BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. Pengetahuan
A. Defenisi Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari ‘Tahu’ dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
panca indra manusia, yakni Indra pengetahuan, pendengaran, penciuman, rasa dan
raba, sebagaian besar pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan telinga.
( Notoatmodjo, 2011).
1. Tingkat Pengetahuan
Menurut (Notoatmodjo, 2011), tingkat pengetahuan mempunyai enam
tingkat yaitu :
a . Know (tahu)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali
(recall ) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang di terima.
b. Comprehension (memahami)
Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan secara benar tentang
objek yang di ketahui dan dapat mengintreprestasikan materi tersebut secara benar.
c. Application (aplikasi)
Dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi real ( sebenarnya ), aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan huku-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebaginya dalam
konteks atau situasi yang lain.
d. Analysis (analisa)
Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
ke dalam kompnen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur orgnisasi tersebut,
dan masih ada kaitanya satu sama lain, kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan,
mengelompokkan, dan sebagainya.
e.Syntesis(sintesis)
Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan merangkum atau meletakan
atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan baru.
f. Evaluasi
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan untuk justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek tertentu. misalnya, dapat membandingkan
anak yang cukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi (Notoadmodjo,2007).
B. Sikap
Sikap merupakan suatu reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup
terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap tidak dapat dilihat langsung, tetapi
hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup, sikap secara
nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu.
Maka sikap merupakan kesiapan atau ketersediaan untuk bertindak, dan bukan
merupakan pelaksanaan motif tertentu (Notoadmotdjo,2007)
Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu
1. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus
yang diberikan (objek)
Merespon diartikan memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap. Karena
dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang
diberikan, lepas pekerjaan itu benar atau salah berarti orang menerima ide
tersebut.
3. Menghargai (volving)
Menghargai diartikan mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu
indikasi sikap tingkat tiga.
4. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
resiko merupakan sikap yang paling tinggi (Notoadmodjo,2007)
C. Asuhan Antenatal Care
Asuhan antenatal care adalah asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sejak
konfirmasi konsepsi hingga awal persalinan (Marmi,2011)
D. Tujuan Asuhan Kehamilan (ANC)
Tujuan utama ANC adalah menurunkan/mencegah kesakitan dan kematian
maternal dan perinatal, adapun tujuan khususnya:
1. Memonitor kemajuan kehamilan guna memastikan kesehatan ibu dan
perkembangan bayi yang normal
2. Mengenali secara dini penyimpangan dari normal dan memberikan
penatalaksanaan yang diperlukan
3. Membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan dalam rangka
mempersiapkan ibu dan keluarga secara fisik, emosional, dan logis untuk
( pantikawati,2010)
E. Manajemen Pelayanan Kebidanan (Antenatal Care)
Manajemen sering dikenal oleh dengan defenisi “proses melaksanakan
pekerjaan melalui orang lain” dalam pelayanan kebidanan, manajemen adalah suatu
proses pelaksanaan pemberian pelayanan kebidanan untuk memberkan asuhan
kebidanan kepada klien dengan tujuan menciptakan kesejahteraaan bagi ibu dan
anak, kepuasan pelanggan dan kepuasan bidan sebagai provider. Manajemen pelayanan kebidanan tentu saja mengngambil sistem manajemen pada umumnya
dalam pelayanannya juga melaksanakan aktivitas manajemen yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan supervisi dan evaluasi
(erna,2008)
F. Kunjungan Antenatal Care
Pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan sedini mungkin, segera setelah
seorang wanita merasa dirinya hamil, kebijakan pemerintah tentang kunjungan
antenatal care sebaiknya dilakukan paling sedikit empat kali selama kehamilan, dengan ketentuan waktu sebagai berikut.
1.Minimal 1 (satu) kali pada trimester pertama = KI.
2.Minimal 1 (satu) kali pada trimester kedua =K2.
