PENGARUH PROFITABILITAS, SOLVABILITAS DAN UMUR
PERUSAHAAN TERHADAP AUDIT REPORT LAG PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DIBURSA
EFEK INDONESIA PERIODE 2013-2015
Siti Amariyah, Masyhad, Nurul Qomari
Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bhayangkara Surabaya riaamaria@yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian ini menggunakan data dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013-2015. Setelah dilakukan seleksi sampel ditetapkan sebanyak 13 perusahaan dalam penelitian ini. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji statistik deskriptif terhadap variabel independen. Sedangkan uji hipotesis menggunakan regresi linier berganda (Multiple regression). Hasil pengujian menunjukkan bahwa (1) variabel profitabilitas,solvabilitas, dan umur perusahaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap audit report lag. (2) dari penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa variabel profitabilitas,solvabilitas secara parsial berpengaruh tidak signifikan sedangkan untuk variabel umur perusahaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap audit report lag. (3) variabel X3 umur perusahaan mempunyai pengaruh dominan terhadap audit report lag.
Kata Kunci : Audit Report Lag, Profitabilitas, Solvabilitas, dan Umur Perusahaan.
ABSTRACT
This research analyzes the influence of profitability, solvability, and age of company to Audit Report Lag. This researcher uses data from manufacturing companies listed on the stock exchange Indonesia period 2013-2015. After done sample selection is set as many as 11 research is descriptive statistic test used in this research is descriptive statistic test to independent variable, while hypothesis test using multiple linear regression. Test result show that (1)variable profitability,solvencyand age of the company simultaneously have a significant effect on audit report lag. (2)from the research that has been done can be seen that the variable profitability, solvency in partial effect is not significantwhile for variable age of company partially significanteffect on audit report lag (3) variable x3 age of company have dominant influence to audit report lag.
PENDAHULUAN
Pada era globalisasi saat ini perkembangan dunia usaha semakin maju, hal ini
menyebabkan tingkat persaingan diantara perusahaan dengan perusahaan lainnya
semakin ketat. Kondisi demikian menuntut perusahaan untuk selalu memperbaiki
dan menyempurnakan bidang usahanya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain
dan mempertahankan keberadaan perusahaan-perusahaan secara berkelanjutan.
Kegiatan usaha terdiri dari berbagai kegiatan fungsional yang saling berhubungan
diantara kegiatan yang satu dengan yang lainnya. Diantara semua fungsi, fungsi
keuangan adalah fungsi yang cukup penting dalam mendukung keuangan
perusahaan, termasuk mengelola dana dan mendistribusikan dana ke setiap fungsi
perusahaan serta mengendalikan pengeluaran dana tersebut. Untuk membantu
kelancaran kegiatan usaha perusahaan maka manajemen menuntut dapat mengelola
keuangan dengan sebaik mungkin.
Kasmir, (2016:66) laporan keuangan merupakan kewajiban setiap perusahaan
untuk membuat dan melaporkannya pada suatu periode tertentu. Apa yang
dilaporkan kemudian dianalisis, sehingga dapat diketahui kondisi dan posisi
perusahaan terkini. Dengan melakukan analisis akan diketahui letak kelemahan dan
kekuatan perusahaan. Laporan keuangan juga akan menentukan langkah apa yang
dilakukan perusahaan sekarang dan kedepan, dengan melihat berbagai persoalan
yang ada, baik kelemahan maupun kekuatan yang dimilikinya. Disamping itu, juga
untuk memanfaatkan peluang yang ada dan menghadapi atau menghindari ancaman
yang mungkin timbul sekarang dan dimasa yang akan datang. Salah satu kendala
dalam menyajikan laporan keuangan untuk di audit oleh akuntan publik. Akuntan
publik mengharuskan suatu laporan keuangan agar diaudit adalah dengan tujuan
untuk memberikan opini tentang kewajaran laporan keuangan, artinya bahwa laporan
keuangan yang disajikan manajemen perlu verifikasi apakah telah sesuai dengan
TINJAUAN PUSTAKA
Signalling theory
Signalling Theory adalah teori yang menyebut suatu pihak (agent)
menyampaikan informasi tentang dirinya sendiri kepada pihak lain (principal)
(Connelly, 2012). Perusahaan yang laporan keuangannya tepat waktu akan mendapat
pandangan positif dari masyarakat, para investor akan menilai bahwa perusahaan
memiliki kinerja yang baik. Sebaliknya, perusahaan dengan Audit Report Lag yang
panjang akan memberikan sinyal buruk, investor akan berfikir bahwa perusahaan
tersebut memiliki masalah dalam kinerjanya.
