IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DI TAMAN KANAK-KANAK
( Studi Deskriptif di TK Negeri Centeh Kota Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Oleh: Sri Ernawati
0902798
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
ABSTRAK
IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DI TAMAN KANAK-KANAK
(Studi Deskriptif di TK Negeri Centeh Kota Bandung)
Oleh: Sri Ernawati
(0902798)
Penelitian ini dilatar belakangi oleh pentingnya kurikulum pendidikan lingkungan hidup di Taman Kanak-Kanak, karena dalam mengembangkan kurikulum pendidikan lingkungan hidup sejak dini akan berdampak positif bagi perkembangan lingkungan hidup di Kota Bandung. Dalam pengembangan kurikulum ini dimaksudkan untuk para peserta didik mencintai dan mengenal lingkungannya. Serta melestarikan dan mengembangkan sumber daya alam, kualitas sosial, dan kebudayaan yang mendukung pembangunan Nasional, maupun pembangunan lokal, sehingga peserta didik tidak terlepas dari akar sosial budaya lingkungannya. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian dengan mengacu pada permasalahan: “(1) Bagaimana perencanaan pendidikan lingkungan hidup di TK Negeri Centeh Kota Bandung, (2), Bagaimana Pelaksanaan Program Pendidikan lingkungan Hidup di TK Negeri Centeh Kota Bandung, (3) Bagaimana Evaluasi Program Pendidikan Lingkungan Hidup di TK Negeri Centeh Kota Bandung, (4) Apa kendala dalam penerapan Program Lingkungan Hidup di TK Negeri Centeh Kota Bandung”. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode deskariptif. Teknik pengumpulan data dengan mengungkapkan secara faktual kondisi dilapangan berdasarkan hasil observasi, wawancara, studi dokumentasi. Hasil dari penelitian menunjukkan: pertama perencanaan pendidikan lingkungan hidup di TK Negeri Centeh Kota Bandung sudah Tersusun dengan baik. Kedua pelaksanaan dalam penididikan hidup di TK Negeri Centeh Kota Bandung sudah berjalan dengan baik dengan mengacu dalam tiga ranah kompetensi yaitu, ranah kognitif, afektif, psikomotor. Ketiga dalam Evaluasi sudah terlaksana dengan optimal dan berkesinambungan dengan melakukan pengamatan atau observasi pada setiap pembelajaran. Keempat kendala yang dihadapi dalam pendidikan lingkungan hidup adalah keterlibatan orang tua dalam menanamkan konsep pendidikan lingkungan hidup di lingkungan rumah sehingga peran sekolah harus lebih ditingkatkan dalam kerjasama dengan orang tua. Berdasarkan hasil dari penelitian tersebut, rekomendasi penulis: pertama untuk Dinas pendidikan untuk melakukan kajian ulang mengenai permasalahan-permasalahan yang terjadi didalam implementasi program pendidikan lingkungan hidup. Penelitian selanjutnya agar lebih komperensif dalam meneliti pendidikan lingkungan hidup di TK Negeri Centeh Kota Bandung.
DAFTAR ISI
ABSTRAK... i
KATA PENGANTAR... ii
DAFTAR ISI... iii
DAFTAR TABEL... viii
DAFTAR BAGAN... ix
DAFTAR GAMBAR... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah... 9
C. Tujuan Penelitian... 9
D. Manfaat Penelitian... 10
E. Asumsi Dasar... 11
F. Pembatasan Istilah... 12
G. Metode Penelitian... 13
BAB II IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DI TAMAN KANAK-KANAK A. Konsep Dasar Kurikulum... 17
B. Konsep Implementasi Kurikulum... 24
C. Tahap-tahap Pelaksanaan Implementasi... 26
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi Implementasi Kurikulum... 27
E. Prinsip-prinsip Implementasi Kurikulum... 29
F. Komponen-komponen Implementasi Kurikulum... 31
G. Kurikulum Muatan Lokal... 34
H. Pendidikan Lingkungan Hidup sebagai Mulok... 35
I. Tujuan Pendidikan Lingkungan Hidup... 39
1. Tujuan Kognitif pada Pendidikan Lingkungan Hidup... 40
2. Tujuan Afektif pada Pendidikan Lingkungan Hidup... 40
3. Tujuan Motorik Pendidikan Lingkungan Hidup... 40
J. Pendekatan Pendidikan Lingkungan... 42
K. Materi Pendidikan Lingkungan Hidup... 43
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 55
B. Lokasi dan Subjek Penelitian... 56
C. Teknik Pengumpulan Data... 57
a. Observasi... 57
d. Dokumentasi... 63
D. Langkah-langkah Penelitian... 64
a. Tahap Pra- Lapangan... 64
b. Tahap Pekerjaan Lapangan... 64
c. Tahap Analisis data... 65
E. Langkah Pengolahan Data... 65
a. Reduksi data...66
b. Kategorisasi...66
c. Display data... 66
d. Kesimpulan dan Verifikasi... 67
F. Validitas... 68
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 69
1. Deskripsi TK Negeri Centeh Kota Bandung... 69
2. Implementasi Kurikulum Pendidikan Lingkungan Hidup di TK Negeri Centeh Kota Bandung... 75
a. Deskripsi Perencanaan Pendidikan Lingkungan Hidup TK Negeri Centeh Kota Bandung... 75
b. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup TK Negeri Centeh Kota Bandung... 109
a. Kegiatan Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup Untuk mengembangkan Ranah Kognitif pada Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup... 118
b. Kegiatan pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup Untuk mengembangkan Ranah afektif pada pembelajaran pendidikan lingkungan hidup... 120
c. Kegiatan pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup Untuk mengembangkan Ranah psikomotor pada pembelajaran pendidikan Lingkungan Hidup... 123
a. Deskripsi Penilaian Pembelajaran Pendidikan lingkungan Hidup... 124
b. Kendala-kendala dalam penerapan Pendidikan ingkungan Hidup...126
B. Pembahasan Hasil Penelitian... 128
1. Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup di Taman kanak-kanak... 129
2. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikkan Lingkungan Hidup di Taman kanak-kanak... 139
a. Kegiatan pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup dalam Pengembangan di Ranah kognitif... 141
b. Kegiatan Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup dalam Pengembangan di Ranah Afektif... 143
c. Kegiatan Pembelajaran Pendidikan lingkungan hidup untuk mengempangkan di Ranah Psikomotor... 144
3. Penilaian pendidikan lingkungan Hidup... 156
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan... 163
B. Rekomendasi... 166
a. Dinas Pendidikan... 166
b. TK Negeri Centeh Kota Bandung... 167
c. Penelitian Selanjutnya... 167
DAFTAR PUSTAKA... 169 LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Tabel
[image:6.595.155.446.297.561.2]DAFTAR BAGAN Bagan
4.1. Bagan Alur Perencanaan Program Pembelajaran Lingkungan
Hidup di TK Negeri Centeh Kota
DAFTAR GAMBAR Gambar
4.1. Gambar Foto Keadaan TK Negeri Centeh Kota Bandung... 71 4.2. Gambar Foto Kegiatan Operasi disetiap area didalam kelas dalam
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan
bahwa tujuan Pendidikan Nasional yaitu:
“ Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menjadi warga Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab”.
