• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Konsumsi Produk yang Mengandung Pemanis Buatan Rendah Kalori terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa dan Gangguan Toleransi Glukosa pada Tikus Galur Wistar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Konsumsi Produk yang Mengandung Pemanis Buatan Rendah Kalori terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa dan Gangguan Toleransi Glukosa pada Tikus Galur Wistar"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Kesehatan Khatulistiwa. Volume 4. Nomor 1. Januari 2018

Pengaruh Konsumsi Produk yang Mengandung Pemanis Buatan Rendah Kalori terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa dan Gangguan Toleransi Glukosa

pada Tikus Galur Wistar

Jimmy Rianto1, Willy Handoko2, Virhan Novianry3 1

Program Studi Kedokteran, FK UNTAN 23

Departemen Fisiologi Medik, Program Studi Kedokteran, FK UNTAN 3

Departemen Biokimia dan Biologi Molekular, Program Studi Kedokteran, FK UNTAN Abstrak

Latar Belakang. Pemanis buatan rendah kalori banyak digunakan oleh berbagai industri pangan di banyak negara sebagai zat aditif untuk menggantikan gula pasir yang mengandung lebih banyak kalori. Produk Tropicana Slim Classic® mengandung pemanis buatan rendah kalori yaitu sukralosa. Sukralosa banyak dikonsumsi oleh penderita diabetes, efek sukralosa pada penderita diabetes masih diperdebatkan karena efek buruk yang ditemukan pada berbagai penelitian. Metode. Penelitian ini merupakan studi eksperimental pada tikus yang diinduksi pemanis buatan rendah kalori dalam tiga kelompok (Tropicana Slim Classic®, glukosa dan air). Tikus galur wistar diberikan Tropicana Slim Classic® secara oral sebanyak 3,4 gram yang dilarutkan dalam 30 ml air selama 5 minggu. Pada akhir penelitian, sampel darah diambil dari ekor tikus untuk mengukur kadar glukosa darah puasa dan tes toleransi glukosa oral menggunakan Accu Chek Performa®. Hasilnya akan dianalisa menggunakan metode One Way ANOVA Hasil. Hasilnya tidak menunjukkan adanya perbedaan bermakna pada kadar glukosa darah puasa dan tes toleransi glukosa oral antara kelompok Tropicana Slim Classic® dan kelompok-kelompok kontrol Kesimpulan. Konsumsi Tropicana Slim Classic® tidak menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah puasa dan tes toleransi glukosa oral.

Kata Kunci: Tropicana Slim Classic®, Glukosa Darah Puasa, Tes Toleransi Glukosa Oral

Background. Non-caloric artificial sweetener (NAS) commonly used by various food industries in many countries as food additives to replace refined sugar which contains more calories. Tropicana Slim Classic® contain sucralose as NAS in their product. Sucralose is widely used by diabetics, the effect of sucralose in diabetics is still debateable because of the adverse effects discovered from various studies Method. The rats were divided into three groups (Tropicana Slim Classic®, glucose and water). The wistar rats were given Tropicana Slim Classic® orally (dose of 3,4 gram dissolved in 30 ml water) for 5 weeks. By the end of the experiment, blood samples were taken from rat’s tail to measure their blood fasting glucose and oral glucose tolerance test using Accu Chek Performa®. The results were then analyzed with One Way ANOVA Result. The results did not show significant differences on blood fasting glucose level and oral glucose tolerance test between sucralose group and control groups Conclusion. Sucralose consumption does not cause increase fasting plasma glucose level and oral glucose tolerance test.

(2)

Jurnal Kesehatan Khatulistiwa. Volume 4. Nomor 1. Januari 2018 PENDAHULUAN

Non-caloric artificial sweeteners (NAS) atau biasa disebut sebagai pemanis buatan rendah kalori merupakan zat yang dapat memberikan rasa manis namun sedikit mengandung kalori. NAS sudah dikenal lebih dari satu abad yang lalu sebagai zat yang ditambahkan pada produk makanan dan minuman karena manfaatnya terhadap tubuh, contohnya dapat mengkontrol berat badan dan tidak mempengaruhi kadar glukosa darah. Manfaat tersebutlah yang membuat semakin banyak industri pangan menggunakan NAS dalam produknya. Penggunaan NAS saat ini sudah mendunia, lebih dari seratus negara telah

