• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Penentuan Kadar Air, Kadar Kotoran dan Asam Lemak Bebas (ALB) di PKS PT. Multimas Nabati Asahan-Kuala Tanjung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Penentuan Kadar Air, Kadar Kotoran dan Asam Lemak Bebas (ALB) di PKS PT. Multimas Nabati Asahan-Kuala Tanjung"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Kelapa Sawit

Kelapa sawit bukanlah tanaman asli di Indonesia. Tanaman ini dimasukkan pertama sekali dari afrika sebagai sentra plasma nutfah pada tahun 1848,ditanam di kebun raya Bogor. Percobaan-percobaan banyak dilakukan diberbagai tempat di Jawa dan Sumatera.Di sumatera misalnya Selatan misalnya ditanam di Muara Enim (1869).

Tanaman kelapa sawit ( quinencis jacq) merupakan tumbuhan tropis golongan palma yang termasuk tanaman tahunan. Kelapa sawit yang dikenal ialah jenis Dura,Pesifera dan Tenera. Ketiga jenis ini dapat dibedakan berdasarkan penampang irisan buah, yaitu jenis Dura memiliki tempurung yang tebal, jenis Pesifera memiliki biji yang kecil dengan tempurung yang tipis, sedangkan Tenera yang merpakan persilangan Dura dan Pesifera menghasilkan buah bertempurung tipis dan inti yang besar. Buah sawit berukuran kecil antara 12-18 gr/butir yang duduk pada bulir.

(2)

dipengaruhi oleh sifat tanaman dan pengaruh lingkungan seperti penyinaran,pemupukan dan perlakuan lainnya. Umur buah tergantung pada jenis tanaman,umur tanaman dan iklim, umumnya buah yang telah dapat dipanen setelah berumur 6 bulan terhitung sejak penyerbukan (Naibaho,P.M 1998)..

2.2 Klasifikasi kelapa sawit

Kelapa sawit (Elaeis Guinensis Jacq) adalah salah satu jenis tanaman palm yang menghasilkan salah satu kebutuhan pokok yang paling utama. Klasifikasi kelapa sawit adalah sebagai berikut:

Ordo : Palmales

Family : Palmaceae

Subfamily : Palminae

Genus : Elaeis

Species: Elaeis Guinensis Jacq

1. Berdasarkan tebal tipisnya urung (cangkang) dan kandungan minyak dalam buah kelapa sawit dapat dibagi menjadi tiga tipe yakni:

a. Dura

(3)

.

b. Pisifera

Ciri-cirinya:tebal cangkangnya sangat tipis (bahkan hampir tidak ada),daging buah lebih tebal daripada daging buah jenis dura,daging biji sangat tipis,tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan dengan jenis lain,dengan persilangan diperoleh tipe tenera.Pisifera tidak dapat digunakan sebagai bahan untuk pertanaman komersial,tetapi digunakan sebagai induk jantan.

c. Tenera

Ciri-cirinya:tebal cangkangnya tipis 0,5-4 mm,terdapat lingkaran serabut disekeliling tempurung,daging buah sangat tebal,tandan buah lebih banyak (tetapi ukurannya relative lebih kecil),merupakan hasil persilangan dura dan pisifera.Jenis ini merupakan yang paling banyak ditanam diperkebunan dengan skala besar.Umumnya menghasilkan lebih banyak tandan buah daripada jenis dura,meskipun ukuran tandannya lebih kecil.

2.Berdasarkan warna buah

Berdasarkan warna buahnya,kelapa sawit dapat dibagi menjadi 3 jenis atau varietas,yaitu:

a. Nigrencens

Ciri-cirinya:buah muda berwarna ungu kehitam-hitaman,sedangkan buah masak berwarna jingga kehitam-hitaman.

b. Virencens

(4)

c. Albescens

Ciri-cirinya:buah muda berwarna keputih-putihan,sedangkan buah masak berwarna kekuning-kuningan dan ujungnya ungu kehitaman.

Pada umumnya tanaman kelapa sawit yang tumbuh,baik dan subur sudah dapat menghasilkan buah yang siap panen untuk pertama kali pada umur 3,5 tahun terhitung sejak dari penanaman biji pada pembibitan.Namun jika dihitung sejak penanaman tanaman di lahan pertanaman,maka umur kelapa sawit berbuah dan siap panen pada umur 2,5 tahun.Jumlah buah rata-rata 1.600 buah pertandan.Buah terdiri dari atas bagian- bagian berikut:

d. Kulit buah (eksokarp):merupakan pelindung buah paling luar yang mula-mula berwarna putih kehijau-hijauan,kemudian berubah menjadi warna kuning.

