• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UNIVERSITAS INDONESIA"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS INDONESIA

PENILAIAN KEMATANGAN TINGKAT KESELARASAN

STRATEGI TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP

STRATEGI BISNIS RUMAH SAKIT:STUDI KASUSRSUD

PALEMBANG BARI

KARYA AKHIR

DICKY PRATAMA

1206302453

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI

JAKARTA

(2)

UNIVERSITAS INDONESIA

PENILAIAN KEMATANGAN TINGKAT KESELARASAN

STRATEGI TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP

STRATEGI BISNIS RUMAHSAKIT : STUDI KASUSRSUD

PALEMBANG BARI

KARYA AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Teknologi Informasi

DICKY PRATAMA

1206302453

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI

JAKARTA

(3)

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Dicky Pratama

NPM : 1206302453

Tanda Tangan :

(4)

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Akhir ini diajukan oleh:

Nama : Dicky Pratama

NPM : 1206302453

Program Studi : Magister Teknologi Informasi

Judul : Penilaian Kematangan Tingkat Keselarasan Antara Strategi Teknologi Informasi Terhadap Strategi Bisnis Rumah Sakit: Studi Kasus RSUD Palembang BARI

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Magister Teknologi Informasi pada Program Studi Magister Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing : Yudho Giri Sucahyo, Ph.D.

Penguji : Yova Ruldeviyani, M.Kom

Penguji : Dana Indra Sensuse, Ph.D.

Ditetapkan di : Jakarta

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan karunianya saya dapat menyelesaikan karya akhir ini. Selain itu dorongan dan motivasi yang diberikan para dosen dan rekan-rekan telah membawa saya menyelesaikan karya akhir ini. Oleh karena itu saya mengucapkan banyak-banyak terima kasih pada:

1. Bapak Yudho Giri Sucahyo Ph.D, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, pikiran dan kesabaran untuk membimbing saya dalam penyusunan karya akhir ini.

2. Bapak Dana Indra Sensuse Ph.D., selaku dosen yang selama ini banyak membantu dalam proses perkuliahan.

3. Ketua Yayasan Multi Data Palembang yang telah memberikan kesempatan untuk melanjutkan kuliah.

4. Ketua STMIK GI MDP yang telah mendukung dan memotivasi saya dalam proses perkuliahan maupun penyusunan karya akhir ini.

5. Bapak Muhammad Rachmadi ST., MTI., yang telah menyediakan waktu untuk mengajari dan membantu dalam proses perkuliahan.

6. Para dosen dan staf Program Studi Magister Teknologi Informasi Universitas Indonesia yang telah memotivasi dan membimbing saya dalam penyelesaian karya akhir.

7. Kedua orang tua, calon istri, adik-adik dan teman-teman saya yang tanpa lelah mendoakan saya, memberi semangat baik di masa kuliah maupun penyelesaian karya akhir ini.

Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga Allah SWT selalu memberikan lindungan dan membalas segala kebaikan bagi semua pihak yang telah membantu. Semoga karya akhir ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu.

(6)

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dicky Pratama

NPM : 1206302453

Program Studi : Magister Teknologi Informasi

Fakultas : Ilmu Komputer

Jenis Karya : Karya Akhir

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty

Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

Penilaian Kematangan Tingkat Keselarasan Strategi Teknologi Informasi Terhadap Strategi Bisnis RumahSakit: Studi Kasus RSUD Palembang BARI

Beserta perangkat yang ada. Dengan Hak Bebas Royalti Non-eksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan karya akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian penyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Palembang Pada tanggal : 10 Januari 2014

Yang menyatakan.

(7)

ABSTRAK

Nama : DickyPratama

Program Studi : Magister TeknologiInformasi

Judul : PenilaianKematangan Tingkat KeselarasanAntara

Strategi Teknologi Informasi terhadap Strategi Bisnis Rumah Sakit: Studi Kasus RSUD Palembang BARI

Memberikan pelayanan yang maksimal selama 24 jam merupakan tujuan dari setiap instansi rumah sakit, begitu juga dengan RSUD Palembang BARI. Rumah sakit milik pemerintah kota Palembang ini setiap harinya melaksanakan layanan perawatan medis dan non medis selama 24 jam.RSUD Palembang BARI adalah salah satu rumah sakit yang memanfaatkan teknologi informasi untuk mendukung proses bisnisnya. RSUD Palembang BARI menginginkan adanya keselarasan antara strategi teknologi informasi dan strategi bisnis. Namun belum diketahui seberapa tingkat kematangan dari keselarasan antara strategi bisnis dengan strategi teknologi informasinya.Penelitian ini bermaksud untuk mengukur atau menilai selaras atau tidak strategi teknologi informasi dengan strategi bisnis RSUD Palembang BARI dan seberapa tingkat kematangan dari keselarasan strategi tersebut. Model yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Strategic Alignment Model (SAM) (Henderson dan Verkatraman, 1999) dan Luftman IT-Business Alignment Maturity (Luftman, 2001).Hasil dari penelitian ini adalah sebuah tingkat kematangan dari keselarasan strategi teknologi informasi dan strategi bisnis juga strategi-strategi yang dapat diterapkan untuk membawa tingkat kematangan keselarasan strategi tersebut ke tingkat yang lebih tinggi.

(8)

Universitas Indonesia ABSTRACT

Name : DickyPratama

Study Program : Master of Information Technology

Judul : Assestment on Information Strategy Alignment Maturity Level Toward Business Strategy in Hospital : Case Study Palembang Bari Hospital

Provide maximum service for 24 hours is the goal of every hospital agencies , as well as Palembang BARI Hospital. Government owned hospitals Palembang city every day carry medical services and non medical care for 24 hours. Palembang BARI Hospitalis one of hospitals that use information technology to support business processes.Palembang BARI Hospital want the alignment between IT strategy and business strategy . It is not yet known how the maturity level of alignment between business strategy with information technology strategy. It is not yet known how the maturity level of alignment between business strategy with information technology strategy. This study intends to measure or assess aligned or not information technology strategy with business strategy Palembang BARI hospitals and how the level of maturity of the alignment strategy. The model used in this study is the Strategic Alignment Model (Henderson and Verkatraman , 1999) and Luftman Maturity of IT -Business Alignment (Luftman, 2001). The results of this study is a maturity level of alignment of information technology strategy and business strategy are also strategies that can be applied to bring the strategy alignment maturity level to a higher level.

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS...ii

HALAMAN PENGESAHAN...iii KATA PENGANTAR...iv HALAMAN PERNYATAAN...v ABSTRAK...vi ABSTRACT...vii DAFTAR ISI...viii DAFTAR GAMBAR...ix DAFTAR TABEL ... x BAB 1 PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar belakang ... 1 1.2 Perumusan masalah ... 2 1.2.1 Analisis Permasalahan ... 2 1.2.2 Pertanyaan Penelitian ... 4 1.3 Tujuan Penelitian ... 4 1.4 Manfaat Penelitian ... 4 1.5 Batasan Penelitian ... 4 1.6 Sistematika Penulisan ... 5

BAB 2 LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Penyelarasanbisnisdan TI ... 7

2.2 Model Penyelarasan Strategis (Strategic Alignment Model) ... 8

2.3 Luftman’s IT-Business Alignment Maturity ... 12

2.4 Langkah Pengukuran Kematangan Keselarasan Bisnis-TI Luftman ... 17

2.5 Penelitian Sebelumnya ... 25

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ... 30

3.1 Tahapan Penelitian ... 31

3.2 Metode Pengumpulan Data... 32

3.3 Metode Analisis Data ... 32

BAB 4 PROFIL ORGANISASI ... 34

4.1 Sejarah RSUD Palembang BARI ... 34

4.2 Visi dan Misi ... 35

4.3 Struktur Organisasi ... 35

4.4 Tata Nilai RSUD Palembang BARI ... 38

4.5 Aktivitas Utama ... 38

4.6 Aktivitas Pendukung ... 41

4.7 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi RSUD Palembang BARI ... 42

BAB 5 ANALISA PERSPEKTIF DAN PENILAIAN KEMATANGAN ... 46

5.1 Analisa Model Keselarasan Strategis ... 46

5.2 Pengukuran Kematangan Keselarasan Bisnis-TI ... 51

5.3 Penilaian Kematangan Bisnis-TI ... 63

BAB 6 ANALISIS KEMATANGAN KESELARASAN BISNIS DAN TI ... 66

6.1 Analisa Kematangan Keselarasan Bisnis dan TI ... 66

(10)

Universitas Indonesia

7.1 Kesimpulan ... 76 7.2 Saran ... 77

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Diagram Fishbone Akar Permasalahan ... 3

