“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN PADA SATUAN KERJA
”(STUDI KASUS PADA KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA SOLOK PERIODE 2017 )
SKRIPSI
Ditulis Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) pada Jurusan Ekonomi Syariah Konsentrasi Akuntansi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
OLEH:
Nesa Yuliantika NIM. 14 231 071
JURUSAN EKONOMI SYARIAH/AKUNTANSI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BATUSANGKAR
1440 H/2019 M
i ABSTRAK
Judul Skripsi “Analisis Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Penyampaian Laporan Keuangan pada Satuan Kerja (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Solok). Penelitian ini dilakukan pada satker wilayah Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Solok periode 2017. Pada tahun 2017, penyampaian laporan keuangan oleh satker di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Solok masih terjadi keterlambatan yaitu pada bulan Juli sampai November 2017.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan penyampaian laporan keuangan pada satuan kerja.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan keterlambatan penyampaian laporan keuangan satker tersebut telah ditentukan sebelumnya di penelitian ini, yaitu SDM, teknologi informasi, sarana pendukung, sistem pengendalian intern, dan aturan hukum.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian deskriptif kualitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari 10 orang responden yang merupakan perwakilan dari 10 satker yang pernah mengalami keterlambatan penyampaian laporan keuangan di KPPN Solok periode 2017.
Dari hasil penelitian ini, faktor yang menyebabkan keterlambatan dominan adalah faktor SDM pada indikator latar belakang pendidikan, teknologi informasi pada indikator update aplikasi, sarana pendukung pada indikator internet, sistem pengendalian intern pada indikator rangkap jabatan, dan aturan hukum pada indikator minim pemahaman peraturan perundang-undangan. Implikasi penelitian ini terhadap satker adalah dapat meningkatkan kualitas penyampaian laporan keuangan secara tepat waktu.
Kata Kunci: Keterlambatan Laporan Keuangan, SDM, Teknologi Informasi, Sarana Pendukung, SPI, dan Aturan Hukum.
ii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI
ABSTRAK ... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR TABEL... iv
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang ... 1
B. fokus penelitian ... 8
C. Rumusan Masalah ... 8
D. Tujuan Penelitian ... 8
E. Manfaat Penelitian. ... .9
F. Definisi Operasional... 10
BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori ... 11
1. Standar Akuntansi Pemerintaha ... 11
2. Sistem Akuntansi Pemerintahan Pusat ... 13
a. Sistem Akuntansi Pusat ... 13
b. Sistem Akuntansi Instansi. ... 15
1. Satuan Kerja ... 16
2. Laporan Keuangan Pemerintah Pusat ... 16
3. Tujuan Laporan Keuangan ... 17
4. Peranan Laporan Keuangan ... 19
5. Komponen-Komponen Laporan Keuangan ... 22
6. Pengguna dan Kebutuhan Informasi Para Pengguna ... 25
7. Nilai dan Kualitas Informasi ... 27
8. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan. ... 27
9. Kendala Informasi yang Relevan dan Andal ... 30
10. Ketepatan Waktu ... 31
iii
11. Akuntabilitas Laporan Keuangan ... 33
12. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterlambatan Penyampaian Laporan Keuangan ... 35
a. Sumber Daya Manusia ... 35
b. Teknologi Informasi ... 38
c. Sarana Pendukung... ... ..39
d. Sistem Pengendalian Intern... ... 39
e. Aturan Hukum ... 40
B. Penelitian Relevan ... 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Peneliti... 43
B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 43
C. Populasi dan Sampel ... .44
D. Instrumen Penelitian... 46
E. Sumber Data ... 46
F. Teknik Pengumpulan Data ... ...46
G. Teknik Analisis Data... .. ...47
H. Teknik Penjamin Keabsahan Data ... 49
BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan... ... ...…...50
B. Pembahasan dan Hasil Penelitian………... ………...…..57
C. Temuan Penelitian…………... .. ...72
D. Analisis………... ... .………...…...73
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan… .. ..………...77
B. Saran……… .. ………...…...… .78 DAFTAR PUSTAKA
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Satker yang terlambat dalam menyampaikan laporan keuangan di KPPN Solok periode Juli s/d November 2017...7 Tabel 3.1 tempat dan waktu penelitian...43 Tabel 4.1 Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Penyampaian Laporan
Keuangan pada Satuan Kerja di KPPN Solok Tahun 2017…...67 Tabel 4.2 Faktor-Faktor SDM yang Menyebabkan Katerlambatan Penyampaian Laporan Keuangan pada Satuan Kerja di KPPN Solok Tahun 2017...68 Tabel 4.3 Faktor-Faktor Teknologi Informasi yang Menyebabkan Katerlambatan
Penyampaian Laporan Keuangan pada Satuan Kerja di KPPN Solok Tahun
2017...69 Tabel 4.4 Faktor-Faktor Sarana Pendukung yang Menyebabkan Keterlambatan
Penyampaian Laporan Keuangan pada Satuan Kerja di KPPN Solok Tahun 2017...70 Tabel 4.5 Faktor-Faktor Sistem Pengendalian Intern yang Menyebabkan Keterlambatan Penyampaian Laporan Keuangan pada Satuan Kerja diKPPN Solok Tahun 2017...71 Tabel 4.6 Faktor-Faktor Aturan Hukum yang Menyebabkan Keterlambatan Penyampaian Laporan Keuangan pada Satuan Kerja di KPPN Solok Tahun 2017...72
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Fenomena dalam perkembangan sektor publik di Indonesia saat ini adalah meningkatnya tuntutan pengelolaan ketatanegaraan yang lebih baik, terbuka dan akuntabel bagi lembaga-lembaga publik, baik ditingkat pusat maupun daerah. Pada dasarnya akuntabilitas publik merupakan pemberian informasi dan menyajikannya secara terbuka disertai pengungkapan atas kinerja keuangan pemerintah kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Salah satu bentuk pertanggungjawaban pemerintah kepada pihak-pihak berkepentingan yaitu dengan menyampaikan laporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban manajemen dalam mengelola sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Seperti yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang menyatakan bahwa informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bertujuan umum untuk memenuhi kebutuhan informasi dari semua kelompok pengguna. Salah satu syarat agar laporan keuangan dapat dikatakan relevan jika laporan keuangan tersebut dapat dilaporkan secara tepat waktu
Setelah disahkannya Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, Hal ini merupakan upaya untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pemerintahan dalam mengelola keuangan negara dengan menyampaikan laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang memenuhi prinsip tepat waktu dan disusun menurut standar akuntansi pemerintahan yang telah diterima secara umum. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) merupakan prinsip akuntansi dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah.
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) menyatakan bahwa laporan keuangan pada sektor pemerintah berperan dalam menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode. Laporan keuangan digunakan untuk melaksanakan kegiatan operasional pemerintahan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektifitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, serta membantu menentukan ketaatannya pada perundang-undangan.
