• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN RELIGIUSITAS TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BPRS SUKOWATI SRAGEN SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana S1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN RELIGIUSITAS TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BPRS SUKOWATI SRAGEN SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana S1"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN

RELIGIUSITAS TERHADAP KINERJA PEGAWAI

PADA BPRS SUKOWATI SRAGEN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana S1

Oleh

ARGA AGENG ANARKI

NIM 21311011

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

JURUSAN S1 PERBANKAN SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(2)
(3)

ALANISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN

RELIGIUSITAS TERHADAP KINERJA PEGAWAI

PADA BPRS SUKOWATI SRAGEN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana S1

Oleh

ARGA AGENG ANARKI

NIM 21311011

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

JURUSAN S1 PERBANKAN SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

MOTTO

►“HIDUP MULIA ATAU MATI SAHID”

(Kaum Mujahidin)

“PANTANG PULANG SEBELUM TUMBANG”

►“Jangan pernah menyerah karena yang kita butuhkan

saat ini hanyalah kaki yang akan berjalan lebih jauh

dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari

biasanya, leher yang akan sering melihat keatas,

lapisan tekad yang seribu kali lebih kuat dari baja, hati

yang bekerja lebih keras dari baiasanya serta mulut

yang akan selalu berdoa untuk mencapai puncak sejati

(5 CM)”.

(8)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

Bapak Mamak dan adikku tercinta

Saudara dan keluarga besarku

Buat teman-teman SSC

Buat teman-teman KKN

Buat kalian yang selalu meremehkanku

Teman-teman seperjuangan PS S1 angkatan 2011

Almamaterku “IAIN Salatiga

(9)

KATA PENGANTAR

Segalapujibagi Allah Swt yang telah melimpahkan segala rahmat danhidayah-Nya kepada penulis sehingga penulisdapatmenyelesaikan skripsi yang berjudul: “Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Religiusitas Terhadap Kinerja Pegawai” dengan lancar tanpa kendala yang berarti. Shalawatserta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Rasulullah saw, beserta keluarga dan para sahabatnya yang senantiasamembawakitadarizamanjahiliyah kezaman yang penuh ilmu dan iman.

Penyusun menyadari bahwa proses pembuatan skripsi ini tidaklahmudah dan memiliki banyak kendala. Sehingga penyusunan skripsi inisangatlah jauh dari kesempurnaan dan tak luput dari kekurangan-kekurangan.Dengan rendah hati, penyusun sangat mengharapkan kritik, saran yang bersifatmembangun dan memperbaiki karya ilmiah ini sehingga menjadi lebih baik dalampenyusunan di masa mendatang.

(10)

1. Dr. Rahmad Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Negri Islam. 2. Dr. Anton Bawono,M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis Islam Istitut

Agama Islam Negri.

3. Fetria Eka Yudiyana, SE,.M.Si selaku Ketua Jurusan Studi Perbankan Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

4. Bapak Mochlasin, M.Ag.selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dengansabar dan ikhlas terima kasih atas saran, koreksi, arahan, dan motivasinya dalam menyelesaikan serta menyempurnakan Skripsi ini.

5. Bapak/Ibu Dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga yang telah memberikan ilmunya dengan tulus dan ikhlas.

6. BapakMamakdanadikkuyang penuh kasih sayang telah berusaha memberikanmotivasi, doa serta dukunganmorildanmateriildalam menempuh perkuliahan ini. Semoga Allah memberi rahmat dan hidayahnyakepada mereka. Amin.

7. Teman-teman SSC terimakasih sudah memberikan semangat dan motivasi selama di IAIN Salatiga.

8. Kepada kalian yang selalu meremehkanku berkat kalian aku biasa

(11)
(12)

ABSTRAK

Anarki, Arga Ageng. 2015. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Religiusitas terhadap Kinerja Pegawai pada BPRS SUKOWATI SRAGEN. Skripsi, Fakultas Ekonomi Bisnis Islam. Jurusan Perbankan Syari‟ah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Mochlasin, M. Ag.

Kata Kunci: Gaya Kepemimpinan. Religiusitas. Kinerja Pegawai.

Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1) Untuk mengetahui bagaimanakah gayakepemimpinan manager berpengaruh terhadap kinerja pegawai di BPRS Sukowati Sragen. 2) Untuk mengetahui bagaimanakah religiusitas pegawai berpengaruh terhadap kinerja pegawai. 3) Untuk mengetahui faktor mana yang paling berpengaruh terhadap kinerja pegawai.

Penelitian ini adalah penelitian studi kasus yang menggunakan beberapa metode, dimana metode tersebut meliputi jenis dan sumber data penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data yang itu sendiri meliputi kuesioner observasi dan dokumentasi, analisis data.

Hasil penelitian yang dapat peneliti sajikan adalah sebagai berikut: Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Religiusitas terhadap Kinerja Pegawai BPRS Sukowati Sragen. Dari 61 responden pada variabelgaya kepemimpinandiperolehnilaisignifikan0,026,lebihkecildari 0,05 sedangkan nilai Betta 0,269 dan berpengaruh secara positif tehadap kinerja pegawai.VariabelReligiusitasdiperolehnilaisignifikan 0,001lebihkecildari 0,05 sedangkan nilai Betta 0,375 dan berpengaruh secara positif terhadap kinerja pegawai.

Jika gaya kepemimpinan mengalami peningkatan 1 satuan sedangkan religiusitas konstan atau tidak ada atau sebesar 0, maka Y (Kinerja Pegawai) akan mengalami peningkatan sebesar 0,269, dengan asumsi ceteris paribus. Sedangkan Apabila religiusitas mengalami peningkatan 1 satuan sedangkan gaya kepemimpinan konstan atau tidak ada atau sebesar 0, maka Y (Kinerja Pegawai) akan mengalami peningkatan sebesar 0,375, dengan asumsi ceteris paribus. Disini dapat disimpulkan bahwa variabel yang paling dominan adalah variabel religiusitas(X2).

(13)

DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

HALAMAN JUDUL ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

ABSTRAK ... xii

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I:PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah... ... 5

C. Tujuan Penelitian... ... 5

D. KegunaanPenelitian... 6

E. Sistematika Penulisan ... 7

(14)

B. Gaya Kepemimpinan ... 10

2. Prinsip-prinsip kepemimpinan dalam islam ... 24

D. Religiusitas... ... 25

1. Aspek Dimensi dalam Religiusitas ... 26

2. Sikap Religiusitas... ... 27

E. Kinerja... ... 29

1. Variabel yang mempengaruhi kinerja... 30

2. Penilaian Kerja... ... 31

F. DefinisiKonsep dan Operasional ... 38

1. Definisi variabel terikat dan variabel bebas ... 39

2. Definisi Operasional Variabel... ... 40

(15)

1. Uji Validitas... 43

1. Sejarah Berdirinya BPRS Sukowati Sragen ... 50

2. VisiMisi... ... 51

3. Struktur Organisasi dan Tugas Masing-Masing ... 52

4. Produk-Produk BPRS Sukowati Sragen ... 53

B. Analisis Data Responden... 56

1. Data Responden... 56

C. Analisa Data... 58

1. Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas ... 58

2. Uji Regresi Linier Berganda... 60

(16)

c. Uji Normalitas ... 65

5. Hasil Uji Hipotesis... . 66

a. Pengujian Hipotesis Gaya Kepemimpinan (X1) ... 66

b. Pengujian Hipotesis Religiusitas(X2) ... 66

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan... ... 68

B. Saran ... ... 69 DAFTAR PUSTAKA

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1: Indikator Variabel ... 42

Table 4.1: Struktur Pengurus... 52

Table4.2: Jabatan Tugas Dan Wewenang ... 53

Table 4.3: Jenis Kelamin Responden ... 57

Tabel 4.4: Usia Responden ... 57

Tabel 4.5: Hasil Uji Realibilitas ... 58

Tabel 4.6: HasilUjiValiditas... 59

Tabel 4.7: Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 60

Tabel 4.8: Hasil Uji t ... 61

Tabel 4.9: Hasil Uji F ... 62

Tabel 4.10: Hasil Uji Determinasi ... 62

Tabel 4.11: HasilUjiMultikolinieritas ... 63

Tabel 4.12: HasilUji Multikolinieritas ... 63

Tabel 4.13: HasilUji Multikolinieritas ... 64

(18)

DAFTAR GAMBAR

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Konsultasi Skripsi

Lampiran 2 : Permohonan Izin Penelitian Lampiran 3 : Kuesioner Penelitian Lampiran 4 : Hasil Data Kuesioner Lampiran 5 : Tabulasi Data

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan kompetitif, menurut setiap organisasi dan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar sanggup bertahan dan terus berkembang. Untuk mendukung perubahan organisasi tersebut, maka diperlukan perubahan individu. Proses menyelaraskan perubahan organisasi dengan perubahan individu ini tidaklah mudah. Pemimpin sebagai panutan dalam organisasi, sehingga perubahan harus dimulai dari tingkat yang paling atas yaitu pemimpin itu sendiri. Maka dari itu, organisasi memerlukan pemimpin yang mampu menjadi motor penggerak yang mendorong perubahan organisasi (Baihaqi, 2010: 1).

