• Tidak ada hasil yang ditemukan

MK. KEWIRAUSAHAAN PETERNAKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MK. KEWIRAUSAHAAN PETERNAKAN"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

1

1

MK. KEWIRAUSAHAAN PETERNAKAN

(

SUB POKOK BAHASAN: MENDIDIK

MANUSIA WIRAUSAHA DILINGKUNGAN

KELUARGA, SEKOLAH DAN

MASYARAKAT)

PENYUSUN

Drs. I Wayan Budiartha,M.Si

Ir. Suciani,M.Si

Ir. I Ketut Warsa Parimartha,MP

Dr. Budi Rahayu Tanama Putri,S.Pt.MM

I Wayan Sukanata, S.Pt,M.Si

Ir. I Gst Ngurah Kayana,M.Si

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

2

KATA PENGANTAR

Berkat asung kerta wara nugraha Ida Shang Hyang Widhi Wasa,Tuhan Yang Maha Esa, Diktat Mata Kuliah Kewirausahaan Peternakan (Sub Pokok Bahasan: Mendidik Manusia Wiraswasta Di Lingkungan Keluarga, Sekolah Dan Masyarakat) dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Diktat ini dibuat sebagai media pembelajaran bagi mahasiswa semester VI Fakultas Peternakan UNUD, dalam menunjang proses belajar mengajar.

Tujuan pelaksanaan mata kuliah Kewirausahaan Peternakan, untuk mempersiapkan calon sarjana peternakan kelak dapat bersaing di dunia kerja yang semakin ketat. Meningkatkan etos kerja sehingga tumbuh jiwa wirausaha yang dilandasi sikap untuk senantiasa ingin berubah kea rah yang lebih baik.

Pada kesempatan ini tim penyusun mengucapkan terimakasih kepada: • Bapak Prof.Dr.Ir. I nyoman Suparta,MS.,MM.

• Bapak Drs. I Gusti putu Suwindia (almarhum) dan Bapak Ir.I Gede Sepatika ‘ • Rekan-rekan dosen di Lab. Penyuluhan dan Ekonomi Peternakan atas

kerjasamanya.

• Bapak Dekan Fakultas Peternakan atas fasilitas yang telah diberikan.

Semoga diktat ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa maupun dosen pengampu mata kuliah dalam upaya memperlancar proses belajar mengajar. Kami menyadari bahwa bahan ajar yang kami susun ini tidak luput dari berbagai kekurangan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dalam rangka penyempurnaan diktat ini.

Denpasar, Desember 2014

(3)

3 DAFTAR ISI

No... Halaman I.POKOK BAHASAN

BIDANG-BIDANG KEWIRAUSAHAAN ... 1

Kewirausahaan Dalam Bidang Ekonomi ... 1

Kewirausahaan Dalam Bidang Karir Dan Jabatan ... 2

Kewirausahaan Dalam Bidang Pendidikan ... 4

Multi Bidang Kewiraswastaan ... 6

II.POKOK BAHASAN PENGUSAHA KECIL SEBAGA1 WIRAUSAHA ... 8

Pengusaha Kecil ... 8

Masalah-masalah Usaha Kecil ... 9

III.POKOK BAHASAN MENJADI PENGUSAHA MUDA YANG BERHASIL ... 12

Pendahuluan ... 12

Pengertian Wiraswasta Dan Wirausaha ... 13

Faktor-faktor Keberhasilan Dalam Berusaha ... 14

Kesalahan Sikap Dan Tindakan Yang Menghambat Sukses Seorang Wirausaha Muda ... 21

Kesimpulan ... 24

IV.POKOK BAHASAN SEPULUH TAHAP MENJADI WIRASWASTA/ WIRAUSAHA TANGGUH ... 27

Pendahuluan ... 27

Peranan Unsur Manusia (Man) Dalam Kegiatan Usaha ... 28

Pengusaha Yang Andal ... 29

Semangat Kewiraswastaan/Kewirausahaan ... 30

Tahap-tahapan Menjadi Wiraswasta/Wirausaha Tangguh... 31

V.POKOK BAHASAN KIAT SUKSES DALAM MENJALANKAN USAHA AGRBISNIS ... 33

Pendahuluan ... 33

Kiat-kiat Wirausahawan Dalam Menangkap, Mencaii, Menciptakan DanKlemanikatkan Pehaang Usaha ... 34

Kiat Sukses Dalam Menjalankan Usaha ^%iibisnis (Kasus Usaha Agribisnis Pitemakan) ... 38

Kiat Pemilihan Kbnioditas ... 40

Kiat Keberhasilan Usaha Dengan Pola Kerjasama dan Kemitraan ... 40

(4)

4 I.PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN DAN CIRI-CIRI

MANUSIA WIRAUSAHA

Pengertian Kewiraswastaan

Istilah wiraswasta yang sebelumnya lebih sedng dipakai dan pada istilah ini usaha sebagai padanan kata entrepreneur akan lebih mudah dipahami dengan meng uraikan istilah tersebut. Secara etimologis wiraswasta terdiri dari kata wira dan swasta.

Wira berarti utama, gagah, luhur, berani, teladan, atau pejuang, dan kata

swasta yang merupakan paduan kata swa dan sta. Swa berarti sendiri dan sta

berarti berdiri. Swasta berarti berdiri diatas kaki sendiii atau dengan kata lain berdiri dtatas ke mampuan sendiri.

Dengan demikian wiraswasta/wirausaha berarti pejuaiig yang gagah, luhur, berani dan pantas jadi teladan dalarn bidang usaha. Dengan kata lain wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai s'ifat-sifat kewiraswastaan/kewirausahaan : keberanian mengambil resiko, keutamaan, kreatifitas dan keteladanan dalam menangani usaha atau perusahaan dengan berpijak pada kemauan dan kemampuan sendiri.

Kewiraswastaan/kewirausahaan bukanlah sekedar entrepreneur dalam arti peng usaha, tetapi titik beratnya terletak pada pembentukan watak rnaju dan pembinaan mental yang dimulai dari sikap mental yang negatif (miskin) untuk membentuk dan mengembangkan sikap mental positif maju berhasil.

The man behind the gun, demikian perumpamaan orang bijak. Demikian juga

ilmu pengetahuan adalah alat dan manusia yang memakai ilmu pengetahuan itulah yang lebih menentukan. Selatna sikap mental manusia belum ditempa

(5)

5 terlebih dahulu, maka ilmu pengetahuan yang dimilikinya tidak akan banyak manfaatnya bagi manusia dan kemanusiaan.

Ciri-ciri Manusia Wirusaha

Secara umum manusia wiraswasta adalah orang yang yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Memiliki potensi untuk berprestasi.

2. Memiliki motivasi yang besar untuk maju berprestasi.

3. Mempunyai kemampuan tinggi dalam menolong dirinya sendiri dalam mengatasi permasalahan.

4. Mampu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

5. Mampu mengatasi kemiskinan, baik kemiskinan lahir maupun bathin. 6. Tidak suka bergantung kepacla pihak lain di alam sekitarnya

7. Tidak mudah menyerah kepada alam, kalau perlu berusaha untuk menundukkan alam.

Untuk memiliki kualitas manusia wiraswasta, seseorang harus memiliki kekuatan sebagai modal, sedangkan untuk memiliki modal kekuatan orang harus belajar, sehingga dirinya akan menjadi sumber daya manusia yang kuat, tangguh dan kokoh, Sumber daya tnanusia terkandung di dalam pribacliriya. Dari dalam plibadi yang kuat, tumbuh lah motivasi dan potensi untuk maju dan beiprestasi. Sebaliknya dan pribadi yang lemah akan tetpancar benih-benih sikap dan pikiran yang kerdil, picik, in dan miskin. Pribadi yang letnah dilandasi oleh jiwa yang pesimis, statis, tergantung dan masa bodoh. Sedangkan pribadi yang kuat dilandasi oleh jiwa yang optimis, dinamis, dan kreatCiri-ciri manusia wiraswasta

(6)

6 adalah memiliki kepribadian yang kuat. Manusia yang berkepribadian kuat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Memiliki moral yang tiiiggi 2. Memiliki sikap mental wiraswasta

3. Memiliki kepekaan terhadap arti lingkungan 4. Memiliki keterampilan wiraswasta

Penjelasan :

1. Moral yang tinggi.

a. Manusia yang bennoral tinggi bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. b. Manusia yang bennoral tinggi memiliki kemerdekaan bathin. Orang-orang

yang meniiliki bathin merdeka tidak tnengalami banyak gangguan, kekhawatiran serta tekanan-tekanan di dalam jiwanya.

c. Manusia yang bennoral tinggi mementingkan keutamaan d. Manusia yang bennoral tinggi memiliki rasa kasih sayang

e. Manusia yang bennoral tinggi memiliki loyalists terhadap hukum. f. Manusia yang bermoral tinggi memiliki sifat keadilan.

2. Sikap Mental Wiraswasta

a. Manusia yang bermental wiraswasta mempunyai kemauan yang keras untuk mencapai tujuan dan kebutuhan hidupnya. Kekuatan untuk mencapai tujuan adalah kemauan. Apabila kita berkemauan keras maka jalan akan terbuka sehingga kita dapat mencapai tujuan.

b. Manusia yang bersikap mental wiraswasta memiliki keyakinan yang kuat atas kekuatiran yang ada pada dirinya.

(7)

7 - Kita harus mengenal diri kita seridiri sebagai makhluk yang memilild kelemahan, \ namun memperoleh anugrah kekuatan. dari Tuhan Yang Maha Esa.

- Kita harus percaya terhadap diri sendiri, bahwa kita memiliki potensi tersendiri yang tidak kurang kuatnya dengan apa yang dimiliki oleh orang lain.

