• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUTUSAN NOMOR HK.210/11/V/MP.16 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PUTUSAN NOMOR HK.210/11/V/MP.16 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

TENTANG

KECELAKAAN KAPAL TENGGELAMNYA KM. PUTRA PERMAI PADA POSISI 04°-05’.2 S/124°-40’.6 T DI SEKITAR LAUT BANDA

Pada tanggal 29 April 2014, pukul 00.05 WIT, KM. Putra Permai, berbendera Indonesia, GT. 4.025, Awak Kapal 24 (dua puluh empat) orang, muatan semen Bosowa dalam zag dan dalam

jumbo bag

sebanyak 5.800 Ton, serta 5 (lima) unit excavator yang dimuat diatas geladak, bertolak dari Pelabuhan Makassar menuju Pelabuhan Jayapura. Tanggal 01 Mei 2014, pukul 23.00 WIT, poros baling-baling patah yang mengakibatkan air masuk melalui celah poros baling-baling ke kamar mesin, kebocoran tidak dapat diatasi dan pada tanggal 02 Mei 2014, lebih kurang pukul 04.00 WIT kapal tenggelam di perairan Laut Banda pada posisi 04°-05’.2 S/124°-40’.6 T.

Dalam peristiwa tersebut tidak terdapat korban jiwa atau luka, namun terdapat kerugian harta benda berupa KM. Putra Permai tenggelam beserta muatannya.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut dengan suratnya nomor KL.205/2/18/DN-15, tanggal 26 Juni 2015, telah melimpahkan Berkas Kecelakaan Kapal tenggelamnya KM. Putra Permai kepada Mahkamah Pelayaran untuk dilakukan Pemeriksaan Lanjutan.

Berdasarkan Pasal 253 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008, tentang Pelayaran

juncto

Pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998, tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2004,

juncto

Pasal 373 huruf (a) Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD), Mahkamah Pelayaran telah mengadakan Penelitian dan Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya kecelakaan kapal tersebut dan menentukan ada atau tidak adanya kesalahan atau kelalaian dalam Penerapan Standar Profesi Kepelautan serta menjatuhkan Sanksi Administratif kepada Tersangkut yang terbukti bersalah atau lalai.

Berkas–berkas yang diterima oleh Mahkamah Pelayaran, antara lain berupa : 1. Laporan Kecelakaan Kapal (LKK), dibuat di Sorong, tanggal 03 Mei 2014, oleh

Nahkoda dan diketahui Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Sorong;

(2)

2. Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), dibuat di Sorong, tanggal 03 dan 04 Mei 2014, oleh Kepala Seksi Keselamatan Berlayar, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Sorong, terhadap :

a. Nakhoda, Moch. Abunasib;

b. Mualim III, Teddy Ferry Momongan; c. KKM, Sunaryo;

d. Juru Mudi, Taaufiq; e. Wiper, Ardi;

f. Juru Minyak, Mustakim; g. Mandor Mesin, Suyanto.

3. Berita Acara Pendapat/

Resume

, tanggal 06 Mei 2014, oleh Kepala Seksi Keselamatan Berlayar dan Kepelautan dan diketahui Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Sorong;

4. Berita Acara Terjadi Kecelakaan, dibuat di Sorong, tanggal 03 Mei 2014, oleh Nakhoda, Mualim I, dan KKM;

5. Surat-Surat Kapal, terdiri dari :

a. Surat Laut, nomor Urut 3829, diberikan di Jakarta, tanggal 01 April 1998, oleh Direktur Pekapalan dan Kepelautan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

b. Surat Ukur International (1969), nomor 471/Ka, dikeluarkan di Cirebon, tanggal 21 Juni 1994, oleh Kepala Kantor Administrator Pelabuhan Cirebon;

c. Sertifikat Garis Muat Internasional (1966) nomor 007983, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 26 Februari 2009, berlaku sampai dengan 21 Juli 2013, oleh Direktur Utama Biro Klasifikasi Indonesia;

d. Dokumen Penyesuaian Manajemen Keselamatan, nomor PK.401/416/DOC/DK-13, diterbitkan di Jakarta, tanggal 06 Februari 2013, berlaku sampai dengan 07 Februari 2017, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Direktur Jenderal Perhubungan Laut;

e. Sertifikat Manajemen Keselamatan, nomor PK.690/2159/SMC/DK-09, diterbitkan di Jakarta, tanggal 31 Agustus 2009, berlaku sampai dengan 14 Juni 2014, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Direktur Jenderal Perhubungan Laut;

f. Sertifikat Keselamatan Radio Kapal Barang, nomor PK.002/132/08/SYB.Mks.2014, diterbitkan di Makassar, tanggal 16 April

2014, berlaku sampai tanggal 16 Mei 2014, oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama Makassar;

(3)

g. Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang, nomor PK.001/155/10/SYB.Mks.2014, diterbitkan di Makassar, tanggal

16 April 2014, berlaku sampai tanggal 15 Mei 2014, oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama Makassar;

h. Sertifikat Keselamatan Perlengkapan Kapal Barang, nomor PK.001/135/09/SYB.Mks.2014, diterbitkan di Makassar, tanggal

16 April 2014, berlaku sampai tanggal 15 Mei 2014, oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama Makassar;

i. Sertifikat Garis Muat Daerah Pelayaran Kawasan Indonesia, nomor PK.004/26/GM/SYB.MKS-14, diterbitkan di Makassar, tanggal 16 April 2014, berlaku sampai tanggal 15 Mei 2014, oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama Makassar;

j. Sertifikat Klasifikasi Lambung, nomor 011930, nomor register 04199, nomor IMO 7425429, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 26 Februari 2009, berlaku sampai tanggal 21 Juli 2013, oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI); k. Sertifikat Klasifikasi Mesin, nomor 07949, nomor Register 04199, nomor

IMO 7425429, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 26 Februari 2009, berlaku sampai tanggal 21 Juli 2013, oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI);

l. Sertifikat Internasional Pencegahan Pencemaran Oleh Minyak, nomor PK.402/78/05/SYB.MKS-14, dikeluarkan di Makassar, tanggal 16 April 2014, berlaku sampai tanggal 15 Mei 2014, oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama Makassar;

m. Izin Stasiun Radio Kapal Laut, nomor 1815/L/5DPPI/2013, berlaku tanggal 23 Mei 2013 sampai tanggal 22 Mei 2014, oleh Direktur Operasi Sumber Daya, Direktorat Jenderal Sumber Daya Dan Perangkat Pos dan Informatika;

n. Pengoperasian Kapal Tramper di Dalam Negeri, nomor AL.103/174/15/49/14, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 13 Maret 2014, masa berlaku trayek tanggal 15 Maret 2014 sampai tanggal 14 Juni 2014, oleh Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

o.

Crew List,

dikeluarkan di Makassar, tanggal 28 April 2014, oleh Nakhoda dan diketahui Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama Makassar;

p. Keterangan Susunan Perwira, nomor PK.309/359/IV/BKB.SYB.MKS-2014, dikeluarkan di Makassar, tanggal 15 April 2014, oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama Makassar;

(4)

q. Surat Persetujuan Berlayar (SPB), nomor Z.1/SYB.U/1484/IV/2014, dikeluarkan di Makassar, tanggal 28 April 2014, oleh Syahbandar Utama Makassar.

