• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Pada Karyawan Divisi Sumber Daya Manusia PTPN IV Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Pada Karyawan Divisi Sumber Daya Manusia PTPN IV Medan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sumber daya manusia merupakan aset paling penting dalam suatu organisasi karena merupakan sumber yang mengarahkan organisasi, mempertahankan dan mengembangkan organisasi dalam berbagai tuntutan masyarakat dan zaman. Oleh karena itu, sumber daya manusia harus selalu diperhatikan, dijaga dan dikembangkan. Sebagaimana yang dikatakan Siagian (1983), manusia merupakan unsur yang penting karena unsur-unsur lain yang dimiliki oleh suatu organisasi seperti uang, materi, metode kerja, waktu dan kekayaan lainya hanya dapat memberi manfaat bagi organisasi, itu merupakan daya pembangunan dan bukan perusak bagi organisasi.

Memiliki sumber daya yang unggul merupakan modal perusahaan agar dapat tetap bertahan dan bersaing dengan perusahaan lain yang lebih maju. Tanpa adanya sumber daya manusia, maka sumber daya lainnya yang dimiliki oleh organisasi tidak dapat dimanfaatkan. Keberhasilan suatu organisasi dalam menjalankan fungsinya adalah tergantung pada kualitas sumber daya manusia yang ada didalamnya (Luthans, 2006).

(2)

aset yang sangat bernilai bagiperusahaan (Dessler, 2002). Oleh karena itu perusahaan harus mengelola karyawan denganoptimal guna menghadapi tantangan globaldan persaingan dari perusahaan lain.

Salah satu kunci keberhasilan organisasi adalah sejauh mana orang-orang atau warga organisasi secara sinergis mampu berkontribusi positif, dalam perencanaan maupun dalam proses pengimplementasian tugas dan tanggung jawab sebagai warga organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Semua Organisasi yang ingin sukses, pasti membutuhkan karyawan yang bertindak melebihi tugas pekerjaan umum mereka, yang akan memberikan kinerja melampaui perkiraan (Robbins, 2006).

Keunggulan karyawan salah satunya dipandang dari kesediaan karyawan untuk melakukan pekerjaan tidak hanya sesuai dengan job description tapi juga kesediaan karyawan untuk melakukan pekerjaan diluar atau melampaui job description yang merupakan peran formalnya yang bertujuan untuk mencapai keberhasilan dan juga efektivitas organisasi (Garg & Rastogi, 2006).

(3)

Organisasi membutuhkan karyawan yang memperlihatkan perilaku OCB, seperti membantu individu lain dalam tim, mengajukan diri untuk melakukan pekerjaan ekstra, menghindari konflik yang tidak perlu, menghormati semangat dan isi peraturan, serta dengan besar hati mentoleransi kerugian dan gangguan terkait pekerjaan yang kadang terjadi (Robbins dan Judge, 2008).

Perilaku OCB patut mendapatkan perhatian dan penghargaan khusus agar karyawan terus terpacu untuk melakukan OCB, misalnya dengan mencatat perilaku OCB sebagai bahan pertimbangan dalam penilaian kinerja karyawan (Newstrom & Davis, 2002). Perilaku OCB yang terkesan sederhana ini jika dilakukan oleh banyak karyawan secara terus menerus dalam suatu organisasi akan sangat membantu organisasi meningkatkan produktivitasnya serta melampaui kinerja kompetitor (Sweeney & McFarlin, 2002).

(4)

Kepemimpinan dalam suatu perusahaan merupakan hal yang bersifat sentral dalam usaha pencapaian tujuan dan sasaran. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus mempunyai jiwa kepemimpinan, memiliki daya inovasi, dan kreativitas yang tinggi agar perusahaan dapat maju dengan pesat. Kepemimpinan (leadership) merupakan inti daripada manajemen karena kepemimpinan merupakan suatu penggerak, khususnya sumber daya manusia dalam suatu perusahaan (Anoraga, P., 1992).

Saat ini kepemimpinan lebih dipandang sebagai cara orang menggunakan sebaik mungkin kemampuannya dalam mengatur, memberi pengaruh, serta memperoleh komitmen dari sebuah tim terhadap sasaran-sasaran kerjanya (Brata & Sumaktoyo, 1997). Kepemimpinan dideskripsikan sebagai sebuah proses yang mendorong pengikutnya mencapi tujuan tertentu yang mewakili nilai, motivasi, keinginan, kebutuhan, dan aspirasi kedua belah pihak, baik pemimpin maupun individu-individu yang memimpinnya (Burns, 1978; Zayani, 2008).

(5)

memunculkan perilaku seperti yang diharapkan, organisasi membutuhkan pemimpin yang sadar akan pentingnya perilaku tersebut untuk mempengaruhi dan mengarahkan karyawannya dalam memunculkan perilaku OCB tersebut. Seorang pemimpin tersebut harus mempunyai gaya kepemimpinan yang mampu mendukung dan terus mengembangkan OCB.

