• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2014"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Secara total, perekonomian DKI Jakarta pada triwulan III/2014 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan pertumbuhan sebesar 1,86 persen dibandingkan nilai triwulan II/2014 (q to q). Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan tersebut didorong oleh hampir semua sektor ekonomi kecuali sektor pertambangan dan penggalian. Pertumbuhan terbesar dicapai oleh sektor pengangkutan-komunikasi (3,24 persen). Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tersebut disebabkan oleh naiknya konsumsi pemerintah (7,74 persen) dan konsumsi rumah tangga (2,17 persen).

Sementara PDRB triwulan III/2014 dibandingkan dengan PDRB triwulan III/2013 (y on y) mengalami pertumbuhan sebesar 6,02 persen. Dari sisi lapangan usaha hampir semua sektor mengalami pertumbuhan positif kecuali sektor pertanian dan sektor pertambangan-penggalian. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pengangkutan dan komunikasi yakni 11,42 persen, kemudian disusul oleh sektor jasa-jasa sebesar 7,29 persen dan sektor perdagangan-hotel-restoran sebesar 5,48 persen. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh konsumsi rumah tangga (5,82 persen) diikuti komponen konsumsi pemerintah (3,91 persen).

Secara kumulatif, PDRB DKI Jakarta sampai denganr triwulan III/2014 tumbuh sebesar 6,03 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2013.

Besaran PDRB DKI Jakarta atas dasar harga berlaku pada triwulan III/2014 mencapai Rp 362,83 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp 127,85 triliun. Dari sisi lapangan usaha, peranan tiga sektor utama yakni sektor keuangan-real estat-jasa perusahaan, sektor perdagangan-hotel-restoran, serta sektor industri pengolahan terhadap struktur perekonomian DKI Jakarta sekitar 64,11 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, sebagian besar PDRB Provinsi DKI Jakarta digunakan untuk konsumsi rumahtangga sebesar 58,27 persen, ekspor sebesar 52,28 persen, dan pembentukan modal tetap bruto sebesar 37,00 persen.

No. 53/11/31/Th.XVI, 5 November 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA

TRIWULAN III TAHUN 2014

(2)

I.

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III Tahun 2014

Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan III/2014 mengalami pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan dengan kondisi triwulan II/2014 (q to q). Sektor listrik-gas-air bersih, sektor perdagangan-hotel-restoran, dan sektor konstruksi mengalami perlambatan yang cukup signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya. Ditinjau dari sisi pengeluaran perlambatan pertumbuhan disebabkan oleh melambatnya konsumsi pemerintah dan pembentukan modal tetap bruto. Meskipun ada momen lebaran dan puasa serta liburan sekolah pada triwulan ini namun belum bisa membuat pertumbuhan DKI Jakarta lebih cepat dibandingkan triwulan II/2014.

Grafik 1.

Laju Pertumbuhan Ekonomi DKI Jakarta Menurut Lapangan Usaha (persen)

Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta

Pada triwulan III/2014 perekonomian DKI Jakarta tumbuh 1,86 persen bila dibandingkan dengan triwulan II/2014. Hampir seluruh sektor mengalami pertumbuhan positif kecuali sektor pertambangan dan penggalian. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 3,24 persen. Setelah itu diikuti oleh sektor jasa-jasa dengan pertumbuhan sebesar 2,28 persen, sektor keuangan-real estat-jasa perusahaan sebesar 1,84 persen, sektor perdagangan-hotel-restoran 1,51 persen, sektor industri pengolahan sebesar 1,25 persen, sektor konstruksi sebesar 1,19 persen, sektor listrik-gas-air bersih sebesar 0,15 persen dan sektor pertanian 0,17 persen. Sementara sektor pertambangan-penggalian tumbuh dibawah nol persen yaitu minus 0,44.

