PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS (ALB) DAN
KADAR AIR PADA PALM KERNEL OIL (PKO)
DI PKS PT. MULTIMAS NABATI ASAHAN
KUALA TANJUNG - BATU BARA
KARYA ILMIAH
YUNI ANGGREANI SIHALOHO
112401081
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KIMIA
DEPARTEMEN KIM IA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS(ALB) DAN KADAR AIR PADA PALM KERNEL OIL(PKO)
DI PKS PT.MULTIMAS NABATI ASAHAN KUALA TANJUNG - BATU BARA
KARYA ILMIAH
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya.
YUNI ANGGREANI SIHALOHO 112401081
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KIMIA DEPARTEMEN KIM IA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN
Nama : YUNI ANGGREANI SIHALOHO
Nomor Induk Mahasiswa : 112401081
Program Studi : DIPLOMA (D3) KIMIA
Departement : KIMIA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA (USU)
Ketua Departemen Kimia FMIPA – USU
PERNYATAAN
PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS (ALB) DAN KADAR AIR PADA PALM KERNEL OIL(PKO)
DI PKS PT.MULTIMAS NABATI ASAHAN KUALA TANJUNG –BATU BARA
KARYA ILMIAH
Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juni 2014
PENGHARGAAN
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas rahmat dan cinta kasih-Nya yang telah dilimpahkan-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan Karya Ilmiah ini.
Adapun judul Karya Ilmiah ini adalah "PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS (ALB) DAN KADAR AIR PADA PALM KERNEL OIL (PKO) DI PKS PT. MULTIMAS NABATI ASAHAN KUALA TANJUNG – BATU BARA" sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Karya Ilmiah ini merupakan salah - satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma - 3 Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari Karya Ilmiah ini tersusun dan terselesaikan dengan baik karena ada campur tangan dari berbagai pihak yang mendukung penulis dalam menyelesaikan Karya Ilmiah ini baik bantuan moril maupun materil, sehingga dengan keikhlasan dan dengan kerendahan hati pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada pihak - pihak yang telah mendukung.
1. Tuhan Yesus yang telah memberikan kesehatan serta kemudahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya ilmiah ini.
2. Bapak Dr. Sutarman, M. Sc Selaku Dekan F-MIPA USU
3. Ibu Dr. Rumondang Bulan Nst, MS. Selaku ketua Departemen kimia F-MIPA USU
4. Ibu Dra. Emma Zaidar Nst M.si. Selaku Ketua Program Diploma 3 KiMIA F-MIPA USU
5. Bapak Prof.Dr. Harry Agusnar,M.Phil Selaku dosen pembimbing Karya Ilmiah yang telah bersedia dengan sabar meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan Karya Ilmiah ini.
6. Seluruh dosen dan karyawan program Studi Diploma 3 Kimia Industri Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatra Utara
7. Bapak Hary Tampubolon Selaku manager di PKS MULTIMAS NABATI ASAHAN yang telah bersedia meluangkan waktu dan tempat di PKS MULTIMAS NABATI ASAHAN- KUALA TANJUNG serta memberikan bimbingan dan nasehat kepada penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.
8. Bapak Hendri, Bapak Tedjo, Bapak Wiskandar, Bapak Iqbal Bapak Silitonga Selaku karyawan di PKS MULTIMAS NABATI ASAHAN yang telah membantu penulis dalam melaksanakan praktek kerja lapangan. 9. Bapak Bontor P Nababan Selaku pembimbing di PKS MULTIMAS
10.Buat Adik – adikku tersayang Lilis, Wandi, dan Febri yang memberikan doa dan dukungan kepada penulis
11.Teman-teman PKL Manogari, Devis, Hotma, ana, rina dan dina yang selalu membantu dan mendorong penulis menyelesaikan praktek kerja lapangan dan karya ilmiah ini
12.Buat teman – teman Kimia Indusri 011 Dendi Yus, Devis, Vitri, Yohana, Wynda, Eva, Elysabeth, Hotma dan Nitha yang selalu memberikan semangat kepada penulis
13. Buat sahabat – sahabatku Dewi Sartika dan Wida Afriany yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan Karya Ilmiah ini
14.Secara Khusus dan Tulus dengan penuh rasa cinta penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada Bapak M. Sihaloho dan Ibunda R. Sinaga yang selama ini tiada henti – hentinya memberikan bantuan moril maupun materil yang tak terhingga serta dukungan semangat, perhatian dan selalu mendoakan penulis dalam menyelesaikan studi di Program Studi Diploma 3 Kimia Departemen Kimia Fakultas Matematioka dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatra Utara.
Penulis menyadari bahwa Karya Ilmiah ini masih belum sempurna dalam materi serta penyajiannya. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua yang dapat menjadi bahan masukan bagi penulis.
Semoga Karya Ilmiah ini dapat menjadi suatu masukan dalam perkembangan dunia pendidikan terutama generasi penerus Kimia Industri dan kita semua, Amin.
Medan, Juni 2014
Penulis
PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS (ALB) DAN KADAR AIR PADA PALM KERNEL OIL(PKO)
DI PKS PT.MULTIMAS NABATI ASAHAN KUALA TANJUNG – BATU BARA
ABSTRAK
DETERMINATION OF THE FREE FATTY ACID (FFA) AND WATER CONTENT IN THE PALM KERNEL OIL (PKO)
IN PT MULTIMAS NABATI ASAHAN KUALA TANJUNG – BATU BARA
ABSTRACT
14.3Prosedur Percobaan
3.3.1. Analisa Kandungan asam lemak bebas 34 3.3.2. Analisa Kandungan kadar air 34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Data percobaan 37
4.2. Perhitungan 38
4.2.1. Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas 38
4.2.2. Penentuan Kadar Air 40
4.3. Pembahasan 42
BAB V KESIMPUL.AN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 45
5.2. Saran 45
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Perbandingan sifat minyak kelapa sawit 10 (CPO) dan minyak inti (PKO)
Tabel 2.2. Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa 11 Sawit Dan Minyak Inti Kelapa Sawit
Tabel 2.3. Komposisi Inti Sawit 12
Tabel 4.1. Data Pengamatan Sampel Dalam Penentuan Kadar 36
Asam Lemak Bebas
PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS (ALB) DAN KADAR AIR PADA PALM KERNEL OIL(PKO)
DI PKS PT.MULTIMAS NABATI ASAHAN KUALA TANJUNG – BATU BARA
ABSTRAK
DETERMINATION OF THE FREE FATTY ACID (FFA) AND WATER CONTENT IN THE PALM KERNEL OIL (PKO)
IN PT MULTIMAS NABATI ASAHAN KUALA TANJUNG – BATU BARA
ABSTRACT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Industri oleokimia makin berkembang dari tahun ketahun karena berbagai
kegiatan produk yang dihasilkan semakin banyak yang dapat dimanfaatkan oleh
konsumen. Salah satu bahan baku yang digunakan oleh industri oleokimia adalah
Palm Kernel Oil (CPKO) yang dapat terhidrolisa menjadi asam lemak dan
gliserol.
Minyak inti kelapa sawit atau yang biasa disebut dengan Crude Palm
Kernel Oil (CPKO) di hasilkan dari inti sawit atau bungkil sawit. Minyak ini
dapat diperoleh dengan cara pemisahan, pemecahan, pengeringan, penyimpanan.
Minyak inti sawit (CPKO) memiliki komponen-komponen yang terkandung
didalamnya diantaranya adalah asam lemak, kotoran dan air. Hasil olahan minyak
inti sawit ini dikonsumsi sebagai minyak goreng yang digunakan setiap hari.
