• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Fungsi Public Relation Melalui Program CSR Dalam Pembentukan Citra Perusahaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penerapan Fungsi Public Relation Melalui Program CSR Dalam Pembentukan Citra Perusahaan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Penerapan Fungsi Public Relation Melalui Program CSR Dalam Pembentukan Citra Perusahaan1

La Iba2

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Penerapan Fungsi Public Relation Melalui Program CSR Dalam Pembentukan Citra Perusahaan. Perusahaan (PT Panca Logam Makmur) memiliki pilar-pilar tanggung jawab yang harus selalu dijaga agar tetap tegak sehingga mampu menopang keberadaan perusahaan di tengah-tengah masyarakat. Seiring dengan perkembangan kesadaran perusahaan akan pentingnya hubungan dengan masyarakat maka berkembang pula prinsip-prinsip manajemen salah satunya adalah Corporate Social Responsibility/CSR (tanggung jawab sosial perusahaan). Melalui program CSR berupaya untuk menciptakan kesan positif dari berbagai pihak agar dapat melanggengkan dan mendapatkan keuntungan dari masyarakat sekitar tambang dalam pengelolahan tambang emas. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, subjeknya adalah pihak manajemen PT. Panca Logam dan masyarakat sekitar pengelolahan tambang emas. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, studi pustaka/-dokumen, dan diskusi terfokus. Analisis data dilakukan secara kualitatif dan statistic deskriptif. Hasil yang diinginkan dalam penelitian ini adalah menemukan pola baru dalam menciptakan citra positif PT. Panca Logam Makmur pada masyarakat sekitar beroperasinya tambang emas.

Kata kunci: public, relation, perusahaan

ABSTRACT

This study aims to determine the application of the Public Relations Function through CSR Program in Corporate Image Formation. The company (PT Panca Logam Makmur) has pillars of responsibility that must be kept, so as to shore up the company's presence in the middle of the community. In a row with the development of the company's awareness of the importance in developing a relationship with the community, hence, the developing of management principles, one of which is the management of Corporate Social Responsibility/CSR. Through CSR program strives to create a positive impression of the various parties in order to perpetuate and to get benefit from communities around mining in managing the gold mine. This study uses qualitative research. The subject is the management of PT. Panca Logam and surrounding communities of gold mine. Data was collected through observation, interviews, literature / documents, and focused discussions. The data were analyzed by qualitative and descriptive statistics. The result of this research has found new patterns in creating a positive image of PT. Panca Logam Makmur in the community around the operation of a gold mine.

Keywords: public, relation, company

1Hasil Penelitian

2Staf Pengajar pada Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Halu Oleo,

(2)

A. PENDAHULUAN

Keberadaan perusahaan dengan citra baik di lingkungannya tidak lepas dari pe-ran serta dan hubungan baik dari masya-rakat terhadap perusahaan. Segala aktivitas yang dijalankan oleh perusahaan sedikit ba-nyaknya akan membawa dampak bagi ling-kungan. Oleh karena itu, perusahaan yang diwakilkan tim manajemen harus peka ter-hadap segala dampak serta potensi yang da-pat menimbulkan hubungan yang kurang harmonis antara perusahaan dengan masya-rakat.

Hubungan baik dengan masyarakat penting bagi perusahaan karena perusahaan memiliki tanggung jawab yang harus selalu dijaga agar tetap tegak sehingga mampu menopang keberadaan perusahaan di teng-ah-tengah masyarakat. Seiring dengan per-kembangan kesadaran perusahaan akan pe-ntingnya hubungan dengan masyarakat ma-ka berkembang pula prinsip-prinsip mana-jemen, salah satunya adalah Corporate So-cial Responsibility atau CSR (tanggung ja-wab sosial perusahaan).

CSR merupakan strategi simbiosis antara perusahaan dengan masyarakat da-lam mengupayakan kesejahteraan bersama melalui dedikasi dan peran sosial peruhaan sehingga tercipta harmonisasi yang sa-ling menguntungkan. CSR(Corporate Soci-al Responsibility) juga dapat mencegah da-mpak sosial lebih buruk, baik langsung atau tidak langsung, atas kelangsungan usaha, karena gesekan dengan komunitas sekitar.

