• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN - Peranan Rumah Sakit Angkatan Laut Komang Makes Belawan dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Belawan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN - Peranan Rumah Sakit Angkatan Laut Komang Makes Belawan dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Belawan"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan kekayaan yang tidak ternilai bagi kehidupan manusia. Setiap manusia ingin selalu dapat hidup sehat agar dapat menjalankan aktifitasnya masing-masing. Berbagai macam upaya dilakukan untuk dapat hidup sehat dan terhindar dari penyakit..

Di Indonesia, Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan UUD 1945 Pasal 28 H ayat (1) dan UU No 23 Tahun 1992 tentang kesehatan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia. Dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan dibutuhkan perubahan cara pandang (mindset) dari paradigma sakit ke paradigma sehat, sejalan dengan visi Indonesia Sehat 2011.

(2)

2 Rumah sakit merupakan ujung tombak dalam pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok, merupakan tempat terjadinya proses pelayanan kesehatan bagi masyarakat mulai dari diagnosa, perawatan sampai rehabilitasi, sehingga rumah sakit mempunyai peranan yang sangat penting dalam pemeliharaan kesehatan penderita sampai tingkat optimal.

Fungsi rumah sakit berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 199b/Menkes/Per/11/1988 tentang rumah sakit Bab II Pasal 9 menyatakan bahwa Rumah Sakit memiliki berbagai fungsi diantaranya menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan medik bagi masyarakat.

(3)

3 Rumah sakit TNI angkatan Laut Komang Makes Belawan merupakan salah satu rumah sakit yang terdapat di kota Medan yang melaksanakan berbagai upaya dan kegiatan untuk meningkatkan kesehatan prajurit secara khusus dan masyarakat kota Medan secara umum sebagai wujud pelayan publik. Dalam hal ini, RUMKITAL melaksanakan bakti sosial dan sosialisasi terhadap masyarakat untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kesehatan.

Kondisi yang selama ini sering terjadi dalam sistem pelayanan kesehatan adalah masih banyaknya keluhan-keluhan dari masyarakat menyangkut berbagai bentuk pelayanan kesehatan yang mereka terima, masalah tersebut antara lain:

• Berupa layanan yang kurang ramah dan sopan

• Fasilitas yang buruk,

• Akses pelayanan yang sulit

• Sistem pelayanan yang rumit dan birokratis dan juga dalam hal pembiayaan.

Hal tersebut terjadi dikarenakan ketidak mengertian masyarakat akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara.

(4)

4 kekecewaan terhadap pemerintah sebagai penanggung jawab utama kebutuhan masyarakatnya.

Dengan demikian, penulis tertarik untuk membahas topik dengan judul penelitian “Peranan Rumah Sakit Angkatan Laut Terhadap Pelayanan Kesehatan masyarakat”

1.2 Perumusah Masalah

Menurut Sanapiah Faisal (1992:28), dalam rancangan usulan penelitian perlu ditegaskan dan dirumuskan masalah yang diteliti. Rumusannya perlu jelas dan tegas, sehingga keseluruhan proses penelitian benar-benar terarah dan terfokus ke alamat yang jelas.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

“Bagaimana Peranan Rumah Sakit Angkatan Laut Dalam Pelayanan Kesehatan masyarakat?”

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui Peranan RUMKITAL dalam meningkatkan kesehatan masyarakat secara umum dan anggota TNI AL secara khusus.

(5)

5 3. Mengetahui usaha-usaha apa saja yang dilakukan RUMKITAL KOMANG MAKES Belawan dalam meningkatkan kesehatan masyarakat sebagai wujud pelayanan terhadap publik.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai bahan masukan bagi pihak RUMKITAL KOMANG MAKES Belawan dalam meningkatkan pelayanan.

2. Untuk mengembangkan kemampuan berfikir dan sebagai penerapan teori yang didapat selama masa perkuliahan.

3. Sebagai bahan referensi penelitian di bidang ilmu-ilmu sosial pada umumnya dan Ilmu Administrasi Negara pada khususnya.

