempromosikan dan melindungi citra perusahaan maupun produknya. Daya tarik hubungan masyarakat mempunyai tiga sifat khusus yaitu kredibilitas yang tinggi, kemampuan menangkap pembeli yang tidak dibidik sebelumnya, dan dramatisasi. Maksud dari hubungan masyarakat adalah menjalin hubungan baik dengan masyarakat tempat menjalankan usaha.

e. Informasi dari Mulut ke Mulut (Word Of Mouth)

Informasi dari mulut kemulut adalah bentukan promosi dengan cara menyebarkan informasi mengenai produk melalui obrolan seseorang keorang lain. Dalam bentukan promosi ini peranan seseorang sangatlah penting dan dapat diandalkan dalam mempromosikan produk. Sehingga harus mengikuti dengan kualitas yang baik, danjangan sampai pelanggan yang datang merasakan kecewa karena apa yang konsumen dengar tidak

(16)

sama dengan informasi yang diterima. Buatlah konsumen puas sehingga kembali membeli dan menceritakan kepada teman lainnya.

f. Pemasaran Langsung (Direct Marketing)

Pemasaran langsung adalah bentuk promosi dengan cara memasarkan produk secara langsung supaya mndapatkan tanggapan langsung kepada konsumen. Pemasaran langsung tidak harus dilakukan secara bertatap muka, tetapi bisa dilakukan dengan cara ditunjukan secara langsung kepada seseorang. Pemasaran langsung bisa melalui penggunaan surat, telepon, faksimile, e-mail, dan alat perhubung nonpersonal lain untuk berkomunikasi secara langsung supaya mendapatkan tanggapan langsung dari calon pelanggan.

2.1.8. Jenis –Jenis Media Promosi

Mengatakan Media promosi di bagi menjadi dua yaitu media promosi above the line atau lini atas dan media promosi bellow the line atau media promosi bawah.

1. Above The Line (ATL)

Menurut Jefkins, 1994 (dalam jurnal), Above the line adalah aktivitas promosi untuk membentuk citra merek yang diinginkan oleh manajemen pusat. Menurut Suryadi, 2013, Above the line yaitu media promosi yang berupa media massa cetak yang didalamnya ada koran, majalah, tabloid, dan media cetak lainnya yang diterbitkan secara berkala dan kontinue dan bisa dibaca oleh masa luas. Radio juga digunakan sebagai media above the line, dan televisi juga paling besar dan potensial.

a. Media Cetak

Iklan dalam media cetak antara lainnya adalah koran, majalah, dan tabloid, media cetak tersebut dikelompokkan dalam istilah-istilah.

Pertama, iklan baris yaitu iklan yang terdiri dari bentukan kata/kalimat yang berbaris antara 3-4 baris dan setiap media mempunyai penamaan sendiri, misalnya iklan cilik, iklan mini, iklan baris, dan sebagainya.

Iklan media cetak ditempatkan dalam satu halaman tertentu dan terdiri dari berbagai jenis produk atau jasa, sehingga iklan baris sering

(17)

dikelompokkan berdasarkan jenis produk atau jasa. Dengan keterbatasan tempat iklan baris menggunakan kata-kata singkatan dalam bahasa yang khas tapi populer, sehingga pembaca bisa lebih cepat memahami dari iklan tersebut.

Kedua, iklan kolom yaitu iklan yang menggunakan satu atau dua kolom dengan ukuran tinggi yang sesuai dengan kebutuhannya.

Bentuk iklan ini tidak hanya terdapat kata-kata verbal tetapi disertai logo atau atribut produk atau jasa lainnya tapi dalam jumlah yang sangat terbatas. Iklan ini sering digunakan untuk memasarkan perumahan, pemberitahuan, lowongan kerja, iklan duka cita, pengobatan alternatif, dan lain-lain.

Ketiga, advertorial yaitu iklan yang dikemas dalam bentuk berita dan iklan juga dilengkapi dengan foto atau gambar yang menampilkan pesan visualnya. Iklan advertorial sering digunakan untuk membangun citra perusahaan dengan mempublisitaskan suatu produk atau jasa.

Keempat, iklan display yaitu iklan yang pada umumnya di kombinasi oleh ilustrasi visual dan bentuk penyajiannya sangat beragam tergantung pada nilai kretaifitas dan estetika yang diinginkan oleh periklanan. Para penerbit media cetak menetapkan ukuran standar tertentu, hal ini dilakukan supaya memudahkan untuk melakukan tata letak dan penentuan biaya. Biaya iklan display bisa dinegosiasikan sesuai dengan kepentingan-kepentingan kedua belah pihak.

b. Radio

Iklan Radio jaringan nasional maupun lokal, umumnya iklan diklafisikan dalam beberapa bentuk. Pertama, adlips yaitu bentuk iklan radio untuk penyampaian pesan oleh penyiar, pesan tersebut berupa teks yang sudah tersusun terlebih dahulu. Adlips dilakukan secara langsung oleh penyiar di sela-sela acara dengan mengandalkan sepenuhnya kepada improviasi penyiar.

Kedua, iklan spot yaitu iklan yang memadukan voice, music dan sound efect yang berdurasi hanya ± 30 detik tergantung dari kesepakatan pihak pengiklan dan radio. Iklan spot dengan iklan adlips

(18)

sangatlah berbeda, iklan spot terlebih dahulu telah direkan=m dalam media rekam, sehingga bentuknya permane. Iklan spot bisa disiarkan oleh berbagai radio.

Ketiga, iklan sponsorship yaitu iklan yang melakukan melalui blocking time dengan acara tertentu, kuis atau liputan advertorial. Ciri khas dari iklan ini adalah keseluruhan acara dalam suatu waktu tertentu dimonopoli oleh suatu periklanan tertentu. Biaya iklan radio tergantung dengan luas jangkauan pendengar dan kebijakan dari manajemen radio sendiri.

c. Televisi

Televisi merupakan media yang masih diminati oleh para pemasar untuk mengkampanyekan produknya. Bentuk iklan televisi sangat inspiratif, selain menghasilkan voice juga menghasilkan suara dan gambar yang bergerak. Bentukan iklan televisi terbagi-bagi antara lainnya yaitu, yang pertama live action yaitu tayangan iklan yang memadukan unsur gambar, suara, dan gerak. Iklan ini mempunyai sisi –sisi kehidupan masyarakat yang direlevansikan dengan produk atau jasa yang diiklankan.

Kedua, stop action yaitu iklan yang menyajikan live actin dengan sentuhan animasi. Iklan ini menjelaskan bahaya atau kegunaan suatu produk. Pekerjaan animasi ini bisa dikerjakan manual atau dengan perangkat komputer. Tujuan iklan ini supaya iklan terlihat lebih dramatik dan penonton bisa memahami pesan yang disampaikan.