mengizinkan masyarakatnya

mengkonsumsi NAS.1

Produk pemanis buatan yang populer beredar di Indonesia adalah Tropicana Slim®. Tropicana Slim® merupakan produk asli Indonesia yang dimiliki oleh perusahaan Nutrifood Indonesia. Produk ini banyak digunakan

sebagai pengganti gula pasir untuk campuran berbagai minuman dan makanan. Tropicana Slim® baru diperkenalkan pada tahun 1979, bahkan produk ini sudah tersedia pada 33 negara di dunia. Pada tahun-tahun awal diproduksi tidak banyak konsumen di Indonesia yang ingin menghindari makanan atau minuman berkalori tinggi, sehingga produk ini tidak begitu banyak peminatnya. Namun seiring berjalannya waktu produk ini semakin banyak peminatnya pada kalangan penderita diabetes dan non-diabetes karena kampanye-kampanye mengenai bahaya diabetes. Kepopuleran ini semakin meningkat dengan diraihnya berbagai penghargaan sebagai produk yang sehat untuk dikonsumsi pada tahun 2013 dan 2014.2

World Health Organization (WHO) memperkirakan pada tahun 2000 pengidap diabetes sebesar 150 juta orang dan dalam 25 tahun kedepan tepatnya 2025 akan menjadi 300 juta orang. Berdasarkan

(3)

Jurnal Kesehatan Khatulistiwa. Volume 4. Nomor 1. Januari 2018

data WHO pada tahun 1995 sebanyak 4.5 juta jiwa penduduk Indonesia yang terkena diabetes dan diperkirakan akan menjadi 12.4 juta jiwa pada tahun 2025. Indonesia menduduki peringkat ke empat setelah China, India dan Amerika Serikat sebagai negara dengan penderita diabetes terbanyak di dunia. Semakin meningkatnya angka penderita diabetes juga meningkatkan angka konsumsi NAS.3,4

Penderita diabetes mempunyai resiko penyakit jantung, hipertensi, dislipidemia dan penyakit pembuluh darah, dua sampai empat kali lebih tinggi dibanding orang tanpa diabetes. Hiperglikemi kronik yang tidak ditangani dapat menyebabkan gangguan fungsi beberapa organ tubuh seperti mata, ginjal, jantung, pembuluh darah dan sistem saraf. Onset terjadinya diabetes adalah 7 tahun sebelum diagnosis ditegakkan, karena penyakit ini sering tidak terdeteksi. Sehingga morbiditas dan mortalitas dini

dapat terjadi pada kasus yang tidak terdeteksi.3,4

Salah satu rekomendasi nutrisi bagi orang dewasa dengan diabetes atau pre-diabetes adalah mengkonsumsi NAS untuk mengganti konsumsi gula biasa yang berkalori lebih tinggi. Maka dari itu produk pemanis buatan seperti Tropicana Slim Classic® dapat menggantikan gula biasa tersebut. Tropicana Slim Classic® mengandung NAS berupa sukralosa. Sukralosa merupakan pemanis buatan rendah kalori yang dibuat dari bahan dasar sukrosa. Sukralosa memiliki tingkat kemanisan 600 kali lebih manis dari sukrosa. Sebuah studi menunjukan bahwa sukralosa tidak menimbulkan efek rasa pahit seperti pemanis buatan lainnya. Sukralosa sangat stabil pada temperatur yang panas dan pH yang rendah. Sukralosa banyak digunakan untuk industri makanan dan minuman karena kestabilannya tersebut.1,5

Sampai saat ini konsumsi NAS masih kontroversial, banyak penelitian

(4)

Jurnal Kesehatan Khatulistiwa. Volume 4. Nomor 1. Januari 2018

yang membuktikan bahwa NAS aman dikonsumsi dan ada pula penelitian yang menemukan efek buruknya untuk tubuh. Pada penelitian yang dilakukan oleh Suez dkk menunjukkan bahwa mengkonsumsi pemanis buatan rendah kalori dapat mengakibatkan gangguan metabolik berupa intoleransi glukosa dengan mempengaruhi mikrobiota usus dan pada penelitian Gupta dkk menunjukan adanya kerusakan sel beta pankreas tikus albino setelah mengkonsumsi sukralosa selama 30 hari.6,7

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengizinkan peredaran banyak produk yang mengandung sukralosa, terutama produk-produk susu kemasan, sirup, minuman berenergi, kopi, dan permen. Berikut merek-merek dagang yang mengandung sukralosa : Entrasol®, Diabetasol®, Anlene®, Marjan®, ABC Squash Delight®, Pocari Sweat Ionessence®, Fishermans’s Friend®, Good Day®, Tora Bika®. Banyaknya produk yang mengandung

sukralosa tersebut memungkinkan orang-orang dapat mengkonsumsi sukralosa melebihi jumlah anjuran asupan harian tanpa mereka sadari, maka dari itu bisa saja terjadi efek buruk terhadap konsumsi sukralosa yang melebihi anjuran asupan harian. Oleh sebab itu peneliti ingin mengetahui pengaruh konsumsi salah satu produk pemanis buatan rendah kalori yaitu Tropicana Slim Classic® yang mengandung sukralosa terhadap kadar glukosa darah.

