• Tidak ada hasil yang ditemukan

ETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL P"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

ETIKA BISNIS DAN

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

DISUSUN

O

L

E

H

NINDYA YUNITA (157019062)

MAGISTER ILMU MANAJEMEN PARALEL

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)

ETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

A. ETIKA

Etika adalah disiplin yang berkenaan dengan apa yang baik dan buruk, yang benar dan yang salah, atau dengan kewajiban dan tanggung jawab moral. Etika bisnis adalah serangkaian nilai moral yang akan membentuk perilaku perusahaan. Perusahaan menciptakan produk/jasa tidak boleh melanggar hak kekayaan intelektual dan para pengelola perusahaan dituntut lebih profesional dalam menjalankan bisnis melalui tata kelola perusahaan yang baik (good corporate

governance).

Tujuan etika bisnis adalah untuk menjalankan dan menciptakan sebuah bisnis seadil mungkin serta menyesuaikan hukum yang sudah dibuat. Selain itu, juga dimaksudkan untuk menghilangkan ketergantungan pada sebuah kedudukan individu maupun perusahaan. Etika bisnis ini tingkatannya lebih luas jika dibanding dengan ketentuan yang sudah diatur berdasarkan hukum yang berlaku, bahkan jika dibandingkan dengan standar minimal dari ketentuan hukum maka etika bisnis menjadi standar atau ukuran yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan, dalam kegiatan berbisnis tidak jarang kita jumpai adanya bagian abu-abu dan tidak diatur berdasarkan ketentuan hukum.

Dalam penerapan etika bisnis, ini adalah nilai plus atau keuntungan tersendiri bagi sebuah perusahaan, baik dalam jangka waktu yang panjang maupun menengah. Adapun fungsi etika bisnis diantaranya adalah dapat mengurangi dana yang diakibatkan dari pencegahan yang kemungkinan terjadinya friksi atau perpecahan, baik dari intern perusahaan itu sendiri maupun ekstern.

Selain itu, dalam penerapan etika bisnis ini juga berfungsi untuk membangkitkan motivasi pekerja agar terus meningkat, melindungi prinsip dalam kebebasan berdagang atau berniaga, serta dapat meciptakan keunggulan dalam bersaing.

Secara umum, suatu tindakan perusahaan yang kurang etis akan membuat konsumen

menjadi terpancing dan pada akhirnya muncullah sebuah tindakan pembalasan. Seperti contoh adanya larang beredarnya suatu produk, gerakan pemboikotan, dan yang sejenisnya, maka yang

(3)

Prinsip Etika Bisnis:

a. Kejujuran ketika berkomunikasi dan bersikap

Kejujuran merupakan poin penting dalam menjalankan usaha sekaligus membangun kepercayaan. Dalam berbisnis, Anda wajin bersikap jujur dalam segala hal. mulai dari memberikan informasi dan menganalisa kekuarangan perusahaan.

b. Integritas

Seseorang yang mempimpin perusahaan mendapatkan keparcayaan dari oran lain karena mempunyai integritas. Integritas dapat diartikan sebagai konsistensi antara

pemikiran, perkataan, dan perbuatan.

c. Memenuhi janji serta komitmen yang dibuat

Seorang pebisnis dapat dipercaya karena mampu memenuhi semua janji serta komitmennya yang pernah dibuat. Dalam berbisnis Anda tidak boleh asal membuat janji, tetapi saat diucapkan Anda dapat langsung memenuhinya dengan baik.

d. Loyalitas

Loyalitas merupakan hal yang penting dalam berbisnis. Hal ini agar bisnis yang Anda jalani dapat berjalan dengan baik tanpa adanya konflik. Keloyalan dapat ditunjukan dengan bekerja keras sesuai dengan visi misi perusahaan serta mampu membedakan urusan kantor dengan masalah pribadi. Loyalitas juga dapat terlihat dari keseriusan Anda mengembangkan bisnis yang dijalani.

