• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2008"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BPS PROVINSI DKI JAKARTA

No. 31/08/31/Th. X, 14 Agustus 2008

P

ER

TUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA

T

RIWULAN

RIWULAN

II T

II T

AHUN

AHUN

2008

2008

Secara total, perekonomian DKI Jakarta pada triwulan II tahun 2008 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan pertumbuhan sebesar 1,62 persen dibandingkan nilai triwulan I 2008 (q to q). Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan tersebut didorong oleh semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan terbesar dicapai oleh sektor pengangkutan dan komunikasi (3,18 persen), sektor pertanian (2,89 persen), dan sektor industri pengolahan (2,75 persen). Dari sisi penggunaan, pertumbuhan tersebut disebabkan oleh naiknya pembentukan modal tetap bruto (2,07 persen), konsumsi pemerintah (1,16 persen) dan konsumsi rumah tangga (0,76 persen).

Sementara PDRB triwulan II tahun 2008 dibandingkan dengan PDRB triwulan II tahun 2007 (y on y) mengalami pertumbuhan sebesar 6,10 persen. Dari sisi lapangan usaha hampir semua sektor mengalami pertumbuhan positif kecuali sektor pertanian. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pengangkutan dan komunikasi yakni 14,60 persen, kemudian disusul oleh sektor bangunan sebesar 7,65 persen dan sektor listrik, gas, dan air bersih sebesar 7,30 persen.

Secara kumulatif, PDRB DKI Jakarta selama semester I tahun 2008 tumbuh sebesar 6,20 persen dibandingkan dengan semester I tahun 2007.

Besaran PDRB DKI Jakarta atas dasar harga berlaku pada triwulan II tahun 2008 mencapai Rp 165,15 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp 87,07 triliun. Dari sisi lapangan usaha, peranan tiga sektor utama yakni sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, serta sektor industri pengolahan terhadap struktur perekonomian DKI Jakarta pada triwulan II tahun 2008 sekitar 65,15 persen.

Sementara dari sisi penggunaan, pada triwulan II tahun 2008 sebagian besar PDRB Provinsi DKI Jakarta digunakan untuk ekspor sebesar 57,64 persen, konsumsi rumah tangga sebesar 55,57 persen dan pembentukan modal tetap bruto sebesar 35,19 persen.

(2)

I. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II Tahun 2008

Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan II tahun 2008 bila dibandingkan dengan kondisi triwulan I tahun 2008 (q to q) menunjukkan laju pertumbuhan positif. Pada triwulan II, semua sektor mulai mengalami peningkatan kapasitas produksi. Hal ini ditunjukkan dengan pertumbuhan positif yang dicapai oleh semua sektor ekonomi selama triwulan tersebut. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pengangkutan dan komunikasi, yaitu sebesar 3,18 persen. Setelah itu diikuti oleh sektor pertanian dengan pertumbuhan sebesar 2,89 persen, sektor industri pengolahan sebesar 2,75 persen, sektor listrik, gas, dan air bersih sebesar 1,50 persen, sektor jasa-jasa sebesar 1,49 persen, dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 1,19 persen. Sementara sektor lainnya tumbuh pada kisaran angka 1 persen, yakni sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yang tumbuh 1,08 persen, sektor pertambangan dan penggalian yang tumbuh 1,02 persen, dan sektor bangunan yang tumbuh 0,99 persen.