PT. Panca Logam merupakan perusa-haan yang bergerak dibidang usaha Pertam-bangan Emas di Kabupaten Bombana dan berkoneksi dengan Kantor Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bombana. Pa-nca Logam mengupayakan terjalinnya inte-raksi yang positif dan harmonis dengan ma-syarakat dan lingkungan ekosistem di seki-tar lokasi usahanya. Positif dalam arti mem-beri manfaat, sedang harmoni berarti kedua belah pihak saling diuntungkan oleh adanya

interaksi tadi. CSR tercermin pada kebijak-an ykebijak-ang dikeluarkkebijak-an oleh perusahakebijak-an. Salah satu perwujudannya adalah melalui prog-ram sosial atau aktifitas sosial yang dilaksa-nakan oleh perusahaan.

Program sosial yang dilaksanakan ol-eh perusahaan tentu tidak lepas dari peran Public Relation (PR). Dalam implementasi CSR, PR mempunyai peran penting, baik secara internal maupun eksternal, baik da-lam konteks pembentukan citra perusahaan maupun di semua bidang pembahasan PR pun dapat terlibat dalamnya, sejak fact fin-ding, planning, communicating, hingga eva-luation, dimana CSR merupakan bagian da-ri community relations.

Sebagai bagian tak terpisahkan dari masyarakat, PT. Panca Logam melakukan berbagai hal yang merupakan perwujudan tanggung jawab sosialnya. Dalam payung CSR (Community Development) PT. Panca Logam menjalankan aktivitas sosialnya un-tuk menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat.

Melalui program CSR, PT. Panca Logam berupaya untuk menciptakan kesan positif dari berbagai pihak agar dapat me-langgengkan dan mendapatkan dukungan dari masyarakat sekitar tambang dalam pe-ngelolaan tambang emas. Namun demikian, masih dijumpai adanya keluhan masyarakat bahwa PT. Panca Logam belum memberi-kan tanggung jawab sosialnya yang mema-dai pada kepentingan masyarakat.

Dari pernyataan tersebut, maka hasil penelitian ini akan memaparkan Penerapan Fungsi Publik Relation melalui Program CSR dalam Pembentukan Citra Perusaha-an.

Definisi CSR menurut World Busi-ness Council on Sustainable Development adalah komitmen dari bisnis/perusahaan un-tuk berperilaku etis dan berkontribusi terha-dap pembangunan ekonomi yang berkelan-jutan, seraya meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal

(3)

dan masyarakat luas. Definisi lain daripada CSR adalah tanggung jawab perusahaan untuk menyesuaikan diri terhadap kebutu-han dan harapan stakeholders sehubungan dengan isu-isu etika, sosial dan lingkungan, di samping ekonomi (Warta Pertamina, 2004).

Sedangkan Petkoski dan Twose (2003) mendefinisikan CSR sebagai komit-men bisnis untuk berperan dalam komit- mendu-kung pembangunan ekonomi, bekerjasama dengan karyawan dan keluarganya, masya-rakat lokal dan masyamasya-rakat luas, untuk me-ningkatkan mutu hidup mereka dengan ber-bagai cara yang menguntungkan bagi bisnis dan pembangunan.

Di dalam Green Paper Komisi Ma-syarakat Eropa 2001 dinyatakan bahwa ke-banyakan definisi tanggung jawab sosial korporat menunjukkan sebuah konsep ten-tang pengintegrasian kepedulian terhadap masalah sosial dan lingkungan hidup ke dalam operasi bisnis perusahaan dan inte-raksi sukarela antara perusahaan dan para stakeholdernya. Ini setidaknya ada dua hal yang terkait dengan tanggung jawab sosial korporat itu yakni pertimbangan sosial dan lingkungan hidup serta interaksi sukarela (Irianta, 2004).