(3)

PDRB triwulan III/2014 bila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (y on y) mencerminkan perubahan kapasitas produksi tanpa dipengaruhi oleh faktor musim. PDRB DKI Jakarta secara total tumbuh 6,02 persen. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pengangkutan-komunikasi, yakni sebesar 11,42 persen, kemudian diikuti oleh sektor jasa-jasa sebesar 7,29 persen, sektor perdagangan-hotel-restoran sebesar 5,48 persen, sektor keuangan-real estat-jasa perusahaan sebesar 5,17 persen, sektor konstruksi sebesar 5,09 persen, sektor industri pengolahan sebesar 3,03 persen dan sektor listrik-gas-air bersih sebesar 2,43 persen. Sementara sektor pertanian dan sektor pertambangan-penggalian tumbuh di bawah nol persen, masing-masing sebesar minus 1,24 persen dan minus 1,64 persen.

Tabel 1.

Laju Pertumbuhan Ekonomi DKI Jakarta Menurut Lapangan Usaha (persen) No Lapangan Usaha Triw III/2014 thd Triw II/2014 Triw III/2014 thd triw III/2013 Triw I-III/2014 thd Triw I-III/2013 Sumber Pertumbuhan y on y Triw III/ 2014 (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Pertanian 0.17 -1.24 0.37 0.00 2 Pertambangan-Penggalian -0.44 -1.64 -1.59 0.00 3 Industri Pengolahan 1.25 3.03 3.44 0.41 4 Listrik-gas-air bersih 0.15 2.43 2.36 0.01 5 Konstruksi 1.19 5.09 5.51 0.53 6 Perdagangan-hotel-restoran 1.51 5.48 5.62 1.21 7 Pengangkutan-komunikasi 3.24 11.42 11.07 1.58 8 Keuangan-real estat-jasa perusahaan 1.84 5.17 4.79 1.40 9 Jasa-jasa 2.28 7.29 7.57 0.87 PDRB DKI Jakarta 1.86 6.02 6.03 6.02 PDRB Tanpa Migas 1.87 6.04 6.04

Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta

Secara kumulatif, PDRB DKI Jakarta sampai dengan triwulan III/2014 tumbuh 6,03 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2013. Sektor pengangkutan dan komunikasi masih menjadi sektor dengan pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 11,07 persen. Setelah itu diikuti oleh sektor jasa-jasa dan sektor perdagangan-hotel-restoran, yang masing-masing tumbuh 7,57 persen dan 5,62 persen.

Informasi lain yang menarik untuk dicermati adalah besarnya sumbangan masing-masing sektor dalam menciptakan laju pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta selama periode tertentu. Sektor-sektor

(4)

ekonomi dengan nilai nominal besar tetap akan menjadi penyumbang terbesar bagi pertumbuhan ekonomi meskipun pertumbuhan sektor yang bersangkutan relatif kecil. Begitu pula sebaliknya.

Pada triwulan III/2014, sumber pertumbuhan terbesar yang dicapai oleh PDRB DKI Jakarta berasal dari sektor pengangkutan-komunikasi dan sektor keuangan-real estate-jasa perusahaan. Selanjutnya diikuti oleh sektor perdagangan-hotel-restoran, sektor jasa-jasa, sektor konstruksi, dan sektor industri pengolahan.

II. Nilai PDRB Menurut Lapangan Usaha

Triwulan I - III Tahun 2014

PDRB DKI Jakarta mencerminkan kemampuan produksi dari sektor-sektor ekonomi yang ada di Jakarta tanpa memperhitungkan dari mana asal faktor produksi yang digunakan dalam proses produksinya. Nilai tambah yang diciptakan oleh sektor-sektor ekonomi kemudian diperhitungkan menurut harga tahun dasar untuk dapat melihat pertumbuhan produksi secara riil. Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan pengaruh harga pada besaran yang tercipta.

PDRB atas dasar harga berlaku Provinsi DKI Jakarta pada triwulan II/2014 adalah sebesar Rp 349,46 triliun, sedangkan pada triwulan III/2014 sebesar Rp 362,83 triliun, atau terjadi peningkatan sebesar Rp 13,37 triliun. Sedangkan berdasarkan atas harga konstan 2000, PDRB triwulan II/2014 mencapai Rp 125,51 triliun dan triwulan III/2014 adalah Rp 127,85 triliun.