Minyak inti sawit biasanya diolah menjadi minyak goreng putih (minyak goring
curah).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi mutu minyak kelapa sawit
adalah air, kotoran, asam lemak bebas, bilangan peroksida, daya pemucatan, dan
minyak sawit, sedangkan turunnya mutu minyak sawit seperti factor-faktor diatas
ditambah juga pengaruh temperatur dan lamanya pengeringan selama proses
pengolahan biji.
Salah satu kualitas mutu minyak sawit adalah kadar asam lemak bebasnya.
Asam lemak bebas dapat terbentuk dari proses hidrolisa. Dan reaksi hidrolisa ini
dipercepat dengan adanya air, asam dan enzim-enzim yang akan menghasilkan
gliserun dan asam lemak. Asam lemak bebas didalam CPKO ini terbentuk akibat
reaksi hidrolisa dan oksidasi. Reaksi ini mengakibatkan ketengikan dan akan
menurunkan mutu minyak tersebut. Kandungan minyak yang terkandung didalam
inti sekitar 50% dan kadar asam lemak bebas dalam minyak sawit maksimum
yang diperbolehkan berdasarkan pada Standart Indonesia adalah 5 %.
Selain asam lemak bebas air juga dapat mempengaruhi standar mutu dari
minyak inti kelapa sawit. Apabila kandungan airnya terlalu tinggi maka kualitas
minyak akan menurun sehingga proses penyimpanannya tidak tahan lama akibat
adanya proses hidrolisa oleh minyak inti sawit (Tim bina Karya tani,2009)
Mutu minyak sawit ditentukan oleh parameter kadar asam lemak bebas
kadar kotoran,dan kadar air, sehingga perlu dianalisa kadar asam lemak
bebas,kadar kotoran,dan kadar airnya, apakah telah sesuai standar yang
ditetapkan, maka dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk melakukan analisa
Penentuan Kadar Asam lemak bebas(ALB), dan kadar air pada PKO (Palm
1.2Permasalahan
1. Berapakah kadar Asam lemak bebas (ALB) dan kadar air pada Palm Kernel
Oil (PKO) di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung Batu-Bara
2. Apakah hasil yang diperoleh telah memenuhi standart mutu yang ditetakan
oleh pihak Standar Nasional Indonesia
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Kadar asam lemak bebas (ALB) dan Kadar air yang
terdapat dalam Palm Kernel Oil (PKO) di PKS PT. Multimas Nabati Asahan.
2. Apakah hasil yang diperoleh telah memenuhi Standar Nasional
Indonesia(SNI)
1.4 Manfaat
1. Menambah pengetahuan dan sebagai ilmu yang bermanfaat buat penulis
2. Dengan mengetahui kadar asam lemak bebas, dan kadar air yang terkandung
dalam palm kernel oil (PKO), pihak perusahaan data mengambil langkah-langkah
untuk menaikkan kualitas dan mutu dari PKO itu sendiri
3. Untuk mengetahui cara dan metode yang baik dalam proses pengolahan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Kelapa Sawit
Kelapa sawit bukanlah tanaman asli di Indonesia. Tanaman ini
dimasukkan pertama sekali dari afrika sebagai sentra plasma nutfah pada tahun
1848,ditanam di kebun raya Bogor. Percobaan-percobaan banyak dilakukan
diberbagai tempat di Jawa dan Sumatera.Di sumatera misalnya Selatan misalnya
ditanam di Muara Enim (1869).
Tanaman kelapa sawit ( quinencis jacq) merupakan tumbuhan tropis
golongan palma yang termasuk tanaman tahunan. Kelapa sawit yang dikenal ialah
jenis Dura,Pesifera dan Tenera. Ketiga jenis ini dapat dibedakan berdasarkan
penampang irisan buah, yaitu jenis Dura memiliki tempurung yang tebal, jenis
Pesifera memiliki biji yang kecil dengan tempurung yang tipis, sedangkan Tenera
yang merpakan persilangan Dura dan Pesifera menghasilkan buah bertempurung
tipis dan inti yang besar. Buah sawit berukuran kecil antara 12-18 gr/butir yang
duduk pada bulir.
Tanaman kelapa sawit sudah mulai menghasilkan pada umur 24-30
bulan.buah yang pertama keluar masih dinyatakan dengan buah pasir artinya
belum dapat diolah dalam pabrik karena masih mengandung minyak yang rendah.
dipengaruhi oleh sifat tanaman dan pengaruh lingkungan seperti
penyinaran,pemupukan dan perlakuan lainnya. Umur buah tergantung pada jenis
tanaman,umur tanaman dan iklim, umumnya buah yang telah dapat dipanen
setelah berumur 6 bulan terhitung sejak penyerbukan (Naibaho,P.M 1998)..
2.2 Klasifikasi kelapa sawit
Kelapa sawit (Elaeis Guinensis Jacq) adalah salah satu jenis tanaman palm
yang menghasilkan salah satu kebutuhan pokok yang paling utama. Klasifikasi
kelapa sawit adalah sebagai berikut:
Ordo : Palmales
Family : Palmaceae
Subfamily : Palminae
Genus : Elaeis
Species: Elaeis Guinensis Jacq
1. Berdasarkan tebal tipisnya urung (cangkang) dan kandungan minyak dalam buah
kelapa sawit dapat dibagi menjadi tiga tipe yakni:
a. Dura
Ciri-cirinya:tebal cangkangnya 2-8 mm,tidak terdapat lingkaran serabut pada
bagian luar cangkang,daging buah relative tipis,daging biji besar dengan
kandungan minyak rendah,banyak digunakan sebagai induk betina dalam program
.
b. Pisifera
Ciri-cirinya:tebal cangkangnya sangat tipis (bahkan hampir tidak ada),daging
buah lebih tebal daripada daging buah jenis dura,daging biji sangat tipis,tidak
dapat diperbanyak tanpa menyilangkan dengan jenis lain,dengan persilangan
diperoleh tipe tenera.Pisifera tidak dapat digunakan sebagai bahan untuk
pertanaman komersial,tetapi digunakan sebagai induk jantan.
c. Tenera
Ciri-cirinya:tebal cangkangnya tipis 0,5-4 mm,terdapat lingkaran serabut
disekeliling tempurung,daging buah sangat tebal,tandan buah lebih banyak (tetapi
ukurannya relative lebih kecil),merupakan hasil persilangan dura dan
pisifera.Jenis ini merupakan yang paling banyak ditanam diperkebunan dengan
skala besar.Umumnya menghasilkan lebih banyak tandan buah daripada jenis
dura,meskipun ukuran tandannya lebih kecil.
2.Berdasarkan warna buah
Berdasarkan warna buahnya,kelapa sawit dapat dibagi menjadi 3 jenis atau
varietas,yaitu:
a. Nigrencens
Ciri-cirinya:buah muda berwarna ungu kehitam-hitaman,sedangkan buah masak
berwarna jingga kehitam-hitaman.
b. Virencens
Ciri-cirinya:buah muda berwarna hijau,sedang buah masak berwarna jingga
c. Albescens
Ciri-cirinya:buah muda berwarna keputih-putihan,sedangkan buah masak
berwarna kekuning-kuningan dan ujungnya ungu kehitaman.