Ketiga, ikalan animasi yaitu iklan yang menggunakan endorser kartun baik, populer, dan bahkan kartun yang membuat tokoh kartun sendiri. iklan ini ditujukan oleh konsumen anak-anak tetapi tidakk menutupi kemungkinan segmen dewasa bisa jadi sasaran bentuk iklan ini.

Keempat, slide show yaitu iklan yang menampilkan gambar- gambar diam atau fotografi dan dipadukan dengan suaru musik dan narasi. Hal tersebut dilakukan supaya iklan tidak terlihat kaku atau tetap dapat menarik perhatian penonton.

(19)

Kelima, musik yaitu iklan yang didominasi oleh musik dan dilengkapi oleh gambar atau tulisan tertentu, tetapi iklan ini mnjadi fokus kegiatan beriklannya yaitu musik.

Keenam, blocking time yaitu pembelian waktu siaran oleh pengiklan sehingga pengiklan memiliki hak yang sangat laus selama siaran.

Ketujuh, superimposed yaitu iklan yang melalui gambar dalam ukuran tertentu yang perlihatkan dalam suatu acara tertentu. Iklan ini biasanya muncul di bagian sudut kiri atas, kanan atas, kiri bawah, atau kanan bawah layar atau di atas atau bawah gambar.

Kedelapan, runing text yaitu iklan yang berupa teks berjalan di bawah layar dari kanan ke kiri. Kesembilan, credit title yaitu iklan yang menampilkan diakhir acara. Iklan ini biasanya disajikan sebagai bentuk terimakasih produser kepada pihak-pihak pendukung acara.

2. Bellow The Line (BTL)

Menurut Jefkins, 1994 (dalam jurnal), Bellow the line yaitu semua kegiatan pemasaran atau promosi yang dilakukan di tingkat retail atau konsumen dengan bertujuan untuk merangkul konsumen supaya aware dengan produknya. Menurut Suryadi, 2013, Bellow the line yaitu media promosi yang memiliki verian media yang lebih luas dan lebih kreatif, media ini menuntut perhatian lebih banyak dari publik supaya publik terpancing untuk melihatnya.

a. Media Luar Ruang

Media luar ruang merupakan media yang memelopori kegiatan promosi sebelum ada media yang berbasis teknologi. Media luar ruangan seperti poster, spanduk, sticker, billboard, bus painting, taxi painting, stikering di eskalator, lift, gedung bertingkat, dan lain- lainnya. Menjalankan strategi semacam ini membutuhklan biaya yang cukup tinggi, tapi akan sebanding dengan equitas brand yang diperoleh asal cara yang dilakukan dengan tepat seperti, lokasi dan bentuk yang tepat.

(20)

b. Event

Event yang dimaksud dalam katagori media promosi yaitu suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pemilik brand sehingga terjalinnya interaksi antara pelanggan dengan produk dalam suatu aktivitas tertentu. Macam aktivitas event antara lain entertainment event yaitu event yang memberikan pertunjukan musik, nonton bareng, pentas seni, dan teatrikal. Bentuk event lain yang dimanfaatkan pemasar sebagai promosi produknya yaitu sport event, exibition, seminar atau convention event, dan perlombaan. Pemilihan bentuk event ini sangat terpengaruh oleh segmen pasar mereka.

Penyelenggaraan event tidak harus besar, tetapi harus memiliki keunikan yang dapat merangsang massa untuk terlibat didalamnya walaupun hanya sekedar menonton saja.

c. Internet

Dengan perkembangan teknologi informasi khususnya internet yang semakin hari semakin pesat dan di gemari oleh masyarakat sehingga para pemasar untuk mempromosikan produknya melalui internet.

d. Seluler

Media promosi yang menggunakan internet untuk mempromosikan produknya sehingga seluler juga menggunakan sebagai media promosi.

Fakta dipasar menyatakan bahwa perkembangan konsumsi masayarakat terhadap telepon seluler terus menunjak.

2.2 Tinjauan Permasalahan Tentang Objek dan Subjek Perancangan 2.2.1. Pengertian Batik

Ada banyak yang mengatakan tentang pengertian batik. Menurut Ramadhan, 2013 mengatakan bahwa batik berasal dari kata amba dan tik yang artinya menulis atau melukis titik. Ada yang mengatakan lagi bahwa kata batik berasal dari kata titik, yang di beri imbuhan mba. Dalam bahasa Jawa imbuhan mba hanya berfungsi sebagai kata kerja. Jadi batik diartikan sebagai pekerjaan membuat batik.

(21)

Ada juga yang mengatakan bahwa, batik adalah mengerjakan sesuatu, arti tersebut diambil dari dari bahasa Jawa “tik” yang artinya “titik” dan “ma” sebagai kata awal. Jika kata tersebut digabungkan menjadi kata “matik” berkembang menjadi mbatik dan sekarang menjadi kata batik. Sehingga arti dari membatik sendiri adalah membuat titik-titik dengan cara meneteskan cairin lilin dengan menggunakan canting dan di aplikasikan ke kain mori. Dari kata batik sendiri yaitu kain dengan bercorak yang dihasilkan dari bahan malam yang sudah mencair lalu dengan menggunakan canting dan di aplikasikan ke atas kain, supaya bisa menahan masuknya pewarna (Jannah, 2008).

Batik adalah hasil kebudayaan asli dari bangsa Indonesia yang di banggakan oleh masyarakat Indonesia dan mempunyai nilai seni yang tinggi (Setiati & Handoyo, 2008). Masyarakat Indonesia tidak asing lagi mendengar atau mengetahui tentang batik, karena masyarakat Indonesia sendiri mengenal batik sejak ratusan tahun yang lalu. Pada zaman dulu batik adalah pakaian adat Jawa yang hanya dipakai oleh raja-raja di Jawa, tetapi setelah berkembang batik menjadi pakaian nasional yang bermode busana laki-laki dan perempuan dan batik dipakai sehari-hari oleh masyarakat Jawa dan sekitarnya. Bahkan desainer interior mempunyai inovasi baru untuk memakai motif batik sebagai perlengkapan rumah tangga.

Batik merupakan ungkapan budaya yang memiliki makna simbolis yang unik dan luhur bagi masyarakat Indonesia. Batik bukan hanya kain yang bergambar saja yang tanpa mempunyai makna, tetapi batik mempunyai filososi yang tinggi dan mengandung makna sebagai hasil refleksi terhadap nilai-nilai kehidupan dan harapan kemudian diterjemahkan melalui kerja sama produksi dari berbagai pelaku dalam aneka tahapan pembuatan batik hingga menjadi sebuah kain berdesain batik (William, 2014)

Setiap daerah mempunyai usaha batik yang masih bersifat tradisional dan kerajinan. Beberapa daerah mempunyai ciri khas tersendiri mulai dari gaya, corak, motif, dan pewarnaannya. Setiap motif-motif batik di beberapa daerah mempunyai bentukan dan cerita yang berbeda atau filosofi yang berbeda. Dengan mempunyai ciri khas, bentukan, filosofi yang berbeda-beda dapat membuat

(22)

masyarakat Jawa dan sekitarnya mengetahui motif batik tersebut dari daerah mana.

