• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Profesi Keguruan Administrasi Pe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Profesi Keguruan Administrasi Pe"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

ADMINISTRASI PENDIDIKAN DALAM PROFESI KEGURUAN

Makalah

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Profesi Keguruan yang Dibina Oleh Ibu Erwin Qodariah, M.Pd

oleh :

Mardijah 201210060311016

Mawarita Rasyid 201210060311021 Rifna Dwi Hapsari 201210060311022 Shara Jannati 201210060311025 Eka Indriani 201210060311040 Riska Dwi Yelanitasari 201110060311015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN KOMPUTASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, tak lupa pula shalawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Ucapan terima kasih kepada Bu Erwin, selaku dosen pembimbing Matakuliah Profesi Keguruan yang berkenan membimbing kami sehingga makalah ini dapat kami selesaikan tepat waktu.

Makalah ini mengupas “Administrasi Pendidikan dalam Profesi Keguruan”, melalui makalah ini kami mencoba memaparkan pengertian, fungsi, lingkup, bidang garapan administrasi pendidikan, serta pelaksanaan peran guru yang memerlukan bantuan dari pemahaman dan keterampilan dalam administrasi pendidikan di sekolah”.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi isi, bentuk, maupun pemaparannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik konstruktif dari pembaca untuk penyempurnaan penulisan makalah selanjutnya.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat seluas-luasnya terutama bagi mahasiswa dan calon pendidik khususnya.

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN...1

BAB II KAJIAN PUSTAKA...2

A. Pengertian dan Konsep Administrasi Pendidikan...2

1. Pengertian Administrasi Pendidikan...2

2. Konsep Administrasi Pendidikan...3

B. Fungsi Administrasi Pendidikan...7

1. Tujuan Pendidikan Menengah...7

2. Proses sebagai Fungsi Administrasi Pendidikan Menengah...8

C. Lingkup Bidang Garapan Administrasi Pendidikan Menengah...11

D. Peranan Guru dalam Administrasi Pendidikan...12

BAB III PENUTUP...13

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai tenaga kependidikan khususnya guru, wawasan tentang administrasi pendidikan amat penting karena pemahaman tentang latar kerja guru. Wawasan itu dapat membantunya mengambil keputusan yang tepat dalam melaksanakan tugas-tugas yang diembannya.

Dalam hal ini setidaknya para tenaga kependidikan memahami pengertian, fungsi, lingkup bidang garapan administrasi pendidikan, serta pelaksanaan peran guru yang memerlukan bantuan pemahaman dan keterampilan dalam administrasi pendidikan. Untuk itu perlu dipahami pula peranan administrasi pendidikan dalam pelaksanaan sistem pendidikan nasional serta peranan pendidikan administrasi pendidikan dengan pencapaian tujuan sekolah.

B. Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan adminsitrasi pendidikan? b. Apa fungsi administrasi pendidikan?

c. Bagaimana ruang lingkup garapan administrasi pendidikan? d. Bagaimana peranan guru dalam administrasi pendidikan?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk memahami apa yang dimaksud dengan administrasi pendidikan 2. Untuk memahami fungsi administrasi pendidikan

(5)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian dan Konsep Administrasi Pendidikan

1. Pengertian Administrasi Pendidikan

Pengertian administrasi pendidikan akan diterangkan dengan meninjaunya dari berbagai aspeknya.

Pertama, administrasi pendidikan mempunyai pengetian kerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan.

Kedua, administrasi pendidikan mengandung pengertian proses untuk mencapai tujuan pendidikan. Proses itu dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemantauan, penilaian.

Ketiga, administrasi pendidikan dapat dilihat dengan kerangka berpikir sistem. Sistem adlah keseluruhan yang terdiri dari bagian itu berinterksi dalam suatu untuk merubah menjadi keluaran

Keempat, administrsi pendidikan juga dapat dilihat dari segi memanjemen jika administrasi dilihat dari sudut ini, perhatian tertuju pad usaha untuk melihat apakah pemanfaatan sumber-sumber yang ada dalam mencapai tujaun pendidikan sudah mencapai sasaran yang ditetapkan dan apakah dalam pencapaian tujuan itu tidak terjadi pemborosan.