Tujuan pendidikan tersebut merupakan tujuan utama dalam upaya
meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia baik dari segi spiritual,
kognitif, afektif, emosi, sosial, dan kemandirian yang merupakan wujud
kepribadian bangsa dan telah mengarahkan dunia pendidikan untuk mewujudkan
bangsa yang berkarakter.
Menurut Oemar Hamalik(1995) bahwa pendidikan merupakan bagian
integral dalam pembangunan itu sendiri, pendidikan tidak dapat dipisahkan dari
proses pembangunan itu sendiri, pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan semua
upaya yang harus dilakukan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang
berkualitas, sedangkan manusia yang berkualitas di lihat dari segi pendidikan,
telah terkandung secara jelas dalam tujuan pendidikan Nasional.
Nasution (1995) mengatakan bahwa masa depan bangsa terletak dalam
tangan generasi muda. Mutu bangsa di kemudian hari bergantung pada pendidikan
diterima di sekolah. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan jenjang awal anak
mengikuti jenjang pendidikan, pendidikan anak usia dini tidaklah semata-mata
dapat menyekolahkan anak di sekolah untuk menimba ilmu pengetahuan, namun
lebih luas dari itu. Arti penting Pendidikan Anak Usia Dini menjadi perhatian
internasional dan ketika mendefinisikan jenjang pendidikan (level of education)
UNESCO dan perstujuan Negara-negara anggotanya menyebut jenjang
pendidikan sebagai internasional standard classification of education (ISCED)
dengan tujuh klasifikasi perjenjang mulai dari prasekolah sampai dengan jenjang
pendidikan tinggi (jenjang prasekolah (level 0) disebut juga sebagai Pendidikan
Anak Usia dini. Pendidikan Prasekolah adalah pendidikan bagi anak usia 3-5
tahun. Beberapa Negara memulainya lebih awal (2 tahun) dan beberapa Negara
lain mengakhiri lebih lambat (6 Tahun). Untuk beberapa Negara Pendidikan Anak
Usia Dini ini dimasukan kedalam pendidikan prasekolah dan pendidikan dasar.
NAEYC (National Association For the Education of Young Children)
dalam NAEYC postion statement menyebutkan bahwa program Anak Usia Dini
adalah program pada sekolah, pusat, atau lembaga lain yang memberikan layanan
bagi anak sejak lahir hingga usia 8 tahun program tersebut termasuk penitipan
anak, penitipan anak pada keluarga (Family Child Care Home). Pendidkan Pra
sekolah baik Swasta atau Negeri TK dan SD dalam pelayanan mereka
mengelompokkan usia anak dalam 0-3 tahun (first three years of life) 3-5 tahun
dan 6-8 tahun. Teori psikologi perkembangan mengelompokan manusia dalam
tahap-tahap perkembangan tertentu mulai dari lahir sampai dengan meninggal.
masing-masing manusia. Tahap dari lahir samapai sebelum anak memasuki usia sekolah
atau awal sekolah disebut anak usia dini.
Dalam modul sosialisasi Pendidikan Anak Usia Dini DIREKTORAT
PAUD 2004: 9) disebutkan bahwa Anak Usia Dini adalah:
1. Kelompok manusia berumur 0-6 tahun (di Indonesia berdasarkan UU No 20 Tahun 2003)
2. Kelompok manusia yang berumur 0-8 tahun (Eva Esa 1996 : Dede Supriadi 2005)
3. Kelompok anak dalam proses pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik kasar dan halus). Kecerdasan (daya pikir, daya cipta, daya kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama, bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tingkat perkembangan yang sedang dimulai oleh anak.
4. Berdasarkan keunikan dalam tingkat pertumbuhan dan perkembangannya, anak usia dini terbagi kedalam empat tahapan yaitu masa bayi (usia lahir 12 bulan), masa balita (usia 1-3 tahun ) masa prasekolah (usia 3-6 tahun), masa kelas awal SD (Usia 6-8 tahun).
Pada masa rentang usia tersebut merupakan masa emas ketika perkembangan
fisik, motorik, intelektual, emosional, bahasa dan sosial berlangsung secara cepat.
Dari lahir sampai kurang lebih dua tahun perkembangan anak sangat berkaitan
dengan keadaan fisik dan kesehatannya. Oleh karenanya pendidikan anak usia dini
sebagai jenjang pertama yang di ikuti anak sebagai pembentukan pribadi yang
baik maka pembelajaran yang di butuhkan oleh anak harus dapat bermakna. Apa
yang dicapai disekolah ditentukan oleh kurikulum sekolah itu sendiri. Yadi
Rochyadi (1998) mengatakan bahwa salah satu pedoman pelaksanaan kurikulum
adalah pedoman kegiatan pembelajaran. Pedoman ini memberi arahan, saran, serta
menyelenggarakan dan menilai kegiatan pembelajaran. Karena setiap
pemebelajaran mempunyai ciri khas yang berdampak terhadap pelaksana kegiatan
pembelajaran. Pedoman kegiatan pembelajaran yang memberikan arahan yang
bersifat umum, juga mencerminkan pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan
kekhususan setiap pembelajaran. Pelaksanaan kegiatan pendidikan didasarkan atas
kurikulum yang berlaku secara Nasional dan kurikulum yang di sesuaikan dengan
keadaan serta kebutuhan lingkungan dan ciri khas pendidikan yang bersangkutan.
Kurikulum dikembangkan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu itu
meliputi tujuan pendidikan Nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi,
dan potensi daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik (Sukmadinata, 2000 :
58). Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk
memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi
yang ada di daerah.
Perkembangan dalam pengembangan kurikulum pada saat ini menerapkan
Permen No 58 Tahun 2009 merupakan kurikulum yang operasional yang disusun,
dikembangkan, dan dilaksanakan satuan pendidikan. Sejalan dengan kebijakan
perkembangan Permen No 58 Tahun 2009, maka muatan lokal merupakan
kegiatan integral dalam struktur kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah. Pada jenjang pendidikan TK muatan lokal telah dilakukan.
Pengembangan kurikulum mulok di maksudkan terutama untuk
mengimbangi kelemahan-kelemahan pengembangan kurikulum sentralistik, yang
mampu melestarikan dan mengembangkan sumber daya alam, kualitas sosial, dan
kebudayaan yang mendukung pembangunan nasional, maupun pembangunan
lokal, sehingga peserta didik tidak terlepas dari akar sosial budaya lingkungannya.
Pada hakikatnya kurikulum muatan lokal merupakan perwujudan dari
pasal 38 ayat 1 undang-undang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi
“ Pelaksanaan kegiatan pendidikan di dasarkan atas kurikulum yang berlaku secara nasional dan kurikulum yang di sesuaikan dengan keadaan serta kebutuhan lingkungan dan ciri khas suatu pendidikan.”