1. MODEL ETIKA

Sebuah model etika disajikan dalam gambar diatas. Sebagai mana dilihat, etika secara pokok terdiri atas dua hubungan, yang ditunjukkan dengan panah tebal horisontal. Orang atau organisasi dianggap etis jika hubungan-hubungan tersebut kuat dan positif. Perhatikanlah

(4)

Sumber-bahwa unsur pertama dari model tersebut adalah sumber-sumber panduan etis. Seseorang bisa menggunakan sejumlah sumber untuk menetukan apa yang benar atau salah, baik atau buruk, bermoral atau tidak bermoral. Sumber-sumber tersebut mencakup kitab-kitab suci yang kita gunakan. Hal tersebut juga mencakup kata hati seseorang yang dipercaya orang banyak bahwa kata hati adalah anugrah dari tuhan juga tradisi yang berkembang dimasyarakat. Sumber lain panduan etis adalah perilaku dan nasihat dari orang-orang yang oleh para ahli psikologi disebut orang lain yang penting (significant others) yaitu orang tua, teman-teman, para panutan serta para pemuka agama, klub dan asosiasi.

Perhatikanlah gambar di atas bahwa sumber-sumber panduan etis harus menciptakan dalam kepercayaan atau keyakinan kita gambaran mengenai apa yang benar atau salah. Sebagian besar orang akan sepakat bahwa orang akan memiliki tanggung jawab untuk memanfaatkan sumber-sumber panduan etis tersebut. Singkatnya, para individu haru mempedulikan apa yang benar dan apa yang salah dan tidak hanya peduli dengan apa yang menguntungkan saja. Kekuatan hubungan antara apa yang individu atau organisasi yakini sebagai bermoral dan benar dengan apa yang sumber-sumber panduan yang ada menyatakan sebagai benar secara moral adalah Etika Tipe I.

Sebagai contoh, anggaplah seorang manajer bersikeras tidak mempekerjakan kaum minoritas, lepas dari kenyataan bahwa hampir semua orang mengecam praktik tersebut. Orang tersebut tidak etis, namun mungkin hanya dalam makna Tipe I.

Memiliki keyakinan kuat mengenai apa yang benar dan salah serta mendasarkan keyakinan tersebut pada sumber yang tepat bisa memiliki hubungan yang lemah dengan seseorang lakukan. Gambar di atas mengilustrasikan bahwa Etika Tipe II adalah kekuatan hubungan antara apa yang seseorang yakini dengan bagaimana ia berperilaku.

2. MELEGISLASI ETIKA

Telah ada tiga usaha untuk melegislasi etika bisnis sejak akhir 1980-an. Yang pertama,

Procurement Integrity Act tahun 1988, melarang pengumuman informasi seleksi pemasok dan penawaran atau proposal kontraktor. Juga, mantan karyawan yang bekerja pada posisi tertentu

dalam suatu transaksi atau kontrak pembelian melebihi $10 juta dilarang menerima kompensasi sebagai karyawan atau konsultan dari kontraktor tersebut selama satu tahun.

Upaya kedua muncul dengan pengesahan Federal Sentencing Guidelines for Organizations Act tahun 1992 yang menggagas program pelatihan etika yang efektif.

(5)

tersebut terdapat seumlah rekomendasi berkenaan dengan berbagai standar, pelatihan etika dan sistem untuk melaporkan pelanggaran secara anonim. Para eksekutif diharapkan bertanggung jawab atas pelanggaran dari orang-orang ditingkat bawah organisasi. Jika para eksekutif proaktif dalam upaya mereka mencegah kejahatan kerah-putih, hal tersebut akan mengurangi tuntutan terhadap mereka dan mengurangi tanggung jawab hukum.

Upaya ketiga dalam melegislasi etika bisnis yaitu Corporate and Auditing

Accountability, Responsibility and Transparency Act menganggap sebagai kejahatan banyak tindakan perusahaan yang sebelumnya diturunkan tingkat kepentingannya pada berbagai

struktur peraturan. Undang-undang tersebut berisi perlindungan terhadap pelapor kejahatan (whistle-blower) bagi karyawan yang menjatuhkan sanksi perdata dan pidana yang berat kepada perusahaan-perusahaan dan personil manajerial atas tindakan buruk perusahaan yang dicurigai.