Pada umumnya tanaman kelapa sawit yang tumbuh,baik dan subur sudah
dapat menghasilkan buah yang siap panen untuk pertama kali pada umur 3,5
tahun terhitung sejak dari penanaman biji pada pembibitan.Namun jika dihitung
sejak penanaman tanaman di lahan pertanaman,maka umur kelapa sawit berbuah
dan siap panen pada umur 2,5 tahun.Jumlah buah rata-rata 1.600 buah
pertandan.Buah terdiri dari atas bagian- bagian berikut:
d. Kulit buah (eksokarp):merupakan pelindung buah paling luar yang mula-mula
berwarna putih kehijau-hijauan,kemudian berubah menjadi warna kuning.
e. Daging buah (mesokarp):bagian buah yang tersusun atas air,serat,klorofil,yang
selanjutnya terjadi pembentukan minyak dan karoten.
f. Cangkang (endocarp):bagian buah yang pada awalnya tipis dan lembut,tetapi
kemudian bertambah tebal dank eras serta warnanya pu berubah dari putih
menjadi coklat.
g. Inti (endosperm):bagian buah yang mula-mula cair,kemudian lunak,dan akhirnya
berubah menjadi padat dan agak keras
3.Berondolan berdasarkan varietas (jenis bibit tanaman )
a.varietas pesifera
b.varietas dura
4. Berdasarkan fraksi panen :
a.fraksi 00(mentah) umumnya berwarna putih
b.fraksi 0 (mentah) berondolan 0 berwarna kuning
c.fraksi I (mengkal) berondolan luar 1-12,5 %
d.fraksi II (matang I ) berondolan luar 12,5-25%
e.fraksi III (matang II) berondolan luar 25-50 %
f.fraksi IV (lewat matang) berondolan luar 75-100%
g.fraksi V (sangat matang ) berondolan luar lepas semua dan bagian dalam tidak
semua memberondol.
5.Berdasarkan kriteria buah:
a. Buah matang
b. Buah mengkal
c. Buah mentah
d. Buah besar (BJR >12 Kg)
e. Buah sedang (BJR 6 kg s/d 11,99 kg )
f. Buah kecil (BJR 3 kg s/d 5,99 kg )
h. Tandan kosong
6. Berdasarkan fraksi panen:
Fraksi presentase rendemen
Dura tenera
00 7-8% 10-11%
0 12-13% 15-16%
I 18-18,5% 20,5-21%
II 19% 21,75_22%
III 18-18,5% 20,5-21%
IV 18-18,5% 20,5-21%
V 17-18% 20-20,5%
7. Bersadarkan varietas:
Jenis Buah Mesacarps Cangkang Inti Rendemen
Dura 20 – 65% 25 – 50 mm 4 – 20 mm 18 – 19%
Tenera 60 – 96% 3 – 20 mm 13 – 15 mm 21 – 23%
(Tim Bina karya Tani 2009)
2.3. Minyak Sawit
Minyak sawit yang sekarang banyak ditemukan di pasar sebagai minyak
minyak sawit didapatkan dengan memproses daging buah beserta memecah
tempurung inti atau kernel
2.3.1. Sifat Fisik Dan Kimia Minyak Sawit (CPO)
Minyak sawit diperoleh dari lapisan serabut kulit buah kelapa sawit
melalui proses pengolahan sawit. Pada suhu kamar kelapa sawit adalah minyak
setengah padat (semi solid).Warna minyak sawit adalah merah jingga oleh adanya
pengaruh warna karoten dalam jumlah minyak yang banyak. Minyak sawit
memiliki bau yang khas dan sangat tahan terhadap proses oksidasi. Sifat ini
disebabkan adanya zat tecoferol.
2.3.2. Sifat Fisik Dan Kimia Minyak inti sawit (PKO)
Minyak inti sawit (PKO) dihasilkan dari inti kelapa sawit. Minyak inti sawit
memiliki rasa dan bau sangat kuat dank has sekali. Nilai sifat fisika – kimia
minyak sawit (CPO) dan minyak inti sawit (PKO) dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 2.1. Perbandingan sifat minyak kelapa sawit (CPO) dan minyak inti (PKO)
Sifat Minyak sawit Minyak inti
sawit Bobot jenis pada suhu
kamar
9,900 0,900-0,913
Bilangan penyabunan 196-205 244-254 Sumber: Ketaren S, Minyak Dan Lemak Pangan
2.4 Komposisi Minyak Kelapa Sawit
Kelapa sawit mengandung kurang lebih 80 % perikarp dan 20 persen buah yang
dilapisi kulit yang tipis, kadar minyak dalam perikarp sekitar 34-40 persen.
Minyak kelapa sawit adalah lemak semi padat yang mempunyi komposisi yang
tetap.
Rata-rata komposisi asam lemak minyak kelapa sawit dapat dilihat pada
tabel berikut dimana bahan yang tidak dapat disabunkan jumlahnya sekitar 0,3%
Tabel 2.2. Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit Dan Minyak Inti Kelapa Sawit
Asam lemak Minyak kelapa sawit (%)
(%) Berat
Minyak inti sawit (%)
(%) Berat
Asam kaprilat - 3-4
Asam kaproat - 3-7
Asam laurat - 46-52
Asam meiristat 1,1-2,5 14-17
Asam palmitat 40-46 6,5-9
Asam stearat 3,6-4,7 1-2,5
Asam oleat 39-45 13-19
2.4.1. Kegunaan dan komposisi Biji Inti Sawit
Minyak inti sawit yang baik, berkadar asam lemak bebas yang rendah dan
berwarna kuning terang serta mudah dipucatkan. Pemakaian utama minyak inti
sawit disamping sebagai minyak yang bias dimakan. Minyak inti sawit banyak
juga digunakan pada pemnuatan sabun, terutama sabun mandi bermutu tinggi.
Terdapat variasi komposisi inti sawit dalam hal padatan non minyak dan
non protein . Bagian yang disebut extactable non protein yang mengandung
sejumlah sukrosa, gula,produksi, dan pati tapi dalam beberaa contoh tidak
mengandung pati.
Tabel 2.3 Komposisi Inti Sawit
Sumber : Ketaren, S. 1986
2.5. Standar Mutu Minyak Kelapa Sawit
Minyak sawit memegang peranan penting dalam perdagangan dunia, oleh
karens itu syarat mutu harus menjadi perhatian utama dalam perdagangannya.
Komponen Jumlah (%)
Minyak 47-52
Air 6-8
Protein 7,5-9,o
Extractable non nitrogen 23-24
Sellulosa 5
Istilah mutu minyak sawit dapat dibedakan menjadi dua arti yang sangat penting
yaitu: pertama, benar-benar murni dan tidak bercampur dengan minyak nabati
lain. Mutu minyak sawit tersebut dapat ditentukan dengasn menilai sifat-sifat
fisiknya,yaitu dedengan mengukur nilai-nilai lebur angka penyabunan dan
bilangan iodium. Kedua,pengertian mutu sawit berdasarkan ukuran. Dalam hal ini
syarat mutu diukur berdasarkan spesifikasi standart mutu internasional yang
meliputi kadar asam lemak bebas, air, kotoran, logam, tembaga, peroksida,dan
ukuran pemucatan. (Fauzi,1992)
2.6.Penentuan mutu minyak atau lemak
Pengujian minyak atau lemak secara kimiawi telah sejak lama
dikerjakan.Pengujian ini didasarkan pada penelitian atau penetapan bagian
tertentu dari komponen kimia minyak atau lemak.Pengujian –pengujian minyak
atau lemak tersebut meliputi hal-hal berikut:
1. Bilangan Penyabunan
Bilangan penyabunan adalah jumlah mg KOH yang diperlukan untuk
menyabunkan satu gram minyak atau lemak.