Departemen Pendidikan Nasional menetapkan setidaknya empat strategi
pokok pembangunan Nasional yaitu:(1) peningkatan dan pemerataan kesempatan
pendidikan, (2) relevansi pendidikan, (3) kualitas pendidikan, dan (4), efisiensi
pengelolaan pendidikan. Pemerintah telah mengambil kebijakan link and match
yang dioperasikan melalui pengembangan kurikulum muatan lokal (Rumli
2004:2). Relevansi yang dimaksudkan ialah memaksimalkan muatan lokal untuk
menghasilkan kemampuan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan lokal dan
sejauh mungkin melibatkan peran serta masyarakat dalam perencanaan dan
pelaksanaan program pendidikan.
Peningkatan pendidikan merupakan salah satu dari empat strategi pokok
pembangunan pendidikan nasional. Pemerintah telah berusaha untuk
meningkatkan mutu pendidikan, antara lain melalui pengembangan kurikulum
muatan lokal. Tetapi masih belum maksimal. Karenanya pengembangan
kurikulum muatan lokal masih perlu ditingkatkan dan disempurnakan untuk
menyempurnakan kurikulumnya, menambah fasilitas dan sumber belajar maupun
meningkatkan kemampuan guru. Kesadaran manusia memelihara dan menjaga
lingkungannya menjadi sesuatu yang sangat penting. Penanaman kesadaran cinta
lingkungan dan nilai-nilai kearifan untuk hidup berdampingan secara harmonis
dengan alam bukanlah proses singkat. Hal itu memerlukan waktu yang tidak
sebentar. Salah satu upaya penanaman dan pewarisan nilai-nilai etika lingkungan
tersebut dilakukan melalui proses belajar pada institusi pendidikan, hingga
akhirnya Bandung dan Wilayah pemerintah Propinsi Jawa Barat sesuai dengan
kebijakan gubernur yang mewajibkan seluruh tingkat satuan pendidikan untuk
menggunakan pendidikan lingkungan hidup sebagai salah satu muatan lokal yang
diresmikan pada bulan januari 2007 dan disahkan pada tanggal 2 mei 2007 yang
bertepatan dengan hari Pendidikan Nasional. Menurut Kepala Dinas Pendidikan
Kota Bandung yang menyatakan dari segi hasil yang diperoleh pengintegrasian
pendidikan lingkungan hidup dalam kegiatan pembelajaran masih kurang
memadai. Hal ini disebabkan karena pendidikan lingkungan hidup belum bisa
menghasilkan perubahan tingkah laku siswa. Masih banyak perilaku siswa yang
tidak menggmbarkan perhatian kepada lingkungannya. Oleh karena itu untuk
membiasakan siswa untuk lebih memperhatikan lingkungannya diperlukan proses
pembelajaran yang memerlukan waktu yang sangat panjang salah satunya dengan
bentuk kurikulum muatan lokal.
Menurut Iskandar (2007) gagasan Wali Kota Bandung untuk memberikan
pendidikan lingkungan hidup di pendidikan dasar dan menengah di Kota Bandung
suatu usaha agar siswa dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap
lingkungannya. Di Jawa Barat khususnya di Kota Bandung kesadaran akan
kondisi pendidikan lingkungan hidup seperti itu akan mengalami jalan panjang.
Berdasarkan berbagai masukan dari banyak pihak khususnya dari Dewan
Pemerintah Kehutanan dan lingkungan tatar sunda hidup sebagai muatan
kurikulum disekolah mulai dari TK, SD, SMP, SMA, perlunya kurikulum
lingkungan hidup ini dirasakan sangat penting. Pendidikan lingkungan hidup ada
berdasarkan banyak pemikiran akan fenomena yang sering terjadi dilingkungan
sekitar kita seperti bencana banjir, pemanasan global, tsunami, gempa, tanah
longsor, yang ditimbulkan oleh kerusakan lingkungan. Dengan implementasi
kurikulum pendidikan lingkungan hidup harapan penulis untuk bisa menambah
kecintaannya terhadap alam dan dapat menjadi alat bagi siswa untuk menganalisis
situasi dan kondisi alam dan lingkungannya hidup erat kaitannya dengan
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Karena guru bertindak
sebagai fasilitator dalam mengembangkan kurikulum pendidikan lingkungan
hidup. Peran guru sangat penting dan menjadi faktor yang utama dan perlu
mendapat perhatian utama karena disamping kurikulum, baik buruknya kurikulum
pada akhirnya tergantung pada kreativitas guru sebagai perencanaan dan
pelaksanaan kurikulum.
Dalam pengembangan kurikulum muatan lokal pendidikan lingkungan
hidup, guru diberi keleluasaan untuk mengembangkan pendidikan lingkungan
hidup dengan rambu-rambu dari pemerintah kota setempat. Sukmadinata,
hasilnya sangat tergantung pada apa yang dilakukan oleh guru dan juga murid
dalam kelas.” Pendapat tadi menujukan bahwa kurikulum pendidikan lingkungan
hidup sangat luas materinya sehingga kita dapat memilih dan mengembangkan
serta merencanakan sesuai dengan kebutuhan guru, orang tua, tokoh masyarakat
serta pemerintah daerah sesuai dengan karakteristik anak usia dini.
TK Negeri Centeh Kota Bandung merupakan salah satu sekolah yang
serius dalam melaksanakan kurikulum muatan lokal pendidikan lingkungan hidup
saat ini. Hasil pegamatan di lapangan dalam proses implementasi kurikulum
lingkungan hidup di TK Negeri Centeh pun masih menjadi permasalahan
utamanya bagi guru karena guru menjadi perencana, pelaksana, dalam
pembelajaran lingkungan hidup. Karena di TK Negri Centeh tidak ada guru
khusus untuk melaksanakan kegiatan pendidikan lingkungan hidup. Guru kelas
bertindak sebagai perencana, pelaksana, pengevaluasi dari kegiatan lingkungan
hidup itu sendiri yang pembelajaran yang mudah diterima oleh anak. Untuk itu
peneliti ingin mengkaji dan mengenal “Implementasi Program Pendidikan
Lingkungan Hidup di Taman Kanak-Kanak dengan menggunakan metode studi
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah di atas
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Perencanaan Program Pendidikan Lingkungan Hidup di
Taman Kanak-kanak Negeri Centeh Kota Bandung Tahun Ajaran
2011-2012?
2. Bagaimana Pelaksanaan Program Pendidikan Lingkungan Hidup di Taman
Kanak-kanak Negeri Centeh Kota Bandung Tahun Ajaran 2011-2012?
3. Bagaimana Evaluasi Program Pendidikan Lingkungan Hidup di Taman
Kanak-Kanak Negeri Centeh Kota Bandung Tahun Ajaran 2011-2012?
4. Apa Kendala dalam Penerapan Program Pendidikan Lingkungan Hidup di
Taman Kanak-Kanak Negeri Centeh Kota Bandung Tahun ajaran
2011-2012?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui Perencanaan Kurikulum pendidikan Lingkungan Hidup
di Taman Kanak-kanak Negeri Centeh Kota Bandung Tahun ajaran
2011-2012.