1.5 Kerangka teori

Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, perlu mengemukakan teori-teori sebagai kerangka berfikir untuk menggambarkan dari sudut mana penelitian menyoroti masalah yang dipilih. Sugiono menyatakan bahwa landasan teori perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba-coba. (Sugiono, 2005:55)

(6)

6 defenisi dan proporsi yang saling berkaitan dan bertujuan memberikan gambaran yang sistematis tentang suatu fenomena. (Singarimbun 1989;37).

Dalam penelitian ini yang menjadi kerangka teori adalah sebagai berikut:

1.5.1Pelayanan Kesehatan Masyarakat

1.5.1.1 Pelayanan Publik

Menurut pendapat syahrir (1991:154), pelayanan publik adalah jenis bidang usaha yang dikelola oleh pemerintah dan tujuannya untuk melayani kepentingan masyarakat, dan mempunyai fungsi sosial tanpa berorientasi kepada aspek keuntungan.

Pelayanan umum menurut keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN) nomor 26 tahun 2004 tentang pedoman Tata Laksana pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat maupun di daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara/Daerah dalam bentuk barang atau jasa, baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Menurut Undang-undang No 25 tahun 2009, pelayanan publik adalah kagiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggaraan pelayanan publik. Sedangkan yang dimaksud dengan hakekat pelayanan publik adalah:

(7)

7 2. Mendorong upaya mengefektifkan sistem dan tata laksana pelayanan,

sehingga pelayanan umum dapat diselenggarakan secara lebih berdaya guna dan berhasil guna.

3. Mendorong tumbuh kembangnya kreatifitas, prakarsa, dan peran serta masyarakat dalam pembangunan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas.

4. Pelayanan umum dilaksanakan dalam suatu rangkaian kegiatan terpadu yang bersifat sederhana, terbuka, lancar, tepat, lengkap, wajar, dna terjangkau.

Penyelenggaraan pelayanan publik adalah setiap institusi Penyelenggaraan Negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan bada hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayan publik.

Yang terkandung dalam unsur pelayanan publik yaitu:

1. Pelayanan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh suatu badan atau lembaga atau aparat pemerintah maupun swasta.

2. Objek yang dilayani adalah masyarakat (publik berdasarkan kebutuhannya.

3. Adalah aturan atau sistem dan tata cara yang jelas dalam pelaksanaannya. 4. Bentuk pelayanan yang diberikan berupa barang atau jasa.

(8)

8 1. Kurang responsif, kondisi terjadi hampir sama tingakatan unsur pelayanan, mulai pada tingkatan petugas pelayanan (front line) samapai dengan tingkatn penanggung jawab instansi. Respon terhadap berbagai keluhan, aspirasi, maupun harapan masyarakat seringkali lambat bahkan diabaikan sama sekali.

2. Kurang informatif, berbagai informasi yang seharusnya disampaikan kepada masyarakat, lambat atau bahkan tidak sampai kepada masyarakat. 3. Kurang accessible, berbagai unit pelaksana pelayanan terletak jauh dari

jangkauan masyarakat, sehingga menyulitkan bagi mereka yang memerlukan pelayanan tersebut.

4. Kurang koordinasi, berbagai unit pelaksanaan yang terkait satu dengan yang lainnya sangat kurang koordinasi. Akibatnya, sering terjadi tumpang tindih maupun bertentangan dengan kebijakan antara satu instansi dengan instansi pelayanan terkait.

5. Birokratis, pelayanan (khususnya pelayanan Kesehatan) pada umumnya dilakukan dengan melalui proses yang terdiri dari berbagai level, sehingga menyebabkan penyelesaian pelayanan yang terlalu lama.

(9)

9 7. Inefisien, berbagai persyaratan yang diperlukan (khususnya dalam

pelayanan kesehatan) seringkali tidak relevan dengan pelayanan yang diberikan.

Tujuan pelayanan publik adalah memuaskan dan bisa sesuai dengan keinginan masyarakat atau pelayanan pada umumnya. (Tjandra, 2005:3). Untuk mencapai hal ini diperlukan kualitas pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dna keinginan masyarakat. Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No 62 tahun 2003 tentang penyelenggaraan pelayanan publik setidaknya mengandung sendi-sendi:

a. Kesederhanaan, dalam arti prosedur atau tata cara pelayanan diselenggarakan secara cepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan.

b. Kejelasan yang mencakup

- Rincian biaya atau tarif pelayanan kesehatan

- Prosedur/tata cara umum, baik teknis maupun administratif.

c. Kepastian waktu, yaitu pelaksanaan pelayanan publik harus dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang sewajarnya.

d. Kemudahan akses, yaitu bahwa tempat lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi.