METODE Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan adalah Accu Chek Performa®, Strip Accu Chek Performa®, botol minum tikus, kandang tikus, timbangan hewan, spuit 5 ml, pipet sonde, gunting arteri, alkohol swab, papan stirofoam, handscoon dan neraca analitik. Bahan-bahan yang digunakan adalah Tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur wistar, Tropicana Slim Classic®, akuades, infus D10, pakan tikus berupa pelet,

(5)

Jurnal Kesehatan Khatulistiwa. Volume 4. Nomor 1. Januari 2018

glukosa bubuk, dan darah vena ekor tikus.

Persiapan Hewan Uji

Sampel pada penelitian ini menggunakan tikus (Rattus norvegicus) jantan galur wistar yang berumur 2-3 bulan dengan berat badan rata-rata 200 gram. Tikus yang digunakan berjumlah 27 ekor. Sebelum diberi perlakuan, tikus diaklimatisasi dengan lingkungan laboratorium selama 7 hari agar tikus dapat beradaptasi dengan lingkungan laboratorium. Pemberian makanan dan minuman secara ad libitum.

Perlakuan Pada Hewan Coba

Perlakuan diberikan setelah aklimatisasi selama 7 hari. Pengelompokan subjek perlakuan terdiri dari 3 kelompok secara acak, meliputi kelompok akuades (K1) dan kelompok glukosa (K2) sebagai kelompok kontrol. Kelompok perlakuan (P1) yaitu kelompok Tropicana Slim Classic®. Sebelum dilakukan perlakuan pada ke-tiga kelompok tersebut tikus

dipuasakan selama 6 jam dan diukur kadar glukosa darah puasa. Pengukuran ini menggunakan Accu Chek Performa®. Pengukuran menggunakan darah vena ekor tikus. Hasil yang didapat dicatat dan dianalisa. Selanjutnya, semua kelompok diperlakukan dengan perlakuan sebagai berikut:

1) Kelompok Akuades (K1)

Terdiri dari 9 tikus jantan galur wistar yang diberi makanan standar dan akuades ad libitum selama 5 minggu.

2) Kelompok Glukosa (K2)

Terdiri dari 9 tikus jantan galur wistar yang diberi cairan D10. Cairan D10 akan dituang ke dalam gelas ukur hingga 30 ml. Tikus akan diberi makanan standar dan dibiarkan minum 30 ml larutan D10, bila tidak habis akan disonde per-harinya. Perlakuan ini dilakukan selama 5 minggu.

3) Kelompok Tropicana Slim

Classic® (P1)

Terdiri dari 9 tikus jantan galur wistar akan diberi makanan standar dan larutan Tropicana Slim Classic® sebanyak 30 ml.

(6)

Jurnal Kesehatan Khatulistiwa. Volume 4. Nomor 1. Januari 2018

Tikus akan dibiarkan meminum larutan tersebut, bila tidak habis akan disonde per-harinya. Perlakuan ini dilakukan selama 5 minggu.

Jumlah sukralosa yang dipakai didapatkan dengan perhitungan berikut :8

BSA-CF Manusia/Tikus untuk manusia 50 kg, tikus 200g = 0,162

BSA-CF (Body surface area conversion factor) adalah faktor yang mengubah dosis (mg/kg) dalam spesies binatang ke dosis ekuivalen pada manusia (dikenal sebagai human equivalent dose), didasarkan pada perbedaan permukaan tubuh. BSA-CF adalah rasio permukaan tubuh pada spesies yang diuji terhadap manusia.9

Human Equivalent Doses(HED) (dosis ekuivalent manusia (mg/kg BB)) = Animal Equivalent Doses(AED) (dosis ekuivalen binatang (mg/kg BB)) x BSA-CF

AED = HED : BSA-CF

AED =

Dosis Sukralosa untuk tikus seberat 200g :

Dalam satu saset Tropicana Slim Classic® seberat 2,5 g terkandung 13,5 mg sukralosa, agar terdapat 18,4 mg sukralosa maka dibutuhkan Tropicana Slim Classic® seberat 3,4 gram.

