• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Ilmu Tauhid TENTANG ILMU ALLAH.d

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Ilmu Tauhid TENTANG ILMU ALLAH.d"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH ILMU TAUHID

TENTANG ILMU ALLAH

(Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Tauhid)

O

L

E

H

KHAIRUNNISA

SEMESTER

: 1 PAI Unggulan

DOSEN PEMBIMBING

: H.Abdul Malik,MA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

JAM’IYAH MAHMUDIYAH

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Adapun makalah yang berjudul tentang Ilmu Allah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai sumber, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada sumber yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah Ilmu Allah ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.

(3)

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang Masalah...1

BAB II PEMBAHASAN...2

A. ILMU ALLAH...2

(4)

BAB III PENUTUP...12

A. Kesimpulan...12

B. Saran...12

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam asmaul husna, Allah swt. disebut sebagai Al ‘Alim (Yang Maha Mengetahui). Bahwasanya ilmu Allah tidak terbatas. Dia mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi, yang dahulu, sekarang, ataupun besok, baik yang ghaib maupun yang nyata.

Tak ada satupun yang tersembunyi bagi Allah swt. Sebutir biji di dalam gelap gulita bumi yang berlapis tetap diketahui Allah swt. “Di sisi-Nya segala anak kunci yang ghaib, tiadalah yang mengetahui kecuali Dia sendiri. Dia mengetahui apa-apa yang ada di daratan dan di lautan. Tiada gugur sehelai daun kayu pun, melainkan Dia mengetahuinya, dan tiada sebuah biji dalam gelap gulita bumi dan tiada pula benda yang basah dan yang kering, melainkan semuanya dalam Kitab yang terang.” (QS. Al-An’am: 59)

Ilmu Allah SWT Maha luas, tak terjangkau, dan tak terbayangkan oleh akal pikiran, tiada terbatas. Dia mengetahui apa yang sudah dan akan terjadi serta yang mengaturnya. Manusia, malaikat, dan makhluk manapun tak akan bisa menyelami lautan ilmu Allah swt. Bahkan untuk mengetahui ciptaan Allah saja manusia tidak akan mampu. Tentang tubuhnya sendiri saja, tidak semuanya terjangkau oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dicapai manusia. Semakin didalami semakin jauh pula yang harus dijangkau, semakin banyak misteri yang harus dipecahkan, seperti jaringan kerja otak manusia masih merupakan hal yang teramat rumit untuk dikaji.

B.Rumusan Masalah

(6)

2. Bagaimana hubungan Ilmu Allah dengan manusia ?

C.Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui apa itu Ilmu Allah serta bagaimana hubungan antara Ilmu Allah dengan manusia.

BAB II

PEMBAHASAN

A. ILMU ALLAH

Ilmu Allah SWT Maha luas, tak terjangkau, dan tak terbayangkan oleh akal pikiran, tiada terbatas. Dia mengetahui apa yang sudah dan akan terjadi serta yang mengaturnya. Manusia, malaikat, dan makhluk manapun tak akan bisa menyelami lautan ilmu Allah swt. Bahkan untuk mengetahui ciptaan Allah saja manusia tidak akan mampu. Tentang tubuhnya sendiri saja, tidak semuanya terjangkau oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dicapai manusia. Semakin didalami semakin jauh pula yang harus dijangkau, semakin banyak misteri yang harus dipecahkan, seperti jaringan kerja otak manusia masih merupakan hal yang teramat rumit untuk dikaji.

Belum lagi tentang astronomi. Berapa banyak bintang, galaksi di langit, berapa jauhnya, bagaimana cara mencapainya, proses terjadinya, apakah ada penghuninya, dan seterusnya. Jika kita menatap ke luar angkasa betapa kecil bumi ini bagaikan debu bahkan lebih kecil dari itu. Andaikan saja ada manusia yang menguasai planet bumi sebagai miliknya pribadi, maka di hadapan alam di ruang angkasa ini dia hanyalah memiliki debu tak berarti. Jika saja ada manusia menguasai bumi, dia hanya menguasai debu. Sementara kekuasaan, kerajaan Allah swt. tak akan tertandingi sedikitpun jua.

(7)

lautan dijadikan tinta untuk menulis kalimat Allah swt., niscaya tidak akan habis-habisnya kalimat Allah tersebut dituliskan.1

“Katakanlah, kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk menulis kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis ditulis kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu pula.” (QS. Al Kahfi: 109)

“Dan seandainya pohon-pohon di muka bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh lautan lagi, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Luqman: 27).

