ABSTRAK
PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM PENINGKATAN KETRAMPILAN BERBICARA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 1 SD N PUREN TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Oleh:
Odilla Ajeng Estiningtyas 111134037
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya keterampilan berbicara siswa karena minimnya media pembelajaran dalam kelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penerapan penggunaan video untuk meningkatkan keterampilan berbicara dan hasil belajar, (2) peningkatan keterampilan berbicara, dan (3) peningkatan hasil belajar siswa kels 1 SD N Puren tahun pelajaran 2014/2015.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang berlangsung selama 2 siklus dan tiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Subjeknya adalah siswa kelas 1 SD N Puren tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswanya 34. Objek penelitian ini adalah keterampilan berbicara dan hasil belajar siswa. Instrumen penelitian ini menggunakan observasi dan tes. Analisis data penelitian ini menggunakan
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan video dapat meningkatkan keterampilan berbicara dan hasil belajar siswa kelas 1 SD N Puren tahun pelajaran 2014/2015. Skor keterampilan berbicara, dari kondisi awal indikator pengucapan 44,1%, siklus I 64,7%, siklus II menjadi 88,4%. Indikator jeda dari 41,2%, siklus I 61,8%, siklus II menjadi 82,4%. Indikator nada dari 52,9%, siklus I 61,8%, siklus II menjadi 85,3%. Indikator pilihan kata dari 29,4%, siklus I 61,8%, dan siklus II menjadi 85,3%. Indikator pembawaan dari kondisi awal 44,1%, siklus I 61,8%, dan siklus II menjadi 88,4%. Indikator pandangan mata dari kondisi awal 29,4%, siklus I 70,6%, siklus II menjadi 82,4%. Indikator mimik dari 17,6%, siklus I 64,7%, dan siklus II menjadi 82,4%. Indikator kelancaran dari 32,4%, siklus I 67,6%, dan siklus II menjadi 85,3%. Sementara hasil belajar siswa nilai rata-ratanya meningkat dari kondisi awal sebesar 64,9, naik di siklus I menjadi 76,47, dan di siklus II meningkat menjadi 81,18. Persentase siswa yang mencapai KKM juga meningkat dari siklus I ke siklus II sebesar 17,7%.
ABSTRACT
USING OF VIDEO AS A MEDIA IN INCREASING
THE SPEAKING SKILL AND THE STUDY RESULT OF STUDENTS IN FIRST GRADE OF SD N PUREN OF 2014/2015
By:
Odilla Ajeng Estiningtyas 111134037
The background of the research is based on the low of speaking skill of the students because of the limitation of the learning media in class. The objective of the research is: 1. Applying of the video using to increase speaking skill and study result, 2. The increasing of speaking skill, and 3. The increasing of study result of the first grade students of SD N Puren of 2014/2015.
The research is the class action research which was done for two cycles and each cycle consists of two meetings. The subject of this research was the first grade students of SD N Puren of 2014/2015 which was consisted of thirty four students. The object of the research is the speaking skill and the study result of the students.
The result of the research shows that the use of video is able to increase the speaking skill and the study result of the students of SD N Puren of 2014/2015 by scientific approach. For the speaking skill, based on the first condition of spelling indicator 44,1%, cycle I 64,7% increase to 88,4% in cycle II. Spacing indicator start from 41,2% at first moves to 61,8% in cycle I and increases to 82,4% in cycle II. Tone indicator was 52,9% at the first change into 61,8% in the first cycle and gained to 85,3% in second cycle. From the diction indicator which starts from 29,4%, changes into 61,8% in the cycle I and more into 88,4% in the cycle II. From the gesture indicator which was in 44,1% at first, increase to 61,8% and 88,4 in the second cycle. 29,4% for eye contact indicator at first moves to 70,6%in the first cycle and 82,4% in the second cycle. From the expression indicator which is was 17,6 in the beginning, in the cycle I it gained into 64,7% and 82,4% in cycle II. The fluency indicator shows it was only 32,4 at the beginning, increase to 67,6% in the first cycle and moves up to 85,3% in the second cycle. While the
average of the students’ study result was only 64,9% at first but increase in the
first cycle become 76,47% and 81,18% in the second cycle. The percentage of the students which passed the KKM also increase from the first cycle to the second cycle in 17,7%.
PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA DAN HASIL BELAJAR BAHASA
INDONESIA SISWA KELAS 1 SD NEGERI PUREN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Odilla Ajeng Estiningtyas
111134037
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 1 SD N PUREN TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Odilla Ajeng Estiningtyas
111134037
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur kepada Tuhan Yesus, skripsi ini ku persembahkan
untuk:
Ibu Marciana Supriyanti yang sudah bahagia di surga dan selalu
memimpikan terselesaikannya skripsi ini.
Bapak Sb. Janget Tri Songko terhebat, yang selalu menjadi motivasi untuk
terselesainya skripsi ini.
Adik tercinta Patrisia Arum Puspaningtyas yang tidak lelah memberi
semangat.
Kakung Heri Sardiman dan Uti Magdalena Rusilah atas semua doanya.
Semua penyemangat yang tak kenal lelah Mas Beni tersayang, Hani, Tian,
Tiva, Ika, Mia, Rara, Tyas, Mario, Hera, Danang.
Semua yang membantu saya dalam berproses di perkuliahan
MOTTO
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan
daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 4 Agustus 2015
Yang Menyatakan,
Odilla Ajeng Estiningtyas
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Odilla Ajeng Estiningtyas
Nomor Mahasiswa : 111134037
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah ini yang berjudul:
PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM PENINGKATAN KETRAMPILAN BERBICARA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 1 SD N PUREN TAHUN PELAJARAN 2014/2015
beserta perangkat yang digunakan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan, dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu izin dari saya maupun
memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 4 Agustus 2015
Yang Menyatakan,
ABSTRAK
PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM PENINGKATAN KETRAMPILAN BERBICARA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 1 SD N PUREN TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Oleh:
Odilla Ajeng Estiningtyas 111134037
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya keterampilan berbicara siswa karena minimnya media pembelajaran dalam kelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penerapan penggunaan video untuk meningkatkan keterampilan berbicara dan hasil belajar, (2) peningkatan keterampilan berbicara, dan (3) peningkatan hasil belajar siswa kels 1 SD N Puren tahun pelajaran 2014/2015.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang berlangsung selama 2 siklus dan tiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Subjeknya adalah siswa kelas 1 SD N Puren tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswanya 34. Objek penelitian ini adalah keterampilan berbicara dan hasil belajar siswa. Instrumen penelitian ini menggunakan observasi dan tes. Analisis data penelitian ini menggunakan
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan video dapat meningkatkan keterampilan berbicara dan hasil belajar siswa kelas 1 SD N Puren tahun pelajaran 2014/2015. Skor keterampilan berbicara, dari kondisi awal indikator pengucapan 44,1%, siklus I 64,7%, siklus II menjadi 88,4%. Indikator jeda dari 41,2%, siklus I 61,8%, siklus II menjadi 82,4%. Indikator nada dari 52,9%, siklus I 61,8%, siklus II menjadi 85,3%. Indikator pilihan kata dari 29,4%, siklus I 61,8%, dan siklus II menjadi 85,3%. Indikator pembawaan dari kondisi awal 44,1%, siklus I 61,8%, dan siklus II menjadi 88,4%. Indikator pandangan mata dari kondisi awal 29,4%, siklus I 70,6%, siklus II menjadi 82,4%. Indikator mimik dari 17,6%, siklus I 64,7%, dan siklus II menjadi 82,4%. Indikator kelancaran dari 32,4%, siklus I 67,6%, dan siklus II menjadi 85,3%. Sementara hasil belajar siswa nilai rata-ratanya meningkat dari kondisi awal sebesar 64,9, naik di siklus I menjadi 76,47, dan di siklus II meningkat menjadi 81,18. Persentase siswa yang mencapai KKM juga meningkat dari siklus I ke siklus II sebesar 17,7%.
