• Tidak ada hasil yang ditemukan

Seminar Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat- Dies Natalis FISIP Unila Tahun 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Seminar Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat- Dies Natalis FISIP Unila Tahun 2012"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Seminar Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat- Dies Natalis FISIP Unila Tahun 2012

282

Penggunaan Teknologi Informasi di Usaha Kecil dan Menengah (Studi Pada Usaha Kecil Menengah di Wilayah Gedong Meneng)

Oleh:

Wheny Khristianto

Dosen Jurusan Administrasi Bisnis, Universitas Lampung ABSTRACT

Significant role of SMEs and has been proven as a driver of economic growth needs to be developed in order to have competitiveness. SME competitiveness can be achieved either with the use of IT to enha nce business transformation, the accuracy and efficiency of the information exchange. This study is aimed to: determine the adoption of IT by SMEs, determine the reason for SMEs to adopt or not adopt IT, and knowing factor inhibitors of IT adoption by SMEs. The study was conducted in 33 SMEs in the region Gedong Meneng, Bandar Lampung. The results of this study indicate that the level of computer adoption among SMEs is proved high enough. However, the rate of Internet adoption among SMEs is still very low. Used of computer technology by SMEs is still not optimized for the things that gives value to the business development and other strategic things. Constraints of computer and Internet adoption in SMEs is dominated by internal problems, such as: they do not need the internet, funding for technology investment, and limited human resources capable who can run the technology.

Key words:Information Technology, Small and Medium Entreprises PENDAHULUAN

Latar Belakang

Saat ini, prioritas pembangunan ekonomi d iarahkan kepada upaya untuk mempercepat pemulihan ekonomi disertai upaya untuk mengatasi kemiskinan dan pengangguran yang meningkat, serta upaya untuk peningkatan daya saing usaha skala kecil dan menengah. Hal tersebut tertuang dalam Rencana Pembangunan J angka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, yaitu kebijakan memperkuat perekonomian domestik berbasis keunggulan wilayah menuju keunggulan kompetitif.

Pada perjalanan sejarah perekonomian Indonesia, usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar yang dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional dan sudah terbukti mampu menjadi penyangga (buffer) dalam perekonomian. Pemerintah meyakini bahwa keberhasilan dalam pembinaan UKM akan mampu memperkuat pondasi ekono mi rakyat, karena apa yang selama ini dilakukan oleh UKM pada umumnya berbasis pada sumber daya lokal, tidak bergantung pada impor. Justru karena berbasis pada sumber daya lokal, maka produk unggulan UKM yang ada di daerah-daerah

(2)

Seminar Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat- Dies Natalis FISIP Unila Tahun 2012

283

mempunyai peluang ekspor yang sangat besar karena mempunyai keunikan tersendiri yang menjadi ciri khas dari produk-produk tersebut.

Pada tahun 2007, The Hongkong and Shanghai Banking Cororation (HSBC) melaporkan bahwa UKM di Indonesia sangat optimis untuk terus dikembangkan karena sekitar 64% pengusaha UKM mempunyai niat untuk menambah investasi pengembangan bisnis dan sekitar 44% pengusaha UKM di Indonesia mempunyai rencana untuk menambah tenaga kerja (Rahmana, 2009). Kontribusi UKM terhadap penyediaan lapangan kerja terbukti cukup tinggi. Tahun 2009, tercatat ada lebih dari 587 ribu unit UKM di Indonesia yang telah memberi lapangan pekerjaan bagi lebih dari 6 juta masyarakat lokal yang ada di sekitar lokasi usaha (Depkop, 2010).

Kendati demikian, kondisi UKM tetap rawan karena keberpihakan bank yang rendah, pasar bebas yang mulai sudah dibuka dan terbatasnya kebijakan yang mendukung sektor usaha kecil menempatkan UKM pada posisi yang kurang menguntungkan. Di Indonesia, infrastruktur yang kurang memadahi (Sheth&Sharma, 2005; Wood, 2004), masih rendahnya pendapatan rata-rata masyarakat (Hawk, 2004), dan kendala budaya (Hawk, 2004; Paul, 2002) menjadi faktor yang menyebabkan lambatnya adopsi teknologi di UKM. Stoeken dan Couman (1998) dalam Wahid (2007) menyatakan bahwa kurangnya pemahaman terhadap peran strategis yang dapat dimainkan oleh teknologi informasi (TI) terkait dengan pendekatan baru pemasaran, hubungan dengan konsumen, dan pengembangan produk dan layanan diduga sebagai sebab rendahnya adopsi TI oleh UKM. Terdapat fakta menar ik yang terjadi di Indonesia, yaitu adanya pertumbuhan pengguna internet yang cukup tinggi. Hal ini diharapkan dapat menjadi indikasi adanya kemauan pelaku bisnis dan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan electronic commerce (e-commerce), terutama di UKM.