Allah swt. telah menciptakan langit dan bumi dengan segala isi dan peristiwa yang terkandung di dalamnya merupakan fenomena yang sangat mengesankan dan menakjubkan akal serta hati sanubari manusia. Itulah alam semesta atau al-kaun (universum). Simaklah firman Allah swt. berikut ini:

“Dia lah Allah yang menciptakan, yang mengadakan, yang membentuk rupa, yang mempunyai nama-nama yang paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Hasyr: 24).

Hendaknya manusia senantiasa men-taddaburi ayat-ayat-Nya, baik yang qauliyah maupun kauniyah. Karena di sana terdapat lautan ilmu-Nya, serta dorongan untuk mengkaji maupun mengimplementasikannya. “Hai jama’ah jin dan manusia jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.”

(8)

(QS. Ar-Rahman: 33). Dengan ayat ini manusia akan mengerti jika ingin menembus langit diperlukan energi yang besar.

Maka dengan segala bahan-bahan yang ada di alam ini manusia harus mampu mengkonversi energi tersebut. Masih banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan cabang-cabangnya. Allah swt. telah menciptakan alam beserta isi dan sistemnya dan juga telah mengajarkannya kepada manusia. Dengan mencermati Al-Qur’an, akan melahirkan kajian-kajian yang lebih detail tentang keberadaan ciptaan-Nya.2

Timbulnya ilmu pengetahuan disebabkan kebutuhan-kebutuhan manusia yang berkemauan hidup bahagia. Dalam mencapai dan memenuhi kebutuhan hidupnya itu, manusia menggunakan akal pikirannya. Mereka menengadah ke langit, memandang alam sekitarnya dan melihat dirinya sendiri. Dalam hal ini memang telah menjadi qudrat dan iradat Nya, bahwa manusia dapat memikirkan sesuatu kebutuhan hidupnya. Telah tercantum dalam Al-Qur’an perintah Allah swt.: “Katakanlah, perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan Rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman.” (QS. Yunus: 101).

Hasil dari pemikiran manusia itu melahirkan ilmu pengetahuan dengan berbagai cabangnya. Maka ilmu pengetahuan bukanlah musuh atau lawan dari iman, melainkan sebagai wasailul hayah (sarana kehidupan) dan juga nantinya yang akan membimbing ke arah iman. Sebagaimana kita ketahui, banyak ahli ilmu pengetahuan yang berpikir dalam, telah dipimpin oleh pengetahuannya kepada suatu pandangan, bahwa di balik alam yang nyata ini ada kekuatan yang lebih tinggi, yang mengatur dan menyusunnya, memelihara segala sesuatu dengan ukuran dan perhitungan.

(9)

B. HUBUNGAN ILMU ALLAH DENGAN MANUSIA

Manusia dijadikan oleh Allah untuk berbakti kepadanya dan untuk menyatakan dirinya sendiri pada : Zat, Sifat, Asma dan Apaalnya.

Firman Allah surah Az-Zariyat ayat 56 :

اميوي

تدقوليخي

ننيجنلوا سينوانلواوي النيان

ننووددبدعوييلن

Artinya : "Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku." (QS. Az-Zariyat 51: Ayat 56).

Sabda Rasullullah : Awaludin Makrifatullah = Awal agama adalah mengenal Allah

Oleh karena itu untuk bisa makrifat kepada Allah maka diberikanya ilmu kepada manusia melalui akal dan iman dengan satu harapan agar manusia mengetahui hakekat sebenarnya tujuan mereka ada di dunia ini.

Sesungguhnya semua ilmu yang ada pada manusia adalah ilmu Allah semata-mata sedangkan pada hakekatnya manusia itu adalah kosong tidak ada apa-apanya.3

Surah Yunus ayat 57 :

(10)

Artinya : "Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur'an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman." (QS. Yunus 10: Ayat 57).

Adapun Ilmu Allah terbagi atas tiga bagian : Ilmu Kalam, Ilmu Gaib, Ilmu Syahadah.

1. Ilmu Kalam

Adapun Ilmu Kalam ini adalah satu ilmu yang dapat dipelajari oleh manusia dengan manusia biasa dengan tujuan untuk memahami sesuatu di alam semesta kita ini, ilmu ini dapat di pahami dan diterima oleh pancaindera kita. Ilmu kalam biasanya membicarakan dan mengajar manusia tentang sesuatu yang zahir semata-mata yang bisa diterima oleh daya pemikiran manusia saja.