Robbins dan Judge (2008) menyatakan, kepemimpinan transformasional dapat mempengaruhi bawahan melalui terciptanya rasa percaya para bawahan kepada pemimpinya. Pemimpin yang bersifat transformasional dapat membuat bawahannya bekerja lebih keras dan mau untuk bekerja lebih dari apa yang seharusnya mereka kerjakan. Bass (1997) menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional dapat membuat para bawahan menjadi lebih terlibat dan peduli pada pekerjaannya, lebih banyak mencurahkan perhatian dan waktu untuk pekerjaannya, dan menjadi kurang perhatiannya kepada kepentingan-kepentingan pribadinya. Pemimpin transformasional dapat membuat bawahanya mau untuk melakukan sesuatu melebihi kewajibannya (Bass,1997).

Seperti ungkapan Bass dalam Muchinsky (2003) yang mendefinisikan gaya kepemimpinan transformasional sebagai kepemimpinan yang didasarkan pada pengaruh dan hubungan pemimpin dengan pengikut atau bawahan. Dalam hal ini, para pengikut akan merasa percaya, mengagumi, loyal, dan menghormati pemimpin, serta memiliki komitmen dan motivasi yang tinggi untuk berprestasi dan berkinerja yang lebih tinggi.

(6)

mengilhami dan memotivasi bawahan untuk berbuat lebih dari yang diharapkan. Kepemimpinan transformasional dapat menciptakan lingkungan yang memotivasi karyawan dalam mencapai tujuan organisasi serta mengembangkan minat karyawan dalam bekerja.

Dari uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh Kepemimpinan Transformasional terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada Karyawan Divisi SDM di PTPN IV MEDAN.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat dirumuskan permasalahan : Apakah terdapat pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada Karyawan Divisi SDM di PTPN IV MEDAN?

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada Karyawan Divisi SDM di PTPN IV MEDAN.

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik dari segi teoritis maupun praktis, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

(7)

2. Manfaat Praktis:

a. Diharapkan penelitian ini dapat digunakan perusahaan untuk mengetahui OCB pada karyawannya.

b. Mengetahui bagaimana kepemimpinan transformasional yang di terapkan pada perusahaan.

c. Sebagai pertimbangan untuk mengambil kebijakan-kebijakan dalam perusahaan yang berhubungan dengan gaya kepemimpinan transformasional.

E. SISTEMATIKA PENULISAN Bab I : Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II : Landasan Teori

Bab ini menguraikan teori yang mendasari masalah yang menjadi variabel dalam penelitian dan dinamika antara variabel yang ingin diteliti serta hipotesis penelitian. Teori-teori yang dimuat adalah teori tentang Organizational Citizenhip Behavior (OCB) dan Gaya Kepemimpinan Transformasional.

Bab III : Metode Penelitian

Bab ini menguraikan tentang identifikasi variabel, definisi operasional, populasi, jenis penelitian, metode pengumpulan data, validitas, reliabilitas dan daya diskriminasi aitem, prosedur pelaksanaan dan metode pengumpulan data.

Bab IV : Hasil dan Pembahasan

(8)

penelitian, hasil penelitian, deskripsi data penelitian, serta pembahasan mengenai hasil penelitian.

Bab V : Kesimpulan dan Saran

Referensi

Dokumen terkait

Dari grafik hasil simulasi yang ditunjukkan pada Gambar 5, dipilih parameter yang digunakan untuk melakukan optimasi pada penguat hybrid , panjang EDF = 4 m dengan

Run of mine adalah tempat penumpukan sementara batubara hasil dari penambangan yang berada dekat dengan lokasi hopper, jika pada saat ini unit pengolahan sedang

Menurut peneliti hasil penelitian tentang pelaksanaan pertolongan pertama menunjukkan masyarakat saat menemui kecelakaan lalu lintas, langsung bertindak dan dapat

23 Dengan begitu, bukan hanya untuk Huntington atau Marcuse atau Amartya Sen, melainkan sebenarnya untuk setiap orang di zaman kita sudah tidak bisa lagi berlaku identitas yang

Hasil penelitian menunjukkan penurunan daya ingat berdasarkan usia lansia yang paling banyak mengalami penurunan daya ingat adalah pada kelompok usia 60-74 tahun yaitu ada sebnayak

But fundamentally, they prescribe some inalienable rights to the individual person, like the right to the existence of life; the right to personal freedom; the right to the pursuit

Kurangnya dukungan pemerintah ikut menjadi faktor pergeseran makna pentingnya pelestarian budaya, jarang menerima tanggapan untuk tampil kurangnya dana kas kelompok

Melihat data diatas bahwa penurunan daya ingat sering terjadi pada lansia. dan masih ada sebagian lansia yang mempunyai daya ingat yang