(10)

10 f. Kelengkapan sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung

lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika.

Kualitas pelayanan berhasil dibangun apabila yang diberikan kepada masyarakat atau pelanggan mendapatkan pengakuan dari pihak-pihak yang dilayani. Pengakuan ini bukan dari aparatur tetapi dari masyarakat/pelanggan. Dengan adanya tata cara pelayanan yang jelas dan terbuka, maka masyarakat dalam pengurusan kepentingan dapat dengan mudah mengetahui prosedur ataupun tata cara pelayanan yang harus dilalui. Sehingga pelayanan itu sendiri akan dapat memuaskan masyarakat.

Ada beberapa dimensi yang sangat penting diperhatikan dalam mengukur pelayanan yang berkualitas (Zeithami, 2000:45) yaitu:

1. Tangibility

Dapat berupa tampilan fisik, peralatan, penggunaan alat bantu yang dimiliki pemberi layanan. Hal ini sangat penting sekali mengingat masyarakat akan merasa lebih nyaman berada dalam sarana fisik yang bersih, rapi dan nyaman serta mudah dalam mengidentifikasi antara pemeberi layanan dengan orang lain.

2. Reability

(11)

11

3. Responsiveness

Kemampuan dalam pemberian pelayanan secara tepat dan cepat. Pemberi layanan harus bertanggung jawab dalam memberikan penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi masyarakat.

4. Assurance

Keahlian yang diperlukan dalam memberikan pelayanan sehingga pelanggan atau masyarakat merasa terbebas dari resiko atau kerugian karena gagalnya pelayanan.

5. Emphaty

Adanya kedekatan dan pemahaman baik antara pemberi pelayanan dengan masyarakat. Hal ini dapat dilakukan dengan memuat akses komunikasi yang dapat memudahkan komunikasi antara pemberi pelayanan dapat mengenal masyarakat dalam proses pelayanan dapat dimengerti.

Masalah kesehatan merupakan contoh paling mudah buruknya manajemen pelayanan publik di Indonesia. Kesehatan adalah faktor paling utama dalam kehidupan manusia. Namun demikian pelayanan publik yang dikembangkan oleh instansi kesehatan (rumah sakit) justru sering mempraktikkan ciri utama birokrsi yang konyol. Kekonyolan birokrasi berikut aparatnya sering berpegang pada ajaran, “Kalau urusan bisa diperumit mengapa dipermudah?”. Itulah cerminan berbagai unit pelayanan, termasuk juga sebagian menjangkiti pelayanan kesehatan. Akibatnya apatisme masyarakat bersentuhan dengan pelayanan birokrasi semakin tinggi. Buruknya pelayanan pemerintah selama ini sudah amat mengkhawatirkan. (Rohman, 2008:73).

(12)

12 diselenggarakan dengan cara yang sopan dan santun, tepat waktu, tanggap dan mampu menyembuhkan keluhannya serta mencegah berkembangnya atau meluasnya penyakit. (Pohan,2007:13)

1.5.1.2 Pelayanan Kesehatan

Undang-Undang Kesehatan No 23 Tahun 1992 memberikan batasan: kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Batasan yang diangkat dari batasan kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang paling baru ini, memang lebih luas dan dinamis dibandingkan dengan batasan sebelumnya yang menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sempurna, baik fisik, mental maupun sosial, dan tidak hannya bebas dari penyakit dan cacat. Pada batasan yang terdahulu, kesehatan itu hannya mencapai tiga aspek, yakni: fisik, mental dan sosial, tetapi menurut Undang-Undang No.23/1992, kesehatan it mencakup empat aspek yakni fisik (badan), mental (jiwa), sosial, dan ekonomi.(Notoadmojo, 2007:3)

(13)

13 atau masyarakat. Itulah sebabnya maka kesehatan itu bersifat holistik atau menyeluruh. Wujud atau indikator dari masing-masing aspek tersebut dalam kesehatan individu anatara lain sebagai berikut.

a. Kesehatan fisik terwujud apabila seseorang tidak merasa sakit dan memang secara klinis tidak sakit. Semua organ tubuh normal dan berfungsi normal atau tidak ada gangguan fungsi tubuh.