Dalam prinsip responsibility, pene-kanan yang signifikan diberikan pada ke-pentingan stakeholders perusahaan. Di sini perusahaan diharuskan memperhatikan ke-pentingan stakeholders perusahaan, menci-ptakan nilai tambah (value added) dari pro-duk dan jasa bagi stakeholders perusahaan, dan memelihara kesinambungan nilai tam-bah yang diciptakannya. Sedangkan stake-holders perusahaan dapat didefinisikan se-bagai pihak-pihak yang berkepentingan ter-hadap eksistensi perusahaan. Termasuk di dalamnya adalah karyawan, konsumen, pe-masok, masyarakat, lingkungan sekitar, dan pemerintah sebagai regulator. CSR sebagai sebuah gagasan, perusahaan tidak lagi diha-dapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai

perusa-haan (corporate value) yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya (financial) saja. Tapi tanggung jawab perusahaan harus ber-pijak pada triple bottom lines. Di sini, bot-tom lines lainnya selain finansial juga ada-lah sosial dan lingkungan. Karena kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan (sustainable). Keberlanjutan perusahaan ha-nya akan terjamin apabila, perusahaan me-mperhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup. Sudah menjadi fakta bagaimana resi-stensi masyarakat sekitar, di berbagai tem-pat dan waktu muncul ke permukaan terha-dap perusahaan yang dianggap tidak mem-perhatikan aspek-aspek sosial, ekonomi dan lingkungan hidupnya (Idris, 2005).

Perusahaan-perusahaan yang memili-ki reputasi bagus, umumnya menikmati en-am hal. Perten-ama, hubungan yang baik deng-an para pemuka masyarakat. Kedua, hubu-ngan positif dehubu-ngan pemerintah setempat. Ketiga, resiko krisis yang lebih kecil. Ke-empat, rasa kebanggaan dalam organisasi dan di antara khalayak sasaran. Kelima, sa-ling pengertian antara khalayak sasaran, ba-ik internal maupun eksternal. Dan terakhir, meningkatkan kesetiaan para staf perusaha-an (Anggoro, 2002).

Dalam “Model Empat Sisi CSR” pe-rusahaan memiliki tanggung jawab ekono-mis, yaitu berbisnis dan mendapatkan pro-fit. Selain itu, ada tanggung jawab legal, se-misal keharusan membayar pajak, meme-nuhi persyaratan Amdal, dan lain-lain. Di luar itu ada tanggung jawab ethical atau etis. Misalnya perusahaan berlaku fair, ti-dak membeda-beti-dakan ras, gender, titi-dak korupsi, dan hal-hal semacam itu. Semen-tara yang keempat, tanggung jawab discre-tionnary. Tanggung jawab yang seharusnya tidak harus dilakukan, tapi perusahaan me-lakukan juga atas kemauan sendiri (Warta Pertamina, 2004).

Fajar (2005) mengatakan perilaku para pengusaha pun beragam, dari kelom-pok yang sama sekali tidak malaksanakan

(4)

sampai kelompok yang menjadikan CSR sebagai nilai inti (core value) dalam menja-lankan usaha. Dalam pengamatannya, ter-kait dengan praktik CSR, pengusaha dikelo-mpokkan menjadi empat: kelompok hitam, merah, biru, dan hijau.

Kelompok hitam adalah mereka yang tidak melakukan praktik CSR sama sekali. Mereka adalah pengusaha yang menjalan-kan bisnis semata-mata untuk kepentingan sendiri. Kelompok isi sama sekali tidak pe-duli pada aspek lingkungan dan sosial seke-lilingnya dalam menjalankan usaha, bahkan tidak memperhatikan kesejahteraan karya-wannya.