(21)

Dalam suatu organisasi atau perusahaan, gaya kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang penting. Kepemimpinan yang bisa menumbuhkan kinerja karyawan adalah kepemimpinan yang bisa menumbuhkan rasa percaya diri para karyawan dalam menjalankan tugasnya masing-masing. Di dalam suatu perusahaan juga tidak lepas dari kinerja karyawan. Begitu juga dengan lembaga keuangan bank yang mengelola keuangan, yang merupakan salah satu sumber pendapatan yang potensial yang dapat memberika kontribusi terhadap pelaksanaan pemerintah (Rahmawati, 2013: 1).

Tanpa kepemimpinan, hubungan antara perseorangan dan tujuan organisasi mungkin terjadi kerenggangan. Seorang pemimpin yang efektif tidak hanya ditujukan oleh perhatian pemimpin terhadap kesejahteraan bahwa, komitmen akan pertumbuhan bawahan terutama sikap mengayomi yang ditunjukan untuk menguatkan kemauan bawahan dan pelaksanaan kerja guna meningkatkan kinerja. Apabila karyawan merasa terasingkan baik dengan lingkungan pergaulan maupun pekerjaan maka kemungkinan yang didapat justru turunya kinerja pegawai (Hersey dan Blanchard, dalam Susanti 2011: 2).

(22)

ketidak seimbangan antara iptek yang menghasilkan kebudayaan atau materi dengan kekosongan rohani. Kegoncangan batin yang diperkirakan akan melanda umat manusia mempengaruhi terhadap kehidupannya, sehingga agama sebagai pemenuhan dasar dari segi rohani butuh hadir dalam kondisi seperti ini.

Sebagai mana diketahui, agama adalah pedoman hidup bagi manusia yang telah memberikan petunjuk tentang berbagai aspek kehidupan. Dalam aspek perilaku, agama identik dengan istilah religiusitas (keberagamaan) yang artinya seberapa jauh pengetahuan, seberapa kokoh keyakinan, seberapa pelaksanaan ibadah dan akidah, dan seberapa dalam penghayatan atas agama yang dianutnya. Kemudian ada beberapa dimensi-dimensi religiusitas dalam diri seseorang, yakni dimensi keyakinan (idological), praktik agama (ritualistic), pengalaman (experiental), pengetahuan agama (intellectual) dan

konsekuensi (conssequential) (Muchram, dalam Handayani 2013: 2).

Terdapat beberapa sikap religius yang tampak dalam diri seseorang dalammenjalankan tugasnya, di antaranya, kejujuran, keadilan, Bermanfaat bagi orang lain, rendah hati, bekerja effisien, visi misi kedepan, disiplin tinggi, keseimbangan (Sahlan, 2010: 39).

(23)

dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organi sasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional.

Di negara industri seperti, Prancis, Jerman, Inggris dan Amerika Serikat, menunjukan bahwa pertumbuhan bersumber dari pertumbuhan masyarakat yang didukung oleh sumberdaya manusia yang berkualitas. Atas dasar kenyataan ini kemudian banyak negara-negara berkembang, termasuk Indonesia menekan bahwa sumber daya manusia amat diperlukan dalam upaya meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawab mereka.

Tantangan utama suatu perusahaan untuk membangun daya saing yang berkelanjutan terletak pada kopetensi sumberdaya manusianya. Dengan demikian guna meningkatkan profitabilitas perusahaan sangat dipengaruhi oleh kemampuan seseorang pemimpin dalam menggerakan bawahannya untuk bekerja sama dalam melaksanakan tugas secara efektif dan effisien. Keberhasilan suatu organisasi dipengaruhi oleh pemimpin karena pemimpin adalah pihak yang bertanggung jawab atas pelaksanaan atau pekerjaan dari semua jabatanya yang ada dibawah tanggung jawabnya.

(24)

Sedangkang penelitian yang dilakukan oleh Hendriawan (2014: 56) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan dan budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.

Penelitian yang dilakukan oleh Nasir (2014: 78) Menunjukan bahwa religiusitas sangat berpengaruh secara positif dan segnifikan terhadap kinerja pegawai. Menurut Yusuf (2010: 93) Menunjukan bahwa religiusitas sangat berpengaruh secara positif dan segnifikan terhadap kinerja pegawai.

Berdasarkan uraian latar belakang dan penelitian terdahulu tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN RELIGIUSITAS

TERHADAP KINERJA PEGAWAI”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, dapat diambil beberapa rumusan masalah yang akan diteliti lebih lanjut yaitu :

1. Bagaimanakah gaya kepemimpinan seorang manager berpengaruh terhadap kinerja pegawai di BPRS Sukowati Sragen?

2. Bagaimanakah religiusitas pegawai berpengaruh terhadap kinerja pegawai?

3. Manakah faktor yang paling berpengaruh?

C.Tujuan Penelitian

Adapun penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut :

(25)

2. Untuk mengetahui bagaimanakah religiusitas pegawai berpengaruh terhadap kinerja pegawai.

3. Untuk mengetahui faktor mana yang paling berpengaruh terhadap kinerja pegawai.

D.Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan berguna/bermanfaat bagi beberapa pihak diantaranya:

1. Bagi penulis

a. Untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar S1 Perbankan

Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

b. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang pengembangan pegawai khususnya pengaruhnya terhadap kinerja pegawai pada suatu perusahaan atau organisasi.

2. Bagi Pihak Akademisi.

Sebagai karya ilmiah yang dapat dijadikan sebagai referensi maupun tambahan informasi bagi mahasiswa IAIN Salatiga

3. Bagi Pihak Perbankan

a. Dapat dijadikan sebagai evaluasi kinerja bank dalam menghadapi kompetisi dalam dunia perbankan.

(26)

E.Sistematika Penulisan

Sistem dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN

Membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, batasan penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dikemukakan penelitian terdahulu, diuraikan beberapa teori yang dapat digunakan sebagai landasan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisi mengenai jenis dan pendekatan penelitian, Kerangka pemikiran teoritis, dan hipotesis penelitian serta alat yang digunakan dalam penelitian.

BAB IV ANALISA PENELITIAN,

Pada bab ini berisi deskriptif objek penelitian dan analisa data. BAB V PENUTUP

(27)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

Penelitian yang dilakukan oleh Manshur (2010: 108) dengan judul Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Pada Bank

Pembiyaan Rakyat Syari’ah Al-Salam Cinere Depok menyatakan bahwa gaya

kepemimpinan direktif dan gaya kepemimpinan supportif berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Di dalam penelitian ini menjukan bahwa gaya kepemimpinan supportif berpengaruh paling dominan terhadap kinerja karyawan.

Menurut Hendriawan (2014: 56) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Gaya kepemimpinanan dan Budaya Organisasi Terhadap kinerja

karyawan pada PT. Dwimitra Multiguna Sejahtera di Kab. Konawe Utara

Prov. Sulawesi tenggara. Hasil penelitian menjunjukan bahwa gaya

kepemimpinan dan budaya organisasi berpengaruh positif dan segnifikan terhadap kinerja pegawai.

Menurut Susanti (2011: 68) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Dan Kompensasi Terhadap

Kinerja Karyawan Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Jember Dengan

Motivasi Sebagai Variabel Intervening. Hasil penelitian menunjukan bahwa

(28)

motifasi, gaya kepemimpin situasional dan kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja.