Permatasari (2012), teori sinyal menyatakan bahwa informasi penting yang
dikeluarkan perusahaan akan berpengaruh terhadap keputusan investasi pihak luar
perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi para pengguna laporan
keuangan khususnya investor dan pelaku bisnis karena informasi menyajikan
keterangan catatan atau gambaran keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa
yang akan datang. Informasi yang dipublikasikan merupakan kabar yang diberikan
perusahaan sebagai sinyal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi.
Shabrina (2014), informasi yang diberikan oleh perusahaan akan direspon
langsung oleh pasar sebagai sinyal good news atau bad news. Sehingga sinyal yang
diberikan oleh perusahaan dapat diterima dan diharapkan pasar dapat membedakan
perusahaan yang berkualitas baik dan buruk. Teori sinyal bermanfaat sebagai
akurasi dan ketepatan waktu dalam melakukan pelaporan keuangan ke publik.
Semakin lama Audit Report Lag menyebabkan kurang bergunanya informasi dalam
mengambil keputusan karena informasi kehilangan sifat relevan.
Agency Teory
Dalam proses audit terdapat teori keagenan yang menjelaskan hubungan
antara agen (auditor independen) dan prinsipal (manajemen). Di dalam hubungan
keagenan terdapat suatu kontrak, dalam hal ini satu orang atau lebih (prinsipal)
memerintah orang lain (auditor independen) untuk melakukan suatu jasa atas nama
prinsipal dan memberi masukan untuk membuat keputusan yang terbaik bagi
principal (Saleh, 2004). Bahasan Audit Report Lag ini berkaitan erat dengan Agency
mengenai hutang jangka panjang dan laba rugi perusahaan yang berperan penting
dalam laporan keuangan. Pemeriksaan lanjut ini yang memerlukan waktu lebih dan
akan mempengaruhi Audit Report Lag.
Karakteristik Laporan Keuangan
Prastowo (2005:7-8) karakteristik laporan keuangan yang membuat informasi
dalam laporan keuangan dapat digunakan oleh pemakai laporan adalah sebagai
berikut:
a. Dapat Dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah
kemudahan untuk dipahami oleh para pemakai.
b. Relevan
Sebuah informasi dapat dikatakan relevan apabila informasi tersebut dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu untuk
mengevaluasi peristiwa masa lalu dan masa depan, menegaskan atau mengoreksi
hasil evaluasi dimasa lalu.
c. Keandalan
Informasi dapat dikatakan andal apabila informasi tersebut bebas dari pengertian
yang menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan pemakainya sebagai
penyajian yang tulus dan jujur yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar
diharapkan dapat disajikan.
d. Dapat dibandingkan
Pemakai laporan keuangan harus dapat membandingkan laporan keuangan
antara perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta perubahan
posisi keuangan secara relatif. Selain itu, pemakai juga harus dapat
membandingkan laporan keuangan perusahan antar periode untuk
mengindentifikasi kecenderungan posisi keuangan dan kinerja perusahaan.
Laporan keuangan harus disusun sesuai prinsip akutansi berterima umum.
(PABU) agar dapat memenuhi kebutuhan semua pihak yang mempunyai
kepentingan atas laporan keuangan perusahaan.
Wirakusumo dan Candrawati (2010), kualitas informasi keuangan dapat
relevan apabila laporan keuangan tersebut disampaikan secara tepat waktu dan
mempunyai manfaat. Semakin lama penyampaian laporan keuangan, semakin
berkurang nilai manfaat atas laporan keuangan yang disampaikan kepada pengguna
laporan keuangan dalam mengambil keputusan.
Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) Tentang Laporan Keuangan.
Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal Nomer X.K.2 Lampiran Keputusan
BAPEPAM Nomer: Kep-346/BL/2011 mengenai penyampaian laporan keuangan
berkala emiten atau perusahaan publik. Untuk memberikan informasi yang cepat dan
relevan bagi pengguna laporan keuangan suatu emiten, BAPEPAM mewajibkan bagi
seluruh perusahaan yang terdaftar dipasar modal untuk menyampaikan laporan
keuangan tahunan secara tepat waktu dan disertai dengan lapoan auditor independen
dan disampaikan kepada BAPEPAM selambat-lambatnya akhir bulan ketiga (90
hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Berdasarkan peraturan BAPEPAM
laporan keuangan yang harus disampaikan terdiri :
a. Laporan posisi keuangan (neraca).
b. Laporan laba rugi.
c. Laporan perubahan ekuitas.
d. Laporan keuangan pada awal periode komparatif, jika perusahaan publik
menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif, atau membuat penyajian
kembali pos-pos laporan keuangan.
e. Catatan atas lapoaran keuangan.