e. Daging buah (mesokarp):bagian buah yang tersusun atas air,serat,klorofil,yang selanjutnya terjadi pembentukan minyak dan karoten.

f. Cangkang (endocarp):bagian buah yang pada awalnya tipis dan lembut,tetapi kemudian bertambah tebal dank eras serta warnanya pu berubah dari putih menjadi coklat.

g. Inti (endosperm):bagian buah yang mula-mula cair,kemudian lunak,dan akhirnya berubah menjadi padat dan agak keras

3.Berondolan berdasarkan varietas (jenis bibit tanaman )

a.varietas pesifera

b.varietas dura

(5)

4. Berdasarkan fraksi panen :

a.fraksi 00(mentah) umumnya berwarna putih

b.fraksi 0 (mentah) berondolan 0 berwarna kuning

c.fraksi I (mengkal) berondolan luar 1-12,5 %

d.fraksi II (matang I ) berondolan luar 12,5-25%

e.fraksi III (matang II) berondolan luar 25-50 %

f.fraksi IV (lewat matang) berondolan luar 75-100%

g.fraksi V (sangat matang ) berondolan luar lepas semua dan bagian dalam tidak semua memberondol.

5.Berdasarkan kriteria buah:

a. Buah matang b. Buah mengkal c. Buah mentah

d. Buah besar (BJR >12 Kg)

(6)

h. Tandan kosong

6. Berdasarkan fraksi panen:

Fraksi presentase rendemen Dura tenera

00 7-8% 10-11%

0 12-13% 15-16%

I 18-18,5% 20,5-21%

II 19% 21,75_22%

III 18-18,5% 20,5-21%

IV 18-18,5% 20,5-21%

V 17-18% 20-20,5%

7. Bersadarkan varietas:

Jenis Buah Mesacarps Cangkang Inti Rendemen

Dura 20 – 65% 25 – 50 mm 4 – 20 mm 18 – 19% Tenera 60 – 96% 3 – 20 mm 13 – 15 mm 21 – 23%

(Tim Bina karya Tani 2009)

2.3. Minyak Sawit

(7)

minyak sawit didapatkan dengan memproses daging buah beserta memecah tempurung inti atau kernel

2.3.1. Sifat Fisik Dan Kimia Minyak Sawit (CPO)

Minyak sawit diperoleh dari lapisan serabut kulit buah kelapa sawit melalui proses pengolahan sawit. Pada suhu kamar kelapa sawit adalah minyak setengah padat (semi solid).Warna minyak sawit adalah merah jingga oleh adanya pengaruh warna karoten dalam jumlah minyak yang banyak. Minyak sawit memiliki bau yang khas dan sangat tahan terhadap proses oksidasi. Sifat ini disebabkan adanya zat tecoferol.

2.3.2. Sifat Fisik Dan Kimia Minyak inti sawit (PKO)

Minyak inti sawit (PKO) dihasilkan dari inti kelapa sawit. Minyak inti sawit memiliki rasa dan bau sangat kuat dank has sekali. Nilai sifat fisika – kimia minyak sawit (CPO) dan minyak inti sawit (PKO) dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1. Perbandingan sifat minyak kelapa sawit (CPO) dan minyak inti (PKO)

Sifat Minyak sawit Minyak inti

sawit Bobot jenis pada suhu

kamar

9,900 0,900-0,913

Indeks bias 1,4565-1,44585 1,395-1,415

(8)

Bilangan penyabunan 196-205 244-254 Sumber: Ketaren S, Minyak Dan Lemak Pangan

2.4 Komposisi Minyak Kelapa Sawit

Kelapa sawit mengandung kurang lebih 80 % perikarp dan 20 persen buah yang dilapisi kulit yang tipis, kadar minyak dalam perikarp sekitar 34-40 persen. Minyak kelapa sawit adalah lemak semi padat yang mempunyi komposisi yang tetap.

Rata-rata komposisi asam lemak minyak kelapa sawit dapat dilihat pada tabel berikut dimana bahan yang tidak dapat disabunkan jumlahnya sekitar 0,3% Tabel 2.2. Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit Dan Minyak Inti

Asam meiristat 1,1-2,5 14-17

Asam palmitat 40-46 6,5-9

Asam stearat 3,6-4,7 1-2,5

Asam oleat 39-45 13-19

Asam linoleat 7-11 0,5-2

(9)

2.4.1. Kegunaan dan komposisi Biji Inti Sawit

Minyak inti sawit yang baik, berkadar asam lemak bebas yang rendah dan berwarna kuning terang serta mudah dipucatkan. Pemakaian utama minyak inti sawit disamping sebagai minyak yang bias dimakan. Minyak inti sawit banyak juga digunakan pada pemnuatan sabun, terutama sabun mandi bermutu tinggi.