- Kita harus mengetahui dengan jelas terhadap tujuan-tujuan serta kebutuhan kita.

c. Manusia yang bersikap mental wiraswasta memiliki sifat kejujuran dan tanggung jawab. Salah satu kunci keberhasilan seseoiang dalam berusaha dan berwiraswa sta adalah adanya kepercayaan dari orang lain terhadap dirinya. Adapun cara-cara untuk tnenumbulikan sifat-sifat kejujuran dan tanggung jawab adaiah :

1. Mendidik diri seridiri sehingga memiliki moral yang tinggi. 2. Melatih disiplin diri sendiri. yakni dengan :

- Membatasi keinginan-keinginan kita

- Melatih daya kemauan kita agar menjadi lebih kuat - Berorientasi kepada tujuan dan kebutuhan hidup.

d. Manusia yang bersikap mental wiraswasta memiliki kelahanan fisik dan mental. Sikapnya adalah pantang menyerah terhadap keadaan dan prestasi yang ada, untuk lebih maju mencapai prestasi yang lebih baik. Untuk itu kita harus memiliki semangat dan tahan uji dari setiap tantangan dan penderitaan, baik lahir maupun bathin. Untuk menjadi nianusia tahan uji lahir bathin, syaratnya adalah :

(8)

8 1. Sehat jasmani dan rohani.

2. Memiliki Kesabaran. 3. Memiiiki ketabahan.

e. Manusia wiraswasta memiiiki ketekunan dan keuletan dalam bekerja dan berusaha. Untnk dapat bekerja keras perlu ditunjang oleh :

1. Ketekunan bekerja, karena adanya kemauan yang keras, kesabaran dan ketelitian dan relasi.

2. Keuletan berjuang, karena tidak pernah kenal lelah dan pantang menyerah.

f. Manusia yang bersikap mental wiraswasta memiiiki pemikiran yang konstruktif dari kreatif.

3. Kepekaan Terhadap Arti Lingkungan

a. Manusia wiraswasta harus dapat mengenai lingkungannya (lingkungan fisik dan sosial psikologis).

b. Manusia wiraswasta harus mengenai arti lingkungan hidup bagi manusia. yang berkait erat dengan tujuan dan kebutuhan hidup manusia.

Agar manusia wiraswasta memiliid kepekaan terhadap arti lingkungan bagi ke hidupannya, maka harus memiiiki empat hal berikut:

1. Pengenalan terhadap arti lingkungan

2. Rasa syukur atas segala yang diperoleh dan dimiliki.

3. Keinginari yang besar untuk menggali dan mendayagunakan sumber-sumber e konomi Lingkungan setempat.

4. Kepandaian untuk mengliargai dan tnernanfaatkan waktu secara efektif. 4.Keterampilan Wirusaha

(9)

9 Untuk menjadi manusia wiraswasta diperlukan beberapa keterampilan sebagai berikut :

a. Keterampilan berfikir kreatif; manusia wiraswasia memiliki jiwa enteipreneurship. Jiwa enterpreneurship itu didukung oleh cara-cara berpikirnya yang kreatif. Pemikir an kreatif itu sendiri didukung oleh dua hal, yaitu : pengerahan daya imajinasi dan proses berpikir ilmiah. Apabila kita tidak memadukan daya imajinasi dengan ke mampuan berpikir ilmiah, maka tidak akan mutigkin kita mengadakan pemikiran yang kreatif. Hanya manusia yang optimis mempunyai daya imajinasi yang positif yang dapat menolong pernikiran yang kreatif.

b. Keterampilan Dalam Membuat Keputusan.

Keputusan merupakan suatu hasil penilaian, dan hasil pemilihan alternatif-alternatif. Keputusan yang benar adalah tumbuh dari adanya pertentangan antar pen dapat dan alternatif-altematif yang saling bersaingan. Jadi pemimpin yang baik selalu memberi dorongan kepada orang lain/diri sendiri untuk berpendapat.

c. Keterampilan Dalam Memimpin

Memimpin dialamatkan kepada dua hal, yaitu memimpin diii sendiri dan memimpin orang lain. Untuk memiliki kemampuan memimpin diri sendiri memerlu kan latihan dan praktek yang terns menerus. Usaha yang dapat dilakukan untuk melatih keterampilan memimpin diri sendiri adalah :

1. Mengenal diri sendiri yakni penilaian seseorang pada dirinya sendiri. 2. Melatih kemauan akan menghasilkan kemauan yang keras untuk berusaha

(10)

10 3. Melatih disiplin diri sendiri, disiplin diri sendiri dapat memimpin tingkah laku seseorang secara tertib dan bertanggiing jawab menempatkan diri serta menyesuaikan diri pada kondisi serta norma yang berlaku pada alam sekitarnya.

Memimpin orang lain :

Manusia hidup secara berkelompok, di dalam kelompok akan terjadi interaksi orang dengan orang dan orang dengan kelompoknya. Kualitas interaksi seseorang dalam kelompoknya akan menentukan keterampilannya dalam memimpin. Kita harus mampu memanfaatkan segala daya dan potensi kita sendiri maupun orang-orang lain yang bekerjasama dengan kita seefektif mungkin.

d. Keterampilan Manajerial

Manusia wiraswasta disamping sebagai peminipin adalah juga sebagai manajer swasta. la harus mampu mengeloia segenap sumber daya, baik sumber daya alarn maupun sumber daya manusia untak mencapai sukses hidup. Beberapa keterampilan manajerial yang perlu dimiliki seorang wiraswastawan ada lah :

1. Harus terampil dalam perencanaan, kegiatannya disamping berorientasi kepada tujuan, juga berorientasi kepada biaya, tenaga dan waktu.

2. Harus terampil dalam pengorganisasian. ia harus mampu mengorganisir pelaksanaan tugas dan kegiatan-kegiatan sedemikian rupa, sehingga akan diperoleh hasil yang maksimal.

3. Harus dapat memberikan dorongan dan motivasi kerja kepada orang-orang lain yang diajak bekerja sama.

(11)

11 4. Harus mengkoordinir pelaksanaan lugas dan pekerjaan dari orang-orang

atau bagian-bagian.

5. Dapat mengadakan pengawasan pelaksanaan kerja kepada orang-orang yang telah diberikan kepercayaan.

6. Mampu mengadakan penilaian terns menerus terhadap pelaksanaan dan prestasi yang dapat dicapai oleh para pelaksana pekerjaan.

e. Keterampilan bergaul antar manusia.

Manusia wiraswasta hendaknya membiasakan diri untuk bergaul dengan orang lain di dalam kehidupan sehari-hari. Agar kita memperoleh sukses dalam pergaulan late, maka kita harus belajar mengenal ciri-ciri pribadi orang lain yang kita hubungi. Beberapa hal yang perlu diikuti agar memperoleh kawan baik dan dapat bergaul secara efektif dengan orang lain adalah :

1. Hendaknya menghomati kepentingan orang lain, memberikan pengakuan, perhatian dan pujian terhadap prestasinya.

2. Hendaknya menghargai pendapat orang lain 3. Hendaknya menghormati ambisi orang lain.

4. Dapat memberikan pelayanan yang baik kepada orang lain ketika orang lain membutuhkan pelayanan kita.

5. Suka memberikan sumbangan pikiran kepada orang lain yang sedang meng alami kesulitan.

6. Hendaknya mengusahakan penampilan diii yang menyenangkan. bagi orang lain.

(12)

12 1. Uraikan perbedaan antara wiraswasta dengan wirausaha, wirakaiya, dan pengusaha (gunakan sumber-sumber pustaka yang berkaitan dengan kewiraswastaan)!.

2. Apakah sebenarnya kelebihan yang dimiliki oleh seseorang wiraswastawan dengan orang yang bukan wiraswastawan ?.

3. Mengapa moral yang tinggi perlu dimiliki oleh manusia wiraswasta ?. Jelaskan !.

4. Apa yang dimaksud dengan sikap mental wiraswasta ?. Jelaskan !.

5. Mengapa seorang wiraswasta perlu peka terhadap arti lingkungan ?. Jelaskan!. 6. Keterampilan apa yang perlu dimiliki oleh seorang wiraswasta ?.

Daftar Pustaka

Suparman Sumahamijaya, ... PembangunanMasyarakat Pancasila, Melalui Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia Dengan Sistem Pendidikan Sikap mental Wiraswasta, Lembaga Bina Wiraswasta, Jakarta.

Wasty Sumanto, 1989. Sekuncup Ide Operasional Pendidikan Wiraswasta, Bina Aksara, Jakarta.

(13)

13 II.POKOK BAHASAN

PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN Pengertian dan Konsepsi Pendidikan

Suatu konsepsi yang lazim dianut oleh masyarakat kita tentang pendidikan adalah hasil suatu peradaban bangsa yang dikembangkan atas dasar pandangan hidup bangsa itu yang diwariskan secara turun temurun dari generasi yang satu kegenerasi berikutnya. Menurut M.Y. Langeveld pendidikan adalah pemberian bimbingan dan pertolongan rohani dari orang dewasa kepada mereka yang masih memerlukannya, untuk membawa mereka ketingkat kedewasaan.

Jadi pendidikan itu adalah proses pengalaman yang memberikan kesejahteraan pribadi, baik lahiriah maupun bathiniah. Dalain batasan ini terdapat dua perkataan pengalaman, yakni: pengalaman pertama diartikan sebagai interaksi din pribadi dengan lingkungan dan pengalaman kedua diartikan sebagai hasil dari pada belajar. Hasil pengalaman ini meliputi tiga aspek, yaitu : pengetahuan, keterampilan dan sikap atau nilai.Tidak setiap hasil belajar memberikan kesejahteraan bagi manusia. Ada pengalaman yang membahagiakan, menumbuhkan manusia idealis dan ada pengalaman yang menyedihkan. Dalam hal ini pendidikan terarah kepada terwujudnya kesejahteraan pribadi, baik lahiriah maupun bathiniah.

Tujuan-tujuan pendidikan dalam masyarakat berorientasi kepada tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidkan nasional bertolak dari pengalaman hidup bangsa yakni dijiwai oleh Pancasila sebagai falsafah negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia.

