• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SISTEM BERJALAN

3.1 Gambaran Umum Persaingan Bisnis

Analisis gambaran umum persaingan bisnis yang dihadapi oleh PT. Asuransi Purna Artanugraha dapat dijelaskan sebagai berikut :

3.1.1 Analisis Porter

Gambar 3.1 mendeskripsikan hasil analisis Porter untuk PT. Asuransi Purna Artanugraha.

Gambar 3.1 Analisis Porter untuk PT. Asuransi Purna Artanugraha PENDATANG BARU

POTENSIAL

perusahaan asuransi yang baru saja masuk ke bidang bisnis asuransi

marine hull. Misal: asuransi Jasindo.

NASABAH - Perusahaan yang

memiliki kapal laut. (mis: PELNI). - Perorangan yang memiliki kapal laut PEMASOK - Bank Mandiri - Bank BRI - Bank Mega - Bukopin - Bank Perkreditan Rakyat - PT. Indomobil Finance - PT. ORIX Indonesia Finance

- Armada Finance PRODUK PENGGANTI - Self insurance

PARA PESAING INDUSTRI - Berdikari Insurance

- Asuransi Parolamas

- Asuransi Bringin Sejahtera Artamakmur

- Asuransi Tokio Marine Indonesia - Asuransi Raksa Pratikara

(2)

Hasil analisis pada gambar 3.1 tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Kekuatan tawar menawar dari nasabah.

Nasabah memiliki arti penting bagi PT. Asuransi Purna Artanugraha dan memegang posisi yang krusial bagi perkembangan dan kelangsungan bisnis PT. Asuransi Purna Artanugraha. Sebagai sebuah perusahaan jasa, yang dijual adalah layanan yang prima kepada nasabah sehingga kepuasan dan kesan yang baik dari nasabah merupakan faktor yang sangat menentukan. Selain itu pada perusahaan jasa seperti perusahaan asuransi, nasabah memiliki fleksibilitas yang tinggi dalam menentukan pilihan. Artinya bahwa seberapa banyak nasabah perusahaan asuransi sangat tergantung pada bagaimana perusahaan itu menjaga dan memelihara hubungan dengan para nasabahnya.

Nasabah yang dimiliki oleh PT. Asuransi Purna Artanugraha yaitu: - Perusahaan yang memiliki kapal laut (contoh: PT. PELNI) - Perorangan/individu yang memiliki kapal laut.

2. Persaingan dengan perusahaan sejenis

Mengetahui kekuatan pesaing sangatlah penting bagi perusahaan. Hal ini dikarenakan keberadaan pesaing akan mempengaruhi kekuatan permintaan dan penawaran pasar sehingga secara tidak langsung akan mengurangi peluang perusahaan untuk meraih pasar dan nasabah yang baru sekaligus mempertahan nasabah yang sudah ada.

(3)

PT. Asuransi Purna Artanugraha termasuk di dalam perusahaan asuransi umum menengah (premi bruto Rp 50 Miliar sampai dengan di bawah Rp 200 Miliar). Pesaing PT Asuransi Purna Artanugraha meliputi perusahaan asuransi yang memiliki premi bruto :

- Di bawah Rp 50 Miliar, contohnya Berdikari Insurance.

- Rp 50 Miliar s.d di bawah Rp 200 Miliar, contohnya Asuransi Parolamas dan Asuransi Bringin Sejahtera Artamakmur.

- Di atas Rp 200 Miliar, contohnya Asuransi Tokio Marine Indonesia, Asuransi Sinar Mas, Asuransi Raksa Pratikara dan Asuransi Mitsui Sumitomo Indonesia.

3. Ancaman Pendatang Baru

Perusahaan sebaiknya mengetahui kekuatan ancaman yang ditimbulkan oleh pendatang baru. Hal ini dikarenakan perusahaan harus mengantisipasi masuknya pendatang baru, agar pasar yang sudah dimiliki perusahaan tidak direbut oleh pendatang baru. Karena para pendatang baru akan mencoba merebut pasar dengan menawarkan keunggulan-keunggulan dan keunikan yang belum ada pada perusahaan yang sudah ada.

Yang termasuk pendatang baru adalah perusahaan-perusahaan asuransi yang baru saja masuk ke bidang bisnis asuransi marine hull. Salah satunya adalah asuransi Jasindo.

(4)

4. Ancaman Produk pengganti

Keberadaan produk pengganti sangatlah penting untuk diwaspadai oleh perusahaan karena dapat menggantikan fungsi produk-produk perusahaan. Hal ini akan menyebabkan berkurangnya pangsa pasar yang dimiliki perusahaan. Produk pengganti disini adalah produk yang dapat menggantikan fungsi asuransi kerugian komersil. Salah satunya berupa self insurance. Self insurance adalah suatu produk asuransi yang dibentuk oleh perusahaan yang bermodal besar untuk mengasuransikan aset perusahaan di perusahaannya sendiri secara internal, sehingga kecenderungan untuk menggunakan asuransi luar akan turun.

5. Kekuatan tawar menawar dari pemasok

Pemasok sangatlah penting bagi perusahaan. Hal ini dikarenakan pemasok merupakan rekanan yang memberikan sumber-sumber daya yang dibutuhkan perusahaan. Jumlah pemasok akan berdampak pada kekuatan menawarnya. Bila jumlah pemasok hanya sedikit maka akan membuat perusahaan menjadi sangat tergantung pada pemasok tersebut. Sedangkan bila jumlah pemasok cukup banyak, maka perusahaan tidak terlalu bergantung pada pemasok. Asuransi Purna Artanugraha bekerjasama dengan beberapa pemasok untuk mendukung kegiatan bisnisnya. PT. Asuransi Purna Artanugraha sudah menjadi rekanan dari Bank Mandiri, Bank BRI, Bank Mega, Bukopin, dan beberapa Bank Perkreditan Rakyat di daerah-daerah, serta lembaga keuangan seperti PT. Indomobil Finance, PT. ORIX Indonesia Finance, Armada Finance dan lembaga keuangan lainnya.

(5)

3.1.2 Analisis Value Chain

Value Chain PT. Asuransi Purna Artanugraha yang merupakan perusahaan

asuransi dapat kita tinjau dari sudut pandang value shop yang terdapat pada gambar 3.2.

Gambar 3.2 Value Chain untuk bisnis jasa (“Value Shop”)

Sebagai perusahaan asuransi, PT. Asuransi Purna Artanugraha dituntut untuk mengikuti kebutuhan nasabahnya dengan menyediakan produk-produk yang sesuai dengan “keinginan” nasabah. Dalam value shops, PT. Asuransi Purna Artanugraha yang didukung oleh aktifitas dan infrastruktur pendukung mencoba untuk lebih memahami nasabahnya. Dari gambar value shop dapat dilihat bahwa perusahaan didukung oleh infrastruktur, teknologi, SDM, administrasi dan sebagainya saat menjalankan aktifitas utamanya misalnya 56 PC yang didukung 3 server, kendaraan dinas, pusat pelatihan pegawai dan sebagainya. Tanpa dukungan faktor-faktor tersebut maka pelayanan pada nasabah tidak akan maksimal dan itu berarti

Support Activities

Infrastructure, technology, human resources, administration, etc.

Knowledge application Problem specification Business acquisition Allocation of resources Configure solution Execute solution Marketing the capability Resources value management Relationship value management Client value chain External resources External resources C L I E N T Primary activities

(6)

menurunkan daya saing perusahaan. Namun pada saat ini penguasaan teknologi oleh karyawan masih tergolong rendah ditambah lagi kesulitan yang muncul pada aplikasi sehingga menyulitkan untuk memaksimalkan pemanfaatannya. Sebagai imbasnya PT. Asuransi Purna Artanugraha akan perlahan kalah dalam persaingan pasar dan akhirnya dapat berujung pada kebangkrutan.

Aktifitas primer pada PT. Asuransi Purna Artanugraha dijabarkan sebagai berikut. Pada tahap awal proses bisnis (business acquisition), PT. Asuransi Purna Artanugraha menggunakan sumber daya dari internal maupun eksternal untuk mencari tahu dan memberikan pelayanan yang maksimal pada para nasabahnya. Sumber daya informasi internal dapat berupa data dan informasi dari dalam PT. Asuransi Purna Artanugraha sendiri sedangkan sumber eksternal dapat berbentuk hasil analisis pasar, perubahan tren, informasi mengenai produk pesaing dan sebagainya. Pada proses ini juga semua fungsi bisnis perusahaan dijalankan dan kegiatan operasional perusahaan berlangsung.

Sebagai sebuah perusahaan jasa maka PT. Asuransi Purna Artanugraha sudah seharusnya menggunakan prinsip customer-oriented. Nasabah harus dilibatkan dalam menentukan dan menjual sebuah produk, menggali informasi dari nasabah misalnya mengenai prosedur pelayanan dan tingkat kepuasan serta harapan nasabah. Dalam pencapaian hal ini, sebenarnya PT. Asuransi Purna Artanugraha telah memiliki situs web. Namun fitur-fitur yang ada pada situsnya saat ini dirasa masih kurang maksimal dalam memenuhi kebutuhan dan kepuasan nasabah baik dari segi pelayanan maupun penyediaan informasi. Fungsi pemasaran yang seharusnya dapat dimaksimalkan pada situs justru kurang diberdayakan dan

(7)

diperburuk oleh kinerja pemasaran konvensional yang pasif dan ketergantungan yang besar pada PT. PELNI sebagai induk perusahaan.

Pada kegiatan selanjutnya (problem specification), dilakukan penyimpulan masalah. Dari kegiatan pelayanan kepada nasabah dan proses-proses bisnis perusahaan maka PT. Asuransi Purna Artanugraha akan menspesifikasi dan mengidentifikasi permasalahan yang ditemui saat memberikan pelayanan kepada nasabah. Misalnya apa saja yang terjadi pada bisnis ini berikut masalah yang dialami nasabah sampai pendapat nasabah terhadap proses yang dijalankan perusahaan.