2. Untuk mengetahui Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Lingkungan Hidup
di Taman Kanak-kanak Negeri Centeh Kota Bandung Tahun ajaran
3. Untuk mengetahui Evaluasi Program Pendidikan Lingkungan Hidup di
Taman Kanak-kanak Negeri Centeh Kota Bandung Tahun ajaran
2011-2012.
4. Untuk mengetahui Kendala dalam Penerapan Program Pendidikan
Lingkungan Hidup di Taman Kanak-kanak Negeri Centeh Kota Bandung
Tahun ajaran 2011-2012.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Bagi Anak
Agar anak terbiasa bersikap empati terhadap lingkungan alam yang ada
disekitar anak.
2. Bagi Guru
Guru dapat memberikan pembelajaran dan pengalaman yang bermakna bagi
anak untuk membangun kesadaran lingkungan dan berdisiplin terhadap
lingkungan.
3. Bagi Sekolah
Dapat berperan secara optimal dalam mengembangkan kurikulum pendidikan
E. Asumsi Dasar
Peneliti berasumsi bahwa pendidikan haruslah:
1. Mempertimbangkan lingkungan sebagai suatu totalitas alami dan buatan,
bersifat teknologi dan sosial.
2. Merupakan suatu proses yang berjalan secara terus menerus dan sepanjang
hidup, dimulai pada jenjang pendidikan prasekolah dan berlanjut pada
jenjang berikutnya.
3. Mempunyai pendekatan yang bersifat interdisipliner, dengan menarik atau
mengambil isi atau ciri spesifik dari masing-masing disiplin ilmu sehingga
memungkinkan suatu pendekatan yang holistik dan perspektif yang
seimbang.
4. Memampukan peserta didik untuk mempunyai peranan dalam
merencanakan pengalaman belajar mereka, dan memberi kesempatan pada
mereka untuk membuat keputusan dan menerima konsekuensinya dari
keputusan tersebut.
5. Menghubungkan kepekaan terhadap lingkungan, pengetahuan,
keterampilan memecahkan masalah.
6. Memanfaatkan beraneka ragam situasi pembelajaran dan berbagai
pendekatan dalam pembelajaran mengenai pendidikan lingkungan hidup
dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat praktis dan memberikan
F. Pembatasan Istilah
Pembatasan istilah dalam penelitian ini adalah mencakup dalam:
a. Implementasi menurut Hamalik (2007: 328) implementasi kurikulum
mencakup kedalam tiga kegiatan pokok yaitu, pengembangan program,
pelaksanaan program, dan evaluasi program.
- Pengembangan program pembelajaran mencakup program tahunan,
semester, bulanan, mingguan dan harian. Selain itu ada program
bimbingan atau program remidial.
- Pelaksanaan program pembelajaran yakni, proses interaksi antara
peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan
tingkah laku ke arah yang lebih baik. Dalam pembelajaran tugas guru
yang paling utama adalah mengkoordinasikan lingkungan agar
menunjang terjadinya perubahan perilaku peserta didik tersebut.
- Evaluasi program pembelajaran adalah proses pelaksanaan semua
kurikulum semester serta penilaian akhir, formatif dan sumatif
mencakup penilaian keseluruhan secara utuh untuk keperluan evaluasi
pelaksanaan kurikulum.
b. Kurikulum jika didefinisikan yang tercantum dalam Undang-Undang No
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 19 yang
berbunyi: kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pengajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
c. Pendidikan lingkungan hidup adalah suatu proses untuk membangun
populasi manusia di dunia yang sadar dan peduli terhadap lingkungan total
(keseluruhan) dan segala masalah yang berkaitan dengannya, dan
masyarakat yang memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah
laku, motivasi serta komitmen untuk bekerja sama, baik secara individu
maupun secara kolektif, untuk dapat memecahkan berbagai masalah
lingkungan saat ini, dengan mencegah timbulnya masalah baru.
d. Taman Kanak-kanak adalah jenjang pendidkan anak usia dini (yakni anak
yang berada pada rentang usia enam tahun atau di bawahnya) dalam
bentuk pendidikan formal. Taman Kanak-kanak adalah tempat yang aman
nyaman (safe and comfertable) untuk bermain sehingga pelaksanaan
pendidikan di Tk harus mampu mnciptakan lingkungan bermain yang
aman dan nyaman sebagai wahana tumbuh kembang anak.
G. Metode Penelitian
1. Metode
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
deskriptif. Metode deskriptif merupakan bagian dari penelitian kualitatif.
Adapaun tujuan dari penelitian kualitatif sendiri adalah untuk memberikan
gambaran secara sitematis dan akurat dari fenomena-fenommena yang ada,
atau hubungan–hubungan antara fenomena yang diteliti apa adanya tanpa
perlakuan–perlakuan khusus. Berkaitan dengan hal tersebut, alasan peneliti
menggunakan metode deskriptif ini adalah bahwa penelitian yang dilakukan di
[image:21.595.132.512.284.540.2]dan mengungkapkan secara faktual kondisi di lapangan berdasarkan hasil
observasi, wawancara, studi dokumentasi bukan menguji hipotesis tapi
berusaha untuk menyimpulkan beberapa informasi yang berada mengenai
penerapan program pendidikan lingkungan hidup sehingga dapat terungkap
dengan jelas tanpa ada rekayasa dari pihak manapun.
2. Lokasi dan Sumber Penelitian
Dalam peneitian deskriptif ini yang diambil sebagai subjek penelitian
adalah pihak-pihak yang bertanggung jawab, benar-benar mengetahui,menguasai,
dan banyak terlibat dalam kegiatan pembelajaran di kelas meliputi perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pendidikan lingkungan hidup adalah peserta didik dari
Taman Kanak-kanak Negeri Centeh Kota Bandung yang terletak di Jl. Pacar No 5
Kota Bandung, sedangkan yang menjadi subjek penelitian adalah peserta didik
kelompok B kelas Semangka.
3. Teknik pengumpulan data
Untuk keperluan pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
beberapa alat pengumpulan data yaitu observasi, catatan lapangan (Field Notes),
teknik wawancara, dan dokumentasi.
a. Observasi
Menurut Margono (2005), observasi diartikan sebagai pengamatan dan
pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek peneliti.
berlangsungnya peristiwa tersebut diamati melalui teknik pencatatan di lapangan
dan daftar cek, catatan lapangan (field note) merupakan kegiatan menyusun
kembali catatan-catatan yang diperoleh di lapangan kedalam bentuk uraian yang
lebih rinci.