b. Kesehatan mental(jiwa) mencakup tiga komponen, yakni:pikiran, emosional, dan spiritual. Pikiran yang sehat tercermin dari cara berfikir seseorang yakni mampu berfikir logis (masuk akal) atau berfikir secara runtut. Emosional

yang sehat tercermin dari kemapuan seseorang untuk mengekspresikanemosinya, misalnya takut, gembira, kawatir, sedih dan sebagainya. Spiritual yang sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, atau penyembahan terhadap sang pencipta alam dan seisinya (Allah Yang Maha Kuasa). Secara mudah dan spiritual yang sehat itu dapat dilihat dari praktik keagamaan atau kepercayaannya, serta perbuatan baik yang seseuai dengan norma-norma masyarakat.

c. Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain secara baik, atau mampu berinteraksi dengan orang atau kelompok lain tanpa membeda-bedakan ras, suku, atau kepercayaan, status sosial, ekonomi, politik san sebagainya, saling menghargai dan toleransi.

(14)

14 diartikan mempunyai kegiatan yang berguna bagi kehidupan mereka nanti, misalnya sekolah ataupun kuliah bagi siswa atau mahasiswa, dan kegiatan pelayanan atau keagamaan bagi para usila.

Berdasarkan undang-undang kesehatan tersebut, untuk mewjududkan kesehatan maka pemerintah melakukan berbagai upaya.Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dialakukan oleh pemerintah dan/atau masyarakat. Hal ini berarti, bahwa dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan ini, baik kesehatan individu, kelompok atau masyarakat harus diupayakan. Upaya mewujudkan kesehatan ini dilakukan oleh individu, kelompk, masyarakat, baik secara lembaga oleh pemerintah, ataupun swadaya masyarakat (LSM).

Dilihat dari sifat, upaya mewujudkan kesehatan tersebut dapat dilihat dari dua aspek, yaitu pemeliharaan kesehatan dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan mencakup dua aspek, yakni: kuratif (pengobatan penyakit), rehabilitatif (pemulihan kesehatan setelah sembuh dari sakit atau cacad). Sedangkan peningkatan kesehatan mencakup 2 aspek juga, yakni:preventif (pencegahan penyakit) dan promotif (peningkatan kesehatan) itu sendiri. Kesehatan perlu ditingkatkan karena kesehatan seseorang itu relatif dan mempunyai bentangan yang luas. Oleh sebab itu, upaya kesehatn promotif mengandung makna kesehatan seseorang, kelompok atau individu dan harus selalu diupayakan sampai ke tingkat kesehatan yang optimal.

(15)

15 untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. Dilihat dari sifat upaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan, pada umumnya dibedakan menjadi tiga yakni:

a. Sarana pelayanan kesehatan primer (primary care):

Adalah sarana atau pelayanan kesehatan bgi kasus-kasus atau penyakit-penyakit ringan. Sarana kesehatan primer ini adalah yang paling dekat bagi masyarakat, artinya pelayanan kesehatan yang paling pertama menyetuh masalah kesehatan di masyarakat. Misalnya: Puskesmas, Poliklinik, dokter praktik swasta, dan sebagainya.

b. Sarana pelayanan kesehatan tingkat dua (secondary care):

Adalah sarana atau pelayanan kesehatan rujukan bagi kasus-kasus atau penyakit-penyakit dari kesehatan pelayanan primer. Artinya, sarana pelayanan kesehatan ini menangani kasus-kasus yang tidak atau belum bisa ditangani oleh sarana kesehatan primer, karena peralatan atau keahliannya belum ada. Misalnya, Puskesmas dengan rawat inap (Pus-Kesma RI), Rumah sakit kabupaten, Rumah sakit tipe D dan C, Rumah Bersalin.

c. Sarana Pelayanan kesehatan tingkat tiga (tertiary care)

Adalah sarana pelayanan kesehatan rujukan bagi kasus –kasus yang tidak dapat ditangani oleh sarana-sarana pelayanan kesehatan primer seperti disebutkan diatas. Misalnya, Rumah Sakit Provinsi, Rumah Sakit tipe B atau A.