Gambar 2.1 Strategic Alignment Model ... 8

Gambar 2.2 Perspektif Eksekusi Strategi ... 9

Gambar 2.3 Perspektif Potensial Teknologi ... 10

Gambar 2.4 Perspektif Potensial Kompetitif ... 11

Gambar 2.5 Perspektif Tingkat Layanan ... 11

Gambar 2.6 Model KematanganKeselarasanStrategi ... 14

Gambar 2.7 KriteriaKematanganKeselarasan Model Luftman ... 16

Gambar 2.8 Pola Pikir Penelitian ... 28

Gambar 3.1 Tahapan Penelitian... 31

Gambar 4.1 Struktur Organisasi RSUD Palembang BARI ... 34

Gambar 4.2 Jaringan Komputer RSUD Palembang BARI ... 43

Gambar 4.3 Jaringan Komputer ASKES RSUD Palembang BARI ... 44

Gambar 6.1 Grafik Pengukuran Kriteria Communication Maturity ... 66

Gambar 6.2 Grafik Pengukuran Kriteria Competency/Value Measurement ... 67

Gambar 6.3 Grafik Pengukuran Kriteria Governance Maturity ... 68

Gambar 6.4 Grafik Pengukuran Kriteria Partnership Maturity ... 69

Gambar 6.5 Grafik Pengukuran Kriteria Scope and Architecture Maturity ... 69

(12)

Universitas Indonesia DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pertanyaan Kriteria Communication Maturity ... 19

Tabel 2.2 Pertanyaan Kriteria Competency/Value Measurement Maturity ... 20

Tabel 2.3 Pertanyaan Kriteria Governance Maturity ... 21

Tabel 2.4 Pertanyaan Kriteria Partnership Maturity ... 22

Tabel 2.5 Pertanyaan Kriteria Scope and Architecture Maturity ... 23

Tabel 2.6 Pertanyaan Kriteria Skills Maturity ... 24

Tabel 4.1 Spesifikasi PC dan Printer RSUD Palembang BARI ... 42

Tabel 5.1 Domain Strategi Bisnis Strategic Alignment Model ... 47

Tabel 5.2 Domain Strategi Teknologi Informasi Strategic Alignment Model ... 49

Tabel 5.3 Contoh pengisian tabel jawaban narasumber untuk tiap kriteria ... 53

Tabel 5.4 Tabel gabungan pengukuran semua kriteria ... 54

Tabel 5.5 Level kematangan keselarasan bisnis dan TI setiap kriteria ... 56

Tabel 6.1 Faktor Enabler dan Inhibitors ... 71

Tabel 6.2 Komponen kriteria kematangan dengan skor penilaian <3 ... 73

(13)

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang permasalahan dari penelitian yang dilakukan, analisis permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian dan metode pengumpulan data yang diperoleh dari literatur terkait maupun wawancara.

1.1 Latar belakang

Teknologi informasi (TI) merupakan hal yang menjadi suatu kebutuhan utama dalam segala bidang. Pemanfaatan TI dan komunikasi telah diterapkan dalam berbagai bentuk. Perusahaan yang berhasil menyelaraskan TI dengan strategi bisnis menunjukkan peningkatan nilai yang signifikan.

Penyelarasan antara strategi bisnis dan TI merupakan sesuatu hal yang belum dianggap penting bagi instansi pemerintah, salah satunya rumah sakit milik pemerintah kota Palembang seperti RSUD Palembang BARI.

Penyelarasan strategi bisnis dan TI digunakan oleh instansi rumah sakit untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya operasional, menciptakan hambatan bagi instansi rumah sakit. Kegagalan dalam melakukan penyelarasan ini dapat mengakibatkan biaya operasional yang besar dan kesulitan mencapai keunggulan bersaing.

RSUD Palembang BARI merupakan rumah sakit umum pemerintah kota yang menyediakan pelayanan kesehatan khususnya untuk wilayah Palembang dan sekitarnya. Pelayanan diberikan kepada calon pasien dan pasien adalah berupa pelayanan medik dan pelayanan non medik. Dimana visi dari RSUD Palembang BARI ini yaitu menjadi rumah sakit yang unggul, amanah dan terpercaya di Indonesia.

Saat ini RSUD Palembang BARI adalah rumah sakit yang mengandalkan TI sebagai penunjang proses bisnisnya, sehingga proses bisnis yang ada dirumah sakit menjadi lebih efisien. Untuk meningkatkan pelayanan yang maksimal

(14)

tentunya membutuhkan TI yang menunjang proses bisnis. Keselarasan antara strategi teknologi informasi dan strategi bisnis dibutuhkan agar proses bisnis dapat didukung oleh teknologi informasi secara optimal.

Pihak manajemen RSUD Palembang BARI ingin agar visi dan misinya tercapai melalui penyelarasan antara strategi TI dengan strategi bisnis. Namun saat ini belum diketahui apakah TI dan bisnis selaras atau tidak dan seberapa matang tingkat keselarasan strategi teknologi informasi terhadap strategi bisnisnya.

Menurut Henderson dan Venkatraman (1999) untuk mencapai keselarasan yang efektif antara TI dan bisnis (strategic fit) harus ada keterkaitan antara strategi bisnis dan infrastruktur organisasi dan keterkaitan antara strategi TI dengan infrastruktur dan proses TI, setelah itu barulah strategi TI dan strategi bisnis dapat diselaraskan.

Atas dasar tersebut, maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul

“Penilaian tingkat kematangan keselarasan teknologi informasi terhadap strategi bisnis pada RSUD Palembang BARI”.

1.2 Perumusan masalah

Dari penjelasan tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan yang terdapat pada RSUD Palembang BARI, dimana permasalahan ini akan melatar belakangi dilakukan penelitian ini.

1.2.1 Analisis Masalah

Berdasarkan perumusan masalah maka dirumuskan permasalahan penelitian ini menggunakan Fishbone Diagram. Analisis permasalahan tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.1 dibawah ini:

(15)

Gambar 1.1 Diagram Fishbone dari akar permasalahan pada RSUD Palembang BARI

Dari Gambar 1.1 diatas dapat dilihat bahwa akar permasalahan pada penelitian ini adalah belum pernah diadakan pengukuran tingkat kematangan keselarasan antara strategi bisnis dan strategi TI. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kepercayaan dan dukungan dari para pimpinan, kurangnya komunikasi yang efektif antar kedua unit bisnis yang bersangkutan, dan kurangnya kerja sama antar kedua belah pihak. Sehingga masalahnya adalah belum diketahui apakah strategi teknologi informasi selaras dengan strategi bisnis RSUD Palembang BARI.

Untuk mengukur kematangan tingkat keselarasan tentunya strategi TI dan strategi bisnis harus selaras. Dengan selarasnya strategi TI dan strategi bisnis penggunaan sistem informasi dan teknologi informasi dapat memperoleh hasil yang optimal sesuai dengan tujuan bisnisnya.

Data tersebut didapat dari wawancara dengan beberapa staf TI dan bisnis. Selain wawancara data tersebut juga didapat dari observasi dan dokumen-dokumen terkait seputar penilaian kematangan keselarasan bisnis dan TI.

(16)

1.2.2 Pertanyaan penelitian

Berdasarkan analisis permasalahan diatas maka yang menjadi research question

dari penelitian ini adalah: “Masuk kedalam perspektif mana keselarasan strategi bisnis dan TI RSUD Palembang BARI?” dan “Seberapa tingkat kematangan keselarasan strategi bisnis dan strategi teknologi informasi pada

RSUD Palembang BARI?”

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan penelitian ini penulis mengharapkan tercapainya tujuan sebagai berikut:

1. Mengetahui masuk ke dalam perspektif mana keselarasan strategi TI dan strategi bisnis RSUD Palembang BARI

2. Mengetahui berapa tingkat keselarasan strategi teknologi informasi dan strategi bisnis di RSUD Palembang BARI.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini yaitu jika tujuan telah tercapai maka akan menjadi landasan dalam upaya pengimplementasian keselarasan yang efektif antara strategi teknologi informasi dan strategi bisnis RSUD Palembang BARI.

Penelitian ini memberikan kontribusi dalam melengkapi penelitian sejenis tentang keselarasan strategi TI dengan strategi bisnis di instansi rumah sakit.

1.5 Batasan Penelitian

Penelitian ini menilai kematangan tingkat keselarasan antara strategi teknologi informasi dan strategi bisnis untuk mencapai competitive advantage. Lingkup dari penelitian ini adalah manajemen bisnis dan teknologi informasi, proses bisnis dan mekanisme realisasinya.

(17)

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini beriskan latar belakang permasalahan, perumusan masalah, analisis masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan. Latar belakang permasalahan berisikan tentang apa yang melatar belakangi penelitian ini. Perumusan masalah digambarkan dengan diagram

fishbone.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan tentang apa saja teori yang digunakan dalam penelitian ini, dan karya ilmiah yang diadopsi untuk melengkapi penelitian ini. Selain itu, pada bab ini dijelaskan perbandingan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tahapan-tahapan penelitian, apa saja yang dilakukan untuk mendapatkan data, bagaimana data diolah, bagaimana penyebaran kuisioner dilakukan, bagaimana melakukan analisis data hingga penulisan kesimpulan dan saran.