2 Bilangan Iod
Bilangan iod adalah jumlah (gram) iod yang dapat diikat oleh 100 gram
lemak.ikatan rangkap yang terdapat pada asam lemak yang tidak jenuh akan
bereaksi dengan iod atau senyawa senyawa iod.Gliserida dengan tingkat ketidak
jenuhan yang tinggi,akan mengikat iod dalam jumlah yang lebih besar.
Bilangan asam adalah jumlah mg KOH yang dibutuhkan untuk menetralkan
asam-asam lemak bebas dari satu gram minyak atau lemak.Bilangan asam
dipergunakan untuk mengukur jumlah asam lemak bebas yang terdapat dalam
minyak atau lemak.
4. Bilangan Reichert Meissl
Bilangan Reichert Meissl adalah jumlah militer larutan KOH 0,1 N yang
diperlukan untuk menetralkan asam lemak yang mudah menguap dan dapat larut
dalam air,dari contoh sebanyak 5 gr.Cara penetapan bilangan Reichert Meissl
adalah dengan memanasi larutan KOH dalam gliserol sampai terjadi penyabunan
yang sempurna.
5 Bilangan Polenske
Bilangan Polenske adalah jumlah milliliter larutan alkali 0,1 N yang diperlukan
untuk menetralkan asam lemak yang mudah menguap tetapi tidak larut dalam air.
1. Bilangan Krischner
Dipergunakan untuk menetapkan besarnya asam lemak yang mudah menguap dan
dapat larut dalam air.Pengukurannya didasarkan atas pengukuran garam-garam
perak yang larut dalam hasil penetapan bilangan Reichert Meissl.
2. Bilangan Henner
Dipergunakan untuk mengukur jumlah asam lemak yang tidak larut dalam
air.Minyak atau lemak yang mempunyai bilangan Reichert Meissl yang
tinggi,akan mempunyai bilangan Hehner yang rendah.
3. Bilangan Asetil
gaiyang terdapat pada minyak atau lemak.Kebanyakan minyak atau lemak pangan
2.7.Minyak dan Lemak
Lemak dan minyak yang dapat dimakan dihasilkan oleh alam yang dapat
bersumber dari bahan nabati atau hewani.Dalam tanaman atau hewan, minyak
tersebut berfungsi sebagai sumber cadangan energi. Minyak dan lemak dapat
diklasifikasikan berdasarkan sumbernya sebagai berikut :
1. Bersumber dari tanaman
a. Biji – bijian palawija : minyak jagung, biji kapas ,kacang, wijen, kedelei ,bunga
matahari.
b. Kulit buah tanaman tahunan : minyak zaitun dan kelapa sawit.
c. Biji – bijian dari tanaman tahunan : kelapa, cokelat ,inti sawit ,dan lain
2. Bersumber dari hewani
a. Susu hewan peliharaan : lemak susu
b. Daging hewan peliharaan : lemak sapi ,lemak babi.
c .Hasil laut : minyak ikan sardine , dan minyak ikan paus.
Komposisi atau jenis asam lemak dan sifat fisiko – kima tiap jenis minyak
berbeda – beda, dan hal ini disebabkan oleh perbedaan sumber, iklim, keadaan
tempat tumbuh dan pengolahan.
1. Lemak hewani mengandung kolesterol sedangkan lemak nabati mengandung
fitosterol.
2. Kadar asam lemak tidak jenuh dalam lemak hewani lebih kecil dari lemak nabati.
3. Lemak hewani mempunyai bilangan Reichart – Meissel lebih besar dan bilangan
Polenske lebih kecil disbanding dengan minyak nabati.
Klasifikasi lemak nabati dan hewani berdasarkan sifat fisiknya ( sifat
mongering dan sifat cair). Jenis minyak mongering ( drying oil ) adalah minyak
yang mempunyai sifat dapat mongering jika kena oksidasi dan akan berubah
menjadi tebal, bersifat kental dan membentuk sejenis selaput jika dibiarkan
diudara terbuka. Istilah minyak setengah matang berupa minyak yang mempunyai
daya mongering lebih lambat.(Ketaren,S.,1986).
Lemak dan minyak merupakan zat makanan penting untuk menjaga
kesehatan tubuh manusia.Selain itu lemak dan minyak juga merupakan sumber
energy yang lebih efektif disbanding dengan karbohidrat dan protein.Satu gram
minyak atau lemak dapat menghasilkan 9 kkal sedangkan karbohidrat dan protein
hanya menghasilkan 4 kkal / gram.Minyak atau lemak,khususnya minyak
nabati,mengandung asam – asam lemak esensial seperti asam linoleat,linolenat,
dan arakhidonat yang dapat mencegah penyempitan pembuluh darah akibat
penumpukan kolesterol.
Minyak dan lemak juga berfungsi sebagai sumber dan pelarut bagi
vitamin-vitamin A,D,E,K. Lemak dan minyak terdapat pada hampir semua bahan
pangan dengan kandungan yang berbeda- beda, lemak dan minyak seringkali
pengolahan bahan pangan minyak dan lemak berfungsi sebagai media pengolahan
bahan pangan,minyak goreng,shortening (mentega putih),lemak
(gajih),mentega,dan margarin. Disamping itu, penambahan lemak dimaksudkan
juga untuk menambah kalori yang memperbaiki tekstur dan cita rasa bahan
pangan.Seperti pada kembang gula, penambahan shortening pada pembuatan kue-
kue dan lain- lain. Lemak yang ditambahkan kedalam bahan pangan atau
dijadikan bahan pangan seperti daging,telur susu,apokat,kacang tanah,dan
beberapa jenis sayuran mengandung lemak dan minyak yang biasanya termakan
bersama bahan tersebut.
Lemak dan minyak tersebut dikenal sebagai lemak tersembunyi ( invisible
fat), sedangkan lemak atau minyak yang telah diekstraksi dari ternak atau bahan
nabati dan dimurnikan dikenal sebagai lemak minyak biasa atau lemak kasat mata
( visible fat ). Lemak hewani mengandung banyak kolesterol sedangkan lemak
nabati mengandung fitosterol dan lebih banyak mengandung asam lemak tak
jenuh sehingga umumnya berbentuk cair. Lemak hewani ada yang berbentuk
padat (lemak) yang biasanya berasal dari lemak hewan darat seperti lemak
susu,lemak babi,lemak sapi.
2.8.Asam lemak
Asam lemak adalah asam organik yang terdapat sebagai ester trigliserida
atau lemak,baik yang berasal dari hewan atau tumbuhan.Asam ini adalah asam
karboksilat yang mempunyai rantai karbon yang panjang.Asam lemak jenuh
adalah asam lemak yang tidak mengandung ikatan rangkap(rantai karbon)
rangkap(rantai karbon).Asam lemak merupakan asam lemah dimana apabila larut
dalam air molekul asam lemak akan terionisasi sebagian dan melepaskan ion
hydrogen yang positif. (Poedjiadi,1994).