5. Sertifikat Keahlian Pelaut Awak Kapal KM. Putra Permai, terdiri dari :

a. ANT II, nomor 6200024491N20302, tahun 2002, atas nama Moch. Abunasib, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

b. ANT III, nomor 6200122978N30204, tahun 2004, atas nama Handariyanto, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

c. ANT III, nomor 6200018915N30401, tahun 2001, atas nama Japet Impa, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

d. ANT IV, nomor 6200396722N40210, tahun 2010, atas nama Teddy Ferry Momongan, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

e. ATT III, nomor 6200036807T30202, tahun 2002, atas nama Sunaryo, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

f. ATT III, nomor 62010199058T30310, tahun 2010, atas nama Stepanus Bangun Santosa, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

g. ATT IV, nomor 6200012050T40502, tahun 2002, atas nama Edy Soesanto oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.

Dari berkas dan keterangan yang diberikan dalam Pemeriksaan Pendahuluan serta keterangan lainnya dapat dikemukakan hal-hal sebagai-berikut :

A. Berkas dan keterangan yang diberikan dalam Pemeriksaan Pendahuluan : 1. Data Kapal

Nama : Putra Permai Eks Rosario

Jenis : Kapal Motor Bendera / Tanda Panggilan : Indonesia / YEEK Pembuatan / Konstruksi : Tahun 1982 / Baja Isi kotor / Isi bersih : GT. 4025 / NT. 2574 Tanda selar : GT. 4025 No.471/Da

(5)

Tenaga Penggerak Utama : 1 (satu) buah Mesin Diesel Mitsubishi, 3800 HP Ukuran Pokok Panjang : 99.03 Meter Lebar : 16.53 Meter Dalam : 8.50 Meter

Pemilik : PT. Tawada Maritimedo

Nakhoda : Moch. Abunasib

Awak Kapal : 24 (dua puluh empat) orang

2. Jalannya Peristiwa.

a. Pada tanggal 29 April 2014, pukul 00.05 WIT, KM. Putra Permai, berbendera Indonesia, GT. 4.025, Awak Kapal 24 (dua puluh empat) orang muatan semen Bosowa dalam zag dan

jumbo bag

5.800 Ton dimuat dalam palkah, serta 5 (lima) unit excavator yang dimuat diatas geladak, bertolak dari Pelabuhan Makassar menuju Pelabuhan Jayapura;

b. Kapal berlayar dilengkapi dengan alat bantu navigasi yang memadai, diawaki dengan Perwira Dinas Jaga yang memadai, berlayar dengan keadaan cuaca yang baik dan dengan kecepatan rata-rata 6,7 knots; c. Tanggal 30 April 2014, dari pukul 12.00 WIT sampai dengan pukul

16.00 WIT, kapal terapung-apung di Selat Banda dalam rangka perbaikan mesin kemudi dan perbaikan mesin induk;

d. Tanggal 01 Mei 2014, dari pukul 04.00 WIT sampai dengan pukul 09.10 WIT, kapal

stop

mesin dalam rangka perbaikan mesin induk; e. Pukul 23.20 WIT, kapal mengalami patah poros baling-balingnya, air

laut masuk kedalam kamar mesin melalui celah poros baling-baling, makin lama air yang masuk makin besar dan tidak mampu dipompa keluar, sehingga menggenanggi kamar mesin dan kapal terancam bahaya tenggelam;

f. Tanggal 02 Mei 2014, lebih kurang pukul 02.00 WIT, seluruh awak kapal meninggalkan kapal (

abandon ship

) untuk menyelamatkan diri dengan mengunakan sekoci;

g. Lebih kurang pukul 04.00 WIT, KM. Putra Permai tenggelam secara perlahan dengan bagian buritan terlebih dahulu, sampai dengan seluruh kapal dan muatannya tenggelam semua diperairan Laut Banda pada posisi 04°-05’.2 S/124°-40’.6 T;

(6)

h. Pukul 06.15 WIT seluruh awak kapal ditolong oleh KM. Ciremai dan dievakuasi ke Pelabuhan Sorong, dalam kejadian tersebut tidak ada korban jiwa ataupun luka.

i.

Akibat dari kecelakaan kapal tersebut, seluruh Awak Kapal berjumlah

24 (dua puluh empat) orang selamat dengan ditolong oleh KM. Ciremai, namun kapal serta muatan tenggelam.

3. Dalam peristiwa tenggelamnya KM. Putra Permai, pada tanggal 02 Mei 2014, lebih kurang pukul 04.00 WIT, di sekitar Laut Banda, Mahkamah Pelayaran menetapkan Tersangkut dan para Saksi sebagai berikut : a. Tersangkut Nakhoda, Moch. Abunasib;

b. Para Saksi :

1) Mualim III, Teddy Ferry Momongan; 2) KKM, Sunaryo;

3) Juru Mudi, Taufiq; 4) Juru Minyak, Mustakim; 5) Mandor Mesin, Suyanto; 6) Wiper, Ardi;

7) DPA PT Kanaka Line, M. O. Mirzal Mataniari. c. Saksi Ahli :

1) Surveyor BKI Bidang Sertifikasi, Taufik Arie Wijaya;

2) Pejabat Pemeriksa Keselamatan Kapal (

Marine Inspector

) Ditkappel, Faisal Rahman, S. SiT., M. Mar. Eng.;

B. Dalam upaya untuk memperoleh keterangan lebih lanjut sehubungan dengan Kecelakaan Kapal, Mahkamah Pelayaran telah memanggil secara patut kepada para Tersangkut dan para Saksi guna didengar keterangannya

dihadapan Sidang Pemeriksaan Lanjutan ke 1, hari Kamis, tanggal 03 Desember 2015, di Kantor KSOP Kelas I Sorong dan Sidang Pemeriksaan

Lanjutan ke 2, hari Selasa, tanggal 09 Februari 2016, di Kantor Mahkamah Pelayaran, Jakarta. Keterangan yang diberikan dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) dan dihadapan Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal Mahkamah Pelayaran adalah sebagai berkut : 1. Tersangkut Nakhoda, Moch. Abunasib, tidak hadir dalam persidangan

berdasarkan Surat Direktur PT Kanaka Line nomor 101/KL-SB/P/XI/2015, tanggal 27 November 2015, dikarenakan yang bersangkutan sedang berlayar dan keterangan yang diberikan dalam BAPP adalah sebagai berikut :

a. Lahir di : Bangkalan Tanggal : 03 Juli 1948 Agama : Islam

(7)

Alamat : Jl. Manukan Rejo VII BLK 4A/20 RT 01 RW 06 Kelurahan Manukan Kulon, Kecamatan Tandes Pendidikan

Umum : SMA

Teknis : ANT II, tahun 2002. Pengalaman berlayar :

Nakhoda, KM. Putra Permai.

