• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENAMBAHAN SENYAWA OSMOLIT ORGANIK TAURIN PADA PAKAN ALAMI TERHADAP PERKEMBANGAN GONAD GURAMI (Osphronemus gouramy)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENAMBAHAN SENYAWA OSMOLIT ORGANIK TAURIN PADA PAKAN ALAMI TERHADAP PERKEMBANGAN GONAD GURAMI (Osphronemus gouramy)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Semirata 2013 FMIPA Unila |427

PENGARUH PENAMBAHAN SENYAWA OSMOLIT

ORGANIK TAURIN PADA PAKAN ALAMI TERHADAP

PERKEMBANGAN GONAD GURAMI

(Osphronemus gouramy)

T. I. Kesuma

1

, E. L. Widiastuti

2

, N. Nurcahyani

2

, G. N. Susanto

2 1

Mahasiswa Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Lampung, Bandar Lampung 2

Dosen Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung, Bandar Lampung E-mail: ndolschunii@yahoo.co.id

Abstrak. Taurin merupakan salah satu jenis asam amino bebas yang berfungsi untuk memacu pertumbuhan, penglihatan, neurotransmitter, pelepasan hormone, anti oksidasi, dan lainnya. Disamping itu, taurin juga berperan penting dalam proses reproduksi, demikian juga pakan yang merupakan komponen penting dalam proses pematangan gonad. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon perkembangan dan kematangan gonad ikan gurami (Osphronemus gouramy) pra dewasa terhadap penambahan taurin pada pakan daun kimpul (Xanthosoma sagittifolium). Penelitian dilakukan selama 60 hari dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 perlakuan, yaitu pemberian taurin (dosis 0,04 mg/ikan) pada pakan alami dan kontrol tanpa taurin, dengan pengulangan sebanyak 12 kali. Selanjutnya data dianalisis dengan T-Test pada α=5%. Parameter yang diamati pada penelitian ini meliputi Indeks Gonad Somatik (IGS) dan berat tubuh. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perkembangan gonad gurame pradewasa tidak memberikan respon positif terhadap pemberian taurin, namun respon positif terjadi pada pertambahan berat tubuh gurame.

Kata kunci: taurin, gonad, Osphronemus gouramy, daun kimpul

PENDAHULUAN

Ikan gurami merupakan salah satu ikan air tawar asli perairan Indonesia. Menurut Ricky (2008), ikan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi ini memiliki hambatan pertumbuhan tetapi dapat diatasi dengan pemberian pakan berkualitas dalam jumlah yang cukup.

Pakan yang dimakan pertama-tama akan digunakan untuk memelihara tubuh dan pergantian jaringan tubuh yang rusak, aktivitas, pertumbuhan dan kelebihan dari pakan baru digunakan untuk reproduksi. Pakan merupakan komponen penting dalam proses pematangan gonad, karena proses vitelogenesis membutuhkan nutrien, kualitas telur sangat ditentukan oleh kandungan nutrien yang ada dalam pakan, baik kualitas maupun kuantitasnya (Izquirdo, 2005).

Semua jenis ikan membutuhkan zat gizi yang baik, biasanya terdiri dari protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral serta energi untuk aktivitas. Jumlah zat gizi yang dibutuhkan bergantung kepada jenis, ukuran, lingkungan hidup ikan dan stadia reproduksi (Mokoginta, et al 1995).

Asam amino merupakan salah satu senyawa yang diperlukan dalam pertumbuhan ikan sehingga dibutuhkan dalam jumlah yang cukup (Yulfiperius, 2003). Taurin merupakan salah satu jenis asam amino bebas yang berfungsi untuk memacu pertumbuhan, dan penglihatan (Redmond 1983). Taurin berperan dalam proses osmoregulasi, modulasi, neurotransmitter, pelepasan hormone, anti oksidasi. Taurin juga berperan penting dalam proses reproduksi (Matsunari, 2006).

(2)

Perkembangan gonad ikan berada di bawah kontrol poros hipotalamus-hipofisis-gonad yang dipengaruhi oleh sinyal lingkungan, sistem hormon dan organ reproduksi (Zairin, 2003).