BAB 4 PROFIL ORGANISASI

Bab ini menjelaskan profil dari organisasi RSUD Palembang BARI, struktur organisasi, layanan yang ada pada organisasi dan teknologi informasi organisasi. Selain itu pada bab ini dijelaskan mengapa RSUD Palembang BARI layak diukur tingkat kematangan dari keselarasan bisnis dan TI nya.

BAB 5 PENILAIAN KEMATANGAN KESELARASAN BISNIS DAN TI

Bab ini menjelaskan bagaimana menganalisa keselarasan strategi bisnis dan TI berdasarkan Strategic Alignment Model dan bagaimana mengolah data hasil dari penyebaran kuisioner kriteria Luftman.

(18)

BAB 6 ANALISA KEMATANGAN DAN KESELARASAN BISNIS DAN TI

Bab ini menjelaskan bagaiamana menganalisa keseluruhan hasil penilaian kematangan keselarasan bisnis dan TI. Bab ini juga berisikan bagaimana strategi yang diusulkan untuk meningkatkan tingkat kematangan keselarasan bisnis TI.

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB ini berisikan rangkuman dan hal baru yang ditemui dalam melaksanakan penelitian ini. Kemudian memberikan saran bagi unit, personil TI dan bisnis dan pimpinan organisasi, selain itu saran juga diberikan pada peneliti yang akan melakukan penelitian sejenis.

(19)

BAB 2

LANDASAN TEORI

Bab ini berisi uraian mengenai berbagai literatur yang terkait dengan permasalahan penelitian. Di dalam bab ini juga dibahas penelitian-penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini.

2.1 Penyelarasan bisnis dan TI

Penyelarasan strategi bisnis dan TI dibutuhkan untuk mewujudkan harmonisasi antara kedua unit tersebut. Kematangan dari keselarasan strategi bisnis dan TI dapat diwujudkan dengan mengaitkan strategi bisnis dengan infrastruktur organisasi dan mengaitkan strategi teknologi informasi dengan infrastruktur dan proses TI (Henderson & Venkatraman, 1999).

2.2 Model Penyelarasan Strategis (Strategic Alignment Model)

Konsep dari Strategic Alignment Model memiliki dasar dari dua asumsi (Henderson & Venkatraman, 1999). Asumsi pertama yaitu unjuk kerja ekonomi berkaitan langsung dengan kemampuan manajemen untuk menciptakan strategic fit antara posisi perusahaan di pasar kompetitif dan desain dari struktur administrative yang tetap, untuk mendukung keputusan yang diambil. Asumsi kedua yaitu bahwa kesesuaian strategi (strategic fit) dalam kenyataannya selalu dinamis.

Gambar 2.1 dibawah ini adalah Strategic Alignment Model (Henderson & Venkatraman, 1999). Berdasarkan Gambar 2.1 tersebut, terdapat dua kuadran yaitu bisnis dan TI, dalam kuadran bisnis terdapat 2 domain yaitu strategi bisnis dan infrastruktur organisasi, dan didalam kuadran TI terdapat 2 domain yaitu strategi TI dan infrastruktur dan proses TI.

(20)

Gambar 2.1 Strategic Alignment Model

(Sumber: Henderson & Venkatraman, 1999)

Strategic Alignment Model (SAM) terdiri dari empat domain. Tiap domain terdiri dari tiga komponen. Total SAM memiliki 12 komponen yang bekerja secara bersama-sama menentukan tipe sejauh mana tingkat keselarasan strategi TI dengan strategi bisnis. Model penyelarasan dibagi menjadi dua area, bisnis dan TI. Setiap area memiliki dua kuadran yang mendefinisikan bagian tersebut dari bisnis.

2.2.1 Perspektif Model Keselarasan Strategi

Dalam Strategic Alignment Model (SAM) ada empat perspektif yaitu Eksekusi Strategi, Potensial Teknologi, Petensial Kompetitif dan Tingkat Layanan. Perspektif tersebut menunjukkan bagaimana keterkaitan antara strategi bisnis, strategi TI, infrastruktur organisasi dan infrastruktur TI terhubung di dalam suatu organisasi.

2.2.1.1 Perspektif Eksekusi Strategi

Perpektif ini berfokus pada Eksekusi Strategi (Strategic Execution), yang menjadikan strategi bisnis sebagai penggerak. Strategi bisnis sebagai domain jangkar dan perusahaan sudah memiliki strategi yang kuat dan sudah dibuat. Dalam perspektif ini domain yang lemah adalah infrastruktur organisasi, infrastruktur organisasi merupakan domain yang menentukan apa yang harus

(21)

berubah. Domain yang terpengaruh adalah infrastruktur TI, ini berarti infrastruktur TI akan ikut mengalami perubahan jika terjadi perubahan pada proses bisnis.

Gambar 2.2 Perspektif Eksekusi Strategi (Sumber: Henderson & Venkatraman, 1999)

Perpektif ini juga berfokus pada perencanaan TI atau transformasi bisnis. Tujuan perspektif ini mengurangi delay atau error, meningkatkan layanannya dan menghemat waktu.

2.2.1.2 Perpektif Potensial Teknologi

Perpektif ini menyangkut proses penilaian implementasi strategi bisnis yang dipilih melalui strategi TI yang tepat dan dinyatakan melalui infrastruktur TI dan proses yang tepat.

Perpektif ini mendefinisikan kondisi didalam organisasi yang memiliki pola strategi bisnis menjadi penentu strategi TI dan mempengaruhi infrastruktur TI. Perpektif ini dapat dilihat pada Gambar 2.3 dibawah ini:

(22)

Gambar 2.3 Perpektif Potensial Teknologi (Sumber: Henderson & Venkatraman, 1999)

Pada perspektif ini strategi bisnis masih sebagai pengendali. Perspektif ini tidak dibatasi oleh desain struktur organisasi saat ini, tetapi lebih kepada mencari bentuk kompetensi TI yang paling mungkin melalui positioning yang tepat di IT-market-place. Dalam perspektif ini manajer TI berperan penting dalam mendesain dan mengimplementasikan infrastruktur TI yang dibutuhkan berdasarkan visi TI (Scope, kompetensi dan governance).

2.2.1.3 Perspektif Potensial Kompetitif

Perspektif ini lebih bertumpu pada eksploitasi kemampuan TI untuk memberi dampak pada produk dan layanan (business scope), mempengaruhi strategi

(distinctive competence) dan membangun bentuk baru hubungan bisnis (business governance).

Gambar 2.4 menggambarkan pola dimana kemampuan strategi TI berdampak pada perubahan yang terjadi pada produk dan layanan bisnis yang tentunya mempengaruhi infrastruktur organisasi. Perspektif ini dapat ditunjukkan pada Gambar 2.4.

(23)

Gambar 2.4 Perspektif Potensial Kompetitif (Sumber: Henderson & Venkatraman, 1999)

Perspektif ini memungkinkan adaptasi strategi bisnis karena implementasi strategi TI sebagai anchor domain. Perspektif ini mencari pilihan terbaik strategi bisnis dan implikasinya terhadap infrastruktur organisasi. Peran dari manajer TI adalah mengidentifikasikan tren dalam TI yang dapat mempengaruhi bisnis.

2.2.1.4 Perspektif Tingkat Layanan

Perspektif ini berfokus membawa perusahaan mencapai layanan TI kelas dunia. Kesesuaian strategi TI menciptakan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Gambar dari perspektif ini dapat dilihat pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Perspektif Tingkat Layanan (Sumber: Henderson & Venkatraman, 1999)

(24)

Peran strategi bisnis secara tidak langsung dan dipandang dalam penyediaan arahan untuk menstimulasi permintaan pelanggan. Perspektif ini sering dipandang penting namun tidak cukup untuk memastikan penggunaan TI secara efektif. Organisasi TI harus menurunkan sumber daya dan responsif terhadap perubahan dan permintaan dari end user yang cepat berubah. Peran khusus dari top management untuk membuat perspektif ini sukses adalah untuk memprioritaskan bagian yang terpenting, yang menentukan bagaimana mengalokasikan sumber daya yang ada dalam perusahaan dan di luar perusahaan. Peran manajer TI disini adalah sebagai executive leadership, dengan tugas khusus untuk menjadikan layanan internal perusahaan sukses sesuai dengan arahan top management.

Kriteria unjuk kerjanya adalah berdasarkan kepuasan pelanggan yang didapatkan melalui metode kualitatif dan kuantitatif menggunakan benchmarking internal dan eksternal.

2.3 Luftman’s IT-Business Alignment Maturity

Luftman’s IT-Business Alignment Maturity memberikan sebuah kerangka pengukuran kematangan keselarasan antara strategi bisnis dan strategi TI. Model keselarasan bisnis dan TI Luftman berfokus pada kegiatan perusahaan untuk mencapai tujuan kohesif melalui unit pengelola TI sebagai unit teknis dan unit bisnis sebagai fungsional perusahaan.

