• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - Kesepakatan Antara Indonesia Dengan Malaysia Sebagai Anggota Association Of South East Asian Nations (Asean) Dalam Memberantas Kejahatan Lintas Negara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - Kesepakatan Antara Indonesia Dengan Malaysia Sebagai Anggota Association Of South East Asian Nations (Asean) Dalam Memberantas Kejahatan Lintas Negara"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Letak Asia Tenggara yang sangat strategis serta memiliki kekayaan alam

yang melimpah membuat beberapa Negara di Eropa mempunyai niat untuk

menguasai wilayah di Asia Tenggara. Terbukti dengan Spanyol, Portugis, Inggris,

Prancis, Amerika Serikat dan Belanda datang ke wilayah Asia Tenggara tidak

hanya untuk berdagang, namun juga untuk menjajah beberapa wilayah di Asia

Tenggara. Sebagai contoh Indonesia di jajah bangsa Belanda, penjajahan bangsa

Inggris atas Malaysia, Singapura dan Myanmar, penjajahan yang dilakukan

bangsa Spanyol dan Amerika Serikat atas Filipina, penjajahan bangsa Prancis atas

Laos dan Vietnam serta penjajahan yang di lakukan bangsa Portugis menunjukkan

bahwa besarnya keinginan Negara-negara di Eropa untuk menguasai wilayah dari

Asia Tenggara1

Selanjutnya karena banyak persamaan yang ada di antara ke 5 negara Asia

Tenggara tersebut maka Filipina, Indonesia, Thailand, Malaysia dan Singapura

ingin membentuk suatu organisasi yang dapat membangun kembali Negara

mereka. Banyaknya kasus dan masalah, serta ingin tercapainya suatu kesuksesan,

kegotongroyongan, kebersamaan dan menjalin kerjasama dalam berbagai bidang

yang menciptakan suatu Negara kecil dapat menjadi kuat apabila bekerjasama

dengan Negara kecil lainnya, di mana sebagai contoh nyata adalah Negara-negara .

1 Tri Dewi Julian, “Makalah ASEAN” diakses dari

(2)

di Asia Tenggara2

1. Adam Malik yaitu Menteri Presidium Urusan Politik/Luar Negeri

Indonesia

. Maka antara beberapa anggota Negara di Asia Tenggara

bersatu dan membentuk suatu Organisasi yang di namakan Association of South

East Asian Nation (ASEAN). ASEAN merupakan suatu perhimpunan

bangsa-bangsa di Asia Tenggara yang di di rikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di

Bangkok, Thailand melalui penandatanganan Deklarasi Bangkok oleh Menteri

Luar Negeri Filipina, Indonesia, Thailand, Malaysia dan Singapura. Pertemuan itu

dilaksanakan di tepi Pantai Bangsaem Bangkok, Thailand. Pertemuan yang

dihadiri oleh lima orang yang merupakan wakil dari masing-masing. Kelima

orang tersebut adalah :

2. Tun Abdul Razak yaitu Wakil Perdana Menteri Pembangunan Malaysia

3. Tanat Khoman yaitu Menteri Luar Negeri Thailand

4. S. Rajaratnam yaitu Menteri Luar Negeri Singapura

5. Narciso Ramos, yaitu Menteri Luar Negeri Filipina

Pada tanggal 7 Januari 1984. Brunei Darussalam masuk sebagai anggota

baru ASEAN. Pada tanggal 28 Juli 1995 Vietnam masuk sebagai anggota

ASEAN. Myanmar dan Laos menjadi anggota ASEAN pada tanggal 28 Juli 1997

dan Kampuchea pada tanggal 16 Desember 1998 dengan demikian sampai

sekarang ASEAN beranggotakan 10 negara. Hasil pertemuan dari Negara-negara

tersebut menghasikan Deklarasi Bangkok. Deklarasi Bangkok adalah landasan

kesepakatan untuk mengadakan kerja sama regional dalam bidang ekonomi, sosial

(3)

dan kebudayaan di Asia Tenggara yang merupakan dasar dari ASEAN tersebut

yang berisi :

1. Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan

perkembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara

2. Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional

3. Meningkatkan kerjasama dan saling membantu untuk kepentingan

bersama dalam bidang ekonomi, sosial, teknik,ilmu pengetahuan, dan

administrasi

4. Memelihara kerjasama yang erat ditengah - tengah organisasi regional

dan Internasional yang ada

5. Meningkatkan kerjasama untuk memajukan pendidikan, latihan, dan

penelitian di kawasan Asia Tenggara

Demikian juga ASEAN mempunyai tujuan yaitu menciptakan

pemeliharaan dan peningkatan perdamaian, keamanan, ketahanan dan kawasan

bebas senjata nuklir dan senjata pemusnah massal. Selain itu, ASEAN

menciptakan kerja sama di bidang perdagangan, penanaman modal,

ketenagakerjaan, pengentasan masyarakat dari kemiskinan, dan pengurangan

kesenjangan pembangunan di kawasan Asia Tenggara. ASEAN juga ingin

menciptakan penguatan demokrasi, pemajuan dan pelindungan hak asasi manusia,

dan lingkungan hidup, serta penciptaan lingkungan yang aman dari narkoba.

Selain itu, ASEAN mengembangkan sumber daya manusia, meningkatkan

partisipasi masyarakat dan kesejahteraan rakyat. Selanjutnya, ASEAN juga

(4)

keanekaragaman budaya dan warisan kawasan, serta meneruskan peran proaktif

ASEAN dalam kerja sama dengan negara mitra wicara, yaitu negara dan

organisasi internasional yang menjadi mitra kerja sama ASEAN di berbagai

bidang. Dalam menjalin hubungan antarnegara anggota, ASEAN memiliki prinsip

sebagaimana yang di muat pada Piagam ASEAN, antara lain :

1. Menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesetaraan, integritas wilayah,

dan identitas nasional seluruh Negara anggota ASEAN

2. Komitmen bersama dan tanggung jawab kolektif dalam meningkatkan

perdamaian, keamanan dan kemakmuran di kawasan Asia Tenggara

3. Menolak agresi, ancaman, penggunaan kekuatan, atau tindakan lainnya

dalam bentuk apa pun yang bertentangan dengan hukum internasional

Selain itu, ASEAN mengedepankan penyelesaian sengketa secara damai,

tidak mencampuri urusan dalam negeri negara anggota ASEAN, dan menghormati

kebebasan yang mendasar, pemajuan dan pelindungan hak asasi manusia, serta

pemajuan keadilan sosial. Dalam menjalin hubungan antarnegara anggota,

ASEAN memiliki prinsip sebagaimana yang di muat pada Piagam ASEAN, antara

lain:

1. Menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesetaraan, integritas wilayah,

dan identitas nasional seluruh Negara-anggota ASEAN

2. Komitmen bersama dan tanggung jawab kolektif dalam meningkatkan

(5)

ancaman, penggunaan kekuatan, atau tindakan lainnya dalam bentuk apa

pun yang bertentangan dengan hukum internasional.3

Berdasarkan beberapa poin yang dimuat dalam Piagam ASEAN tersebut

maka untuk meningkatkan keamanan antara Negara sudah seharusnya

membangun kerjasama untuk memberantas kejahatan lintas Negara. Beberapa

faktor yang menunjang kompleksitas perkembangan kejahatan lintas batas negara

antara lain adalah globalisasi, migrasi atau pergerakan manusia, serta

perkembangan teknologi informasi, komunikasi dan transportasi yang pesat.

Keadaan ekonomi dan politik global yang tidak stabil juga berperan menambah

kompleksitas tersebut.

