BAB II
PENGHAPUSAN PAKSA (FORCED DELISTING) DALAM PERATURAN PERATURAN PASAR MODAL INDONESIA
A. Pengertian dan Dasar Hukum Penghapusan Paksa (Forced Delisting).
1. Pengertian penghapusan paksa (forced delisting)
Istilah dari pengahapusan paksa dalam pasar modal secara umum telah dikenal
dalam kegiatan ekonomi yang dilakukan para perusahaan publik.Pasar modal adalah
kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,
perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan
profesi yang berkaitan dengan efek28
Pasar modal yang pada hakikatnya adalah jaringan tatanan yang memungkinkan
pertukaran klaim jangka panjang, penambahan financialassets(hutang) pada saat yang
sama, memungkinkan investor untuk mengubah dan menyesuaikan portofolio investasi
(melalui pasar sekunder).
. Yang didalam nya melakukan transaksi bursa dan
dalam Pasal 1 angka 28 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
adalah kontrak yang ditentukan oleh Bursa Efek mengenai jual beli efek, pinjaman
Efek, atau kontrak lain mengenai Efek atau harga efek.
29
28
Pasal 1 angka 13 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
29
Pandji Anoraga dan Piji Pakarti Pengantar Pasar Modal, (Jakarta: Rineka Cipta,2001) hal 5. Sehingga pasar modal memberikan jasanya yaitu
menjembatani hubungan antara pemilik modal dengan persuhaan dalam hal ini disebut
meminta instrument pasar modal untuk keperluan investasi portofolio sehingga pada
hakikatnya dapat memaksimumkan penghasilan.30
Emiten adalah pihak yang melakukan penawaran umum di pasar
modal.31Penawaran umum ini meliputi penawaran Efek oleh emiten yang dilakukan
dalam wilayah Republik Indonesia atau kepada warga Negara Indonesia dengan
menggunakan media massa atau ditawarkan kepada lebih dari 100 (seratus) pihak atau
telah dijual kepada lebih dari 50 (lima puluh) pihak dalam batas nilai serta batas waktu
tertentu. Penawaran Efek di wilayah Republik Indonesia meliputi penawaran Efek yang
dilakukan oleh Emiten dalam negeri atau asing, baik kepada pemodal Indonesia maupun
asing yang dilakukan di wilayah Republik Indonesia melalui pemenuhan prinsip
keterbukaan.32
Secara umum perkembangan pasar modal memperlihatkan bahwa perusahaan akan
mencari tambahan dana dari masyarakat melalui pasar modal, maka perusahaan tersebut
harus melakukan suatu proses go public. Pada hakikatnya perusahaan yang “go public”
adalah perusahaan yang membuka diri terhadap keikutsertaan masyarakat dalam suatu
perusahaan yang pada awalnya bersifat tertutup, baik dengan cara pemilikan maupun
dengan penetapan kebijakan pengelolaan perusahaannya.33
Untuk dapat memasarkan saham yang akan dilakukan dalam penawaran umum,
sebelumnya perusahaan harus mengajukan pernyataan pendaftaran go public kepada
Bapepam. Nantinya Bapepam akan menanggapi dalam waktu 45 (empat puluh lima)
30
Ibid.
31
Pasal 1 Angka 6 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
32
Penjelasan Pasal 1 Angka 15 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
33
hari. Jika dalam 45 hari tersebut tidak ada tanggapan yang disampaikan oleh Bapepam,
maka pendafaran dinyatakan efektif.34
a. Penawaran efek yang bersifat utang yang jatuh temponya tidak lebih dari setahun;
Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal Pasal 70
menyatakan berikut ini :
1.Yang dapat melakukan penawaran umum hanyalah emiten yang telah menyampaikan pernyataan pendaftaran kepada Bapepam untuk menawarkan atau menjual efek kepada masyarakat dan pernyataan tersebut telah efektif.
2.Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) tidak berlaku bagi pihak yang melakukan :
b. Penerbitan sertifikat deposito; c. Penerbitan polis asuransi;
d. Penawaran efek yang diterbitkan dan dijamin Pemerintah ; atau e. Penawaran efek lain yang ditetapkan oleh Bapepam.
Dan pasal 74 dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal juga
dijelaskan bahwa :
1. Pernyataan pendaftaran menjadi efektif pada hari ke-45 (keempat puluh lima) sejak diterimanya pernytaan pendaftaran secara lengkap atau pada tanggal yang lebih awal jika dinyatakan efektif oleh Bapepam.
2. Dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Bapepam dapat meminta perubahan dan atau tambahan informasi dari emiten atau perusahaan publik.
Secara umum dapat dilihat bahwa bagi perusahan yang akan melakukan go public
harus memenuhi syarat-syarat yaitu :35
a. Emiten berkedudukan di Indonesia
b. Pemegang saham minimal 300 orang
c. Modal disetor penuh sekurang-kurangnya tiga milliar rupiah
d. Setelah diaudit, selama dua tahun buku terakhir berturut-turut memperoleh laba
34
Pandji Anaroga dan Piji Pakarti, Pengantar Pasar Modal, Edisi Revisi, (Jakarta: Rineka Cipta 2001), hal 50.
35
e. Laporan keuangan telah diperiksa akuntan publik untuk dua tahun terkahir
berturut-turut dengan pernyataan wajar tanpa pengecualiaan dua tahun terakhir
f. Untuk perbankan harus memenuhi kriteria sebagai bank sehat dan memenuhi
kecukupan modal sesuai ketentuan Bank Indonesia.
Perusahaan yang sudah melakukan penawaran umum disebut perusahaan terbuka
atau perusahaan publik.Hal ini berarti bahwa perusahaan tersebut merupakan sudah
milik masyarakat pemegang saham dari perusahaan yang bersangkutan.Besarnya
kepemilikan tergantung dari besarnya presentase saham yang dimilki oleh investor.
Secara mudah dikenali oleh masyarakat, karena di belakang nama perusahaan
ditambahkan istilah “Tbk” (terbuka), sedangkan dalam bahasa Inggris ditambahkan
istilah “Plc” (Public Listed Company). Kegiatan dalam rangka penawaran umum
penjualan saham perdana disebut dengan IPO (Initial Public Offering).Dalam rangka
IPO, ada yang disebut prospektus, yaitu salah satu media informasi yang digunakan
untuk penyebaran informasi yang digunakan untuk penyebaran informasi ke
masyarakat.36
a. Kewajiban untuk memenuhi disclosure requirements
Perusahaan yang menawarkan efeknya melalui pasar modal akan mengalami
perubahan yang fundamental. Status perusahaan tertutup akan berubah menjadi
perusahaan terbuka dengan segala konsekuensinya. Perusahaan tersebut akan
mempunyai status baru yaitu perusahaan publik. Perbedaan mendasar antara perusahaan
publik dengan perusahaan bukan publik dapat dilihat dari berbagai asepek antara lain :
b. Jumlah pemegang saham relatif besar
36
c. Kewajiban menyampaikan laporan (baik regular maupun insidentil) kepada
Bapepam maupun masyarakat
d. Tuntutan terhadap pemisahan antara pemilik dan manajemen
e. Terjadinya turn over kepemilikan saham yang tinggi
f. Tindakan manajemen perusahaan publik akan selalu menjadi perhatian publik.37
Otoritas bursa yang dipegang oleh Bursa Efek sebagai proses pencatatan saham
dalam bursa atau listing di bursa saham. Namun dalam perkembangan pasar modal
terdapat juga ketika terjadinya penghapusan yang dilakukan terhadap saham yang
tercatat di bursa saham yang disebut dengan delisting yaitu tindakan mengeluarkan
suatu saham yang tercatat di bursa efek karena memenuhi kriteria yang ditentukan oleh
manajemen bursa efek (forced delisting) sehingga tidak dapat diperdagangkan lagi di
bursa efek tersebut.38
Merujuk pada Peraturan Nomor I-I Tentang Pengahapusan Pencatatan (delisting)
dan Pencatatan Kembali (relisting) saham di bursa yang termuat dalam Keputusan
Bursa Efek Jakarta Nomor: Kep-308/BEJ/07-2004. Penghapusan paksa (forced
delisting) adalah ketika dilakukan delisting saham oleh bursa yaitu ketika bursa
menghapus pencatatan saham perusahaan tercatat sesuai dengan ketentuan peraturan ini
apabila perusahaan tercatat mengalami sekurang kurangnya satu kondisi dibawah ini :39
a. Mengalami kondisi, atau peristiwa, yang secara signifikan berpengaruh negatif
terhadap kelangsungan usaha perusahaan tercatat, baik secara finansial atau
37
Paulus Situmorang, Pengantar Pasar Modal, (Jakarta:Mitra Wacana Media,2008),hal 87.
38
Mukti, Perlindungan Hukum Bagi Investor Publik dalam Penghapusan Pencatatan (Delisitng) Saham pada Kegiatan Di Pasar Modal, Resipitory USU,2008 hal 42.
39
secara hukum atau terhadap kelangsungan status perusahaan tercatat sebagai
perusahaan terbuka, dan perusahaan tercatat tidak dapat menunjukkan indikasi
pemulihan yang memadai.
b. Saham perusahaan tercatat yang akibat suspensi di pasar regular dan tunai,
hanya diperdagangkan di pasar negoisasi sekurang kurangnya selama 24 (dua
puluh empat) bulan terakhir.