Setelah masalah diidentifikasi maka selanjutnya pada knowledge application dan allocation of resources PT. Asuransi Purna Artanugraha akan mencari jalan keluar untuk mengatasi masalah tersebut dengan melakukan pertimbangan pada sumber-sumber yang telah dikumpulkan.

Knowledge application merupakan bagaimana sebuah sistem dibangun untuk

menyelesaikan masalah dengan membantu dalam menemukan solusi dalam mengatasi masalah yang muncul. Hal-hal yang harus dipertimbangkan PT. Asuransi Purna Artanugraha misalnya kondisi moneter, regulasi pemerintah sampai perkiraan tren di masa mendatang.

Sedangkan pada allocation of resources ditentukan seberapa kemampuan perusahaan untuk mengatasi masalah yang muncul atau melakukan inovasi terhadap produk yang baru. Dengan kondisi keuangan yang sehat dan meraih laba tiap tahunnya maka PT. Asuransi Purna Artanugraha memiliki kekuatan dalam finansial. PT. Asuransi Purna Artanugraha juga memiliki image dan reputasi yang baik dalam bidang asuransi sebagai nilai tambah bagi perusahaan itu sendiri.

(8)

Selanjutnya PT. Asuransi Purna Artanugraha mencari pemecahan atas masalah yang dihadapi.

Dalam tahap ini akan dapat terjadi kemungkinan-kemungkinan yang akan dikembalikan pada nasabah. Kemungkinan pertama, dari masalah yang berhasil dipecahkan dapat ditemukan solusi yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah. Pada kegiatan configure the solution, solusi ini setelah dirancang dengan tepat melalui manajemen nilai sumber daya (resources value management) akan dikembalikan kepada nasabah misalnya dalam bentuk perbaikan waktu pelayanan atau penyederhanaan prosedur melalui manajemen nilai hubungan (relationship

value management)

Kemungkinan yang lain adalah melalui kajian masalah yang berhasil dihimpun tidak tertutup kemungkinan pada kegiatan marketing the capability akan menghasilkan ide bagi PT. Asuransi Purna Artanugraha untuk menciptakan produk baru atau memberikan sentuhan yang khusus pada produk yang sudah ada untuk lebih memenuhi minat nasabah. Misalnya dengan memberikan layanan khusus bagi nasabah yang dinilai loyal. Selanjutnya hal baru ini dapat dijual untuk kemudian memberikan nilai tambah bagi PT. Asuransi Purna Artanugraha sekaligus membuka peluang baru meraih calon nasabah yang potensial. Intinya adalah inovasi PT. Asuransi Purna Artanugraha agar memberikan produk dan layanan yang lebih baik.

Dan kegiatan akhir adalah execute solution dimana solusi yang diperoleh dieksekusi kepada para nasabah melalui berbagai prosedur yang dijalankan. Misalnya dengan membuat jaringan, membuat departemen IT yang baru dan sebagainya. Hasilnya adalah meningkatnya kepuasan nasabah yang antara lain

(9)

dapat ditunjukkan dengan meningkatnya pendapatan premi pada tahun 2004 sebesar 20%. Namun yang perlu diperhatikan dalam value shops ini adalah bagaimana perusahaan menghimpun dan mengolah informasi yang tepat. Pemanfaatan teknologi informasi mutlak diperlukan bila PT. Asuransi Purna Artanugraha ingin meningkatkan efisiensi dan memperbaiki akurasi data dan informasi.

(10)

3.1.3 Analisis SWOT

Tabel 3.1 menjelaskan analisis SWOT untuk PT. Asuransi Purna Artanugraha.

Tabel 3.1. Analisis SWOT untuk PT. Asuransi Purna Artanugraha IFAS

EFAS

Kekuatan (S)

1. Kondisi keuangan yang baik.

2. Peringkat 3 pada perusahaan asuransi umum menengah dengan predikat sangat bagus.

3. Menduduki 5 besar dalam produksi premi untuk marine hull insurance.

4. Pertumbuhan produksi premi meningkat 20% pada tahun 2004 dibandingkan produksi premi pada tahun 2003.

5. Image perusahaan yang baik.

Kelemahan (W)

1. Kurangnya staff yang professional.

2. Pemanfaatan teknologi informasi yang kurang maksimal untuk back office.

3. Aktifitas pemasaran yang kurang aktif.

4. Website tidak dimanfaatkan secara baik

sebagai sarana promosi. 5. Ketergantungan kepada

captive market (PT PELNI sebagai induk perusahaan dari PT ASPAN).

Peluang (O)

1. Jumlah populasi di Indonesia yang sangat banyak sedangkan produk asuransi masih sedikit di gunakan oleh masyarakat di Indonesia. 2. Inpres No.5 tahun 2005 tentang

pemberdayaan industri pelayaran Indonesia yang mewajibkan kapal, muatan barang dan penumpang harus diasuransikan.

3. Meningkatnya kesadaran masyarakat Indonesia untuk berasuransi.

4. Banyaknya bank syariah yang bermunculan akhir-akhir ini.

5. Adanya perusahaan asuransi umum yang ingin merger.

STRATEGI SO

ƒ Bekerjasama dengan bank syariah untuk memasarkan produk asuransi Aspan. ƒ Membuka cabang di

daerah-daerah yang berpotensi agar market share meningkat.

STRATEGI WO

ƒ Memanfaatkan inpres No.5 tahun 2005 untuk meraih pangsa pasar yang lebih luas agar bisa memperoleh non-captive market.

ƒ Memperluas kerjasama dengan rekanan seperti bank konvensional dan bank syariah agar penetrasi pasar bisa lebih mudah untuk konsumen individu.

Ancaman (T)

1. Susahnya meningkatkan premi karena rate yang terus turun akibat persaingan.

2. Diskriminasi oleh bank-bank asing terhadap perusahaan nasional pribumi.

3. Masih adanya faktor kekuasaan untuk mendapatkan bisnis.

4. Banyak nasabah yang

menggunakan kesempatan persaingan antar perusahaan asuransi untuk menunda-nunda pembayaran premi, sedangkan bila terjadi klaim minta cepat dibayar. 5. Terlalu banyak perusahaan asuransi

yang beroperasi, yang cenderung melakukan persaingan tidak sehat.

STRATEGI ST

ƒ Memanfaatkan kondisi peringkat Aspan untuk dapat bekerjasama dengan bank-bank asing.

ƒ Memanfaatkan kondisi keuangan yang baik untuk mengatasi nasabah yang menunda pembayaran premi.

STRATEGI WT

ƒ Rate premi harus tetap kompetitif.

ƒ Mempekerjakan staff yang profesional.

(11)

Tabel 3.1 diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

Kekuatan (Strengths)

1. Kondisi keuangan yang baik.

2. Peringkat 3 pada perusahaan asuransi umum menengah dengan predikat sangat bagus.

3. Menduduki 5 besar dalam produksi premi untuk marine hull insurance. 4. Pertumbuhan produksi premi meningkat 20% pada tahun 2004 dibandingkan

produksi premi pada tahun 2003. 5. Image perusahaan yang baik

Kelemahan (Weaknesses)

1. Kurangnya staff yang professional.

2. Pemanfaatan teknologi informasi yang kurang maksimal untuk back office. 3. Aktifitas pemasaran yang kurang aktif.

4. Website tidak dimanfaatkan secara baik sebagai sarana promosi.

5. Ketergantungan kepada captive market (PT PELNI adalah induk perusahaan dari PT ASPAN).

Peluang (Opportunities)

1. Jumlah populasi di Indonesia yang sangat banyak sedangkan produk asuransi masih sedikit di gunakan oleh masyarakat di Indonesia.

2. Inpres No.5 tahun 2005 tentang pemberdayaan industri pelayaran Indonesia yang mewajibkan kapal, muatan barang dan penumpang harus diasuransikan. 3. Meningkatnya kesadaran masyarakat Indonesia untuk berasuransi.

(12)

4. Banyaknya bank syariah yang bermunculan akhir-akhir ini. 5. Adanya perusahaan asuransi umum yang ingin merger.

Ancaman (Threats)

1. Susahnya meningkatkan premi karena rate yang terus turun akibat persaingan 2. Diskriminasi oleh bank-bank asing terhadap perusahaan nasional pribumi. 3. Masih adanya faktor kekuasaan untuk mendapatkan bisnis.

4. Banyak nasabah yang menggunakan kesempatan persaingan antar perusahaan asuransi untuk menunda-nunda pembayaran premi, sedangkan bila terjadi klaim minta cepat dibayar.

5. Terlalu banyak perusahaan asuransi yang beroperasi, yang cenderung melakukan persaingan tidak sehat.

(13)

Tabel IFAS

Tabel 3.2 mendeskripsikan tabel IFAS yang didapat dari hasil analisis SWOT yang sudah dijelaskan sebelumnya. Pada tabel ini, faktor-faktor strategi internal yang sudah didapat diberi bobot serta rating.

Tabel 3.2 Tabel IFAS untuk PT. Asuransi Purna Artanugraha

Faktor-faktor strategi internal Bobot Rating Bobot X Rating Kekuatan (S)

1. Kondisi keuangan yang baik.

2. Peringkat 3 pada perusahaan asuransi umum menengah dengan predikat sangat bagus.

3. Menduduki 5 besar dalam produksi premi untuk marine hull

insurance.

4. Pertumbuhan produksi premi meningkat 20% pada tahun 2004 dibandingkan produksi premi pada tahun 2003.

5. Image perusahaan yang baik.

0.10 0.04 0.09 0.10 0.07 4 2 2 4 2 0.40 0.08 0.18 0.40 0.14 0.40 1.20 Kelemahan (W)

1. Kurangnya staff yang professional.

2. Pemanfaatan teknologi informasi yang kurang maksimal untuk

back office.