(14)

14 Menurut Garis-Garls Besar Haluan Negara (GBHN), pendidikan nasional berdasarkan Pancasila, bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

Dan rumusan tujuan pendidikan nasional di atas, pendidikan dimaksudkan untuk menumbuhkan manusia pembangunan, baik pembangunan diri sendiri maupun pembangunan bangsa. Untuk menumbuhkan manusia-manusia pembangunan itu, pendidikan harus mampu memberikan pengaiaman-pengalaman yang menunjang pembangunan.

Membentuk manusia Pancasilais yang mampu membangun diri sendiri dan membangun bangsa tidak cukup hanya dengan pendidikan intelektual, karena penekanan pendidikan intelektual dapat cenderung menumbuhkan manusia-manusia intelektualistis yang belum tentu mau dan mampu membangun diri sendiri dan bangsa, yang sejahtera lahir dan bathin. Pendidikan juga tidak cukup hanya menekankan pendidikan moral, karena halitu dapat cenderung menumbuhkan manusia moralis yang belum tentu mau dan mampu membangun diri sendiri dan bangsa yang sejahtera lahir dan bathin.

Pendidikan juga tidak cukup hanya menekankan pemberian latihan-latihan keterampilan dan jasmani saja, karena hal itu dapat menumbuhkan manusia-manusia terampil dan sehat jasmaniah yang belum tentu mau dan mampu membangun diri sendiri bangsa yang sejahtera lahir dan bathin.

(15)

15 Usaha untuk membentuk manusia Pancasilais yang mampu membangun diri sendiri dan bangsa yang sejahtera lahir dan bathin adalah :

1. Pendidikan moral-spiritual, agar manusia memiliki akhlak yang tinggi sehingga dapat mengasihi Pencipta dan sesama manusia, serta memiliki rohani yang sehat.

2. Pendidikan sosial dan patriotisme, agar manusia mampu mengemban tanggung jawab dalam kehidupan bersama dan dalam kehidupan bemegara. 3. Pendidikan intelektual, agar manusia memiliki kecerdasan yang menjadi bekal

untuk mengatasi berbagai permasalahan kehidupan pribadi maupun bangsanya,

4. Pendidikan keterampilan, agar manusia mampu merealisir setiap rencana dan pemikiran, baik dan diri sendiri maupun dari orang lain.

5. Pendidikan Jasmani, agar manusia memiliki jasmani yang sehat, sehingga dapat be-lajar dan bekerja secara efektif.

6. Satu hal yang amat penting adalah pendidikan wiraswasta, yaitu pendidikan yang lebih menekankan pembinaan sikap mental untuk berjuang dan berkarya, baik bagi kesejahteraan diri sendiri, keluarga, masyarakat dan bangsa.

Agar manusia dapat mewujudkan kehidupan yang sejahtera, maka mereka (baik yang memberikan maupun yang memperoleh pendidikan) hendaknya memiliki pandangan serta pemahaman tentang kewiraswastaan demi tercapainya tujuan akhir pendidikan.

(16)

16 Titik Berat Pendidikan Kewirausahaan Pendidikan kewiraswastaan bukanlah sekedar pendidikan teknik manajemen moderen, karena dengan teknik saja tanpa mengajarkan perkembangan inisiatif maka manusianya akan tetap malas dan tidak efisien, Tiap manusia ingin mencapai keberhasilan, ingin maju dan ingin kaya lahir dan bathin. Tetapi tidak semua manusia bersedia memberikan imbakn untuk kemajuan yang ingin dicapainya berupa kesediaan berjerih payah dab berdaya upaya.

Setiap kemajuan dan keberhasilan ditentukan oleh kesediaan berjerih-payah (25%), pendidikan sekolah (15%) dan pengembangan kepribadian (60%). Oleh karena itu eara pendidikan kewiraswastaan lebih tertuju pada pengembangan kepribadian, yang kurikulumnya terdiri dan : Keimanan Jiwa dan Semangat, Pembangunan Daya Penggerak Diri (Self Motivation), Mengenal Peranan Kerjasama, Persaingan dan Resiko, serta Keterarnpilan Jual (Salesmanship).

Kemampuan Pendidikan Formal Dalam Menghasilkan Manusia-manusia wirausaha.

Kesejahteraan hidup tak dapat dicapai hanya dengan berpangku tangan sambil menunggu atau mengharapkan nasib baik. Kesejahteraan hidup harus dicapai melalui bekerja. Agar pekerjaan manusia menjadi efektif, manusia harus banyak belajar.

Untuk mencapai kesejahteraan hidup maka manusia mencari sekolah-sekolah dan memperoleh pengajaran sampai ketingkat pendidikan formal yang lebih tinggi. Banyak orang tua dan anak-anak muda yang merasa bangga apabila anak-anak tersebut dapat menduduki bangku sekolah yang lebih tinggi. Mereka

(17)

17 bersusah payah untuk menamatkan pelajaran dengan disertai banyak pengorbanan. Setelah tamat belajar dihadapkan lagi dengan perspalan baru, yakni mencari pekerjaan. Mereka mencoba melamar pekerjaan kesana-kemari namurt hanya sedikit yang berhasil memperoleh pekerjaan. Dan pekerjaan itupun belum tentu sesuai dengan bakat, minat, serta kemajuannya.

Banyak pemuda yang tertipu oleh angan-angan mereka sendiri, mereka menyangka bahwa dengan bersusah payah dan berlomba-lomba bersekolah ketingkat yang semakin tinggi akan dijumpai lapangan pekerjaan, status sosial serta hal-hal lainnya yang diidam-idamkan.

Sekolah atau pendidikan formal adalah bukan satu-satunya jawaban terhadap permasalahan cita-cita kesejahteraan hidup manusia. Kebanyakan orang yang telah ber-hasil menyelesaikan pendidikan formal mempunyai kerelaan dan kesukaan untuk sekedar memainkan perananan sebagai buruh, pegawai, ataupun pesuruh. Jarang para tamatan pendidikan formal yang mau dan mampu menciptakan dan mengembangkan lapangan pekerjaan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Kita menduga bahwa barangkali baru sampai disitulah tingkat kemampuan pendidikan formai kita. Sekolah-sekolah baru mampu mempersiapkari anak-anak muda sebagai pengisi lapangan pekerjaan. Sekolah-sekolah kurang mampu mempersiapkan manusia-manusia wiraswasta.

Kemampuan Pendidikan Luar Sekolah Menghasilkan Manusia-manusia Wiraswasta.

Kemampuan rakyat Indonesia memperoleh kesempatan untuk mengikuti pendidikan formal amat terbatas. Oleh karena itu maka peranan pendidikan

(18)

non-18 formal menjadi amat penting dalam usaha memecahkan masalah kebodohan, kemiskinan, dan pengangguran.

Lembaga pemerintah baik yang bemaung di bawah Departemen Pendidikan Nasional maupun di luar Departemen Pendidikan Nasional dan lembaga-lembaga swasta telah banyak melakukan berbagai macam kursus serta latihan-latihan, seperti Kejar Paket A, Kejar PICK, Kejar Usaha dan lain-lain.

Kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan akan dapat membekali-masyarakat untuk melaksanakan berbagai usaha dan aktivitas ekonomi yang dapat menambah pendapatan/penghasilan keluarga. Namun demikian kegiatan tersebut belum juga banyak hasil yang dapat dicapai, karena daya jangkau pendidikan masih terbatas. Pendidikan luar sekolah belum mampu menerapkan program dan pelayanan kepada seluruh lapisan masayarakat yang membutuhkannya.

Akhir-akhir ini oleh Departemen Tenaga Kerja (Depnaker) telah meluncurkan program baru yang disebut Program Pelatihan Pemuda Mandiri (P3M), yang diberikan kepada para sarjana yang baru tamat sebagai tambahan pendidikan untuk dapat menjadi pemuda mandiri atau wiraswasta.

Setiap program pendidikan luar sekolah yang dilancarkan oleh pemerintah untuk membeiikan pendidikan tambahan kepada anggota masayarakat kita adalah amat bagus, namun jika tidak didukung oleh norma dan budaya nasional yang inendukungnya, maka usaha tersebut juga belum marnpu menunjukkan hasilnya yang nyata.

(19)

19 Kemampuan Pendidikan Dalam Keluarga Dalam Menghasilkan Manusia-manusia Wirausaha.

Keluarga mempunyai peranan penting dalam mempersiapkan anak-anak untuk mencapai masa depan yang baik bagi diri sendiii, keluarga, serta orang lain. Keluarga dapat dikatakan sebagai peletak dasar bagi pola tingkah laku serta perkembangan pribadi anak-anak.

Kekeliruan orang tua dalam memperlakukan anak-anak dilatar belakangi oleh kurangnya pengetahuan para orang tua tentang jiwa anak serta perkembangannya. Mereka cenderung suka mengarahkan perkembangan anak sesuai dengan keinginan orang tua. Dan kurang memberi kesempatan kepada anak-anak untuk belajar sendiri serta berkembang menurutkodrati anak-anak. Dilain pihak banyak pula orang tua yang cenderung suka memanja-manjakan anak tanpa memikirkan akibat dari perlakuan tersebut Setiap tindakan orang tua seperti itu dapat memupuk sifat ketergantungan pada anak-anak yang dapat mengurangi inisiatif, kreatifitas serta perkembangan pribadi anak.

Setiap perlakuan orang tua terhadap anak-anak berhubungan dengan beberapa faktor, antara lain : latar belakang pendidikan orang tua, latar belakang sosial ekonomi orang tua, pandangan orang tua mengenai pendidikan anak, serta faktor-faktor lam di iuar keluarga, misalnya pembahan pola-pola kehidupan masyarakat, perabahan dunia kerja, perubahan ekonomi nasional dan lain-lain.

Orang tua harus memberikan pengalaman belajar kepada anak-anak. Belajar disamping dapat memberikan tambahan pengetahuan atau pengalaman teoiitis, juga dapat memberikan pengalaman praktis atau bekerja. Untuk mengatasi kebutuhan-kebutuhan hidup maka manusia harus banyak bekerja.

