• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan media video untuk meningkatkan keterampilan berbicara dan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas 1 SD Negeri Puren.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penggunaan media video untuk meningkatkan keterampilan berbicara dan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas 1 SD Negeri Puren."

Copied!
261
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM PENINGKATAN KETRAMPILAN BERBICARA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 1 SD N PUREN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh:

Odilla Ajeng Estiningtyas 111134037

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya keterampilan berbicara siswa karena minimnya media pembelajaran dalam kelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penerapan penggunaan video untuk meningkatkan keterampilan berbicara dan hasil belajar, (2) peningkatan keterampilan berbicara, dan (3) peningkatan hasil belajar siswa kels 1 SD N Puren tahun pelajaran 2014/2015.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang berlangsung selama 2 siklus dan tiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Subjeknya adalah siswa kelas 1 SD N Puren tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswanya 34. Objek penelitian ini adalah keterampilan berbicara dan hasil belajar siswa. Instrumen penelitian ini menggunakan observasi dan tes. Analisis data penelitian ini menggunakan

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan video dapat meningkatkan keterampilan berbicara dan hasil belajar siswa kelas 1 SD N Puren tahun pelajaran 2014/2015. Skor keterampilan berbicara, dari kondisi awal indikator pengucapan 44,1%, siklus I 64,7%, siklus II menjadi 88,4%. Indikator jeda dari 41,2%, siklus I 61,8%, siklus II menjadi 82,4%. Indikator nada dari 52,9%, siklus I 61,8%, siklus II menjadi 85,3%. Indikator pilihan kata dari 29,4%, siklus I 61,8%, dan siklus II menjadi 85,3%. Indikator pembawaan dari kondisi awal 44,1%, siklus I 61,8%, dan siklus II menjadi 88,4%. Indikator pandangan mata dari kondisi awal 29,4%, siklus I 70,6%, siklus II menjadi 82,4%. Indikator mimik dari 17,6%, siklus I 64,7%, dan siklus II menjadi 82,4%. Indikator kelancaran dari 32,4%, siklus I 67,6%, dan siklus II menjadi 85,3%. Sementara hasil belajar siswa nilai rata-ratanya meningkat dari kondisi awal sebesar 64,9, naik di siklus I menjadi 76,47, dan di siklus II meningkat menjadi 81,18. Persentase siswa yang mencapai KKM juga meningkat dari siklus I ke siklus II sebesar 17,7%.

(2)

ABSTRACT

USING OF VIDEO AS A MEDIA IN INCREASING

THE SPEAKING SKILL AND THE STUDY RESULT OF STUDENTS IN FIRST GRADE OF SD N PUREN OF 2014/2015

By:

Odilla Ajeng Estiningtyas 111134037

The background of the research is based on the low of speaking skill of the students because of the limitation of the learning media in class. The objective of the research is: 1. Applying of the video using to increase speaking skill and study result, 2. The increasing of speaking skill, and 3. The increasing of study result of the first grade students of SD N Puren of 2014/2015.

The research is the class action research which was done for two cycles and each cycle consists of two meetings. The subject of this research was the first grade students of SD N Puren of 2014/2015 which was consisted of thirty four students. The object of the research is the speaking skill and the study result of the students.

The result of the research shows that the use of video is able to increase the speaking skill and the study result of the students of SD N Puren of 2014/2015 by scientific approach. For the speaking skill, based on the first condition of spelling indicator 44,1%, cycle I 64,7% increase to 88,4% in cycle II. Spacing indicator start from 41,2% at first moves to 61,8% in cycle I and increases to 82,4% in cycle II. Tone indicator was 52,9% at the first change into 61,8% in the first cycle and gained to 85,3% in second cycle. From the diction indicator which starts from 29,4%, changes into 61,8% in the cycle I and more into 88,4% in the cycle II. From the gesture indicator which was in 44,1% at first, increase to 61,8% and 88,4 in the second cycle. 29,4% for eye contact indicator at first moves to 70,6%in the first cycle and 82,4% in the second cycle. From the expression indicator which is was 17,6 in the beginning, in the cycle I it gained into 64,7% and 82,4% in cycle II. The fluency indicator shows it was only 32,4 at the beginning, increase to 67,6% in the first cycle and moves up to 85,3% in the second cycle. While the

average of the students’ study result was only 64,9% at first but increase in the

first cycle become 76,47% and 81,18% in the second cycle. The percentage of the students which passed the KKM also increase from the first cycle to the second cycle in 17,7%.

(3)

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA DAN HASIL BELAJAR BAHASA

INDONESIA SISWA KELAS 1 SD NEGERI PUREN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Odilla Ajeng Estiningtyas

111134037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 1 SD N PUREN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Odilla Ajeng Estiningtyas

111134037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur kepada Tuhan Yesus, skripsi ini ku persembahkan

untuk:

 Ibu Marciana Supriyanti yang sudah bahagia di surga dan selalu

memimpikan terselesaikannya skripsi ini.

 Bapak Sb. Janget Tri Songko terhebat, yang selalu menjadi motivasi untuk

terselesainya skripsi ini.

 Adik tercinta Patrisia Arum Puspaningtyas yang tidak lelah memberi

semangat.

 Kakung Heri Sardiman dan Uti Magdalena Rusilah atas semua doanya.

 Semua penyemangat yang tak kenal lelah Mas Beni tersayang, Hani, Tian,

Tiva, Ika, Mia, Rara, Tyas, Mario, Hera, Danang.

 Semua yang membantu saya dalam berproses di perkuliahan

(8)

MOTTO

(9)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan

daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 4 Agustus 2015

Yang Menyatakan,

Odilla Ajeng Estiningtyas

(10)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Odilla Ajeng Estiningtyas

Nomor Mahasiswa : 111134037

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah ini yang berjudul:

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM PENINGKATAN KETRAMPILAN BERBICARA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 1 SD N PUREN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

beserta perangkat yang digunakan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan, dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau

media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu izin dari saya maupun

memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 4 Agustus 2015

Yang Menyatakan,

(11)

ABSTRAK

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM PENINGKATAN KETRAMPILAN BERBICARA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 1 SD N PUREN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh:

Odilla Ajeng Estiningtyas 111134037

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya keterampilan berbicara siswa karena minimnya media pembelajaran dalam kelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penerapan penggunaan video untuk meningkatkan keterampilan berbicara dan hasil belajar, (2) peningkatan keterampilan berbicara, dan (3) peningkatan hasil belajar siswa kels 1 SD N Puren tahun pelajaran 2014/2015.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang berlangsung selama 2 siklus dan tiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Subjeknya adalah siswa kelas 1 SD N Puren tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswanya 34. Objek penelitian ini adalah keterampilan berbicara dan hasil belajar siswa. Instrumen penelitian ini menggunakan observasi dan tes. Analisis data penelitian ini menggunakan

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan video dapat meningkatkan keterampilan berbicara dan hasil belajar siswa kelas 1 SD N Puren tahun pelajaran 2014/2015. Skor keterampilan berbicara, dari kondisi awal indikator pengucapan 44,1%, siklus I 64,7%, siklus II menjadi 88,4%. Indikator jeda dari 41,2%, siklus I 61,8%, siklus II menjadi 82,4%. Indikator nada dari 52,9%, siklus I 61,8%, siklus II menjadi 85,3%. Indikator pilihan kata dari 29,4%, siklus I 61,8%, dan siklus II menjadi 85,3%. Indikator pembawaan dari kondisi awal 44,1%, siklus I 61,8%, dan siklus II menjadi 88,4%. Indikator pandangan mata dari kondisi awal 29,4%, siklus I 70,6%, siklus II menjadi 82,4%. Indikator mimik dari 17,6%, siklus I 64,7%, dan siklus II menjadi 82,4%. Indikator kelancaran dari 32,4%, siklus I 67,6%, dan siklus II menjadi 85,3%. Sementara hasil belajar siswa nilai rata-ratanya meningkat dari kondisi awal sebesar 64,9, naik di siklus I menjadi 76,47, dan di siklus II meningkat menjadi 81,18. Persentase siswa yang mencapai KKM juga meningkat dari siklus I ke siklus II sebesar 17,7%.