Ilmu kalam bisa dipelajari di sekolah secara formal atau secara informal dengan masyarakat dan mahluk alam di sekeliling kita. Tingkatan ilmu ini hanya bisa diterima oleh pancaindra dan hanya dimengerti oleh orang itu sendiri, tetapi orang itu tidak dapat menerangkan apa yang dia pahami kepada orang lain dengan menggunakan ilmu kalam ini.

Pemahaman terhadap ilmu ini adalah dengan apa yang di lihat, di dengar, dirasa, oleh pancaindranya hanya sebatas itu saja dan tidak dapat diterangkan tentang pengalaman ilmunya kepada orang lain, bahwa : kita tidak dapat menerangkan bagaimana rupa dari warna merah kepada orang buta sehingga orang buta tersebut dapat memahami dan mengenal rupa warna merah tersebut.

(11)

tahap pencapaian pengetahuan ilmu kalam hanya sampai ke tahap ini saja tidak lebih dan tidak sampai kemana-mana.4

Kalaulah warna merah yang berwujud dan dapat dilihat dengan mata tidak bisa kita menjelaskannya kepada orang buta lalu…bagaimana halnya untuk memperkenalkan diri Allah s.w.t yang bersifat tidak sama dengan benda-benda yang ada di alam semesta ini?

Melihat kondisi seperti ini maka ilmu yang dapat menerangkan sesuatu yang tidak bisa diterangkan dengan ilmu kalam adalah Ilmu Gaib.

Dengan ilmu kalam manusia bisa mengkaji atom, tetapi manusia yang membuat kajian atom tersebut tidak mengerti apa itu atom sebenarnya, hal ini jika ditanya kepada seorang professor sekalipun sudah tentu dia tak dapat menerangkannya.

Biasanya ilmu kalam banyak menggunakan logika yang bisa diterima akal manusia, sebenarnya ilmu kalam ini adalah satu ilmu untuk berkomunikasi sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari.

Yang mengajarkan ilmu kalam adalah guru zahir (manusia biasa) yaitu manusia yang mendapat pendidikan formal dari sekolah atau dari gelombang hidup masyarakatnya sendiri disamping kajian yang dibuat oleh manusia tersebut dengan fikirannya.

Sesungguhnya fikiran itu telah di ilhamkan oleh Allah kepada manusia tersebut didalam bidang-bidang tertentu dan kemudian disampaikan pula kepada manusia bahasa yang ada.

(12)

Adapun ilmu Gaib adalah ilmu yang dapat menjelaskan sesuatu yang tidak dapat diterangkan oleh ilmu kalam, ilmu ini meliputi alam sagir dan alam kabir.

Ilmu gaib hanya bisa diajarkan sepenuhnya oleh guru gaib dan tidak bisa diajarkan oleh guru zahir, dalam hal ini pengajaran dan pengkajian ilmu ini guru zahir hanya bertindak sebagai penasehat mengikuti pengalaman (mursyidnya) didalam bidang hakiki dan makrifat terhadap seseorang yang menerima ilmu gaib. Biasanya guru gaib yang mengajarkan ilmu ini adalah terdiri dari wali-wali Allah yang gaib, para nabi dan rasulnya,

Mereka yang memegang ilmu gaib adalah yang dianugrahkan oleh Allah atau mereka-mereka yang sedang menjalani jalan hakiki dan makrifat melalui jalan tasauf atau sufiisme.5

Ilmu gaib adalah satu ilmu pengetahuan yang luas sekali sehingga tidak bisa dicapai oleh daya pikir manusia, sesungguhnya pemegang – pemegang ilmu gaib adalah terdiri dari dua golongan manusia, pertama adalah mereka yang dipilih sendiri oleh Allah untuk dikaruniakan dengan ilmu gaib melalui satu cara penyampaian yang disebut LADUNI, bagi mereka ini akan terus diajari ilmu gaib oleh guru-guru gaib.

Adapun bagi golongan kedua adalah mereka yang menemui jalan hakekat kepada Allah dengan cara berguru dengan guru-guru hakekat dan makrifat serta mursyid yang mengetahui akan hakekat dan makrifat dan kemudian menerima petuah-petuah dari guru serta beramal dengan segala petuah gurunya itu. maka orang tersebut kemudian mendapati Laduni melalui perantaraan guru gaib yang terdiri dari wali-wali Allah, nabi-nabi dan rasul-rasul.

Tingkatan ilmu gaib adalah menembus tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi serta apa saja yang ada diantara keduanya.