Secara umum penghapusan paksa (forced delisting) hampir sama hasilnya dengan
proses go private yaitu membuat perusahaan yang pada awalnya merupakan perusahaan
yang sifatnya terbuka menjadi tertutup dan tidak lagi dapat diperdagangkan di bursa
saham. Dalam Black’s Law Dictionary go private adalah sebuah proses berakhirnya
status perusahaan terbuka dikarenakan diakusisi oleh pemegang saham tunggal atau
sebuah kelompok kecil.40
Di Indonesia istilah go private sendiri lebih dikenal dengan istilah delisting karena
perusahaan yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia melakukan
penghapusan pencatatan saham dari bursa sehingga perusahaannya tidak lagi menjadi
perusahaan terbuka. Padahal delisting merupakan sebuah tahapan yang harus dilakukan
oleh perusahaan terbuka untuk menjadi perusahaan tertutup (go private).41
2. Dasar Hukum Penghapusan Paksa (forced delisting)
Pengahapusan paksa di dalam pasar modal secara khusus tidak terdapat dalam satu
peraturan perundang-undangan di Indonesia yang mengatur namun dalam praktiknya
terdapat beberapa dasar hukum yang dapat dijadikan acuan atau pijakan bagi
40
Black’s Law Dictionary, hal 69.
41
perusahaan dalam melakukan go private yang dapat dilihat dari beberapa peraturan
yaitu ;42
a. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
Secara umum dalam pengaturan Undang-Undang tentang Pasar Modal banyak
dimuatkan mengenai kewenangan dari Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)
dalam melakukan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari kegiatan
pasar modal yang dilakukan Bapepam seperti yang termuat dalam pasal (3)
Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal dan Badan Pengawas
Pasar Modal yang bertanggung jawab pada Menteri.
Secara umum pembinaan, pengaturan dan pengawasan sebagaimana yang
dimaksud dalam pasal (3) dilaksanakan oleh Bapepam dengan tujuan mewujudkan
terciptanya kegiatan Pasar Modal yang teratur, wajar dan efisien serta melindungi
kepentingan pemodal dan masyarakat. 43 Sehingga melalui hal ini Bapepam
diberikan wewenang yaitu Memberi izin usaha kepada Bursa Efek, Lembaga
Kliring dan Penjaminan, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Reksa Dana,
Perusahaan Efek, Penasihat Investasi, dan Biro Administrasi Efek.44
Di dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, badan
pengawas pasar modal diberikan juga kewenangan dalam melakukan pemeriksaan
terhadap setiap emiten atau perusahaan publik dan mengumumkan hasil
pemeriksaan dan melakukan pembekuan atau pembatalan pencatatan suatu efek
pada bursa efek atau menghentikan transaksi bursa atas tertentu untuk jangka waktu
42
M. Indra Tri Juniadi, Kajian Rutin Divisi Capties : Go Private, Jurnal Business Law Society
Faculty of Law University of Indonesia,
2014).
43
Pasal 4 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
44
tertentu guna melindungi kepentingan pemodal.45Dalam prosesnya di pasar modal juga dapat menghentikan kegiatan perdagangan Bursa Efek untuk jangka waktu
tertentu dalam hal keadaan darurat dan melakukan tindakan yang diperlukan untuk
mencegah kerugian masyarakat sebagai akibat pelanggaran atas ketentuan di bidang
pasar modal.46
Mengingat pasar modal merupakan sumber pembiayaan dunia usaha dan sebagai
wahana investasi bagi para pemodal yang memilki peranan yang strategis untuk
menunjang pelaksanaan pembangunan nasional, kegiatan pasar modal perlu
mendapatkan pengawasan agar dapat dilaksanakan secara teratur, wajar dan
efisien.Untuk itu, secara operasional Bapepam diberi kewenangan dan kewajiban
untuk membina, mengatur dan mengawasi setiap pihak yang melakukan kegiatan di
pasar modal. Pengawasan tersebut dapat dilakukan dengan menempuh
upaya-upaya, baik yang bersifat preventif dalam bentuk aturan, pedoman, pembimbingan,
dan pengarahan maupun secara represif dalam bentuk pemeriksaan, penyidikan dan
pengenaan sanksi.
Pasar modal yang menjadi pasar penawaran yang menjual kepercayaan kepada
publik berdasarkan pasal (5) huruf o Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang
Pasar Modal juga memberikan kewenangan kepada Bapepam untuk memberikan
penjelasan lebih lanjut yang bersifat teknis atas Undang-undang ini atau aturan
pelaksanaannya dan juga melakukan hal-hal yang diberikan Undang-undang ini.
47
Bapepam juga dapat memberikan sanksi administratif atas pelanggaran
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan atau peraturan
45
Pasal 5j Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
46
Pasal 5n Undang-Unang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
47
pelaksanaannya yang dilakukan oleh setiap pihak yang memperoleh izin,
persetujuan, atau pendaftaran dari Bapepam48. Dalam hal ini sanksi administratif ini
dapat berupa :49
1) Peringatan tertulis;
2) Denda yaitu kewajiban untuk membayar sejumlah uang tertentu;
3) Pembatasan kegiatan usaha;
4) Pembekuan kegiatan usaha;
5) Pencabutan izin usaha;
6) Pembatalan persetujuan;
7) Pembatalan pendaftaran.
Pembatasan atau pembekuan kegiatan usaha yang dilakukan oleh badan
pengawas pasar modal atau Bapepam merupakan bentuk suspensi atau bahkan
melakukan penghapusan paksa (forced delisting) yang dilakukan otoritas bursa
yang memiliki kewenangan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
b. Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Secara umum dalam Undang-Undang No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas memberikan secara tidak langsung dan secara terperinci mengenai
pengaturan tentang penghapusan paksa di pasar modal. Didalam peraturan ini
banyak dimuatkan dalam Pasal 19 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas (UUPT) dinyatakan bahwa untuk melakukan go private
diperlukan persetujuan dari seluruh pemegang saham baik pemegang saham utama
48
Pasal 102 angka 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
49
maupun mayoritas. Selain itu dalam Pasal 21 ayat (2) huruf g Undang-undang
Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang menyatakan bahwa
perubahan anggaran dasar tertentu harus mendapat persetujuan menteri pada ayat
(1) salah satunya meliputi status perseroan yang tertutup menjadi perseroan terbuka
atau sebaliknya.
Persyaratan go public dengan cara membeli saham kembali juga diatur dalam
Pasal 37 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perusahaan Terbatas yang
berhubungan dengan perlindungan modal dan kekayaan perseroan. Selain hal ini
diberikan perlindungan juga perlindungan bagi pemegang saham yang merasa
dirugikan dengan adanya go private yang diatur dalam Pasal 61 ayat (1) yaitu setiap
pemegang saham berhak mengaajukan gugatan terhadap Perseoran ke pengadilan
negeri apabila dirugikan karena tindakan Perseroan yang dianggap tidak adil dan
tanpa alasan wajar sebagai akibat keputusan RUPS, Direksi, dan/atau Dewan
Komisaris, dan Pasal 62 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas yakni setiap pemegang saham berhak meminta kepada
Perseroan agar sahamnya dibeli dengan harga yang wajar apabila yang
bersangkutan tidak menyetujui tindakan Perseoran yang merugikan pemegang
saham atau Perseroan, berupa :
1) Perubahan anggaran dasar;
2) Pengalihan atau penjaminan kekayaan Perseroan yang mempunyai nilai lebih
dari 50% (lima puluh persen) kekayaan bersih Perseroan; atau
c. Keputusan Bapepam No.Kep-32/PM/2000 (Peraturan No.IX.E.1 tentang
Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu).
Dalam benturan kepentingan tertentu dapat dilihat bahwa terdapat hal yang
menjadi transaksi di dalam bursa saham yang menurut Badan Pengawas Pasar
Modal atau Bapepam menjadi transaksi yang harus menjadi perhatian yaitu ketika
transaksi ketika seorang direktur, komisaris, pemegang saham utama atau pihak
terafiiliasi dari direktur, komisaris atau pemegang saham utama mempunyai
benturan kepentingan maka transaksi dimaksud harus terlebih dahulu harus
disetujui oleh para pemegang saham independen atau wakil mereka yang diberi
wewenang untuk itu dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sebagaimana di
atur dalam peraturan ini dan hal ini harus disampaikan dan ditegaskan melalui
notaris.50
1) Uraian mengenai transaksi sekurang-kurangnya;
Sehingga salinan informasi yang telah disampaikan melalui Rapat Pemegang
Saham harus disampaikan kepada Bapepam dan salinan informasi yang harus
diungkapkan harus meliputi :
a) Kekayaan atau jasa yang bersangkutan;
b) Nilai transaksi yang bersangkutan;
c) Nama pihak-pihak yang mengadakan transaksi dan hubungan mereka
dengan perusahaan yang bersangkutan dan
d) Sifat dari benturan kepentingan pihak-pihak yang bersangkutan dalam
transaksi tersebut.