2.2.1.1. Sejarah Batik

Menurut Soetopo S, 1983 tertulis dibuku yang berjudul Menjadi Prancang dan Perajin Batik ditulis oleh Pratiwi dan Wijayanti, 2013 mengatakan, kerajinan membatik adalah kerajinan yang kegiatannya menghias kain yang dikerjakan oleh orang Mesir sejak 4.000 tahun sebelum Masehi. Teknik menghias kain tersebut menyebar di daratan Persia dan India melalu jalur perdagangan sekitar 100 tahun sebelum Masehi. Pada abad 4-5 Masehi, orang-orang India melakukan perdagangan dan penyebaran agama di tanah Melayu. Sehingga teknik menghias kain menjadi berkembang pesat di bumi Nusantara.

Pada kerajaan-kerajaan tempo dahulu batik adalah sebuah hasil kerajinan tangan yang berumur ratusan tahun dan pada abad 16 M batik sudah di kenal oleh masyarakat Indonesia dan Luar Negri. Pada tempo dahulu kerajinan batik dibuat dengan cara tradisional yaitu memakai coretan/tulisan tangan manusia. Pada saat itu kain batik di jadikan pakaian resmi yaitu berupa jarik (kain kebaya bawah) saat menghadiri acara kebesaran ketika menghadap raja, para permasuri, patih bangsawan dan para petinggi kerajaan. Para abdi dalem (pegawai) kerajaan juga menggunakan kain batik yang berupa pakaian beskap, yaitu pakaian yang memakai jarik, baju beskap dan blangkon, sehingga kain batik mempunyai sejarah yang panjang di bumi Nusantara (Lisbijanto, 2013).

Kerajinan batik mulai tumbuh besar sebagai kerajinan yang mempunyai nilai seni tinggi, pada masa sebelum kemerdekaan Republik Indonesia. Kain batik dipakai sebagai lambang status sosial bagi pemakaiannya dan kain batik digunakan sebagai jarik yang dipakai oleh para bapak dan ibu yang menggunakan beskap dan para ibu menggunakan sebagai selendang sebagai pelengkap kebayanya dan sekaligus digunakan untuk alat menggendong. Sehingga para ibu mempunyai banyak kain batik dan beranggapan bahwa kain batik adalah barang berharga. Kain batik yang mempunyai nilai tinggi adalah kain batik tulis, sehingga kain batik bisa digunakan untuk jaminan pinjaman uang di pegadaian (Lisbijanto, 2013)

(23)

Dengan berjayanya kain batik di India, mengakibatkan produksi kain batik komersial yang tidak berkembang di Indonesia. Pada saat itu kain batik dibuat hanya menjadi kerajinan rumah tangga dan dipakai sendiri. Kain batik dari India mempunyai kualitas yang lebih baik, sehingga kaum bangsawan menyukai kain tersebut. Pada akhirnya kain batik di India ini mengalami perkembangan, tetapi dengan seiringnya waktu Industri kain batik di India mengalami kemunduran, karena bangsa Eropa memproduksi kain sendiri. Pada abad ke-18, Inggris mengekspor kain ke India, dengan kondisi ini mengakibatkan pembatik Indonesia mulai mengalami perkembangan (Tjahjani, 2013).

Awal mula perkembangan batik di Indonesia yaitu tidak lepas dari peran keraton, terutama keraton Yogyakarta dan Surakarta yang membuat batik semakin berkembang dengan kualitas yang terbaik. Cikal bakal kedua keraton ini adalah kerajaan Majapahit yang menganut tradisi hindu pada abad 13-15, pada saat ini Buddha dan Islam juga berkembang. Pada akhirnya kerajaan Majapahit runtuh dan di gantikan oleh kerajaan Mataram kedua yang bertradisi Islam. Akibat dari perang saudara, pada tahun 1755 kerajaan Mataram terpecah dibagi menjadi dua yaitu Kesultanan Yogyakarta dan Surakarta. Dengan terpecahnya kerajaan, maka batik-batik yang dibuat oleh keraton masih terlihat jelas pengaruh dari tradisi Hindu yang telah berakar sejak berabad-abad lamanya.

Batik di Yogyakarta dan Surakarta mengandung filosofi yang didalamnya seperti keberuntungan, kekayaan, kebaikan, kemakmuran, kesehatan, dan lain- lain. Pada zaman dahulu saat membuat batik, seorang pembatik melakukan puasa selama 40 hari saat melakukan pembuatan batik. Hal ini dilakukan supaya hasil batiknya terlihat lebih “greget” dan mempunyai nyawa kalau dipandang supaya lebih terasa dan terlihat ada yang berbeda. Pembuatan batik di buat pada masa kerajaan Mataram.

Berdasarkan dari catatan-catatan pada tahun 1656 milik Rijcklof van Goens, yang pernah menjadi Gubernur Jenderal mengatakan bahwa empat ribu wanita di perkerjakan oleh keraton Mataram untuk melakukan pekerjaan mulai dari pekerjaan didapur, memintal, menenun, menyulam, menjahit, dan melukis.

Pekerjaan melukis adalah pekerjaan yang membuat batik, pada zaman dahulu melukis belum di kenal dengan menggunakan kuas yang seperti sekarang ini

(24)

(Tjahjani, 2013). Pekerjaan membatik dilakukan oleh para wanita untuk mencari mata pencaharian, dan menjadi pekerjaan yang eksklusif, sehingga wanita yang bisa membatik akan lebih dihargai oleh masyarakat. Dengan terlahirnya batik cap, kaum pria mulai memasuki pekerjaan membatik dengan keahlian ngecap batik.

Kaum wanita tetap mengerjakan pekerjaan batik tulis, karena batik tulis adalah hasil karya yang dihargai oleh sebagian besar masyarakat (Lisbijanto, 2013)

Sebenarnya, pada masa kerajaan Majapahit batik sudah menjadi seni yang berada di daerah Mojokerto dan Tulung Agung. Mojokerto adalah daerah yang ada hubungannya dengan kerajaan Majapahit yang sangat erat, bahkan nama Mojekerto juga ada hubungannya sama kerajaan Mataram. Dengan menggali informasi tentang peninggalan zaman kerajaan Majapahit yang di temukan di Tulung Agung, maka batik asal Majapahit ini berkembang di Tulung Agung. Pada akhir abad ke XIX ada beberapa pengrajin batik yang sudah dikenal di Mojekerto, yaitu daerah pembatikan batik mojokerto terdapat di Kwali, Mojosari, Betero, dan Sidomulyo. Di luar Mojokerto adalah di Jombang. Bahan-bahan yang di pakai oleh Mojokerto ialah kain putih yang ditenun sendiri, dan diberi pewarna dari tumbuhan yaitu pohon jambal, mengkudu, nila tom, tingi, dan sebagainya (Tjahjani, 2013).