Model Luftman adalah model penyelarasan strategi TI dengan strategi bisnis, model ini merupakan model penyelarasan kedua strategi yang hasilnya dapat dibuktikan kebenarannya dan dapat dipertanggung jawabkan secara ke ilmuan. Untuk mencapai keselarasan dan mencapai harmonisasi sesuai dengan tujuan bisnis organisasi diperlukan strateegi yang tepat.

Keselarasan berkembang menjadi suatu keterikatan di mana fungsi TI dan fungsi bisnis dapat beradaptasi bersama membentuk suatu strategi untuk mencapai tingkat kematangan yang lebih tinggi (Luftman, 2000).

Untuk dapat melakukan pengukuran terhadap keselarasan bisnis dan TI, sebuah perusahaan maupun organisasi harus mengidentifikasi atau menganalisa apa saja

(25)

faktor yang dapat mendukung dan mempermudah proses pencapaian keselarasan (enabler) dan apa saja faktor yang mungkin dapat mempersulit pencapaian keselarasan strategi bisnis dan TI (inhibitors) baik dari sisi internal maupun sisi eksternal (Luftman & Brier, 1999). Untuk meningkatkan tingkat kematangan dari suatu organisasi nantinya akan di analisa apa saja faktor inhibitors dari organisasi tersebut dan faktor enabler apa yang harus dipenuhi untuk mengatasi faktor

inhibitor tersebut.

Dalam mencapai keselarasan antara kedua strategi tersebut suatu organisasi membutuhkan faktor-faktor yang mendukung seperti:

1. Dukungan kuat dari manajemen senior.

2. Kerja sama antar kedua pihak/unit (unit bisnis dan unit TI). 3. Kepeminpinan dan pengorganisasian yang kuat.

4. Kesesuaian prioritas aktivitas yang dikerjakan.

5. Kepercayaan dari pemangku kepentingan, manajemen senior, rekan kerja, lintas unit dan para mitra.

6. Komunikasi yang efektif antara lintas unit.

7. Pemahaman menyeluruh tentang segala aspek di lingkungan bisnis.

Faktor diatas merupakan faktor yang dapat mempermudah proses pencapaian keselarasan (enabler). Selain faktor-faktor diatas ada hal yang harus diperhatikan dalam pencapaian keselarasan antara kedua strategi yaitu:

1. Bagaimana organisasi/perusahaan dapat menilai keselarasan? 2. Bagaimana perusahaan dapat meningkatkan keselarasan?

3. Bagaimana perusahaan dapat mencapai keselarasan yang matang?

Model penilaian kematangan keselarasan bisnis dan TI Luftman’s meliputi 5 level fokus kematangan keselarasan strategi yaitu initial/adhoc process, commited process, established focused process, improve/manage process dan optimized process (Luftman, 2003). Kelima level tersebut dapat di lihat pada Gambar 2.6.

(26)

Gambar 2.6 Model Kematangan Keselarasan Strategi (Sumber: Luftman, 2003)

Berdasarkan Gambar 2.6 diatas dapat dilihat sampai dimana sebuah kematangan keselarasan antara strategi bisnis dan strategi TI dari suatu organisasi. Model kematangan keselarasan Luftman diatas merupakan model yang diadopsi dari COBIT framework, namun hanya komponen-komponen yang dapat dijadikan sebagai komponen pengukuran keselarasan bisnis dan TI.

Penjelasan mengenai kelima kategori tingkatan kematangan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Initial/Ad Hoc Process, adalah tingkatan terendah dimana keselarasan bisnis dan TI belum bisa dikatakan selaras. Sebenarnya organisasi/perusahaan telah mengetahui kondisi tersebut dan menyadari adanya masalah yang harus diatasi, namun belum ada proses yang baku dan hanya bersifat adhoc. Dapat diartikan bahwa tidak ada organisasi dalam mengelola proses tersebut.

2. Committed Process, adalah tingkatan yang dapat didefinisikan bahwa organisasi telah memiliki komitmen untuk mencapai keselarasan antara bisnis dan TI. Semua proses telah mengikuti pola yang diikuti oleh semua unit dan personil namun tidak ada pelatihan maupun penetapan prosedur standar secara formal.

(27)

Kewajiban dari proses diserahkan kepada tiap-tiap unit dan banyak mengandalkan pengetahuan dan pengalaman masing-masing sehingga konsistensinya rendah. 3. Established Focused Process, tingkatan ini dapat dikatakan memiliki keselarasan yang mapan akan proses pada posisi yang difokuskan dalam tujuan bisnis. Semua prosedur telah biasa dilakukan dan tertuang ke dalam dokumen serta disosialisasikan melalui pelatihan. Setiap unit telah diberikan kewajiban pelaksanaan namun tidak ada monitoring jika terjadi penyimpangan dalam pelaksanaannya.

4. Improved/Managed Process, tingkatan ini merupakan tingkatan yang memiliki proses penyelarasan yang kuat yang telah menganggap bahwa konsep TI sebagai sesuatu hal yang dapat menciptakan nilai bagi perusahaan atau organisasi. Monitoring dilakukan atas kepatuhan pelaksanaannya dan diberlakukan intervensi jika terdapat masalah didalam pelaksanaannya. Proses mulai disempurnakan menjadi good practice dan alat bantu mulai digunakan secara terbatas.

5. Optimized Process, tingkatan ini dapat dikatakan bahwa keselarasannya mencapai posisi strategis yang sepenuhnya terintegrasi dan diadaptasikan bersama antara bisnis dan TI. Proses berhasil disempurnakan menjadi best practice melalui penyempurnaan terus menerus. Selain itu adanya studi banding dengan organisasi lain mengenai kematangan keselarasan bisnis dan TI. Alat bantu digunakan untuk mengotomatisasi alur aktivitas, meningkatkan efektivitas dan kualitas proses serta menjadikan proses mudah beradaptasi dengan situasi yang baru.

Kelima level tersebut masing-masing dinilai dengan suatu kumpulan kriteria penilaian untuk menilai kematangan keselarasan strategi dari bisnis maupun TI, kumpulan kriteria tersebut dikenal dengan “The Six Business-IT Alignment Criteria” .

(28)

Gambar 2.7 Kriteria Kematangan Keselarasan Model Luftman (Sumber: Luftman, 2003)

Communication Maturity merupakan kematangan pertukaran gagasan, pengetahuan antara unit TI dan unit bisnis yang efektif yang memungkinkan kedua unit tersebut memahami dengan jelas tentang apa yang diperlukan untuk memastikan strategi sukses berada pada tingkatan yang paling tinggi. Bisa saja setiap perusahaan menarik pihak ketiga untuk memfasilitasi komunikasi antar dua unit tersebut, namun dirasakan memiliki kecenderungan untuk mengarahkan ke bentuk komunikasi yang tidak efektif, akibatnya kedua unit tidak dapat melakukan diskusi dan berbagi ide. Meningkatkan komunikasi harus terfokus pada cara menciptakan pemahaman TI sebagai mitra bisnis strategis bukan hanya dipandang sebagai penyedia layanan semata.

Competency Value Measurement Maturity merupakan penetapan prioritas untuk proyek TI, sekaligus mengalokasikan sumber daya secara efektif untuk menyelaraskan strategi TI dan bisnis. Manajer kedua unit tersebut harus dapat berbagi saat evaluasi portofolio, masing-masing manajer harus memahami bahwa

(29)

tingginya nilai akhir proyek tidak didapat dari teknologi tetapi kolaborasi antara kedua unit tersebut.

Governance Maturity kriteria ini berkaitan dengan seberapa baik perusahaan menghubungkan strategi bisnis dengan prioritas TI, teknis perencanaan dan anggaran dalam pengembangan dan pemeliharaan sumber daya TI. Kriteria ini bertujuan untuk mengetahui apakah proyek yang dikerjakan diadopsi dari strategi bisnis, jika tidak maka dapat disimpulkan bahwa terdapat konflik antara unit bisnis dan unit TI.

Partnership Maturity kriteria ini dimaksudkan untuk pemberian wewenang pada fungsi TI untuk memiliki peran yang sama dalam menentukan strategi bisnis. Kemitraan ini harus dibina agar TI dan bisnis bermuara pada satu titik yang mengarahkan ke suatu perubahan untuk kepentingan bisnis dan strateginya.

Scope and Architecture Maturity kriteria ini bertujuan untuk menilai kematangan TI yang diterapkan pada perusahaan dan mengukur teknologi bukan hanya pelengkap tapi sejauh mana teknologi berkembang dan membantu bisnis untuk tumbuh dan berkembang.

Skills Maturity kriteria ini bertujuan untuk menilai seberapa matang kompetensi dan kemampuan yang dimiliki staf bisnis maupun TI dan kemampuan organisasi dalam mempertahankan dan mempromosikan staf yang berbakat dibidangnya.