Kelompok merah adalah mereka ya-ng mulai melaksanakan praktik CSR, tetapi memandangnya hanya sebagai komponen biaya yang akan mengurangi keuntungan-nya. Aspek lingkungan dan sosial mulai di-pertimbangkan, tetapi dengan keterpaksaan yang biasanya dilakukan setelah mendapat tekanan dari pihak lain, seperti masyarakat atau lembaga swadaya masyarakat. Keseja-hteraan karyawan baru diperhatikan setelah karyawan ribut atau mengancam akan mo-gok kerja. Kelompok ini umumnya berasal dari kelompok satu (kelompok hitam) yang mendapat tekanan dari stakeholdersnya, ya-ng kemudian deya-ngan terpaksa memper-hatikan isu lingkungan dan sosial, termasuk kesejahteraan karyawan. CSR jenis ini ku-rang berimbas pada pembentukan citra po-sitif perusahaan karena publik melihat ke-lompok ini memerlukan tekanan dan ger-takan sebelum melakukan praktik CSR. Praktik jenis ini tak akan mampu berkontri-busi bagi pembangunan berkelanjutan.

Kelompok ketiga adalah mereka yang menganggap praktik CSR akan mem-beri dampak positif (return) terhadap usa-hanya dan menilai CSR sebagai investasi, bukan biaya. Karenanya, kelompok ini se-cara sukarela dan sungguh-sungguh melak-sanakan praktik CSR dan yakin bahwa in-vestasi sosial ini akan berbuah pada lancar-nya operasional usaha. Mereka mendapat

citra positif karena masyarakat menilainya sungguh-sungguh membantu. Selayaknya investasi, kelompok ini menganggap prak-tik CSR adalah investasi sosial jangka pan-jang. Mereka juga berpandangan, dengan melaksanakan praktik CSR yang berkelan-jutan, mereka akan mendapat ijin operasi-onal dari masyarakat. Kita dapat berharap kelompok ini akan mampu memberi kontri-busi bagi pembangunan berkelanjutan.

Kelompok keempat yakni kelompok hijau, merupakan kelompok yang sepenuh hati melaksanakan praktik CSR. Mereka te-lah menempatkannya sebagai nilai inti dan menganggap sebagai suatu keharusan, bah-kan kebutuhan, dan menjadibah-kannya sebagai modal sosial (ekuitas). Karenanya, mereka meyakini, tanpa melaksanakan CSR, me-reka tidak memiliki modal yang harus di-miliki dalam menjalankan usaha mereka. Sangat memperhatikan aspek lingkungan, aspek sosial dan kesejahteraan karyawan-nya serta melaksanakan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Kelompok ini juga me-masukkan CSR sebagai bagian yang terin-tegrasi ke dalam model bisnis atas dasar kepercayaan bahwa suatu usaha harus me-mpertimbangkan aspek lingkungan dan so-sial. Mereka percaya, ada nilai tukar (trade-off) atas triple bottom line (aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial). Buahnya, kelom-pok ini tidak saja mendapat citra positif, tetapi juga kepercayaan, dari masyarakat yang selalu siap membela keberlanjutan usaha kelompok ini. Tak mengherankan, kelompok hijau diyakini akan mampu ber-kontribusi besar terhadap pembangunan berkelanjutan. Membangun Citra Perusaha-an melalui Program CSR.

Kegiatan Corporate Social Respon-sibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan merupakan salah satu bagian sangat penting dan jangan dihindarkan pe-rusahaan, baik menggunakan SDA maupun tidak. Karena hal tersebut sangat berarti ba-gi masyarakat luas, khususnya mereka yang

(5)

alam lingkungannya tersedot dan kemung-kinan terkena dampaknya.

Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan, yang muncul sejak adanya pemahaman bahwasannya publik dan perusahaan memiliki suatu hubungan yang saling terkait. Didasarkan pada kesa-daran bahwasannya setiap aktivitas yang dijalakan perusahaan sedikit banyak mem-bawa konsekuensi yang logis bagi masya-rakat, maka konsep tanggung jawab sosial pun muncul dan berkembang.

B. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada peru-sahaan PT. Panca Logam yang beroperasi di Desa Wumbubangka Kecamatan Raro-watu Kabupaten Bombana yang difokuskan pada aktivitas para Praktisi Public Relation dalam usaha menciptakan citra perusahaan di mata publik terutama publik eksternal; teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokume-ntasi; sedangkan data yang didapatkan ter-diri dari data kualitatif yakni data yang di-peroleh berdasarkan bahan informasi atau temuan dari obyek yang diteliti, serta data kuantitatif yakni data yang diperoleh pada lokasi penelitian yang telah tersedia dalam bentuk angka atau jumlah, misalnya data tentang jumlah karyawan, usia, dan pendi-dikan informan.