Tabel 1. Laju Pertumbuhan Ekonomi DKI Jakarta Menurut Lapangan Usaha (%)

Lapangan Usaha Triw II 2008 thd

Triw I 2008 Triw II 2008 thd triw II 2007 Sem I 2008 thd Sem I 2007 Sumber Pertumbuh an y on y Triw II 2008 (1) (3) (2) (4) (5) Pertanian 2,89 - 0,31 0,51 0,00

Pertambangan dan Penggalian 1,02 0,93 1,23 0,00

Industri Pengolahan 2,75 3,99 4,05 0,67

Listrik, gas & air bersih 1,50 7,30 7,36 0,05

Bangunan 0,99 7,65 7,56 0,77

Perdagangan, hotel & restoran 1,19 6,18 6,50 1,34

Pengangkutan dan komunikasi 3,18 14,60 14,87 1,33

Keuangan, persewaan & jasa perusahaan 1,08 4,15 4,12 1,24

Jasa-jasa 1,49 6,14 6,27 0,71

PDRB DKI Jakarta 1,62 6,10 6,20 6.10

PDRB Tanpa Migas 1,63 6,11 6,21

Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta

PDRB triwulan II tahun 2008 bila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya mencerminkan perubahan tanpa dipengaruhi oleh faktor musim. PDRB DKI Jakarta triwulan II tahun 2008 jika dibandingkan dengan triwulan II tahun 2007 (y on y) secara total tumbuh 6,10 persen. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pengangkutan dan komunikasi, yakni sebesar 14,60 persen, kemudian diikuti oleh sektor bangunan sebesar 7,65 persen, sektor listrik, gas, dan air bersih sebesar 7,30 persen, sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 6,18 persen, sektor jasa-jasa sebesar 6,14 persen, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan sebesar 4,15 persen, sektor industri

(3)

pengolahan sebesar 3,99 persen, dan sektor pertambangan dan penggalian sebesar 0,93 persen. Sementara sektor pertanian tumbuh di bawah nol persen, yaitu sebesar minus 0,31 persen.

-4 0 4 8 12 16 P e rtum buhan (% ) Pert anian Perta mba ngan Indu stri LGA Bang unan Perd agan gan Peng angk utan Keua ngan Jasa -jasa Sektor

Tabel 1. Laju Pertumbuhan Ekonomi DKI Jakarta Menurut Lapangan Usaha

Triw II 2008 thd Triw I 2008 Triw II 2008 thd Triw II 2007 Sem I 2008 thd Sem I 2007

Secara kumulatif, PDRB DKI Jakarta semester pertama tahun 2008 tumbuh sebesar 6,20 persen dibandingkan dengan semester pertama tahun 2007. Sektor pengangkutan dan komunikasi masih menjadi sektor dengan pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 14,87 persen, setelah itu diikuti oleh sektor bangunan dan sektor listrik, gas, dan air bersih, yang masing-masing tumbuh 7,56 persen dan 7,36 persen.

Kajian lain yang menarik untuk dicermati adalah besarnya sumbangan masing-masing sektor dalam menciptakan laju pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta selama periode tertentu. Sektor-sektor ekonomi dengan nilai nominal besar tetap akan menjadi penyumbang terbesar bagi pertumbuhan ekonomi meskipun pertumbuhan sektor yang bersangkutan relatif kecil. Begitu pula sebaliknya.

Pada triwulan II tahun 2008, pertumbuhan yang capai oleh PDRB DKI Jakarta terutama didorong oleh sumber pertumbuhan yang diberikan oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran, kemudian diikuti oleh sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, sektor bangunan, dan sektor jasa-jasa.

II. Nilai PDRB Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 Triwulan I dan II Tahun 2008

PDRB DKI Jakarta mencerminkan kemampuan produksi dari sektor-sektor ekonomi yang ada di Jakarta tanpa memperhitungkan dari mana asal faktor produksi yang digunakan dalam proses produksinya. Nilai tambah yang diciptakan oleh sektor-sektor ekonomi kemudian diperhitungkan menurut harga tahun dasar untuk dapat melihat pertumbuhan produksi secara riil. Hal tersebut dilakukan untuk

(4)

PDRB atas dasar harga berlaku Provinsi DKI Jakarta pada triwulan II tahun 2008 adalah sebesar Rp 165,15 triliun, sedangkan pada triwulan I tahun 2008 sebesar Rp 155,14 triliun, atau terjadi peningkatan sebesar Rp 10,01 triliun. Sedangkan berdasarkan atas harga konstan 2000, PDRB triwulan II tahun 2008 mencapai Rp 87,07 triliun dan triwulan I tahun 2008 adalah Rp 85,68 triliun.