Salah satu upaya pengembangan perbenihan dalam memacu produksi hasil perikanan yaitu dengan percepatan kematangan gonad. Secara alamiah, perkembangan gonad dipengaruhi oleh akumulasi nutrien ke dalam pagosit nutritif melalui sintesis vitelogenin (vitelogenesis), di bawah rangsangan hormon steroid (Unuma et al. 1999). Vitelogenesis terjadi karena adanya sinyal lingkungan yang diterima oleh syaraf radial. Sinyal lingkungan seringkali kurang atau lemah dalam wadah budidaya (Ricky, 2008), sehingga untuk merangsang perkembangan dan pematangan gonad perlu dilakukan manipulasi hormonal sebagai jalan pintas.

Hasil studi yang dilakukan pada ikan air laut seperti pada cobia (Rachycentron canadus) (Widiastuti, et al, 2005) menunjukkan adanya respon kematangan gonad pada ikan yang diberi taurin. Apakah taurin juga berpengaruh dalam kematangan gonad pada gurami yang merupakan ikan air tawar, maka studi pemberian taurin ini dilakukan pada ikan air tawar tersebut.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Maret 2013 di Laboratorium Penelitian Biologi - (MIPA-T) Universitas Lampung.

Alat dan bahan yang digunakan adalah aquarium, timbangan/ neraca ohaus, timbangan digital, 1 buah meteran, jaring atau serok, kamera, ember dan keranjang plastik untuk tempat pakan ikan, pH stick, termometer, ikan gurami (Osphronemus gouramy) dengan berat 150-160 g, daun kimpul (Xanthosoma sagittifolium) dengan tepung kacang kedelai, senyawa taurin yang digunakan sebagai perlakuan.

Pelaksaan Penelitian Persiapan Pakan Alami

Daun kimpul dilayukan dengan cara dijemur selama dua hari, kemudian dibuang tulang daunnya dan dipotong-potong lalu diblender. Setelah daun kimpul halus, dicampur dengan kacang kedelai. Adonan pelet kemudian ditambahkan sagu sebagai perekat pelet sebanyak 3% dari berat adonan. Minyak cumi ditambahkan ke dalam adonan sebanyak 5% dari berat adonan untuk memberi aroma yang disukai ikan dan meningkatkan nafsu makan ikan. Adonan yang telah jadi dicetak dengan menggunakan gilingan daging, kemudian dijemur dibawah sinar matahari selama kurang lebih 7 jam. Untuk pellet yang ditambahkan taurin, pellet yang telah dicetak disemprotkan dengan taurin yang telah dilarutkan dengan aquades, kemudian dijemur dibawah sinar matahari selama kurang lebih 7 jam.

Pemberian perlakuan

Perlakuan diberikan setelah dilakukan aklimatisasi selama 2 minggu. Ikan dibagi menjadi dua kelompok untuk dua perlakuan, masing-masing berisi 12 ekor. Perlakuan yang diberikan yaitu; kelompok pertama sebagai kontrol atau diberi pakan alami (tanpa taurin) dan kelompok kedua diberi pakan alami dengan penambahan taurin. Pemberian pakan 2 kali dalam sehari, pakan diberikan pada pagi dan sore hari.

Pengambilan data

Pengambilan data diambil pada awal penelitian (D0) kemudian diambil setiap 20 hari sekali. Data yang diambil berupa berat tubuh dan berat gonad. Gonad diambil dengan cara pembedahan pada hewan uji yang sebelumnya dilakukan pembiusan terlebih dahulu menggunakan minyak cengkeh. Pengambilan data gonad meliputi pengukuran dimensi gonad meliputi : panjang, diameter, berat basah gonad.

(3)

Semirata 2013 FMIPA Unila |429

Sampling Kualitas Air

Kualitas air dijaga sedemikian rupa meliputi suhu dan derajat keasaman.

Parameter Penelitian

Parameter yang diamati pada penelitian ini meliputi

1. Indeks Gonad Somatik (IGS)

IGS dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut : IGS= 100% (g) Tubuh Berat (g) Gonad Berat

2. Pengamatan bobot tubuh ikan gurami (12 ekor perperlakuan) dilakukan pada hari ke-0, 20, 40, dan 60.

Analisis Data

Data yang diperoleh berupa data pertambahan berat tubuh, lingkar tubuh, panjang ikan, dan indeks gonad somatik (IGS). Data dianalisis statistik dengan menggunakan T-Test pada α = 5%.