50
2) Ringkasan laporan independen yang ditunjuk;
3) Tanggal, waktu dan tempat diselenggarakannya rapat umum pemegang saham
dan rapat pemegang saham selanjutnya yang direncanakan dan akan
diselenggarakan jika korum kehadiran pemegang saham independen yang
disyaratkan tidak diperoleh dalam rapat pertama pernyataan tentang
persyaratan pemberian suara dalam rencana transaksi tersebut dan pemberian
suara setuju yang disyaratkan dalam setiap rapat sesuai dengan peraturan ini;
4) Penjelasan pertimbangan dan alasan dilakukannya transaksi tersebut,
dibandingkan dengan apabila dilakukan transaksi sejenis yang tidak
mengandung benturan kepentingan;
5) Rencana perusahaan, data perusahaan dan informasi lain yang dipersyaratkan
sebagaimana diatur dalam angka 7 peraturan ini;
6) Pernyataan komisaris dan direktur yang menyatakan bahwa semua informasi
material telah diungkapkan dan informasi tersebut tidak menyesatkan dan
7) Ringkasan laporan tenaga ahli atau konsultan independen jika dianggap perlu
oleh Bapepam.51
Transaksi material yang mengenai perubahan kegiatan usaha utama atau
pengambilalihan perusahaan terbuka terdapat benturan kepentingan, maka
perusahaan tersebut disamping harus memenuhi persyaratan sebagaimana diatur
dalam angka 6 Peraturan ini juga harus memenuhi keterbukaan informasi
sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor IX.E.2. tentang Transaksi Material dan
Perubahan Kegiatan Usaha Utama atau Peraturan Nomor IX.H.I tentang
51
Pengambilalihan Perusahaan Terbuka. 52 Sehingga dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang pasar modal, Bapepam berwenang mengenakan sanksi
terhadap setiap pelanggaran ketentuan peraturan ini termaksuk kepada pihak yang
menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut dan dapat dilakukan penghapusan
paksa (forced delisting) karena telah melanggar peraturan dan dapat diberikan sanksi
oleh badan pengawas pasar modal atau Bapepam melalui Bursa Efek Indonesia.53
d. Keputusan Ketua Bapepam No.Kep-04/PM/2002 (Peraturan No.IX.F.I tentang
Penawaran Tender).
Penawaran tender yang merupakan penawaran yang dilakukan melalui media
massa untuk memperoleh efek yang bersifat ekuitas dengan cara pembelian atau
pertukaran efek dengan efek lainnya.54
52
Keputusan Bapepam Peraturan Nomor IX.E1 angka 7 Transaksi Yang Mempunyai Benturan Kepentingan, Kep-32/PM/2000 tentang Benturan Kepentingan Transaksi Kepentingan.
53
Keputusan Bapepam Peraturan Nomor IX.E1 angka 13 Transaksi Yang Mempunyai Benturan Kepentingan, Kep-32/PM/2000 tentang Benturan Kepentingan Transaksi Kepentingan.
54
Keputusan Bapepam Peraturan Nomor IX.F1 angka 1 huruf d Penawaran Tender, Kep-04/PM/2002 tentang Penawaran Tender.
Dan jika direksi atau komisaris dari
perusahaan sasaran mengetahui atau mempunyai alasan yang cukup bahwa
informasi yang dimuat dalam pernyataan penawaran tender tidak benar atau
mengandung informasi yang menyesatkan, maka perusahaan sasaran yang
bersangkutan wajib membuat pernyataan mengadung informasi yang sebagaimana
disyaratkan oleh peraturan IX.F.3. Pernyataan yang dimaksud wajib diumumkam
dalam sekurang-kurangnya 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia, salah
belas) hari sebelum berakhirnya penawaran tender.55
e. Peraturan Bursa Efek Indonesia Nomor I-1 tentang Penghapusan Pencatatan
Saham (delisting) dan Pencatatan Kembali (relisting) saham di Bursa.
Dan pelanggaran terhadap
ketentuan peraturan ini dikanakan sanksi berdasarkan peraturan
perundang-undangan di bidang pasar modal dan memberikan kewenangan kepada Bapepam
untuk Melakukan penghapusan paksa (forced delisting).
Ketentuan mengenai penghapusan pencatatan (delisting) adalah penghapusan
efek dari daftar efek yang tercatat di bursa sehingga efek tersebut tidak dapat
diperdagangkan di bursa.56
Selain penghapusan secara sukarela (voluntary delisting) terdapat juga
pengaturan mengenai penghapusan saham yang dilakukan oleh bursa yang dikenal
dengan penghapusan paksa (forced delisting) yaitu ketika bursa menghapus
pencatatan saham perusahaan tercatat sesuai dengan ketentuan peraturan yang
berlaku. Hal ini terjadi apabila perusahaan tercatat mengalami sekurang-kurangnya
satu kondisi yaitu mengalami kondisi atau peristiwa yang secara signifikan
berpengaruh negatif, terhadap keberlangsungan usaha perusahaan tercatat, baik
secara finansial atau secara hukum, atau terhadap keberlangsungan status
perusahaan tercatat sebagai perusahaan terbuka dan perusahaan tercatat tidak
menunjukkan indikasi pemulihan yang memadai. Selain itu saham juga dapat di Penghapusan ini secara umum dibagi menjadi dua
bentuk penghapusan di dalam pasar modal.
55
Keputusan Bapepam Peraturan Nomor IX.F1 angka 10 Penawaran Tender, Kep-04/PM/2002 tentang Penawaran Tender.
56
hapus dari pasar modal oleh otoritas bursa ketika saham perusahaan tercatat yang
akibat suspensi di pasar reguler dan tunai, hanya diperdagangkan di pasar negoisasi
sekuarang-kurangnya selam 24 (dua puluh empat) bulan terakhir.57
f. Peraturan Bursa Efek Indonesia Nomor III-G tentang Suspensi dan Pencabutan
Persetujuan Keanggotaan Bursa.
Peraturan bursa efek yang baru dikeluarkan pada tahun 2011 yang menggantikan
peraturan tentang sanksi di pasar modal juga sekaligus menggantikan Peraturan
tentang Pembekuan dan Pencabutan Persetujuan Keanggotaan Bursa. Dalam hal ini
sanksi sebagaimana yang diatur dalam Peraturan III-F dapat berupa teguran tertulis,
peringatan tertulis, denda sebanyak-banyaknya Rp. 500.000.000 (lima ratus juta
rupiah); larangan sementara melakukan aktivitas perdagangan di bursa (suspensi)
bagi anggota bursa efek; pencabutan persetujuan memperdagangkan efek tertentu;
hingga pencabutan persetujuan keanggotaan bursa efek.58
Lebih lanjut mengenai sanksi suspensi yang tertuang dalam peraturan ini dapat
dilakukan oleh bursa dalam beberapa kondisi seperti Brokerage Office System tidak
lagi memenuhi persyaratan sebagaimana yang dtetapkan dalam peraturan tentang
keanggotaan bursa kemudian tidak lagi mempunyai sarana dan prasarana perangkat
remote trading anggota bursa efek, modal sendiri (ekuitas) negatif berdasarkan
laporan keuangan tahunan, laporan keuangan tengah tahunan atau laporan keuangan
57
Keputusan Bapepam Peraturan Nomor III.3 Delisting saham oleh bursa, Keputusan Direksi Bursa Efek Jakarta Nomor : Kep-308/BEJ/07-2004 tentang Penghapusan Pencatatan (delisting) dan Pencatatan Kembali (relisting) Saham di Bursa.
58
triwulan, serta laporan keuangan auditan tahunan yang mendapat opini adverse atau
disclaimer.59
g. Surat Edaran Bursa Efek Indonesia Nomor SE-008/BEJ/08-2004 tentang Perihal
Penghentian Sementara Perdagangan Efek (suspensi) Perusahaan Tercatat.60
Dalam rangka menjamin terselenggaranya perdagangan efek yang teratur, wajar
dan efisien maka bursa dapat melakukan penghentian sementara perdagangan
(suspensi) atau efek perusahaan tercatat yang terjadi ketika ;61
1) Laporan keuangan auditan perusahaan tercatat memperoleh sebanyak 2 (dua)
kali berturut-turut opini disclaimer (tidak memberikan pendapat) atau
sebanyak 1 (satu) kali opini wajar (adverse).
2) Perusahaan tercatat dimohonkan pailit oleh krediturnya atau secara sukarela
mengajukan permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).
3) Perusahaan tidak melakukan keterbukaan informasi, dimana perusahaan
tercatat memiliki keterangan penting yang relevan/mengalami peristiwa
penting yang menurut pertimbangan bursa secara material dapat
mempengaruhi keputusan investasi pemodal sebagaimana yang diwajibkan
oleh Peraturan Nomor I-E tentang kewajiban Penyampaian Informasi dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku di pasar modal.
4) Terjadi kenaikan/penurunan harga yang signifikan dan/atau adanya pola
transaksi yang tidak wajar atas perusahaan efek tercatat. Penghentian
sementara perdagangan tersebut dilakukan sebagai upaya untuk memberikan
59
Mashud Toarik, BEI Terbitkan Lima Aturan Baru Keanggotaan Bursa,dikutip dari
61
waktu yang menandai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara
matang atas kewajaran harga saham tersebut berdasarkan informasi yang ada
dalam setiap pengambilan keputusan investasinya. Suspensi akan dibuka
setelah pengumuman pencabutan suspensi diumumkan di bursa.
