• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN KHUSUS INDIVIDU Kemampuan pemecahan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEMAMPUAN KHUSUS INDIVIDU Kemampuan pemecahan "

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KEMAMPUAN KHUSUS INDIVIDU

Kemampuan individu dapat dibagi kedalam dua bagian, yaitu kemampuan nyata (actual ability) dan kemampuan potensial (potential ability).

1. Kemampuan nyata (actual ability) yaitu kemampuan yang diperoleh melalui belajar (achievement atau prestasi), yang dapat segera didemontrasikan dan diuji sekarang. Misalnya, setelah selesai mengikuti proses perkuliahan (kegiatan tatap muka di kelas), pada akhir perkuliahan mahasiswa diuji oleh dosen tentang materi yang disampaikan (tes formatif). Ketika mahasiswa mampu menjawab dengan baik tentang pertanyaan dosen, maka kemampuan tersebut merupakan atau kemampuan nyata (achievement).

Berbicara mengenai perkembangan kognitif, seringkali tidak dapat dipisahkan dari seorang pelopor psikologi kognitif yang bernama Jean Piaget. Jean Piaget tidak sependapat dengan pandangan yang mengatakan bahwa kecerdasan adalah merupakan factor bawaan, yang berarti manusia tinggal menerima perbedaan-perbedaan yang ada, karena pandangan seperti itu akan membawa pengaruh kurang positif atau bahkan negative terhadap proses pendidikan dan upaya pengembangan kemampuan berpikir manusia.

2. Kemampuan potensial merupakan aspek kemampuan yang masih terkandung dalam diri individu dan diperoleh dari factor turunan (herediter).

Istilah intelegensi, semula berasal dari bahasa latin “ intelligere “ yang berarti menghubungkan atau menyatukan satu sama lain.

Ada beberapa pendapat mengenai pengertian intelegensi itu sendiri, dianataranya, Menurut William Stern, salah seorang pelopor dalam penelitian inteligensi, mengetakan bahwa inteligensi adalah kemampuan untuk menggunakan secara tepat, segenap alat bantu dan pikiran guna menyesuaikan diri terhadap tuntutan-tuntutan baru. Sedangkan Leis Hedison Terman berpendapat bahwa inteligensi adalah kesanggupan belajara secara abstrak (Patty F, 1982), orang dikatakan inteligen menurut Terman jika orang tersebut mampu berpikir abstrak dengan baik.

Menurut C.P. Chaplin (1975) intelegensi berarti kemampuan mengahadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif.

(2)

Selanjutnya dikatakan bahwa orang yang intelligent adalah orang yang dapat menyelesaikan persoalan dalam tempo yang lebih singkat, memahami masalahnya lebih cepat dan cermat, serta mampu bertindak cepat..

Kemampuan potensial ini sendiri dibagi ke dalam dua bagian yaitu :

a) Kemampuan dasar umum (inteligensi atau kecerdasan)

Pada awalnya teori inteligensi masih bersifat unidimensional (kecerdasan tunggal), yakni hanya berhubungan dengan aspek intelektual saja, seperti teori yang

dikemukakan oleh Charles Spearman (1904) dengan teori Two Factor-nya. Menurut pendapatnya bahwa intelegensi terdiri dari kemampuan umum yang diberi kode “g” (general factor) dan kemampuan khusus yang diberi kode “s” (specific factor). Selanjutnya Thurstone (1938) mengemukakakn teori “ Primary mental abilities” bahwa intelegensi merupakan penjelmaan dari kemampuan primer, yaitu :

a. Kemampuan berbahasa (verbal comprehension) b. Kemampuan mengingat (memory)

c. Kemampuan nalar atau berpikir (reasoning) d. Kemampuan tilikan ruang (spatial factor) e. Kemampuan bilangan (numerical ability)

f. Kemampuan menggunakan kata-kata (word fluency)

g. Kemampuan mengamati dengan cepat dan cermat (perceprual speed)

b) Kemampuan dasar khusus (bakat atau aptitudes)

Bakat (aptitude) mengandung makna kemampuan bawaan yang merupakan potensi (potential ability) yang masih perlu pengembangan dan latihan lebih lanjut. Karena sifatnya yang masih bersifat potensial atau masih laten itu, maka bakat merupakan potensi yang masih memerlukan ikhtiar pengembangan dan pelatihan secara serius dan sistematis agar dapat terwujud.

