• Tidak ada hasil yang ditemukan

RINGKASAN PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RINGKASAN PENDAHULUAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

RINGKASAN

Kata kunci : uji netralisasi serum; diagnosis serologik ; bovine viral diarrhoea

PENDAHULUAN

DIARRHOEA (BVD) PADA SAPI

PUDJI KURNIADHI

Balai Penelitian Veteriner, JI.R.E.Martadinata 30 Bogor 16114

Penyakit bovine viral diarrhoea(BVD) Merupakan penyakit virus yang menyerang ternak sapi, disebabkan oleh virus dari golonganPestivirus (BAKER, 1987). Telah dilakukan uji netralisasi serum untuk pemeriksaan antibodi terhadap virus BVD pada sapi. Sampel yang berupa serum diambil dari sapi Bali di daerah Kendari, Sulawesi Tenggara pada tahun 1990 yaitu dari desa yang pernah terserang wabahpenyakit diare ganas.

Dari hasil pemeriksaan serum sebanyak 45 sampel, ditemukan 12 sampel (26,6%) yang positif mengDANung antibodi terhadap virus BVD, dengan titer yang bervariasi antara 1 :4 sampai dengan 1 :128. Dengan hasil seperti tersebut, diduga penyakit diare yang menyerang sapi tersebut diatas adalah penyakit BVD.

Penyakit bovine viral diarrhoea(BVD) Merupakan penyakit virus yang menyerang ternak sapi, disebabkan oleh virus dari golongan Pestivirus (BAKER, 1987). Penyakit ini ditemukan pertama kali pada tahun 1946 di Amerika Serikat oleh Olafson (BRUNERDANGILLESPIE, 1976). Infeksi oleh virus BVD dapat berupa subklinis (ringan), tetapi pada kasus dimana virusnya bersifat virulen (ganas), dapat menyebabkan kematian yang disertai dengan perdarahan pada organ tubuhnya, terutama sekali organ pencernaan(CORAPI et al, 1990). Umur hewan yang peka terhadap infeksi virus BVD berkisar antara 6 bulan-2 tahun (BAKER, 1987). Kerugian ekonomi akibat penyakit BVD antara lain berupa gangguan reproduksi, hambatan pertumbuhan, merosotnya berat badan serta kematian (RADOSTITS DAN LITTLEJOHN, 1988), sedang pada sapi perah disertai dengan merosotnya produksi air susu(BAKER,1987).

Penularan penyakit biasanya terjadi melalui pernapasan dan pencernaan, yaitu melalui pakan dan air minum yang tercemar oleh air liur, air kencing atau leleran dari mata dan hidung hewan yang terserang penyakit BVD (BAKER, 1987). Virus BVD juga menyerang organ yang berperan dalam mempertahankan kekebalan tubuh, sehingga akibat infeksi virus ini menyebabkan gangguan pembentukan antibodi (JOHNSON DAN MUSCOPLAT, 213

(2)

1973), yang menyebabkan hewan menjadi rentan terhadap serangan kuman lainnya.

Karena pertahanan tubuh terganggu, memudahkan terjadinya penyebaran bakteri dalam darah yang akibatnya memperberat penyakit (REGGIARDO DANKAEBERLE, 1981). Berdasarkan kenyataan bahwa virus BVD banyak ditemukan bersama dengan bakteri Pasteurella sp pada kasus radang paru-paru dari sapi yang menjalani transportasi jarak jauh dengan kapal, maka penyakit BVD juga diklasifikasikan sebagai penyakit pernapasan pada sapi (BAKER, 1987) .

Di Indonesia penyakit BVD dilaporkan pernah menyerang sapi Bali di Sulawesi Selatan pada tahun 1989 yang kemudian dikenal sebagai wabah diare ganas pada sapi (DGS). Pada waktu wabah di Kabupaten Gowa, penyakit ini mengakibatkan kematian sapi sebanyak 50 ekor dari 100 ekor yang sakit, di Kotamadya Pare-Pare kematian 70 ekor dari 300 ekor yang sakit, di Kabupaten Maros kematian 33 ekor dari 100 ekor yang sakit(ANONYMOUS,1989).

