• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Hukum Dagang KUHD .docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Hukum Dagang KUHD .docx"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

Hukum Dagang (KUDH)

Dosen Pembibimbing

: Dr. Rosdalina, M.Hum

Disusun Oleh:

1. Abdul Syafiq Mahmud

(15.4.1.048)

2. Nadia Paputungan

(15.4.1.085)

3. Niken Ayu Killi

(15.4.1.088)

Ekonomi Syariah B

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MANADO

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bentuk-bentuk perusahaan atau persekutuan dapat berupa perseroan firma, perseroan komanditer, atau perseroan terbatas. Dalam pengertian perusahaan, maka setiap pengusaha bertindak secara terus menerus dan terang-terangan.Prof. Sukardono dalam menguraikan bentuk-bentuk perusahaan selalu membedakan antara persrikatan perdata, perserikatan firma, dan perseroan. Tritmidjaja antara partnership/perseroan dan companies/ perseroan perniagaan, perseroan firma, perseroan komanditer, perseroan terbatas, dan perkumpulan koperasi.

Dari uraian-uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penggolongan perusahaan adalah sebagai berikut.

1. Bentuk perusahaan yang diatur dalam KUHS Perseroan (maatschap)

2. Bentuk perusahaan yang diatur dalam KUHD Perseroan Firma

Perseroan Komanditer Perseroan Terbatas

3. Bentuk-bentuk perusahaan yang diatur dalam KUHD (peraturan khusus) Koperasi

Yayasan

Perusahaan Negara/persero/perum/perjan.1

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud bagaimana Bentuk-bentuk badan usaha itu?

2. Apa yang di maksud bagaimana perseroan Terbatas, Koperasi, Yayasan,BUMN?

BAB II

PEMBAHASAN

(3)

A. Bentuk-bentuk badan usaha

Bentuk-bentuk perusahaan secara garis besar dapat diklasifikasikan dan dilihat dari jumlah pemiliknya dan dilihat dari status hukumnya.

1. Perusahaan perseorangan

Perusahaan perseorangan adalah suatu perusahaan yang dimiliki oleh perseorangan atau seorang pengusaha.

2. Perusahaan persekutuan

Perusahaan persekutuan adalah suatu perusahaan yang dimiliki oleh beberapa orang pengusaha yang bekerja sama dalam satu persekutuan.2

Bentuk-bentuk perusahaan jika dilihat dari status hukumnya terdiri dari perusahaan berbadan hukum dan perusahaan bukan berbadan hukum.

1. Perusahaan Berbadan Hukum

Perusahaan berbadan hukum adalah sebuah subjek hukum yang mempunyai kepentingan sendiri terpisah dari kepentingan pribadi anggotannya; mempunyai harta sendiri yang terpisah dari harta anggotanya; punyai tujuan yang terpisah dari tujuan pribadi para anggotanya dan tanggung jawab pemegang saham terbatas kepada niali saham yang diambilnya.3

2. Perusahaan Bukan Berbadan Hukum

2Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h .49

3Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

(4)

Perusahaan bukan berbadan hukum adalah harta pribadi para sekutu juga akan terpakai untuk memenuhi kewajiban perusahaab tersebut, biasanya berbentuk perorangan maupun persekutuan.4

Sementara itu, di dalam masyarakat dikenal dua macam perusahaan yakni perusahaan swasta dan perusahaan negara.

1. Perusahaan Swasta

Perusahaan swasta adalah perusahaan yang seluruh modalnya di miliki oleh swasta dan tidak ada campur tangan pemerintah, terbagi dalam tiga perusahaan swasta, antara lain

a. Perusahaan swasta nasional b. Perusahaan swasta asing

c. Perusahaan swasta patungan/campurab (joint venture)5

2. Perusahaan Negara

Perusahaan negara adalah perusahaan yang seluruh atau sebagian modalnya dimiliki negara. Pada umumnya, perusahaan negara disebut dengan badan usaha milik negara (BUMN) terdiri dari tiga bentuk, yakni

a. Perusahaan jawatan (Perjan) b. Perusahaan umum (Perum) c. Perusahaan perseroan (Persero)6

B. Perusahaan perseorangan

Perusahaan perseorangan adalah perusahaan swasta yang didirikan dan dimiliki oleh pengusaha perorangan yang bukan berbadan hukum, dapat berbentuk

4Elsi Kartika Sari Saridan Advendi Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h .49

5Elsi Kartika Sari Saridan Advendi Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.50

6Elsi Kartika Sari Saridan Advendi Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

(5)

perusahaan dagang, perusahaan jasa, dan perusahaan industri.Secara resmi, tidak ada perusahaan perseorangan, tetapi dalam praktik di masyarakat perdagangan telah ada suatu bentuk perusahaan perorangan yang diterima oleh masyarakat, yaitu perusahaan dagang.Sementara itu, untuk mendirikan perusahaan dagang secara resmi belum ada, tetapi dalam praktiknya orang yang akan mendirikan perusahaan dagang dapat mengajukan permohonan dengan surat izin usaha ( SIU) kepada kantor wilayah perdagangan dan mengajukan surat izin tempat usaha (SITU) kepada pemerintah.7

C. Perusahaan persekutuan Bukan Badan Hukum

Perusahaan persekutuan buka berbadan adalah perusahaan swasta yang didirikan dan dimiliki oleh beberapa orang pengusaha secara bekerja sama dalam bentuk persekutuan perdata.8

1. Persekutuan perdata ( Maatschap)

Persekutuan perdata adalah suatu perjanjian antara dua orang atau lebih untuk untuk berusaha bersama-sama mencari keuntungan yang akan dicapai dengan jalan kedua orang (pihak) menyetorkan kekayaan untuk usaha bersama.