b. Tersangkut Nakhoda dalam keadaan sehat jasmani dan rohani;

c. Pada tanggal 29 April 2014, pukul 00.05 WIT, kapal bertolak dari Makassar menuju Jayapura, muatan semen bosowa sebanyak 2000 jumbo masing-masing 2 ton, semen bosowa 50 kg sebanyak 1800 ton dengan jumlah keseluruhan 5.800 Ton, dan excavator sebanyak 5 (lima) unit;

d. Dalam pelayarannya cuaca cerah, kondisi laut

slight

;

e. Pada saat kejadian Tersangkut Nakhoda sedang istirahat, diberitahu oleh Kepala Kamar Mesin (KKM) bahwa ada kebocoran di kamar mesin yang disebabkan baling-baling patah, yang mengakibatkan air laut masuk ke kamar mesin;

f. Yang bertugas dinas jaga pada saat kejadian, Mualim III dan Juru Mudi Jaga dianjungan, KKM, Juru Minyak Jaga, Mandor Mesin, dan Wiper di kamar mesin;

g. Setelah mengetahui adanya kebocoran, Tersangkut Nakhoda memberitahukan kepada seluruh Awak Kapal dan memeriksa kamar mesin ternyata air semakin bertambah, kemudian Tersangkut

memerintahkan Markonis untuk mengirim berita marabahaya ke stasiun radio pantai. Air dikamar mesin semakin bertambah banyak

Tersangkut memerintahkan Mualim untuk mempersiapkan sekoci kanan diturunkan beserta

life raft

;

h. Lebih kurang pukul 05.00 WIT, Tersangkut menghubungi kapal PT Pelni yakni KM. Ciremai dan Awak Kapal dievakuasi dari sekoci ke kapal;

i. Tersangkut Nakhoda tidak mengetahui kapan terakhir kali kapal melakukan

dock

;

j. Akibat dari kejadian tersebut tidak terdapat korban jiwa atau luka; k. Kejadian ...

(8)

k. Kejadian tenggelamnya KM. Putra Permai, tanggal 02 Mei 2014, lebih kurang pukul 04.00 WIT, pada posisi 04°-05’.2 S/124°-40’.6 T dan dicatat dalam

log book

;

2. Saksi Mualim III, Teddy Ferry Momongan, dalam keadaan sehat, hadir dalam persidangan dan dibawah sumpah, memberikan keterangan sebagai berikut :

a. Lahir di : Tompaso

Tanggal : 26 September 1976 Agama : Kristen

Alamat : Kamanga Jaga I, Kelurahan Kamanga, Kecamatan Tompaso, Kabupaten Minahasa

Pendidikan

Umum : 1) SD, tahun 1989, di Tompaso, Manado; 2) SMP, tahun 1992, Tompaso, Manado; 3) SMA, tahun 1995, Bitung.

Teknis : ANT IV, tahun 2010, di Jakarta. Pengalaman berlayar :

1) Mualim I, KM. Bunga Teratai 77, mulai 03 Maret 2010 s/d 31 Desember 2010;

2) Mualim I, KM. Dewi Samudera, mulai 10 Januari 2011 s/d 31 Desember 2011;

3) Mualim III, KM. Putra Permai, mulai 07 April 2014 sampai dengan kejadian.

b. Pada tanggal 29 April 2014, kapal bertolak dari Makassar menuju Jayapura, muatan semen sebanyak 5800 Ton dan alat berat sebanyak 5 (lima) unit, awak kapal sebanyak 24 (dua puluh empat) orang, sarat (draft) depan 6,8 m dan sarat (draft) belakang 7,4 m;

c. Dalam pelayarannya menuju Jayapura keadaan cuaca langit cerah berawan tipis sebagian, arah angin dari Timur sepoi-sepoi, laut beriak (

smooth sea

), suhu 33° C;

d. Tanggal 30 April 2014, pukul 14.00 WIT kapal mengalami kerusakan kemudi dan mesin pada posisi 05°-46’,2 S/122°-45’,1 T, mesin

stop

kemudian dilakukan perbaikan. Pukul 16.00 WIT perbaikan selesai dan kapal melanjutkan pelayarannya lagi;

e. Pukul 23.00 WIT, Saksi melakukan

ploting

posisi kapal dan beberapa menit kemudian terdengar suara seperti ledakan kecil dari kamar mesin;

(9)

f. Tanggal 01 Mei 2014, pukul 23.20 WIT,

auxiliary engine

(motor bantu) rusak dan as propeller patah dan terjadi kebocoran di

tengah-tengah poros (

intermediate shaft

), mesin

stop

pada posisi 04-05’.0 S/124-40’.6 T, sesaat sebelum poros baling-baling patah

terdengar bunyi ledakan dan tiba-tiba mesin berhenti;

g. Setelah poros baling-baling patah, Nakhoda langsung ke anjungan dan memerintahkan kepada Saksi untuk menyiapkan sekoci dan peralatan. Sebelum menurunkan sekoci, Saksi terlebih dahulu menurunkan 2 unit

life raft

, 1 unit dapat mengembung dan 1 unit tidak dapat mengembung;

h. Selanjutnya Saksi menembakkan

parasut signal

dan membunyikan alarm bahaya untuk meninggalkan kapal, kemudian menunggu perintah Nakhoda untuk evakuasi di stasiun berkumpul (

muster

station

), kemudian setelah mendapat perintah dari Nakhoda seluruh Awak Kapal meninggalkan kapal dengan sekoci;

i. Pada tanggal 02 Mei 2014, lebih kurang pukul 05.00 WIT datang bantuan KM. Ciremai milik PT. Pelni dan mengevakuasi Awak Kapal dari sekoci keatas kapal, kemudian dibawa ke Sorong;

j. Saksi secara samar-samar melihat tenggelamnya KM. Putra Permai yang dimulai dari bagian buritan tegak ke haluan.

3. Saksi KKM, Sunaryo, tidak hadir dalam persidangan berdasarkan Surat

Direktur PT Kanaka Line nomor 101/KL-SB/P/XI/2015, tanggal 27 November 2015, dikarenakan yang bersangkutan tidak dapat

dihubungi dan keterangan dalam BAPP adalah sebagai berikut : a. Lahir di : Banjarnegara

Tanggal : 06 Juni 1961 Agama : Islam

Alamat : Jl. Margantara Gg. 1 RT 04 RW 04 Kelurahan Tanjung, Kecamatan Purwokerto Selatan

Pendidikan Umum : STM

Teknis : ATT III, tahun 2002 Pengalaman berlayar :

KKM, KM. Putra Permai

b. Saksi dalam keadaan sehat jasmani dan rohani;

(10)

c. Tanggal 29 April 2014, pukul 00.05 WIT, kapal bertolak dari Makassar menuju Jayapura, cuaca saat itu cerah;

d. Pada saat kejadian Saksi sedang dinas jaga di kamar mesin bersama dengan Juru Minyak Jaga, Mandor, dan Wiper. Tiba-tiba terdengar bunyi dikamar mesin, kemudian Saksi memeriksa tempat bunyi tersebut berasal, ternyata poros baling-baling patah disekitar

intermediate shaft

dekat

flange

patah yang menyebabkan kebocoran dan air laut masuk melalui

flange

tersebut;

e. Sebelum peristiwa tersebut terjadi tidak terdapat hal-hal yang mencurigakan. Setelah mengetahui kebocoran, Saksi memerintahkan Mandor, Juru Minyak, dan Wiper untuk melakukan penyumbatan di area poros baling-baling sekitar

intermediate shaft

dekat

flange

dengan menggunakan karung goni, tetapi air masuk bertambah besar, Saksi bersama Awak Kapal lainnya berusaha untuk menguras air dengan menggunakan pompa

bilge

,

gs pump

,

portable pump

, dan

ballast pump

namun air tidak berkurang;

f. Akibat dari peristiwa tersebut tidak terdapat korban jiwa atau luka.