Menurut Hastutik (2015: 113) Melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Komitmen dan Kinerja Karyawan

Pada PT. Kusoema Nanda Putra Klaten. Hasil Penelitian Menujukan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap komitmen karyawan. Gaya kepemimpinan tidak berpengaruh langsung terhadap kinerja karyawan. Komitmen karyawan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

Penelitian yang dilakukan Reza (2010: 93) dengan judul Pengaruh Gaya Kepemimpinan Motivasi Dan Disiplin Kerja Karyawan Pada PT Sinar

Santosa Perkasa Banjarnegara. Hasil penelitian menunjukan bahwa gaya

kepemimpinan, motivasi, dan disiplin terdapat pengaruh terhadap kinerja karyawan. Variabel motivasi memiliki pengaruh yang lebih dominan terhadap kinerja karyawan pada PT Sinar Santosa Perkasa.

Menurut Baihaqi (2010: 104) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Dan Kinerja

Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Inter Vening Studi Pada PT.

(29)

Menurut Sulistyo (2011: 252) melakukan penelitian dengan judul Peran Nilai-Nilai religiusitas terhadap kinerja karyawan dalam organisasi.

Menunjukan bahwa religiusitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Dengan demikina religiusitas berpengaruh terhadap kinerja pegawai.

Menurut Yusuf (2010: 93) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Religiusitas Dan Penyesuaian Terhadap Kinerja Karyawan

Perbankan Syariah dikota Balikpapan. Menunjukan bahwa religiusitas sangat

berpengaruh positif dan segnifikan terhadap kinerja pegawai.

Menurut Nasir (2014: 78) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor Religiusitas Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawa Pada BMT

Kecamatan Genuk. Menunjukan bahwa religiusitas berpengaruh positif dan

segnifikan terhadap kinerja karyawan.

Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya adalah penulis mencoba meneliti tentang bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan dan religiusitas terhadap kualitas kerja karyawan. Di sini penulis menambahkan variabel baru yaitu religiusitas (X2).

B. Gaya Kepemimpinan

(30)

Tugas terpenting pemimpin adalah mengetahui cara membentuk bagian sehingga bagian-bagian itu berintegrasi dengan lebih baik menjadi suatu kesatuan. Menurut Neuschel (2008: 19) pemimpin adalah bagian dari keseluruhan dan tanggung jawabnya adalah membuat keseluruhan menjadi lebih hebat karena keberadaan kepemiminan.

Menurut Mansur (2010: 23) Gaya kepemipinan mempunyai dua kata yaitu gaya dan kepemimpinan. Gaya adalah kekuatan, kesangggupan berbuat, kuat, sikap, ragam cara/tehniknya masing-masing dan mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi, Menggerakkan, mengarahkan seseorang atau kelompok kearah yang lebih baik dan positif melalui proses yang panjang.

Menurut Sumarna (2013: 10) seorang pemimpin adalah seseorang yang dengan kepemimpinannya mengarahkan orang-orang yang dipimpinnya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaanya dalam mencapai tujuan bersama.

Menurut Baharudidin dan Umiarso (2011: 33) kepemimpinan adalah suatau kekuatan penting dalam rangka pengelolaan sehingga kemampuan pemimpin secara efektif merupakan kunci keberhasilan organisasi. Maka, esensi kepemimpinan adalah kepengikutan kemauan orang lain untuk mengikuti keinginan pemimpin.

(31)

tiga sifat dasar yaitu mementingkan pelaksanaan tugas, mementingkan hubungan kerja sama dan mementingkan hasil yang dicapai.

Manager yang mempunyai gaya kepemimpinan ini berusaha mendorong dan memotifasi pekerjaannya untuk bekerja dengan baik. Mereka mengikutsertakan pekerjaanya dalam mengambil keputusan. Oleh karena itu ada beberpa hal yang mempengaruhi gaya kepemimpinan.

1. Sifat-Sifat Kepemimpinan

Menurut Sumarna (2013: 25) secara umum terdapat empat sifat yang berperan besar besar terhadap keberhasilan sebuah kepemimpinan, keempat sifat tersebut adalah:

a. Motivasi diri dan dorongan berprestasi

Pada umumnya, seorang pemimpin yang berhasil adalah seorang pemimpin yang memiliki motivasi diri yang kuat serta dorongan untuk selalu berprestasi disetiap bidang yang ditekuninya. Dorongan yang begitu kuat ini akan tercermin dalam kinerja yang optimal, efektif, dan efisien.

b. Kecerdasan

(32)

c. Sikap hubungan kemanusiaan

Seorang pemimpin harus menjaga kewibawaanya di setiap nafas kehidupanya. Karena adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sangat diperlukan untuk memotivasi dan menginspirasi, sehingga para pengikutnya akan selalu berpihak kepadanya.

d. Kedewasaan dan luasnya relasi sosial

Dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil biasanya memiliki emosi yang matang dan stabil. Hal inilah yang membuatnya kuat dan tangguh sehingga tidak mudah panik dan goyah dalam mempertahamkan pendirian yang diyakininya sesuatu yang benar. 2. Teori-Teori Kepemimpinan

Menurut Kartono (2002: 61) mengemukakan sejumlah teori kepemimpinan, yaitu teori-teori sendiri ditambah teori penulis lain, sebagai berikut:

a. Teori Otokratis

(33)

b. Teori Psikologis

Teori ini menyatakan, Bahwa Fungsi seorang pemimpin adalah memunculkan dan mengembangkan sistem motivasi terbaik, untuk merangsang kesediaan bekerja dari para pengikut dan anak buah. Jadi pemimpin merangsang bawahan, agar mereka mau bekerja, guna mencapai sasaran-sasaran organisatoris maupun untuk memenuhi tujuan pribadi.

c. Teori Sosiologis

Menurut teori ini, kepemimpinan dianggap sebagai usaha untuk melancarkan antara-relasi danlam organisasi dan sebagai usaha untuk menyelesaikan konflikorganisatoris antara para pengikutnya, agar tercapai kerja sama yang baik.

d. Teori Suportif

Teori ini menyatakan bahwa, para pengikut harus berusaha sekuat mungkin, dan bekerja dengan penuh gairah. Sedangkan pemimpin akan membimbing dengan sebaik-baiknya policly tertentu. Untuk maksud ini pemimpin perlu menciptakan suatu lingkungan kerja yang menyenangka, dan bisa membantu mempertebal keinginan setiap pengikutnya.

e. Teori Laissez faire

(34)

pegawai. Jadi intinya buakanlah seorang pemimpin dalam pengertian yang sebenarnya. Semua yang dipimpin bersikap santay dan mereka biasanya mennujukan sikap acuh tak acuh. Sehinggga sekelompok tersebut praktis menjadi tidak terbimbing dan tidak terkontrol.

f. Teori Kelakuan Pribadi

Menurut teori ini , bahwa sorang pemimpin berkelakuan kurang lebih sama yaitu ia tidak melakukan tindakan tindakan yang identik sama dalam setiap situasi yang dihadapi. Dengan kata lain, dia harus memiliki sifat fleksibel, luwes, bijaksana, dan mempunyai daya saing yang tinggi.

g. Teori Traits of Great men

Teori ini menyatakan bahwa, seorang pemimpin diharapkan memiliki inteligensi tinggi, banyak inisiatif, energik, punya kedewasaan emosional, memiliki daya persuasif, dan ketrampilan, komunikatif, memiliki kepercayaan diri, peka, kreatif, mau memberikan partisipasi sosial yang tinggi, dan lain-lain.

h. Teori Situasi

(35)

i. Teori Humanistik

Menurut teori ini fungsi kepemimpinan yaitu merealisir kebebasan manusia dan memenuhi segenap kebutuhan insani, yang dicapai melalui interaksi pemimpin dengan rakyat. Untuk melakukan hal seperti ini perlu adanya organisasi yang baik dan pemimpin yang baik.