Selama triwulan III/2014, berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku, sektor ekonomi yang menghasilkan nilai tambah bruto terbesar adalah sektor keuangan-real estat- jasa perusahaan sebesar Rp. 99,64 triliun, kemudian diikuti oleh sektor perdagangan-hotel-restoran sebesar Rp. 78,25 triliun, dan sektor industri pengolahan sebesar Rp 54,74 triliun. Sedangkan berdasarkan atas harga konstan 2000, ketiganya masing-masing menghasilkan nilai tambah sebesar Rp 34,39 triliun untuk sektor keuangan-real estat-jasa perusahaan, Rp 28,17 triliun untuk sektor perdagangan-hotel-restoran, dan Rp 16,96 triliun untuk sektor industri pengolahan.

(5)

Tabel 2.

PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Dan Konstan 2000 (Miliar Rupiah) No Lapangan Usaha Berlaku Konstan 2000 Triw I/2014 Triw II/2014 Triw III/2014 Triw I/2014 Triw II/2014 Triw III/2014 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Pertanian 268.18 269.10 273.69 78.84 78.44 78.58 2 Pertambangan dan Penggalian 1,382.29 1,405.80 1,447.90 241.07 240.11 239.06 3 Industri Pengolahan 51,558.63 52,889.49 54,738.01 16,541.38 16,754.68 16,964.24

4 Listrik Gas Dan Air

Bersih 2,890.35 2,990.61 3,083.01 722.39 735.52 736.59 5 Konstruksi 36,863.36 38,082.10 39,136.43 12,656.85 13,054.93 13,210.29 6 Perdagangan-hotel-restoran 71,731.75 74,392.01 78,246.98 26,863.24 27,745.24 28,165.51 7 Pengangkutan dan Komunikasi 36,379.42 37,551.00 38,919.81 17,573.09 17,996.30 18,579.04 8 Keuangan-Real estat-Jasa Perusahaan 93,720.55 96,159.90 99,639.71 33,335.73 33,768.41 34,391.23 9 Jasa-jasa 44,040.40 45,720.32 47,346.24 14,839.01 15,137.89 15,482.81 PDRB 338,834.93 349,460.33 362,831.79 122,851.59 125,511.54 127,847.35 PDRB Tanpa Migas 337,452.64 348,054.52 361,383.88 122,610.51 125,271.42 127,608.29

Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta

III. Struktur PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013 dan

Triwulan I - III Tahun 2014

Selama tahun 2013 perekonomian DKI Jakarta didominasi oleh sektor keuangan-real estat-jasa perusahaan, sektor perdagangan-hotel-restoran, dan sektor industri pengolahan. Ketiganya memberi kontribusi sebesar 64,10 persen. Secara umum, peranan ketiganya adalah 27,75 persen untuk sektor keuangan-real estat-jasa perusahaan, kemudian 21,11 persen untuk sektor perdagangan-hotel-restoran, dan sekitar 15,23 persen untuk sektor industri pengolahan.

Seperti halnya dengan tahun-tahun sebelumnya, perekonomian DKI Jakarta selama triwulan I sampai III tahun 2014 juga masih didominasi oleh sektor keuangan-real estat-jasa perusahaan, sektor perdagangan-hotel-restoran, dan sektor industri pengolahan. Pada triwulan III tahun 2014 Sektor keuangan-real estat-jasa perusahaan memberi kontribusi rata-rata sebesar 27,46 persen, sektor perdagangan-hotel-restoran rata-rata sebesar 21,57 persen dan sektor industri pengolahan rata-rata sebesar 15,09 persen.

(6)

Grafik 3.