(16)

16 kuratif dan rehabilitatif). Dilihat dari empat dimensi kesehatan seperti diuraikan diatas, yakni, fisik, mental, sosial, dan ekonomi, maka pelayanan kesehatan tersebut harus juga melakukan pelayanan kesehatan fisik, mental, sosial, dan ekonomi. Dalam realita sosial memang keempat aspek tersebut sulit dipisahkan. Oleh sebab itu, pelayanan kesehatan yang baik harus bersifat holistik, artinya mencakup sekurang-kurangnya pelayanan kesehatan fisik dan mental.

Pemberian layanan kesehatan harus memahami status kesehatan dan kebutuhan layanan kesehatan masyarakat yang dilayaninya dan mendidik masyarakat tentang layanan kesehatan dasar dan melibatkan masyarakat dalam menentukan bagaimana cara yang paling efektif meneyelenggarakan layanan kesehatan. Masyarakat tidak akan mampu menilai dimensi kompetensi teknis dan tidak mengetahui layanan kesehatan apa yang dibutuhkannya. Agar dapat menjawab pertanyaan tersebut, perlu dibangun suatu hubungan yang saling percaya antara pemberi layanan kesehatan atau provider dengan masyarakat. (Pohan,2007:13)

1.5.1.3 Masyarakat

Istilah masyarakat berasal dari kata musyarak yang berasal dari Bahasa Arab yang memiliki arti ikut serta atau berpartisipasi, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut Society. Sehingga bisa dikatakan bahwa masyarakat adalah sekumpulan manusia yang berinteraksi dalam suatu hubungan sosial. Mereka mempunyai kesamaan budaya, wilayah, dan identitas

(17)

17 tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.

Menurut Ralph Linton, Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri sendiri dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas.

(http://organisasi.org/pengertian-masyarakat-unsur-dan-kriteria-masyarakat-dalam-kehidupan-sosial-antar-manusia)

Pemerintah sangat berperan dalam menjalankan UU no 23 tahun 1992 tentang kesehatan masyarakat. salah satu hal yang dapat dilakukan pemerintah adalah pemberdayaan di bidang kesehatan. Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan merupakan sasaran utama dari promosi kesehatan. Masyarakat atau komunitas merupakan salah satu dari strategi global promosi kesehatan pemberdayaan (empowerment) sehingga pemberdayaan masyarakat sangat penting untuk dilakukan agar masyarakat sebagai primary target memiliki kemauan dan kemampuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.

Peran pemerintah kesehatan dalam pemberdayaan masyarakat:

(18)

18 • Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk bekerja sama dalam

melaksanakan kegiatan pemberdayaan agar masyarakat mau berkontribusi terhadap program tersebut.

• Mengalihkan pengetahuan, keterampilan, dan teknologi kepada masyarakat dengan melakukan pelatihan-pelatihan yang bersifat vokasional.

(19)

19 1.5.2 Konsep Rumah Sakit

Menurut UU RI No 44 tahun 2009, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan, kesehatan, kemajuan teknologi, kehidupan sosial, ekonomi masyarakat, dan harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terjadi derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorang secara paripurna yang menyediakan ruang rawat inap, rawat jalan dan ruang gawat darurat.

Disamping melaksanakan fungsi pelayanan kesehatan masyarakat, Rumah Sakit juga mempunyai fungsi pendidikan dan penelitian. Boekitwetan (1997) dalam Muluk (2001, 34). Organisasi Rumah Sakit memiliki beberapa sifat dan secara umum tidak dimiliki organisasi umumnya. Beberapa karakteristik dari Rumah Sakit antara Lain:

1. Sebagian besar tenaga kerja Rumah Sakit adalah tenaga professional

2. Wewenang kepala Rumah Sakit berbeda dengan wewenan ng pimpinan perusahaan.

3. Tugas-tugas kelompok professional lebih banyak dibandingkan tugas kelompok managerial.

4. Beban kerjanya tidak bisa diatur

(20)

20 7. Pelayanan Rumah Sakit bersifat indifidualistik, setiap pasien harus

dipandang sebagai individu yang utuh, aspek fisik, aspek mental, aspek sosio cultural dan aspek spiritual harus mendapat perhatian penuh.