Selain peraturan perundang-undangan diatas terdapat juga Peraturan Pemerintah
yang menjadi landasan hukum pelaksanaan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata
Cara Pemeriksaan Di Bidang Pasar Modal. Dalam hal ini memberikan kewenangan
kepada badan pengawas pasar modal (Bapepam) untuk melakukan pemeriksaan yaitu
serangkaian kegiataan mencari, mengumpulkan dan mengolah data dan atau keterangan
lain yang dilakukan oleh pemeriksa untuk membuktikan dan atau tidak adanya
pelanggaran atas peraturan perundang-undangan di pasar modal.62
Tujuan pemeriksaan ini dilakukan adalah untuk membuktikan ada atau tidaknya
pelanggaran atas peraturan perundang-undangan di pasar modal.63
a. Adanya laporan, atas pemberitahuan atau pengaduan dari pihak tentang adanya
pelanggaran atas peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal;
Pemeriksaan yang
dilakukan ketika terdapat hal-hal sebagai berikut ;
b. Tidak dipenuhinya kewajiban yang harus dilakukan oleh pihak yang
memperoleh perizinan, persetujuan atau pendaftaran Bapepam atau pihak lain
yang dipersyaratkan untuk menyampaikan laporan kepada Bapepam; atau
62
Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan Di Bidang Pasar Modal.
63
c. Terdapatnya petunjuk tentang terjadinya pelanggaran atas peraturan
perundang-undangan di bidang pasar modal.64
Pemeriksaan yang dilakukan ini agar kegiatan di bidang pasar modal dapat
dilaksanakan secara teratur, wajar dan efisien serta agar masyarakat pemodal dapat
terlindungi dari praktik yang merugikan dan tidak sejalan dengan ketentuan
perundang-undangan di bidang pasar modal.Bapepam mempunyai kewenangan untuk melakukan
pemeriksaan terhadap setiap pihak yang diduga melakukan atau terlibat dalam
pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di pasar modal.65
Selain peraturan di atas dapat dilihat ketika Indonesia yang pada awalnya
menerapkan sistem pengawasan terhadap sektor jasa keuangan dilakukan oleh beberapa
institusi, berubah menjadi sistem pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan
kegiatan di dalam sektor jasa keuangan oleh satu institusi, yaitu Otoritas Jasa Keuangan
(OJK).OJK yang terbentuk dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011
tentang Otoritas Jasa Keuangan yang berlaku sejak tanggal 22 November 2011.
Sehingga terjadi pengalihan wewenang yang selama ini berada pada lembaga badan
pengawas pasar modal kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang juga menjadi dasar
hukum yang memberlakukan adanya proses penghapusan paksa (forced delisting). Sehinggan
peraturan pemerintah ini juga menjadi landasan hukum dari badan pengawas pasar
modal untuk melakukan penghapusan paksa (forced delisting).
66
64
Pasal 2 Ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan Di Bidang Pasar Modal.
65
Penjelasan Umum Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan Di Bidang Pasar Modal.
66
Didalam pembentukan OJK merupakan bentuk atau model “single-regulator
supervision” dimana control atas sektor keuangan diserahkan pada satu otoritas tunggal
yang terpisah dari bank sentral. Otoritas jasa keuangan ini bertanggung jawab atas
semua pasar dan intermediaries financial, dan mengemban tugas untuk mewujudkan
semua sasaran regulasi (stabilitas,tranparansi dan perlindungan investor).67
a. Terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel;
Mengikuti trend yang serupa diberbagai negara, OJK dibentuk dan dilandasi oleh
prinsip-prinsip tata kelola (governance) yang baik. Pasal 4 Undang-Undang Nomor
21Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan menentukan, bahwa OJK dibentuk
dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan ;
b. Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan
stabil dan
c. Mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.68
Diberlakukannya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa
Keuangan, maka OJK memiliki kewenangan regulasi dan supervisi atas pasar modal,
perbankan dan aktivitas keuangan non-bank. Bank Indonesia akan memfokuskan pada
macro prudential regulation, kebijakan moneter, sistem pembayaran dan foreign
exchange.69
Pasal 5 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa
Keuangan menentukan bahwa OJK berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan
pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan dalam di dalam sektor jasa
keuangan. Selanjutnya pasal 6 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas
pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan, kegiatan jasa
keuangan di sektor pasar modal dan kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian,
dana pensiun, lembaga pembiyaan dan lembaga jasa keuangan lainnya.70
B. Sejarah Penghapusan Paksa (Forced Delisting)
Internasionalisasi pasar modal sejalan dengan kecenderungan arus globalisasi
ekonomi yang membawa pasar modal satu negara terkait dengan pasar modal negara
lain, sehingga pasar modal berbagai negara berlomba-lomba menjadi pasar modal yang
efisien. Oleh karena itu diperlukan peraturan pasar modal yang comparable dalam
global market.Pada dasarnya perkembangan teknologi, komunikasi dan mobilitas
dana-dana telah memberikan kontribusi ekonomi yang saling tergantung dalam kerangka
pasar internasional.Di pasar modal saat ini seringkali diperdagangkan surat-surat yang
dikeluarkan oleh penerbit asing dan mungkin dioperasikan oleh pelaku-pelaku usaha
yang mempunyai kepentingan asing langsung maupun tidak langsung, melakukan bisnis
dengan orang-orang yang berada di luar yurisdiksi. Internasionalisasi pasar modal telah
menstimulasi produk-produk saham baru berdasarkan saham-saham asing, yang bisa
diperdagangkan secara cross boarder. Saham yang diperjualbelikan di Bursa Efek
Jakarta (BEJ) juga dapat diperoleh melalui New York Stock Exchange (NYSE).71
Pembaharuan Undang-Undang Pasar Modal merupakan kewajiban, maka peraturan
pasar modal Amerika Serikat Securities Act 1933 dan Securities Act 1934telah menjadi
pusat perhatian, beberapa negara mengambil pola peraturan pasar modal Amerika
Serikat dalam rangka menciptakan pasar yang efisien, khususnya mengenai pengaturan
70
Ibid hal 4.
71
prinsip keterbukaan, antara lain Brazil telah mengadopsi peraturan keterbukaan tersebut.
Jepang juga telah melakukan perubahan peraturan pasar modalnya yang pada mulanya
mengambil pola pengaturan pasar modal di Amerika.72
Perkembangannya pasar modal di Indonesia tidak terlepas dari masa ketika pada
masa abad ke 19 telah terdapat kegiatan jual-beli saham dan obligasi yang dimuat dalam
buku Effectengids yang dikeluarkan Verreniging voor den Effectenhandel pada tahun
1939, bahwa jual-beli efek telah berlangsung dari tahun 1880. Sejak tanggal 14
Desember 1912, Amserdamse Effectenbueurs mendirikan cabang bursa efek di
Batavia.Di tingkat Asia, bursa Batavia tersebut merupakan yang tertua ke-empat setelah
Bombay, Hongkong dan Tokyo.73
Pada saat perdagangan pertama terdapat 13 anggota bursa yang efektif yaitu :74
1. Fa.Dunlop & Kolf ;
2. Fa.Gijselman & Steu ;
3. Fa.Monod & Co ;
4. Fa.Adree Witansi & Co ;
5. Fa.A.W Deeleman;
6. Fa.H.Jul Joostensz ;
7. Fa.Jeanette Walen ;
8. Fa.Wiekert & V.D Linden ;
9. Fa.Walbrink & Co ;
10. Wieckert & V.D. Linden ;
72
Ibid hal 4.
73
Dikutip dari
diakses tanggal 25 Juli 2014).
74
11. Fa.Vermeys & Co ;
12. Fa.Cruyff dan
13. Fa.Gebroeders.
Pada masa ini perkembangan pasar modal di Batavia tersebut begitu pesat sehingga
menarik masyarakat kota lainnya. Untuk menampung minat tersebut, pada tanggal 11
Januari 1925 di kota Surabaya dan 1 Agustus 1925 di Semarang didirikan bursa.
Anggota bursa di Surabaya waktu itu adalah ;
1. Fa.Dunlop & Koff ;
2. Fa.Gijselman & Steup ;
3. Fa.V.Van Velsen ;
4. Fa.Beaukker & Cop dan
5. N.Koster
Sedangkan di Semarang yaitu ;
1. Fa.Dunlop & Koff ;
2. Fa.Gijselman & Steup ;
3. Fa.Monad & Co ;
4. Fa.Companien & Co dan
5. Fa.P.H Soeters & Co.
Namun pada tanggal 17 Mei 1940 secara keseluruhan kegiatan perdagangan efek
ditutup dan dikeluarkan peraturan yang menyatakan bahwa semua efek-efek harus
disimpan dalam Bank yang ditunjuk oleh Pemerintah Hindia Belanda.Penutupan ketiga
bursa efek tersebut menggangu likuiditas efek menyulitkan para pemilik efek dan
kerja.Selain itu juga mengakibatkan banyak perusahaan dan perseorangan enggan
menanam modal di Indonesia.Dengan demikian dapat dikatakan pecahnya perang dunia
II menandai berakhirnya aktivitas pasar modal di zaman Hindia Belanda.75
Selanjutnya baru pada tanggal 3 Juni 1952 Bursa Efek Jakarta dibuka
kembali.Operasional bursa pada waktu itu dilakukan oleh PPUE (Perserikatan
Perdagangan Uang dan Efek) yang beranggotakan bank negara, bank swasta dan para
pialang efek. Pada tanggal 26 September 1952 dikeluarkan Undang-Undang No 15
Tahun 1952 sebagai Undang-Undang Darurat yang kemudian ditetapkan sebagai
Undang-Undang Bursa.