(12)

ABSTRACT

USING OF VIDEO AS A MEDIA IN INCREASING

THE SPEAKING SKILL AND THE STUDY RESULT OF STUDENTS IN FIRST GRADE OF SD N PUREN OF 2014/2015

By:

Odilla Ajeng Estiningtyas 111134037

The background of the research is based on the low of speaking skill of the students because of the limitation of the learning media in class. The objective of the research is: 1. Applying of the video using to increase speaking skill and study result, 2. The increasing of speaking skill, and 3. The increasing of study result of the first grade students of SD N Puren of 2014/2015.

The research is the class action research which was done for two cycles and each cycle consists of two meetings. The subject of this research was the first grade students of SD N Puren of 2014/2015 which was consisted of thirty four students. The object of the research is the speaking skill and the study result of the students.

The result of the research shows that the use of video is able to increase the speaking skill and the study result of the students of SD N Puren of 2014/2015 by scientific approach. For the speaking skill, based on the first condition of spelling indicator 44,1%, cycle I 64,7% increase to 88,4% in cycle II. Spacing indicator start from 41,2% at first moves to 61,8% in cycle I and increases to 82,4% in cycle II. Tone indicator was 52,9% at the first change into 61,8% in the first cycle and gained to 85,3% in second cycle. From the diction indicator which starts from 29,4%, changes into 61,8% in the cycle I and more into 88,4% in the cycle II. From the gesture indicator which was in 44,1% at first, increase to 61,8% and 88,4 in the second cycle. 29,4% for eye contact indicator at first moves to 70,6%in the first cycle and 82,4% in the second cycle. From the expression indicator which is was 17,6 in the beginning, in the cycle I it gained into 64,7% and 82,4% in cycle II. The fluency indicator shows it was only 32,4 at the beginning, increase to 67,6% in the first cycle and moves up to 85,3% in the second cycle. While the

average of the students’ study result was only 64,9% at first but increase in the

first cycle become 76,47% and 81,18% in the second cycle. The percentage of the students which passed the KKM also increase from the first cycle to the second cycle in 17,7%.

(13)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis ucapkan karena berkat

kasih dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Penggunaan Media Video Dalam Peningkatan Keterampilan Berbicara Dan Hasil

Belajar Siswa Kelas 1 SD N Puren Tahun Pelajaran 2014/2015 yang diajukan

sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

Peneliti menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari

semua dukungan, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu peneliti

ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. dan Christiyanti

Aprinastuti, S.Si., M.Pd. sebagai Ketua dan Wakil Ketua Program

Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Drs. Y.B. Adimassana, M.A. sebagai dosen pembimbing I yang telah

memberi dukungan dan bimbingan dari awal hingga akhir skripsi ini.

4. Maria Melani Ika S., S.Pd., M.Pd sebagai dosen pembimbing II yang

dengan sabar dan teliti membimbing skripsi ini dari awal sampai akhir.

5. Seluruh dosen dan staf karyawan Universitas Sanata Dharma.

6. Bapak Suyadi, S.Pd., seluruh staf guru, dan karyawan SD N Puren

yang memperbolehkan dan membimbing selama penelitian.

7. Ibu Marciana Supriyanti yang sudah bahagia di surga yang selalu

memberikan motivasi untuk penyelesaian skripsi ini, bahkan di akhir

hidupnya.

8. Bapak Sbastianus Janget Tri Songko yang tidak pernah lelah berdoa

dan berusaha yang terbaik untuk anak-anaknya.

9. Kakung Heri Sardiman dan Uti Magdalena Rusilah yang selalu

(14)

10.Adik tersayang Patrisia Arum Puspaningtyas yang selalu memberi

suntikan semangat agar skripsi ini cepat selesai.

11.Yang terkasih Mas Beni, Hani, Tian, Mia, Tiva, Ika, Rara, Gembul,

Mario, Danang yang selalu ada saat dibutuhkan.

12.Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang mendukung

terselesaikannya skripsi ini.

Selain ucapan terima kasih yang tak terhingga, penulis juga menyadari

bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan

saran yang membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang. Semoga

skripsi ini dapat memberi manfaat bagi semua yang membacanya.

Yogyakarta, 4 Agustus 2015

Yang Menyatakan,

Odilla Ajeng Estiningtyas

(15)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

(16)

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

A. Kajian Pustaka ... 8

B. Penelitian yang Relevan ... 26

C. Kerangka berpikir ... 29

D. Hipotesis Tindakan ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

A. Jenis Penelitian ... 33

B. Setting Penelitian ... 35

C. Rencana Tindakan ... 36

D. Teknik Pengumpulan Data ... 46

E. Instrumen Pengumpulan Data ... 47

F. Validitas dan Reliabilitas ... 53

G. Teknik Analisis Data ... 65

H. Indikator Keberhasilan ... 70

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 73

A. Hasil Penelitian ... 73

B. Pembahasan ... 94

BAB V PENUTUP ... 100

A. Kesimpulan ... 100

B. Keterbatasan Penelitian ... 101

C. Saran ... 101

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kondisi Awal Keterampilan Berbicara Siswa ... 2

Tabel 3.1 Kisi-kisi Rubrik Keterampilan Berbicara ... 47

Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I ... 50

Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II ... 52

Tabel 3.4 Hasil Validasi Isi Silabus ... 55

Tabel 3.5 Hasil Validasi Isi RPP ... 56

Tabel 3.6 Hasil Validasi Isi Lembar Observasi Keterampilan Berbicara ... 57

Tabel 3.7 Hasil Validitas Soal Pilihan Ganda Siklus I ... 59

Tabel 3.8 Hasil Validitas Soal Uraian Siklus I ... 60

Tabel 3.9 Hasil Validitas Soal Pilihan Ganda Siklus II ... 61

Tabel 3.10 Hasil Validitas Soal Uraian Siklus II ... 62

Tabel 3.11 Interval Koefisien Korelasi Reliabilitas ... 63

Tabel 3.12 Hasil Reliabilitas Soal Pilihan Ganda Siklus I ... 63

Tabel 3.13 Hasil Reliabilitas Soal Uraian Siklus I ... 64

Tabel 3.14 Hasil Reliabilitas Soal Pilihan Ganda Siklus II ... 64

Tabel 3.15 Hasil Reliabilitas Soal Uraian Siklus II ... 65

(18)

Tabel 3.17 Menghitung Nilai Keterampilan Berbicara Siswa

Faktor Non-Kebahasaan ... 68

Tabel 3.18 Indikator Keberhasilan Keterampilan Berbicara... 70

Tabel 3.19 Indikator Hasil Belajar ... 71

Tabel 4.1 Hasil Observasi Keterampilan Berbicara Faktor Kebahasaan ... 74

Tabel 4.2 Kondisi Awal Hasil Belajar Siswa Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 75

Tabel 4.3 Kondisi Awal Hasil Belajar Siswa Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 76

Tabel 4.4 Hasil Penilaian Keterampilan Berbicara Siklus I ... 79

Tabel 4.5 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 82

Tabel 4.6 Keterangan Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 83

Tabel 4.7 Hasil Penilaian Keterampilan Berbicara Siklus II ... 88

Tabel 4.8 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 90

(19)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Literatur Penelitian Terdahulu ... 28

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir... 31

Gambar 3.1 Siklus Model Kemmis & Mc Taggart ... 34

Gambar 4.1 Diagram Persentase Keterampilan Berbicara Siklus I ... 81

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus ... 106

Lampiran 2 RPP ... 127

Lampiran 3 Nilai Kondisi Awal Keterampilan Berbicara Siswa ... 176

Lampiran 4 Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Siklus I ... 180

Lampiran 5 Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Siklus II ... 184

Lampiran 6 Nilai Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 188

Lampiran 7 Nilai Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 189

Lampiran 8 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 190

Lampiran 9 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 192

Lampiran 10 Hasil Validasi Soal Siklus I ... 194

Lampiran 11 Hasil SPSS ... 196

Lampiran 12 Soal dan Kunci Jawaban Evaluasi Siklus I ... 200

Lampiran 13 Soal dan Kunci Jawaban Evaluasi Siklus II ... 204

Lampiran 14 Tabulasi Soal Siklus I ... 209

Lampiran 15 Tabulasi Soal Siklus II ... 211

Lampiran 16 Hasil Pekerjaan Siswa Siklus I ... 213

Lampiran 17 Hasil Pekerjaan Siswa Siklus II ... 217

(21)

Lampiran 19 Dokumentasi Kegiatan ... 232

Lampiran 20 Surat Ijin Melakukan Penelitian ... 234

Lampiran 21 Surat Pernyataan Telah Melakukan Penelitian ... 236

(22)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berbicara adalah kebutuhan setiap orang. Dengan berbicara setiap individu

lebih bisa berkomunikasi dengan sesamanya. Berbicara merupakan salah satu

komponen dari berbahasa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bicara berarti

berkata; bercakap; berbahasa. Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi

artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta

menyampaikan pikiran, gagasan, dan perluasan (Tarigan. 1985:5). Seorang linguis

berpendapat bahwa “speaking is language” (Tarigan, 1985:3). Berbicara adalah

sebuah bahasa yang sudah berkembang dari kehidupan manusia sejak anak-anak.