(20)

20 Persiapan manusia untuk dapat pekerja perlu dilaksanakan terhadap para anggota keluarga sejak masa anak-anak.

Agar orang tua atau keluarga dapat memainkan peranan sebagai peletak dasar persiapan manusia-manusia pekerja yang efektif, maka salah satu persyaratan yang perlu dipenuhi oleh orang tua adalah : dimilikinya jiwa wiraswasta oleh para orang tua. Dengan dimilikinya kualiflkasi itu, maka diharapkan orang tua akan dapat memberikan andil dalam usaha membejarkan anak-anak menjadi pekerja yang berjiwa wiraswasta.

Beberapa sikap dan cita-cita orang tua yang menghambat terwujudnya manusia-manusia wiraswasta adalah :

a. Sikap orang tua yang cenderung memanjakan anak. Perlakuan itu akan menumbuhkan sifat ketergantungan anak kepada orang tua.

b. Sikap otoriter orang tua dalam memimpin atau membimbing anak. Perlakuan tersebut akan menimbulkan suasana tegang, panik, tidak aman, ketakutan, serba salah. Suasana seperti itu akan mengurangi keberanian anak untuk berinisiatif, ke-mampuan berkreasi dan apatisme. Anak akan cenderung suka menunggu prakarsa dan kebijaksanaan orang lain.

c. Sikap masa bodoh orang tua. Anak yang terlepas dari pengawasan orang tua akan cenderung menjadi agresif dalam menyampaikan keinginan maupun tingkah lakunya. Anak belum mampu memilih tujuan-tujuan yang benar, sehingga anak sering me-ngalami perkembangan yang salah.

d. Cita-cita orang tua mengenai kehidupan anak dimasa mendatang. Misalnya kelak agar anaknya menjadi Pegawai Negeri atau menjadi priyayi yang terhormat. Keadaan tersebut cenderung membuat orang tua lengah, merasa

(21)

21 kurang peiiu untuk mempersiap-kan anaknya menjadi manusia wiraswasta. Orang tua cenderung membiarkan anak untuk tidak usah bekerja membantu orang tua. Dengan membiasakan anak untuk tidak bekerja, akan memupuk sifat malas pada diri anak tersebut. Sifat malas akan menghambat pertumbuhan anak menjadi manusia wiraswasta.

Pendidikan Kewirausahaan Mengangkat Martabat Bangsa

Kebesaran bangsa tidak hanya ditentukan oleh moral bangsa yang tinggi, atau oleh sikap mental bangsa yang patriotik. Kebesaran bangsa lebih ditentukan oleh ke-wiraswastaan individu dan masyarakat bangsa itu.

Manusia yang berdaya guna dituntut untuk bermoral tinggi, berkepribadian kuat, dinamis dan kretif, rajin bekerja keras, dapat menghargai dan mengelola waktu dan tidak suka bermalas-malasan. Semuanya itu merupakan serangkaian potensi dari sumber daya manusia yang dapat digali dan ctimanfatkan untuk meningkatkan martabat bangsa dan negara

Suatu contoh kita lihat adalah negara Jepang. Suatu bangsa yang dulu dicemooh sebagai bangsa yang kate (kerdil), nyatanya kini menjadi bangsa yang gagah dan berani.

Negara Jepang tidak terlalu kaya dengan sumber daya alam, tetapi mampu menjadikan dirinya sebagai negara industri yang kuat dan disegani. Hal ini bisa terjadi karena bangsa Jepang memiliki moral dan karakter yang kuat, rajin bekerja, dan tidak suka bermalas-malasan.

Untuk memacu negara kita menyerupai Jepang, kita harus menumbuhkan dan mengembangkan benih-benih kewiraswastaan yang terkandung di dalam diii

(22)

22 kita. Pe-nyemaian benih-benih kewiraswastaan dapat kita lakukan dengan menggunakan sikap mental untuk memberantas sikap-sikap malas, rendah diri, ketergantungan dan ke-miskinan jiwa lainnya, diganti dengan penumbuhan sikap maju dan ingin sukses dimasa mendateng.

Pendidikan Kewirausahaan Meningkatkan Kualitas Pribadi Manusia. Bangsa-bangsa yang telah maju memiliki jiwa wiraswasta, baik pada para pengusaha, para pemimpinnya, maupun setiap anggota masyarakat usia kerjanya. Untuk keperluan ini, maka segenap potensi manusia hendaknya digali, dipelajari dan di-kembangkan sehingga terwujudnya kualitas manusia yang diharapkan.

Pendidikan kewiraswastaan berusaha untuk menjawab tantangan tersebut, guna menjadikan manusia bukan hanya mampu mencari pekerjaan, tetapi mengembangkan sumber daya manusia yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain.

Inilah sumber daya manusja yang terkandung dalam nilai-nilai moral wiraswasta, sikap mental wiraswasta, kepekaan lingkungan wiraswasta serta keterampilan perbuatan wiraswasta.

Dalam pengertian wiraswasta terkandung pada kualitas manusia yang mampu mengikuti perkembangan zaman, mampu menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi sudah menjadi satu.

(23)

23 Pendidikan KewirausahaYang Sudah Diterapkan Di Indonesia.

Pendidikan kewiraswastaan di Indonesia telah mulai dirintis sejak tahun 1971. Pencetus gagasan ini adalah Dr. Supamian Sumahamijaya, M.A.Sc.

Menurut Dr. Suparman, pendidikan wiraswasta itu adaiah : pendidikaii yang bertujuan untuk menempa bangsa Indonesia sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila. AVasty Soenianto (1984) menyatakan bahwa pendidikan wiraswasta adalah : pertolongan untuk membelajarkan manusia Indonesia se-hingga mereka memiliki kekuatan pribadi yang dinamis dan kreatif sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila.

Pendidikan kewiraswastaan lebih menitik beratkan kepada penempatan nilai-nilai kepribadian, dengan menggunakan methode pengulangan latihan, mengenal sikap mental, cara berfikir, dan cara bertindak.

Peranan nyata yang telah dimainkan oleh Lembaga Bina Wiraswasta didalam melaksanakan program pendidikan kewiraswastaan adalah menyelenggarakan penataran-penataran mengenai kewiraswastaan. Program-program pendidikan lainnya terdiri dari:

a. Program Aji Wiraswasta bagi para putus sekolah, pengusaha kecil, pramuka, para pengurus koperasi.

b. Program Aji Tunas Wiraswasta, untuk para pengusaha, mahasiswa dan karyawan.

c. Program Aji Kaiya Wiraswasta, untuk para pengusaha, manajer perusahaan, sarjana dan para pejabat

(24)

24 Disamping program tersebut di atas, Lembaga Bina Wiraswasta juga sedang menjajagi kemungkinan untuk memdirikan sekolah-sekolah Tunas Wiraswasta dan Sekolah Tinggi Taruna Wiraswasta.

Menurut Wasty Soemanto (1984), bahwa pendidikan wiraswasta adalah pen-didikan seumur itidup (long life education). Prinsip-prinsip yang perlu dijadikan strategi kelangsungan pendidikan manusia wiraswasta adalah :

1. Pendidikan manusia wiraswasta berlangsung seumur hidup dimana dan kapan saja, sehingga peranan subyek manusia untuk belajar dan mendidik diri sendiri secara wajar merupakan kewajiban kodrati manusia.

2. Sebagai realisasi dari prinsip di atas, maka lingkungan pelaksanaan pendidikan manusia wiraswasta meliputi:

a. Lingkungan keluarga sebagai lingkungan peitama dan utama mendidik manusia wiraswasta.

b. Lingkungan sekolah sebagai lingkungan pendidikan formal untuk melengkapi bekal pribadi manusia wiraswasta.

c. Lingkungan masyarakat sebagai lingkungan pendidikan non-formal, yang mewujudkan perkembangan pribadi yang wajar dalam situasi sosial. 3. Lembaga penanggung jawab pendidikan wiraswasta adalah :

a. Keluarga sebagai pe&aggung jawab pertama dan utama pelaksanaan pendidikan manusia wiraswasta.

b. Sekolah sebagai penanggung jawab pendidikan manusia wiraswasta. c. Perkumpulan-perkumpulan masyarakat sebagai penanggung jawab pula

(25)

25 Pertanyaan :

1. Apa sesungguhnya pendidikan kewiraswastaan itu ?.

2. Bagaimana cara pendidikan terbaik dilakukan untuk meningkatkan kemampuan wiraswasta ?.

3. Kemajuan dan keberhasilan seseorang ditentukan oleh pengembangan kepribadian sebanyak 60%, mengapa ?.

4. Apakah dengan menempuh pendidikan formal saja akan mampu menghasilkan manusia wiraswasta ?. Jelaskan !.

5. Jelaskan, bagaimana justru pendidikan luar sekolah mampu menghasilkan manusia wiraswasta !.

6. Keluarga yang bagaimana mampu menghasilkan manusia wiraswasta ?. Jelaskan !.

7. Mengapa pendidikan kewiraswastaan mampu mengangkat martabat bangsa ?. Jelaskan !.

8. Kualitas pribadi yang bagaimana yang dapat diangkat dengan pendidikan kewiraswastaan ?. Jelaskan !.

9. Cara pendidikan yang bagaimana perlu dan cocok diterapkan di Indonesia ?. Jelaskan !.

DAFTAR PUSTAKA

Suparman Sumahamijaya, ... . Pembangunan Masyarakat Pancasila Melalui Peningkatan Sumber Daya Manusia Dengan Sistem Pendidikan Sikap Mental Wiraswasta, Lembaga Bina Wiraswasta, Jakarta.

Wasty Sumanto, 1989. Sekuncup Ide Operasional Pendidikan Wiraswasta, Bina Aksara, Jakarta.