Peristiwa ini
menjadi awal ketika terjadinya penghapusan paksa yang dilakukan oleh lembaga pasar
modal.
76
Namun kondisi pasar modal nasional memburuk kembali karena adanya
nasionalisasi perusahaan asing, sengketa Irian Barat dengan Belanda dan tingginya
inflasi pada akhir pemerintahan Orde Lama yang mencapai 650 %. Hal ini
menyebabkan tingkat kepercayaan masyarakat merosot tajam dan dengan sendirinya
Bursa Efek Jakarta tutup kembali.77
Baru pada orde baru kebijakan ekonomi tidak lagi melancarkan konfrontasi
terhadap modal asing.Pemerintah lebih terbuka terhadap modal luar negeri guna
pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Beberapa hal yang dilakukan adalah
mengeluarkan Keputusan Presiden No.52 Tahun 1976 tentang Pendirian Pasar Modal,
membentuk Badan Pembina Pasar Modal, serta membentuk Badan Pelaksana Pasar
Modal.78
Perkembangan pasar modal selama tahun 1977 sampai dengan 1987 mengalami
kelesuan meskipun pemerintah telah memberikan fasilitas kepada
perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan dana dari bursa efek. Tersendatnya perkembangan
pasar modal selama periode itu disebabkan oleh beberapa masalah antara lain mengenai
prosedur emisi saham dan obligasi yang terlalu ketat, adanya batasan fluktuasi harga
saham dan lain sebagainya dan PT. Semen Cibinong merupakan perusahaan pertama
yang dicatat dalam saham BEJ.79
Baru setelah pemerintah melakukan deregulasi pada awal periode awal 1987, gairah
di pasar modal kembali meningkat.Deregulasi yang pada intinya adalah melakukan
penyederhanaan dan merangsang minat perusahaan untuk masuk ke bursa serta
menyediakan kemudahan-kemudahan bagi investor.Kebijakan ini dikenal dengan
kebijakan tiga paket yakni paket kebijaksanaan Desember 1987, paket kebijaksanaan
Oktober 1988 dan paket kebijaksanaan Desember 1988.80
Kemudian baru pada tahun 1990 dikeluarkan Keputusan Menteri Keuangan
Nomor:1548/KMK.013/1990 yang kemudian diubah lagi dengan Keputusan Menteri
Keuangan Nomor: 1199/KMK.010/1991. Dalam keputusan ini dijelaskan bahwa tugas
Bapepam yang semula juga bertindak sebagai penyelenggara bursa, maka hanya
menjadi badan regulator.81
Sehingga memberikan kewenangan kepada badan ini untuk
Keadaan setelah kebijakan deregulasi itu dikeluarkan benar-benar berbeda.Pasar
modal menjadi sesuatu yang menggemparkan, karena investasi di bursa efek
berkembang sangat pesat.Banyak perusahaan antri untuk dapat masuk bursa.Para
investor domestik juga ramai-ramai ikut bermain di bursa saham. Selama tahun 1989
tercatat 37 perusahaan go public dan sahamnya tercatatnya (listed) di Bursa Efek
Jakarta. Sedemikian banyaknya perusahaan yang mencari dana melalui pasar modal,
sehingga masyarakat luas pun berbondong-bondong untuk menjadi investor.
Perkembangan ini berlanjut dengan swastanisasi bursa, yakni berdirinya PT. Bursa Efek
Surabaya serta pada tanggal 13 Juli 1992 berdiri PT. Bursa Efek Jakarta yang
menggantikan peran Bapepam sebagai pelaksana bursa.82
Akibat dari perubahan yang menggembirakan ini semakin menumbuhkan
kepercayaan investor terhadap keberadaan pasar modal Indonesia. Hal ini
ditindaklanjuti pemerintah dengan mengeluarkan peraturan berupa Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari
1996. Kemudian dilengkapi dengan peraturan organik lainnya yaitu Peraturan
Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar
Modal, serta Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara
Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal.83
Pada tahun 1997, krisis ekonomi melanda negara-negara Asia, khususnya Thailand,
Filipina, HongKong, Malaysia, Singapura, Jepang, Korea Selatan dan Cina termasuk
Indonesia. Akibatnya, terjadi penurunan nilai mata uang asing terhadap nilai dolar.Hal
ini memberikan guncangan terhadap pasar modal di Indonesia. Sehingga pada akhir
82
Ibid.
83
tahun 2007 dan awal tahun 2008 Bursa Efek Jakarta melakukan merger dengan Bursa
Efek Surabaya menjadi Bursa Efek Indonesia untuk melakukan efisiensi dan efektivitas
pasar modal.
Regulasi yang dikeluarkan periode ini mempunyai ciri khas yakni, diberikannya
kewenanangan yang cukup besar dan luas kepada Bapepam selaku badan
pengawas.Amanat yang diberikan dalam Undang-Undang Pasar Modal secara tegas
menyebutkan bahwa Bapepam dapat melakukan penyelidikan, pemeriksaan dan
penyidikan jika terjadi kejahatan di pasar modal.84
Banyak perusahaan yang telah dihapus oleh otoritas bursa dimulai dari tahun 2009
sampai dengan 2013 yaitu ;85
1. PT.Singer Indonesia Tbk. (SING)
2. PT.Courts Indonesia Tbk. (MACO)
3. PT.Jasa Angkasa Semesta Tbk. (JASS)
4. PT.Sara Lee Body Care Indonesia (PROD)
5. PT.Tunas Arifin Tbk. (TALF)
6. PT.Bukaka Teknik Utama Tbk. (BUKK)
7. PT.Sekar Bumi Tbk. (SKBM)
8. PT.New Century Development Tbk. (PTRA)
9. PT.Infoasia Teknologi Global Tbk. (IATG)
10. PT.Aqua Golden Mississippi Tbk. (AQUA)
11. PT.Dynaplast Tbk. (DYNA)
84
Ibid.
85
Anisa Nurfitriani,”BEI Catat 20 Perusahaan Yang Di delisting Selama Periode 2009-2013”
dikutip dari
12. PT.Anta Express Tour and Travel Sevice Tbk. (ANTA)
13. PT.Alfa Retalindo Tbk. (ALFA)
14. PT.Katarina Utama Tbk. (RINA)
15. PT.Suryainti Permata Tbk. (SIIP)
16. PT.Surya Intrindo Makmur Tbk. (SIMM)
17. PT.Surabaya Agung Industri Pulp dan Kertas Tbk. (SAIP)
18. PT.Indo Setu Bara Resources Tbk. (CPDW)
19. PT.Amsteloco Indonesia Tbk. (INCF)
20. PT.Panasia Filamen Inti Tbk. (PAFI)
21. PT.Panca Wirasakti Tbk. (PWSI)
Secara umum dimulai dari pasar modal yang ada dimulai pada awal kemerdekaan
Indonesia maka perusahaan publik terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) per tanggal
08 April 2014 sebanyak 492 perusahaan yang tercatat yang dibagi menjadi 4 bidang
perusahaan ;86
1. Perusahaan Bidang Pertanian ;
2. Perusahaan Bidang Pertambangan ;
3. Perusahaan Bidang Keuangan dan
4. Perusahaan Bidang Lainnya.
C. Alasan-Alasan Terjadinya Penghapusan Paksa (Forced Delisting)
Fenomena penghapusan paksa (forced delisting) yang terjadi di pasar modal
merupakan keharusan yang terjadi di pasar modal dalam rangka menciptakan pasar
86
Dikutip dari
modal yang harus memenuhi prinsip keterbukaan.Pentingnya prinsip keterbukaan dalam
pasar modal, juga telah ditekankan oleh hasil studi International Federation of Stock
Exchanges (FIBV) pada tahun 1998.Disebutkan bahwa dalam rangka menuju milenium
ketiga orientasi pengembangan pasar modal dunia adalah menciptakan pasar
modal-pasar modal yang likuid dan efisien. Untuk mewujudkan kondisi yang demikian, modal-pasar
modal dimana-mana cenderung meningkatkan hal-hal yang antara lain dengan
keterbukaan.87
Perkembangannya suatu pasar modal sangat bergantung pada kemampuan
lembaga-lembaga yang ada di pasar modal untuk memberikan keamanan investasi dan kualitas
pelayanan yang tinggi.Keamanan dan kualitas jasa yang tinggi diperlukan untuk
menarik sumber daya domestik agar terlibat di pasar modal dan juga merupakan
tuntutan dari investor internasional. Hasil riset International Organization of Securitiess
Comission (IOSCO) mengungkapkan bahwa pasar modal yang mengembangkan sistem
yang aman dan efisien terbukti lebih menarik bagi investor domestik maupun asing.88
Secara mendasar menurut peraturan perundang-undangan yang dimuat dalam pasar
modal khususnya Keputusan Diresksi PT. Bursa Efek Jakarta Nomor :
Kep-308/BEJ/07-2004 tentang Penghapusan Pencatatan (Delisting) dan Pencatatan Kembali
(Relisting) Saham di Bursa terdapat dua alasan mendasar yang menyebabkan saham di
delisting oleh otoritas bursa yaitu ;89
1. Mengalami kondisi, atau peristiwa yang secara signifikan berpengaruh negatif
terhadap kelangsungan usaha perusahaan tercatat, baik secara finansial atau secara
hukum, atau terhadap kelangsungan status perusahaan tercatat sebagai perusahaan
terbuka dan perusahaan tercatat tidak dapat menunjukkan indikasi pemulihan yang
memadai ;
2. Saham perusahaan tercatat yang akibat suspensi di pasar reguler dan pasar tunai,
hanya diperdagangkan di pasar negoisasi sekurang-kurangnya selama 24 (dua puluh
empat) bulan terakhir.