Peran UKM yang signifikan dan terbukti sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi rakyat tentunya perlu ditingkatkan agar dapat berkembang secara lebih luas dan mempunyai daya saing. Daya saing UKM dapat diwujudkan salah satunya dengan penggunaan TI untuk meningkatkan transformasi bisnis, ketepatan dan efisiensi pertukaran informasi (Rahmana, 2009), memperluas jaringan pemasaran dan memperluas market share. Peningkatan daya saing UKM ini sangat diperlukan agar UKM mampu bertahan dan bersaing dalam kancah perda gangan global.

Namun, sampai sekarang dapat dilihat bahwa adopsi TI oleh UKM di Indonesia masih sangat rendah. Lembaga riset AMI Partners mengungkapkan fakta bahwa hanya 20% UKM di Indonesia yang memiliki komputer (Wahid, 2007) untuk mendukung kegiatan bisnisnya. Selain hal itu, adopsi TI di UKM juga terkendala oleh karakteristik organisasi, dalam hal ini UKM itu sendiri (Kartiwi&MacGregor, 2007). Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di latar belakang penelitian, maka rumusan masalah yang akan diambil pada penelitian ini adalah:

(3)

Seminar Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat- Dies Natalis FISIP Unila Tahun 2012

284

2. Apakah faktor- faktor penghambat adopsi TI yang dihadapi oleh UKM di wilayah Gedong Meneng, Bandar Lampung.

TINJAUAN PUSTAKA Difusi Inovasi

Difusi adalah proses dimana sebuah inovasi diadopsi oleh anggota pada suatu komunitas (Hasyim, 2007). Ada empat faktor yang mempengaruhi adopsi sebuah inovasi oleh anggota atau bagian dari sebuah organisasi, yaitu: (1) inovasi itu sendiri, (2) saluran komunikasi yang digunakan untuk menyebarkan inovasi, (3) waktu, dan (4) dimana tampat inovasi tersebut diperkenalkan (Roger, 1995). Adopsi inovasi mempunyai arti yang kompleks, karena hal ini menyangkut proses pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh banyak faktor untuk menerima ide- ide baru. Adopsi inovasi merupakan bagian dari strategi perusahaan, sehingga dalam proses adopsi inovasi diperlukan informasi yang cukup. Selanjutnya, calon adopter (pelaku adopsi) akan mencari informasi dari sumber informasi yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Ada empat tahapan dalam adopsi inovasi, yaitu: tahap kesadaran, tahap menaruh minat, tahap evaluasi, dan tahap mencoba. Tahap kesadaran adalah tahapan dimana calon adopter belajar tentang sesuatu yang baru. Pengetahuan ca lon adopter terhadap hal yang akan diadopsi biasanya masih bersifat umum. Tahap menaruh minat, dimana calon adopter mulai mengembangkan informasi yang diperoleh pada tahap pertama. Calon adopter mulai mempelajari secara lebih rinci tentang ide baru tersebut. Lebih dari itu, calon adopter bahkan tidak merasa puas jika hanya mengetahui saja, akan tetapi mereka ingin berbuat yang lebih banyak lagi. Sebagai contoh, calon adopter akan menggali informasi dari berbagai media cetak maupun media elektronik. Tahap evaluasi merupakan tahap ketiga. Setelah calon adopter mempunyai informasi yang banyak dan bukti-bukti yang sudah terkumpul, maka calon adopter akan melakukan penilaian untuk menentukan apakah teknologi baru tersebut akan diadpsi atau tidak.

Tahap selanjutnya adalah tahap mencoba, yaitu tahap dimana calon adopter melakukan interaksi langsung terhadap teknologi baru tersebut. Tahap ini merupakan konsekuensi jika calon adopter menyimpulkan bahwa teknologi atau hal baru akan memberikan dampak yang baik bagi kelangsungan organisasi atau individu yang terkait dengan teknologi atau hal baru tersebut. Tahap mencoba ini dapat dilakukan secara perseorangan atau berkelompok.

