• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengantar Pendidikan Konsep Dasar Pend

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengantar Pendidikan Konsep Dasar Pend"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Proses pendidikan sebenarnya telah berlangsung sepanjang hidup manusia

dan berkembang sejalan dengan perkembangan sosial dan budaya manusia itu

sendiri di atas permukaan bumi. Penciptaan manusia sebagai subjek kehidupan

dengan tugas sebagai khalifah untuk menciptakan sejarah bumi, kemudian proses

pendidikan dimulai ketika manusia dilahirkan dan berada di lingkungan keluarga.

Dalam hal ini orang tua sangat bertanggung jawab dalam mendidik anak-anak

mereka menuju kedewasaan. Dalam hal ini sepadan yang dimaksud oleh filosof

pendidikan, Paulo Freire (1970). Bagi penganut madzha Freirean, pendidikan

adalah demi membangkitkan kesadaran kritis(Faqih, 2007:13).

Dalam lingkungan keluarga tersebut belum ada program pendidikan yang

dilakukan di luar lingkungan keluarga atau belum adanya pendidikan yang

terstruktur. Pendidikan di lingkungan keluarga menjadi peranan yang penting

dalam pembentukan perilaku dan kepribadian anak, karena merupakan pendidikan

yang pertama diperoleh. Sehingga pengalaman-pengalaman yang diajarkan ketika

dalam masa anak-anak akan terbawa sampai anak tersebut dewasa.

Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi

seseorang. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya

pribadi seseorang menurut ukuran normatif. Menyadari akan adanya hal tersebut,

pemerintah sangat memperhatikan dalam penanganannya dalam bidang

pendidikan, karena dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan akan muncul

generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk

hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Masalah pendidikan yang

mungkin akan muncul tidak semuanya akan dapat dipecahkan dengan metode

imiah semata, banyak masalah kependidikan tersebut merupakan pernyataan

filosofis, yang pemecahannya memerlukan pendidikan secara filosofis (Prasetya,

2000:151)

Adapun tujuan pendidikan secara umum bagi manusia adalah

mengembangkan potensi kepribadian manusia sesui dengan kodrat dan hakikatnya

seoptimal mungkin. Dengan demikian, secara potensial keseluruhan potensi

(2)

manusia diisi kebutuhannya agar berkembang secara optimal (Hasbullah,

2006:65)

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana Defenisi Pendidikan Secara Luas ?

2. Bagaimana Pendidikan Secara Sempit ?

3. Bagaimana Pendidikan Secara Alternatif ?

C. TUJUAN PENUSILAN

1. Mengetahui Definisi Pendidikan Secara Luas.

2. Mengetahui Definisi Pendidikan Secara Sempit.

(3)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Pendidikan

Ahmad D. Marimba merumuskan pendidikan adalah bimbingan atau

pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan

rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama (Ahmad,

1974:20). Pendidikan adalah proses dua arah yang melibatkan pemberian

pengetahuan sebagai upaya pemberian petunjuk dan peringatan, serta

sekaligus upaya perolehan pengetahuan untuk mendapatkan ketakwaan, bukan

menonjolkan diri dan keangkuhan intelektual (Abd A’la, 47). Arti Pendidikan

menurut UU RI No. 20 Tentang Sistem Pendidikan Tahun 2003, pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara

Berdasarkan beberapa pengertian pendidikan yang telah disebutkan dapat

disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya dan agar peserta didik memiliki

spiritual keagamaan yang kuat.

B. Tujuan Pendidikan

Menurut sejarah bangsa Yunani, tujuan pendidikannya ialah ketentraman.

Sedangkan menurut Islam, tujuan pendidikan ialah membentuk manusia

supaya sehat, cerdas, patuh, dan tunduk kepada perintah Tuhan serta menjauhi

larangan-larangan-Nya (Ahmadi, 1991:99). Tujuan pendidikan adalah

seperangkat hasil pendidikan yang dicapai oleh peserta didik setelah

diselenggarakan kegiatan pendidikan. Seluruh kegiatan pendidikan, yakni

bimbingan pengajaran atau latihan, diarahkan untuk mencapai tujuan

pendidikan itu. Dalam konteks ini tujuan pendidikan merupakan komponen

dari sistem pendidikan yang menempati kedudukan dan fungsi sentral (Suardi,

(4)

2010:7). Sehingga dapat disimpulkan Tujuan pendidikan adalah membuat

manusia menjadi tentram baik secara jasmani maupun rohani.