Pada masa penjajahan, Belanda mempunyai batik sendiri dengan nama batik Belanda yang di buat oleh pengusaha batik Indo Belanda. Batik Belanda mempunyai ragam hias khas Eropa seperti krisan, daffodil, mawar, gladiol, anyelir, burung merak, kupu-kupu, bangau, dan ada juga motif batik yang diambil dari dongeng terkenal si Tudung Merah. Ada juga motif batik buketan , buketan diambil dari kata bouquet yaitu rangkaian bunga. Pada masa pendudukan Jepang, muncullah batik bermotif bunga sakura. Batik Djawa Hokokai adalah batik pada saat ini yang juga merupakan nama organisasi buatan Jepang. Persinggungan budaya Indonesia dan Cina terjadi sejak lama, ketika perdagangan Cina masuk ke Indonesia. karena itu pengaruh Cina yang sangat terasa di ragam hias batik, yaitu ragam hias naga, burung phoenix, rusa, ayam jantan, burung bangau dan lain-lain (Tjahjani, 2013).

Pengusaha pembuatan batik adalah pengusaha yang menpunyai tradisi turun-temurun, dimana keluarga yang mempunyai usaha batik akan diwariskan

(25)

kepada anak-anaknya, supaya masyarakat dapat mengenal dari mana motif batik berasal atau dari keluarga mana. Pengrajin batik biasanya membuat batik dengan corak tertentu, karena corak bisa menunjukan status seseorang yang memakainya (Lisbijanto, 2013).

Setelah masa kemerdekaan, Presiden Soekarno menginginkan batik gaya baru yang tidak terpengaruh gaya Eropa yang diistilahkan batik Indonesia.

Dengan upaya Presiden Soekarno yang ingin membuat gaya batik Indonesia akhirnya muncul para tokoh batik nasional seperti Ibu Bintang Soedibyo, Hardjonagoro (Go Tik Swan), dan Iwan Tirta untuk membuat kain-kain batik yang berkualitas tinggi yang khas Indonesia. Batik adalah seni kuno yang diwariskan selama ribuan tahun, dan batik sudah menyebar di berbagai tempat seperti di Timur Tengah, Afrika, Indonesia, Malaysia, Cina, Thailand, Filipina, India, dan banyak negara lainnya (Tjahjani, 2013).

Menurut Lisbijanto, 2013 mengatakan bahwa pada tanggal 2 Oktober 2009, batik sudah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk budaya Lisan dan Non Bendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) oleh UNESCO, badan Persikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang membidangi masalah budaya. Presiden RI Soesilo Bambang Yudoyono mengatakan bahwa tanggal 2 oktober adalah hari memperingati Hari Batik Nasional, yang dimana hari tersebut masyarakat Indonesia diharapkan mengenakan kain batik (Lisbijanto, 2013).

2.2.1.2. Motif atau Pola Batik

Setiap daerah-daerah yang berada di Indonesia mempunyai ragam hias atau mempunyai ciri khas daerah tersebut sehingga bisa menjadi identitasnya.

Setiap daerah-daerah tersebut tidak semua daerah menghasilkan atau memiliki batik. Batik sendiri berkembang pesat di pulau Jawa, Madura dan dimana tempat penduduk dengan nenek moyang yang berasal dari jawa. Dari berbagai daerah- daerah di Indonesia yang memiliki motif batik khas dari daerah tersebut, sehingga motif batik dibedakan dalam tiga garis besar yaitu motif klasik, motif modern, dan motif kontemporer.

(26)

1. Motif Klasik

Motif klasik dalam membatik ini berhubungan dengan motif yang muncul pada zaman kejayaan batik atau kerajaan Mataram yang sudah terbagi menjadi dua yaitu Kesultanan Yogya dan Kasunanan Surakarta atau Solo. Motif klasik terkenal dengan pembuatannya cukup lama, rumit, memerlukan ketelitian dan kesabaran tetapi hasil dari motif klasik ini sangatlah indah. Pembuatannya motif klasik ini kurang lebih 4-6 bulan dan pada zaman dulu masyarakat Indonesia jika membuat motif klasik ini melakukan puasa terlebih dahulu. Motif Klasik ini selalu memakai warna soga atau kecoklat-coklatan, dan ada juga berwarna biru (Tjahjani, 2013).

Gambar 2.17. Motif batik parang (motif klasik) Sumber : suryamalang.tribunnews.com

2. Motik Modern

Pembuatan motif batik modern ini hampir sama dengan pembuatan motif batik klasik, hanya desain dan pewarnaannya terserah pada cita rasa pembuat dan pewarna yang digunakannya seperti desain motif batik modern di buat dengan beraneka macam corak dan pewarnaan tidak tergantung pada pola-pola dan pewarnaan tertentu. Motif batik modern mengikuti perkembangan alat, bahan dan pewarna untuk membuat batik (Setiati & Handoyo, 2008). Motif batik modern ini menggunakan warna-warna yang cerah untuk menarik perhatian atau minat generasi muda (Tjahjani, 2013).

(27)

Gambar 2.18. Motif batik Cirebon (motif modern) Sumber : batikindonesia.web.id

3. Motif Kontemporer

Motif batik kontemporer adalah motif batik yang saat ini di sukai dan diminati oleh masyarakat Indonesia terutama pada generasi muda. Motif batik kontemporer adalah batik modifikasi dari gabungan batik motif parang dan klithik atau improvisasi dari motif sekar jagad, tetapi batik ini lebih fleksibel karena batik ini lebih mengikuti keinginan masyarakat (Supriyatna, 2017).

Gambar 2.19. Motif kontemporer Sumber : infobatik.id

2.2.1.3. Pembuatan Batik

Pada saat ini batik sudah mulai berkembang pesat sampai masyarakat Indonesia menggunakan batik menjadi pakaian sehari-hari. Dengan perkembangan batik sendiri di Indonesia disetiap daerah-daerah, juga mempunyai

(28)

cara sendiri untuk membuat batik tergantung pembatiknya menggunakan cara seperti apa. Pembuatan batik saat ini ada beberapa cara yaitu batik tulis, batik cap dan tulis, batik cap, batik printing (kain bermotif batik), batik sablon, batik fraktal dan batik dua sisi (duplex/dua muka).

1. Batik Tulis

Batik tulis adalah batik yang pertama kali masuk ke Indonesia dan dibawa oleh anak buah kapal Laksamana Ceng Ho yang bernama Binang Oen, karena mereka pertama kali yang mendarat di Indonesia di daerah Lasem, kemudian melanjutkan perjalanan ke semarang (Ramadhan, 2013). Batik tulis adalah batik yang menggunakan cara manual mulai dari awal sampai akhir yaitu membuat pola, menyanting, mengeblok, memberi warna dan melorot warna (Setiati &

Handoyo, 2008). Sedangkan menurut Tjahjani, dari buku yuk mbatik pada tahun 2013 menjelaskan bahwa, batik tulis adalah batik yang menggunakan alat canting.

