• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN SIKAP TERHADAP PROFESI GURU DENGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SMA METHODIST MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN SIKAP TERHADAP PROFESI GURU DENGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SMA METHODIST MEDAN."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

DAN SIKAP TERHADAP PROFESI GURU DENGAN

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

Pembimbi

DI SMA METHODIST MEDAN

Disusun dan diajukan oleh : JANSEN HUTABARAT

NIM: 045020325

Telah Dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada Tanggal 09 Juni 2008 dan Dinyatakan Telah Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

Menyetujui Tim Pembimbing

Medan, 09 Juni 2008

Prof. Dr. Belferik Manullang NIP. 130518778

~embimbing

n,..___ ___

Dr. Julaga Situmorang, M.Pd NIP. 130686932

Ketua Program Studi Teknol i Pendidikan

Prof. Dr. Muhammad Badiran, M. Pd NIP. 130535891

(3)

PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN

NO

NAMA

1.

Prof. Dr. Belferik Manullang

NIP.l30518778

(Ketua)

TANDA TANGAN

r

...

2.

Dr. Julaga Situmorang, M.Pd

NIP.l30686932

~~/lt

1Ln4.A,fy---• ..

r~

2

... .

(Sekretaris)

3.

Prof. Dr. Muhammad Badiran, M.Pd

NIP. 130535891

(Anggota)

4.

Prof. Dr. Abdul Hamid K, M.Pd

NIP.I3093547S

s.

(Anggota)

Dr. Sabat Siagian, M.Pd

NIP. 130662734

(Anggota)

...••...••

I . (

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat, rahmat dan karuniaNya tesis ini dapat selesai. Adapunjudul tesis ini adalah

'"'HubWlgan Kepernimpinan Kepala Sekolah Dan Sikap Guru Terhadap Profesi Guru

Dengan Kompetensi Profesional Guru Di SMA Methodist Medan. Penulis menyadari bahwa selesainya tesis ini adalah berkat adanya bantuan moril dan rnateril dari berbagai pihak. Untuk hal ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Istriku tercinta, Risrnaida br. Girsahg yang tidak lelah mendorongku segera menyelesaikan tesis ini. Terkadang, ia "menccrewetiku" agar tesis ini cepat diselesaikan. "Cerewetan" itu membuatku tak tahan untuk segera

menyelesaikan tesis ini. Dalam konteks ini, "cerewet istri" merupakan daya dorong untuk cepat menyelesaikan. Putriku tersayang, Maria Janis Br. Hutabarat, yang telah 7 tahun kunantikan, telah memberi semangat baru buatku sebagai seorang ayah.

2. Drs. Maju Lumbangaol MPd. Teman seperjuangan yang selalu diajak

benliskusi, rnembcrikan masuk:an, dan selalu memberikan perhatian terhadap perkembangan TP.

3. Pembimbing 1 dan juga Direktur Sekolah Pasca Sarjana Unimed, bapak Prof Belferik Manullang. Penulis mempunyai kesan tersendiri dengan bapak ini dalam proses pembimbingan. Ada sentuhan kependidikan dalam proses pembimbingan yang membawa perubahan dan pembaharuan yang baik daJam cara pandang penulis tentang apa itu pembimbingan tesis.

(5)

5. Prof Dr.Abdul Hamid selaku Asdir II Sekolah Pasca Sarjana Unimed dan Prof Dr. Effendi Napitupulu yang setiap kali jwnpa selalu mengingatkan kapan selesai tesisnya.

6. Segenap staf pengajar dan pegawai TU Sekolah Pasca Smjana Unimed, yang kuhafal namanya, hanya Noni dan Fitri.

7. Universitas Methodist Indonesia yang memberikan biaya studi penulis. 8. Gereja Methodist Indonesia yang mengizinkan penulis untuk studi S2 di

Unimed.

9. Ternan-ternan scpet:iuangan Pdt. Jones Nainggolan, M.Th., Pdt. Sahat Tobing, M.Th, Pdt. Putro Saptanyo M.Th., Pdt. P. Simorangkir, M.Th, Pdt. Seger Selamat Sitinjak M.Th., P. Simatupang, B.Sc., Bambang Raden Murantono. lO. Abangku Jalaut Hutabarat, Murlin Hutabarat, kakakku Netty hr. Hutabarat,

Anny Elise br. Hutabarat, Narly Ellen br. Hutabarat.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang h1rut

membantu dalam penyelesaian pendidikan dan tesis ini. Semoga Tuhan memberkrati kita semua.

Payagambar, 2 J uni 2008

(6)

ABSTRAK

Jansen Hutabarat, (2008). Huhungan Kepemimpinan Kepa/a Sekolah dan Sil«lp

terlwdap Profesi Guru dengan Komppetensi Propesional Guru di Sj,JA 1llethodist

lt.ledanPengarull. Tesis, Program Studi Teknologi Pendidikan, Pasca Sarjana

Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan yang signitikan dan linier antara kepemimpinan kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru SMA Methodist Medan, dan .mengetahui Hubungan yang signifikan dan linier antara sikap guru terhadap protesi dengan kompetensi protesional guru SMA Methodist Medan, serta mengetahui hubungan yang signifikan dan linier antara kepemimpinan kepala sekolah dan sikap terhadap profesi guru dengan kompetensi profesional guru di SMA Methodist Medan sccara bcrsama sama.