Secara umum dalam lalu lintas perdagangan saham di pasar modal terdapat juga
alasan-alasan yang membuat otoritas bursa untuk menghapus secara paksa perusahaan
publik yang terdaftar di pasar modal seperti yang masalah yang menimpa PT.Central
Proteinaprima Tbk. (CPRO) yang sedang terbelit ancaman gagal bayar (default) atas
obligasi yang diterbitkan anak usahanya yaitu Blue Ocean Resources Pte Ltd. (BOR)
senilai US$ 325 juta.90
Terdapat juga alasan seperti menurut Ketua Umum Asosiasi Emiten Indonesia
(AEI) Airlangga Hartanto alasan penghapusan paksa (forced delisting) juga dapat
dilakukan jika perusahaan tercatat di BEI membahayakan pemegang saham minoritas
maka otoritas pasar modal harus segera mengambil tindakan. Hal ini menimpa pada
perusahaan seperti PT. Davomas Tbk. (DAVO) dan PT.Katarina Utama (RINA).Sejalan
dengan hal ini Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Hosen menambahkan bahwa kedua
perusahaan ini tidak menunjukkan going concern di pasar modal.
Sehingga masalah hutang juga merupakan permasalahan yang
lazim menjadi alasan dilakukannya penghapusanpaksa (forced delisting) di pasar modal.
91
90
Veri Nurhansyah Tragistina, “Emiten Terancam Delisting, Ini Penyebab Emiten Harus Delisting
Paksa”, dikutip dari
91
Dikutip dari
Didalam prosesnya kedua emiten juga dinilai tidak memilki itikad baik dalam
menjalankan usahanya sebagai perusahaan publik. PT.Davomas Tbk. (DAVO) bahkan
sulit untuk dihubungi BEI untuk mengetahui kelanjutan perusahaan sedangkan seperti
perusahaan PT.Katarina Utama Tbk. (RINA) bahkan perusahaan publik yang tidak jelas
struktur pemegang sahamnya. Bahkan sebelumnya terdapat masalah bahwa dugaan
manajemen yang seluruh ekspatriat asal Malaysia menyelewengkan perolehan dana
IPO, penggelembungan aset serta manipulasi laporan keuangan auditan pada tahun
2009 yaitu ketika dilakukan IPO mendapat perolehan dana sebesar Rp.33,6 Miliar dan
manajemen perusahaan diduga menggelapkan sebesar Rp.29,6 Miliar.92
Penyampaian informasi yang merupakan yang menjadi fakta material merupakan
kewajiban mendasar yang harus dipenuhi oleh masing-masing emiten dan sekaligus
menjadi dasar penilaian dari Otoritas Pasar Modal dalam mengambil keputusan untuk
melakukan penghapusan paksa (forced delisting). Ini merupakan menjadi hal yang
merupakan pelaksanaan prinsip keterbukaan. Keterbukaan wajib terus berlangsung
selama perusahaan go publik. Prinsip keterbukaan itu dilaksanakan melalui Hal ini juga
menjadi alasan untuk melakukan penghapusan paksa oleh otoritas pasar modal.
Secara mendasar kewenangan yang diberikan oleh Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal terhadap Bapepam untuk melakukan penghapusan
paksa (forced delisting) merupakan terbatas pada peristiwa yang diduga merupakan
pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan
peraturan pelaksananya dan hal ini merupakan menjadi alasan utama dalam melakukan
penghapusan paksa (forced delisting).
92
penyampaian laporan keuangan secara berkala, laporan mengenai fakta material yang
baru, larangan insider trading dan laraangan manipulasi pasar merupakan hal yang
menjadi hal-hal yang tidak dapat dilanggar oleh emiten.93
Laporan keuangan secara berkala berkala penting bagi investor, mengingat laporan
ini terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan saldo laba, laporan arus kas, catatan
atas laporan keuangan dan lain-lain. Berdasarkan laporan-laporan tersebut dapat disusun
evaluasi untuk cash flow yang akan datang dan selanjutnya membuat estimasi nilai
saham. Laporan keuangan harus mengandung informasi yang akurat dan dapat
diperkirakan (predictability) sehingga menjamin uang itu bergerak itu bergerak kepada
mereka yang bisa menggunakannya lebih efektif.94
Namun pelaksanaan laporan keuangan secara berkala di pasar modal Indonesia
belum memadai sebagaimana yang diharapkan, sebab masih banyak emiten yang
terlambat dan belum menyampaikan laporan secara berkala kepada
Bapepam.Keterlambatan atas penyampaian laporan tersebut merupakan pelanggaran
prinsip keterbukaan.Pelanggaran tersebut diancam dengan sanksi administratif yang
dapat berujung pada penghapusan paksa di pasar modal.95
Keterbukaan mengenai adanya fakta material baru merupakan bagian yang menjadi
penilaian untuk otoritas pasar modal dalam melakukan penghapusan paksa (forced
delisting). Peristiwa- peristiwa yang dapat mempengaruhi harga saham harus segera
dilaporkan paling lambat 2 (dua) hari kerja, peristiwa-peristiwa yang dapat
mempengaruhi harga saham seperti kebakaran pemogokan, dan penutupan perusahaan.
Seperti PT.Inti Indorayon Utama, ditutup karena pencemaran lingkungan hidup.
Peristiwa-peristiwa lainnya berkenaan dengan tender offer, merjer atau peleburan
(consolidation) dan akusisi (merjer dan akusisi) perusahaan merupakan topik yang
penting dalam bisnis.96
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal bahwa
merjer dan akusisi harus diinformasikan kepada investor karena tindakan tersebut
merupakan termasuk fakta material. Walaupun peraturan kewajiban prinsip keterbukaan
di pasar modal Indonesia telah menentukan merjer sebagai informasi material namun
dalam praktek peraturan tidak dapat menjelaskan apa yang menjadi ukuran atau standar
merjer dikatakan sebagai informasi material dan hal ini tergantung dari bobot
materaialitas informasi tersebut.97
Bagian lain yang menjadi larangan yang tidak dapat dilakukan oleh emiten di pasar
modal yang ditentukan oleh Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal
yaitu mengenai larangan melakukan insider trading. Insider trading bertentangan
dengan prinsip keterbukaan, karena yang bersangkutan membeli atau menjual saham
berdasarkan informasi dari “orang dalam” yang tidak publik sifatnya. Tindakan tersebut
merugikan pihak lain yang tidak menerima informasi yang sama pada waktu yang sama,
sehingga ia tidak dapat mengambil keputusan untuk membeli atau menjual saham yang
dipegangnya. PT Argo Pantes merupakan peristiwa insider trading pertama yang
terjadi di Indonesia.98
Pelanggaran dalam insider tradingsecara khusus dimuat dalam Pasal 95, 96 dan
Pasal 97 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yang memuat
tentang para pihak yang merupakan insider trading dan Pasal 98 dan Pasal 99
yangmemuat kewenangan Bapepam untuk menetapkan transaksi efek yang dilarang
sehingga hal ini menjadikan ketika terjadinya insider trading menjadi alasan untuk
melakukan penghapusan paksa di pasar modal.
Peristiwa yang sering terjadi di dalam pasar modal yang sangat memerlukan
pengawasan dalam kegiatan pasar modal yaitu terdapatnya manipulasi pasar.Peristiwa
ini merupakan praktek manipulasi pasar yang ditujukan pada distorsi terhadap kekuatan
bebas atas persediaan dan permintaan (supply and demand).Pada umumnya, setiap
manipulasi menggunakan restriksi artifisial pada “floating supply of stock”, yang diikuti
oleh beberapa faktor untuk merangsang publik pada permintaan saham dalam bentuk
artifisial atau penciptaan penampilan palsu atas kegiatan perdagangan yang
sebenarnya.99
Rancana pertama dari praktek manipulasi adalah melakukan restriksi artifisial
dalam persediaan saham dengan mengakuisisi saham secara substansial dalam
controlled account. Kegiatan merangsang permintaan saham yang disengaja dengan
pengendalian persediaan saham.Selanjutnya, melakukan penjualan atas persediaan
saham.Selanjutnya, melakukan penjualan atas persediaan saham yang dibeli, sejalan
dengan harga saham yang membumbung (harga manipulasi).100
99
Ibid.hal 169.