HASIL DAN PEMBAHASAN Pertambahan Berat Tubuh Ikan gurami

Pertambahan berat tubuh ikan gurami perlakuan kontrol dan perlakuan taurin berdasarkan penelitian setiap 20 hari yang dianalisis statistik t-test (α = 5%) dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Pertambahan Rerata Berat Gurami selama 60 hari pada dua perlakuan berbeda

Waktu Pengukuran

Pertambahan Rerata Berat (g) per perlakuan (χ ± SEM)

Kontrol Taurin Hari Ke-20 5,92 ± 0,97 7,07 ± 0,94 *

Hari Ke-40 6,88 ± 0,86 8,92 ± 0,94 *

Hari Ke-60 8,80 ± 0,89 10,48 ± 0,63 *

Keterangan : *Nilai berbeda pada α=5%

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa hasil pengukuran rerata pertambahan berat gurami yang dianalisis menggunakan uji T-Test menunjukkan bahwa pada kedua perlakuan memiliki perbedaan yang nyata. Nilai rerata pertambahan berat pada perlakuan taurin cenderung lebih besar dibandingkan pada perlakuan kontrol. Pada perlakuan taurin nilai pertambahan rerata berat mengalami kenaikan tertinggi pada hari ke 40 yaitu sebesar 1,85 g. Sedangkan pada perlakuan kontrol nilai rerata pertambahan berat mengalami kenaikan tertinggi pada hari ke-60 yaitu sebesar 1,92g.

Pada penelitian ini penambahan taurin pada pakan diduga memiliki pengaruh terhadap pertambahan berat tubuh gurami. Menurut Redmond (1983), taurin berfungsi untuk stabilitas membran, keseimbangan homeostatis dari kalsium, menstimulasi glikolisis dan glikogenesis, memacu pertumbuhan dan penglihatan.

Pemberian Senyawa Taurin Pada Pakan Daun Kimpul Terhadap Pertambahan Indeks Gonad Somatik (IGS) dan Perkembangan Gonad

Hasil perhitungan indeks gonad somatik (jantan atau betina) perlakuan taurin dan tanpa taurin selama 60 hari yang dianalisis statistik t-test (α = 5%) dapat dilihat pada Tabel 2 :

Tabel 2. Nilai Rerata Indeks Gonad Somatik (IGS) jantan atau betina selama 60 hari pada dua perlakuan berbeda

Waktu Pengukuran

Nilai Rerata IGS (%) per 20 hari (χ ± SEM) Kontrol Taurin Hari Ke-0 0,05 ± 0,01 0,03 ± 0,00* Hari Ke-20 0,25 ± 0,12 0,09 ± 0,03* Hari Ke-40 0,41 ± 0,07 0,42 ± 0,06* Hari Ke-60 0,65 ± 0,19 0,49 ± 0,09*

(4)

Berdasarkan hasil pengukuran rasio gonad dan berat tubuh gurami yang dianalisis statistik menggunakan uji T-test (α=5%) pertambahan rerata IGS pada Tabel 2 telihat lebih besar pada perlakuan kontrol dibandingkan dengan perlakuan taurin. Pada perlakuan taurin nilai rerata IGS mengalami kenaikan tertinggi pada hari ke-40 pengukuran sebesar 0,33%. Namun pada pengukuran hari ke-60 hanya mengalami kenaikan sebesar 0,7%. Hali ini diduga karena ikan gurami sudah mengalami puncak stress yang mengakibatkan hilangnya nafsu makan sehingga asupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh untuk perkembangan gonad berkurang dan juga disebabkan oleh berat tubuh ikan pada setiap pengukuran yang berbeda-beda. Menurut Pradina (1996), ada kemungkinan selama masa pertumbuhan suatu hewan, ukuran gonad tidak lagi sebanding (tidak selalu proporsional) terhadap ukuran tubuhnya. Pada perlakuan kontrol nilai rerata IGS pada setiap kali pengukuran per 20 hari mengalami pertambahan yang teratur. Selain itu, pada perlakuan kontrol nilai galat baku bersifat fluktuatif dibandingkan nilai galat baku pada perlakuan taurin yang selalu bertambah pada setiap kali pengukuran per 20 hari.