Pengukuran Glukosa Darah Puasa Tikus dipuasakan selama 6 jam. Tikus yang telah dipuasakan diletakkan pada papan stirofoam, kemudian di bersihkan ekornya menggunakan alcohol swab. Siapkan Accu Chek Performa® dan pasang strip. Potong sedikit bagian ekor tikus kemudian pijit hingga darah keluar. Strip disentuhkan pada darah hingga terdengar bunyi “beep”. Tunggu sebentar dan catat hasil yang muncul pada Accu Chek Performa®.

(7)

Jurnal Kesehatan Khatulistiwa. Volume 4. Nomor 1. Januari 2018 Pengukuran Area Under The Curve hasil

Tes Toleransi Glukosa Oral

Siapkan air sebanyak 1-2 ml, campurkan dengan 600 mg glukosa kemudian diaduk. Sondekan larutan glukosa ke tikus. Tikus diletakkan pada papan stirofoam. Bersihkan ekor tikus menggunakan alcohol swab. Siapkan Accu Chek Performa® dan pasang strip. Potong sedikit bagian ekor tikus kemudian pijit hingga darah keluar. Strip disentukan pada darah hingga terdengar bunyi “beep”. Pengambilan dilakukan pada menit ke 0, 30, 60, dan 120. Selama pengambilan darah tikus harus dipuasakan. Area under the curve didapatkan dengan memasukkan hasil yang sudah didapatkan dalam rumus berikut :10

( ) ( ( ) ) ( ( ) ) ( ( ) )

Analisis Data

Data yang diperoleh akan dianalisa menggunakan uji statistik. Analisis data dilakukan dengan menggunakan Statistical

Product and Service Solution (SPSS) 22 for windows. Uji statistik yang digunakan yaitu, uji one way ANOVA dan dilanjutkan tes Post Hoc Least Significance Difference (LSD) untuk menguji rata-rata perbandingan data kelompok akuades, kelompok glukosa, dan kelompok Tropicana Slim Classic®.

HASIL

Tikus putih jantan galur wistar dipuasakan selama 6 jam kemudian dilakukan pengukuran. Berdasarkan pengukuran kadar glukosa darah puasa dengan Accu Chek Performa®. Didapatkan rerata glukosa darah puasa kelompok yang mengkonsumsi akuades 87,67 mg/dl, kelompok yang mengkonsumsi glukosa 90,44 mg/dl, dan kelompok yang mengkonsumsi Tropicana Slim Classic® 98 mg/dl. Kemudian hasil yang didapatkan dibandingkan dengan menggunakan uji statistik One Way ANOVA dilanjutkan post hoc test metode LSD.

(8)

Jurnal Kesehatan Khatulistiwa. Volume 4. Nomor 1. Januari 2018

Data menunjukan bahwa pada kelompok Tropicana Slim Classic® memiliki rerata kadar glukosa darah puasa yang lebih tinggi yaitu 98 mg/dl, kemudian kelompok glukosa 90.44 mg/dl dan yang terendah yaitu kelompok 87.67 mg/dl. Uji statistik menggunakan metode One Way ANOVA pada rerata kadar glukosa darah puasa didapatkan ketidakbermaknaan diantara ketiga kelompok tersebut dalam statistik p=0,158 (p>0,05).

Data menunjukan bahwa pada kelompok Tropicana Slim Classic® memiliki rerata AUC yang lebih tinggi yaitu 288.22 mg h/dl, kemudian kelompok glukosa dan akuades memiliki rerata AUC yang sama yaitu 272.05 mg h/dl. Uji statistik menggunakan metode One Way ANOVA pada rerata AUC didapatkan ketidakbermaknaan diantara ketiga kelompok tersebut dalam statistik p=0,120 (p>0,05).