Menurut Baharudin dan Umiarso (2011: 51) gaya kepemimpinan dari seorang pemimpin, pada dasarnya dapat diterangkan melalui tiga teori: a. Teori Genetis (keturunan)

Teori ini menunjukan bahwa kepemimpinan ditentukan oleh sifat ciri pribadi orang yang mempengaruhi para anggota kelompoknya. Jadi dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan bagian dari kepribadian seseorang yang tidak bissa dipelajari, tetapi hanya bisa dibekukan melalui pembentukan dari awal.

b. Teori Sosial

Teori ini menujukan bahwa seorang pemimpin itu dibuat atau dididik bukan kodrati. Para penganut teori ini berpendapat bahwa setiap orang bisa menjadi menjadi pemimpin apabila diberika pendidikan dan pengalaman yang cukup.

c. Teori Ekologis

(36)

3. Tipe-Tipe Kepemimpinan

Menurut Sutikno (2014: 35) mengidentifikasi tuju tipe kepemimpinan antara lain:

a. Tipe Otokratik

Tipe kepemimpinan ini menganggap bahwa kepemimpinan adalah hak pribadinya (pemimpin), sehingga ia tidak perlu berkonsultasi dengan orang lain yang turut ikut campur. Jadi seorang pemimpin yang otokratik ialah seorang pemimpin yang menganggap organisasi milik pribadi, mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, menganggap bawahan sebagai alat semata-mata, tidak mau menerima kritik dan saran dari orang lain. Tipe kepemimpinan seperti ini cenderung melebihkan egonya (pemimpin).

b. Tipe Kendali bebas

Tipe keprmimpinan ini merupakan kebalikan dari tipe otokratik. Dalam kepemimpinan tipe ini sang pemimpin menunjukan perilaku yang pasif dan seringkali menghindar dari tanggung jawab. Tipe kepemimpinan ini cenderung diam dan menganggap bahwa anak buahnya sudah dan dewasa dalam menangani masalah.

c. Tipe Patrenalistik

(37)

keputusan, mengambil inisiatif dan mengembangkan kreasi mereka. Tipe kepemimpinan seperti ini memiliki sifat yang sering bersikap serba tahu.

d. Tipe Kharismatik

Para pengikut terpacu kemampuan kepemimpinan yang heroik atau yang luar biasa ketika mereka mengamati perilaku-perilaku tertentu pemimpin mereka. Terdapat lima karakteristik pokok pemimpin kharismatik:

1) Visi dan artikulasi. Dia memiliki visi ditujukan dengan sasaran ideal yang berharap masa depan lebih baik dan mampu mengklarifikasi pentingnya visi yang dapat dipahami orang lain.

2) Rasio personal. Pemimpin kharismatik bersedia menempuh risiko

personal tinggi, menanggung biaya besar, dan terlibat ke dalam pengorbanan diri untuk meraih visi.

3) Peka terhadap lingkungan. Mereka mampu menilai secara realistis kendala lingkungan dan sumber daya yang dibutuhkan untuk membuat perubahan.

4) Kepekaan terhadap kebutuhan pengikut. Pemimpin kharismatik perseptif (sangat pengertian) terhadap kemampuan orang lain dan responsive terhadap kebutuhan dan perasaan mereka.

(38)

e. Tipe Militeristik

Pemimpin yang bertipe militeristik ialah pemimpin pemimpin dalam menggerakkan bawahannya lebih sering menggunakan sistem perintah, sering bergantung pada jabatan, dan senang kepada formalitas yang berlebih-lebihan. Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahannya, dan sukar menerima kritikan dari bawahannya.

f. Tipe Pseudo-Demokratis

Tipe kepemimpinan ini disebut juga kepemimpinan manipulatif atau semi demokratik. Pemimpin seperti ini mempunyai ciri ciri antara lain:

1) Banyak menerima pendapat, akan tetapi dia sudah mempunyai

pendapat sendiri yang dipaksakan untuk disetujui.

2) Seolah-olah mengiyakan,akan tetapi pada akhirnya menyalahkan. 3) Pada saat tertentu banyak memberikan pujian kepada bawahan,

padahal hanya untuk menarik simpati semata. 4) Mengambil keputusan secara simbolis. g. Tipe Demokratik

(39)

Kepemimpinan seperti ini mererapkan unsur kerjasama atnara atasan dan bawahan demi terjadinya suatu tujuan dalam organisasi.

Terdapat lima gaya kepemimpinan yang disesuaikan dengan situasi menurut Siagian (1994: 31), yaitu:

a. Tipe pemimpin yang otokratik

Seorang pemimpin yang otokratik ialah seorang pemimpin yang menganggap organisasi sebagai milik pribadi mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi tidak mau menerima kritik saran dan pendapat. Serta terlalu tergantung pada kekuasaan formalnya dalam tindaknya penggeraknya sering mempergunakan approach yang mengandung unsur paksaan dan puntif (bersifat menghukum).

b. Tipe pemimpin yang militeristik

Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud seorang pemimpin tipe militeristik berbeda dengan seorang pemimpin modern. Seorang pemimpin yang bertipe militeristik ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat seperti dalam menggerakan bawahannya sistem perintah yang sering dipergunakan. Lalu menggerakan bawahannya senang bergantung pada pangkat dan jabatan senang kepada formalitas yang berlebih-lebihan menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahannya.

c. Tipe pemimpin yang paternalistik

(40)

memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan, jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil inisiatif, Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasi dan sering bersikap mau tahu.

d. Tipe pemimpin yang kharismatik

Harus diakui bahwa untuk keadaan tentang seorang pemimpin yang demikian sangat diperlukan, akan tetapi sifatnya yang negatif mengalahkan sifatnya yang positif.

e. Tipe pemimpin yang demokratik

Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern karena senang menerima saran, pendapat dan bahkan kritikan dari bawahan. Tipe kepemimpinan seperti ini juga berusaha mengutamakan kerjasama teamwork dalam usaha mencapai tujuan dan selalu berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.

C. Kepemimpinan Islam

(41)

untuk kebendaan, penumpukan harta, bukanlah kepemimpinan Islam yang sebenarnya meskipun si pemimpin tersebut beragama Islam, berlabelkan Islam. Sebagaimana dipahami, bahwa tidak semua orang layak, mampu atau berhak memimpin. Kepemimpinan adalah bagi dia atau mereka yang layak dan berhak saja. Sejumlah pendapat mengatakan bahwa dianggap telah melakukan satu pengkhianatan terhadap agama apabila diangkat seorang pemimpin yang tidak layak. Di dalam Islam, pemimpin kadangkala disebut imam tapi juga khalifah (https://dedyaryono.wordpress.com).

Kepemimpinan adalah fakta sosial yang tidak bisa dihindarkan untuk mengatur hubungan antara individu yang terhubung dalam satu masyarakat. Islam mendorong umatnya untuk mengatur kehidupan bersama dalam masyarakat, yakni dengan menunjuk seseorang yang dipercaya mampu memimpin dan memberikan petunjuk atas segala persoalan kehidupan (Sinn, 2006: 127).

(42)

1. Model Kepemimpinan

Menurut Sinn (2006: 131) model kepemimpinan dibagi menjadi tiga: a. Model Demokrasi

Model kepemimpinan ini merupakan hasil kesepakatan bersama melalui sebuah diskusi dan pemikiran kolektif. Model kepemimpinan ini pemimpin berperan untuk memimpin daan mengatur jalanya diskusi (musyawarah), serta memberikan masing masing individu untuk mengungkap pendapatnya.

b. Model Autoritarian

Di dalam model kepemimpinan ini seorang pemimpin memiliki wewenang mutlak untuk menentukan program atau kebijakan tanpa harus meminta pertimbangan dan bermusyawarah dengan masyarakat. Model ini cenderung memaksa rakyat untuk mematuhi segala perintahnya tanpa meraka mengetahui tujuan yang akan dicapai.

c. Model Laissezfaire

Dalam model kepemimpinan ini seorang pemimpin bersifat pasif. Memberirak kebebasan mutlak kepada rakyat untuk mengambil keputusan. Di dalam model ini pemimpin hanya menyampaikan informasi dan kebijakan penting dan menyediakan fasilitas untuk masyarakat.

(43)

kepemimpinan dalam islam dibangun dengan prinsip pertengahan, moderat dalam memandang persoalan. Tidak memberikan kekuasaan secara otoriter, atau kebebasan secara mutlak sehingga bebas dari nilai-nilai.

2. Prinsip-Prinsip Kepemimpinan dalam isalam

Menurut Kayo (2005: 127) menyatakan bahwa kepemimipnan memiliki tiga prinsip-prinsip dalam islam:

a. Seorang pemimpin harus memiliki kepribadian yang harmonis, jiwa yang mantab, emosi yang stabil, serta kesadaran yang tinggi, terutama untuk memperjuangkan cita-cita organisasi atau persatuan maupun kebutuhan amggota kelompok yang dipimpinnya.

b. Seeorang pemimpin harus mampu dan dapat menempatkan diri sebagai

pembawa obor kebenaran dengan memberikan contoh teladan yang baik, karena dia adalah uswatun hasanah.