8. Tugas memberikan pelayanannya bersifat pribadi, pelayanan ini harus cepat tepat, kesalahan tidak bisa ditolerir.

9. Pelayanan berjalan terus menerus 24 jam dalam sehari. (Djojodibroto, 1997:29)

Untuk menunjang keberhasilan pelayanan perawatan pasien, maka Rumah Sakit menyediakan berbagai jenis fasilitas, baik fasilitas yang berhubungan langsung dengan pasien, juga fasilitas yang akan digunakan keluarga pasien dna pengunjung Rumah Sakit lainnya. Secara umum Rumah Sakit akan dilengkapi dengan ruang Unit Gawat Darurat, ruang periksa umum, ruang inap, ruang ICU, ruang administrasi/keuangan, ruang dapur, ruang Dokter, ruang tamu, ruang tunggu, kamar mandi, ruang bersalin, ruang keamana/satpam, gudang, apotik. (Aditama, 2003;78)

Menurut Depkes (2002) Tugas rumah sakit adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya-upaya penembuhan dan pemulihan dan dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan.

Pelayanan jasa Rumah Sakit dapat dibagi dalam tiga kelompok yaitu:

(21)

21 prosedur kerja dan uraian tugas yang jelas di unit tersebut. Pelayanan medis di sebuah Rumah sakit tergantung dari jenis rumah sakit, kelas rumah sakit, jenis peralatan medis dan ahli yang tersedia.

2. Pelayanan penunjang medis adalah merupakan tugas pokok dari kegiatan rumah sakit yang lebih bersifat structural sehingga pengontrolan oleh pihak manajemen rumah sakit lebih mudah karena ada prosedur khusus. Pelayanan penunjang medis terdiri dari pelayanan radiologi, pelayanan laboratorium, pelayanan anastesi, pelayanan gizi, pelayanan farmasi, dan pelayanan rehabilitasi medis. Jenis pelayanan yang bisa diberikan kepada pasien darin setiap rumah sakit tergantung dari tipe rumah sakit, jenis perawatan yang tersedia, dan jenis tenaga yang ada.

3. Pelayanan administrasi, adalah merupakan kegiatan penunjang yang memberikan dukungan untuk melaksanakan jasa propesional, terdiri dari administrasi umum yang mengelola informasi yang tepat, teliti dalam bidang ketata usahaan, keuagan, kepegawaian, sesuai dengan pelayanan yang ada.( Soedjadi,1999:58)

(22)

22 untuk menyelenggarakan upaya kesehatan (setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, pasal 1.2 UU 1992/23.

Rumah sakit merupakan salah satu unsur dari suatu sistem pelayanan kesehatan sehingga memerlukan kerja sama yang terkoordinasi dan integrasi dari tenaga kesehatan yang ada berdasarkan akhlak (mores) dan kesopanan (ethos) yang tinggi. Oleh karena itu, perilaku dokter dan tenaga kesehatan lainnya perlu tetap dijaga dalam mempertahankan etik pada umumnya, baik etik rumah sakit maupun etik profesi pada khususnya. Dalam pada itu perlu dijaga agar para tenaga kesehatan di rumah sakit mendapat perlindungan hukum dalam menghadapi tututan penderita atau keluarganya bahkan masyarakat yang kadang-kadang bersifat kurang wajar dan melampaui batas kemampuan pelayanan kesehatan itu sendiri. (Soeparto,2006:35).

Dasar hukum dari rumah sakit ini pertama-tama kita temukan dalam pasal 49 UU 1992/23 tentang kesehatan yang mengatur tentang sumberdaya kesehatan, salah satu diantaranya adalah sarana kesehatan (pasal 49 b). Pasal 56 ayat 1 menyatakan bahwa salah satu sarana Kesehatan menurut pasal 49 b tersebut adalah Rumah Sakit (RS). Yang dapat terdiri dari RS umum dan RS khusus. Kewajiban Umum Rumah Sakit:

1. Rumah sakit harus menaati KODERSI

2. Rumah sakit mengawasi dan bertanggung jawab terhadap semua kejadian di Rumah Sakit.

(23)

23 4. Rumah Sakit memelihara semua catatan/arsip baik medis maupun non

medis secara baik, dalam arti melindungi kerahasiaan catatan dan rekaman medis.