PEMBAHASAN

Pemanis buatan rendah kalori atau Non-caloric artificial sweeteners (NAS) merupakan zat yang dapat memberikan rasa manis namun sedikit mengandung kalori. Pemanis buatan rendah kalori banyak digunakan sebagai zat yang ditambahkan pada produk makanan dan minuman sebagai pemberi rasa manis, contohnya pada kopi dan teh kemasan, soft drinks, sereal, permen karet dan lainnya. Konsumsi NAS akan mengurangi asupan kalori sehingga dapat memberikan manfaat berupa tidak mempengaruhi kadar glukosa darah. Konsumen NAS banyak dari kalangan orang-orang yang menderita diabetes melitus, mengingat produk yang mengandung NAS sangat mudah ditemukan pada produk yang sehari-hari dikonsumsi. Sukralosa merupakan salah satu pemanis buatan rendah kalori yang penggunaanya disetujui oleh Food and Drug Association (FDA).1,8,11

Penelitian ini menggunakan 3 kelompok yaitu kelompok akuades,

(9)

Jurnal Kesehatan Khatulistiwa. Volume 4. Nomor 1. Januari 2018

kelompok glukosa dan kelompok Tropicana Slim Classic®. Setiap kelompok terdiri dari 9 ekor tikus yang diberi minuman berbeda yaitu akuades, larutan D10 dan sukralosa selama 5 minggu. Pada akhir penelitian dilakukan pengukuran kadar glukosa darah puasa dan tes toleransi glukosa oral pada tikus tersebut. Penelitian ini menggunakan dosis Tropicana Slim Classic® sebanyak 3,4 gram dimana terkandung sukralosa sebesar 18,4 mg yang setara dengan 745 mg sukralosa untuk manusia dengan berat 50 kg. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh konsumsi sukralosa dalam anjuran dosis harian terhadap kadar glukosa darah dan toleransi glukosa tikus jantan galur wistar.

Peningkatan kadar glukosa darah puasa pada pasien diabetes melitus didasari oleh dua hal yaitu produksi insulin oleh pankreas yang berkurang atau terjadi resistensi insulin. Resistensi insulin merupakan suatu keadaan menurunnya respon reseptor insulin pada jaringan,

sehingga glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel dan menumpuk di aliran darah. Resistensi insulin di hati yang berat pada penderita diabetes melitus tipe 2 dapat meningkatkan glukoneogenesis sehingga produksi glukosa dalam keadaan basal oleh hati meningkat begitu juga dengan konsentrasi glukosa darah puasa. Pada tahap awal terjadinya gangguan, meskipun terjadi resistensi insulin, toleransi glukosa tetap mendekati normal karena sel beta pankreas masih mampu mengkompensasi dengan meningkatkan produksi insulin.12,13

Penelitian yang dilakukan kali ini menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan bermakna rerata kadar glukosa darah puasa diantara 3 kelompok tersebut (gambar 4.1). Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Suez (2014) dimana mengkonsumsi NAS memberikan efek peningkatan kadar glukosa darah puasa. Metode yang digunakan dalam penelitian Suez adalah menginduksi mencit dengan 5% sukralosa

(10)

Jurnal Kesehatan Khatulistiwa. Volume 4. Nomor 1. Januari 2018

atau 5000 mg sukralosa dalam 100 ml air selama 11 minggu.6

Hasil tes toleransi glukosa pada penelitian ini juga menunjukkan tidak adanya perbedaan bermakna diantara 3 kelompok tersebut (gambar 4.2). Hasil yang didapatkan memiliki perbedaan dengan penelitian yang di lakukan oleh Suez (2014). Dimana hasil dari penelitian sebelumnya yaitu mencit yang mengkonsumsi larutan Sucralite (5% sukralosa) selama 11 minggu dapat meningkatkan hasil tes toleransi glukosa karena terjadi disbiosis mikrobiota usus.6

Mikrobiota usus memiliki peran dalam mempertahankan kesehatan tubuh manusia dengan cara membantu proses pencernaan dan fermentasi makanan, perkembangan sel-sel imun, dan mencegah kolonisasi berbagai patogen. Sebaliknya tubuh manusia menyediakan tempat hidup dan nutrisi serta sekresi antibodi untuk menghambat pertumbuhan mikrobiota yang berlebihan. Interaksi tersebut harus terjaga untuk mempertahankan

homeostasis. Peningkatan glukosa darah dan intoleransi glukosa berkaitan dengan terjadinya disbiosis mikroorganisme saluran cerna. Mikrobiota usus yang memiliki peran penting terhadap peningkatan glukosa darah dan intoleransi glukosa adalah Akkermansia muciniphila. Akkermansia muciniphila merupakan bakteri gram negatif yang akan berkurang jumlahnya pada orang-orang dengan intoleransi glukosa dan obesitas. Penelitian yang dilakukan oleh Suez (2014) diketahui bahwa sukralosa dapat mengakibatkan penurunan jumlah Akkermansia muciniphila.6,14,15