(13)

Bermula cara mendapatkan ilmu ini, maka seseorang ini hendaklah mensucikan jiwanya dengan mengamalkan kaedah-kaedah hakekat yaitu jalan menuju kepada Allah dengan jalan mengenal diri mengikuti kaedah-kaedah tasauf atau jalannya orang sufi. Agar jalan sufi dapat dicapai maka orang ini harus juga tahu membersihkan diri dan jiwa raganya. Oleh karena itu ilmu ini hanya boleh dicapai oleh akal dan iman saja.

Maka seseorang yang hendak memiliki ilmu gaib ini harus mendapat akal terlebih dahulu dalam hidupnya, akal ini hanya bisa dihasilkan oleh hati orang-orang mukmin terhadap Allah SWT saja. Sebelum mendapatkan akal maka orang itu harus menghancurkan gumpalan darah kotor diujung jantung mereka yang menjadi tempat istana iblis. Bila saja hancur gumpalan darah kotor tersebut maka terpancarlah satu NUR dari dalam jantung yaitu Nur Kalbu. Sesungguhnya cahaya atau nur ini adalah hatinya orang Mukmin artinya hati orang-orang mukmin itu adalah ISTANA ALLAH.6

Dengan adanya akal maka manusia tersebut akan mempunyai Iman yaitu keyakinan hakiki terhadap sesuatu atau penerimaannya secara mutlak tanpa ragu-ragu terhadap sesuatu yang diterima melalui ilmu gaib walaupun sesuatu itu tidak bisa diterima oleh logika berfikir manusia. Kadar kuasa penerimaan terhadap ilmu gaib yang luas ini adalah tergantung kepada kadar tingkat kesucian hati dan jiwa manusia tersebut.

Makin suci hati seseorang dengan Allah maka semakin tinggilah tingkat penerimaan ilmu gaib ini. Pengetahuan ilmu gaib ini dapat dilihat dengan mata bashir, dengan telinga batin dapat pula dirasakan dengan hati hakiki yang dimiliki orang-orang Arifinbillah.

Ilmu gaib diajarkan kepada orang-orang tertentu melalui jalan LADUNI dengan 5 cara yaitu : Dengan cara : Nur, Tajali, Syir, Syir-usyir dan Tawasul.

(14)

 Dengan cara NUR

Cara ini biasanya diterima oleh seseorang yang sedang menjalani tarekat tasauf, biasanya datang melalui sebuah mimpi yang dialami oleh seseorang yang mengamalkan tarekat tasauf, mimpi ini bisa berupa kiasan atau secara terang-terangan. Bila seorang murid dalam tidurnya bermimpi maka menjadi kewajibannya untuk menceritakan mimpinya kepada gurunya untuk mendapatkan penafsiran mimpi tersebut. Dan bagi seorang guru yang mursyid dan berpengalaman sudah tentu dapat menerangkan arti mimpi yang diterima oleh anak muridnya. Didalam mimpi tersebut orang-orang tasauf mungkin saja diberi kiasan dengan satu peristiwa yang dialaminya dalam mimpinya atau guru gaib yang terdiri dari Rasul-rasul, Nabi dan Waliullah datang mengajar sesuatu kepadanya didalam mimpi tersebut. Maka dengan jalan mendapatkan mimpi tersebut orang-orang yang menjalani ilmu tasauf dapat menerima Ilmu gaib.7

Firman Allah surah Yusuf ayat 6 :

نومن

Artinya : "Dan demikianlah, Tuhan memilih engkau (untuk menjadi nabi) dan mengajarkan kepadamu sebagian dari takwil mimpi dan menyempurnakan (nikmat-Nya) kepadamu dan kepada keluarga Ya'qub, sebagaimana Dia telah menyempurnakan nikmat-Nya kepada kedua orang kakekmu sebelum itu, (yaitu) Ibrahim dan Ishaq. Sungguh, Tuhanmu Maha Mengetahui, Maha Bijaksana." (QS. Yusuf 12: Ayat 6)

 Cara TAJALI

(15)

Tajali disini diartikan sebagai penjelmaan buah pikiran dari perasaan “ Zok ” selama mereka menjalani latihan tarekat tasauf. Dengan mengalami “ Zok ” terhadap Allah maka tercetuslah dari mulut atau terlintas di akalnya suatu pengetahuan baru yang tidak pernah di dengar atau di ucapkan oleh mereka sendiri sebelumnya.

Misalnya : terbacalah dia sepotong doa padahal selama ini orang tersebut tidak pernah membaca doa sedemikian.