Laporan keuangan yang telah diwajibkan oleh BAPEPAM harus tepat waktu,
apabila dalam penyampaian laporan keuangan tahunan perusahaan publik mengalami
keterlambatan sesuai tanggal yang telah ditetapan maka perusahaan publik akan
dikenakan sanksi berdasarkan peraturan BAPEPAM Nomer:I.H Gabungan
Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomer: 307/BEJ/07-2004 tentang sanksi
yang menyatakan perusahaan tercatat yang melakukan pelanggaran dari peraturan
Bursa Efek dengan ketentuan :
a. Peringatan tertulis I, keterlambatan penyampaian laporan keuangan (30 hari)
b. Peringatan tertulis II denda Rp. 50.000.000, apabila hari kalender ke-31 hingga
kalender ke-61 perusahaan belom menyampaikan laporan keuangan sesuai
ketentuan.
c. Peringatan tertulis III dan denda tambahan sebesar Rp.150.000.000, apabila sejak
hari kalender ke-61 hingga kalender ke-91 sejak batas lampaunya penyampaian
laporan keuangan perusahaan belum memenuhi kewajiban penyampaian laporan
keuangannya.
d. Penghentian sementara perdagangan efek perusahaan tercatat di Bursa, apabila
dimulai dari kalender ke-91 perusahaan belum memenuhi kewajiban
penyampaian laporan keuangan pada Bursa Efek.
Audit Report Lag
Rentang waktu antara tanggal tutup buku perusahaan dengan tanggal
dikeluarkannya opini auditor dapat diketahui lamanya waktu penyelesaian audit.
Mohamad (2010) menyebutnya sebagai Audit Report lag. Audit Report Lag dianggap
menjadi faktor penting bagi perusahaan, investor, regulator dan eksternal auditor. Hal
ini diyakini bahwa Audit Report Lag mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan
keuangan yang pada gilirannya mempengaruhi ketidakpastian informasi akuntansi
dan pasar reaksi terhadap rilis informasi akuntansi. Secara khusus, Audit Report Lag
meningkat dengan peningkatan sejauh pekerjaan audit.
Tingkat pekerjaan audit dipengaruhi oleh resiko bisnis auditor, komplesitas
audit dan faktor yang berhubungan dengan pekerjaan lain, termasuk pos luar biasa,
rugi bersih dan opini-opini audit yang berkualitas. Juga, peningkatan insentif
perusahaan untuk memberikan laporan tepart waktu menyebabkan Audit Report Lag
lebih pendek. Tujuan menyeluruh dari suatu audit laporan keuangan adalah
menyatakan pendapat apakah laporan keuangan klien telah menyajikan secara wajar
dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Untuk menjaga tingkat relevansi dari laporan keuangan harus disampaikan tepat
waktu agar dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan.
Agoes dan Hoesada (2012: 68), untuk menentukan apakah laporan keuangan
telah sesuai dengan standart akutansi berterima umum, auditor harus melakukan
mengandung kesalahan atau salah saji material lainnya. Pengujian substantif
dilakukan untuk mengumpulkan bukti-bukti yang digunakan auditor mencapai
kesimpulan tentang apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar dalam semua hal yang material serta untuk menerbitkan laporan audit”.
Lag dalam arti bahasa indonesia adalah keterlambatan. Keterlambatan ini
berhubungan dengan rentang waktu yang diperlukan dalam proses audit sampai audit
laporan keuangan selesai diaudit oleh auditor independen. Kartika (2011), Audit
Report Lag adalah lamanya waktu penyelesaian pelaksanaan audit yang dilihat dari
tanggal penutupan tahun buku sampai dengan tanggal diterbitkan laporan audit.
Ketetapan penerbitan laporan keuangan auditan merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dan penggunaan laporan keuangan. “ Menurut Listiana dan Susilo (2012), ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan yang
telah diaudit oleh auditor independen membantu perusahaan untuk menghindari
denda atas keterlambatan yang dikenakan sesuai keputusan Direksi PT Bursa Efek
Jakarta Nomor : Kep- 307/BEJ/07-2004”.