2.4 Langkah Pengukuran Kematangan Keselarasan Bisnis-TI Luftman

Pengukuran kematangan keselarasan antara strategi bisnis dan strategi TI pada RSUD Palembang BARI akan dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan pilihan berganda (multiple choice) yang mengacu pada 6 kriteria pengukuran kematangan keselarasan bisnis-TI Luftman. Narasumber diminta untuk memilih salah satu dari jawaban pertanyaan yang diwakilkan dengan angaka 1, 2, 3, 4 dan 5. Setiap jawaban dari narasumber kemudian ditabulasikan berdasarkan kriteria kematangan Luftman. Masing-masing kriteria dan tingkatan dijelaskan dengan serangkaian komponen yang memungkinkan dimensi tertentu

(30)

Jawaban dari narasumber pada kuisioner yang diajukan dapat diartikan sebagai berikut:

1 = belum ada, tidak sesuai dengan organisasi 2 = sesuai, hanya saja tingkatannya masih rendah

3 = moderat, sesuai untuk organisasi dalam tingkatan menengah 4 = sesuai, untuk sebagian besar organisasi

5 = tingkat kuat, sesuai di seluruh bagian

Setelah mendapatkan data angka tersebut maka akan dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah narasumber untuk diambil nilai rata-rata. Apabila nilai rata-rata tersebut muncul dalam bentuk desimal maka akan dibulatkan ke bawah. Hal tersebut dilakukan agar lebih menggambarkan kondisi yang sebenarnya pada RSUD Palembang BARI dan dapat ditentukan apa saja faktor inhibitor dan

enabler yang mempengaruhi tingkat kematangan TI dan bisnis RSUD Palembang BARI.

Menurut Luftman faktor enabler adalah faktor yang dapat mempermudah peningkatan kematangan dari keselarasan bisnis dan TI. Sedangkan faktor

inhibitor adalah faktor yang dapat menghambat peningkatan kematangan dari keselarasan bisnis dan TI.

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada narasumber adalah pertanyaan yang dirumuskan sendiri oleh Luftman. Pilihan berganda yang dibedakan dengan nomor 1 hingga 5 mendefinisikan skor atau nilai dari setiap jawaban narasumber. Penelitian ini mengukur kematangan dari keselarasan strategi TI dan bisnis, penyusunan kuisioner yang diajukan kepada narasumber dilakukan dengan menerjemahkan pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan Luftman menjadi kalimat tanya yang mudah dipahami oleh narasumber.

Tabel 2.1 berikut adalah pertanyaan yang dirumuskan oleh Luftman untuk menilai kematangan dari keselarasan strategi bisnis dan strategi TI.

(31)

Tabel 2.1 Pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan untuk menilai kematangan keselarasan bisnis-TI kriteria Communication Maturity

Communication Maturity Understanding of business by IT

1 IT management not aware 2 Limited

3 Senior and mid-management 4 Pushed down through organization 5 Pervasive

Understanding of IT by Business 1 Business management not aware 2 Limited business awareness 3 Emerging business awareness 4 Business aware of potential 5 Pervasive Inter/Intra-organizational learning 1 Casual ad-hoc 2 Informal 3 Regular, clear 4 Unified, bonded 5 Strong and Structured Protocol rigidity

1 Command and control

2 Limited relaxed 3 Emerging relaxed 4 Relaxed, informal 5 Informal Knowledge Sharing 1 Ad-hoc 2 Semi structured

3 Structured around key processes 4 Institutionalized

5 Extra-enterprise (Sumber: Luftman, 2003)

Pada Tabel 2.1 diatas juga dapat dilihat komponen-komponen jawaban yang telah di rumuskan oleh Luftman untuk mengukur keselarasan kematangan kriteria

Communication Maturity. Pertanyaan-pertanyaan itulah yang kemudian akan diterjemahkan dan dibentuk menjadi kalimat tanya yang mudah dipahami oleh narasumber. Berikut ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan untuk menilai kematangan keselarasan bisnis-TI kriteria Competency/Value Measurements Maturity (Luftman, 2003). Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat

(32)

Tabel 2.2 Pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan untuk menilai kematangan keselarasan bisnis-TI kriteria Competency/Value

Measurements Maturity

Competency/Value Measurements Maturity IT metrics

1 Technical, not related to business 2 Cost efficiency

3 Traditional financial 4 Cost effectiveness

5 Extended to external partners Business metrics

1 Ad-hoc, not related to IT 2 At the functional organization 3 Traditional financial

4 Customer based

5 Extended to external partners Balanced metrics

1 Ad-hoc metrics unlinked

2 Business and IT metrics unlinked

3 Emerging business and IT metrics linked 4 Business and IT metrics linked

5 Business, partners, & IT metrics linked Service level agreements

1 Sporadically present

2 Technical at the functional level 3 Emerging across the enterprise 4 Enterprise wide

5 Extended to external partners Benchmarking

1 Not generally practiced 2 Informal

3 Focused on specific processes 4 Routinely performed

5 Routinely performed with partners Formal assessments/reviews

1 None

2 Some typically for problems 3 Emerging formality 4 Formally performed 5 Routinely performed Continuous improvement 1 None 2 Minimum 3 Emerging 4 Frequently 5 Routinely performed (Sumber: Luftman, 2003)

(33)

Tabel 2.2 diatas menunjukkan pertanyaan yang dirumuskan oleh Luftman pada kriteria Competency/ Value Measurement.

Tabel 2.3 berikut menunjukkan pertanyaan-pertanyaan kriteria Governance Maturity. Komponen-komponen yang terdapat di dalam tabel tersebut akan di terjemahkan menjadi pertanyaan yang mudah dimengerti oleh narasumber.

Tabel 2.3 Pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan untuk menilai kematangan keselarasan bisnis-TI kriteria Governance Maturity

Governance Maturity Business strategic planning

1 Ad-hoc

2 Basic planning at the functional level 3 Some inter-organizational planning 4 Managed across the enterprise

5 Integrated across & outside the enterprise IT strategic planning

1 Ad-hoc

2 Functional tactical planning

3 Focused planning, some interorganizational 4 Managed across the enterprise

5 Integrated across & outside the enterprise Reporting/organization structure

1 Central/decentral, CIO reports to CFO

2 Central/decentral, some co-location, CIO reports to CFO 3 Central/decentral, some federation, CIO reports to COO 4 Federated, CIO reports to COO or CEO

5 Federated, CIO reports to CEO Budgetary control

1 Cost center; erratic spending

2 Cost center by functional organization 3 Cost center, some investments 1 4 Investment center

5 Investment center, profit center IT investment management

1 Cost based, erratic spending

2 Cost based, operations & maintenance focus 3 Traditional, process enabler

4 Cost effectiveness, process driver

5 Business value, extended to business partners

Steering committee(s) 1 Not formal/regular

(34)

(Sumber: Luftman, 2003)

Tabel 2.4 berikut menunjukkan pertanyaan-pertanyaan kriteria Partnership Maturity. Komponen tersebut telah dirumuskan oleh Luftman dengan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan kemitraan kedua unit yaitu bisnis dan TI.

Tabel 2.4 Pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan untuk menilai kematangan keselarasan bisnis-TI kriteria Partnership Maturity

Partnership Maturity Business perception of IT value

1 IT perceived as a cost of business 2 IT emerging as an asset

3 IT is seen as an asset

4 IT is part of the business strategy 5 IT-business co-adaptive

Role of IT in strategic business planning 1 No seat at the business table 2 Business process enabler 3 Business process driver

4 Business strategy enabler/driver 5 IT-business co-adaptive

Shared goals, risk, rewards/penalties 1 IT takes risk with little reward

2 IT takes most of the risk with little reward 3 Risk tolerant; IT some reward

4 Risk acceptance & rewards shared 5 Risk & rewards shared

IT program management 1 Ad-hoc 2 Standards defined 3 Standards adhered 4 Standards evolve 5 Continuous improvement Relationship/trust style 1 Conflict/minimum 2 Primarily transactional

3 Emerging valued service provider 4 Formal, effective committees 5 Partnership

Prioritization process 1 Reactive

2 Occasional responsive 3 Mostly responsive 4 Value add, responsive 5 Value added partner

(35)

4 Valued service provider 5 Valued partnership Business sponsor/champion

1 None

2 Limited at the functional organization 3 At the functional organization

4 At the HQ level 5 At the CEO level

(Sumber: Luftman, 2003)

Kriteria Scope and Architecture Maturity dirumuskan oleh Luftman untuk mengidentifikasi lingkup dan arsitektur sistem. Komponen-komponen pertanyaan yang dirumuskan oleh Luftman pada kriteria tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.5.