4. Saksi Juru Mudi, Taufiq, tidak hadir dalam persidangan berdasarkan Surat

Direktur PT Kanaka Line nomor 101/KL-SB/P/XI/2015, tanggal 27 November 2015, dikarenakan yang bersangkutan sedang berlayar dan

keterangan dalam BAPP adalah sebagai berikut : a. Lahir di : Bangkalan Tanggal : 27 November 1978 Agama : Islam Alamat : Bangkalan Pendidikan Umum : SMP

Teknis : ANT IV, tahun 2006. Pengalaman berlayar :

Juru Mudi, KM. Putra Permai

b. Saksi dalam keadaan sehat jasmani dan rohani;

c. Pada tanggal 01 Mei 2014, Saksi Juru Mudi Jaga bertugas mengemudikan kapal pukul 20.00-24.00, dalam pelayarannya cuaca cerah, laut

slight

, pada saat memegang kemudi terdengar suara yang keras dari kamar mesin, kemudian Nakhoda datang keanjungan ; d. Saat kejadian Saksi dinas jaga bersama dengan Mualim III. Saksi

berada dianjungan memegang kemudi, kemudian mendengar suara keras dari kamar mesin. Nakhoda menginformasikan bahwa telah

(11)

terjadi kebocoran dikamar mesin yang disebabkan oleh poros baling-baling yang patah;

e. Saksi melakukan

plot

peta mencatat dalam

log book

waktu kejadian pada hari Kamis, tanggal 02 Mei 2014, pukul 04.00 WIT, posisi 04° 05’.2 S/124°40’.6 T;

f. Mualim III memerintahkan Saksi untuk membangunkan ABK di kamar masing-masing dan membantu Mualim III mempersiapkan sekoci sebelah kanan dan

liferaft

untuk segera diturunkan, kemudian menunggu perintah Nakhoda untuk evakuasi di

muster station

; g. Akibat dari peristiwa tersebut tidak terdapat korban jiwa atau luka.

5. Saksi Juru Minyak, Mustakim, tidak hadir dalam persidangan berdasarkan Surat Direktur PT Kanaka Line nomor 101/KL-SB/P/XI/2015, tanggal 27 November 2015, dikarenakan yang bersangkutan tidak dapat dihubungi dan keterangan dalam BAPP adalah sebagai berikut :

a. Lahir di : Tegal

Tanggal : 31 Desember 1970 Agama : Islam

Alamat : Desa Wangandawa RT 10 RW 03 Kelurahan Wangandawa, Kecamatan Talang

Pendidikan Umum : SMP

Teknis : ATTD, tahun 2011 Pengalaman berlayar :

Juru Minyak, KM. Putra Permai

b. Saksi dalam keadaan sehat jasmani dan rohani;

c. Pada tanggal 29 April 2014, pukul 00.05 WIT, KM. Putra Permai bertolak dari Makassar menju Jayapura, dalam pelayarannya cuaca cerah;

d. Saat kejadian yang dinas jaga dikamar mesin adalah KKM, Juru Minyak Jaga, Mandor, dan Wiper. Saat itu, Saksi sedang melakukan pemeriksaan generator nomor 3, tiba-tiba terdengar bunyi yang keras. KKM memerintahkan Saksi untuk mencari sumber suara tersebut. Beberapa saat kemudian KKM memberitahu Saksi bahwa poros baling-baling patah sehingga menyebabkan kebocoran di kamar mesin;

e. Saksi mendapat perintah dari KKM untuk mencari karung goni yang akan dipergunakan untuk penyumbatan, tetapi air bertambah besar.

(12)

Kemudian Saksi dan Awak Kapal lainnya berusaha menguras air dengan menggunakan pompa

bilge

,

gs pump

,

portable pump

, dan

ballast pump

tetapi tidak berhasil;

f. Akibat dari peristiwa tersebut tidak terdapat korban jiwa atau luka.

6. Saksi Mandor Mesin, Suyanto, tidak hadir dalam persidangan berdasarkan Surat Direktur PT Kanaka Line nomor 101/KL-SB/P/XI/2015, tanggal 27 November 2015, dikarenakan yang bersangkutan tidak dapat dihubungi dan keterangan dalam BAPP adalah sebagai berikut :

a. Lahir di : Cilacap

Tanggal : 06 Oktober 1981 Agama : Katholik

Alamat : Jl. Kakap RT 03 RW 03 Kelurahan Adipala, Kecamatan Adipala

Pendidikan

Umum : SMU

Teknis : ATT D, tahun 2010 Pengalaman berlayar :

Mandor Mesin, KM. Putra Permai

b. Saksi dalam keadaan sehat jasmani dan rohani;

c. Pada tanggal 29 April 2014, pukul 00.05 WIT, KM. Putra Permai bertolak dari Makassar menuju Jayapura, dalam pelayarannya cuaca cerah;

d. Pada saat kejadian Saksi sedang dinas jaga dikamar mesin bersama dengan KKM, Juru Minyak Jaga, Mandor, dan Wiper. Saat Saksi sedang mengisi jurnal mesin, tiba-tiba terdengar suara berisik sebanyak 2 (dua) kali dari mesin

over speed

dan

rocker arm

. KKM memerintahkan Saksi dan Wiper untuk mencari sumber suara tersebut. Beberapa saat kemudian KKM memberitahukan kepada Saksi bahwa didalam kamar mesin sekitar

intermediate shaft

poros baling-baling patah dan menyebabkan kebocoran;

e. Saksi mendapat perintah dari KKM untuk melakukan penyumbatan dengan menggunakan karung goni tetapi tidak berhasil, kemudian Saksi bersama-sama dengan Awak Kapal lainnya menguras air dengan menggunakan pompa

bilge

,

gs pump

,

portable pump

, dan

ballast pump

tetapi air yang masuk ke kamar mesin tidak berkurang; f. Akibat dari peristiwa tersebut tidak terdapat korban jiwa atau luka.