Adopsi biasanya terjadi pada unit yang lebih kecil, seperti individu atau perusahaan. Hal ini tentunya berbeda dengan difusi yang umumnya terjadi pada tingkat yang lebih luas. Roger (1995) membedakan orang yang mengadopsi inovasi berdasarkan atas waktu menjadi 5, yaitu: (1) innovator, mereka adalah pengambil resiko dan pionir yang merupakan kelompok awal yang melakukan adopsi, (2) early

adopter, adalah kelompok kedua yang melakukan interkasi dengan inovasi dan

(4)

Seminar Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat- Dies Natalis FISIP Unila Tahun 2012

285 majority, adalah kelompok yang dipengaruhi oleh innovator dan early adopter, (4) late majority adalah mereka yang melakukan pendekatan secara seksama terhadap

inovasi sampai mempunyai keyakinan bahwa adopsi yang dilakukan tersebut memberikan hasil yang terbaik, dan (5) laggard, adalah individu yang sangat skeptis dan mempunyai sikap menolak untuk melakukan adopsi sampai mereka merasa sangat memerlukan untuk melakukan adopsi.

Adopsi TI Oleh UKM

Adeosun, et al (2009) berpendapat bahwa penggunaan TI memberikan nilai positif bagi strategi manajemen yang terkait dengan aspek komunikasi, akses informasi, pengambilan keputusan, manajemen data dan knowledge management pada sebuah organisasi. TI dapat menjadi kekuatan strategi dan alat bagi organisasi yang memberikan keuntungan pada aspek promosi dan kekuatan daya saing (Buhalis, 2003). Hengst dan Sol (2001) berpendapat bahwa TI memberikan keuntungan bagi organisasi bisnis untuk mengurangi biaya dan meningkatkan kemampuan organisasi bisnis dalam melakukan koordinasi dengan pihak luar. Namun, beberapa peneliti dengan penelitian yang telah dilakukan mengungkapkan fakta bahwa adopsi TI di UKM masih sangat rendah dari yang diharapkan (Pavic, et al., 2007; Yu, 2006).

Di era knowledge-based economy saat ini adalah penting bagi UKM untuk melakukan adopsi TI. Karena adopsi TI me mberikan kemampuan bagi UKM untuk memberikan layanan yang semakin baik dan daya saing (Apulu dan Latham, 2011). TI juga terbukti mempunyai dampak positif pada kinerja organisasi (Maldeni dan Jayasena, 2009). Organisasi bisnis modern diperkirakan tidak akan mampu bekerja secara optimal dan dapat memberi dampak yang kurang baik terhadap daya tahan dan pertumbuhan ekonomi secara umum (Berisha-Namani, 2009). Penelitian yang dilakukan oleh Lefebvre, et al., (1999), terdapat empat faktor yang menetukan adopsi teknologi baru oleh UKM, yaitu: (1) karakteristik UKM, (2) strategi dan manajemen kompetisi UKM, (3) pengaruh pihak internal dan eksternal dalam proses pengambilan keputusan adopsi, dan (4) karakteristik teknologi baru yang akan diadopsi.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan kenyataan yang telah diuraikan di atas, maka pada penelitian ini dimaksudkan untuk:

a. mengetahui adopsi TI oleh UKM, dan

b. mengetahui alasan mengapa UKM mengadopsi TI atau tidak mengadopsi TI c. mengetahui faktor penghambat adopsi TI yang dihadapi o leh UKM.

(5)

Seminar Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat- Dies Natalis FISIP Unila Tahun 2012

286

METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian

Kegiatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2002:3), metode penelitian kualitatif sebagai suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, yaitu kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati. Penelitian kualitatif memandang obyek yang diteliti secara holistik. Jadi dalam hal ini tidak mengisolasi individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis tetapi memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan. Sedangkan jenis penelitian deskriptif, menurut Nawawi (2001:44) dapat diartikan sebagai penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data yang ada. Jadi ia juga menyajikan data, menganalisis, dan menginterpretasi. Daerah Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Kota Bandar Lampung, tepatnya di Kelurahan Gedong Meneng, karena kelurahan ini merupakan wilayah dimana kamp us Universitas Lampung berada. Pemilihan wilayah ini juga mempertimbangkan asumsi bahwa semakin dekat lokasi UKM yang akan diteliti dengan kampus, maka interkasi UKM dengan TI juga dimungkinkan sangat tinggi. Namun, berdasarkan hasil pengamatan, pada UKM photocopy dan percetakan di wilayah Gedong Meneng, terdapat permasalahan-permasalahan baik pada level individu maupun organisasi sesuai dengan permasalahn yang diangkat pada penelitian ini.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tinjauan Kondisi Umum UKM di wilayah Gedong Meneng