(44)

D. Religiusitas

Religiusitas atau keberagamaan menurut Mudzakkir (2013: 373) adalah kristal-kristal dalam nilai agama dalam manusia yang terbentuk melalui proses internalisasinilai nilai agama sejak dini. Religiusitas akan terbentuk menjadi kristal nilai pada akhir usia anak dan berfungsi pada awal remaja. Kristal nilai yang terbentuk akan menjadi sikapp atau perilaku dalam kehidupan.

Menurut Nasori dan Subandi (2010: 87) adalah seberapa jauh pengetahuan, seberapa kokoh keyakinan, seberapa pelaksanaan ibadah dan seberapa dalam atas agama yang dianut. Religiusitas adalah sikap keberagamaan seseorang atau kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan agama. Religiusitas menurut ajaran Islam dapat diketahui melalui beberapa aspek penting yaitu: aspek keyakinan terhadap ajaran agama (akidah), aspek kataatan terhadap ajaran agama (syari'ah atau ibadah), aspek penghayatan terhadap ajaran agama (ihsan), aspek pengetahuan terhadap ajaran agama (ilmu) dan aspek pelaksanaan ajaran agama dalam kehidupan sosial (muamalah yang dipandu akhlaq al-karimah).

Menurut Sahlan (2011: 39) Religiusitas (keberagamaan) adalah merupakan suatu sikap atau kesadaran yang muncul yang didasarkan atas keyakinan atau kepercayaan seseorang terhadap suatu agama.

(45)

kepercayaan terhadap agama sebagai unsur kognitif, perasaan terhadap agama sebagai unsur afektif, dan perilaku terhadap agama sebagai unsur konaif. Jadi, Religiusitas adalah intergrasi secara kompleks antara pengetahuan agama perasaan agama, dan tindakan keagamaan dalam diri seseorang.

1. Aspek-Aspek Dimensi Dalam Religiusitas

Menurut Golk dan Strak dalam Subandi (2013: 88) ada lima aspek atau dimensi dalam religiusitas:

a. Dimensi Keyakinan

Dimensi ini berisi tentang pengharapan-pengharapan dimana orang religius berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dan mengakui kebenaran doktrin-daktrin tersebut. Setiap agama mempunyai keyakinan sendiri-sendiri dan mempertahankan seperangkat kepercayaannya dimana penganut diharapkan akan taat. Walaupun demikian keyakinan itu bervariasi tidak hanya diantara agama-agama , tetapi sering kali juga diantara tradisi-tradisi dalam agama yang sama. b. Dimensi Praktek Agama

Dimensi ini mencakup perilaku pemujaan, ketaatan dan hal-hal yang dilakukan orang untuk menunjukan komitmen terhadap agama yang dianutnya. Praktik keagamaan ini terdiri atas dua kelas penting, yaitu ritual dan ketaatan.

c. Dimensi Pengalaman

(46)

atau diidentifikasikan oleh suatu kelompok keagamaan (atau suatu masyarakat) yang melihat komunikasi, walaupun kecil, dalam satu esensi ketuhanan, yaitu dengan tuhan.

d. Dimensi Pengamalan

Dimensi ini berkaitan dengan sejauh mana perilaku individu motivasi oleh ajaran agamanya didalam kehidupan sosial.

e. Dimensi Pengetahuan Agama

Dimensi ini berkaitan dengan sejauh mana individu mengatahui, memahami tentang ajaran-ajaran agamanya, terutama yang bersumber didalam kitab suci dan sumber lainya.

2. Sikap Religiusitas

Alasan digunakanya kelima dimensi tersebut karana cukup relevan dan mewakili keterlibatan agama pada setiap orang dan bisa diterapkan didalam kehidupan. Selain dimensi religiusitas juga terdapat beberapa sikap religiusitas yang tampak dalam diri seseorang. Menurut Hendricks dan Kate beberapa sikap religius tersebut (Sahlan, 2011: 39) yaitu:

a. Kejujuran

(47)

berlarut-larut. Total dalam kejujuramn menjadi solusi, meskipun kenyataanya begitu pahit.

b. Keadilan

Mampu bersikap adil kepada semua pihak, bahkan saat ia terdesak sekalipun adalah salah satu skill seseorang dalam religius. Bahkan apabila tidak bersikap adil adalah mengganggu keseimbangan dunia.

c. Bermafaat bagi orang lain

Hal ini meruapakan salah sayu bentuk sikap religius yang tampak dari dalam diri seseorang. Sebagai mana sabda Rosullah: “Sebaik

-baiknya manusia adalah manusia yang paling bermanfaat bagi orang lain”.

d. Rendah hati

Sikap rendah hati merupakan sikap tidak sombong mau mendengarkan pendapat orang lain yang tidak memaksakan gagasan atau kehendaknya. Dia tidak merasa bahwa dirinyalah yang selalu benar mengingat kebenaran juga selalu ada pada diri orang lain.

e. Bekerja efisien

(48)

f. Visi kedepan

Mereka mampu mengajak orang kedalam angan anganya. Kemudian menjabarkan begitu terinci, cara-cara untuk menuju kesana. Tetapi pada saat yang sama ia dengan mantab menatap realitas masa kini.

g. Disiplin tinggi

Mereka sangatlah disiplin. Kedisiplinan mereka tumbuh dari semangat penuh gairah dan kesadaran, buakan berangkat dari keharusan dan keterpaksaan. Mereka menganggap bahwa tindakan yang berpegang teguh pada komitmen untuk kesuksesan diri sendiri dan orang lain adalah hal yang dapat menumbuhkan energi tingkat tinggi. h. Keseimbangan

Seseorang yang memiliki sifat religius sangan menjaga keseimbangan hidupnya, khususnya empat aspek inti dalam kehidupanya, yaitu: keintiman, pekerjaan, komunitas dan spiritualitas.

(49)

E.Kinerja

Kinerja merupakan perwujudan dari hasil karya seseorang yang pada saatnya akan menentukan keseluruhan dari keberhasilan seseorang, faktor-faktor yang berpengaruh dalam menentukan apakah seseorang akan bekerja lebih baik atau berprestasi lebih baik

Menurut Wibowo (2007: 7) Kinerja berasal dari pengertian performance. Adapula yang memberikan pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya hasil kerja, tetapi termasuk bagaimana proses kerja berlangsung. Kinerja meruapakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi pada ekonomi. Dengan demikian, Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut, tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya.

Pendapat Bacal (2011: 162) yang menyatakan kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugasnya yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan waktu.

(50)

keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan/pegawai.

1. Variabel Yang Mempengaruhi Kinerja

Chushway (2014: 18) menyatakan terdapat tiga kelompok variabel yang mempengaruhi kinerja dan perilaku yaitu:

a. Variabel individu yang meliputi kemampuan dan keterampilan, fisik maupun mental, latar belakang, pengalaman dan demografi, umur dan jenis kelamin, asal usul dan sebagainya. Kemampuan dan ketrampilan merupakan faktor utama yang mempengaruhi kinerja individu, sedangkan demografi mempunyai hubungan tidak langsung pada perilaku dan kinerja,

b. Variabel organisasi, yakni sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan,

c. Variabel psikologis, yakni persepsi, sikap, kepribadian, belajar, kepuasan kerja dan motivasi. Persepsi, sikap, kepribadian dan belajar merupakan hal yang komplek dan sulit diukur serta kesempatan tentang pengertiannya sukar dicapai, karena seseorang individu masuk dan bergabung kedalam suatu organisasi kerja pada usia, etnis, latar belakang, budaya dan ketrampilan yang berbeda satu sama lainnya. 2. Penilaian Kinerja

(51)

tetapi juga untuk mengembangkan dan memotivasi prestasi kerja karyawan. Untuk bersaing, perusahaan harus memperbaiki kinerja perusahaan dengan cara menekan biaya, inovasi produk dan proses, memperbaiki kualitas, produktivitas, dan percepatan masuk pasar. Jenis-jenis prestasi kerja dikategorikan menjadi 3 Jenis-jenis, antara lain:

a. Penilaian Prestasi Kerja Berdasarkan Hasil

Kriteria yang dipakai dalam penelitian ini adalah hasil akhir yang dapat dicapai. Sasaran yang harus dicapai dalam penilaian ini telah ditetapkan lebih dahulu. Penetapan sasaran tersebut seringkali dengan tujuan untuk lebih memotivasi dan dilakukan atas prestasi karyawan, sehingga karena merasa bahwa tujuan ini mereka sendiri yang menetapkan, maka dia akan berusaha mencapainya.Dalam tipe ini penilaian cenderung tidak memperhatikan perilaku, sehingga hasil dari penilaian ini tidak dapat menggambarkan prestasi kerja secara keseluruhan.

b. Penilaian Prestasi Kerja Berdasarkan Perilaku

Beberapa jenis pekerjaan sering tak bisa diukur secara kuantitatif, namun harus dilakukan secara kualitatif, sehingga dibuat skala untuk mengukur prestasi kerja secara lebih teliti dengan memasukkan unsur kualitatif perilaku.

c. Penilaian Prestasi Kerja berdasarkan Kebijaksanaan

(52)

1) Jumlah pekerjaan yang mampu dilakukan dalam suatu periode waktu yang telah ditentukan (quality of work).

