JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS
Jurnal Program Studi Akuntansi
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/jurnalakundanbisnisPENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP
RETURN
SAHAM SYARIAH DENGAN TINGKAT SUKU BUNGA SEBAGAI
PEMODERASI
Desi Ikaa*,Listiorini a
aFakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Harapan Medan
Diterima Desember 2019; Disetujui Mei 2020; Dipublikasikan November 2020 Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah return yang dihasilkan pada saham kelompok ini secara empiris juga mempunyai keterkaitan dengan rasio keuangan. Penelitian ini menggunakan model MRA (Multiple Regresion Analysis). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel Total asset Turnover, Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Price Earning Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham sedangkan variabel Return On Asset berpengaruh signifikan terhadap return saham syariah pada kelompok Jakarta Islamic Index (JII). Secara simultan kinerja keuangan tidak berpengaruh terhadap return saham syariah pada kelompok Jakarta Islamic Index (JII). Tingkat suku bunga (SBI) tidak dapat memoderasi hubungan antara Total asset Turnover, Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Price Earning Ratio terhadap return saham sedangkan tingkat suku bunga (SBI) dapat memoderasi (memperkuat) pengaruh Return On Asset terhadap return saham. Tingkat suku bunga (SBI) tidak mampu memoderasi DER dikarenakan SBI merupakan variabel yang berkaitan dengan faktor ekternal perusahaan. Perubahan tingkat suku bunga SBI dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan karena dapat menurunkan tingkat penjualan perusahaan sehingga berdampak pada turunnya laba perusahaan. Semakin tinggi tingkat suku bunga SBI maka return yang disyaratkan oleh investor juga semakin tinggi.
Kata Kunci:Kinerja Keuangan;Return Saham; Tingkat Suku Bunga; Jakarta Islamic Index.
Abstract
The aim of this research was to analyze the relationship between return in this group stock and financial ratio. This research used MRA (Multiple Regression Analysis). Based on this research, it is concluded that partial variable of Total Asses Turnover, Current Ratio, Debt To Equity Ratio and Price Earning Ratio had no significant effect on stock return, otherwise Return On Asset variable had siginificant effect on syariah return stock in the Jakarta Islamic Index group. Simultaneously, financial performance had no significant effect on syariah return stock in Jakarta Islamic Index group. The interest rate (SBI) could not moderate the relationship between Total Asset Turnover, Current Ratio, Debt to Equity Ratio and Price Earning Ratio on stock returns, while the interest rate (SBI) could moderate (strengthen) the effect of Return On Assets on stock returns. The interest rate (SBI) is unable to moderate DER because SBI was a variable related to the company's external factors. Changes in the SBI interest rate could affect the company's financial performance because it could reduce the company's sales level so that it had an impact on the decline in company profits. The higher the SBI interest rate, the higher the return required by investors.
Keyword: Financial Performance; Stock Return; Interest Rate; Jakarta Islamic Index.
How To Cite: Desi Ika, Listiorini (2020). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Syariah Dengan Tingkat Suku Bunga Sebagai Pemoderasi. Jurnal Akuntansi dan Bisnis: Jurnal Program Studi Akuntansi, 6 (2):134 - 146
PENDAHULUAN
Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi atau tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya (Hartono, 2009: 107). Dengan tidak adanya keuntungan yang diperoleh dari suatu investasi yang dilakukan, tentunya investor tidakakan mau melakukan investasi yang tidak ada hasilnya(Erari, A. 2014). Setiap melakukan investasi, baik jangka panjang maupun jangka pendek akan
mempunyai tujuan utama yaitu memperoleh keuntungan yang disebut return, baik
secara langsung maupun tidak langsung (Iswahyudi, I. 2019).
Tingkat keuntungan (return) mempunyai arti yang tidak sama bagi setiap investor yang berbeda. Ada kalanya seorang investor lebih menyukai tingkat keuntungan yang lebih cepat, dan kurang memperhatikan investasi yang keuntungannya terlalu lama. Investor kadang mungkin cenderung akan mencari investasi yang memiliki keuntungan yang yang pasti atau tetap. Pertimbangan yang lain adalah seorang investor mungkin hanya mencari investasi yang menjanjikan tingkat keuntungan dengan ketidakpastian yang tinggi. Aspek seperti inilah yang sering diasumsikan mirip seperti perjudian oleh sebagian besar investor muslim di samping aspek lainnya yang tidak kalah penting seperti hukum islam mengenai investasi dalam saham sehingga seolah-olah jenis investasi ini berada dalam area abu-abu (Olengga, P., & Fauzi, F. 2020).