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan lamanya waktu penyelesaian
pengauditan ini tidak terbatas pada faktor internal perusahaan saja, namun juga pada
faktor eksternal juga. Faktor internal biasanya dipengaruhi oleh profitabilitas, umur
perusahaan, laba rugi, dan solvabilitas. Sedangkan faktor eksternal biasanya
dipengaruhi oleh kualitas kantor akuntan publik (KAP) yang mengaudit laporan
keuangan perusahan yang bersangkutan. Kantor akuntan publik yang sudah lama
berdiri dan banyak menjalankan proses auditing membutuhkan waktu yang lebih
singkat dalam menyelesaikan auditnya, karena KAP tersebut data melaksanakan
audit secara lebih efisien dan memiliki tingkat flesibilitas jadwal waktu tepat.
Ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan sangat bergantung
dari ketepatan waktu auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya. Audit Report
Lag dapat diukur berdasarkan sejak tanggal tutup buku perusahaan sampai tanggal
yang tertera pada laporan auditor independen (Aziza dan Kumalasari, 2010).
Tanggal laporan keuangan
Audit Report
Lag = -
Kerangka Konseptual
Sumber : Peneliti, (2017)
Gambar 1 Kerangka Konseptual
Hipotesis
Berdasakan landasan teori dan pemikiran diatas maka hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
H1. Profitabilitas, Solvabilitas, dan Umur Perusahaan berpengaruh secara parsial
terhadap Audit Report Lag.
H2. Profitabilitas, Solvabilitas, dan Umur Perusahaan berpengaruh secara simultan
terhadap Audit Report Lag.
H3. Dari ketiga variabel profitabilitas, solvabilitas, dan umur perusahaan, maka
variabel umur perusahaan yang berpengaruh dominan terhadap Audit Report
Lag.
METODE PENELITIAN Populasi
Sugiono, (2010:115) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 2010:116).
Profitabilitas (X1)
Solvabilitas (X2)
Umur Perusahaan (X3)
Lokasi Dan Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Galeri Investasi Universitas Bhayangkara
Surabaya, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI). Data didapat dengan mengakses situs
www.idx.co.id.
Jenis Data
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder merupakan
data penelitian yang yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media
perantara (diperoleh dan dicatat) oleh pihak lain ( indratomo dan supomo, 2011:147).
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
independent, variabel dependen, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau
tidak.Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati
normal.Untuk mengetahui normalitas data dapat menggunakan statistic “Kolmogorov Smirnov” pada nilai unstandarized residual. Criteria yang digunakan jika nilai “Asymp Sig” (2 tailed) lebih besar dari 0,05 dapat dinyatakan bahwa model
regresi memenuhi asumsi normalitas. Hasil perhitungan uji normalitas ditunjukkan
Dari Tabel 1 diketahui bahwa nilai signifikansi (nilai probabilitas) yang
diperoleh lebih besar dari 0,05 (0,981 > 0,05) maka distribusinya adalah normal,
sehingga dapat dilakukan regresi linear berganda.
Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2011:95).
Gejala multikolinieritas terjadi jika terdapat korelasi yang kuat diantara variabel
variabel bebas.Maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas, sehingga
kemungkinan besar variabel-variabel yang mengalami gejala ini menjadi tidak
signifikan secara statistik.Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat dari
Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai tolerance melalui program SPSS. Nilai cut off
yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance
< 0,10 atau sama dengan nilai VIF>10. Jika nilai VIF >10 maka terjadi
multikolinearitas. Dan sebaliknya apabila VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas
(Ghozali, 2006:91). Hasil perhitungan uji multikolinieritas ditunjukkan dalam Tabel 2
dibawah ini:
Tabel 2
Hasil Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
Return on assets (X1) 0,915 1,093 Non Multikolinearitas
Dept to assets ratio (X2) 0,730 1,369 Non Multikolinearitas
Umur perusahaan (X3) 0,729 1,372 Non Multikolinearitas
Sumber: Peneliti (2017)
Berdasarkan perhitungan pada Tabel 2 diketahui bahwa semua variabel bebas
dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas, dimana seluruh nilai VIF < 10.
Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu
berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Untuk mendeteksi ada atau
tidaknya autokorelasi, dapat digunakan uji Durbin Watson yang dapat dilakukan
melalui program SPSS. Dengan hipotesis yang akan diuji:
Tabel 3
Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .492a .242 .177 .29614 1.867
a. Predictors: (Constant), AGE, ROA, DER b. Dependent Variable: ARL
Sumber: Peneliti (2017)
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa model regresi tidak terjadi autokorelasi, yang mana ditunjukkan dengan du < d < 4 – du (1,65< 1,867< 2,35).
Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap maka disebut homoskedastisitas,dan jika variance berbeda
disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas. Hasil heteroskedastisitas dapat digambarkan sebagai berikut:
Sumber: Peneliti (2017)
Berdasarkan Gambar 2 grafik scatterplot menunjukkan bahwa data tersebar
diatas dan dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang
jelas pada penyebaran data tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas
pada model persamaan regresi, maka dapat disimpulkan bahwa model persamaan
regresi linier dalam penelitian ini,bebas dari asumsi dasar (klasik) tersebut, sehingga
pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t yang akan dilakukan dalam penelitian
ini tidak akan bias atau sesuai dengan tujuan penelitian.
Adapun teknik analisis yang digunakan dalam analisis data dan pengujian
hipotesis ini adalah dengan menggunakan model analisis regresi linier berganda.
Hasil analisis regresi linear berganda dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini:
Tabel 4
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara
bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
Tabel 6
Hasil uji “t”
Variabel t hitung Sig. Keterangan
Return on assets (X1) -1,929 0,062 Tidak Signifikan
Dept to assets ratio (X2) 1,691 0,100 Tidak Signifikan
Umur perusahaan (X3) -3,128 0,004 Signifikan
Sumber:hasil setelah outlier peneliti (2017)
SIMPULAN
Berdasarkan hasil pengolahan data dalam penelitian ini dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa variabel umur
perusahaan secara parsial mempunyai pengaruh terhadap Audit report Lag pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Sedangkan untuk variabel
Return on assets dan Dept to assets ratio secara parsial mempunyai pengaruh
yang tidak signifikan terhadap Audit report Lag pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI.
2. Profitabilitas (Return on assets), Solvabilitas (Dept to assets ratio) dan umur
perusahaan secara simultan mempunyai pengaruh terhadap Audit report Lag
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
3. Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa variabel umur
perusahaan secara parsial mempunyai pengaruh terhadap Audit report Lag pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Sedangkan untuk variabel
Return on assets dan Dept to assets ratio secara parsial mempunyai pengaruh
yang tidak signifikan terhadap Audit report Lag pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI.
4. Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa variabel yang
paling dominan diantara variabel profitabilitas, solvabilitas dan umur
perusahaan bahwa indikator X3 yaitu umur perusahaan mempunyai
pengaruh secara signifikan terhadap Audit report lag pada perusahaan
SARAN
1. Bagi Peneliti
Untuk penelitian yang akan datang, diharapkan untuk menambah jumlah
variabel yang akan diteliti terutama variabel bebasnya. Sehingga lebih dapat
diketahui variabel mana saja yang berpengaruh terhadap Audit report Lag
perusahaan. Dan juga diharapkan untuk menambah periode tahun yang akan
diteliti.
2. Bagi Perusahaan
Bagi para investor hendaknya memperhatikan kinerja keuangan perusahaan
sebelum melakukan investasi pada suatu perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Azizah Nur, and Ratih Kumalasari, 2010, “Pengaruh profitabilitas, rasio utang, ukuranperusahaandanjenisperusahaanterhadap Audit Report Lag”.
Connelly, Brian L. 2012. “Signalling Theory: A reviewand Assessment”.Citation Reports.
Hanafi, M, Mamduh dan Halim, Abdul. 2016. “analisislaporankeuangan”, edisikelima, penerbit UPP STIM YKPN, Yogyakarta.
Kasmir, 2016. “Pengantar Manajemen Keuangan”, Edisi kedua, Penerbit Prenadamedia group, Jakarta.
Listiana, and Widhiasari, shinta.2016, “pengaruhprofitabilitas, reputasi auditor, dan pergantian auditor terhadap Audit Report Lag”.E-jurnal Akuntansi 15.1.
Nugroho, Ahmadi. 2012. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intelectual Capital Disclosure (ICD)”. Accounting Analysis Journal:1-10.
Permatasari, V Marlinda. 2012. “Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas, Ukuran Perusahaan Ukuran Akuntan Publik, dan Opini Auditor”.
Saleh, Rachmad. 2004. “Studi Empiris Ketepatan Pelaporan Keuangan Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Jakarta”. Simposium Nasional Akuntansi VII.
Supriyati, R. E. I. 2012. “Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag Perusahaan Manufaktur di Indonesia dan Malaysia”
.