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk
memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Adapun sifat wawancara yang
peneliti gunakan adalah wawancara yang terstruktur dan tidak terstruktur.
c. Catatan Lapangan
Menurut Bogdan dan Biklen (1982) catatan lapangan merupakan catatan
tertulis mengenai apa yang didengar, di lihat, dialami, dalam rangka
mengumpulkan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif
(Molceng, 2005:153). Selain itu catatan lapangan merupakan buku jurnal harian
yang di tulis peneliti secara bebas, buku ini mencatat seluruh kegiatan
pembelajaran serta sikap siswa dari awal sampai akhir pembelajaran (Septiadi,
2008).
d. Dokumentasi
Dokumentasi jika diartikan menurut kamus Besar Bahasa Indonesia
didefinisikan sebagai sesuatu yang tertulis, tercetak, terekam, yang dapat dipakai
kegiatan khusus berupa pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penemuan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang implementasi
kurikulum pendidikan lingkungan hidup di TK Negeri Centeh Kota Bandung.
Sesuai dengan tujuannya maka metode yang yang digunakan oleh peneliti yaitu
penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut
Sukmadinata ( 2005: 60) “ pendekatan kualitatif adalah suatu penelitian yang
ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas
sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual atau
kelompok”.
Berdasarkan hal tersebut dapat dikemukakan bahwa penelitian kualitatif ini
dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi lama di lapangan mencatat
secara rinci tentang apa yang terjadi. Menurut Sukamadinata ( 2005: 72) “ metode
deskriptif dalam bidang pendidikan yaitu mendeskripsikan fenomena-fenomena
kegiatan pendidikan, pembelajaran, dan juga implementasi kurikulum pada
berbagai jenis, jenjang, dan satuan pendidikan”.
Sejalan dengan pendapat diatas Arikunto (1993) mengungkapkan bahwa
metode deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesa tertentu, tetapi
menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala ataupun suatu keadaan.
suatu situasi implementasi program pendidikan lingkungan hidup di TK Negeri
Centeh Kota Bandung. Guna mencapai tujuan penelitian sebagaimana telah
dipaparkan, maka peneliti harus mendapatkan gambaran utuh dan rinci mengenai
implementasi program pendidikan lingkungan hidup di TK Negeri Centeh Kota
Bandung. Dalam penyusunan suatu penelitian, peneliti tidak bisa bertindak sesuka
hatinya tanpa mengindahkan rambu-rambu yang telah ada. Karena setiap
penelitian harus memenuhi beberapa syarat, antara lain:
1. Harus mengikut metode yang ketat, “ rigorous”, yang secara berdisiplin berpegang teguh pada aturan-aturan tertentu agar mencapai hasil yang objektif.
2. Harus sedapat mungkin membatasi kekeliruan atau kesalahan dalam data yang dikumpulkan maupun dalam penafsirannya.
3. Harus mempublikasikan hasil penelitian agar membukanya bagi kritik semua pihak untuk dibantah, ditolak, atau diterima. (Nasution, 1996)
Melalui penelitian deskriptif, maka data tentang implementasi program
pendidikan lingkungan hidup terutama yang berkaitan dengan perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian kurikulum pendidikan lingkungan hidup dapat
diperoleh secra lengkap, mendalam, kredibel, dan bermakna sehingga tujuan
penelitian tercapai.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di TK Negeri Centeh Kota Bandung yang
terletak di jalan pacar No5 Bandung. Alasan mengambil lokasi tersebut karena
dalam implementasi program pendidikan lingkungan hidup sudah terlihat lebih
evaluasinya. Oleh karena itu sangat diperlukan pengamatan secara langsung di
lapangan. Sedangkan yang menjadi subyek penelitian ini adalah kepala sekolah,
guru, dan peserta didik kelomppok B kelas semangka.
C. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri, peneliti terjun langsung ke
lapangan agar dapat memahami kenyataan yang terjadi di lapangan sesuai dengan
konteks-nya. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah (a) observasi, (b)
catatan lapangan( field Note), (c) Wawancara, (d) Dokumentasi.
a. Observasi
Berkenaan dengan penggunaan observasi sebagai alat pengumpulan data.
Dalam penelitian kualitatif sangat disarankan penggunaan observasi partisipatif
terdiri dari : (1) observasi partisipatif pasif, (2) partisipatif aktif,(3) partsipatif
moderat, dan (4) partisipatif sepenuhnya (Sanapiah, 1990: 79).
Dalam penelitian ini digunakan observasi partisipatif, yakni lebih
menonjol dari sebagai peneliti atau pengamat meskipun kadang-kadang juga ikut
serta seadanya sebagai pelaku kegiatan. Observasi partisipatif pasif dilakukan di
kelas dan disekolah untuk mengamati kegiatan belajar mengajar dalam kegiatan
pendidikan lingkungan hidup, bagaimana persiapan mengajar yang dilakukan
guru, cara guru menilai proses dan hasil belajar siswa, dan observasi terhadap
aktivitas siswa merespon system pengajaran yang diberikan guru. Kegiatan
responden yang diamati akan terbiasa dengan kehadiran peneliti sehingga
responden berperilaku apa adanya atau tidak dibuat-buat.
Dari kegiatan observasi ini terdapat manfaat untuk peneliti, menurut
Patton dalam Nasution (1998) dinyatakan bahwa manfaat observasi adalah
sebagai berikut:
1. Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu memahami
konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh
pandangan yang menyeluruh.
2. Dengan observasi maka akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga
memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak
dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif
membuka kemungkinan melakukan penemuan atau discovery.
3. Dengan observasi, peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak
diamati orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu,
karena telah dianggap “ biasa” dan karena itu tidak akan terungkap dalam
wawancara.
4. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak
akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat
sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga.
5. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang diluar sedianya
tidak akan terungkap oleh responden, sehingga peneliti memperoleh
6. Melalui pengamatan di lapangan, peneliti tidak hanya mengumpulkan
daya yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, dan
merasakan suasana situasi sosial yang diteliti.
Berdasrakan uraian manfaat dari kegiatan observasi, maka dalam
penelitian implementasi kurikulum pendidikan lingkungan hidup dalam
kegiatan observasi, maka tahapan dari observasi itu sendiri adalah sebagai
berikut:
1. Observasi deskriptif dilakukan peneliti pada saat memasuki situasi
lapangan sebagai objek penelitian. Pada tahap ini peneliti belum membawa
masalah yang akan diteliti, maka peneliti melakukan menjelajah secara
umum, dan menyeluruh, melakukan deskripsi terhadap semua yang dilihat,
didengar, dan dilaksanakan. Semua data direkam, oleh karena itu hasil
observasi ini disimpulkan dalam keadaan yang sebelum tertata.
2. Observasi terfokus pada tahap ini peneliti sudah mulai mendapat masalah
yang ditemukan sehingga peneliti sudah bisa terfokus pada suatu masalah
yang ada di lapangan.
3. Observasi terseleksi pada tahap ini peneliti telah menguraikan fokus yang
ditemukan sehingga datanya lebih rinci. Karena pada tahap ini peneliti
telah menemukan masalah yang akan dipecahkan antara satu variabel
b. Catatan lapangan (Field Note)
Catatan lapangan merupakan catatan yang ditulis secara rinci, cermat, luas,
dan mendalam yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan
oleh peneliti tentang subyek yang diteliti, aktivitas, ataupun tempat
berlangsungnya kegiatan pendidikan lingkungan hidup. Menurut Bogdan dan
Biklen (1982) catatan lapangan merupakan catatan tertulis mengenai apa yang
didengar, dilihat, dialami, dalam rangka mengumpulkan data dan refleksi terhadap
data dalam penelitian kualitatif . selain itu juga catatan lapangan merupakan buku
jurnal harian yang di tulis peneliti secara bebas, buku ini mencatat seluruh
kegiatan pembelajaran serta sikap siswa dari awal sampai akhir pembelajaran.