2) Mutu pekerjaan yang dihasilkan berdasarkan syarat-syarat yang telah diterapkan .

3) Pengetahuan tentang pekerjaan dan keterampilan (job knowledge and skill).

4) Gagasan-gagasan yang disampaikan dan dimunculkan dalam

membantu penyelesaian permasalahan yang ada ( creativeness). 5) Kesediaan untuk bekerja sama dengan unit kerja masing-masing

(cooperation).

6) Kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penyelesaian pekerjaan (dependability).

7) Semangat untuk melaksanakan tugas yang baru dan memperbesar tanggung jawab (initiative).

(53)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Jenis Data

Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, karena permasalahan penelitian sudah jelas dan peneliti ingin mendapatkan informasi yang lebih luas dan nyata. Penelitian ini mengenai analisis pengembangan karyawan dalam meningkatkan kualitas kerja. Disebut penelitian kuantitatif dikarenakan data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiono 2008: 7).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Kota Boyolali dan Kota cabang lainya yaitu karyawan BPRS Sukowati Sragen di Kota Boyolali dan Berbagai cabang lainya. Dan waktu penelitian yag direncanakan adalahBulan Agustus - September 2015.

C.Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan wilayah objek dan subjek penelitian yang ditetapkan untuk dianalisis dan ditarik kesimpulan oleh peneliti (Bawono, 2006: 28). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawanBPRS Sukowati Sragen.

(54)

Di dalam pengambilan sampel penulis hanya mengambil 61 dari 92 populasi jadi penulis menggunakan sampel bertujuan atau purposive sampel. Sampel bertujuan atau purposive sampel adalah tehnik penentuan sampel dengan kriteria tertentu. Tehnik ini biasanya dilakukan karena beberapa hal pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh (Arikunto, 2010: 183).

Menurut Bawono (2006: 29) Adapun teknik untuk menentukan jumlah sampel, dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

s = P

1 + (P.e2)

s = 96

1+ (96.(10%2) ) s = 96

1+(0,96) s = 96

1,96 s = 48.97 Keterangan :

s : jumlah sampel yang dicari P : jumlah populasi

e : error atau tingkat kesalahan yang diyakini

(55)

dalam penelitian ini dibulatkan menjadi 49 orang, dengan menggunakan tingkat kesalahan yang diyakini 10%.

D.Teknik Pengumpulan Data

1. Pengertian Data

Data adalah alat bagi pengambilan keputusan sebagai dasar pembuatan keputusan atau pemecahan persoalan. Keputusan yang baik hanya diperoleh dari pengambilan keputusan yang baik (jujur, pandai dan berani mengambil keputusan yang objektif), dimana keputusan tersebut didasarkan ayas data yang baik pula. Data yang baik adalah data yang bisa dipercaya kebenarannya (realible), tepat waktu dan mencakup ruang lingkup yang luas dan bisa memberikan gambaran tentang suatu masalah secara menyeluruh merupakan data relevant (Supranto, 2003: 17).

2. Sumber dan Jenis data a. Data Primer

Merupakan pengambilan data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti dari lapangan (Bawono, 2006: 29).

b. Data Sekunder

(56)

3. Teknik Pengumpulan Data a. Metode Angket (Kuisioner)

Menurut Bawono (2006: 29) Metode kuesioner adalah Adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada objek penelitian yang mau memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna.

Kuesioner dipakai untuk menyebut metode maupun instrumen. Angket atau kuesioner dipandang dari cara menjawabnya terdapat dua jenis yaitu kuesioner terbuka, memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri. Kuesioner tertutup, sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih (Arikunto, 2006: 141).

b. Metode Studi Kepustakaan

Metode studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang sedang diteliti dimana informasi itu diperoleh dari laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, laporan tahunan badan-badan tertentu, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan sumber-sumber tertulis baik cetak maupun elektronik lain.

E.Skala Pengukuran

(57)

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dalam skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi subvariabel. Kemudian subvariabel dijabarkan menjadi komponen-komponen yang dapat terukur. Komponen yang dapat terukur ini kemudian dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item instrument yang dapat berupa pertanyaan yang kemudian dijawab oleh responden (Sugiyono, 2001: 74).

Skala Likert berisi pertanyaan yang sistematis untuk menunjukkan sikap seorang responden terhadap pernyataan itu (Bambang, 2001: 110) skala Likert ini terdiri dari angka 1 sampai 5, dengan tingkat nilai jawaban sebagai

berikut :

1 = Sangat tidak baik

2 = Tidak baik

3 = Cukup baik

4 = Baik

5 = Sangat baik

F. Definisi Konsep dan Operasional

(58)

1. Definisi Variabel terikat (Dependent Variable) dan Variabel bebas

(Independent Variable)

Variabel penelitian adalah hal-hal yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai. Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen.

a. Variabel terikat (Dependent Variable)

Variabel Dependen adalah merupakan variabel akibat atau variabel yang tidak bebas, variabel tergantung, variabel terikat. Di dalam penelitian ini variabel dependennya adalah kinerja karyawan. b. Variabel bebas (Independent Variable)

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik yang pengaruhnya positif maupun yang pengaruhnya negatif Sebagai variabel bebas dalam penelitian ini adalah gaya kepemimpinan (X1) dan religiusitas (X2).

2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini kemudian diuraikan menjadi indikator empiris yang meliputi:

a. Variabel bebas Gaya Kepemimpinan (X1)

Menurut Neuschel (2008: 19) pemimpin adalah bagian dari keseluruhan dan tanggung jawabnya adalah membuat keseluruhan menjadi lebih hebat karena keberadaan kepemiminan.

(59)

kesangggupan berbuat, kuat, sikap, ragam cara/tehniknya masing-masing dan mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi, menggerakkan, mengarahkan seseorang atau kelompok kearah yang lebih baik dan positif melalui proses yang panjang.

Menurut Baharudidin dan Umiarso (2011: 33) kepemimpinan adalah suatau kekuatan penting dalam rangka pengelolaan sehingga kemampuan pemimpin secara efektif merupakan kunci keberhasilan organisasi. Maka, esensi kepemimpinan adalah kepengikutan kemauan orang lain untuk mengikuti keinginan pemimpin.

b. Variabel bebas Religiusitas (X2)

Religiusitas atau keberagamaan menurut Mudzakkir (2013: 373) adalah kristal-kristal dalam nilai agama dalam manusia yang terbentuk melalui proses internalisasi nilai-nilai agama sejak dini. Religiusitas akan terbentuk menjadi kristal nilai pada akhir usia anak dan berfungsi pada awal remaja. Kristal nilai yang terbentuk akan menjadi sikapp atau perilaku dalam kehidupan.

(60)

aspek penghayatan terhadap ajaran agama (ihsan), aspek pengetahuan terhadap ajaran agama (ilmu) dan aspek pelaksanaan ajaran agama dalam kehidupan sosial (muamalah yang dipandu akhlaq al-karimah). c. Kinerja Terikat Pegawai (Y1)

Menurut Wibowo (2007: 7) kinerja berasal dari pengertian performance. Adapula yang memberikan pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya hasil kerja, tetapi termasuk bagaimana proses kerja berlangsung. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi pada ekonomi. Dengan demikian, kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut, tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya.