3. Aktifitas pemasaran yang kurang aktif.

4. Website tidak dimanfaatkan secara baik sebagai sarana promosi.

5. Ketergantungan kepada captive market (PT PELNI sebagai induk perusahaan dari PT ASPAN).

0.10 0.12 0.11 0.14 0.13 3 2 3 3 2 0.30 0.24 0.33 0.42 0.26 0.60 1.55 TOTAL 1.00 2.75

(14)

Tabel EFAS

Tabel 3.3 mendeskripsikan tabel EFAS yang didapat dari hasil analisis SWOT yang sudah dijelaskan sebelumnya. Pada tabel ini, faktor-faktor strategi eksternal yang sudah didapat diberi bobot serta rating.

Tabel 3.3 Tabel EFAS untuk PT. Asuransi Purna Artanugraha

Faktor-faktor strategi eksternal Bobot Rating Bobot X Rating Peluang (O)

1. Jumlah populasi di Indonesia yang sangat banyak sedangkan produk asuransi masih sedikit di gunakan oleh masyarakat di Indonesia.

2. Inpres No.5 tahun 2005 tentang pemberdayaan industri pelayaran Indonesia yang mewajibkan kapal, muatan barang dan penumpang harus diasuransikan.

3. Meningkatnya kesadaran masyarakat Indonesia untuk berasuransi.

4. Banyaknya bank syariah yang bermunculan akhir-akhir ini. 5. Adanya perusahaan asuransi umum yang ingin merger.

0.09 0.12 0.10 0.08 0.10 2 4 3 2 3 0.18 0.48 0.30 0.16 0.30 0.49 1.42 Ancaman (T)

1. Susahnya meningkatkan premi karena rate yang terus turun akibat persaingan.

2. Diskriminasi oleh bank-bank asing terhadap perusahaan nasional pribumi.

3. Masih adanya faktor kekuasaan untuk mendapatkan bisnis. 4. Banyak nasabah yang menggunakan kesempatan persaingan

antar perusahaan asuransi untuk menunda-nunda pembayaran premi, sedangkan bila terjadi klaim minta cepat dibayar. 5. Terlalu banyak perusahaan asuransi yang beroperasi, yang

cenderung melakukan persaingan tidak sehat.

0.10 0.10 0.07 0.13 0.11 2 3 3 1 2 0.2 0.3 0.21 0.13 0.22 0.51 1.06 TOTAL 1.00 2.48

(15)

Diagram Analisis SWOT

Dari tabel IFAS dan EFAS diatas, maka dibuatlah diagram analisis SWOT. Berikut ini adalah cara penghitungan titik koordinat diagram analisis SWOT: a. Jumlah dari hasil perkalian bobot dan rating pada kekuatan dan kelemahan

diselisihkan untuk mendapatkan titik X. Kekuatan (S) = 1.20

Kelemahan (W) = 1.55

Titik X = S - W = 1.20 - 1.55 = -0.35

b. Jumlah dari hasil perkalian bobot dan rating pada peluang dan ancaman diselisihkan untuk mendapatkan titik Y.

Peluang (O) = 1.42 Ancaman (T) = 1.06

Titik Y = Peluang - Ancaman = 1.42 - 1.06 = 0.36

(16)

Untuk lebih jelasnya, diagram hasil analisis SWOT dapat dilihat pada gambar 3.3. Berdasarkan diagram analisis SWOT tersebut, dapat disimpulkan bahwa perusahaan berada dalam kuadran 3 (tiga), yang berarti perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak menghadapi beberapa kendala atau kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.

Gambar 3.3 Diagram hasil analisis SWOT untuk PT. Asuransi Purna Artanugraha

W O T S Kuadran 3 Kuadran 1 Kuadran 4 Kuadran 2 -0.5 -0.5 0.5 0.5 (-0.35 ; 0.36) -0.35 0.36

(17)

3.2 Gambaran Umum Perusahaan

PT. Asuransi Purna Artanugraha yang berlokasi di Gedung PELNI Kemayoran

Lantai 9, Jalan Angkasa No. 18 Jakarta merupakan perusahaan lokal yang bergerak dalam bidang asuransi kerugian. PT. Asuransi Purna Artanugraha memiliki beberapa

produk asuransi yaitu asuransi kebakaran, asuransi kendaraan bermotor, asuransi pengangkutan, asuransi kapal, asuransi konstruksi, asuransi pemasangan, asuransi mesin, asuransi alat berat, asuransi kebongkaran, asuransi uang, asuransi uang dalam lemari besi, asuransi kecelakaan diri, asuransi peralatan elektronik, asuransi kejujuran dan lain-lain. PT. Asuransi Purna Artanugraha telah menjalin kerjasama dengan bank pemerintah dan kelompok perusahaan yang bergerak dalam berbagai kegiatan seperti perbankan, keuangan, investasi serta industri-industri lainnya. Kepercayaan pemakai jasa asuransi merupakan kunci sukses perusahaan, oleh karena itu pelayanan dalam memberikan jaminan dan perlindungan atas kepentingan harta benda nasabah dari tahun ke tahun terus ditingkatkan.

PT. Asuransi Purna Artanugraha didirikan berdasarkan Akta No. 7 tanggal 10 Juni 1991 Jo. Akta No.13 tanggal 25 Oktober 1991 tentang perubahan Pasal 2 (Maksud & Tujuan) dan Pasal 4 (Modal), Jo. Akta No. 5 tanggal 30 April 1992 tentang perubahan Pasal 2 (Maksud & Tujuan) dibuat di hadapan L. Siregar, SH, Notaris di Jakarta.

Anggaran Dasar perusahaan telah melalui beberapa kali perubahan dan terakhir melalui Notaris Roesnastiti Prayitno, SH, MA, Akta No.1 tanggal 2 Januari 1997 tentang perubahan susunan manajemen, Akta No. 30 tanggal 26 Desember 1997 tentang perubahan Modal Dasar dan Modal Disetor perusahaan dan terakhir Akte No.3 tanggal 5 Juli 1999 tentang perubahan modal disetor. Ijin usaha PT Asuransi ASPAN dikeluarkan

(18)

oleh Departemen Keuangan RI melalui surat keputusan No. 155/KM.13/1992 tanggal 23 Mei 1992 dengan kegiatan usaha di bidang Asuransi Kerugian.

Di bidang reasuransi dan asuransi, PT. Asuransi Purna Artanugraha didukung oleh

perusahaan terkemuka yang memiliki reputasi internasional di luar negeri yang mendukung operasional perusahaan sebagai rekanan yang memiliki peran strategis.

3.2.1 Visi

Menjadikan asuransi ASPAN sebagai perusahaan asuransi yang terpercaya yang memberikan kepuasan pelayanan secara prima kepada seluruh stakeholders dalam pasar global.

3.2.2 Misi

Menyelenggarakan perusahaan asuransi kerugian secara professional dalam memberikan rasa aman dan nyaman secara berkesinambungan kepada seluruh

stakeholders.

3.2.3 Goal

Tujuan perusahaan yang hendak dicapai dalam 5 tahun mendatang adalah pemenuhan modal disetor pada tahun 2010 sebesar Rp 50 Milyar.

3.2.4 Analisis Critical Success Factors dan Key Performance Indicator

Critical Success Factors dan Key Performance Indicator yang dimiliki oleh

(19)

Tabel 3.4 Critical Success Factors dan Key Performance Indicator PT. Asuransi Purna Artanugraha.

Critical Success Factors Key Performance Indicator Pertumbuhan produksi premi Produksi premi bertumbuh minimal

20% per tahun

Pendapatan premi non captive Pendapatan premi non captive

mencapai 86% pada tahun 2009

Pendapatan premi bruto Pendapatan premi bruto mencapai Rp

187 Milyar pada tahun 2009

Underwriting result Tercapainya underwriting result

rata-rata 35% per tahun

Tingkat Risk Based Capital (RBC) RBC mencapai tingkat sebesar 261,24% pada tahun 2009

Pertumbuhan laba Laba meningkat rata-rata 22,82% per

tahun

Tingkat investasi Investasi meningkat rata-rata 25% per

tahun

Bertambahnya tenaga ahli asuransi Bertambahnya jumlah tenaga ahli asuransi bergelar AAIK sebanyak 2 orang dan AAAIK sebanyak 12 orang pada tahun 2009

(20)

3.3 Organisasi Perusahaan 3.3.1 Struktur Organisasi

Gambar 3.4 mendeskripsikan stuktur organisasi yang dimiliki oleh PT. Asuransi Purna Artanugraha.

Gambar 3.4 stuktur organisasi PT. Asuransi Purna Artanugraha. Dewan Komisaris Direktur Utama Direktur Keuangan & SDM Hukum Auditor Internal Direktur Operasi Kadiv. Pemasaran Kadiv. Underwriting Kadiv. Klaim Kadiv. Keuangan & Akuntansi Kadiv. SDM & Umum Kabag. Kesekre tariatan & Umum Kabag. R & D / Promosi Kabag. Underw riting Non marine Kabag. Corpora te Kabag. Retail Kabag. Underw riting Marine & Avia tion Kabag Reasura nsi Kabag. Klaim Marine & Avia tion Kabag. SDM Kabag. Keuang an Kabag. Klaim Non Marine Kabag. Akun tansi Kabag. Sistem Informa si S t a f f S t a f f S t a f f S t a f f S t a f f S t a f f S t a f f S t a f f S t a f f S t a f f S t a f f S t a f f S t a f f Kepala Cabang

(21)

3.3.2 Uraian Jabatan

Direktur Utama :

1. Menetapkan Rencana Jangka Panjang Perusahaan termasuk di dalamnya visi, misi, sasaran dan strategi perusahaan

2. Menetapkan kebijakan dan peraturan perusahaan yang strategik meliputi kebijakan pengembangan usaha, pengembangan cabang dan pengembangan kerjasama dengan pihak lain

3. Mengintegrasikan kegiatan Direktur Operasi dan Direktur Keuangan & SDM agar tercapai sinergi yang optimal dalam mengembangkan bisnis inti PT. Asuransi Purna Artanugraha.