Terdapat variasi komposisi inti sawit dalam hal padatan non minyak dan non protein . Bagian yang disebut extactable non protein yang mengandung sejumlah sukrosa, gula,produksi, dan pati tapi dalam beberaa contoh tidak mengandung pati.

Tabel 2.3 Komposisi Inti Sawit

Sumber : Ketaren, S. 1986

2.5. Standar Mutu Minyak Kelapa Sawit

Minyak sawit memegang peranan penting dalam perdagangan dunia, oleh karens itu syarat mutu harus menjadi perhatian utama dalam perdagangannya.

Komponen Jumlah (%)

Minyak 47-52

Air 6-8

Protein 7,5-9,o

Extractable non nitrogen 23-24

Sellulosa 5

(10)

Istilah mutu minyak sawit dapat dibedakan menjadi dua arti yang sangat penting yaitu: pertama, benar-benar murni dan tidak bercampur dengan minyak nabati lain. Mutu minyak sawit tersebut dapat ditentukan dengasn menilai sifat-sifat fisiknya,yaitu dedengan mengukur nilai-nilai lebur angka penyabunan dan bilangan iodium. Kedua,pengertian mutu sawit berdasarkan ukuran. Dalam hal ini syarat mutu diukur berdasarkan spesifikasi standart mutu internasional yang meliputi kadar asam lemak bebas, air, kotoran, logam, tembaga, peroksida,dan ukuran pemucatan. (Fauzi,1992)

2.6.Penentuan mutu minyak atau lemak

Pengujian minyak atau lemak secara kimiawi telah sejak lama dikerjakan.Pengujian ini didasarkan pada penelitian atau penetapan bagian tertentu dari komponen kimia minyak atau lemak.Pengujian –pengujian minyak atau lemak tersebut meliputi hal-hal berikut:

1. Bilangan Penyabunan

Bilangan penyabunan adalah jumlah mg KOH yang diperlukan untuk menyabunkan satu gram minyak atau lemak.

2 Bilangan Iod

Bilangan iod adalah jumlah (gram) iod yang dapat diikat oleh 100 gram lemak.ikatan rangkap yang terdapat pada asam lemak yang tidak jenuh akan bereaksi dengan iod atau senyawa senyawa iod.Gliserida dengan tingkat ketidak jenuhan yang tinggi,akan mengikat iod dalam jumlah yang lebih besar.

(11)

Bilangan asam adalah jumlah mg KOH yang dibutuhkan untuk menetralkan asam-asam lemak bebas dari satu gram minyak atau lemak.Bilangan asam dipergunakan untuk mengukur jumlah asam lemak bebas yang terdapat dalam minyak atau lemak.

4. Bilangan Reichert Meissl

Bilangan Reichert Meissl adalah jumlah militer larutan KOH 0,1 N yang diperlukan untuk menetralkan asam lemak yang mudah menguap dan dapat larut dalam air,dari contoh sebanyak 5 gr.Cara penetapan bilangan Reichert Meissl adalah dengan memanasi larutan KOH dalam gliserol sampai terjadi penyabunan yang sempurna.

5 Bilangan Polenske

Bilangan Polenske adalah jumlah milliliter larutan alkali 0,1 N yang diperlukan untuk menetralkan asam lemak yang mudah menguap tetapi tidak larut dalam air. 1. Bilangan Krischner

Dipergunakan untuk menetapkan besarnya asam lemak yang mudah menguap dan dapat larut dalam air.Pengukurannya didasarkan atas pengukuran garam-garam perak yang larut dalam hasil penetapan bilangan Reichert Meissl.

2. Bilangan Henner

Dipergunakan untuk mengukur jumlah asam lemak yang tidak larut dalam air.Minyak atau lemak yang mempunyai bilangan Reichert Meissl yang tinggi,akan mempunyai bilangan Hehner yang rendah.

3. Bilangan Asetil

(12)

2.7.Minyak dan Lemak

Lemak dan minyak yang dapat dimakan dihasilkan oleh alam yang dapat bersumber dari bahan nabati atau hewani.Dalam tanaman atau hewan, minyak tersebut berfungsi sebagai sumber cadangan energi. Minyak dan lemak dapat diklasifikasikan berdasarkan sumbernya sebagai berikut :

1. Bersumber dari tanaman

a. Biji – bijian palawija : minyak jagung, biji kapas ,kacang, wijen, kedelei ,bunga matahari.

b. Kulit buah tanaman tahunan : minyak zaitun dan kelapa sawit.

c. Biji – bijian dari tanaman tahunan : kelapa, cokelat ,inti sawit ,dan lain 2. Bersumber dari hewani

a. Susu hewan peliharaan : lemak susu

b. Daging hewan peliharaan : lemak sapi ,lemak babi.

c .Hasil laut : minyak ikan sardine , dan minyak ikan paus.