Selama triwulan II tahun 2008, berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku, sektor ekonomi yang menghasilkan nilai tambah bruto produk barang dan jasa terbesar adalah sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan sebesar Rp. 47,40 triliun, kemudian diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp. 34,22 triliun, dan sektor industri pengolahan sebesar Rp 25,98 triliun. Sedangkan berdasarkan atas harga konstan 2000, ketiganya menghasilkan nilai tambah masing-masing sebesar Rp 25,43 triliun untuk sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, Rp 18,91 triliun untuk sektor perdagangan, hotel, dan restoran, dan Rp 14,40 triliun untuk sektor industri pengolahan.

Tabel 2. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Dan Konstan 2000 (Miliar Rupiah)

LAPANGAN USAHA Berlaku Konstan 2000

Triw I 2008 Triw II 2008 Triw I 2008 Triw II 2008

(1) (2) (3) (4) (5)

Pertanian 156,68 170,75 73,99 76,13

Pertambangan Dan Penggalian 760,58 810,59 234,56 236,96

Industri Pengolahan 23.942,10 25.983,22 14.020,29 14.405,80

Listrik Gas Dan Air Bersih 1.707,09 1.840,44 564,73 573,20

Bangunan 17.437,67 18.429,92 8.762,46 8.849,56

Perdagangan, Hotel Dan Restoran 32.013,27 34.221,86 18.684,32 18.907,00 Pengangkutan Dan Komunikasi 14.557,65 15.316,59 8.283,25 8.546,81 Keuangan, Persewaan Dan Jasa

Perusahaan 44.729,46 47.401,60 25.159,03 25.430,60

Jasa-jasa 19.833,25 20.973,03 9.892,99 10.040,44

Produk Domestik Regional Bruto 155.137,74 165.147,99 85.675,62 87.066,50 Produk Domestik Regional Bruto

Tanpa Migas 154.377,17 164.337,41 85.441,06 86.829,55

Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta

III. Struktur PDRB Menurut Sektor Ekonomi/Lapangan Usaha Tahun 2007 dan Triwulan I - II Tahun 2008

Selama tahun 2007 perekonomian DKI Jakarta masih didominasi oleh sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, dan sektor industri pengolahan. Pada tahun 2007 ketiganya memberi kontribusi sebesar 64,98 persen. Secara umum, peranan ketiganya adalah 28,65 persen untuk sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan,

(5)

kemudian 20,36 persen untuk sektor perdagangan, hotel, dan restoran, dan sekitar 15,97 persen untuk sektor industri pengolahan.

Seperti halnya dengan tahun-tahun sebelumnya, perekonomian DKI Jakarta pada triwulan I dan II tahun 2008 juga masih didominasi oleh sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, dan sektor industri pengolahan. Sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan memberi kontribusi pada kisaran 28,7 hingga 28.8 persen, sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 20,6 hingga 20,7 persen dan sektor industri pengolahan sebesar 15,4 hingga 15,73 persen.

Tabel 3. Struktur Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (persentase)

Lapangan Usaha 2007 2008

Triw I Triw II

(1) (2) (3) (4)

