AU
DIT
ING
Dinda Ayuningtyas Rizki Febrian Maftuh Prihantono
Wika Wahyu Firmansyah Putra Reza Pranata Putra
Sulton
BUKTI AUDIT
DAN KERTAS
KERJA
OUTLINE
• Cara Memperoleh • Tingkatan
• Keputusan Auditor
• Situasi yang Berisiko Besar
Kertas Kerja Pemeriksaan
Seluruh informasi yang
digunakan oleh auditor untuk
mencapai kesimpulan yang
menjadi dasar pendapat
audit dan mencakup
informasi yang terdapat
dalam catatan-catatan
akuntansi yang mendasari
laporan keuangan serta
informasi lainnya.
›
Data Akuntansi
Contoh: Jurnal, buku besar,
buku pembantu,
memorandum.
›
Corroborating Information
(Informasi Penguat)
Contoh: Faktur, surat kontrak,
notulen rapat, konfirmasi.
›
Tingkat di mana auditor merasa
yakin bahwa bukti audit dapat
mendukung pendapat audit.
›
Kompetensi Bukti Audit
- Relevansi
- Ketepatan Waktu
- Sumber
- Objektivitas
›
Kecukupan Bukti Audit
- Materialitas dan Risiko
- Faktor Ekonomi
- Ukuran dan Karakteristik
Populasi
›
Kemampuan untuk
mengevaluasi bukti audit
secara tepat adalah keahlian
penting lain yang harus
dikembangkan oleh seorang
auditor.
›
Evaluasi yang tepat atas bukti
membutuhkan pemahaman
auditor atas jenis yang
tersedia dan keandalan relatif
atau diagnosisnya.
Prosedur Memperoleh
Bukti Audit
•
Inspeksi: dokumen atau fisik
•
Pengamatan
•
Konfirmasi: positif dan negatif
•
Tanya-jawab
•
Penelusuran
•
Prosedur Analitis
•
Perhitungan Kembali
•
Scanning
•
Pelaksanaan Ulang
(Reperformance)
•
Computer-assisted audit
Tingkatan
Prosedur Perolehan
Bukti
Tinggi
Inspeksi
Reperformance
Penghitungan kembali
Teknik audit komputer
Sedang
Inspeksi
Scanning
Konfirmasi
Prosedur analitis
Keputusan Auditor
Berkaitan
dengan Bukti Audit
›
Penentuan Prosedur Audit yang
Digunakan
›
Penentuan Besarnya Sampel
›
Penentuan Unsur Tertentu yang Dipilih
Sebagai Anggota Sampel
›
Penentuan Waktu yang Cocok untuk
Situasi Audit yang
Mengandung Risiko Besar
•
Pengendalian internal yang lemah
•
Kondisi keuangan yang tidak sehat
•
Manajemen yang tidak dapat
dipercaya
KERTAS KERJA
PEMERIKSAAN
(SEBAGAI BAGIAN
DARI DOKUMENTASI
KERTAS KERJA PEMERIKSAAN (AUDIT
WORKING PAPERS)
OVERVIEW:
Kertas Kerja Pemeriksaan saat ini dinyatakan
sebagai bagian dari Dokumentasi Audit
pada SA 230 / ISA 230, sebelumnya pada
SPAP 239 - PSA 15 dikenal dengan nama
sendiri yaitu Kertas Kerja Pemeriksaan.
Kertas Kerja Pemeriksaan merupakan bagian
yang tak terpisahkan dari Dokumentasi
KENAPA KERTAS KERJA PEMERIKSAAN
DIPERLUKAN?
SPAP 239 - PSA 15:
Dalam pekerjaannya, Auditor harus membuat dan
memelihara kertas kerja, yang isi dan bentuknya
didesain untuk memenuhi keadaan-keadaan yang
dihadapinya dalam perikatan tertentu.
Artinya, dibutuhkan suatu alat sebagai bukti tertulis
suatu prosedur audit dilakukan dan tercatat
PENGERTIAN
KERTAS KERJA
PEMERIKSAAN
•
Catatan-catatan yang diselenggarakan oleh auditor
tentang prosedur audit yang ditempuhnya, pengujian
yang dilakukannya, informasi yang diperolehnya, dan
simpulan yang dibuat sehubungan dengan auditnya
(PSA 15)
PENGERTIAN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN
•
Contoh kertas kerja adalah program audit, analisis,
memorandum, surat konfirmasi, representasi, ikhtisar dari
dokumen-dokumen perusahaan, dan daftar atau komentar
yang dibuat atau diperoleh auditor.