Komposisi atau jenis asam lemak dan sifat fisiko – kima tiap jenis minyak berbeda – beda, dan hal ini disebabkan oleh perbedaan sumber, iklim, keadaan tempat tumbuh dan pengolahan.

(13)

1. Lemak hewani mengandung kolesterol sedangkan lemak nabati mengandung fitosterol.

2. Kadar asam lemak tidak jenuh dalam lemak hewani lebih kecil dari lemak nabati. 3. Lemak hewani mempunyai bilangan Reichart – Meissel lebih besar dan bilangan

Polenske lebih kecil disbanding dengan minyak nabati.

Klasifikasi lemak nabati dan hewani berdasarkan sifat fisiknya ( sifat mongering dan sifat cair). Jenis minyak mongering ( drying oil ) adalah minyak yang mempunyai sifat dapat mongering jika kena oksidasi dan akan berubah menjadi tebal, bersifat kental dan membentuk sejenis selaput jika dibiarkan diudara terbuka. Istilah minyak setengah matang berupa minyak yang mempunyai daya mongering lebih lambat.(Ketaren,S.,1986).

Lemak dan minyak merupakan zat makanan penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia.Selain itu lemak dan minyak juga merupakan sumber energy yang lebih efektif disbanding dengan karbohidrat dan protein.Satu gram minyak atau lemak dapat menghasilkan 9 kkal sedangkan karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 kkal / gram.Minyak atau lemak,khususnya minyak nabati,mengandung asam – asam lemak esensial seperti asam linoleat,linolenat, dan arakhidonat yang dapat mencegah penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan kolesterol.

(14)

pengolahan bahan pangan minyak dan lemak berfungsi sebagai media pengolahan bahan pangan,minyak goreng,shortening (mentega putih),lemak (gajih),mentega,dan margarin. Disamping itu, penambahan lemak dimaksudkan juga untuk menambah kalori yang memperbaiki tekstur dan cita rasa bahan pangan.Seperti pada kembang gula, penambahan shortening pada pembuatan kue- kue dan lain- lain. Lemak yang ditambahkan kedalam bahan pangan atau dijadikan bahan pangan seperti daging,telur susu,apokat,kacang tanah,dan beberapa jenis sayuran mengandung lemak dan minyak yang biasanya termakan bersama bahan tersebut.

Lemak dan minyak tersebut dikenal sebagai lemak tersembunyi ( invisible fat), sedangkan lemak atau minyak yang telah diekstraksi dari ternak atau bahan nabati dan dimurnikan dikenal sebagai lemak minyak biasa atau lemak kasat mata ( visible fat ). Lemak hewani mengandung banyak kolesterol sedangkan lemak nabati mengandung fitosterol dan lebih banyak mengandung asam lemak tak jenuh sehingga umumnya berbentuk cair. Lemak hewani ada yang berbentuk padat (lemak) yang biasanya berasal dari lemak hewan darat seperti lemak susu,lemak babi,lemak sapi.

2.8.Asam lemak

(15)

rangkap(rantai karbon).Asam lemak merupakan asam lemah dimana apabila larut dalam air molekul asam lemak akan terionisasi sebagian dan melepaskan ion hydrogen yang positif. (Poedjiadi,1994).

Lemak dan minyak dalah trigliserida atau trigliserol,kedua istilah ini berarti trimester dari gliserol.Perbedaan antara suatu lemak dan minyak bersifat sembarang pada temperatur kamar lemak berbentuk padat dan minyak berbetuk cair.Sebagian besar gliserida pada hewan adalah berupa lemak,sedangkan gliserida dalam tumbuhan cenderung berupa minyak,karena itu biasanya terdengar ungkapan lemak hewani lemak sapi,lemak babi dan minyak nabati (minyak jagung).Asam karboksilat yang diperoleh dari hidrolisis suatu lemak atau minyak,yang disebut asam lemak,umumnya mempunyai rantai hidrokarbon panjang dan tidak bercabang.Lemak dan minyak seringkali diberi nama sebagai derivat asam-asam lemak.Misalnya,tristearat dari gliserol diberi nama tristearin,tripalmitat dari gliserol disebut tripalmitin.Minyak dan lemak dapat juga diberi nama dengan cara yang biasa dipakai untuk penamaan suatu ester.Asam-asam lemak dapat juga diperoleh dari lilin (waxes),misalnya lilin lebah.Dalam hal ini,asam lemak diesterkan dengan suatu alcohol sederhana berantai panjang.

