Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan triwulan I/2014 terkontraksi sebesar minus 17,81 persen dibanding triwulan IV/2013 (q-to-q) dan jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2013 (y-on-y) meningkat sebesar 7,98 persen.
Perekonomian Sulawesi Utara yang diukur berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada Triwulan I/2014 mencapai Rp 13,16 triliun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp 5,39 triliun.
Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran memberikan andil terbesar dalam pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara dengan sumbangan sebesar 2,56 persen, diikuti sektor jasa-jasa sebesar 1,61 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 1,55 persen, dan sektor keuangan, real estat, dan jasa perusahaan sebesar 0,91 persen.
Dari sisi pengeluaran, pengeluaran konsumsi rumah tangga masih menjadi penyumbang terbesar dalam pembentukan PDRB di triwulan I/2014, yaitu sebesar 48,66 persen.
Di triwulan I/2014, komponen PDRB menurut Pengeluaran cenderung mengalami penurunan bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (q-to-q).
Pendorong pertumbuhan tertinggi di triwulan I/2014, secara y-on-y, disumbangkan oleh komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga dan LNPRT, dengan share sebesar 3,93 persen karena dorongan pemilu legislatif.
No.29/05/71/Th. VIII, 5 Mei 2014
P
ERTUMBUHAN
E
KONOMI
S
ULAWESI
U
TARA
T
RIWULAN
I/2014
1.
Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I/2014
Perekonomian Sulawesi Utara di triwulan I/2014 bila dibandingkan dengan triwulan I/2013 (y-on-y), yang digambarkan oleh PDRB atas dasar harga konstan 2000, mengalami peningkatan sebesar 7,98 persen. Peningkatan tersebut terjadi di semua sektor perekonomian Sulawesi Utara. Pertumbuhan terbesar terjadi di sektor perdagangan, hotel & restoran tumbuh sebesar 14,33 persen, kemudian diikuti sektor pengangkutan &
sebesar 4,17 persen, sektor konstruksi sebesar 4,18 persen, sektor pertambangan dan penggalian sebesar 2,04 persen, serta sektor pertanian sebesar 1,15 persen.
Tabel 1
Laju Pertumbuhan PDRB menurut Lapangan Usaha ( Persen )
Lapangan Usaha Triw IV/2013 terhadap Triw III/2013 Triw I/2014 terhadap Triw IV/2013 Triw I/2014 terhadap Triw I/2013 Sumber Pertumbuhan (y-on-y) (1) (2) (3) (4) (5) 1. Pertanian 5,49 -17,16 1,15 0,20
2. Pertambangan dan Penggalian 8,90 -16,43 2,04 0,10
3. Industri Pengolahan 7,74 -12,91 4,17 0,32
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 6,74 -11,91 5,83 0,05
5. Konstruksi 18,98 -23,84 4,18 0,66
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 18,89 -19,91 14,33 2,56
7. Pengangkutan dan Komunikasi 12,09 -17,67 12,42 1,55
8. Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 8,64 -10,55 12,21 0,91
9. Jasa-Jasa 12,34 -15,81 10,58 1,61
PDRB 12,53 -17,81 7,98 7,98
Kinerja perekonomian Sulawesi Utara di triwulan I/2014 bila dibandingkan dengan triwulan IV/2013 menunjukkan pertumbuhan negatif, yaitu sebesar minus 17,81 persen. Penurunan tersebut mengikuti pola di tahun sebelumnya. PDRB mengalami kontraksi terutama dipengaruhi oleh penurunan sektor konstruksi sebesar minus 23,84 persen, sektor perdagangan, hotel & restoran sebesar minus 19,91 persen, sektor pengangkutan & komunikasi sebesar minus 17,67 persen, sektor pertanian sebesar minus 17,16 persen, sektor pertambangan & penggalian sebesar minus 16,43 persen, sektor industri pengolahan sebesar minus 12,91 persen, sektor listrik, gas & air bersih sebesar minus 11,91 persen, sektor keuangan, real estat & jasa perusahaan sebesar minus 10,55 persen, dan sektor jasa-jasa sebesar minus 15,81 persen.
Pertumbuhan negatif yang terjadi di sektor pertanian triwulan I/2014 sebesar minus 17,16 persen merupakan akibat adanya penurunan pertumbuhan secara riil di semua sub sektornya kecuali sub sektor tanaman bahan makanan. Sub sektor tanaman perkebunan turun sebesar minus 27,89 persen, sub sektor peternakan turun sebesar minus 13,92 persen, sub sektor kehutanan minus 16,67 persen, dan sub sektor perikanan minus 24,37 persen, sementara sub tanaman bahan makanan mampu tumbuh positif sebesar 1,84 persen.