C. Definisi Pendidikan Secara Luas

Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan adalah segala situasi

hidup yang mempengaruhi pertumbuhan hidup (Mudyahardjo, 2012:3).

1. Karakteristik khusus pendidikan secara luas

a. Masa mendidik.

Pendidikan berlangsung seumur hidup dalam setiap saat selama ada

pengaruh lingkungan.

b. Lingkungan pendidikan.

Pendidikan berlangsung dalam segala lingkungan hidup, baik yang

khusus diciptakan untuk kepentingan pendidikan maupun yang ada

dengan sendirinya.

c. Bentuk kegiatan.

Terentang dari bentuk-bentuk yang misterius atau tidak sengaja sampai

dengan terprogram. Pendidikan berbentuk segala macam pengalaman

belajar dalam hidup. Pendidikan berlangsung dalam beraneka ragam

bentuk, pola, dan lembaga. Pendidikan dapat terjadi sembarangan,

kapanpun dan dimanapun dalam hidup. Pendidikan lebih berorientasi

pada peserta didik.

d. Tujuan.

Tujuan pendidikan terkandung dalam setiap pengalaman belajar, tidak

ditentukan dari luar. Tujuan adalah sama dengan tujuan hidup

(Mudyahardjo, 2012:3).

2. Pendukung. Kaum Humanis Romantik

a. Kaum Humanis romantic (seperti: John Holt, William Glasser,Jonathan

kozol dan sebagainya) dan kaum pragmatic (seperti: John

Dewey,William Heard, Kilpatrick dan sebagainya) cendrung

mendefinisikan pendidikan dalam arti maha luas, dan mengencam

(5)

ini disebabkan karena di sekolah berlangsung dehumanisasi.

Dehumanisasi adalah suatu proses pengikisan martabat manusia. Sekolah

menjadi terasingkan dari kehidupan nyata. Selain itu, pola hubungan guru

dengan murid adalah otoriter, sehingga kurang berlangsung

perkembangan individu secara optimal.

b. Kecaman datang dari ivan illich, dia mempunyai gagasan yang

terang-terangan mengutuk pendidikan yang dilembagakan dalam bentuk

sekolah. Dalam kencaman itu, ivan yakin bahwa sekolah akan dengan

sendirinnya menjadi tidak memadai dan hanya mendorong pada

pengasingkan siswa dari hidup. Selanjutnya dia yakin dengan peniadaan

sekolah dalam masyarakat akan menjamin siswa dapat memperoleh

kebebasan dalam belajar tanpa harus memperjuangkan untuk

memperolehnya dari masyarakat. Ivan Illich juga berpendapat bahwa

suatu sistem pendidikan yang baik harus mempunyai tiga tujuan, yaitu: 1)

memberi kesempatan kepada semua orang untuk bebas dan mudah

memperoleh sumber belajar pada setiap saat; 2) memungkinkan semua

orang yang ingin memberikan pengetahuan mereka kepada orang lain

dapat dengan mudah melakukannya, demikian pula bagi yang ingin

mendapatkannya; dan 3) menjamin tersedianya masukan umum yang

berkenaan dengan pendidikan (Mudyahardjo, 2012:4).

D. Definisi Pendidikan Secara Sempit

Pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai

lembaga pendidikan formal dan segala pengaruh yang diupayakan sekolah

terhadap anak didik yang diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan

yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan dan tugas sosial

mereka (Mudyahardjo, 2012:6).

1. Karakteristik khusus pendidikan secara sempit

a. Masa Pendidikan.

Pendidikan berlangsung dalam waktu terbatas, yaitu masa anak dan

remaja.

(6)

Pendidikan berlangsung dalam lingkungan pendidikan yang

diciptakan khusus untuk menyelenggarakan pendidikan, secara tekhnis

pendidikan dilakukan di kelas.

c. Bentuk kegiatan.

Isi pendidikan tersusun secara terprogram dalam bentuk

kurikulum. Kegiatan pendidikan lebih berorientasi pada kegiatan guru

sehingga guru mempunyai peranan yang sentral dan menentukan.

Kegiatan pendidikan terjadwal, waktu dan tempatnya juga tertentu.

d. Tujuan.

Tujuan pendidikan yaitu untuk mengembangkan

kemampuan-kemampuan tertentu dalam mempersiapkan hidup (Mudyahardjo,

2012:6).