Pada bagian ini akan diuraikan tentang UKM yang menjadi fokus penelitian ini. UKM yang menjadi objek pada penelitian ini adalah UKM yang bergerak di bidang jasa percetakan dan photocopy. Usaha ini merupakan usaha yang berada dalam kelompok ILMEA (industri logam, mesin, elektronika, dan aneka) di Kota Bandar Lampung. Cabang usaha lain yang termasuk dalam kelompok ILMEA selain usaha jasa percetakan dan photocopy adalah industri logam dan mesin, misalnya: jasa pertukangan emas, pengolahan /perakitan alumunium, jasa pengelasan dan pembubutan, industri pembuatan logam dasar dan barang dari logam, kerajinan kuningan. Selain itu ILMEA juga meliputi cabang industri alat angkut, seperti: jasa perbengkelan (service mobil dan motor); cabang industri tekstil, misalnya industry pakaian jadi dan jasa penjahitan; cabang elektronika dan aneka, misalnya jasa reparasi, kerajinan tapis, sulaman/border, industri optic/kacamata dan aneka hiasan/manik- manik (Rifa‘i, 2007).

(6)

Seminar Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat- Dies Natalis FISIP Unila Tahun 2012

287

Penelitian ini dilakukan pada 33 UKM yang ada di wilayah Gedong Meneng, Bandar Lampung . Jenis usaha photocopy dan percetakan yang dijalankan oleh UKM yang menjadi obyek penelitian ini dikelompokan dalam 3 kategori, yaitu: usaha yang dijalankan antara 0 sampai dengan 5 tahun, usaha yang dijala nkan antara 5 sampai dengan 10 tahun, dan usaha yang dijalankan lebih dari 10 tahun. Untuk memberikan gambaran yang jelas, pengelompokkan tersebut dapat diihat pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Kategori Jangka Waktu Umur UKM

Umur UKM

0-5 Tahun 5-10 Tahun >10 Tahun

16 UKM 10 UKM 7 UKM

Sumber: Data Primer yang diolah

Menurut data yang disajikan pada Tabel 1 di atas, dapat diketahui bahwa usaha yang dijalankan paling banyak berada pada kategori umur 0-5 tahun dengan jumlah UKM sebanyak 16. Untuk kategori umur usaha yang dijalankan antara 5-10 tahun terdapat 10 UKM, sedangkan usaha yang berjalan sudah lebih dari 10 tahun hanya terdapat 7 UKM.

Adopsi Teknologi Kompute r di UKM

Berdasarkan data yang diperoleh, didapatkan data bahwa dari 33 UKM, sebanyak 22 UKM memiliki komputer dan 11 UKM tidak memiliki komputer. Untuk UKM yang memiliki komputer, terdapat beberapa alasan yang melatarbelakangi mengapa usaha yang dijalankan tersebut membutuhkan perangkat komputer. Tabel 2 berikut ini mengemukakan beberapa alasan tersebut.

Tabel 2. Pemakaian atau Tidak Pemakaian Komputer di UKM

Alasan pe makaian atau ti dak pe makaian

Juml ah UKM

Pemakai Bukan Pe makai

Membuat laporan keuangan 5 -

Membuat laporan ke rja 2 -

Mengakses internet 3 -

Keperluan lain 11 -

Tidak me mbutuhkan - 6

Harga maha l/keterbatasan dana - 3

Minim sumber daya manusia - 2

Sumber: Data Primer yang diolah (2012)

Berdasarkan Tabel 2 di atas, dapat diketahui bahwa sebanyak 5 UKM menggunakan komputer sebagai alat untuk membantu membuat laporan keuangan usahanya, sebanyak 2 UKM menggunakan teknologi komputer sebagai sarana untuk membantu dalam membuat laporan kerja usahanya. Kemudian 3 UKM menjadikan komputer sebagai sarana untuk mengakses internet, sedangkan 11 UKM

(7)

Seminar Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat- Dies Natalis FISIP Unila Tahun 2012

288

menggunakan komputer untuk keperluan lain, misalnya: mencetak kertas atau foto, memindai, dan sebagai usaha untuk memberikan jasa pengetikan kepada pelanggan.