C. FUNGSI PUBLIK RELATION ME-LALUI PROGRAM CSR DALAM PEMBENTUKKAN CITRA PERU-SAHAAN

Corporate Social Responsibility

(CSR), merupakan wacana yang sedang mengemuka di dunia bisnis atau perusaha-an. Wacana ini digunakan oleh perusahaan dalam rangka mengambil peran mengha-dapi perekonomian menuju pasar bebas. Perkembangan pasar bebas yang telah me-mbentuk ikatan-ikatan ekonomi dunia

de-ngan terbentuknya AFTA, APEC dan seba-gainya, telah mendorong perusahaan dari berbagai penjuru dunia untuk secara ber-sama melaksanakan aktivitasnya dalam ra-ngka menyejahterakan masyarakat di seki-tarnya.

Pentingnya CSR bagi publik mem-berkan implikasi yang besar. Terdapat be-berapa hal yang berkaitan dengan indikator penelitian ini yaitu bahwa CSR sebagai pe-ngontrol publik, memuaskan kebutuhan or-ganisasi, merespons publik, dan mencip-takan hubungan harmonis.

1. Pengontrol Publik

Dalam prinsip CSR, penekanan yang signifikan diberikan pada kepentingan pub-lik perusahaan. Perusahaan diharuskan me-mperhatikan kepentingan publik perusaha-an, menciptakan nilai tambah (value added) dari produk dan jasa bagi publik perusaha-an, dan memelihara kesinambungan nilai tambah yang diciptakannya. Sedangkan pu-blik perusahaan dapat didefinisikan sebagai pihak-pihak yang berkepentingan terhadap eksistensi perusahaan. Termasuk di dalam-nya adalah karyawan, konsumen, pemasok, masyarakat, lingkungan sekitar, dan peme-rintah sebagai regulator.

Keberadaan CSR sebagai pengontrol publik berarti bahwa dengan adanya CSR perusahaan dan publik berintegrasi dan ter-cipta hubungan simbiosis mutualisme, sehi-ngga perusahaan tetap eksis di masyarakat.

Perhatian yang tumbuh seiring dengan potensi prioritas sektor publik dan CSR pada aktivitas bisnis, paling sedikit meng-enai sosial dan praktik manajemen ling-kungan ke hulu industri ekstraktif. Hal ini dapat dilihat bahwa bagaimana mungkin kebijakan publik dirumuskan untuk mem-perkuat kesejajaran, sedangkan kepastian itu menghasilkan intervensi keduanya yakni secara ‘optimal’ baik untuk bisnis dan de-velopment dan secara ‘feasible’ dalam ba-tasan hubungan kelembagaan para agen sektor publik dan pengarah nilai bisnis.

(6)

2. Memuaskan Kebutuhan Organisasi Sebagaimana telah dijelaskan bahwa perusahaan hadir pada suatu daerah dengan mengusung berbagai visi dan misi dengan harapan akan memberikan dampak yang besar bagi perusahaan dan bagi masyarakat secara luas.

PT. Panca Logam Makmur menanam-kan modal di Kabupaten Bombana di satu sisi ingin mencari kepuasaan organisasional melalui keuntungan bagi perusahaan tidak hanya tercipta melalui eksploitasi tetapi ju-ga karena dukunju-gan komunitas.