Prospek saham-saham syariah di pasar modal Indonesia cukup besar dan menjanjikan. Terbukti jumlah saham-saham syariah di pasar modal mencapai 60% dari total jumlah emiten. Artinya dari 535 jumlah emiten yang memperdagangkan sahamnya di bursa 60 % diantaranya atau sebanyak 311 emiten merupakan saham berbasis syariah. Di samping itu sepanjang tahun 2015, kinerja saham-saham syariah menunjukkan performance yang cukup baik. Performa dari saham berbasis syariah memberikan kinerja pertumbuhan melebihi IHSG. Return saham syariah secara year to
date 18%. Sedangkan IHSG pertumbuhannya 13%. Dengan demikian performa saham
syariah jauh lebih perform. Dari sisi tingkat imbal hasil (return) dari saham-saham
syariah juga cukup menggiurkan. Bahkan, return dari saham syariah melebihi
pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Bukan hanya itu, dari total nilai transaksi di pasar modal saat ini, sekira 50% nya juga dikontribusikan oleh
saham-saham syariah. Bahkan ada 50 saham-saham syariah yang memberikan return di atas 50%. Ada
yang berikan growth ribuan persen (kontan.co.id, 2017).
Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian lebih lanjut sangat perlu untuk dilakukan tentang kinerja saham syariah khususnya yang berkaitan dengan return saham
syariah. Penetapan kelompok saham syariah sebagai obyek penelitian dimaksudkan
untuk mengetahui dan menganalisis apakah return yang dihasilkan pada saham syariah
ini secara empiris juga mempunyai keterkaitan dengan rasio keuangan seperti halnya untuk saham-saham pada umumnya (Jabar, A. K. A., & Cahyadi, I. F. 2020). Penetapan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi return saham syariah dalam penelitian ini dipilih dari rasio aktivitas yang diproksikan dengan Total Assets Turnover (TATO), dari rasio profitabilitas yang diproksikan dengan Return On Assets (ROA), dari rasio pasar yang diproksikan dengan Price Earning Ratio (PER), dari rasio leverage yang diproksikan dengan Debt to Total Equity Ratio (DER), dan rasio likuiditas yang diproksikan dengan
Current Ratio (CR).
Saham syariah secara umum serupa dengan saham biasa yang sudah ada di masyarakat. Yang membedakan saham biasa dengan saham syariah adalah segala sesuatu yang dilakukan seperti kegiatan usaha dan tujuan dalam saham syariah harus berdasarkan aturan dan kaidah secara Islam yang sudah ditetapkan dan dijelaskan
investasi berupa penyertaan modal yang dilakukan ke dalam perusahaan- perusahaan yang dalam kegiataannya tidak melanggar prinsip syariah.
Jakarta Islamic Index (JII) merupakan subset dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang diluncurkan pada bulan Juli tanggal 03 Tahun 2000 dan menggunakan tahun 1995 bulan Januari tanggal 01 sebagai base date (dengan nilai 100). JII melakukan penyaringan (filter) terhadap saham listing. Fatwa syariah yang dikeluarkan oleh dewan Syariah Nasional (DSN) merupakan rujukan dalam penyaringannya. Perbedaan yang melandasi antara indeks Islam dengan indeks konvensional adalah bahwa indeks konvensional memasukkan seluruh saham yang tercatat di bursa dengan mengabaikan aspek halal haram, asalkan saham emiten yang terdaftar (listing) sudah sesuai aturan yang berlaku.
Jakarta Islamic Index (JII) dimaksudkan digunakan sebagai tolok ukur (benchmark)
untuk menilai suatu kinerja investasi pada saham dengan basis syariah. Melalui indeks ini diharapkan dapat menaikkan kepercayaan investor untuk mengembangkan investasi dalam ekuitas secara syariah. Penentuan kriteria pemilihan saham dalam Jakarta Islamic Index (JII) melibatkan Dewan Pengawas Syariah PT Danareksa Invesment Management.
Konsep mengenai return atau kembalian menurut Ang (1997:97) adalah tingkat
keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya. Return
saham adalah hasil dari investasi di perusahaan tertentu yang merupakan income yang
diperoleh oleh pemegang saham. Sedangkan menurut Tandelilin (2001:47) return saham
merupakan “salah satu faktor yang memotivasi investor untuk berinvestasi dan juga
merupakan imbalan atas keberanian investor untuk menanggung risiko atas investasi
yang dilakukannya”. Dengan demikian return saham di sini yaitu meliputi dividen dan
capital gain atau capital loss. Adapun komponen return saham menurut Tandelilin (2001: 48) terdiri dari dua komponen,yaitu: capital gain(loss /capital gain (loss) merupakan kenaikan (penurunan) harga suatu saham yang bisa memberikan keuntungan (kerugian)
bagi investor, dan komponen kedua adalah Yield yang merupakan komponen return yang
mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi saham
Analisis kinerja keuangan yang yang juga merupakan analisis rasio keuangan. Bagi
perusahaan- perusahaan go public diwajibkan untuk menyertakan rasio keuangan yang
relevan sesuai dengan Keputusan Ketua Bapepam Nomor KEP-51/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 (BEJ). Rasio tersebut dapat memberikan informasi tentang apakah perusahaan memiliki kas yang cukup untuk memenuhi seluruh kewajiban finansialnya, besarnya piutang yang cukup rasional, efisiensi manajemen persediaan, perencanaan pengeluaran investasi yang baik, dan struktur modal yang sehat sehingga
tujuan memaksimalkan return pemegang saham dapat terpenuhi.
Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk menentukan seberapa besar efisiensi investasi pada berbagai aktiva. Terdapat beberapa jenis rasio aktivitas, antara lain: perputaran piutang, perputaran persediaan, perputaran modal kerja, perputaran aktiva tetap, dan perputaran total aktiva. Pada penelitian ini rasio aktivitas yang
digunakan adalah Total Assets Turnover (TATO). Rasio ini dianggap dapat
menggambarkan efektivitas aktivitas perusahaan. Total assets turn over adalah rasio yang menggambarkan tingkat efisiensi penggunaan total aktiva secara keseluruhan untuk menghasilkan volume penjualan tertentu (Syamsuddin, 2007:19).
Rasio profitabilitas bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari modal-modal yang digunakan untuk operasi perusahaan, semakin tinggi angka rasio ini semakin baik karena hal itu menunjukkan bahwa perusahaan mampu menggunakan modalnya dengan baik sehingga menghasilkan laba
yang maksimal. Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Ada tiga rasio, yaitu: Profit Margin, Return on Assest (ROA) dan Return on Equity (ROE). Dari ketiga rasio tersebut dalam penelitian ini dipilih ROA sebagai penilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.ROA ( Return On Assets ) merupakan rasio antara saldo laba bersih setelah pajak dengan jumlah asset perusahaan secara keseluruhan. Menurut Tandelilin
(2001:240), “ ROA ( Return On Assets ) merupakan gambaran kemampuan perusahaan dalam menggunakan asset-aset yang dimilikinya untuk dapat menghasilkan keuntungan.
Rasio likuiditas pada prinsipnya membandingkan aktiva lancar dengan hutang lancar. Semakin besar jumlah aktiva lancar dari pada hutang lancar, maka semakin lancar pula usaha dan pembayaran hutang perusahaan, namun jika jumlah aktiva lancar lebih kecil dari hutang lancar maka akan mengganggu usaha dan pembayaran hutang perusahaan (Handoko, 2004). Oleh karena itu, rasio likuiditas adalah rasio yang berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka pendek.
Dalam penelitian ini dipilih CR (Current Ratio) sebagai pengukur kemampuan
perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya. Current ratio digunakan
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang dimilikinya pada saat jatuh tempo.
Rasio ini menggambarkan struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan, dengan demikian dapat dilihat struktur risiko tidak tertagihnya hutang. Dalam penelitian ini dipilih DER sebagai pengukur kemampuan Debt to Equity Ratio adalah rasio untuk melihat seberapa besar kemampuan perusahaan untuk melunasi hutangnya dengan modal yang mereka miliki (Arifin, 2002).
Rasio Pasar (Market Ratio) atau rasio saham adalah rasio yang digunakan untuk mengukur nilai saham (Husnan, 2006). Dalam penelitian ini dipilih PER (Price Earning Ratio) sebagai pengukur kemampuan nilai sahamnya.Rasio pasar yang banyak digunakan investor untuk pengambilan investasi adalah price earning ratio (PER). PER atau rasio laba atas saham merupakan salah satu cara mengukur prestasi kerja saham biasa di bursa yang paling lazim digunakan. PER yang tinggi mencerminkan rendahnya kapasitas pemilik saham untuk memperoleh kembali nilai sahamnya.
Puspopranoto (2004) menyatakan bahwa bunga merupakan sejumlah dana, dinilai dalam uang yang diterima kreditor, sedangkan suku bunga adalah rasio dari bunga terhadap jumlah pinjaman. Karakteristik bunga yang menjanjikan keuntungan secara pasti menjadikan suku bunga sebagai tolok ukur atas tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return) dari suatu investasi. Menurut Julduha dan Kusumawardhani (2013), tingkat suku bunga adalah keuntungan investasi yang dapat diperoleh pemodal dan merupakan biaya modal yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk menggunakan dana dari pemodal dan merupakan sejumlah uang yang dinyatakan di dalam presentase yang pasti dibayarkan sebagai kompensi terhadap apa yang dapat diperoleh dengan penggunaan sejumlah uang. Tingginya tingkat suku bunga akan menyebabkan harga saham menurun. Hal ini terjadi karena investor akan cenderung menjual sahamnya dan mengalihkan dananya dalam bentuk deposito agar memperoleh keuntungan yang tinggi dengan tingkat risiko yang lebih aman. Tingkat suku bunga adalah persentase dari pokok pinjaman yang harus dibayar oleh peminjam kepada pemberi pinjaman sebagai imbal jasa yang dilakukan dalam satu periode tertentu yang telah disepakati kedua belah pihak. Suku bunga yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga SBI yang diperoleh dalam periode bulanan dan dijadikan pertahun didapat dari BI rate (Zubaedah, 2004).