ABSTRACT
USING OF VIDEO AS A MEDIA IN INCREASING
THE SPEAKING SKILL AND THE STUDY RESULT OF STUDENTS IN FIRST GRADE OF SD N PUREN OF 2014/2015
By:
Odilla Ajeng Estiningtyas 111134037
The background of the research is based on the low of speaking skill of the students because of the limitation of the learning media in class. The objective of the research is: 1. Applying of the video using to increase speaking skill and study result, 2. The increasing of speaking skill, and 3. The increasing of study result of the first grade students of SD N Puren of 2014/2015.
The research is the class action research which was done for two cycles and each cycle consists of two meetings. The subject of this research was the first grade students of SD N Puren of 2014/2015 which was consisted of thirty four students. The object of the research is the speaking skill and the study result of the students.
The result of the research shows that the use of video is able to increase the speaking skill and the study result of the students of SD N Puren of 2014/2015 by scientific approach. For the speaking skill, based on the first condition of spelling indicator 44,1%, cycle I 64,7% increase to 88,4% in cycle II. Spacing indicator start from 41,2% at first moves to 61,8% in cycle I and increases to 82,4% in cycle II. Tone indicator was 52,9% at the first change into 61,8% in the first cycle and gained to 85,3% in second cycle. From the diction indicator which starts from 29,4%, changes into 61,8% in the cycle I and more into 88,4% in the cycle II. From the gesture indicator which was in 44,1% at first, increase to 61,8% and 88,4 in the second cycle. 29,4% for eye contact indicator at first moves to 70,6%in the first cycle and 82,4% in the second cycle. From the expression indicator which is was 17,6 in the beginning, in the cycle I it gained into 64,7% and 82,4% in cycle II. The fluency indicator shows it was only 32,4 at the beginning, increase to 67,6% in the first cycle and moves up to 85,3% in the second cycle. While the
average of the students’ study result was only 64,9% at first but increase in the
first cycle become 76,47% and 81,18% in the second cycle. The percentage of the students which passed the KKM also increase from the first cycle to the second cycle in 17,7%.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis ucapkan karena berkat
kasih dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
Penggunaan Media Video Dalam Peningkatan Keterampilan Berbicara Dan Hasil
Belajar Siswa Kelas 1 SD N Puren Tahun Pelajaran 2014/2015 yang diajukan
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
Peneliti menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari
semua dukungan, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu peneliti
ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma.
2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. dan Christiyanti
Aprinastuti, S.Si., M.Pd. sebagai Ketua dan Wakil Ketua Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
3. Drs. Y.B. Adimassana, M.A. sebagai dosen pembimbing I yang telah
memberi dukungan dan bimbingan dari awal hingga akhir skripsi ini.
4. Maria Melani Ika S., S.Pd., M.Pd sebagai dosen pembimbing II yang
dengan sabar dan teliti membimbing skripsi ini dari awal sampai akhir.
5. Seluruh dosen dan staf karyawan Universitas Sanata Dharma.
6. Bapak Suyadi, S.Pd., seluruh staf guru, dan karyawan SD N Puren
yang memperbolehkan dan membimbing selama penelitian.
7. Ibu Marciana Supriyanti yang sudah bahagia di surga yang selalu
memberikan motivasi untuk penyelesaian skripsi ini, bahkan di akhir
hidupnya.
8. Bapak Sbastianus Janget Tri Songko yang tidak pernah lelah berdoa
dan berusaha yang terbaik untuk anak-anaknya.
9. Kakung Heri Sardiman dan Uti Magdalena Rusilah yang selalu
10.Adik tersayang Patrisia Arum Puspaningtyas yang selalu memberi
suntikan semangat agar skripsi ini cepat selesai.
11.Yang terkasih Mas Beni, Hani, Tian, Mia, Tiva, Ika, Rara, Gembul,
Mario, Danang yang selalu ada saat dibutuhkan.
12.Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang mendukung
terselesaikannya skripsi ini.
Selain ucapan terima kasih yang tak terhingga, penulis juga menyadari
bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang. Semoga
skripsi ini dapat memberi manfaat bagi semua yang membacanya.
Yogyakarta, 4 Agustus 2015
Yang Menyatakan,
Odilla Ajeng Estiningtyas
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Batasan Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
F. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II LANDASAN TEORI ... 8
A. Kajian Pustaka ... 8
B. Penelitian yang Relevan ... 26
C. Kerangka berpikir ... 29
D. Hipotesis Tindakan ... 31
BAB III METODE PENELITIAN ... 33
A. Jenis Penelitian ... 33
B. Setting Penelitian ... 35
C. Rencana Tindakan ... 36
D. Teknik Pengumpulan Data ... 46
E. Instrumen Pengumpulan Data ... 47
F. Validitas dan Reliabilitas ... 53
G. Teknik Analisis Data ... 65
H. Indikator Keberhasilan ... 70
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 73
A. Hasil Penelitian ... 73
B. Pembahasan ... 94
BAB V PENUTUP ... 100
A. Kesimpulan ... 100
B. Keterbatasan Penelitian ... 101
C. Saran ... 101
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kondisi Awal Keterampilan Berbicara Siswa ... 2
Tabel 3.1 Kisi-kisi Rubrik Keterampilan Berbicara ... 47
Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I ... 50
Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II ... 52
Tabel 3.4 Hasil Validasi Isi Silabus ... 55
Tabel 3.5 Hasil Validasi Isi RPP ... 56
Tabel 3.6 Hasil Validasi Isi Lembar Observasi Keterampilan Berbicara ... 57
Tabel 3.7 Hasil Validitas Soal Pilihan Ganda Siklus I ... 59
Tabel 3.8 Hasil Validitas Soal Uraian Siklus I ... 60
Tabel 3.9 Hasil Validitas Soal Pilihan Ganda Siklus II ... 61
Tabel 3.10 Hasil Validitas Soal Uraian Siklus II ... 62
Tabel 3.11 Interval Koefisien Korelasi Reliabilitas ... 63
Tabel 3.12 Hasil Reliabilitas Soal Pilihan Ganda Siklus I ... 63
Tabel 3.13 Hasil Reliabilitas Soal Uraian Siklus I ... 64
Tabel 3.14 Hasil Reliabilitas Soal Pilihan Ganda Siklus II ... 64
Tabel 3.15 Hasil Reliabilitas Soal Uraian Siklus II ... 65
Tabel 3.17 Menghitung Nilai Keterampilan Berbicara Siswa
Faktor Non-Kebahasaan ... 68
Tabel 3.18 Indikator Keberhasilan Keterampilan Berbicara... 70
Tabel 3.19 Indikator Hasil Belajar ... 71
Tabel 4.1 Hasil Observasi Keterampilan Berbicara Faktor Kebahasaan ... 74
Tabel 4.2 Kondisi Awal Hasil Belajar Siswa Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 75
Tabel 4.3 Kondisi Awal Hasil Belajar Siswa Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 76
Tabel 4.4 Hasil Penilaian Keterampilan Berbicara Siklus I ... 79
Tabel 4.5 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 82
Tabel 4.6 Keterangan Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 83
Tabel 4.7 Hasil Penilaian Keterampilan Berbicara Siklus II ... 88
Tabel 4.8 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 90
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Literatur Penelitian Terdahulu ... 28
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir... 31
Gambar 3.1 Siklus Model Kemmis & Mc Taggart ... 34
Gambar 4.1 Diagram Persentase Keterampilan Berbicara Siklus I ... 81
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus ... 106
Lampiran 2 RPP ... 127
Lampiran 3 Nilai Kondisi Awal Keterampilan Berbicara Siswa ... 176
Lampiran 4 Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Siklus I ... 180
Lampiran 5 Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Siklus II ... 184
Lampiran 6 Nilai Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 188
Lampiran 7 Nilai Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 189
Lampiran 8 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 190
Lampiran 9 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 192
Lampiran 10 Hasil Validasi Soal Siklus I ... 194
Lampiran 11 Hasil SPSS ... 196
Lampiran 12 Soal dan Kunci Jawaban Evaluasi Siklus I ... 200
Lampiran 13 Soal dan Kunci Jawaban Evaluasi Siklus II ... 204
Lampiran 14 Tabulasi Soal Siklus I ... 209
Lampiran 15 Tabulasi Soal Siklus II ... 211
Lampiran 16 Hasil Pekerjaan Siswa Siklus I ... 213
Lampiran 17 Hasil Pekerjaan Siswa Siklus II ... 217
Lampiran 19 Dokumentasi Kegiatan ... 232
Lampiran 20 Surat Ijin Melakukan Penelitian ... 234
Lampiran 21 Surat Pernyataan Telah Melakukan Penelitian ... 236
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berbicara adalah kebutuhan setiap orang. Dengan berbicara setiap individu
lebih bisa berkomunikasi dengan sesamanya. Berbicara merupakan salah satu
komponen dari berbahasa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bicara berarti
berkata; bercakap; berbahasa. Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi
artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta
menyampaikan pikiran, gagasan, dan perluasan (Tarigan. 1985:5). Seorang linguis
berpendapat bahwa “speaking is language” (Tarigan, 1985:3). Berbicara adalah
sebuah bahasa yang sudah berkembang dari kehidupan manusia sejak anak-anak.