Lemak dan minyak dalah trigliserida atau trigliserol,kedua istilah ini
berarti trimester dari gliserol.Perbedaan antara suatu lemak dan minyak bersifat
sembarang pada temperatur kamar lemak berbentuk padat dan minyak berbetuk
cair.Sebagian besar gliserida pada hewan adalah berupa lemak,sedangkan
gliserida dalam tumbuhan cenderung berupa minyak,karena itu biasanya terdengar
ungkapan lemak hewani lemak sapi,lemak babi dan minyak nabati (minyak
jagung).Asam karboksilat yang diperoleh dari hidrolisis suatu lemak atau
minyak,yang disebut asam lemak,umumnya mempunyai rantai hidrokarbon
panjang dan tidak bercabang.Lemak dan minyak seringkali diberi nama sebagai
derivat asam-asam lemak.Misalnya,tristearat dari gliserol diberi nama
tristearin,tripalmitat dari gliserol disebut tripalmitin.Minyak dan lemak dapat juga
diberi nama dengan cara yang biasa dipakai untuk penamaan suatu
ester.Asam-asam lemak dapat juga diperoleh dari lilin (waxes),misalnya lilin lebah.Dalam hal
ini,asam lemak diesterkan dengan suatu alcohol sederhana berantai panjang.
Kebanyakan lemak dan minyak yang terdapat dalam alam merupakan
trigliserida campuran artinya,ketiga bagian asam lemak dari gliserida itu tidaklah
sama.Hampir semua asam lemak yang terdapat dalam alam mempunyai jumlah
atom karbon yang genap karena asam ini dibiosintesis dari gugus asetil berkarbon
dalam asetil koenzim A (Fessenden,1986).
Asam lemak bebas terbentuk karena terjadinya proses hidrolisa minyak
menjadi asam – asamnya. Asam lemak bebas merupakan salah satu indicator mutu
minyak. Asam lemak bebas dalam minyak dapat diukur dengan cara titrasi
menggunakan alkali dalam larutan alcohol.
Umumnya konsumen menginginkan minyak sawit dan inti sawit yang
mengandung asam –asam lemak bebas yang rendah. Hal ini dapat dicapai jika
buah yang dipanen masih mentah, akan tetapi memotong buah yang mentah
menimbulkan masalah dipabrik yaitu rendah efisiensi ekstaksi minyak dan inti
sawit ( Naibaho,P.M.,1998).
Asam lemak dari minyak kelapa dapat dibentuk dengan aksi auto katalis
dengan adanya reaksi lipolytic enzim lipase dari buah kelapa. Dalam prakteknya
pembentukan yang utama dari Asam Lemak Bebas disebabkan oleh enzim lipase
dalam proses.
Buah kelapa yang mengandung sejumlah besar lipase yang aktif yang
dapat menyebabkan peruraian lemak jadi asam lemak dan gliserol ketika struktur
seluler dari buah tersebut telah rusak, lipase aktif pada temperatur kira – kira 15ºC
diyakini bahwa lemak yang dilindungi dari enzim lipase oleh membrane vacuola,
dan oleh sebab itu dilakukan penghindar temperatur rendah sehingga enzim tidak
dapat beroperasi ( Rohman.2007)
Asam lemak bebas adalah asam lemak yang tidak saling mengikat pada
molekul gliserin.Contoh asam lemak bebas adalah oleat, linolenat, stearate dll.
membersihkan dan pemendekan dari minyak ( diantaranya berisi pengemulsi )
tipe dari ALB mendapat tingkatan kurang lebih dari 0,05 %. Dengan
menggunakan lemak menunjukkan dari banyakknya jumlah dari hidrolisis dari
pengalaman tempat ALB pembentukan reaksi dari air dan minyak dengan
menggunakan temperatur yang tinggi. Standart ukuran dari pembentukan menjadi
habis adalah salah satu yang pertama dari banyakknya kadar air dari makanan
sehinnga prosnya menjadi habis sempurna dan temperatur lemak menjadi habis.
Salah satu faktor yang cenderung dalam pembentukan Asam Lemak Bebas
yang ada dari pembakaran lemak makanan dari lemak dan ukuran atau
penggulangan lemak (mengganti dengan kebanyakan lemak murni)
( Fessenden.1986)
2.10. Proses pengolahan kelapa sawit
Proses pengolahan kelapa sawit menjadi minyak sawit (CPO) dan inti
sawit (PKO) meliputi tahap-tahapan berikut ini :
1..Stasiun FFB Reception
2.Stasiun Loading Ramp
3.Stasiun Sterilizer
4.Stasiun Tippler
5.Stasiun Press and Thresser
6.Stasiun Clarification
2.10.1. Stasiun FFB Reception
2.10.1.1.Penimbangan TBS (Tandan Buah Segar)
Timbangan berfungsi untuk menimbang buah yang masuk kedalam pabrik
sekaligus untuk menimbang produksi yang diangkut keluar pabrik.penimbangan
ini bertujuan untuk mengetahui berat TBS yang akan di proses didalam
pabrik.jumlah berat TBS dapat diketahui dari selisih berat bruto (berat truk dan
berat buah) dan berat truk saja. Penimbangan dilakukan pada saat truk berisi buah
yang akan masuk ke pabrik dan pada saat truk kosong (keluar dari loading ramp).
Pada umumnya Kapasitas timbangan di pabrik kelapa sawit adalah maksimal 50
ton.
2.10.2. Stasiun sortasi
Sortasi berfungsi untuk memilih buah – buah yang masak yang
diterima di PKS PT.Multimas Nabati Asahan ini. Standart Operating Procedure
(SOP):
1.Mengatur lokasi pembongkaran
2.Menentukan berat jenjangan rata rata
3.Memisahkan TBS yang tidak sesuai
4.Melakukan pemotongan TBS
5.Membuat laporan hasil pemotongan
7.Memeriksa TBS / berondolan yang berceceran
2.10.2.1. Loading Ramp
TBS yang telah ditimbang kemudian buahnya dituang kedalam loading
ramp.Loading ramp adalah suatu bangunan bidang T dengan sudut kemiringan
45o .pada loading ramp dilengkapi dengan pintu pintu sebanyak 52 pintu dimana
samping kiri /kanan yaitu 14/14 dan depan 24 pintu yang digerakkan secara
hidrolik agar memudahkan memasukkan TBS kedalam lori.
2.10.2.2. Lori
Dari loading ramp dengan alat hidrolik ,TBS dikeluarkan dari lori yang
berkapasitas 10 ton/ lori. Dalam mengisi lori harus dihindari pengisisan terlalu
penuh karena dapat mengakibatkan packing pintu bergeser dan buah jatuh dari
lori. Lori didorong ke sterilizer rebusan dengan menggunakan bantuan tali
capstand.
2.10.2.3. Transfer Carriage
Transfer carriage berfungsi untuk memindahkan lori yang berisi atau
kosong kejalur sterilizer yang diinginkan.
2.10.3. Stasiun Sterilizer
Tahap selanjutnya setelah TBS yang telah ditimbang dan dimasukkan
kedalam lori adalah tahap perebusan. Kapasitas satu unit rebusan adalah 6 lori
berarti 60 ton. Steam yang digunakan untuk merebus adalah BPV header dengan
1.Temperatur :130o-150o c
2.waktu sekitar 85-90 menit
Dalam perebusan ada 3 puncak (triple peak)
1.puncak I :dengan tekanan 1,50 bar dengan temperature 120oc dan dilakukan
pembuangan kondesat serta tekanan akan kembali seperti semula o. Tujuan
pembuangan kondensat pada puncak 1 adalah untuk membuang daerasi yang
terjebak didalam sterilizer, membuang kondensat karena udara adalah konduktor
terburuk dalam perebusan buah serta membuang air, dan menonaktfkan enzim
lipase.
2.puncak 2 :dengan tekanan 2,5 bar dan temperatur 135oC dan dilakukan
pembuangan kondesat sampai tekanan kembali seperti semula 0,0. Tujuan
pembuangan kondesat pada puncak 2 adalah untuk membuang air.