Adapun kerangka konseptual yang dapat dibentuk berdasarkan landasan teoritis di atas, terdapat pada gambar 1 berikut :
Gambar 1 Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tinjauan teoritis, dan kerangka konseptual, maka hipotesis penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut :
H1: Rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio leverage dan rasio pasar
secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap return saham syariah pada
kelompok Jakarta Islamic Index (JII).
H2: Tingkat Suku Bunga (SBI) memiliki pengaruh signifikan terhadap hubungan antara
rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio leverage dan rasio pasar terhadap return saham syariah pada kelompok Jakarta Islamic Index (JII).
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian metode asosiatif. Penelitian ini untuk menganalisis pengaruh hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya yang pada penelitian ini menganalisis pengaruh kinerja
keuangan terhadap return saham syariah yang dimoderasi oleh tingkat suku bunga pada
kelompok Jakarta Islamic Index (JII).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar dalam kelompok Jakarta Islamic Index (JII) periode 2013 - 2016. Populasi dalam penelitian terdiri dari 45 perusahaan.Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Purposive Sampling. Berdasarkan kriteria yang dikemukakan di atas, maka diperoleh 16 perusahaan yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index (JII) yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sebagai sampel penelitian
Teknik analisis data yang digunakan dalam memecahkan masalah adalah analisis regresi linier berganda dengan instrumen berupa program SPSS (statistic package for social sciene). Model MRA (Multiple RegresionAnalysis) ditunjukkan dengan persamaan sebagai berikut: Rasio Profitabilitas(X2) Rasio Aktivitas(X1) Rasio Likuiditas(X3) Rasio Leverage(X4) Tingkat Suku Bunga (SBI)
(Z) Rasio Pasar(X5)
R
Persamaan untuk menguji hipotesis I
Y = α + β1X1+ β2X2 + β3 X3+ β4X4+ β5X5 + e [1] Persamaan untuk menguji hipotesis II
Y = α + β1X1+ β2X2 + β3 X3+ β4X4+ β5X5 +β6 SBI+ e [2]
Y = α + β1X1+ β2X2 + β3 X3+ β4X4+ β5X5 +β6 SBI+ β7 (X1 . SBI )+ β8(X2 . SBI ) + β9(X3 . SBI ) +
β10(X4 . SBI ) + β11(X5 . SBI ) + e [3] HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengujian asumsi klasik yang digunakan pada penelitian ini adalah Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji Heteroskedastisitas dan Uji Autokorelasi. Uji Asumsi Klasik dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah model regresi, variabel pengganggu atau
residual berdistribusi normal. Tabel 1. menunjukkan bahwa besarnya nilai Kolmogorov-
Smirnov adalah 0,075 yang berarti data residual berdistribusi normal.
Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah pada model regresi ditemukan ada tidaknya korelasi antar variabel bebas. Menurut Ghozali (2009: 93), pada umumnya jika VIF > 10, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya. Adapun hasil pengujian terdapat pada Tabel2. berikut.
Dari tabel 2. di atas, terlihat bahwa variabel independen TATO, ROA, CR, DER dan PER mempunyai angka Variance Inflation Factor (VIF) di bawah angka 10 dan nilai
Tolerance lebih dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen. Hal ini berarti bahwa regresi yang dipakai untuk ke 5 (lima) variabel independen tersebut tidak terdapat persoalan multikolinieritas. Kemudian, hasil berikut menunjukkan pengujian dengan menggunakan Uji Glejser dapat dilihatpada Tabel 3, berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui hasil uji Glejser semua variabel independen tidak signifikan (sig 0,05) terhadap variabel dependen. Hal ini berarti data tidak terkena heteroskedastisitas.
Tabel 4. Uji Autokorelasi
R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
,521a ,272 ,118 ,25220 1,851
Hasil uji autokorelasi di atas menunjukkan bahwa nilai statistik Durbin-Watson (D-W) sebesar 1,851, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi baik positif maupun negatif ( masih dalam kisaran angka D-W -2 dan +2).