Dasar hukum dalam pembentukan persekutuan perdata diatur dalam Pasal 1618 Pasal 1652 KUH Perdata.

Selain tersebut di atas, unsur-unsur yang tidak kalah penting di dalam persekutuan perdata adalah:

a. adanya pemasukan (inberng).

b. Dan adanya pembagian kenuntungan.9

7Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.50-51

8Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

(6)

Berakhirnya suatu perseroan dia atur dalam Pasal 1646 KUH Perdata sebagi berikut:

a) Dengan lewatnya waktu dimana perseroantelah diadakan; b) Dengan musnahnya barang atau diselesaikannya perbuatan yang

menjadi pokok perseroan;

c) Atas kehendak semata-mata dari beberapa orang atau seorang persero; d) Jika salah seorang persero meninggal dunia atau dinyatakan pailit10

Apabila suatu perseroan berakhir, maka diadakanlah pemisahan dan pembagian harta perseroan antara para anggotanya, yang dilakukan sebagi berikut:

a) Setiap anggota mengambil kembali setiap harga sero sebanyak jumlah yang disetorkannya semula;

b) Sisa harta yang merupakan laba dibagi-bagikan menurut ketentuan undang-undang;

c) Apabila perseroan mengalami kerugian, kerugian itu ditanggung oleh para anggotanya menurut ketentuan yang ditetapkan dalam perjanjian.11

2. Perseroan Firma

Prof. Sukardono mengatakan bahwa Firma adalah suatu perserikatan perdata yang khsus. Kehususan itu menurut Pasal 16 KUHD terletak pada keharusan adanya tiga unsur mutlak, yaitu

a) Menjalankan perusahaan;

b) Dengan pemakaian firma (nama) bersama;

c) Pertanggungjawaban tiap-tiap sekutu secara keseluruhan mengenai perikatan dengan firma.12

Cara pendirian perseroan firma cukup dengan mengadakan perjanjian konsensual, dan biasanya dibuat sebuah akta resmi untuk

9Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.51-52

10Farida Hasyim, Hukum Dagang, (Jakarta:Sinar Grafika,2009) h 139-140 11Farida Hasyim,, Hukum Dagang, (Jakarta:Sinar Grafika,2009) h.140

12Cansil Christine, POKOK-POKOK PENGETAHUAN HUKUM DAGANG INDONESIA

(7)

bukti.Dipertukarkan juga akta notaris untuk memperkuat kedudukan para anggota.

1. Ciri-ciri Firma

a. Menyelenggarakan perusahaan.

b. Mempunyai nama bersama.

c. Adanya tanggungan jawab rentang (tanggungan menanggung)

d. Pada asasnya tiaptiap persero dapat mengikat firma dengan pihak ketiga.

2. Penggunaa nama

a. Menggunakan nama seorang sekutu, misalnya Fa. Haji Tawi.

b. Menggunakan nama seorang sekutu dengan tambahan yang

menunjukan anggota keluarganya, misalnya Firma Abdullah dan Brother.

c. Menggunakan himpunan nama semua sekutu secara singkatan.

d. Mengunakan nama bidang usahanya perusahaan misalnya Fa.

Ayam Buras.

e. Mengunakan nama bidang lain.13

Berakhirnya Firma

Firma berakhir apabila jangka waktu yang ditetapkan dalam anggaran dasar telah berakhir.Firma juga dapat bubar sebelum

berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan dalam anggaran dasar akibat pengunduran diri atau pemberhentian sekutu.14

3. PERSEROAN KOMANDITER (CV)

CV berada di antara Firma dan Perseroan Terbatas, dengan demikian, CV adalah persekutuan dengan setoran uang, barang atau tenaga kerja sebagai pemasukan para sekutu, dibentuk oleh satu atau lebih anggota aktif yang bertanggung jawab secara rentang, di satu pihak

(8)

dengan satu atau lebih orang lain sebagai pelepas uang. Persekutuan komanditer mempunyai dua macam sekutu, yaitu.

a. Sekutu aktif komplementer yang menjadi pengurus persekutuan. b. Sekutu pasif komanditer yang tidak ikut mengurus persekutaun.

Jenisjenis CV

a. CV diam-diam b. CV terangterangan c. CV dengan saham

Berakhirnya persekutuan Komanditer

a. Berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan dalam anggaran dasar. b. Sebelum berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan akibat

pengunduran diri atau pemberhentian sekutu. c. Akibat perubahan anggran dasar.15

D. PERSEROAN TERBATAS (PT)

Istilah Perseroan terbatas terdiri dari dua kata, yakni perseroan dan terbatas. Perseroan merujuk kepada modal PT yang terdiri dari sero-sero atau saham-saham, sedangkan terbatas merujuk kepada tanggung jawab pemegang saham yang luasnya hanya terbatas pada nilai nominal semua saham yang dimiliki. Cara mendirikan PT, di dalam KUHD tidak ditetapkan berapa orang sedikitnya secara sah mendirikan PT, Menurut Prof. Sukardono di Indonesia paling sedikit dua orang.16

Syarat material dalam Pasal 31, 32, dan 33 Undang—Undang Perseroan Terbatas:

a. Modal dasar perseroan terdiri atas seluruh nilai nominal saham.

