ABSTRAK
PT. Socfin Indonesia kebun Matapao adalah perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan kelapa sawit menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan Palm kernel (PK). Berdasarkan data yang diperoleh bahwa mutu Crude Palm Oil (CPO) telah sesuai dengan standard mutu perusahaan (≤7%). Hal yang berbeda terjadi pada mutu kernel melebihi batas toleransi perusahaan pada kriteria mutu dirt content dan moisture. Rata-rata dirt content pada bulan Agustus 2016 adalah 7,13% dengan persentase ketidaksesuaian mutu adalah 30%. Rata-rata moisture adalah 7,05% dengan persentase ketidaksesuaian mtu adalah 26,9%. Berdasarkan data tersebut mengindikasikan terjadinya ketidaksesuaian mutu yang diharapkan oleh perusahaan dengan yang dihasilkan oleh perusahaan. Ketidaksesuaian tersebut memberikan losses dan rework bagi perusahaan, sehingga diperlukan analisis lebih lanjut untuk mengendalikan mutu tersebut. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Metode Taguchi. FMEA digunakan untuk mengidentifikasi faktor potensial penyebab ketidaksesuaian/ kecacatan dan dilanjutkan dengan metode taguchi untuk untuk mendapatkan kombinasi level faktor optimum. Hasil FMEA diperoleh faktor yang mempengaruhi mutu adalah kecepatan putar ripple mill (RPN 108), daya hisap winowing (RPN 90), suhu kernel dryer (RPN 75), daya hisap depericarper (RPN 36) dan penyaringan kernel (RPN 30). Tiga faktor dengan nilai RPN tertinggi digunakan sebagai faktor dalam Metode Taguchi untuk mendapatkan level faktor optimum. Hasil akhir menunjukkan bahwa kombinasi level faktor yang optimal adalah kecepatan putar pada 1.300 rpm, suhu pada 650C dan daya hisap pada level 3. Hasil metode taguchi terjadi penurunan persentase dirt content sebesar 0,386% dan moisture sebesar 0,316%
Kata kunci: Failure Mode and Effect Analysis (FMEA),Risk Priority Number