Dalam berbicara, hal lain yang tidak kalah penting dan berhubungan erat dengan

berbicara adalah menyimak. Berbicara dan menyimak sangat erat hubungannya

dan tidak bisa dipisahkan. Kedua aspek tersebut dapat kita pelajari lebih lanjut

dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang ada

di dunia pendidikan Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia sudah ada dan

dikembangkan dari SD sampai dengan SMA. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa

Indonesia ini dinyatakan secara eksplisit dalam kurikulum 1975. Selanjutnya

dalam kurikulum 1984 pengajaran Bahasa Indonesia dimantapkan lagi (Tarigan,

1985: 88). Pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi penting diajarkan terutama

sejak usia sekolah dasar karena salah satu fungsi bahasa itu sendiri sebagai alat

(23)

pikiran (Suwarna, 2012: 1). Dalam berbahasa, tidak jarang seseorang mengalami

kesalahan baik dalam berbahasa tulis (tertulis) dan lisan (langsung atau tidak

tertulis). Secara garis besar, kesalahan yang terjadi dalam berbahasa adalah

bagaimana cara menyampaikan dan apa yang akan disampaikan. Hal ini sering

terjadi di dunia pendidikan, khususnya di sekolah dasar.

Dalam observasi pengajaran di kelas yang dilakukan peneliti di SD N Puren

pada 17 Maret 2015, didapatkan hasil bahwa penggunaan bahasa Indonesia

khususnya dalam hal berbicara masih kurang maksimal. Berikut merupakan hasil

observasi keterampilan berbicara yang dilakukan peneliti:

Tabel 1.1 Kondisi awal keterampilan berbicara siswa

Keterangan

Indikator

Rata-rata Faktor Kebahasaan Faktor Non-kebahasaan

Pengu-capan Jeda Nada

Pilihan kata Pemba-waan Pandang-an mata Ekspre si kelan caran

Jumlah Skor 58,5 56 56.5 51 56 55 53 57,5 55,44

Rata-rata

skor 1,72 1,65 1,66 1,5 1,6 1,6 1,6 1,7 1,63

Jumlah siswa terampil berbicara

15 14 18 10 15 10 6 11 13

Jumlah siswa tidak terampil berbicara

19 20 16 24 19 24 28 23 22

Persentase siswa terampil berbicara

44,1% 41,2

% 52,9% 29,4% 44,1% 29,4% 17,6% 32,4 % 36,39 % Persentase siswa tidak terampil berbicara

55,9% 58,8

% 47,1% 70,6% 55,9% 70,6% 82,4% 67,6

%

63,61 %

Dari hasil wawancara dengan guru kelas, nilai yang didapat siswa kelas 1

(24)

hasil observasi pada tabel di atas memperlihatkan bahwa nilai siswa yang terampil

berbicara belum mencapai 50% atau minimal 17 dari 34 siswa. Penyampaian

materi oleh guru dan proses interaksi di kelas kebanyakan menggunakan bahasa

daerah (bahasa jawa). Bahkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, guru masih

cenderung lebih banyak menggunakan bahasa daerah daripada bahasa indonesia

seperti yang seharusnya digunakan. Kebiasaan sehari-hari siswa yang

menggunakan bahasa daerah menjadi salah satu persoalan yang dihadapi di kelas

ini. Persoalan lain yang menjadi penyebab kurangnya penggunaan bahasa

Indonesia yang benar adalah penggunaan media pembelajaran yang belum

maksimal. Terlebih dalam kurikulum 2013 ini, penggunaan media pembelajaran

menjadi salah satu unsur penting untuk menunjang pemahaman siswa.

Dalam penelitian ini, faktor penunjang keterampilan berbicara siswa adalah

dengan menggunakan media pembelajaran. Media pembelajaran yang menarik

dapat merangsang siswa untuk memahami materi pembelajaran. Dari berbagai

media yang yang ada, penggunaan media video dalam pembelajaran bahasa dirasa

paling cocok. Dengan pengamatan yang dilakukan siswa dari media video, siswa

bisa setidaknya mencontoh penerapan penggunaan bahasa yang baik dalam

pelajaran bahasa Indonesia.

Terdapat beberapa penelitian yang menunjang peneliti untuk melakukan

penelitian ini. Yang pertama penelitian dari Setiawardani (2013) yang berhasil

meningkatkan keterampilan berbicara Bahasa Indonesia dengan menggunakan

media video. Selain itu ada juga penelitian dari Nurcahyo (2013) yang

(25)

yang terakhir penelitian dari Saloko (2013) yang berhasil mengembangkan media

video menjadi media pembelajaran yang layak digunakan pada pelajaran

matematika di sekolah dasar.

Berdasarkan latar belakang dan beberapa penelitian terdahulu yang

mendukung, maka peneliti ingin melakukan penelitian tindakan kelas dengan

judul Penggunaan Media Video Untuk Meningkatkan Ketrampilan Berbicara Dan

Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas 1 Sd Negeri Puren.

B. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih efektif dan efisien, maka diperlukan adanya

beberapa batasan masalah yang digunakan. Fokus masalah tersebut antara lain:

1. Variabel dalam penelitian ini adalah keterampilan berbicara dan hasil

belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.

2. Hasil belajar siswa yang dilihat dalam penelitian ini, juga dalam mata

pelajaran Bahasa Indonesia, dibatasi pada penilaian aspek kognitif siswa

(soal evaluasi), aspek afektif digunakan untuk penilaian sikap. Sedangkan

aspek psikomotor dilihat dari penilaian keterampilan berbicara siswa.

Keterampilan berbicara yang dinilai dalam penelitian ini adalah

keterampilan memberitahukan (to inform), yang diinformasikan berupa

materi yang sudah disampaikan guru.

(26)

4. Materi dalam penelitian ini adalah pembelajaran tema 3 Kegiatanku

Subtema 1 Kegiatan Pagi Hari untuk siswa kelas 1 SD Negeri Puren

tahun pelajaran 2014/2015.

C. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, penelitian ini dapat dirumuskan dalam beberapa

rumusan masalah. Rumusan masalah tersebut antara yaitu:

1. Bagaimana upaya peningkatan keterampilan berbicara dan hasil belajar

Bahasa Indonesia siswa kelas 1 SD Negeri Puren tahun pelajaran

2014/2015 dengan menggunakan media video?

2. Apakah penggunaan media video dapat meningkatkan keterampilan

berbicara siswa kelas 1 SD N Puren tahun pelajaran 2014/2015?

3. Apakah penggunaan media video dapat meningkatkan hasil belajar

Bahasa Indonesia siswa kelas 1 SD N Puren tahun pelajaran 2014/2015?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan upaya peningkatan keterampilan berbicara dan

hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas 1 SD Negeri Puren tahun

pelajaran 2014/2015 dengan menggunakan media video.

2. Untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas 1 SD N Puren

(27)

3. Untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas 1 SD N

Puren tahun pelajaran 2014/2015 melalui penggunaan media video.