Tabel 2 di atas menujukkan pula bahwa pemakaian komputer dari UKM lebih banyak digunakan untuk hal- hal yang berkaitan dengan internal pekerjaan dan mengoptimalkan pekerjaan yang berkaitan dengan jenis usaha. Hal ini dapat dilihat dari prosentase yang sangat besar dari alasan-alasan mengapa mereka menggunakan perangkat komputer, seperti untuk membantu membuat laporan keuangan, membuat laporan kerja, dan untuk keperluan pekerjaan mencetak, mimandai, memberikan layanan pengetikan. Bahkan separuh dari UKM yang menggunakan komputer (11 UKM) memberikan alasan bahwa kegunaan komputer dalam usahanya adalah benar-benar untuk mendukung jenis usaha mereka. Berdasarkan data pada Tabel 2 di atas, dapat diketahui bahwa UKM di bidang photocopy dan percetakan di wilayah Gedung Meneng menggunakan komputer sebagai alat untuk melakukan akses ke luar melalui internet masih sangat minim.

Tabel 2 di atas juga mengungkapkan alasan-alasan mengapa beberapa UKM tidak menggunakan teknologi komputer untuk mendukung usahanya. Dari 11 UKM yang tidak memakai komputer sebagai alat untuk membantu usaha, sejumlah 6 UKM mengemukakan alasan bahwa usahanya tidak membutuhkan perangkat komputer, 3 UKM memberi alasan biaya pembelian perangkat komputer adalah mahal atau karena keterbatasan dana usaha sehingga tidak dapat menggunakan komputer untuk mendukung usahanya. Sebanyak 2 UKM menyampaikan alasan kurangnya sumber daya manusia yang dapat menjalankan komputer, sehingga hal inilah yang menjadikan pemilik UKM tidak membeli komputer untuk membantu kinerja perusahaan yang dikelolanya.

Dari 11 UKM yang tidak memakai komputer, didapatkan sejumlah 7 UKM yang mempunyai keinginan memiliki komputer untuk mendukung kinerja bisnis yang dijalankan. Adapun 4 UKM menyatakan tidak berkeinginan untuk membeli komputer karena alasan tidak membutuhkan perangkat tersebut. Sejumlah 7 UKM yang ingin memiliki komputer terdiri dari 3 UKM berencana akan membeli komputer dalam waktu satu tahun ke depan, 2 UKM berencana akan membeli komputer dalam waktu enam bulan ke depan, dan 2 UKM merencanakan akan membeli perangkat komputer dalam kurun waktu dua tahun ke depan.

Adopsi Internet di UKM

Dari kuesioner yaang direspon oleh 33 UKM di wilayah Gedong Meneng dan sekitarnya, terdapat 9 UKM yang memakai internet untuk membantu bisnis yang dijalankan dan 24 UKM yang tidak memakai atau tidak terhubung dengan internet. Berdasarkan data penelitian, sejumlah alasan dikemukakan oleh UKM yang memakai internet dan yang tidak memakai internet. Alasan-alasan yang dikemukakan oleh UKM yang dijadikan objek penelitian dapat dilihat dari Tabel 3 berikut.

(8)

Seminar Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat- Dies Natalis FISIP Unila Tahun 2012

289

Tabel 3. Pemakaian atau Tidak Pemakaian Internet di UKM

Alasan pe makaian atau ti dak pe makaian

Juml ah UKM

Pemakai Bukan Pe makai

Menjaga hubungan dengan pelanggan 4 -

Menginformasikan usaha/bisnis 1 -

Mencari in formasi 3 -

Alasan lain 1 -

Tidak me mbutuhkan internet - 18

Minimnya sumber daya manusia - 2

Beaya internet mahal/ keterbatasan dana - 4

Sumber: Data Primer yang diolah (2012)

Berdasarkan Tabel 3 di atas, sebanyak 4 UKM menyatakan bahwa mereka memakai internet dalam usaha/bisnis karena internet dapat digunakan sebagai a lat menjaga hubungan dengan pelanggan. Kemudian 1 UKM mengemukakan alasan bahwa internet digunakan agar mereka dapat dengan mudah menginformasikan usaha/bisnis yang mereka jalankan kepada orang lain, sedangkan 3 UKM memberikan alasan agar mereka dapat dengan mudah mencari informasi. Pencarian informasi di internet ini dapat dimungkinkan untuk mencari calon pelanggan baru, untuk up date informasi terkait dengan usaha/bisnis yang dijalankan, mencari pemasok baru, dan yang lainnya. Adapun 1 UKM menyatakan bahwa mereka memakai internet karena alasan lain yang sifatnya pribadi.