Pada penelitian Prashant (2014) juga menemukan efek antimikroba. Ditemukan bahwa terjadi penurunan jumlah mikroba sebanyak >50% setelah mengkonsumsi sukralosa dibawah anjuran dosis harian. Bakteri-bakteri menguntungkan yang mengalami penurunan jumlah seperti lactobacilli, bifidobacteria, akkermansia. Lebih lanjut disebutkan bahwa berkurangnya jumlah

(11)

Jurnal Kesehatan Khatulistiwa. Volume 4. Nomor 1. Januari 2018

bakteri tersebut tetap bertahan selama 3 bulan meskipun tidak dalam kondisi mengkonsumsi sukralosa. Selain memiliki efek antimikroba pada saluran cerna, sukralosa juga memiliki efek antimikroba dalam menghambat aktivitas bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans yang menyebabkan penyakit pada rongga mulut.16

Penelitian yang dilakukan oleh Bian (2017) menggunakan mencit berusia 8 minggu yang mendapat perlakuan 0,1 mg/ml sukralosa selama 6 bulan. Dosis tersebut setara dengan ADI manusia yang ditetapkan oleh FDA sebesar 5 mg/kgBB/hari. Penelitian tersebut juga menemukan efek sukralosa pada mikrobiota usus saluran cerna. Terjadi kenaikan gen-gen yang berhubungan dengan mediator inflamasi bakteri. Khususnya gen yang berhubungan dengan sintesis LPS mengalami peningkatan yang signifikan pada mencit yang mendapat perlakuan sukralosa selama 6 bulan.17

Lipopolisakarida merupakan endotoksin yang berasal dari dinding sel bakteri gram negatif. Keberadaan bakteri Akkermansia muciniphila pada saluran cerna dapat mengurangi penyerapan lipopolisakarida dengan cara melapisi lumen saluran cerna dengan lapisan mukus. Lipopolisakarida yang di serap akan masuk ke sirkulasi dan menginduksi reaksi peradangan yang dapat merusak sel beta pankreas. Paparan lipopolisakarida sistemik dapat meningkatkan produksi sitokin proinflamasi seperti tumor necrosing factor (TNF-α), interleukin

(IL-6) serta interferon gamma (IFN- γ), yang menimbulkan rekrutmen sel mononukleus yaitu makrofag dan sel T ke dalam pulau langerhans. Hal tersebut menyebabkan timbulnya lingkungan mikro inflamasi yang mengakibatkan terjadinya disfungsi sel beta dan akhirnya kematian sel beta.8,16,17

Penelitian yang dilakukan oleh Gupta (2014) menggunakan tikus galur wistar dengan rata-rata berat badan

(12)

150-Jurnal Kesehatan Khatulistiwa. Volume 4. Nomor 1. Januari 2018

200 g yang diberi perlakuan pemberian larutan sukralosa dengan dosis 3000 mg sukralosa/kgBB/hari selama 30 hari atau 600 mg sukralosa untuk 200 g tikus per hari selama 30 hari. Dosis tersebut setara dengan 24.300 mg sukralosa yang dikonsumsi oleh manusia seberat 50 kg. Hasil penelitian dengan dosis yang melebihi ADI tersebut menunjukan bahwa sukralosa memiliki efek diabetogenik pada pankreas yang mengakibatkan kematian sel β pankreas tikus galur wistar albino

akibat serangan sistem imun dalam kurun waktu 30 hari. Berdasarkan penelitian tersebut sukralosa diindikasikan dapat mengakibatkan terjadinya insulitis. Insulitis merupakan peradangan pada pulau langerhans akibat infiltrasi sel makrofag dan sel limfosit T dalam jumlah besar.7

Penilaian histologis yang dilakukan oleh Gupta pada kelompok tikus yang diinduksi sukralosa meunjukkan terjadinya kerusakan struktur sel dan jaringan pulau langerhans yang luas. Pulau langerhans

mengalami nekrosis dan pelebaran akibat infiltrasi makrofag dan limfosit yang menyerang sel β pankreas. Gupta

mengungkapkan bahwa rentannya sel β pankreas diserang oleh sistem imun dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan.7