3. KODE ETIK

Kode etik adalah pernyataan nilai-nilai yang diadopsi oleh perusahaan, para karyawannya dan para direkturnya, dan menetapkan sikap resmi manajemen puncak berkenaan dengan perilaku yang diharapkan. Banyak asosiasi industri telah mengadopsi kode-kode tersebut, yang kemudian direkomendasikan kepada para anggotanya. Beberapa konsultan berspesialisasi dalam membantu perusahaan-perusahaan memasukkan prinsip-prinsip etis dalam budaya perusahaan mereka.

Ada banyak macam kode etik. Contoh yang sangat bagus dari kode etik adalah yang dikembangkan oleh Society for Human Resource Management (SHRM). Ketentuan-ketentuan utama dalam SHRM mencakup tanggung jawab profesional, pengembangan profesional, kepemimpinan etis, keadilan dan kebenaran, konflik kepentingan dan pengguna informasi.

Topik-topik yang tercakup dalam sebuah kode etik yaitu berupa perilaku bisnis, persaingan sehat, serta tempat kerja dan isu-isu SDM.

Untuk menjaga kode etik sebagai penerang bagi para karyawan, perusahaan-perusahaan besar menunjuk seorang pejabat etika. Individu ini haruslah orang yang memahami lingkungan

(6)

4. ETIKA SUMBER DAYA MANUSIA

Etika sumber daya manusia adalah penerapan prinsip-prinsip etika pada hubungan-hubungan dan kegiatan-kegiatan sumber daya manusia.

Manajer SDM dapat membantu mendorong budaya etis, namun itu berarti lebih dari sekedar menempelkan poster-poster kode perilaku di dinding. Untuk itu, karena pekerjaan utama para profesional SDM adalah berhubungan dengan orang, mereka harus membantu memperkenalkan praktik-praktik etis ke dalam budaya perusahaan. Mereka perlu membantu membangun lingkungan dimana para karyawan diseluruh penjuru organisasi bekerja untuk

memperkecil kesenjanga etis. Perilaku etis dari orang-orang dalam SDM bergerak jauh dalam membangun kredibilitas organisasi secara keseluruhan.

Ada dua bidang dimana para profesional SDM bisa memiliki pengaruh besar pada etika dan dengannya budaya perusahaan. Bidang-bidang tersebut adalah tata kelola perusahaan (corporate governance) dan kompensasi eksekutif. SDM harus meninjau kembali dan mempertegas kebijakan-kebijakan tata kelola organisasi dan metode-metode implementasinya untuk memastikan tingkatan yang tinggi dari integritas dan efektivitas eksekutif. Seluruh karyawan harus tahu apa yang etis dan tidak etis dalam bidang operasi mereka yang spesifik.

Bidang kedua dimana SDM harus berfokus adalah kompensasi eksekutif. Mungkin dalam bidang kompensasilah para eksekutif SDM bisa memiliki pengaruh terbesar pada perilaku perusahaan.

5. PROFESIONALISASI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

Sebuah profesi adalah pekerjaan yang dicirikan dengan keberadaan seperangkat pengetahuan bersama dan sebuah prosedur untuk mensertifikasi para anggota.

Standar-standar kinerja ditetapkan oleh para anggota dari profesi yang bersangkutan dan bukan oleh pihak luar; jelasnya, profesi diatur oleh dirinya sendiri (self-regulated). Karakteristik-karakteristik tersebut diterapkan pada bidang sumber daya manusia, dan

sejumlah organisasi terkemuka melayani profesi tersebut. Di antara organisasi terkemuka tersebut yang paling dikenal adalah Society for Human Resource Management (SHRM);

Human Resource Certification Institute (HRCI); American Society for Training and Development (ASTD); dan Worldatwork.

a. Society for Human Resource Management (SHRM)

(7)

standar-standar prestasi dalam praktik manajemen sumber daya manusia. Keanggotaannya terdiri 200.000 profesional dengan lebih dari 550 cabang terafiliasi di Amerika Serikat dan anggota di lebih dari 100 negara. Ada pula sejumlah cabang mahasiswa di kampus-kampus universitas diseluruh penjuru negara.