Tujuan pelaporan keuangan pemerintah yang tercantum dalam Standar Akuntansi Pemerintah menjelaskan bahwa seharusnya laporan keuangan menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik.
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat merupakan wujud pertanggungjawaban satuan kerja sebagai pengguna anggaran. Laporan pertanggungjawaban ini merupakan sumber untuk mendapatkan informasi yang mana didalamnya terdapat informasi yang akan memberikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan nanti. Bentuk laporan pertanggungjawaban yaitu berupa laporan keuangan yang merupakan hasil akhir dari proses pencatatan akuntansi.
Pencatatan akuntansi ini merupakan hal yang sangat penting dan dianjurkan dalam Islam. Sebagaimana dijelaskan dalam al-Quran Surat al- Bagarah ayat 282 :
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau Dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, Maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). jika tak ada dua oang lelaki, Maka
(boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa Maka yang seorang mengingatkannya. janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli;
dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. jika kamu lakukan (yang demikian), Maka Sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.
Tafsiran dari ayat diatas merupakan perintah untuk mencatat semua transaski yang tidak secara tunai, hendaklah kalian membuat surat tanda bukti atas transaksi tersebut dan menuntut adanya pengetahuanbagi yang berlaku adil , juga karena seseorang yang adil tapi tidak mengetahui, keadilannya akan mendorong untuk belajar. Berbeda dengan yang mengetahui tapi tidak adil . ketika itu pengetahuannya akan ia gunakan untuk menutupi ketidakadilannya. Ia akan mencari celah hukum untuk membenarkan penyelewengan dan menghindari sanksi ( Azzuhaili, 2013 : 138 ).
Kalau kita kaji lebih jauh Al-Quran Surat Al-Bagarah ayat 282 di atas, bahwa Allah telah menggariskan konsep Akuntansi Islam yang menekankan pada aspek pertanggungjawaban. Dalam ayat diatas disebutkan bahwa kewajiban bagi setiap umat Islam untuk menulis setiap transaksi yang masih belum tuntas/tidak tunai. Tujuan perintah ini adalah untuk menjaga keadilan dan kebenaran. Jadi dalam penyajian laporan
keuangan harus disajikan sesuai dengan tepat waktu agar tidak mendapatkan sanksi administrasi. Menyajikan suatu laporan keuangan butuh pengetahuan akuntansi keuangan agar laporan keuangan yang diinput tersebut menjadi valid atau laporan keuangan menjadi benar.
(Harahap,2011 : 358 ).
Dalam pengelolaan keuangan pemerintah yang baik, satuan kerja harus memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dengan pemahaman akuntansi yang memadai didukung pelatihan serta latar belakang pendidikan yang sesuai. Selain itu juga harus mengikuti teknologi informasi yang mendukung. Satuan kerja juga harus patuh terhadap aturan hukum yang telah ditetapkan.
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Solok merupakan instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada dan bertanggungjawab kepada Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sumatera Barat. Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 169/PMK.01/2012 tentang organisasi dan tata kerja instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Solok mempunyai tugas melaksanakan kewenangan perbendaharaan dan Bendahara Umum Negara, penyaluran pembiayaan atas beban anggaran, serta penata usahaan penerimaan dan pengeluaran anggaran melalui dan dari kas negara berdasarkan peraturan perundang- undangan (Profil KPPN, 2017 ).
Wilayah kerja Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Solok membawahi 1 Kota Dan 2 Kabupaten di Wilayah Provinsi Sumatera Barat Yakni : Kabupaten Solok, Kabupaten Solok Selatan Dan Kota Solok. Jumlah seluruh satuan kerja dari 3 Kabupaten/Kota sebanyak 84 satuan kerja. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Solok mempunyai tugas melaksanakan sebagian kewenangan perbendaharaan dan kuasa bendahara umum yaitu menyalurkan dana atas beban anggaran dan
membukukan penerimaan dan pengeluaran anggaran melalui kas negara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Solok mempunyai fungsi menyelenggarakan verifikasi transaksi keuangan, akuntansi, dan pelaporan.
Pada Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 210/PMK.05/2013 di jelaskan bahwa Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) dan Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran Bendahara Umum Negara (UAKPA BUN) dengan Unit Akuntansi Kuasa Bendahara Umum Negara-Daerah/Tingkat KPPN(UAKBUN-D/KPPN) wajib melakukan rekonsiliasi setiap bulan dengan melampirkan laporan pertanggungjawaban bendahara. Rekonsiliasi ini dilaksanakan paling lambat tanggal 10 setelah bulan bersangkutan berakhir. Jika Tanggal 10 tersebut jatuh pada hari libur maka rekonsiliasi dilaksanakan paling lambat pada hari kerja sebelumnya. UAKPA dan UAKPA BUN yang tidak atau terlambat melakukan rekonsiliasi akan dikenakan sanksi administratif.
Dari peraturan perbendaharaan diatas, dapat dilihat bahwa laporan keuangan harus disajikan tepat waktu karena jika terlambat maka tidak dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Untuk itu waktu harus digunakan sebaik-baiknya.
Pada periode 2017 satuan kerja lingkup wilayah Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Solok sering mengalami keterlambatan dalam penyampaian laporan keuangan (Operator verifikasi dan akuntansi KPPN Solok ). Dari data yang penulis dapatkan berikut daftar keterlambatan penyampaian laporan keuangan oleh satuan kerja ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Solok di bulan Juli sampai November tahun 2017 adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1
Data Satker Yang Terlambat Dalam Menyampaikan Laporan keuangan di KPPN Solok Periode Juli Sampai November 2017
No
Bulan Jumlah satker yang tidak
terlambat
Jumlah satker yang terlambat
Persentase
1 Juli 66 18 21.42%
2 Agustus 64 20 23.80%
3 September 74 10 11.90%
4 Oktober 69 15 17.85%
5 November 70 14 16.66%
sumber : Dari seksi verifikasi dan akuntansi KPPN Solok
Dari data di atas dapat terlihat berapa Persentase yang terlambat dalam menyampaikan laporan keuangan Kekantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Solok yaitu pada bulan Juli sebesar 21.42%, bulan Agustus sebesar 23.80%, bulan September sebesar 11.90%, bulan Oktober sebesar 17.85% dan bulan November sebesar 16.66%, yang mana satker terdiri dari 84 satuan kerja. Jadi rata-rata dari persentase tersebut sebesar 22,9% artinya relatif tinggi untuk satker yang seharusnya memberikan laporan tepat waktu sesuai dengan peraturan. Sedangkan pada karakteristik kualitatif penyampaian laporan keuangan yang tertuang dalam kerangka konseptual Standar Akuntansi Pemerintah bahwa laporan keuangan harus disampaikan tepat waktu agar dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.