E. Batasan Pengertian

Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penelitian ini, maka definisi yang

digunakan adalah sebagai berikut :

1. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku secara keseluruhan baik yang

menyangkut segi kognitif, terkhusus pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia.

2. Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran yang diberikan bagi

siswa di sekolah dasar yang meliputi keterampilan berbicara, mendengar,

menulis, dan membaca. Pada penelitian ini difokuskan pada keterampilan

berbicara siswa.

3. Keterampilan berbicara adalah kemampuan seseorang untuk

menyampaikan suatu gagasan atau ide melalui pengucapan kata-kata.

Indikator penilaian keterampilan berbicara yang mencakup faktor

kebahasaan yaitu pengucapan, jeda, nada, dan pilihan kata. Sedangkan

indikator yang mencakup faktor non-kebahasaan yaitu pembawaan,

pandangan mata, ekspresi, dan kelancaran.

4. Media video adalah salah satu media pembelajaran berupa tayangan video

yang dimaksudkan untuk membantu keterampilan berbicara siswa dalam

(28)

F. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat penelitian ini dibagi menjadi manfaat praktis dan teoritis sebagai

berikut:

1. Praktis

a. Bagi siswa

Memberikan sebuah pengalaman baru bagi siswa untuk memahami

materi pembelajaran bahasa Indonesia dengan media video

b. Bagi guru

Menambah wawasan dan masukan tentang penggunaan media

pembelajaran dalam pelajaran Bahasa Indonesia.

c. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan pengalaman baru tentang penggunaan

berbagai media yang dapat meningkatkan keterampilan berbicara dan

hasil belajar siswa.

2. Teoritis

a. Bagi peneliti selanjutnya

Menambah pengetahuan tentang media pembelajaran yang menarik

(29)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

Landasan teori dalam penelitian ini akan menjelaskan beberapa hal, yaitu

keterampilan berbicara, hasil belajar, media video, dan Pembelajaran Tema 3

Kegiatanku Subtema 1 : Kegiatan Pagi Hari.

1. Keterampilan Berbicara

Tarigan (1985: 18) mengungkapkan bahwa berbicara adalah kemampuan

mengucapkan bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan,

menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perluasan. Tujuan

utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi. Berbicara merupakan salah

satu alat komunikasi yang digunakan pembicara agar maksud dan gagasannya

didengar oleh penyimak atau pendengar. Ada tiga (3) maksud umum dari

berbicara itu sendiri. Maksud umum yang pertama untuk memberitahukan,

melaporkan (to inform), selanjutnya untuk menjamu atau menghibur (to

entertain), dan untuk membujuk, mengajak, mendesak, meyakinkan (to

persuade).

Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam berbicara (Tarigan

1985 : 20), antara lain :

a. Membutuhkan paling sedikit dua orang. Hal ini dimaksudkan agar salah

satu individu menjadi pembicara dan yang lain menjadi penyimak atau

pendengar. Tetapi berbicara bisa saja dilakukan oleh satu orang saja.

(30)

tersandung batu atau seseorang yang sedang menghapalkan materi

pelajaran.

b. Mempergunakan sandi linguistik yang dipahami bersama. Sandi

linguistik adalahbeberapa tanda atau pengenal yang digunakan untuk

menyampaikan maksud dari berbahasa itu sendiri. Sandi linguistik

digunakan agar dua belah pihak (pembicara dan pendengar) dapat saling

memahami apa yang sedang mereka bicarakan. Bahkan bila mereka

menggunakan dua bahasa yang berbeda saling mengerti, pembicaraan

mereka tetap dapat dilakukan.

c. Menerima atau mengakui suatu daerah referensi umum.Daerah referensi

yang umum mungkin selalu tidak mudah dikenal/ditentukan, namun,

pembicaraan menerima kecenderungan untuk menemukan satu

diantaranya.

d. Merupakan suatu pertukaran antara partisipan. Pembicaraan yang

dilakukan antara pembicara dan pendengar atau penyimak akan saling

bertukar informasi dan bisa juga saling bertukar pendengan menjadi

pembicara dan sebaliknya.

e. Menghubungkan setiap pembicara dengan yang lainnya dan kepada

lingkungannya dengan segera.Sebuah pembicaraan akan terjadi dengan

baik jika antara pembicara dan pendengar terjadi hubungan timbal balik

tentang respon dari pembicaraan tersebut.

(31)

g. Hanya melibatkan perlengkapan yang berhubungan dengan suara/bunyi

bahasa dan pendengaran.

h. Secara tidak pandang bulu menghadapi serta memperlakukan apa yang

nyata dan apa yang diterima. Suatu pembicaraan mencakup bukan hanya

apa yang secara nyata dibicarakan (misalnya tentang keadaan

lingkungan sebenarnya) tetapi juga tentang yang lebih luas seperti

gagasan yang muncul dari pembicaraan tersebut.

Secara garis besar berbicara dibagi dalam dua (2) bagian yaitu 1)

berbicara di muka umum (public speaking) dan 2) berbicara pada konferensi

(conference speaking). Dalam penelitian ini yang digunakan adalah bagian

berbicara di muka umum atau public speaking, dan jenisnya adalah berbicara

untuk melaporkan. Berbicara untuk melaporkan bertujuan untuk memberikan

informasi dari pembicara kepada pendengarnya. Beberapa tujuan dalam

berbicara di muka umum, antara lain:

a. Memberi atau menanamkan pengetahuan

b. Menetapkan atau menentukan hubungan-hubungan antara

benda-benda

c. Menerangkan atau menjelaskan suatu proses

d. Mengintepretasikan atau menafsir sesuatu persetujuan ataupun

menguraikan sesuatu tulisan

Tujuan yang akan dicapai tersebut akan terwujud dengan adanya

penyusunan rencana. Dalam menyusun rencana tersebut, diperlukan beberapa

(32)

a Memilih pokok pembicaraan yang menarik hati kita. Hal ini

dibutuhkan karena jika seorang pembicara memilih pokok

pembicaraan yang sesuai dengan pilihan hatinya, sudah bisa dipastikan

jika apa yang akan disampaikannya dapat menarik para pendengar.

b Membatasi pokok pembicaraan. Pokok pembicaraan yang akan

disampaikan tidak mungkin bisa sampai ke hal-hal yang terperinci.

Jika hal ini dilakukan sudah pasti akan membutuhkan waktu lama.

Pembicaraan yang menghabiskan waktu lama bisa membuat pendengar

menjadi bosan dan tidak tertarik pada topik yang disampaikan. Untuk

itu pembicara perlu membatasi hal-hal penting apa saja yang harus

disampaikan kepada pendengar hingga pokok pembicaraan tersalurkan

dan tidak membuat pendengar menjadi bosan.

c Mengumpulkan bahan-bahan. Hal selanjutnya yang diperlukan dalam

menyusun rencana berbicara di depan umum adalah menyiapkan bahan

tentang topik apa saja yang akan dibicarakan. Hal ini bisa didapat dari

buku, internet, pengalaman pribadi, atau bahkan ada seseorang yang

ahli dan mau dimintai keterangan tentang topik yang akan dibicarakan.

d Menyusun bahan. Setelah semua bahan pembicaraan dikumpulkan,

pembicara harus menyusun bahan tersebut ke dalam tiga bagian yaitu

pendahuluan, isi, dan kesimpulan.

Arsjad (1988: 17) mengemukakan bahwa terdapat beberapa faktor yang

(33)

faktor nonkebahasaan. Dua faktor tersebut akan diuraikan dalam penjelasan

sebagai berikut:

a. Faktor Kebahasaan

Dalam faktor kebahasaan terdapat beberapa aspek yang bisa

diperhatikan untuk menunjang keterampilan berbicara yaitu

1) Pengucapan kata (lafal)

Pengucapan kata menjadi hal yang penting dalam keterampilan

berbicara. Pengucapan kata yang jelas dan benar akan

menyampaikan maksud atau isi yang benar pula kepada pendengar.

Jika seseorang berbicara tanpa lafal yang jelas, makna dari

perkataan itu mungkin tidak tersampaikan atau dapat bermakna

lain dan tidak sesuai dengan maksud awal pembicaraan.