Hasil Analisa Data Penelitian
Pengujian hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan metode regresi linear berganda untuk mengetahui apakah ada pengaruh secara parsial maupun simultan rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio leverage dan rasio pasar terhadap return saham syariah pada kelompok Jakarta Islamic Index (JII). Sedangkan Metode moderate regression analysis (MRA) untuk mengetahui ada tidaknya moderasi Tingkat Suku Bunga (SBI) memiliki pengaruh signifikan terhadap hubungan antara rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio leverage dan rasio pasar terhadap
return saham syariah pada kelompok Jakarta Islamic Index (JII).
Hipotesis satu menyatakan rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio
leverage dan rasio pasar secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap return
saham syariah pada kelompok Jakarta Islamic Index (JII). Untuk menguji hipotesis satu, maka analisis statistik yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda.
Tabel 5. Koefisien Determinasi
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
Nilai R Square pada Tabel 5 di atas sebesar 0,150. Hal ini menunjukkan bahwa 15% variabelreturn saham dapat dijelaskan oleh variabel independen yang ada yaitu Total asset turnover, Return On Asset , Current Rasio, Debt to Equity Ratio, dan Price Earning Ratio. Sisanya sebesar 85 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model penelitian ini.
Uji statistik t pada dasarnya bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh masing-masing variabel-variabel independen yaitu Total asset turnover, Return On Asset , Current Rasio, Debt to Equity Ratio, dan Price Earning Ratio secara individu menerangkan variabel dependen yaitu return saham. Hal ini ditunjukkan pada Tabel 6 berikut :
Tabel 6. Pengujian Secara Parsial ( Uji t) Model
Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta (Constant) -,011 ,032 -,339 ,736 Zscore: TATO ,015 ,042 ,057 ,368 ,714 Zscore: ROA ,054 ,043 ,201 2,245 ,018 Zscore: CR ,045 ,035 ,167 1,293 ,201 Zscore: DER -,001 ,037 -,003 -,023 ,982 Zscore: PER ,056 ,040 ,209 1,409 ,164
Dari Tabel 6. di atas dapat disimpulkan bahwa secara parsial Total asset turnover, Current Rasio, Debt to Equity Ratio, dan Price Earning Ratio tidak mempunyai pengaruh terhadap return saham syariah pada kelompok Jakarta Islamic Index (JII). Nilai signifikasi yang yang dihasilkan jauh di atas nilai alpha yang ditetapkan sebesar 0.05. Sedangkan
Return On Asset mempunyai pengaruh terhadap return saham syariah pada kelompok
JakartaIslamic Index (JII).
Tabel 7.Hasil Uji Simultan (Uji F)ANOVAa
Model Squares Sum of Df Square Mean F Sig.
1 Regression ,681 5 ,136 2,046 ,085b
Residual 3,861 58 ,067
Total 4,542 63
Dari Tabel 7 di atas terdapat nilai signifikansi model regresi secara simultan sebesar 0,085 yang berarti nilai tersebut lebih besar dari signifikansi level 0,05 ( 5%) yaitu 0,085 > 0,05. Hal ini memberikan arti bahwa Total asset turnover, Return On Asset , Current Rasio, Debt to Equity Ratio, dan Price Earning Ratio secara bersama sama (simultan) tidak berpengaruh terhadap return saham syariah pada kelompok Jakarta Islamic Index (JII).
Pada penelitian ini Total asset turnover tidak berpengaruh signifikan terhadap
return saham. Kemampuan perusahaan untuk memaksimalkan aktivanya secara efektif dan efisien ternyata tidak berpengaruh terhadap minat investor untuk membeli saham suatu perusahaan. Hal ini dapat terjadi karena beberapa perusahaan yang mampu mendapatkan TATO yang tinggi pada periode yang sama tidak diikuti dengan laba bersih yang lebih besar yang membuat investor tidak tertarik untuk membeli saham perusahaan itu, sehingga menyebabkan harga saham perusahaan tersebut mengalami penurunan yang berakibat terhadap turunnya return saham (Nugroho et al., 2013). Menurut Kasmir (2012:187) perusahaan yang mengalami penurunan Total Asset Turn Over berarti belum mampu memaksimalkan aktiva yang dimiliki. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Tyas (2010) yang menunjukkan
Return On Asset (ROA) digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA yang semakin meningkat menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik dan para pemegang saham akan memperoleh keuntungan dari dividen yang diterima semakin meningkat (Prihantini, 2009). Profit yang tinggi akan menyebabkan permintaan atas saham
semakin meningkat sehingga harga saham akannaikyangmengakibatkan return yang
diperoleh investor juga meningkat Hasilpenelitian inikonsisten denganpenelitian
Natarsyah (2000 hal ini pun didukung olehpenelitianyang dilakukan
olehMaya(2007),Ulupui(2006) dan Hardiningsihet.al.(2002)yangmenjelaskanbahwaROA
berpengaruhpositif terhadapreturn saham.