Pertanian 0,10 0,10 0,10

Pertambangan & Penggalian 0,47 0,49 0,49

Industri Pengolahan 15,97 15,43 15,73

Listrik, gas & air bersih 1,06 1,10 1,11

Bangunan 11,20 11,24 11,16

Perdagangan, hotel & restoran 20,36 20,64 20,72

Pengangkutan dan komunikasi 9,32 9,38 9,28

Keuangan, persewaan & jasa perusahaan 28,65 28,83 28,70

Jasa-jasa 12,87 12,78 12,70

PDRB DKI Jakarta 100,00 100,00 100,00

Sumber : BPS Provinsi DKI Jakarta

IV. PDRB menurut Penggunaan Triwulan II Tahun 2008

Peningkatan PDRB penggunaan selama triwulan II tahun 2008 sangat dipengaruhi oleh komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga yang naik sebesar 5,30 triliun rupiah dibandingkan pengeluaran konsumsi rumah tangga triwulan I tahun 2008, dari 86,47 triliun rupiah menjadi 91,77 triliun rupiah. Selain itu komponen yang juga mempengaruhi peningkatan PDRB adalah komponen ekspor dari 91,82 triliun rupiah selama triwulan I menjadi 95,19 triliun rupiah selama triwulan II tahun 2008.

(6)

Tabel 4. Produk Domestik Regional Bruto Triwulan I dan II Tahun 2008 Menurut Komponen Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Milliar Rupiah)

No Komponen Penggunaan Berlaku Konstan 2000

Triw I 2008 Triw II 2008 Triw I 2008 Triw II 2008

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Konsumsi RT & Lembaga

Swasta Nir Laba 86.465,14 91.767,00 45.584,26 45.929,22

2 Konsumsi Pemerintah 9.250,39 9.633,10 4.148,65 4.196,73

3 PMTB 55.342,59 58.115,28 29.194,80 29.799,13

4 Ekspor 91.821,89 95.186,49 58.593,41 58.498,40

5 Minus Impor 90.976,25 94.330,61 47.661,44 48.291,40

PDRB 155.137,74 165.147,99 85.675,62 87.066,50

Sumber : BPS Provinsi DKI Jakarta

Struktur PDRB menurut penggunaan Provinsi DKI Jakarta selama triwulan II tahun 2008 terbesar pada komponen ekspor mencapai 57,64 persen, terbesar kedua adalah komponen impor sebesar 57,12 persen. Selanjutnya konsumsi rumah tangga yang mencapai 55,57 persen, masih tingginya konsumsi rumah tangga ini disebabkan kebutuhan mendasar/primer yang tetap ditambah naiknya harga selama triwulan II tahun 2008. Terbesar keempat adalah komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang mencapai 35,19 persen, dan yang terkecil adalah komponen pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 5,83 persen.

Tabel 5. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Menurut Komponen Penggunaan triwulan I dan II Atas Dasar Harga Berlaku

No Komponen Penggunaan Triw I 2008 Triw II 2008

(1) (2) (3) (4)

1 Konsumsi RT & Lembaga Swasta Nir Laba 55,73 55,57

2 Konsumsi Pemerintah 5,96 5,83

3 PMTB 35,67 35,19

4 Ekspor 59,19 57,64

5 Minus Impor 58,64 57,12

PDRB 100,00 100,00

Sumber : BPS Provinsi DKI Jakarta

Perubahan struktur PDRB menurut penggunaan dari triwulan I ke triwulan II terbesar pada komponen ekspor dari 59,19 persen triwulan I menjadi 57,64 persen triwulan II, perubahan terbesar kedua adalah komponen impor dari 58,64 persen triwulan I menjadi 57,12 persen triwulan II tahun 2008. Sedangkan perubahan struktur terkecil adalah komponen konsumsi pemerintah dari 5,96 persen triwulan I tahun 2008 menjadi 5,83 persen triwulan II tahun 2008.

(7)

-60 -40 -20 0 20 40 60 Triw I 2008 Triw II 2008

Distribusi PDRB Menurut Penggunaan DKI Jakarta Triw I 2008 dan Triw II 2008 Menurut Komponen