Nilai batik tulis dilihat dari tingkatan kesulitan pencantingnya, seberapa banyak yang dicanting, tingkat kehalusan, cecek (titik halus), dan ukelnya (bentukan koma), jika semua itu hasilnya maksimal maka batik tulis ini memiliki nilai jual yang mahal.

Gambar 2.20. Teknik batik tulis Sumber : steemit.com

2. Batik Cap dan Tulis

Batik cap dan batik tulis adalah batik yang pembuatannya menggunakan alat cap yang dikombinasikan dengan canting supaya batik terlihat lebih sempurna. Proses pembuatan batik cap dan batik tulis adalah pertama kain mori

(29)

tidak di gambar pola terlebih dahulu tetapi langsung di cap, lalu melakukan proses batik tulis yaitu proses mencanting untuk pelengkap supaya batik tersebut terlihat lebih sempurna dan terlihat maksimal (Tjahjani, 2013)

3. Batik Cap

Batik cap adalah batik yang mulai berkembang di Indonesia setelah masyarakat Indonesia mengalami peningkatan permintaan kain batik pada pertengahan abad XIX. Sehingga produsen mencari ide bagaimana memproduksi kain batik dengan waktu yang singkat dan menghasilkan jumlah kain motif batik yang banyak. Setelah itu produsen mempunyai cara yaitu dengan membuat lempengan besi dengan motif batik untuk membubuhkan malam pada kain mori.

Lempengan besi yang sudah dibuat lalu di cap di kain mori sampai tertempel lilinnya ke kain sehingga cara tersebut dinamakan batik cap (Ramadhan, 2013, p.24). Proses batik cap hanyalah kain mori yang di cap begitu saja tanpa disempurnakan dengan bantuan dari canting. Sehingga harga batik cap lebih murah dibandingkan batik cap di kombinasikan dengan batik tulis (Tjahjani, 2013).

Gambar 2.21. Teknik batik cap Sumber : pelajarindo.com

4. Batik Printing (Kain bermotif batik)

Batik printing ada di Indonesia pada tahun 1970-an, sehingga batik printing pertama kali di produksi oleh industri tekstil lokal. Pada masa ini, Gubernur DKI Ali Sadikin menetapkan bahwa batik digunakan sebagai pakaian nasional, sehingga batik diproduksi secara masal. Dari banyaknya permintaan kain batik akhirnya luar negri membuka pabrik untuk memproduksi batik. dengan

(30)

adanya pabrikan luar negri membuat industri tekstil lokal khawatir akan mematikan industri kerajianan batik nusantara cap (Ramadhan, 2013).

Pembuatan batik printing menggunakan mesin printing dan komputerisasi.

Hasil batik printing tidak kalah bagus, rapi dan desain sesuai dengan gambar.

Batik printing mudah di dapat yaitu ada di toko-toko kain, dan mengenalinya dengan cara kain dibalik dan belakangnya berwarna putih tidak ada motifnya.

Gambar 2.22. Teknik batik printing Sumber : pelajarindo.com

5. Batik Sablon

Batik sablon adalah batik yang hampir sama dengan batik printing, perbedaannya batik sablon menggunakan cara manual sedangkan batik printing menggunakan mesin. Menurut Tjahjani, 2013 Batik sablon adalah batik yang disablonkan di permukaan kain atau baju dengan cara menggunakan teknik sablon biasa.

Gambar 2.23. Teknik batik sablon Sumber : steemit.com

(31)

6. Batik Fraktal

Batik fraktal adalah motif batik yang berkembang secara matematis, terkadang disebut dengan batik fisika, dan batik geometri. Batik fraktal di kembangkan oleh peneliti-peneliti dari alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 2007, sebagai inovasi, tidak di anggap atau disejajarkan sebagai batik karena bentuknya tidak sesuai batik. Batik fraktar ini menggunakan alat komputer yang gambar pola atau motif akan dimasukkan ke dalam komputer untuk diperhitungkan dengan menggunakan rumus-rumus matematis sehingga bentuknya keluar (Tjahjani, 2013)

Gambar 2.24. Batik fraktal Sumber : infobatik.id

7. Batik Dua Sisi (Duplex/Dua Muka)

Batik dua sisi diciptakan oleh pengusaha batik Hermawan Liem. Batik dua sisi, luar dalam tidak bisa dibuat secara tradisional dengan canting, tetapi batik dua sisi menggunakan teknik cetak untuk dua muka kain (duplex printing). Teknik cetak menghasilkan batik dengan motif dua sisi yang presisi (“Arti motif batik 2 sisi, n.d)

(32)

Gambar 2.25. Batik dua sisi Sumber : infobatik.id

2.2.2. Kreasi Batik Tradisional

Pada umumnya masyarakat memakai kain batik untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam berpakaian. Dengan berkembangnya zaman kain batik saat ini digunakan sebagai taplak meja, sarung bantal, gorden, tas dan kain batik digunakan sebagai baju kemeja dan gaun untuk kalangan dewasa. Hal tersebut termasuk bukan pakaian tradisional, karena dilihat dari polanya bukan pola tradisional. Kain dan selendang adalah salah satu yang masuk dalam perlengkapan berpakaian secara tradisional. Menurut Winarko dan Bajraghosan, 2014 mengatakan bahwa jenis-jenis kreasi hasil batik tradisional yang dulu banyak dibuat sebagai berikut :

1. Iket, Destar atau Udeng

Pada zaman dahulu iket, destar atau udeng yaitu dipakai oleh kaum pria oleh para bangsawan dan para abdi dalem (pegawai) sebagai ikat kepala, yang termasuk dalam perlengkapan pakaian yang dipakainya sejak dahulu atau pakaian tradisional. Iket atau ikat kepala ini mempunyai dua macam bentuk, yaitu yang pertama mempunyai bentuk bujur sangkar sengan sisi ± satu meter, sedangkan yang kedua berbentuk segitiga sama kaki yang disebut iket separon.

Iket mempunyai beberapa ciri-ciri terkecuali iket yang berbentuk bujur sangkar dan segitiga sama kaki, ciri-ciri iket yaitu iket kebanyakan bagian tengah terdapat bentukan bujur sangkar yaitu

(33)

disebut iket tengahan. Iket tengahan biasanya berwarna merah, biru, hijau, dan biasanya. Atau tidak di beri warna yang berarti warna putih dari bahan kainnya. Iket tengahan diberi hiasan tepi yang mengarah miring kedalam yang dimaksud cemukiran. Itulah yang dimaksud iket tengahan.

Iket blumbangan adalah iket yang bujur sangkar dibiarkan yang tidak bercemukiran. Kata dari blumbangan adalah kolam atau empang.