SHRM menerbitkan jurnal bulanan, HR magazine dan surat kabar bulanan, HR News. Anak organisasi utama SHRM, Recruiting & Staffing Focus Area (dulunya EMA), menawarkan informasi mendalam atas isu-isu yang berkenaan dengan penyediaan kerja dan pemeliharaan, sementara SHRM menawarkan cakupan yang lebih luas dari isu-isu SDM.

b. Human Resource Certification Institute (HRCI)

Salah satu perkembangan paling signifikan dalam bidang MSDM adalah terbentuknya Human Resource Certification Institute (HRCI), sebuah afiliasi dari SHRM. Didirikan pada 1976, tujuan HRCI adalah mengakui para profesional sumber daya manusia melalui suatu program sertifikasi. Dewasa ini, ada lebih dari 80.000 profesional yang telah tersertifikasi. HRCI menawarkan tiga sertifikasi untuk para profesional SDM yaitu PHR (Professional in Human Resources), SPHR (Senior Professional in Human Resources), dan GPHR (Global Professional in Human Resources)

Sertifikasi mendorong para profesional sumber daya manusia memperbarui pengetahuan dan keterampilan mereka secara terus menerus. Sertifikasi tersebut memberikan pengakuan bagi para profesional yang telah memenuhi level pelatihan dan pengalaman kerja yang diminta.

c. American Society for Training and Development (ASTD)

Didirikan pada 1944, American Society for Training and Development (ASTD) adalah asosiasi terbesar di dunia yang didedikasikan pada pembelajaran tempat kerja dan para profesional kinerja. Tujuh puluh ribu anggota dan mitra ASTD berasal dari lebih dari 100 negara dan ribuan organisasi. Keanggotaannya terdiri dari para individu yang memiliki minat khusus pada pelatihan dan pengembangan. Perkumpulan ini menerbitkan jurnal bulanan T+D

Magazine. Sejumlah publikasi lainnya juga tersedia untuk membantu para anggotanya tetap mengikuti perkembangan dalam bidang tersebut.

d. WorldatWork

(8)

sumber daya manusia yang berhubungan dengan aktifitas menarik, mempertahankan, dan memotivasi karyawan.

B. TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

Tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR) adalah kewajiban yang diimplikasikan, didorong atau dirasakan para manajer, yang bertindak dalam kapasitas resmi mereka, untuk melayani atau melindungi kepentingan-kepentingan dari kelompok-kelompok di luar diri mereka sendiri.

Ketika perusahaan berperilaku seolah ia adalah makhluk yang memiliki kesadaran akan benar dan salah, perusahaan tersebut dikatakan bertanggung jawab secara sosial. Ini adalah cara perusahaan sebagai suatu keseluruhan berperilaku terhadap masyarakat. Hal tersebut tentunya lebih dari sekedar kata-kata yang diucapkan. Tanggung jawab sosial telah bergeser artinya dari ‘menyenangka untuk dilakukan’ ke ‘harus dilakukan’. Semakin banyak perusahaan menerbitkan laporan tanggung jawab sosial perusahaan yang merinci praktik-paktik lingkungan, tenaga kerja, dan pemberian perusahaan mereka.

Tampaknya, perilaku yang bertanggung jawab secara sosial berdampak pada hasil akhir, dalam satu studi, 82% dari perusahaan mencatat bahwa kewargaperusahaan yang baik membantu hasil akhir.

1. ANALISIS STAKEHOLDERS DAN KONTRAK SOSIAL

Sebagian besar organisasi, baik yang mencari laba maupun nirlaba, memiliki sejumlah besar stakeholder. Stakeholder organisasi adalah individu atau kelompok yang kepentingannya dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan organisasi.

Masyarakat semakin menuntut tanggung jawab dewan direktur dan manajemen organisasi untuk menempatkan kepentingan stakeholder pada urutan pertama. Namun, manajer mungkin tidak mengakui tanggung jawab untuk mereka semua. Setiap perusahaan akan

memiliki para stakeholder yang berbeda berdasarkan misi organisasi dan fokus upaya-upaya tanggung jawab sosialnya.