Konsumsi RT & Nirlaba Konsumsi Pemerintah PMTB Ekspor Impor

Laju pertumbuhan PDRB menurut penggunaan Provinsi DKI Jakarta triwulan II tahun 2008 terhadap triwulan I tahun 2008 (q to q) sebesar 1,62 persen atau mengalami kenaikan dibanding triwulan I tahun 2008 yang mengalami minus 0,18 persen. Dilihat secara komponen, laju pertumbuhan terbesar pada komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 2,07 persen, komponen ini mengalami kenaikan dibandingkan triwulan I yang mengalami pertumbuhan minus 1,09 persen, terbesar kedua adalah komponen impor sebesar 1,32 persen, komponen ini mengalami penurunan laju pertumbuhan dibanding triwulan I yang mencapai 1,93 persen. Sedangkan laju pertumbuhan Q to Q terkecil berada pada komponen ekspor yang mengalami penurunan atau minus 0,16 persen, komponen ini pada triwulan I juga mengalami penurunan sebesar minus 0,48.

Laju pertumbuhan PDRB menurut penggunaan Provinsi DKI Jakarta triwulan II tahun 2008 terhadap triwulan II tahun 2007 (Y on Y) sebesar 6,10 persen. Bila dilihat secara komponen masing-masing komponen mengalami kenaikan di atas 5 persen kecuali komponen ekspor. Laju pertumbuhan Y on Y terbesar pada komponen impor yang naik sebesar 11,14 persen, terbesar ke dua adalah komponen PMTB sebesar 8,59 persen, sedangkan pertumbuhan yang terkecil adalah komponen ekspor yang hanya 0,64 persen.

(8)

Tabel 6. Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Persen)

No Penggunaan Komponen Triw I 2008 thd Triw IV 2007 Triw II 2008 Thd Triw I 2008 Triw I 2008 thd Triw I 2007 Triw II 2008 thd Triw II 2007 Sem I 2008 thd Sem I 2007 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (6) 1 Konsumsi RT & Lembaga Swasta Nir

Laba 1,32 0,76 7,86 6,11 6,97 2 Konsumsi Pemerintah -0,81 1,16 7,64 6,05 6,84 3 PMTB -1,09 2,07 8,32 8,59 8,46 4 Ekspor -0,48 -0,16 6,38 0,64 3,43 5 Minus Impor 1,93 1,32 17,28 11,14 14,11 PDRB -0,18 1,62 6,30 6,10 6,20

(9)

BPS PROVINSI DKI JAKARTA

Informasi lebih lanjut hubungi:

Ir. Dody Rudyanto, MM

Bidang Neraca Wilayah & Analisis Statistik

Telepon : 021-3822690, 021-3823291 Fax : 021-3840084

e-mail : bps3100@bps.go.id

Gambar

Tabel 1. Laju Pertumbuhan Ekonomi DKI Jakarta Menurut Lapangan Usaha

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, pada tugas akhir ini, akan dikonstruksi kode swa-dual Hermitian yang baru atas GF (9) dengan panjang 12, sehingga diperoleh 9 kode swa-dual near MDS Hermitian yang

nya sehingga pada akhirnya akan meningkatkan kinerja seorang aparatur (Notoatmodjo, 2003:38). Tuntutan yang terasa kuat untuk melakukan pengembangan sumber daya manusia

Berdasarkan uraian tersebut, maka hubungan aspek kekuasaan dengan aspek fisik kota dan sosial ekonomi, serta interaksi antara kedua aspek yang disebut terakhir, merupakan pola

Gambar 2 menunjukkan nilai stabilitas yang dihasilkan dari Campuran Aspal Emulsi Dingin (CAED) tanpa serat ijuk dengan umur curing 0 hari telah memenuhi syarat

upaya membebaskan Irian Barat melalui jalan dplomasi telah dimulai oleh pemerintah RIsejak tahun 1950 pada masa kabinet Natsir, kemudian tahun 1951 di adakan

Model ini memberikan aturan dan rekomendasi untuk langkah‐langkah atau tindakan yang dapat diambil untuk mengoptimalkan pencapaian beberapa keuntungan (nilai), contoh: model

Skripsi berjudul : “ Pengaruh Perlakuan Pupuk Bokashi Terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma cacao L.) Pada Berbagai Kondisi Lengas Tanah ” telah diuji dan disahkan