Sektor perdagangan, hotel & restoran merupakan sumber pertumbuhan ekonomi terbesar di Sulawesi Utara di triwulan I/2014 bila dibandingkan dengan triwulan I/2013 (y-on-y) dengan sumbangan sebesar 2,56 persen. Sektor jasa-jasa memberikan sumbangan sebesar 1,61 persen, sektor pengangkutan & komunikasi 1,55 persen, sektor keuangan, real estat & jasa perusahaan 0,91 persen, serta sektor konstruksi 0,66 persen. Sementara sektor-sektor lainnya hanya memberikan kontribusi di bawah 0,55 persen.
2.
Nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 Triwulan I/2014
Pada triwulan I/2013, PDRB Sulawesi Utara atas dasar harga berlaku tercatat senilai Rp 11,28 triliun dan nilainya meningkat hingga sebesar Rp 13,16 triliun di triwulan I/2014. Bila PDRB ini dinilai dengan harga tahun 2000 (tahun dasar), di triwulan I/2013 tercatat senilai Rp 4,99 triliun dan di triwulan I/2014 senilai Rp 5,39 triliun.
Sektor ekonomi yang menunjukkan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku terbesar pada Triwulan I/2014 adalah sektor jasa-jasa yang mencapai Rp 2.511,72 miliar atau sebesar 19,08 persen dari total PDRB. Sektor perdagangan, hotel & restoran berada di urutan selanjutnya dengan nilai Rp 2.405,86 miliar (18,28 persen), kemudian sektor konstruksi Rp 2.024,99 miliar (15,38 persen), sektor pertanian Rp 2.022,05 miliar (15,36 persen), sektor pengangkutan & komunikasi Rp 1.740,81 miliar (13,23 persen), sektor industri pengolahan Rp 971,02 miliar (7,38 persen), sektor keuangan, real estat & jasa perusahaan Rp 921,66 miliar (7,00 persen), sektor pertambangan & penggalian Rp 459,55 miliar (3,49 persen), dan yang terkecil adalah sektor listrik, gas & air bersih Rp 104,94 miliar (0,80 persen).
Tabel 2
PDRB menurut Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Miliar Rupiah)
Lapangan Usaha Harga Berlaku Harga Konstan 2000
Triw I/2013 Triw IV/2013 TriwI/2014 Triw I/2013 Triw IV/2013 TriwI/2014
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 1.815,41 2.391,52 2.022,05 871,37 1.064,05 881,41
2. Pertambangan dan Penggalian 442,03 542,26 459,55 250,64 306,02 255,74
3. Industri Pengolahan 851,80 1.104,50 971,02 386,93 462,83 403,07
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 94,47 118,12 104,94 43,35 52,08 45,88
5. Konstruksi 1.885,66 2.640,70 2.024,99 789,54 1.080,09 822,58
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.991,24 2.978,02 2.405,86 890,84 1.271,63 1.018,51
7. Pengangkutan dan Komunikasi 1.314,93 2.110,65 1.740,81 624,21 852,37 701,74
8. Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 800,94 1.015,74 921,66 373,82 468,95 419,47
9. Jasa-jasa 2.085,04 2.956,31 2.511,72 759,74 997,87 840,12
PDRB 11.281,53 15.857,82 13.162,60 4.990,43 6.555,91 5.388,51 Penghitungan PDRB atas dasar harga konstan 2000 pada Triwulan I/2014 juga menunjukkan nilai tambah terbesar disumbang oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp 1.018,51 miliar atau sebesar 18,90 persen dari total PDRB, diikuti sektor pertanian Rp 881,41 miliar (16,36 persen), sektor jasa-jasa Rp 840,12 miliar (15,59 persen), sektor konstruksi Rp 822,58 miliar (15,27 persen). Selanjutnya sektor pengangkutan & komunikasi Rp 701,74 miliar (13,02 persen), sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan Rp 419,47 miliar (7,78 persen), sektor industri pengolahan Rp 403,07 miliar (7,48 persen), sektor pertambangan & penggalian Rp 255,74 miliar (4,75 persen), dan yang terkecil adalah sektor listrik, gas & air bersih Rp 45,88 miliar (0,85 persen).
Gambar 1
Struktur Perekonomian PDRB menurut Lapangan Usaha, Triwulan I/2014
3.
PDRB menurut Penggunaan
Dilihat dari sisi penggunaan, di triwulan I/2014, atas dasar harga berlaku, komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga masih merupakan kontributor terbesar dalam pembentukan PDRB dengan share sebesar 48 persen atau tercatat senilai Rp 6,40 triliun. Komponen lainnya seperti pengeluaran konsumsi LNPRT senilai Rp 465,40 miliar, pengeluaran konsumsi pemerintah tercatat senilai Rp 3,85 triliun, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) Rp 3,37 triliun, pengeluaran konsumsi lembaga nirlaba Rp 465,40 miliar, ekspor senilai Rp 4,57 triliun, dan impor senilai Rp 5,61 triliun.