’
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai faktor-faktor penyebab keterlambatan penyampaian laporan keuangan lingkup Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Solok. Adapun judul penelitian ini adalah “ Analisis Faktor- Faktor Penyebab Keterlambatan Penyampaian Laporan Keuangan PadaSatuan Kerja” (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Solok Periode 2017 )
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis buat maka penelitian ini difokuskan kepada faktor-faktor penyebab keterlambatan penyampaian laporan keuangan pada satuan kerja di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Solok. Dengan melihat masih banyak satker yang tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Solok.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah di atas, penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu apa faktor-faktor penyebab keterlambatan penyampaian laporan keuangan oleh satuan kerja di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Solok.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan penyampaian laporan keuangan pada satuan kerja di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Solok.
E. Manfaat Penelitian .
Adapun manfaat penelitian ini antara lain : a. Bagi Penulis
1) Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana ekonomi padajurusan ekonomi syariah/akuntansi syariah fakultas ekonomi dan bisnis islam pada Institut Agama Islam Negeri Batusangkar.
2) Penelitian ini diharapkan berguna sebagai penambah ilmu pengetahuan serta sebagai wadah aplikasi teor-teori yang telah diperoleh saat perkuliahan dan dijadikan sebagai alat dalam pembahasan.
b. Bagi Pihak Akademik
1) Untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan dapat digunakan sebagai referensi serta bermanfaat sebagai dasar penelitian selanjutnya.
2) Sebagai tambahan wacana akademik di Institut Agama Islam Negeri Batusangkar.
c. Bagi Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Solok
1) Dapat memberikan pemahaman serta teori yang penulis dapat dari penelitian ini kepada satuan kerja di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Solok.
2) Penelitian ini diharapkan dapat mendorong satuan kerja untuk tepat waktu menyampaikan laporan keuangan.
F. Definisi Operasional
Faktor-faktor penyebab keterlambatan adalah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya keterlambatan terhadap penyediaan laporan keuangan oleh satuan kerja. keterlambatan penyampaian laporan keuangan yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah penyampaian laporan keuangan oleh satuan kerja ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Solok melampaui tanggal penyelesaian yang telah ditentukan.
Laporan keuangan adalah suatu informasi mengenai keuangan sebuah instansi yang dapat digunakan untuk melihat bagaimana kinerja instansi tersebut dalam suatu periode tertentu (Dwiyani,2017: 1452).
Dengan adanya laporan keuangan tersebut maka akan terlihat faktor apa yang akan menyebabkan keterlambatan penyampaian laporan keuangan oleh satuan kerja tersebut.
Satuan kerja adalah kuasa pengguna anggaran yang merupakan bagian dari suatu unit organisasi pada kementerian negara yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program. Satuan kerja yang penulis maksud adalah satuan kerja yang ada pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Solok (Renyowijoyo, 2008 : 123 ).
Dari variabel diatas dapat disimpulkan bahwa penyampaian laporan keuangan oleh satuan kerja menjadi salah satu faktor penting untuk penyusunan laporan keuangan pemerintah pusat. Keterlambatan penyampaian laporan keuangan oleh satuan kerja akan berakibat terlambatnya penyajian laporan keuangan pemerintah pusat. Oleh sebab itu laporan keuangan harus disampaikan tepat waktu, karena jika terlambat maka tidak dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan.
11 BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori
1. Standar Akuntansi Pemerintah
Standar akuntansi merupakan pedoman atau prinsip-prinsip yang mengatur perlakuan akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan untuk tujuan pelaporan kepada para pengguna laporan keuangan, sedangkan prosedur akuntansi merupakan praktik khusus yang digunakan untuk mengimplementasikan standar. Untuk memastikan diikutinya prosedur yang telah ditetapkan, sistem akuntansi sektor publik harus dilengkapi dengan sistem pengendalian intern atas penerimaan dan pengeluaran dana publik (Halim, 2007 : 123 ).
Standar akuntansi sangat diperlukan untuk menjamin konsistensi dalam pelaporan keuangan.Tidak adanya standar akuntansi yang memadai akan menimbulkan implikasi negatif berupa rendahnya reabilitas dan objektifitas informasi yang disajikan (Halim, 2007 : 124 )
Proses penetapan dan pelaksanaan standar akuntansi sektor publik masalah yang serius bagi praktik akuntansi. Profesi akuntansi bagi para pihak-pihak yang berkepentingan. Pembuatan suatu standar mungkin dapat bermanfaat bagi suatu pihak namun dapat juga merugikan bagi pihak lain. Penentuan mekanisme yang terbaik dalam menetapkan keseragaman standar akuntansi merupakan faktor penting agar standar akuntansi dapat diterima pihak-pihak yang berkepentingan dan bermanfaat bagi pengembangan akuntansi sektor pemerintahan (Halim, 2007 : 124 )
Standar akuntansi pemerintah menyatakan bahwa laporan keuangan pada sektor pemerintah berperan dalam menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode.
Entitas akuntansi merupakan unit pada pemerintahan yang mengelola anggaran, kekayaan, dan kewajiban yang menyelenggarakan akuntansi
dan menyajikan laporan keuangan atas dasar akuntansi yang diselenggarakannya (Rachmawi, 2016 : 148 )
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dalam pasal 32 mengamanatkan bahwa bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanan APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan. Standar akuntansi pemerintahan tersebut disusun oleh komite standar akuntansi pemerintahan yang independen dan ditetapkan dengan peraturan pemerintahan setelah terlebih dahulu mendapat pertimbangan dari badan pemeriksa keuangan (SAP No.71, 2010 : 6).
Penyusunan Standar Akuntansi Pemerintah berbasis akrual dilakukan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintah melalui proses baku penyususnan. Proses baku penyusunan Standar Akuntansi Pemerintah tersebut merupakan pertanggungjawaban profesional Komite Standar Akuntansi Pemerintah yang secara lengkap (SAP, 2010 : 7 )
Penyusunan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah dilandasi oleh kerangka konseptual akuntansi pemerintahan, yang merupakan konsep dasar penyusunan dan pengembangan standar akuntansi pemerintahan, dan merupakan acuan bagi komite standar akuntansi pemerintahan, penyusun laporan keuangan, pemeriksa, dan pengguna laporan keuangan dalam mencari pemecahan atas sesuatu masalah yang belum diatur dalam pernyataan standar akuntansi pemerintahan (SAP No.71 , 2010 : 6 ).
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Keuangan Negara tersebut, pemerintah telah menetapkan peraturan pemerintah nomor 24 tahun 2005 tentang standar akuntansi pemerintahan. Standar akuntansi pemerintahan tersebut menggunakan basis kas untuk pengakuan transaksi pendapatan, belanja dan pembiayaan, dan basis akrual untuk pengakuan asset, kewajiban, dan ekuitas dana. (SAP No. 71,2010 : 7).