3.puncak 3 :dengan tekanan 2,8 bar dan temperature 140oC dan dilakukan
penahanan sebelum pembuangan kondensat selama selama 17-20 menit yang
bertujuan mempermudah lepasnya inti dari cangkang.
Tujuan dilakukan perebusan (sterilizer) adalah :
1. Mematikan /menonaktifkan enzim lipase
2. Mengurangi kadar air
3. Mempermudah lepasnya brondolan dari janjangan
4. Membantu proses pelepasan inti dari cangkang
5. Membantu merenggangkan pori-pori dari mesocarp sehingga
2.10.4. Stasiun Tippler 2.10.4.1. Tippler
Tippler adalah alat untuk membantu menuangkan buah ke bunch scrapper,
dalam hal ini lori yang berisi TBS yang telah direbus dituangkan perlahan-lahan.
Alat ini berkapasitas 1 lori saja dan waktu yang dibutuhkan untuk menuang buah
ke bunch scrapper adalah ± 7-8 menit dengan sudut putar 185°C.Untuk menjaga
keamanan, tippler dilengkapi beberapa alat penuangan.
2.10.5. Stasiun Press and Thresser
2.10.5.1. Thresser
Thresser berfungsi untuk melepaskan atau memisahkan buah dari
janjangan yang dibawa oleh bunch scrapper. Ada 3 buah thresser, thresser 1 dan 2
berfungsi untuk memipil buah yang dibawa oleh bunch scrapper, sedangkan
thresser 3 berfungsi untuk memipil berondolan yang masih ada pada janjangan.
Sebelum masuk ke thresser 3, janjangan masuk kedalam double crusher agar
proses pemipilan berjalan dengan sempurna. Pada thresser terdapat lifting bar
yang berfungsi untuk melempar janjangan.Janjangan berada didalam thresser
selama ± 3 menit.Putaran thresser adalah ± 23 rpm.
2.10.5.2. Double Crusser
Mengepres tandan sehingga berondolan yang tertinggal pada tandan dapat
2.10.5.3. Digester
Digester berfungsi untuk melumatkan brondolan sehingga daging buah
tercacah. Tujuan utama digester adalah untuk mempermudah pada saat
pengepresan minyak sehingga kelebihan minyak/lossis minyak akan. Digester ada
7 buah dengan kapasitas muat sekitar 3 ton, dan kapasitas produksi 15 ton per jam
dengan volume 3500 L dan putaran gear box nya 10-11 rpm, putaran motornya
1500 rpm.
Temperature yang digunakan pada digester adalah 90-950C berguna untuk
mempermudah melumatkan daging buah, pada suhu tersebut minyak sudah
mencair dan mudah keluar agar perajangannya semakin baik sehingga
meringankan kerja screw press.
Faktor yang mempengaruhi kerja digester adalah sebagai berikut:
1. Kondisi pisau pengaduk digester (aus)
2. Volume buah digester
3. Temperature
4. Kematangan buah saat direbus
5. Kondisi digester
2.10.5.4. Screw Press
Screw press berfungsi untuk mengambil/mengeluarkan minyak dari daging buah.
Screw press terdiri dari sepasang worm screw dan hidrolic. Tekanannya 43-45
bar. Alat ini terdiri dari press cage yang berlubang-lubang dan didalamnya
2.10.6. Stasiun Clarification
2.10.6.1 Crude Oil Gutter
Crude oil Gutter berfungsi sebagai talang minyak yang akan diproses di
santrap tank .pada crude oil gutter terjadi penambahan air antara 19-22%,dengan
suhu 900c bertujuan untuk mempermudah pemisahan antara minyak dan kotoran
pada santrap tank. Dimana kadar minyak berdasarkan sentrifuge ± 40 %.
2.10.6.2.Sand Trap Tank
Sand Trap Tank berfungsi untuk menampung minyak dari oil gutter dan
mengendapkan pasir,sludge, maupun kotoran.
2.10.6.3. Vibrating Screen
Setelah masuk ke sand trap tank maka cairan hasil presan pada screw press
masuk kedalam vibrating screen dalam hal ini berfungsi sebagai proses
penyaringan fiber atau kotoran yang berupa serat yang terdapat pada minyak
tersebut .tujuan dari penyaringan fiber tersebut adalah agar fiber tersebut tidak
menyumbat alal alat yang digunakan selanjutnya pada proses klarifikasi.
2.10.6.4. Crude Oil Tank 1 (COT 1)
Crude Oil Tank merupakan tangki minyak kasar yang berfungsi sebagai
penampungan minyak kasar dan mengendapkan kembali pasir, kotoran dan sludge
yang lolos dari vibrating screen. Tangki ini dilengkapi dengan pipa pemanas,
dengan tujuan agar mempermudah proses pemisahan minyak pada proses
selanjutnya. Suhu yang digunakan pada COT berkisar antara 900-950 C.
2.10.6.5. Continuous Settling Tank (CST)
CST adalah tempat penampungan minyak yang juga masih bercampur
dengan kotoran.Pada CST dilakukan pengendapan dengan suhu 90-950C.
Terdapat scrimmer yang bergunakan untuk mengutip minyak dari CST.Kadar
minyak yang diambil dari CST sekitar 5-6%.
2.10.6.6. Crude Oil Tank 2 ( COT 2 )
Crude oil tank 2 (COT 2) adalah tempat pemisahan pasir yang terikut atau
masih tercampur dalam minyak dengan bantuan air panas.Tekanan yang terdapat
pada COT 2 adalah 3 bar,dimana pada lapisan bawah (pasir) dan lapisan atas
(minyak) masing-masing diberi tekanan 1,5 bar.
2.10.6.7. Sand Cyclone
Sand Cyclone berfungsi untuk membuang pasir yang masih bercampur
pada minyak. Cara kerja sand cyclone adalah menggunakan prinsip gaya
sentrifugal dan tekanan rendah karena adanya perputaran untuk memisahkan
materi berdasarkan perbedaan massa jenis, ukuran dan bentuk.
2.10.6.8. Sludge Distribusi
Sludge distribusi berfungsi untuk menampung sludge dari sand cyclone
dan membagikannya ke decanter. Pada alat ini digunakan steam injeksi dimana
2.10.6.9. Decanter
Input dari decanter adalah minyak yang ada di sludge distribusi. Decanter
adalah alat untuk memisahkan antara minyak dengan slurry secara sentribusi
datar. Decanter juga merupakan mesin yang berfungsi sama dengan separator
yaitu pemisahan minyak yang ada dalam sludge.
2.10.6.10. Oil Tank
Oil Tank berfungsi sebagai penampung minyak hasil pengutipan dan
dipanasi lagi dengan memberi suha 80-950 C. Pada oil tank ini, dilengkapi
pipa-pipa sebagai penyalur steam kedalam oil tank.
2.10.6.11. Vacum Dryer
Minyak dari oil tank masuk ke vacum dryer melalui pompa. Vacum Dryer
adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengurangi air 0,5%.
2.10.6.12.. Sludge Pit
Sludge Pit berfungsi sebagai tempat penampungan pasir, sludge dan
kotoran dari proses klarifikasi. Dan dari sludge pit akan diolah kembali karena
didalamnya terdapat minyak.
2.10.6.13. Fat Pit Tank
Fat Pit Tank berfungsi untuk mengambil kembali minyak yang masih ada,
baik dari buangan kondensat dari stasiun sterilizer, dari buangan sludge fit dari
stasiun klarifikasi maupun pembersihan areal pabrik (house keeping) dengan
2.10.6.14. Collect Tank
Collect Tank berfungsi sebagai tempat penampungan sludge dari fat pit
untuk diolah kembali oleh separator hingga mendapatkan minyak yang nantinya
akan dipompakan ke Sludge Distribusi 2.