2) Penempatan penggalan dan jeda

Kedua hal ini juga menjadi aspek yang harus diperhatikan dalam

berbicara. Pendengan akan lebih mudah mengerti maksud dari

suatu perkataan jika penempatan penggalan kata dan kalimatnya

tepat. Penggalan kalimat yang salah akan menimbulkan makna

yang berbeda dari kalimat itu sendiri atau bahkan menghilangkan

makna yang awalnya akan diberikan. Selain itu, pendengar juga

akan lebih mudah memahami suatu pembicaraan jika

pengucapannya menggunakan jeda yang tidak sesuai; tidak terlalu

(34)

3) Nada atau irama

Penggunaan nada pada sebuah pembicaraan juga mempengaruhi

daya paham pendengar. Pendengar akan lebih mudah mengerti

maksud dari suatu pembicaraan seseorang (sedih, gembira,

pernyataan, pertanyaan, dll.) apabila ada nada dalam kalimatnya.

Jika pembicaraan cenderung datar dalam menyampaikan

meksudnya, pendengar akan susah mennagkap maksud dari

pembicaraan atau bahkan diacuhkan.

4) Pilihan kata (diksi)

Pilihan kata yang tepat juga akan membuat sebuah pembicaraan

semakin komunikatif. Pilihan kata dikatakan tepat apabila seorang

pembicara dapat memilik kata-kata apa yang pantas digunakan

kepada pendengar. Hal ini menjadi sangat penting karena

pendengar akan merasa nyaman berbicara apabila pilihan kata yang

mereka dengan sesuai dengan apa yang bisa mereka pahami.

5) Ketepatan sasaran/topik

Sebuah pembicaraan yang baik adalah pembicaraan yang dapat

menyampaikan maksud dari topik secara keseluruhan. Hal ini

dapat dilihat dari penggunaan kalimat pembicara. Kalimat yang

tepat akan mempermudah pendengar menerima maksud dari topik

(35)

b. Faktor Non kebahasaan

Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam faktor

nonkebahasaan untuk menunjang keterampilan berbicara seseorang yaitu:

1) Sikap/Pembawaan

Sikap menjadi hal yang penting dalam penyajian seseorang saat

berbicara. Pendengar akan mudah mengerti isi pembicaraan

seseorang saat seorang pembicara tenang dalam berbicara. Karena

sikap yang tenang akan mudah meyakinkan pendengar bahwa

pembicara menguasai materi yang ia sampaikan.

2) Pandangan Mata

Diperlukan pandangan mata saat seseorang berbicara. Hal ini

dibutuhkan supaya terlihat adanya komunikasi yang aktif antara

pembicara dan pendengar. Pembicara yang baik akan mengarahkan

pandangan matanya keseluruh pendengar, membuat pendengar

merasa dihargai dan benar-benar diajak berbicara.

3) Mimik/Ekspresi

Ekspresi yang tepat akan membuat pembicaraan menjadi efektif.

Ekspresi pembicara yang tepat juga akan membantu penyampaian

topik kepada pendengar. Pendengar akan lebih mudah menangkap

topik dari pembicara apabila penggunaan ekspresi tidak berlebihan.

4) Kelancaran

Kelancaran menjadi menjadi hal yang penting juga dalam penilaian

(36)

maksud dari pembicaraan seseorang jika pembicara lancar dan

tidak terbata-bata saat berbicara. Seringkali pembicara masih

belum lancar dalam berbicara dikarenakan penguasaan materi yang

belum sepenuhnya.

5) Penguasaan materi

Penguasaan topik juga membuat suatu pembicaraan berjalan

komunikatif. Pendengar akan merasa yakin pada isi dari topik

adalah benar jika pembicara menguasai apa yang sedang ia

katakan. Jadi penguasaan topik sebenarnya menjadi faktor utama

dalam suatu pembicaraan.

Berdasarkan penjelasan yang memperjelas keterampilan

berbicara yang dikemukakan oleh Arsjad, maka dalam penelitian ini

indikator keterampilan berbicara dibatasi sebagai berikut:

a. Faktor kebahasaan meliputi indikator pengucapan, jeda, nada, dan

pilihan kata.

b. Faktor non-kebahasaan meliputi indikator pembawaan, pandangan

mata, ekspresi, dan kelancaran.

Dalam penelitian ini indikator ketepatan sasaran yang termasuk dalam

faktor kebahasaan dan indikator penguasaan materi yang termasuk dalam faktor

non-kebahasaan tidak diikutkan. Hal ini dikarenakan materi dan topik yang

diberikan kepada siswa sudah ditentukan oleh guru (peneliti) sehingga siswa tidak

(37)

Penilaian indikator ketepatan sasaran dan penguasaan materi terpenuhi dengan

nilai hasil belajar mereka yang baik (di atas KKM).

2. Belajar

a. Pengertian Belajar

Banyak pendapat yang mengemukakan tentang pengertian belajar.

Dalam penelitian ini ada beberapa pendapat yang digunakan untuk

menyamakan persepsi tentang belajar. Pendapat tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Slameto (2010: 2) mengatakan, belajar adalah suatu proses yang

dilakukan sesorang untuk mendapatkan suatu perubahan tingkah

laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari apa yang

dia alami sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Dalam

pengertian ini, Slameto menekankan pada pengalaman

pembelajar dengan lingkungannya. Melalui apa yang dialami

dengan lingkungannya, pembelajar akan mendapatkan

pengalaman-pengalaman belajar.

2. Hamalik (2007: 12) mengemukakan bahwa belajar merupakan

serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh perubahan

tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu yang

mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikologis. Seseorang

(38)

sudah memperoleh perubahan dalam dirinya dan memiliki

pengalaman baru.

Dari dua pengertian belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah suatu proses yang diperoleh individu berdasarkan pengalaman

aktifnya selama berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya. Di

akhir proses belajar, pembelajar akan mendapatkan perubahan dalam

aspek kognitif, afektif, dan psikologisnya.

b. Hasil Belajar

Dengan berakhirnya proses belajar, maka individu akan

mendapatkan hasil dari belajarnya tersebut. Winkel (Purwanto, 2009:

51) mengungkapkan bahwa hasil belajar mencakup aspek kognitif,

afektif, dan psikomotor. Dalam domain kognitif mencakup

Comprehension (pemahaman), Synthesis (mengorganisasikan,

merencanakan, membentuk bangunan baru), evaluation (penilaian).

Domain afektif mencakup receiving (sikap menerima), responding

(merespon), valuing (nilai), organization (organisasi), dan

characteristic (karakteristik). Sedangkan domain psikomotorik

mencakup ketrampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial,

dan intelektual.

Selain itu Gagne (Purwanto, 2009: 53) juga mengungkapkan

bahwa hasil belajar menurut pendapatnya. Menurutnya hasil belajar

(39)

kognitif, (4) keterampilan kognitif, dan (5) sikap yang dikuasai siswa

setelah menerima pelajaran.

Berdasarkan pada dua pengertian tersebut maka hasil belajar

merupakan perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti

proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan.

Hasil belajar bertujuan untuk melihat kemajuan siswa dalam

hal penguasan materi yang telah dipelajari. Dalam penelitian ini hasil

belajar difokuskan pada aspek kognitif siswa. Aspek afektif dinilai

dalam faktor non-kebahasaan dalam keterampilan berbicara. Dan

aspek psikomotor meliputi faktor kebahasaan siswa. Indikator hasil

belajar yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah penguasaan

siswa dalam memahami materi yang diberikan guru (peneliti). Hal

ini dapat dilihat dari pencapaian nilai rata-rata soal evaluasi seluruh

siswa, dan besarnya Persentase siswa yang nilainya mencapai KKM.