5. Rumah sakit mengikuti perkembangan dunia perumah sakitan.

Selain kewajiban umum, ada beberapa kewajiban Rumah Sakit yang lain:

1. Rumah sakit wajib mematuhi peraturan perundang-undangan baik yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun lembaga legislatif.

2. Rumah sakit wajib memberikan pelayanan kepada pasien tanpa membedakan suku, ras, agama, seks dan status sosial pasien.

3. Rumah sakit wajib merawat pasien sebaik-baiknya dengan tidak membedakan kelas perawatan (duty of care).

4. Rumah sakit wajib menjaga mutu perawatan dengan tidak membedakan kelas perawatan (Quality of care).

5. Rumah sakit wajib memberikan pertolongan pengobatan di unit gawat darurat tanpa meminta jaminan materi terlebih dahulu.

6. Rumah sakit wajib menyediakan sarana dan peralatan umum yang dibutuhkan.

(24)

24 Kewajiban Rumah Sakit Terhadap Masyarakat:

1. Rumah sakit harus jujur dan terbuka, peka terhadap saran dankritik masyarakat dan berusaha agar pelayanannya menjangkau keluar rumah sakit.

2. Rumah sakit harus senantiasa menyesuaikan pelayanan pada harapan dan kebutuhan masyarakat setempat. (Soeparto, 2006:35)

Hak Rumah sakit:

1. Rumah sakit berhak membuat peraturan-peraturan yang berlaku di rumah sakitnya sesuai dengan kondisi/keadaan yang ada di rumah sakit tersebut (Kep.Men.kes RI No.772/MENKES/SK/VI/2002 tentang Pedoman Peraturan Internal Rumah Sakit {hospital by law}).

2. Rumah sakit berhak mensyaratkan bahwa pasien harus menaati segala peraturan rumah sakit.

3. Rumah sakit berhak mensyaratkan bahwa pasien harus menaati segala instruksi yang diberikan dokter kepadanya.

4. Rumah sakit berhak memilih tenaga dokter yang akan bekerja di rumah sakit melalui panitia kredensial.

5. Rumah sakit berhak menuntut pihak-pihakyang telah melakukan wanprestasi (termasuk pasien, pihak ketiga, dan lain-lain).

(25)

25 1.7 Defenisi Konsep

1. Pelayanan publik adalah jenis bidang usaha yang dikelola oleh pemerintah dan tujuannya untuk melayani kepentingan masyarakat, dan mempunyai fungsi sosial tanpa berorientasi kepada aspek keuntungan.

2. Kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

(26)

26 1.8 Sitematika Penulisan

BAB I: Pendahuluan

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, defenisi konsep, defenisi operasional, dan sistematika penulisan.

BAB II: Metode penelitian

Bab ini terdiri dari bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.

BAB III: Deskripsi lokasi penelitian

Bab ini berisikan data/karakteristik objek penelitian yang relevan dengan topik.

BAB IV: Penyajian data

Bab ini berisikan hasil data yang diperoleh dari lapangan dan atau berupa dokumen-dokumen yang akan dianalisis.

BAB V: Analisa data

Referensi

Dokumen terkait

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bersama ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi ... (Nama

Hasil penelitian menunjukkan, tidak terdapat perbedaan ketepatao dalam menegakkan diagnosa BTA (+) setelah intervensi dengan sebelum intervensi berdasarkan karakteristik petugas

[8] Prakash, C., and Patankar, S.V., “A Control-Volume Based Finite-Element Method for Solving the Navier-Stokes Equation Using Equal Order Variable Interpolation”, Numerical Heat

[r]

GPS Sebagai Sarana Pegujian Lapang GPS juga dapat digunakan untuk keperluan pengujian lapang dalam proses pembangunan suatu basis data, yaitu untuk menyelesaikan inkosistensi

Daya Agung Indotama jika dilihat dari Rasio Likuiditas maka perusahaan ini dalam keadaan Likuid, tapi kalau dilihat dari Rasio Solvabilitas perusahaan dalam keadaan Insolvable dan

Sehubungan akan dilaksanakannya Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Tahap V di LPTK Induk Rayon 204 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Maliki Malang Kuota

Aplikasi ini memiliki beberapa fasilitas yang terdiri dari Inventory untuk menampilkan stok menu, Transaksi untuk melakukan proses transaksi, data kasir untuk menjaga keamanan

[r]