Kelima, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi kepemimpinan. Administrasi pendidikan di lihat dari kepemimpinan merupakan usaha untuk menjawab pertanyaan bagaimana kemampuan administrator pendidikan itu apakah ia dapat melaksanakan tut wuri handayani, ing madyo mangun karso, dan ing ngarso sung tulodho dalam pencapaian tujuan pendidikan.

Keenam, administrsi pendididkan juga dapa dilihat dari proses pengambilan keputusan. Kita tahu bahwa melakukan kerja sama dan memimpin kegiatan sekelompok oranga bukanlah pekerjaan yang mudah. Setiap kali, administrator dihadapkan kepada bermacam masalah dan ia haru memecahkan masalah itu.

Ketujuh, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi komunikasi. Komunikasi dapat diartikan secara sederhana sebagai usaha untuk membuat orang lain mengerti apa yang kita maksudkan, dan kita juga mengerti apa yang dimaksudkan orang lain itu.

(6)

2. Konsep Administrasi Pendidikan

Untuk memahami konsep-konsep yang erat hubungannya dengan administrasi pendidikan di sekolah kita perlu menelusuri konsep sistem pendidikan nasional, dan sekolah sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional itu.

a. Sistem Pendidikan Nasional

Barangkali cara yang paling baik untuk memahami sistem pendidikan nasional adalah dengan membaca definisi sistem pendidikan nasional itu dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Supaya otentik dan tidak keliru, ada baiknya dikutip langsung Bab I Pasal 1 Ayat 3 Undang-undang tersebut, sebagai berikut:

“Sistem pendidikan nasional adalah satu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan yang lainnya untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan.”

Dalam penjelasan undang-undang tersebut, dikemukakan bahwa sebutan sistem pendidikan nasional merupakan perluasan dari pengertian sistem pengajaran nasional seperti yang tertulis dalam Undang-undang Dasar 1945 Bab XIII, Pasal 31 Ayat 2. Perluasan ini memungkinkan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tidak membatasi pada pengajaran saja, melainkan meluas kepada masalah yang berhubungan dengan pembentukan manusia Indonesia. Beberapa hal lain yang kita temukan mengenai sistem pendidikan nasional dalam undang-undang itu adalah: a) Sistem pendidikan nasional merupakan alat dan sekaligus tujuan yang sangat penting dalam mencapai cita-cita nasional; b) sistem pendidikan nasional dilaksanakan secara semesta, menyeluruh, dan terpadu. Semesta diartikan sebagai terbuka bagi seluruh rakyat dan berlaku di seluruh wilayah negara; menyeluruh diartikan sebagai mencakup semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan; dan terpadu diartikan sebagai kesalingterkaitan sistem pendidikan nasional itu dengan seluruh usaha pembangunan nasional; c) pengelolaan sistem pendidikan nasional adalah tanggung jawab menteri P dan K (UUSPN No. 2/89 Pasal 49). Dari pengertian itu dapat dikemukakan unsur-unsur penting dalam sistem pendidikan yang akan kita pekai sebagai titik tolak pembahasan.

(7)

Departemen P dan K, dan yang terkait atau yang menyelenggarakan usaha pendidikan. Dengan perkataan lain, kegiatan yang dimaksud merupakan kegiatan yang dilakukan oleh unsur atau komponen sistem dalam mencapai tujuan pendidikan baik sendiri-sendiri atau melalui interaksi dengan sesamanya.

Kedua, sistem pendidikan nasional adalah alat dan tujuan dalam mencapai cita-cita pendidikan nasional. Sebagai alat berarti sistem itu merupakan wadah yang dialaminya terdapat kegiatan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Sebagai tujuan, sistem pendidikan nasional memberikan rambu-rambu ke mana arah dan bagaimana seharusnya pendidikan nasional itu dikelola.