(13)

7. Saksi Wiper, Ardi, tidak hadir dalam persidangan berdasarkan Surat

Direktur PT Kanaka Line nomor 101/KL-SB/P/XI/2015, tanggal 27 November 2015, dikarenakan yang bersangkutan tidak dapat

dihubungi dan keterangan dalam BAPP adalah sebagai berikut : a. Lahir di : Sa’dan Matallo

Tanggal : 14 September 1988 Agama : Islam

Alamat : Jl. Mappanyukki LR. 128/14 Kelurahan Mario, Makassar

Pendidikan Umum : SMK

Pengalaman berlayar : Wiper, KM. Putra Permai

b. Saksi dalam keadaan sehat jasmani dan rohani;

c. Pada tanggal 29 April 2014, pukul 00.05 WIT, KM. Putra Permai bertolak dari Makassar menuju Jayapura, dalam pelayarannya cuaca cerah;

d. Saat kejadian Saksi sedang dinas jaga dikamar mesin bersama dengan KKM, Juru Minyak Jaga, dan Mandor. Tiba-tiba terdengar bunyi yang keras, Saksi kemudian menarik

handle start

ke posisi mesin mati. Kemudian KKM memerintahkan untuk mencari sumber bunyi tersebut. Beberapa saat kemudian KKM memberitahukan bahwa didalam kamar mesin sekitar

stern tube

dan

flange

poros baling-baling patah;

e. Saksi mendapat perintah dari KKM untuk mencari karung goni yang akan dipergunakan untuk menyumbat air, tetapi air bertambah besar, untuk mengurangi air yang masuk dalam kamar mesin dilakukan pengurasan dengan menggunakan pompa

bilge

,

gs pump

,

portable

pump

, dan

ballast

, tetapi air tidak berkurang;

f. Akibat dari peristiwa tersebut tidak terdapat korban jiwa atau luka.

8. Saksi DPA PT Kanaka Line, M. O. Mirzal Mataniari, dalam keadaan sehat, hadir dalam persidangan dan dibawah sumpah memberikan keterangan sebagai berikut :

a. Lahir di : Medan Tanggal : 16 Mei 1969 Agama : Kristen Protestan

(14)

Alamat : Jl. Cendrawasih Bundaran No. 91 RT 10 RW 06 Perum Rewwin, Waru, Sidoarjo

Pendidikan

Umum : 1) SD, tahun 1980, di Medan; 2) SMP, tahun 1983, di Medan; 3) SMA, tahun 1986, di Jakarta; 4) S1 Teknik, tahun 1995, di Jakarta. Pengalaman bekerja :

1) Operasional, PT Artha Jaya Samudra, tahun 2011;

2) DPA, PT Kanaka Line, tahun 2011 sampai dengan sekarang. 3) Juru Minyak, KM. Asia Dua, bulan Juli 2013 s/d kejadian.

b. Tugas DPA adalah menjalankan ISM Code, melakukan monitor dengan kapal, melakukan perawatan rutin, sertifikasi kapal, dan memeriksa dokumen kapal;

c. Saksi belum pernah melihat kapal tersebut karena kapal baru dibeli dan belum dibuatkan SMC manual, sudah diaudit namun belum disahkan;

d. Tanggal 02 Mei 2014, Saksi mengetahui tenggelamnya KM. Putra Permai sewaktu Saksi ke kantor.

9. Saksi Ahli Surveyor BKI Bidang Sertifikasi, Taufik Arie Wijaya, dalam keadaan sehat, hadir dalam persidangan dan dibawah sumpah memberikan keterangan sebagai berikut :

a. Lahir di : Surabaya Tanggal : 24 Oktober 1974 Agama : Islam

Alamat : Jl. Jala-jala No. 26 Komplek Pelindo-2 Rawa Badak, Koja, Jakarta Utara

Pendidikan

Umum : 1) SD, tahun 1987, di Surabaya; 2) SMP, tahun 1990, di Surabaya; 3) SMA, tahun 1993, di Surabaya;

4) S1 Perkapalan, tahun 2000, di ITS, Surabaya.

Pengalaman bekerja :

1)

Quality Control

Supervisor

, PT. PAN United Shipyard, tahun 2000 s/d 2001;

2)

Senior Manager,

PT BKI (Persero), tahun 2001 s/d sekarang. b. Suspen ...

(15)

b. Suspen tanggal 29 September 2013, jadi kelasnya sudah harus ditangguhkan. Apabila sejak 6 bulan belum suspen, maka kelasnya dicabut (

with drawn

) tidak melakukan survey sejak tanggal tersebut; c. Pada tanggal kejadian tersebut, klass kapal sudah dicabut dan radio

dicabut tanggal 15 April 2015.

10. Saksi Ahli Penilik Nautis Tekhnis Radio Kapal Ditkappel, Faisal Rahman, dalam keadaan sehat, hadir dalam persidangan dan dibawah sumpah memberikan keterangan sebagai berikut :

a. Lahir di : Medan Tanggal : 12 Mei 1976 Agama : Islam

Alamat : Graha Raya Blok Dahlia Loka RT 03 RW 12 Tangerang Banten

Pendidikan

Umum : 1) SD, tahun 1988, di Medan; 2) SMP, tahun 1991, di Jakarta; 3) SMK, tahun 1994, di Jakarta; 4) D-III, tahun 1982, di Semarang; 5) S1, tahun 1998, di Banjarmasin; 6) S2, tahun 2010, di Banjarmasin. Teknis : 1) ATT III, tahun 2000, di STIP Jakarta;

2) ATT II, tahun 2004, di STIP Jakarta; 3) ATT I, tahun 2007, di STIP Jakarta. Pengalaman bekerja :

1) Kadet, Gema Pertiwi, tahun 1998 s/d 1999; 2) Masinis III, Ganda Satria, tahun 2000 s/d 2001; 3) Masinis II, Ganda Satria, tahun 2002 s/d 2003; 4) Masinis II, Ocean Sky, tahun 2003 s/d 2004; 5) KKM, Nancy 11, tahun 2005;

6) KKM, Nancy 9, tahun 2005 s/d 2006; 7) KKM, Nancy 4, tahun 2006 s/d 2007;

8) Marine Inspector, Kantor Kesyahbandaran Utama Belawan, bulan 2008 s/d 2011;

9) Marine Inspector, Ditkappel, tahun 2011 s/d sekarang.

b. Tugas memeriksa seoptimal mungkin dan pengawasan sertifikat; c. KM. Putra Permai saat kejadian sudah lebih 10 bulan melewati batas

dock terakhir untuk pembaharuan kelas yaitu tanggal 21 Juli 2013; d. Apabila kelas kapal dicabut (

with drawn

) karena kapal tidak

melaksanakan dock besar dan tidak dapat melaksanakan pembaharuan kelas, maka Syahbandar sebagai pengawas kelaiklautan ...

(16)

kelaiklautan kapal tidak dibenarkan untuk memperpanjang sertifikat kapal yang dikeluarkan oleh pihak

statutory master

.