3.Minimal 2 (dua) kali pada trimester ketiga = K3 dan K4
(Bartini, 2012).
a. Jadwal kunjungan ulang dan tujuannya:
1. Kunjungan ulang 1 ( 16 minggu) dilakukan untuk:
a. Penapisan dan pengobatan anemia
b. perencanaan persalinan
2. Kunjungan 2 (24 minggu-28 minggu)
a. Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
b. apenapisan pre eklampsia, gameli, infeksi alat reproduksi dan saluran
kemih,
c. mengulang rencana persalinan
3. Kunjungan IV (36 minggu sampai lahir)
a. sama seperti kegiatan kunjungan II dan III
b. mengenali kelainan letak dan presentasi
c. memantapkan rencana persalinan
d. mengenali tanda-tanda persalinan (marmi,2011)
Apabila terdapat kelainan atau penyulit kehamilan seperti mual, muntah,
keracunan kehamilan, perdarahan, kelainan letak, dan sebagainya, maka frekuensi
pemeriksaan disesuaikan dengan kebutuhan.
1) Timbang berat badan
2) Ukur tekanan darah
3) Ukur tinggi fundus uteri
4) Pemberian imunisasi TT lengkap
5) Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
6) Tes terhadap penyakit menularseksual, HIV/AIDS dan malaria
7) Temu wicara (konseling) dalam rangka rujukan ( Bartini,2012)
1. Asuhan Kunjungan pertama
Pada kunjungan pertama bidan harus
a. Melakukan anamnesis riwayat dan mengisi KMS ibu hamilsecara lengkap
Petunjuk komunikasi yang baik dan efektif yaitu
2) Gunakan bahasa yang dimengerti oleh ibu, jangan menggunakan
kata-kata medis, gunakan bahasa tubuh (non verbal) misal, senyuman,
sentuhan dll.
3) Dengarkan keluhan dan ungkapan perasaan ibu, jangan memotong
pembicaraan
4) Beri kesan bahwa kita sedang mendengarkan dan mencoba memahami
apa yang diungkapkan ibu.
5) Jawab setiap pertanyaan yang diungkapkan ibu.
6) Berikan penjelasan secara singkat, lengkap dan mudah dimengerti, ulangi
informasi penting yang harus diketahui ibu
Data yang yang dikaji dalam anamnesis mencakup data:
1. Identitas ibu dan suami (nama, usia, pekerjaan , agama,alamat, dan
nomor telepon) untuk mengenal status sosial ekonominya, sebagai
pertimbangan untuk anjuran dan pengobatan yang diperlukan.
2. Keluhan yang dirasakan, apakah ibu datang untuk memeriksakan
kehamilan atau ada masalah lain .
3. Riwayat haid, untuk mengetahui faal alat kandungan.
4. Riwayat perkawinan
5. Riwayat ini: HPHT, siklus haid, perdarahan pervaginam, keputihan,
mual, dan muntah, masalah/kelainan pada kehamilan sekarang, riwayat
imunisasi TT, gerakan janin, pemakaian obat-obatan termaksud
jamu-jamuan
6. Riwayat obstetri lalu: jumlah kehamilan, jumlah persalinan, jumlah anak
hidup, jumlah keguguran, jumlah aborsi, perdarahan pada kehamilan dan
lalu,berat bayi<2,5 kg atau >4 kg dan masalah pada kehamilan persalinan
dan nifas yang lalu
7. Riwayat KB
8. Riwayat penyakit keluarga
9. Riwayat penyakit: jantung, hipertensi, diabetes mellitus, TBC, pernah
operasi,hepatitis B, ginjal, asma, epilepsi, malaria, PMS, dan HIV/AIDS
10. Riwayat sosial ekonomi: status perkawinan, respon ibu dan keluarga
terhadap kehamilan, siapa pembuat keputusan, rencana melahirkan
kebiasaan makan dan minum. Kebiasaan merokok, alkohol dan
obat-obatan terlarang , kehidupan seksual, pekerjaan dan aktivitas sehari-hari,
pendidikan, dan penghasilan.