Ketiga, sebagai suatu sistem, pendidikan nasional harus dilihat sebagai keseluruhan unsur atau komponen dan kegiatan pendidikan yang ada di nusantara ini. Unsur-unsur yang membentuk sistem ini saling berkaitan satu sama lain dan saling menunjang dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional. Jika kita mengacu kepada penjelasan Undang-Undang Nomor 2/1989, maka dapat kita temukan bahwa ciri sistem pendidikan nasional itu adalah: a) berakar kepada kebudayaan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, b) merupakan suatu kebulatan yang dikembangkan dalam usaha mencapai tujuan nasional, c) mencakup jalur pendidikan sekolah dan luar sekolah, d) mengatur jenjang, kurikulum, penetapan kebijaksanaan (terpusat dan tak terpusat), tanggung jawab penyelenggaraan pendidikan, kriteria dan kedudukan penyelenggaraan pendidikan oleh pemerintah dan mesyarakat, kebebasan penyelenggaraan pendidikan, serta kemudahan untuk mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan peserta didik dan lingkungan.

Unsur-unsur sistem pendidikan nasional menurut Undang-Undang Nomor 2/1989 itu dapat dibedakan atas:

Unsur I : Dasar, fungsi, dan tujuan sistem (Bab I)

Unsur II : Norma yang dipakai dalam sistem (Bab III, X, XI, XII, XIII, Bab XVIII, XV, XVI, Bab XIX, Bab XX)

Unsur III : Jenjang pendidikan (Bab V) Unsur IV : Peserta didik (Bab VI)

Unsur V : Tenaga Kependidikan (Bab VII) Unsur VI : Sumber daya pendidikan (Bab VIII) Unsur V : Kurikulum (Bab IX)

(8)

Bila kita gambarkan dalam bentuk diagram, maka gambaran sistem pendidikan nasional tersebut adalah seperti pada gambar 1.1 tentang skema sistem pendidikan nasional.

b. Sekolah sebagai Bagian Sistem Pendidikan Nasional

Telah disebutkan bahwa jenjang pendidikan adalah unsur atau komponen sistem pendidikan nasional, yaitu termasuk dalam komponen organisasi. Jenjang pendidikan terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan dasar merupakan pendidikan sembilan tahun, terdiri dari program pendidikan enam tahun di sekolah dasar dan program pendidikan tiga tahun di sekolah lanjutan tingkat pertama (PP Nomor 28 Tahun 1990). Bentuk satuan pendidikan dasar terdiri atas sekolah dasar dan sekolah dasar luar biasa. Jika kita berbicara tentang sekolah menengah, maka kita berbicara tentang dua jenjang sekolah karena sekolah menengah pertama berada di jenjang pendidikan dasar, sedangkan sekolah di atas sekolah menengah pertama berada pada jenjang pendidikan menengah. Program pendidikan S1 dan LPTK (Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan), dirancang untuk mengajar pada jenjang pendidikan menengah, meskipun dengan kurikulum yang fleksibel (luwes) lulusan S1 itu juga mampu mengajar pada jenjang pendidikan dasar.

Di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah, pendidikan menengah didefinisikan sebagai pendidikan yang diselenggarakan bagi lulusan pendidikan dasar. Pendidikan menengah mempunyai bentuk satuan pendidikan yang terdiri atas: a) sekolah menengah umum, b) sekolah menengah kejuruan, c) sekolah menengah keagamaan, d) sekolah menengah kedinasan, dan e) sekolah menengah luar biasa. Sebagai suatu unsur atau komponen sistem pendidikan nasional, sekolah menengah harus ikut menyumbang terhadap tercapainya tujuan pendidikan nasional.

(9)

Dasar, Fungsi, dan Tujuan

Norma: hak warga negara, hari belajar dan libur sekolah, bahasa pengantar, penilaian, peran serta masyarakat, pengelolaan, pengawasan, ketentuan pidana, ketentuan peralihan, ketentuan penutup.