Konsep dan praktik CSR sudah menu-njukkan gejala baru sebagai keharusan yang realistis diterapkan. Para pemilik modal ti-dak lagi menganggap sebagai pemborosan. Masyarakat pun menilai sebagai sesuatu ya-ng perlu. Hal ini terkait deya-ngan meniya-ngkat- meningkat-nya kesadaran sosial kemanusiaan dan ling-kungan. Di luar dari pada itu, dominasi dan hegemoni perusahaan besar sangat penting peranannya di masyarakat. Kekuasaan peru-sahaan yang semakin besar, dimana dilukis-kan bahwa dunia bisnis, selama setengah abad terakhir, telah menjelma menjadi insti-tusi yang paling berkuasa di jagad ini. 3. Merespon Publik

Kegiatan CSR pada hakikatnya meru-pakan usaha perusahaan untuk menjadikan publik sebagai bagian yang tak terpisahkan. Dengan demikian, maka perusahaan memi-liki tanggung jawab untuk menjaga komu-nitas sekitarnya sebagai konsekuensi dari kehadiran perusahaan tersebut. CSR pada dasarnya merupakan bentuk kepedulian pe-rusahaan untuk merespons publiknya mela-lui tanggapan keadaan, kebutuhan, dan pro-blem masyarakat. Oleh karena itu, melalui kebijakan CSR, PT. Panca Logam Makmur di Kabupaten Bombana mempunyai kontri-busi yang besar. Sehingga, secara kasat ma-ta dapat dinyama-takan bahwa PT. Panca Lo-gam Makmur memiliki respons besar ter-hadap masyarakat sekitarnya.

4. Menciptakan Hubungan Harmonis Dalam struktur organisasional PT. Panca Logam Makmur memiliki Bagian Humas dan CSR. Keberadaan Humas pada suatu lembaga memiliki fungsi dan peran manajemen, baik manajemen publik inter-nal maupun eksterinter-nal. Sebagai fungsi ma-najemen, humas memiliki peran dalam me-nciptakan harmonisasi antara perusahaan dengan publiknya. Cara perusahaan untuk menciptakan harmonisasi tersebut di antara-nya dengan membuat kebijakan CSR.

Substansi keberadaan CSR dalam ra-ngka memperkuat keberlanjutan perusahaan itu sendiri di sebuah kawasan, dengan jalan membangun kerjasama antar stakeholder yang difasilitasi perusahaan tersebut dengan menyusun program-program pengembang-an masyarakat. Atau dalam pengertipengembang-an ke-mampuan perusahaan untuk dapat beradap-tasi dengan lingkungannya, komunitas dan stakeholder yang terkait dengannya, baik lokal, nasional, maupun global. Oleh karena itu, pengembangan CSR ke depan seyogya-nya mengacu pada konsep pembangunan yang berkelanjutan (sustainability develop-ment).

Kesadaran tentang pentingnya meng-implementasikan CSR ini menjadi trend global seiring dengan semakin maraknya kepedulian masyarakat global terhadap pro-duk-produk yang ramah lingkungan dan di-produksi dengan memperhatikan kaidah-kaidah sosial dan prinsip-prinsip hak azasi manusia (HAM). Bank-bank di Eropa me-nerapkan kebijakan dalam pemberian pinja-man hanya kepada perusahaan yang meng-implementasikan CSR dengan baik. Seba-gai contoh, bank-bank Eropa hanya mem-berikan pinjaman pada perusahaan-perusa-haan perkebunan di Asia apabila ada jami-nan dari perusahaan tersebut, yakni ketika membuka lahan perkebunan tidak dilaku-kan dengan cara membakar hutan.

(7)

D. PENUTUP

Berdasarkan temuan dalam hasil pe-nelitian, maka dapat disimpulkan bahwa (1) publik relations memiliki fungsi-fungsi ma-najemen terhadap publik perusahaan yang dapat memetakan kecenderungan masya-rakat atau publik sehingga pihak PT. Panca Logam Makmur dapat memahami keingi-nan dan kebutuhan masyarakat sekitarnya; (2) secara operasional dalam program CSR, publik memiliki fungsi dengan menjalankan pencarian fakta atau fact finding akan ke-butuhan masyarakat, merencanakan prog-ram, mengkomunikasikan program kepada penerima manfaat maupun mengevaluasi program CSR yang telah diturunkan kepada masyarakat penerima manfaat; (3) publik relations dapat berfungsi sebagai media komunikasi antara publik dengan pihak PT. Panca Logam Makmur, dengan harapan ba-hwa dengan intensifnya komunikasi maka gap antara perusahaan dengan publik men-jadi lebur dalam nuansa keharmonisan, pa-da akhirnya tercipta citra yang positif di ha-dapan publiknya.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Anwar. 1994. Strategi Komunikasi. Bandung: Armico.