(61)

G.Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah angket (kuesioner) dan studi kepustakaan. Dari Beberapa indikator yang telah diungkapkan, penulis mengambil kesimpulan bahwa indikator yang digunakan dalam melakukan penelitian adalah sebagai berikut:

(62)

manusia yang diskusi islami untuk menambah ilmu

(63)

1. Uji Validitas

Sebelum pengambilan data dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas dan reabilitas terhadap daftar pertanyaan yang digunakan. Uji validitas dari penelitian ini digunakan untuk mengungkapkan apakah pertanyaan pada questioner tersebut sahih atau tidak (bawono, 2006: 68). Perhitungan ini akan dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS (Statistical Product and Service Solution). Untuk menentukan nomor-nomor item yang valid dan yang gugur, perlu dikonsultasikan dengan tabel product moment. Kriteria penilaian uji validitas adalah:

Apabila r hitung > r tabel (pada taraf signifikansi α= 0,1), maka dapat dikatakan item kuesioner tersebut valid. Apabila r hitung < r tabel (pada taraf signifikansi α = 0,1), makan dapat dikatakan item kuesioner tersebut tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

(64)

pada penelitian ini akan digunakan nilai 0,60 dengan asumsi bahwa daftar pertanyaan yang diuji akan dikatakan reliable bila nilai Cronbach Alpha > 0,60.

3. Uji Statistik

a. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) menunjukan sejauh mana tingkat hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen, atau sejauh mana kontribusi variabel mempengaruhi variabel dependen (Bawono, 2006: 79).

Ciri-ciri nilai R2 adalah:

1) Besarnya nilai koefisien determinasi terletak antara 0 sampai dengan 1, atau (0 ≤ R2≤ 1).

2) Nilai 0 menunjukan tidak adanya hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

3) Nilai 1 menunjukan adanya hubungan yang sempurna antara variabel independen dengan variabel dependen.

b. Uji T

(65)

c. Uji F

Uji F dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh variabel independen atau bebas secara bersama-sama dapat mempengaruhi variabel dependen atau terikat (Bawono, 2006: 79). Langkah pengujiannya:

1) Menentukan hipotesis

Ho: β1, β2,.... βn = 0, artinya variabel independen secara

bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Ho: β1, β2,.... βn ≠ 0, artinya variabel independen secara bers

ama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. 2) Menentukan F tabel

Untuk memperoleh F tabel digunakan taraf signifikasi α = 5%

dan derajat kebebasan (dk) = (n – k). 3) Mencari F hitung dengan rumus

f = R2 / (k-1) ( 1 - R2 ) / ( n – k ) Di mana:

R2 = koefisien determinasi K = jumlah variabel independen n = jumlah sampel

4. Regresi Linier Berganda

(66)

(Statistical Product and Service Solution) 20 for Windows. Data-data tersebut selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda dilakukan untuk menganalisis hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi gaya kepemimpinan dan religiusitas (X) terhadap kinerja pegawai (Y). Persamaan regresi adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Dimana :Y: Kinerja Pegawai

a : konstanta

X1 : Gaya Kepemimpinan

X2 : Religiusitas

b1, b2, . . . , b4 : parameter/koefisien masing-masing variabel

e : variabel error.

5. Asumsi Klasik

(67)

untuk melengkapi uji statistik yang telah dilakukan. Uji asumsi klasik terdiri dari Multicollinearity, Heteroscedasticity, Normality.

I. Alat Analisis

Penelitian kali ini adalah merupakan data kuantitatif dimana data dapat dinyatakan dalam bentuk angka, maka akan mudah untuk diaplikasikan ke dalam olah data SPSS 20. SPSS 20 merupakan sebuah program komputer statistik yang berfungsi untuk membantu dalam memproses data-data statistik secara tepat dan cepat, serta menghasilkan berbagai output yang dikehendaki oleh para pengambil keputusan. Statistik dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengumpulkan data, meringkas atau menyajikan data kemudian menganalisis data dengan menggunakan metode tertentu, dan menginterpretasikan hasil dari analisis tersebut. Dalam penghitungan statistik, alat yang sering digunakan adalah olah data SPSS 20. Program olah data SPSS 20 ini sangat membantu dalam proses pengolahan data, sehingga hasil olah data yang dicapai juga dapat dipertanggung jawabkan dan terpercaya.

J. Kerangka Penelitian

(68)

Gambar G 3.1 Kerangka Konseptual

K.Hipotesis

Hipotesis yaitu alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi masalah yang diajukan dalam penelitian. Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya sementara, yang akan diuji data yang dikumpulkan melalui penelitian. Dengan kedudukan itu maka hipotesis dapat berubah menjadi kebenaran, tetapi juga dapat tumbang sebagai kebenaran, menurut Arikunto (2006: 55).

Adapun hipotesis dalam penelitian ini berdasarkan kerangka penelitian diatas, dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai. Menurut Hendriawan (2014: 56) menjunjukan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan segnifikan terhadap kinerja pegawai.

Menurut Baihaqi (2010: 104) bahwa Gaya Kepemimpinan berpengaruh positif dan segnifikan terhadap kinerja karyawan.Hipotesis penelitian ini adalah:

H1: Gaya Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan GAYA

KEPEMIMPINAN

RELIGIUSITAS

(69)

2. Pengaruh Religiusitas Terhadap Kinerja Pegawai.

Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Sulistyo (2011: 253) menunjukan bahwa Religiusitas sangat berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.

Menurut Yusuf (2010: 93) menunjukan bahwa religiusitas sangat berpengaruh positif dan segnifikan terhadap kinerja karyawan. Hipotesis Penelitian ini adalah:

H2: Religiusitas sangat berpengaruh positif dan signifikan terhadap

(70)

BAB IV

ANALISIS PENELITIAN

A. Deskripsi Obyek Penelitian

1. Sejarah Berdirinya BPRS Sukowati Seragen

Bank Syariah Sragen beroperasi sejak 2 juni 2008 dengan bentuk Badan Hukum Perusahaan Daerah (Perda No. 7 Tahun 2007 tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Syariah (PD. BPRS) Kabupaten Sragen tanggal 15 Agustus 2007 dan Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor : 10/36/KEP.GBI/DGS/2008 tentang Pemberian Ijin Usaha PD.BPRS Sragen tanggal 12 Mei 2008), namun sejak 2 November 2009 bentuk Badan Hukum dan Nama berubah menjadi Perseroan Terbatas Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (PT. BPRS) Sukowati Sragen berdasarkan:

a. Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah tanggal 16 Juli 2008.

b. Perda No. 4 Tahun 2009 tentang Perubahan Nama dan Bentuk Badan Hukum PD. BPRS Sragen menjadi PT. BPRS Sukowati Sragen tanggal 16 Mei 2009.

c. Akte Nomor 15 Notaris Sunastitiningsih, SH tanggal 9 Juni 2009. d. Pengesahan Menkum dan HAM Nomor: AHU-41113.A.H.01.01.

(71)

e. Surat Bank Indonesia Nomor: 11/50/DPbS/Slo tentang Persetujuan Ijin Usaha Perubahan Bentuk Badan Hukum tanggal 28 Oktober 2009.

Bank Syariah Sragen berupaya untuk menjadi solusi dalam bermuamalah yang berdasarkan prinsip syariah dengan terus mengembangkan produk dan pelayanan kepada masyarakat serta membangun kemitraan dengan Pemerintah, Swasta dan Non Pemerintah dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat dengan semboyan AMANAH dan BAROKAH, sehingga kehadiran Bank Syariah Sragen mampu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat Bumi sukowati dan sekitarnya, dengan harapan dalam 7 tahun mampu membuka kantor cabang di Eks karesidenan Surakarta (Subosuka Wonosraten).

2. Visi dan Misi a. Visi

“Terwujudnya Lembaga Keuangan yang Sehat, Kuat, dan

Istiqomah dengan Prinsip Syariah untuk Kemaslahatan Masyarakat”

b. Misi

1) Terciptanya tata kelola dan sistem perbankan berdasarkan prinsip syariah yang sehat, kuat dan efisien.

2) Terwujudnya kesadaran umat Islam dalam menjalankan muamallah

berdasarkan prinsip syariah.

(72)

4) Terjalinnya kerjasama yang harmonis antara Pemerintah, masyarakat dan lembaga non-pemerintah dalam rangka mempercepat pembangunan daerah.