(26)

26 III.POKOK BAHASAN

MENDIDIK MANUSIA WIRAUSAHA DI LINGKUNGAN KELUARGA

Pengertian Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari kelompok-kelompok dalam masyarakat. Keluarga terdiri dari kepala keluarga dan anggota keluarga. Ayah sebagai kepala keluarga berfungsi sebagai penumpin. pengayorn dan sekaligus sebagai pendidik anak-anak yang tumbuh dalam keluarga itu.

Peranan Keluarga Dalam Mempersiapkan Manusia Wiraswasta.

Setiap orang tua mengidam-idamkan agar anak-cucunya kelak dapat hidup her bahagia. Demikian besarnya harapan orang tua terhadap masa depan anak-anakiiya, sementara banyak orang tua yang kurang mengerti cara mempersiapkan anak-anaknya agar kelak menjadi manusia yang mampu mengatasi pertnasalahan hidup dengan ke mampuan yang ada pada dirinya.

Secara tidak disadari banyak orang tua telah salah didalam mendidik anak-anaknya, seperti memanjakan, bersikap otoriter, bersikap masa bodoh dan lain-lain. Jika dibiarkan terns akan menimbulkan keadaan yang amat fatal. Banyak orang tua yang mendorong agar anak-anaknya bersekolah setinggi-tingginya, tanpa memperhatikan pendidikan kepribadian bagi anak tersebut. Kurang melibatkan anak dalam proses ak-tivitas keluarga sehari-hari, dengan harapan agar kelak menjadi pegawai negeri yang beipangkat dan disegani.

Kita tahu bahwa saat sekarang ini demikian sulitnya untuk dapat bekerja menjadi pegawai negeri, sekolah bam hanya memberikan bekal dasar, dan belum menjanjikan untuk menjadi pegawai. Oleh karena itu, berikanlah yang paling

(27)

27 berharga buat anak-anak. Warisan yang paling berharga bagi anak-anak adalah pendidikan yang mem-persiapkan pribadi anak agar mampu mengatasi permasalahan hidup Simasa depan dengan kekuatan pribadinya sendiri, yakni pendidikan kewiraswastaan.

Strategi pendidikan manusia wiraswasta mengikuti azas pendidikan seumur hidup, yang berlangsung kapan saja dan dimana saja. Oleh karena itu, pendidikan manusia wiraswasta harus dimulai sejak anak-anak. Orang tua adalah peletak dasar bagi perkembangan pribadi anak dimasa-masa selanjutnya. Peranan orang tua tetap dituntut untuk mendidik anak hingga anak sanggup menolong dirinya sendiri dalam menghadapi permasalahan hidup serta dalam memenuhi kebutuhan hidup, Anak yang sudah kawin belum tentu dewasa, mereka masih memerlukan bimbingan dalam menuntun kekuatan pribadi sehingga mampu berwiraswasta.

Agar orang tua berhasil dalam peranannya mendidik anak-anak menjadi wira swasta, maka diperlukan persyaratan bagi orang tua antara lain :

1. Mengenal arti dan ciri-ciri manusia wiraswasta.

2. Mengenal garis besar perkembangan jiwa masing-masing anaknya. 3. Menciptakan suasana belajar kewiraswastaan dilingkungan keluarga. 4. Mempunyai bekal pengetahuan kewiraswastaan.

5. Mengetahui bahwa titik berat pendidikan kewiraswastaan adalah penempaan nilai-nilai kepribadian.

Menciptakan Situasi Belajar Kewiraswastaan Dilingkungan Keluarga 1. Menciptakan Hubungan Yang Erat Dan Serasi Antara Anggota Keluarga.

(28)

28 Orang tua yang membatasi hubungan dan pergaulan antar anggota keluarga di dalam suatu rumah yangga, akan menimbuikan suasana yang kaku, rutin dan tidak efektif.

Yang diperlukan adalah eratnya hubungan kemanusiaan yang harmonis diantara anggota keluarga. Suasana pergaulan semacam itu akan mempakan kondisi yang amat baik untuk melaksanakan pendidikan, terutama mendidik manusia wiraswasta.

2. Menciptakan Kesibukan Rumah Tangga Yang Bermanfaat.

Para anggota keluarga akan kejangkitan penyakit malas dan masa bodoh apabiia kepada mereka tidak dibiasakan untuk meiakukan berbagai maoani kesibukan.

Kesibukan yang perlu diciptakan agar para anggota keluarga khususnya anak-anak menjadi berminat adaiah macain-macam kesibukan yang dinilai oleli anak-anak mempunyai aiti dan manlaat bagi diii mereka baik dimasa sekarang maupun dimasa yang akan datang.

Tugas orang tua adalah mencari dan memilih jenis-jenis usaha yang disamping dapat menambah penghasilan keluarga, juga mendidik anggota keluarga untuk menjadi manusia wiraswasta.

3. Mengadakan Kesempatan Untuk Pertemuan Anggota Keluarga.

Kesempatan bertemu mempakan kesempatan yang paling tepat untuk berdiskusi dan mempersiapkan mental wiraswasta. Setiap kesempatan hendaknya

(29)

29 digunakan untuk menanamkan sikap mental wiraswasta kepada para anggota keluarga, misalnya pada waktu makaiS bersama atau sesudah makan.

Keluarga perlu selalu mencari kesempatan untuk bertemu, baik secara rutin maupun secara insidental, untuk mendidik sikap mental wiraswasta keluarga.

4. Membangun Keluarga Menjadi Suatu Perusahaan Mini.

Membangun keluarga menjadi suatu perasahaan mini, dapat menciptakan situasi edukatif, dimana para anggota keluarga dapat belajar memperoleh pengalaman serta bekal kepribadian yang kuat untuk menghadapi tantangan hidup dimasa-masa selanjut-nya. Disamping itu dengan membangun pemsahaan mini di rumah, maka kehidupan keluarga menjadi produktif, mampu berdikari dan mampu mencapai prestasi kemajuan hidup.

Modal pertama dan utama adalah bukan uang, tetapi adalah pribadi yang kuat Berupa kemauan dan kepercayaan pada diri sendiii. Modal pokok lain yang sering dilupakan adalah modal tenaga kerja.

Berdasarkan modal tersebut maka keluarga dapat membangun pemsahaan mini, dengan cara ini maka tidak lagi adanya sikap orang tua yang membiarkan para anggota keluarganya hidup luntang-lantung tidak produktif.

Keluarga yang dapat membangun pemsahaan mini, mempunyai dua fungsi sekaligus, yaitu sebagai. lembaga pendidikan dan sebagai lembaga ekonomi, sehingga peran orang tua adalah sebagai pemimpin pendidikan keluarga dan sebagai manajer per usahaan.

Orang tua hendaknya metigerti tentang arti manajemen, yaitu proses meng gerakkan orang-orang secara efisien unluk mencapai tujuan tertentu. Jadi

(30)

30 manajemen perusahaan keluarga adalah proses menggerakkan anggota keluarga untuk berpartisipasi secara efektif didalam usaha bersama untuk mendapat keunrungan ekonomi keluarga. Partisipasi para anggota keluarga, meliputi : 1. Partisipasi dalam pembuatan policy perusahaan.

2. Partisipasi dalam manajemen perusahaan.

3. Partisipasi dalam kegiatan produksi/usaha keluarga.

Jadi para anggota keluarga disamping dapat menikmati hasil keuntungan usahanya, juga memperoleh kesempatan yang berharga untuk belajar kewiraswastaan, sehingga' mereka inemperoleh bekal pengalaman serta kekuatan pribadi untuk menjadi manusia wiraswasta.

Orang tua sebagai manajer dan pemimpin, hendaknya selalu mengajak para anggota keluarga untuk seiirig bermusyawarah menyiisun policy atau kebijaksanaan tentang tujuan, jenis usaha, pengaturan usaha serta pemafaatan hasil usahanva, sehingga masing-masing anggota keluarga akan belajar melatih din untuk membuat keputusan dan memperoleh bekal kewiraswastaan.

Sebagai manajer. orang ma hendaknya mampu menjalankan fungsi manajemen perusahaan, antara lain :

1. Menyusun perencanaan secara kasar tentang pelaksanaan kegiatan-kegiatan usaha.

2. Mengorganisir usaha bersama mulai dan pendiskripsian tugas-tugas sampai dengan pembagian tugas-tugas pekerjaan itu kepada masing-masing anggota keluarga sesuai dengan taraf perkernbangan pribadi, miiiat, kecakapan, dan kemampuan masing-masina.

(31)

31 3. Memberikan bimbingan dan pengarahan kepada para anggota keluarga dalam

melaksanakan tugas/pekerjaanmasing-masing.

4. Mengadakan .pengawasan secara kontinyii terhadap semua pelaksanaan kegiatan usaha keluarga.

5. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan dan masing-masing pekerja, dan ia harus mampu pula mengadakan penilaian atas hasil usahanya.

6. Memberikan latihan atau petunjuk kepada para anggota keluarga tentang cara se-baiknya orang bekerja.

7. Mendorong dan melatih mental dan keterarnpilan anak-anak daiam menegerjakan suatu pekerjaan.

8. Jadi para anggota keluarga akari memperoleh iatihan dan pengalaman untuk ber-kemauan kuat, percaya pacla diii sendiri, rajin, tekun, berdisiplin dan bekerja keras.

5. Menunjukkan perlakuan yang bijaksana daiam keluarga.

Perlakuan orang tua dapat membentuk kebiasaan berfikir, pola tingkah laku, dan sikap pribadi anak-anak yang akan dibawanya sampai dikemudian hari.

Orang tua adalah sebagai peletak dasar bagi perkembangan pribadi anak dimasa mendatang. Oleh karena itu, maka orang tua atau keluarga dapat berlaku bijaksana dalam mendidik anak-anak. Perlakuan yang bijaksana dari orang tua diperlukan, terutama bila orang tua sudah mengerti kewiraswastaan dan ingin mendidik anak men-jadi manusia wifaswsata.