Struktur PDRB Menurut Lapangan Usaha (persen)

Sumber : BPS Provinsi DKI Jakarta

IV. PDRB menurut Pengeluaran Triwulan III Tahun 2014

Peningkatan komponen PDRB pengeluaran terbesar selama triwulan III/2014 adalah pada komponen konsumsi rumah tangga, yakni mengalami kenaikan sebesar 8,50 triliun dari Rp 202,91 triliun menjadi Rp 211,42 tirliun. Peningkatan ini disebabkan adanya momen puasa, lebaran dan tahun ajaran baru. Kenaikan terbesar kedua dicapai komponen konsumsi pembentukan modal bruto, yakni sebesar 4,61 triliun dari 129,64 triliun menjadi Rp 134,25 triliun. Setelah itu disusul oleh komponen konsumsi pemerintah yang meningkat sebesar 4,48 triliun rupiah dari Rp 32,72 triliun menjadi Rp 37,19 triliun. Sementara sebagai pengurang, komponen impor justru mengalami kenaikan sebesar 7,85 triliun, yakni dari Rp 201,88 triliun menjadi Rp 209,73 triliun.

(7)

Tabel 3.

PDRB Menurut Komponen Pengeluaran (Miliar Rupiah)

No Komponen

Pengeluaran

Berlaku Konstan 2000

Triw I/2014 Triw II/2014 Triw

III/2014 Triw I/2014 Triw II/2014

Triw III/2014 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Konsumsi RT 198,125.80 202,913.17 211,415.40 64,705.61 65,858.36 67,289.26 2 Konsumsi Pemerintah 28,740.08 32,715.44 37,193.29 4,778.60 5,487.26 5,911.98 3 PMTB 122,394.42 129,637.79 134,249.99 43,588.33 45,720.13 46,226.52 4 Ekspor 185,084.88 186,075.02 189,705.26 82,318.19 82,680.13 83,907.47 5 Minus Impor 195,510.25 201,881.10 209,732.16 72,539.14 74,234.34 75,487.86 PDRB 338,834.93 349,460.33 362,831.79 122,851.59 125,511.54 127,847.35

Sumber : BPS Provinsi DKI Jakarta

Struktur PDRB menurut pengeluaran Provinsi DKI Jakarta selama triwulan III/2014 terbesar pada komponen konsumsi rumah tangga yang mencapai 58,27 persen, terbesar kedua adalah komponen ekspor mencapai 52,28 persen, PMTB mencapai 37,00 persen dan yang terkecil adalah komponen konsumsi pemerintah sebesar 10,25 persen. Sementara impor sebagai komponen pengurang memiliki struktur yang besar yaitu sebesar 57,80 persen.

Tabel 4.

Distribusi PDRB Menurut Komponen Pengeluaran (persen)

No Komponen Pengeluaran 2013

2014

Triwulan I Triwulan II Triwulan III

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Konsumsi RT 57.56 58.47 58.06 58.27 2 Konsumsi Pemerintah 9.79 8.48 9.36 10.25 3 PMTB 37.81 36.12 37.10 37.00 4 Ekspor 54.57 54.62 53.25 52.28 5 Minus Impor 59.74 57.70 57.77 57.80 PDRB 100.00 100.00 100.00 100.00

Sumber : BPS Provinsi DKI Jakarta

Perubahan terbesar struktur PDRB menurut pengeluaran dari triwulan II ke triwulan IIItahun 2014 dicapai komponen konsumsi rumah tangga dari 58,06 persen menjadi 58,27 persen, terbesar kedua adalah komponen konsumsi pemerintah dari 9,36 persen menjadi 10,25 persen. Sedangkan komponen pembentukan modal bruto (PMTB) dan ekspor mengalami penurunan kontribusi

(8)

masing-masing sebesar 0,10 persen (dari 37,10 persen menjadi 37 persen) dan 0,96 persen (dari 53,25 persen menjadi 52,28 persen).