Penelitian ini dilakukan pada guru guru SMA Methodist Medan Swnatera Utara tahun ajaran 2007/2008, populasi penelitian adalah seluruh guru SMA Methodist 4 berjumlah 15 orang, SMA Metodist 7 sebanyak 20 orang, SMA Methodist 1 sebanyak 52 orang dan SMA Methodist 8 sebanyak 28 orang, maka jwnlah keseluruhan populasi 115 orang. Teknik pengambilan sampel digunakan dengan Cluster Random Sampling Cluster Random Sampling berdasarkan sebanyak

44 orang secara acak. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk menjaring data variable terikat dengan instrwnen tes kompetensi professional guru, sedangkan untuk menjaring variable bebas yaitu kepemimpinan kepala sekolah dan sikap terhadap protesi guru dijaring dengan menggunakan. lnstrumen penelitian ini terlebih dahulu diujicobakan untuk menentukan validitas dan reliabilitasnya. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif untuk mendeskripsikan data dan statistik inferensial linier regresi untuk pengujian hipotesis, besarnya hubungan setiap variable digunakan dengan uji-t.

Temuan penelitian ini adalah: (1) terdapat Hubungan yang signifikan dan linier antara kepemimpinan kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru SMA Metodist Medan, dengan korelasi ry1= 0,527 Taraf signifikansi diukur dengan uji-t (a=

0,05) t, = 4,57 > t1abcl

=

1,67, (2) Hubungan yang signifikan dan linier antara sikap

guru terhadap profesi dengan kompetensi profesional guru SMA Methodist Medan dengan korelasi ry2 = 0,44. Taraf signifikansi diuji dengan uji-t (a= 0,05) to4,15 >

ftabet 1,62, (3) hubungan yang signifikan dan linier antara kepemimpinan kepala

sekolah dan sikap terhadap profesi guru dengan kompetensi profesional guru di SMA Melodist Medan, dengan korelasi R = 0,57. R.y12 = 0,94. Keberartian korelasi ganda

(7)

ABSTRAC

Hutabarat, Jansen ( 2008). Correlations of The Leadership of Headmaster And The Attitude of Teachers' l,rofession With Competency of Teachers' Profession In ~fethodist Senior High School (SMA) At Medan. Thesis of Program The Instructional Technology, The State Univesity ofMedan of Postgraduate Studies.

This research aims to to know: The Significant and linear correlations between the leadership of headmaster and competency of teachers profession in Methodist Senior High School (SMA) at Medan, and to k11ow the sit,'llifcant and linear correlations between the attitude of teachers' profession and competency of teachers' profession in Methodist senior high school (SMA) at Medmt, and also to know the significant and linear correlations among the leadership of headmaster and attitude of teachers' profession with competency of teachers' profession in Methodist senior High School (SMA) at Medan.

This research is conducted with teachers' Mehodist Senior High School (SMA) at Medan, North Sumatera, years 2007-2008. The population of this research is all teacher of Methodist Senior High School (SMA) 4 (15 teachers), SMA Methodist 7 (20 teachers), SMA Methodist 1 (52 teachers) and SMA Methodist 8 (28 teachers), all together 115 teachers. The Cluster Random of Sampling is used with 44 teachers randomly. The technique of collecting data is used for netting data variable tussed with the instrument oftes competention of teachers' profession, while netting of free variable, that is the leadership of headmaster and the attitude of teachers~

profession netted by using questionnaire form. The instrument of this Research is tested firstly to determinate its validity and reliability. The technique of analyse the data uses descriptive statistical analysis for describing of data and regressing linear

inferensial statistic for examining hypothesis, that is the level of correlation used with "1.est -t ».

The result of this research are: ( 1) There is the significant and linear correlation between the leadership of headmaster and competency of teachers' profession in Methodist senior high school (SMA) at Medan, with correlation ryl= 0.527, to significant level test by test-t=0.05 to 4.57 > t table 1.67 (2) There is the significant and linear correlation between the attitude of teachers' profession and competency of teachers' profession in Methodist senior high school (SMA) at Medan, with

(8)

ABSTRAK

KATA PENGANTAR DAFTAR lSI

DAFTAR TABEL DAFT AR GAMBAR DAFT AR LAMPI RAN BABl PENDAHULUAN

DAFTARISI l1l lV Vl Xl X

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Batasan Masalah... 7

D. Perumusan Masalah ... :... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Mani'aat Penelitian . . .. . .. .. .. ... ... .. . . ... ... .... .. ... .. .. . .. . . .. .. .. ... 9

BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritis ... 10

1. Hakikat Kompetensi Profesional Guru . .. .. . .. .. .. .. ... .. .. .. .. .. . .... .. .... 10

2. Hakikat Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 21

3. Hakikat Sikap Guru Terhadap Profesi ... 35

B. Hasil Penelitian Relevan ... 41

C. Kerangka Berpikir ... 42

D. Perumusan Hipotesis Penelitian ... ... 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... . B. Populasi dan Subjek Penelitian ... . C. Definisi Operasional Variabel Penelitian D. Metode Pcnelitian ... . E. Teknik Pengumpulan Data ... .. F. Instrumen Penelitian ... . G. Teknik Analisis Data ... . H. Hipotesis Statistik ... . 46 46 47

47

48

49

56 57 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data... 58

B. Pengujian Persyaratan Analisis ···'··· 61

(9)

..