Kebanyakan lemak dan minyak yang terdapat dalam alam merupakan trigliserida campuran artinya,ketiga bagian asam lemak dari gliserida itu tidaklah sama.Hampir semua asam lemak yang terdapat dalam alam mempunyai jumlah atom karbon yang genap karena asam ini dibiosintesis dari gugus asetil berkarbon dalam asetil koenzim A (Fessenden,1986).

(16)

Asam lemak bebas terbentuk karena terjadinya proses hidrolisa minyak menjadi asam – asamnya. Asam lemak bebas merupakan salah satu indicator mutu minyak. Asam lemak bebas dalam minyak dapat diukur dengan cara titrasi menggunakan alkali dalam larutan alcohol.

Umumnya konsumen menginginkan minyak sawit dan inti sawit yang mengandung asam –asam lemak bebas yang rendah. Hal ini dapat dicapai jika buah yang dipanen masih mentah, akan tetapi memotong buah yang mentah menimbulkan masalah dipabrik yaitu rendah efisiensi ekstaksi minyak dan inti sawit ( Naibaho,P.M.,1998).

Asam lemak dari minyak kelapa dapat dibentuk dengan aksi auto katalis dengan adanya reaksi lipolytic enzim lipase dari buah kelapa. Dalam prakteknya pembentukan yang utama dari Asam Lemak Bebas disebabkan oleh enzim lipase dalam proses.

Buah kelapa yang mengandung sejumlah besar lipase yang aktif yang dapat menyebabkan peruraian lemak jadi asam lemak dan gliserol ketika struktur seluler dari buah tersebut telah rusak, lipase aktif pada temperatur kira – kira 15ºC diyakini bahwa lemak yang dilindungi dari enzim lipase oleh membrane vacuola, dan oleh sebab itu dilakukan penghindar temperatur rendah sehingga enzim tidak dapat beroperasi ( Rohman.2007)

Asam lemak bebas adalah asam lemak yang tidak saling mengikat pada molekul gliserin.Contoh asam lemak bebas adalah oleat, linolenat, stearate dll.

(17)

membersihkan dan pemendekan dari minyak ( diantaranya berisi pengemulsi ) tipe dari ALB mendapat tingkatan kurang lebih dari 0,05 %. Dengan menggunakan lemak menunjukkan dari banyakknya jumlah dari hidrolisis dari pengalaman tempat ALB pembentukan reaksi dari air dan minyak dengan menggunakan temperatur yang tinggi. Standart ukuran dari pembentukan menjadi habis adalah salah satu yang pertama dari banyakknya kadar air dari makanan sehinnga prosnya menjadi habis sempurna dan temperatur lemak menjadi habis.

Salah satu faktor yang cenderung dalam pembentukan Asam Lemak Bebas yang ada dari pembakaran lemak makanan dari lemak dan ukuran atau

penggulangan lemak (mengganti dengan kebanyakan lemak murni) ( Fessenden.1986)

2.10. Proses pengolahan kelapa sawit

Proses pengolahan kelapa sawit menjadi minyak sawit (CPO) dan inti sawit (PKO) meliputi tahap-tahapan berikut ini :

1..Stasiun FFB Reception

2.Stasiun Loading Ramp

3.Stasiun Sterilizer

4.Stasiun Tippler

5.Stasiun Press and Thresser

6.Stasiun Clarification

(18)
(19)

2.10.1. Stasiun FFB Reception

2.10.1.1.Penimbangan TBS (Tandan Buah Segar)

Timbangan berfungsi untuk menimbang buah yang masuk kedalam pabrik sekaligus untuk menimbang produksi yang diangkut keluar pabrik.penimbangan ini bertujuan untuk mengetahui berat TBS yang akan di proses didalam pabrik.jumlah berat TBS dapat diketahui dari selisih berat bruto (berat truk dan berat buah) dan berat truk saja. Penimbangan dilakukan pada saat truk berisi buah yang akan masuk ke pabrik dan pada saat truk kosong (keluar dari loading ramp). Pada umumnya Kapasitas timbangan di pabrik kelapa sawit adalah maksimal 50 ton.

2.10.2. Stasiun sortasi

Sortasi berfungsi untuk memilih buah – buah yang masak yang diterima di PKS PT.Multimas Nabati Asahan ini. Standart Operating Procedure

(SOP):

1.Mengatur lokasi pembongkaran

2.Menentukan berat jenjangan rata rata

3.Memisahkan TBS yang tidak sesuai

4.Melakukan pemotongan TBS

5.Membuat laporan hasil pemotongan

(20)

7.Memeriksa TBS / berondolan yang berceceran

2.10.2.1. Loading Ramp

TBS yang telah ditimbang kemudian buahnya dituang kedalam loading ramp.Loading ramp adalah suatu bangunan bidang T dengan sudut kemiringan 45o .pada loading ramp dilengkapi dengan pintu pintu sebanyak 52 pintu dimana samping kiri /kanan yaitu 14/14 dan depan 24 pintu yang digerakkan secara hidrolik agar memudahkan memasukkan TBS kedalam lori.

