• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Prosiding BPTP Karangploso No. 02

ISSN: 1410-9905

PROSIDING

SEMINAR HASIL

PENELITIAN/PENGKAJIAN

BPTP KARANGPLOSO

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KARANGPLOSO

2000

(2)

PENGKAJIAN PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK PADA BEBERAPA KLON ANGGUR HARAPAN BANJARSARI

(Assessment on the use of organic fertilizer on several clones of promise grape “Banjarsari”)

Bambang Tegopati, Baswarsiati, Loraine Munir dan Martinus Sugiyarto

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Karangploso

ABSTRAK

Untuk memperoleh tanaman anggur yang baik pertumbuhannya dan berproduksi tinggi perlu menggunakan pupuk organik. Penelitian dilaksanakan di IPPTP Banjarsari (± 5 m dpl.) menggunakan split plot, dengan 12 perlakuan dan 2 ulangan, yang dilaksanakan pada bulan April 1999 – Maret 2000. Pupuk organik yang digunakan ialah bokasi dan pupuk kandang, sedangkan varietas yang digunakan ialah BS.45, BS.60, BS.61, BS.85, BS.86 dan BS.88. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata jumlah bunga paling tinggi dicapai oleh perlakuan pupuk kandang pada varietas BS.60, dan panjang tras paling tinggi dicapai oleh perlakuan bokasi pada varioetas BS.88, sedangkan produksi paling tinggi dicapai oleh perlakuan pupuk kandang pada varietas BS.60, dan berat tros paling tinggi dicapai oleh varietas BS.86.

Kata kunci: Pupuk organik, klon anggur harapan Banjarsari.

ABSTRACT

Organic manure was used to improve the growth and the production of grapevine. Research was conducted at IPPTP Banjarsari from April 1999 to March 2000, using split plot , 12 treatments, and 2 replications. Organic manures used were bokashi and manure, and grapevine varieties were BS.45, BS.60, BS.61, BS.85, BS.86, and BS.88. The result showed that average of grape flower highest was BS.60 variety on manure treatment, and the highest bunch length reached by BS.88 variety on bokashi treatment. The most production can be reached by BS.60 variety on manure treatment and the bunch weight by BS.86.

Key words : Organic manure, Banjarsari grape clonal.

PENDAHULUAN

Anggur merupakan salah satu komoditas buah-buahan yang saat ini mulai meningkat peluang pasarnya. Sejak krisis moneter yang mana mempengaruhi juga pada harga buah-buahan impor termasuk anggur semakin meningkat harganya. Hal ini merupakan peluang untuk meningkatkan produksi anggur dalam negeri. Prospek pemasaran anggur yang makin baik perlu didukung oleh produktivitas dan kualitas yang makin mantap. Usaha peningkatan produksi bisa dicapai melalui beberapa cara di antaranya melalui intensifikasi budidaya.

Intensifikasi budidaya dapat dilakukan dengan cara menggunakan pupuk secara efisien. Penggunaan bahan-bahan organik yang tersedia di alam ini sebagai pupuk alami merupakan salah satu usaha untuk mengefisienkan penggunaan pupuk. Selama ini ketergantungan terhadap pupuk anorganik yang sangat berlebihan akan mempengaruhi kesuburan tanah. Apalagi dengan mahalnya harga pupuk saat ini maka perlu mencari pupuk alternatif yang dapat berupa pupuk hayati seperti halnya pupuk kandang, pupuk hijau atau menggunakan bokasi dan sebagainya.

Selama ini pemupukan pada tanaman anggur selalu tergantung pada penggunaan pupuk anorganik dan beberapa petani ada yang memanfaatkan pupuk kandang sebagai pupuk dasarnya. Takaran pupuk kandang yang dapat diberikan pada tanaman anggur berumur sekitar 5 tahun yaitu 7,5-10 blek per pohon ( 50 kg) (Kusumainderawati dkk. 1992). Sedangkan takaran pupuk buatannya berupa urea 337,5 gram/pohon, TSP 270 g/pohon dan KCl 337,5 gram/pohon untuk tanaman anggur berumur 4-5 tahun (Soegito dan Kusumainderawati, 1991).