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa pada penilitian ini taurin tidak memiliki pengaruh terhadap perkembangan gonad. Hal ini diduga karena ikan yang digunakan pada penelitian ini merupakan ikan gurami pra dewasa yang memiliki ukuran atau berat tubuh terlalu kecil sehingga penambahan taurin pada pakan masih digunakan untuk proses pertumbuhan bukan untuk perkembangan gonad. Menurut Adelina (1997), sisa energi (protein dan lemak) hasil metabolisme digunakan untuk proses pertumbuhan, dan pertumbuhan jaringan osmotik berbeda dengan pertumbuhan gonad. Selain itu, Nikolsky (1969) juga mengungkapkan, ukuran dan berat tubuh

ikan memiliki hubungan terhadap kematangan gonad, karena secara alamiah ukuran dan berat tubuh ikan merupakan tanda utama yang digunakan untuk

membedakan kematangan gonad

berdasarkan beratnya. Faktor lain seperti kurangnya pemberian nutrisi pakan untuk proses perkembangan dan kematangan gonad serta pemberian dosis senyawa osmolit organik taurin yang mungkin belum mencukupi untuk menstimulasi hormon reproduksi. Meskipun senyawa osmolit organik taurin berfungsi sebagai neurotransmitter dan diduga berperan penting untuk memberikan stimulasi pada bagian adhenohiposis pada hipotalamus yang dapat melepaskan hormon-hormon reproduksi, kemudian bekerja pada gonad yang membantu dalam proses kematangan gonad. Selain itu, karena ukuran gurami yang masih terlalu kecil berkisar 150-200 g sehinnga untuk mencapai tingkat kematangan gonad dibutuhkan waktu yang lebih lama. Sedangkan ukuran gurami pertama kali matang gonad berkisar 2- 3 kg yang merupakan gurami dewasa.

Kordi (2010) mengatakan bahwa perkembangan gonad ikan secara garis besar terbagi menjadi dua tahap perkembangan utama, yaitu tahap perkembangan gonad hingga mencapai tingkat dewasa kelamin (sexually mature) dan tahap pematangan produk seksual (gamet). Tahap pertama berlangsung sejak telur menetas atau lahir hingga mencapai dewasa kelamin dan tahap kedua berlangsung setelah ikan dewasa. Proses kedua berlangsung dan berkesinambungan selama fungsi reproduksi berjalan normal.

Pada ikan betina memiliki nilai IGS yang lebih besar dibandingkan dengan ikan jantan (Favian, 2009). Seperti yang dikatakan pula oleh Kordi (2010) umumnya berat gonad ikan betina dapat mencapai 10-25% dari berat tubuh sedangkan pada ikan jantan berat gonadnya 5-10% dari berat

(5)

Semirata 2013 FMIPA Unila |431 tubuh. Menurut Effendie (2002),

adakalanya IGS dihubungkan dengan TKG yang pengamatannya berdasarkan ciri-ciri morfologi kematangan gonad. Dengan membandingkan hubungan yang tampak antara perkembangan di dalam dan di luar gonad.

Gonad jantan dan betina umumnya memiliki karakteristik yang sangat berbeda. Pada gonad betina umumnya memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan gonad jantan. Gonad betina (ovarium) berwarna agak kekuningan, diselubungi lemak, dan berpasangan. Sedangkan gonad jantan berbentuk pipih, berwarna putih susu, dan berpasangan.

Pada penelitian ini gonad yang ditemukan pada saat pembedahan belum dapat dibedakan antara gonad jantan atau betina. Hal ini disebabkan oleh ukuran ikan atau berat tubuh ikan yang terlalu kecil berkisar 150-200 g sehingga untuk mencapai tingkat kematangan gonad dibutuhkan waktu yang lebih lama.