2. Pendukung. Kaum behavioris.

a. Kaum behavioris ( misalnya: B.Watson, B.F Skinner,Lester Frank Ward

dan sebagainya) cendrung mendefinisikan pendidikan dalan arti sempit.

Mereka mempunyai pandangan yang optimis terhadap peranan sekolah

dalam menyelanggarakan pendidikan, dan pesimis terhadap pendidikan

yang tidak dilembagakan. Sekolah yang merupakan tempat

berlangsungnya proses perubahan tingkah laku harus didasarkan pada

kurikulum yang sudah dirancang dan dikoordinasikan dengan baik dan

dilaksanakan dengan penuh disiplin. Selanjutnya ada tiga prinsip utama

yang mendasari sekolah dalam menyelanggarakan proses pengubahan

tingkah laku yaitu: 1) Pembentukan pola tingkah laku seseorang sangat

kuat dipengaruhi oleh lingkungan; 2) Pendidikan di sekolah merupakan

rekayasa perubahan pola tingkah laku yang terprogram secara cermat; 3)

Masa depan sekolah sebagai lembaga perekayasa pola tingkah laku yang

terprogram adalah cerah karena mempunyai peranan yang besar dalam

mencapai kemajuan. Skinner menyatakan : pengaruh-pengaruh

lingkungan membentuk kita seperti apa yang ada sekarang ini. Dia juga

menyatakan bahwa kita, dan sebagian besar lingkungan membentuk kita

(7)

pengontrol. Pada akhirnya kita mencapai keadaan yang lebih baik apabila

kita memahami hal tersebut dan perilaku kita aktif mengikutinya. Hal ini

mengandung arti perlunya teknologi pengubahan tingkah laku manusia.

b. Optimisme kaum behaviorisme terhadap keberadaan dan peranan sekolah

dalam masyarakat modern tidak terlepas dari optimise yang kuat terhadap

ilmu dan tekhnologi dalam membangun masyarakat modern. Mereka

adalah penganut paham scientisme yang mempunyai kepercayaan kuat

terhadap keampuhan ilmu dan tekhnologi bagi pembangunan kehidupan

manusia yang lebih baik. Sekolah merupakan lingkungan buatan manusia

yang diciptakan dan di control dalam bentuk rekayasa pengubahan pola

tingkah laku berdasarkan prinsip-prinsip kerja ilmiah dan tekhnologi,

dengan misi melaksanakan dan mengembangkan semangat dan

konsep-konsep ilmu dan teknologi dalam diri individu sehingga menghasilkan

tenaga-tenaga berkompetensi atau berkemampuan kerja produktif.

Dengan demikian sekolah sebagai lingkungan buatan manusia yang

diperlukan di dalam membangun masyarakat, menuju kehidupan yang

lebih baik. Optimisme terhadap peranan sekolah dalam pendidikan

dinyatakan pula oleh Lester Frank Ward, dia menyatakan: setiap anak

dilahirkan di dunia, hendaknya di pandang oleh masyarakat ibarat bahan

mentah yang harus diolah dalam pabrik alam tidak dapat di andalkan

untuk mengembangkan kemampuan individu. Pengembangan

kemampuan individu harus direncanakan dan sebagian besar rencan

tersebut harus dilaksanakan dalam suatu sekolah yang baik

(Mudyahardjo, 2012:7).

E. Definisi Pendidikan Secara Alternatif Atau Luas Terbatas

Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga,

masyarakat dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan

latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat,

untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam

berbagai lingkungan hidup secara tepat dimasa yang akan datang

(8)

1. Karakteristik khusus

a. Masa pendidikan.

Pendidikan berlangsung seumur hidup, yang

kegiatan-kegiatannya tidak berlangsung sembarang tetapi pada saat tertentu.

b. Lingkungan pendidikan.

Pendidikan berlangsung dalam sebagian dari lingkungan hidup.

Pendidikan tidak berlangsung dalam lingkungan hidup yang tergelar

dengan sendirinya. Lingkungan alam sekitar yang alami tidak merupakan

lingkungan pendidikan. Pendidikan hanya berlangsung dalam lingkungan

hidup kultural.

c. Bentuk kegiatan.