3. Video

a. Media Pembelajaran

Media berasal dari bahasa latin Medius yang secara harafiah

berarti tengah, perantara, atau penyalur. Heinich(Kosasih, 2007: 53)

mengungkapkan bahwa media adalah saluran komunikasi. Dalam

konteks ini, media yang dimaksud adalah alat-alat grafis, fotografis,

atau elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyusun

(40)

Dari berbagai pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, membangkitkan

semangat, perhatian. Selain itu media secara mendasar tidak hanya

mengembangkan potensi siswa, tetapi juga mengembangkan

kepribadian siswa yang bersangkutan.

b. Media Video

Media video adalah salah satu jenis dari media pembelajaran

yang berupa penggabungan antara suara dan gambar. Menurut

Ibrahim (Mahadewi, 2012: 3) mengungkapkan video sebagai

pembelajaran sebagai penayangan ide pada layar televisi. Sementara

pengertian video menurut Ibrahim adalah perangkat lunak dan

perangkat keras yang digunakan sebagai media penayangan ulang

dari suatu rekaman. Unsur dalam video adalah adanya pesan yang

disampaikan yang berupa fakta maupun fiktif yang bersifat

informatif, edukatif, ataupun instruksional (Sadiman, 2005: 74).

Berdasarkan beberapa teori di atas, dapat diartikan video

sebagai media pembelajaran adalah jenis media audio visual yang

dapat menampilkan sebuah materi fakta ataupun fiktif yang bersifat

informatif, edukatif, ataupun instruksional.

Dari pemakaian video sebagai media pembelajaran, ada

kelemahan dan kelebihan video sebagai media pembelajaran

(41)

1) Pembuatan atau pemilihan video harus kreatif dan menarik,

sesuai dengan penontonnya.

2) Perhatian siswa susah dikuasai. Jika video itu menarik, siswa

cenderung asik dengan cerita dan susah dikondisikan. Sedangkan

jika video yang ditampilkan kurang menarik, siswa susah untuk

dirangsang aktif.

3) Penggunaan media ini cenderung kompleks karena harus disertai

beberapa perangkat elektronik lainnya.

Kelemahan penggunaan video

1) Mengatasi jarak dan waktu

2) Menggambarkan waktu yang cukup lama menjadi lebih singkat

3) Mengembangkan pemikiran siswa

4) Dapat diulang-ulang sesuai keperluan

5) Pesan mudah diingat

4. Pembelajaran Tema 3 Subtema 1 di SD

Pembelajaran Tema 3 Kegiatanku Subtema 1 : Kegiatan Pagi

Hari, digunakan untuk kelas 1 SD dengan menggunakan Kurikulum

2013. Di dalam kurikulum 2013 diterapkan juga pendekatan saintifik.

a. Kurikulum 2013

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional mengungkapkan bahwa kurikulum adalah

(42)

pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu. Dari pengertian tersebut terdapat dua dimensi

yang terdapat di kurikulum, yang pertama adalah rencana dan

pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran. Sedangkan

yang kedua adalah cara yang digunakan dalam kegiatan

pembelajaran. Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun

pelajaran 2013/2014 diterapkan dengan memenuhi kedua dimensi

tersebut.

Kurikulum 2013 diterapkan berdasarkan beberapa faktor.

Pertama, faktor internal, terkait dengan kondisi pendidikan yang ada,

kurikulum 2013 diharapkan dapat terlaksana dengan mengacu pada

delapan Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi,

standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan

tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar

pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

Mengacu dari delapan standar tersebut, kurikulum 2013 diterapkan

untuk mengupayakan agar sumber daya manusia usia produktif yang

melimpah dapat ditransformasikan menjadi sumber daya manusia

yang kompeten dan terampil.

Faktor lain yang mendasari penerapan kurikulum 2013 adalah

faktor eksternal yang mencakup kehidupan masa sekarang. Arus

(43)

informasi, kebangkitan industri kreatif, dan kebangkitan pendidikan

di tingkat internasional sekarang ini. Adanya kurikulum 2013

diharapkan dapat mengembangkan seluruh potensi peserta didik

menjadikan manusia yang berkualitas yang tercantum pada tujuan

pendidikan nasional.

Dalam penerapannya, kurikulum 2013 mengembangakan proses

pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung.

Proses pembelajaran langsung adalah kegiatan pendidikan yang

dilaksanakan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan

berpikir, pengetahuan, dan keterampilan psikomotor mereka. Proses

pembelajaran langsung disusun dan dirancang dalam silabus dan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran melalui kegiatan-kegiatan

pembelajaran.Sementara proses pembelajaran tidak langsung adalah

proses pendidikan yang terjadi selama proses pembelajaran langsung

tetapi tidak dirandang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak

langsung berkaitan dengan penilaian sikap peserta didik.

Pembelajaran dalam kurikulum 2013 menggunakan

pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan pendekatan

saintifik. Pembelajaran tematik terpadu adalah suatu penyajian

pembelajaran dengan menyatukan beberapa mata pelajaran dengan

(44)

b. Pendekatan Saintifik

Sumantoro (Putra, 2013: 40) mengungkapkan bahwa

pendekatan saintifik adalah langkah-langkah yang tersusun secara

sistematik untuk memperoleh satu kesimpulan ilmiah. Selain itu

Kemendikbud (2013) menyatakan bahwa pendekatan saintifik adalah

suatu pembelajaran yang mendorong dan memacu anak untuk

melakukan keterampilan ilmiah. Keterampilan ilmiah yang dimaksud

adalah proses belajar siswa yang meliputi mengamati, menanya,

mencoba, menalar, dan mengomunikasikan (Daryanto, 2014:59).

1) Mengamati

Dalam kegiatan mengamati, siswa lebih diutamakan untuk

mencari makna dari materi yang disajikan. Siswa dapat

memenuhi keingintahuan mereka dalam suatu materi dari

kegiatan mengamati. Kompetensi yang dikembangkan dari

kegiatan mengamati adalah melatih kesungguhan, ketelitian,

mencari informasi.

2) Menanya

Setelah kegiatan mengamati, siswa dirangsang untuk

mengemukakan rasa ingin tahu mereka dengan bertanya.

Pertanyaan yang diajukan siswa mewakili rasa ingin tahu siswa

dari materi yang bersangkutan. Kompetensi yang ingin

(45)

kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan siswa merumuskan hal

yang ingin mereka tahu dalam bentuk pertanyaan.

3) Mencoba

Pada tahap ini siswa dibimbing untuk mencoba suatu

kegiatan yang berkaitan dengan materi yang bersangkutan.

Misalnya siswa dibimbing untuk mengungkapkan isi dari video

dengan mencoba berbicara dengan percaya diri.

4) Menalar

Dalam kegiatan ini siswa dilatih untuk berpikir logis dan

sistematis atas fakta yang mereka dapat dari materi untuk bisa

menarik kesimpulan dari materi yang mereka dapat tersebut.

Kompetensi yang dikembangkan untuk tahap menalar adalah

mengembangkan kejujuran, teliti, disiplin, kerja keras,

kemampuan menyimpulkan pendapat.

5) Mengomunikasikan

Dalam tahap ini, siswa diberi kesempatan untuk

memberikan hasil dari proses pembelajarannya di depan kelas.

Dalam penelitian ini, mengomunikasikan dilakukan siswa dengan

menceritakan kembali cerita dari materi yang sudah mereka

terima. Kompetensi yang ingin dikembangkan dari tahap ini

adalah kejujuran, teliti, kemampuan berpikir sistematis, dan

(46)

Kegiatan pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik

memiliki tiga kegiatan pokok yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan

inti, dan kegiatan penutup (Daryanto, 2014:81). Dalam kegiatan

pendahuluan, diharapkan suasana pembelajaran tercipta dengan

efektif dan siswa dapat terpacu untuk melaksanakan pembelajaran.

Dalam kegiatan inti, yang merupakan kegiatan utama dalam

pembelajaran saintifik. Dalam kegiatan ini siswa diharapkan

memahami dan mendapatkan pengalaman belajar. Kegiatan inti

bertujuan untuk mengonstruksi konsep, hukum, atau prinsip siswa

yang dibantu oleh guru melalui langkah-langkah pembelajaran.

Kegiatan penutup di akhir proses pembelajaran dilakukan dengan

tujuan memvalidasi konsep yang dikuasai siswa dan memberi

pengayaan dari materi yang dikuasai siswa.

c. Pembelajaran tema 3 Kegiatanku Subtema 1:Kegiatan Pagi Hari

Pembelajaran tema 3 Kegiatanku Subtema 1: Kegiatan Pagi

Hari diajarkan pada minggu-minggu awal di kelas 1 dalam

Kurikulum 2013. Dalam pembelajaran ini, aktivitas siswa lebih

ditekankan daripada pemberian materi dari guru. Dengan demikian

keaktifan siswa tersebut dapat mempermudah penyerapan materi

bagi siswa.