Laporan keuangan yang dihasilkan dari penerapan Standar Akuntansi Pemerintah berbasis akrual dimaksudkan untuk memberi manfaat lebih baik bagi para pemangku kepentingan, baik para pengguna maupun pemeriksa laporan keuangan pemerintah, dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Hal ini sejalan dengan salah satu prinsip akuntansi yaitu bahwa biaya yang dikeluarkan sebanding dengan manfaat yang diperoleh (SAP, 2010 : 8 ).
2. Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
Penjelasan atas undang-undang republik Indonesia nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, menyatakan bahwa agar informasi yang disampaikan dalam laporan keuangan pemerintah dapat mememenuhi prinsip transparansi dan akuntabilitas, perlu diselenggarakan Sistem Akuntansi Pusat (SIAP ) yang dilaksanakan kementerian keuangan dan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yang dilaksanakan oleh satuankerja.
Dari penjelasan di atas, maka Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) adalah serangkaian prosedur manual maupun terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pengiktisiran sampai dengan pelaporan posisi keuangan, dan operasi keuangan pemerintah pusat. Sistem akuntansi pemerintah pusat ini bertujuan untuk :
a. Menjaga aset pemerintah pusat dan instansi melalui pencatatan dan pelaporan transaksi keuangan yang konsisten sesuai dengan standar dan pinsip-prinsip akuntansi yang berlaku.
b. Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang posisi keuangan pemerintah pusat dan instansi/lembaga secara keseluruhan.
c. Menyediakan informasi yang berguna untuk perencanaaan, pengelolaan dan pengendalian kegiatan dan keuangan pemerintah secara efesien dan selektif.
Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat terdiri dari dua subsistem , yaitu Sistem Akuntansi Pusat (SIAP ), dan Sistem Akuntansi Instansi
(SAI ). Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat menghasilkan laporan keuangan pemerintah pusat sedangkan Sistem Akuntansi Pusat dilaksanakan oleh departemen keuangan selaku bendahara umum negara (Renyowijoyo, 2008 : 120-121 ).
Sistem Akuntansi Pusat adalah serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, analisa, pencatatan, pengikhtisaran, interpretasi sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Keuangan selaku Bendahara Umum Negara. Sistem Akuntansi Instansi dilaksanakan oleh Kementerian Negara/Lembaga, yang memproses data untuk menghasilkan Laporan Keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Standar Akuntansi Keuangan digunakan untuk memproses transaksi anggaran dan realisasinya, sehingga menghasilkan Laporan Realisasi Anggaran (Renyowijoyo, 2008:120-122).
1. Sistem Akuntansi Pusat (SiAP)
Sistem Akuntansi Pusat (SiAP), dilaksanakan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara. Sistem Akuntansi Pusat memiliki dua subsistem, terdiri dari Sistem Akuntansi Kas Umum Negara selanjutnya disebut (SAKUN), dan Sistem Akuntansi Umum (SAU). SAKUN menghasilkan Laporan Arus Kas (LAK) dan Neraca KUN. SAU menghasilkan Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Neraca. Dalam rangka pelaksanaan Sistem Akuntansi Pusat (Renyowijoyo, 2008:123) :
a. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) memproses datatransaksi penerimaan dan pengeluaran.
b. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Khusus memproses data transaksi pengeluaran yang berasaldari Bantuan Luar Negeri (BLN).
c. Direktorat Pengelolaan Kas Negara (DPKN) memproses data
transaksi penerimaan dan pengeluaran Kas Umum Negara (KUN) melalui kantor pusat.
d. Direktorat Informasi dan Akuntansi memproses data APBN, serta melaksanakan verifikasi dan akuntansi untuk data transaksi penerimaan dan pengeluaran BUN melalui kantor pusat.
2. Sistem Akuntansi Instansi (SAI)
Sistem Akuntansi Instansi diselenggarakan untuk menghasilkan laporan keuangan termasuk Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan. Untuk melaksanakan Sistem Akuntansi Instansi sebagaimana maksud dibentuk Unit Akuntansi Keuangan yang terdiri dari:
a. Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (selanjutnya disebut UAPA), merupakan unit akuntansi instansi yang melakukan proses penyusunanlaporan keuangan tingkat Kementerian Negara/
Lembaga.
b. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon I (selanjutnyadisebut UAPPA-E1), adalah unit akuntansi instansi yang melakukankegiatan penggabungan laporan, baik keuangan maupun barang seluruh UAPPA-E1 yang langsung berada di bawahnya.
c. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (selanjutnyadisebut UAPPA-W), adalah unit akuntansi instansi yang malakukankegiatan penggabungan laporan, baik keuangan maupun barang seluruh UAKPA yang berada dalam wilayah kerjanya.
d. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (selanjutnya disebut UAKPA), adalah unit akuntansi instansi yang melakukan kegiatan akuntansi dan pelaporan tingkat satuan kerja (Renyowijoyo, 2008:124).
3. Satuan Kerja
Satuan kerja adalah kuasa pengguna anggaran/pengguna barang yang merupakan bagian dari suatu unit organisasi pada kementerian negara/lembaga yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program.Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran / pengguna barang (Renyowijoyo, 2008 : 123 ).
4. Laporan keuangan pemerintah pusat
Laporan keuangan adalah laporan tertulis yang memberikan informasi kuantitatif tentang posisi keuangan dan perubahan- perubahannya, serta hasil yang dicapai selama periode tertentu (Sadeli, 2015 : 18 ).
laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. laporan keuangan terutama digunakan untuk mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan operasional pemerintahan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan (SAP. 2010: 21 ).
Laporan keuangan pada hakikatnya bersifat umum, dalam arti laporan tersebut ditujukan untuk berbagai pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda. Investor atau pemilik atau penanaman modal mempunyai kepentingan dalam mengetahui potensi modal yang ditanamkan ke dalam perusahaan guna menghasilkan pendapatan (Budi Rahardjo, 2013 : 53 ).
Menurut Peraturan Menteri Keuangan PMK nomor 177/PMK . 05/2015tentang Pedoman Penyusunan Dan Penyampaian Laporan Keuangan Pada Satuan Kerja, bahwa laporan keuangan adalah bentuk pertanggungjawaban pemerintah atas pelaksanaan APBN berupa
laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas, aporan operasional, laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan saldo anggaran lebih, dan catatan atas laporan keuangan.
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP ) adalah laporan keuangan pemerintah pusat yang merupakan konsolidasian laporan keuangan pada satuan kerja dan laporan keuangan bendahara umum negara.
5. Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama periode pelaporan dan dibuat untuk mempertanggungjawaban tugas yang dibebankan kepadanya oleh pihak pemilik perusahaan. Laporan keuangan merupakan informasi dan dibutuhkan oleh bagi pihak- pihak yang berkepentingan (Bahri, 2016 : 134 ).`
Laporan keuangan adalah hasil akhir dari suatu proses pencatatan, pengelolaan dan pemeriksaaan dari transaksi finansial dalam suatu badan usaha yang dirancang untuk pembuatan keputusan baik dalam maupun luar perusahaan mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan (priyati, 2013:5 ).
Laporan keunagan merupakan laporan yang memuat informasi keuangan sebuah organisasi. Informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan adalah tentang posisi keuangan dan pencapaian kinerja perusahaan selama periode waktu tertentu serta perubahan posisi keuangan. Laporan keuangan memiliki peranan penting sebagai alat komunikasi antar para pelaku bisnis. Sebagai sebuah alat komunikasi yang memiliki informasi penting bagi para pembuat keputusan ekonomi (Dwiyani, 2017 :1452 )
Laporan keuangan merupakan laporan yang tersruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan. Secara spesifik tujuan pelaporan keuangan
pemerintah adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya, dengan :
a. Menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi, kewajiban, dan ekuitas pemerintah .
b. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya ekonomi, kewajiban, dan ekuitas pemerintah.
c. Menyediakan sumber mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya ekonomi.
d. Menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap anggarannya.
e. Menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah untuk membiayai penyelenggaraan kegiatan pemerintahan.
f. Menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya.
g. Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampua entitas pelaporan dalam mendanai aktivitasnya.
Laporan keuangan untuk tujuan umum juga mempunyai peranan prediktif dan prospektif, menyediakan informasi yang berguna untuk memprediksi besarnya sumber daya yang dibutuhkan untuk operasi yang berkelanjutan, sumber daya yang dihasilkan dari operasi yang berkelanjutan, serta resiko dan ketidakpastian yang terkait (SAP No. 71, 2010 : 47 ).
Tujuan umum laporan keuangan menurut APB Statement No. 4 adalah sebagai berikut :
a. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber daya ekonomi dan kewajiban perusahaan, dengan maksud :
1) Untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan
2) Untuk meunjukkan posisi keuangan dan investasi keuangan 3) Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi
kewajibannya
4) Menunjukkan kemampuan sumber daya yang ada untuk pertumbuhan perusahaan
b. Memungkinkan untuk menaksirkan potensi perusahaaan dalam menghasilkan laba
c. Memberikan informasi lainnya tentang perubahan aktiva dan kewajiban
d. Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai laporan (Hery, 2009 : 93-94 ).
Menurut Standar Akuntansi Keuangan, tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan (Mulyawan, 2015 : 96 )
Tujuan laporan keuangan sektor publik menurut Government Accounting Standard Board (GASB) adalah:
1. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan fungsinya (demonstrating accountabiity)
2. Melaporkan hasil operasi (reporting operating result)
3. Melaporkan kondisi keuangan (reporting financial condition) 4. Melaporkan sumber daya jangka panjang (reporting long
valueresources) (Halim, 2007 : 164).
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan. Kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu entitas syariah yang bermanfaat bagi sejumlah pemakai dalam pengambilan keputusan ( IAI, 2009 : 11 ).
6. Peranan Laporan Keuangan
Laporan merupakan salah satu alat komunikasi kepada pimpinan organisasi. Laporan merupakan salah satu sumber bagi pimpinan dalam rangka menghasilkan kebijakan. Disamping itu, laporan juga berperan
sebagai alat manajerial dalam melaksanakan tugas dan fungsi dalam perencanaan, pengorganisasian, pengambilan keputusan dan pengendalian. Selain berperan bagi organisasi, laporan memiliki peran strategis sebagai berikut :
a. Alat Pertanggungjawaban
Laporan merupakan suatu pertanggungjawaban dari seorang pegawai kepada pimpinannya, sesuai dengan tugas dan fungsi yang diterimanya. Dari laporan itu, pimpinan akan meneliti tentang pelaksanaan tugas dan fungsi oleh pegawai bersangkutan.
b. Alat Penyampaian Informasi
Bagi pimpinan, informasi diperlukan agar pimpinan dapat melaksanakan fungsinya sebagai koordinator, sebab setiap pimpinan organisasi mempunyai fungsi koordinasi. Selain itu informasi yang ada dalam laporan berguna pula bagi pimpinan untuk mengetahui dengan tepat situasi dan kondisi eksternal organisasinya. Secara umum pengertian informasi disini adalah berita agar seseorang atau pimpinan lain mengetahui tentang sesuatu. Secara khusus dilihat dari segi administratif, informasi mempunyai arti sebagai data yang telah diolah sesuai dengan tujuan atau keperluan admimistratif.
c. Bahan Pengambilan Keputusan
Untuk keperluan pengambilan keputusan, seorang pimpinan memerlukan data dan informasi yang berhubungan dengan keputusan yang akan diambil. Data dan informasi itu diambil atau berasal dari laporan-laporan yang disampaikan semua satuan organisasi.
d. Alat Pembina Kerja Sama
Laporan dapat berperan sebagai salah satu alat untuk membina kerja sama, saling tukar informasi, pengertian dan koordinasi antara pimpinan dan pegawai dalam semua unit organisasi.
e. Alat Pengembangan Wawasan
Dengan saling tukar informasi, maka pengetahuan akan bertambah luas dan mendorong timbulnya gagasan baru (Juni Priansa, 2013 : 205-207 ).
Setiap entitas pelaporan mempunyai kewajiban unntuk melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan tersruktur pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan(SAP, 2010 : 21 ) :
1) Akuntabilitas
Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercaya kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.
2) Manajemen
Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu entitas pelaporan dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas pemerintah untuk kepentingan masyarakat.
3) Transparansi
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan.
4) Evaluasi Kinerja
Mengevaluasi kinerja entitas pelaporan, terutama dalam penggunaan sumber daya ekonomi yang dikelola pemerintah untuk mencapai kinerja yang direncanakan.
7. Komponen-komponen laporan keuangan a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA )
Laporan realisasi anggaran menyajikan iktisar sumber, alokasi, dan pemakai sumber daya yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan.
Unsur yang dicakup secara langsung oleh laporan realisasi anggaran terdiri dari :
1) Pendapatan LRA adalah penerimaan oleh bendahara Umum Negara/Bendahara Umum Daerah atau oleh suatu entitas pemerintah lainnya yang menambah saldo anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah.
2) Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum Negara/Bendahara Umum Daerah yang mengurangi saldo anggran lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.
3) Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang oleh suatu entitas pelaporan dari entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil.
b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
Laporan saldo anggaran lebih menyajikan informasi kenaikan atau penurunan saldo anggaran lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
c. Neraca
Neraca merupakan laporan mengenai keadaan harta kekayaan perusahaaan, atau keaadaan posisi keuangan perusahaan. Neraca memberitahu kita mengenai seberapa kuat posisi keuangan perusahaan dengan memperlihatkan bagian yang dimiliki perusahaan dan bagian yang dipinjam dari kreditor untuk suatu jangka waktu tertentu ( Budi Rahardjo, 2013 : 60 ).
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Unsur yang dicakup oleh neraca terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas, masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi atau sosial dimasa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.
2) Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiaannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.
3) Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah.
d. Laporan Operasional
Laporan operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintah dalam satu periode pelaporan.
Unsur-unsur yang dicakup secara langsung dalam laporan operasional sebagai berikut :
1) Pendapatan-LO adalah hak pemerintah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.
2) Beban adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.
3) Transfer adalah hak penerimaan atau kewajiban pengeluaran oleh suatu entitas pelaporan dari entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil.
4) Pos luar biasa adalah pendaptan luar biasa atau beban luar biasa yang terjadi karena kejadian atau transaksi yang bukan merupakan operasi biasa, tidak diharapkan sering atau rutin terjadi, dan berada di luar kendali atau pengaruh entitas bersangkutan.
e. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas operasi, investasi pendanaan, dan transitoris yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah pusat/ daerah selama periode tertentu.laporan arus kas merupakan ringkasan dari penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama periode tertentu.
Unsur yang dicakup dalam laporan arus kas terdiri dari penerimaaan dan pengeluaran kas, yang masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Penerimaan kas adalah semua aliran kas yang masuk kebendahara umum negara/daerah .
2) Pengeluaran kas adalah semua aliran kas yang keluar dari bendahara umum negara/daerah.
f. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
g. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tak terpisahkan atau bagian integral dari suatu laporan keuangan perusahaan. Alasannya adalah karena laporan keuangan itu sendiri singkat dan padat, sebab itu tak mungkin menyajikan semua informasi penting yang berhubungan dengan suatu rekening tertentu (Budi Rahardjo, 2013 : 96 ).
Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan/menyajikan, menyediakan hal-hal sebagai berikut :
1) Mengungkapkan informasi umum tentang entitas pelaporan dan entitas akuntansi.
2) Menyajikan informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi makro.
3) Menyajikan ikhtisar pencapaian target keuangan selama satu tahun pelaporan berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target.
4) Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya.
5) Menyajikan rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada lembar muka laporan keuangan.
6) Mengungkapkan informasi yang diharuskan oleh pernyataan standar akuntansi pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.
7) Menyediakan informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan (SAP No. 71, 2010 : 27-30 )
8. Pengguna dan Kebutuhan informasi para pengguna a. Pengguna laporan keuangan
Terdapat beberapa kelompok utam pengguna laporan keuangan pemerintah, namun tidak terbatas pada :
1) Masyarakat.
2) Wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa.
3) Pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman.
4) Pemerintah.
b. kebutuhan Informasi Para Pengguna Laporan Keuangan
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bertujuan umum untuk memenuhi kebutuhan informasi dari semua kelompok pengguna. Dengan demikian, laporan keuangan pemerintah tidak rancang untuk memenuhi kebutuhan spesifik dari masing-masing kelompok pengguna. Namun demikian, berhubungan laporan keuangan pemerintah berperan sebagai wujud akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, maka komponen laporan yang disajikan setidak-tidaknya mencakup jenis laporan dan elemen informasi yang diharuskan karena pajak merupakan sumber utama pendapatan pemerintah, maka ketentuan laporan keuangan yang memenuhi kebutuhan informasi para pembayar pajak perlu mendapat perhatian.
Kebutuhan informasi tentag kegiatan operasional pemerintahan serta kekayaan dan kewajiban dapat dipenuhi dengan lebih baik dan memadai apabila didasarkan pada basis akrual, yakni berdasarkan pengakuan munculnya hak dan kewajiban, bukan berdasarkan pada arus kas semata. Namun, apabila terdapat ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengharuskan penyajian suatu laporan keuangan dengan basis kas, maka laporan keuangan dimaksud wajib disajikan demikian( SAP No.71, 2010 : 16 ).
Meskipun memiliki akses terhadap detail informasi yang tercantum di dalam laporan keuangan, pemerintah wajib memperhatikan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan untuk keperluan perencanaaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Selanjutnya pemerintah dapat menentukan bentuk dan jenis informasi tambahan untuk kebutuhan sendiri di luar jenis informasi yang diatur dalam kerangka konseptual ini maupun standar-standar akuntansi yang dinyatakan lebih lanjut (SAP, 2010 : 20 ).
9. Nilai dan Kualitas Informasi
Informasi yang diperlukan oleh manajemen harus memiliki karakter seperti akurat, dan tepat waktu. Tersedianya informasi secara cepat, relevan, dan lengkap lebih dikarenakan adanya kebutuhan yang sangat dirasakan olehmasing-masing unit bisnis untuk mendapatkan posisi keuanggulan bersaing (Ikhsan, 2008:23).
Kualitas dari suatu informasi dapat dilihat dari dimensi-dimensi yangdimiliki oleh informasi. Menurut (Jogiyanto, 1999) kualitas dari informasitergantung dari tiga hal, yaitu:
a. Relevan (relevance), berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya dan relevansi informasi untuk tiap-tiap orang akanberbeda-beda.
b. Tepat waktu (timeliness), berarti informasi tersebut datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan landasan didalam pengambilan keputusan.
c. Akurat (accuracy), berarti informasi harus bebas dari kesalahan- kesalahan dantidak menyesatkan. Akurat juga berarti informasiharus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karenadari sumber informasi sampai ke penerima informasi kemungkinanbanyak terjadi gangguan yang dapat merusak informasi (Yakup, 2012:9).
10. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Karakteristik merupakan ciri khas yang memberikan informasi laporan keuangan berguna bagi pemakai. Laporan keuangan yang dihasilkan oleh suatu perusahaan harus memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan tersebut.
Sesuai dengan itu, ada beberapa standar kualitas yang harus dipenuhi, yaitu (Muljono, 2012:6-7) :
a. Dapat Dipahami
Laporan keuangan disajikan dengan cara yang mudah dipahami, dengan anggapan bahwa pemakainya telah memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis b. Relevan
Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabilainformasi yang termuat di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi di masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.
Maksudnya adalah bahwa informasi keuangan yang diberikan dapat memenuhi kebutuhan pemakai dan dapat membantu pemakai dalam mengevaluasi peristiwa masa lalu serta masa yang akan datang.
c. Keandalan
Informasi keuangan yang dihasilkan suatu perusahaan harus diuji kebenarannya oleh seorang pengukur yang indenpenden dengan metode pengukuran yang tetap. Informasi yang andal memenuhi karakteristik:
1) Penyajian jujur (Faithful presentation) Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.