Tenaga Kependidikan

Sumber Daya Pendidikan

Kurikulum

Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional

Organisasi (satuan, jalur, jenis, jenjang, pengelolaan)

Proses

Gambar 1.1 Skema Sistem Pendidikan Nasional Keterangan:

Kotak di sebelah kiri adalah masukan, di tengah adalah proses, dan di kanan adalah keluaran sistem pendidikan nasional.

B. Fungsi Administrasi Pendidikan

Paparan tentang fungsi administrasi pendidikan terutama dalam konteks sekolah perlu dimulai dari tinjauan tentang tujuan pendidikan, dalam hal ini tujuan sekolah menengah. Hal ini disebabkan oleh adanya prinsip bahwa pada dasarnya kegiatan administrasi pendidikan dimaksudkan untuk pencapaian tujuan pendidikan itu.

(10)

1. Tujuan Pendidikan Menengah

Tujuan pendidikan menengah perlu dibicarakan karena alasan sebagai berikut : a. Tujuan menengah merupakan jabaran dari pendidikan nasional.

b. Tujuan pendidikan menengah merupakan titik berangkat administrasi pada jenjang sekolah menengah.

c. Tujuan pendidikan menengah itu juga merupakan tolok ukur keberhasilan kegiatan administrasi pendidikan di jenjang pendidikan itu.

Di dalam UU Nomor 2 Tahun 1989 itu disebutkan bahwa tujuan nasional pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang aha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, sehat jasmani dan rohani, memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri, serta mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Tujuan nasional tersebut kemudian dijabarkan dalam tujuan instituonal, yaitu tujuan untuk tiap jenjang pendidikan. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 adalah peraturan yang mengatur institusi pendidikan menengah. Dalam peraturan pemerintah tersebut dinyatakan bahwa tujuan pendidikan menengah adalah :

a. Meningkatkan pengetahuan sisiwa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian

b. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal-balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitarnya.

Di dalam pasal 3 disebutkan bahwa :

 Pendidikan Menengah Umum mengutamakan penyiapan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi..

 Pendidikan Menengah Kejuruan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan ikap professional.

 Pendidikan Menengah Keagamaan mengutamakan penyiapan siswa dalam penguasaan pengetahuan khusus tentang ajaran agama yang bersangkutan.

 Pendidikan Menengah Kedinasan mengutamakan peningkatan pegawai negri atau calon pegawai negri dalam melaksanakan tugas kedinasan.

 Pendidikan Menengah Luar Biasa diselenggarakan khusus untuk siswa yang menyandang kelainan fisik atau mental.

Tujuan khusus SMA mencakup bidang pengetahuan, keterampilan, serta nilai dan sikap. a. Di bidang pengetahuan

(11)

2. Memiliki pengetahuan tentang dasar-dasar kenegaraan dan pemerintahan eui dengan UUD 1945.

3. Memiliki pengetahuan yang fungsional tentang fakta dan kejadian penting actual, baik lokal, regional, nasional maupun internasional.

4. Mengetahui pengetahuan dasar dalam bidang matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, dan bahasa.

5. Memiliki pengetahuan tentang berbagai jenis dan jenjang pekerjaan yang ada di masyarakat serta syarat-syaratnya.

6. Memiliki pengetahuan tentang berbagai unsur kebudayaan dan tradisi national. 7. Memiliki pengetahuan dasar tentang kependudukan, kesejahteraan keluarga dan

kesehatan.

b. Di bidang keterampilan

1. Menguasai cara belajar yang baik.

2. Memiliki keterampilan memecahkan masalah dengan sistematik.

3. Mampu membaca atau memahami isi bacaan yang agak lanjut dalam bahasa indonesia dan bacaan sederhana dalam bahasa inggris yang berguna baginya.

4. Memiliki keterampilan mengadakan komunikasi sosial dengan orang lain, baik lisan maupun tulisan, dan keterampilan mengekspresikan diri sendiri.

