BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu kewirausahaan telah berkembang sejak lama, paling tidak sejak tahun
50-an, tetapi perkembangan yang paling menonjol baru pada era tahun 80-an.
Perkembangan tersebut terjadi setelah hasil penelitian Birch (1981)
dipublikasikan. Dalam hasil penelitiannya disebutkan bahwa antara tahun
1969-1976 kurang lebih 80% dari pekerjaan baru yang tumbuh di Amerika Serikat
adalah berasal dari usaha kecil dan menengah (UKM), yaitu perusahaan yang
mempunyai tenaga kerja lebih kecil dari 100 orang. Malahan perusahaan yang
paling banyak berkembang adalah terutama dari usaha yang tenaga kerjanya lebih
kecil dari 20 orang. Selanjutnya penelitian di negara lain menunjukkan fenomena
yang sama dengan yang terjadi di Amerika Serikat.
Pada kurun waktu 1980-1988 di Amerika Serikat, 17 juta pekerja baru
berskala kecil tumbuh dan pada kurun waktu yang sama dari
perusahaan-perusahaan besar yang termasuk kelompok Fortune 500, melakukan pemutusan
hubungan kerja (PHK) sebanyak 3,5 juta pekerja. Fenomena diatas terjadi akibat
adanya resesi, dan gejolak ekonomi yang melanda perusahaan besar yang
kebetulan tidak kenyal terhadap goncangan-goncangan ekonomi. Untuk mengatasi
keadaan tersebut diperlukan terobosan baru, yaitu perubahan paradigma dari
manajemen umum ke arah kewirausahaan dan manajemen usaha kecil dan
menengah. Konsep tersebut menyatukan management dan kepemilikan dan menumbuhkan kreativitas dan inovasi yang akan menjadi prasyarat tumbuhnya
Setelah diteliti lebih lanjut terhadap usaha kecil dan menengah yang dapat
menyerap tenaga kerja lebih besar adalah hanya 2-10% dari populasi UKM yang
tumbuh. Mereka adalah kelompok orang-orang muda yang cakap. Mempunyai
mimpi yang dapat direalisasikan menjadi kenyataan. Mereka berkembang karena
dapat menyatukan visi dengan kecakapan. Perusahaan tersebut disebut “job creating companies”. Pola yang berkembang di Amerika Serikat tersebut yang
banyak ditiru oleh negara lain sebagai best practice.
Data dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop
dan UKM) Republik Indonesia menunjukkan jumlah UKM di Indonesia pada
Tahun 2011 sebanyak 53,2 juta unit. Jumlah ini mampu menyerap 90,86% tenaga
kerja yang ada (www.depkop.go.id).
PT. Perkebunan Nusantara III telah menjalankan Program Kemitraan sejak
tahun 2002, hal tersebut sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha
Milik Negara No. KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002. PT Perkebunan
Nusantara III telah menjalankan Program Kemitraan tersebut ke seluruh wilayah
Sumatera Utara. Sejak tahun 2002 sampai tahun 2011, PT Perkebunan Nusantara
III melalui Program Kemitraan telah membantu usaha kecil di Sumatera Utara.
Tabel 1.1 Kondisi Mitra Binaan Penerima Bantuan Tahun 2008 s/d 2011 di Kota Medan
No Tahun Jumlah Penerima Bantuan (Unit)
Di dalam pelaksanaannya, Program Kemitraan ini juga mengalami
berbagai hambatan. Menurut Laporan PKBL Tahun 2011 sebelum Audit, berbagai
hambatan yang dialami di dalam pelaksanaan program tersebut antara lain:
1) Masih terdapat hal-hal yang kurang terpuji dari Mitra Binaan untuk
membayar cicilan sehingga terjadi tunggakan,
2) Masih belum membudayanya dikalangan Mitra Binaan untuk membayar
angsuran melalui transfer Bank,
3) Masih ada Mitra Binaan yang bersikap tertutup, sehingga pembinaan sulit
dilakukan secara optimal,
4) Mitra binaan sulit memasarkan produknya.
Dari permasalahan diatas dapat dikatakan pengembalian dana bantuan
yang telah diberikan dari berbagai kelompok usaha belum memenuhi target yang
diharapkan dari penyandang dana, maka untuk itu perlu dilakukan penelitian,
mengapa para pelaku usaha kecil penerima bantuan tidak dapat mengembalikan
dana bantuan tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang sebagaimana telah dijelaskan, permasalahan
yang akan diteliti pada geladikarya ini adalah:
a. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan para pelaku usaha kecil yang
mendapat bantuan melalui program kemitraan PT Perkebunan Nusantara III
(persero) tidak mampu mengembalikan dana bantuan secara tepat waktu.
b. Bagaimana upaya yang harus ditempuh agar usaha kecil menengah mitra
binaan tersebut dapat lebih berkembang secara mandiri.
Tujuan dari penulisan geladikarya ini adalah:
a. Menemu kenali faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan penerima
bantuan atau para pelaku usaha kecil dalam melakukan pengembalian dana
bantuan.
b. Merumuskan kebijakan dalam upaya perbaikan proses penyaluran bantuan
sehingga tunggakan pengembalian dana bantuan dapat diminimisasi.
1.4 Manfaat Penelitian
Sejalan dengan tujuan penelitian, manfaat penelitian yang diharapkan dari
penulisan geladikarya ini adalah :
a. Bagi penulis :
Menambah wawasan dalam mengaplikasikan pendekatan kewirausahaan
dalam mengindentifikasikan masalah-masalah dalam pengembangan usaha
kecil.
b. Bagi program Magister Manajemen (MM) USU :
Sebagai bahan referensi penelitian lebih lanjut yang terkait dengan masalah
kewirausahaan dalam pengembangan usaha kecil.
c. Bagi PT. Perkebunan Nusantara III :
1) Penelitian ini diharapkan bisa menjadi upaya peningkatan pemberdayaan
usaha kecil khususnya di Kota Medan.
2) Penelitian ini diharapkan bisa menjadi sumbangan dalam perbaikan
terhadap Program Kemitraan pada PT. Perkebunan Nusantara III.
1.5 Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian
a. Penelitian terbatas pada Program Kemitraan yang dilakukan di Kota Medan
dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010.
b. Penerima bantuan yang menjadi obyek penelitian adalah yang bergerak di
sektor usaha kecil.
Sementara ruang lingkup penelitian hanya membahas faktor yaitu, hasrat
untuk berbisnis, fokus pada produk pelanggan, ketahanan menghadapi kegagalan