C. Pengujian 1-Iipotesis... 64

D. Pembahasan Hasil Penilitian ... 71

E. Keterbatasan Penelitian ... 72

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ... 74

A. Implikasi... 75

B. Saran... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 80 LAMPI RAN

(10)

DAFT ART ABEL

NomorTabel Halaman

Tabel 1 : Kisi-Kisi professional Guru... 50

Tabel 2 Kisi-Kisi Instrurnen Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 52

Tabel 3 Kisi-Kisi instrumen Sikap Guru terhadap Profesi... ... 54

Tabel4 Distribusi Frekuensi Data Kompetensi Profesional Guru... 58

Tabel5 Distribusi Frekuensi Data kepemimpinan kepala sekolah ... 59

Tabel6 Distribusi Frekuensi Data Sikap Guru Terhadap Profesi ... 60

Tabel 7 Hasil Uji Normalitas Data Variabel X1, X2 dan Y ... 62

Tabel 8 Hasil Uji Homogenitas Data Variabel XI, X2 dan Y ... 63

Tabel 9 Anava Untuk Persamaan Regresi

Y

=

-12,39 + 0,356 X1... 64

Tabel 10 Anava Untuk Persamaan Regresi

Y

= -12,993 + 0,295X2... 67

Tabel 11 Anava Untuk Persamaan Regresi Ganda

y

= -

26,64 + 0,163 XI+ 0,276 X2... 70 [image:10.602.64.523.106.703.2]
(11)

DAFTAR GAMBAR

[image:11.595.90.526.120.616.2]

Nomor Gambar Halaman

Gambar 1 Pola Hubungan Antar Variabel Penelitian... 58 Gambar 2 Histogram Skor Variabel Kompetensi Profesional Guru... 59 Gam bar 3 Histogram Skor V ariabei kepemimpinan kepala sekolah... ... ... 60

Gambar 4: Histogram Skor Variabel Sikap Guru Terhadap Profesi 61

Gam bar 5: Hubungan an tara variabel X2 dan Y dalam regresi

Y

=

-12,39

+

0,356 Xl X2 ... 66

Gambar 6: Hubungan antara variabel X2 dan Y dalam regresi

Y

= -12,993

+

0,295 X2 ... 68
(12)

DAFT AR LAMPIRAN

Lamp iran Halaman

Lampiran 1 Kuesioner 84

Lampiran 2 Perhitungan Vadilitas Dan Reabilitas Kepemimpinan

Kepala Sekolah ... . 102

Lampiran 3 Perhitungan Vadilitas Sikap Guru Terhadap Profesi ... . 104

Lampiran 4 : Kompetensi Profesional Guru... 106

Lampiran 5 : Hasil Uji Coba Instrurnen ... 111

Lampiran 6 : DataPenelitian dari Variabel XI, x2 dan Y... 136

Lampiran 7 Perhitungan Statistika Dasar ... .. .. .. . .. . . ... 138

Lampiran 8 Uji Normalitas Data Variabel X1, X2dan Y.. ... 143

Lampiran 9 Uji Homogenitas Data Variabel X1 dan X2... 147

Lampiran 10 Perhitungan dan Pengujian Persamaan Regresi... 153

., Lampiran 11 Perhitungan Koefesien Korelasi antar Variabel Penelitian . . . ... 162

(13)

.,.

A. Latar Belakang Masalah

BABI I'ENDAHULUAN

Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bemegara. Reformasi pendidikan merupakan respon terhadap perkembangan tuntutan global sebagai suatu upaya untuk mengadaptasikan sistem pendidikan yang mampu mengembangkan sumber daya manusia untuk memenuhi tuntutan zaman yang sedang berkembang. Melalui reformasi pendidikan, pendidikan harus berwawasan masa depan yang memberikan jaminan bagi perwujudan hak-hak azasi manusia untuk mengembangkan seluruh potensi dan prestasinya secara optimal guna kesejahteraan hidup di masa depan.

Guru adalah salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan (Djamarah. 2002:73). Dalam proses pendidikan di sekolah, guru memegang tugas ganda yaitu sebagai pengajar dan pendidik. Sebagai pengajar guru bertugas menuangkan sejumlah bahan pelajaran ke dalam otak anak didik, sedangkan sebagai pendidik guru bertugas membimbing dan membina anak didik agar menjadi manusia susila yang cakap, aktif, kreatif, dan mandiri. Djamarah, (2002:74) berpendapat bahwa baik mengajar maupun mendidik merupakan tugas da.q tanggung jawab guru

(14)

..

T

..

sebagai tenaga profesional. Oleh sebab itu. tugas yang berat dari seorang guru ini pada dasamya hanya dapat dilaksanakan oleh guru yang memiliki kompetensi profesional yang tinggi. Guru memegang peranan sentral dalam proses belajar mengajar, untuk itu mutu pendidikan di suatu sekolah sangat ditentukan oleh kemampuan yang dimiliki seorang guru dalam menjalankan tugasnya. Menurut Aqib. (2006:22) guru adalah faktor penentu bagi keberhasilan pendidikan di sekolah, karena guru merupakan sentral serta sumber kegiatan belajar mengajar. Lebih lanjut dinyatakan bahwa guru merupakan komponen yang berpengaruh dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Hal i~i menunjukkan bahwa kemampuan atau kompetensi profesional dari seorang guru sangat menentukan mutu pendidikan.