C. Pendapat Mahkamah Pelayaran.

Atas dasar penelitian dan pemeriksaan secara seksama terhadap berkas yang diterima Mahkamah Pelayaran dalam BAPP, serta keterangan dalam sidang pemeriksaan lanjutan ke 1, pada hari Kamis, tanggal 03 Desember 2015 di Kantor KSOP Kelas I Sorong dan sidang pemeriksaan lanjutan ke 2, Selasa, tanggal 09 Februari 2016, di Kantor Mahkamah Pelayaran, Jakarta, sehubungan dengan tenggelamnya KM. Putra Permai, tanggal 02 Mei 2014, pukul 04.00 WIT, di sekitar Laut Banda, telah sampai pada pendapat sebagai berikut :

1. Tentang Kapal, Surat Kapal dan Awak Kapal.

Berdasarkan pemeriksaan atas data-data administratif dan berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan terhadap para Tersangkut dan para Saksi, maka keadaan kapal, surat kapal, dan awak kapal dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Kapal.

KM. Putra Permai Eks. Rosario adalah jenis kapal barang, konstruksi baja, berbendera Indonesia, dengan GT. 4025, NT. 2574, dibangun tahun 1982, di Jepang. Kapal berbaling-baling 1 (tunggal), geladak 1 (satu) dan digerakkan oleh mesin penggerak utama 1 (satu) buah mesin diesel Mitsubishi, 2 tak kerja tunggal dengan tenaga efektif 3800 HP pada putaran 230 Rpm. Kapal dilengkapi dengan 2 (dua) unit mesin bantu merk Yanmar, 6KFI-HT, dengan daya 2 x 220 HP.

Kapal semula diklasskan pada Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) dengan nomor register 04199, nomor IMO 7425429 dengan tanda klass lambung A 100 “general cargo ship” dan tanda kelas mesin SM, dengan masa berlaku sampai dengan tanggal 21 Juli 2013 atau tidak dilakukan pembaharuan kelas sampai dengan terjadinya kecelakaan. Dok terakhir kapal dilaksanakan di Belawan, tanggal 24 Oktober 2011 sampai dengan 16 November 2011.

b. Surat Kapal.

KM. Putra Permai dimiliki oleh PT Tawada Maritimedo, berkedudukan di Jakarta, dilengkapi dengan Surat Ukur Internasional 1969 Nomor 471/Da, yang dikeluarkan tanggal 21 Juni 1994, Surat Laut Nomor urut 3829, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 1 April 1998, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang nomor PK.001/155/10/SYB-Mks-2014, tanggal 16 April 2014, serta memiliki sertifikat-sertifikat lainnya yang ditentukan dalam

(17)

peraturan perundang-undangan dan masih berlaku, namun kapal tidak memiliki sertifikat kelas karena status kelas telah dicabut (

with drawn

). Kapal dalam pelayarannya dari Makassar menuju Jayapura, telah dilengkapi dengan Surat Persetujuan Berlayar (SPB) yang dikeluarkan oleh Syahbandar Makassar nomor 2/SYB.11/1484/IV/2014, tanggal 28 April 2014.

c. Awak Kapal

Kapal diawaki oleh 25 (dua puluh lima) orang sesuai dengan

Crew List

yang dibuat oleh Nakhoda, tanggal 28 April 2014, dengan susunan perwira sesuai Surat Keterangan Susunan Perwira yang dikeluarkan oleh Kantor Kesyahbandaran Utama Makassar nomor PK.309/359/IV/BKB.SYB.MKS-2014, tanggal 15 April 2014, sebagai berikut :

Bagian Dek

Nakhoda : Moch. Abunasib Sertifikat ANT II, tahun 2002; Mualim I : Handariyanto Sertifikat ANT III, tahun 2004; Mualim II : Yapet Impa Sertifikat ANT III, tahun 2001; Mualim III : Teddy Ferry Momongan Sertifikat ANT IV, tahun 2010.

Bagian Mesin

K K M : Sunaryo Sertifikat ATT III, tahun 2002; Masinis II : Stepanus Bangun Santoso Sertifikat ATT III, tahun 2010; Masinis III : Moch. Yunus Sertifikat ATT III, tahun 2002; Masinis IV : Aswan Sodiqbyo Sertifikat ATT III.

Bahwa KM. Putra Permai survey klass terakhir dilaksanakan pada tanggal 18 September 2008, sehingga survey pembaharuan kelas/

class

renewal survey

harus dilakukan tanggal 21 Juli 2013, hal ini sesuai dengan sertifikat klasifikasi yang dikeluarkan BKI tanggal 26 Februari 2009.

Mengingat dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak jatuh tempo untuk pembaharuan kelas (tanggal 21 Juli 2013) tidak dilaksanakan (masa suspend) sampai dengan tanggal 21 Januari 2014, maka status kapal menjadi non klas (

with drawn

). Hal ini sesuai dengan

Rules For

The Classification And Construction Volume I

yang dikeluarkan oleh BKI. Dengan batalnya kelas tersebut, maka semua catatan menjadi batal meskipun propeller survey masih berlaku sampai tahun 2016, sehingga pada waktu terjadinya kecelakaan KM. Putra Permai pada tanggal 01 Mei 2014, status class kapal sudah dicabut (non klass) meskipun status kapal sudah non kelas, namun oleh Syahbandar masih diberikan Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang dengan tidak didahului dengan adanya Nota Dinas dari Direktorat Perkapalan dan Kepelautan, Ditjen Hubla sesuai Peraturan Dirjen Hubla nomor PK.101/1/4/DJPL-13, tentang Pelaksanaan Penyelenggaraan Kelaiklautan Kapal. Sehubungan dengan hal tersebut, maka KM. Putra

(18)

Permai yang melakukan pelayaran dari Makassar menuju Jayapura secara de facto boleh karena notasi kapalnya A 100, tetapi secara

de

yure

tidak boleh karena sertifikat kelas telah dicabut (

with drawn

). Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa kapal, instalasi permesinan, perlengkapan kapal dan surat kapal tidak dapat diterima, namun susunan perwira deck dan mesin telah memenuhi syarat dan dapat diterima.

2. Tentang Cuaca

Berdasarkan hasil analisis dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika-Stasiun Meteorologi Maritim Klas I Tanjung Priok dan berdasarkan keterangan Tersangkut dan para Saksi, maka mengenai keadaan cuaca pada saat terjadinya kecelakaan kapal dilokasi kejadian adalah sebagai berikut :

a. Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Stasiun Meteorologi Maritim Klas I Tanjung Priok dengan suratnya tanggal 23 Oktober 2015, bahwa keadaan cuaca pada tanggal 02 Mei 2014, pukul 04.00 WIT, di sekitar Laut Banda tersebut adalah sebagai berikut :

Cuaca : Cerah – Berawan Sebagian

Arah dan Kecepatan Angin : Timur, 9.0 – 12.6 Knots Rata-rata

Arah dan Kecepatan Arus : Barat Daya, 1.3 – 3.8 Cm/det Tinggi Gelombang : Utara-Timur Laut, 0.8 M – 1.3 M Jarak Penglihatan : 5.0 – 7.0 Mil

b. Menurut keterangan Tersangkut Nakhoda dan para Saksi dalam BAPP maupun dalam sidang pemeriksaan lanjutan bahwa keadaan cuaca pada saat kejadian langit cerah, angin timur sepoi-sepoi, dan laut

slight

.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa keterangan

yang didapat dari BAPP dan keterangan Saksi dapat diterima.