Laju pertumbuhan PDRB menurut pengeluaran triwulan III/2014 terhadap triwulan II/2014 (q to q) adalah sebesar 1,86 persen. Dilihat secara komponen, laju pertumbuhan terbesar pada komponen konsumsi pemerintah sebesar 7,74 persen, komponen konsumsi rumah tangga menempati urutan selanjutnya dengan besaran 2,17 persen. Komponen ekspor sebesar 1,48 persen dan komponen PMTB sebesar 1,11 persen, sedangkan komponen impor tumbuh sebesar 1,69 persen.

Secara tahunan (y on y) pertumbuhan PDRB yang sebesar 6,02 persen didorong oleh pertumbuhan komponen konsumsi rumahtangga sebesar 5,82 persen, konsumsi pemerintah sebesar 3,91 persen, ekspor sebesar 2,82 persen, PMTB sebesar 2,06 persen dan impor yang sebesar minus 0,14 persen. Secara kumulatif (triwulan I-III tahun 2014) semua komponen mengalami pertumbuhan positif dengan konsumsi rumah tangga sebagai komponen dengan pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 6,01 persen.

Tabel 5.

Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran (persen) No Komponen Penggunaan Triw III/2014 thd Triw II/2014 Triw III/2014 thd triw III/2013 Triw I-III/2014 thd Triw I-III/2013 Sumber Pertumbuhan y on y Triw III/ 2014 (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Konsumsi Rumahtangga 2.17 5.82 6.01 3.07 2 Konsumsi Pemerintah 7.74 3.91 4.76 0.18 3 PMTB 1.11 2.06 3.93 0.77 4 Ekspor 1.48 2.82 1.39 1.91 5 Minus Impor 1.69 -0.14 -0.39 -0.09 PDRB DKI Jakarta 1.86 6.02 6.03 6.02

Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta

Bila dilihat dari sumber pertumbuhannya komponen yang memberi sumbangan terbesar dalam pertumbuhan adalah konsumsi rumah tangga (3,07 poin), diikuti komponen ekspor (1,91 poin) dan komponen PMTB (0,77 poin), serta komponen konsumsi pemerintah (0,18 poin). Sedangkan komponen impor mengurangi pertumbuhan sebesar 0,09 poin.

(9)

BPS PROVINSI DKI JAKARTA

Informasi lebih lanjut hubungi:

Ir. Dwi Paramita Dewi, ME

Bidang Neraca Wilayah & Analisis Statistik

Telepon : 021-31928493

Fax : 021-3152004

e-mail : bps3100@mailhost.bps.go.id Homepage : http://bps.jakarta.go.id/

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, pada tugas akhir ini, akan dikonstruksi kode swa-dual Hermitian yang baru atas GF (9) dengan panjang 12, sehingga diperoleh 9 kode swa-dual near MDS Hermitian yang

nya sehingga pada akhirnya akan meningkatkan kinerja seorang aparatur (Notoatmodjo, 2003:38). Tuntutan yang terasa kuat untuk melakukan pengembangan sumber daya manusia

Tahanan lateral acuan dari suatu sambungan yang menggunakan paku baja, pasak, atau sekrup satu irisan yang dibebani secara tegak lurus terhadap sumbu alat pengencang dan

a) Spesifikasi isu-isu strategis yang diperoleh dari penelitian tahun I untuk menentukan materi yang akan diangkat, didefinisikan dan diidentifikasikan secara

Berdasarkan uraian tersebut, maka hubungan aspek kekuasaan dengan aspek fisik kota dan sosial ekonomi, serta interaksi antara kedua aspek yang disebut terakhir, merupakan pola

upaya membebaskan Irian Barat melalui jalan dplomasi telah dimulai oleh pemerintah RIsejak tahun 1950 pada masa kabinet Natsir, kemudian tahun 1951 di adakan

Skripsi berjudul : “ Pengaruh Perlakuan Pupuk Bokashi Terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma cacao L.) Pada Berbagai Kondisi Lengas Tanah ” telah diuji dan disahkan

Capaian pembelajaran ini dicapai melalui perumusan empat kompetensi KKNI, yaitu mahasiswa mampu: (1) mengambil keputusan strategis berdasarkan data dan informasi yang diperoleh,