Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi serta ingin (1) Menganalisis kinerja perusahaan sektor properti diukur dari PER, DER, dan EPS (2) Menganalisis kinerja harga saham di sektor properti (3)Menganalisis pengaruh rasio PER, DER, dan EPS terhadap harga saham sektor properti di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2012.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan sektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009-2012. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan menggunakan metode purposive sampling. Jumlah sampel pada perusahaan-perusahaan sektor properti yang memenuhi kriteria adalah sebanyak 5 perusahaan dari 52 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2012. Teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotes yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan bantuan program komputer SPSS for Windows.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) Kondisi rasio Earning Per Share (EPS) pada perusahaan properti periode 2009-2012 terbilang baik, namun perusahaan perlu meningkatkan kinerja rasio Price Earning Ratio (PER) dan Debt to Equity Ratio (DER) agar rasio-rasio tersebut meningkat dan harga saham menjadi lebih tinggi. (2) Perkembangan harga saham perusahaan sektor properti periode 2009-2012 bergerak ke arah yang positif. (3) Dari ketiga rasio yaitu rasio Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), dan Earning Per Share (EPS) hanya rasio Earning Per Share (EPS) yang berpengaruh terhadap harga saham apabila diuji secara parsial. Namun apabila dilakukan pengujian secara simultan, maka rasio Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), dan Earning Per Share (EPS) secara bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
SURAT PERNYATAAN MENGADAKAN PENELITIAN DENGAN MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
1.1Latar Belakang Penelitian ... 10
1.2Identifikasi Masalah ... 14
1.3Tujuan Penelitian ... 15
1.4Kegunaan Penelitian ... 15
BAB II ... 17
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS... 17
2.1Kajian Pustaka, Rerangka Pemikiran, dan Pengembangan Hipotesis ... 17
2.1.1Kajian Pustaka ... 17
2.1.2Kerangka Pemikiran... 23
2.1.3Model Penelitian ... 27
2.1.4Pengembangan Hipotesis Penelitian ... 28
BAB III ... 31
METODE PENELITIAN ... 31
3.1.1Jenis Penelitian... 31
3.1.2Populasi dan Sampel ... 31
3.1.3Definisi Operasional Variabel ... 34
3.1.4Jenis Data ... 35
3.1.5Teknik Pengumpulan Data ... 35
3.1.6Teknik Analisis Data... 36
BAB IV ... 40
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40
4.1Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 40
4.1.1Perkembangan Harga Saham Sektor Properti ... 40
4.1.2Kinerja perusahaan sektor properti diukur dari PER, DER dan EPS ... 42
4.1.3Pengaruh Rasio Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Sektor Properti ... 45
BAB V ... 56
KESIMPULAN DAN SARAN... 56
5.1Kesimpulan ... 56
5.2Saran ... 57
DAFTAR PUSTAKA ... 59
LAMPIRAN ... 61
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Perusahaan-Perusahaan Sektor Properti yang tercatat di Bursa Efel Indonesia .. 32
Tabel 2 Sampel Penelitian ... 34
Tabel 3 Definisi Operasional Variabel ... 34
Tabel 4 Perkembangan Harga Saham Sektor Properti (dalam rupiah) per lembar ... 40
Tabel 5 Kinerja Perusahaan Sektor Properti Periode 2009-2012 ... 43
Tabel 6 Uji Nilai Skewness - Kurtosis ... 47
Tabel 7 Uji Kolmogorof Smirnov ... 48
Tabel 8 Uji Multikolinearitas ... 48
Tabel 9 Uji Heteroskedastisitas ... 50
Tabel 10 Uji Run Test ... 51
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A ... 61
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Di indonesia, alternatif untuk mendapatkan dana dapat diperoleh melalui pasar modal
(Sartono,2001:20). Pasar modal adalah tempat terjadinya transaksi keuangan jangka panjang,
yaitu jenis surat berharga yang diperjualbelikan di pasar modal dan memiliki jatuh tempo lebih
dari satu tahun (Sartono,2001:21). Bentuk umum dari surat berharga yang diperjualbelikan di
pasar modal adalah obligasi, saham preferen dan saham biasa. Seorang pemegang saham
(investor) berhak memperoleh keuntungan (return) sebagai kompensasi dari dana yang
diinvestasikan. harga saham menentukan adanya permintaan dan penawaran (demand and
supply) terhadap jumlah lembaran saham, jika harga saham dinilai terlalu mahal (overvalued)
atau lebih rendah (undervalued) dengan kata lain salah harga (mispriced) oleh para investor
maka permintaan terhadap saham tersebut akan turun dan kepemilikan saham menjadi terbatas
bagi investor tertentu saja. Turunnya permintaan saham tersebut akan mengakibatkan harga
saham bergerak turun menuju ke harga saham baru yang dinilai wajar oleh pasar, harga saham
yang baru tersebut kemungkinan besar akan menarik kembali minat para investor untuk
membelinya (trading). Dalam bursa saham atau pasar modal, para investor dituntut untuk banyak
mengetahui informasi penting mengenai saham yang diperdagangkan.