Penggunaan pupuk hayati yang termasuk diantaranya bokasi dengan memanfaatkan effective microorganism (EM) dengan cara menfermentasikan bahan organik dapat digunakan untuk memperbaiki kesehatan kualitas tanah yang selanjutnya akan memperbaiki pertumbuhan serta jumlah dan mutu hasil tanaman, serta dapat memperbaiki lingkungan fisik, kimia dan biologis tanah, serta menekan pertumbuhan hama dan penyakit dalam tanah (Hardianto dan Ernawanto, 1997). Karena dengan penggunaan bokasi sangat banyak menguntungkan tanaman, maka perlu diadakan pengkajian lebih lanjut dengan memanfaatkan EM dan bahan alami seperti pupuk kandang dan sekam.

Adapun tujuan pengkajian ini ialah untuk memperbaiki teknologi pemupukan bahan organik pada tanaman anggur dan bisa meningkatkan kualitas dan produktivitas, dan sasaran kegiatannya adalah diperolehnya teknik pemupukan bahan organik dengan menggunakan EM pada beberapa klon anggur harapan Banjarsari.

(3)

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilakukan di IPPTP Banjarsari dengan tinggi tempat ± 5 m dpl, dengan tipe agroekologi Alt.3112 dengan bulan kering ± 4 bulan/tahun. Pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan April 1999 – Maret 2000, menggunakan split plot dengan 12 perlakuan yang merupakan kombinasi pupuk organik dan varietas anggur.

Perlakuan:

a). Macam pupuk organik (Sub plot) : (1). Bokasi, (2). Pupuk kandang, (3). Kontrol b). Macam varietas (Main plot) : BS.45, BS.60, BS.61, BS.85, BS.86 dan BS.88.

Pelaksanaan:

Sebelum pemberian bahan organik yang berupa bokasi dan pupuk kandang terlebih dahulu tanah di sekitar tanaman dibersihkan dan digemburkan. Setelah bokasi disimpan selama 14 hari diberikan di dalam tanah di sekitar tanaman anggur.

Dosis bokasi yang diberikan 25 kg/pohon, dan pupuk kandang yang diberikan 35 kg/pohon, sedangkan untuk perawatan tanaman diberikan urea 600 g/pohon diberikan 5 hari selebum pangkas, dan SP-36 diberikan 375 gram/pohon, KCl diberikan 450 gram/pohon masing-masing diberikan 10 hari sebelum pangkas.

Parameter yang diamati adalah saat berbunga, jumlah bunga per pohon, saat berbuah, ukuran tros buah (panjang dan lebar), saat panen, berat tiap tros per pohon dan produiksi per pohon.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Saat berbunga setelah pangkas dan jumlah bunga.

Menurut hasil analisis statistik saat berbunga setelah pangkas pada perlakuan bokasi, pupuk kandang, macam varietas maupun kontrol tidak berbeda nyata. Hal ini terlihat bahwa dengan pemberian bokasi, pupuk kandang maupun kontrol pada tiap-tiap varietas untuk saat berbunga setelah pangkas sama, walaupun antara varietas yang satu dengan yang lain berbeda 1 sampai dengan 7 hari (Tabel 1).

Tabel 1. Pengaruh pupuk organik dan varietas terhadap saat berbunga setelah pangkas pada tanaman anggur, IPPTP Banjarsari 1999/2000

Pupuk Organik

Saat berbunga ( hari )

Rata-rata BS.45 BS.60 BS.61 BS.85 BS.86 BS.88 Bokasi 29 a 27 a 34 a 29 a 23 a 22 a 27,3 a Pukan 29 a 27 a 34 a 29 a 23 a 22 a 27,3 a Kontrol 29 a 27 a 34 a 29 a 23 a 22 a 27,3 a Rata-rata 29 27 34 29 23 22

Hasil analisa umur saat berbunga setelah pangkas tidak berbeda nyata

Sedangkan jumlah bunga per pohon menunjukkan perbedaan yang nyata, yaitu perlakuan pupuk kandang pada varietas BS.60 menunjukkan angka tertinggi (165), dan urutan kedua adalah perlakuan bokasi pada varietas BS.60 (130,5). Dan kalau dibandingkan dari keenam varietas tersebut baik pada perlakuan bokasi, pupuk kandang, maupun kontrol BS.60 selalu menduduki angka tertinggi (Tabel 2).