2.10.2.2. Lori

Dari loading ramp dengan alat hidrolik ,TBS dikeluarkan dari lori yang berkapasitas 10 ton/ lori. Dalam mengisi lori harus dihindari pengisisan terlalu penuh karena dapat mengakibatkan packing pintu bergeser dan buah jatuh dari lori. Lori didorong ke sterilizer rebusan dengan menggunakan bantuan tali capstand.

2.10.2.3. Transfer Carriage

Transfer carriage berfungsi untuk memindahkan lori yang berisi atau kosong kejalur sterilizer yang diinginkan.

2.10.3. Stasiun Sterilizer

(21)

1.Temperatur :130o-150o c

2.waktu sekitar 85-90 menit

Dalam perebusan ada 3 puncak (triple peak)

1.puncak I :dengan tekanan 1,50 bar dengan temperature 120oc dan dilakukan pembuangan kondesat serta tekanan akan kembali seperti semula o. Tujuan pembuangan kondensat pada puncak 1 adalah untuk membuang daerasi yang terjebak didalam sterilizer, membuang kondensat karena udara adalah konduktor terburuk dalam perebusan buah serta membuang air, dan menonaktfkan enzim lipase.

2.puncak 2 :dengan tekanan 2,5 bar dan temperatur 135oC dan dilakukan pembuangan kondesat sampai tekanan kembali seperti semula 0,0. Tujuan pembuangan kondesat pada puncak 2 adalah untuk membuang air.

3.puncak 3 :dengan tekanan 2,8 bar dan temperature 140oC dan dilakukan penahanan sebelum pembuangan kondensat selama selama 17-20 menit yang bertujuan mempermudah lepasnya inti dari cangkang.

Tujuan dilakukan perebusan (sterilizer) adalah :

1. Mematikan /menonaktifkan enzim lipase 2. Mengurangi kadar air

3. Mempermudah lepasnya brondolan dari janjangan 4. Membantu proses pelepasan inti dari cangkang

(22)

2.10.4. Stasiun Tippler

2.10.4.1. Tippler

Tippler adalah alat untuk membantu menuangkan buah ke bunch scrapper, dalam hal ini lori yang berisi TBS yang telah direbus dituangkan perlahan-lahan. Alat ini berkapasitas 1 lori saja dan waktu yang dibutuhkan untuk menuang buah ke bunch scrapper adalah ± 7-8 menit dengan sudut putar 185°C.Untuk menjaga keamanan, tippler dilengkapi beberapa alat penuangan.

2.10.5. Stasiun Press and Thresser

2.10.5.1. Thresser

Thresser berfungsi untuk melepaskan atau memisahkan buah dari janjangan yang dibawa oleh bunch scrapper. Ada 3 buah thresser, thresser 1 dan 2 berfungsi untuk memipil buah yang dibawa oleh bunch scrapper, sedangkan thresser 3 berfungsi untuk memipil berondolan yang masih ada pada janjangan.

Sebelum masuk ke thresser 3, janjangan masuk kedalam double crusher agar proses pemipilan berjalan dengan sempurna. Pada thresser terdapat lifting bar yang berfungsi untuk melempar janjangan.Janjangan berada didalam thresser selama ± 3 menit.Putaran thresser adalah ± 23 rpm.

2.10.5.2. Double Crusser

(23)

2.10.5.3. Digester

Digester berfungsi untuk melumatkan brondolan sehingga daging buah tercacah. Tujuan utama digester adalah untuk mempermudah pada saat pengepresan minyak sehingga kelebihan minyak/lossis minyak akan. Digester ada 7 buah dengan kapasitas muat sekitar 3 ton, dan kapasitas produksi 15 ton per jam dengan volume 3500 L dan putaran gear box nya 10-11 rpm, putaran motornya 1500 rpm.

Temperature yang digunakan pada digester adalah 90-950C berguna untuk mempermudah melumatkan daging buah, pada suhu tersebut minyak sudah mencair dan mudah keluar agar perajangannya semakin baik sehingga meringankan kerja screw press.

Faktor yang mempengaruhi kerja digester adalah sebagai berikut:

1. Kondisi pisau pengaduk digester (aus) 2. Volume buah digester

3. Temperature

4. Kematangan buah saat direbus 5. Kondisi digester

2.10.5.4. Screw Press

(24)

2.10.6. Stasiun Clarification

2.10.6.1 Crude Oil Gutter

Crude oil Gutter berfungsi sebagai talang minyak yang akan diproses di santrap tank .pada crude oil gutter terjadi penambahan air antara 19-22%,dengan suhu 900c bertujuan untuk mempermudah pemisahan antara minyak dan kotoran pada santrap tank. Dimana kadar minyak berdasarkan sentrifuge ± 40 %.