Kompetensi profesional guru SMA pada umumnya masih relatif rendah. Berdasarkan hasil Tes Kompetensi Guru yang dilakukan Depertemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutran Pertama yang bekerja sama dengan Pusat Penilaian Pendidikan pada Tahun 2006, menunjukkan bahwa rata-rata nilai kompetensi guru hanya mencapai 42,25 %. Angka ini masih relatif jauh di bawah standar nilai kompetensi minimal yang diharapkan yaitu 75 %. Pada dasamya tingkat kompetensi profesional guru dipengaruhi oleh faktor dari dalam guru itu sendiri yaitu bagaimana guru bersikap terhadap profesi yang diemban. Sedangkan faktor luar yang diprediksi berpengaruh terhadap kompetensi profesional seorang guru yaitu kepemimpinan kepala sekolah. karena kepala sekolah merupakan pemimpin guru di sekolah.

(15)

.,.

..

..

..

Sikap guru terhadap profesi merupakan keyakinan seorang guru mengenai profesi yang diembannya, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar kepada guru tersebut untuk membuat respons atau. berperilaku dalam cara tertentu sesuai pilihannya. Sikap guru terhadap profesi rn:empengaruhi tindakan guru tersebut dalam menjalankan aktivitas kerjanya. Bilamana seorang guru memiliki sikap positif terhadap profesinya, maka sudah barang tentu guru akan menjalankan fungsi dan kedudukanny_a sebagai tenaga pengajar dan pendidik di sekolah dengan penuh rasa tanggung jawab. Demikian pula sebaliknya seorang guru yang memiliki sikap negatif terhadap profesinya, pastilah dia hanya menjalankan fungsi dan kedudukannya sebatas rutinitas belaka. Untuk itu amatlah perlu kiranya ditanamkan sikap positif guru terhadap profesi, mengingat peran guru dalam lingkungan pendidikan dalam hal ini sekolah amatlah sentral.

Sikap guru terhadap profesi dapat dilihat dalam bentuk persepsi dan kepuasaannya terhadap pekeijaan maupun dalam bentuk motivasi kerja yang ditampilkan. Guru yang memiliki sikap positif terhadap profesi, sudah barang tentu akan menampilkan persepsi dan kepuasan yang baik terhadap pekeijaanya maupun motivasi keija yang tinggi, yang pada akhimya akan mencerminkan seorang guru yang mampu bekerja secara profesional dan memiliki kompetensi profesional yang tinggi. Sikap positif maupun negatif seorang guru terhadap profesi tergantung dari guru bersangkutan maupun kondisi lingkungan. Menurut Walgito, (2003:115) sikap yang ada pada diri seseorang dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu faktor fisiologis dan psikologis, serta faktor ekstemal, yaitu berupa situasi yang dihadapi individu, norma-norma, dan berbagai hambatan maupun dorongan yang ada dalam masyarakat.

(16)

..

Sekolah sebagai organisasi, di dalamnya terhimpun unsur-unsur yang masing masing baik secara perseorangan maupun kelompok melakukan hubungan keja sama untuk mencapai tujuan. Unsur-unsur yang dimaksud, tidak lain adalah sumber daya manusia yang terdiri dari kepala sekolah, guru-guru, staf, peserta didik atau siswa, dan orang tua siswa. Tanpa mengenyampingkan peran dari unsur-unsur lain dari organisasi sekolah, kepala sekolah dan guru merupakan personil intern yang sangat berperan penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan di sekolah. Keberhasilan suatu sekolah pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas penampilan seorang kepala sekolah6. Sedangkan Sekolah sebagai lembaga pendidikan bertugas menyelenggarakan proses pendidikan dan

proses belajar mengajar dalam usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam hal ini kepala sekolah sebagai seseorang yang diberi tugas untuk memimpin sekolah, kepala sekolah bertanggung jawab atas tercapainya tujuan sekolah .

Kepala sekolah diharapkan menjadi pemimpin dan inovator di sekolah. Oleh sebab itu, kualitas kepemimpinan kepala sekolah adalah signifikan bagi keberhasilan sekolah. Wahjosumidjo mengemukakan bahwa: Penampilan kepemimpinan kepala sekolah adalah prestasi atau sumbangan yang diberikan oleh kepemimpinan seorang kepala sekolah, baik secara kualitatif maupun kuantitatif yang terukur dalam rangka membantu tercapainya tujuan sekolah. Penampilan kepemimpinan kepala sekolah ditentukan oleh faktor kewibawaan, sifat dan keterampilan, perilaku maupun fleksibilitas pemimpin.

Menurut Wahjosumidjo,(1998:349) agar fungsi kepemimpinan kepala sekolah berhasil memberdayakan segala sumber daya sekolah untuk mencapai

(17)

tujuan sesuai dengan situasi, diperlukan seorang kepala sekolah yang memiliki kemampuan profesional yaitu: kepribadian, keahlian dasar, pengalaman, pelatihan dan pengetahuan profesional, serta kompetensi administrasi dan pengawasan. Kemampuan profesional kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan yaitu bertanggung jawab dalam menciptakan suatu situasi belajar mengajar yang kondusif, sehingga guru-guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik dan peserta didik dapat belajar dengan ten~g. Disamping itu kepala sekolah dituntut untuk dapat bekerja sama dengan bawahannya, dalam hal ini guru. Kepemimpinan kepala sekolah yang terlalu berorientasi pacta tugas pengadaan sarana dan prasarana dan kurang memperhatikan guru dalam melakukan tindakan, dapat menyebabkan guru sering melalaikan tugas sebagai pengajar dan pembentuk nilai moral. Hal ini dapat menumbuhkan sikap yang negatif dari seorang guru terhadap profesinya di sckolah, sehingga pada akhimya berimplikasi terhadap keberhasilan prestasi siswa di sekolah.