5. Memiliki keterampilan olahraga dan kebiasaan olahraga.

6. Memiliki keterampilan ekurang-kurangnya dalam atu cabang kesenian. 7. Memiliki keterampilan dalam segi kesejahteraan eluarga dan segi kesehatan.

8. Memiliki sekurang-kurangnya satu jenis keterampilan untuk bekerja sesuai minat dan kebutuhan lingkungan.

c. Di bidang nilai dan sikap

1. Menerima dan melaksanakan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

2. Menerima dan melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang dianutya,serta menghormati ajaran agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang dianut orang lain.

3. Mencintai sesama manusia,bangsa,dan lingkungan sekitarnya. 4. Memiliki sikap demokratis dan tenggang rasa.

5. Memiliki rasa tanggung jawab dalam pekerjaan dan masyarakat 6. Dapat mengapresiasikan kebudayaan dan tradisi nasional. 7. Percaya pada diri sendiri dan bersikap mahakarya.

(12)

9. Memiliki kesadaran akan disiplin dan patuh pada peraturan yang berlaku bebas dan jujur.

10. Memiliki inisiatif,daya kreatif,sikap kreatif,sikap kritis,rasional,dan objektif dalam memecahkan persoalan.

11. Memilik sikap hematdan produktif.

12. Memiliki minat dan sikap yang positif dan konstruksi terhadap olah raga dan hidup sehat.

13. Menghargai setiap jenis pekerjaan dan persentasi kerja di masyarakat tanpa memandang tinggi rendahnya nilai sosial/ekonomi masing-masing jenis pekerjaan tersebut dan berjiwa pengabdian pada masyarakat.

14. Memiliki kesadaran menghargai waktu.

Tujuan nasional serta nasional serta tujuan institusional itu harus selalu dijadikan pedoman sekolah dan guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Untuk guru,tujuan-tujuan tersebut perlu dijabarkan lagi kedalam tujuan yang lebih sempit sehingga dapat dijadikan pedoman operasional dalam mengejar. Berturut-turut institusional itu dijabarkan secara hierarkis menjadi tujuan;

 kurikuler

 instruksional umum

 instruksional khusus

Penjelasan macam-macam tujuan :

a. Tujuan kurikuler, yaitu tujuan suatu mata pelajaran dalam suatu institusi, misalnya tujuan pengajaran sejarah di sekolah menengah umum.

b. Tujuan instruksional, yaitu tujuan suatu pokokbahasan tertentu suatu mata pelajaran dalam suatu tingkat dan dalam suatu jenjang istitusi

c. Tujan intruksional khusus, yaitu tujuan suatu mata pelajaran dalam suatu periode atau unit waktu tertentu dalam suatu tingkat pada jenjang institusi.

2. Proses sebagai Fungsi Administrasi Pendidikan Menengah

Agar kegiatan dalam komponen administrasi pendidikan menengah dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan, kegiatan tersebut harus dikelola melalui suatu tahapan proses yang merupakan siklus, mulai dari perencanaan, pengorganisir, pengarahan, pengkoordinasian, pembiayaan, pemantauan dan penilaian.

a. Perencanaan

(13)

beberapa tahap, yaitu tahap identifikasi masalah, tahap perumusan masalah, tahap penetepan tujuan, tahap identifikasi alternatif, tahap pemilihan alternatif dan tahap elaborasi alternatif.

Proses perencanaan di sekolah harus dilaksanakan secara kolaboratif, artinya dengan mengikutsertakan personel sekolah dalam semua tahap perencanaan itu. Pengikutsertaan ini akan menimbulkan perasaan ikut memiliki yang dapat memberikan dorongan kepada guru dan personel sekolah yang lain untuk berusaha agar rencana tersebut berhasil. Lingkup perencanaan meliputi semua komponen administrasi pendidikan seperti yang telah disebutkan di muka, yaitu perencanaan kurikulum, kemuridan, keuangan, prasarana dan sarana, kepegawaian, layanan khusus, hubungan masyarakat, proses belajar-mengajar serta fasilitasnya dan ketatausahaan sekolah.