Menurut Tabel 2 di atas, jumlah UKM yang tidak memakai internet justru lebih banyak, yaitu 24 UKM. Sebanyak 18 UKM tidak memakai internet dengan alasan bahwa usaha/bisnis mereka saat ini tidak membutuhkan internet, 2 UKM mengemukakan bahwa mereka tidak memakai internet karena minim sumber daya manusia yang dapat mengoperasikan internet untuk kebutuhan usaha/bisnis mereka. Biaya yang mahal atau terbatasnya dana ternyata juga menjadi kendala bagi UKM untuk mengadopsi internet. Hal ini dibuktikan dengan adanya 4 UKM yang mengemukakan alasan tersebut.

Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa dari 24 UKM yang tidak melakukan adopsi internet untuk mendukung usaha/bisnis yang mereka jalankan, terdapat 14 UKM yang menyatakan keinginan untuk melakukan adopsi internet di masa yang adakan datang dengan cara berlangganan internet. Dari 14 UKM tersebut terdapat 6 UKM yang menyatakan bahwa mereka akan berlangganan internet dalam kurun waktu enam bulan ke depan, 6 UKM mengemukakan keinginan bahwa mereka akan berlangganan internet dalam kurun waktu 1 tahun ke depan, sedangkan 2 UKM akan berlangganan internet dalam waktu 2 tahun ke depan. Selain 14 UKM yang menyatakan keinginan untuk melakukan adopsi internet, terdapat 10 yang menyatakan tidak ingin melakukan adopsi. Hal ini dikarenakan menurut mereka, usaha/bisnis yang saat ini dijalankan masih belum membutuhkan internet.

(9)

Seminar Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat- Dies Natalis FISIP Unila Tahun 2012

290

Pengetahuan Tentang TI

Pada penelitian ini, pengetahuan tentang TI yang dimiliki oleh UKM dapat ditampilkan pada Tabel 4 di bawah ini.

Tabel 4. Distribusi Responden Tentang Pengetahuan TI

No. Jawaban Jumlah

1. Ya 23

2. Belum 7

Sumber: Data primer yang diolah, 2012

Sesuai dengan data di atas, terdapat 23 pemilik UKM yang sudah memiliki pengetahuan tentang TI. Kemudian, hanya 7 pemilik UKM yang belum memiliki pengetahuan tentang TIK. Terdapat 3 UKM yang tidak didapatkan jawabannya terkait dengan pertanyaan tentang pengetahuan TIK ini. Pengetahuan tentang TI ini meliputi: pengetahuan tentang perkembangan teknologi komputer, perkembangan teknologi internet, dan sejenisnya.

Berdasarkan data ini, maka dapat disampaikan bahwa para pemilik UKM yang bergerak di usaha photocopy dan percetakan didominasi oleh orang yang mengikuti perkembangan teknologi. Meskipun demikian, hal yang menarik adalah jumlah pemilik yang belum membutuhkan internet untuk mendukung kinerja pekerjaan dan usahanya masih dominan (lihat Tabel 3).

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasi penelitian, kesimpulan penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Tingkat adopsi komputer di kalangan UKM di wilayah Gedong Meneng terbukti sudah cukup tinggi. Hal ini dibuktikan dari 33 UKM yang diteliti, terdapat 21 UKM yang sudah menggunaka n komputer, sedangkan 12 UKM menyatakan belum menggunakan komputer. Kemudian, dari jumlah UKM yang belum menggunakan komputer terdapat 7 UKM yang ingin memiliki komputer untuk menunjang kinerja bisnis yang dijalankan saat ini.

2. Tingkat adopsi internet di kalangan UKM di wilayah Gedong Meneng terbukti masih sangat rendah. Hal tersebut dibuktikan dengan data bahwa dari 33 UKM yang diteliti, terdapat 24 UKM yang belum melakukan adopsi internet dengan berbagai alasan, sedangkan hanya 9 UKM yang sudah melakukan adopsi internet. Meskipun tingkat adopsi internet di kalangan UKM masih rendah, namun UKM tersebut telah menyadari peran dan manfaat teknologi informasi untuk mendukung usaha atau bisnis mereka. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah UKM yang tertarik untuk melakukan adopsi internet. Dari 24 UKM yang belum melakukan adopsi, terdapat 16 UKM yang berencana untuk melakukan adopsi internet di masa yang akan datang.