(4)

Tabel 2. Pengaruh pupuk organik dan varietas terhadap jumlah bunga per pohon pada tanaman anggur, IPPTP Banjarsari 1999/2000

Pupuk Organik

Jumlah bunga per pohon

Rata-rata BS.45 BS.60 BS.61 BS.85 BS.86 BS.88

Bokasi 91,5 cde 130,5 ab* 57,5 ef 53,0 ef 103,0 bcd 80,5 cde 86,0 Pukan 63,0 ef 165,0 a* 58,5 ef 62,5 ef 110,5 bc 84,5 cde 90,7 Kontrol 29,0 f 87,0 cde 59,5 ef 62,0 ef 81,0 cde 69,5 de 64,7 Rata-rata 61,17 127,50 58,50 59,17 98,17 78,17

Keterangan: Angka rata-rata pada tiap kolom yang diikuti huruf sama tidak berbeda nyata (p=0,05) menurut uji jarak berganda Duncan. Hal ini memang sesuai dengan catatan dari pohon induk IPPTP Banjarsari bahwa varietas BS.60 setiap tahunnya berbunga paling banyak bila dibandingkan dengan varietas-varietas yang lain. Selain tersebut di atas diduga dengan pemberian pupuk kandang dan bokasi bisa menstimulir pembentukan bunga pada varietas BS.60.

2. Saat berbuah setelah pangkas dan panjang tros.

Umur saat berbuah setelah pangkas pada perlakuan bokasi, pupuk kandang, macam varietas maupun kontrol sesuai dengan hasil analisa staristik tidak berbeda nyata. Hal ini terlihat pada Tabel 3 bahwa pada perlakuan bokasi, pupuk kandang dan kontrol pada setiap varietas menunjukkan angka yang sama, ini berarti bahwa pemberian pupuk tidak berpengaruh pada saat berbunga, hanya karena sifat karakteristik dari masing-masing varietas menunjukkan perbedaan saat berbuah antara 1 sampai dengan 10 hari.

Tabel 3. Pengaruh pupuk organik dan varietas terhadap saat berbuah setelah pangkas pada tanaman anggur, IPPTP Banjarsari 1999/2000

Pupuk Organik

Saat berbuah ( hari )

Rata-rata BS.45 BS.60 BS.61 BS.85 BS.86 BS.88 Bokasi 44 a 42 a 49 a 46 a 39 a 39 a 43,2 Pukan 44 a 42 a 49 a 46 a 39 a 39 a 43,2 Kontrol 44 a 42 a 49 a 46 a 39 a 39 a 43,2 Rata-rata 44 42 49 46 39 39

Keterangan: Angka rata-rata pada tiap kolom yang diikuti huruf sama tidak berbeda nyata (p=0,05) menurut uji jarak berganda Duncan. Dan panjang tros pada perlakuan bokasi, pupuk kandang, macam varietas dan kontrol menunjukkan perbedaan yang nyata, yaitu pada perlakuan bokasi, pupuk kandang dan varietas BS.88 menunjukkan angka tertinggi (22,75 cm) bila dibandingkan dengan perlakuan lain (Tabel 4). Hal ini diduga karena kalau ditinjau dari lebar tros varietas BS.88 mempunyai angka paling kecil bila dibanding dengan varietas-varietas yang lain, sehingga zat pengatur tumbuh pada malai bunga lebih banyak ditransfer ke ujung-ujung malai bunga untuk menstimulir terbentuknya bunga dan buah sehingga bisa memperpanjang tros.

(5)

Tabel 4. Pengaruh pupuk organik dan varietas terhadap panjang tros pada tanaman anggur, IPPTP Banjarsari 1999/2000 Pupuk Organik Panjang tros ( cm ) Rata-rata BS.45 BS.60 BS.61 BS.85 BS.86 BS.88

Bokasi 19,00 g 22,25 ab 20,50 def 21,25 bcd 21,25 abc 22,75 a * 21,17 Pukan 19,50 fg 22,50 a 19,75 efg 20,25 efg 20,75 cde 22,75 a 20,92 Kontrol 19,50 g 20,75 cde 20,75 cde 20,25 def 22,50 a 21,25 bcd 20,67 Rata-rata 19,17 21,83 20,33 20,58 21,33 22,25

Keterangan: Angka rata-rata pada tiap kolom yang diikuti huruf sama tidak berbeda nyata (p=0,05) menurut uji jarak berganda Duncan.

3. Lebar tros dan saat panen

Dari hasil analisa statistik lebar tros dan waktu saat panen pada perlakuan bokasi, pupuk kandang, kontrol dan macam varietas tidak berbeda nyata. Hal ini terlihat pada Tabel 5 bahwa pada perlakuan bokasi, pupuk kandang, maupun kontol pada masing-masing varietas mempunyai perbedaan angka yang tidak jauh yaitu maksimum berbeda 1,25 cm (Tabel 5), angka maksimum pada perlakuan pupuk kandang dan BS.61 (15,25 cm) dan angka minimum pada perlakuan bokasi dan BS.88 (14,25 cm).

