• Tidak ada hasil yang ditemukan

FINAL Bukti Audit dan KKP Kelompok 2 Aud

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FINAL Bukti Audit dan KKP Kelompok 2 Aud"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

AU

DIT

ING

Dinda Ayuningtyas Rizki Febrian Maftuh Prihantono

Wika Wahyu Firmansyah Putra Reza Pranata Putra

Sulton

BUKTI AUDIT

DAN KERTAS

KERJA

(2)

OUTLINE

Cara MemperolehTingkatan

Keputusan Auditor

• Situasi yang Berisiko Besar

Kertas Kerja Pemeriksaan

(3)
(4)

Seluruh informasi yang

digunakan oleh auditor untuk

mencapai kesimpulan yang

menjadi dasar pendapat

audit dan mencakup

informasi yang terdapat

dalam catatan-catatan

akuntansi yang mendasari

laporan keuangan serta

informasi lainnya.

(5)

Data Akuntansi

Contoh: Jurnal, buku besar,

buku pembantu,

memorandum.

Corroborating Information

(Informasi Penguat)

Contoh: Faktur, surat kontrak,

notulen rapat, konfirmasi.

(6)

Tingkat di mana auditor merasa

yakin bahwa bukti audit dapat

mendukung pendapat audit.

Kompetensi Bukti Audit

- Relevansi

- Ketepatan Waktu

- Sumber

- Objektivitas

Kecukupan Bukti Audit

- Materialitas dan Risiko

- Faktor Ekonomi

- Ukuran dan Karakteristik

Populasi

(7)

Kemampuan untuk

mengevaluasi bukti audit

secara tepat adalah keahlian

penting lain yang harus

dikembangkan oleh seorang

auditor.

Evaluasi yang tepat atas bukti

membutuhkan pemahaman

auditor atas jenis yang

tersedia dan keandalan relatif

atau diagnosisnya.

(8)

Prosedur Memperoleh

Bukti Audit

Inspeksi: dokumen atau fisik

Pengamatan

Konfirmasi: positif dan negatif

Tanya-jawab

Penelusuran

Prosedur Analitis

Perhitungan Kembali

Scanning

Pelaksanaan Ulang

(Reperformance)

Computer-assisted audit

(9)

Tingkatan

Prosedur Perolehan

Bukti

Tinggi

Inspeksi

Reperformance

Penghitungan kembali

Teknik audit komputer

Sedang

Inspeksi

Scanning

Konfirmasi

Prosedur analitis

(10)

Keputusan Auditor

Berkaitan

dengan Bukti Audit

Penentuan Prosedur Audit yang

Digunakan

Penentuan Besarnya Sampel

Penentuan Unsur Tertentu yang Dipilih

Sebagai Anggota Sampel

Penentuan Waktu yang Cocok untuk

(11)

Situasi Audit yang

Mengandung Risiko Besar

Pengendalian internal yang lemah

Kondisi keuangan yang tidak sehat

Manajemen yang tidak dapat

dipercaya

(12)

KERTAS KERJA

PEMERIKSAAN

(SEBAGAI BAGIAN

DARI DOKUMENTASI

(13)

KERTAS KERJA PEMERIKSAAN (AUDIT

WORKING PAPERS)

OVERVIEW:

Kertas Kerja Pemeriksaan saat ini dinyatakan

sebagai bagian dari Dokumentasi Audit

pada SA 230 / ISA 230, sebelumnya pada

SPAP 239 - PSA 15 dikenal dengan nama

sendiri yaitu Kertas Kerja Pemeriksaan.

Kertas Kerja Pemeriksaan merupakan bagian

yang tak terpisahkan dari Dokumentasi

(14)

KENAPA KERTAS KERJA PEMERIKSAAN

DIPERLUKAN?

SPAP 239 - PSA 15:

Dalam pekerjaannya, Auditor harus membuat dan

memelihara kertas kerja, yang isi dan bentuknya

didesain untuk memenuhi keadaan-keadaan yang

dihadapinya dalam perikatan tertentu.

Artinya, dibutuhkan suatu alat sebagai bukti tertulis

suatu prosedur audit dilakukan dan tercatat

(15)

PENGERTIAN

KERTAS KERJA

PEMERIKSAAN

Catatan-catatan yang diselenggarakan oleh auditor

tentang prosedur audit yang ditempuhnya, pengujian

yang dilakukannya, informasi yang diperolehnya, dan

simpulan yang dibuat sehubungan dengan auditnya

(PSA 15)

(16)

PENGERTIAN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN

Contoh kertas kerja adalah program audit, analisis,

memorandum, surat konfirmasi, representasi, ikhtisar dari

dokumen-dokumen perusahaan, dan daftar atau komentar

yang dibuat atau diperoleh auditor.