3. Tentang Muatan dan Stabilitas Kapal

Berdasarkan data ukuran kapal, daftar manifest, tata letak bangunan kapal, dan tata letak susunan muatan, maka mengenai keadaan muatan dan stabilitas kapal adalah sebagai berikut :

(19)

a. Keadaan Muatan.

Ukuran pokok sesuai Surat Ukur Internasional (1969) Lx B x H = 99,03 m x 16,53 m x 8,50 m Tebal plat (t) = 13,5 mm = 0,0135 m Lambung timbul (LT) = 1471,1 cm = 1,471 m Sarat max = 8,50 + 0,0135 – 1,471 = 7,042 m Displacement (D1) = 99,03 x 16,53 x 7,042 x 0,68 x 1,025 = 8034,677 Ton

Berat kapal kosong (Lwt) = 0,30 x D = 2410,403 Ton Kapasitas angkut (Dwt) = D – Lwt = 5624,274 Ton Displacement (D1) = 99,03 x 16,53 x 7,1 x 0,68 x 1,025 = 8100,853 Ton Lwt1 = 0,30 x D1 = 2430,255 Ton Dwt1 = D1 – Lwt1 = 5670,598 Ton

Dari kondisi diatas ternyata KM. Putra Permai mengangkut muatan melebihi kapasitas angkutnya.

b. Keadaan Stabilitas.

Berdasarkan keterangan yang diambil dari BAPP dan dalam sidang pemeriksaan lanjutan diperoleh fakta-fakta sebagai berikut :

1) Sebelum terjadi kecelakaan KM. Putra Permai dalam keadaan terapung, tegak, normal, dan stabilitas positif;

2) Setelah terjadi kebocoran di kamar mesin terjadi perubahan stabilitas secara longitudinal, kapal semakin tonggak dan ketika daya apung (permibilitas) terlampaui, maka kapal tenggelam dengan bagian buritan terlebih dulu.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa keadaan muatan sebelum dan sesudah kejadian tidak dapat diterima, sedangkan keadaan stabilitas sebelum kejadian dapat diterima dan keadaan stabilitas sesudah kejadian tidak dapat diterima.

(20)

4. Tentang Navigasi dan Olah Gerak.

Setelah menganalisa tentang kelengkapan alat bantu navigasi, aturan-aturan bernavigasi, situasi lingkungan tempat kejadian, dan kebiasaan pelaut yang baik (

good seamanship

), maka cara bernavigasi dan cara berolah gerak dinilai sebagai berikut :

a. Tentang Navigasi.

1) Dalam bernavigasi KM. Putra Permai dilengkapi dengan peralatan alat bantu navigasi yang cukup memadai antara lain magnet kompas, radar, VHF, SSB, GPS, Navtex, AIS, dan

echosounder

; 2) Dalam pelayarannya KM. Putra Permai telah menempuh

perjalanan selama 47 (empat puluh tujuh) jam 20 (dua puluh) menit sebelum kejadian, tanpa adanya gangguan dalam bernavigasi, sedangkan bocor dan tenggelamnya KM. Putra Permai bukan merupakan bagian dari kesalahan bernavigasi.

b. Tentang Olah Gerak.

1) Patahnya poros baling-baling KM. Putra Permai pada posisi perairan laut dalam dan tidak ada kaitannya dengan olah gerak kapal;

2) Setelah poros baling-baling patah kapal tidak bisa diolah gerak, jadi tenggelamnya KM. Putra Permai tidak ada kaitannya dengan olah gerak kapal.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa cara bernavigasi dan cara berolah gerak Tersangkut Nakhoda KM. Putra Permai dapat diterima.

5. Tentang Sebab Terjadinya Kecelakaan.

Setelah menganalisa fakta-fakta dasar, kondisi lingkungan (faktor alam), dokumen, faktor teknis, faktor manusia dan faktor organisasi mengenai kejadian tenggelamnya KM. Putra Permai, maka penyebab tenggelamnya adalah sebagai berikut :

a. Secara fisik kapal dibangun tahun 1982, sampai dengan kejadian kapal telah berumur lebih kurang 32 tahun dan tergolong dalam kategori kapal tua. Sampai dengan kejadian patahnya poros baling-baling, KM. Putra Permai telah terlambat untuk melakukan

dock

besar lebih kurang 10 bulan dan merupakan buruknya sistem perawatan kapal yang dapat mengakibatkan tidak terdeteksi adanya

(21)

kelelahan metal pada bangunan kapal, termasuk diantaranya kelelahan metal pada poros baling-baling;

b. Dengan dicabutnya status kelas KM. Putra Permai oleh BKI (

with

drawn

) karena tidak melakukan

dock

besar untuk dilakukan pemeriksaan pembaharuan yang telah melewati masa suspend selama 6 (enam) bulan, maka kapal dalam kondisi tidak laik secara sertifikasi, tetapi kapal masih tetap dioperasikan dan diberikan sertifikat sementara oleh Syahbandar dan diberikan Surat Persetujuan Berlayar, padahal kapal dalam kondisi tidak laik laut;

c. Tersangkut Nakhoda sebagai pemegang ijasah yang berkompetensi Ahli Nautika Tingkat II, sesuai dengan tanggung jawab keilmuan dan profesi yang dimilikinya, seharusnya mengerti bahwa kapal tersebut tidak laik secara fisik dan tidak laik secara sertifikat, dan seharusnya dapat menjamin kesanggupan berlayar dan keamanan kapalnya ataupun dapat memastikan kapalnya telah memenuhi persyaratan kelaiklautan sebelum kapalnya berlayar.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa penyebab dari tenggelamnya KM. Putra Permai adalah merupakan rangkaian sebab akibat dari buruknya perawatan kapal oleh pemilik/pengusaha kapal, lemahnya sistem pengawasan oleh Syahbandar, dan tidak cakapnya Tersangkut Nakhoda dalam bidang kelaiklautan kapal.

6. Tentang Upaya Penyelamatan

Berdasarkan pemeriksaan berkas dalam BAPP dan berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan, maka mengenai upaya penyelamatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Setelah mengetahui adanya kebocoran pada poros baling-baling, Tersangkut Nakhoda terus memantau perkembangan situasi di kamar mesin;

b. Ketika upaya penyelamatan kapal dengan cara menyumbat bagian yang bocor dan memompa air laut yang masuk ke kamar mesin gagal, serta kondisi keselamatan kapal bersama isinya semakin terancam, maka Tersangkut Nakhoda memerintahkan Mualim I dan ABK lainnya untuk mempersiapkan sekoci kanan dan rakit kembung (

inflatable life

raft

);

c. Setelah dipastikan kapal tidak dapat diselamatkan, Tersangkut Nakhoda mengirim berita marabahaya dan memerintahkan kepada seluruh Awak Kapal untuk menggunakan baju renang dan meninggalkan kapal (

abandon ship

) dengan menggunakan sekoci;

(22)

d. Seluruh Awak Kapal bertahan diatas sekoci dan beberapa saat kemudian datang bantuan KM. Ciremai milik PT Pelni, kemudian

seluruh Awak Kapal dievakuasi keatas KM. Ciremai dan dibawa ke Pelabuhan Sorong.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa upaya penyelamatan yang dilakukan Tersangkut Nakhoda dapat diterima.