Saham adalah surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal sering disebut efek atau
sekuritas. Saham dapat didefinisikan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan
dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang
berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan
di perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhruddin, 2001: 5).
Secara Umum saham adalah “Surat Tanda Kepemilikan Perusahaan”. Saham dapat diartikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang dalam sebuah suatu perusahaan atau perseroan
terbatas. Saham dapat berupa surat berharga dari sebuah perusahaan yang menjadi tanda
kepemilikan atau penyertaan modal seseorang kepadaperusahaan tersebut, jadi orang yang
memiliki lembaran atau surat berharga tersebut menandakan bahwa orang tersebut merupakan
bagian dari perusahaan. Porsi kepemilikan tersebut ditentukan oleh seberapa besar penyertaan
yang ditanamkan di perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhruddin, 2001).
Harga saham terbentuk dipasar modal dan ditentukan oleh beberapa faktor seperti laba per
lembar saham atau earning per share, rasio laba terhadap harga per lembar saham atau price
earning ratio, tingkat bunga bebas resiko yang diukur dari tingkat bunga deposito pemerintah
dan tingkat kepastian operasi perusahaan. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa harga saham terbentuk dari adanya transaksi yang terjadi di pasar modal yang ditentukan
oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan dengan dipengaruhi oleh beberapa
faktor. faktor yang mempengaruhi harga saham diantaranya adalah, proyeksi laba per lembar
saham, tingkat resiko dari proyeksi laba, proporsi hutang perusahaan terhadap ekuitas, kebijakan
pembagian deviden, kendala eksternal seperti kegiatan perekonomian pada umumnya, pajak dan
keaadaan bursa saham, kekuatan penawaran dan permintaan saham di pasar, kemampuan
investor dalam menganalisis investasi saham.
Penilaian investasi saham dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti menggunakan analisis
teknikal maupun analisis fundamental. Menurut Halim (2003:17-25), terdapat berbagai model
fundamental menyatakan bahwa saham memiliki nilai intristik tertentu (nilai yang seharusya).
Analisis fundamental membandingkan nilai intrinstik suatu saham dengan harga pasarnya guna
menentukan apakah harga pasar saham mencerminkan nilai intrinstiknya atau belum. Perusahaan
mempunyai berbagai macam usaha dalam menarik sejumlah investor dan meningkatkan harga
sahamnya, salah satunya yaitu dengan mengevaluasi faktor-faktor yang sangat berpengaruh
terhadap peningkatan harga saham suatu perusahaan. Menurut Gitosudarmo dan Basri (2002: 13)
harga saham di pasar merupakan perhatian utama dari perhatian manajer keuangan untuk
memberikan kemakmuran kepada para pemegang saham atau pemilik perusahaan. Untuk
mengukur tingkat keberhasilan perusahaan dalam aktivitas investasi terdapat berbagai macam
analisis, salah satunya adalah analisis rasio. Peneliti memilih menggunakan analisis rasio
dikarenakan analisis rasio dapat menjelaskan dan memberikan gambaran kepada penganalisa
tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan dari suatu periode ke
periode berikutnya. Didalam Analisis rasio terdapat lima macam rasio, yaitu rasio profitabilitas,
rasio solvabilitas, rasio aktivitas, rasio likuiditas dan rasio pasar.
Suatu rasio tidak memiliki arti dalam dirinya sendiri, melainkan harus dibandingkan dengan
rasio yang lain agar rasio tersebut menjadi lebih sempurna dan untuk melakukan analisis rasio
ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan suatu prestasi suatu periode dengan periode
sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan selama periode tertentu, selain itu dapat
pula dilakukan dengan membandingkan dengan perusahaan sejenis didalam suatu industri
sehingga dapat diketahui bagaimana keuangan didalam industri tersebut. Oleh karena itu di
dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk menggunakan rasio penelitian Debt to Equity Ratio
(DER), Price Earning Ratio (PER) dan Earning per Share (EPS) karena pada rasio PER
banyak pelaku pasar modal yang menaruh perhatian terhadap pendekatan PER, selain itu PER
memberikan standar yang baik dalam membandingkan harga saham untuk laba perlembar saham
yang berbeda dan kemudahan dalam membuat estimasi yang digunakan dalam input PER. Pada
rasio EPS merupakan indikator laba yang sering diperhatikan oleh investor yang merupakan
angka dasar yang diperlukan didalam menentukan harga saham, untuk mengetahui berapa
keuntungan perlembar saham yang dihasilkan perusahaan yang dihasilkan serta untuk
memprediksi pergerakan harga suatu saham. Peneliti memilih rasio DER juga karena ingin
melihat sejauh mana modal dari perusahaan dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar.