15Cansil Christine, POKOK-POKOK PENGETAHUAN HUKUM DAGANG INDONESIA

(Jakarta:Sinar Grafika.2008) hlm. 70-84

(9)

b. Saham dapat atas nama atau petunjuk.

c. Modal dasar paling sedikit Rp 50.000.000,00.

d. Modal terbagi dalam nominal saham.

e. 25% modal harus ditempatkan dan disetor penuh.17

Macam-macam PT

a. PT Tertutup

b. PT Terbuka18

Pembubaran PT

a. Dibubarkan oleh hakim atas permohonan kejaksaan karena usahanya bertentangan dengan tata susila atau ketertiban umum.

b. Karena waktu yang ditentukan oleh akta pendirian sudah lampau/habis.

c. Atas keputusan rapat umum pemegang saham.

d. Karena keadaan insolvensi, setelah dinyatakan pailit. e. Karena modal perseroan berkurang 75% atau lebih.19

E. Koperasi

Dilihat dari segi bahasa, secara umum koperasi berasal dari kata-kata Latin yaitu Cum yang berari dengan, dan Aperari yang berarti bekerja. Dari dua kata ini, dalam bahasa Inggris dikenal istilah Co dan Operation, yang dalam bahasa Belanda disebut disebit dengan istilah Cooperatieve Vereneging yang berarti bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu.20

Koperasi adalah perserikatan yang memenuhi kebutuhan oara anggotannya dengan cara menjual barang keperluan para anggotanya dengan cara menjual barang keperluan hari-hari dengan harga murah (tidak maksud mencari untung).pembentukan koperasi diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 1 Butir 1 koperasi adalah badan hukum yang

17Farida Hasyim, Hukum Dagang, (Jakarta:Sinar Grafika,2009) h.151 18Farida Hasyim, Hukum Dagang, (Jakarta:Sinar Grafika,2009) h.154 19Farida Hasyim, Hukum Dagang, (Jakarta:Sinar Grafika,2009) h.158

20 Hadhikusuma Sutantya Rahardja, Hukum Koperasi Indonesi,(Jakarta:PT RAJAGRAFINDO

(10)

beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi yang berlandaskan usahanya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.21

Sifat koperasi

Koperasi bersifat suatu kerja sama antara orang-orang yang masuk golongan kurang mampu dalam hal kekayaan yang ingin meringankan beban hidup atau beban kerja. Maka biasanya perkumpulan koperasi terdiri dari agak banyak peserta, sedangkan bentuk usaha lain sering didirikan hanya oleh dua atau tiga orang saja, yang masing-masing sudah cukup kaya, sedangkan sifat koperasi ialah bahwa para peserta masing-masing tidak kaya. (Wiryono,1969)22

Fungsi dan Peran Koperasi

Adapun fungsi dan peran dari Koperasi adalah sebagai berikut.

a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas hidup manusia dan masyarakat

c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya. d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian

nasiaonal yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.23

Pendirian Koperasi

Koperasi dapat didirikan oleh orang perseorangan (koperasi primer) maupun badan hukum itu sendiri (koperasi sekunder).Namun, untuk membentuk koperasi primer sekurang-kurangnya 20 orang, sedangkan untuk koperasi

21Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.68

22 Andjar Pachta,HUKUM KOPERASI INDONESIA:Pemahaman,Regulasi,Pendidikan, dan Modal

Usaha, (Jakarta: Kencana,2008),h.22

23Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

(11)

sekunder dibentuk sekurang-kurangnya 3 koperasi.Usahanya koperasi adalah yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota untuk meningkatkan usaha dan kesejahteraan anggota.24

Pembentukan koperasi baik secara primer maupun sekunder harus dengan akta pendirian yang memuat anggran dasar. Jika status status koperasi sebagai badan hukum, koperasi harus mendapatkan pengesahan dari pemerintah dengan cara mengajukan permohonan tertulis melalui Kantor Departemen Koperasi dan Pembinaan Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten atau Kotamadya di mana koperasi tersebut berdiri.25

Adapun modal koperasi terdiri dari

a. Modal sendiri, meliputi simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan, dan hibah;

b. Modal pinjaman, dapat berasal dari anggota, dari koperasi lainnya dan/atau anggotanya, bank, dan lembanga keuangan lainnya;

c. Penerbitan surat berharga dan surat utang lainnya serta sumber lain yang sah.26

Model Koperasi

Modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri adalah modal yang menanggung resiko atau disebut modal ekuiti dapat berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan, dan hibah.

1. Simpanan pokok

Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib dibayarkan oleh anggota pada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota.

24Elsi Kartika Sari Saridan Advendi Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.68-69

25Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.69

26Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

(12)

2. Simpanan wajib

Simpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan wajib tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi amgota.

3. Dana Cadangan

Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha yang dimaksudkan untuk memumpuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.

4. Hibah

Hibah adalah pemberian sukarela dengan mengalihkan hak atas sesuatu kepada pihak lain.