Suatu pendekatan untuk analisis stakeholder melibatkan pertimbangan mengenai kontrak sosial. Kontrak sosial adalah sekumpulan aturan tertulis dan tidak tertulis serta asumsi-asumsi mengenai pola hubungan timbal balik yang dapat diterima diantara berbagai unsur masyarakat.

(9)

mengharapkan perusahaan-perusahaan melakukan lebih banyak dari isu yang diminta oleh hukum.

Beberapa ketentuan-ketentuan kontrak muncul dari praktik pihak-pihak yang berkontrak. Seperti kontrak legal, kontrak sosial sering kali melibatkan a quid pro quo (sesuatu dipertukarkan dengan sesuatu). Satu pihak dalam kontrak berperilaku dalam cara tertentu dan mengharapkan pola perilaku tertentu dari pihak lainnya.

Kontrak sosial berkenaan dengan hubugan antara para individu, pemerintah, organisasi-organisasi lainnya dan masyarakat secara umum. Masing-masing hubungan ini akan dipelajari

satu persatu dalam bagian-bagian berikut ini.

a. Kewajiban terhadap individu

Organisasi memiliki sejumlah kewajiban tertentu terhadap para karyawan mereka. Dari

perusahaan tempat bekerja, mereka mengaharapkan bayaran harian yang adil untuk suatu kerja harian yang adil, dan mungkin lebih lagi. Banyak orang berharap dibayar jika absen karena

memberikan suara dalam pemilu, menjalankan tugas juri dan sebagainya. Sampai satu titik dimana harapan-harapan para individu diakui sebagai tanggung jawab oleh organisasi, harapan-harapan tersebut menjadi bagian dari kontrak sosial. Banyak individu kini menyuarakan opini mereka dengan membeli saham dari perusahaan-perusahaan yang memiliki reputasi sebagai perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial.

b. Kewajiban terhadap organisasi lain

Para manajer harus peduli dengan hubungan-hubungan, baik dengan organisasi-organisasi yang mirip dengan milik mereka, seperti pesaing, maupun yang sama sekali berbeda.

Organisasi

Para Individu

Masyarakat

Pemerintah

(10)

Perusahaan-perusahaan komersial diharapkan untuk bersaing satu sama lain pada landasan yang terhormat, tanpa ketidakpedulian yang tidak adil atau tidak bertanggung jawab terhadap hak-hak bersama mereka.

c. Kewajiban terhadap Pemerintah

Dalam kontrak sosial untuk setiap jenis organisasi, pemerintah adalah pihak penting. Dibawah dukungan pemerintah, perusahaan-perusahaan dapat memiliki izin untuk menjalankan bisnis, demikian pula dengan hak-hak paten, merek dagang, dan sebagainya. Selain itu, organisasi-organisasi diteharapkan dapat menyadari adanya kebutuhan akan

keteraturan dan bukan kekacauan dan untuk menerima sejumlah intervensi pemerintah dalam berbagai urusan organisasi. Mereka diharapkan bekerja dengan panduan-panduan untuk organisasi bertata kelola seperti Equal Employment Oppurtunity Commission dan Office of Federal Compliance Programs.

d. Kewajiban terhadap masyarakat umum

Pandangan tradisional mengenai tanggung jawab perusahaan adalah bahwa perusahaan-perusahaan harus menghasilkan dan mendistribusikan barang-barang dan jasa-jasa untuk mendapatkan laba. Sebagian masyarakat dapat memenuhi dengan baik kebutuhan dasarnya akan makanan, pakaian, tempat tinggal, kesehatan, dan pendidikan. Dan sebagian besar warga negara mampu berwisata. Perusahaan-perusahaan yang mampu mencetak laba bisa membayar pajak-pajak kepada pemerintah dan memberikan sumbangan kepada lembaga-lembaga amal. Semua ini seharusnya menjadi sesuatu yang membanggakan bagi para pemilik dan manajer perusahaan.

Perusahaan-perusahaan beroperasi atas persetujuan publik dengan tujuan dasar memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Ketika kebutuhan-kebutuhan tersebut telah terpenuhi secara lebih lengkap, masyarakat meminta lebih banyak kepada semua lembaganya, terutama perusahaan-perusahaan bisnis yang besar. Isu-isu sosial yang mungkin melibatkan perusahaan-perusahaan swasta mencakup perlindungan lingkungan, dukungan untuk

pendidikan dan pengembangan ekonomi untuk masyarakat miskin.