Sebelum melakukan suatu investasi, para investor perlu mengetahui dan memilih
saham-saham mana yang dapat memberikan keuntungan paling optimal bagi dana yang diinvestasikan.
Melalui pertimbangan tersebut peneliti memilih sektor propeti karena bisnis properti merupakan
salah satu usaha yang hampir dapat dipastikan tidak akan pernah mati karena kebutuhan akan
papan merupakan kebutuhan pokok manusia, dan setiap manusia berusaha untuk dapat
memenuhinya. kebutuhan properti akan terus meningkat khusunya di daerah perkotaan, hal ini
disebabkan melonjaknya urbanisasi sebagai konsekuensi pesatnya pertumbuhan kota sebagai
pusat perekonomian. Peran kota-kota besar sebagai pusat pertumbuhan juga merangsang
pertumbuhan daerah-daerah pendukung perkotaan. Sehinggan lambat laun juga akan terjadi
pengembangan pusat bisnis, pengembangan infrasturktur dan perumahan penduduk dari pusat
kota ke daerah sekitarnya yang menyebabkan permintaan akan perumahan di Indonesia juga
terus meningkat.
Peneliti memilih tahun 2009-2012 untuk diteliti dikarenakan, peneliti ingin mengetahui
penelitian diharapkan dapat menjadi acuan dalam menentukan investasi yang akan dipilih di
tahun 2013 atau 2014 atau tahun-tahun berikutnya bagi para investor.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan, maka peneliti mencoba untuk menganalisa
masalah-masalah sebagai berikut :
• Bagaimana kinerja perusahaan sektor properti diukur dari PER, DER, dan EPS ? • Bagaimana perkembangan harga saham di sektor properti ?
• Apakah terdapat pengaruh rasio PER, DER, dan EPS secara parsial maupun
secara simultan terhadap harga saham sektor properti di Bursa Efek Indonesia
periode 2009-2012 ?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data dan informasi serta ingin :
• Menguji dan menganalisis kinerja perusahaan sektor properti diukur dari PER,
DER, dan EPS
• Menguji dan menganalisis perkembangan harga saham di sektor properti
• Menguji dan menganalisis pengaruh rasio PER, DER, dan EPS secara parsial
maupun secara simultan terhadap harga saham sektor properti di Bursa Efek
Indonesia periode 2009-2012
1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun hasil penelitian ini dapat memberi manfaat bagi :
Hasil penelitian ini dapat dijadikan diskusi bagi kalangan akademis yang tertarik
mengenai topik yang berhubungan dengan pengaruh dari DER, PER dan EPS terhadap
harga saham.
2. Investor
Hasil penelitian ini sekiranya dapat memberikan informasi yang membantu investor
dalam pengambilan keputusan pembelian atau penjualan saham yang akan dilakukan
pada perusahaan sektor properti yang go public di Bursa Efek Indonesia.
3. Perusahaan-Perusahaan Sektor Properti
Penelitian ini diharapkan sebagai bahan pembelajaran bagi perusahaan untuk mengatur
kegiatan operasionalnya dengan baik yang tercermin dalam laporan keuangan yang baik
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dengan menggunakan analisis regresi berganda serta pengujian hipotesis mengenai Pengaruh Rasio Price Earning Ratio (PER),
Debt to Equity Ratio (DER), dan Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham sektor properti di Bursa
Efek Indonesia periode 2012, Bagaimana perkembangan harga saham sektor properti periode 2009-2012, dan bagaimana kinerja perusahaan sektor properti periode 2009-2012 diukur dari rasio Price
Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), dan Earning Per Share (EPS), maka diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Kinerja perusahaan sektor properti periode 2009-2012 diukur dari rasio Price Earning
Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), dan Earning Per Share (EPS) terbilang
baik. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan-perusahaan sektor properti periode
2009-2012 menggunakan modal dan kepercayaan dari investor dengan baik. Hal ini juga
dapat membuat investor menjadi lebih percaya kepada perusahaan-perusahaan sektor
properti periode 2009-2012 dalam mengolah dana yang diinvestasikan.