4. Melakukan koordinasi seluruh cabang dalam pencapaian target dan pengembangan usaha cabang.

5. Memberi data kepada Dewan Komisaris atas realisasi kebijaksanaan yang dilakukan.

6. Membina dan mengembangkan relasi lama 7. Merintis dan mengembangkan relasi baru

8. Menelaah masukan yang diberikan Auditor Internal dan memberikan pengarahan untuk menindaklanjuti temuan untuk dilakukan perbaikan

9. Menelaah masukan yang diberikan Staf Ahli Hukum dalam penyelesaian masalah bidang hukum

10. Membina, mengarahkan dan menilai kinerja Kepala Divisi, Kepala Cabang, Auditor Internal dan Staf Ahli Hukum

(22)

11. Mengendalikan kegiatan perusahaan yang strategik yang dapat memberikan dampak bagi perusahaan secara keseluruhan dan mengarahkan untuk perbaikan serta pengembangan perusahaan

12. Mengkoordinir penyusunan laporan keuangan dan menyerahkan kepada Direktur Jenderal Lembaga Keuangan

Direktur Operasi :

1. Menetapkan Rencana Jangka Panjang Perusahaan bidang pemasaran, underwriting dan klaim termasuk bersama Direktur Utama di dalamnya visi, misi, sasaran dan strategi perusahaan

2. Menetapkan kebijakan dan peraturan perusahaan yang strategik bidang

marketing, underwriting dan klaim

3. Mengintegrasikan kegiatan Divisi-Divisi Pemasaran, Underwriting dan Klaim sehingga tercapai sinergi yang optimal

4. Melakukan koordinasi seluruh Cabang bidang teknik dan komersial dalam rangka mencapai target yang ditetapkan

5. Melakukan kerjasama dengan Direktur Keuangan & SDM dalam menyelesaikan tugas

6. Membina dan mengembangkan relasi lama 7. Merintis dan mengembangkan relasi baru

8. Memberi data kepada Dewan Komisaris atas realisasi kebijaksanaan bidang

marketing, underwriting dan klaim yang dilakukan

9. Membina, mengarahkan dan menilai kinerja para Kepala Divisi yang menjadi tanggung jawabnya

(23)

10. Mengendalikan kegiatan yang strategik dan mengarahkan untuk perbaikan serta pengembangan perusahaan bidang marketing, underwriting dan klaim 11. Mengkoordinir penyusunan laporan Divisi Pemasaran, Underwriting dan

Klaim secara berkala

Direktur Keuangan & SDM

1. Menetapkan Rencana Jangka Panjang Perusahaan bidang keuangan, akuntansi, sistem informasi, SDM dan kesekretariatan & umum termasuk di dalamnya visi, misi, sasaran dan strategi perusahaan

2. Menetapkan kebijakan dan peraturan perusahaan yang strategik bidang keuangan, akuntansi, sistem informasi, SDM dan kesekretariatan & umum 3. Mengintegrasikan kegiatan Divisi-Divisi Keuangan, Akuntansi, Sistem

Informasi, SDM dan kesekretariatan & umum agar tercapai sinergi yang optimal

4. Melakukan koordinasi seluruh Cabang bidang keuangan, akuntansi, sistem informasi, SDM dan kesekretariatan & umum

5. Menetapkan penempatan investasi perusahaan

6. Melakukan kerjasama dengan Direktur Operasi dalam menyelesaikan tugas 7. Memberi data kepada Dewan Komisaris atas realisasi kebijaksanaan bidang

keuangan, akuntansi, sistem informasi, SDM dan kesekretariatan & umum 8. Membina, mengarahkan dan menilai kinerja para Kepala Divisi di

(24)

9. Mengendalikan kegiatan yang strategik dan mengarahkan untuk perbaikan serta pengembangan perusahaan bidang keuangan, akuntansi, sistem informasi, SDM dan kesekretariatan & umum

10. Mengkoordinir penyusunan Laporan Keuangan secara berkala untuk diserahkan ke Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan dan Dewan Komisaris.

Kepala Divisi Pemasaran

1. Mengusulkan Rencana Jangka Panjang Perusahaan bidang penelitian & pengembangan pasar dan produk, promosi, serta pengembangan bisnis korporat dan ritel

2. Menetapkan kebijakan operasional bidang penelitian & pengembangan pasar dan produk, promosi, serta pengembangan bisnis korporat dan ritel dalam rangka melaksanakan Rencana Jangka Panjang Perusahaan.

3. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan bidang penelitian & pengembangan pasar dan produk, promosi, serta pengembangan bisnis korporat dan ritel

4. Mengkoordinasikan kegiatan para Kepala Bagian R&D/Promosi,

Corporate, dan Retail

5. Membina, mengarahkan dan menilai kinerja para Kepala Bagian R&D/Promosi, Corporate, dan Retail

6. Mengawasi para Kepala Bagian yang menjadi bawahannya

7. Melakukan kerja sama dengan Kepala Divisi Underwriting dan Kepala Divisi Klaim dalam rangka koordinasi kegiatan

(25)

8. Melaksanakan tugas mengembangkan relasi bisnis dan kerja sama dengan pihak lain

9. Membina para Kepala Bagian dan Cabang dalam pengembangan agen dan

broker

10. Membina para Kepala Bagian dan Cabang dalam melakukan identifikasi terhadap nasabah (KYC)

11. Membina bawahan dalam melakukan kegiatan promosi dan pengembangan produk

12. Memberikan persetujuan pengembangan pasar dan produk asuransi baru 13. Memberikan persetujuan kerja sama dengan instansi / lembaga lain yang

terkait dengan kegiatan bisnis asuransi

14. Mengkoordinir pelaksanaan penyusunan laporan berkala di Divisi Pemasaran

15. Menyusun laporan manajemen dan laporan lain yang diminta Direksi 16. Melakukan kegiatan lain yang berkaitan dengan tugasnya.

Kepala Divisi Underwriting

1. Mengusulkan rencana jangka panjang perusahaan bidang underwriting

marine & aviation, non marine dan reasuransi

2. Menetapkan kebijakan operasional bidang underwriting marine & aviation,

non marine dan reasuransi dalam rangka melaksanakan Rencana Jangka

Panjang Perusahaan.

3. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan bidang underwriting

(26)

4. Mengkoordinasikan kegiatan para Kepala Bagian Underwriting Marine &

Aviation, Non Marine dan Reasuransi.

5. Membina, mengarahkan dan menilai kinerja para Kepala Bagian

Underwriting Marine & Aviation, Non Marine dan Reasuransi.

6. Mengawasi kegiatan para Kepala Bagian yang menjadi bawahannya.

7. Melakukan kerjasama dengan Kepala Divisi Pemasaran dan Kepala Divisi Klaim dalam rangka koordinasi kegiatan.

8. Menetapkan pedoman tarif dan petunjuk pelaksanaannya. 9. Menetapkan Manual Akseptasi setiap jenis asuransi.

10. Menetapkan Manual reasuransi, koasuransi dan survey risiko 11. Menetapkan Pejabat penandatanganan polis

12. Memberikan persetujuan penutupan asuransi di dalam limit wewenang yang telah ditetapkan perusahaan.

13. Memberikan persetujuan penempatan penyebaran risiko di atas limit (own

retention) perusahaan baik dalam bentuk treaty, fakultatif maupun

cara-cara lain yang lazim dan diakui.

14. Melakukan pembinaan cabang di bidang underwriting.

15. Mengkoordinir pelaksanaan penyusunan laporan berkala divisi

underwriting

16. Menyusun laporan-laporan manajemen dan laporan lainnya yang diminta Direksi.

(27)

Kepala Divisi Klaim

1. Mengusulkan Rencana Jangka Panjang Perusahaan bidang klaim marine &

aviation, dan non marine

2. Menetapkan kebijakan operasional bidang klaim marine & aviation, dan

non marine dalam rangka melaksanakan Rencana Jangka Panjang

Perusahaan

3. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan bidang klaim marine

& aviation, dan non marine

4. Mengkoordinasikan kegiatan para Kepala Bagian klaim Marine &

Aviation, dan Non Marine

5. Membina, mengarahkan dan menilai kinerja para Kepala Bagian klaim

Marine & Aviation, dan Non Marine

6. Mengawasi kegiatan para Kepala Bagian yang menjadi bawahannya

7. Melakukan kerjasama dengan Kepala Divisi Pemasaran dan Kepala Divisi

Underwriting dalam rangka koordinasi kegiatan

8. Menentukan surveyor, baik intern maupun ekstern

9. Memberikan persetujuan keputusan penyelesaian klaim sesuai limit yang ditetapkan Direksi

10. Mengkoordinir pelaksanaan penyusunan laporan berkala di bidang klaim 11. Membantu Direksi dalam rangka pembinaan cabang di bidang klaim

12. Menyusun laporan berkala bidang klaim dan laporan manajemen yang diminta Direksi

(28)

Kepala Divisi Keuangan & Akuntansi

1. Mengusulkan Rencana Jangka Panjang Perusahaan bidang keuangan, akuntansi dan sistem informasi.

2. Menetapkan kebijakan operasional dalam rangka pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan bidang keuangan, akuntansi dan sistem informasi.

3. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan bidang keuangan, akuntansi dan sistem informasi.

4. Mengkoordinasikan kegiatan para Kepala Bagian Keuangan, Kepala Bagian Akuntansi dan Kepala Bagian Sistem Informasi.

5. Membina, mengarahkan dan menilai kinerja para Kepala Bagian Keuangan, Kepala Bagian Akuntansi dan Kepala Bagian Sistem Informasi. 6. Melakukan kerjasama dengan seluruh Kepala Divisi terkait dalam rangka

koordinasi kegiatan.