Peran dan Sifat Kertas Kerja Pemeriksaan
•
Merupakan alat catat utama auditor dari perikatan pekerjaan
yang dilakukannya dan seluruh progressnya.
•
Sebagai Bukti tertulis bahwa audit telah direncanakan dan
dilaksanakan sesuai ketentuan
•
Sebagai basis bagi auditor untuk menarik suatu kesimpulan
signifikan terhadap auditnya
•
Kertas kerja wajib dibuat pada setiap audit.
Fungsi Kertas Kerja
Pemeriksaan – SPAP
339 PSA 15
•
Menyediakan penunjang utama bagi
laporan auditor.
•
Membantu auditor dalam pelaksanaan
Fungsi lain Kertas Kerja
Pemeriksaan
•
Referensi
bukti
bila
ada
pertanyaan dari klien atau
pihak lain.
•
Dasar penilaian kemampuan
tim audit.
•
Sebagai pegangan awal untuk
•
Pada umumnya, isi suatu KKP
bervariasi dengan keadaan yang
tengah dihadapi auditor dalam
proses auditnya, namun KKP
harus memuat standar-standar
pekerjaan
lapangan
yang
diterapkan dan nantinya dapat
dilaporkan.
Isi Kertas Kerja Pemeriksaan
Kertas Kerja Pemeriksaan berisikan dokumentasi yang
memperlihatkan:
•
Informasi bahwa pekerjaan audit pada tahapannya telah
direncanakan dan disupervisi dengan baik.
•
Pemahaman yang memadai atas pengendalian intern
yang telah diperoleh
•
Bukti audit yang telah diperoleh, prosedur audit yang
telah diterapkan, dan pengujian yang telah
Faktor yang
menentukan
isi Kertas
Kerja
Pemeriksaan
•
Sifat Perikatan Auditor
•
Sifat Laporan Auditor
•
Sifat laporan keuangan, daftar,
dan keterangan yang perlu bagi
auditor
dalam
pembuatan
laporan.
•
Sifat dan kondisi catatan klien.
•
Tingkat
resiko
pengendalian
taksiran.
•
Kebutuhan
dalam
keadaan
Jenis Kertas
Kerja
Pemeriksaan
Arsip Permanen Arsip Tahun Berjalan
Salinan atau ringkasan anggaran dasar perusahaan.
Salinan laporan keuangan dan laporan auditor.
Bagan akun. Rencana dan program audit.
Bagan organisasi. Salinan atau ringkasan notulen rapat penting komite.
Buku panduan akuntansi. Kertas kerja neraca saldo. Salinan kontrak penting (kontrak
pensiun, kontrak serikat kerja, sewa, dan lain lain.
Ayat jurnal penyesuaian dan reklasifikasi.
Persyaratan penerbitan saham dan obligasi.
Kertas kerja yang mendukung akun laporan keuangan.
Contoh Kertas Kerja Pemeriksaan
•
Rencana dan Program Audit
•
Kertas Kerja Neraca Percobaan
•
Analisis dan Daftar Akun
•
Memorandum Audit
Format Kertas Kerja
Pemeriksaan
• Judul
• Pemberian Indeks dan
Referensi Silang
Faedah
Tempat
Faedah
Milik
Faedah
Waktu
Format Kertas
Kerja
Kebutuhan, keinginan dan permintaan
Produk (organisasi jasa dan ide)
Nilai kepuasan pelanggan dan mutu
Pertukaran dan transaksi Hubungan
dan jaringan Pasar
Pemasaran dan calon pembeli
Kebutuhan, keinginan dan permintaan
Produk (organisasi jasa dan ide)
Nilai kepuasan pelanggan dan mutu
Pertukaran dan transaksi Hubungan
dan jaringan Pasar
Pemasaran dan calon pembeli
Pengorganisasian Kertas Kerja
Pemeriksaan
•
Kertas kerja Pemeriksaan disusun dan
diorganisasikan oleh tim audit.