Dalam berbicara, hal lain yang tidak kalah penting dan berhubungan erat dengan
berbicara adalah menyimak. Berbicara dan menyimak sangat erat hubungannya
dan tidak bisa dipisahkan. Kedua aspek tersebut dapat kita pelajari lebih lanjut
dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
Pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang ada
di dunia pendidikan Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia sudah ada dan
dikembangkan dari SD sampai dengan SMA. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa
Indonesia ini dinyatakan secara eksplisit dalam kurikulum 1975. Selanjutnya
dalam kurikulum 1984 pengajaran Bahasa Indonesia dimantapkan lagi (Tarigan,
1985: 88). Pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi penting diajarkan terutama
sejak usia sekolah dasar karena salah satu fungsi bahasa itu sendiri sebagai alat
pikiran (Suwarna, 2012: 1). Dalam berbahasa, tidak jarang seseorang mengalami
kesalahan baik dalam berbahasa tulis (tertulis) dan lisan (langsung atau tidak
tertulis). Secara garis besar, kesalahan yang terjadi dalam berbahasa adalah
bagaimana cara menyampaikan dan apa yang akan disampaikan. Hal ini sering
terjadi di dunia pendidikan, khususnya di sekolah dasar.
Dalam observasi pengajaran di kelas yang dilakukan peneliti di SD N Puren
pada 17 Maret 2015, didapatkan hasil bahwa penggunaan bahasa Indonesia
khususnya dalam hal berbicara masih kurang maksimal. Berikut merupakan hasil
observasi keterampilan berbicara yang dilakukan peneliti:
Tabel 1.1 Kondisi awal keterampilan berbicara siswa
Keterangan
Indikator
Rata-rata Faktor Kebahasaan Faktor Non-kebahasaan
Pengu-capan Jeda Nada
Pilihan kata Pemba-waan Pandang-an mata Ekspre si kelan caran
Jumlah Skor 58,5 56 56.5 51 56 55 53 57,5 55,44
Rata-rata
skor 1,72 1,65 1,66 1,5 1,6 1,6 1,6 1,7 1,63
Jumlah siswa terampil berbicara
15 14 18 10 15 10 6 11 13
Jumlah siswa tidak terampil berbicara
19 20 16 24 19 24 28 23 22
Persentase siswa terampil berbicara
44,1% 41,2
% 52,9% 29,4% 44,1% 29,4% 17,6% 32,4 % 36,39 % Persentase siswa tidak terampil berbicara
55,9% 58,8
% 47,1% 70,6% 55,9% 70,6% 82,4% 67,6
%
63,61 %
Dari hasil wawancara dengan guru kelas, nilai yang didapat siswa kelas 1
hasil observasi pada tabel di atas memperlihatkan bahwa nilai siswa yang terampil
berbicara belum mencapai 50% atau minimal 17 dari 34 siswa. Penyampaian
materi oleh guru dan proses interaksi di kelas kebanyakan menggunakan bahasa
daerah (bahasa jawa). Bahkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, guru masih
cenderung lebih banyak menggunakan bahasa daerah daripada bahasa indonesia
seperti yang seharusnya digunakan. Kebiasaan sehari-hari siswa yang
menggunakan bahasa daerah menjadi salah satu persoalan yang dihadapi di kelas
ini. Persoalan lain yang menjadi penyebab kurangnya penggunaan bahasa
Indonesia yang benar adalah penggunaan media pembelajaran yang belum
maksimal. Terlebih dalam kurikulum 2013 ini, penggunaan media pembelajaran
menjadi salah satu unsur penting untuk menunjang pemahaman siswa.
Dalam penelitian ini, faktor penunjang keterampilan berbicara siswa adalah
dengan menggunakan media pembelajaran. Media pembelajaran yang menarik
dapat merangsang siswa untuk memahami materi pembelajaran. Dari berbagai
media yang yang ada, penggunaan media video dalam pembelajaran bahasa dirasa
paling cocok. Dengan pengamatan yang dilakukan siswa dari media video, siswa
bisa setidaknya mencontoh penerapan penggunaan bahasa yang baik dalam
pelajaran bahasa Indonesia.
Terdapat beberapa penelitian yang menunjang peneliti untuk melakukan
penelitian ini. Yang pertama penelitian dari Setiawardani (2013) yang berhasil
meningkatkan keterampilan berbicara Bahasa Indonesia dengan menggunakan
media video. Selain itu ada juga penelitian dari Nurcahyo (2013) yang
yang terakhir penelitian dari Saloko (2013) yang berhasil mengembangkan media
video menjadi media pembelajaran yang layak digunakan pada pelajaran
matematika di sekolah dasar.
Berdasarkan latar belakang dan beberapa penelitian terdahulu yang
mendukung, maka peneliti ingin melakukan penelitian tindakan kelas dengan
judul Penggunaan Media Video Untuk Meningkatkan Ketrampilan Berbicara Dan
Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas 1 Sd Negeri Puren.
B. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih efektif dan efisien, maka diperlukan adanya
beberapa batasan masalah yang digunakan. Fokus masalah tersebut antara lain:
1. Variabel dalam penelitian ini adalah keterampilan berbicara dan hasil
belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.
2. Hasil belajar siswa yang dilihat dalam penelitian ini, juga dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia, dibatasi pada penilaian aspek kognitif siswa
(soal evaluasi), aspek afektif digunakan untuk penilaian sikap. Sedangkan
aspek psikomotor dilihat dari penilaian keterampilan berbicara siswa.
Keterampilan berbicara yang dinilai dalam penelitian ini adalah
keterampilan memberitahukan (to inform), yang diinformasikan berupa
materi yang sudah disampaikan guru.
4. Materi dalam penelitian ini adalah pembelajaran tema 3 Kegiatanku
Subtema 1 Kegiatan Pagi Hari untuk siswa kelas 1 SD Negeri Puren
tahun pelajaran 2014/2015.
C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, penelitian ini dapat dirumuskan dalam beberapa
rumusan masalah. Rumusan masalah tersebut antara yaitu:
1. Bagaimana upaya peningkatan keterampilan berbicara dan hasil belajar
Bahasa Indonesia siswa kelas 1 SD Negeri Puren tahun pelajaran
2014/2015 dengan menggunakan media video?
2. Apakah penggunaan media video dapat meningkatkan keterampilan
berbicara siswa kelas 1 SD N Puren tahun pelajaran 2014/2015?