Current Ratio digunakan sebagai alat untuk mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap utang lancar. Berdasarkan hasil analisis regresi linear di atas diperoleh variabel Current Rasio tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Menurut Kasmir (2012:135),
apabila rasio lancar (Current Ratio) rendah, dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang
modal untuk membayar utang. Namun, apabila hasil pengukuran rasio tinggi, belum tentu kondisi perusahaan sedang baik. Dalam hal ini dapat saja terjadi karena aktiva tidak dipergunakan sebaik mungkin. Hasil ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang
dilakukan Yarnest (2012) dan Purnomo (2013) yang menyatakan bahwa Current
Ratiotidakmemilikipengaruhsignifikanterhadapreturnsaham.
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya baik jangka panjang maupun jangka pendek yang ditunjukkan oleh berapa bagian dari modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang.
DebttoEquityRatio(DER)menggambarkankemampuanperusahaandalammemanfaatkanke
wajibanagaruntukmembayar hutangdenganekuitas(modalsendiri Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Suharli (2005), Ulupui (2008), dan Subalno (2010). Menurut Ang (1997) tingkat utang yang semakin tinggi berarti beban bunga perusahaan akan semakin besar dan mengurangi keuntungan. Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Susilawati (2011) yang
menunjukkan bahwa DER mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap return
saham.
PER merupakan salah satu rasio pasar yang menunjukkan perbandingan antara harga saham dengan laba perlembar saham yang diperoleh pemilik perusahaan (Husnan, 2006:75). Kenaikan PER menunjukkan, bahwa harga saham terhadap pendapatan bersih per sahamnya akan semakin tinggi, keadaan ini akan membuat pendapatan saham yang diharapkan investor juga mengalami peningkatan.
Hipotesis dua menyatakan bahwa Tingkat Suku Bunga (SBI) memiliki pengaruh signifikan terhadap hubungan antara rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio leverage dan rasio pasar terhadap return saham syariah pada kelompok Jakarta Islamic Index (JII). Metode Moderate Regression Analysis (MRA) digunakan untuk mengetahui ada tidaknya moderasi Tingkat Suku Bunga (SBI) memiliki pengaruh signifikan terhadap hubungan antara rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio leverage dan rasio pasar terhadap return saham syariah pada kelompok Jakarta Islamic Index (JII).
Uji moderasi dilakukan untuk menguji hipotesis ke dua (H2) yang bertujuan untuk
menguji apakah tingkat suku bunga memoderasi Total Asset Turnover, Return On Asset,
Current Rasio, Debt To Equity Ratio, danPrice Earning Ratioyangsignifikanterhadap
Tingkatkeeratan hubungan dan variasi antar variabel, dapatdiketahui denganmenggunakanuji goodnessoffit.
Tabel 8.Koefisien Determinasi Moderasi
R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
,521a ,272 ,118 ,25220
Nilai R Square pada Tabel 8 di atas sebesar 0,272. Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi variabel independen mempengaruhi variabel dependen sebesar 27,2 % dan sisanya sebesar 72,8 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diungkapkan dalam pengujian penelitian ini. Setelah masuk variabel moderating yaitu tingkat suku bunga (SBI), kontribusi variabel independen meningkat untuk mempengaruhi variabel dependen ( Ghozali, 2009). Jadi dapat disimpulkan model cukup baik
Setelah dilakukan pegujian koefisien determinasi, selanjutnya uji moderasi dilakukan untuk menguji hipotesis kedua (H2) yang bertujuan untuk menguji apakah tingkat suku bunga memoderasi total asset turnover,return on asset, current rasio, debt to equity ratio, dan Price Earning Ratioyangsignifikanterhadap returnsahamsyariah pada kelompok Jakarta Islamic Index (JII).. Hasil pengujian variabel moderasi dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 9 Hasil RegresiModerasi (Uji F)
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 1,235 11 ,112 1,765 ,085b
Residual 3,307 52 ,064
Total 4,542 63
Berdasarkan tabel 9. tersebut di atas menunjukkan nilai F hitung sebesar 1,765 dan nilai signifikansi sebesar 0,085 yang berarti nilai tersebut lebih besar dari signifikansi 0,05 yaitu 0,085 > 0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa secara simultan variabel independen tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan untuk melihat pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Dari hasil pengujian sebelumnya dapat dikatakan bahwa hasil analisis dengan menggunakan uji moderasi hanya terdapat satu variabel independen yang signifikan
ditemukan bahwa tingkat suku bunga (SBI) hanya dapat memoderasi pengaruh variabel