Kejahatan lintas negara (Transnational Crimes) dewasa ini di pandang

sebagai salah satu ancaman serius terhadap keamanan global. Pada lingkup

multilateral, konsep yang dipakai adalah Transnational Organized Crimes (TOC)

yang disesuaikan dengan instrumen hukum internasional yang telah di sepakati

tahun 2000 yaitu Konvensi PBB mengenai Kejahatan Lintas Negara Terorganisir

(United Nations Convention on Transnational Organized Crime-UNTOC).4

Menurut G.O.W. Mueller, kejahatan transnasional adalah istilah yuridis

mengenai ilmu tentang kejahatan, yang diciptakan oleh perserikatan

bangsa-bangsa bidang pencegahan kejahatan dan peradilan pidana dalam hal

mengidentifikasikan fenomena pidana tertentu yang melampaui perbatasan

januari 2015 pukul 22.33 WIB

4 Mar HBBC, “Kejahatan Transnasional” diakses dari

(6)

internasional, melanggar hukum dari beberapa negara, atau memiliki dampak pada

negara lain.5

Bassiouni mengatakan bahwa kejahatan transnasional atau Transnational

Crime adalah kejahatan yang mempunyai dampak lebih dari satu negara,

kejahatan yang melibatkan atau memberikan dampak terhadap warga negara lebih

dari satu negara, sarana dan prasarana serta metoda-metoda yang dipergunakan

melampaui batas-batas teritorial suatu negara. Jadi istilah kejahatan transnasional

dimaksudkan untuk menunjukkan adanya kejahatan-kejahatan yang sebenarnya

nasional (di dalam batas wilayah negara), tetapi dalam beberapa hal terkait

kepentingan negara-negara lain. Sehingga tampak adanya dua atau lebih negara

yang berkepentingan atau yang terkait dengan kejahatan itu. Kejahatan

transnasional jelas menunjukkan perbedaannya dengan kejahatan atau tindak

pidana dalam pengertian nasional semata-mata. Demikian pula sifat

internasionalnya mulai semakin kabur oleh karena aspek-aspeknya sudah meliputi

individu, negara, benda, publik dan privat. Sifatnya yang transnasional yang

meliputi hampir semua aspek nasional maupun internasional, baik privat maupun

publik, politik maupun bukan politik.6

Khususnya hubungan antar Negara ASEAN yaitu Indonesia dengan

Malaysia sangat banyak kerjasama yang dilakukan antar kedua Negara untuk

5Hoegeng Sarijad, “Transnational Crime” diakses dari

Desember 2014 pukul 20.11 WIB

(7)

bersama menanggulangi kejahatan dan bekerjasama mencegah semakin banyak

nya kejahatan yang kemungkinan terjadi dikarenakan letak strategis antara kedua

Negara ini dan mudah nya komunikasi serta jarak yang sangat terjangkau

membuat kemungkinan mudahnya terjadinya kejahatan atau tindak kriminal yang

akan terjadi. Dalam hal ini seiring berkembangnya teknlogi dan zaman serta

semakin tingginya kebutuhan seseorang, maka semakin banyaknya terjadi kasus

kejahatan yang terjadi, Indonesia dan Malaysia berkesepakatan untuk

memberantas kejahatan lintas Negara. Berdasarkan uraian di atas maka dapat

dilihat betapa pentingnya penelitian tentang Kesepakatan antar Indonesia dengan

Malaysia dalam Memberantas Kejahatan Lintas Negara ini dibuat.

B. Perumusan Masalah

Permasalahan adalah merupakan kenyataan yang dihadapi dan harus

diselesaikan dalam penelitian. Dengan adanya rumusan masalah maka akan dapat

ditelaah secara maksimal ruang lingkup penelitian sehingga tidak mengarah pada

hal-hal di luar permasalahan.

Adapun Permasalahan yang di ajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaturan Hukum Nasional terhadap kejahatan lintas Negara

di Indonesia dan Malaysia dalam lingkup ASEAN?

2. Bagaimanakah aspek-aspek Hukum Internasional dalam keterkaitannya

terhadap kejahatan lintas Negara dalam lingkup ASEAN?

3. Bagaimana kesepakatan antara Indonesia dengan Malaysia dalam

(8)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian skripsi yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kesepakatan antara Indonesia dan Malaysia

2. Untuk mengetahui sistem Hukum Indonesia dan Hukum di luar negeri

yang berlaku apabila terbukti melakukan Kejahatan Lintas Negara.