3. Apakah penggunaan media video dapat meningkatkan hasil belajar
Bahasa Indonesia siswa kelas 1 SD N Puren tahun pelajaran 2014/2015?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan upaya peningkatan keterampilan berbicara dan
hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas 1 SD Negeri Puren tahun
pelajaran 2014/2015 dengan menggunakan media video.
2. Untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas 1 SD N Puren
3. Untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas 1 SD N
Puren tahun pelajaran 2014/2015 melalui penggunaan media video.
E. Batasan Pengertian
Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penelitian ini, maka definisi yang
digunakan adalah sebagai berikut :
1. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku secara keseluruhan baik yang
menyangkut segi kognitif, terkhusus pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
2. Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran yang diberikan bagi
siswa di sekolah dasar yang meliputi keterampilan berbicara, mendengar,
menulis, dan membaca. Pada penelitian ini difokuskan pada keterampilan
berbicara siswa.
3. Keterampilan berbicara adalah kemampuan seseorang untuk
menyampaikan suatu gagasan atau ide melalui pengucapan kata-kata.
Indikator penilaian keterampilan berbicara yang mencakup faktor
kebahasaan yaitu pengucapan, jeda, nada, dan pilihan kata. Sedangkan
indikator yang mencakup faktor non-kebahasaan yaitu pembawaan,
pandangan mata, ekspresi, dan kelancaran.
4. Media video adalah salah satu media pembelajaran berupa tayangan video
yang dimaksudkan untuk membantu keterampilan berbicara siswa dalam
F. Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat penelitian ini dibagi menjadi manfaat praktis dan teoritis sebagai
berikut:
1. Praktis
a. Bagi siswa
Memberikan sebuah pengalaman baru bagi siswa untuk memahami
materi pembelajaran bahasa Indonesia dengan media video
b. Bagi guru
Menambah wawasan dan masukan tentang penggunaan media
pembelajaran dalam pelajaran Bahasa Indonesia.
c. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan pengalaman baru tentang penggunaan
berbagai media yang dapat meningkatkan keterampilan berbicara dan
hasil belajar siswa.
2. Teoritis
a. Bagi peneliti selanjutnya
Menambah pengetahuan tentang media pembelajaran yang menarik
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
Landasan teori dalam penelitian ini akan menjelaskan beberapa hal, yaitu
keterampilan berbicara, hasil belajar, media video, dan Pembelajaran Tema 3
Kegiatanku Subtema 1 : Kegiatan Pagi Hari.
1. Keterampilan Berbicara
Tarigan (1985: 18) mengungkapkan bahwa berbicara adalah kemampuan
mengucapkan bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan,
menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perluasan. Tujuan
utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi. Berbicara merupakan salah
satu alat komunikasi yang digunakan pembicara agar maksud dan gagasannya
didengar oleh penyimak atau pendengar. Ada tiga (3) maksud umum dari
berbicara itu sendiri. Maksud umum yang pertama untuk memberitahukan,
melaporkan (to inform), selanjutnya untuk menjamu atau menghibur (to
entertain), dan untuk membujuk, mengajak, mendesak, meyakinkan (to
persuade).
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam berbicara (Tarigan
1985 : 20), antara lain :
a. Membutuhkan paling sedikit dua orang. Hal ini dimaksudkan agar salah
satu individu menjadi pembicara dan yang lain menjadi penyimak atau
pendengar. Tetapi berbicara bisa saja dilakukan oleh satu orang saja.
tersandung batu atau seseorang yang sedang menghapalkan materi
pelajaran.
b. Mempergunakan sandi linguistik yang dipahami bersama. Sandi
linguistik adalahbeberapa tanda atau pengenal yang digunakan untuk
menyampaikan maksud dari berbahasa itu sendiri. Sandi linguistik
digunakan agar dua belah pihak (pembicara dan pendengar) dapat saling
memahami apa yang sedang mereka bicarakan. Bahkan bila mereka
menggunakan dua bahasa yang berbeda saling mengerti, pembicaraan
mereka tetap dapat dilakukan.
c. Menerima atau mengakui suatu daerah referensi umum.Daerah referensi
yang umum mungkin selalu tidak mudah dikenal/ditentukan, namun,
pembicaraan menerima kecenderungan untuk menemukan satu
diantaranya.
d. Merupakan suatu pertukaran antara partisipan. Pembicaraan yang
dilakukan antara pembicara dan pendengar atau penyimak akan saling
bertukar informasi dan bisa juga saling bertukar pendengan menjadi
pembicara dan sebaliknya.
e. Menghubungkan setiap pembicara dengan yang lainnya dan kepada
lingkungannya dengan segera.Sebuah pembicaraan akan terjadi dengan
baik jika antara pembicara dan pendengar terjadi hubungan timbal balik
tentang respon dari pembicaraan tersebut.
g. Hanya melibatkan perlengkapan yang berhubungan dengan suara/bunyi
bahasa dan pendengaran.
h. Secara tidak pandang bulu menghadapi serta memperlakukan apa yang
nyata dan apa yang diterima. Suatu pembicaraan mencakup bukan hanya
apa yang secara nyata dibicarakan (misalnya tentang keadaan
lingkungan sebenarnya) tetapi juga tentang yang lebih luas seperti
gagasan yang muncul dari pembicaraan tersebut.
Secara garis besar berbicara dibagi dalam dua (2) bagian yaitu 1)
berbicara di muka umum (public speaking) dan 2) berbicara pada konferensi
(conference speaking). Dalam penelitian ini yang digunakan adalah bagian
berbicara di muka umum atau public speaking, dan jenisnya adalah berbicara
untuk melaporkan. Berbicara untuk melaporkan bertujuan untuk memberikan
informasi dari pembicara kepada pendengarnya. Beberapa tujuan dalam
berbicara di muka umum, antara lain:
a. Memberi atau menanamkan pengetahuan
b. Menetapkan atau menentukan hubungan-hubungan antara
benda-benda
c. Menerangkan atau menjelaskan suatu proses
d. Mengintepretasikan atau menafsir sesuatu persetujuan ataupun
menguraikan sesuatu tulisan
Tujuan yang akan dicapai tersebut akan terwujud dengan adanya
penyusunan rencana. Dalam menyusun rencana tersebut, diperlukan beberapa
a Memilih pokok pembicaraan yang menarik hati kita. Hal ini
dibutuhkan karena jika seorang pembicara memilih pokok
pembicaraan yang sesuai dengan pilihan hatinya, sudah bisa dipastikan
jika apa yang akan disampaikannya dapat menarik para pendengar.
b Membatasi pokok pembicaraan. Pokok pembicaraan yang akan
disampaikan tidak mungkin bisa sampai ke hal-hal yang terperinci.
Jika hal ini dilakukan sudah pasti akan membutuhkan waktu lama.
Pembicaraan yang menghabiskan waktu lama bisa membuat pendengar
menjadi bosan dan tidak tertarik pada topik yang disampaikan. Untuk
itu pembicara perlu membatasi hal-hal penting apa saja yang harus
disampaikan kepada pendengar hingga pokok pembicaraan tersalurkan
dan tidak membuat pendengar menjadi bosan.
c Mengumpulkan bahan-bahan. Hal selanjutnya yang diperlukan dalam
menyusun rencana berbicara di depan umum adalah menyiapkan bahan
tentang topik apa saja yang akan dibicarakan. Hal ini bisa didapat dari
buku, internet, pengalaman pribadi, atau bahkan ada seseorang yang
ahli dan mau dimintai keterangan tentang topik yang akan dibicarakan.
d Menyusun bahan. Setelah semua bahan pembicaraan dikumpulkan,
pembicara harus menyusun bahan tersebut ke dalam tiga bagian yaitu
pendahuluan, isi, dan kesimpulan.