Untuk membantu diagnosis penyakit, selain berdasarkan gejala penyakit, dapat pula dilakukan pemeriksaan serologik untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap virus BVD misalnya dengan uji netralisasi serum (EDWARDS, 1990). Tujuan penulisan ini adalah untuk menguraikan tentang cara kerja uji netralisasi serum tersebut serta interprestasinya yang dilakukan dilaboratorium virologi Balai Penelitian Veteriner Bogor.

Serum

Sampel serum yang diperiksa sebanyak 45 sampel, berasal dari sapi yang menunjukkan gejala klinis BVD di daerah Kendari, Sulawesi Tenggara pada tahun 1990.

Biakan sel Virus

MATERI DAN METODA

Biakan sel yang dipakai adalah biakan sel lestaribovine turbinate (BT).

Virus yang dipakai sebagai antigen pada uji netralisasi serum ini adalah virus BVD galur NADL yang berasal dari Amerika.

Serum kontrol positif standarBVD

Serum kontrol positif standar BVD adalah serum sapi yang mengandungung antibodi terhadap virus BVD, diperoleh dari JamesCook University, Townsville, Australia.

Serum kontrol negatif BVD

Serum kontrol negatif BVD adalah serum janin sapi yang tidak mengDANung antibodi terhadap virus BVD, serum yang dipakai adalah serum janin sapi/foetal bovine serum (FBS) produksi FLOW, lab.

(3)

serum tersebut diencerkan menjadi 1/4, 1/8, 1/16, 1/32, 1/64 dan 1/128 dengan Dulbecco's Modified Eagle Medium (DMEM) produksi FLOW, lab yang mengDANung 2% Foetal Bovine Serum (FBS). Setiap enceran serum tersebut dimasukkan ke dalam lubang plat mikrotiter produksi NUNC masing-masing sebanyak 50 ul. Untuk kontrol serum positip, kontrol serum negatip dan kontrol sel Setiap plat mikrotiter cukup 2 lubang dengan enceran 1/4 dan kontrol sel hanya diisi dengan DMEM yang mengDANung 2% FBS sebanyak 100 ul. Kemudian pada setiap lubang, kecuali lubang kontrol sel ditambahkan 50 ul virus yang mengandung 100 Cell Culture Infective Dose (CCID)SO,. Campuran serum dan virus ini diinkubasikan selama 1 jam pada suhu 37°C, selanjutnya kedalam setiap lubang ditambahkan suspensi sel bovine turbinate (BT) dengan kandungan sel 3 X 104/ml sebanyak 50 ul dan diinkubasikan pada suhu 37°C selama 3 - 5 hari. Titer antibodi dinyatakan dengan melihat enceran serum yang tertinggi yang masih dapat menetralisir virus dan ini ditandai dengan tidak adanya perubahan Sitopatik atau Citopatic Effect (CPE) yaitu kerusakan pada sel yang disebabkan oleh virus. Untuk menguji kebenaran kandungan virus 100 CCIDso yang dipakai dilakukan titrasi ulang (back titration) dengan cara sebagai berikut virus 100 CCIDso diencerkan kelipatan 10 mulai dari 1/10, 1/100 dan 1/1 .000 dan diisikan ke lubang plat mikrotiter sebanyak 50 ul tiap lubang, Setelah itu ditambahkan DMEM yang mengandung 2% FBS sebanyak 50 ul tiap lubang, Untuk kontrol sel sebanyak 100 ul tiap lubang. Selanjutnya ditambahkan suspensi sel dengan kandungan sel 3 X 104 / ml sebanyak 50 ul tiap lubang kemudian diinkubasikan pada suhu 37°C selama 5 hari. Pembacaan titrasi ulang dilakukan setiap hari sampai hari ke-5 . Apabila pada enceran virus 1/100, perubahan CPE terjadi pada 2 lubang dari 4 lubang yang diinfeksi (50 %) maka virus yang dipakai untuk uji serum netralisasi tepat 100 CCIDso.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan pemeriksaan dengan uji netralisasi serum, dari 45 sampel serum sapi tersebut, terdapat 12 sampel (26,6 %) yang positif mengDANung antibodi terhadap virus BVD, dengan titer yang bervariasi dari enceran 1 :4 (enceran '/4) sampai dengan 1 :>_128 (enceran 1/128) (Tabel 1). Antibodi dalam tubuh hewan dapat timbul karena adanya rangsangan antigen yang masuk kedalam tubuh, baik akibat vaksinasi maupun infeksi alam oleh mikroorganisme yang ada di lingkungan sekitarnya. Kemungkinan lainnya adalah akibat kekebalan perolehan yang diberikan oleh induk yang telah mempunyai kekebalan kepada anaknya melalui kolostrum (antibodi maternal). MenurutKENDRICK DAN FRANTI(1974) antibodi maternal terhadap virus BVD