Secara riil (atas dasar harga konstan 2000), pengeluaran konsumsi rumah tangga tercatat senilai Rp 2,20 triliun, pengeluaran konsumsi LNPRT senilai Rp 201,88 miliar, pengeluaran konsumsi pemerintah senilai Rp 1,18 triliun, PMTB senilai Rp 1,20 triliun, ekspor senilai Rp 2,25 triliun, dan impor senilai Rp 1,90 triliun.
Tabel 3
PDRB Sulawesi Utara menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan 2000
(Juta Rp)
PENGGUNAAN Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan 2000 TRI I 2013 TRI IV 2013 TRI I 2014 TRI I 2013 TRI IV 2013 TRI I 2014
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Pengeluaran Konsumsi (RT+LNPRT) 5.826.052 7.040.948 6.870.590 2.207.086 2.532.494 2.403.151 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 3.325.932 4.788.442 3.858.991 1.162.484 1.545.109 1.186.115 Pembentukan Modal Tetap Bruto 2.945.750 3.969.958 3.372.216 1.155.773 1.481.815 1.204.549
Perubahan Stok 96.353 162.397 98.839 46.103 75.463 44.488
Ekspor 4.192.850 5.616.908 4.575.807 2.350.777 2.875.666 2.457.514
Dikurangi Impor 5.105.410 5.720.834 5.613.844 1.931.790 1.954.636 1.907.304
Di triwulan I/2014, neraca perdagangan Sulawesi Utara menunjukkan net ekspor negatif sebesar minus Rp 1,03 triliun, yang berarti bahwa untuk beberapa komoditi, Sulawesi Utara masih mengimpor dari daerah/negara lain. Berdasarkan Data Simopel dan Bea Cukai Bitung, tiga komoditi impor terbesar antar daerah adalah CPO, semen, dan kopra, sementarakomoditi impor antar negara adalah mesin-mesin/pesawat mekanik dan kapal laut. Untuk komoditi ekspor terbesar antar negara adalah lemak dan minyak hewan, daging dan ikan olahan, sementara komoditi ekspor antar daerah adalah barang campuran.
Tabel 4
Laju Pertumbuhan PDRB Triwulanan menurut Penggunaan (Persen) PENGGUNAAN Tri I/2014 terhadap Tri IV/2013 (q-to-q) Tri I/2014 terhadap Tri I/2013 (y-o-y) SoG (y-o-y) (1) (2) (3) (4) Pengeluaran Konsumsi (RT+LNPRT) -5,11 8,88 3,93
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah -23,23 2,03 0,47
Pembentukan Modal Tetap Bruto -18,71 4,22 0,98
Perubahan Stok -41,05 -3,50 -0,03
Ekspor -14,54 4,54 2,14
Impor -2,42 -1,27 -0,49
PDRB -17,81 7,98 7,98
Dilihat dari pertumbuhannya, triwulan I/2014 dibandingkan dengan triwulan IV/2013 (q-to-q), pengeluaran konsumsi (rumah tangga dan lembaga nirlaba) turun sebesar minus 5,11 persen, namun masih lebih tinggi dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya (-7,74 persen) karena dorongan pemilu legislatif. Pengeluaran konsumsi menurun karena di triwulan I/2014 tidak ada liburan atau hari raya seperti di triwulan IV dan banjir bandang yang terjadi di Sulawesi Utara Bulan Januari yang lalu. Data penjualan barang retail dari Bank Indonesia di triwulan I/2014 juga menunjukkan penurunan sebesar minus 17 persen untuk penjualan barang konsumsi makanan dan minus 8 persen untuk penjualan barang konsumsi non makanan.
Komponen lainnya seperti pengeluaran konsumsi pemerintah turun sebesar minus 23,23 persen
(q-to-q) dikarenakan terjadi penyerapan anggaran besar-besaran di triwulan IV/2013. Sementara di triwulan I/2014,
pengeluaran konsumsi pemerintah dari APBN turun sebesar minus 50 persen bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Komponen PMTB turun sebesar minus 18,71 persen. . Data realisasi pengadaan semen menunjukkan adanya penurunan pengadaan semen sekitar minus 12 persen. Untuk perdagangan barang dan jasa luar negeri, ekspor dan impor di triwulan I/2014 mengalami pertumbuhan positif, yakni ekspor tumbuh sekitar 11 persen dan impor tumbuh sekitar 74 persen.
Sumber pertumbuhan ekonomi (y-on-y) terbesar dari sisi pengeluaran di triwulan I/2014 adalah pengeluaran konsumsi (rumah tangga+lembaga nirlaba) dengan sumbangan sebesar 3,93 persen, yang didorong oleh pelaksanaan pemilu legislatif. Walaupun pemilu pelaksanaannya Bulan April, namun kampanye sudah dilakukan di triwulan I/2014 dan tercatat caleg Dapil Sulut berjumlah sekitar 4000an orang.