Gambar 3. (a) dan (b) gonad jantan atau betina

Menurut Effendie (1997), karakteristik gonad pada Gambar 3 masuk ke dalam tingkat kematangan gonad pada tahap masa istirahat, yaitu produk seksual belum berkembang, gonad berukuran kecil, telur tidak dapat dibedakan oleh mata.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan :

Penambahan senyawa osmolit organik taurin pada pakan tidak berpengaruh terhadap perkembangan gonad gurami jantan atau betina, tetapi memiliki pengaruh terhadap pertambahan berat tubuh gurami.

DAFTAR PUSTAKA

Adelina. 1997. Pengaruh Pakan Dengan Kadar Protein Dan Rasio Protein Energi Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Juwana Ikan Kakap Putih. IPB. Bogor. Effendi, M.I. 1997. Budidaya Perikanan.

Yayasan pustaka Nusantara. Yogyakarta. Effendy, M. I. 2002. Biologi Perikanan.

Yayasan Pustaka Nustama.

Yogyakarta.Fujaya, Y. 2004. Fisiologi Ikan “Dasar Pengembangan Teknik Perikanan”. Rineka Cipta. Jakarta. Izquierdo, M. S., Fernandez-Palacios, H.,

and Tacon, A. G. J., 2001. Effect of broodstock on reproductive performance in fish. Aquaculture, 197, 25 – 42.

Kordi, Gufran. 2000. Budidaya Ikan Nila. Dahara Prize. Jakarta.

Mokoginto, I., M. A. Suprayudi, dan M. Setiawati. 1995. Kebutuhan Optimum Protein dan Energi Pakan Benih Ikan Gurame (Osphronemus gouramy Lac.). Jurnal Penelitian. Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Nicolsky, G. V. 1969. Theory Of Fish Population Dynamic, As the Biological Background Of Rational Exploitation

(6)

And The Management Of fishery Resource. Translated by Brandley. Oliver and Boyd, 323 pp.

Redmond, H., P. Stapkleton, dan David. 1983. Immunustrition. The ple of taurine. Nutrition14. 559-604.

Ricky, B. 2008. Usaha Pemeliharaan Gurami (Osphronemus gouramy sp). Penebar Swadaya. Jakarta.

Sari, G. S. 2009. Budidaya Pertanian Dan Peternakan Ikan Gurami (Osphronemus gouramy sp). Sastra Hudaya. Jakarta.

Yulfiperius, 2003. Penambahan Vitamin E Dalam Formulasi Pakan Induk Ikan

Dapat Memperbaiki Kualitas

Produksinya. IPB. Bogor.

Zairin Jr M. 2003. Endokrinologi dan

Peranannya Bagi Masa Depan

Perikanan Indonesia (Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Ilmu Fisiologi Reproduksi dan Endokrinologi Hewan Air). Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan - Institut Pertanian Bogor.

Gambar

Tabel  2.  Nilai  Rerata  Indeks  Gonad  Somatik  (IGS)  jantan  atau  betina  selama  60  hari pada dua perlakuan berbeda
Gambar 3. (a) dan (b) gonad jantan atau betina

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan yaitu telah dibuat prototype akses kendali pintu menggunakan sensor fingerprint (sidik jari) berbasis arduino

Kegiatan Usaha Bergerak dalam bidang industri spare parts kendaraan bermotor khususnya pegas Jumlah Saham yang ditawarkan 210.000.000 Saham Biasa Atas Nama dengan Nilai Nominal

India memperoleh keuntungan tambahan dari sektor pariwisata yang menyumbang banyak kepada ekonomi India dengan meningkatkan pekerja seks terhadap anak dengan

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 7 ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang

Forsyth (2010) mengatakan kelompok adalah dua atau lebih individu yang dihubungkan dengan dan dalam hubungan sosial.

2. Rangsangan yang mengatur cepat lambatnya gerakan pernapasan adalah … C4 a. Rangsangan pusat saraf b. H2O dalam darah c. CO2 dalam darah d. Kadar O2 dalam

Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan selama penulis menjadi mahasiswa.. Bapak Hendro Setiadi,

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh centralization terhadap intellectual capital melalui implementasi ERP sebagai variabel mediasi pada perusahaan