7. Mengembangkan pengelolaan keuangan perusahaan agar dapat meningkatkan value bagi perusahaan.

8. Melakukan investasi sesuai dengan batas wewenang yang ditetapkan dalam kebijakan perusahaan.

9. Mengendalikan sistem dan prosedur keuangan yang ada pada perusahaan. 10. Menetapkan kebijakan akuntansi yang akan dipakai dalam pembuatan

laporan keuangan.

11. Mengembangkan sistem tax planning dalam rangka mendukung manajemen keuangan perusahaan.

(29)

12. Menetapkan kebijakan operasional mengenai pengembangan dan pemeliharaan sistem informasi.

13. Membantu Direksi dalam melaksanakan pembinaan cabang untuk bidang keuangan, akuntansi dan sistem informasi.

14. Mengkoordinasikan penyusunan laporan kegiatan para Kepala Bagian Keuangan, Akuntansi dan Sistem Informasi.

15. Menyusun laporan berkala Bidang Keuangan, Akuntansi dan Sistem Informasi serta laporan manajemen yang diminta oleh Direksi.

Kepala Divisi SDM & Umum

1. Mengusulkan Rencana Jangka Panjang Perusahaan Divisi SDM & Umum termasuk di dalamnya visi, misi, sasaran dan strategi perusahaan

2. Menetapkan kebijakan operasional bidang SDM dan umum dalam rangka pelaksanaan Rencana Jangka Panjang Perusahaan

3. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan bidang SDM dan Umum

4. Mengkoordinir kegiatan para Kepala Bagian SDM dan Kepala Bagian Kesekretariatan dan Umum dalam rangka operasional divisi

5. Membina, mengarahkan dan menilai kinerja para bawahan

6. Melakukan kerjasama dengan Kepala Divisi Keuangan dan Akuntansi dalam rangka koordinasi pelaksanaan tugas

7. Membantu direksi dalam melaksanakan pembinaan cabang di bidang SDM dan umum

(30)

8. Menyusun Sistem SDM perusahaan. (Perencanaan SDM, rekrutmen, seleksi, pelatihan & pengembangan, karir, dan penilaian kinerja)

9. Menyusun peraturan/ketentuan sehubungan dengan kebijakan perusahaan dalam pengelolaan SDM

10. Mengusulkan pegawai yang akan promosi, mutasi dan demosi dalam rangka pengembangan SDM

11. Mewakili perusahaan dalam penyelesaian masalah SDM baik internal maupun eksternal

12. Bertanggung jawab terhadap penegakan disiplin kerja karyawan

13. Mengawasi pelaksanaan penilaian kinerja pegawai di lingkungan PT. Asuransi Purna Artanugraha

14. Mengkoordinir pelaksanaan penyusunan laporan berkala bidang SDM dan umum

15. Menyusun laporan manajemen dan laporan lain yang diminta direksi 16. Melaksanakan kegiatan lain yang berkaitan dengan tugasnya

3.3.3 Analisis Fungsi Area, Fungsi Bisnis dan Proses Bisnis

Tabel 3.5 menjelaskan fungsi area, fungsi bisnis dan proses bisnis pada PT. Asuransi Purna Artanugraha.

Tabel 3.5 Fungsi area, fungsi bisnis dan proses bisnis pada PT. Asuransi Purna Artanugraha.

Area Fungsi Fungsi Bisnis Proses Bisnis

Pemasaran Research and

development / Promosi

1. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan bidang

(31)

penelitian & pengembangan pasar dan produk, promosi.

2. Mengembangkan pasar 3. Mengembangkan produk 4. Melakukan promosi

5. Melakukan identifikasi terhadap nasabah.

6. Melayani nasabah.

Corporate 1. Menyusun Rencana Kerja dan

Anggaran Perusahaan bidang pengembangan bisnis corporate.

2. Mencari nasabah corporate.

3. Pencatatan dan pemeliharaan data nasabah corporate.

4. Melakukan pengawasan terhadap agen-agen corporate di lapangan. 5. Pelayanan nasabah corporate.

6. Penagihan dan pengumpulan premi dari nasabah corporate.

(32)

Retail 1. Mencari nasabah retail.

2. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan bidang pengembangan bisnis retail.

3. Pencatatan dan pemeliharaan catatan nasabah retail.

4. Melakukan pengawasan terhadap agen-agen retail di lapangan.

5. Pelayanan nasabah retail.

6. Penagihan dan pengumpulan premi dari nasabah retail.

Underwriting marine and aviation

Underwriting

Underwriting non marine

1. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan bidang

underwriting marine & aviation dan underwriting non marine.

2. Mengkaji permohonan pengajuan polis

3. Survey resiko. 4. Menetapkan tarif.

5. Menentukan kelayakan calon nasabah

6. Melakukan persetujuan penutupan asuransi.

(33)

Reasuransi 1. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan bidang reasuransi

2. Membagi resiko kepada perusahaan reasuransi.

3. Menegosiasikan penempatan penyebaran risiko di atas limit (own

retention) perusahaan baik dalam

bentuk treaty, maupun fakultatif.

Klaim marine and

aviation

Klaim

Klaim non marine

1. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan bidang klaim

marine and aviation, dan non marine.

2. Pencatatan data klaim. 3. Memverifikasi kontrak.

4. Memastikan bukti-bukti tertulis dan dokumen-dokumen kerugian

5. Menginvestigasi klaim

6. Memperkirakan jumlah kerugian 7. Menyetujui penyelesaian klaim 8. Evaluasi klaim

(34)

Keuangan 1. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan bidang keuangan dan akuntansi.

2. Menghitung produksi premi. 3. Menghitung pembayaran klaim 4. Pengawasan penggunaan dana 5. Menghitung RBC

6. Menegosiasikan alokasi modal dengan Direktur Keuangan

7. Alokasi biaya-biaya

8. Layanan pembayaran klaim 9. Analisis laporan keuangan. Akuntansi 1. Akuntansi inventaris

2. Admininistrasi jurnal-jurnal dan buku-buku besar

3. Auditing

4. Menyusun laporan - laporan akuntansi.

5. Pelaksanaan Akuntansi Reasuransi. Keuangan dan

akuntansi

Sistem Informasi 1. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan bidang sistem informasi.

(35)

3. Pelaksanaan Pengelolaan Jaringan Sumber daya manusia 1. Menyusun Rencana Kerja dan

Anggaran Perusahaan bidang SDM 2. Menseleksi dan mempekerjakan

calon pegawai

3. Pelatihan & pengembangan SDM 4. Evaluasi pegawai

5. Promosi, mutasi, dan demosi pegawai

6. Administrasi personalia. SDM dan umum

Kesekretariatan dan umum

1. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan bidang Kesekretariatan dan umum

2. Pelaksana umum & kendaraan 3. Pelaksana Kesekretariatan 4. Pelaksana hubungan masyarakat. 5. Dukungan operasional

(36)

3.4 Menentukan Ruang Lingkup Perencanaan Strategi Informasi PT. Asuransi Purna Artanugraha

3.4.1 Fase 0 : Konteks dan Ruang Lingkup Dari Suatu Rencana Strategis Sistem Informasi

Fase ini menentukan penempatan, persyaratan dan lingkup relatif dari bisnis terkait dan proyek strategi sistem informasi. Fase ini terdiri dari tahap 0.1 yang akan dijabarkan sebagai berikut.

Tahap 0.1 : Menentukan Konteks dan Ruang Lingkup.

Ruang lingkup penulisan skripsi ini meliputi perencanaan strategi informasi pada PT. Asuransi Purna Artanugraha khususnya pada produk asuransi marine hull (asuransi kerugian pada kapal laut). PT. Asuransi Purna Artanugraha memiliki seorang Direktur Utama yang membawahi Direktur Operasi serta Direktur Keuangan dan SDM. Strategi yang akan diterapkan adalah meningkatkan nasabah

non-captive agar PT. Asuransi Purna Artanugraha tidak memiliki ketergantungan

terhadap induk perusahaan. Untuk mencapai strategi ini, PT. Asuransi Purna Artanugraha harus menerapkan metode yang berorientasi kepada nasabah. PT. Asuransi Purna Artanugraha memiliki produk unggulan yaitu asuransi Marine

Hull.

PT. Asuransi Purna Artanugraha memiliki lima divisi yaitu Divisi Pemasaran, Divisi Underwriting, Divisi Klaim, Divisi Keuangan dan Akuntansi, serta Divisi SDM dan Umum.

Strategi yang digunakan oleh PT. Asuransi Purna Artanugraha saat ini adalah mengembangkan kekuatan perusahaan, dimana PT. Asuransi Purna Artanugraha

(37)

memiliki corporate image sebagai perusahaan asuransi yang konsisten di bidang bisnis Marine Hull, dan meningkatkan kerjasama dalam hal reasuransi.

Permasalahan yang teridentifikasi dan terkait dengan topik perencanaan strategi informasi adalah belum dimanfaatkannya secara optimal teknologi informasi guna mendukung perusahaan dalam memenangkan persaingan dengan perusahaan sejenis. Solusi untuk masalah ini adalah dengan menerapkan strategi informasi yang mengoptimalkan penggunaan sistem dan teknologi informasi untuk memberikan keuntungan kompetitif bagi perusahaan.

PT. Asuransi Purna Artanugraha memiliki sasaran yang harus dicapai. Kondisi keuangan yang baik adalah salah satu sasarannya. Untuk mencapai sasaran ini, PT. Asuransi Purna Artanugraha akan berusaha untuk meningkatkan pendapatan premi dan laba pertahun. Namun, persaingan antar perusahaan asuransi yang semakin ketat dapat menghambat pencapaian sasaran ini. Analisis terhadap kompetitor dan pasar dengan menggunakan aplikasi-aplikasi pendukung keputusan seperti DSS (Decision Support System) dan EIS (Executive Information System) dapat membantu dalam pembuatan keputusan yang signifikan untuk mencapai sasaran ini.