(Septiadi : 2008), adapun tahapan dalam kegiatan catatan lapangan adalah sebagai
berikut:
1. Segera mencatat informasi, ketika kita di lapangan jika menumukan
masalah yang berkaitan dengan implementasi kurikulum pendidikan
lingkungan hidup yang diamati, dirasakan, didengar dari kepala sekolah
maupun guru-guru yang berada di TK Negeri Centeh Kota Bandung.
2. Tunda Diskusi Hasil dari Pengamatan, ketika di lapangan menunda dalam
pembicaraan tentang hasil pengamatan, sebelum penelitian mampu untuk
merekamnya secara baik, dan dituangkan dalam bentuk tulian juga penting
untuk dilakukan agar tidak terjadi pengaburan makna yang akan diteliti.
Artinya jika menemukan suatu masalah tertentu, hendaklah peneliti
menahan diri untuk tidak mendusikan hal itu kepada orang lain atau
3. Memahami catatan lapangan dengan catatan singkat dalam hal ini peneliti
harus dapat memahami tentang latar penelitian atau setting saat
dilakukannya penelitian penggambaran tempat penelitian secara baik akan
sangat berguna untuk kepentingan penelitin untuk memahami masalah
yang akan ditelit di lapangan.
4. Mengurutkan peristiwa pada tahap ini peneliti harus bisa mengurutkan
satu kejadian karena akan memudahkan peneliti untuk menyusun narasi
berdasarkan kategori atau kejadian suatu peristiwa.
5. Menuliskan seluruh rangkaian kejadian dalam hal ini peneliti dapat
menuliskan atau menuangkan seluruh percakapan ataupun kejadian yang
telah diamati, didengar, dan dirasakan peneliti sebanyak mungkin dan apa
adanya.
c. Wawancara
Untuk menunjang kelengkapan data yang dikumpulkan melalui teknik
wawancara kepada beberapa responden yaitu, kepala TK Negeri Centeh Kota
bandung dan guru-guru TK Negeri Centeh Kota Bandung.
“ Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data dan pencatatan data,
informasi dan atau pendapat yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab,
baik langsung maupun tidk langsung antara pewawancara (interviewer) dengan
orang yang diwawancarainya (interviewee) tanpa melalui perantara. Sedangkan
wawancara tidak langsung artinya pewawancara menanyakan sesuatu melalui
Sedangkan menurut Kartono (1990) memberikan suatu batasan terhadap “
interview atau wawancara itu adalah suatu percakapan, tanya jawab lisan antara
seseorang atau lebih yang duduk berhadapan secara fisik dan diarahkan pada suatu
masalah tertentu.”
Jadi jenis wawancara yang digunakan oleh peneliti dalam implementasi
kurikulum pendidikan lingkungan hidup adalah wawancara yang terstruktur dan
tidak terstrktur. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang dilakukan secara
pasti berdasarkan pada sejumlah pertanyaan yang sesuai dengan arah dan tujuan
penelitian. Wawancara tidak terstrultur dilakukan secara khusus pada waktu yang
telah disepakati bersama.
Adapun langkah-langkah wawancara di TK Negeri Centeh Kota bandung
adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan kepada kepala Tk dan Guru Negeri Centeh Kota Bandung.
2. Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan
pembicaraan.
3. Mengawali atau membuka alur wawancara.
4. Melangsungkan alur wawancara.
5. Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya.
6. Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan.
d. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu teknik dalam pengumpulan data dengan cara meneliti,
mempelajari dokumen-dokumen, buku-buku, arsip-arsip, dan peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan kegiatan penelitian.
Menurut Arikunto (2002) “ dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah prasati,
notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya.” Dalam penelitian ini
dokumentasi pendidikan lingkungan hidup yang menjadi sumber data penulis
yaitu berupa catatan program rancangan kegiatan semester, program rancangan
bulanan, program rancangan mingguan, program rancangan harian serta evaluasi
penilaian terhadap pendidikan lingkungan hidup itu sendiri, serta foto kegiatan
yang dilakukan oleh guru di TK negeri Centeh Kota Bandung. Teknik dalam
dokumentasi di TK Negeri Centeh Kota Bandung adalah sebagai berikut:
1. Pedoman dokumentasi yang memuat garis-garis besar atau kategori yang
akan dicari datanya.
2. Check-list, yaitu daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya. Dalam
hal ini peneliti tinggal memberikan tanda atau tally setiap pemunculan
gejala yang dimaksud.
D. Langkah –langkah Penelitian
Dalam implementasi program pendidikan lingkungan hidup Kota Bandung
maka penulis mengambil langkah-langkah dalam penelitian yang digunakan di
TK Negeri Centeh Kota Bandung yaitu: pra-lapangan, kegiatan lapangan, dan
analisis data. Uraian dari ketiga hal tersebut yaitu sebagai berikut:
a. Tahap Pra-lapangan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan peneliti yaitu: (1) penyusunan
rancangan penelitian, (2) memilih lapangan penelitian, (3) mengurus perizinan,
(4) menjajaki dan menilai keadaan lingkungan, (5) menyiapkan perlengkapan
penelitian.
b. Tahap pekerjaan lapangan
Dalam tahap pekerjaan lapangan dalam penelitian ini terdapat tiga kegiatan
utama yaitu: pertama memahami latar penelitian dan persiapan diri. Pada tahap ini
peneliti memahami latar panelitian seperti kondisi real dari TK Negeri Centeh
Kota Bandung, mempersiapkan diri baik secara fisik maupun mental, peneliti
menempatkan diri sebagai peneliti yang dikenal oleh narasumber/informn dari
tempat TK Negeri Centeh Kota Bandung, termasuk mengatur waktu pelaksanaan
yang disetujui oleh Kepala TK Negeri Centeh Kota Bandung dimulai dari Tanggal
15 september 2011 sampai dengan 22 juni 2012 untuk mengadakan penelitian dari
Kedua adalah memasuki lapangan, pada tahap kedua pada tanggal 22 Oktober
2012 peneliti memaparkan apa yang akan dilakukan selama berada dilapangan
atau berada dilapangan TK Negeri Centeh Kota Bandung, serta berkonsultasi
untuk menjadwalkan observasi atau wawancara dalam rangka mengumpulkan
data dengan KepalaTK Negeri Centeh Kota Bandung. Tahap ketiga adalah proses
mengumpulkan data. Pada tahap ini peneliti ikut dalam proses pembelajaran pada
saat observasi, wawancara, atau dokumentasi. Pada tahap ini juga dilakukan
analisis data selama berada pada latar penelitian.
c. Tahap analisis data
Tahap ini dilakukan terutama untuk menganalisis data seperti data observasi
kegiatan pembelajaran anak dan guru, data wawancara dengan koordinator dari
pendidikan lingkungan hidup, guru kelas, wawancara kepala TK, catatan
lapangan, yang diperoleh secara intensif. Kegiatan analisis data ini untuk menarik
kesimpulan secara utuh dan kualitatif dengan dukungan berbagai konsep maupun
kajian kepustakaan untuk disajikan sebagai hasil penelitian.