hanya bertahan antara 105-230 hari (3.5-7 bulan), tergantung pada titer awal, selewat waktu tersebut sudah tidak terdeteksi lagi, karena titernya sudah amat rendah.

(4)

Tabel. 1 . Hasil pemeriksaan serum sapi dari daerah Kendari pada tahun 1990

No. Nomor Serum Titer Antibodi Keterangan

l B2 - Negatif 2 G2 - Negatif 3 2 1 : 16 Positif 4 A28 - Negatif 5 G6 - Negatif 6 A2 1 : >_128 Positif 7 A3 - Negatif 8 A14 - Negatif 9 N13 1 : >_128 Positif 10 B1 - Negatif 11 A27 - Negatif 12 A21 - Negatif 13 N23 1 : >_128 Positif 14 LB2 - Negatif 15 A25 - Negatif 16 All - Negatif 17 A4 - Negatif 18 12 1 : 8 Positif 19 A18 - Negatif 20 B9 - Negatif 21 LB4 - Negatif 22 N14 1 : >_128 Positif 23 B8 - Negatif 24 B6 - Negatif 25 N10 - Negatif 26 A30 - Negatif 27 N21 1- : >128 - Positif 28 G8 - Negatif 29 Bll - Negatif 30 B4 - Negatif 31 A8 - Negatif 32 Nl 1 1 : >_128 Positif 33 A29 - Negatif 34 A17 - Negatif 35 A13 - Negatif 36 G1 - Negatif 37 B3 - Negatif 38 N15 1 : >_128 Positif 39 LB1 - Negatif 40 B10 - Negatif 41 LB9 - Negatif 42 A23 - Negatif 43 A20 1 :4 Positif 44 26 1 : >_128 Positif 45 LB3 1:4 Positif

(5)

darahnya adalah sapi yang sudah dewasa, yang umurnya lebih dari 1 tahun, maka kemungkinannya bahwa antibodi maternal dapat diabaikan. Kemungkinan lainnya bahwa antibodi tersebut berasal dari vaksinasi penyakit BVD juga dapat dikesampingkan karena pada waktu itu di Indonesia tidak ada vaksinasi BVD, sehingga satu-satunya penyebab timbulnya antibodi tersebut akibat infeksi alam oleh virus BVD yang ada di daerah tersebut. Mengingat wabah penyakit yang menyerang sapi Bali di daerah Kendari tersebut ditandai dengan gejala yang menonjol berupa diare, maka dengan dapat dideteksinya antibodi terhadap virus BVD tersebut memberi dugaan bahwa penyakit tersebut adalah penyakit BVD, tentu saja perlu diperkuat dengan isolasi virus.

KESIMPULAN

Dari hasil pemeriksaan tersebut dapat disimpulkan bahwa hewan yang memberikan reaksi positip pada uji netralisasi serum ini telah terinfeksi oleh virus BVD secara alami, karena di Indonesia pada waktu itu belum pernah dilakukan vaksinasi terhadap penyakit BVD.

Uji netralisasi serum dapat dipakai untuk mengetahui adanya penyakit di suatu daerah, mempelajari penyebaran penyakit, maupun untuk membantu / melengkapi diagnosis penyakit.