100
Ibid. hal 169.
Di Indonesia, larangan manipulasi pasar diatur dalam Pasal 91 Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, yang menyatakan bahwa:
Selanjutnya di penjelasan di Pasal 91 tersebut menyatakan bahwa masyarakat
pemodal sangat memerlukan informasi mengenai kegiatan perdagangan, keadaan pasar,
atau harga efek di bursa efek yang tercermin dari kekuatan penawaran jual dan
penawaran beli efek sebagai dasar untuk mengambil keputusan investasi dalam efek.
Sehubungan dengan itu, ketentuan ini melarang adanya tindakan yang dapat
menciptakan gambaran semu mengenai kegiatan perdagangan, keadaan pasar, atau
harga efek yang antara lain :
1. Melakukan transaksi efek yang tidak mengakibatkan perubahan pemilikan; atau
2. Melakukan penawaran jual atau beli efek pada harga efek tertentu, dimana pihak
tersbut juga telah bersekongkol dengan pihak yang lain yang melakukan penawaran
beli atau penawaran jual efek yang sama pada harga yang kurang lebih sama.101
Manipulasi yang dilakukan emiten merupakan salah satu bentuk pelanggaran dalam
pasar modal yang dapat mengakibatkan emiten akan mendapatkan sanksi dari otoritas
bursa saham yang dalam hal ini dapat melakukan penghapusan paksa (forced delisting)
yang dapat dilakukan oleh otoritas bursa saham.
Secara umum alasan yang dapat menyebabkan emiten dihapus secara paksa oleh
otoritas bursa saham juga dapat dilakukan ketika perusahaan publik yang terdaftar di
bursa saham mengalami masalah kepailitan yang ditetapkan oleh pengadilan yang dapat
menjadi masalah yang dapat mempengaruhi keuputusan investor dalam melakukan
inve stasi di pasar modal.
Permasalahan kepailitan yang dialami oleh perusahaan merupakan ketika terjadi
sita umum atas semua kekayaan Debitur Pailit yang pengurusan dn pemberesannya
101
dilakukan oleh curator di bawah pengawasan Hakim Pengawas sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang.102
Utang yang dilakukan oleh perusaahaan merupakan kewajiban yang dinyatakan
atau dapat dinyatakan dalam jumlah uang baik dalam mata uang Indonesia maupun
mata uang asing, baik secara langsung maupun tidak langsung maupun yang akan
timbul di kemudian hari atau kontijen, yang akan timbul karena perjanjian atau
undang-undang dan wajib dipenuhi oleh debitor dan bila tidak dipenuhi memberi hak kepada
kreditor untuk mendapatkan pemenuhannya untuk dari harta kekayaan debitor.
Secara umum masalah kepailtan ini berhubungan
dengan utang yang dilakukan oleh perusahaan publik yang tidak dapat dihindari dan
merupakan bagian kegiatan yang tidak dapat dihindari oleh perusahaan.
103
D. Proses Terjadinya Penghapusan Paksa (Forced Delisting)
Proses penghapusan paksa (forced delisting) merupakan bagian yang secara umum
adalah proses delisting atau hapusnya perusahaan dari daftar saham yang
diperdagangkan di bursa efek.Didalam prosesnya terdapat hal-hal yang merupakan
bagian daripada hal-hal yang menjamin terciptanya prinsip keterbukaan yang menjadi
hal penentu dalam kegiatan di pasar modal di Indonesia.
Penghapusan paksa yang dilakukan oleh otoritas bursa dapat terjadi ketika
perusahaan yang melakukan aktivitas di lantai bursa pasar modal telah mengalami
alasan-alasan yang dapat dijadikan oleh otoritas bursa sesuai kewenangannya melalui
102
Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.
103
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal untuk melakukan
pengawasan sehingga dilakukan terlebih dahulu suspensi atau bursa dapat melakukan
penghentian sementara perdagangan efek perusahaan tercatat tersebut.
Penghentian sementara ini dilakukan ketika perusahaan efek memiliki laporan
keuangan auditan perusahaan terctatat memperoleh sebanyak 2 (dua) kali berturut-turut
opini yang Disclaimer (tidak memberikan pendapat) atau sebanyak 1 (satu) kali opini
tidak wajar (Adverse). Dan hal ini mengakibatkan perusahaan akan di suspensi dari
bursa saham dan membuat perusahaan efek tercatat untuk menyampaikan penjelasan
tertulis sebagaimana dimaksud dalam ketentuan III.1.10 Peraturan Nomor 1-E tentang
Kewajiban Penyampaian Informasi, yaitu ;104
1. Rincian penyebab timbulnya opini disclaimer atau opini tidak wajar (adverse);
2. Penjelasan direksi perusahaan tercatat tentang hal-hal sebagai berikut;
a. Aktivitas produksi dan permasalahan dengan karyawan jika ada;
b. Kelangsungan usaha perusahaan tercatat.
Kemudian hal yang harus disampaikan secara tertulis oleh perusahaan tercatatat
ketika terjadi penghentian sementara pencatatan perusahaan di bursa saham atau
suspensi yaitu menyelenggarakan public eksposeinsidentil sebagaimana dimaksud
dalam ketentuan V.2 dengan Tata Cara Pelaksanaan Publik Ekspose sebagaimana
dimaksud dalam ketentuan III.1.9 Peraturan Nomor 1-E tentang Kewajiban
Penyampaian Informasi. Maka ketika hal ini telah dilakukan membuat perusahaan efek
tercatat tersebut hanya dapat diperdagangkan di pasar negoisasi.Perdagangan efek
104
perusahaan tercatat di pasar negoisasi dapat dilakukan setelah bursa mengumumkan
penjelasan termasuk laporan pelaksanaan public ekspose tersebut di atas.105
Selanjutnya setelah hal tersebut diatas dilakukan maka perusahaan tercatat
dimintakan untuk melakukan penyampaian laporan keuangan auditan perusahaan
tercatat yang telah memperoleh opini akuntan wajar tanpa pengecualian (WTP) atau
laporan keuangan auditan perusahaan tercatat yang memperoleh opini wajar dengan
pengecualian (WDP) dan bursa telah menerima penjelasan sebagaimana dimaksud
dalam ketentuan III.1.9 Peraturan Nomor I-E tentang Kewajiban Penyamapaian
Informasi yang didalamnya memuat penyampaian hal-hal yng dikualifikasikan oleh
akuntan publik dan menyampaikan penjelasan secara tertulis kepada bursa tentang
besarnya total aktiva, kewajiban, ekuitas, laba bruto, laba usaha, laba per saham jika
hal-hal yang dikualifikasikan tersebut menyangkut penerapan PSAK. Selain hal itu
memberikan alasan dalam hal kualifikasi akuntan publik dianggap tidak mempengaruhi
saldo akun-akun tersebut di atas.106
Ketika hal-hal yang harus dilakukan diatas dapat dilaksanakan oleh perusahan
tercatat, maka bursa dapat membuka suspensi di pasar reguler dan pasar tunai. Selain
hal tersebut di atas, bursa juga dapat mempertimbangkan membuka suspensi efek
perusahaan tercatat meskipun belum menyampaikan laporan keuangan auditan yang
memperoleh opini akuntan wajar tanpa pengecualian (WTP) atau memperoleh opini
wajar dengan pengecualian (WDP), apabila perusahaan tercatat memenuhi beberapa
hal-hal yaitu ;107
105
Surat Edaran Bursa Efek Jakarta angka 1 huruf b Nomor SE-008/BEJ/08-2004 tentang Penghentian Sementara Perdagangan Efek (suspensi) Perusahaan Tercatat.
106
Ibid hal 2.
107
1. Memberikan penjelasan bahwa perusahaan tercatat dimaksud masih melakukan
aktivitas operasi dan produksi secara normal dan tidak terdapat hal-hal tertentu
yang secara wajar dapat dianggap berpotensi menghambat aktivitas operasi dan
produksi secara normal;
2. Perusahaan tercatat dimaksud menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (good
corporate governance);
3. Penyebab utama akuntan publik memberikan opini disclaimer adalah disebabkan
dampak memburuknya kondisi ekonomi secara keseluruhan dan atau hal-hal lain
yang secara wajar dapat dianggap melakukan pembatasan terhadap ruang lingkup
pemeriksaan akuntan publik;
4. Penyebab utama akuntan publik memberikan opini disclaimer adalah bukan karena
hal-hal yang berada di dalam kendali peursahaan tercatat, seperti antara lain
perusahaan tercatat melakukan pembatasan hal-hal lain yang secara wajar dianggap
melakukan pembatasan terhadap ruang lingkup pemeriksaan akuntan publik.
