• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Proses Pengepresan Terhadap Persentase Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Pada Ampas Press PKS Sei Dolok Ilir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Proses Pengepresan Terhadap Persentase Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Pada Ampas Press PKS Sei Dolok Ilir"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis) berasal dari Guinea di pesisir Afrika

Barat kemudian diperkenalkan ke bagian Afrika lainnya, Asia Tenggara dan Amerika

Latin sepanjang garis equator (antara garis lintang utara 15º dan lintang selatan 12º).

Kelapa sawit tumbuh baik pada daerah iklim tropis, dengan suhu antara 24ºC - 32ºC

dengan kelembapan yang tinggi dan curah hujan 200mm per tahun. Kelapa sawit

mengandung kurang lebih 80% perikarp dan 20% buah yang dilapisi kulit yang tipis.

Kandungan minyak dalam perikarp sekitar 30% - 40%. (Tambun, 2006)

Penentuan kadar minyak atau lemak sesuatu bahan dapat dilakukan dengan

menggunakan soxhlet apparatus. Cara ini juga digunakan untuk ekstraksi minyak dari

suatu bahan yang mengandung minyak. Ekstraksi dengan alat soxhlet apparatus

merupakan cara ekstraksi yang efisien karena dengan alat ini pelarut yang

dipergunakan dapat diperoleh kembali. Bahan padat pada umumnya membutuhkan

waktu ekstraksi yang lebih lama, karena itu dibutuhkan pelarut yang lebih banyak.

Dalam penentuan kadar minyak atau lemak, contoh yang diuji harus cukup

kering dan biasanya digunakan contoh dari bekas penentuan kadar air. Jika contoh

masih basah maka selain memperlambat proses ekstraksi, air dapat turun ke dalam

(2)

labu suling (labu lemak) sehingga akan mempersulit penenuan berat tetap dari labu

suling. (Ketaren, 1986)

Sebagai minyak atau lemak, Minyak sawit adalah suatu trigliserida, yaitu

senyawa gliserol dengan assam lemak. Sesuai dengan bentuk bangun rantai asam

lemaknya, minyak sawit termasuk golongan minyak asam oleat-linoleat. Minyak

sawit berwarna merah jingga karena kandungan karotenoida (terutama β-karotena),

berkonsistensi setengan pada pada suhu kamar (konsistensi dan itik kebur banyak

ditentukan oleh kadar ALB-nya), dan dalam keadaan segar dan kadar asam lemak

bebas yang rendah , bau dan rasanya cukup enak.

Minyak sawit terdiri atas berbagai trigliserida dengan rantai asam lemak

berbeda. Panjang rantai adalah 14-20 atom karbon. Dengan demikian sifat minyak

sawit ditentukan oleh perbandingan dan komposis trigliserida tersebut.

(Mangoensoekarjo, 2003)

Mutu minyak kelapa sawit yang baik mempunyai kadar air kurang dari 0,1

persen dan kadar kotoran lebih kecil dari 0,01 persen, kandungan asam lemak bebas

serendah mungkin (lebih kurang 2 persen atau kurang), bilangan peroksida di bawah

2, bebas dari warna merah dan kuning (harus berwarna pucat) tidak berwarna hijau,

jernih, dan kandungan logam berat serendah mungkin atau bebas dari ion logam.

(Ketaren, 1986)

Mutu minyak sawit ditentukan oleh komposisi fraksi tandan yaitu derajat

kematangan buah yang dipengaruhi perlakuan sejak awal panen di lapangan. Faktor

(3)

penting lain yang cukup berpengaruh adalah kematangan buah yang dipanen dan

cepat tidaknya pengangkutan buah ke pabrik selama penyimpanan maupun proses

pengolahan buah selama di pabrik. (Tim Penulis PS, 1997)

PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero), disingkat PTPN IV Pada awalnya

Kebun Dolok Ilir dibuka oleh Maskapai bangsa Belanda yang diberi nama Hendle

Vereninging Amsterdam (HVA) pada tahun 1915 dengan ditanami komodity Serat

Nenas (Agape Sisalana) & Serat Pisang (Manila Henep). Semasa Pengembalian Irian

Barat ke Indonesia tahun 1958 Kebun Dolok Ilir di Nasionalisasikan oleh pemerintah

Indonesia dan mulai dikelola oleh bangsa Indonesia.

Kebun Dolok Ilir berada di Kabupaten Simalungun Kecamatan Dolok Batu

Nanggar & Kabupaten Serdang Bedagai Kecamatan Dolok Merawan dengan luas

Konsesi 7.348,81 Ha.

(4)

1.2. Permasalahan

Masalah yang dihadapi penulis pada tugas akhir ini adalah bagaimana

mengatur besar tekanan agar kadar kehilangan minyak pada ampas press pada stasiun

pengepresan dapat diperkecil di PKS Dolok ilir.

1.3. Tujuan.

- Untuk mengetahui persentasi kehilangan minyak minyak sawit yang

terdapat pada ampas press di PKS Dolok Ilir.

1.4. Manfaat

Analisa ini dapat memberikan pengetahuan dan penggunaan untuk

menanggulangi atau mengatasi secara optimal yang mempengaruhi kehilangan

minyak pada ampas press agar pada proses selanjutnya lebih efisiensi.

Referensi

Dokumen terkait

Persentase Kehilangan minyak kelapa sawit pada proses pengepresan yang didapat dari data dalah rata-rata 6,28-6,32 %. Persentase kehilangan minyak

Karya ilmiah ini berjudul “ Pengaruh Pengepresan Pada Screw Press Terhadap Persentase Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Yang Terdapat Pada Ampas Press Di Pabrik Kelapa Sawit PTPN III

Lampiran 1.Hasil analisa kadar air dan kadar asam lemak bebas1. Kadar air minyak

Penambahan air dalam proses pengepressan (screw press) akan berpengaruh besar terhadap presentase kehilangan dari minyak kelapa sawit, maka dari itu dilakukan penelitian

Penambahan air dalam proses pengepressan (screw press) akan berpengaruh besar terhadap presentase kehilangan dari minyak kelapa sawit, maka dari itu dilakukan penelitian

Tujuan dari kegiatan perebusan menggunakan mesin perebusan adalah untuk: mengurangi peningkatan asam lemak bebas, mempermudah proses pembrondolan pada thresher,

Minyak bekas gorengan tempe memiliki kadar asam lemak bebas dan bilangan asam lebih rendah dibandingkan dengan minyak bekas gorengan tahu, karena rendahnya kandungan

penentuan kadar minyak atau lemak, bahan yang diuji harus cukup kering, karena jika masih basah selain memperlambat proses ekstraksi, air dapat turun ke