2) Dapat diverifikasi (Verifiability) Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekli oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh.
3) Netralitas (Neutrality)Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak padakebutuhan pihak tertentu.
d. Dapat Dibandingkan/Komparabilitas
Penyajian laporan keuangan dapat membandingkan laporan keuangan antar periode sehingga dapat mengidentifikasi kecendrungan posisi dan kinerja keuangan.
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas yang diperbandingkn menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila entitas pemerintahmenerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baikdaripada kebijakan akuntansi yang sekarang diterapkan, perubahantersebut diungkapkan pada periode terjadinya perubahan (SAP, 2010 : 22 )
e. Netral
Informasi keuangan harus ditujukan kepada tujuan umum pengguna, bukan ditujukan kepada pihak tertentu saja. Laporan keuangan tidak boleh berpihak pada salah satu pengguna laporan keuangan tersebut.
f. Tepat Waktu
Laporan keuangan harus dapat disajikan sedini mungkin , agar dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan perusahaan sesuai dengan waktu yang dibutuhkannya informasi tersebut.
g. Lengkap
Informasi keuangan harus menyajikan semua fakta keuangan yang penting, sekaligus menyajikan fakta-fakta tersebut sedemikian rupa sehingga tidak akan menyesatkan pembacanya (Pura, 2013 : 11 ).
11. Kendala Informasi Yang Relevan Dan Andal
Kendala informasi akuntansi dan laporan keuangan adalah setiap keadaaan yang tidak memungkinkan terwujudnya kondisi yang ideal dalam mewujudkan informasi akuntansi dan laporan keuangan yang relevan dan andal akibat keterbatsan atau karena alasan-alasan kepraktisan. Tiga hal yang menimbulkan kendala dalam informasi akuntansi dan laporan keuangan pemerintah, yaitu :
a. Tepat Waktu
Agar relevan, informasi dalam laporan keuangan harus dapat memengaruhi keputusan ekonomi para penggunanya. Tepat waktu meliputi penyediaan informasi laporan keuangan dalam jangka waktu pengambilan keputusan. Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya (Muljono, 2012 : 10).
b. Materialitas
Walaupun idealnya memuat segala informasi, laporan keuangan pemerintah hanya diharuskan memuat informasi yang memenuhi kriteria materialitas. Informasi dipandang material apabila kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang diambil atas dasar laporan keuangan (SAP No.71,2010 : 26 ).
c. Pertimbangan Biaya Dan Manfaat
Manfaat yang dihasilkan informasi seharusnya melebihi biaya penyusunannya. Oleh karena itu, laporan keuangan pemerintah tidak semestinya menyajikan segala informasi yang manfaatnya lebih kecil dari biaya penyusunannya. Namun demikian, evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses pertimbangan yang substansial. Biaya juga tidak harus dipikul oleh pengguna informasi yang menikmati manfaat (SAP No.71,2010 : 26 ).
d. Keseimbangan antar karakteristik kualitatif
Keseimbangan antar karakteristik kualitatif diperlukan untuk mencapai suatu keseimbangan yang tepat di antara berbagai tujuan normatif yang diharapkan di penuhi oleh laporan keuangan pemerintah.Kepentingan relatif antar karakteristik dalam berbagai kasus berbeda, terutama antara relevansi dan keandalan. Penentuan tingkat kepentingan antara dua karakteristik kualitatif tersebut merupakan masalah pertimbangan profesioanal (SAP No.71.2010 : 26 )
12. Ketepatan Waktu
Tepat waktu dapat diartikan bahwa informasi harus disampaikan sedini mungkin untuk dapat digunakan sebagai dasar untuk membantu dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dan untuk menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut.
Ketepatan waktu tidak menjamin relevansi, tetapi relevansi informasi tidak dimungkinkan tanpa ketepatan waktu. Informasi mengenai kondisi dan posisi perusahaan harus secara cepat dan tepat waktu sampai kepemakai laporan. Ketepatan waktu didefinisikan sebagai keterlambatan waktu pelaporan dari tanggal laporan keuangan sampai tanggal melaporkan. Ketepatan waktu ditentukan dengan ketepatan waktu pelaporan reliatif atas tanggal pelaporan yang diharapkan (Imaniar, 2016 : 7)
Agar relevan, informasi dalam laporan keuangan harus dapat mempengaruhi keputusan ekonomi para penggunanya. Tepat waktu meliputi penyediaan informasi laporan keuangan dalam jangka waktu pengambilan keputusan. Jika terdapat penundaaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya (Muljono,2012 : 10 ).
Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan berbanding lurus dengan relevansi dan keandalan laporan keuangan. Jadi, semakin lama suatu perusahaan menerbitkan laporan keuangannya, semakin tidak relevan dan tidak andal laporan keuangannya. Sehingga manfaaat dari laporan keuangan itu akan berkurang jika laporan tersebut tidak tersedia pada waktunya. Ketepatan waktu publikasi laporan keuangan merupakan salah satu elemen pokok yang harus di perhatikan karena dapat memengaruhi nilai informasi yang tercantum dalam laporan keuangan tersebut. Bahkan manfaatnya sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan juga dapat berkurang (Margaretta, 2012 : 994 ).
Kegunaan laporan keuangan berkurang bilamana laporan tidak tersedia bagi pengguna dalam suatu periode tertentu setelah tanggal pelaporan. Faktor-faktor yang dihadapi seperti kompleksitas operasi suatu entitas pelaporan bukan merupakan alasan yang cukup atau kegagalan pelaporanyang tepat waktu (SAP No. 71,2010 : 45 ).
Laporan keuangan harus disajikan tepat waktu agar dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi, sosial, dan politik serta untuk menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut. Kendala ketepatan waktu penyajian laporan keuangan terkait dengan lama waktu yang dibutuhkan oleh organisasi untuk menghasilkan laporan keuangan. Semakincepat waktu penyajian laporan keuangan, maka akan semakin baik untuk pengambilan keputusan. Permasalahannya adalah semakin banyak kebutuhan informasi, maka semakin banyak pula waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan berbagai informasi tersebut. Laporan keuangan mungkin disajikan tidak tepat waktu sehingga tidak relevan untuk pengambilan keputusan meskipun disajikan lebih awal (Mardiasmo, 2009 : 146).