2.10.6.15. Separator
Minyak yang dialirkan dari collect tank akan diolah kembali oleh
separator. Separator berfungsi untuk mengambil minyak sehingga buangannya
yang berupa limbah cair dengan kadar minyak maksimum 1%.
2.10.7.Stasiun Kernel
Buah setelah dilakukan pengepresan di screw press menghasilkan minyak
kasar dan ampas (press cake) yang terjadi dari serabut (fiber) nut. (press cake)
yang terdiri dari serabut (fiber) nut ini yang di produksi pada stasiun kernel.
Untuk mendapatkan produksi kernel yang diinginkan harus melelui tahap proses,
unit yang dipakai stasiun ini antara lain sebagai berikut:
1. CBC (Cake Break Conveyor)
2. Separating colomn
3. Polishing Drum
4. Destoner
5. Nut silo
6. Ripple Mill
7. LTDS
9. CM Grading
10.Kernel Silo
11.Kernel Bulk Silo
2.10.7.1 CBC (Cake Breaker Conveyor)
CBC ( Cake Breaker Conveyor ) terdiri dari satu talang dimana pada
bagian tengah terdiri dari diameter talang terdapat as screw yang mempunyai
pisau-pisau pemecah. Alat ini berfungsi untuk :
1. Memecah cake ( ampas press ) menjadi fiber dan biji serta menghantarkan ke
depericarper.
2. Mengeringkan / mengurangi kadar air fiber sebagai bahan bakar dan untuk
memudahkan kerja blower pada depericarper.
2.10.7.2.Depericarper
Depericarper merupakan alat pemisah fraksi berat berupa nut dan fraksi
ringan berupa fiber. Dimana fraksi ringan berupa fiber akan dihisap dan
diteruskan ke fiber cyclone, sedangkan fraksi berat berupa nut akan diteruskan ke
polishing drum.
2.10.7.3.Polishing Drum
Polishing drum merupakan suatu alat yang berbentuk silinder, didalamnya
terdapat plat-plat pembawa yang dipasang miring pada dinding. Alat ini berfungsi
2.10.7.4a. Destoner
Destoner merupakan alat yang berfungsi untuk membersihkan nut yang diteruskan
oleh nut augher. Dimana nut akan dipisahkan dari batu-batu, kayu, besi yang
terikut pada proses pengolahan
2.10.7.4b. Nut Elevator
Nut elevator berfungsi untuk membawa nut ke top wet nut conveyor.
2.10.7.5. Nut Silo
Nut silo memiliki fungsi sebagai alat yang dipakai untuk tempat
penampungan nut yang selanjutnya akan dipecah pada ripple mill.
Nut silo yang berisi akan memberikan tekanan kebawah sehingga nut akan
tertekan masuk masuk kedalam ripple mill.
2.10.7.6. Ripple Mill
Ripple Mill berfungsi untuk memecahkan nut sehingga mempermudah
proses pemisahan antara biji dengan cangkangnya.
2.10.7.7. LTDS (Light Tenera Duss Separator)
LTDS merupakan alat yang terdiri dari LTDS fan sebagai penghisap.
Berfungsi untuk memisahkan debu, cangkang yang halus, kernel yang hancur dan
2.10.7.8. Grading Drum
Grading drum berfungsi untuk untuk memisahkan atau menyaring nut
yang pecah dan nut yang tidak pecah. Dimana nut yang tidak pecah akan masuk
kembali ke polishing drum. Sedangkan nut yang pecah akan masuk ke Distribusi
CM Conveyor Elevator.
2.10.7.9. Claybath
Claybath alat yang berfungsi untuk memisahkan cangkang dengan kernel
dengan menggunakan air dan calcium.
2.10.7.10. Kernel Silo
Silo kernel adalah alat yang berfungsi sebagai pemanasan untuk mengurangi
kadar air yang terdapat pada kernel. Suhu yang digunakan pada kernel silo ialah
600C – 80 0C.
2.10.7.11. Kernel Bulk Silo
Kernel Bulk Silo sering disebu Bunker dan Kernel produksi yaitu sebagai
tempat penyimpanan terakhir kernel sebelum dikirim ke PK Plant dan despact by
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Alat dan Bahan3.1.1. Alat Merek
a. Oven
b. Neraca Analitik
c. Desicator
d. Gilingan kernel
e. Gelas Beaker 50ML,100ml, 250ml Iwaki
f. Hot plate
g. Gelas Erlenmeyer Pyrex
h. sokletasi
i. Buret digital
3.2 Bahan
a. Sampel PKO
b. Indikator phenolptalen 10%
c. Alkohol 96%
e. - n- heksana
3.3 Prosedur Percobaan
3.3.1. Analisa Kandungan Asam Lemak Bebas
a. Sebanyak 5 gram sampel PKO dimasukkan ke dalam gelas Erlenmeyer
volume 250 ml.
b. Kemudian ditambahkan alcohol netral sebanyak 50 ml dan sebanyak
3(tiga) tetes indikator fenolftalein.
c. Campuran dipanaskan di atas hot plate hingga homogen
d. Kemudian dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N hingga terjadi perubahan
warna menjadi kemerahan.
e. Dicatat volume NaOH yang terpakai, selanjutnya ditulis kadar asam lemak
bebas yang diperoleh.
Dihitung kadar asam lemak bebas dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
ALB (%) FFA =
Dengan cara yang sama dilakukan prosedur terhadap sampel.
3.3.2. Analisa Kandungan Kadar Air
a. Diambil Kernel sawit dan digiling sampai halus kemudian ditimbang sebanyak ±
10 gram setelah itu dimasukkan ke dalam beaker gelas yang telah diketahui berat
kosongnya
b. Kemudian dimasukkan kedalam oven pada temperature 110 ‒ 115 ˚C selama 30
c. Kernel sawit didalam beaker glass dikeluarkan dari oven dan didinginkan dalam
desikator selama ± 15 menit
d. Setelah itu ditimbang kembali dengan neraca analitik dan dicatat beratnya.