Berdasarkan hal-hal tersebut diketahui bahwa konsumsi Tropicana Slim Classic® pada tikus jantan galur wistar yang diberikan dosis sebesar 3,4 gram selama 5 minggu belum dapat meningkatkan kadar glukosa darah puasa dan menyebabkan gangguan toleransi glukosa secara signifikan pada tikus jantan galur wistar. Penelitian yang dilakukan oleh Mann (2000) menunjukkan bahwa sukralosa tidak menyebabkan peningkatan glukosa darah. Penelitian tersebut menggunakan tikus Sprague-Dawley berumur 5-6 minggu. Tikus yang digunakan berjumlah 70 ekor tikus jantan dan 70 ekor tikus betina yang diberikan sukralosa dalam berbagai konsentrasi 0% (kontrol 1), 0.3%, 1.0% dan 3.0% selama

(13)

Jurnal Kesehatan Khatulistiwa. Volume 4. Nomor 1. Januari 2018

103 minggu menunjukkan tidak adanya perbedaan bermakna antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol pada kedua tikus jantan dan betina.18

Penelitian yang dilakukan oleh Baird (2000) yang menggunakan manusia sehat sebagai subjek penelitiannya, dimana terdapat 47 orang laki-laki dan 30 orang perempuan dengan rata-rata berumur 37 tahun dan berat 71 kg yang mendapatkan perlakuan berupa pemberian sukralosa sebesar 125 mg/hari pada minggu pertama sampai ke-tiga, 250 mg/hari pada minggu ke-empat sampai ke-tujuh dan 500 mg/hari pada minggu ke-delapan sampai minggu ke-duabelas tidak menunjukkan adanya peningkatan glukosa darah puasa dan tidak ada peningkatan glukosa darah 2 jam setelah pemberian 250 mg sukralosa dibanding kelompok kontrol yang diukur pada akhir minggu ke-duabelas. Penelitian ini juga menemukan bahwa sukralosa tidak terbioakumulasi dalam darah meskipun dosis dalam dosis tinggi yang dibuktikan

melalui pemeriksaan analisis sampel darah pada minggu akhir kedua belas.19

Penelitian yang dilakukan oleh Grotz (2003) dengan metode double blind menggunakan 128 orang diabetes melitus tipe 2 sebagai subjek penelitiannya dengan rentang umur 31-70 tahun. Subjek mendapatkan 2 kapsul perhari baik sukralosa atau plasebo yang dikonsumsi pada saat sarapan dan makan malam selama 13 minggu. Dosis sukralosa yang digunakan sebesar 7,5 mg/kgBB/hari. Total sukralosa yang dikonsumsi dalam satu hari adalah 667 mg. Hasil penelitiannya menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok sukralosa dan plasebo dalam hal kadar glukosa darah puasa dan HbA1c. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut tidak adanya pengaruh sukralosa pada glukosa darah sesuai dengan nasib biologisnya dalam tubuh dimana sukralosa tidak dapat dimetabolisme oleh mamalia sebagai sumber energi serta memiliki sifat tidak terbioakumulasi, dan akan

(14)

Jurnal Kesehatan Khatulistiwa. Volume 4. Nomor 1. Januari 2018

dieksresikan melalui feses dan urin dalam 24 jam.11,20

KESIMPULAN

Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kadar glukosa darah puasa dan hasil tes toleransi glukosa oral pada kelompok Tropicana Slim Classic® tidak berbeda bermakna dibanding kelompok akuades dan glukosa.

DAFTAR PUSTAKA

1. Gardner C, Rosett JW, Gidding SS, Steffen

LM, Johnson RK, Reader D, Lichtenstein AH. Nonnutritive Sweeteners: current use and

health perspectives. American Diabetes

Association. 2012;126(4):509-519.

2. Irawan H. Strategi Efektif Merebut dan

Mempertahankan Pangsa Pasar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2003. p : 38-43.

3. Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata

KM, Setiyohadi B, Syam AF. Ilmu Penyakit

Dalam. 6th ed. Jakarta : InternaPublishing.

2015. p : 2537-2545.

4. Kasper DL, Fauci AS, Hauser SL, Longo DL,

Jameson JL, Loscalzo J. Harrison’s Principle of Internal Medicine. 19th ed. New York : McGraw-Hill Education. 2015. p: 2251-2533.

5. Mahan LK, Raymond JL. Krause’s Food &

Nutrition Care Process. 14th ed. Canada :

Elsevier. 2017. p : 272-733.

6. Suez J, Korem T, Zeevi D, Schapira GZ,

Thaiss CA, Maza O, et al. Artificial Sweeteners Induce Glucose Intolerance by Altering The Gut Microbiota. Nature. 2014;00:1-6.