Cangara, Hafied. 2000. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Gra-findo Persada.

Davis, A. 2003. Everything You Should Know About Public Relations.

Panduan Lengkap Tentang PR.

Jakarta: Gramedia.

Devito, J.A. 1997. Human Communication. Alih Edisi Kelima. Jakarta: Pro-fessional Books.

Devito, J.A. 1997. Komunikasi Antar Ma-nusia. Jakarta: Profesional Bo-oks.

Effendy, O.U. 1989. Human Relations dan Public Relations dalam Manage-ment. Bandung: Mandar Maju.

---. 2000. Dinamika Komu-nikasi. Bandung: PT Rosdakarya.

---. 2000. Komunikasi Teori dan praktek. Bandung: PT Rosda-karya.

---. 2001. Komunikasi Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi.

Bandung: Rosdakarya.

Green, G. 1998. The Magic of Public

Speaking. Penang: Academy of

Public Speaking.

Kriyantono, R. 2007. Teknik Praktis Riset

Komunikasi: Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Meinanda, T. 1980. Tanya Jawab

Dasar-Dasar Public Relations.

Ba-ndung: Armico.

Moekijat. 1993. Teori Komunikasi. Ban-dung: Mandar

Muhyadi. 1989. Komunikasi Orgasnisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan.

Muhammad, Arni. 2001. Komunikasi Or-gansasi. Jakarta: Bumi Aksara. Mulyana, Dedy. 2001. Komunikasi

Orga-nisasi Strategi Meningkatkan Ki-nerja

---. 2007. Komunikasi Suatu

Pengantar. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Nurhayati. 1987. Pengelolaan Perpusta-kaan, Alumni Jakarta

Pace Wayne. 1998. Komunikasi Organisasi Strategi meningkat Kinerja Peru-sahaan, Bandung: Rosda Karya. Rakhmat Jalaluddin. 2001. Psikologi

Ko-munikasi, Edisi Revisi, Rosda Bandung

(8)

Soekadi Darsowiryono. 1989. Peranan Komunikasi Dalam Organisasi. Surakarta:Bumi Ketingan. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian

Kua-ntitatif , Kualitatif dan R & D, Tubbs, S.L. and S. Moss. 2000. Human

Communication, D. Mulyana

(Ed.). Bandung: Remadja Rosda-karya.

Referensi

Dokumen terkait

The broadcasting of TV religious operas and other programs on the vari- ous TV stations bringing up the lives of gays as the theme opens up to the problems of transsexualism in

Gambaran potensi sebagaimana yang disajikan dalam bab tiga dan empat, tidak serta merta dapat direalisasikan menjadi benar-benar penerimaan kalau beberapa prasyarat tidak dapat

Write an inequality that represents the number of times you must ride the subway for the monthly pass to be a better deal.. You ride the subway about 45 times per

POLA PENYELENGGARAAN PEND IDIKAN BERBASIS MASYARAKAT D ALAM PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PEMROSESAN ENERGI ALTERNATIF MINYAK JARAK RAKYAT.. Universitas Pendidikan Indonesia

Dengan ini di beritahukan bahwa setelah Langsung sesuai dengan Perpres 54 Tahun Surat Penetapan Penyedia Barang/Jasa Nomo tanggal 30 Mei 2012 untuk :. Kegiatan :

Pada hari Jumat tanggal Tujuh bulan Desember tahun Dua Ribu Dua Belas , kami yang bertanda tangan dibawah ini telah mengadakan Rapat Pembahasan Hasil Pelelangan paket pekerjaan

organizational function or business process Developing policies and procedures to recover. from disasters requires attention to detail and

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis (1) gaya kepemimpinan, budaya organisasi dan kinerja, (2) pengaruh gaya kepemimpinan dan budaya