Tabel 5. Pengaruh pupuk organik dan varietas terhadap lebar tros pada tanaman anggur, IPPTP Banjarsari 1999/2000 Pupuk Organik Lebar tros ( cm ) Rata-rata BS.45 BS.60 BS.61 BS.85 BS.86 BS.88 Bokasi 14,75 ab 15,25 ab 14,75 ab 14,75 ab 14,75 ab 14,25 b 14,75 Pukan 15,25 ab 15,50 a 15,25 ab 14,75 ab 14,75 b 14,75 ab 15,04 Kontrol 15,25 ab 15,25 ab 14,75 ab 14,75 ab 14,75 ab 14,75 ab 14,92 Rata-rata 15,08 15,33 14,92 14,75 14,75 14,58

Keterangan: Angka rata-rata pada tiap kolom yang diikuti huruf sama tidak berbeda nyata (p=0,05) menurut uji jarak berganda Duncan. Pada Tabel 6 menunjukkan bahwa waktu saat panen pada perlakuan bokasi, pupuk kandang, kontrol dan macam varietas tidak berbeda nyata. Hal ini sesuai dengan waktu saat berbunga dan waktu saat berbuah setelah pangkas yang menunjukkan tidak berbeda nyata (Tabel 1 dan Tabel 3), sehingga hal ini sangat berpengaruh pada waktu saat panen.

Tabel 6 : Pengaruh pupuk organik dan varietas terhadap saat panen pada tanaman anggur, IPPTP Banjarsari 1999/2000

Pupuk Organik

Saat panen ( hari )

Rata-rata BS.45 BS.60 BS.61 BS.85 BS.86 BS.88 Bokasi 105 a 100 a 109 a 95 a 100 a 100 a 101,5 Pukan 105 a 100 a 109 a 95 a 100 a 100 a 101,5 Kontrol 105 a 100 a 109 a 95 a 100 a 100 a 101,5 Rata-rata 105 100 109 95 100 100

(6)

4. Produksi dan berat tros.

Menurut hasil analisa statistik produksi pada perlakuan bokasi, pupuk kandang, kontrol dan macam varietas berbeda nyata. Pada perlakuan pupuk kandang dengan varietas BS.60 berproduksi paling tinggi (39,6 kg) bila dibanding perlakuan lainnya, dan urutan kedua dicapai oleh varietas yang sama BS.60 dengan pemberian bokasi 31,4 kg (Tabel 7), ditinjau dari jumlah bunga pada Tabel 2 varietas BS.60 ini mempunyai angka paling tinggi, sehingga kalau bunga yang jadi ini tidak rontok karena adanya hujan atau serangan hama penyakit, maka varietas BS.60 ini akan berproduksi tinggi.

Berat tros yang paling tinggi dicapai oleh perlakuan varietas BS.86 kontrol atau pemupukan standart 217,75 g, dan urutan kedua dicapai oleh perlakuan bokasi dengan varietas BS.88 216,5 g (Tabel 8). Walaupun panjang dan lebar trosnya lebih rendah bila dibandingkan dengan varietas lain namun letak antara butir buah yang satu dengan butir buah yang lain sangat rapat sehingga diduga mempunyai berat tros paling tinggi.

Tabel 8. Pengaruh pupuk organik dan varietas terhadap berat tros pada tanaman anggur, IPPTP Banjarsari 1999/2000 Pupuk Organik Berat tros ( gr ) Rata-rata BS.45 BS.60 BS.61 BS.85 BS.86 BS.88 Bokasi 203,5 cd 198,0 c 201,7 cd 196,5 c 212,7 bc 216,5 ab 204,8 Pukan 207,7 bc 102,7 d 209,0 bc 199,3 cd 214,0 bc 212,0 bc 190,8 Kontrol 206,0 bc 200,0 c 205,0 bc 199,5 cd 217,7 a 208,0 bc 206,0 Rata-rata 205,7 166,9 205,2 198,4 214,8 212,2

Keterangan: Angka rata-rata pada tiap kolom yang diikuti huruf sama tidak berbeda nyata (p=0,05) menurut uji jarak berganda Duncan

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

- Rata-rata jumlah bunga per pohon paling tinggi dicapai oleh perlakuan pupuk kandang pada varietas BS.60, sedangkan saat berbunga dan saat berbuah pada perlakuan bokasi, pupuk kandang, macam varietas dan kontrol tidak berbeda nyata.