Sasaran PT. Asuransi Purna Artanugraha berikutnya adalah meningkatkan efisiensi dan kinerja perusahaan. Solusinya adalah dengan memperbaiki sistem informasi dan teknologi informasi yang dimiliki saat ini. Langkah-langkah pencapaiannya adalah dengan menganalisa dan merencanakan aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan PT. Asuransi Purna Artanugraha. Setelah itu aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan PT. Asuransi Purna Artanugraha akan diterapkan.

(38)

Selain sasaran diatas, PT. Asuransi Purna Artanugraha juga ingin meningkatkan jumlah nasabah non-captive. Untuk mencapainya, PT. Asuransi Purna Artanugraha akan melakukan kegiatan pemasaran secara aktif untuk menarik minat nasabah non-captive dan menerapkan strategi yang berorientasi pada konsumen. Namun, dalam pencapaiannya PT. Asuransi Purna Artanugraha menemui kendala dimana sumber-sumber daya yang dimiliki kurang memadai seperti sumber daya manusia dan sumber daya keuangannya. Salah satu solusi yang dapat dipakai adalah dengan memanfaatkan teknologi informasi seperti

website untuk membantu aktivitas pemasaran.

3.4.2 Fase 1 : Menentukan Kebutuhan Informasi Bisnis dan Dukungan Bisnis

Tujuan dari fase ini adalah untuk mendirikan dasar fakta untuk membangun sebuah strategi. Fase ini terdiri dari tahap 1.2 dan 1.3 yang akan dijabarkan sebagai berikut.

Tahap 1.2 : Persiapan Pengumpulan Informasi.

Visi dari PT. Asuransi Purna Artanugraha adalah menjadikan asuransi PT. Asuransi Purna Artanugraha sebagai perusahaan asuransi yang terpercaya yang memberikan kepuasan pelayanan secara prima kepada seluruh stakeholders dalam pasar global. Sedangkan misinya adalah menyelenggarakan perusahaan asuransi kerugian secara professional dalam memberikan rasa aman dan nyaman secara berkesinambungan kepada seluruh stakeholders. Tujuan perusahaan yang hendak dicapai dalam 5 tahun mendatang adalah pemenuhan modal disetor pada tahun 2010 sebesar Rp. 50 Milyar.

(39)

PT. Asuransi Purna Artanugraha sudah menggunakan komputer dalam menjalankan bisnisnya sehari-hari. Aplikasi yang digunakan untuk mendukung kegiatan bisnis adalah ICH yang dibangun dengan menggunakan program Foxpro. Aplikasi ICH ini mengintegrasikan seluruh divisi perusahaan, yang memungkinkan pegawai pada divisi underwriting, klaim, dan keuangan untuk melakukan manajemen informasi. Sedangkan pegawai pada divisi pemasaran dan SDM, hanya dapat melihat data yang sudah dientry oleh pegawai bagian lainnya. Laporan yang dibuat oleh pegawai bagian pemasaran, akan dientry oleh pegawai bagian

underwriting. Dan laporan yang dibuat oleh pegawai bagian SDM, akan dientry

oleh bagian keuangan.

Fase 1.3 : Menentukan Prioritas dan Kebutuhan Informasi Bisnis dan Dukungan Bisnis

Fase ini berisi hasil wawancara yang berupa dua buah tabel yaitu tabel hasil wawancara bisnis yang dijabarkan pada tabel 3.6 dan tabel pernyataan konsolidasi (rangkuman wawancara bisnis) mengenai kebutuhan informasi dan dukungan bisnis yang dijabarkan pada tabel 3.7

(40)

3.5 Penilaian Sistem yang Berjalan

3.5.1 Fase 2.1 : Analisis Terhadap Aplikasi dan Aspek Teknis

Berikut ini adalah hasil analisis terhadap aplikasi dan aspek teknis yang dimiliki PT. Asuransi Purna Artanugraha.

Aspek teknis yang dimiliki oleh PT. Asuransi Purna Artanugraha adalah: • 3 unit server Compaq Proliant 370 dengan spesifikasi sebagai berikut:

- CPU : Intel pentium III 1 GHz. - Memory : 512 Mb RAM

- Hardisk : 20 Gigabyte

• 56 unit komputer client dengan spesifikasi sebagai berikut: - CPU : Intel pentium III 700 MHz.

- Memory : 128 Mb RAM - Hardisk : 20 Gigabyte

• Alat-alat pendukung lainnya sebagai berikut: - 6 printer Epson LQ-2180

- 4 hub Tricom 24 port.

- 1 modem Dial-Up Prolink 56,6 Kbps.

Sedangkan aplikasi perangkat lunak yang digunakan untuk mendukung proses bisnis perusahaan adalah:

- Windows NT untuk sistem operasi server. - Windows 2000 untuk sistem operasi client. - Microsoft Office 2000

(41)

Selain aplikasi perangkat lunak diatas, PT. Asuransi Purna Artanugraha juga menggunakan aplikasi ICH untuk mendukung kegiatan bisnis asuransi yang dibangun dengan menggunakan program Foxpro. Penjelasan yang lebih rinci, dapat dilihat pada tabel 3.8 yang menjelaskan modul-modul dari software aplikasi ICH yang dimiliki PT. Asuransi Purna Artanugraha.

Tabel 3.8 Aplikasi yang dimiliki PT. Asuransi Purna Artanugraha. Application Status P = Plan D = Dev’t L = Live Date First Live Hardware & Software Environtment User Interface Mode Comments

Akuntansi L 1999 Compaq Proliant 370 PC Pentium 3 Windows 2000/NT

Foxpro

Interactive Aplikasi yang cukup baik,

namun agak sulit dalam hal penggunaan serta

pemeliharaan sehingga perlu diperbaharui. Keuangan L 1999 Compaq Proliant 370

PC Pentium 3 Windows 2000/NT

Foxpro

Interactive Aplikasi yang sangat

berpengaruh pada kegiatan operasional namun belum dapat memenuhi kebutuhan dan sudah kurang sesuai dengan kondisi saat ini sehingga perlu diperbaharui. Penggajian L 1999 Compaq Proliant 370

PC Pentium 3 Windows 2000/NT

Foxpro

Interactive Aplikasi yang dapat

memberikan output yang tergolong baik namun perlu dikembangkan agar sesuai dengan kondisi saat ini.

Underwriting L 1999 Compaq Proliant 370 PC Pentium 3 Windows 2000/NT

Foxpro

Interactive Aplikasi yang berdampak besar pada kegiatan operasional namun berkualitas teknis rendah sehingga harus perbaharui

Claims Management L 1999 Compaq Proliant 370 PC Pentium 3 Windows 2000/NT Foxpro

Interactive Aplikasi yang tergolong

baik, namun sebaiknya dikembangkan agar sesuai dengan kondisi saat ini.

Policy Management L 1999 Compaq Proliant 370 PC Pentium 3 Windows 2000/NT Foxpro

Interactive Aplikasi yang dapat

memberikan output yang tergolong baik, namun sulit dalam penggunaan serta pemeliharaan sehingga perlu diperbaharui agar dapat memenuhi tuntutan bisnis.

(42)

Audit Grid

Untuk mengetahui hasil implementasi aplikasi yang ada, maka dilakukan analisis terhadap sistem aplikasi yang berjalan. Analisis terhadap sistem aplikasi yang berjalan ini dilakukan dengan menggunakan audit grid. Hasil analisis yang diperoleh dijabarkan pada tabel 3.9a sampai dengan tabel 3.14b sebagai berikut:

Akuntansi

Tabel 3.9a Kualitas teknis untuk aplikasi Akuntansi

Kualitas Teknis

3 2 1 Jumlah Responden

Nilai Rata- rata Kepuasan pengguna terhadap kinerja aplikasi 2 1 2 5 10 2.00 Kepuasan terhadap output aplikasi 3 2 0 5 13 2.60

Kemudahan pemeliharaan aplikasi 1 0 4 5 7 1.40

Kemampuan aplikasi untuk jangka panjang 1 1 3 5 8 1.60 Penghematan biaya operasional oleh aplikasi. 2 2 1 5 11 2.20 Total 49 9.80 Rata-rata 1.96

Tabel 3.9b Nilai bisnis untuk aplikasi Akuntansi

Nilai Bisnis

3 2 1 Jumlah Responden

Nilai Rata-rata Dampak aplikasi terhadap kegiatan operasional 3 2 0 5 13 2.60

Peningkatan efisiensi waktu 2 2 1 5 11 2.20

Kebutuhan pengembangan aplikasi 1 1 3 5 8 1.60

Kemudahan penggunaan aplikasi 1 1 3 5 8 1.60

Intensitas penggunaan aplikasi 4 1 0 5 14 2.80

Total 54 10.80 Rata-rata 2.16

Keuangan

Tabel 3.10a Kualitas teknis untuk aplikasi Keuangan

Kualitas Teknis

3 2 1 Jumlah Responden

Nilai Rata- Rata Kepuasan pengguna terhadap kinerja aplikasi 1 1 3 5 8 1.60 Kepuasan terhadap output aplikasi 2 2 1 5 11 2.20

Kemudahan pemeliharaan aplikasi 1 1 3 5 8 1.60

Kemampuan aplikasi untuk jangka panjang 1 2 2 5 9 1.80 Penghematan biaya operasional oleh aplikasi. 2 2 1 5 11 2.20 Total 47 9.40 Rata-rata 1.88

(43)

Tabel 3.10b Nilai bisnis untuk aplikasi Keuangan Nilai Bisnis 3 2 1 Jumlah Responden Nilai Rata-rata Dampak aplikasi terhadap kegiatan operasional 3 2 0 5 13 2.60

Peningkatan efisiensi waktu 2 2 1 5 11 2.20

Kebutuhan pengembangan aplikasi 1 1 3 5 8 1.60

Kemudahan penggunaan aplikasi 1 0 4 5 7 1.40

Intensitas penggunaan aplikasi 4 1 0 5 14 2.80

Total 53 10.60 Rata-rata 2.12

Penggajian

Tabel 3.11a Kualitas teknis untuk aplikasi Penggajian

Kualitas Teknis 3 2 1 Jumlah

Responden

Nilai Rata- Rata Kepuasan pengguna terhadap kinerja aplikasi 2 3 0 5 12 2.40 Kepuasan terhadap output aplikasi 3 2 0 5 13 2.60