(17)

Peran dan Sifat Kertas Kerja Pemeriksaan

Merupakan alat catat utama auditor dari perikatan pekerjaan

yang dilakukannya dan seluruh progressnya.

Sebagai Bukti tertulis bahwa audit telah direncanakan dan

dilaksanakan sesuai ketentuan

Sebagai basis bagi auditor untuk menarik suatu kesimpulan

signifikan terhadap auditnya

Kertas kerja wajib dibuat pada setiap audit.

(18)

Fungsi Kertas Kerja

Pemeriksaan – SPAP

339 PSA 15

Menyediakan penunjang utama bagi

laporan auditor.

Membantu auditor dalam pelaksanaan

(19)

Fungsi lain Kertas Kerja

Pemeriksaan

Referensi

bukti

bila

ada

pertanyaan dari klien atau

pihak lain.

Dasar penilaian kemampuan

tim audit.

Sebagai pegangan awal untuk

(20)

Pada umumnya, isi suatu KKP

bervariasi dengan keadaan yang

tengah dihadapi auditor dalam

proses auditnya, namun KKP

harus memuat standar-standar

pekerjaan

lapangan

yang

diterapkan dan nantinya dapat

dilaporkan.

(21)

Isi Kertas Kerja Pemeriksaan

Kertas Kerja Pemeriksaan berisikan dokumentasi yang

memperlihatkan:

Informasi bahwa pekerjaan audit pada tahapannya telah

direncanakan dan disupervisi dengan baik.

Pemahaman yang memadai atas pengendalian intern

yang telah diperoleh

Bukti audit yang telah diperoleh, prosedur audit yang

telah diterapkan, dan pengujian yang telah

(22)

Faktor yang

menentukan

isi Kertas

Kerja

Pemeriksaan

Sifat Perikatan Auditor

Sifat Laporan Auditor

Sifat laporan keuangan, daftar,

dan keterangan yang perlu bagi

auditor

dalam

pembuatan

laporan.

Sifat dan kondisi catatan klien.

Tingkat

resiko

pengendalian

taksiran.

Kebutuhan

dalam

keadaan

(23)

Jenis Kertas

Kerja

Pemeriksaan

Arsip Permanen Arsip Tahun Berjalan

Salinan atau ringkasan anggaran dasar perusahaan.

Salinan laporan keuangan dan laporan auditor.

Bagan akun. Rencana dan program audit.

Bagan organisasi. Salinan atau ringkasan notulen rapat penting komite.

Buku panduan akuntansi. Kertas kerja neraca saldo. Salinan kontrak penting (kontrak

pensiun, kontrak serikat kerja, sewa, dan lain lain.

Ayat jurnal penyesuaian dan reklasifikasi.

Persyaratan penerbitan saham dan obligasi.

Kertas kerja yang mendukung akun laporan keuangan.

(24)

Contoh Kertas Kerja Pemeriksaan

Rencana dan Program Audit

Kertas Kerja Neraca Percobaan

Analisis dan Daftar Akun

Memorandum Audit

(25)

Format Kertas Kerja

Pemeriksaan

• Judul

• Pemberian Indeks dan

Referensi Silang

(26)

Faedah

Tempat

Faedah

Milik

Faedah

Waktu

Format Kertas

Kerja

(27)

Kebutuhan, keinginan dan permintaan

Produk (organisasi jasa dan ide)

Nilai kepuasan pelanggan dan mutu

Pertukaran dan transaksi Hubungan

dan jaringan Pasar

Pemasaran dan calon pembeli

(28)

Kebutuhan, keinginan dan permintaan

Produk (organisasi jasa dan ide)

Nilai kepuasan pelanggan dan mutu

Pertukaran dan transaksi Hubungan

dan jaringan Pasar

Pemasaran dan calon pembeli

(29)

Pengorganisasian Kertas Kerja

Pemeriksaan

Kertas kerja Pemeriksaan disusun dan

diorganisasikan oleh tim audit.

Pengorganisasian ditujukan untuk memudahkan

pencarian, biasanya diberikan kode atau indeks

dan diurutkan.

Kertas kerja pemeriksaan bersifat rahasia dan

(30)

Kepemilikan Kertas Kerja Pemeriksaan

Kertas kerja pemeriksaan adalah milik dari auditor,

bukan cllient

Meskipun auditor memiliki dokumen audit, dokumen

tersebut tidak boleh diperlihatkan, kecuali dalam

kondisi tertentu, kepada orang lain dengan

persetujuan klien.

Kertas Kerja Pemeriksaan perlu dijaga keamanannya

(31)

Pengarsipan Kertas Kerja Pemeriksaan

Kertas kerja pemeriksaan harus diarsip sebagai bagian

dari dokumentasi audit.