% Kadar air
=
Keterangan :
A= berat contoh sebelum di oven
B = berat contoh sesudah di oven
C = berat sampel
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Data hasil pengamatan kadar asam lemak bebas (ALB) dan Kadar air dari PKO pada tanggal 17,18, 19, 20, 21, Februari 2014 yang diperoleh dari PT. Multimas Nabati Asahan adalah sebagai berikut
Tabel 4.1. Data penelitian Kadar Asam Lemak Bebas dari minyak inti sawit (PKO)
5. 21-02-2014
Tabel 4. 2. Data Penelitian Kadar Air dari minyak inti sawit (PKO)
4.2 Perhitungan
4.2.1 Penentuan Kadar Asam lemak bebas (ALB)
Untuk mengetahui kadar Asam Lemak Bebas (ALB) pada Palm Kernel
Oil dapat ditentukan dengan menggunakan rumus dibawah ini :
Asam Lemak Bebas (%FFA) =
Keterangan :
Normalitas NaOH = 0,1035 N
Ml NaOH = Volume NaOH yang terpakai
Misalnya diambil dari data No 1.Perlakuan 1
Diketahui :
V NaOH = 4,40 ml
N NaOH =0,1035 N
Berat Sampel =5,0292 gram
Asam Lemak Bebas (%) =25,6 X 0,1035 X 4,40
5,0292
= 2,31 %
Diketahui :
V NaOH = 4,45 ml
N NaOH = 0,1035 N
Berat sampel = 5,3118 gram
Maka
Asam Lemak Bebas (%) =
= 2,29 %
Diketahui :
V NaOH = 4,58 ml
N NaOH = 0,1035 N
Berat sampel = 5,1247 gram
Asam Lemak Bebas (%)
=
=2,36 %
Perhitungan kadar ALB untuk no.2 dan seterusnya dilakukan seperti cara diatas
4.2.2.Perhitungan Kadar Air
Keterangan :
A : Berat minyak sebelum oven
B : Berat minyak sesudah oven
C : Berat sampel
Misalnya diambil dari data No 1 perlakuan 1
Diketahui
A : 34.8170 gram
B : 34,1625 gram
C : 10,1360 gram
Maka :
Diketahui A : 29,7270 gram
B : 29,0546 gram
C : 10,1604 gram
Maka :
= 6,61 %
Diketahui A : 32,4151 gram
B : 31,7124 gram
C : 10,0823 gram
Maka :
= 6,96 %
Perhitungan kadar air untuk seterusnya dilakukan seperti cara diatas. Hasil
4.3.Pembahasan
Berdasarkan perhitungan dari data yang diperoleh dari hasil Praktek Kerja
Lapangan (PKL) di PT. Multimas Nabati Asahan pada tanggal 17, 18, 19, 20, 21
Februari 2014 penentuan kadar Asam lemak bebas (ALB) rata-rata yang diperoleh
adalah 2,34 sedangkan standar mutu ALB yang ditetapkan oleh Standar Nasional
Indonesia (SNI) adalah 3%
Penentuan kadar air rata-rata pada tanggal 17, 18, 19, 20, 21 Februari 2014
adalah 6,57 sedangkan standar mutu kadar air dari Palm Kernel Oil (PKO)
ditetapkan oleh Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah 8%
Dari hasil percobaan yang dilakukan, maka kadar asam lemak bebas yang
terkandung di dalam Inti Sawit (PKO) memenuhi standart mutu perdagangan
yang ditetapkan oleh Standart Nasional Indonesia (SNI) untuk asam lemak bebas
(ALB) adalah 3% untuk kadar air juga masih masih memenuhi standar mutu
perdagangan yang ditetapkan oleh Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah 8%.
Dimana mutu PKO ditentukan oleh kandungan asam lemak bebasnya, jika
kandungan asam lemak bebas pada Inti Sawit (PKO) rendah, maka akan
dihasilkan Inti Sawit (PKO) dengan kadar asam lemak bebas yang rendah pula.
Hal ini menunjukkan bahwa waktu penyimpanan dapat memengaruhi perubahan
penimbunan yang lembab, panas, kadar air inti sawit terlalu tinggi, keterlambatan
dalam pengumpulan dan pengangkutan buah, penumpukan buah yang terlalu
lama, dan adanya proses hidrolisa selama pemrosesan di pabrik.
Reaksi hidrolisa dapat dipercepat dengan adanya factor panas,
air,keasaman dan katalis (enzim). Semakin lama reaksi ini berlangsung maka
semakin tinggi kadar asam lemak bebas yang terkandung dalam minyak inti sawit
tersebut. Peningkatan kadar kotoran dalam minyak inti sawit dapat disebabbkan
oleh kerusakan pada buah kelapa sawit, yaitu jika dinding sel pecah atau rusak
karena proses pembusukan, tergores atau memar karena benturan.
Peningkatan kadar ALB juga dapat terjadi pada proses hidrolia di pabrik.
Pada proses tersebut terjadi penguraian kimiawi yang dibantu oleh air dan
berlangsung pada kondisi suhu tertentu. Air anas dan ua air pada suhu tertentu
merupakan bahan pembantu dalam proses pengolahan. Akan tetapi, prosrs
pengolahan yang kurang cermat mengakibatkan efek samping yang tidak
diinginkan. Mutu minyak menurun sebab air pada kondisi suhu tertentu bukan
membantu proses pengolahan minyak inti sawit dilakukan pengeringan.
Kenaikan kadar air dan kotoran sangat berkaitan dengan ALB yang
terkandung dalam minyak inti sawit tersebut. Kadar asam lemak bebas yang tinggi
dapat menyebabkan kerusakan pada minyak inti sawit yaitu ketengikan sehingga
mutu dari minyak sawit semakin menurun. Untuk itu pengawasan mutu minyak
inti sawit selama penyimpanan, transportasi, dan enimbunan perlu dilakukan
dengan ketat untu mencegah terjadinya penurunan mutu dari minyak inti sawit.
penyimpanan, transportasi, dan penimbunan minyak kelapa sawit yang mengikat
semua pihak yang terlibat dalam perdagangan minyak sawit.
Penentuan saat panen mempengaruhi kandungan asam lemak bebas (ALB)
minyak sawit yang dihasilkan. Apabila pemanenan buah dilakukan dalam keadaan
lewat matang, maka minyak yang dihasilkan mengandung asam lemak bebas
(ALB) dalam peresentasi tinggi (lebih dari 3,5%). Sebaliknya , nilai pemanenan
dilakukan dalam keadaan buah matang, selain kadar ALBnya juga rendah,
rendemen minyak yang diperoleh juga rendah.
Dari data yang diperoleh selama melakukan analisa, bahwa pabrik kelapa
sawit PT. Multimas Nabati Asahan sudah melaksanakan prosedur kerja dengan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian kadar asam lemak bebas (ALB) dan kadar air
dalam Palm Kernel Oil (PKO) dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kadar asam lemak bebas PKO yang dihasilkan dari analisa adalah rata –
rata 2,34% . dan untuk kadar air rata-rata pada PKO adalah 6,57%.
2. Kadar air dan kadar asam Lemak bebas yang dihasilkan memenuhi
Standar mutu perdagangan yang telah ditetapkan oleh Standar Nasional Indonesia
(SNI) dan juga menurut SOP yaitu kadar air 8% dan kadar ALB 3%
5.2. Saran
Diharakan perusahaan lebih teliti dalam menganalisa sampel agar didapatkan
hasil yang lebih akurat dan diharapkan perusahaan melengkapi alat-alat untuk
DAFTAR PUSTAKA
Fauzy Yan, DKK. 1992. Kelapa sawit, Budi daya Pemanfaatan Hasil dan
Limbah, Analisis Usaha dan Pemasaran. Edisi Revisi. Jakarta. Penerbit
Swadaya
Fessenden., 1986. Kimia Organik. Jilid 2. Edisi Ketiga. Erlangga. Jakarta
Ketaren, S., 1986. Minyak dan Lemak Pangan. Cetakan I. UI Press. Jakarta
Mangoensoekarjo. S., 2003. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Cetakan II.
Penebar Swadaya. Jakarta
Naibaho, P., 1998. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa
Sawit. Medan
Poedjiadi. A., 1994. Dasar – Dasar Biokimia. Cetakan I. UI – Press. Jakarta.
Rohman, A. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar. Yogyakarta
Tim Bina Karya Tani., 2009. Pedoman Bertanam Kelapa Sawit. Cetakan II.,
Lampiran 1 . Parameter norma mutu produksi minyak inti sawit
Menurut SNI 01 – 2901 – 2010
PARAMETER STANDART
Asam Lemak Bebas (ALB) Maks ≤ 3,0 %
Kadar air Maks 8%
Kadar Kotoran Maks 15%
Dobi Min 2,50