E. Langkah Pengolahan Data
Dalam penelitian kualitatif data yang diperoleh dari berbagai sumber dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam mulai dari
kegiatan wawancara, observasi, maupun studi dokumentasi dilakukan secara terus
menerus. Kegiatan analisis dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data dan
juga setelah selesai mengumpulkan data. Pada tahap ini, peneliti melakukan
a. Reduksi Data
Reduksi merupakan kegiatan pemilihan, penyederhanaan, pemusatan,
perhatian dari data mentah yang telah kita peroleh. Data yang telah diperoleh
kemudian dicatat secara diteliti dan rinci. Mereduksi data berarti juga merangkum,
menajamkan, menggolongkan, serta memilih hal-hal pokok untuk dicari garis
tengahnya. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas
untuk mempermudah kegiatan pengumpulan data selanjutnya.
b. Kategorisasi
Pada tahap kategorisasi ini, peneliti memilah-milah setiap satuan ke dalam
bagian-bagian yang memiliki kesamaan untuk kemudian diberikan label.
Kategorisasi dalam penelitian ini dilakukan dengan mengklasifikasikan data yang
telah dirangkum ke dalam fokus permasalahan mengenai implementasi program
yaitu perencanaan, proses, evaluasi, dan juga faktor-faktor yang mempengaruhi
implementasi.
c. Display data
Display data merupakan kegiatan penyusunan informasi yang telah dirangkum
dan diklasifikasikan. Menurut Miles dan Huberman (2006: 17) penyajian
merupakan sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan
adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Kegiatan penyajian data ini dapat dilakukan dengan pembuatan , tabel, dan
dilakukan untuk memudahkan peneliti dalam memahami apa yang terjadi untuk
kemudian merencanakan kerja selanjutnya. Data yang telah didisplay dijadikan
bahan untuk dilakukannya kegiatan analisis.
d. Kesimpulan dan vertifikasi
Langkah keempat dalam teknik analisis data adalah penarikan kesimpulan dan
verifikasi. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan membuat
pernyataan-pernyataan yang mengacu pada permasalahan yang diteliti. Semakin jelas data
yang diperoleh maka pada saat penarikan kesimpulan yang kredibel dengan
dukungan data yang akurat. Kesimpulan-kesimpulan yang telah dibuat harus
diverifikasi dengan melakukan tinjauan ulang pada catatan-catatan ataupun
kegiatan peninjauan ulang kelapangan, untuk kemudian dilakukan triangulasi
data.
F. Validitas
Untuk menjaga hasil validitas data dan keobjekan hasil penelitian dalam
penelitian kualitatif tafsiran dan kesimpulan menggunakan uji validitas.
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih
mempunyai validitas tinggi. Uji validitas pada penelitian kualitatif menurut
Sugiyono (2010) meliputi:
a. Validitas internal, dimana hasil wawancara dicek dengan hasil observasi
b. Validitas eksternal, dimana peneliti mempertanggung jawabkan secara
rinci sehingga memungkinkan pembaca lain mengaplikasikan hasil
penelitian.
c. Realiabilitis, proses ini dilaksanakan untuk memperoleh keyakinan akan
data hasil penelitian dan dilakukan dengan car pencatatan lapangan,
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini berpijak pada deskripsi
empirik mengenai implementasi kurikulum pendidikan lingkungan hidup di taman
kanak-kanak yang meliputi perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru,
pelaksanaan pembelajaran yang melibatkan kegiatan guru dan anak serta media
yang digunakan, penilaian yang dilakukan guru, kendala atau masalah yang ada
pada implementasi pendidikan lingkungan hidup yang terjadi dalam
pembelajaran. Berdasarkan hasil penemuan pada bab sebelumnya sehingga dapat
disimpulkan bahwa:
a. Perencanaan dalam implementasi kuriukulum pendidikan lingkungan
hidup di TK negeri Centeh Kota Bandung dirumuskan kedalam
perencanaan semester, perencanaan kegiatan mingguan, perencanaan
kegiatan harian. Perencanaan tersebut dibuat secara terintegrasi dengan
menggunakan pendekatan terpadu yang diorganisasi melalui tema-tema
pembelajaran yang terdapat dalam kurikulum permen 58 dengan
dipadukan dengan kurikulum pendidikan lingkungan hidup kota bandung.
Dengan dipertimbangkan kondisi dari lingkungan TK Negeri Centeh Kota
Bandung dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan dan
karekteristik perkembangan anak.
b. Pelaksanaan kurikulum pendidikan lingkungan hidup di TK Negeri Centeh
kemampuan kognitif, kemampuan afektif, kemampuan psikomotor yang
dikembangkan di TK Negeri Centeh Kota Bandung. Pembelajaran
pendidikan lingkungan hidup pada aspek kemampuan kognitif yang
dikembangkan dalam pendidikan lingkunag hidup ini diantaranya adalah
kemampuan memahami konsep mengingat nilai-nilai K3 dalam kehidupan
dirumah, sekolah dan masyarakat. Dengan kegiatan pendidikan
lingkungan hidup (PLH) “ membersihkan dan membereskan mainan
dikelas (operasi disetiap area didalam kelas). Kemampuan afektif yang
dikembangkan dalam pendidikan lingkungan hidup diantaranya adalah
dengan cara menerima dan mereaksi tentang konsep dari pendidikan
lingkungan hidup, menilai dari konsep pendidikan lingkungan hidup,
mengembangkan, memadukan pendidikan lingkungan hidup, dalam
implementasikan pada proses pembelajarannya seperti menerima konsep
nilai-nilai ketertiban, kebersihan dan keindahan dalam lingkungan
keluarga, sekolah dan masyarakat. Kemampuan psikomotor yang
dikembangkan dalam pendidikan lingkungan hidup diantaranya adalah
memahami konsep dasar lingkungan, menerima konsep dasar lingkungan
hidup, membiasakan diri untuk berbuat baik dalam memelihara
lingkungan hidup, mengingat nilai-nilai K3 dalam kehidupan di rumah,
sekolah dan masyarakat, menerima nilai-nilai ketertiban, kebersihan, dan
keindahan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat,
membiasakan diri melakukan perbuatan yang baik dalam melaksanakan
c. Penilian pendidikan lingkungan hidup yang dilakukan di TK Negeri
Centeh Kota Bandung melibatkan penilaian terhadap hasil karya anak,
penilaian dalam bentuk catatan observasi, penilaian berbentuk catatan
perkembangan anak, penilaian dalam bentuk raport. Penilaian yang
diberikan dituliskan dalam bentuk rancanagan satuan kegiatan harian
dengan bentuk penghargaan berupa pujian. Penilaian dilakukan oleh guru
kepada anak selama proses pembelajaran berlangsung.