Pendidikan dapat berbentuk pendidikan formal, pendidikan

informal, dan pendidikan nonformal. Kegiatan pendidikan dapat

berbentuk bimbingan, pengajaran dan latihan. Pendidikan selalu

merupakan usaha dasar yang tercakup didalamnya usaha pengelolaan

pendidikan, baik dalam bentuk pengelolaan pendidikan nasional maupun

satuan pendidikan serta usaha melaksanakan kegiatan pendidikan

(Mudyahardjo, 2012:11)

2. Tujuan

Tujuan pendidikan merupakan perpaduan tujuan-tujuan pendidikan

yang bersifat pengembangan kemampuan-kemampuan pribadi yang

optimal dengan tujuan-tujuan social yang bersifat manusia seutuhnya yang

dapat memainkan peranannya sebagai warga dalam berbagai lingkungan

persekutuan hidup dan kelompok sosial (Mudyahardjo, 2012:12)

3. Pendukung. Kaum humanis Realistik dan realism kritis

a. Kaum humanis realistic misalnya: Edgar Faure, Felipe Herrera dan

sebagainya dan juga kaum realism kritis misalnya stella van petten

Henderson, Immanuel kant dan sebagainya cenderung menjawab

pertanyaan apakan pendidikan dalam bentuk definisi alternative. Mereka

(9)

sebagai usaha memaksimalkan peranan pengajaran disekolah dan

pendidikan diluar sekolah.

b. Pendekatan dialektis dalam merumuskan makna pendidikan, Henderson

mencoba memadukan pengertian pendidikan sebagai pengembangan

potensi-potensi yang terdapat dalam diri seseorang, dan pendidikan

sebagai warisan social dari generasi tua kepada generasi muda

(10)

BAB III

KESIMPULAN

 Pendidikan secara luas adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung

dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan adalah segala

situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan hidup. Pendidikan berbentuk

segala macam pengalaman belajar dalam hidup. Pendidikan berlangsung

dalam beraneka ragam bentuk, pola, dan lembaga. Pendidikan dapat terjadi

sembarangan, kapan dan dimanapun dalam hidup. Pendidikan lebih

berorientasi pada peserta didik.

 Adapun Pendidikan secara sempit adalah pengajaran yang diselenggarakan di

sekolah sebagai lembaga pendidikan Formal dan segala pengaruh yang

diupayakan sekolah terhadap anak didik yang diserahkan kepadanya agar

mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap

hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial mereka.

 Sedangkan pendidikan secara alternatif adalah usaha sadar yang dilakukan

oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan,

pengajaran dan latihan yang berlangsung di sekolah dan diluar sekolah

sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan

peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat dimasa yang akan

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Abd A’la. 2006. Pembaruan Pesantren. Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara.

Ahmad, D. Marimba. 1974. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Al Ma’arif.

Ahmadi, A. & Nur Uhbiyati. 1991. Ilmu Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Faqih, Mansur, dkk. 2007. Pendidikan Popular Membangun kesadaran kritis.

Yogyakarta: INSISTPress.

Hasbullah. 2006. Dasar – dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Mudyahardjo, Redja. 2012. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Suardi, M. 2010. Pengantar Pendidikan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Indeks.

Referensi

Dokumen terkait

Kromatografi adalah suatu istilah umum yang digunakan untuk bermacam- macam teknik pemisahan yang didasarkan atas partisi sampel diantara suatu fase gerak yang bisa berupa gas

b) Pencegahan HIV/AIDS, kegiatannya dengan melakukan pencegahan penularan ibu ke anak, memberikan layanan kesehatan kepada para remaja, pemeriksaan dan pengobatan

Ciptakan lingkungan yang tenang dan bantu pasien memilih posisi yang nyaman untuk istirahat. Jelaskan pentingnya istirahat dalam perencanaan pengobatan dan perlunya

Suatu kegiatan penelitian yang dilaksanakan dengan baik, obyektif, menyita waktu yang cukup lama dan menghabiskan biaya yang sangat besar, tidak

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini yang berjudul “ Pengaruh Swelling

Masa produksi dari BUKA ini tidak akan begitu terpengaruh dengan kenaikan harga daging karena bahan bakunya berupa nangka muda yang dapat diperoleh dengan biaya

Oleh karena itu, bagaimana memilih lokasi, me- nentukan rute kendaraan, dan mengendalikan persediaan yang optimal menjadi isu yang penting dalam merancang

Dalam kegiatan ini, langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut: 1) siswa membaca teks cerpen yang berjudul “Kisah Seorang Pen- jual Koran” dengan sungguh-sungguh serta