2. Perkembangan harga saham perusahaan sektor properti periode 2009-2012 bergerak
ke arah yang positif semenjak tahun 2009 sampai 2012 dengan nilai terendah pada
tahun 2009 yaitu sebesar Rp.358,718/lembar dan nilai tertinggi pada tahun 2012
sebesar Rp. 980,051/lembar. Selain menunjukan bahwa perusahaan sektor properti
periode 2009-2012 berkinerja baik, Hal ini juga menunjukan bahwa saham
perusahaan-perusahaan sektor properti periode 2009-2012 diminati oleh para investor
3. Dari ketiga rasio yaitu rasio Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER),
dan Earning Per Share (EPS) hanya rasio Earning Per Share (EPS) yang berpengaruh
terhadap harga saham apabila diuji secara parsial. Namun apabila dilakukan pengujian
secara simultan, maka rasio Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER),
dan Earning Per Share (EPS) secara bersama-sama berpengaruh terhadap harga
saham.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah diuraikan, maka peneliti mempunyai saran sebagai
berikut :
1. Kondisi rasio Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), dan Earning
Per Share (EPS) pada perusahaan properti periode 2009-2012 terbilang baik, namun
perusahaan perlu meningkatkan kinerja perusahaan agar rasio-rasio tersebut
meningkat dan harga saham menjadi lebih tinggi.
2. Bagi perusahaan ataupun investor, perlu memperhatikan Earning Per Share (EPS)
perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari investasi saham karena rasio EPS
merupakan indikator laba yang merupakan angka dasar yang diperlukan didalam
menentukan harga saham, untuk mengetahui berapa keuntungan perlembar saham
yang dihasilkan perusahaan yang dihasilkan serta untuk memprediksi pergerakan
harga suatu saham.
3. Bagi penelitian selanjutnya :
a. Dalam penelitian ini hanya 3 rasio keuangan saja yang digunakan untuk
memprediksi harga saham, yaitu Kondisi rasio Price Earning Ratio (PER),
selanjutnya diharapkan untuk menambah faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi harga saham.
b. Penelitian ini pada perusahaan sektor properti periode 2009-2012 dimana
hanya 5 sampel perusahaan yang diteliti, sehingga untuk penelitian
selanjutnya diharapkan untuk meneliti perusahaan jenis tertentu seperti
perusahaan sektor manufaktur, asuransi, perkebunan, pertambangan dan
lain-lain.
c. Sebaiknya periode pengamatan untuk penelitian selanjutnya menggunakan
periode pengamatan yang lebih panjang dari periode pengamatan penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim. 2003. Analisis Investasi. Jakarta: Salemba Empat.
Berliana, Y. 2013. Pengaruh ROE, DER, NPM, EPS Terhadap Harga Saham : Studi
Empirik Pada Saham Sektor Perbankan Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Program
Sarjana Universitas Kristen Maranatha Bandung. Bandung. Tidak dipublikasikan.
Brigham dan Houston. 2006. Dasar-Dasar Manejemen keuangan Edisi kesepuluh.
Penerbit Salemba Empat
Darmadji dan fakhruddin. 2001. Pasar Modal di Indonesia : Pendekatan dan Tanya jawab
edisi kedua. Penerbit Salemba Empat
Ghozali, Imam. 2006. Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Dipenogoro.
Hayati, N. 2010. "Faktor-faktor yang mempengaruhi Price Earning Ratio (PER)
Sebagai Salah Satu Kriteria Keputusan Investasi Saham Perusahaan Real Estate
dan Property Di Bursa Efek Indonesia", artikel Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Banjarmasin, Banjarmasin, 2010.
Indriyo Gitosudarmo & Basri. 2002. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE.
James C. Van Horne, John M. Machowicz. 2005. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan
Edisi keduabelas. Penerbit Salemba Empat
Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan edisi kelima . Jakarta: Penerbit Rajawali Pers
Nugroho, B.A. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan SPSS.
Paul.D. Leedy and Jeanne.E. Ormrod, 2005. Practical Research: Planning and Design
Research 8th edition. Pearson Merrill Prentice Hall Page 145-187.
Sartono. 2001. Manajemen Keuangan : Teori dan Aplikasi edisi keempat. Yogyakarta :
Penerbit BPFE Yogyakarta
Sawir. 2001. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan.
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Setyadharma Adryan. 2010. Uji Asumsi Klasik dengan SPSS 16.0. Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan keempat belas, Alfabeta, bandung.
Suliyanto. 2006. Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: Andi.
Sunjoyo, dkk. 2013. Aplikasi SPSS Untuk Smart Riset (Program IBM SPSS 21.0).
Penerbit ALFABETA, Bandung.
(http://www.bi.go.id, diakses pada tanggal 17 september 2013)
(http://www.idx.co.id, diakses pada tanggal 30 agustus 2013)
(http://www.google.com diakses pada tanggal 7 oktober 2013)