2.10.6.2.Sand Trap Tank

Sand Trap Tank berfungsi untuk menampung minyak dari oil gutter dan mengendapkan pasir,sludge, maupun kotoran.

2.10.6.3. Vibrating Screen

Setelah masuk ke sand trap tank maka cairan hasil presan pada screw press masuk kedalam vibrating screen dalam hal ini berfungsi sebagai proses penyaringan fiber atau kotoran yang berupa serat yang terdapat pada minyak tersebut .tujuan dari penyaringan fiber tersebut adalah agar fiber tersebut tidak menyumbat alal alat yang digunakan selanjutnya pada proses klarifikasi.

2.10.6.4. Crude Oil Tank 1 (COT 1)

(25)

dengan tujuan agar mempermudah proses pemisahan minyak pada proses selanjutnya. Suhu yang digunakan pada COT berkisar antara 900-950 C.

2.10.6.5. Continuous Settling Tank (CST)

CST adalah tempat penampungan minyak yang juga masih bercampur dengan kotoran.Pada CST dilakukan pengendapan dengan suhu 90-950C. Terdapat scrimmer yang bergunakan untuk mengutip minyak dari CST.Kadar minyak yang diambil dari CST sekitar 5-6%.

2.10.6.6. Crude Oil Tank 2 ( COT 2 )

Crude oil tank 2 (COT 2) adalah tempat pemisahan pasir yang terikut atau masih tercampur dalam minyak dengan bantuan air panas.Tekanan yang terdapat pada COT 2 adalah 3 bar,dimana pada lapisan bawah (pasir) dan lapisan atas (minyak) masing-masing diberi tekanan 1,5 bar.

2.10.6.7. Sand Cyclone

Sand Cyclone berfungsi untuk membuang pasir yang masih bercampur pada minyak. Cara kerja sand cyclone adalah menggunakan prinsip gaya sentrifugal dan tekanan rendah karena adanya perputaran untuk memisahkan materi berdasarkan perbedaan massa jenis, ukuran dan bentuk.

2.10.6.8. Sludge Distribusi

(26)

2.10.6.9. Decanter

Input dari decanter adalah minyak yang ada di sludge distribusi. Decanter

adalah alat untuk memisahkan antara minyak dengan slurry secara sentribusi datar. Decanter juga merupakan mesin yang berfungsi sama dengan separator yaitu pemisahan minyak yang ada dalam sludge.

2.10.6.10. Oil Tank

Oil Tank berfungsi sebagai penampung minyak hasil pengutipan dan dipanasi lagi dengan memberi suha 80-950 C. Pada oil tank ini, dilengkapi pipa-pipa sebagai penyalur steam kedalam oil tank.

2.10.6.11. Vacum Dryer

Minyak dari oil tank masuk ke vacum dryer melalui pompa. Vacum Dryer

adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengurangi air 0,5%.

2.10.6.12.. Sludge Pit

Sludge Pit berfungsi sebagai tempat penampungan pasir, sludge dan kotoran dari proses klarifikasi. Dan dari sludge pit akan diolah kembali karena didalamnya terdapat minyak.

2.10.6.13. Fat Pit Tank

(27)

2.10.6.14. Collect Tank

Collect Tank berfungsi sebagai tempat penampungan sludge dari fat pit

untuk diolah kembali oleh separator hingga mendapatkan minyak yang nantinya akan dipompakan ke Sludge Distribusi 2.

2.10.6.15. Separator

Minyak yang dialirkan dari collect tank akan diolah kembali oleh separator. Separator berfungsi untuk mengambil minyak sehingga buangannya yang berupa limbah cair dengan kadar minyak maksimum 1%.

2.10.7.Stasiun Kernel

Buah setelah dilakukan pengepresan di screw press menghasilkan minyak kasar dan ampas (press cake) yang terjadi dari serabut (fiber) nut. (press cake) yang terdiri dari serabut (fiber) nut ini yang di produksi pada stasiun kernel. Untuk mendapatkan produksi kernel yang diinginkan harus melelui tahap proses, unit yang dipakai stasiun ini antara lain sebagai berikut:

1. CBC (Cake Break Conveyor)

2. Separating colomn

3. Polishing Drum

4. Destoner

5. Nut silo

6. Ripple Mill

7. LTDS

(28)

9. CM Grading

10.Kernel Silo

11.Kernel Bulk Silo

2.10.7.1 CBC (Cake Breaker Conveyor)

CBC ( Cake Breaker Conveyor ) terdiri dari satu talang dimana pada bagian tengah terdiri dari diameter talang terdapat as screw yang mempunyai pisau-pisau pemecah. Alat ini berfungsi untuk :

1. Memecah cake ( ampas press ) menjadi fiber dan biji serta menghantarkan ke

depericarper.