7. Gupta S, Kalra S, Bharihoke V, Dhurandar D.

Sucralose induced pancreatic toxicity in albino rats : Histomorphological evidence. J. Morphol. Sci. 2014;31(2):123-127

8. Schiffman SS, Rother KI. Sucralose, A

Synthetic Organochlorine sweetener :

Overview of Biological Issues. Journal of Toxicology and Eviromental Health, Part B. 2013;16:399-451.

9. Nair A, Jacob S. A simple practice guide for

dose conversion between animals and human. J Basic Clin Pharm.2016

10. Sakaguchi K, Takeda K, Maeda M, Wataru O,

Toshiyuki S, et.al. Glucose area under the curve during oral glucose tolerance test as an index of glucose intolerance. Japan Diabetes Society. 2014.

11. Nabors LO. Alternative Sweeteners. 4th ed.

US : CRC Press Taylor & Francis Group. 2012. p : 182-196.

12. DeFronzo AR. From the Triumvirate to the

Ominous Octet : A New Paradigm for the Treatment of Type 2 Diabetes Melitus. Diabetes Care. 2009;58(4):773-795.

13. DeFronzo RA, Ferrannini E, Zimmet P,

Alberti KG. International Textbook of Diabetes Melitus. 4th ed. United Kingdom : Wiley-Blackwell. 2015. p : 1-15.

14. Khan MJ, Gerasimidis K, Edward CA, Shaikh

MG. Role of gut microbiota in the Aetiology of Obesity proposed mechanisms and review

of the literaute. Journal of Obesity.

2016;2016. 1-27.

15. Everard A, Belzer C, Geurts L, Ouwerkerk JP,

Druart C, et al. Cros-talk between

Akkermansia muciniphia and intestinal epithelium controls diet-induced obesity. Int J Endocrinol. 2013;110(22):9066-9071.

16. Prashant GM, Patil RB, Nagaraj T. The

antimicrobial activity of the three

commercially available intense sweeteners against common periodontal pathogens: An in vitro study. J. Contemp. Dent. Pract. 2012. 13: 749–752

17. Bian X, Chi L, Gao B, Tu P, Ru H dan Lu K.

Gut microbiome response to sucralose and its potential role in inducing liver inflammation in mice. Front. Phsiol. 2017. 8:487.

18. Mann SW, Yuschak MM, Amyes SJG,

Augthon P, Finn JP. A combined chronic toxicity/carcinogenicity study of sucralose in Sprague-Dawley Rats. Food and Chemical Toxicology. 2000. 38(Suppl.2),S71-S89.

19. Baird M, Shepard NW, Merrit RJ, Smith GH.

Repeated dose study of sucralose tolerance in

human subjects. Food and Chemical

Toxicology. 2000. 38(Suppl.2),S123-S129

20. Grotz VL, Henry RR,Shamoon H, Sunyer FX.

Lack of effect of sucralose on glucose homeostasis in subjects with type 2 diabetes.

Journal of The American Diabetic

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang memiliki kemampuan awal kategori tinggi dengan pembelajaran strategi inkuiri terbimbing memiliki hasil belajar lebih baik dibandingkan

Fungi Mikoriza Arbuskular merupakan suatu kelompok jamur tanah biotrof obligat yang tidak dapat hidup apabila terpisah dari inangnya. Bioaktivator tanaman adalah bahan yang

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh input (tebu, jam tenaga kerja, dan jam mesin) terhadap jumlah gula pasir yang dihasilkan, besarnya tingkat elastisitas input

Alhamdulillahirobil‘aalamin puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat

Perolehan bahan baku dari semua menu makanan yang di tawarkan tidaklah susah dapat di peroleh di pasar besar batu yang letaknya tidak jauh dari rumah produksi dan gerai

beberapa kendala yang dihadapi selama proses pembelajaran berlangsung, diantaranya: 1) masalah yang sering dijumpai adalah siswa sering lupa pada masing-masing fungsi

Barda Nawawi Arief menyimpulkan 11 a: Penentuan korporasi sebagai subjek tindak pidana hanya untuk tindak pidana tertentu, yang diatur dalam. undang- undang khusus;

KAJIAN TENTANG FAKTOR SEKOLAH YANG MEMPENGARUHI MASALAH PONTENG DI KALANGAN PELAJAR DI SEKOLAH – SEKOLAH.. MENENGAH DAERAH TANAH