Pada Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-47/PB/2009 tentang Petunjuk Pelaksanaaan Penatausahaan Dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban BendaharaSatuan Kerja.
bahwa laporan keuangan wajib disampaikan secara bulanan paling lambat 10 (sepuluh ) hari kerja bulan berikutnnya disertai salinan rekening koran di Bank/Pos untuk bulan berkenaan pada :
a. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Solok yang ditunjuk dalam DIPA Satuan Kerja yang berada dibawah pengelolaannya.
b. Menteri/pimpinan lembaga masing-masing c. Badan pemeriksa keuangan
Oleh karena itu, laporan keuangan harus dapat disajikan sedini mungkin, laporan keuangan berperan sangat penting dalam suatu perusahaan, agar dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan sesuai dengan waktu yang dibutuhkan informasi tersebut (pura, 2013 : 86 ).
13. Akuntabilitas laporan keuangan
Akuntabilitas publik adalah kewajiban agen untuk mengelola sumber daya, melaporkan dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan sumber daya publik kepada pihak pemberi mandat (principal ). Dalam konteks organisasi pemerintah, akuntabilitas publik adalah pemberian informasi atas aktivitas dan kinerja pemerintah kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Penekanan utama akuntabilitas publik adalah pemberian informasi kepada publik dan konstituen lainnya yang menjadi pemangku kepentingan (stakeholder). Akuntabilitas publik juga terkait dengan kewajiban untuk menjelaskan dan menjawab pertanyaan mengenai apa yang telah, sedang, dan direncanakan oleh organisasi sektor publik (Mahmudi, 2015 : 9).
Akuntabilitas dapat dilihat sebagai salah satu elemen dalam konsep responsibilitas. Akuntabilitas berarti kewajiban untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah dilakukan atau tidak dilakukan oleh seseorang, sedangkan responsibilitas merupakan akuntabilitas yang berkaitan dengan kewajiban untuk menjelaskan kepada orang/pihak lain yang memiliki kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban dan memberikan penilaian. Namun harus diingat bahwa tuntutan akuntabilitas harus diikuti dengan pemberian kapasitas untuk melaksanakan,keleluasan dan kewenangan (Mahmudi, 2015: 9 )
Akuntabilitas publik yang harus dilakukan oleh organisasi sektor publik terdiri atas beberapa aspek sebagai berikut :
a. Akuntabilitas Hukum dan Kejujuran
Akuntabilitas hukum dan kejujuran adalah akuntabilitas lembaga-lembaga publik untuk berperilaku jujur dalam bekerja dan menaati ketentuan hukum yang berlaku. Penggunaan dana publik harus dilakukan secara benar dan telah mendapatkan otorisasi. Akuntabilitas hukum menuntut penegakan hukum, sedangkan akuntabilitas kejujuran menuntut adanya praktik organisasi yang sehat tidak terjadi malpraktik maladministrasi.
b. Akuntansi manajerial
Akuntansi manajerial adalah pertanggungjawaban lembaga publik untuk melakukan pengelolaan organisasi secara efisien dan efektif. Akuntabilitas manajerial diartikan sebagai akuntabilitas kinerja.
c. Akuntabilitas program
Akuntabilitas program berkaitan dengan pertimbangan apakah tujuan yang ditetapkan dapat dicapai atau tidak, dan apakah organisasi telah mempertimbangkan alternatif program yang memberikan hasil yang optimal dengan biaya yang minimal.
Lembaga-lembaga publik harus mempertanggungjawabkan program yang telah dibuat sampai pada pelaksanaan program.
d. Akuntabilitas kebijakan
Akuntabilitas kebijakan terkait dengan pertanggungjawaban lembaga publik atas kebijakan-kebijakan yang diambil. Lembaga- lembaga publik hendaknya dapat mempertanggung jawabkan kebijakan yang telah ditetapkan dengan mempertimbangkan dampak di masa depan.
e. Akuntabilitas finansial
Akuntabilitas finansial adalah pertanggungjawaban lembaga-lembaga publik untuk menggunakan uang publik secara ekonomi, efisien, dan efektif, tidak ada pemborosan dan kebocoran dana serta korupsi. Akuntabilitas finansial sangat penting karena pengelolaan keuangan publik akan menjadi perhatian utama masyarakat (Mahmudi, 2015 : 10-11 ).
14. Faktor-FaktorYang Mempengaruhi Keterlambatan Penyampaian Laporan Keuangan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan olehWike Mustika Jurusan Ekonomi Syariah konsentrasi akuntansi syariah di IAIN Batusangkar jadi peneliti melihat bahwa faktor tersebut sesuai dengan apa yang peneliti teliti di kantor pelayanan perbendaharaan negara solok yaitu ada 5 faktor sebagai berikut :
a. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia adalah penduduk yang siap dan mampu memberikan sumbangan terhadap usaha pencapaian tujuan organisasional (Ndraha, 2012 : 7 ).
Sumber Daya manusia adalah faktor sentral dalam suatu organisasi. Apapun bentuk serta tujuannya, organisasi dibuat berdasarkan visi untuk kepentingan manusia dan dalam
pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh manusia (Yuniarsih, suwatno, 2016 : 8 ).
Sumber Daya Manusia merupakan satu-satunya sumber daya yang memiliki akal perasaan, keinginan, keterampilan, pengetahuan, dan karya. Semua potensi sumber daya manusia tersebut berpengaruh terhadap upaya organisasi dalam mencapai tujuan (Sutrisno, 2009 : 3 ).
Sumber daya manusia adalah kemampuan untuk berbuat sesuatu, dan memanfaatkan kesempatan yang ada dan kemapuan untuk bisa membebaskan diri dari kesulitan yang dialami. Sumber daya manusia juga bisa diartikan dengan kemampuan potensial yang dimiliki oleh manusia yang terdiri dari kemempuan berfikir, berkomunikasi, bertindak, dan bermoral untuk melaksanakan suatu kegiatan baik bersifat teknis maupun manajerial ( Ardana,Mujiati, dan Utama, 2012 : 5 )
Sumber daya manusia merupakan elemen paling strategik dalam organisasi harus diakui dan diterima oleh manajemen.
ASPeningkatan produktifitas kerja hanya mungkin dilakukan oleh manusia. Sebaliknya sumber daya manusia pula yang dapat menjadi penyebab terjadinya pemborosan dan inefisiensi dalam berbagai bentuknya. Karena itu, memberikan perhatian kepada unsur manusia merupakan salah satu tuntutan dalam keseluruhan upaya meningkatkan produktivitas kerja (Sondang, 2009 : 2 ).
1. Pemahaman Akuntansi
Keselarasan tujuan antara individu dan organisasi diperlukan untuk mewujudkan terjadinya sinergi antara individu dan organisasi Keselarasan tersebut akan dapat lebih diwujudkan manakala individu memahami dan patuh terhadap ketetapa-ketetapan yang ada di dalam anggaran. Bagaimana pemahaman dan kepatuhan tersebut dapat muncul menjadi sesuatu yang sangat penting. Jawaban atas pertanyaan tersebut