11. Data pola pemenuhan sehari-hari: pola nutrisi, eliminasi,istirahat, dan
aktifitas
12. Data psikososial dan spritual: hubungan ibu dengan keluarga dan
masyarakat, tanggapan ibu dan keluarga tentang kehamilan,
rencanapersalinan ( tempat, penolong, dan persiapan persalinan)
b. Melakukan Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada ibu hamil meliputi:
1. Pemeriksaan Luar
a) Pemeriksaan Umum
1) Bagaimana keadaan umum ibu, keadaan gizi, kelainan bentuk
badan, kesadaran.
2) Adakah anemia,cyanosis, ikterus, dan dysponea
3) Keadaan jantung dan paru, periksa suhu, tekanan darah, denyut
4) Oedema
5) Tinggi badan
6) Berat badan
7) Refleks
8) Pemeriksaan laboratorium sederhana, untuk kadar Hb, golongan
darah dan urine rutin
b) Pemeriksaan kebidanan
1) Inspeksi: Kepala dan leher adakah; rambut rontok, edema dan
cloasma di wajah, kelainan pada konjungtiva dan sklera mata,
mulut (bibir pucat, lidah pucat,caries gigi), leher (pembesaran vena
jugularis, pembengkakan saluran limfe, kelenjar tyroid dan tonsil)
2) Dada: Bentuk payudara, pigmentasi putting susu, keluarnya
colustrum (dilakukan setelah 28 minggu)
3) Perut: pembesaran , keadaan pusut, linea alba, gerakan anak,
kontrasi rahim, bekas luka operasi.
4) Vulva: tanda chadwick, fluor albous, condyloma, dan keadaan perenium
5) Anggota bawah: cari varices, oedem, dan luka
6) Palpasi: besarnya rahim untuk menentukan tuanya kehamilan, dan
letak anak dalam rahim. Palpasi leopod akan dibahas di bab
selanjunya
7) Auskultasi: dengan steteskop atau dopler untuk mendengarkan
bunyi jantung, bising rahim, bunyi aorta, dan bising usus
2) Pemeriksaan dalam: dilakukan pada kunjungan awal dan diulangi pada
Asuhan Kebidan Kunjungan Ulang atau setiap kunjungan
Pada unjungan ulang atau setiap kunjungan bidan harus melaksanakan hal-hal
berikut:
a. Menilai keadaan umum ( fisik) dan psikologis ibu hamil
b. Memeriksa urine untuk test protein dan glukosa urine atas indikasi.
Bila ada kelainan, ibu dirujuk.
c. Mengukur berat badan dan lingkar lengan atas. Jika beratnya tidak
bertambah, atau lingkar lengannya menunjukkan kurang gizi, beri
penyuluhan tentang gizi dan rujuk untuk pemeriksaan dan pengobatan
lebih lanjut. Waspadai kenaikan berat badan pada trimester III, jika
ditemukan ketiga tanda tersebut, lanjutkan dengan penatalaksanaan
preeklampsia
d. Mengukur tekanan darah dengan posisi ibu hamil duduk atau
berbaring dengan bantal. Letakkan tensimeter di permukaan yang
datar setinggi jantungnya. Gunakan selalu ukuran manset yang sesuai.
Jika tekanan darah diatas 140/90mmhg, atau peningkatan diastole 10
mmhg /lebih sebelum kehamilan 16 minggu atau paling sedikit pada
pengukuran dua kali berturut-turut dengan selisih waktu 1 jam, berarti
ada selisih ada yang nyata dan ibu perlu dirujuk
e. Periksa Hb pada kunjungan pertama dan pada kehamilan 28
minggu-30 minggu atau lebih sering jika ada tanda anemia. Pada daerah
endemis malariaperlu diwaspadai terhadap anemia
f. Berikan tablet besi minimal 90 tablet selama hamil dan dimunum
sehari sekali dengan air putih, hindari teh, kopi karena akan
g. Menanyakan adanya tanda dan gejala PMS
h. Lakukan pemeriksaan fisik lengkap, termaksud payudara untuk
persiapan menyusui
i. Ukur TFU (tinggi fundus uteri) dalam centimeter, TFU sesudah 24
minggu sama dengan umur kehamilan dalam cm
j. Mendengarkan denyut jantung janin dan tanyakan pergerakan janin,
rujuk jika terjadi penurunan
k. Beri nasehat tentang cara perawatan diri selama selama kehamilan
l. Dengarkan keluhan dan bicarakan rencana persalinan (Bartini,2012)
G. Standart Asuhan Kehamilan
Terdapat enam standar dalam standar pelayanan asuhan antenatal. Standar
tersebut merupakan bagian dari lingkup standar pelayanan kebidanan.
