• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Dosis dan Fermentasi Tepung Ampas Kelapa (Cocos nucifera L.) Oleh Aspergillus niger dan Ragi TapeTerhadap Kualitas Nutrisi Pakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Dosis dan Fermentasi Tepung Ampas Kelapa (Cocos nucifera L.) Oleh Aspergillus niger dan Ragi TapeTerhadap Kualitas Nutrisi Pakan"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pakan merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting,

namunketersediaannya yang terbatas dengan harga yang mahal sering menjadi

kendala bagi usaha peternakan. Oleh karena itu perlu diupayakan bahan pakan

alternatif yang dapat digunakan sebagai pakan ternak yang harganya murah, tidak

bersaing dengan kebutuhan manusia, mudah didapat dan berkualitas baik

(Umiyasih dan Anggraeny, 2008).

Di Indonesia, penggunaan pakan alternatif sudah berkembang karena

banyaknya sumber daya alam yang dapat memberi keuntungan bagi peternakan,

dimana pakan alternatif tersebut mampu menyumbang komposisi nutrisi yang

dibutuhkan oleh ternak dalam memenuhi kebutuhan hidup maupun produksinya.

Salah satu pakan alternatif yang bisa digunakan adalah ampas kelapa yang

dapat dimanfaatkan sebagai pakan domba, kambing dan unggas karena masih

memiliki nilai nutrisi yang mampu meningkatkan pertumbuhan ternak.Ampas

kelapa yang dimaksud adalah bagian daging buah yang sudah diparut atau

dipisahkan dari tempurung kelapa dan sudah diperas atau diambil santannya.

Berbagai teknologi diperlukan untuk mempertahankan ketersediaan pakan,

meningkatkan kualitas pakan dan mengoptimumkan fungsi kerja rumen sehingga

produksi ternak di Indonesia dapat ditingkatkan. Teknologi dengan memanfaatkan

mikroorganisme untuk makanan manusia sudah dikenal sejak lama dan di dalam

pakan ternak sudah mulai diperkenalkan di Indonesia. Bentuknya dapat berupa

probiotik (bakteri, jamur, khamir atau campurannya), produk fermentasi atau

produk ekstrak dari suatu proses fermentasi (biasanya enzim) (Wina, 2005).

(2)

2

Kandungan serat dan lemak yang tinggi pada ampas kelapa akan turun jika

diberi perlakukan yaitu fermentasi. Teknik fermentasi adalah salah satu cara yang

dilakukan untuk meningkatkan kandungan nutrisi yang ada pada limbah yang

bersifat ramah lingkungan karena menggunakan mikroba yang berasal dari alam

untuk mendegradasi kandungan yang diinginkan untuk turun pada suatu bahan

pakan, salah satunya yaitu ampas kelapa.

Fermentasi menggunakan kapang memungkinkan terjadinya perombakan

komponen bahan yang sulit dicerna menjadi lebih mudah dicerna, sehingga

diharapkan dapat meningkatkan nutrisinya (Supriyati et al., 1999). Pada proses

fermentasi akan terjadi perubahan senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih

sederhana.Beberapa faktor yang mampu mempengaruhi proses fermentasi adalah

waktu dan berapa banyak dosis yang digunakan. Dimana kedua hal tersebut harus

dibatasi agar hasil yang diharapkan dalam proses fermentasi.

Kapang yang digunakan dalam fermentasi ampas kelapa ini adalah

Aspergillus nigerdan ragi tape. Aspergillus niger merupakan jenis mikroba yang

memiliki keunggulan, yaitu menghasilkan enzim ektraseluler dengan aktivitas

tinggi serta mudah dalam pemeliharaannya. Ragi tapemerupakan salah satu starter

yang mampuberadaptasi dengan baik pada kondisi aerob dan konsentrasi gula

yang tinggi dan tidak menghasilkan alkohol.

Secara ekonomi kapangdan ragi tersebut mudah didapat dengan harga

yang murah, dan mampu berkembang pada media yang biayanya relatif murah

serta ketersediaanya mudah didapatkan (Wahyu et al., 2011), sehingga jika petani

atau peternak ingin melakukan eksperimen terhadap ampas kelapa, akan mudah

melaksanakannya.

(3)

3

Berdasarkan uraian diatas, penulis akanmelakukan penelitian terhadap

pengaruh dosis dan lama fermentasi ampas kelapa (Cocos nucifera L.) oleh

Aspergillus nigerdan ragi tapeterhadap kandungan kualitas nutrisi untuk

memperoleh kondisi optimum kerja enzim yang dihasilkan oleh kapang dan ragi

tersebut.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh dosis dan lama fermentasi yang berbeda

terhadap ampas kelapa yang akan dijadikan sebagai pakan dan meningkatkan

kandungan nutrisi dari ampas kelapa yang akan difermentasi denganAspergillus

nigerdan ragi tape.

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini berguna untuk mendapatkan data penyusunan skripsi sebagai

salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana dan diharapkan juga berguna

untuk pihak-pihak yang berkepentingan dalam pemanfaatan ampas kelapa yang

akan dijadikan sebagai pakan ternak.

Hipotesis Penelitian

PenggunaanAspergillus niger dan ragi tapesebagai fermentator dengan

dosis dan lama fermentasi yang berbeda pada pengolahan ampas kelapa

berpengaruh positif terhadap penurunan serat kasar dan lemak kasar serta

peningkatan kadar protein kasar ampas kelapa.

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan penelitian ini adalah penggunaan tepung ampas kelapa fermentas idengan ragi tape dapat meningkatkan konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan menurunkan

Kesimpulan penelitian ini adalah penggunaan tepung ampas kelapa fermentas idengan ragi tape dapat meningkatkan konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan menurunkan

Kesimpulan penelitian ini adalah penggunaan tepung ampas kelapa fermentas idengan ragi tape dapat meningkatkan konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan menurunkan

Pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan ternak merupakan salah satu.. cara pemecahan masalah biaya tinggi pada

Ampas kelapa berpotensi sebagai bahan pakan dalam penyusunan ransum terutama yang telah mengalami proses pengolahan yaitu ampas kelapa yang difermentasi dengan Aspergillus niger

Prosedur Penelitian yaitu ampas kelapa dibuat tepung dengan mengikuti prosedur Rousmaliana dan Septiani (2019), lalu tepung ampas kelapa disubtitusi dengan tepung

Pakan konsentrat fermentasi berbasis limbah ampas tahu dan ampas kelapa dengan persentase penggunaan ampas kelapa yang meningkat dapat menurunkan kualitas fisik,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dengan 10% tepung ampas kelapa fermentasi dengan ragi tape dapat meningkatkan konsumsi ransum menjadi 70,17 gram/ekor/hari,