Perencanaan pendidikan di pendidikan menengah dapat dibedakan atas beberapa kategori menurut jangkauan waktunya, timbulnya, besarnya, pendekatan serta pelakunya.

Menurut jangkauan waktunya, perencanaan di pendidikan menengah dapat dibagi menjadi perencanaan jangka pendek, perencanaan jangka menengah dan perencanaan jangka panjang. Perencanaan jangka pendek adalah perencanaan yang dibuat untuk dilaksanakan dalam waktu seminggu, sebulan sampai dua tahun. Perencanaan jangka menengah adalah perencanaan yang dibuat untuk jangka waktu tiga sampai tujuh tahun, sedangkan perencanaan jangka panjang adalah perencanaan yang dibuat untuk dilaksanakan untuk jangka waktu delapan sampai dua puluh lima tahun. Pembagian waktu ini bersifat kira-kira dan tiap ahli dapat saja memberikan batas yang berlainan.

Menurut timbulnya, perencanaan dapat dibedakan atas perencanaan yang berasal dari bawah, misalnya mulai dari guru, kepala sekolah, kantor Departemen P dan K tingkat II, Kantor Wilayah Departemen P dan K sampai dengan Departemen P dan K; dan yang berasal dari atas, misalnya mulai dari pusat (Departemen P dan K) sampai kepada guru.

Dari sudut besarannya, perencanaan dapat dibedakan atas perencanaan makro, yaitu perencanaan pada tingkat nasional atau tingkat departemen; perencanaan meso, yaitu pada tingkat direktorat jendral, direktorat atau provinsi sampai tingkat kantor departemen kecamatan; dan perencanaan mikro, yaitu yang dilaksanakan pada tingkat sekolah atau kelas.

Menurut pendekatannya, perencanaan dapat dibedakan atas perencanaan terpadu, yaitu itu hanya melihat sumber secara terpisah-pisah perencanaan yang menyatukan semua sumber dalam rangka mencapai tujuan serta melihat penggunaan sumber itu dalam kaitannya dengan pengelolaan sekolah secara menyeluruh; dan perencanaan tercerai, yaitu hanya melihat sumber secara terpisah-pisah untuk tujuan yang tertentu. Di samping itu, juga dapat dibedakan perencanaan berdasarkan program, yaitu yang didasarkan atas program yang dibuat secara menyeluruh dan perencanaan tambal sulam, yaitu perencanaan yang dibuat berdasarkan kecenderungan berdasarkan pengalaman sebelumnya saja, tanpa dilihat adanya kemungkinan perubahan.

Menurut pelakunya, perencanaan dapat dibedakan atas perencanaan individual, yang dilakukan oleh guru secara sendiri-sendiri, perencanaan kelompok, dan perencanaan lembaga.

b. Pengorganisasian

(14)

di dalam kegiatan pengorganisasian adalah penetapan tugas, tanggung jawab, dan wewenang orang-orang tersebut serta mekanisme kerjanya sehingga dapat menjadi tercapainya tujuan sekolah itu.

c. Pengarahan

Pengarahan diartikan sebagai suatu usaha untuk menjaga agar apa yang telah direncanakan dapat berjalan seperti yang dikehendaki. Suharsimi Arikunto (1988) memberikan definisi pengarahan sebagai penjelasan, petunjuk, serta pertimbangan dan bimbingan terhadap para petugas yang terlibat, baik secara struktural maupun fungsional agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar.

Kegiatan pengarahan dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan melaksanakan orientasi tentang pekerjaan yang akan dilakukan individu atau kelompok dan memberikan petunjuk umum dan petunjuk khusus, baik secara lisan maupun tertulis, secara langsung maupun tidak langsung.