Standar 1 : Identifikasi Ibu Hamil
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara
berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami, dan anggota
keluarganya agar mendorong ibu untukmemeriksakan kehamilannya sejak dini secara
teratur.
Standar 2 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
Bidan memberikan sedikitnya empat kali pelayanan antenatal, pemeriksaan meliputi anamnesis serta pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah
perkembangan berlangsung normal, bidan juga harus mengenal kehamilan risiko
tinggi, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS/infeksi HIV, memberikan
pelayanan imunisasi, nasihat, dan penyuluhan kesehatan, serta tugas terkait lainnya
yang diberikan oleh puskesmas, mereka harus mencatat data yang tepat pada setiap
diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.
Standar 3 : Palpasi Abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksam dan melakukan palpasi
untuk memperkirakan usia kehamilan bila usia kehamilan bertambah,memeriksa
posisi, bagian terendah janin, dan masuknya kepala janin kedalam ronnga panggul
untuk mencari kelainan, serta melakukan rujukan tepat waktu.
Standar 4 : Pengelolahan Anemia pada Kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan rujukan semua
kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Standar 5 : Pengelola Dini Hipertensi pada kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan
mengenali tanda dan gejala preeklampsia lainnya, mengambil tindakan yang tepat,
dan merujuknya.
Standar 6 : Persiapan Persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami,dan keluarganya pada
trimester ketiga untuk memastikan bahwa persiapan persalinan bersih dan aman serta
suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan
transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat.
Oleh karena itu, bidan sebaiknya melakukan kunjungan rumah(Vivian ,2012).
Pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan sedini mungkin, segera setelah
seorang wanita merasa dirinya hamil. Kebijakan pemerintah tentang kunjungan
antenatal care sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan, dengan
H. Pinsip Pokok Asuhan Kehamilan (ANC)
Prinsip yang seharusnya dilakukan oleh bidan selama melakukan asuhan
kehamilan adalah sebagai berikut.
1. Kehamilan dan kelahiran adalah suatu proses yang normal,alami, dan sehat.
Sebagai bidan, kita meyakini bahwa model asuhan kehamilan yang
membantu serta melindungi proses kehamilan dan kelahiran normal adalah
yang paling sesuai bagi sebagian besar wanita. Tidak perlu meakukan
intervensi yang tidak didukung oleh bukti ilmiah (evidence based practice).
2. Pemberdayaan
Ibu adalah pelaku utama dalam asuhan kehamilan, oleh karena itu, bidan
harus memberdayakan ibu dan keluarga dengan meningkatkan pengetahuan
dan pengalaman mereka melalui pendidikan kesehatan agar dapat merawat
dan menolong diri sendiri pada kondisi tertentu, hindari sikap negatif dan
banyak mengkritik.
3. Otonomi .
Pengambilan keputusan adalah ibu dan keluarga. Untuk dapat mengambil
suatu keputusan mereka memerlukan informasi. Bidan harus memberikan
informasi yang akurat tentang risiko dan manfaat dari semua prosedur,
obat-obatan, maupun tes/pemeriksaan sebelum mereka memutuskan untuk
menyetujuinya. Bidan juga harus membantu ibu dalam membuat suatu
keputusan tentang apa yang terbaik bagi ibu dan bayinya berdasarkan sistem
nilai dan kepercayaan ibu/ keluarga.