d. Kendala atau masalah dalam implementasi lingkungan hidup di TK Negeri
Centeh Kota Bandung adalah (1) masalah yang terkait dengan kompetensi
guru; (2) masalah terkait dengan keragaman kemampuan, bakat dan
potensi anak dalam menyerap materi pendidikan lingkungan hidup dan (3)
rendahnya kontrol pihak orang tua dalam memotret perkembangan
kemampuan anak yang diperoleh oleh guru sehingga menuntut upaya
kerjasama efektif dengan orang tua. Oleh karena itu solusi yang dilakukan
oleh guru dan pihak lembaga TK Negeri Centeh Kota Bandung dalam
upaya mengatasi problematika di atas adalah (1); mengupayakan
kerjasama antar guru dengan saling mengingatkan dan membantu dalam
pendidikan lingkungan hidup (2) guru selalu mempunyai wawasan yang
luas agar berinovatif dalam mengembangkan materi pendidikan
lingkungan hidup (3) guru dan pihak lembaga memberikan reward kepada
setiap orang tua yang selalu melakukan kontrol perkembangan anak
melalui buku komunikasi orang tua, guru dan pihak lembaga mengadakan
B. Rekomendasi
Setelah melakukan analisis terhadap temuan-temuan penelitian terkait
dengan implementasi pendidikan lingkungan hidup di Taman kanak-kanak
terdapat beberapa rekomendasi yang ditujukan kepada:
a. Dinas Pendidikan
Proses implementasi kurikulum muatan lokal untuk setiap jenjang
pendidikan masih belum optimal, hal tersebut yang menjadi salah satu
penyebab sulitnya pencapaian tujuan pendidikan lingkungan hidup dikota
Bandung, untuk itu direkomendasikan dinas pendidikan untuk melakukan
pengkajian ulang mengenai permasalahan-permasalahan yang terjadi didalam
implementasi kurikulum pendidikan lingkungan hidup di setiap satuan
pendidikan.
b. Kepada pihak TK Negeri Centeh Kota Bandung.
a. Kegiatan implementasi kurikulum pendidikan lingkungan hidup baik
dalam kegiatan pembelajaran maupun program pendidikan lingkungan
hidup harus dirancang dan dilaksanakan secara terperinci, perancangan
implementasi kurikulum pendidikan lingkungan hidup untuk
mendatangkan ahli untuk memberikan masukan-masukan baik secara
konsep maupun teori. Pakar pendidikan lingkungan hidup dapat
menjadi partner dalam perencangan implementasi kurikulum
b. Kemampuan guru dan tim pengembangan pendidikan lingkungan
hidup di TK Negeri Centeh Kota Bandung harus terus ditingkatkan
melalui berbagai kegiatan pengembangan profesionalisme dan
pengembangan lingkungan hidup itu sendiri dengan cara melibatkan
guru-guru mengikuti kegiatan seminar, pelatihan,workshop yang
diadalakan oleh Dinas pendidikan untuk Meningkatkan Sumber Daya
Manusia.
c. Media pembelajaran sebaiknya diperkaya dengan menggunakan
multimedia, ataupun bentuk media lainnya.
d. Kegiatan pendidikan lingkungan hidup yang sudah sangat baik
dilaksanakan di TK Negeri Centeh Kota Bandung dapat dilestarikan,
apalagi bila dikembangkan pada tingkat satuan pendidikan lain melalui
kegiatan pembelajaran pendidikan lingkungan hidup pada satu hari
khusus tidak dikembangkan secara terpadu dengan pembelajaran lain.
e. Sekolah dapat melakukan kegiatan pengembangan Pendidikan
Lingkungan Hidup yang lebih memasyarakat dan bersama dengan
masyarakat membangun pendidkan lingkungan hidup secara bersama
dengan mendatangkan tokoh masyarakat yang dekat lingkungan
sekolah sehingga Implementasi Kurikulum Pendidikan Lingkungan
hidup terintegrasi dengan masyarakat.
c. Peneliti selanjutnya.
Diharapkan untuk dapat meneliti mengenai pengaruh dan efektifitas
tingkat satuan pendidikan agar dapat diketahui apakah kegiatan implementasi
kurikulum muatan lokal pendidikan lingkungan hidup yang dikembangkan
dapat berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sehingga menjadi kajian yang dapat dijadikan sebagai rujukan program
DAFTAR PUSTAKA
Ali.(1993). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa
Alwasilah, A. Chaedar (2003), Pokoknya Kualitatif, Jakarta : Dunia Pustaka Jaya.
Ary, Jacobs, dan Razavieh (1985).
Ansyar, Mocd dan H. Nurtain. (1993). Pengembangan Inovasi Kurikulum.
Jakarta: Depdikbud.
Cucu Eliyarti, (2005). Pemilihan dan Sumber Belajar Untuk Anak Usia Dini.
Dirjen Dikti: Jakarta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2007) Pedoman dan Acuan
Pengembangan Muatan Lokal. Depdikbud Kanwil Propinsi Jawa Barat
Depdiknas. (2003). Sistem Pendidikan Nasional. Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003, Jakarta.
Faisal, Sanapiah. (1990). Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar dan Aplikasi.
Malang: YA3
Hamalik (2006). Pengembangan Sumber Daya Manusia Menajemen Pelatihan
Ketenagakerjaan Penedekatan Terpadu. Jakarta Bumi Aksara.
Hamalik (2000). Model-model Pengembangan Kurikulum. Bandung.
Hamalik (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hamalik (2006). Manajemen Implementasi Kurikulum. Draft I. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Hasan (1998). Evaluasi Kurikulum. Jakarta : P2LPTK
Kaligis.J.R.E. (1994/1995). Pendidikan Lingkungan Hidup. Jakarta : Depdikbud
Majid. (2005). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Rosda Karya.
Mariyana, Rita. (2005). Strategi Pengelolaan Lingkungan Belajar. Jakarta: Dirjen
Dikti.
Moleong. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda
Karya.
Moleong. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya.
Mulyasa. (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : PT Remaja Rosda
Karya.
Nasution, S.(2003). Metode Reseaech, Jakarta : Bumi Aksara.
Nugraha, Ali dkk. (2005). Kurikulum dan Bahan Belajar TK. Jakarta Universitas
Terbuka.
Sudjino, Anas. (2006). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo.
Sujino, N.Y. (2005). Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta UT. DIKNAS
Soedijarto, (1993). Menuju Pendidikan Nasional Yang Relevan dan Bermutu.
Jakarta: Balai Pustaka.
Sukmadinata. (2001). Pengembangan Kurikulum. Bandung: Kusumah Karya.
Sukmadinata (2006). Metedologi Penelitian Pendidikan. Bandung : Rosda karya
Undang-Undang Sistem Pendidikan Naional No. 20 Tahun 2003 pasal 31 Tentang