d. Pengkoordinasian

Pengkoordinasian di sekolah diartikan sebagai usaha untuk menyatupadukan kegiatan dari berbagai individu atau unit di sekolah agar kegiatan mereka berjalan selaras dengan anggota atau unit lainnya dalam usaha mencapai tujuan sekolah. Pengkoordinasian dapat dilakukan melalui berbagai cara:

a. Melaksanakanpenjelasan singkat (briefing) b.Mengadakan rapat kerja

c. Memberikan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis, d.Memberi umpan balik tentang hasil suatu kegiatan

e. Pembiayaan

Pembiayaan sekolah adalah kegiatan mendapatkan biaya serta mengelola anggaran pendapatan dan belanja pendidikan menengah. Kegiatan ini dimulai dari perencanaan biaya, usaha untuk mendapakan dana yang mendukung rencana itu, penggunaan, serta pengawasan penggunaan anggaran tersebut.

f. Penilaian

Dalam waktu-waktu tertentu, sekolah, pada umumnya atau anggota organisasi seperti guru, kepala sekolah, dan murid pada khususnya harus melakukan penilaian tentang seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan tercapai, serta mengetahui kekuatan dan kelemahan program yang dilaksanakan. Secara lebih rinci maksud penilaian adalah untuk:

a) Memperoleh dasar bagi pertimbangan apakah pada akhir suatu periode kerja pekerjaan tersebut berhasil,

(15)

c) Memperoleh fakta-fakta tentang kesurakan-kesukaran dan untuk menghidarkan situasi yang dapat merusak,

d) Memajukan kesanggupan para guru dan orang tua murid dalam mengembangkan organisasi sekolah.

C. Lingkup Bidang Garapan Administrasi Pendidikan Menengah

Administrasi pendidikan pada pokoknya adalah semua bentuk usaha bersama untuk mencapai tujuan pendidikan dengan merancang,mengadakan dan memanfaatkan sumber-sumber (manusia,uang, peralatan dan waktu). Tujuan pendidikan disini bermaksud memberikan arah kegiatan serta kriteria keberhasilan kegiatan tersebut.

Untuk memahami apa yang telah diuraikan secara lebih baik, secara ringkas perlu ditegaskan hal-hal sebagai berikut :

 Administrasi pendidikan menengah merupakan bentuk kerjasama personal pendidikan menengah untuk mencapai tujuan pendidikan menengah.

 Adiministrasi pendidikan menengah merupakan suatu proses yang merupakan daur (siklus) penyelenggaraan pendidikan menengah, dimulai dari perencanan, diikuti oleh pengorganisasian, pengarahan, pelaksanaan, pemantauan dan penilain tentang usaha sekolah untuk mencapai tujuannya.

 Administrasi pendidikan menengah merupakan usaha untuk melakukan system manajemen pendidikan menengah.

Bila diamati lebih lanjut, ada beberapa hal penting yang menjadi ciri dari suatu organisasi sekolah, termasuk dalam pendidikan menengah . diantaranya yaitu :

a) Adanya interaksi (saling pengaruh) antara berbagai unsure sekolah. Interaksi itu sendiri meliputi : interaksi yang ada disekolah itu sendiri, interaksi antara sekolah dengan lembaga pendidikan lainnya, interaksi antara sekolah dengan lembaga nonpendidikan serta interaksi antara sekolah dengan masyarakat. Dalam interaksi ini mempunyai tujuan,pola serta aturan. b) Adanya kegiatan untuk mencapai tujuan sekolah yang sangat banyak. Untuk mudahnya

kegiatan ini dapat ditinjau dari dua dimensi, yaitu dimensi pengajaran dan dimensi pengelolaan. Jika kedua dimensi tersebut digabungkan maka kita dapat membedakan kegiatan tersebut menjadi empat kategori pokok dan satu kategori pendukung yaitu :

(16)

2) Yang berhubungan langsung dengan pengelolaan tetapi tidak langsung dengan pengajaran,meliputi:kemuridan,keuangan,sarana dan prasarana,kepegawaian, serta layanan khusus.

3) Yang tidak berhubunngan langsung baik dengan pengajaran maupun dengan pengelolaan,meliputi: hubungan sekolah-masyarakat(husemas) dan BP3.

4) Yang tidak berhubungan langsung dengan pengelolaan tetapi langsung dengan pengajaran. 5) Kegiatan pendukung, yaitu pengelolaan ketatausahaan yang diperlukan oleh semua butir 1-4.