Jadi yang disebut bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan, baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus. Dikatakan bakat umum apabila kemampuan yang berupa potensi tersebut bersifat umum, misalnya : bakat intelektual secara umum. Sedangkan bakat khusus misalnya: bakat akademik, social, seni, kinestik, dan sebagainya. Bakat khusus ini biasanya disebut dengan “ talent” sedangkan bakat umum sendiri disebut “gifted”.

Setidaknya ada lima jenis bakat khusus itu, baik yang masih berupa potensi maupun yang sudah terwujud, yaitu:

1. Bakat akademik khusus 2. Bakat kreatif-produktif 3. Bakat seni

(3)

5. Bakat social

Sementara itu, J.P. Guilford mengemukakan bahwa inteligensi dapat dilihat dari 3 kategori dasar atau “faces of intellect”, yaitu :

a. Operasi Mental (Proses Berpikir)

1. Cognition (menyimpan informasi yang lama dan menemukan informasi yang baru)

2. Memory retention (ingatan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari) 3. Memory recording (ingatan yang segera)

4. Divergent production (berpikir melebar= banyak kemungkinan jawaban / alternative )

5. Convergent production (berpikir memusat=hanya satu kemungkinan jawaban/ alternative)

6. Evaluation (mengambil keputusan apakah sesuatu itu baik, akurat, atau memadai) b. Content (Isi yang Dipikirkan)

1. Visual (bentuk kongkret atau gambaran) 2. Auditory

3. Word meaning (semantic)

4. Symbolic (informasi dalam bentuk lambing, kata-kata atau angka dan notasi music)

5. Behavioral (interaksi nonverbal yang diperoleh melalui penginderaan, ekspresi muka atau suara)

c. Product (Hasil Berpikir)

1. Unit (item tunggal informasi)

2. Kelas (kelompok item yang memiliki item-item yang sama) 3. Relasi (keterkaitan antara informasi)

4. System (kompleksitas bagian saling berhubungan )

5. Transformasi (perubahan, modifikasi, atau redefinisi informasi) 6. Implikasi (informasi yang merupakan saran dari informasi item lain)

(4)

1. Logical-mathematical; kepekaan dan kemampuan untuk mengamati pola-pola logis dan bilangan serta kemampuan untuk berpikir rasional.

2. Linguistic; kepekaan terhadap suara, ritme, makna kata-kata, dan keragaman fungsi-fungsi bahasa.

3. Musical; kemampuan untuk menghasilkan dan mengapresiasi ritme. Nada dan bentuk-bentuk ekspresi music.

4. Spatial; kemampuan mempersepsi dunia ruang visual secara akurat dan melakukan transformasi persepsi tersebut.

5. Bodily kinesthetic; kemampuan untuk mengontrol gerakan tubuh dan mengenai objek-objek secara terampil.

6. Interpersonal; kemampuan untuk mengamati dan merespons suasana hati, tempramen, dan motivasi orang lain.

7. Intrapersonal; kemampuan untuk memahami perasaan, kekuatan dan kelemahan serta inteligensi diri.

Kemampuan potensial seseorang hanya dapat dideteksi dengan mengidentifikasi indicator-indikatornya. Jika kita perhatikan tentang aspek-aspek inteligensi dari teori-teori inteligensi diatas, maka pada dasarnya indicator kecerdasan akan mengerucut ke dalam tiga cirri yaitu : kecepatan (waktu singkat), ketepatan (hasil sesuai dengan yang diharapkan) dan kemudahan (tanpa menghadapi hambatan dan kesulitan yang berarti) dalam bertindak.