Tabel 2.5 Pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan untuk menilai kematangan keselarasan bisnis-TI kriteria Scope and Architecture Maturity

Scope and Architecture Maturity Traditional, enabler/driver, external

1 Traditional (e.g., accounting, email) 2 Transaction (e.g., ESS, DSS)

3 Expanded scope (e.g., business process enabler) 4 Redefined scope (business process driver) 5 External scope; business strategy driver/enabler Standards articulation

1 None or ad-hoc

2 Standards defined

3 Emerging enterprise standards 4 Enterprise standards

5 Inter-enterprise standards Architectural integration

1 No formal integration 2 Early attempts at integration 3 Integrated across the organization 4 Integrated with external partners 5 Evolve with external partners

Architectural transparency, agility, flexibility

1 None

2 Limited

3 Focused on communications

4 Effective emerging technology management 5 Across the infrastructure

(36)

Kriteria Skills Maturity dirumuskan oleh Luftman untuk mengidentifikasi keahlian atau kemampuan yang dimiliki oleh personil, unit bisnis dan TI, maupun organisasi. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dilihat pada tabel 2.6.

Tabel 2.6 Pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan untuk menilai kematangan keselarasan bisnis-TI kriteria Skills Maturity

Skills Maturity Innovation, entrepreneurship

1 Discouraged

2 Dependent on functional organization 3 Risk tolerant

4 Enterprise, partners, and IT managers

5 The norm

Focus of power 1 In the business

2 Functional organization

3 Emerging across the organization 4 Across the organization

5 All executives, including CIO & partners Management style

1 Command and control

2 Consensus-based 3 Results based 4 Profit/value based 5 Relationship based Change readiness 1 Resistant to change

2 Dependent on functional organization 3 Recognized need for change

4 Programs in place at the corporate level 5 Proactive and anticipate change

Career crossover

1 None

2 Minimum

3 Dependent on functional organization 4 Across the functional organization 5 Across the enterprise

Education, cross-training

1 None

2 Minimum

3 Dependent on functional organization 4 At the functional organization

5 Across the organization

Social, political, trusting environment

1 Minimum

(37)

3 Emerging valued service provider 4 Valued service provider

5 Valued partnership (Sumber: Luftman, 2003)

Pengukuran kematangan tingkat keselarasan antara strategi bisnis dan strategi TI pada RSUD Palembang BARI ini nantinya akan perpedoman pada hal-hal yang berhubungan erat dengan kriteria kematangan, hanya saja akan disesuaikan dengan kondisi di dalam perusahaan.

Dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dirancang dalam model Luftman, didalamnya terdapat unsur keselarasan antara bisnis dan TI, jadi apapun jawaban yang dijawab oleh narasumber akan dapat diidentifikasi faktor-faktor kelebihan dan kekurangannya dari proses bisnis dan penerapan TI dari suatu organisasi. Selain itu setelah kuisioner-kuisioner yang berisi pertanyaan dari Luftman dijawab oleh narasumber maka akan dapat diketahui faktor inhibitors dan dapat ditentukan langsung faktor enabler yang akan mengatasi faktor inhibitors

tersebut, sehingga perusahaan atau organisasi dapat menentukan strategi peningkatan tingkat kematangan dari keselarasan bisnis dan TI hal ini berujung pada top management dapat menentukan strategi yang lebih tepat untuk mencapai tujuan bisnisnya.

2.4 Penelitian Sebelumnya

Penelitian ini merupakan penelitian yang diadopsi dari penelitian-penelitian sebelumnya dengan tema yang sejenis. Penelitian pertama dilakukan oleh Hananto Adi Swasono (2009), dengan mengambil judul “Penilaian Kematangan Tingkat Keselarasan Strategi Teknologi Informasi terhadap Strategi Bisnis dengan Metode

IT-Balance Scorecard dan Cobit 4.1 Maturity Model Studi Kasus: PT. Astra Otopart, Tbk”. Studi kasus dilakukan pada industri manufaktur. Penelitian ini mendapatkan nilai 2,7 oleh sebab itu dapat disimpulkan TI dinilai telah mendukung strategi bisnis, penilaian ditunjukkan dengan 8 proses yang sudah terdefinisi.

(38)

Penelitian kedua dilakukan oleh Arnaldi Nandana (2010), dengan mengambil judul “Penilaian Kematangan Tingkat Keselarasan Strategi Teknologi Informasi terhadap Strategi Bisnis dengan Metode IT-Balanced Scorecard dan Cobit 4.1 Maturity Model Studi Kasus: Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual. Tingkat kematangan keselarasan strategi TI dan bisnis di DJHKI dengan metode pengukuran IT-Balanced Scorecard model Grembergen & Bruggen dan Cobit 4.1 Maturity Model mendapatkan hasil nilai 2. Dari nilai 2 maka dapat diterjemahkan bahwa direktorat TI mendukung strategi bisnis melalui proses-prosesnya, proses tersebut sudah dalam keadaan berulang tapi bersifat intuitif (repeatable but intuitive).

Penelitian ketiga dilakukan oleh Prio Handoko, dengan mengambil judul “Kajian Keselarasan Bisnis dan TI untuk institusi Pendidikan: Studi Kasus STMIK GI MDP Palembang (@lgoritma jurnal ilmiah STMIK GI MDP volume 5 nomor 1, 2009). Penelitian kedua ini menggunakan Luftman’s IT-Business Alignment Maturity. Berdasarkan hasil penilaiannya dapat diketahui bahwa institusi pendidikan tinggi tersebut berada pada level 2 yaitu level commited process.

2.4.1 Comparing

Penelitian yang dilakukan Arnaldi Nandana (2010) memiliki kesamaan dengan penelitian yang penulis lakukan, yaitu sama-sama memiliki judul ‘Penilaian Kematangan Tingkat Keselarasan Strategi Teknologi Informasi dan Strategi Bisnis’ sedangkan perbedaannya adalah studi kasus Arnaldi Nandana pada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, dan studi kasus yang penulis lakukan pada instansi rumah sakit.

2.4.2 Contrasting

Penelitian yang dilakukan Arnaldi Nandana (2010) menggunakan Strategic Alignment Model (Henderson & Venkatraman, 1999) untuk model penyelarasan strategi IT dengan bisnisnya, namun penelitian yang dilakukan oleh Prio Handoko (2010) menggunakan Luftman’s IT-Business Alignment Maturity.

(39)

2.4.3 Criticize

Menurut penelitian yang dilakukan J.C Henderson dan N. Venkatraman (2009), yang mengatakan bahwa kesuksesan perusahaan untuk mencapai tujuan bisnisnya tergantung pada keselarasan antara strategi TI dengan strategi bisnis. Penulis sependapat dengan penelitian tersebut karena keselarasan strategi TI dengan strategi bisnis adalah sebuah proses serta tujuan untuk mencapai keunggulan kompetitif melalui pengembangan dan mempertahankan hubungan timbal balik antara bisnis dan TI.

2.4.4 Synthesize

Menurut penelitian yang dilakukan Henderson dan Venkatraman (2009) kesuksesan perusahaan tergantung pada keselarasan antara strategi TI dengan strategi bisnis. Sedangkan menurut Grambergen (2008) keselarasan strategi TI dengan strategi bisnis adalah sebuah proses untuk mencapai keunggulan kompetitif. Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa keselarasan antara strategi bisnis dan strategi TI dapat membantu mewujudkan sasaran atau tujuan perusahaan.

2.4.5 Summarize

Penelitian kematangan dan keselarasan strategi TI terhadap bisnis yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya merupakan langkah eksperimen untuk menemukan metode baru, dari penelitian-penelitian diatas dapat diketahui bahwa keselarasan strategi bisnis dengan strategi TI sangat berpengaruh terhadap pengembangan proses bisnis. Oleh karena itu penulis memutuskan untuk melakukan pengukuran dari tingkat keselarasan strategi bisnis dengan strategi TI.

2.5 Pola Pikir Penelitian

Pola pikir penelitian tingkat kematangan keselarasan strategi TI terhadap strategi bisnis organisasi ini seperti terlihat pada Gambar 2.8.

(40)

Gambar 2.8 Pola Pikir Penelitian

Gambar 2.8 diatas menunjukkan hubungan sebab akibat dan keterkaitan antar teori yang digunakan dalam penelitian ini. Dimana dapat dijelaskan bahwa:

1. Penelitian dimulai dengan pengumpulan data strategi bisnis dan strategi TI RSUD Palembang BARI. Data strategi bisnis didapat dari rencana strategi bisnis RSUD Palembang BARI, sedangkan data strategi TI didapat dari observasi dan berbagai literatur seperti rencana strategi sistem informasi (IT Plan document).

2. Setelah data strategi bisnis dan TI yang didapatkan lalu di petakan untuk menentukan keselarasannya dengan menggunakan Strategic Alignment Model (Handerson & Venkartraman, 1999).

3. Kemudian dinilai kematangan dari keselaraannya dengan menggunakan Luftman’s IT-Bussiness Alignment Maturity (Luftman, 2000). Untuk melakukan penilaian ini beberapa narasumber diajukan pertanyaan-pertanyaan dari kriteria kematangan keselarasan Luftman.

(41)

Narasumber yang menjawab dengan nilai yang baik diminta untuk menunjukkan bukti berupa literatur dan dokumen-dokumen pendukung lainnya.

4. Penelitian ini selesai ketika ditemukan level dari kematangan keselarasan strategi TI terhadap strategi bisnis RSUD Palembang BARI.