Perusahaan tercatat dimohonkan pailit oleh krediturnya atau secara sukarela
mengajukan permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) sehingga
perusahaan yang dalam hal ini perusahaan tercatat harus menyampaikan penjelasan
tertulis secara rinci kepada bursa tentang penyebab serta upaya-upaya yang dilakukan
perusahaan tercatat untuk menyelesaikan permasalahannya dengan para krediturnya
(bagi perusahaan tercatat yang dimohonkan pailit oleh krediturnya); atau upaya-upaya
perusahaan tercatat yang secara sukarela mengajukan permohonan penundaan
kewajiban pembayaran utang (PKPU).108
Sehingga perusahaan yang mengalami hal-hal tersebut diatas maka efek perusahaan
tercetat tersebut hanya dapat diperdagangkan di pasar negoisasi atau apabila penjelasan
yang disampaikan oleh perusahaan tercatat sebagaimana dimaksud dalam ketentuan
tersebut di atas menunjukkan bahwa nilai tagihan yang mendasari gugatan pailit dan
kejadian tentang adanya gugatan pailit tersebut tidak berdampak material terhadap
kelangsungan usaha dan akivitas operasional perusahaan tercatat tersebut dapat
diperdagangkan di seluruh pasar. Perdagangan efek perusahaan tercatat di pasar
negoisasi atau diseluruh pasar, dapat dilakukan setelah bursa mengumumkan penjelasan
sebagaimana dimaksud diatas.109
108
Surat Edaran Bursa Efek Jakarta angka 2 Nomor SE-008/BEJ/08-2004 tentang Penghentian Sementara Perdagangan Efek (suspensi) Perusahaan Tercatat.
109
Ibid hal 2.
Perusahaan tercatat yang sedang mengalami proses hukum pailit baik yang
suspensinya dibuka atau masih disuspen, wajib menyampaikan ke bursa mengenai
perkembangan ke bursa mengenai perkembangan gugatan pailit yang dihadapinya atau
perkembangan permohonan PKPU yang diajukannya, setiap bulan terhitung sejak
pengumuman tersebut di atas, sampai dengan adanya keputusan pengadilan yang
berkuatan hukum tetap. Kewajiban penyampaian laporan perkembangan sebagaimana
tersebut di atas, tidak menghilangkan kewajiban perusahaan tercatat untuk segera
menyampaikan informasi kepada bursa dalam hal terdapat kejadian atau peristiwa atau
informasi yang secara material berdampak terhadap penyelesaian gugatan pailit atau
Dalam proses ini bursa dapat mencabut penghentian sementara (suspend) yang
dialami oleh perusahaan tercatat dilakukan setelah dilakukan beberapa hal sebagai
berikut ;110
1. Adanya keputusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap yang
menolak permohonan pailit tersebut atau menyatakan sahnya perjanjian perdamaian
antara perusahaan tercatat dengan kreditunya
2. Bursa memperoleh dan mengumumkan di bursa atas dokumen-dokumen sebagai
berikut;
a. Salinan keputusan pengadilan dan penjelasan lengkap tentang uapya-upaya yang
harus dilakukan perusahaan tercatat sesuai dengan keputusan pengadilan (jika
ada); atau
b. Copy perjanjian perdamaian yang telah disahkan oleh pengadilan niaga serta
ringkasan perjanjian perdamaian tersebut;
c. Rencana penyelenggaraan publik ekspose lengkap dengan tanggal berikut tempat
pelaksanaannya guna memberikan penjelasan kepada publik mengenai hal-hal
tersebut diatas.
Penghentian sementara atau suspensi oleh bursa saham terhadap perusahaan tercatat
juga dapat diberikan ketika perusahaan tercatat tidak melakukan keterbukaan informasi,
dimana perusahaan tercatat memiliki keterangan penting yang relevan/mengalami
peristiwa penting yang menurut pertimbangan bursa secara material dapat
mempengaruhi keputusan investasi pemodal sebagaimana yang diwajibkan oleh
Peraturan Nomor I-E tentang Kewajiban Penyampaian Informasi dan peraturan
110
perundang-undangan yang berlaku di bidang pasar modal. Apabila perusahaan tercatat
telah memenuhi kewajiban keterbukaan informasi dan memberikan penjelesan tentang
penyebab tidak dipenuhinya kewajiban keterbukaan informasi dimaksud serta
penjelasan lain yang diminta bursa, maka bursa dapat mempertimbangkan mencabut
penghentian sementara pencatatan atau suspensi sebagaimana terebut diatas.111
Terjadinya kenaikan/penurunan harga yang signifikan dan/atau adanya pola
transaksi yang tidak wajar atas efek perusahaan tercatat.Penghentian sementara
perdagangan tersebut dilakukan sebagai upaya untuk memberikan waktu yang memadai
bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang atas kewajaran harga saham
tersebut berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengmabilan keputusan
investasinya. Sehingga penghentian sementara perusahaan tercatat di bursa saham atau
suspensi dapat dibuka setelah pengumuman pencabutan suspensi diumumkan di bursa
.112
Penghentian sementara atau suspensi adalah penghentian semenatara dalam
perdagangan suatu sekuritas tertentu, mendahului pengumuman berita penting atau
untuk memperbaiki ketidakseimbangan pesanan beli dan jual.Kemudian bursa-bursa itu
dapat menentukan apakah perdagangan sekuritas yang terpengaruh dihentikan
sementara agar penyebaran berita dapat dilakukan dengan baik kepada masyarakat.Bila
pemberitahuan pendahuluan tidak mungkin, seorang pengatur bursa dapat
menghentikan perdagangan untuk memantapkan harga sekuritas yang terpengaruh oleh
desas-desus atau perkembangan berita. Perkembangan yang tidak membuat tidak stabil
111
Surat Edaran Bursa Efek Jakarta angka 3 Nomor SE-008/BEJ/08-2004 tentang Penghentian Sementara Perdagangan Efek (suspensi) Perusahaan Tercatat.
112
antara lain pengumuman peleburan, laporan rugi laba yang menguntungkan, atau
penemuan sumber penting.113
Dalam rangka untuk menjaga kepatuhan perusahaan tercatat terhadap pemenuhan
ketetentuan pencatatan efek dan dalam rangka menjamin keterbukaan informasi kepda
publik untuk terciptanya perdagangan yang teratur, wajar dan efisien, maka bursa
dengan Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor : Kep-307/BEJ/07-2004
tentang Peraturan Nomor I-H tentang Sanksi. Perusahaan tercatat yang melakukan
pelanggaran terhadap peraturan bursa dikenakan sanksi oleh bursa. Jenis sanksi yang
dikenakan oleh bursa adalah sebagai berikut :114
1. Peringatan tertulis I ;
2. Peringatan tertulis II;
3. Peringatan tertulis III;
4. Denda setinggi-tingginya Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah);
5. Penghentian sementara perdagangan efek perusahaan tercatat (suspensi) di bursa.
Sanksi yang dimuatkan dalam peraturan yang ada merupakan tahapan proses yang
berlangsung akan tetapi proses pemberian sanksi yang diatur dalam Peraturan Nomor
I-H tentang Sanksi dapat diberikan sendiri-sendiri maupun secara bersamaan. Dalam hal
ketika perusahaan tercatat dikenakan sanksi denda oleh bursa maka denda tersebut
wajib segera disetor ke rekening bursa selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari kalender
terhitung sejak sanksi tersebut dijatuhkan oleh bursa. Apabila perusahaan tercatat yang
bersangkutan tidak membayar denda dalam jangka waktu tersebut, maka bursa dapat
113
Iswi Hartyani dan R.Serfianto Dibyo Purnomo, Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal: Strategi Tepat Investasi Saham, Obligasi, Right, Opsi, Reksadana, & Produk Pasar Modal Syariah, (Jakarta:Media Kita),hal,198.
114
melakukan penghentian sementara perdagangan saham perusahaan tercatat di pasar
reguler.Sebelum mengenakan sanksi bursa melakukan penalaahan atas
keterangan-keterangan dan dokumen yang disampaikan perusahaan tercatat dan membuat
keputusan atas hal-hal tersebut dengan tidak hanya mempertimbangkan pada aspek
formal, tetapi juga mempertimbangkan substansi persyaratan.115
Perusahaan tercatat yang terlambat dalam menyampaikan laporan keuangan
sebagamiana yang dituangkan dalam Peraturan Nomor I-E tentang Kewajiban
Penyampaian Laporan yang dimuat dalam ketentuan III.1.6 maka dapat diberikan
sanksi yaitu;116
1. Peringatan tertulis I, atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan sampai 30
(tiga puluh) hari kalender terhitung seak lampaunya batas waktu penyampaian
laporan keuangan;
2. Peringatan tertulis II dan denda sebesar Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah),
apabila mulai kalender ke-31 hingga hari kelender ke-60 sejak lampaunya batas
waktu penyampaian laporan keuangan, perusahaan tercatat tetap bakal memenuhi
kewajiban penyampaian laporan keuangan;
3. Peringatan tertulis III dan tambahan denda sebesar Rp.150.000.000,00 (seratus lima
puluh juta rupiah), apabila mulai hari kelender ke-61 hingga hari kelender-90 sejak
lampaunya batas waktu penyampaian laporan keuangan, perusahaan tercatat tetap
tidak memenuhi kewaiban untuk membayar denda sebagaimana dimaksud dalam
ketentuan 2 di atas;
115
Ibid, Pasal.II.5.
116