Return On Asset terhadap return Saham. Hasil ini sejalan dengan penelitian Zakky (2011) yang menyatakan bahwa SBI dapat memoderasi (memperkuat) pengaruh profitabilitas terhadap return saham. Hal ini dikarenakan adalah Return On Asset yang berasal dari faktor internal perusahaan yang memiliki pengaruh langsung terhadap return saham yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Oleh karena itu, SBI berperan memoderasi pengaruh Return On Asset terhadap return saham.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Secara parsial variabel Total asset Turnover, Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Price Earning Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap
return saham sedangkan variabel Return On Asset berpengaruh signifikan terhadap
return saham syariah pada kelompok Jakarta Islamic Index (JII). Semakin tinggi nilai
total asset turnover menunjukkan semakin tinggi nilai penjualan bersih yang diperoleh perusahaan. Dengan nilai penjualan yang tinggi memberikan harapan perusahaan untuk dapat memperoleh laba yang tinggi pula sehingga return yang diperoleh investor juga akan semakin tinggi. ROA berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hal ini berarti
bahwa investor mempertimbangkan tingkat Return on Asset yang dicapai oleh
perusahaan. Perusahaan yang mampu menghasilkan laba yang tinggi akan menarik minat investor untuk melakukan investasi di perusahaan tersebut, sehingga semakin banyak investor yang melakukan investasi maka harga saham perusahaan akan
meningkat dan mengakibatkan return saham dari perusahaan tersebut ikut meningkat.
Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa Current Ratio tidak menjadi tolak ukur bagi
investor dalam melakukan investasi pada sebuah perusahaan yang diinginkan. Hal ini terjadi karena investor dalam melakukan investasi tidak memandang penting ratio aktiva lancar dengan hutang lancar yang dimiliki oleh perusahaan. Price Earning Ratio
(PER) menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau menggambarkan rasio atau perbandingan antara harga saham terhadap earning perusahaan.
Secara simultan kinerja keuangan (Total asset Turnover, Return on Asset, Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Price Earning Ratio ) tidak berpengaruh terhadap return
saham syariah pada kelompok Jakarta Islamic Index (JII). Tingkat suku bunga (SBI) tidak
dapat memoderasi hubungan antara Total asset Turnover, Current Ratio, Debt to Equity
Ratio dan Price Earning Ratio terhadap return saham sedangkan Tingkat suku bunga
(SBI) dapat memoderasi (memperkuat) pengaruh Return On Asset terhadap return
saham. Perubahan tingkat suku bunga SBI dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan karena dapat menurunkan tingkat penjualan perusahaan sehingga berdampak pada turunnya laba perusahaan. Selain itu juga dapat mempengaruhi harga saham karena dapat mempengaruhi keputusan berinvestasi. Semakin tinggi tingkat suku bunga SBI maka return yang disyaratkan oleh investor juga semakin tinggi
DAFTAR PUSTAKA
Ang, Robert. (1997). Buku Pintar : Pasar Modal Indonesia. Jakarta, Mediasoft Indonesia.
Arista, Desy dan Astohar. (2012). “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Return Saham (Kasus Pada
Perusahaan Manufaktur yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2005 – 2009)”. Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol 3 Nomor 1, Mei 2012. Semarang.
Erari, A. (2014). Analisis pengaruh current ratio, debt to equity ratio, dan return on asset terhadap return saham pada perusahaan pertambangan di bursa efek Indonesia. Jurnal Manajemen Bisnis, 5(2), 174-191.
Fatwa Dewan Syariah Nasional. (2003).Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal.Artikelhttp://www.bapepam.go.id/syariah/fatwa/index.html.Diakses pada tanggal 3 Februari 2017.
Gujarati, D, (2003). Basic Econometrics. Fourth edition, McGraw-Hill Inc.
Ghozali, Imam. (2009). Ekonometrika: Teori, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 17. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro.
Handoko, Yulian, Basuki Djoko Saranto, Poedji Poerwadi. (2004). Akuntansi 3. Bumi Aksara. Jakarta.
Hananto, Tri. (2010). “Analisis Faktor-Faktor Fundamental yang Mempengaruhi Return Saham Pada
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Universitas Pembangunan Nasional V. Yogyakarta.
Harahap, Sofyan Syafri. (2011). Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hardiningsih, Pancawati, Suryanto dan Chariri. (2002). “Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko
Ekonomi terhadap Return Saham pada Perusahaan Yang Terdaftar Bursa Efek Jakarta: Studi Kasus Basic Industry & Chemical”. Jurnal Strategi Bisnis, Vol, 8, Desember. Tahun VI.