5. Setelah diketahui seberapa tingkat kematangan keselarasan strategi TI dan bisnis RSUD Palembang BARI, dapat ditentukan strategi untuk meningkatkan level kematangan dari keselarasan strategi bisnis dan TI ke level yang lebih tinggi. Langkah tersebut dilakukan jika level kematangan keselarasan strategi TI dan bisnis belum mencapai level

(42)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi penjelasan mengenai metodologi yang dilakukan untuk mencapai hasil penelitian yang sesuai dengan harapan. Penjelasan pola pikir ini dibagi beberapa bagian, yaitu pola pikir penelitian, metode pengumpulan data dan metode analisis data.

3.1 Tahapan Penelitian

Tahapan-tahapan yang penulis lakukan pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1 adalah:

1. Melakukan studi literatur baik dari buku pendukung, jurnal, internet dan referensi lainnya.

2. Melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data ini dilakukan juga dengan cara mewawancarai beberapa narasumber yang berhubungan dengan tema yang di bahas di penelitian ini.

3. Merumuskan permasalahan penelitian. Perumusan masalah dilakukan dengan menggunakan fishbone diagram yang dapat dilihat pada Gambar 1.1. Permasalahan tersebut dirumuskan dengan cara menentukan akar permasalahan sehingga menghasilkan research question yang dapat di jawab setelah penelitian ini berakhir.

4. Mempersiapkan kuisioner dan menyebarkan kuisioner ke responden. Seperti yang telah dijelaskan pada pola pikir penelitian pada bab sebelumnya, kuisioner disusun berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang telah tersedia dari 6 kriteria kematangan model Luftman. Kuisioner tersebut diisi berdasarkan keadaan yang sebernarnya di dalam organisasi RSUD Palembang BARI. Pengisian kuisioner tersebut juga disertai oleh bukti fisik maupun bukti-bukti digital.

(43)

Gambar 3.1 Tahapan Penelitian

5. Setelah mendapatkan data, kemudian mengolah data hasil kuisioner dengan

Strategic Alignment Model (Handerson & Venkartraman, 1999) dan Luftman’s IT-Business Alignment Maturity (Luftman, 2000).

6. Melakukan analisa hasil kuisioner. Analisa kuisioner yang telah dijawab oleh narasumber dilakukan dengan cara tabulasi nilai dari masing-masing narasumber. Kemudian ditabulasi kembali ke tabel konversi untuk ditemukan nilai rata-rata yang dibulatkan kebawah. Nilai rata-rata tersebut adalah nilai kematangan keselarasan strategi TI dan strategi bisnis RSUD Palembang BARI.

7. Setelah ditemukan nilai kematangan keselarasan bisnis dan TI tersebut maka dapat menentukan strategi untuk pencapaian ke level-level berikutnya. Menentukan strategi tersebut dilakukan dengan cara mencari faktor-faktor

inhibitors dan faktor enabler. Faktor inhibitors ditentukan dengan melakukan analisa kesenjangan, yaitu melakukan seleksi nilai jawaban kuisioner oleh narasumber yang bernilai rendah.

(44)

Universitas Indonesia 3.2 Metode Pengumpulan Data

Cara-cara yang penulis gunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut: a. Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab penelusuran masalah dan pencarian

data melalui pihak-pihak yang terkait. Wawancara dilakukan pada tiap-tiap unit bisnis dan TI. Hasil wawancara dijadikan referensi dalam pemetaan ke

Strategic Alignment Maturity (Henderson & Venkartraman, 1999) dan penilaian kematangan dengan Luftman’s IT-Bussiness Alignment Maturity

(Luftman, 2001).

b. Pengumpulan data sekunder, data sekunder ini terdiri dari dokumen-dokumen organisasi seperti rencana strategi organisasi, laporan akuntabilitas kinerja, dokumen-dokumen audit, visi misi organisasi, strategi SI/TI organisasi dan dokumen lain yang berhubungan dengan penelitian.

c. Observasi lapangan, melakukan pengamatan terhadap internal proses dalam organisasi, pengamatan langsung pada saat kegiatan oprasional rumah sakit dilaksanakan. Dokumentasi bukti-bukti pendukung seperti men-capture

struktur organisasi, tugas wewenang dan tanggung jawab.

d. Penyebaran dan pengisian kuisioner, dalam pengisian kuisioner narasumber diajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan kematangan keselarasan bisnis dan TI. Dimana pertanyaan-pertanyaan tersebut sesuai dengan kriteria kematangan dari Luftman IT-Business Alignment Maturity

(Luftman, 2001).

3.3 Metode Analisis Data

Setelah data dikumpulkan maka selanjutnya di analisis, dengan mengacu pada

Strategic Alignment Model (Henderson & Venkartraman, 1999) dan Luftman’s IT-Business Alignment Maturity (Luftman, 2000). Analisis dilakukan dengan cara:

a. Strategic Alignment Model digunakan untuk mengetahui keselarasan antara strategi TI terhadap strategi bisnis. Keselarasan bisnis dan TI ditentukan berdasarkan perspektif-perspektif yang terdapat pada Strategic Alignment Model (SAM).

(45)

b. Luftman’s IT-Business Alignment Maturity digunakan untuk mengetahui level dari keselarasan antara strategi TI terhadap strategi bisnis. Sebelum melakukan analisis data, dilakukan penyebaran kuisioner, dimana narasumber didampingi dalam melakukan pengisian kuisioner tersebut, hasil pengisian kuisioner kemudian ditabulasikan ke dalam tabel konversi. Rata-rata nilai kemudian dibulatkan kebawah. Hasil pembulatan tersebut kemudian ditampilkan dalam bentuk grafik agar memudahkan untuk melakukan analisis datanya.

c. Penentuan strategi dilakukan untuk merumuskan strategi yang diusulkan sesuai dengan jawaban narasumber yang bernilai kecil. Analisa ini dilakukan dengan merumuskan faktor enabler yang digunakan untuk mengatasi faktor penghambat kematangan keselarasan bisnis dan TI (inhibitors).

(46)

Universitas Indonesia BAB 4

PROFIL ORGANISASI

Bab ini berisikan tentang profil organisasi RSUD Palembang BARI. Mencakup sejarah yang melatar belakangi berdirinya RSUD Palembang BARI, visi dan misi, serta struktur organsisasi dari RSUD Palembang BARI. Semua data yang di dapat untuk menuliskan profil organisasi RSUD Palembang BARI didapat dari observasi dan studi literatur.

4.1 Sejarah RSUD Palembang BARI

Pada awal berdiri di tahun 1986 sampai dengan 1994 dahulunya merupakan gedung Poliklinik/Puskesmas Panca Usaha, kemudian diresmikan menjadi RSUD Palembang BARI tanggal 19 Juni 1995 dengan surat keputusan Departemen Kesehatan Nomor: 1326/Menkes/SK/XI/1997, lalu ditetapkan menjadi Rumah Sakit Umum Daerah kelas C pada tanggal 10 November 1997. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: HK.00.06.2.2.4646, RSUD Palembang BARI memperoleh status akreditasi penuh tingkat dasar pada tanggal 7 November 2003 kemudian di tahun berikutnya dibuat master plan oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Pembangunan gedung dimulai pada tahun 2005 yakni Gedung Bedah Central dan dilanjutkan lagi pada tahun berikutnya (2006) pembangunan Gedung Bank Darah. Pada tahun 2007 dilanjutkan dengan pembangunan Gedung Administrasi, Gedung Pendaftaran, Gedung Rekam Medik, Gedung Farmasi, Gedung Laboratorium, Gedung Radiologi, Gedung Perawatan VIP, dan Cafetaria. Pada 5 februari 2008, berdasarkan Kepmenkes RI Nomor: YM.01.10/III/334/08 RSUD Palembang BARI memperoleh status akreditasi penuh tingkat lanjut. Serta ditetapkan sebagai BLUD-SKPD RSUD Palembang BARI berdasarkan keputusan walikota Palembang No. 915.b tahun 2008 penetapan RSUD Palembang Bari sebagai SKPD Palembang yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD (PPK-BLUD) secara penuh. Adapun pembangunan yang dilaksanakan pada tahun 2008 meliputi Gedung Poliklinik (3 lantai), Gedung Instalasi Gawat Darurat, Gedung

(47)

Instalai Gizi (Dapur), Gedung Loundry, Gedung VVIP, Gedung CSSD, Gedung ICU, Gedung Genset dan IPAL.

Pada tahun 2009 RSUD Palembang BARI di tetapkan sebagai rumah sakit tipe B berdasarkan Kepmenkes RI Nomor: 241/MENKES/SK/IV/2009 tentang peningkatan kelas Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI milik pemerintah kota Palembang provinsi Sumatera Selatan tanggal 2 April 2009. Adapun pembangunan gedung yang berlangsung di tahun 2009 meliputi: Gedung Kebidanan, Gedung Neonatus, Gedung Rehabilitasi Medik serta Gedung Hemodialisa. Selanjutnya pembangunan gedung yang berlangsung di tahun 2010 sampai dengan 2011 meliputi: Perawatan Kelas I, II, III, Kamar Jenazah, Gedung ICCU, Gedung PICU, Workshop dan Musholah.