Didalam menghadapi tajali ini seseorang itu hendaklah bertanya kepada gurunya untuk mendapatkan keterangan yang lebih jelas, dengan rasa tajali ini maka seseorang itu akan memperoleh ilmu gaib.8

Dengan catatan Cara Tajali ini, Biasanya seseorang yang sedang mengalami tajali sering timbul dikepalanya banyak persoalan kemudian dikemukakan persoalan tersebut kepada dirinya sendiri lalu didapatinya satu persatu jawaban yang tepat dan memuaskan hatinya, walaupun persoalan dan jawaban yang diperolehnya belum pernah dialami sebelumnya. Bila dilihatnya sesuatu maka secara tidak disengaja timbul dihatinya suatu ilham dan minat untuk mengkajinya, disinilah terbitnya persoalan, kajian dan jawaban dari akalnya sendiri. Walhasil, dibandingkannya sesuatu itu dengan dirinya sendiri, tentang sikapnya, perangainya, pendiriannya dan sebagainya yang akhirnya menimbulkan kesadaran besar pada dirinya sendiri terhadap Allah s.w.t.

 Cara SIR

Adapun SIR itu adalah satu jalan penyampaian ilmu gaib secara rahasia, hanya dapat dirasakan dan didengar oleh orang itu secara jelas. Biasanya seseorang yang sedang menjalani alam tasauf dapat menerima SIR ini diwaktu-waktu tertentu, biasanya melalui pendengaran telinga batin. Dimana seseorang itu

(16)

akan mendengar suatu suara yang datang kepadanya, suara tersebut akan memberitahukan sesuatu yang mengajar ilmu gaib dengan terang dan jelas, bisikan tersebut akan dirasai beserta dengan satu kenikmatan yang tak bisa diceritakan dengan kata-kata.9

Cara SIR ini biasanya dinamakan oleh sebagian ahli tasauf sebagai radio atau telepon karena yang datang adalah suara-suara, inilah suara wali-wali Allah yang agung, yang mengajar seseorang itu tentang ilmu gaib. Bila seseorang itu menerima SIR maka hendaklah menberitahukan hal tersebut kepada gurunya untuk mendapat penjelasan terhadap apa yang diperoleh dari guru gaib tadi.

 Cara SIRUSIR

Cara SIRUSIR adalah merupakan satu jalan penyampaian ilmu gaib dengan cara rahasia didalam rahasia. Seseorang yang menerima ilmu gaib dengan cara ini maka mereka dapat melihat dengan mata bashir dan dapat mendengar dengan telinga batin mereka tentang peristiwa atau pengajaran ilmu gaib disamping itu saat penerimaan gambar dan pendengaran suara mereka juga merasakan suatu nikmat yang luar biasa. Mereka bisa melihat dan mendengar dengan mata kepala mereka sendiri, hal ini bisa diibaratkan seperti tayangan gambar ditelevisi atau tv phone. Oleh karena itu sebagian orang tasauf menamakan ini sebagai penerimaan televisi, dan bagi seorang murid yang menerima pengajaran ilmu gaib dengan cara ini maka hendaklah menceritakan hal ini kepada gurunya supaya mendapat penjelasan lebih lanjut.

 Cara TAWASUL

Cara TAWASUL adalah dengan cara penjelmaan oleh guru atau wali-wali Allah yang gaib dan mereka menjelma untuk bertemu dengan orang-orang tertentu yang sedang menjalani tasauf, mereka ketemu dalam keadaan

(17)

hidup, bukan dala keadaan mimpi, tidur atau sebagainya, dia datang sama seperti kita menerima kedatangan tamu pada umumnya. Mereka datang dan memperkenalkan diri mereka dan tujuan kedatangannya, mereka akan mengajarkan ilmu gaib kepada orang-orang tersebut secara langsung, dan kita harus memahami pengajaran mereka tanpa ragu-ragu.10

Kadang-kadang penjelmaan mereka bisa dilihat orang ramai jika pada waktu itu lagi ada orang. Pengajaran ilmu gaib oleh guru-guru gaib dengan cara ini adalah jelas dan terang, kita dapat juga menanyakan hal-hal apa saja yang tidak kita pahami kepada mereka. Perlu diingat bahwa kedatangan mereka itu adalah merupakan satu penghormatan kepada ahli tasauf atau sufi dan dengan ini terbentuklah satu hubungan yang baik dintara kedua belah pihak. Bagi mereka yang dapat menguasai dan menyelami sendiri alam ilmu gaib maka sudah pasti mereka dapat menjelajahi seluruh alam semesta, tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi. Mereka juga diberi peluang untuk menjelajahi dialam lain termasuk alam barzah, surga dan neraka, Arash dan qursi Allah s.w.t dan ini bermakna bahwa mereka yang sampai ke martabat ini dapat menjelajah kesuatu alam yang jauh keluar daripada garis-garis tahap pikiran manusia.