3. Untuk mengetahui posisi Indonesia di antara Negara-negara ASEAN

lainnya dalam memberantas Kejahatan Lintas Negara

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian skripsi yang akan dilakukan adalah:

a. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi kerjasama antara Indonesia dan

Malaysia sehingga dapat tetap mempertahankan keamanan di antara kedua

Negara tersebut.

b. Sebagai bahan masukan teoritis untuk menambah pengetahuan dan

pemahaman hukum Internasional serta perjanjian Internasional.

E. Keaslian Penulisan

Adapun judul tulisan ini adalah Kesepakatan antara Indonesia dengan

Malaysia dalam memberantas Kejahatan Lintas Negara. Judul skripsi ini belum

pernah ditulis dan diteliti dalam bentuk yang sama, sehingga tulisan ini asli, atau

dengan kata lain tidak ada judul yang sama dengan judul skripsi mahasiswa

Fakultas Hukum USU. Dengan demikian keaslian skripsi ini dapat di

pertanggung jawabkan secara ilmiah.

(9)

Pengertian metode dapat dikatakan adalah proses, prinsip-prinsip dan tata

cara memecahkan suatu masalah, sedangkan penelitian adalah pemeriksaan secara

hati-hati, tekun dan tuntas terhadap suatu gejala untuk menambah pengetahuan

manusia, maka metode penelitian dapat di artikan sebagai proses prinsip-prinsip

dan tata cara untuk mencegah masalah yang dihadapi dalam melakukan

penelitian7

Menurut Sutrisno Hadi, metode penelitian merupakan penelitian yang

menyajikan bagaimana caranya atau langkah-langkah yang harus di ambil dalam

suatu penelitian secara sistematis dan logis sehingga dapat di

pertanggungjawabkan kebenarannya.8

1. Tipe Penelitian

Dalam suatu penelitian guna menemukan dan mengembangkan kejelasan

dari sebuah pengetahuan maka diperlukan metode penelitian. Dengan

menggunakan metode penelitian akan memberikan kemudahan dalam mencapai

tujuan dari penelitian. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian kepustakaan yang bersifat normatif, yaitu penelitian yang menggunakan

data sekunder. Data sekunder tersebut meliputi :

7

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta : UI Press, 1986), hlm 6 8 Sutrisno Hadi, Metodologi Riset Nasional. (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), hlm. 46

(10)

Penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian hukum normatif.9

a. Bahan hukum primer, dalam penelitian ini digunakan Konvensi

Internasional yang mengatur tentang Perjanjian Internasional seperti

United Nations Convention on Transnational Organized Crime (UNTOC)

dan Konvensi Wina tahun 1969 tentang Perjanjian Internasional

Langkah pertama di lakukan penelitian normatif yang didasarkan pada

bahan hukum primer, sekunder dan tertier :

b. Bahan hukum sekunder, berupa bacaan yang relevan dengan materi yang

diteliti seperti karya ilmiah dari para sarjana dan hasil penelitian.

c. Bahan hukum tertier, yaitu dengan menggunakan kamus hukum maupun

kamus umum dan website internet baik itu melalui Google maupun Yahoo.

2. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh suatu kebenaran ilmiah dalam penulisan skripsi, maka

di gunakan metode pengumpulan data dengan cara :

Studi Kepustakaan, yaitu mempelajari dan menganalisis secara digunakan

sistematis buku-buku, surat kabar, makalah ilmiah, jurnal Internasional, internet,

peraturan perundang-undangan dan bahan-bahan lain yang berhubungan dengan

materi yang di bahas dalam skripsi ini.