Kertas Kerja Pemeriksaan disimpan dalam jangka waktu

tertentu.

Pengarsipan umumnya dilakukan berdasarkan dua

(32)

Penerapan Dokumentasi Audit

dan Penjelasan Lain

Kertas Kerja Pemeriksaan yang telah

selesai kemudian pada prosesnya

akan menjadi dokumentasi audit yang

kemudian dikumpulkan menjadi folder

audit.

Ketentuan mengenai hal-hal lain diatur

(33)

STUDI KASUS

Kasus Kimia Farma

Pada audit tanggal 31 Desember 2001, manajemen Kimia Farma melaporkan adanya laba bersih sebesar Rp 132 milyar, dan laporan tersebut di audit oleh Hans Tuanakotta & Mustofa (HTM). Akan tetapi, Kementerian BUMN dan Bapepam menilai bahwa laba bersih tersebut terlalu besar dan mengandung unsur rekayasa. Setelah dilakukan audit ulang, pada 3 Oktober 2002 laporan keuangan Kimia Farma 2001 disajikan kembali (restated), karena telah ditemukan kesalahan yang cukup

mendasar. Pada laporan keuangan yang baru, keuntungan yang disajikan hanya sebesar Rp 99,56 miliar, atau lebih rendah sebesar Rp 32,6 milyar, atau 24,7% dari laba awal yang dilaporkan. Kesalahan itu timbul pada unit Industri Bahan Baku yaitu kesalahan berupa overstated penjualan sebesar Rp 2,7 miliar, pada unit Logistik Sentral berupa overstated persediaan

barang sebesar Rp 23,9 miliar, pada unit Pedagang Besar Farmasi berupa overstated persediaan sebesar Rp 8,1 miliar dan overstated penjualan

(34)

STUDI KASUS

Kasus Kimia Farma

Kesalahan penyajian yang berkaitan dengan persediaan timbul karena nilai yang ada dalam daftar harga persediaan digelembungkan. PT Kimia

Farma, melalui direktur produksinya, menerbitkan dua buah daftar harga persediaan (master prices) pada tanggal 1 dan 3 Februari 2002. Daftar harga per 3 Februari ini telah digelembungkan nilainya dan dijadikan dasar penilaian persediaan pada unit distribusi Kimia Farma per 31 Desember 2001. Sedangkan kesalahan penyajian berkaitan dengan penjualan adalah dengan dilakukannya pencatatan ganda atas penjualan. Pencatatan ganda tersebut dilakukan pada unit-unit yang tidak disampling oleh akuntan,

(35)

STUDI KASUS

Kasus Kimia Farma Pembahasan

Dari kasus di atas, dapat dilihat bahwa terdapat kesalahan pada bukti audit di mana bukti audit master price yang didapat oleh auditor berbeda dengan master price yang sebenarnya. Auditor hendaknya cermat dalam

pelaksanaan audit, termasuk dalam memeriksa dokumen yang diberikan oleh auditii. Auditor harus mengevaluasi keandalan sebuah bukti audit. Selain itu, bukti audit yang diambil harus memenuhi syarat REKOCUMA yaitu Relevan, Kompeten, Cukup, dan Material. Terkait dengan kecukupan bukti audit, sample yang diambil oleh auditor harus dapat mewakili seluruh populasi. Semakin besar populasi, maka semakin besar sample.

Referensi

Dokumen terkait

Seorang auditor yang telah cukup mempunyai pengalaman audit, mungkin tidak akan. mempunyai pandangan yang sama terhadap kasus yang dihadapi,

Opini Tidak Wajar Auditor harus menyatakan suatu opini tidak wajar ketika auditor, setelah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat, menyimpulkan bahwa kesalahan penyajian,

Standar audit (SA Seksi 339 Nomor 05) menjelaskan bahwa kuantitas, tipe, dan isi kertas kerja bervariasi dengan keadaan yang dihadapi oleh auditor, namun harus cukup

1) Auditor harus menyatakan opini wajar dengan pengecualian ketika setelah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat, auditor menyimpulkan bahwa terdapat kesalahan

Di lain pihak, dalam merancang prosedur audit untuk mencapai suatu tujuan yang berhubungan dengan asersi tentang kelengkapan, auditor memilih bukti audit yang

Audit atas laporan keuangan ini adalah suatu bentuk jasa atestasi di mana auditor mengeluarkan laporan tertulis yang menyatakan pendapat tentang apakah laporan

Di mana kerangka pelaporan keuangan yang berlaku menetapkan persyaratan tersebut, auditor memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan prosedur audit untuk

Dalam laporan ini, auditor memaparkan secara sistematis latar belakang investigasi, prosedur audit yang dilakukan, temuan utama, bukti pendukung, serta analisis yang mengarah pada