Kemudahan pemeliharaan aplikasi 1 1 3 5 8 1.60

Kemampuan aplikasi untuk jangka panjang 1 1 3 5 8 1.60 Penghematan biaya operasional oleh aplikasi. 2 2 1 5 11 2.20 Total 52 10.40 Rata-rata 2.08

Tabel 3.11b Nilai bisnis untuk aplikasi Penggajian

Nilai Bisnis 3 2 1 Jumlah

Responden

Nilai Rata-rata Dampak aplikasi terhadap kegiatan operasional 2 2 1 5 11 2.20

Peningkatan efisiensi waktu 2 2 1 5 11 2.20

Kebutuhan pengembangan aplikasi 1 1 3 5 8 1.60

Kemudahan penggunaan aplikasi 1 1 3 5 8 1.60

Intensitas penggunaan aplikasi 4 1 0 5 14 2.80

Total 52 10.40 Rata-rata 2.08

(44)

Underwriting

Tabel 3.12a Kualitas teknis untuk aplikasi Underwriting

Kualitas Teknis 3 2 1 Jumlah

Responden

Nilai Rata- Rata Kepuasan pengguna terhadap kinerja aplikasi 3 1 1 5 12 2.40 Kepuasan terhadap output aplikasi 2 1 2 5 10 2.00

Kemudahan pemeliharaan aplikasi 0 2 3 5 7 1.40

Kemampuan aplikasi untuk jangka panjang 0 1 4 5 6 1.20 Penghematan biaya operasional oleh aplikasi. 3 0 2 5 11 2.20 Total 46 9.20 Rata-rata 1.84

Tabel 3.12b Nilai bisnis untuk aplikasi Underwriting

Nilai Bisnis 3 2 1 Jumlah

Responden

Nilai Rata-rata Dampak aplikasi terhadap kegiatan operasional 5 0 0 5 15 3.00

Peningkatan efisiensi waktu 4 1 0 5 14 2.80

Kebutuhan pengembangan aplikasi 0 1 4 5 6 1.20

Kemudahan penggunaan aplikasi 1 1 3 5 8 1.60

Intensitas penggunaan aplikasi 4 1 0 5 14 2.80

Total 57 11.40 Rata-rata 2.28

Claims Management

Tabel 3.13a Kualitas teknis untuk aplikasi Claims Management

Kualitas Teknis 3 2 1 Jumlah

Responden

Nilai Rata- Rata Kepuasan pengguna terhadap kinerja aplikasi 3 2 0 5 13 2.60 Kepuasan terhadap output aplikasi 2 2 1 5 11 2.20

Kemudahan pemeliharaan aplikasi 1 1 3 5 8 1.60

Kemampuan aplikasi untuk jangka panjang 0 1 4 5 6 1.20 Penghematan biaya operasional oleh aplikasi. 3 2 0 5 13 2.60 Total 51 10.20 Rata-rata 2.04

(45)

Tabel 3.13b Nilai bisnis untuk aplikasi Claims Management Nilai Bisnis 3 2 1 Jumlah Responden Nilai Rata-rata Dampak aplikasi terhadap kegiatan operasional 5 0 0 5 15 3.00

Peningkatan efisiensi waktu 3 2 0 5 13 2.60

Kebutuhan pengembangan aplikasi 1 1 3 5 8 1.60

Kemudahan penggunaan aplikasi 0 2 3 5 7 1.40

Intensitas penggunaan aplikasi 4 1 0 5 14 2.80

Total 57 11.40 Rata-rata 2.28

Policy Management

Tabel 3.14a Kualitas teknis untuk aplikasi Policy Management

Kualitas Teknis 3 2 1 Jumlah

Responden

Nilai Rata- Rata Kepuasan pengguna terhadap kinerja aplikasi 4 1 0 5 14 2.80 Kepuasan terhadap output aplikasi 1 1 3 5 8 1.60

Kemudahan pemeliharaan aplikasi 1 0 4 5 7 1.40

Kemampuan aplikasi untuk jangka panjang 0 0 5 5 5 1.00 Penghematan biaya operasional oleh aplikasi. 3 2 0 5 13 2.60 Total 47 9.40 Rata-rata 1.88

Tabel 3.14b Nilai bisnis untuk aplikasi Policy Management

Nilai Bisnis 3 2 1 Jumlah

Responden

Nilai Rata-rata Dampak aplikasi terhadap kegiatan operasional 3 2 0 5 13 2.60

Peningkatan efisiensi waktu 3 2 0 5 13 2.60

Kebutuhan pengembangan aplikasi 0 0 5 5 5 1.00

Kemudahan penggunaan aplikasi 0 1 4 5 6 1.20

Intensitas penggunaan aplikasi 4 1 0 5 14 2.80

Total 51 10.20 Rata-rata 2.04

(46)

Hasil-hasil analisis yang terdapat pada tabel-tabel diatas disimpulkan pada tabel 3.15 sebagai berikut:

Tabel 3.15 Hasil analisis audit grid

Aplikasi Nilai Teknis

(x) Nilai Bisnis (y) Keterangan A. Akuntansi 1.96 2.16 Perbaharui B. Keuangan 1.88 2.12 Perbaharui

C. Penggajian 2.08 2.08 Pelihara dan kembangkan

D. Underwriting 1.84 2.28 Perbaharui

E. Claims Management 2.04 2.28 Pelihara dan kembangkan

(47)

Berdasarkan hasil analisis yang didapat pada tabel-tabel diatas maka dibuatlah matriks audit grid untuk aplikasi-aplikasi yang dimiliki oleh PT. Asuransi Purna Artanugraha. Matriks audit grid ini digambarkan pada gambar 3.5

Gambar 3.5 Diagram hasil analisis audit grid untuk PT. Asuransi Purna Artanugraha

1 2 3 2 3 1.2 1.4 1.6 1.8 2.2 2.8 1.6 2.6 1.2 1.4 2.4 1.8 2.2 2.8 2.6 2.4 Kualitas Teknis Nila i Bisnis R enda h Rendah Ti ng gi Tinggi A. B. C. D. E. F. Hapuskan Perbaharui Kaji Kembali

(48)

3.5.2 Fase 2.2 : Analisis Arsitektur Informasi

Pada fase ini akan dijabarkan konsep arsitektur informasi pada PT. Asuransi Purna Artanugraha. Konsep arsitektur informasi yang dijabarkan adalah analisis subjek data, ERD, skema proses bisnis, serta peta sistem aplikasi yang dimiliki oleh PT. Asuransi Purna Artanugraha.

Analisis Subjek Data

Subject databases lebih berkaitan kepada subjek-subjek organisasional

daripada aplikasi komputer konvensional. Subjek data adalah sekumpulan entitas yang menjadi sumber atau masukan bagi data yang dibutuhkan di dalam sistem yang dikelompokkan menjadi suatu kelompok tertentu. Subjek data yang dimiliki oleh PT. Asuransi Purna Artanugraha adalah sebagai berikut:

Agen Polis Anggaran Premi

Gaji Produk Asuransi

Inventaris Promosi

Klaim Rancangan Produk

Nasabah Reasuransi

Objek Tertanggung Rekanan

Pegawai Underwriting

(49)

Entity Relationship Diagram (ERD)

Gambar 3.6 mendeskripsikan hubungan relasi antar entitas pada PT. Asuransi Purna Artanugraha atau yang sering disebut sebagai ERD.

Pegawai Pemasaran Underwriting Klaim Keuangan dan Akuntansi SDM dan Umum Inventaris Klaim Reasuransi Gaji Rekanan Objek Tertanggung Nasabah Polis Premi Produk Asuransi Underwriting Anggaran Agen Promosi Rancangan Produk Pembayaran

(50)

Skema Proses Bisnis

Skema proses bisnis adalah representasi bentuk diagram dari layer-layer struktur fungsi bisnis yang diidentifikasikan dalam hirarki fungsi bisnis, tetapi dengan ditambahkan perspektif aliran bisnis ‘horisontal’. Aliran - aliran ini termasuk hubungan dengan nasabah eksternal dan rantai pemasok, serta padanan internalnya. Tabel 3.16 menggambarkan skema proses bisnis pada PT. Asuransi Purna Artanugraha.

Peta Sistem Aplikasi

Skema proses bisnis diatas menjadi dasar dalam pembuatan peta sistem aplikasi. Peta sistem aplikasi adalah representasi bentuk diagram dari set aplikasi yang ideal untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan bisnis yang telah diidentifikasi. Peta sistem aplikasi untuk PT. Asuransi Purna Artanugraha terdapat pada gambar 3.7.

(51)

3.5.3 Analisis Arsitektur Jaringan

Gambar 3.8 dibawah, mendeskripsikan jaringan komputer PT. Asuransi Purna Artanugraha.

ISP Hub 24 Port Modem Dial-Up

Serv er Serv er Serv er Hub 24 Port

Hub 24 Port Hub 24 Port

PC PC PC PC PC PC PC PC PC Printer Printer Printer PC PC PC Printer PC PC PC Printer PC PC PC Printer

Div isi Pemasaran (13 PC)

Div isi Klaim (7 PC)

Div isi Underwriting (11 PC)

Div isi Keuangan (14 PC) Div isi SDM & Umum

(8 PC) Direksi (3 PC) PC Cabang Jakarta Printer PC Cabang Bandung Printer PC Cabang Y ogy akarta

Printer PC Cabang Solo Printer PC Cabang Surabay a Printer

Modem Dial-Up Modem Dial-Up Modem Dial-Up Modem Dial-Up Modem Dial-Up

(52)

Office automation, communication, email, operational decision support, dll. Office automation, communication, email, operational decision support, dll.

