BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Minyak atsiri yang juga disebut minyak eteris merupakan minyak yang mudah menguap dengan komposisi yang berbeda-beda sesuai sumber penghasilnya. Minyak atsiri bukan merupakan zat kimia tunggal murni, melainkan merupakan campuran zat-zat yang memiliki sifat fisika dan kimia berbeda-beda (Lutony dan Rahmayati, 1994; Vigan, 2010).
Minyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak ini disebut juga minyak menguap, minyak eteris, minyak esensial karena pada suhu kamar mudah menguap. Istilah esensial dipakai karena minyak atsiri mewakili bau dari tanaman asalnya. Minyak atsiri dalam keadaan segar dan murni umumnya tidak berwarna namun pada penyimpanan lama, minyak atsiri dapat teroksidasi dan membentuk resin serta warnanya berubah menjadi lebih tua (gelap). Pencegahannya, minyak atsiri harus disimpan dalam bejana gelas yang berwarna gelap, diisi penuh, ditutup rapat, disimpan di tempat yang kering dan sejuk serta dipenuhi dengan gas inert (Gunawan dan Mulyani, 2004).
bahan pewangi sabun, serta di bidang kesehatan digunakan sebagai antimikroba, antioksidan, antikanker dan sebagai flavour (Guenther, 1990; Fathur, dkk., 2013). Kulit jeruk merupakan limbah atau sampah yang dapat diolah untuk menghasilkan produk bernilai tinggi, yaitu minyak atsiri. Produk ini disukai oleh konsumen untuk keperluan kesehatan dan bahan pengharum (Anonim, 2008).
Beberapa jeruk telah diteliti sebelumnya, seperti jeruk nipis (Citrus aurantifolia, Swingle) pada kulit buah segar yang diteliti oleh Sinur (2007), jeruk manis (Citrus reticulate Blanco) pada buah ranum dan setengah ranum oleh Utami (2007), jeruk bali (Citrus maxima (Burm.) Merr oleh Sari (2010) dan peneliti ingin meneliti jenis jeruk lainnya seperti jeruk jingga.
Kulit buah jeruk adalah salah satu sumber potensial minyak atsiri. Minyak atsiri yang diekstraksi dari kulit buah adalah campuran dari senyawa menguap seperti monoterpen hidrokarbon (70-95%) yang memberikan aroma buah yang segar (Sadaf, et al., 2009; Kamal, et al., 2010).
Jeruk jingga (Citrus x jambhiri Lush) merupakan salah satu tumbuhan yang menghasilkan minyak atsiri. Masyarakat sering menggunakan jenis jeruk ini sebagai bumbu masak. Jenis jeruk ini juga terdapat di negara lain yang dikenal dengan nama rough lemon. Berdasarkan penelitian sebelumnya, kulit buah rough lemon segar mengandung 4% minyak atsiri dan hasil analisis GC-MS menunjukkan limonen sebagai komponen utama (Hamdan, et al., 2009).
memenuhi persyaratan umum untuk simplisia seperti yang disebutkan dalam buku Materia Medika Indonesia dan buku lain yang ditentukan (BPOM RI, 2005).
Isolasi minyak atsiri dapat dilakukan dengan berbagai metode seperti penyulingan, pengepresan, ekstraksi dengan pelarut menguap dan ekstraksi dengan lemak padat. Sebagian besar minyak atsiri diperoleh dengan metode penyulingan (hidrodestilasi). Selain alatnya cukup praktis, penyulingan air dapat mengekstraksi minyak atsiri dari bahan berupa bubuk (akar, kulit, kayu dan sebagainya) (Lutony dan Rahmayati, 1994; Koensoemardiyah, 2010).
Kebutuhan minyak atsiri meningkat terus seiring dengan kegunaan yang makin beragam dari minyak atsiri. Hal ini merupakan upaya untuk menambah produksi zat pewangi yang dapat dipakai oleh masyarakat. Kebutuhan industri sekarang ini, bahan baku yang disediakan ada yang bersifat segar dan kering, dimana ini nantinya akan berpengaruh pada hasil yang didapat dalam proses penyulingan (Fathur, dkk., 2013; Vigan, 2010).
Berdasarkan hal tersebut di atas, peneliti tertarik untuk melakukan pemeriksaan yang meliputi karakterisasi simplisia, isolasi dengan metode destilasi air serta analisis komponen minyak atsirinya secara Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS) dari kulit buah jeruk jingga segar dan kering dengan
alasan untuk memanfaatkan kulit buah jeruk jingga. Dengan demikian, kulit buah jeruk jingga dapat dijadikan sebagai sumber minyak atsiri.
1.2Perumusan Masalah
a. bagaimana karakteristik simplisia kulit buah jeruk jingga (Citrus x jambhiri Lush)?
b. apakah ada perbedaan kadar komponen minyak atsiri dari kulit buah jeruk jingga (Citrus x jambhiri Lush) segar dan kering yang dianalisis secara GC-MS?
1.3Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah di atas maka hipotesisnya adalah:
a. karakterisasi simplisia kulit buah jeruk jingga (Citrus x jambhiri Lush) dapat ditentukan sesuai dengan cara karakterisasi yang terdapat dalam Materia Medika Indonesia (MMI).
b. terdapat perbedaan kadar komponen minyak atsiri dari kulit buah jeruk jingga (Citrus x jambhiri Lush) segar dan kering yang dianalisis secara GC-MS.
1.4Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
a. untuk mengetahui karakteristik simplisia kulit buah jeruk jingga (Citrus x jambhiri Lush) sesuai dengan cara karakterisasi yang terdapat dalam Materia Medika Indonesia (MMI).
b. untuk mengetahui perbedaan kadar komponen minyak atsiri yang
1.5Manfaat Penelitian