Selain itu, modal pinjaman dapat berasal dari a. Koperasi lainnya dan/atau anggotanya; b. Bank dan lembaga keuangan lainnya; c. Penerbitan obligasi dan surat utang; d. Sumber lain yang sah.27

Stuktur Organisasi Koperasi

halnya organisasi-organisasi lainnya, organisasi koperasi juga mempunyai perangkap kerja. Berdasarkan Pasal UUK 1992 memili perangkat koperasi, yaitu rapat anggota, pengurus, dan pengawas.

1. Rapat Anggota

Rapat Anggota adalah pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi.Rapat anggota dihadiri oleh anggota yang pelaksanaannya diatur dalam anggaran dasar.28

Kewenangan dari rapat anggota menetapkan, antara lain a. Anggaran dasar;

b. Kebijakan umum dibidang organisasi, manajamen, dan usaha koperasi; c. Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus, dan pengawas;

27Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.69-70

28Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

(13)

d. Pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya;

e. Pembagian hasil usaha;

f. Penggabungan, peleburan, pembagian, dan pembubaran koperasi 2. Pengurus

Akan halnya pengurus koperasi, untuk pertama kali diangkat dengan mencantumkan nama dan anggota pengurus dalam fakta pendirian yang selanjutnya melalui pemilihan di dalam rapat anggota. Pengurus sebagai pemegang kuasa rapat anggota diangkat untuk masa jabatan paling lama lima tahun.29

Dengan demikian, tugas dari pengurus berdasarkan Pasal 30 UUK 1992 adalah

a. Mengelolah koperasi dan usahanya;

b. Mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan anggaran pendapatan dan belanja koperasi;

c. Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

d. Menyelenggarakan pembukaan keuangan dan inventaris secara tertib; e. Memelihara daftar buku anggota dan pengurus.30

Pengurus bertanggung jawab mengenai segala kegiatan pengelolaan koperasi dan usahanya kepada rapat anggota atau rapat anggota luar biasa. Sementara itu, kewenangan dari pengurus adalah

a. Mewakili kopersi di dalam dan di luar pengadilan;

b. Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta pemberhentian anggota sesuai dengan ketentuan anggaran dasar;

c. Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan koperasi sesuai dengan jawabnya dan keputusan rapat anggota.31

3. Pengawas

29Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.71

30Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.71

31Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

(14)

Pengawas koperasi dipilih oleh para anggota koperasi dalam rapat anggota.Pengawas bertanggung jawab kepada anggota.

Sementara itu, pengawas harus merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga. Selain itu, pengawas koperasi dapat meminta jasa audit kepada akuntan public terhadap laporan keuangan dan audit lainnya sesuai keperluan koperasi.32

Dengan demikian, tugas dari pengawas berdasarkan Pasal 39 UUK 1992 adalah

a. Melakukan pengawasan terhadap kebijaksanaan dalam pengelolaan koperasi;

b. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya.

Selain mempunyai tugas pengawasan juga mempunyai kewenangan. Dengan demikian, kewenangan dari pengawas adalah

a. Meneliti catatan yang ada pada koperasi, dan b. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.33

F. Yayasan

Yayasan adalah badan hukum yang tidak memiliki anggota yang dikelolah oleh pengurus dan dirikan untuk tujuan sosial. Disebutkan juga dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001, yayasan merupakan suatu “badan hukum” dan untuk dapat menjadi badan hukum wajib memenuhi kriteria dan persyaratan tertentu, yakni

1. Yayasan terdiri atas kekayaan yang terpisahkan;

2. Kekayaan yayasan diperuntukan untuk mencapai tujuan yayasan;

3. Yayasan mempunyai tujuan tertentu dibidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan;

32Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.72

33Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

(15)

4. Yayasan tidak mempunyai anggota.34

Dengan kata lain, pada dasarnya pembentukan yayasan dapat didirikan oleh satu orang atau lebih serta satu badan hukum atau lebih.Sementara itu, undang-undang yang mengatur yayasan tidak memberikan kemungkinan bagi pendiri yayasan yang jumlahnya lebih dari satu dan merupakan gabungan dari dua orang atau lebih dengan satu atau lebih suatu badan hukum (yang sering disebut dengan pendiri yayasan campuran).Dengan demikian, mendirikan yayasan harus dilakukan secara otentik, yakni dengan akta notaris dan memperoleh status badan hukum setelah akta pendiriannya disahkan oleh Menteri Kehakiman dan HAM.Berdasarkan Pasal 10 Ayat 1 diberikan kemungkinan bagi pendiri yayasan untuk diwakilkan kepada orang lain berdasarkan surat kuasa. Pemberian kuasa tersebut dimaksudkan karena pada prinsipnya si pendiri harus hadir pada saat pembuatan akta pendirian, namun apabila dia berhalangan hadir pada saat pembuatan akta pendirian dapat diwakili oleh orang lain dengan membuat dan memberikan suatu surat kuasa yang sah.35