3. Pemanfaatan teknologi komputer oleh UKM di wilayah Gedong Meneng masih belum dioptimalkan untuk hal- hal yang memberikan nilai yang lebih strategis

(10)

Seminar Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat- Dies Natalis FISIP Unila Tahun 2012

291

bagi perkembangan usaha. Sejumlah UKM yang mengadopsi teknologi komputer memanfaatkan komputer masih sebatas sebagai alat untuk membantu mencetak obyek pada kertas, mimindai, dan memberikan layanan pengetikan kepada pelanggan.

4. Pemanfaatan teknologi internet oleh UKM yang memakai internet di wilayah Gedong Meneng sudah bervariasi, walaupun jumlah UKM pemakai internet masih sangat sedikit. Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya, pelaku bisnis sudah mempunyai pandangan yang lebih strategis dalam upaya memanfaatan teknologi internet, seperti menjaga hubungan dengan pelanggan, menginformasikan usaha/bisnis kepada pihak lain, mencari informasi.

5. Kendala utama pemanfaatan teknologi komputer dan internet justru be rasa dari internal UKM, yaitu UKM masih belum merasa butuh terhadap teknologi komputer dan internet. Sebanyak 6 UKM menyatakan tidak butuh teknologi komputer dan sebanyak 18 UKM tidak membutuhkan internet, walaupun kedua hal tersebut mempunyai potensi yang sangat besar untuk memberikan nilai ekonomis bagi UKM. Kendala kedua adalah mahalnya harga perangkat teknologi informasi seperti komputer dan langganan internet. Hal ini berkaitan dengan keterbatasan dana yang dimiliki oleh UKM. Adapun yang menjadi kendala ketiga adalah minimnya sumber daya manusia pada UKM yang dapat mengoperasikan komputer dan internet.

Saran

Berdasarkan hasil analisis, pembahasan dan kesimpulan dari penelitian ini, terdapat beberapa saran yang dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Bagi regulator (pemerintah), hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan agar pemerintah memberikan edukasi tentang pentingnya teknologi informasi bagi UKM dan memberikan akses penggunaan internet lebih mudah. Akses tersebut dapat berupa jaringan yang lebih luas dan harga yang lebih terjangkau untu kalangan UKM. Akses ini digunakan untuk meningkatkan nilai tambah bagi UKM untuk dapat melakukan kegiatan ekonomi berbasis teknologi informasi.

2. Bagi UKM, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bahwa pada kondisi yang riil, adopsi teknologi informasi di kalangan UKM masih sangat rendah. Bagi UKM yang terkendala masalah sumber daya manusia yang minim pengetahuannya tentang penggunaan teknologi informasi, maka UKM perlu memperbaiki k ualitas sumber daya manusianya agar dapat menggunakan teknologi informasi. Selain itu, UKM juga memperluas pengetahuannya tentang bagaimana teknologi informasi dapat dioptimalkan untuk hal-hal yang mempunyai nilai strategis dan nilai ekonomi yang lebih tinggi bagi usaha.

3. Bagi para peneliti, pada penelitian berikutnya dapat ditambahkan variabel dan atau indikator baru untuk memperkaya dan memperluas instrumen kuesioner, dapat memperluas area cakupan penelitian, misalnya untuk responden dari berbagai daerah di Bnadar Lampung.

(11)

Seminar Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat- Dies Natalis FISIP Unila Tahun 2012

292

DAFTAR PUSTAKA

Apulu, I., Latham, A. Driver for Information and Communication Technology

Adoption: A Case Study of Nigerian Small and Medium Sized Enterprises.

International Journal of Business and Management, Vol. 6, No. 5, May 2011.

Adeosun, O., Adeosun, T.H., and Adetunde, I.A., Strategic Application of

Information and Communication Technology for Effective Service Delivery in Banking Industry. Journal of Social Science, 5(1), 47-51. 2009.

Berisha-Namani, M. The Role of Information Technology in Small and Medium

sized Enterprises in Kosovo. Fullbright Academy Conference Small Places

Can Change The World, 2009.

Buhalis, D. eAirlines: Strategic and Tactical Use of ICTs in the Airlines Industry. Information and Management, 41, 805-825, 2003.