Dengan indicator-indikator perilaku inteligensi tersebut, para ahli mengembangkan instrument-instrumen standar untuk mengukur perkiraan kemampuan umum (kecerdasan) dan kemampuan khusus (bakat) seseorang. Alat ukur inteligensi yang paling dikenal dan banyak digunakan di Indonesia adalah Tes Binet Simon, walaupun walaupun sebetulnya menurut hemat penulis alat ukur tersebut masih terbatas untuk mengukur inteligensi atau bakat persekolahan (scholastic aptitude), belum dapat mengukur aspek-aspek inteligensi secara keseluruhan (multiple intelligence). Selain itu ada juga tes inteligensi yang bersifat lintas budaya yaitu tes Progressive Metrices (PM) yang dikembangkan oleh Raven.

(5)

ulangan atau ujian, sehingga pada akhirnya akan diketahui kelompok peserta didik yang tergolong cepat (upper group), rata-rata (midlle group) dan lambat (lower group) dalam belajarnya.

Untuk mengukur bakat seseorang, dapat menggunakan beberapa instrument standar, diantaranya : DAT (differential aptitude test), SRA-PMA (science research action-primary mental ability), FACT (Flanagan Aptitude Classification Test). Alat test ini dapat

Perlu dicatat bahwa pengukuran tersebut, baik menggunakan instrument standar atau hanya berdasarkan pengamatan sistematis guru bukanlah bersifat memastikan tingkat kecerdasan atau bakat seseorang namun hanya sekedar memperkirakan (prediksi) saja, untuk kepentingan pengembangan diri. Begitu juga kecerdasan atau bakat seseorang bukanlah satu-satunya factor yang menentukan tingkat keberhasilan atau kesuksesan hidup seseorang.

Dalam rangka Program Percepatan Belajar (Accelerated Learning), Balitbang Depdiknas (1986) telah mengidentifikasi cirri-ciri keberbakatan peserta didik terlihat dari aspek-aspek kecerdasan, kreatifitas, dan komitmen terhadap tugas, yaitu :

1. Lancer berbahasa (mampu mengutarakan pikirannya)

2. Memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap ilmu pengetahuan; 3. Memiliki kemampuan yang tinggi dalam berpikir logis dan kritis; 4. Mampu belajar/bekerja secara mandiri;

5. Ulet menghadapi kesulitan(tidak lekas putus asa;

6. Mempunyai tujuan yang jelas dalam setiap kegiatan atau perbuatannya; 7. Cermat atau teliti dalam mengamati;

8. Memiliki kemampuan memikirkan beberapa macam pemecahan masalah; 9. Mempunyai minat luas;

10. Mempunyai daya imajinasi yang tinggi; 11. Delajar dengan dan cepat;

12. Mampu mengemukakan dan mempertahankan pendapat; 13. Mampu berkonsentrasi;

(6)

Referensi

Dokumen terkait

farmakologi Gagal Jantung dan venous thromboembo lism  Memahami interaksi obat antikoagulan dan monitoring efek samping penggunaan obat  Menyelesaikan studi kasus

Kinerja auditor merupakan hasil kerja yang dicapai oleh auditor dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tangung jawab yang diberikan kepadanya, dan menjadi salah satu tolak ukur

Berdasarkan data-data kondisi lapangan di daerah penelitian dilakukan analisis untuk menentukan daerah sasaran artificial recharge dan juga metode-metode yang bisa

Pada masyarakat Batak Toba terkenal cerita Si Boru Tumbaga dan terjadinya Danau Toba. Bahwa ceritra Si Boru Tumbaga ini menggambarkan perbedaan antara anak laki-laki

Survey yang dilakukan pada anak berusia 5 sampai 16 tahun oleh Office for National Statistics (ONS) menemukan bahwa 11 % anak laki-laki mengalami gangguan kesehatan mental

Dari penjelasan tersebut berkaitan dengan penelitian ini yang berjudul Implementasi program IDB (Infaq, Disiplin dan Bersih) yang berada di MAN Bondowoso yaitu merupakan salah satu

Jika perniagaan perkongsian, setiap rakan kongsi dikehendaki mendaftar sebagai pengguna portal (Public Service Portal user) bagi tujuan pengesahan data.Rakan kongsi