Sedangkan ikat byur adalah ikat yang tidak dipergunakan tengahan.

Masih ada lagi macam ikat yang tidak menggunakan tengahan dan semua ikat kepala diberi warna yang datar. Tepi iket kepala diberi hiasan besar berupa stilasi motif daun semacam cemukiran. Iket kepala dari Jawa Timur mempunyai iket lebih sederhana jika terlihat. Seperti pembahasan diatas bahwa, cemukiran dipakai sebagai hiasan tengahan yang di beri warna datar putih atau biru, misalnya dan mempunyai dasar warnanya dengan warna tengahannya. Iket kepala disebut glathik mungup, diambil dari kata glati yang artinya nama burung pemakan pagi, sedangkan mungup artinya burung gelatik yang menyembulkan kepalanya.

Iket kepala bermodang adalah ikatan hiasan dasar atau umpak dan berwujud hiasan tepi yang terjadi dari susunan stilasi motif tumbuh- tumbuhan. Pengadan atau kemada adalah hiasan tepi lainnya. Ada dua macam hiasan yaitu hiasan yang lebar dan sempit. Pocot adalah hiasan sudut yang bertemuan dua kamada. Macam-macam bentuk kamada antara lainnya adalah kamada sada aren, kamada gendulan, kamada sunggingan, kamada satriya manah dan sebagainya.

2. Sarung

Sarung adalah salah satu bentuk pakaian tradisional di Indonesia pada zaman dahulu. Sarung merupakan lembaran kain yang kedua sisi pendeknya bertemu lalu di jadikan satu dengan cara di jahit. Sarung batik mempunyai ornamentasi yang khusus, berlainan dari kain batik yang biasa yaitu bebed, sinjang atau nyamping. Pola batik pada sarung mempunyai pola utama yaitu pola yang diapit oleh pinggiran sempit di

(34)

bawah dan atas. Pola tersebut dipotong oleh pola hiasan yang disebut

“kepala” yang terdiri dari dua deretan susunan segitiga yang berhadapan. Susunan segitiga disebut dengan tumpal, tlacap atau sorotan yang diapit oleh hiasan kemada di kanan kirinya. Segi tiga tumbah diisi dengan motif tumbuh-tumbuhan dan ada juga hewan.

Latar belakang atau dasarnya diberi hiasan bermotif binatang.

3. Bebed, Nyamping, Kain atau Sinjang

Bebed, nyamping, kain adalah pakaian yang digunakan oleh kaum wanita dan pria. Kain tersebut berukuran dua setengah kacu atau udeng. Dua setengah udeng sama saja dua setengah kali ukuran udeng atau ikat kepala. Ornamen yang digunakan diambil dari pola hiasan tidak terbatas tanpa pinggiran atau hiasan lainnya. Kedua ujung isinya diberi tepi putih yang sempit. Pola nitik sering di beri tambahan motif tumpal-tumpal kecil dengan sebutan untu walang yang artinya gigi belakang.

4. Kemben

Kemben yang dimaksud kesemekan atau semekan yaitu salah satu perlengkapan pakaian tradisional yang dipakai oleh kaum wanita jawa yang sekarang hampir kaum wanita tidak menggunakannya lagi. Kain kemben sangatlah sempit dengan ukuran lebar setengah kacu dan panjang dua setengah kacu, yang digunakan untuk menutupi dada yaitu dililitkan melingkar dada. Ornamen kemben adalah ornamen yang memakai hiasan tidak terbatas dan ada juga yang diberi hiasan pinggiran beserta blumbangan, tetapi bentuk blumbangan diganti dengan bentukan belah ketupat memanjang yang di maksud sidhangan dengan dilengkapi hiasan cemukiran pada sisi dalamnya.

5. Selendang

Selendang adalah semacam kemben yang digunakan untuk kain hias atau kain untuk menggendong barang atau anak. Asal mula selendang atau slendang yaitu dari kemben yang digunakan sebagai kain hias penutup leher atau disampirkan pada bahu melintang dada.

Sehingga selendang lama-kelamaan diberi hiasan sendiri, kecuali

(35)

diberi tengahan blumbangan atau tengahan sidhangan seperti kemben dan diberi tambahan bermacam-macam pinggiran atau7 pengada dan juga hiasan tumpal pada kedua ujung sisi panjangnya. Blumbangan atau sidhangan dalam selendang di beri hiasan cemukiran tetapi tidak dapat juga tidak demikian.

2.2.3. Proses Pembuatan Batik Tulis

Langkah pertama menggunting kain mori dengan ukuran yang sesuai dengan kebutuhannya, karena ukuran kain yang digunakan untuk membuat jarik, selendang , kemeja, dan kebaya ukurannya berbeda-beda. Setelah kain mori sudah digunting sesuai kebutuhannya selanjutnya membuat pola atau desain batik yang sering disebut “molani” pada kain yang berwarna putih, di usahakan pola batik sesuai dengan motif yang akan digunakan. Membuat pola menggunakan alat tulis pensil dan menggunakan meja untuk alas membuat pola.

Gambar 2.26. Membuat pola atau desain Sumber : 3.bp.blogspot.com

Setelah diberi pola sesuai dengan motif yang diinginkan selanjutnya melalukan menulisi dengan malam yang sudah dicairkan dengan mengikuti pola yang telah dibuat dengan menggunakan alat canting. Penggambaran motif atau corak batik secara langsung pada kain disebut dengan ngelereng. Setelah menggambar motif dan corak batik , kemudian akan diberi variasi pada ornamen atau motif yang sudah di lengreng, proses ini disebut isen-isen. Proses mencanting ini sangatlah penting dalam proses pembuatan batik. Sehingga proses ini

(36)

telaten, rapi, dan terampil dalam memainkan canting. Proses menyanting membutuhkan waktu 2-7 hari , tergantung dengan tingkat kerumitan motif batik.

Jika proses mencanting dilakukan dengan rapi dan terampil maka akan mendapatkan hasil yang baik dan halus.

Gambar 2.27. Proses mencanting kain yang sudah di beri pola Sumber : jualkainbatiktulisabstrak.files.wordpress.com

Setelah itu kain batik yang sudah dicanting sesuai pola desain, lalu melakukan penutupan bagian yang tidak diberi warna dasar atau yang tidak diberi warna dengan menggunakan malam atau lilin dan menggunakan alat canting.

Proses tersebut dinamakan nembok. Cara menembok mengikuti pola yang telah dibuat oleh pembuat pola. Proses menembok dilakukan dengan cara bolak-bolik supaya zat pewarna tidak masuk atau meresap dari bagian belakang.