Gambar 3.7 Peta Sistem Aplikasi PT. Asuransi Purna Artanugraha. Gambar 3.7 Peta Sistem Aplikasi PT. Asuransi Purna Artanugraha. Kualitas pemenuhan kebutuhan:

Kualitas pemenuhan kebutuhan: Poor Poor OK OK Tactical Tactical

Dukunga n oper asional Dukunga n oper asional An al is is & An al is is & Perenc anaan Perenc anaan Penga w as an & Penga w as an & Pen g enda lia n Tran sak si Tran sak si Str ategik Str ategik Dukungan data pasar Dukungan data pasar Identifikasi pelanggan Identifikasi pelanggan Belanja promosi Belanja promosi Kontrol promosi Kontrol promosi Dukungan data nasabah Dukungan data nasabah Transaksi Transaksi asuransi asuransi Pengawasan Pengawasan pendapatan pendapatan Kontrol agen lapangan Kontrol agen lapangan Dukungan data nasabah Dukungan data nasabah Transaksi Transaksi asuransi asuransi Pengawasan Pengawasan pendapatan pendapatan Kontrol agen lapangan Kontrol agen lapangan Pengumpulan bukti verifikasi Pengumpulan bukti verifikasi Penyetujuan pengajuan polis Penyetujuan pengajuan polis Penutupan Penutupan polis polis Penetapan Penetapan tarif tarif Pengawasan persetujuan polis Pengawasan persetujuan polis Pengumpulan bukti verifikasi Pengumpulan bukti verifikasi Penyetujuan pengajuan polis Penyetujuan pengajuan polis Penutupan Penutupan polis polis Penetapan Penetapan tarif tarif Pengawasan persetujuan polis Pengawasan persetujuan polis Kontrol reasuransi dan rekanan Kontrol reasuransi dan rekanan Perjanjian reasuransi Perjanjian reasuransi Dukungan data rekanan dan perjanjian Dukungan data rekanan dan perjanjian Verifikasi Verifikasi kontrak kontrak Pembayaran Pembayaran klaim klaim

Data dan dukungan investigasi Data dan dukungan

investigasi Investigasi Investigasi klaim klaim Pengawasan Pengawasan anggaran pembayaran klaim anggaran pembayaran klaim Verifikasi Verifikasi kontrak kontrak Pembayaran Pembayaran klaim klaim

Data dan dukungan investigasi Data dan dukungan

investigasi Investigasi Investigasi klaim klaim Pengawasan Pengawasan anggaran pembayaran klaim anggaran pembayaran klaim

Data dan bukti pendukung Data dan bukti pendukung akuntansi dan keuangan akuntansi dan keuangan

Administrasi buku besar Administrasi buku besar Auditing Auditing Penerimaan dan pengeluaran polis dan pembayaran Penerimaan dan pengeluaran polis dan pembayaran Pencatatan transaksi polis dan keuangan Pencatatan transaksi polis dan keuangan Pengawasan penggunaan dana perusahaan Pengawasan penggunaan dana perusahaan Pengawasan Pengawasan sistem sistem Pengawasan jaringan Pengawasan jaringan

Data dan dukungan personalia Data dan dukungan

personalia Penggajian dan kompensasi Penggajian dan kompensasi Pengawasan kinerja pegawai Pengawasan kinerja pegawai Dukungan data operasional perusahaan Dukungan data operasional perusahaan Kontrol administrasi personalia Kontrol administrasi personalia Data aset TI Data aset TI Belanja Belanja IT IT Pen g enda lia n

(53)

Function Objective/Goal CSF Ext/ Int

Able to infl

Performance Measures Business information

& support needs

Prty

Riset pasar Mengetahui tren pasar

Mengetahui produk pesaing

Survei kepuasan nasabah

Analisis yang akurat terhadap kebutuhan pasar

Perbandingan keunikan dan keunggulan produk pesaing

Perolehan indeks kepuasan Penampungan masukan dan saran dari konsumen

E E E E Y Y Y Y

Indeks kepuasan pelanggan meningkat Masukan yang bersifat membangun diterapkan Jumlah nasabah aktif ykuisioner ymetode pengumpulan sampel nasabah H Promosi produk kepada nasabah/calon nasabah Pengenalan produk-produk lama dan baru

Produksi premi bertambah 20% per tahun

Penggunaan media promosi yang baik

Kemampuan menarik pelanggan yang potensial

I

I Y

Y

Jumlah pelanggan baru bertambah Penyediaan media promosi yang efektif dan layanan produk terhadap nasabah dijalankan dengan baik.

H

Memperkirakan anggaran promosi

Analisa media promosi Media yang efektif dan murah I Y Produk asuransi ASPAN dikenal luas Keputusan terhadap media yang digunakan dan biaya secara umum

(54)

catatan nasabah nasabah Penelusuran histori nasabah dengan nasabah Pelayanan nasabah corporate dan retail

Pendapatan premi non

captive mencapai 86%

pada tahun 2009

Pendapatan premi bruto mencapai Rp 187 Milyar pada tahun 2009

Fokus penjualan produk pada nasabah non-captive

Kelancaran penagihan premi I

I Y

Y

Perluasan promosi dan

pemberian kemudahan bagi calon nasabah serta manajemen premi yang efektif untuk menghindari premi macet H Analisis dan pertimbangan permohonan pengajuan asuransi Penyetujuan polis dengan kapabilitas yang baik

Tercapainya

underwriting result

rata-rata 35% per tahun

Analisis calon nasabah

Penilaian potensi nasabah I Y Tingkat polis bermasalah berkurang Informasi mengenai data calon nasabah dan investigasi awal objek tertanggung

(55)

Analisa resiko terhadap objek tertanggung Penutupan asuransi

Kondisi objek dan dokumen terkait

Kondisi dan pemenuhan syarat

I

I Y

Y

Resiko yang kecil pada objek analisa objek.

Penyetujuan dan investasi klaim

Pembayaran klaim sesuai isi kontrak

Validitas nasabah dan objek tertanggung

E Y Pembayaran terhadap klaim yang tepat Data investigasi dan aspek hukum H Negosiasi dan kerjasama reasuransi Memperkuat permodalan perusahaan Mengurangi resiko perusahaan Negosiasi penempatan resiko

Kerjasama dengan perusahaan reasuransi bereputasi baik

Rasio yang sesuai

E

E Y

Y

Jumlah rekanan bereputasi baik bertambah

Perusahaan menanggung resiko sesuai kemampuan

Pembagian dan metode tanggungan terhadap polis berikut pembagian resiko yang ideal. M Manajemen biaya dan keuangan Menganalisa laporan keuangan

Alokasi biaya dan aliran dana

Layanan pembayaran

Laporan keuangan yang akurat Kecepatan penanganan pembayaran I I Y Y

Pertumbuhan kondisi keuangan yang sehat

Efisiensi dan efektifitas anggaran

Laporan keuangan dan prediksi pertumbuhan biaya dan inflasi.

(56)

Penyusunan laporan keuangan perusahaan detail. Perhitungan RBC Mengetahui perkembangan RBC RBC mencapai tingkat sebesar 261,24% pada tahun 2009

Pertumbuhan laba tahunan I Y

Perolehan hasil tingkat RBC yang akurat

Likuiditas aliran dana perusahaan meningkat

Penyesuaian biaya operasional dengan target laba yang telah ditetapkan.

M

Perawatan dan pengembangan sistem yang berjalan

Pengelolaan sistem dan jaringan

I Y Penanganan kerusakan dan dukungan pengguna

Penelusuran kerusakan yang terjadi dan pembenahan sistem

M

Manajemen sumber daya manusia

Jumlah ahli asuransi mencapai 2 orang untuk gelar AAIK dan 12 dengan gelar AAAIK Pelatihan karyawan yang terprogram

Promosi, mutasi dan demosi pegawai

Perekrutan karyawan yang berkualifikasi tinggi

Kompensasi yang layak bagi pegawai

I

I Y

Y

Sistem perekrutan yang dilakukan dengan

pertimbangan pengalaman dan kompetensi

Pencatatan dan evaluasi kinerja karyawan

H

H

Keterangan:

Ext/Int : E = External, I = Internal Able to infl: Y = Yes, N = No

Gambar

Gambar 3.1 mendeskripsikan hasil analisis Porter untuk PT. Asuransi Purna  Artanugraha
Gambar 3.2 Value Chain untuk bisnis jasa (“Value Shop”)
Tabel 3.1 menjelaskan analisis SWOT untuk PT. Asuransi Purna  Artanugraha.
Tabel IFAS
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga diharapkan dengan adanya IPAL komunal dengan hasil swadaya masyarakat ini dapat memberikan manfaat besar khususnya bagi lokasi replikasi IPAL dan umumnya dapat membantu

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa adanya bakteri Salmonella sp di ruangan dalam kandang ayam Broiler di Desa Cot Sayun,

Perubahan degeneratif fisik yang sering terjadi pada wanita premenopause di Kelurahan Biringere meliputi perubahan pada bagian sistem muskuloskeletal, sistem

The purpose of this research is for: 1 to describe the problems of single gender class management in teaching Islamic Education at Hidayatul Mubtadi’in Junior High School

Untuk mewujudkan proses peradilan yang benar sesuai ketentuan hukum yangberlaku (due process model), maka Kitab Undang-Undang Hukum AcaraPidana (KUHAP) sebagai dasar

Untuk menentukan pola dan model dari inflasi tersebut, maka pendekatan yang digunakan menggunakan model ARIMA, fungsi transfer, variasi kalender, intervensi, ARIMAX

yang telah membawa ummatnya ke jalan yang penuh dengan ilmu pengetahuan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ PENGARUH PENERAPAN NILAI-NILAI ISLAM

Dan anak produk kloning tersebut jika dihasilkan dari proses pemindahan sel telur yang telah digabungkan dengan inti sel tubuh ke dalam rahim perempuan yang bukan pemilik sel