Sementara itu, dalam hal yayasan yang didirikan dengan surat wasiat, penerima wasiat akan bertindak mewakili pemberi wasiat. Oleh karena itu, ia atas kuasanya wajib menanda tangani akta pendirian yayasan. Berdasarkan Pasal 10 Ayat 2 pendirian yayasan dilakukan berdasarkan surat wasiat. Kemudian, sebagai konsekuensi logis terhadap pemisah harta kekayaan si pemberi wasiat baru akan terjadi pada saat pemberian wasiat meninggal dunia, dikarenakan sudah tidak dapat lagi melakukan perbuatan hukum untuk mendirikan yayasan sehingga kepentingannya diwakili oleh penerima wasiat (yang masih hidup).Dengan demikian, jika surat wasiat tidak dilaksanakan maka atas pemerintah pihak yang berkepentingan pengadilan dapat memerintahkan ahli waris atau menerima wasiat untuk melaksanakan wasiat tersebut sesuat dengan pasal 10 Ayat 3 yang mengatakan, “Dalam hal surat wasiat sebagaimana dimaksud dalam Ayat 2 tidak dilaksanakan maka atas permintaan pihak yang berkepentingan pengadilan dapat

34Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.72-73

35Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

(16)

memerintahkan ahli waris atau penerima wasiat yang bersangkutan untuk melaksanakan wasiat tersebut”.36

Selain itu, dalam akta pendirian suatu yayasan harus menerima hal-hal, seperti 1. Anggaran dasar, dan

2. Keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu (sekurang-kurangnya memuat keterangan mengenai pendiri, Pembina, pengurus, dan pengawas yayasan yang meliputi nama, alamat, pekerjaan, tempat, dan tanggal lahir, serta kewarganegaraan).37

1. Pembina

Pembina adalah organ yayasan yang mempunyai kewenangan dan memegang kekuasaan tertinggi. Kewenangan ini tidak diberikan kepada pengurus ataupun pengawas yang meliputi antara lain

a. Keputusan mengenai perubahan anggaran dasar yayasan;

b. Pengangkatan dan pemberhentian anggota pengurus dan anggota pengawas;

c. Penetapan kebijakan umum yayasan berdasarkan anggaran dasar yayasan;

d. Pengesahan program kerja dan rancangan anggaran tahunan yayasan; e. Penetapan keputusan mengenai penggabungan atau pembubaran

yayasan.38

Sementara itu, kebijakan umum yang diambil oleh pembinan yayasan haruslah mengacu pada anggaran dasar yayasan, termasuk kebijakan khusus, sedangkan yang dapat diangkat sebagai anggota pembina adalah

a. Orang perseorangan sebagai pendiri yayasan;

b. Mereka yang berdasarkan keputusan rapat anggota pembina dinilai mempunyai dedikasi yang tinggi untuk maksud dan tujuan yayasan.39

36Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.73-74

37Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.74

38Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.74-75

39Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

(17)

Kewajiban pokok dari pembina adalah sebagai berikut.

a. Mengadakan rapat tahunan sekurang-kurangnya sekali dalam satu tahun, tujuannya untuk melakukan evaluasi tentang kekayaan, hak, dan kewajiban yayasan tahun yang lampau sebagi dasar pertimbangan untuk perkembangan yayasan untuk tahun yang akan dating.40

Sementara itu, rapat pembina wajib diadakan setiap tahun, sebagai rapat pembina tahunan dengan topic pembicaraan dan pengambilan keputusan yang wajib dilaksanakan oleh pembina setiap tahun sekali.

Kemudian, rapat pembina dapat diselenggarakan oleh karena keadaan yang penting atau mendesak dengan mengadakan rapat pembina luar biasa atau rapat pembina istimewa.

b. Dalam rapat tahunan, pembina melakukan evalusi terhadap kekayaan, hak, dan kewajiban yayasan pada waktu lampau sebagai dasar pertimbangan dari perkiraan mengenai perkembangan yayasan untuk tahun yang akan dating.

c. Pengesahan dan pemeriksaan laporan tahunan yang disusun oleh pegurus dan ditanda tangani oleh pengurus dan pengawas.41

Dengan disahkannya laporan tahunan oleh rapat pembina, perarti diberikan pelunasan dan pembebasan kepada pengurus dan pengawas pada tahun yang bersangkutan.Dengan demikian, pada keadaan tertentu mungkin saja yayasan mengalami kekosongan jabatan maka untuk mengatasi hal tersebut telah ditentukan bahwa jika yayasan karena sebab apa pun tidak lagi mempunyai pembina, paling lambat dalam jangka waktu 30 hari sejak tanggal kekosongan, anggota pengurus dan anggota pengawas berkewajiban mengadakan rapat rapat gabungan untuk mengangkat pembina dengan memperhatikan ketentuan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001.Dalam hal ini, sahnya keputusan rapat anggota pembina atau keputusan rapat gabungan, jika rapat yang dimaksud dilakukan sesuai dengan ketentuan mengenai kuortum kehadiran kuortum keputusan untuk perubahan anggaran dasar dan ditambahkan pula

40Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.75

41Elsi Kartika Sar Sari dan Advendi Simanunsong i, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

(18)

penetapan bahwa anggota pembina tidak boleh merangkap sebagai anggota pengurus atau anggota pengawas.42