7. Tentang Kesalahan dan Kelalaian

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, dalam kasus tenggelamnya KM. Putra Permai, pada tanggal 02 Mei 2014, lebih kurang pukul 04.00 WIT, di sekitar Laut Banda, maka beban tanggung jawab terhadap kesalahan dan kelalaian adalah sebagai berikut :

a. Patahnya poros baling-baling sebagai akibat dari kelelahan metal, yang menyebabkan terjadinya kebocoran di kamar mesin dan tenggelamnya kapal adalah merupakan akibat dari buruknya perawatan dan manajemen keselamatan kapal yang merupakan bagian dari kesalahan dan kelalaian dari pemilik/pengusaha kapal dan untuk kesalahannya akan dibuatkan rekomendasi kepada Menteri;

b. Beroperasinya KM. Putra Permai yang tidak laik laut secara fisik maupun secara sertifikasi dan mengakibatkan kapal tenggelam adalah merupakan bagian dari kesalahan dan kelalaian Syahbandar Utama Makassar yang telah memberikan perpanjangan sertifikat kapal sementara dan Surat Persetujuan Berlayar (SPB) dan untuk kesalahannya akan dibuatkan rekomendasi kepada Menteri;

c. Berlayarnya KM. Putra Permai dari Pelabuhan Makassar menuju Pelabuhan Jayapura dan mengalami musibah tenggelam dalam perjalanan adalah merupakan bagian dari kesalahan dan kelalaian Tersangkut Nakhoda yang tidak menjamin kesanggupan berlayar bagi kapalnya sebagaimana diamanahkan dalam Pasal 343 Kitab undang Hukum Dagang (KUHD), juncto Pasal 138 ayat (2) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran. Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa dalam peristiwa tenggelamnya KM. Putra Permai merupakan mata rantai kesalahan dan kelalaian dari pemilik/pengusaha kapal, Syahbandar, dan Tersangkut Nakhoda KM. Putra Permai.

(23)

8. Tentang Hal – Hal Yang Meringankan dan Yang Memberatkan

Berdasarkan proses persidangan terhadap Tersangkut dan hal-hal pribadi yang disampaikan Tersangkut, maka dipandang perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

a. Hal – hal yang meringankan. Tidak ada.

b. Hal – hal yang memberatkan. Tidak ada.

D. PUTUSAN

Atas dasar kenyataan-kenyataan tersebut di atas berdasarkan Pasal 373 huruf a KUHD dan Pasal 18 huruf b Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal dengan mempertimbangkan hal-hal yang meringankan dan memberatkan, Mahkamah Pelayaran :

MEMUTUSKAN :

I. Menyatakan bahwa tenggelamnya KM. Putra Permai, tanggal 02 Mei 2014, lebih kurang pukul 04.00 WIT, di sekitar Laut Banda, pada posisi 04°-05’.2 S/124°-40’.6 T disebabkan oleh patahnya poros baling-baling dan masuknya air laut kedalam kamar mesin sebagai akibat dari kondisi kapal yang tidak laik laut.

II. Menyatakan bahwa faktor penyebab ketidaklaiklautannya KM. Putra Permai adalah merupakan rangkaian kesalahan dan kelalaian dari pemilik/operator kapal, pengawas keselamatan pelayaran dan Tersangkut Nakhoda KM. Putra Permai, sehingga tanggung jawabnya tidak dapat dibebankan sepenuhnya kepada Tersangkut Nakhoda, sebagaimana diamanahkan dalam Pasal 249 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.

III. Menyatakan bahwa Tersangkut Nakhoda telah salah dan lalai tidak menjamin kesanggupan berlayar atas kapalnya sebagaimana diamanahkan dalam Pasal 343 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) dan tidak memastikan bahwa kapalnya telah memenuhi persyaratan kelaiklautan sebagaimana diamanahkan dalam Pasal 138 ayat (2) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.

(24)

IV. Menghukum Tersangkut Nakhoda KM. Putra Permai, bernama Moch. Abunasib, memiliki sertifikat Keahlian Pelaut ANT II, nomor 6200024491N20302, tanggal 13 Mei 2002, dengan mencabut sementara Setifikat Keahlian Pelaut tersebut, untuk bertugas sebagai Nakhoda di kapal-kapal niaga berbendera Indonesia selama jangka waktu 4 (empat) bulan.

V. Putusan ini mulai berlaku sejak Berita Acara Pelaksanaan Putusan Mahkamah Pelayaran dari Direktur Jenderal Perhubungan Laut diterima oleh Terhukum.

Demikian Putusan Mahkamah Pelayaran yang dibacakan oleh Ketua Majelis dalam sidang terbuka di Jakarta, pada hari Senin, tanggal 09 Mei 2016, dengan dihadiri oleh para Anggota Majelis dan Sekretaris Majelis, dan dihadiri oleh Terhukum.

Ketua : ………. Capt. A. Utoyo Hadi, S. H., M. Si., M. Mar.

Anggota : ………. Capt. Surono, M. M.

Anggota : ………. Drs, Triyuswoyo, M. Sc., M. Mar. Eng.

Anggota : ………. Ir. Benny Haryono, M. M.

Anggota : ………. Edy Sunaryo, S. H., M. H.

(25)

Referensi

Dokumen terkait

Saksi Mualim I, Saudara Abdul Malik, tidak hadir dalam Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal baik Sidang ke I maupun sidang ke II, dan tidak ada Berita Acara Pemeriksaan

Ketika kapal mengalami cuaca paling buruk pada tanggal 10 Januari 2013 pada waktu dini hari yang mengakibatkan kapal larat dengan cepat, Tersangkut Nakhoda telah

Kumala Endah yang menubruk kerangka kapal dan mengakibatkan kapal tenggelam adalah merupakan salah satu bagian dari kesalahan Tersangkut Nakhoda dalam bernavigasi dan

Ketika Tersangkut Nakhoda hendak merubah haluan ke kanan dari 135° menjadi 180° untuk memasuki alu Pelabuhan Belawan, di alur ada beberapa kapal nelayan yang

Agar Tongkang BARUNA POWER 3002 tidak hanyut, Tersangkut Nakhoda melabuhkan dengan jangkar, kapal tunda tetap mengawasi di sekitar Tongkang, karena cuaca masih

S-23, tanggal 19 Maret 2011, Mahkamah Pelayaran telah memanggil secara patut kepada Tersangkut dan Saksi - saksi guna didengar keterangannya di hadapan Sidang Pemeriksaan

Bahwa Tersangkut Nakhoda telah melakukan prosedur persiapan bergerak dengan mengendurkan tali tros, namun kejadiannya sangat cepat dimana lingkungan perairan saat

Sumber Bahari, tanggal 30 November 2013, Mahkamah Pelayaran telah memanggil secara patut kepada Tersangkut dan Saksi - saksi guna didengar keterangannya di hadapan Sidang