Gambar 2.28. Proses menembok Sumber : asset.kompas.com

(37)

Tahap selanjutnya, pemberian warna dengan cara mencelupkan kain yang sudah ditembok ke dalam bejana pencelup yang berisi larutan pengikat dan pewarna untuk memberikan warna pada kain. Pada zaman dahulu pembuatan batik menggunakan pewarna alami, karena pada zaman dahulu pewarna kimia sulit di cari. Sehingga pada zaman dahulu menggunakan pewarna dari bahan tumbuh-tumbuhan yang ada di sekitarnya. Eksplorasi zat pewarna alami diawali dari pemilihan tanaman yang bisa digunakan untuk pewarna. Dengan cara tanaman tersebut digoreskan ke lembaran kain putih sampai meninggalkan bekas warna yang sudah tergores tanaman. Bagian tanaman yang dipakai untuk pewarna batik yaitu dari kayu, daun, biji, bunga, batang, kulit, atau akar. Pembuatan warna alami untuk pewarnaan bahan tekstil dapat digunakan dari peralatan teknologi dan peralatan yang sederhana.

Ada lima macam pewarna alami, yaitu warna kuning, warna merah, warna coklat,

1. Warna biru menggunakan, daun pohon nila (Indigofera tinctoria),.

2. Warna kuning menggunakan, kulit pohon sogo tingi (Ceriops candolleana), kayu tegeran (Cudraina javanensis), teh (Tea sinensis), akar mengkudu (Morinda citrifolia), kulit soga jambal (Pelthophorum ferruginum).

3. Warna merah menggunakan, kesumba (Bixa orelana).

4. Warna coklat menggunakan, daun jambu biji (Psidium guava), daun mangga (Mangifera indica).

5. Warna merah kecoklat-coklatan menggunakan, kulit buah manggis (Garcinia mangostana), dan kayu secang (Caesalpinia sappan).

Zat pewarna alami mempunyai stok yang sangat terbatas dan perlu proses- proses khusus untuk dapat dijadikan larutan warna tekstil. Sehingga warna alami ini dikatan kurang praktis pembuatannya, tetapi warna alami mempunyai nilai jual yang lebih mahal dibandingkan pewarna kimia. Bukan hanya itu saja, tetapi pewarna alami menggunakan zat-zat yang ramah lingkungan. Sehingga mempunyai potensi sebagai komoditas unggulan Indonesia. Pemakaian pewarna alami lebih bagus menggunakan kain sutra dibandingkan kain dari kapas

(38)

Proses pencelupan memerlukan waktu beberapa jam agar warna yang dihasilkan bisa merata.Proses mewarna kain ini disebut dengan ngobat. Beberapa tahapan pencelupan warna sebagai berikut :

1. Kain dibasahi terlebih dahulu

2. Setelah itu dimasukkan kedalam larutan pengikat warna.

3. Diangkat sebentar agar tidak terlalu banyak kandungan larutan pengikatnya.

4. Dimasukkan pada larutan pewarna, hingga mendapatkan warna yang diinginkan.

5. Ketika warnanya kurang kuat, bisa melakukan pengulangan kembali.

Dengan cara masukkan kedalam larutan pengikat warna, kemudian angkat supaya airnya menetes lalu masukkan ke dalam larutan pewarna kembali.

6. Setelah diwarna, kemudian diangkat dan ditiriskan lalu masukkan ke dalam kolam pencucian.

Gambar 2.29. Proses pewarnaan batik Sumber : i1.wp.com.

Setelah diberi warna, kemudian malam atau lilin yang sudah diwarna dihilangkan malamya dengan cara kain direbus ke dalam air mendidih. Proses ini dilakukan sampai benar-benar malam yang ada dikain meleleh. Proses ini dinamakan proses nglorot.

(39)

Gambar 2.30. Proses nglorot Sumber : wego.co.id

Tahap selanjutnya, setelah dilorot dan malam tidak ada lagi yang menempel dikain, jika ingin warna lain lagi maka dilakukan proses pembatikan lagi yang sesuai dengan warna yang dikehendaki, dan dilanjutkan proses ngobat dan nglorot lagi.

Gambar 2.31. Mencuci kain yang sudah dilorot Sumber : i0.wp.com

Namun jika ingin memakai dua warna saja maka setelah itu dicuci didalam kolam air dingin untuk membersihkan sisa-sisa kain dari kotoran. Setelah kotorannya sudah hilang dan bersih lalu dijemur sampai kering. Setelah kering kemudian disetrika lalu dilipat dan bisa dijual atau dipakai.

(40)

Gambar 2.32. Proses Menjemur Kain Batik Sumber : 4.bp.blogspot.com

2.2.4. Batik Tutur

Pada awalnya batik tutur ini dinamakan batik Afkomstig Uit Blitar, 1902, yang berada di Museum Leiden, Belanda. Pada tahun 2007 batik Afkomstig Uit Blitar, 1902 baru disadari oleh Wima Brahmantya selaku Dewan Kesinian Kabupaten Blitar (DKKB) bahwa Blitar mempunyai batik khas pada zaman dahulu atau batik kuno yang berada di Museum Leiden, Belanda. Dalam buku Etiket Batik & Tenun 1930-1990 yang ditulis oleh Winarko & Bajraghosa, 2014 bahwa, didalam buku tersebut terdapat sebuah foto batik Afkomstig Uit Blitar, 1902, yang tertulis bahwa batik tersebut batik tulis lama. Menurut Rahmanto Adi selaku seketaris Dewan Kesinian Kabupaten Blitar DKKB mengatakan bahwa arti batik Afkomstig Uit Blitar, 1902 adalah batik yang berasal dari Blitar, dan foto batik Afkomstig Uit Blitar tertulis tahun 1902 yang artinya bahwa batik tersebut diambil di Blitar dan sudah ada batik tersebut, sehingga Rahmanto Adi tidak dapat menyatakan bahwa batik tersebut sepenuhnya dibuat oleh orang Blitar, tetapi batik tersebut sudah jelas bahwa batik tersebut diambil dari Blitar (Wawancara, 1 Februari 2019). Sehingga Wima Brahmantya dan rekan-rekan DKKB percaya bahwa batik tersebut adalah batik kuno asli dari Blitar, sehingga DKKB berupaya untuk menghidupkannya kembali.

(41)

Gambar 2.33. Batik Afkomstig Uit Blitar, 1902 Sumber : batik-tulis.com

Gambar 2.34. Batik Afkomstig Uit Blitar, 1902 atau Batik Tutur Pada Saat Ini.

Sumber : Dokumen Pribadi

Pada tanggal 5 Februari 2012 DKKB mengganti nama batik Afkomstig Uit Blitar, 1902 menjadi nama batik tutur dan resmi dipublikasikan dimasyarakat.

Kemudian direka ulang hingga mempunyai 15 motif batik tutur. Asal mula nama batik tutur diambil dari 15 motif batik yang dibuat oleh Eddy Dewa dengan menceritakan makna dari motif-motif yang dibuatnya dan motif tersebut juga mempunyai sasmita (isyarat) dan tutur yang mengandung nasihat-nasihat yang sarat makna filosofi kehidupan (Wawancara, Rahmanto Adi, 17 Maret 2019).