3. Ilmu Syahadah

(18)

Jika Ilmu kalam diajar oleh guru zahir dan ilmu gaib diajar oleh guru gaib maka ilmu syahadah hanya boleh diajar oleh guru batin saja yaitu diri batin kita sendiri yang telah mencapai makrifat kepada Allah dengan lain perkataan bahwa Tuhan sajalah yang boleh mengajar diri kita akan rahasia ilmu ini. Tingkat pengalaman dan pencapaian ilmu ini adalah jauh daripada ilmu gaib dan inilah ilmu yang paling tertinggi yang bisa dicapai oleh manusia. Ilmu ini hanya bisa dicapai oleh para Rasul, Nabi dan Wali-wali Allah yang teragung. Alangkah mulianya bila kita dapat menyelami sendiri ilmu tertinggi ini dan sudah barang tentu kita akan menjadi manusia beruntung dan mendapat keridhoan Allah SWT.11

(19)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ilmu Allah SWT Maha luas, tak terjangkau, dan tak terbayangkan oleh akal pikiran, tiada terbatas. Dia mengetahui apa yang sudah dan akan terjadi serta yang mengaturnya. Manusia, malaikat, dan makhluk manapun tak akan bisa menyelami lautan ilmu Allah swt. Bahkan untuk mengetahui ciptaan Allah saja manusia tidak akan mampu. Tentang tubuhnya sendiri saja, tidak semuanya terjangkau oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dicapai manusia. Semakin didalami semakin jauh pula yang harus dijangkau, semakin banyak misteri yang harus dipecahkan, seperti jaringan kerja otak.

Adapun Ilmu Allah terbagi atas tiga bagian, yaitu :

 Ilmu Kalam

 Ilmu Gaib

 Ilmu Syahadah

B. Saran

Seluruh umat islam wajib untuk meninggalkannya, serta menjauhinya. Dengan cara bertaqwa kepada Allah.

(20)
(21)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Ibnu Rusn.1998. Pemikiran Al-Ghazali tentang Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Nata, Abuddin. 2008. Tafsir Ayat-ayat Pendidikan dan Ayat-ayat Al- Tarbawiy.

Jakarta : PT. Rajawali Press.

Tobroni. 2008. Pendidikan Islam dan Paradigma Teologis. Malang : UMM Press.

Nata, Abuddin. Tafsir Ayat-ayat Pendidikan dan Ayat-ayat Al- Tarbawiy.

Referensi

Dokumen terkait

30 KERUGIAN KEUANGAN NEGARA SUAP MENYUAP PENGGELAPAN DALAM JABATAN PEMERASAN PERBUATAN CURANG COI DALAM PENGADAAN GRATIFIKASI HU Itjen Kemendikbud. Tindak

Pendapat tersebut menegaskan bahwa remaja yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya akan menimbulkan permasalahan yaitu melakukan

larutan standar 10µg kafein / ml, 20µg kafein / ml dan 30µg kafein / ml. c) Setelah dingin pindahkan kedalam labu ukur 100ml dan tepatkan sampai tanda. c) Pindahkan ke dalam

pendanaan, peneliti menggunakan variabel-variabel bebas yaitu ukuran perusahaan, struktur aset, dan profitabilitas yang diukur dengan rasio (NPM = Net Profit Margin dan ROE

Agar penelitian dapat dilakukan secara lebih mendalam dan terfokus, maka tidak semua masalah akan diteliti untuk itu maka peneliti memberikan batasan, variabel yang akan

11.20 pagi 13 Saya kemudian mencatatkan butir-butir tuan rumah bersama dan juga butir-butir tempat pembiakan larva nyamuk dalam surat perakuan mengambil bekas dan meminta

Συγκεκριμένα οι πολιτισμικές εκδηλώσεις περιλαμβάνουν τέσσερις εκθέσεις που θα διαρκέσουν ώς τις 31 Oκτωβρίου, μια θεατρική παράσταση και δύο

- Guru memberikan contoh gambar benda dan orang dan membacakan teks deskriptif dengan benar dan tepat serta agak lambat(saat ini siswa tidak boleh membuka buku, mereka