3. Analisis Data

Metode yang di gunakan untuk menganalisis data adalah analisis

kualitatif, yaitu data yang diperoleh di kemudian disusun secara sistematis dan

selanjutnya di analisis secara kualitatif untuk mencapai kejelasan masalah yang

(11)

akan dibahas dan hasilnya tersebut dituangkan dalam bentuk skripsi. Metode

kualitatif dilakukan guna mendapatkan data yang bersifat deskriptif analistis, yaitu

data-data yang akan diteliti dan dipelajari sesuatu yang utuh.10

G. Sistematika penulisan

Untuk memudahkan pemahaman terhadap materi dari skripsi ini dan agar

tidak terjadi nya kesimpangsiuran dalam penulisan skripsi ini, maka penulis

membaginya dalam beberapa bab dan tiap bab di bagi lagi ke dalam beberapa

sub-sub bab.

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bab pertama ini merupakan bagian dari pendahuluan yang

menggambarkan tentang gambaran umum yang membahas latar belakang dari

perumusan masalah yang muncul serta tujuan dan mafaat dari penulisan yang

dapat diambil dari judul tersebut dan yang membuktian keasalian dari penulisan

ini serta bagaimana penelitian dan sistematik dari penulisan ini.

Selanjutnya, yang dibahas dalam bab kedua ini merupakan penjelasan dari

terbentuknya ASEANserta bagaimana hubungan antara anggota-anggota ASEAN

yang telah terjalin serta memberi pengertian apa itu kejahatan lintas Negara dan

apa yang memfaktori kejahatan lintas Negara tersebut dapat terjadi di lingkup

internasional.

Dalam bab ketiga ini merupakan pengantar yang melatarbelakangi

penjelasan tentang dasar-dasar peraturan antara Hukum Nasional dan Hukum

Internasional yang berlaku dan bagaimana pandangan Hukum Internasional

(12)

terhadap tindak kriminal yang terjadi anatara Indonesia dan Malaysia dimana

adanya Perjanjian Internasional dan kerjasama yang dilakukan antara kedua

Negara.

Selanjutnya, bab keempat membahas tentang pemberantasan kejahatan

lintas Negara dalam lingkup regional ASEAN yang menjelaskan bentuk-bentuk

kejahatan lintas Negara yang sering terjadi di ASEAN secara umum dan lingkup

bilateral antara Indonesia dan Malaysia sebagai anggota ASEAN untuk

memberantas kejahatan yang terjadi dalam lintas kedua Negara tersebut.

Bab kelima merupakan bab terakhir dalam penulisan skripsi ini,

dimana dalam bab lima ini berisikan kesimpulan dan saran-saran yang berkaitan

dengan judul penulisan skripsi ini.

Referensi

Dokumen terkait

2) Kebutuhan akan perasaan dihormati karena setiap manusia merasa dirinya penting, serendah rendahnya pendidikan dan kedudukan seseorang, ia akan merasa dirinya penting. Oleh

Analisis margin pemasaran dihitung berdasarkan pengurangan harga penjualan dengan harga pembelian pada setiap tingkat lembaga pemasaran atau perbedaan harga yang diterima

Dari tabel di atas dan hasil wawancara peneliti dengan pengurus BAZNAS Kota Palangka Raya dapat disimpulkan bahwa BAZNAS Kota Palangka Raya untuk tahun 2019

Namun pengaruh penurunan muka air banjir sangat kecil apabila hanya dilakukan pada Desa Trimulyo, untuk itu dilakukan normalisasi dari Sta 51391 (Glapan) sampai

poligami adalah perkawinan yang dilakukan seorang laki-laki (suami) yang mempunyai lebih dari seorang istri atau banyak istri dalam waktu yang sama dan dalam

Munir sebenarnya akan melanjutkan study S2 di Univeritas Utrecht, Belanda dan dalam kronologi kasus pembunuhan aktivis HAM tersebut disebutkan bahwa menjelang memasuki pintu

Vegetative character of peanuts planted in the exs Merapi eruption versus hot clouds versus was not significanly different, except the number of leaves (P<0.05), meanwhile

2018 .Tarekat Sebagai Pendekatan Pendidikan Agama Islam Pada Lanjut Usia(Studi Kasus Jamaah Tarekat Qodiriyah Wan Naqsabandiyaah Dusun Buntit, Desa Gintungan, Kec