Materi dalam penelitian ini dibagi menjadi empat pertemuan;

(47)

Pembelajaran subtema kegiatan pagi hari mencakup beberapa mata

pelajaran, tetapi dalam penelitian ini dikhususkan ke dalam mata

pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam pertemuan pertama siklus I,

materi yang diberikan berupa benda-benda serta kejadian yang yang

ada di pagi hari. Pertemuan kedua dengan materi kegiatan di pagi

hari, dari bangun tidur hingga berangkat sekolah. Dalam siklus II,

pertemuan pertama siswa diberi materi tentang sarpan pagi dan pada

pertemuan kedua siswa diberikan materi denah rumah mereka.

B. Penelitian yang Relevan

Pada bagian ini, peneliti melihat beberapa penelitian yang relevan dengan

penelitian yang akan dilakukan seperti:

1. Penelitian yang pertama dilakukan oleh Setiawardani (2013). Penelitian

yang berjudul Penggunaan Media Audio-Visual Video Pada

Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Meningkatkan Keterampilan

Berbicara ini, dilatarbelakangi aktivitas dan keterampilan berbicara

siswa yang rendah. Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh

Setiawardani ini dilakukan pada siswa kelas V SDN Barunagri,

Lembang. Hasil dari penelitian ini adalah adanya peningkatan hasil tes

keterampilan berbicara yang didapat pada penelitian tersebut, dari 43%

menjadi 57% dengan rata-rata sebesar 66,36. Selain itu perencanaan dan

pemilihan video untuk pembelajaran di kelas hendaknya dilakukan

(48)

Persamaan dalam penelitian milik Setiawardani dan penelitian ini adalah

dari variabel keterampilan berbicara dan menggunakan media video. Hal

ini mendukung penelitian yang akan peneliti lakukan karena dari hasil

penelitian milik Setiawardani yaitu keterampilan berbicara dapat dilihat

adanya peningkatan yang cukup signifikan dengan menggunakan media

video.

2. Penelitian kedua dilakukan oleh Dinata (2013). Penelitian ini berjudul

Penggunaan Media Pembelajaran Video Tutorial Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Teknik Gambar Bangunan SMK N 1 Seyegan Pada

Mata Pelajaran Menggambar dengan Autocad. Penelitian dengan jenis

pengembangan (Research and Development) ini dilakukan untuk

mengetahui bagaimana penggunaan video tutorial dapat meningkatkan

hasil belajar siswa SMK N 1 Seyegan. Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa untuk mengembangkan media pembelajaran video

tutorial diperlukan beberapa tahapan. Penilaian akhir dari ahli media

sebesar 81,9% dan penilaian dari ahli materi sebesar 82,3%. Dari hasil

tersebut, media video tutorial masuk dalam kriteria baik dan dinyatakan

efektif dalam meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran

menggambar dengan autocad.

Penelitian milik Dinata juga mendukung penelitian yang akan peneliti

lakukan. Dapat dilihat dari penggunaan media video yang meningkatkan

hasil belajar siswa dengan minat siswa dalam proses pembelajaran juga

(49)

3. Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Saloko (2013) dengan judul

Pengembangan Media Video Pembelajaran Mata Pelajaran Matematika

pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Seririt Tahun Pelajaran 2012/2013

Semester Ganjil. Penelitian dengan model Research and Development

ini mengembangkan media video untuk pembelajaran matematika di

sekolah dasar. Dari hasil validasi ahli pelajaran mencapai kategori baik

yaitu sebesar 86%. Hasil validasi dari beberapa ahli mengenai video

yang dikembangkan oleh Saloko, menyatakan bahwa media video layak

digunakan sebagai media pembelajaran matematika.

Hal yang mendukung penelitian yang akan peneliti lakukan adalah dari

hal pengembangan media video sebagai media pembelajaran bagi siswa

sekolah dasar.

Berikut ini merupakan peta literatur (literature map) berdasarkan

[image:49.595.102.514.238.729.2]

penelitian yang relevan:

Gambar 2.1 Peta Literatur Penelitian Terdahulu

1. Nama : Setiawardani (2013)

Judul : Penggunaan Media Audio-Visual Video pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara

2. Nama : Nurcahyo (2013)

Judul : Penggunaan Media Pembelajaran Video Tutorial Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Teknik Gambar Bangunan SMK N 1 Seyegan Pada Mata Pelajaran Menggambar Dengan Autocad.

3. Nama : Saloko (2013)

Judul : Pengembangan Media Vido Pembelajaran Mata Pelajaran Matematika Pada Siswa Kelas V SD Negeri Seririt Tahun Pelajaran 2012/2013 Semester Ganjil

Yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah: Penggunaan Media Video Dalam Peningkatan Ketrampilan Berbicara Dan Hasil Belajar

(50)

Dari gambar 2.1, dapat dijelaskan bahwa penelitian ini juga didukung

oleh beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Sehingga hasil dari

penelitian ini tidak buruk tetapi ikut membuktikan bahwa penggunaan media

video dapat meningkatkan keterampilan berbicara dan hasil belajar siswa.

C. Kerangka Berpikir

Pada awalnya, keterampilan berbicara siswa dapat dikatakan rendah.

Terlihat dari hasil observasi keterampilan berbicara yang rata-rata nilainya masih

kecil dan persentase siswa yang terampil berbicara belum mencapai 50%.

Pembelajaran di kelas juga tidak menggunakan media pembelajaran yang

mendukung.

Dalam penelitian ini, pembelajaran 1- 4 subtema 1 Kegiatan Pagi Hari,

khususnya pelajaran Bahasa Indonesia diberikan dengan menggunakan media

pembelajaran video. Media video digunakan sebagai contoh dan pedoman siswa

kelas 1 dalam keterampilan berbicara dan hasil belajar siswa. Keterampilan

berbicara adalah kemampuan seseorang untuk menyampaikan suatu gagasan atau

ide melalui pengucapan kata-kata. Sedangkan hasil belajar adalah perubahan

tingkah laku secara keseluruhan baik yang menyangkut segi kognitif, terkhusus

pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Dengan penggunaan media video dalam pelajaran Bahasa Indonesia

siswa akan menjadi lebih aktif dan berminat dalam mengikuti pelajaran. Hal ini

(51)

materi yang diberikan guru. Video yang dilihat oleh siswa akan membuat siswa

lebih mudah mengingat hal-hal penting yang berkaitan dengan materi.

Video yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah empat (4) video.

Video yang pertama digunakan di pertemuan pertama siklus I; video ini

menceritakan tentang benda-benda yang ada di pagi hari. Video yang kedua

digunakan untuk pertemuan kedua siklus I; video yang kedua ini mengajak siswa

untuk menceritakan kegiatan pagi hari mereka dari mulai bangun tidur hingga

berangkat sekolah. Video yang ketiga digunakan untuk pertemuan pertama siklus

II; video ini mengajak siswa untuk menceritakan menu sarapan pagi mereka.

Video yang keempat digunakan pada pertemuan kedua siklus II; mengajak siswa

untuk menceritakan jalur dan denah dari rumah mereka menuju sekolah.

Kaitannya dengan keterampilan berbicara, dengan menonton video,

siswa akan lebih mudah mengutarakan materi yang sudah mereka lihat. Secara

garis besar, siswa hanya tinggal mengulangi atau menceritakan kembali hal-hal

apa yang sudah mereka lihat di video. Dengan menyaksikan video yang sudah

diberikan, siswa dapat juga menyontoh bagaimana cara presentasi yang harus

mereka lakukan. Mereka dapat menyontoh faktor kebahasaan dan faktor

nonkebahasaan yang terdapat pada video.

Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan

media video membuat siswa juga lebih mudah menerima materi yang

disampaikan guru. Dengan demikian hasil belajar siswa diharapkan meningkat.