Kepala sekolah adalah pengelola pendidikan di sekolah secara keseluruhan, dan kepala sekolah adalah pemimpin formal pendidikan di sekolahnya. Dalam suatu lingkungan pendidikan di sekolah, kepala sekolah bertanggung jawab penuh untuk mengelola dan memberdayakan guru-guru agar terus meningkatkan kcmampuan kerjanya. Dengan peningkatan kemampuan atas segala potensi yang dimilikinya itu, maka dipastikan guru-guru yang juga merupakan mitra kerja kepala sekolah dalam berbagai bidang kegiatan pendidikan dapat berupaya menampilkan sikap positif terhadap profesinya dan meningkatkan

kompetensi profesionalnya

(18)

..

Berdasarkan uraian diatas menunjukkkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah dan sikap guru terhadap profesi merupakan faktor yang cukup menentukan tingkat kompetensi profesional guru. Sehinga dapat diduga bahwa masih rendahnya kompetensi profesional guru dalarn hal ini guru Guru SMA Methodist di Medan, disebabkan oleh kompetensi profesional guru itu sendiri yang rendah, kepemimpinan kepala sekolah yang kurang efektif dan sikap guru yang negatif terhadap profesinya. Atas dasar pemikiran tersebut, peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian tentang "Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Sikap Guru terhadap Profesi dengan Kompetensi Profesional Guru SMA Methodist di Medan".

B. Identifikasi Masalah

Masalah yang muncul berkenaan dengan hubungan kepemimpinan kepala sekolah dan sikap guru terhadap profesi dengan kompetensi profesional guru, diidentifikasikan sebagai berikut: ( 1) Apakah kepemimpinan kepala sekolah memiliki hubungan dengan kompetensi profesional guru, (2) Apakah sikap guru terhadap profesi memiliki hubungan dengan kompetensi profesional guru, (3) Apakah kepemimpinan kepala sekolah dan sikap guru terhadap profesi berhubungan dengan kompetensi profesional guru, (4) Apakah kompetensi profesional guru dapat ditingkatkan melalui kepemimpinan kepala sekolah, (5) Apakah kompetensi profesional guru dapat ditingkatkan melalui sikap guru terhadap profesi guru, (6) Apakah para guru telah mempunyai tingkat kompetensi profesional yang tinggi, (7) Apakah kepala sekolah telah menerapkan kepemimpinan yang efektif dan relevan dengan kondisi sekolah, (8) Apakah para

(19)

..

guru telah memiliki sikap positif terhadap profesinya, (9) Apakah kepemimpinan kepala sekolah yang semakin positif akan diiringi dengan semakin positifnya kompetensi profesional guru, ( l 0) Apakah sikap guru terhadap pofesi yang positif akan diiringi dengan semakin positifnya kompetensi profesional guru, (11) Apakah tingkat kompetensi profesional guru yang rendah diakibatkan oleh kepemimpinan kepala sekolah yang kurang efektif dan tidak relevan, (12) Apakah tingkat kompetensi profesional guru _yang rendah diakibatkan oleh sikap guru yang negatif terhadap profesinya, (13) Bagaimana pola hubungan fungsional antara kepemimpinan kepala sekolah dan sikap guru terhadap profesi dengan kompetensi profesional guru.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian lebih terarah, terfokus, dan tidak menyimpang dari sasaran pokok penelitian. Oleh karena itu, peneliti membatasi penelitian ini, yaitu: kompetensi profesional guru yaitu kompetensi profesional pada bidang paedagogis, sikap terhadap profesi guru dan kepemimpinan kepala sekolah di SMA Methodist Medan.

D. Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan langkah yang paling penting dalam penelitian ilmiah. Perumusan masalah berguna untuk mengatasi kerancuan dalam pelaksanaan penelitian. Berdasarkan pembatasan masalah yang diuraikan di atas, maka masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut: :

1. Apakah terdapat hubungan yang positip dan berarti antara kepemimpinan kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru?

(20)

2. Apakah terdapat hubungan yang positip dan berarti antara sikap terhadap profesi guru dengan kompetensi profesional guru?

3. Apakah terdapat hubungan yang positip dan berarti antara kepemimpinan kepala sekolah dan sikap terhadap profesi guru secara bersarna sama dengan kompetensi profesional guru?

D. Tujuan Pcnelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengungkapkan tentang hubungan kepemimpinan kepala sekolah dan sikap terhadap profesi guru dengan kompetensi profesional guru SMA Methodist Medan Sumatera Utara. Sedangkan secara khusus, penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui apakal1 terdapat hubungan yang positip dan berarti antara kepemimpinan kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru? 2. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang positip dan berarti

antara sikap terhadap profesi guru dengan kompetensi profesional guru? 3. Hubungan yang positip dan berarti antara kepemimpinan kepala sekolah

dan sikap terhadap profesi guru secara bersama sama dengan kompetensi profesional guru?

E. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat bermanfaat bagi bidang pendidikan pada umumnya dam kaitannya dengan profesional guru khususnya, baik secara teoretis maupun secara praktis. Secara teoretis diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya teori-teori yang berkaitan dengan kompetensi profesiona guru dan hubungannya· dengan sikap terhadap

(21)

..

profesi guru dan kepemimpinan kepala sekolah serta sebagai kerangka acuan dalam pengembangan profesionalitas guru Secara praktis diharapkan dapat memberikan infonnasi dalam mengambil kebijakan agar diperoleh kompetensi profesional guru di SMA Methodis Medan Sumatera Utara .

(22)

,.