D. Peranan Guru dalam Administrasi Pendidikan

Pada umumnya kita mengetahui Tugas utama guru yaitu mengelola proses belajar mengajar dalam suatu lingkungan tertentu yaitu sekolah. Karena sekolah merupakan subsistem pendidikan nasional dan di samping sekolah, sistem pendidikan nasional itu juga mempunyai komponen-komponen yang lainya. Guru harus peka terhadap yang terjadi pada lingkunganya.

Adaministrasi sekolah adalah pekerjaan yang sifatnya kolaboratif, artinya pekerjaan yang didasarkan atas kerja sama, dan bukan bersifat individual. Oleh karena itu semua personel sekolah ataupun guru harus terlibat.

Di sekolah guru berada dalam administrasi sekolah. Dalam hubungan administrasi sekolah guru di tuntut bekerja, disini guru berfungsi sebagai administrator. Sebagai administrator guru dituntut bekerja secara administratif dan teratur

Dalam buku pedoman administrasi dan supervisi yang di terbitkan oleh depertemen pendidikan dan kebudayaan (1978,hal.4) tertulis tugas dan bertanggung jawab guru sebagai adminitrator sbb ;

1) Menguasai program pengajaran (garis-garis besar program) 2) Menyusun program kegiatan mengajar

3) Menyusun model satuan pelajaran dan pembagian waktu

4) Melaksanakan tatausaha kelas, antara lain pencatatan data murid

(17)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Administrasi pendidikan bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan. Pengertian Administrasi Pendidikan dapat dirumuskan dari berbagai sudut pandang, seperti dari sudut pandang kerja sama, proses kerja sama itu, sistem dan mekanismenya, manajemen, kepemimpinan, proses pengambilan keputusan, komunikasi dan ketatausahaan.

Adapun lingkup pembicaraan yang dibahas pada makalah ini bahwa administrasi pendidikan juga tergantung pada aras (level) tujuan pendidikan yang ingin dicapai, yaitu pada tingkat kelas sampai pada tingkat sistem pendidikan nasional. Makin luas cakupannya makin banyak yang terlibat dan makin kompleks permasalahannya.

B. Saran

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Soetjipto, Raflis kosasi.2011.Profesi Keguruan.Jakarta:Rineka Cipta

http://jcedy.blogspot.com/2012/05/administrasi-pendidikan-dalam-profesi.html diakses tanggal 29 Oktober 2013

Referensi

Dokumen terkait

Bloom Time: June-September Pollinators: Native Bees Water Use: Moderate Light: Full Sun, Part Shade Flower Color: Blue, Purple Plant Type: Perennial Region: Central U.S. Pur ple

Unsur-unsur Fe, Na, Mn, dan Zn memiliki bentuk radionuklida dengan umur paruh panjang, hal ini menunjukkan bahwa pengukuran radionuklida yang memiliki waktu paruh

dikarenakan Dalam dokumen Penawaran metode pelaksanaan pekerjaan tidak mengambarkan penguasaan pekerjaan; pelaksanaan pekerjaan urugan tanah dilaksanakan sebelum

Dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik tersebut

Edisi kali ini akan banyak sekali hal-hal baru yang kalian dapat ketahui dimulai dari apa sih itu semangat, kalau di dalam bahasa Pali kita kenal sebagai Viriya,

Bahwa, Pemohon dalam perihal ini mengajukan Perohonan dengan mendasarkan selisih perolehan suara perolehan 21.516 Suara atau memiliki presentase selisih sebesar 31.91%,

Tanpa izin dari Panglima Angkatan Darat, ia langsung bertemu dengan Presiden Sukarno dan anggota DPRS dari PNI, guna mencari dukungan.Mayor Bambang Superno membuat isu

Dalam menjalankan roda organisasi, pemimpim juga harus mampu mempengaruhi orang lain dengan memberikan motivasi dan bimbingan yang bersifat konstruktif untuk