3. Struktur Organisasi dan Tugas Masing-Masing Bagian

Struktur pengurus BPRS Sukowati Seragen Cabang Boyolali Tahun 2015 adalah :

a. Struktur Pengurus Umum

Tabel 4.1

Struktur Pengurus Umum STRUKTUR PENGURUS UMUM

DEWAN KOMISARIS

Komisaris Utama H. Musdiman, SE.MM

Komisaris 1. Drs. Riwiyatmo,MM

2. Soemarsono, SE. MM

DEWAN PENGAWAS SYARIAH Ketua Drs. H. Soeparyo, M.Ag

Anggota KH. Minanul Aziz, S. Ag. M.Ud

DIREKSI

(73)

Direktur Fakhrudin Nur, S .Si

b. Jabatan Tugas Dan Wewenag

Tabel 4.2

Jabatan Tugas Dan Wewenang

JABATAN TUGAS DAN WEWENANG

PEMIMPIN UMUM Mengawasi kinerja angggota Memberi keputusan untuk wilayah cabang

TELER Menerima transaksi setoran Memasukkan transaksi ke dalam jurnal

CS (Costumer Service) Memberi informasi mengenai akad atau produk Melayani Nasabah barkaitan dengan pembiayaan

Accounting Menginput data, Mengolah data Melakukan pemotongan biaya angsuran

AC (Account Offficer ) Mencari Nasabah Menagih tagihan yang mengalami penunggakan Marketting, promosi kepada masyarakat.

(74)

4. Produk-Produk BPRS Sukowati Seragen a. Tabungan

1) Prinsip wadi’ah (Titipan)

Titipan nasabah berbentuk tabungan yang sewaktu-waktu dapat diambil oleh pemilik dan bebas dari biaya administrasi serta mendapat bonus pada akhir bulan.

2) Prinsip Mudharabah ( Bagi Hasil)

Tabungan nasabah yang dapat diambil pada waktu tertentu dan umumnya berjangka, nasabah akan memperoleh bagi hasil terhadap dana investasi. Pengambilan yang tidak sesuai dengan keperuntukan dan jangka waktunya dikenakan biaya administrasi.Contoh : Tabungan iB Haji, Tabungan iB Pendidikan dan Tabungan Pensiun.

b. Deposito

Investasi dana nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu. Nasabah mendapat bagi hasil sesuai nisbah bagi hasil yang disepakati.Jangka waktu 1/3/6/12 bulan.

c. Pembiayaan Atau Penyaluran Dana

1) Murobahah (Jual-beli) : Perjanjian jual beli antara Bank dan

(75)

2) Istishna (Jual-beli pesanan untuk manufactur dari perumahan) : Jual-beli barang dalam bentuk pesanan pembuatan barang dengan kriteria tertentu dan pembayaran dapat dilakukan didepan atausecara angsuran.

3) Salam (Jual-beli pesanan untuk pertanian) : Jual- beli barang dalam bentuk pesanan penyediaan barang dengan kriteria tertentu dan pembayaran dilakukan didepan.

4) Mudharabah (Bagi hasil) : Perjanjian kerja sama antara Bank selaku pemilik modal dengan Mudharib (Nasabah) yang mempunyai keahlian atau keterampilan untuk mengelola suatu usaha yang produktif dan halal. Hasil keuntungan dari penggunaan dana tersebut dibagi bersama berdasarkan nisbah yang disepakati.

5) Musyarakah (Joint Venture) : Bank dan Nasabah memiliki porsi

modal tertentu untuk bekerja sama dalam suatu proyek atau usaha tertentu, dengan porsi nisbah bagi hasil yang disepakati kedua belah pihak.

6) Ijarah (Sewa) : Perjanjian sewa-menyewa barang antara Bank atau pemilik dengan penyewa, untuk memperoleh manfaat atas barang yang disewa, setelah masa sewa berakhir, maka barang sewaan dikembalikan Bank atau pemilik, kecuali sewa beli. 7) Multi jasa : perjanjian antara Bank dengan Nasabah untuk

(76)

menggunakan akad pembiayaan diatas(untuk pendidikan, kesehatan, pernikahan, dan lain-lain.)

8) Rahn (Gadai) : Akad menggadaikan barang dari Nasabah kepada Bank sehubungan dengan utang yang diterima Nasabah dari Bank.

9) Qardh : pinjam-meminjam uang yang dapat dibayar atau ditagih kembali sebesar jumlah pokok pinjaman tanpa memperjanjikan imbalan apapun dari penerima pinjaman.

d. Program Unggulan

1) Pembangunan dan Perbaikan atau Renovasi Rumah. 2) Program Usaha Keluarga Sejahtera Mandiri (PUNDI) 3) Program pemberdayaan KUMKM

4) Program Kepemilikan Kendaraan dan Laptop 5) Program Talangan Haji dan Umroh.

e. Pengembangan Program

1) Program Perumahan yang didukung dari Kemenpera : a. KPRS Mikro Syariah Bersubsidi terelasir 1.521 unit/ KK b. KPR Syariah Bersubsidi terelasir 288

c. KPR terelasir 50 unit

2) Program perumahan didukung Bapertarum-PNS 93 PNS

(77)

4) Program KUMKM didukung LPDB-KUMKM telah membiayai 193 nasabah

5) Program JRF – GIZ – PNM untuk Boyolali, Sukoharjo, dan Klaten membiayai 370 nasabah.

B.Analisis Data Responden

1. Data Responden

Sebelum dilakukan analisis, terlebih dahulupenulisakan menjelaskan mengenai data-data responden yang digunakan sebagai sampel yang diambil dari karyawan PT. BPRS Sukowati Sragen berikut ini:

a. Jenis Kelamin Responden

Tabel 4.3

No Jenis

Kelamin Responden

Persentase (%)

1 Laki-laki 41 64%

2 Perempuan 20 36%

Jumlah 61 100%

Sumber: diolah dari data primer, 2015

(78)

b. Usia Responden

Tabel 4.4

No Umur Responden Persentase (%) Sukowati Sragen yang berkaitan dengan usia responden bahwa umur 21-30 tahun lebih banyak. Jumlah karyawan dengan usia dibawah 20 tahun sebanyak 11 orang dan yang berusia 21-30 tahun sebanyak 21 orang.

C.Analisis Data

1. Uji Reabilitas dan Uji Validitas a. Uji Reabilitas

(79)

Tabel 4.5 Uji Reabilitas

Variabel Alpha Keterangan

X1 ,673 Reliabel

X2 ,822 Reliabel

Y ,659 Reliabel

Sumber : Data Primer yang diolah, 2015

Berdasarkan data di atas, nilai keseluruhan dari Cronbach’s Alpha > 0,6 dengan begitu dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel yang digunakan penelitian menurut kriteria Nunaly dalam Anton Bawono (2006 : 68) dinyatakan reliable.

b. Uji Validitas

Suatu angket dikatakan valid, jika pertanyaan pada suatu angket mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh angket tersebut. Berikut hasil pengujian validitas:

Tabel 4.6 Uji Validitas Variabel Item Correted item

(80)

Religiusitas Bt 5 .473 0,108 Valid

2. Uji Regresi Linier Berganda

Tabel 4.7

Uji Regresi Linier Berganda

Tabel Coefficients ini menunjukkan t test, nilai ini untuk menguji apakah variabel independen (Gaya kepemimpinan dan religiusitas) secara individu mempengaruhi variabel dependen (kinerja pegawa). Di tabel Coefficients, pada bagian Unstandardized Coefficients. Dapat dibuat model persamaan fungsi sebagai berikut:

Y = 5,402+ 0.269 X1 + 0,375 X2

a. Dependent Variable: JML_Y

Gambar

Gambar G 3.1 Kerangka Konseptual
  Tabel 4.1  Struktur Pengurus Umum
Tabel 4.2 Jabatan Tugas Dan Wewenang
Tabel 4.4 Responden Persentase
+5

Referensi

Dokumen terkait

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan dan penulisan Laporan Akhir ini, semoga laporan ini dapat bermanfaat baik

1) hasil belajar yang rendah, 2) hasil yang dicapai tidak sesuai dengan usaha yang dilakukan, 3) lambat dalam mengerjakan tugas-tugas belajarnya, 4) menunjukkan sikap yang tidak

Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara. memberikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan

Sungwon Button Indonesia tidak hanya di lakukan pada saat pendekatan pertama kali dengan pelanggan / pada saat melayani pesanan pertama saja, namun lebih dari itu Penerapan

[r]

Sripsi dengan judul “Pengaruh Pendekatan Direct Instruction Terhadap Hasil Belajar. Siswa Pada Pokok Bahasan Simetri Lipat di Kelas IV SDN 2

Sistem filsafat demikian memancarkan keunggulan karena sesuai dengan potensi kodrati martabat kepribadian manusia yang dianugerahi integritas- kerokhanian yang memancarkan akal

Pada proses ini terjadi proses isotermal dimana tidak terjadi perubahan temperatur atau energi dalam gas namun terjadi perubahan volume dan tekanan dalam bentuk