2. Pengurus

Pengurusan adalah organ yayasan yang melaksanakan kepengurusan yayasan.Pengurus adalah orang perseorangan yang mampu melakukan perbuatan hukum dan diangkat oleh pembina berdasarkan keputusan rapat pembina.Dengan demikian, pengurus yayasan mempunyai tugas dan kewenangan melaksanakan kepengurusan dan perwakilan yang harus dijalankan semata-mata untuk mencapai maksud dan tujuan yayasan.Dalam pada itu, seorang pengurus tidak boleh merangkap sebagai pembina dan pengawas dimana maksud dan larangan perangkapan jabatan tersebut untuk menghindari kemungkinan tumpang tindih kewenangan, tugas dan tanggungjawab antara pembina, pengurus, dan pengawas yang dapat merugikan kepentingan yayasan ataupun pihak lain. Sementara itu, pengurusan yayasan diangkat oleh pembina berdasarkan keputusan rapat pembina untuk jangka waktu 5 tahun dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan.Namun, jika pengurus menjalankan tugas melakukan tindakan yang oleh pembina dinilai merugikan yayasan maka berdasarkan keputusan rapat pembina, pengurus dapat diberhentikan sebelum masa kepengurusannya berakhir.Ditambahkan pula bahwa ketentuan mengenai tata cara pengangkatan, pemberhentian, dan pergantian pengurus diatur dalam anggaran dasar yayasan.43

Dengan demikian, susunan pengurus sekurang-kurangnya terdiri dari

a. Seorang ketua

b. Seorang sekretaris

c. Seorang bendahara44

Sementara itu, pengurus berhak mengwakili yayasan baik didalam maupun diluar pengadilan.Hak untuk mengwakili yayasan tersebut sudah ada kaitannya dengan tugas-tugas pengurus yayasan sebagai pelaksana

42Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.76

43Elsi Kartika Sar Sari dan Advendi Simanunsong i, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.76-77

44Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

(19)

kepengurusan yayasan.Akan tetapi, anggota pengurus tidak berwenang mewakili yayasan apabila.45

a. Terjadi perkara didepan pengadilan antara yayasan dengan anggota pengurus yang bersangkutan;

b. Anggota pengurus yang bersangkutan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan yayasan.46

Dengan demikian, jika terjadi keadaan yang tersebut diatas, yang berhak mewakil yayasan tersebut melakukan tindakan yang dimaksud (berperkara di dalam tubuh yayasan) maka tindakan tersebut dianggap dilakukan orang yang tidak cakap untuk bertindak dalam hukum. Oleh karena itu, untuk tindakan selanjutnya adalah

a. Tindakan dalam perkara pengadilan yang dilakukan pengurus tersebut tidak sah;

b. Tindakan dalam rangka pengurusan yang bersangkutan mempunyai kepentingan yang bertetntangan dengan kepentingan yayasan, dengan demikian dapat dimintakan pembatalan sesui dengan Pasal 1320 Yo 1338 KUH Perdata.47

Sementara itu, pengurus dalam melaksanakan kegiatan kepengurusan yayasan mempunyai kewenangan yang tidak terbatas.Namun, undang-undang menganggap perlu memberikan pembatasan, bahkan larangan bagi pengurus yayasan untuk melakukan tindakan kepengurusan tertentu.Jadi, tindakan-tindakan yang dibatasi atau dilarang telah ditentukan secara tegas dalam undang-undang. Oleh karena itu, pengurus tidak berwenang untuk

a. Mengikat yayasan sebagai pengikat utang;

b. Mengalihkan kekayaan yayasan kecuali dengan persetujuan pembina; c. Membebani kekayaan yayasan untuk kepentingan pihak lain.48

45Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.77

46Elsi Kartika Sar Sari dan Advendi Simanunsong i, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.77

47Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.77-78

48Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

(20)

Selain dari itu, untuk tindakan mengalihkan kakayaan yayasan pengurus dapat melaksanakan tindakan tersebut sepanjang telah mendapatkan persetujuan dari pembina.Dengan demikian, dalam hal pengurusan dinyatakan bersalah dalam melakukan kepengurusan yayasan yang menyebabkan kerugian bagi yayasan, masyarakat atau Negara berdasarkan putusan pengadilan, “dalam jangka 5 tahun terhitung sejak tanggal putusan tersebut memperoleh kekuatan hukum yang tetap maka pengurus tidak dapat diangkat menjadi pengurus yayasan mana pun”.Sementara itu, pengurus yayasan bertanggu jawab penuh atas kepengurusan yayasan untuk kepentingan dan tujuan yayasan.49

Jadi, setiap pengurus menjalankan tugas dengan iktikad baik dan penuh tanggung jawab untuk kepentingan dan tujuan yayasan.Dengan tanggung jawab secara pribadi apabila yang bersangkutan dalam menjalankan tugasnya tidak sesuai dengan anggaran dasar yang mengakibatkan kerugian yayasan atau pihak ketiga.Dengan demikian, setiap tindakan yang dilakukan oleh pengurus diluar kewenangan yang diberikan tersebut tidak akan mengikat yayasan. Oleh karena itu, pengurus dalam melakukan tugasnya haruslah bertanggung jawab mempergunakan wewenang yang dimilikinya berdasarkan anggaran dasar yayasan untuk tujuan yang tertuang dalam anggaran dasar yayasan.Sementara itu, pengurus tidak boleh mengejar keuntungan untuk dirinya sendiri, jika keuntungan tersebut diperoleh kerena kedudukannya sebagai pengurus yaysan.50

Akan halnya seorang pengurus dalam menjalankan tugas kepengurusan harus senantiasa

a. Bertekad baik;

b. Memperhatikan kepentingan yayasan dan bukan kepentingan pembina, pengawas, ataupun pengurus yayasan;

c. Kepengurusa yayasan harus dilakukan dengan baik, sesuai dengan tugas dan kewenangan yang diberikan kepada pengurus tidak diperkenankan untuk memperluas maupun mempersempit ruang geraknya sendiri;

49Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.78

50Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

(21)

d. Tidak diperkenankan untuk melakukan tindakan yang dapat menyebabkan benturan kepentingan antara kepentingan yayasan dengan kepentingan pengurus yayasan.51

3. Pengawas

Pengawas adalah organ yayasan yang bertugas melakukan pengawasan serta memberikan nasehat kepada pengurus dalam menjalankan kegiatan yayasan.sementara itu, pengawas terdiri dari seorang atau lebih dan yang dapat diangkat sebagai anggota pengawas hanyalah orang perseorangan yang mampu melakukan perbuatan hukum dan yang memenuhi persyaratan yang ditentukan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan demikian, susunan pengawas dalam satu pengawasan harus terdiri dari sekurang-kurangnya 1 orang pengawas yang berwenang.Tugas dan tanggung jawabnya diatur dalam anggaran dasar dengan masa jabatan 5 tahun dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan.52

4. Pembubaran yayasan

Dalam pada itu, yayasan dapat dibubarkan seperti juga organ-organ lainnya. Dengan demikian, yayasan itu dapat dibubar atau dibubarkan karena a. Jangka waktu yang ditetapkan dalam anggaran dasar berakhir;

b. Tujuan yayasan yang ditetapkan dalam anggaran dasar telah tercapai atau tidak tercapai;

c. Petusan pengadialan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetpa, yakni berdasarkan alas an

1. Yayasan melanggar ketertiban umum dan kesesuain;

2. Tidak mampu membayar utangnya setelah dibayar pailit;atau

3. Harta kekayaan yayasan tidak cukup untuk melunasi utangnya setelah pernyataan pailit dicabut.53

5. Yayasan asing

Dalam yayasan asing yang tidak berbadan hukum Indonesia dapat melakukan kegiatannya diwilah Negara Republik Indonesia, jika kegiatan

51Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.79

52Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.79-80

53Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

(22)

yayasan tersebut tidak merugikan masyarakat, bangasa, dan Negara Indonesia. Selain itu, ketentuan mengenai syarat dan tata cara yayasan asingdiatur dalam peraturan pemerintah.54

G. BADAN USAHA MILIK NEGARA

Badan usaha milik Negara adalah persekutuan yang berbadan hukum yang didirikan dan dimiliki oleh Negara. Perusahaan Negara adalah semua perusahaan dalam bentuk apa pun yang model seluruhnya merupakan kekayaan Negara Republi Indonesia, kecuali jika ditentukan lain dengan atau berdasarkan undang-undang. Dengan demikian, perusahaan Negara adalah badan hukum dengan kekayaan dan modalnya merupakan kekayaan sendiri (kekayaan Negara yang dipisahkan) dan tidak dibagi dalam saham-saham. Hal ini diatur dengan berdasarkan Undang-Undang Momor 9 Tahun 1969 yang telah diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara. Jadi, badan usaha milik Negara dapat berupa (berbentuk) perusahaan jawatan (perjan) atau deparment agency; perusahaan umum (perum) atau public corporation.55

1. PerusahaanJjawatan (perjan) atau Deparment Agency

Perusahaan jawatan (perjan) deparment agency adalah BUMN yang seluruh modalnya termasuk dalam anggaran belanja Negara yang menjadi hak dari derparmen yang bersangkutan. Sementara itu, perusahaan jawatan (perjan) bertujuan untuk pengabdian dan melayani kepentingan masyarakat yang ditujukan untuk kesejahteraan umum (public service) dengan tidak mengabaikan syarat efesiensi, evektifitas, dan ekonomis, serta pelayanan yang memuaskan Dalam hal ini, perusahaan jawatan (perjan) diatur dalam peraturan pemerintah 6 Tahun 2000 tentang Perusahaan Jawatan, serta Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003 dalam tempo 2 tahun harus berubah menjadi perusahaan umum atau perseroan

Perjan memiliki ciri-ciri pokok antara lain sebagai berikut :

a. Menjalankan public servicatau pelayanan kepada masyarakat;

54Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.80

55Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

(23)

b. Merupakan bagian dari departemen atau direktorat jenderal atau direktorat atau pemerintah daerah tertentu. Modal perjan termasuk bagian anggaran belanja yang menjadi hak dari departemen yang bersangkutan dan selalu diperhitungkan pada pembayaran anggaran belanja dari tahun yang bersangkutan;

c. Mempunyai hubungan hukum public;

d. Pengawas dilakukan baik secara hirarki maupun fungsional, seperti bagian-bagian lain dari suatu departemen atau pemerintah daerah; e. Pada prinsipnya pegawai-pegawai perjan adalah pegawai negeri sipil,

namun demikian ada pula yang berstatus sebagai buruh perusahaan yang dibayar dengan upah harian atau dengan cara lain.56

2. Perusahaan umum (perum) atau public Corporation

Perusahaan umum (perum) atau public corporationadalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki Negara dan tidak terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.Sementara itu, perusahaan umum (perum) diatur dalam peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1998 tentang Perusahaan Umum.Dengan demikian, merupakan wadah bagi perusahaan yang tidak digolongkan pada perjan ataupun persero. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1998 menyebutkan bahwa perum adalah badan usaha milik Negara sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1969 yang dipisahkan dan tidak terbagi atas saham. Jadi, tujuan perum adalah menyelenggarakan usaha yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.57