Penggantian nama batik tutur tersebut bertujuan agar masyarakat lebih mudah mengingat dan mengucapkannya. Penciptaan batik tutur ini merupakan ide dari Wima Brahmantya dan desain motif batik tutur oleh Eddy Dewa, sedangkan

(42)

prosesnya ada dibawah naungan DKKB (Wawancara: Wima Bramantya, 1 Februari 2018).

Pada saat ini batik tutur adalah batik kebanggaan Blitar. Batik tutur diambil dari kata pitutur atau nasihat dan setiap motifnya mengandung nasihat- nasihat yang sarat akan makna filosofi kehidupan budaya jawa dalam dunia lambang. Masing-masing desain motif batik tutur ini mempunyai nama yang berbeda, dengan sasmita (isyarat) yang tidak sama dan tutur atau cerita atau nasihat yang berbeda juga (Suroso, 2014). Motif utama Batik Tutur ini dilihat dari motif-motifnya yang berhiaskan ragam tumbuhan dan binatang fantasi.

Bentukan motif batik tutur pada dasarnya berasal dari batik Afkomstig Uit Blitar, yang dipercayai oleh Wima Brahmantya selaku DKKB sebagai batik kuno asli dari Blitar. Pengembangan batik tutur (sebagai motif batik kuno asli Blitar) ke motif-motif lainnya batik tutur ini tindakan sebagai upaya kreatif dalam bentuk reproduksi dengan inovasi garap yang menggunakan konsep revitalisasi (Sari, 2018). Konsep revitalisasi adalah suatu proses dengan memakai cara menghidupkan atau menggiatkan kembali. Menurut Dharsono, 2017 mengatakan bahwa seni revitalisasi secara vital masih mengacu seni tradisi sebagai acuan pokoknya, sehingga penciptaan sebagai konsep berkarya adalah dengan menggunakan konsep konservasi atau pelestarian dengan cara mulrani (nunggak semi), yaitu sesuai pakem , tetapi pengolahan teknik dan bahan sesuai dengan kebutuhan saat ini.

Dalam materi tersebut ada hubungannya dengan penciptaan batik tutur yaitu dengan cara menghidupkan kembali motif batik kuno Blitar yang telah lama hilang, dengan memberi “energi” berupa sasmita dan pitutur disetiap motif yang dibuat. Batik tutur sebagai hasil inovasi dengan orientasi pengembangan batik Afkomstig Uit Blitar termasuk belum lama, tetapi masyarakat Blitar tidak banyak yang mengetahui atau mengenal secara pasti tentang motif batik tutur.

Berdasarkan bentuk dan motif batik tutur yang disimpan di Museum Leiden, Belanda yaitu kemungkinan pembuatannya dipengaruhi oleh dua tradisi batik yang berkembang saat itu yaitu pola batik tradisi pesisir dan gaya batik Belanda. Pola batik pesisir yaitu yang terlihat pada hiasan binatangnya yang digambarkan dalam bentuk-bentuk meruncing, seperti motif lockcan atau

(43)

genggonan. Sedangkan pola batik Belanda yaitu terlihat dari bagian kepala yang menggunakan motif sulur-sulur bunga seruni bertengger tiga serupa burung bahkan didukung tanpa adanya tumpal (Sari, 2018).

Menurut wawancara Rahmanto Adi selaku seketaris DKKB mengatakan bahwa, Blitar termasuk dibawahannya keraton Surakarta. Sehingga ada hubungannya dengan perkembangan batik saat kerajaan Majapahit runtuh dan akhirnya digantikan oleh kerajaan Mataram. Pada saat itu kerajaan Mataram menganut budaya Islam dan kerajaan Mataram terpecah menjadi dua yaitu kesultanan Yogyakarta dan Surakarta. Motif batik Surakarta dan Yogyakarta mengandung filosofi yang dalamnya seperti keberuntungan, kekayaan, kebaikan, kemakmuran, kesehatan, dan lain-lain (Tjahjani, 2013).

Pada saat ini batik tutur dapat ditemukan di Kabupaten Blitar yang disimpan di daerah Keboen kopi yang terletak di ruangan Moesioem mBlitar.

Batik tersebut disimpan di Musium peninggalan Blitar pada zaman dahulu atau sejarah tentang Blitar, supaya masyarakat Blitar atau penunjung dari daerah lain bisa mengetahui bahwa batik tutur adalah batik khas Blitar atau batik tutur adalah batik peninggalan nenek moyang.

Gambar 2.35. Ruangan moesioem mBlitar Sumber : Dokumen Pribadi

2.2.5. Ciri Khas Batik Tutur

Menurut Lintu Tulistyantoro selaku penggiat batik Jawa Timur dan sebagai Dosen Interior di Universitas Kristen Petra mengatakan bahwa, batik Afkomstig Uit Blitar, 1902 atau sekarang terkenal dengan sebutan batik tutur,

Gambar

Gambar 2.5. Mesin cetak   Sumber : boombastis.com
Gambar 2.15. Modular grid  Sumber : html2-f.scribdassets.com
Gambar 2.18. Motif batik Cirebon (motif modern)  Sumber : batikindonesia.web.id
Gambar 2.20. Teknik batik tulis   Sumber : steemit.com
+7

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu usaha yang dapat dilakukan pada proses pembuatan batik yang ramah lingkungan adalah dengan menggunakan pewarna yang terbuat dari bahan-bahan alami.. Tidak seperti

Aplikasi tersebut berkonsep seperti buku cerita bergambar dengan efek animasi pada beberapa halaman ceritanya dengan ilustrasi yang menarik dan penuh dengan warna, serta

Adalah sebuah jenis yang menunjukkan pada kemasan komik dalam bentuk buku, berisi satu cerita dan biasanya memiliki halaman- halaman yang disediakan menjadi rubrik korespondensi, info

Penerapan mesin ini tentunya sangat membantu pekerjaan mitra dalam proses pewarna alami, karena yang tadinya untuk mendapatkan warna dari bahan-bahan alami dari tanaman

Larutan NaOH adalah salah satu larutan yang bersifat basa sehingga warna merah adalah indikator untuk mengetahui sifat basa dan sebagai indikator pewarna alami, sehingga apabila

Warna coklat dari zat warna diduga adalah senyawa mangiferin (Wilujeng, 2010).. Tumbuhan yang paling sedikit digunakan sebagai pewarna alami batik di Kota Probolinggo

Cerita sesudah zaman purwa, yang mengisahkan raja Jawa yang dianggap sebagai keturunan Pandawa : Wayang Madya (Jawa) Cerita berlakonkan cerita Panji : Wayang Gedog,

Kelebihan yang dimiliki buku ini adalah menggunakan hard cover sehingga buku menjadi tidak mudah rusak dan berbeda dengan buku tentang pola makan yang beredar di