•
Pengorganisasian ditujukan untuk memudahkan
pencarian, biasanya diberikan kode atau indeks
dan diurutkan.
•
Kertas kerja pemeriksaan bersifat rahasia dan
Kepemilikan Kertas Kerja Pemeriksaan
•
Kertas kerja pemeriksaan adalah milik dari auditor,
bukan cllient
•
Meskipun auditor memiliki dokumen audit, dokumen
tersebut tidak boleh diperlihatkan, kecuali dalam
kondisi tertentu, kepada orang lain dengan
persetujuan klien.
•
Kertas Kerja Pemeriksaan perlu dijaga keamanannya
Pengarsipan Kertas Kerja Pemeriksaan
•
Kertas kerja pemeriksaan harus diarsip sebagai bagian
dari dokumentasi audit.
•
Kertas Kerja Pemeriksaan disimpan dalam jangka waktu
tertentu.
•
Pengarsipan umumnya dilakukan berdasarkan dua
Penerapan Dokumentasi Audit
dan Penjelasan Lain
•
Kertas Kerja Pemeriksaan yang telah
selesai kemudian pada prosesnya
akan menjadi dokumentasi audit yang
kemudian dikumpulkan menjadi folder
audit.
•
Ketentuan mengenai hal-hal lain diatur
STUDI KASUS
Kasus Kimia FarmaPada audit tanggal 31 Desember 2001, manajemen Kimia Farma melaporkan adanya laba bersih sebesar Rp 132 milyar, dan laporan tersebut di audit oleh Hans Tuanakotta & Mustofa (HTM). Akan tetapi, Kementerian BUMN dan Bapepam menilai bahwa laba bersih tersebut terlalu besar dan mengandung unsur rekayasa. Setelah dilakukan audit ulang, pada 3 Oktober 2002 laporan keuangan Kimia Farma 2001 disajikan kembali (restated), karena telah ditemukan kesalahan yang cukup
mendasar. Pada laporan keuangan yang baru, keuntungan yang disajikan hanya sebesar Rp 99,56 miliar, atau lebih rendah sebesar Rp 32,6 milyar, atau 24,7% dari laba awal yang dilaporkan. Kesalahan itu timbul pada unit Industri Bahan Baku yaitu kesalahan berupa overstated penjualan sebesar Rp 2,7 miliar, pada unit Logistik Sentral berupa overstated persediaan
barang sebesar Rp 23,9 miliar, pada unit Pedagang Besar Farmasi berupa overstated persediaan sebesar Rp 8,1 miliar dan overstated penjualan
STUDI KASUS
Kasus Kimia FarmaKesalahan penyajian yang berkaitan dengan persediaan timbul karena nilai yang ada dalam daftar harga persediaan digelembungkan. PT Kimia
Farma, melalui direktur produksinya, menerbitkan dua buah daftar harga persediaan (master prices) pada tanggal 1 dan 3 Februari 2002. Daftar harga per 3 Februari ini telah digelembungkan nilainya dan dijadikan dasar penilaian persediaan pada unit distribusi Kimia Farma per 31 Desember 2001. Sedangkan kesalahan penyajian berkaitan dengan penjualan adalah dengan dilakukannya pencatatan ganda atas penjualan. Pencatatan ganda tersebut dilakukan pada unit-unit yang tidak disampling oleh akuntan,
STUDI KASUS
Kasus Kimia Farma PembahasanDari kasus di atas, dapat dilihat bahwa terdapat kesalahan pada bukti audit di mana bukti audit master price yang didapat oleh auditor berbeda dengan master price yang sebenarnya. Auditor hendaknya cermat dalam
pelaksanaan audit, termasuk dalam memeriksa dokumen yang diberikan oleh auditii. Auditor harus mengevaluasi keandalan sebuah bukti audit. Selain itu, bukti audit yang diambil harus memenuhi syarat REKOCUMA yaitu Relevan, Kompeten, Cukup, dan Material. Terkait dengan kecukupan bukti audit, sample yang diambil oleh auditor harus dapat mewakili seluruh populasi. Semakin besar populasi, maka semakin besar sample.