BABV

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Terdapat hubungan yang positif dan berarti antara kepemimpinan kepala

sekolah dengan kompetensi profesional guru SMA Methodist di Medan

Sunatera Utara. Hal ini memberikan pengertian bahwa semakin baik

kepemimpinan kepala sekolah di dalam menjalankan tugas tugas

kependidikan di dalam sekolah, maka semakin baik kompetensi

profesional guru dalam menjalankan tugasnya.. Sebaliknya, semakin

rendah kepemimpinan kepala sekolah, akan diiringi dengan penurunan

kompetensi profesional guru. Hubungan kedua variabel ini ditunjukkan

oleh persamaan regresi sederhana

Y

= -12,39 + 0,356 Xl telah teruji

linear dan signifikan. Besarnya korelasi antara variabel XI dan Y

ditunjukkan oleh koefisien korelasi ry1 sebesar 0,527 dan koefisien

determinan r2 y12 sebesar 0,2777, sehingga kontribusi variabel Xl terhadap

Y sebesar 27,77%. Hal ini berarti 27,77% variasi nilai kompetensi

profesional guru ditentukan oleh kepemimpinan kepala sekolah. Melalui

pengujian korelasi parsial, dimana variabel sikap guru terhadap profesi

dikontrol, menghasilkan koefisien korelasi ry12 sebesar 0,398 dan

koefisien determinan ry12 sebesar 0,1584. Hal ini menunjukkan dalam

kondisi sikap guru terhadap profesi dikontrol, variabel kepemimpinan

kepala sekolah memberikan kemampuan menjelaskan kualitas kompetensi

profesional guru sebesar 15,84%.

2. Terdapat hubungan yang positif dan berarti antara sikap guru terhadap

(23)

profesi dengan kompetensi profesional guru SMA Methodist di Medan Sunatera Utara. Hal ini mcmberikan pengertian bahwa semakin tinggi sikap guru terhadap profesi, maka semakin tinggi pula kompetensi profesional guru. Sebaliknya, semakin rendah sikap guru terhadap profesi, maka semakin rcndal1 pula kompetensi profcsional guru. Hubungan kedua variable ditunjukkan persamaan regresi sederhana

Y

=

-12,993

+

0,295 X2 telah teruji linear dan signifikan. Korelasi antara variabel Y atas XI ditunjukkan oleh koefisien korelasi ry2 sebesar 0,44 dan koefisien determinan r2y2 sebesar 0,1936, sehingga kontribusi variabel X2 terhadap Y sebesar 19,36 % . Hal mengaswnsikan vahwa 19,36 % variasi nilai kompetensi profesional guru dipengaruhi sikap guru terhadap profesi. Korelasi parsial dengan variabel kepemimpinan kepala sekolah dikontrol akan menghasilkan koefisien korelasi ry21 sebesar 0,246 dan koefisien determinan ?y21 sebesar 0,0605. Hal ini menunjukkan dalam kondisi kepemimpinan kepala sekolah dikontrol, variabel sikap guru terhadap profesi memberikan kemampuan menjelaskan kompetensi profesional guru sebesar 6.05%.

3. Terdapat hubungan yang positif dan berarti antara kepemimpinan kepala sekolah dan sikap guru SMA Methodist di Medan Sunatera Utara terhadap profesi secara bersama sama dengan kompetensi profesional guru. Hal ini memberikan pengertian bahwa semakin tinggi kepemimpinan kepala sekolah maupun sikap guru terhadap profesi, maka semakin tinggi kompetensi profesional guru. Sebaliknya semakin rendah kepemimpinan kepala sekolah maupun sikap guru terhadap profesi, maka semakin rendah

(24)

..

..

kompetensi profesional guru dalam melaksanakan tugas. Persamaan

regresi atas hubungan variabel bebas dengan variabel terikat ditunjukkan

oleh

y

= -

26,64

+

0,163 XI

+

0,276 X2. Hasil uji linearitas dan

signifikansi persamaan regrsi ganda telah teruji linear dan signifikan.

Besaernya koefisien korelasi ganda Ryl2 sebesar 0,57 dan koefisien

determinan sebesar 32,40. Hal ini menunjukkan 32,40% variasi yang

terjadi pada kompetensi profesioanal guru ditentukkan secara

bersama-sama oleh kepemimpinan kepala sekolah dan sikap guru terhadap profesi.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat hubungan positif antara

kepemimpinan kepala sekolah, sikap guru terhadap profesi, serta kepemimpinan

kepala sekolah dan sikap guru terhadap profesi secara bersama sama dengan

kompetensi profesional guru. Hal ini menegaskan bahwa sebagai komponen

utama suatu sekolah, kepala sekolah dan guru itu sendiri memiliki peranan besar

terhadap tinggi rendahnya komptensi profesional guru di sekolah. Kepala sekolah

merupakan tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu

sekolah. Fungsi dari kepemimpinan kepala sekolah antara lain mempengaruhi,

menggerakkan, dan membangkitkan kepercayaan dan loyalitas bawahannya. Hal

ini menunjukkan seorang kepala sekolah memiliki peranan yang cukup

menentukan terhadap kompetensi profesional bawahannya dalam hal ini

seorang guru di sekolah.