2. Mengeringkan / mengurangi kadar air fiber sebagai bahan bakar dan untuk memudahkan kerja blower pada depericarper.

2.10.7.2.Depericarper

Depericarper merupakan alat pemisah fraksi berat berupa nut dan fraksi ringan berupa fiber. Dimana fraksi ringan berupa fiber akan dihisap dan diteruskan ke fiber cyclone, sedangkan fraksi berat berupa nut akan diteruskan ke

polishing drum.

2.10.7.3.Polishing Drum

(29)

2.10.7.4a. Destoner

Destoner merupakan alat yang berfungsi untuk membersihkan nut yang diteruskan oleh nut augher. Dimana nut akan dipisahkan dari batu-batu, kayu, besi yang terikut pada proses pengolahan

2.10.7.4b. Nut Elevator

Nut elevator berfungsi untuk membawa nut ke top wet nut conveyor.

2.10.7.5. Nut Silo

Nut silo memiliki fungsi sebagai alat yang dipakai untuk tempat penampungan nut yang selanjutnya akan dipecah pada ripple mill.

Nut silo yang berisi akan memberikan tekanan kebawah sehingga nut akan tertekan masuk masuk kedalam ripple mill.

2.10.7.6. Ripple Mill

Ripple Mill berfungsi untuk memecahkan nut sehingga mempermudah proses pemisahan antara biji dengan cangkangnya.

2.10.7.7. LTDS (Light Tenera Duss Separator)

LTDS merupakan alat yang terdiri dari LTDS fan sebagai penghisap. Berfungsi untuk memisahkan debu, cangkang yang halus, kernel yang hancur dan

(30)

2.10.7.8. Grading Drum

Grading drum berfungsi untuk untuk memisahkan atau menyaring nut yang pecah dan nut yang tidak pecah. Dimana nut yang tidak pecah akan masuk kembali ke polishing drum. Sedangkan nut yang pecah akan masuk ke Distribusi CM Conveyor Elevator.

2.10.7.9. Claybath

Claybath alat yang berfungsi untuk memisahkan cangkang dengan kernel dengan menggunakan air dan calcium.

2.10.7.10. Kernel Silo

Silo kernel adalah alat yang berfungsi sebagai pemanasan untuk mengurangi kadar air yang terdapat pada kernel. Suhu yang digunakan pada kernel silo ialah 600C – 80 0C.

2.10.7.11. Kernel Bulk Silo

Kernel Bulk Silo sering disebu Bunker dan Kernel produksi yaitu sebagai tempat penyimpanan terakhir kernel sebelum dikirim ke PK Plant dan despact by

Gambar

Tabel 2.1. Perbandingan sifat minyak kelapa sawit (CPO) dan minyak inti
Tabel 2.2. Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit Dan Minyak Inti
Tabel 2.3 Komposisi Inti Sawit

Referensi

Dokumen terkait

Telah dilakukan pengamatan untuk mengetahui perubahan kadar asam lemak bebas dan kadar air dari CPO sebelum dan sesudah vakum driyer pada pengolahan kelapa sawit di

Kandungan Asam Lemak Bebas (ALB), kadar air, dan kadar kotoran yang terdapat dalam minyak sawit merupakan salah satu penentuan mutu minyak sawit.. Asam Lemak Bebas (ALB)

Kandungan Asam Lemak Bebas (ALB), kadar air, dan kadar kotoran yang terdapat dalam minyak sawit merupakan salah satu penentuan mutu minyak sawit. Asam Lemak Bebas (ALB)

Asam Lemak Bebas (ALB) ini tidak diinginkan dalam minyak kelapa sawit karena dapat menyebabkan minyak tersebut berbau tengik dan dapat memperpendek

Penyimpanan yang salah dalam jangka waktu tertentu dapat menyebabkan pecahnya ikatan trigliserida pada minyak lalu membentuk gliserol dan asam lemak

Peningkatan asam lemak bebas pada suatu minyak akan menurunkan kualitas dari minyak tersebut, sehingga apabila jumlahnya telah melebihi batas normal, maka minyak

proses pemipilan, penyempurnaan dalam pegolahan dimana selama perebusan kadar air dalam buah akan berkurang karena proses penguapan dan dengan berkurangnya

Proses oksidasi ini dapat terjadi dengan adanya oksigen di udara baik pada suhu kamar dan selama proses pengolahan pada suhu tinggi yang akan menyebabkan minyak mempunyai rasa dan