(32)

32 Pertanyaan :

1. Apa kesalahan utama orang tua dalam mendidik anak, sehingga si anak menjadi generasi yang loyo ?. Jelaskan !

2. Apa sehanisnya dilakukan orang tua dalam mendidik anak ?. Jelaskan !. 3. Persyaratan apa yang harus dimiliki orang tua agar bisa berhasil dalam

mendidik anak menjadi manusia wiraswasta ?. Jelaskan !.

4. Bagaimana menciptakan situasi belajar kewiraswastaan di lingkungan ke-luarga ?. Jelaskan jawaban saudara !.

DAFTAR PUSTAKA

Wasty Soemanto, 1989. Sekuncup Ide Operasional Pendidikan Wiraswasta, Bina Akasara, Jakarta.

(33)

33 IV.BAHASAN

MENDIDIK MANUSIA WIRAUSAHA DI LINGKUNGAN SEKOLAH DAN MASYARARAT

MENDIDIK MANUSIA WIRAUSAHA DI LINGKUNGAN SEKOLAH Peranan Sekolah Dalam Mempersiapkan Manusia Wiraswasta.

Pada dasamya kekuatan pribadi anak sudah mulai terlatih dan bahkan terbentuk dari lingkurigan keluarga. Dasar-dasar bagi perkembangan pribadi anak telah dibawa oleh anak daii lingkungan keluarganya. Namun demikian sekolah tetap diberi ke-percayaan oleh masyarakat untuk mampu membentuk manusia wiraswasta, sehingga tanggung jawab sekolah cukup berat.

Terbatasnya kemampuan. sekolah untuk membentuk manusia wiraswasta di-sebabkan karena :

1. Sekolah mengliadapi anak-anak yang dasar perkembangan pribadinya sudah terbentuk dari hngkungan keluarga.

2. Keluarga dan sekolah sering mempunyai perbedaan pendapat dan keinginan mengenai masa depan anak.

3. Sekolah mengemban nusi yang cukup berat, anatara misi keluarga dan misi pe-merintah yakni untuk menjadi warga masyarakat yang beq^ribadi dan sebagai warga negara yang baik.

Untuk mewujudkan kekiginan tersebut maka diperlukan pengertian, dukungan serta kerjasama yang efektif antara sekolah, keluarga, masyarakat dan pemerintah.

(34)

34 Sekolah-sekolah telah mencoba untuk melaksanakan pendidikan dan pengajaran yang merupakun pengembangan berbagai aspek kepribadian anak didik, tetapi belum juga mampu untuk mewujudkan manusia wiraswasta itu. Karena masih terdapat berbagai kelemahan antara lain : proses belajar mengajar (belum tertuju pada tujuan siswa, belajar siswa lebih bersifat stalls dan pasif), pengorganisasian pengalaman belajar (pengembangan berbagai methode mengajar), dan pengembangan kurikulum (penambah pelajaran kewiraswastaan).

Dewasa ini telah terdapat langkah-langkah yang cukup memberikan harapan kepada kita, antara lain :

1. Adanya perbaikan kurikulum yang berorientasi kepada tujuan. 2. Digalakannya proses belajar dengan cara belajar siswa aktif (CBS A).

3. Telah dibenahinya lembaga seita program pendidikan gum yang berorientasi kepada kompetensi dan kebutuhan lapangan.

Mempersiapkan Manusia Wirausaha Di lingkungan Sekolah

1. Pembenahan proses belajar-mengajar untuk membelajarkan siswa secara aktif. Agar para siswa di sekolah dapat aktif membelajarkan diri sehingga plibadi mereka dapat berkembang secara dinamis dan kreatif, maka dilakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Pembenahan terhadap diri gum, yakni menghilangkan sifat statis, kurang terbuka terhadap inovasi, kurang peka terhadap kenyataan dan tantangan hidup di dalam masyarakat, serta kurang bertumbuh di dalam jabatan mereka.

(35)

35 b. Pembenahan terhadap sistem birnbingan belajar.

Pembenahan dapat dilakukan dengan jalan memperbaiki administrasi sekolah yang memungkinkan adanya kondisi dan kesempatan bagi guru-gum untuk memberikan bimbingan belajar secara individual.

c. Pembenahan dalam haknethode mengajar, melalui : pengenalan terhadap pribadi siswa, pengertian tentang hasil belajar yang dicapai (nilai-nilai moral, sikap mental wiraswasta, apresiasi sent budaya, kepekaan terhadap arti lingkungan, fakta-fakta dan pengetahuan fungsional, dan keterampilan wiraswasta), berbagai aktivitas belajar siswa dan penggunaan berbagai methode mengajar.

2. Pembenahan dalam pengorganisasian pengalaman belajar. Salah satu cara untuk mengenibangkan organisasi pengalaman belajar siswa adalah dengan melaksanakan pengajaran unit, yakni : suatu bentuk organisasi pengalaman belajar dimana peng-alaman-pengalaman belajar dipelajari secara terpadu dengan beipusatkan pada aktivitas-aktivitas siswa untuk merumuskan dan memecahkan masaiah nidup secara ilniiah, seita menggunakan segenap potensi kepribadian siswa.

3. Pembenahan terhadap kurikuium pendidikan formal, yang dapat dilakukan dengan cara melengkapi kurikuium yang sudah ada dengan bidang studi kewiraswastaan.

Dalam rarigka pelaksanaan dan pengembangari kurikuium kewiraswastaan, maka perlu dilakukan latihan-latihan dan diskusi-diskusi kelas oleh para siswa yang mencakup hal-hal sebagai berikut : A. Watak Wiraswasta, yaitu :

(36)

36 1. Berwatak maju

2. Bergairah dan matnpu menggunakan daya penggerak diiinya. 3. Berpandangan positif dan krealif.

4. Selalu mengutamakan memberi dari pada meminta, apalagi mengemis. 5. Ulet dan tekun, tidak lekas putus asa.

6. Pandai bergaul.

7. Memelihara kepercayaan^ang diberikan kepadanya. 8. Berkepribadian menyenangkan.

9. Selaiu ingin meyakinkan diri sebehim bertindak.

10. Memberanias benih-benih kebiasaan cara berfikir, bersikap dan berbuat negatif, dan lebih mengiitamakan benih kebiasaan cara berfikir, bersikap mental dan berbuat positif.

11. Sangat menghargai dan mendayagunakan waktu sampai pada satuan waktu yang kecil sekalipun.

12. Memelihara seni berbicara dan kesopanan.

13. Tidak ragu-ragu atau khawatir terhadap saingan yang timbul dari bawali ataupun dari atas.

14. Bersedia melakukan pekerjaan kasar atau rendahan.

15. Tidak akan pernah mementingkan diii sendiri dan tidak akan pernah rakus atau serakah.

16. Setia kepada pemimpin, sebagai peserta yang baik dan penuh rasa kesetiakawanan.

17. Menghormati tertib hukum.

(37)

37 19. Tidak gila pangkat dan gelar.

20. Tidak gila kekuasaan

21. Memiliki tenggang rasa yang kuat.

22. Selalu mengejar maitabat, kehormatan dan harga diii yang semakin tinggi, bukan menjualnya.

23. Menahan diri dari kemginan berbelanja yang tidak terkendali, namun meningkatkan keinginan berproduksi dan kalau perlu menggalakkan aktivitas jual.

24. Selalu mensyukuri yang kecil-kecil yang dialami atau ada pada diri sendirit 25. Beriman dan beramal baik sebagai syarat kepnbadian yang jujur dan

berlanggung jawab.

26. Berusaha memperkuat daya kemauan, sanggup bekerja keras dengan tidak mengenal lelah.

B. Jiwa Wiraswasta, yaitu : 1. Beriman dan berbuat kebaikan. 2. Percaya pada diii sendiri.

3. Tidak suka tergantung pada pihak lain, selalu mengutamakan tindakan berdikari.

4. Berinisialif, suka berkreasi dan menemukan ha-hal baru. 5. Mempunyai rasa tanggung jawab, tidak suka mengingkari janji. 6. Berdisiplin diri sendiri.

7. Bertekad untuk dapat memajukan Lingkungan.

(38)

38 9. Bertekad untuk menyebailuaskan segala hal yang positif kepada kepentingan

umum.

10. Rasa keadilan yang sedapat mutigkin diusahakan seimbang. 11. Mempunyai tujuan-tujuan hidup dan cita-cita yang jelas. 12. Memilild kemauan yang kuat untuk hidup maju.

C. Daya ptkir dan keterampilan wiraswasta, yaitu :

1. Mampu mengendalikan kemauan untuk merencanakan kehidupan masa depan. 2. Suka mengajak orang lain untuk bekerjasama.

3. Bermotivasi tinggi untuk berprestasi.

4. Suka belajar dengan membaca dan berpraktek untuk memperoleh hasil yang me-muaskan,

5. Menjadikan pelajaran dan kegagalati-kegagalah dalam petuaiangan dan perjuangan.

6. Suka belajar dari pengalaman orang lain dan pengalaman diri sendiri,

7. Suka mendengarkan pendapat dan nasehat dari orang lain untuk disaring dan di-martfaatkan untuk mencapai tujuan-tujuan hidup.

8. Suka mengikuti kursus-kursus atau latihan-latihan. 9. Dapat beipiidr merdeka dalam arti obyektif dan positif.

10. Leblli mengutamakan kesuksesan berkaiya dan memperoleh kepuasan atas hasil pe-kerjaan sendiri.

11. Lebih mengutamakan hasil kerjasama dalam usahanya dari pada sekedar gaji atau upah melulu.

(39)

39 12. Melayani dunia yang senantiasa haus akan barang-barang baru atau penemuan

baru.

13. Memperhatikan efisiensi atau efektilitas.

14. Bersedia membeiikan secara etisien sebagian hasil jerih payahnya untuk memajukan kehidupan lingkungannya.

15. Mepersiapkan diri dalam menghadapi resiko, persaingan, kerjasama dan kerugian, dengan daya saing yang kuat namuti bermanfaat.