Kompetensi profsional guru yang tinggi di suatu sekolah dapat tercapai

bilamana seorang kepala sekolah memiliki kewibawaan, sifat dan keterampilan,

serta perilaku yang memadai. Dengan kewibawaan yang tinggi, sifat dan

(25)

..

keterampilan yang profcsional, scrta pcrilaku yang baik, kepala sekolah akan dengan mudah membimbing dan mengarahkan guru guna mcncapai kompetensi profesional yang tinggi. Rendahnya kualitas kepemimpinan kcpala sckolah tcntu akan bcrimbas tcrhadap rendahnya kompetensi profesional guru. Oleh karena itu, hila hal ini teijadi maka perlu diupayakan usaha perbaikan kualitas kepemimpinan kepala sekolah, dengan cara meningkatkan conceptual skills, human skill dan

technical skill dari kepala sekolah yang bersangkutan. Peningkatan technical skill,

yaitu melalui usaha peningkatan kecakapan spesifik tentang proses, prosedur atau teknik-teknik atau merupakan kecakapan khusus dalam menganalisis hal-hal khusus dan penggunaan fasilitas, peralatan serta teknik pengetahuan yang spesifik. Peningkatan human skill, yaitu melalui usaha peningkatan kecakapan pemimpin untuk bekeija sama secara efektif sebagai anggota kelompok dan untuk menciptakan usal1a kerjasama dilingkungan kelompok yang dipimpinnya. Sedangkan peningkatan conceptual skills, yaitu melalui usaha peningkatan kemampuan seorang pemimpin dalam melihat organisasi sebagai suatu keseluruhan, dimana seorang pemimpin harus mengetahui bagaimana fungsi organisasi dan mampu mengkordinasikan seluruh aktivitas organisasi. Sikap guru terhadap profesi merupakan ccm1inan dari kepercayaan, kepuasan, dan perilaku yang ditampilkan guru. Bilamana seorang guru memiliki sikap positif terhadap profesi, maka akan menampilkan suatu kepercayaan, kepuasan dan pcrilaku yang positif terhadap profesinya.

Seorang guru yang memiliki kesesuaian antara profesi dengan kemampuan dan minat, akan menampilkan kepercayaan terhadap profesi yang tinggi. Seorang guru akan merasa puas dengan profcsinya apabila ditunjapg oleh gaji yang cukup,

(26)

...

adanya peluang promosi, dan lingkungan kerja yang kondusif. Sementara itu seorang guru dapat dikategorikan berperilaku positif bilamana memiliki tanggung jawab, etos kerja, disiplin, dan kreativitas yang tinggi.

Kepercayaan dan kcpuasan yang tinggi serta perilaku yang baik terhadap profesi, merupakan faktor-faktor penunjang terciptanya seorang guru yang memiliki kompetensi profesional yang tinggi. Oleh karena itu seorang guru yang memiliki tingkat kepercayaan dan kel?uasan yang rendah serta perilaku negative terhadap profesi, maka sudah barang tentu guru tersebut akan menampilkan suatu kompetensi profesional yang rendah.

Upaya untuk meningkatkan sikap guru terhadap profesi, dapat dilakukan melalui pcningkatan tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu, komponen kognitif, afektif dan konatif. Peningkatan komponen kognitif, yaitu melalui usaha peningkatan komponen yang berkaitan dengan kepercayaan terhadap profesi yang diemban. Peningkatan komponen afektif, yaitu melalui usaha peningkatan komponen yang berhubungan dengan kepuasan terhadap profesi yang diemban. Sedangkan peningkatan komponen konatif, yaitu melalui usaha peningkatan komponen yang berhubungan dengan kecenderungan berperilaku terhadap profesi yang diemban.

C. Saran

Berdasarkan kcsimpulan dan implikasi seperti diuraikan diatas, dibawah ini diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Kompetensi profesional guru masih rendah mengisyaratkan perlunya diupayakan usaha-usaha guna meningkatkan kompetensi profesional guru SMA Methodist di Medan Sunatera Utara oleh pihak-pihak yang terkait.

(27)

..

..

2. Peningkatan kompetensi profesional guru SMA Methodist di Medan Sunatera Utara dapat dilakukan dengan peningkatan kualitas kepemimpinan dari kepala sekolah, sehingga seorang kepala sekolah hams

memiliki kapasitas yang memadai sehingga mampu mempengaruhi dan

menggerakkan para guru guna meningkatkan kompetensi profesionalnya. 3. Bagi guru-guru SMA Methodist di Medan Sunatera Utara, diharapkan

lebih memacu sikap positif terhadap profesi yang diemban. Hal ini dapat dilakukan dengan menjalankan fungsi dan kedudukannya sebagai tenaga pengajar dan pendidik di sekolah dengan penuh rasa tanggung jawab. Hasil penelitian menunjukkan kompetensi profesional guru di SMA Methodist di Medan Sunatera Utara berada pada rata rata

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Aidin Adlan. 2000. Hubungan Sikap Guru Terhadap Matematika dan Motivasi Berprestasi dengan Kinerja. Matahari No.I.

A. Rahman Abor. 1994. Kepemimpinan Pendidikan Bagi Perbaikan dan Peninglwtan Pengajaran. Y ogyakarta: Nur Cahaya,

.Ace Suryadi dan Wiana Mulyana. 1993. Kerangka Konseptual Mutu Pendidikan dan Pembinaan Kemampuan Profesional Guru. Jakarta: Cardimas Metropole, A.N. Oppenheim. 1966. Questionare Design and Attitude Measurement. New York:

Basic Books Inc ..