(52)
[image:52.595.100.510.111.722.2]

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir

di atas, peneliti membuat hipotesis berupa:

1. Upaya peningkatan keterampilan berbicara dan hasil belajar siswa kelas 1

SD Negeri Puren tahun pelajaran 2014/2015 dengan tahap-tahap sebagai

berikut:

a. Menyajikan video kepada siswa.

b. Guru dan siswa mengulas isi video.

c. Memberikan arahan tentang kegiatan pembelajaran.

d. Memberikan kesempatan siswa untuk mengungkapkan pendapatnya

secara tertulis.

e. Siswa mengomunikasikan hasil pekerjaannya. Pembelajaran Bahasa Indonesia

kelas 1 SD dengan media konvensional

Keterampilan berbicara dan hasil belajar yang rendah

Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media

video

Keterampilan Berbicara yang lebih baik

(53)

2. Penggunaan media video dapat meningkatkan keterampilan berbicara

siswa kelas 1 SD N Puren tahun pelajaran 2014/2015.

3. Penggunaan media video dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1

(54)

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada metode penelitian, akan dibahas jenis penelitian, setting penelitian,

rencana tindakan, pengumpulan data dan instrumennya, analisis data, dan kriteria

keberhasilan. Jenis penelitian akan menjelaskan secara singkat mengenai

penelitian yang dipilih untuk melakukan penelitian. Setting penelitian

menjelaskan tempat, subjek, objek, dan waktu penelitian yang dilakukan oleh

peneliti.Pada rencana tindakan menguraikan tentang perencanaan yang dilakukan

peneliti sebelum melakukan penelitian secara langsung. Pengumpulan data dan

instrumennya berisi cara pengumpulan dan instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini. Analisis data membahas tentang pengolahan data yang digunakan

untuk mengambil kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah. Dan kriteria

keberhasilan menjelaskan tentang kriteria yang diinginkan peneliti di setiap

siklusnya.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK).Penelitian

tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah

tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara

bersama (Arikunto,2006 : 3). Aqib (2007: 17) juga mengungkapkan bahwa

penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang

sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas, sehingga dapat disimpulkan

(55)

dengan sengaja melakukan kegiatan untuk tujuan penelitian tertentu. Pelaksanaan

PTK di suatu kelas dapat meningkatkan kepekaan guru terhadap keadaan yang

terjadi dalam kelasnya. Selain itu kinerja guru dapat ditingkatkan dengan

mengadakan PTK. Dengan melaksanakan PTK, guru dapat memperbaiki proses

pembelajaran sehingga dapat meningkatkan keefektifan proses belajar mengajar di

dalam kelasnya.

Penelitian tindakan kelas memiliki beberapa siklus. Di tiap siklusnya terdiri

dari empat (4) kegiatan atau tahapan yaitu perencanaan, tindakan,

pengamatan/pengumpulan data, dan refleksi. Berikut adalah bagan pelaksanaan

[image:55.595.102.513.211.697.2]

penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Taggart:

Gambar 3.1 Siklus Model Kemmis & Mc Taggart

(56)

Kegiatan awal dari siklus I penelitian tindakan kelas dilakukan untuk

mengetahui hasil dan melihat keberhasilan dan hambatan yang muncul setelah

dilakukannya kegiatan di siklus I.

Setelah hambatan dari siklus I ditemukan, selanjutnya peneliti merancang

kegiatan di siklus II untuk memperbaiki bahkan menghilangkan hambatan atau

masalah di siklus I. Dalam siklus II, tahap-tahap kegiatan yang dilakukan sama

dengan siklus sebelumnya. Jika hasil dari siklus II dirasa belum cukup, peneliti

kemudian merancang siklus dan melaksanakannya sampai peneliti merasa hasil

penelitiannya sudah cukup.

B. Setting penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Puren yang beralamat di Jalan

Tantular No 93, Pringwulung, Kecamatan Condong Catur, Depok,

Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas 1 SD N Puren

yang berjumlah 34 siswa dengan 17 siswa laki-laki dan 17 siswa

perempuan.

3. Objek penelitian,

Objek penelitian ini adalah keterampilan berbicara siswa khususnya

dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Keterampilan berbicara yang

(57)

penempatan penggalan saat berbicara, nada, pilihan kata, dan ketepatan

topik) dan aspek nonkebahasaan (sikap, pandangan mata, ekspresi,

kelancaran, dan penguasaan materi) dalam berbicara.

4. Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun pelajaran

2014/2015, dari bulan Januari sampai Maret 2015.Penyusunan proposal

dilakukan di bulan Januari, sedangkan penyusunan instrumen dilakukan di

bulan Februari.Setelah itu, instrumen diujicobakan pada bulan

Maret.Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Maret.Dan pengolahan

data pada bulan April.Penyusunan laporan dilakukan pada bulan April,

dan ujian dilakukan pada bulan Agustus 2015.

C. Rencana tindakan

Dalam penelitian ini, peneliti membagi menjadi 2 siklus setiap siklus terdiri

dari 2 pertemuan :

1. Persiapan

a. Mengurus perijinan untuk melakukan penelitian melalui sekretariat

program studi.

b. Peneliti meminta ijin kepada Kepala Sekolah dan guru kelas I SD

Negeri Puren untuk mengadakan penelitian.

c. Mengidentifikasi masalah.

d. Mengkaji Kompetensi Dasar dan materi pembelajaran.

(58)

f. Menyusun soal evaluasi tiap siklus untuk penilaian hasil belajar

siswa.

g. Menyusun lembar pengamatan untuk penilaian keterampilan

berbicara siswa.

h. Melakukan observasi dan tes awal sebelum penelitian.

2. Rencana Tindakan Tiap Siklus

Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus.Tiap siklus terdiri dari dua

pertemuan dengan alokasi waktu 6 × 35 menit.Pada kedua siklus ini,

ditekankan pada keterampilan berbicara dan hasil belajar siswa khususnya

pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Langkah-langkah pelaksanaan tiap

siklus dijabarkan sebagai berikut:

a. Siklus I

1)Rencana Tindakan

Menyusun Silabus, RPP, LKS dan video yang digunakan

sebagai media pembelajaran.

2)Pelaksanaan Tindakan

Pertemuan 1

a) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai hal apa yang

terjadi di pagi hari. (menanya)

b) Beberapa siswa mengungkapkan pendapatnya tentang

penjelasan guru.

c) Guru menunjuk ketua kelas untuk membagikan Lembar Kerja

(59)

d) Selanjutnya siswa diminta untuk membuka LKS dan

mengamati gambar yang ada di dalamnya.

e) Siswa menyebutkan kejadian apa saja yang terjadi di dalam

gambar dan menuliskannya di kolom yang sudah disediakan

(mencoba)

f) Beberapa siswa ditunjuk untuk mengungkapkan pendapat dan

menceritakan kembali isi gambar.(menalar)

g) Siswa menjawab pertanyaan dari guru apakah ada materi yang

be

Gambar

Gambar 2.1 Peta Literatur Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
Gambar 3.1 Siklus Model Kemmis & Mc Taggart Sumber : Kemmis dan Taggart dalam Arikunto (2010 : 17)
gambar dan menuliskannya di kolom yang sudah disediakan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Melalui game yang Penulis buat diharapkan user tidak merasa bosan berlama-lama di depan komputer dan juga bisa membantu gerak refleks anak atau merangsang kecepatan berfikir pada

Kelas, Konser, dan Kekeluargaan dalam Pembelajaran Vokal Anak di Purwacaraka Music Studio Bangbarung.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Diharapkan dengan menggunakan metode demonstrasi eksperimen dalam pembelajaran di kelas V dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V dalam mata pelajaran IPA materi

Beberapa faktor seperti pemerintah pusat yang tidak memperhatikan pembangunan ekonomi di wilayah Sudan bagian selatan, penerapan hukum yang tidak adil, timbulnya

Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan

Berkenaan dengan bakat, mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro tidak dapat mengenali bakat mereka untuk menentukan minat studi

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri I Jurug Tahun Ajaran 2011/2012 melalui penerapan metode

Ketangkasan yang terdiri dari pengontrolan jari dan reaksi telapak tangan terhadap getaran, keamanan seperti perasaan aman menggunakan sarung tangan tersebut, daya