4.2 Visi dan Misi 4.2.1 Visi

Menjadi rumah sakit unggul, amanah, dan terpercaya di Indonesia.

4.2.2 Misi

1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang prima dengan berorientasi pada keselamatan dan ketepatan sesuai standar mutu berdasarkan pada etika dan profesionalisme yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat

2. Meningkatkan mutu manajemen sumber daya kesehatan.

3. Menjadikan RSUD Palembang BARI sebagai rumah sakit pendidikan dan pelatihan di Indonesia

4.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi yang baik mencerminkan hubungan dan pelaporan yang jelas antar bagian/unit/departemen dalam sebuah organisasi atau perusahaan, kejelasan hubungan dan pelaporan antar bagian/unit menghilangkan kerancuan dalam melakukan koordinasi kerja.

(48)

Universitas Indonesia

Untuk mengetahui sub – sub bagian yang terdapat pada sebuah organisasi, struktur organisasi dapat dijadikan sebagai salah satu alat untuk mendeskripsikan bagian – bagian yang terdapat pada sebuah organisasi beserta tugas dan fungsinya. Berikut gambar struktur organisasi RSUD Palembang BARI :

Gambar 4.1 Struktur Organisasi RSUD Palembang BARI (Sumber: RSUD Palembang BARI, 2013)

Struktur organisasi diatas menunjukkan tingkatan organisasi pada RSUD Palembang BARI. Dimana yang menjabat sebagai direktur adalah dr. Hj. Makiani, S.H, M.M, MARS yang membawahi Komite Medik, Komite Perawatan, Komite Etik dan HK, komite SPI, Wakil Direktur Umum dan Keuangan kemudian Wakil Direktur Pelayanan.

(49)

Unit TI disini terdapat pada divisi Rekam Medik dan SIMRS (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit) yang didalamnya terdapat Sub Bagian Pencatatan dan Pelaporan, Analisa dan Evaluasi, juga Sub Bagian SIMRS.

4.3.1 Wewenang dan Tanggung Jawab

Di dalam suatu organisasi tentunya memiliki unit atau sumber daya manusia yang memiliki wewenang dan tanggung jawab. Berikut ini adalah wewenang dan tanggung jawab para pemangku kepentingan di RSUD Palembang BARI:

A.Direktur

1. Memimpin, mengkoordinasi, mengendalikan dan mengawasi. 2. Penyusunan program kerja dalam rangka pelaksanaan tugasnya.

3. Mempertanggung jawabkan tugas-tugas rumah sakit sesuai kebijakan administratif dan teknis operasional kepada Walikota.

4. Mempersiapkan bahan bagi penetapan dibidang kepegawaian berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.

B.Wakil Direktur Umum dan Keuangan

1. Mengawasi dan mengevaluasi perencanaan bagian keuangan. 2. Mengawasi pelaksanaan pengelolaan keuangan.

3. Mengevaluasi pelaksanaan keuangan.

4. Mengkoordinasikan kegiatan pelaksanaan program.

5. Mengawasi dan mengevaluasi perencanaan dalam bidang Bagian Umum dan Kepegawaian.

6. Mengawasi dan mengevaluasi perencanaan Bagian Rekam Medik. C.Wakil Direktur Pelayanan

1. Memimpin staf bidang pelayanan medis, bidang keperawatan, serta bidang penunjang medis dan pendidikan untuk menyusun rencana dan evaluasi secara periodik.

2. Memberikan laporan kegiatan operasional pelayanan kepada Direktur. 3. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Direktur dalam bidang

(50)

Universitas Indonesia

4. Melakukan monitoring, evaluasi kegiatan dan laporan pelayanan medis, biang keperawatan, serta bidang penunjang medis dan pendidikan.

4.4 Tata Nilai RSUD Palembang BARI 4.4.1 Pelayanan Medic

Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesioal yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Setiap rumah sakit tentunya bermaksud memberikan pelayanan medis yang terbaik bagi masyarakat. Pelayanan medic yang terdapat pada RSUD Palembang BARI antara lain adalah Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Intensif (ICU), Instalasi Bedah Sentral, Instalasi Rehab Medik Hemodialisa.

4.4.2 Pelayanan Non Medic

Pelayanan ini bertujuan mendukung pelayanan yang maksimal kepada pasien maupun pada kerabat dekat pasien yang membesuk dan menjaga pasien. Pelayanan non medic yang terdapat pada RSUD Palembang BARI antara lain adalah Instalasi Laboratorium, Instalasi Radiologi, Instalasi Farmasi, Unit Medical Check Up, Bank Darah, Instalasi Pemeliharaan Sarana, Instalasi Pemulasaran Jenazah, Instalasi Pemeliharaan Lingkungan, Instalasi Gizi, dan Instalasi Laundry

4.5 Aktivitas Utama

Aktivitas utama RSUD Palembang BARI adalah layanan kesehatan antara lain sebagai berikut.

a. Pelayanan Gawat Darurat

Merupakan instalasi yang melayani keadaan gawat darurat medik akibat suatu penyakit trauma antara lain kecelakaan atau cidera dengan jenis luka yang besar bagi pasien dengan pelayanan 24 jam.

(51)

b. Pelayanan Rawat Inap

Proses perawatan pasien oleh tenaga kesehatan professional akibat penyakit tertentu, dimana pasien diinapkan disuatu ruangan dirumah sakit RSUD Palembang BARI.

c. Pelayanan Rawat Jalan

Merupakan instalasi yang menyelenggarakan pelayanan poliklinik rawat jalan dari berbagai disiplin ilmu kedokteran. Seperti klinik penyakit dalam, klinik jantung, klinik syaraf, klinik bedah, klinik kebidanan dan penyakit kandungan, klinik anak, dan klinik tumbuh kembang.

d. Pelayanan Rawat Intensif (ICU)

RSUD Palembang BARI memiliki ruang rawat intensif yang dikelola untuk merawat pasien sakit berat, kritis, cidera dengan penyakit yang mengancam nyawa dengan mengakibatkan tim dokter yang ahli dan perawat yang terlatih dibidang intensif care serta didukung dengan kelengkapan peralatan khusus.

e. Pelayanan Bedah Sentral

Pelayanan tindakan operasi seperti tindakan operasi anak, tindakan operasi gigi dan mulut, tindakan operasi mata, tindakan operasi orthopedi, tindakan operasi syaraf dan tindakan oprasi THT.

f. Pelayanan Rehab Medik

Rehabilitasi medik merupakan suatu pelayanan kesehatan yang bertujuan meningkatkan dan mempertahankan fungsi tubuh dan kemandirian seseorang akibat suatu penyakit trauma atau kelaianan bawaan.

g. Pelayanan Hemodialisa

Unit hemodialisa RSUD Palembang BARI merupakan suatu unit kesehatan yang melakukan proses cuci darah bagi penderita disfungsi ginjal. Saat ini unit hemodialisa melayani pasien-pasien umum Jamsoskes dan Jamkesmas. Sedangkan untuk pasien Askes sedang dalam

Gambar

Gambar 1.1 Diagram Fishbone dari akar permasalahan pada   RSUD Palembang BARI
Gambar 2.2 Perspektif Eksekusi Strategi
Gambar 2.6 Model Kematangan Keselarasan Strategi
Gambar 2.7 Kriteria Kematangan Keselarasan Model Luftman
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mengkategorikan data yang berhubungan dengan materi genesha bahan galian dan mengkaitkan fungsinya ke dalam ilmu geologi, untuk selanjutnya disimpulkan dengan

Implikasi dari penelitian ini adalah agar proses mediasi di Pengadilan Negeri Bulukmba dapat dilakukan secara bermusyawarah tanpa adanya pihak ketiga, agar keputusan yang

Soegiri Lamongan sudah membuat Rencana Bisnis Anggaran (RBA) namun belum definitif, belum ditandatangani Direktur Rumah Sakit dan belum diketahui Dewan Pengawas..

Keadaan bayi yang membahayakan akan memperlihatkan satu atau lebih tanda-tanda klinis seperti tonus otot buruk karena kekurangan oksigen pada otak, otot dan organ lain;

Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “EFEKTIVITAS PENGGUNAAN E-LEARNING BERBASIS SCHOOLOGY DENGAN MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR

Terdapat beberapa alat simulasi yang merupakan hasil dari penurunan konsep Game Theory , antara lain adalah MAS ( Multi Agent Simulation) , CORMAS (program yang

Berdasarkan hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa program KRPL di desa pucangsari memang memberikan dampak yang signifikan pada pengeluaran konsumsi

Bone Tahun Anggaran 2016 9 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Bidang Pengembangan Infrastruktur Pedesaan dan Wilayah Strategis mempunyai fungsi :.. Melaksanakan