- Panjang tros paling tinggi dicapai oleh perlakuan bokasi dan pupuk kandang pada varietas BS.88, sedangkan lebar tros dan saat panen pada perlakuan bokasi, pupuk kandang, macam varietas dan kontrol tidak berbeda nyata. - Rata-rata produksi paling tinggi dicapai oleh perlakuan pupuk kandang dengan varietas BS.60 dan rata-rata berat

tros paling tinggi dicapai oleh varietas BS.86.

Saran

Untuk memperoleh jumlah bunga yang banyak dari keenam varietas tersebut disarankan menanam varietas BS.60 dengan pemberian pupuk kandang dan untuk memperoleh panjang tros paling tinggi disarankan menanam varietas BS.88 dengan pemberian pupuk kandang. Sedangkan untuk memperoleh produksi paling tinggi disarankan menanam varietas BS.60 dan BS.86.

DAFTAR PUSTAKA

E.P. Kusumainderawati, Wahyunindyawati, dan R.D. Wijadi, 1992. Pengaruh pemberian pupuk kandang terhadap produksi anggur. Laporan hasil penelitian. Sub Balithorti Malang.

Mahfoedi, M., 1954. Kemungkinan penanaman anggur di Indonesia dan cara penanamannya. Majalah Hortikultura. Ruly Hardianto dan Q. Dadang Ernawanto, 1997. Laporan Kegiatan Study Tour untuk mempelajari teknologi EM

(Effective Microorganism) di Kyusei Nature Farmeing Center Saraburi Thailand.

Soegito dan E.P. Kusumainderawati, 1991. Budidaya anggur dalam budidaya anggur 1991. Hal. 17-20. Balithorti Solok, Puslitbang Hortikultura.

Gambar

Tabel  1.  Pengaruh pupuk organik dan varietas terhadap saat berbunga setelah pangkas pada tanaman anggur,  IPPTP Banjarsari  1999/2000
Tabel  2.  Pengaruh pupuk organik dan varietas terhadap jumlah bunga per pohon pada tanaman anggur, IPPTP  Banjarsari  1999/2000
Tabel    6  :  Pengaruh  pupuk  organik  dan  varietas  terhadap  saat  panen  pada  tanaman  anggur,  IPPTP  Banjarsari   1999/2000
Tabel 8.  Pengaruh  pupuk  organik  dan  varietas  terhadap  berat  tros  pada  tanaman  anggur,  IPPTP  Banjarsari   1999/2000  Pupuk  Organik  Berat tros ( gr )  Rata-rata  BS.45  BS.60  BS.61  BS.85  BS.86  BS.88  Bokasi  203,5  cd  198,0   c  201,7  cd

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan percobaan untuk mempelajari pengaruh kepadatan tanaman tomat dengan dan tanpa insektisida biologis terhadap pertumbuhan, hasil kubis dan perkembangan hama P.xylostella L pada

Tabel 1 menunjukkan bahwa sifat organoleptik yang terdiri atas kerenyahan, rasa, daya patah dan kesukaan terhadap kerupuk puli rambak yang mendapat penambahan bleng 0,3%

Gapoktan di wilayah Prima Tani Kabupaten Cilacap, pada tahun 2007 sedang mengembangkan usaha pengolahan tortila Pada umunya produk olahan yang dihasilkan belum banyak

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menginterpretasi data iklim dan sumberdaya lahan ke dalam sistem pakar Landuse untuk mendapatkan zonasi Agro Ekologi dan

Pendapatan usahatani tertinggi dicapai oleh rakitan teknologi B (Rp. Hal ini berbeda karena produksi yang dicapai untuk masing-masing usahatani berbeda, sehingga B/C

Nangka dapat tumbuh di daerah kering dengan bulan-bulan kering lebih dari 4 bulan (Djaenuddin et al. Pohon nangka berbuah besar mulai berbuah pada umur 5- 10 tahun

Arief (2001) berpendapat bahwa perhutanan sosial merupakan suatu kegiatan kehutanan yang melibatkan masyarakat di dalam dan di sekitar hutan dengan tujuan meningkatkan

significanlty different at 5 % level of LSD). Hasil analisa statistik terhadap produksi bunga per ha ada perbedaan yang nyata. Rakitan teknologi budidaya madya menghasilkan