Hasyim, J. Information Technology Adption Among SME Owners in Malaysia. International Journal of Business and Information, Vol.2, No. 2, Desember 2007.

Hawk, S. A Comparison of B2C e-commerce in Developing Countries. Electronic Commerce Research, 4, 181-199, 2004.

Hengst, M., Sol, H.G. The Impact of Information and Communication Technology

on Interorganizational Coordination: Guidelines from Theory. Informing

Science, Special Series on Information Exchange in Electronic Markets, 4, 3, 2001. A Special Series on Information Exchange in Electric Markets, 2001.

Iacovou, C.L., Benbazat, I., Dexter, A.S., Electronic Data Interchange and Small

Organizations: Adoption and Impact of Technology, Management Information System Quarterly, 1995.

Kartiwi, M., MacGregor, R.C., Electronic Commerce Adoption Barriers in Small

to Medium-Sized Enterprises (SMEs) in Developed and Developing Countries: A Cross-Country Comparison. Journal of Electronic Commerce

in Organization, Vo 5, Issue 3. 2007.

Maldeni, H.M.C.M., Jayasena, S. Information and Communication Technology

Usage and Bank Branch Performance. The International Journal on

Advances in ICT for Emerging Regions (ICTer), 2(2), 29-37, 2009.

Paul, J. Narrowing the Digital Devide: Initiatives Undertaken by the Association

of South-East Asia Nation (ASEAN). Program: Electronic Library and

Information Systems, 36(1), 13-22, 2002.

Pavic, S., Koh, S.C.L., Simpson, M., Padmore, J. Could e-Business Create a Competitive Advantage in UK SMEs? Benchmarking: An International Journal 14(3), 320-351. 2007

Rahmana, A. Peranan Teknologi Informasi Dalam Peningkatan Daya Saing

Usaha Kecil Menengah. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi

(SNATI), ISSN: 1907-5022, Yogyakarta, 2009.

Roger, E.M. Diffusion of Innovation (4th Edition). New York: The Free Press.

1995.

Seth, J.N., Sharma, A. International e-marketing: Opportunities and Issues. International Marketing Review, 22(6), 611-622. 2005.

(12)

Seminar Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat- Dies Natalis FISIP Unila Tahun 2012

293

Wahid, F., Iswari, L. Adopsi Teknologi Informasi Oleh Usaha Kecil dan

Menengah Di Indonesia. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi

(SNATI), ISSN: 1907-5022, Yogyakarta, 2007.

Wood, C.M. Marketing and e-Commerce as tools of Development in the

Asia-Pasific: A Dual Path. International Marketing Review, 21(3), 301-320,

2004.

Yu, C.S. Exploring Influences on Taiwanese e-Marketplace Adoption Decisions. Journal of Global Information Technology Management, 9(2), 5-21, 2006

Gambar

Tabel 2. Pemakaian atau Tidak Pemakaian Komputer di UKM
Tabel 3. Pemakaian atau Tidak Pemakaian Internet di UKM

Referensi

Dokumen terkait

Kupu-kupu di kawasan hutan wisata alam Gunung Meja ditemukan 113 spesies dari 4049 individu kupu-kupu, yang termasuk dalam lima famili, yaitu Papilionidae (14 spesies), Pieridae

yaitu korosi yang berbentuk lubang-lubang pada permukaan logam karena hancurnya film dari proteksi logam yang disebabkan oleh rate korosi yang berbeda antara satu

Dalam penelitian ini buku saku yang dibuat menyajikan gambar-gambar yang lebih bervariasi, yaitu gambar tumbuhan secara keseluruhan, bagian tumbuhan yang digunakan,

Penyelesaian Permasalahan Integral Dimensi- n dengan Menggunakan Teorema Fubini

Wilayah Bojonegara dalam konstelasi pengembangan wilayah Propinsi Banten diharapkan dapat sebagai pendorong pengembagan Wilayah Kerja Pembangunan (WKP) II, meliputi:

Berdasarkan uraian latar belakang yang di atas, maka yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah guru-guru di TK Ikal Dolog dengan ruang lingkup penelitian yang sudah

Pendekatan saintifik dalam pembelajaran musik terbagi menjadi 5 tahapan yaitu (1) mengamati dengan cara siswa melihat dan memperhatikan video yang diberikan guru

Memperkuat brand image dan memperkuat brand relationship, karena melalui promosi penjualan yang diadakan akan mampu untuk terus-menerus mengingatkan konsumen akan merk suatu produk