Arsjad (1988: 17) mengemukakan bahwa terdapat beberapa faktor yang
faktor nonkebahasaan. Dua faktor tersebut akan diuraikan dalam penjelasan
sebagai berikut:
a. Faktor Kebahasaan
Dalam faktor kebahasaan terdapat beberapa aspek yang bisa
diperhatikan untuk menunjang keterampilan berbicara yaitu
1) Pengucapan kata (lafal)
Pengucapan kata menjadi hal yang penting dalam keterampilan
berbicara. Pengucapan kata yang jelas dan benar akan
menyampaikan maksud atau isi yang benar pula kepada pendengar.
Jika seseorang berbicara tanpa lafal yang jelas, makna dari
perkataan itu mungkin tidak tersampaikan atau dapat bermakna
lain dan tidak sesuai dengan maksud awal pembicaraan.
2) Penempatan penggalan dan jeda
Kedua hal ini juga menjadi aspek yang harus diperhatikan dalam
berbicara. Pendengan akan lebih mudah mengerti maksud dari
suatu perkataan jika penempatan penggalan kata dan kalimatnya
tepat. Penggalan kalimat yang salah akan menimbulkan makna
yang berbeda dari kalimat itu sendiri atau bahkan menghilangkan
makna yang awalnya akan diberikan. Selain itu, pendengar juga
akan lebih mudah memahami suatu pembicaraan jika
pengucapannya menggunakan jeda yang tidak sesuai; tidak terlalu
3) Nada atau irama
Penggunaan nada pada sebuah pembicaraan juga mempengaruhi
daya paham pendengar. Pendengar akan lebih mudah mengerti
maksud dari suatu pembicaraan seseorang (sedih, gembira,
pernyataan, pertanyaan, dll.) apabila ada nada dalam kalimatnya.
Jika pembicaraan cenderung datar dalam menyampaikan
meksudnya, pendengar akan susah mennagkap maksud dari
pembicaraan atau bahkan diacuhkan.
4) Pilihan kata (diksi)
Pilihan kata yang tepat juga akan membuat sebuah pembicaraan
semakin komunikatif. Pilihan kata dikatakan tepat apabila seorang
pembicara dapat memilik kata-kata apa yang pantas digunakan
kepada pendengar. Hal ini menjadi sangat penting karena
pendengar akan merasa nyaman berbicara apabila pilihan kata yang
mereka dengan sesuai dengan apa yang bisa mereka pahami.
5) Ketepatan sasaran/topik
Sebuah pembicaraan yang baik adalah pembicaraan yang dapat
menyampaikan maksud dari topik secara keseluruhan. Hal ini
dapat dilihat dari penggunaan kalimat pembicara. Kalimat yang
tepat akan mempermudah pendengar menerima maksud dari topik
b. Faktor Non kebahasaan
Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam faktor
nonkebahasaan untuk menunjang keterampilan berbicara seseorang yaitu:
1) Sikap/Pembawaan
Sikap menjadi hal yang penting dalam penyajian seseorang saat
berbicara. Pendengar akan mudah mengerti isi pembicaraan
seseorang saat seorang pembicara tenang dalam berbicara. Karena
sikap yang tenang akan mudah meyakinkan pendengar bahwa
pembicara menguasai materi yang ia sampaikan.
2) Pandangan Mata
Diperlukan pandangan mata saat seseorang berbicara. Hal ini
dibutuhkan supaya terlihat adanya komunikasi yang aktif antara
pembicara dan pendengar. Pembicara yang baik akan mengarahkan
pandangan matanya keseluruh pendengar, membuat pendengar
merasa dihargai dan benar-benar diajak berbicara.
3) Mimik/Ekspresi
Ekspresi yang tepat akan membuat pembicaraan menjadi efektif.
Ekspresi pembicara yang tepat juga akan membantu penyampaian
topik kepada pendengar. Pendengar akan lebih mudah menangkap
topik dari pembicara apabila penggunaan ekspresi tidak berlebihan.
4) Kelancaran
Kelancaran menjadi menjadi hal yang penting juga dalam penilaian
maksud dari pembicaraan seseorang jika pembicara lancar dan
tidak terbata-bata saat berbicara. Seringkali pembicara masih
belum lancar dalam berbicara dikarenakan penguasaan materi yang
belum sepenuhnya.
5) Penguasaan materi
Penguasaan topik juga membuat suatu pembicaraan berjalan
komunikatif. Pendengar akan merasa yakin pada isi dari topik
adalah benar jika pembicara menguasai apa yang sedang ia
katakan. Jadi penguasaan topik sebenarnya menjadi faktor utama
dalam suatu pembicaraan.
Berdasarkan penjelasan yang memperjelas keterampilan
berbicara yang dikemukakan oleh Arsjad, maka dalam penelitian ini
indikator keterampilan berbicara dibatasi sebagai berikut:
a. Faktor kebahasaan meliputi indikator pengucapan, jeda, nada, dan
pilihan kata.
b. Faktor non-kebahasaan meliputi indikator pembawaan, pandangan
mata, ekspresi, dan kelancaran.
Dalam penelitian ini indikator ketepatan sasaran yang termasuk dalam
faktor kebahasaan dan indikator penguasaan materi yang termasuk dalam faktor
non-kebahasaan tidak diikutkan. Hal ini dikarenakan materi dan topik yang
diberikan kepada siswa sudah ditentukan oleh guru (peneliti) sehingga siswa tidak
Penilaian indikator ketepatan sasaran dan penguasaan materi terpenuhi dengan
nilai hasil belajar mereka yang baik (di atas KKM).
2. Belajar
a. Pengertian Belajar
Banyak pendapat yang mengemukakan tentang pengertian belajar.
Dalam penelitian ini ada beberapa pendapat yang digunakan untuk
menyamakan persepsi tentang belajar. Pendapat tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Slameto (2010: 2) mengatakan, belajar adalah suatu proses yang
dilakukan sesorang untuk mendapatkan suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari apa yang
dia alami sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Dalam
pengertian ini, Slameto menekankan pada pengalaman
pembelajar dengan lingkungannya. Melalui apa yang dialami
dengan lingkungannya, pembelajar akan mendapatkan
pengalaman-pengalaman belajar.
2. Hamalik (2007: 12) mengemukakan bahwa belajar merupakan
serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu yang
mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikologis. Seseorang
sudah memperoleh perubahan dalam dirinya dan memiliki
pengalaman baru.
Dari dua pengertian belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah suatu proses yang diperoleh individu berdasarkan pengalaman
aktifnya selama berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya. Di
akhir proses belajar, pembelajar akan mendapatkan perubahan dalam
aspek kognitif, afektif, dan psikologisnya.
b. Hasil Belajar
Dengan berakhirnya proses belajar, maka individu akan
mendapatkan hasil dari belajarnya tersebut. Winkel (Purwanto, 2009:
51) mengungkapkan bahwa hasil belajar mencakup aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor. Dalam domain kognitif mencakup
Comprehension (pemahaman), Synthesis (mengorganisasikan,
merencanakan, membentuk bangunan baru), evaluation (penilaian).
Domain afektif mencakup receiving (sikap menerima), responding
(merespon), valuing (nilai), organization (organisasi), dan
characteristic (karakteristik). Sedangkan domain psikomotorik
mencakup ketrampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial,
dan intelektual.
Selain itu Gagne (Purwanto, 2009: 53) juga mengungkapkan
bahwa hasil belajar menurut pendapatnya. Menurutnya hasil belajar
kognitif, (4) keterampilan kognitif, dan (5) sikap yang dikuasai siswa
setelah menerima pelajaran.
Berdasarkan pada dua pengertian tersebut maka hasil belajar
merupakan perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti
proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan.