3. Perusahaan Perseroan (persero)

Perusahaan perseroan (person) adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas, modal terbagi atas saham yang seluruh atau sebagian paling sedikit 15% sahamnya dimiliki Negara Republik Indonesia, tujuannya mengerja

56Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.81-82

57Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

(24)

keuntungan. Perusahaan perseroan (person) diatur Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1998 diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 2001. Dalam pasal 1 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1998, perseroan merupakan badan usaha milik Negara dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1969, berbentuk perseroan terbatas sebagaimana dimaksud Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995, seluruh atau paling sedikit 51% saham yang dikeluarkan dimiliki oleh Negara melalui penyertaan modal secara langsung.58

Pasal 13 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1998 menentukan bahwa terdapat persero berlaku prinsip-prinsip perseroan terbatas sebagaimana diatur Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang perseroan Terbatas. Tujuan dan maksud didirikannya perseroan untuk menyediakan barang dan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat baik di pasar dalam negeri maupun internasional dan memupuk keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan.Modal perseroan dikuasai sepenuhnya (100%) oleh Negara. Bagi persero yang telah melakukan penawaran umum (go public)dipasar modal maka persero yang bersangkutan menjadi persero terbuka, dalam Pasal 31 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1998 ditentukan bahwa terdapat persero terbuka berlaku ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.59

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

1. Bentuk-bentuk badan usaha a. Perusahaan perseorangan b. Perusahaan persekutuan 2. Perusahaan perseorangan

58Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

Gramedia Widiasaranaindonesia,2008) h.83

59Elsi Kartika Sari Sari dan Advendi Simanunsong, HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT

(25)

Perusahaan perseorangan adalah perusahaan swasta yang didirikan dan dimiliki oleh pengusaha perorangan yang bukan berbadan hukum, dapat berbentuk perusahaan dagang, perusahaan jasa, dan perusahaan industri.

Perusahaan persekutuan Bukan Badan Hukum a. Persekutuan perdata ( Maatschap) b. Perseroan firma

c. Perseroan komanditer (CV) Perseroan Terbatas (PT)

Istilah Perseroan terbatas terdiri dari dua kata, yakni perseroan dan terbatas. Perseroan merujuk kepada modal PT yang terdiri dari sero-sero atau saham-saham, sedangkan terbatas merujuk kepada tanggung jawab pemegang saham yang luasnya hanya terbatas pada nilai nominal semua saham yang dimiliki

Koperasi

Koperasi adalah perserikatan yang memenuhi kebutuhan oara anggotannya dengan cara menjual barang keperluan para anggotanya dengan cara menjual barang keperluan hari-hari dengan harga murah (tidak maksud mencari untung).

Yayasan

Yayasanadalah badan hukum yang tidak memiliki anggota yang dikelolah oleh pengurus dan dirikan untuk tujuan sosial

Badan Usaha Milik Negara

a. Perusahaan umum (perum) atau public Corporation b. PerusahaanJjawatan (perjan) atau Deparment Agency c. Perusahaan Perseroan (persero)

DAFTAR PUSTAKA

Christine Cansil,2008,POKOK-POKOK PENGETAHUAN HUKUM DAGANG INDONESIA

(Jakarta:Sinar Grafika) ,

(26)

Hadhikusuma Sutantya Rahardja,2005,HUKUM KOPERASI INDONESIA,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada)

Pachta Andjar,2008,HUKUM KOPERASI INDONESIA:Pemahaman,Regulasi,Pendidikan,

dan Modal Usaha, (Jakarta: Kencana)

Sari Elsi Kartika,2008,HUKUM DALAM EKONOMI, (Jakarta:PT Gramedia

Referensi

Dokumen terkait

Menyetujui Laporan Tahunan dan mengesahkan Laporan Keuangan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020 serta memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung

Dengan disetujuinya Laporan Tahunan dan disahkannya Laporan Keuangan Tahunan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2021, maka sesuai dengan ketentuan

Selanjutnya dengan disetujuinya Laporan Tahunan dan disahkannya Laporan Keuangan perseroan Konsolidasian untuk tahun buku 2015 tersebut, maka rupS memberikan pelepasan

Dengan disetujuinya Laporan Tahunan dan disahkannya Laporan Keuangan untuk Tahun Buku 2020, diberikan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (vol/edig acquit et de charge)

Persetujuan Laporan Tahunan termasuk pengesahan Laporan Keuangan Konsolidasi Teraudit Tahun Buku 2020 memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung-jawab sepenuhnya kepada

Persetujuan Laporan Tahunan dan Pengesahan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan Tahun Buku 2014 sekaligus pemberian pelunasan dan pembebasan tanggung jawab

Indonesia ( BNRI ) tetap berlaku, hanya yang pada saat UU No. 1 tahun 1995 berlaku pengumuman tersebut merupakan kewajiban Direksi PT yang bersangkutan tetapi

Dengan diberikannya persetujuan atas Laporan Tahunan dan pengesahan atas laporan keuangan, berarti RUPS telah memberikan pembebasan dan pelunasan tanggung jawab kepada masing-masing