2. MENGIMPLEMENTASIKAN PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

(11)

Pemeriksaan sosial (social audit) adalah penilaian sistematis atas kegiatan-kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan dampak sosial.

Beberapa perusahaan menetapkan tujuan-tujuan spesifik dalam bidang-bidang sosial. Mereka berupaya secara formal mengukur kontribusi-kontribusi mereka terhadap berbagai unsur dalam masyarakat dan terhadap masyarakat secara keseluruhan. Tiga jenis pemeriksaan sosial yang saat ini mungkin digunakan:

1) Daftar kegiatan sederhana

2) Kumpulan pembelanjaan-pembelanjaan yang relevan secara sosial

3) Penentuan dampak sosial

Pemeriksaan sosial yang ideal akan bergerak lebih jauh dari sekedar penyusunan daftar sederhana dan akan melibatkan penetuan berbagai manfaat yang nyata bagi masyarakat dari setiap kegiatan perusahaan yang berorientasi sosial.

Langkah-langkah berikut ini direkomendasikan untuk menyusun dan mengimplementasikan program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR):

1) Memberikan seseorang tanggung jawab atas program tersebut dan membangun strukturnya

2) Menetapkan penilaian mengenai apa yang saat ini perusahaan lakukan berkenaan dengan CSR

3) Menyatakan harapan dan persepsi para pemegang saham

4) Menuliskan sebuah pernyataan kebijakan yang meliputi bidang-bidang CSR seperti isu lingkungan, sosial, dan masyarakat

5) Menyusun sekumpulan tujuan perusahaan dan menyusun rencana tindakan untuk mengimplementasikan kebijakan-kebijakan tersebut harus disusun

6) Menciptakan sasaran-sasaran dan indikator-indikator kinerja kunci (key performance

indicator) kuantitatif dan kualitatif yang mencakup organisasi secara keseluruhan dalam periode dua hingga lima tahun, bersama dengan mekanisme-mekanisme

pengukuran, pemantauan, dan pemeriksaan yang diperlukan

7) Mengkomunikasikan kepada seluruh stakeholder dan manajer dana arah CSR bagi

perusahaan

8) Menetapkan kemajuan dari program CSR.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Mondy, R. Wayne. Manajemen Sumber Daya Manusia. 2009. Erlangga. Jakarta

https://yudhaarifin.wordpress.com/2012/06/11/etika-bisnis-dan-tanggung-jawab-sosial/

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan dari hasil penelitian atas perusahaan terbuka yang masuk pemeringkatan CGPI, bahwa kepemilikan publik secara langsung menurunkan kinerja perusahaan baik dalam

MENANGGULANGI TINDAK PIDANA KEKERASAN YANG DILAKUKAN GURU TERHADAP ANAK DIDIK DI LINGKUNGAN SEKOLAH MENURUT PASAL 351-355 KUHP DAN UNDANG-UNDANG NO.23 TAHUN.. 2003 PASAL 80

Nilai rasio NPM dan BKM untuk variabel input Luas Lahan 28.11 berarti bahwa setiap penambahan Luas Lahan sebesar 1 Ha akan meningkatkan penerimaan sebesar Rp 17 881

Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna transparansi dalam anggaran berbasis kinerja mencakup keterbukaan proses anggaran oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah yang

1. Langkah-langkah penerapan Metode Quantum Teaching pada mata pelajaran Al- Qur’an Hadits materi hadits tentang ciri-ciri orang munafiq pada siswa kelas VB MI Al

Tahapan pengolahan data dan analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut: (1) Analisis kinerja untuk setiap jenis instrumen investasi dan untuk por- tofolio yang terbentuk

Keywords : data mining, medical record, support vector machine, type 2 diabetes

Berdasarkan tujuan, hasil uji hipotesis dan pem- bahasan penelitian maka dapat disimpulkan bahwa ketujuh dimensi mutu pelayanan farmasi rawat jalan terbukti dapat dipakai untuk