Hasil belajar bertujuan untuk melihat kemajuan siswa dalam
hal penguasan materi yang telah dipelajari. Dalam penelitian ini hasil
belajar difokuskan pada aspek kognitif siswa. Aspek afektif dinilai
dalam faktor non-kebahasaan dalam keterampilan berbicara. Dan
aspek psikomotor meliputi faktor kebahasaan siswa. Indikator hasil
belajar yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah penguasaan
siswa dalam memahami materi yang diberikan guru (peneliti). Hal
ini dapat dilihat dari pencapaian nilai rata-rata soal evaluasi seluruh
siswa, dan besarnya Persentase siswa yang nilainya mencapai KKM.
3. Video
a. Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin Medius yang secara harafiah
berarti tengah, perantara, atau penyalur. Heinich(Kosasih, 2007: 53)
mengungkapkan bahwa media adalah saluran komunikasi. Dalam
konteks ini, media yang dimaksud adalah alat-alat grafis, fotografis,
atau elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyusun
Dari berbagai pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, membangkitkan
semangat, perhatian. Selain itu media secara mendasar tidak hanya
mengembangkan potensi siswa, tetapi juga mengembangkan
kepribadian siswa yang bersangkutan.
b. Media Video
Media video adalah salah satu jenis dari media pembelajaran
yang berupa penggabungan antara suara dan gambar. Menurut
Ibrahim (Mahadewi, 2012: 3) mengungkapkan video sebagai
pembelajaran sebagai penayangan ide pada layar televisi. Sementara
pengertian video menurut Ibrahim adalah perangkat lunak dan
perangkat keras yang digunakan sebagai media penayangan ulang
dari suatu rekaman. Unsur dalam video adalah adanya pesan yang
disampaikan yang berupa fakta maupun fiktif yang bersifat
informatif, edukatif, ataupun instruksional (Sadiman, 2005: 74).
Berdasarkan beberapa teori di atas, dapat diartikan video
sebagai media pembelajaran adalah jenis media audio visual yang
dapat menampilkan sebuah materi fakta ataupun fiktif yang bersifat
informatif, edukatif, ataupun instruksional.
Dari pemakaian video sebagai media pembelajaran, ada
kelemahan dan kelebihan video sebagai media pembelajaran
1) Pembuatan atau pemilihan video harus kreatif dan menarik,
sesuai dengan penontonnya.
2) Perhatian siswa susah dikuasai. Jika video itu menarik, siswa
cenderung asik dengan cerita dan susah dikondisikan. Sedangkan
jika video yang ditampilkan kurang menarik, siswa susah untuk
dirangsang aktif.
3) Penggunaan media ini cenderung kompleks karena harus disertai
beberapa perangkat elektronik lainnya.
Kelemahan penggunaan video
1) Mengatasi jarak dan waktu
2) Menggambarkan waktu yang cukup lama menjadi lebih singkat
3) Mengembangkan pemikiran siswa
4) Dapat diulang-ulang sesuai keperluan
5) Pesan mudah diingat
4. Pembelajaran Tema 3 Subtema 1 di SD
Pembelajaran Tema 3 Kegiatanku Subtema 1 : Kegiatan Pagi
Hari, digunakan untuk kelas 1 SD dengan menggunakan Kurikulum
2013. Di dalam kurikulum 2013 diterapkan juga pendekatan saintifik.
a. Kurikulum 2013
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional mengungkapkan bahwa kurikulum adalah
pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Dari pengertian tersebut terdapat dua dimensi
yang terdapat di kurikulum, yang pertama adalah rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran. Sedangkan
yang kedua adalah cara yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran. Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun
pelajaran 2013/2014 diterapkan dengan memenuhi kedua dimensi
tersebut.
Kurikulum 2013 diterapkan berdasarkan beberapa faktor.
Pertama, faktor internal, terkait dengan kondisi pendidikan yang ada,
kurikulum 2013 diharapkan dapat terlaksana dengan mengacu pada
delapan Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi,
standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Mengacu dari delapan standar tersebut, kurikulum 2013 diterapkan
untuk mengupayakan agar sumber daya manusia usia produktif yang
melimpah dapat ditransformasikan menjadi sumber daya manusia
yang kompeten dan terampil.
Faktor lain yang mendasari penerapan kurikulum 2013 adalah
faktor eksternal yang mencakup kehidupan masa sekarang. Arus
informasi, kebangkitan industri kreatif, dan kebangkitan pendidikan
di tingkat internasional sekarang ini. Adanya kurikulum 2013
diharapkan dapat mengembangkan seluruh potensi peserta didik
menjadikan manusia yang berkualitas yang tercantum pada tujuan
pendidikan nasional.
Dalam penerapannya, kurikulum 2013 mengembangakan proses
pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung.
Proses pembelajaran langsung adalah kegiatan pendidikan yang
dilaksanakan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan
berpikir, pengetahuan, dan keterampilan psikomotor mereka. Proses
pembelajaran langsung disusun dan dirancang dalam silabus dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran melalui kegiatan-kegiatan
pembelajaran.Sementara proses pembelajaran tidak langsung adalah
proses pendidikan yang terjadi selama proses pembelajaran langsung
tetapi tidak dirandang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak
langsung berkaitan dengan penilaian sikap peserta didik.
Pembelajaran dalam kurikulum 2013 menggunakan
pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan pendekatan
saintifik. Pembelajaran tematik terpadu adalah suatu penyajian
pembelajaran dengan menyatukan beberapa mata pelajaran dengan
b. Pendekatan Saintifik
Sumantoro (Putra, 2013: 40) mengungkapkan bahwa
pendekatan saintifik adalah langkah-langkah yang tersusun secara
sistematik untuk memperoleh satu kesimpulan ilmiah. Selain itu
Kemendikbud (2013) menyatakan bahwa pendekatan saintifik adalah
suatu pembelajaran yang mendorong dan memacu anak untuk
melakukan keterampilan ilmiah. Keterampilan ilmiah yang dimaksud
adalah proses belajar siswa yang meliputi mengamati, menanya,
mencoba, menalar, dan mengomunikasikan (Daryanto, 2014:59).
1) Mengamati
Dalam kegiatan mengamati, siswa lebih diutamakan untuk
mencari makna dari materi yang disajikan. Siswa dapat
memenuhi keingintahuan mereka dalam suatu materi dari
kegiatan mengamati. Kompetensi yang dikembangkan dari
kegiatan mengamati adalah melatih kesungguhan, ketelitian,
mencari informasi.
2) Menanya
Setelah kegiatan mengamati, siswa dirangsang untuk
mengemukakan rasa ingin tahu mereka dengan bertanya.
Pertanyaan yang diajukan siswa mewakili rasa ingin tahu siswa
dari materi yang bersangkutan. Kompetensi yang ingin
kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan siswa merumuskan hal
yang ingin mereka tahu dalam bentuk pertanyaan.
3) Mencoba
Pada tahap ini siswa dibimbing untuk mencoba suatu
kegiatan yang berkaitan dengan materi yang bersangkutan.
Misalnya siswa dibimbing untuk mengungkapkan isi dari video
dengan mencoba berbicara dengan percaya diri.
4) Menalar
Dalam kegiatan ini siswa dilatih untuk berpikir logis dan
sistematis atas fakta yang mereka dapat dari materi untuk bisa
menarik kesimpulan dari materi yang mereka dapat tersebut.
Kompetensi yang dikembangkan untuk tahap menalar adalah
mengembangkan kejujuran, teliti, disiplin, kerja keras,
kemampuan menyimpulkan pendapat.
5) Mengomunikasikan
Dalam tahap ini, siswa diberi kesempatan untuk
memberikan hasil dari proses pembelajarannya di depan kelas.
Dalam penelitian ini, mengomunikasikan dilakukan siswa dengan
menceritakan kembali cerita dari materi yang sudah mereka
terima. Kompetensi yang ingin dikembangkan dari tahap ini
adalah kejujuran, teliti, kemampuan berpikir sistematis, dan
Kegiatan pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik
memiliki tiga kegiatan pokok yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup (Daryanto, 2014:81). Dalam kegiatan
pendahuluan, diharapkan suasana pembelajaran tercipta dengan
efektif dan siswa dapat terpacu untuk melaksanakan pembelajaran.