4. Tidak membahayakan
Intervensi harus dilaksanakan atas dasar indikasi yang spesifik, bukan sebagai
membahayakan ibu maupun janin. Bidan yang terampil harus mengetahui
kapan ia harus melakukan sesuatu dan intervensi yang dilakukannya haruslah
aman berdasarkan bukti ilmiah.
5. Tanggung jawab
Asuhan kehamilan yang diberikan bidan harus selalu didasari ilmu, analisis,
dan pertimbangan yang matang, akibat yang timbul dari tindakan yang
dilakukan menjadi tanggungan bidan. Pelayanan yang diberikan harus
berdasarkan kebutuhan ibu dan janin, bukan atas kebutuhan bidan, asuhan
yang berkualitas, berfokus pada klien, dan sayang ibu, serta berdasarkan bukti
ilmiah terkini (praktik terbaik) menjadi tanggung jawab semua profesional
bidan( vivian,2012)
H. Tipe pelayanan 1. Mandiri
Manajemen primer, manajemen pengelolahan mandiri dan lengkap dari
asuhan ibu dan bayi, termasuk mengidentifikasikan kebutuhan untuk
konsultasi dan atau rujukan untuk petugas kesehatan lainnya.
1. Kolaborasi
Mengidentifikasi masalah yang membutuhkan keterlibatan seorang dokter
atau petugas kesehatan lainnya, melakukan konsultasi perencanaan dan
pelaksanaan asuhan yang melibatkan baik bidan, dokter, maupun petugas
kesehatan lainnya.
3. Rujukan
Mengidentifikasi kebutuhan untuk asuhan selanjutnya yang berada diluar
lingkup praktek kebidanan, menentukan sumber daya yang sesuai, bermitra
klien kepada profesi kesehatan lainnya (Ai yeyeh,2009).
I. Lingkup asuhan kehamilan
memberikan asuhan kepada ibu hamil, bidan harus memberikan pelayanan
secara komprehensif/ menyeluruh. Adapun lingkup asuhan kebidanan pada ibu hamil
meliputi.
1. Mengumpulkan data dan riwayat kesehatan dan kehamilan serta menganalisis
tiap kunjungan/pemeriksaan ibu hamil.
2 Melaksanakan pemeriksaan fisik secara sistematis dan lengkap.3.
3 Melakukan pemeriksaan abdomen termaksud tinggi fundus uteri
(TFU)/posisi/presentasi dan penurunan janin.
4 Melakukan penilaian pelvic dan struktur panggul.
5 Menilai keadaan janin selama kehamilan termaksud denyut jantung janin
dengan
6 Fetoskope dan gerakan janin dengan palpasi.
a. Menghitung usia kehamilan dan hari perkiraan lahir (HPL).
b. Mengkaji status nutrisi dan hubungan dengan pertumbuhan janin.
c. Mengkaji berat badan ibu dan hubungannya dengan komplikasi
d. Memberikan penyuluhan tanda-tanda bahaya dan bagaimana menghubungi
bidan.
e. Melakukan penatalaksanaan kehamilan dengan anemia ringan, hiperemesis
gravidarum tingkat1, abortus iminiens, dan preeklampsi ringan.
f. Menjelaskan dan mendemonstrasikan cara mengurangi ketidaknyamanan
alam kehamilan.
g. Memberi imunisasi.
termaksud rujukan tepat pada: kurang gizi,pertumbuhan janin tiak
adekuat,PEB, dan hipertensi,perdarahan pervaginam, kehamilan ganda,
oedem, kematian janin, sakit kepala berat, gangguan pandangan, nyeri
epigastriumkarena hipertensi,KPSW, persangkaan polihidramnion,DM,
kelainan congenital, hasil laboratorium abnormal, kelainan letak janin, infeksi
ibu hamil seperti: infeksi menural seksual, vaginistis, dan infeksi saluran
kencing.
i. Memberikan bimbingan persiapan persalinan, kelahiran, dan menjadi orang
tua.
j. Bimbingan dan penyuluhan tentang perilaku kesehatan selama hamil seperti
nutrisi, latihan, keamanan , merokok.
k. Penggunaan secara aman atau obat-obatan tradisional yang tersedia