(40)

40 V.MENDIDIK MANUSIA .WIRAUSAHA DILINGKUNGAN

MASYARAKAT.

Peranan Masyarakat Dalam Mewujudkan Manusia Wiraswasta.

Masyarakat disamping sebagai korisumen pendidikan luar sekolah juga dapal menjadi produscn tcnaga-tenaga pendidikan luar sekolah.

Didalam masyarakat terdapnt minat-niiiiat, kebutuhan-kebutuhan, dan tujuan-tujuan hidup yang berbeda-beda dan bahkan sering terjadi konflik antar nilai, ke-pentingan. dan tiijuan hidup dari. anggota masyarakat tersebut. Oleh karena itu, masyarakat dapat merupakan taktor penghambat dari usaha-usaha memajukan hidup manusia.

Masyarakat mempunyai peranan dan tanggung jawab besar didalam mewujud-kan manusia-manusia wiraswasta. Masyarakat menghadapi tantangan untuk mengem-bangkan diii dalam memajukan kehidupan yang lebih baik. Untuk itu diperlukan langkah-langkah untuk menggali serta mendayagunakan potensi masyarakat, antara lain:

1. Identifikasi kebutuhan masyarakat:

Semua kondisi kehidupan masyarakat yang menimbulkan permasalahan liidup seperti : politik, sosial, ekonomi, budaya (poleksosbud) perlu ditek'ti dan dikaji dalam rangka pemenuhan kebutuhan-kebutuhan masyarakat.

2. Motivasi kehidupan masyarakat;

Masyarakat akan dapat berkembang secara dinamis apabila kesadarari, minat dan inisiatif telah tumbuh dari kalangan mereka sendiri.

(41)

41 3. Pengembangan kehidupan masyarakat;

Yakni usaha pengembangan kualitas pribadi para anggota masyarakat untuk menghadapi dan mengatasi pentiasalahan hidup mereka dengan kekuatan sendiii

Memotivasi Kehidupan Berwirausaha Dikalangan Masyarakat.

Kegiatan kewiraswastaan dikalangan masyarakat akan lebih berhasil apabila masyarakat memiliki minat dan dorongan untuk hidup maju. Untuk itu perlu adanya motivasi kehidupan berwiraswasta bagi segenap anggota masyarakat. Kegiatan me-tnotivasi dapat dilaksanakan dengan cara :

a. Langsung, yakni : kegiatan-kegiatan keteladanan (permagangan), penataran-penataran tentang kewiraswastaan. kejar usaha wiraswasta dan lain-lain. b. Tidak langsung, yaitu : menggimakan media pendidikan (radio, televlsi, dan

surat khabar).

Pengembangan Praktek Kehidupan Berwirausaha Diiwilangan Masyarakat. Didalam masyarakat terdapat berbagai jalur polensial untuk pengembangan praktek-praktek kewiraswastaan, yakni keiuarga, dan perkumpulan-perkumpulan masyarakat.

Berbagai bentuk perkumpulan masyarakat seperti perkumpulan-perkumpulan usaha ekonomi (koperasi, kelompok tani, himpunan pengusaha dan lain-lain), perkumpulan-perkumpulan sosial (panti asuhan, pramuka dan lain-lain), perkumpulan wanita (PKK, ISWI, dan lain), perkumpulan pemuda dan lain-lain dapat dimanfaat-kan untuk pengembangan praktek-praktek kewiraswastaan.

(42)

42 Sasaran utama dalam pengembangan kewiraswastaan ini adalah seluruh sektor vang bergerak dalam usaha peningkatan ekonomi, terutama para pengusaha kecil atau para calon pengusaha, baik daii kalangan swasta maupun pemenntah (pegawai negeri).

Praktek-praktek kegiatan wiraswasta pada perkumpulan-perkumpulan atau organisasi-organisasi masyarakat dapat dikembangkan melalui pendiiian dan pembinaan usaha bersarna dibidang peningkatan ekonomi, misalnya dalam bentuk perusahaan kecil, usaha dagang, koperasi, simpan-pinjam dan iain-lain. Dengan demikian diharapkan masing-masing anggota perkumpulan dalam masyarakat akan memperoleh kesempatan untuk membelajarkan diri menjadi manusia-manusia wiraswasta.

Untuk menghindaii kemungkinan kemacetan usaha ekonomi suatu perkumpulan tertentu atau wilayah pengembangan tertentu, maka perlu diusahakan variasi pemilihan bidang dan jenis usaha, antara lain : berusaha kerajinan tangan, usaha petemakan ayam, perbankan, perdagangan, jasa transpoitasi dan Iain-lain.

Pertanyaan :

1. Mengapa sekolah cukup berat dalam inembeniuk mannsia wiraswasta?.

Jalaskan!

2. Usaha-usaha apa yang dapat dilakukan sekolah untuk dapat mengarahkan

pada pembentukan manusia -wiras\vsta?. Jelaskan ?.

3. Apa vang dimaksud dengan mempimyai watak wiraswasta?. Jelaskan!. 4. Apa vang dimaksud dengan mempunyai jiwa wiraswasta?. Jelaskan?.

(43)

43 5. Apa yang dimaksud dengan mempunyai daya pikir dan keterampilan

wiraswasta?. Jelaskan!.

6. Mengapa masyarakat dikatakan mempunyai peranan didalam

mewujudkan manusia wiraswasta?. Jelaskan!.

7. Bagairnana car a terbaik untuk mengembangkan praktek kewirawastaan

dikalang-an masyarakat?. Jelaskan'.

8. Diantara keluarga, sekolah, dan masyarakat, adakah yang lebih

penting peranannya dalam me\\nqitdkan manusia-manusia wiraswasta?. Uraikanl.

DAFTARPUSTAKA

Wasty Soemanto, 1989. Sekuncup Ide Operasional Pendidikan Wiraswasta, Bina Aksara, Jakarta.

Suparman Sumahamijaya, ... . Pengembangan Masyarakat Pancasila Melalui Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia Dengan Sistem Pendidikan Sikap Mental Wiraswasta, Lembaga Bina Wiraswasta, Jakarta.

(44)

44 V.POKOK BAHASAN

KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN Pendahuluan

Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan di mana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut. Menurut sejarah keadaan kaya dan miskin secara berdampingan tidak merupakan masalah sosial sampai saatnya perdagangan berkembang dengan pesat dan timbulnya iiilai-nilai sosial yang baru. Dengan berkembangnya perdagangan ke seluruh dunia, dan ditetapkannya taraf kehidupan tertentu sebagai suatu kebiasaan masyarakat, kemiskinan muncul sebagai masalah sosial. Pada waktu itu individu sadar akan kedudukan el#)nomisnya, sehingga mereka mampu untuk mengatakan apakah dirinya kaya atau miskin. Kemiskinan dianggap sebagai masalah sosial, apabila perebedaan kedudukan ekonomi para warga masyarakat ditentukan secara tegas.

Pada masyarakat yang bersahaja susunan dan organisasinya, mungkin kemiskin an bukan merupakan masalah sosial, karena mereka menganggap bahwa semuanya telah ditakdirkan, seliingga tidak ada usaha-usaha untuk mengatasinya. Mereka tidak akan terlalu memperhatikan keadaan tersebut, kecuali apabila mereka betul-betul men derita karenanya. Faktor-faktor yang menyebabkan mereka membenci kemiskinan adalah kesadaran bahwa mereka telah gagal untuk memperoleh lebih daripada apa yang telah dirnilikinya dan perasaan akan adanya ketidak adilan

Pada masyarakat modem yang rumit, kemiskinan menjadi suatu problem sosial karena siJap yang membenci kemiskinan tadi. Seseorang bukan merasa

(45)

45 miskin karena kurang makan, pakaian atau perumahan. Tetapi karena harta miliknya dianggap tidak cukup untuk memenuhi taraf kehidupan yang ada. Hal ini terlihat di kota-kota besar di Indonesia, seperti Jakarta; seseorang dianggap miskin karena tidak memiliki radio, televisi atau mobil. Sehingga lama kelamaan benda-benda sekunder tersebut dijadikan ukuran bagi keadaan sosial ekonomi seseorang, yaitu apakah dia miskin atau kaya. Dengan demikian persoalannya mungkin menjadi lain yaitu tidak adanya pembagian kekayaan yang merata.

Persoalan menjadi lain bagi mereka yang turut dalam arus urbanisasi tetapi gagal mencari pekerjaan. Bagi mereka pokok persoalan kemiskinan disebabkan tidak mampu memenuhi kebutuhan primer sehingga timbul tunakarya, tuna susila dan lain sebagai nya. Secara soiologis, sebab-sebab timbulnya problem tersebut adalah karena salah satu lembaga tfemasyarakatan tidak berfungsi dengan baik, yaitu lembaga kemasyarakatan di bidang ekonomi. Kepincangan tersebut akari menjalar kebidang-bidang lainnya, misal nya, pada kehidupan keluarga yang tetimpa kemiskinan tersebut.

Mengapa terjadi Kemiskinan

Kemiskinan adalah situasi serba kekurangan yang dibalut oleh berbagai kondisi yang menekan kehidupan yang satu sama lain saling berpengaruh dan mensejarah. Keadaan tersebut bukan kejadian yang dikehendaki oleh simiskin melainkan suatu hal yang tidak bisa dihindari dengan kekuatan yang ada pada dirinya. Kondisi tersebut antara lain disebabkan karena : a) lemahnya nilai tukar hasil produksi, b) lemahnya organisasi, c) rendahnya kualitas sumberdaya manusia(SDM), d) rendahnyj produktivitas, e) lemahnya kemampuan mengakses

(46)

46 hasil pembangunan, f) minimnya modal yang dimiliki, g) rendahnya pendapatan, h) sederhananya teknologi yang dimiliki, i) adanya kesenjangan kaya miskin, j) minimnya kemampuan berpartisipasi dalam sistem pembangunan nasional, k) lemahnya posisi tawar-menawa.