Hartono, Jogiyanto. (2009). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Cetakan Keenam, Yogyakarta: BPFE. Heykal, Mohamad. (2012). Tuntunan dan Aplikasi Investasi Syariah. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Husnan, Suad., & Pudjiastuti, Enny. (2006). Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi Kelima. Yogyakarta:
UPP STIM YKPN.
Iswahyudi, I. (2019). Return Saham Perusahaan Manufaktur Dipengaruhi Kinerja Keuangan. Jurnal Education and Economics, 2(02), 134-142.
Jabar, A. K. A., & Cahyadi, I. F. (2020). Pengaruh Exchange Rate, Inflasi, Risiko Sistematis Dan BI Rate Terhadap Return Saham Syariah Di Jakarta Islamic Index (JII) Periode 2015-2018. MALIA: Journal of Islamic Banking and Finance, 4(1), 12-39.
Julduha, Nucifera Kusumawardhani, Indra. (2013). “Pengaruh Net Profit Margin, Current Ratio, Debt ToAsset RatioDan Tingkat Suku Bunga Terhadap Beta Saham Syariah Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index”.Jurnal Buletin Studi Ekonomi, Vol. 18, No. 2, Agustus 2013.UPN “Veteran” Yogyakarta.
Kasmir. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.
Maya, Tika. (2007). Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Total Return Saham Pada Perusahaan Industri Manufaktur Yang Membagikan Dividen Di Bursa Efek Jakarta. Skripsi Universitas Negeri Semarang. Semarang
Nugroho, Bramantyo dan Daljono. (2013). “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham (Studi
Empiris Perusahaan Automotive and Component yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2011)”. Diponegoro Journal of Accounting. Vol 2(1): 1-11.
Olengga, P., & Fauzi, F. (2020). Analisis Potensi Finansial Ditrees Pada Industri Semen Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah Bina Manajemen, 3(1), 47-57.
Prihartini, (2009). Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, Return on Assets, Debt to Equity Ratio, dan Current Ratio Terhadap Return Saham (Studi Kasus Saham Industri Real Estate and Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2003–2006). Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.
Puspopranoto, S. (2004). Keuangan Perbankan dan Pasar Keuangan. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia. Santoso, Singgih. (2002). Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: Elek Media Komputindo.
Subalno. (2010). Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan Kondisi Ekonomi terhadap Return Saham (studi kasus pada perusahaan otomotif dan komponen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2007). Tesis Universitas Diponegoro, Semarang.
Suharli, 2005, “Studi Empiris Terhadap Dua Faktor yang Mempengaruhi Return Saham Pada Perusahaan
Industri Food & Beverages Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi & Keuangan”.
Vol.7, No.2 : 99-116
Susilowati, Y. (2011). “Reaksi Signal Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas terhadap Return Saham.
Dinamika Keuangan dan Perbankan”. Volume 3 (1): 17 -37.
Syamsudin, Lukman. (2007). Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi Terbaru. Cetakan Sembilan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Tandelilin, Eduardus. (2001). Analisis Investasi & Manajemen Pasar Modal. Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE.
Ulupui, IG.K.A. (2007). “Pengaruh rasio keuangan terhadap return saham studi pada perusahaan industri makanan dan minuman dengan kategori industri barang konsumsi yang terdaftar di BEJ”. Jurnal
Widodo, Saniman. (2007). Analisis Pengaruh Rasio Aktivitas, Rasio Profitabilitas, Dan Rasio Pasar, Terhadap Return Saham Syariah Yang Terdaftar Dalam Kelompok Jakarta Islamic Index (JII) Tahun 2003 –
2005. Tesis. Program Studi Magister Manajemen Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang.
Wiesmayani, Nitha. (2008). Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Hubungan antara Kinerja Keuangan dengan Return Saham pada Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2003-2005. Skripsi Sarjana Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Denpasar.
Wijaya, D. (2008). “Pengaruh Rasio Modal Saham Terhadap Return Saham Pada Perusahaan
Telekomunikasi Go Public di Indonesia Periode 2007”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol.10, No.2: 136-152
Wulansari, Ria dan Handayani, Nur (2016). “Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi”. Volume 5 No. 5 , Mei 2016. STIESIA Surabaya.
Yarnest. (2012). “Rasio Keuangan Pengukuran Kinerja Peusahaan dan Dampaknya terhadap Ekspektasi Return Saham”. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 16, No. 1, Januari. Hal. 99-111.
Zakky, Awaluddin 2011. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham Inflasi Sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia (BEI). Tesis. Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Zubaedah, Siti. (2004). “Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Perubahan Nilai Kurs Terhadap Beta Saham Syariah Pada Perusahaan yang Terdaftar di Dalam Jakarta Islamic Index”. Jurnal FE-UMM Malang. http://investasi.kontan.co.id/news/ diakses 29 Mei 2017)