SARAN-SARAN

Untuk melakukan uji netralisasi serum ini diperlukan tenaga laboratorium yang sudah terampil dan laboratorium yang peralatannya sudah memadai.

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada Drh. A.Sarosa, MS yang telah memberikan bimbingan sehingga tulisan ini dapat diselesaikan.

DAFTAR BACAAN

ANONYMOUS . 1989. Kasus diare ganas di Sulawesi Selatan . Diagnostic

Veteriner No.3 Agustus . Balai Penyidikan Penyakit Hewan Wilayah II Ujung PDANang.

BAKER, J.C. 1987. Bovine viral diarrhea virus : A review. J. Amer. Vet. Med.

Assoc. 190 (11): 1449-1458.

(6)

BRAR, J.S ., D.W .JOHNSON, C.C. MUSCOPLAT, R.E. SHOPE, AND J.C. MEISKE, 1878 . Maternal immunity to infectious bovine rhinotracheitis DAN bovine viral diarrhea viruses : Duration DAN effect on vactination in young calves. Am. J. Vet. Res. 39 : 241-244.

BRUNER, D.W. AND J.W.GILLESPIE. 1976 . Bovine viral diarrhea mucosal disease, In: Hagan 's infection deseases of domestic animal Comstock Publishing Associates 1283-1293.

CORAPI, W.Y., R.D. ELLIOTT, T. W FRENCH, D.G. ARTHUR, D.M. BEZEK, AND E.J. DUBOVI. 1990. Thrombocytopeni a DAN hemorrhages in veal calves infeted with bovine viral dirrhea virus. J. Am. Vet. Med. Assoc.

19 6 (4) : 590-596.

EDWARD, S. 1990 . The diagnosis of bovine virus diarrhoea mucosal disease in cattle. Rev. Sci. Tech off int epiz. 9 (1) : 115-130 .

JOHNSON, D.W. AND C.C. MUSCOPLAT, 1973 . Immunologic abnormality in calves with chronic bovine viral diarrhea. Am.J Vet.Res 34 :

1139-1141 .

KENDRIC, J.W. AND C.E. FRA.NTI . 1974. Bovine viral diarrhea : Decay of colostrum confered antibody in calf. Am. J. Vet. Res. 35 : 589-591 . RADOSTITS, O.M. AND I.R. LITTLEJOHNS. 1988. New cancepts in the

patogenesis, diagnosis DAN control of diseases causes by the bovine viral diarrhea virus. Can. Vet.J (29) : 513-527.

REGGIARDO, C. AND M.L. KAEBERLE. 1981 . Detection of bacteremia in cattle inoculated with bovine viral diarrhea virus. Am. J Vet. Res. 42 : 218-221 .

Referensi

Dokumen terkait

Ini juga menjadi pengalaman kelompok lain migran Muslim yang telah lama menjadikan Malaysia sebagai tujuan pilihan, bukan karena kesamaan dan ikatan etnis lama (seperti

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Danny Septya Darmawan, menyatakan bahwa skripsi dengan judul “PENGARUH MOTIVASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA

Pendahuluan: Pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti, didapatkan hasil adanya korelasi positif antara kemampuan deformabilitas

Urutan alternatif strategi produksi bersih dari prioritas yang paling penting yaitu sosialisasi serta pelatihan penerapan produksi bersih dan peningkatan kualitas kayu

Produktivitas sumur pasca perekahan hidraulik terutama ditentukan oleh daerah rekahan efektif yang terbentuk, yaitu bagian dari rekahan yang memberikan konduktivitas lebih

Penyedia Peningkatan Kapasitas Teknis Desa (P2KTD) dalam Program Inovasi Desa adalah lembaga profesional yang menyediakan jasa keahlian teknis tertentu di bidang Pengembangan

REMA+A.. DETEKSI DINI &AKTOR RESIKO DILAKUKAN

Ito ay nagsasama ng mga batang bata imigrante, na ang mga pamilya inilipat sa isang bagong wika na kapaligiran, pati na rin ang mga tao na natutunan ang kanilang ina dila