Dalam kegiatan inti, yang merupakan kegiatan utama dalam
pembelajaran saintifik. Dalam kegiatan ini siswa diharapkan
memahami dan mendapatkan pengalaman belajar. Kegiatan inti
bertujuan untuk mengonstruksi konsep, hukum, atau prinsip siswa
yang dibantu oleh guru melalui langkah-langkah pembelajaran.
Kegiatan penutup di akhir proses pembelajaran dilakukan dengan
tujuan memvalidasi konsep yang dikuasai siswa dan memberi
pengayaan dari materi yang dikuasai siswa.
c. Pembelajaran tema 3 Kegiatanku Subtema 1:Kegiatan Pagi Hari
Pembelajaran tema 3 Kegiatanku Subtema 1: Kegiatan Pagi
Hari diajarkan pada minggu-minggu awal di kelas 1 dalam
Kurikulum 2013. Dalam pembelajaran ini, aktivitas siswa lebih
ditekankan daripada pemberian materi dari guru. Dengan demikian
keaktifan siswa tersebut dapat mempermudah penyerapan materi
bagi siswa.
Materi dalam penelitian ini dibagi menjadi empat pertemuan;
Pembelajaran subtema kegiatan pagi hari mencakup beberapa mata
pelajaran, tetapi dalam penelitian ini dikhususkan ke dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam pertemuan pertama siklus I,
materi yang diberikan berupa benda-benda serta kejadian yang yang
ada di pagi hari. Pertemuan kedua dengan materi kegiatan di pagi
hari, dari bangun tidur hingga berangkat sekolah. Dalam siklus II,
pertemuan pertama siswa diberi materi tentang sarpan pagi dan pada
pertemuan kedua siswa diberikan materi denah rumah mereka.
B. Penelitian yang Relevan
Pada bagian ini, peneliti melihat beberapa penelitian yang relevan dengan
penelitian yang akan dilakukan seperti:
1. Penelitian yang pertama dilakukan oleh Setiawardani (2013). Penelitian
yang berjudul Penggunaan Media Audio-Visual Video Pada
Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Meningkatkan Keterampilan
Berbicara ini, dilatarbelakangi aktivitas dan keterampilan berbicara
siswa yang rendah. Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh
Setiawardani ini dilakukan pada siswa kelas V SDN Barunagri,
Lembang. Hasil dari penelitian ini adalah adanya peningkatan hasil tes
keterampilan berbicara yang didapat pada penelitian tersebut, dari 43%
menjadi 57% dengan rata-rata sebesar 66,36. Selain itu perencanaan dan
pemilihan video untuk pembelajaran di kelas hendaknya dilakukan
Persamaan dalam penelitian milik Setiawardani dan penelitian ini adalah
dari variabel keterampilan berbicara dan menggunakan media video. Hal
ini mendukung penelitian yang akan peneliti lakukan karena dari hasil
penelitian milik Setiawardani yaitu keterampilan berbicara dapat dilihat
adanya peningkatan yang cukup signifikan dengan menggunakan media
video.
2. Penelitian kedua dilakukan oleh Dinata (2013). Penelitian ini berjudul
Penggunaan Media Pembelajaran Video Tutorial Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Teknik Gambar Bangunan SMK N 1 Seyegan Pada
Mata Pelajaran Menggambar dengan Autocad. Penelitian dengan jenis
pengembangan (Research and Development) ini dilakukan untuk
mengetahui bagaimana penggunaan video tutorial dapat meningkatkan
hasil belajar siswa SMK N 1 Seyegan. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa untuk mengembangkan media pembelajaran video
tutorial diperlukan beberapa tahapan. Penilaian akhir dari ahli media
sebesar 81,9% dan penilaian dari ahli materi sebesar 82,3%. Dari hasil
tersebut, media video tutorial masuk dalam kriteria baik dan dinyatakan
efektif dalam meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran
menggambar dengan autocad.
Penelitian milik Dinata juga mendukung penelitian yang akan peneliti
lakukan. Dapat dilihat dari penggunaan media video yang meningkatkan
hasil belajar siswa dengan minat siswa dalam proses pembelajaran juga
3. Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Saloko (2013) dengan judul
Pengembangan Media Video Pembelajaran Mata Pelajaran Matematika
pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Seririt Tahun Pelajaran 2012/2013
Semester Ganjil. Penelitian dengan model Research and Development
ini mengembangkan media video untuk pembelajaran matematika di
sekolah dasar. Dari hasil validasi ahli pelajaran mencapai kategori baik
yaitu sebesar 86%. Hasil validasi dari beberapa ahli mengenai video
yang dikembangkan oleh Saloko, menyatakan bahwa media video layak
digunakan sebagai media pembelajaran matematika.
Hal yang mendukung penelitian yang akan peneliti lakukan adalah dari
hal pengembangan media video sebagai media pembelajaran bagi siswa
sekolah dasar.
Berikut ini merupakan peta literatur (literature map) berdasarkan
[image:49.595.102.514.238.729.2]penelitian yang relevan:
Gambar 2.1 Peta Literatur Penelitian Terdahulu
1. Nama : Setiawardani (2013)
Judul : Penggunaan Media Audio-Visual Video pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara
2. Nama : Nurcahyo (2013)
Judul : Penggunaan Media Pembelajaran Video Tutorial Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Teknik Gambar Bangunan SMK N 1 Seyegan Pada Mata Pelajaran Menggambar Dengan Autocad.
3. Nama : Saloko (2013)
Judul : Pengembangan Media Vido Pembelajaran Mata Pelajaran Matematika Pada Siswa Kelas V SD Negeri Seririt Tahun Pelajaran 2012/2013 Semester Ganjil
Yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah: Penggunaan Media Video Dalam Peningkatan Ketrampilan Berbicara Dan Hasil Belajar
Dari gambar 2.1, dapat dijelaskan bahwa penelitian ini juga didukung
oleh beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Sehingga hasil dari
penelitian ini tidak buruk tetapi ikut membuktikan bahwa penggunaan media
video dapat meningkatkan keterampilan berbicara dan hasil belajar siswa.
C. Kerangka Berpikir
Pada awalnya, keterampilan berbicara siswa dapat dikatakan rendah.
Terlihat dari hasil observasi keterampilan berbicara yang rata-rata nilainya masih
kecil dan persentase siswa yang terampil berbicara belum mencapai 50%.
Pembelajaran di kelas juga tidak menggunakan media pembelajaran yang
mendukung.
Dalam penelitian ini, pembelajaran 1- 4 subtema 1 Kegiatan Pagi Hari,
khususnya pelajaran Bahasa Indonesia diberikan dengan menggunakan media
pembelajaran video. Media video digunakan sebagai contoh dan pedoman siswa
kelas 1 dalam keterampilan berbicara dan hasil belajar siswa. Keterampilan
berbicara adalah kemampuan seseorang untuk menyampaikan suatu gagasan atau
ide melalui pengucapan kata-kata. Sedangkan hasil belajar adalah perubahan
tingkah laku secara keseluruhan baik yang menyangkut segi kognitif, terkhusus
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Dengan penggunaan media video dalam pelajaran Bahasa Indonesia
siswa akan menjadi lebih aktif dan berminat dalam mengikuti pelajaran. Hal ini
materi yang diberikan guru. Video yang dilihat oleh siswa akan membuat siswa
lebih mudah mengingat hal-hal penting yang berkaitan dengan materi.
Video yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah empat (4) video.