Apabila kodisi-kondisi tersebut dikaitkan satu sama lain dalam pola hubungan sebab akibat, maka muncullah wajah orang miskin yang serba kurang mampu berbentuk segi tiga yang masing-masing sisinya berupa rendahnya pendapatan, adanya kesenjang an sosial yang semakin melebar dan rendahnya kemampuan berpartisipasi dalarn sistem pembangunan nasional. Itu semua terjadi karena proses sebab-akibat yang akarnya berasal pada lemahnya kualitas sumber daya manusia (SDM)

Untuk mengatasi permasalahan di atas diperlukan kebijakan, komitmen, organisasi dan kegiatan yang dapat memerangi kemiskinan dan keterbelakangan. Lebih dari itu, diperlukan juga suatu sikap yang bersumber dari suatu pandangan bahwa mengatasi kemiskinan tidak boleh memperlakukan orang miskin sebagai sekedar obyek dari upaya-upaya penanggulangan kemiskinan. Tetapi harus memperlakukan mereka sebagai subyek. Betapapun orang miskin, bukanlah mereka yang tidak mempunyai apa-apa sama sekali, melainkan mereka mempunyai sesuatu walaupun sedikit.

Berbagai Upaya Menanggulangi Kemiskinan.

Koenraad Verhagen dalam bukunya berjudul Selp-Help Promotion a Challenge to the NGO Community mengemukakan bahwa menjangkau kalangan miskin berarti membantu mereka untuk berkembang atas kekuatan mereka sendiri.

(47)

47 Membantu orang miskin tidak dapat dikatakan efektif bilamana hal tersebut tidak manipu memberi mereka kesempatan seluas-luasnya untuk berkembang dan menjalin berbagai hubungan kerjasama dengan berbagai pihak yang dapat mendukung perkembangan mereka. Ungkapan tersebut sejalan dengan pernyataan yang terdapat dalam Instruksi Presiden tentang Peningkatan Penanggulangan Kemiskinan (Lampiran EL, 2). Program INPRES DESA TERTINGGAL (IDT) juga merupakan strategi pelaksanaan penanggulangan kemiskinan yang menyeluruh dan terpadu untuk mempercepat perkembangan sosial dan ekonomi masyarakat/desa tertinggal menuju kondisi ketangguhan, ketahanan, dan kemandirian.

Memang jelas bahwa tujuan dari upaya pembangunan bukanlah ketergantungan melainkan kemandirian. Kemandirian adalah kemampuan memilih berbagai alternatif yang tersedia agar dapat digunakan untuk melangsungkan kehidupan yang serasi dan berkelanjutan. Kemampuan tersebut didukung oleh kemampuan-kemampuan lain antara lain : a) kemampuan mengenali kekuatan dan kelemahan diri sendiri, b) kemampuan intuk memperhitungkan kesempatan dan ancaman yang ada dilingkungan sekitarnya. Mandiri secara individual bagi masyarakat kecil dan miskin sulit dilaksanakan. Tetapi secara bersama dalam kelompok lebih berprospek. Karena itu prinsip-prinsip kemandirian tersebut dalam pembinaan kepada orang miskin perlu dilaksanakan dalam wadah kelompok-kelompok masyarakat.

Lebih lanjut Verhagen menyatakan bahwa orang miskin bukanlan penganggur atau setengah penganggur melainkan merupakan pekerja-pekerja yang bekerja melarnpaui waktu yang nonnal pada berbagai bidang pekerjaan untuk penghasikn

(48)

48 keluarga. Hanya saja, pada umumnya aktifitas niereka dicirikan oleh adanya pro duktifltas yang rendah, khususnya jika dibandingkan jumlah tenaga dan waktu yang mereka curahkan.

Orang-orang miskin sebenarnya juga memiliki sumber-sumber yang produktif. Jadi, mereka bukannya tidak memiliki apa-apa akan tetapi mereka memiliki potensi. Potensi mereka tidak dapat berkembang karena struktur masyarakat yang ada tidak memberikan kesempatan dan tidak memungkinkan mereka untuk mengembangkannya. Kelompok swadaya berkembang menurut momentumnya sendiri dan menurut arah yang sulit diramalkan oleh pihak-pihak luar. Kelompok swadaya memiliki kemampuan serap terbatas terhadap bantuan dari luar, khususnya pada tahap-tahap pembentukan kelompolatdan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan kooperatif.

Dengan demikian penduduk miskin bukanlah penduduk yang tidak memiliki apa pun, melainkan orang-orang yang memiliki potensi untuk dikembangkan, walaupun potensi tersebut hanya kecil. Dalam proses perkembangan itu, kelompok masyarakat miskin itu sendiri yang pertama-tama harus menentukan bagaimana mereka akan berkembang karena merekalah yang paling mengetahui situasi, potensi dan kebutuhan mereka sendiri. Oleh karena itu jika konsep ini diterapkan dalam proses pembangunan akan membawa implikasi yang luas.

Pengakuan akan adanya potensi tersebut merupakan titik tolak yang penting untuk pengembangan potensi itu dalam suatu proses yang sesuai dengan isi potensi tersebut. Pengakuan terhadap potensi dan kepercayaan terhadap

(49)

49 kemampuan masyarakat mengatasi masalah mereka merupakan inti dari konsep Inpres Desa Tertinggal (IDT).

Penanggulangan Kemiskinan Melalui Kelompok Masyarakat

Seperti telah dikemukakan di atas bahwa bagi orang miskin untuk mandiri secara individual akan sulit dilaksanakan, tetapi secara bersama-sama dalam kelompok lebih berpeluang. Karena itu tepatlah strategi yang diambil oleh program Inpres Desa Teitinggal, yaitu Kelompok Masyarakat (Pokmas) sebagai the ultimate recipient terhadap berbagai bantuan baik teknis maupun financial dari pemerintah.

Buku panduan EDT (hal.14) menyebutkan pengertian kelompok sebagai kumpulan penduduk yang menyatukan diri dalam usaha di bidang sosial ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan dan kegotong-royongan mereka. Kelompok masyarakat dapat dibedakan menjadi tiga macam. Pertama kelompok tradisional, kedua kelompok penyuluhan dan ketiga kelompok swadaya.

1. Kelompok tradisional.

Yang dimaksud kelompok tradisional adalah kelompok masyarakat yang dibentuk oleh masyarakat sendiri yang telah berlangsung lama. Hidup berkelompok merupakan bentuk tanggapan masyarakat terhadap masalah-masalah yang ada setempat. Kelompok tradisional lebih berorientasi pada hubungan sosial dengan norma-norma yang tidak tertulis. Kelompok tradisional tak berdaya menghadapi kemiskinan yang laten dengan sebab-sebab yang kompleks, baik yang berasal dari dalam kelompok maupun dari luar.

(50)

50 2. Kelompok Penyuluhan

Kelompok Penyuluhan adalah keiornpok masyarakat yang dibentuk oleh suatu depaitemen pemerintah atau lembaga lain diniaksudkan untuk wadah penyuluhan kegiatan-kegiatan lembaga pemerintah, misalnya kelompok Tani, kelompok akseptor KB, kelompok pendengan, pembaca dan pemirsa (kelopencapir), kelompok sadar hukum (kadarkum) dan lain-lain. Dalam perjalanan selanjutnya kelompok-kelompok penyuluhan ini tidak hanya membatasi diri pada kegiatan penyuluhan tetapi juga disana-sini mencoba melakukan kegiatan-kegiatan yang langsung bermanfaat bagi anggota. Kelompok penyuluhanpun berkembang menjadi kelompok kerja, bahkan ada yang berkembang menjadi kelompok swadaya.

3. Kelompok Swadaya

Kelompok swadaya mempunyai ciri-ciri antara lain : Pertama berorientasi pada umya peningkatan pendapatan yang antara lain ditandai dengan diselenggarakannya upaya pemahaman pengelolaan ekonomi runiahtangga, pemupukan modal swadaya melalui tabungan dan kredit serta pengembangan usaha-usaha produksi. Kedua, adanya sifat keterbukaan. yang ditandai dengan kesediaan kelompok menerima gagasan dan kelembagaan baru, Ketiga, kelompok bersifat demokratis dan paitisipatif dalam arti kepemimpinan kelompok dipilih secara demokratis dari dan oleh para anggota kelompok. Adanya pertemuan anggota secara terarur dan administrasinya diselenggara kan secara tertib dan terbuka. ada upaya pendidikan kader serta kegiaiannya direncanakan, diselenggarakan dan dinilai secara paitisipatif.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian ini maka kebijakan penetapan harga NA V karaoke perlu mempertimbangk:an kualitas jasa karena kebijakan harga disatu sisi, harga yang murah

Di desa Karangbanjar Bojongsari Purbalingga terdapat transaksi jual beli rambut sistem gulung yang obyeknya tidak definitif atau masih di gulungan dalam karung

Interval waktu yang digunakan untuk analisis variabilitas spasial hujan juga dapat bervariasi dari jam-jaman, harian, bulanan, musiman, atau tahunan.. Interpolasi data hujan

2016 Tingkat pengetahuan tentang diabetes mellitus, gaya hidup, tipe diabetes mellitus Jumlah populasi dalam penelitian ini yaitu 37 responden dan jenis penelitian

Teknologi informasi tentu bukanlah hal yang baru pada era serba digital ini. Dari zaman dahulu hingga sekarang, keberadaan teknologi informasi tidak bisa dipisahkan dari

Dari diagnosis dokter spesialis kedokteran nuklir, pasien DDC tidak memiliki metastasis tulang, berbeda pada hasil yang ditunjukkan secara kuantitatif pasien DDC

The aim of the translation to help the learners knowing about the problems in translating the short story Computer Virus, especially in Indonesian language. In translating the

Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang memenuhi syarat hygiene sanitasi dan kesehatan lingkungan pada BP4 Medan disarankan kepada Kepala BP4 Medan untuk memperbaiki