Bimo Walgito. 200 I. Psikologi Sosial, Suatu Pengantar. Y ogyakarta: Penerbit Andi, Baharuddin Harahap. 1983. Supervisi Pendidikan yang Dilaksanakan oleh Guru,

Kepala Sekolah Penilik dan Pengawas Sekolah. Jakarta: Damai Jaya, Bimo Walgito. 200 I. Psikologi Sosial. Y ogyakarta: Penerbit Andi, h. 114-115. Clifford T. Morgan, et a!. 1986. Introduction to Psychology. New York:

McGraw-Hill,

Diane E. Papalia and Sally Wendkos Oldes. 1985. Psychology. New York: McGraw-Hill Inc.,.

David 0. Sears, Jonathan L. Freedman, L. Anne Peplau. 1992. Psikologi Social.

Jakarta: Erlangga, .

Ermaya Suradinata. 1979. Psikologi Kepegawaian. Bandung: Ramandan, h. 79. Fred E. Fiedler and Martin M. Charmer.l974. Leadership and Effective Management.

Glenview Illionis: Scott, Foresman and Company,

Gary A. Yukl. 1981. Leadership In Organization. New York: Prentice-Hall Inc. Hadari Nawawi. 1987. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Haji Masagung.

James M Lipham. 1985. The Principal Concepts, Competencies, and Cases. New York: Longman Inc.

Jamer A.F. Stoner and A. Sindoro. 1996. Manajemen. Jakarta: Prenhallindo, J.J. Hasibuan. 1986. Proses Be/ajar Mengajar. Bandung: Remaja Karya,

(29)

Kartini Kartono. 1994. Psikologi Sosialuntuk Manajemen Perusahaan dan Industri.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

M. Ngalim Purwanto. 1997. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Milton Rokeah. 1976. Beliefs Attitudes and Values. San Francisco: Jossey-Bass Publisher, h. 127 ..

Muhibbin Syah. 2000. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya, .

Nanang Fattah. 2001. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakamya,.

Nana Sudjana. 1989. Dasar-Dasar Proses Be/4jar Mengajar. Bandung: Sinar Baru, Oteng Sutisna. 1985. Administrasi Pendidikan: Dasar Teoritis untuk Praktek

Profesional. Bandung: Angkasa,

RobertS. Feldman. 1987. Understanding Psychology. New York: McGraww-Hill Co. Romli Ardi. Hand Out Kepemimpinan Pendidikan. Jakarta: PPS UHAMKA, h.2 Rita K. Baltus. 1983. Personal Psychologyfor L[{e and Work. New York:

McGraw-Hill Book Company, .

R.M. Imam, I. Tunggara. 200 l. "Peranan Kepala Sekolah dalam Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (Studi Kasus pada SL TP Swasta Kota Bandung)," Tesis, Bandung: Program Studi Administrasi Pendidikan, Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia,.

Rosilawati. 200 l. ''Pemberdayaan Kemampuan Profesional Kepala Sekolah dalam Mengelola Pendidikan untuk Mewujudkan Sekolah Efektif (Studi Evaluatif pada SON di Lingkungan Cabang Dinas P & K Kecamatan Sukasari Kota Bandung)," Tesis, Bandung: Program Studi Administrasi Pendidikan (S2), Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia,.

R. Ibrahim. 2002. Kurikulum Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIB UPI, .

Sri Yutmini. 1992. Strategi Be/ajar Mengajar. Surakarta: FKIP UNS, h. 13. Syaiful Bahri Djamarah. 2002. Psikologi Be/ajar. Jakarta: Rineka Cipta,.

(30)

...

Saifuddin Azwar. 1988. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Y ogyakarta: Liberty, h. 3.

Stephen P. Robbins. 1996. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Raja Gratindo,

T. Raka Joni. 1984. Pedoman Umwn A/at Penilaian Kemampuan Gum. Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi Depdikbud, h

Wirawan. 2002. Kapita Selekta Teori Kepemimpinan: Pen~antar untuk Praktek dan Penelilian. Jakarta: Yayasan Bangun Indonesia & UHAMKA Press. Wahjosumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tiniauan Teoritik dan

Permasalahannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

William R Tracey. 1974. Mana~in>! Traininf! and Development System. USA: AMACOM,

Gambar

Tabel 1 : Kisi-Kisi professional Guru............................................................
Gambar 1 Pola Hubungan Antar Variabel Penelitian......................................

Referensi

Dokumen terkait

Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka menyusun konsep pedoman teknis dan standar di bidang rehabilitasi pasca bencana;d. Menyusun konsep pedoman teknis dan

These result suggest that adding zinc to vitamin supplementation increased taste acuity in wasted children with normal albumin levels However, there was only increasing of body

(2) Dalam hal terdakwa dapat membuktikan bahwa ia tidak melakukan tindak pidana korupsi, maka pembuktian tersebut dipergunakan oleh pengadilan sebagai dasar untuk menyatakan

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018 mengacu kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Dilihat dari jenis pendidikannya, praktik pendidikan agama Islam yang dilakukan oleh buruh migran Indonesia di majelis Jama’ah Roudhotul Qolbiyah (JRQ) Yuen Long Hong

Berdasarkan hasil pengukuran, tingkat kebisingan lalu- lintas baik yang dekat jalan maupun yang dekat tembok intervalnya rata-rata 60 – 70 dBA di atas dari pada standar bakumutu

Dasar tujuan dari pendidikan Islam adalah pendidikan yang dapat membentuk lulusannya menjadi manusia dengan kepribadian Islami (ber- akhlaqulkarimah), dan hal

Hal tersebut diperkuat dengan teori Hamidi et al (Zampetakis et al, 2011: 190) yang menyatakan bahwa “individu- individu yang kreatif semakin besar kemung- kinannya