Video yang pertama digunakan di pertemuan pertama siklus I; video ini
menceritakan tentang benda-benda yang ada di pagi hari. Video yang kedua
digunakan untuk pertemuan kedua siklus I; video yang kedua ini mengajak siswa
untuk menceritakan kegiatan pagi hari mereka dari mulai bangun tidur hingga
berangkat sekolah. Video yang ketiga digunakan untuk pertemuan pertama siklus
II; video ini mengajak siswa untuk menceritakan menu sarapan pagi mereka.
Video yang keempat digunakan pada pertemuan kedua siklus II; mengajak siswa
untuk menceritakan jalur dan denah dari rumah mereka menuju sekolah.
Kaitannya dengan keterampilan berbicara, dengan menonton video,
siswa akan lebih mudah mengutarakan materi yang sudah mereka lihat. Secara
garis besar, siswa hanya tinggal mengulangi atau menceritakan kembali hal-hal
apa yang sudah mereka lihat di video. Dengan menyaksikan video yang sudah
diberikan, siswa dapat juga menyontoh bagaimana cara presentasi yang harus
mereka lakukan. Mereka dapat menyontoh faktor kebahasaan dan faktor
nonkebahasaan yang terdapat pada video.
Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan
media video membuat siswa juga lebih mudah menerima materi yang
disampaikan guru. Dengan demikian hasil belajar siswa diharapkan meningkat.
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir
di atas, peneliti membuat hipotesis berupa:
1. Upaya peningkatan keterampilan berbicara dan hasil belajar siswa kelas 1
SD Negeri Puren tahun pelajaran 2014/2015 dengan tahap-tahap sebagai
berikut:
a. Menyajikan video kepada siswa.
b. Guru dan siswa mengulas isi video.
c. Memberikan arahan tentang kegiatan pembelajaran.
d. Memberikan kesempatan siswa untuk mengungkapkan pendapatnya
secara tertulis.
e. Siswa mengomunikasikan hasil pekerjaannya. Pembelajaran Bahasa Indonesia
kelas 1 SD dengan media konvensional
Keterampilan berbicara dan hasil belajar yang rendah
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media
video
Keterampilan Berbicara yang lebih baik
2. Penggunaan media video dapat meningkatkan keterampilan berbicara
siswa kelas 1 SD N Puren tahun pelajaran 2014/2015.
3. Penggunaan media video dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada metode penelitian, akan dibahas jenis penelitian, setting penelitian,
rencana tindakan, pengumpulan data dan instrumennya, analisis data, dan kriteria
keberhasilan. Jenis penelitian akan menjelaskan secara singkat mengenai
penelitian yang dipilih untuk melakukan penelitian. Setting penelitian
menjelaskan tempat, subjek, objek, dan waktu penelitian yang dilakukan oleh
peneliti.Pada rencana tindakan menguraikan tentang perencanaan yang dilakukan
peneliti sebelum melakukan penelitian secara langsung. Pengumpulan data dan
instrumennya berisi cara pengumpulan dan instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini. Analisis data membahas tentang pengolahan data yang digunakan
untuk mengambil kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah. Dan kriteria
keberhasilan menjelaskan tentang kriteria yang diinginkan peneliti di setiap
siklusnya.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK).Penelitian
tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah
tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama (Arikunto,2006 : 3). Aqib (2007: 17) juga mengungkapkan bahwa
penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang
sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas, sehingga dapat disimpulkan
dengan sengaja melakukan kegiatan untuk tujuan penelitian tertentu. Pelaksanaan
PTK di suatu kelas dapat meningkatkan kepekaan guru terhadap keadaan yang
terjadi dalam kelasnya. Selain itu kinerja guru dapat ditingkatkan dengan
mengadakan PTK. Dengan melaksanakan PTK, guru dapat memperbaiki proses
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan keefektifan proses belajar mengajar di
dalam kelasnya.
Penelitian tindakan kelas memiliki beberapa siklus. Di tiap siklusnya terdiri
dari empat (4) kegiatan atau tahapan yaitu perencanaan, tindakan,
pengamatan/pengumpulan data, dan refleksi. Berikut adalah bagan pelaksanaan
[image:55.595.102.513.211.697.2]penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Taggart:
Gambar 3.1 Siklus Model Kemmis & Mc Taggart
Kegiatan awal dari siklus I penelitian tindakan kelas dilakukan untuk
mengetahui hasil dan melihat keberhasilan dan hambatan yang muncul setelah
dilakukannya kegiatan di siklus I.
Setelah hambatan dari siklus I ditemukan, selanjutnya peneliti merancang
kegiatan di siklus II untuk memperbaiki bahkan menghilangkan hambatan atau
masalah di siklus I. Dalam siklus II, tahap-tahap kegiatan yang dilakukan sama
dengan siklus sebelumnya. Jika hasil dari siklus II dirasa belum cukup, peneliti
kemudian merancang siklus dan melaksanakannya sampai peneliti merasa hasil
penelitiannya sudah cukup.
B. Setting penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Puren yang beralamat di Jalan
Tantular No 93, Pringwulung, Kecamatan Condong Catur, Depok,
Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas 1 SD N Puren
yang berjumlah 34 siswa dengan 17 siswa laki-laki dan 17 siswa
perempuan.
3. Objek penelitian,
Objek penelitian ini adalah keterampilan berbicara siswa khususnya
dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Keterampilan berbicara yang
penempatan penggalan saat berbicara, nada, pilihan kata, dan ketepatan
topik) dan aspek nonkebahasaan (sikap, pandangan mata, ekspresi,
kelancaran, dan penguasaan materi) dalam berbicara.
4. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun pelajaran
2014/2015, dari bulan Januari sampai Maret 2015.Penyusunan proposal
dilakukan di bulan Januari, sedangkan penyusunan instrumen dilakukan di
bulan Februari.Setelah itu, instrumen diujicobakan pada bulan
Maret.Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Maret.Dan pengolahan
data pada bulan April.Penyusunan laporan dilakukan pada bulan April,
dan ujian dilakukan pada bulan Agustus 2015.
C. Rencana tindakan
Dalam penelitian ini, peneliti membagi menjadi 2 siklus setiap siklus terdiri
dari 2 pertemuan :
1. Persiapan
a. Mengurus perijinan untuk melakukan penelitian melalui sekretariat
program studi.
b. Peneliti meminta ijin kepada Kepala Sekolah dan guru kelas I SD
Negeri Puren untuk mengadakan penelitian.
c. Mengidentifikasi masalah.
d. Mengkaji Kompetensi Dasar dan materi pembelajaran.
f. Menyusun soal evaluasi tiap siklus untuk penilaian hasil belajar
siswa.
g. Menyusun lembar pengamatan untuk penilaian keterampilan
berbicara siswa.
h. Melakukan observasi dan tes awal sebelum penelitian.
2. Rencana Tindakan Tiap Siklus
Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus.Tiap siklus terdiri dari dua
pertemuan dengan alokasi waktu 6 × 35 menit.Pada kedua siklus ini,
ditekankan pada keterampilan berbicara dan hasil belajar siswa khususnya
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Langkah-langkah pelaksanaan tiap
siklus dijabarkan sebagai berikut:
a. Siklus I
1)Rencana Tindakan
Menyusun Silabus, RPP, LKS dan video yang digunakan
sebagai media pembelajaran.
2)Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan 1
a) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai hal apa yang
terjadi di pagi hari. (menanya)
b) Beberapa siswa mengungkapkan pendapatnya tentang
penjelasan guru.
c) Guru menunjuk ketua kelas untuk membagikan Lembar Kerja
d) Selanjutnya siswa diminta untuk membuka LKS dan
mengamati gambar yang ada di dalamnya.
e) Siswa menyebutkan kejadian apa saja yang terjadi di dalam
gambar dan menuliskannya di kolom yang sudah disediakan
(mencoba)
f) Beberapa siswa ditunjuk untuk mengungkapkan pendapat dan
menceritakan kembali isi gambar.(menalar)
g) Siswa menjawab pertanyaan dari guru apakah ada materi yang
be